Prosiding
Presentasi
Ilmiah
Keselamatan Hotel Kaltika
Radiasi
dan Lingkungan
Chandra, .1'4Vesember
X
~t)04
AgNOR DAN HUBUNGANNYA DENGAN GEN p53 DAN pRb
Iin Kurnia Puslitbang KeselamatanRadiasi dan Biomedika NukIir -BAT AN
ABSTRAK AgNOR DAN HUBUNGANNYA DENGAN GEN p53 DAN pRb. Proliferasi sel merupakan salah satu proses dasar biologis karena peranannya dalam mengatur pertumbuhan clan homeostatisjaringan. Proliferasi menjadi titik perhatian khususnya pada patologi tumor, karena dapat membantu diagnosis dan memperkirakan prognosis tumor. Nucleolar Organizer Regions (NORs) merupakan segmen DNA (asam nukleat) yang berhubungan dengan anak inti yang mengandung gene yang menjadi DNA ribosom. DNA ribosom ini berperan dalam sintesis protein yang berperan penting dalam proliferasi sel. Pengamatan terhadap nilai argyrophilic nucleoarorganizerregions(AgNORs) mewakili parameter kinetik sel yang dapat menggambarkan tingkah laku tumor. Sejumlah penelitian ditemukan adanya korelasi antara nilai AgNOR dengan keganas-an, clara tahan hidup bebas penyakit clan gen penekan tumor p53 clan pRb. Pada makalah ini akan dibahas siklus sel sebagaibagian dari homeostasis, peran gen p53 clan pRb, peranan AgNOR sebagaipetanda proliferasi pada tumor clan interaksi AgNOR dengan gen p53 danpRb.
ABSTRACT AgNOR AND ITS RELATIONSHIP WITH p53 AND pRb GENES. Proliferation is one of the most fundamental biological process becauseof its role in growth and the maintenance of tissue homeostasis. Proliferation has become centre of attention especially in tumor pathology. NucleolarOrganizerRegions(NORs) are segmentsof DNA closely associatedwith nucleloli which contains coding genes for ribosomal DNA. This ribosomal DNA has a role in protein synthesis that im-portant for cell proliferation. The assessmentof Argtjrop/rilic Nucleoar OrganizerRegions (AgNORs) represent a cell kinetic parameter that describes tumor behavior. Some researchers have found that AgNOR value correlate with malignancy, free diseasessurvival and with p53 and pRb tumor suppressorgenes. This review discussesabout cell cycle as a part of homeostasis, the role of p53 and pRB in cell cycle, the role of AgNOR as a proliferation marker in cancer diseasesand interaction of AgNOR with p53 and pRbgenes.
proliferasi sel dipelajari sebagai
I. PENDAHULUAN
mekanisme biologi yang penting dalam
Proliferasi sel merupakan proses biologi yang paling mendasar karena berperan
dalam
pertumbuhan
clan
memelihara homeostasis jaringan. Pada tumor khususnya proliferasi sel menjadi titik perhatian yang renting.
Di satu sisi
onkogenesis (proses terjadinya tumor), disisi lain pengkajian proliferasi set pada pengamatan histopatologi dalam rangka prediksi
tingkah
laku
mulai
daTi
kemunculan kembali, potensi meta-statik, pertumbuhan metastatis clan clara tahan
Puslitbang Keselamatan Radwsi dan Biomedika Nuklir-Badan
Tenaga Nuklir
Nasional
338
Prasiding Presentasi Ilmiah Keselamatan Radiasi dan Lingkungan X Hotel KaJtika OIandra. .14Vesember flO04
penderita yang disebabkan oleh
hidup
Mekanisme yang mengatur proliferasi sel adalah kecepatan siklus sel yang ber-
tumor. Nukleolus yang merupakan organel
banding terbalik waktu generasi sel (T) di
yang terdapat di dalam inti set mempu-
satu sisi dan proporsi sel yang berperan
nyai peranan yang sangat penting dalam
dalam siklus sel atau yang disebut fraksi
mengendalikan proIiferasi sel dan sintesis
pertumbuhan (G), dapat dituIis dengan
protein. Nuceolarorganizerregions(NORs)
persamaanP = GjT. Sel yang mempunyai
merupakan segmen DNA yang sangat
proliferasi
dekat dengan nukleolus yang menyandi
tingginya fraksi pertumbuhan atau waktu
gen DNA ribosomal yang berperan dalam
generasiyang pendek atau keduanya [1].
sintesis protein.
NORs bersifat argyro-
tinggi
Sejumlah
dapat berupa hasil
gen/ protein
mengatur
philic dan dapat diamati dengan teknik
proliferasi set seperti faktor pertumbuh-
pewarnaan perak yang disebut dengan
an, reseptor faktor pertumbuhan, clan
AgNOR,
AgNOR
protein yang mengatur transduksi signal.
merupakan salah satu marker / petanda
Pengaturan ini dapat bersifat negatif atau
proliferasi [1].
positif. Pada sel tumor gen-gen yang
untuk
selanjutnya
Pada tinjauan kepustakan dibawah
menjadi protein mengalami mutasi. Gen
ini akan dibahas proliferasi sel, gen p53
yang berperan negatif pada proliferasi sel
clan pRb pada sillus sel, AgNOR sebagai
disebut gen penekan tumordan gen yang
petanda proliferasi clan efek radiasi, serre
sering ditemukan mengalami mutasi pada
hubungan AgNOR dengan gen p53 clan
jaringan sel tumor adalah gen p53 clan Rb
pRb.
[3].
II. PROLIFERASI SEL
III.
SIKLUS SEL
Pertumbuhan adalah peningkatan jumlah sel,
kurangi hilangnya sel tumor akibat apoptosis d~ nekrosis. Aktivitas proliferasi adalah hasil dari sel yang me,.ngalami pembelahan
Siklus sel pada eukariotik
sehingga basil bersihnya
rnerupakan basil pertumbuharl sel di-
(mitosis atau meiosis).
PERAN GEN p53 DAN pRb PADA
dati
terdiri
rangkaian proses yang diakhiri
dengan penyebaran informasi genetik kepada anak sel yang identik dengan sel induk. Hal ini dimulai dengan replikasi DNA clansegregasikromosom. Replikasi DNA terjadi selama lase 5 (sintetik) clan
Gl, 340
Prosiding
Presentasi
llmiah
Keselamatan
Radiasi
JIOteJ Kartika
dan Lingkungan
07andra,
.14 Vesember
X
2004
segregasikromosom terjadi selamaproses
clan setelah itu sel akan memasuki fase
M (mitosis). Pada sebagian besar sel
Gl
dijumpai adanya 2 interval/ gap yang
dapat kembali memasuki fase Go clan clan
disebut dengan G. Gl ditemui sebelum
protein
memasuki fase S dan G2 dijumpai setelah
cara dephosphorilasi [2,4]
5
Setelah sel selesai bermitosis sel
pRb akan kembali aktif dengan
sebelum memasuki fase M.
Sedangkan mitosis sendiri terdiri dari 4
IV. AgNOR Nukleolus mempunyai peranan
lase yaitu: profase, metaphase, anaphase clan telofase [2,3],
Pada fase Gl sel mempersiapkan cliri untuk memasuki fase 5, clan akan
nukleolus dijumpai sejumlah kromosom
memeriksa DNA yang akan mengalami
Gabungan
antara
nucleolus
dan
replikasi pada Ease S. Apabila terjadi kerusakan DNA maka gen p53 akan mengaktivasi gen cdk komplek yang selanjutnya akan mengaktivasi gen p21 yang
akan
mengikat
protein
RNA
polymerase I yang berperap.pada sintesis
RNA ribosomal yang
RNA ribosom. Sintesis RNA ribosom ini
sintesis protein yang diperlukan
berperan dalam saat
pembelahansel [4] Pengujian kandungan protein oleh Roussel dan Hernandes [5] menunjukkan cafein, radiasi ionik, serta obat-obatan
bahwa
NORs
merupakan
pe-
gabungan protein RNA polymerase I (RPI) yang
ngendalian siklus sel sebelum memasuki
berikatan dengan uspstreambindingfactor
lase Gl juga di atur oleh gen pRb
(UBF) yang
Sebelum sel aktif membelah melalui fase
sebagai protein metafase atau protein
protein pRb mengalami inaktivasi
yang diperlukan pada fase metafasesiklus
pada
kemoterapi.
Selain
p53
dengan cara mengalami phosphorilasi
kedua protein ini disebut
sel.
~~
Puslitbany; Keselamatan Radiasi dan Biomedika Nuklir-Badan
Tenaga Nuklir
Nasional
~ 1 [1]. 2. 3. .-:ii{1~[i~;';..,1
Prosiding
Presentasi
llmiah
Keselamatan
Radiasi
dan Lingkungan
X
Ifotel Kartika Chandra, .14 Vesember IlOo,:
C> ~~,:~--~
/'
.,",' 55
--.:
rANA
dObu- d"uor nuk'ouo
)
.
.".pl..~.
oub un" eub un" "eo"
=cc-
~ don
...
-~
..as
5.85
rAN"'-
oub 405
"'n.o'oneO
I
55
rANA
2BS oub un" 60S
un~
Gambar 1. Kelompok DNA dalam nukleolus yang berperan dalam sintesis ribosom [4].
Protein argirofil berikatan dengan
Butir AgNOR tunggal berbentuk bulat
pewarnaan AgNOR dalam bentuk dot
mengisi seluruh nucleolus, biasanya
hitam kecoklatan di dalam nucleus clan
dijumpai
dapat dilihat dengan mikroskop cahaya
sedangberistirahat.
pada
Butir-butir
limfosit
set
AgNOR
yang
yang tersebar
dalam nucleus.
Gambar 2 di bawah ini menunjukkan distribusi AgNOR yang dapat
Butir-butir AgNOR tersebar dalam
dike~ompokkan sebagaiares
kelompok [6],
Nucldar
.(T'-NO~
~7/
membr3neS
Nucleolus
Fine
A
bl~ck
dots~ (.,- NORs)
s;n~:e
.-~-
'"
"'uclcolus
.;-'"
/ \,.,;.::::~
t.-{;cO'onucleolus
\ (T.- NORs)
-~==~:d~. ; i
Cl:..:s.cr" (T,-
(T,
NOR
-tJORs)
Gambar2. Tl NOR terlihat berupa nucleolus dengan ukuran besar dan menengahdengan margin yangjelas. T2-NOR berupa dot hitam tanpa pinggir yang jelas [6].
Prosiding
Presentasi
/lmiah
Keselamatan Ifotel
Berdasarkan bentuknya AgNOR dibeda-
v.
kan atas 2 tire yaitu
dot
dan Lingkungan
X
.2004
AgNOR SEBAGAI PENANDA Dari pengamatan yang dilakukan
berwarna
coklat
oleh Xie-Xie dkk
[8] nilai
mAgNOR
kehitaman dengan ukuran bervariasi
(rerata AgNOR dalam 1 nukleus) clan p
clan tepi yang jelas.
AgNOR
Dot dengan
(persentase
nilai
AgNOR
ukuran yang lebih besar ini merupa-
tertentu) menunjukkan perbedaan yang
kan nukleolus clan yang mempunyai
signifikan
dot coklat yang besar baik atau tanpa
displasia serre
dot hitam kecil di dalamya. Dot
karsinoma squamosapada rongga mulut.
deng~
Nilai mAgNOR tiga kasus displasia yang
ukuran menengah diduga
merupakan mikronukleolus
dengan
sejumlah dot kecil di dalamnya [6] 2,
Radiasi
OJandra. .14 Vesember
PROLIFERASI SEL
AgNOR tipe I (ll-NOR) Merupakan
Kartika
antara epitel
normal
clan
antara displasia dan
berkembang menjadi ganas di atas rerata nilai
mAgNOR
displasia yang tidak
berkembang menjadi ganas. Pada pasien
AgNOR tipe II (T2-NOR) Merupakan dot hitam kecil tanpa pinggiran yang jelas. T2-NOR ini biasanya terletak di luar TI-NOR tapi di dalam nukleus, kadang kadang terlihat tergabung berupa kelompokan
karsinoma dengan nilai mAgNOR lebih rendah mempunyai masa bebas karsinoma lebih lama dibanding pasien yang dengan nilai mAgNORnya lebih tinggi,
demikian pula halnya dengan nilai pAgNORnya.
[6]
Selanjutnya ditemu-kan
bahwa tidak satupun korelasi antara usia, Menurut Taufik [7] metoda pewamaan AgNOR ini merupakan cara pewarnaan yang renting
klasifikasi dengan clinical outcome. Hasil diatas dapat menunjukkan
clan bermanfaat bagi ahli
patologi karena mudah dilakukan clan memberikan hasil yang bail. Di samping ill metoda pewarnaan ini dapat membedakan jaringan tumor bersifat clan
jeniS kelamm, tipe perlakuan maupun
jinak
nilai mAgNOR dapat digunakan untuk mendiskriminasi antara epitel normal, displasia clan karsinoma squamosa pada rongga mulut. Nilai mAgNOR yang juga lebih tinggi pada displasia yang ber-
ganas yang
pada
pewarnaan
Hematoksilin-Eosin belum begitu jelas terlihat.
kembang menjadi karsinoma dibanding Terata displasia yang tidak berkembang
Puslitbang Keselamatan Radiasi dan Biomedika Nuklir~Badan
Tenaga NuklirNasional
342
Prosiding
Presentasi
Ilmiah
Keselamatan
Radiasi
lfol-elKaltika
dan Lingkungan
O1andra, 14 Vesember
X
.:lO04
menuju karsinoma, nilai mAgNOR dapat
(CIN) lebih tinggi. Thickett[13] menemu-
digunakan untuk memprediksi lesi yang
kan nilai AgNOR pada CIN II clan CIN III
menuju keganasan
lebih besar dari pada serviks normal pada
clan jinak.
Hasil
serupa juga ditemukan pada kasus
harnpir semua lapisan epitel yang sarna,
karsinoma glotik, karsinoma kepaia dan
sedangkan pada CIN I hampir tidak
leher[9]. Pada karsinoma pam-paru mAgNOR
nilai
berhubungan dengan daya
tahan: hidup
pasien. Nilai
mAgNOR
tumor stadium awal dengan lebih rendah dibanding dengan tumor stadium lanjut. Nilai mAgNOR lebih rendah mempunyai clara tahan hidup lebih lama dibanding
menunjukkan jumlah
nilai mAgNOR yang lebih tinggi. Pada
lapisan epitel parabasal clan basal serviks
karsinoma paru-paru ini nilai mAgNOR
CIN clan terinfeksi virus HPV lebih besar
juga dapat digunakan untuk mendefinisi-
dibanding
kan kembali derajat histologik yang
ditemukan perbedaan pola AgNOR pada
pada
serviks yang terinfeksi HPV dibanding
-~
sebelumnya
dikelompokkan
karsinoma dengan differensiasi yang
AgNOR pada
jaringan
normal.
Juga
pada displasia. Pengamatan AgNOR pada tumor
buruk [10,11]
Pada jaringan
normal,
payudara menunjukkan bahwa pAgNOR
Marbaix[12] melakukan studi morfometri
lebih tepat digunakan untuk memprediks:
terhadap jumlah dan area AgNOR yang
masa bebas penyakit dan daya tahan
dijumpai
hidup
di
serviks
dalam nukleus. Jumlah
AgNOR pada lapisan epitel. endoserviks
setelah terapi dibanding
nilai
mAgNOR[16]
lebih besar dibanding pada lapisan epitel eksoserviks. Dibanding dengan jumlah
VI.
AgNOR D_t\N RESPON RADIASI
AgNOR pada lapisan eksoserviks clan
Sejumlah penelitian memperlihat-
endoserviks maka jumlah- AgNOR pada
kan bahwa nilai AgNOR dapat digunakan untuk mendeteksi alterasi yang lebih awal
yang tidak
Puslitbang Keselamatan Radiasi dan Biomedika Nuklir-Badan
dapat
Tenaga Nuklir
diamati
Nasional
dengan
343
pola
Prosiding
Presentasi
llmiah
Keselamatan Ifotel
menggunakan pewamaan
rutin
Radiasi
Kartika
dan Lingkungan
l11andra, -'4 Vesember
X
:lO04
pada
meningkatnya proporsi sel yang berada
epitel yang berdekatan pada karsinoma
Faciafase G1. Menurut lan-Mohamedet al
oral hewan percobaan
[17,18,19]. Dari
[21] sel yang berada. Facia fase G1 akan
sejumlah penelitian ini direkomendasikan
menunjukkan jumlah AgNOR yang lebih
bahwa AgNOR dapat digunakan sebagai
tinggi dibanding dengan sel yang berada
petanda bagi epitel yang mengalami
Facia fase
kerusakan akibat radiasi yang dimodel-
menampilkan satu AgNOR.
kan sebagai kerusakan epitel
akibat
istirahat
yang
biasanya
Pada gel-gel yang tingkat proliferasi
pajanan pada radioterapi atau kecelakaan
yang
[20].
AgNOR yang kecil-kecil dengan ukuran Dari
pengamatan
dengan
pe-
tinggi
memperlihatkan
bervariasi [22,23,24],
butir
seperti ini
warnaan I lematoksilin-Eosin pada 2 hari
diamati pada epitel yang diradiasi dengan
setelah radiasi hewan percobaan yang
dosis yang rendah [20]. Respon sel pada
menerima radiasi lokal dengan sinar-X
rentang dosis ini meliputi peningkatan
Facia50 Sv ditemukan adanya perubahan
aktifitas proliferasi
histologi berupa hiperkromatis, akantosis
perbaikan sel setelah mengalami cidera
clan penyebaran granula keratohyalin
akibat radiasi [25,26].
pada epitel. tidak
Perubahan sepe:ti ini ini
ditemukan sebelum waktu ter-
yang merupakan
Baik peningkatan
clan penl1rU11an ...c
jurnlah AgNOR
pada dosis yaIi'{!;clebih
sebut. Sebaliknya dengan menggunakan
besar berhubU11gan dengan aktivasi NOR
pewarnaan AgNOR,
Faciasel menuju proliferasi clan inaktivasi
perubahan yang
terjadi dapat dilihat pada dosis yang lebih
mengalami
rendah 0,25 Sv. Pada dosis ini telah
Rangkaian
ditemukan peningkatan jumlah AgNOR
proliferasi
sel meliputi
clan
ribosomal
RNA
sebaIiknya penurunan
secara
yang
peningkatan berhubungan
signifikan setelah 2 Sv clan diatasnya.
dengan sintesis protein yang diperlukan
Dengan
dalam proliferasi sel.
demi.xian perubahan
akibat
radiasi pada sel telah diamati dengan pewamaaan AgNOR dengan sensitivitas
VII. INTERAKSI AgNOR DENGAN
rentang dosis yang lebih kecil [20].
p53 DAN
Peningkatan jumlah
Dari sejumlah penelitian terbukti
AgNOR
berarti
bahwa
Puslitbang
Keselamlltan Radiasi dan Biomedika Nuklir-Badan
faktor
pRb
yang
Tenaga Nuklir Nasional
mengendalikan 344
Prosiding
Presentasi
Ilmiah
Keselamatan lfoteJ Kartika
Radiasi
dan Lingkungan
Chandra, .14 Vesember
X
.2004
set juga diatur oleh
dibanding
dengan karsinoma
kecepatan biosintesis ribosom. Faktor yang paling berperan adalah adanya gen
mempunyai
gen p53 clan pRb normal
penekan tumor
pRb clan p53, yang
payudara ditemukan bahwa sel yang
merupakan regulator negative pada
mengalami hiperphosphorilasi pada gen
perbatasan siklus sel Gl./S, lihat Gambar
pRb clan atau mutasi pada gen p53 akan
3. Baik gen pRb maupun p53 dilaporkan
mempunyai nilai AgNOR yang
menekan transkripsi rRNA dengan cara
besar dibanding sel yang gen pRb atau p53
mempengaruhi aktivitas RNA polymerase
nya normal. Dengan pengaturan aktivitas
pada posisi up streambindingfactor (UBF)
transkripsi RNA polymerase I, p53 clan
[28].
Pada sebagian besar karsinoma
pRb bertanggung jawab menentukan per-
dengan adanya perubahan gen pRb dan
bedaan ekspresi AgNOR, yang men-
p53
cerminkan kecepatanbiogenesis ribosom.
kecepatan siklus
akan
menganggu
fase
GljS
pad
Dan penelitian
[4]
pada karsinoma
siklus sel, dan bersifat. lebih agresif ProtemRb
pnJteilvinls menIi~ p53don pRb
m'"9mak\i".i ~
bktorproilerosi
p..Ia."oib..i..gsungtid..~.ndiU protem p53me"g'"""" pnI;r.,.,i..1
pr.IiIen.;.eldi~ti",; Diehm,
orofiie".j.d"m.l..g
Gambar 3. P53 clan PRb merupakan regulator negatif menekan proliferasi sel. Sebaliknya Faciasel yang sudah terinfeksi virus gen P53 clan PRb tidak dapat menekan proliferasi sel [4].
Kuantitas
AgNOR
dan ekpresi
protein nukleolar utama termasuk dalam pengendalian
sintesis
rRNA ,UBF,
topoisomeraseI, nucleolin, fibrillarin, dan protein b23 clan secara erat berkaitan
dengan aktivitas transkripsi RNA polymerase[29,30] Prognosis yang jelek Facia pasien yang mengalami mutasi p53, pRb clan ekpresi AgNOR yang tinggi berkaitan peningkatan biogenesis ribosom akibat
345
6. 346
Prosiding
Presentasi
llmiah
Keselamatan Ifotel
Kartika
Radiasi Chandra,
dan Lingkungan 14 Vesember
X
~()t)4
terganggunya fungsi gen penekan tumor,
semakin diketahuinya lebih dalam
selanjutnya berkaitan dengan tingginya
aspek AgNOR
proliferasi sel [31].
dalam menunjang penelitian biologi sel
Pada kasus karsinoma payudara pada laki-laki dan tumor pada kantong
sebagai biD marker
maupun biologi molekuler baik pada sel normal maupun pada sel kanker
kemih Pich [32] menemukan luas rerata
AgNOR mempunyai korelasi positife
DAFfARPUSTAKA
dengan ekspresi p53. Juga ditemukan
1 DIEST, PJV, GERALD B, JAN PAB.
pasienyang rerata luas AgNOR nya lebih besar, p53 positif mempunyai peluang hidup
lebih lama dibanding
dengan
2.
pasienp53nyanegatif, rerata luas AgNOR
3.
nya lebih besar.
4. VIII. PENUTUP Dengan mempelajari proliferasi sel dapat diketahui mulai daTi keganasan, sifat
penyakit
sampai
prediksi
berhasilan pemberian terapi.
5.
ke-
AgNOR
ll'lerupakan salah satu marker proliferasi yang dapat digunakan. Dibanding marker yang lain AgNOR tidak digunakan Sejumlah
hubungan
clan biaya studi nilai
yang
terlalu sulit yang
murah.
menunjukkan
AgNOR
dengan
proliferasi, keganasan dan efek radiasi pada set menunjukkan bahwa AgNOR sebagai bio marker yang berhubungan dengan biogenesis
ribosom.
Dengan
ditemukannya hubungan antara AgNOR dengan gen p53 clan pRb membuat
Proliferation Marker in tumors: interpretation and clinical value, J Clin Pathol.1998;51: 716 -724. BASERGA, R. The Biology of cell reproduction, Harvard University Press,Cambridge, , 1985. BROOKS, R, FANfES, P, HUNT, T, WHEATLEY, D. The cell cyd~. J. Cell. Sci..12(Supll). ALBERT B, BRAD D, LEWIS, RAFF M, WATSON JD. Molecular biologyof the cell. Garland, New York; 1994: 379-383. ROUSSEL P, HERNANDESVERDUN. Identification of AgNOR proteins, markers of prolifeitttion related to ribosomal gene activity. Experiment Cell Research. 1994
;214:465-472 SHIRO T, TOSHISHITO S, YUJI NAITOH, KYOCHI I, AKIHARU, A correlation of argyrophilic nucleolar organizer region with stages of hepatocellular carcinoma. Cancer. 1993;73:44-49. '7 TAUFIK E, KANOKO M. LESTARI S. Pewarnaan Ag-NOR pada epitel serviks normal dan karsinoma serviks. Bagian Patologi Anatomi, FKUI, Jakarta;1990:82-83. 8. XIE-XIE, CLAUSEN, OPF, SUBDO}, BOYSEN M. Diagnostic and prognostic value of nucleolar organizer region in normal epithelium, dysplasia and squamous
Puslitbang Keselamatan Radiasi dan Biomedika Nuklir-Badan
Tenaga Nuklir Nasional
Prosiding
Presentasi
llmiah
Keselamatan
--
IIOtel KaJtika
cell carcinoma of oral cavity. Cancer;1997 ;79:2200-2208. 9. XIE-XIE, STENERSENTC, CLAUSEN OPF, BOYSEN M. Diagnostic and prognostic value of nucleolar organizer region in glottic squmous cell carcinoma. HeadNeck;1997;19:2026. 10. MOURAD WA, ERIC V, JORIS C, ABDULLAH A. Cell kinetic analysis of surgical resected non-small carcinoma of the lung using AgNOR silver sain, Annual Saudy Medicine. 1997;17;2:161-166. 11. BERNARDI, FDC, LEILA, A. RICARDO, B, TEREZA, T. PAULO, HNS., Vera, IC. A prognostic model or survival in surgical research squamous oral cell carcinoma of the lung using clinical pathologic, and biological marker. Modern Pathology ;1997;10:992-1000. 12. MARBAIX E, DEWANDELEER S, HABBA , CL, PH, LIEGEOIS, WILLEM T, RAHIER J, DONNES J. Nucleolar organizer region in normal and carcinomatous epithelium of uterine cervix, A morphometry study. International Journal Gynecolgy Pathology;1989;8:237-245. 13. THICKETT KM, GRIFFIN NR, GRIFFITHS AP, WELL M. A study of nucleolar organizer region in in cervical intraepithelial neoplasia and human papilomavirus infection. International Journal Gynecolgy Pathology;1989;8:331-339. 14. ROWLAND, D. Nucleolar organizer region in cervical intraepithelial neoplasia. Journal Clinical Pathology ;1988;41:1200-1202.15. GENOVA, G, GUDDO F, VITA, C, ARENA, N, MORELLO, V. TOMASINO RM. Argyrophilic of nucleoprotein of the cervical epithjelium in HPV infection and
Radiasi
dan
Lingkungan
Chandra. "'4 Vesember
X
2004
intraepithelial neoplasia. Pathologica, 1991;1;83(1086): 461-6. 16. MOURAD WA, SHIRLEY D, SEBOUHS. Prediction of invasion of ductal carcinoma in situ of breast: The value of scoring system of AgNOR. Annual Saudy Medidne :1997;17;14:427-431. 17. SCHWINT AE, GOMES E, ITOIZ ME, CABRINI RL. Nucleolar orgarrizer region as markers of incipient cellular alterations in squamous epithelium. J Dent Research .1993;72:1233~1236. 18. SCHWINT AE, SAVINO TM, LANFRANCHI H, MARSHOFF E, CABRINI RL, ITOIZ ME. Nucleolar organizer region in lining epithel adjacentto squamous cell carcinoma of human oral mucosa. Cancer; 1994 ; 73 : 2674-2679. 19. SCH\I\1NT AE, ARAUJO ES, COLE A, ITOIZ ME, CABRINI. AgNOR mark epithelial foci malignant transformation in hamster cheek pouch carcinogenesis. J Oral PathologyMedical;1996;25 : 20-24 20..lELMINI MY, HEBER E, SCHWINT AE, CABRINI RL, ITOIZ ME. AgNOR are sensitive markers of radiation lesions in squamous epithelia. Journal of Dental Research ;2000;79(3):850-856. 21. JAN-MOHAMED RM, ARMSTRONG SJ, CROCKER J, LEYLAND MJ, HULTEN MA. The relationship between number of interphase nors and nor-bearing chromosomes in hodgkin's lymphoma. J Pathol ; 158:1989:3-7. 22. FIELD DH, FITZGERALD PH, SIN FY. Nucleolar silver~staining related cell cycle phase and generation of PHA stimulated human lymphocyte. Cytobios1984;41;1984:23 -33. 23. EGAN MJ, CROCKER J. Molecular biology and respiratory disease 3.
uslitbanr,
Prosiding
Presentasi
Ilmiah
Keselamatan Hotel
Evaluation of nucleolar organizer regions in pUlmonary pathology, Thoraxi1990i45i1990:225 -232. 24. CABRINI RL, SCHWINT AE, MENDEZ A, FEMOPASE F, LANFRANCHI H, ITOIZ ME. Morphometric study of nucleolar organizer regions in human oral mucosa, papilloma and squamouscell carcinoma. Journal Oral pathology Medicinei 21 i 1992: 275-279. 25. KLEIN-SZANTO AJ, CABRINI RL. Acute response of oxidative enzymes system in epidermis subjected to beta radiation. Arch Dennatol Forsch 243i1972:226-231. 26. DE-REY BM, BERNAOLA OA, GALMARINI D, AUTORINO P. Effects of x-irradiation on rat hair follicle. International Journal Radiation Biology Relate Study Physical Chemical Medicine.49 i 1986: 699 -704. 27. WACHTLER F, HOPMAN AH, WIEGANT J, SCHWARZACHER HG. On the position of nucleolus organizer regions (NORs) in interphase nuclei. Studies with a new nonautoradiographic in situ hybridization method. Experiment Cell Research i1986i167:227-240. 28. CAVANAUGH AH, HEMPEL WM, TAYLOR LJ. Activity of RNA polymerase I transcription factor UBF blocked by Rb gene product. Naturei1995i374:177-180. 29. BERGH J, Clinical studies of p53 in treatment and benefit of breast cancer patient. Endocrine Relate to Canceri 1999i6:51-59. 30. BORREr-.JSEN, DAL, TP53 and breast cancer. Human Muationi2003i 21: 292300.31. DERENZINI M, CECCARELLI C, SANTINI D, TAFFURELLI M, TRERE D. The Prognostic value of the AgNOR parameter in human breast cancer depend on the pRb and P53
Keselamatanfladiasi
KaJtika
Radiasi l11andra,
dan Lingkungan .#4 l:>esember
X
:J;004
status, Journal of Clinical Pathology ;2004;47:755-761.
32. PICH A, CHIUSA L, MAR-GARIT A E. Prognostic relevance of AgNORs in tumour pathology, Micron; 2000;31:133-141.
DISKUSI Maria Evalisa (P3KRBiN-BATAN)
Bagaimanahubungan gen denganekspresiAgNOR?
p53
Jawab : Gen p53 berperan dalam mengatur ekpresi ribosom. SedangkanNOR yang diamati melalui AgNOR merupakan manifestasi ekspresi ribosom.
Irawan Sugoro (P3TIR-BATAN)
Apa hubungan AgNOR dengan
teknik nuklir ? Jawab :
AgNOR dipakai untuk mendeteksi efek radiasi.
dan Biomedika Nuklir-Badan
Tenaga Nuklir Nasional
348