IIUBT]NGAI\ KEJADIAN ASFIKSIA DENGAN PARTUS SPONTAN PRESENTASI BOKONG Merrv Wiiava
ABSTRAK Bayi baru lahir dengan letak bokong - merupakan salah satu faktor risiko terjadinya hipoksia dan asfiksia. Data memperlihatkan, proporsi kematian bayr 0-7 hari terhadap kematian neonatal mencapai 79,4yo dengan penyebab kematian tertinggi adalah prematur dan BBLR sebesar 359'o, asfiksia bayi baru lahir sebesar 33,6yo. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross seciional.Pengar.bilan sampel dengan kriteria inklusi bayr tunggal, aterm, ibu tidak menderita,hipertensi, diabetes melitus, dan kelainan jantung. Data yang digunakan adalah data sekunder:yang diperoleh dari rekam medik di RSUD Majalaya, kemudian data diolah secara manual dan dibuat prosentase, serta disajikan dalam tabel. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa di RSUD Majalaya peiriode I Januari-3l Desember 2004 diperoleh 6,20/o dari seluruh persalinan dan 68,7oh persalinan letak sungsang pervaginaui. Berdasarkan paritas, persalinan letak sungsang paling banyak pada ibu dengdh paritas 1-4 yaitu 50,8ya dengan risiko 0,79 kali daripada ibu dengan paritas > 4dan pada ibu paritas > 4 yaitu sebanyak 6,6o/o dengan risiko 0,43 kali dari paritas 1-4. Berdasarkan berat badan lahir, berat badan <2500 gr mempunyai risiko 3,33 kali dibanding kelompok dengan berat badan 2500-3499 gr, berat badan >3500 gr berisiko 1,25 kali dibanding kelompok berat beda 2500 -3499 gr. Risiko kejadian asfiksia pada persalinan sungsang dengan penolong dokter spesialis Obgyn 1,22 kali lebih besar dari residen Obgyn. Risils asfiksia pada bayi letak sungsang 11,04 kali lebih besar dibandingkan dengan persalinan letak kepala-
Kata kunci: persalinan sungsang, asfiksia bayi baru lahir
ABSTRACT Newborns with he location of the butt is one of the risk factors of hlpoxia and asphyxia. The data shows, the proortion of infant mortality 0-7 days of neonatal mortality reached 79,4o/o with the highest cause cf death was premature and low birth weight by 35o/o, neonatal asphyxia was 33,6Yo.
This study is a cross sectional analytic approach. The samples with a sirgle infant inclusion criteria, aterm, mothers do not suffer from hypertension, diabetes mellitus, and cardiac abnormalities. The data used are secondary data obtained from medical records in Majalaya
28 Jurnal
IBI JABAR, Volume 42, No. 1, Juni 2011
hospitals, then the data is processed manually and made a percentage, and are presented in table.
Based on research result shows that the Majalaya Hospital period January l-December 31, 2004 acqubed 6,2Yo of all deliverips and 68,7.o/a vginal breech delivery location. Based parity, breech delivery location at most at mother with parity is 50,8% with a risk 0,79 times that of women with parity >4 and on maternal parity >4 which is as much as 6,6Yo with 0,43
times the risk of parity 1-4. Based on birth weight, body weight <2500 gr had a risk 3,33 times than the group with weight 2500-3499 gr, 3500 gr of weight > 1,25 times the risk compared different weight grcups 2500-.3499 gr. Risk of breech birth incidence of asphlxia on the specialist physician Obgyn helper 1,22 times greater than the resident Obgyn. Risk of infant asphyxia in breech position 11,04 times greater than the delivery location of the head.
Keywords: breech delivery, newborn asphy:ria
LATAR BELAKANG
Angka Kematian Bayr (AKB) merupakan salah satu indikator untuk
meningkatkan kejadian hipoksia dan asifiksia bahkan dapat menyebabkan
mengukur derajat kesehatan masyarakat.
kematian janin.
Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 memperlihatkan,
METODOLOGT
r-
proporsi kematian bayt 0-7 hari terhadap
Penelitian merupakan penelitian
kematian neonatal mencapai 79,4yo dengan
analitik dengan desain cross sectional dan
penyebab kematian tertinggi
untuk mencari hubungar^ dilakukan uji
adalah
prematur dan BBLR sebesar 35% dan
analitik. Penelitian dilakukan
asfiksia bayi baru lahir sebesar
33,6%o.
Obstetri dan Ginekologi RSUD Majalaya,
Sebagian besar asfiksia berhubungan
pengambilan data dimulai pada bulan
dnegan hipoksia janin dalam uterus. Bayi
Januari sampai dengan bulan Mei 2005.
bani lahir dengan letak bokong merupakan
Populasi dalam penelitian ini adalah semua
salah satu faktor risiko terjadinya hipoksia
ibu yang melahirkan bayi spontan
dan asfiksia. Faktor sumber daya juga
dirawat di Bagian Obstetri dan Ginekologi
memegang peranan penting dalam bayi
periode Januari-Mei 2005.
baru lahir dengan letak bokong, apabila
penelitian adalah ibu yang melahirkan bayi
persalinan bokong tidak ditangani oleh
letak sungsang pervaginam dengan laiteria
tenaga kesehatan yang profesional akan
inklusi bayi tunggal, aterm, ibu tidak
di
Bagian
dan
Sampel
i I :;
I t
i E
g
30 Jurnal
IBIJABAR, Volume 02, No. 1, Juni
2011
Tabel 4.5 Distribusi tr'rekuensi Penolong Persalinan Pada Persalinan Spontan Letak Bokong Penolong
N
%
8
17
Residen Obgyn
39
83
Bidan
0
0
JT]MI,AII
47
100
Dokter Sp0G
Asfilsia
Tanpa
Asfi}sia
,
24 51,1
?
l8
t4
2t
3
3
1
4
8,5
42
5
41
100
>4
JML
X2nit,oe
t9
1,944
X2rrt.t 5,gg
Dari tabel di atas tampak bahwa
+0,4
0
?
P vaho 0,378p>0,05
dk=2
pada persalinan spontan letak bokong 83%
di atas setelah dilaknkan perhitungan chi square
ditolong oleh residen Obgyn, sedangkan
ditemukan X2 hitung < X2 tabel dan p::'g,65
yang ditolong oleh dokter Obgfm hanya
menunjulkan tidak ada hubungan dntara
17%.
paritas dengan asfilsia bayi baru lahir pada
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kejadian Asfiksia Pada Persalinan Spontan Letak " Bokong Kejadian
N
Y"
Tanpa asfiksia
5
10,6
Asfi*sia ringan sedang
16
34
Berdasarkan tabel
persalinan letak stngsang
Risiko relatif pada kelompok paritas
26
55,4
JUMLAII
47
100
4, sedangkan pada kelompok paritas >4
lebih besar 0,43 daripada ibu
1-4.
dengan
.
Tabel4.8 Hubungan Berat Badan Dengan Asfiksia Bai Baru Lahir pada Persalinan Letak Sungsang Pervaginam Kejadian Paritas
Asfiksia
Dari tabel di atas terlihat bahwa pada persalinan spontan letak bokong pada
bayr yang mengalami asfiksia
berat
<2500
Tanpa
N
Yo
R
RR
3,33
Asfiksia
3
2
5
60
0,6
26
28
54
48
0,48
2
0
2
100
I
3l
30
6t
2500-
sebanyak 55,5yo dan asfiksia ringan sedang
3499
sebanyak 34o/o dan yang tanpa asfiksia
x500
hanya l0,6Yo
JML
Tabel4.7 Hubungan paritas Dengan Asfiksia Bayi Baru Lahir pada Persalinan Spontan Letak Bokong Paritas
Kejadian
N
Yo
R
0
lebih besar 0,17 dat'. ibu dengan parit:s 1-
paritas
Asfiksia berat
pervagiinam.
RR
X2n*g
2,258 P vulo" 0,323 p>0,05
*
5,99
^",
dk=z
1,25
E r j
n Partus Spontan Presentasi
bahwa kelompok bayr
persalinan
yang
persalinannya ditolong oleh penolong
' yang kurang
letak
srmgsang
pada
primipara sebesar 0,79 kali lebih besar
dari multipara meskipun secara
berpengalaman
mempunyai risko 4kali lebih besar dar
stastistik tidak berhubungan
3. Pada persalinan letak sungsang
penolong yang berp en galaman.
Asfiksia Bayi Baru
pervaginam berat badan 2500-3499
Lahir Pada Persalinan Letak Sungsang
gram 54 kasus (88,5%). Risiko relatif
Pervaginam Dibandingkan Dengan
terjadi asfiksia bayi baru lahir pada
Persalinan Spontan
persalinan
D. Risiko Kejadian
letak sungsang dengan berat
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa
. pada persalinan letak
besar dibanding dengan berat badan
sungsang
pervaginam yang mengalami asfiksia
2500-3499 gram dan berat badarr
'
berat dans edang sebesar 50,8olo dan
3500 gram 1,25 kali lebih besar dar, berat 2500 -3499 gram meski secar:,
risiko terjadi asfiksia baru lahir pada persaiinan letak sungsang pervaginam.
i
statistik tidak berhubungan
4.
Secara statistik penolong tidak berpengaruh dengan terjadinyi, asfiksia pada bayi baru lahir dan
KESIMPULAN
1.
penolong dokler- residen obry
Kejadian persalinan letak sungsang di
RSUD Majalaya tahun 2004 adalah sebesar 6,2% (115 kasus) dari seluruh
persalinan (1854). Dari 115 yang letak sungsang 79 kasus persalinan adalah
letak sungsang pervaginam Dar.i 79 kasus, .
6l
(68,70/o).
persalinan letak sungsang pervaginam
asfiksia bayi baru lahir
31
kasus
(50,8%).
lebih banyak ditemui pada kelompok
l-4,31
,
5. Besarnya risiko untuk teradi asfiksia pada persalinan letak sungsang adalal.
11,04 kali lebih besar bila dibandingkan denan persalinan spontan
SARAN
1. Mengingat
adanya perbedaan antara
hasil penelitian teori yang ada, perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut
Persalinan letak sungsang pervaginam
paritas
(83,6%)
kasus merupakan
aterm (17,2%) dan yang mengalami
2.
sebanyak 51 kasus
kasus (50,8%). Risiko
terjadi asfiksia bayi baru lahir pada
dengan
jumlah sampel yang lebih besar
dan waktu penelitian yang.lebih lama, sehingga dapat dihasiikan kesimpulan yag lebih baik.
F i t
i i
34 Jurnat IBI JABAR, Volume 02, No' 1,
:
htni 2011
terdapat hubungan antara persalinan
IB. IImu kebidanan, kandungan dan
letak sungsang pervaginam
berencana untuk pendidikan
2. Walaupun secaxa statistik
Manuaba,
tidak
dengan
Llewellyn-Jones, Derek. Dasar-dasar
te{adi asfiksia.
Tidak terdapat hubungan
ini
kemungkinan dikarenakan
di
obstetri dan ginekologi. Edisi
6.
Jakrta : Hipokrates, 2001.
Cunningham, FG. Obstetri williams. 21th
Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi
RSUD Majalaya penatalalsanaan
Edition. New York
sudah baik dan penapisan kelompok
Hill,2001
yang berisiko sudah baik
kcluarga
bidan. Jakarta: EGC, 2402.
kejadian asfiksia bayi baru lahir tetapi tetap mempunyai risiko
penyakit
Oxom,
sehingga
H, William F.
: Mc Graw' Fortle. Ilmu
diharapkan pengelolaan persalinan
kebidanan patologi dan fisiologi
letak sungsang yang selama ini telah
persalinan
terlaksana dengan
baik perlu
birth. Iakarta
lebih
ditingkatkan dengan melibatkan berbagai pihak yang terkait, guna
:
Ituman labor and
:
Yayasan esentia
medica,2003. Winkjosastra, H. Ilmu Kebidanan Jakarta
:
YBPSP, 1999.
mengurangi morbiditas dan mortalitas
Pedoman diagnosis dan terapi
perinatal.'
obstetri dan gjpekologi RSUP dr.
Hasan Sadikin. Obstetri dan
KEPUSTAKAAN pelatihan
Bandrmg, 1997. Chamberlain, Geofrey, PJ Steer. Turnbull's
Sukadi, H.A Usman dan SH Efendi. Diktat
lailiah perinatologf. Bandung
.
obstetrics. Third Edition. London
:
:
SMF Ilmu Kesehatan Anak,2003.
letak sungsang
Markum, H.A. Buku Ajar Ilmu Kesehatan
:
Midwifery. Vol 1. New York Juta, 1993.
l999-Desember 2000 James
:
di RS dr. Hasan
Sadikin Bandung periode Januari
FKUI,
2002.
Sellers.
Churchill Livingstone, 2001.
AS Azis, JC Mose. Evaluasi persalinan
Hal85-103
Anak. Jilid 1. Jakarta
Ginekologi
FKUP/RSUP dr. Hasan Sadikin
manajemen terpadu bayi muda. Jakarta: ASUH, 2003.
Bagian/smf
DK, PJ Steer, CP Weiner, Bgonik,
eds. High risk Pregnancy management options. Second
r F r
t
Flubungan Kejadian Asfilaia dengan prlrtus Spontan Presentasi
F
bahwa kelompok bayr
yarry
primipara sebesar 0,79 kali lebih besar
dari
berpengalaman
mempunyai risko 4 kali lebih besar dar penolong yang
D.
berpengalaman.
Pada persalinan letak
3.
secaxa
sungsaug
Risiko Kejadian Asfiksia Bayi Baru Lahir Pada persalinan Letak Sungsang
pervaginam berat badan 2500_3499 gram 54 kasus (88,5%). Risiko relatif
Pervaginam Dibandingkan Dengan
terjadi asfiksia bayi baru lahir pada persalinan letak sungsang dengan berat
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa
pada 'persalinan
letak
sungsang
)
pervaginam yang mengalami asfiksia
2500-3499 gram dan berat badan
berat dans edang sebesar 50,gyo dan risiko terjadi asfiksia baru lahir pada
3500 gram 1,25 kali lebih besar dari berat 2500-3499 gram meski secara
persalirian letak sungsang
statistik tidak berhubungan
pervaginam.
Secara statistik penolong tidak berpengaruh dengan teg'adinya
4.
asfiksia pada bayr baru lahir
KESIMPIJLAN
penolong dokter residen
Kejadian persalinan letak sungsang di
RSUD Majalaya tahun 2004 adalah sebesar 6,2% (115 kasus) dari seluruh
persalinan (1854). Dari l 15 yang letak sungsang 79 kasus persalinan adalah
letak sungsang pervaginam (6g,7%). Dari 79 kasus, 6l kasus merupakan persaiinan letak sungsang pervaginam
aterm (77,2%) dan yang mengalami
asfiksia bayi baru lahir
3l
kasus
(50,8%).
2.
multipara meskipun
stastistik tidak berhubungan
Persalinan Spontan
1.
33
Persalinan letak sungsang pada
persalinannya ditolong oleh penolong
yang k**g
Bokong
Persalinan letak sungsang pervaginam
lebih banyak ditemui pada kelompok paritas l-4,
3l
kasus (50,g%). Risiko
teq'adi asfiksia bayi baru lahir pada
dan
obgyn
sebanyak 51 kasus (83,60/o)
5.
Besarnya risiko untuk teradi asfiksia pada persalinan letak sungsang adaiah
11,04 kali lebih besar bila dibandingkan denan persalinan spontan
SARAN
1. Mengingat
adanya perbedaan antara
hasil penelitian teori yang ada, perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut dengan
jumlah sampel yang lebih besar
dan waktu penelitian yang lebih lama,
sehingga dapat dihasilkan kesimpulan yag lebih baik.
34 Jurnal IBI JABAR, l/olume 02, No. 1, Juni
20Il
2:. Walaupun secaxa statistik tidak
lB. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk pendidikan
Manuaba,
terdapat hubungan antara persalinan
letak sungsang pervaginam
dengan
kejadian asfiksia bayi baru lahir tetapi tetap mempunyai risiko terjadi asfiksia.
Tidak terdapat hubungan
ini
kemungkinan dikarenakan
di
Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi
bidan. Jakarta: EGC, 2002.
Llewellp-Jones, Derek. Dasar-dasar obstetri dan ginekologi. Edisi 6. Jalcta : Hipokrates, 2001. Cunningham, FG. Obstetri williams. 2lth
RSUD Majalaya penatalal,rsanaan
Edition. New York
sudah baik dan penapisan kelompok
Hill,2001
yang berisiko sudah baik
sehingga
H, William F.
Oxorn,
: Mc
Graw-
Fortle. IImu
diharapkan pengelolaan persalinan
kebidanan patologi dan fisiologi
ini telah terlaksana dengan baik perlu lebih ditingkatkan dengan melibatkan
persalinan
letak sungsang yang selama
berbagai pihak yang terkait, guna
:
human labor and
birth. Jakarta
:
Yayasan esentia
medica,2003. Winkjosastro,H. Ilmu Kebidanan Jakarta
mengurangi morbiditas dan mortalitas
:
YBPSP, 1999.
perinatal.
Pedoman diagnosis dan terapi
obstetri dan gineffologi RSUp dr.
KEPUSTAKAAN
Bulu modul
pelatihan
lailiah perinatologi. Bandung Hal85-103
Chamberlain, Geofrey, PJ Steer. Turnbull's
obstetrics. Third Edition. London :
:
letak sungsang di RS dr. Hasan Sadikin Bandung periode Januari
FKUI,
l999-Desember 2000
2002. Sellers. Midwifery. Juta, 1993.
Vol 1. New york :
Churchill Livingstone, 2001.
AS Azis, JC Mose. Evaluasi persalinan
Markum, H.A. Buku Ajar IImu Kesehatan
Jilid 1. Jakarta
Ginekologi
:
. SMF Ilmu Kesehatan Anak, 2003.
Anak.
Obstetri dan Bandung, 1997.
Jakarta: ASUH, 2003.
Dihat
Bagian/smf
FKUP/RSUP dr. Hasan Sadikin
manajemen terpadi bayi muda.
Sukadi, H.A Usman dan SH Efendi.
Hasan Sadikin.
James
DK, PJ Steer, CP Weiner, Bgonik,
eds. High risk pregnhncy management options. Second
. j
Hubungan Kejadian Asfiksia dengan Partus slrontan Fresentasi
Edition. United Kingdom
:
WB
Saunders,200l
Mujur M. Evaluasi hasil' pengelolaan persalinan letak sungsang dengan
berat badan baYi > 3500 gram di RS dr. Hasan Sadiffin Bandung,
Tesis, Bagian RSHS/FKUP
B andung,
OBGN
L996.
Mochtar, Rustam. Sinopsis obstetri
Obstetri Fisiologi, Patologi.
,f
2.Jakarta
:
Obstetri
:
EGC,
1998.
Budiarto, E. Biostatistika untuk kedolcteran
'
dan
kesehatan
masYarakat.
Jakarta: EGC, 2002.
Budiarto,
E.
Metodologi penelitian
kedolaeran Jakarta, EGC, 2004
Bokong
35