III.8 ISBN: 978-979-1188-05-0
TEACHING GRANT I
n
Jw
mk Modul
f
DAFTA R ISI KATA PENGANTAR
. ">
v
DAFTAR ISI
SOSIAL
I. Penerapan Model Pembelajaran Konstrukklivis dalam Peningkatan Kualitas Pembelajaran Akuntansi Keuangan 2 (/ Ketut Suandi)
1
Peningkatan Kualitas Pembelajaran Komputer Akuntansi III melalui Implementasi Stratcgi Pembelajaran Kcntekstual Berbasis Masalah (/ Made Suarta, IKetut Suwimana, dan IGA Oka Sudiadnyani)
10
3. Meningkatkan Proses Pembelajaran Akuntansi Sektor Publik melalui Penerapan Multiple Teaching Methods (Eka Ardhani Sisdyani, Made Adi Erawati. Ni Made Dwi Ratnadi)
18
Model Penilaian Portofolio dalam Rangka Meningkatkan Kualitas Pem¬ belajaran Mata Kuliah Lab. Pengantar Akuntasi (/ Ketut Sudiartha)
32
5. "Accelerated Learning" sebagai Dasar untuk Meningkatkan Efcktifitas dan Efisiensi Proses Belajar Mengajar Akuntansi Pengantar (Endah Suwami, Retno widiastuti, Anna Isrowiyah)
41
2.
4.
6.
7.
Metode Pembelajaran Kooperatif pada Mata Manajemen (/ G.A.M. Asri Dwija Putri)
Kuliah Akuntansi
56
Implementasi Model Pembelajaran dengan Pendekatan Konstruktivis untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kreativitas Mahasiswa dalam Mata Kuliah Manajemen (Rusniatl)
64
Metode Simulasi, Studi Kasus dan Intruksional Tcrprogram dalam Pembelajaran Manajemen Keuangan pada Program Studi manajemen (/ Gde Nitiyasa dan Anak Agung Gede Suarjaya)
72
Peningkatan Proses Hasi! Pembelajaran Berdasarkan Kompetensi dalam Mata Kuliah Manajemen Pcmasaran (Silvya L. Mandey)
79
10. Metode Studi Kasus untuk Pembelajaran Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (/ Nyoman Nurcaya, llVayan Putra)
87
11. Learning Method Innovation Business Feasibility Study Though Excel Program Aplication {Ida Hagus Ketut Surya. IG.st Ayu Ketut (iiantari) .
93
12. Pcrbaikan Proses Pembelajaran melalui Kombinasi Model Concept Map dan Model Resource Rased Learning pada Mata Kuliah Manajemen Pemasaran II {Erna Listiana)
99
8.
9.
v
.
13. Pengembangan Perangkat Pembelajaran melalui Strategi Pembelajaran Aktif dan Penerapan Role Play dalam Pembelajaran melalui Kasus pada 107 . Mata Kuliah Manajemen Strategi (Barkah)
14. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mata Kuliah Metodologi Penelitian Berdasarkan Model Pembelajaran Problem Based Instruction 112 (Ramadania) 15. Penerapan Model Social Inquiry pada Pembelajaran Mata Kuliah 1 20 Statistik Non Parametrik (Rizky Fauzari)
16. Strategi Instruksional dan Motivasional yang Relevan dengan Mata Kuliah Komunikasi Bisnis (Scryu Ketut Sutrisna Dewi & Ni Wayan 128 Ekawati)
17. Metode Simulasi dan Role Play untuk Meningkatkan Pemahaman Mata Kuliah Manajemen Pemasaran Lanjutan pada Fakultas Ekonomi UNUD 137 (Ni Ketut Seminar idan Ni Made Rastini)
18. Pemanfaatan Media Elektronik dan Perangkat Lunak Komputer untuk Memperbaiki Metodologi Pengajaran Mata Kuliah Manajemen Produksi pada Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Sriwijaya (Dewi 143 Fadila dan Yusleli Herawati) .
19. Pengembangan Metode Pengajaran Mata Kuliah Kewirausahaan Berbasis 151 Kompetensi Konstruktivistik (Mohammad Maskan, Pudji Herijanto)
PERTANIAN
20. Peningkatan Kompetensi dengan Metode Student Centered Learning (SCL) pada Mata Kuliah Elektronika (I Gst Ngurah Apriadi Aviantara 159 dan Ida Ayu Gede Bintang Madrini)
21. Penyelarasan Metode Ceramah, Tugas Terstruktur, Praktikum, dan Kunjungan Lapang Guna Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran Mata Kuliah Dasar-Dasar Teknologi Benih (PNM 202) (Agus Sarjito)
165
22. Peningkatan Mutu Proses Pembelajaran Mata Kuliah Pengendalian Mutu dengan Pembelajaran Berbasis Kompetensi (Sri Mulyani dan Amna 172 Hariiati)
Basil Pertanian dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem-Based 178 Learning (I Gusti Putu Tengah dan Agus Slamet Duniaji)
23, Perbaikan Proses Pembelajaran pada mata Kuliah Analisis
..... ....
24. Aplikasi Model Pembelajaran Kognitif Problem Based Learning pada Mata Kuliah Teknologi Lemak dan Minyak (Putu Timur Ina, A.A. G.N. Anom Djambe dan Ni Nyoman Puspawati)
vi
1 86
PENINGKATAN MUTU PROSES PEMBELAJARAN MATA KULIAH PENGENDALIAN MUTU DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPETENSI Sri Mulyani 11 dan Amna Hartiati 21 l,2) <
Staf pada Jurusan THP-PSTP UNUD
*' Teaching grant TPSDP Batch 11 tahun ke 2 ABSTRACT
The Competency Based Learning is a learning method, based on knowledge, skill andattitude which is needed to perform and ability to do certain job/profession. The purpose of this method was to optimalize the subject of quality controlfor student, thus the student competence on the topic of lecturing. This method was applied by involving many industries in lecturing and practical work. The lecturing was
given by lecturer and quality control adviser. The student observed 3 food industries which have different quality control i.e: a) without quality control; b) with the quality control without ISO c). with the quality control and ISO as well. The student also did the practical work at ISO certificatedfood industries. The result showed that the competence of student in quality control increased which is in discussed by the increasing in standard value of score A. However, the percentage of student who got the A score only 22, 7% which is not reaching the target (30%). The practical work infood industry contributed highly in improving the understanding of the student in quality control. Keyword: Competency based learning, quality control
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Mata kuliah Pengendalian Mutu adalah salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh oleh mahasisvva pada Program Studi Teknologi Pertanian pada semester ke VI 1 (Anon, 2002). Mata kuliah ini dapat dikatakan merupakan resultante dari beberapa mata kuliah yang ditempuh oleh mahasiswa pada semestersemester sebelumnya. Pengendalian Mutu penting difahami secara optimal karena mata kuliah ini merupakan penunjang utama mata kuliah Praktek Kerja maupun skripsi yang merupakan tugas akhir mahasiswa. Pemahaman yang benar tentang pengendalian mutu akan sangat membantu mahasiswa dalam melakukan Praktek Kerja maupun penulisan skripsi dengan topik pengendalian mutu. Pemahaman yang optimal akan suatu mata kuliah dapat dilihat dari beberapa indikator, salah satunya adalah dari standar untuk mendapatkan nilai A dan jumlah mahasiswa yang mendapat nilai A. Dalam keadaan ideal standar untuk mendapatkan nilai A mutu bobotnya adalah > 80 dan jumlah mahasiswaÿ yang mendapatkan nilai A jumlahnya minimal 30%. Di dalam kenyataannya keadaan ideal yang diharapkan belum tercapai, karena data 3 tahun terakhir menunjukkan bahwa standar untuk mendapatkan nilai A mutu bobotnya hanya > 65 dan jumlah mahasiswa yang mendapatkan nilai
172
A jumlahnya maksimal hanya 20%. Hal ini disebabkan pemahaman mahasiswa yang kurang karena mereka tidak mengamati langsung bagaimana proses pengendalian mutu dilakukan di dalam pabrik. Mengamati keadaan ini maka diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan kompetensi terhadap topik-topik yang dibahas dalam mata kuliah Pengendalian Mutu dengan melibatkan mahasiswa dalam proses pengendalian mutu di dalam pabrik. Diharapkan dengan cara ini keadaaan ideal yang diharapkan tercapai. Pembelajaran berbasis kompetensi dilandaskan pada kemampuan yang dibangan berdasarkan ilmu pengetahuan, ketrampilan dalam bersikap/berperilaku.yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan atau profesi tertentu
(Tillman dalam Susanto, 2005). Pembentukan kompetensi mensyaratkan dilakukan dengan asesmen yang bersifat komprehensif, asesmen narus dilakukan terhadap proses belajar dan produk belajar (Marheni, 2005). Hal ini didasari oleh asunjsi bahwa suatu produk yang baik seyogyanya didahului oleh proses yang baik. Dalam pelaksanaan pembelajaran ini kondisi proses belajar harus memiliki kesepadanan dengan kondisi dimana kompetensi tersebut akan digunakan. Sehingga dalam mata kuliah ini diperlukan keterlibatan fihak industri dalam perencanaan, pelaksanaan dan nenilaian terhadap penguasaan kompetensi yang dicapai mahasiswa agar tercapai keadaan ideal yang diinginkan.
(Proceeding
Tujuan dari kegiatan ini adalah
1. Proses Pembelajaran Berbasis Kompetensi merupakan teknik pengajaran yang tepat untuk mata kuliah Pengendalian Mutu. mahasiswa kompetensi 2. Meningkatkan terhadap topik yang dibahas dalam mata Mutu dengan kuliah Pengendalian melibatkan fihak industri. 3. Meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam pengendalian mutu dengan melakukan praktek langsung di pabrik.
Pembelajaran Berbasis Kompetensi merupakan pembelajaran yang perencanaan, pelaksanaan dan penilaiannya mengacu kepada penguasaan kompetensi. Pembelajaran ini dimaksudkan agar segala upaya yang dilakukan dalam proses pembelajaran benar-benar mengacu dan mengarahkan mahasiswa untuk mencapai penguasaan kompetensi yang telah diprogramkan bersama antara dosen pengajar dan industri yang terlibat dalam proses pembelajaran tersebut.
2.2. Tinjauan Teoritik Mata kuliah Pengendalian Mutu wajib
Manfaat dari kegiatan ini adalah:
1. Metode Pembelajaran Berbasis Kompetensi mampu meningkatkan kompetensi maha¬ siswa terhadap topik. 2. Kompetensi dapat dicirikan dengan meningkatnya standar bobot perolehan nilai A dan jumlah mahasiswa yang mendapatkan nilai A. 3. Topik tentang pengendalian mutu akan lebih banyak dibahas/diangkat baik dalam laporan praktek kerja maupun skripsi.
II. KONSEP PENGEMBANGAN TEORITIK DAN TINJAUAN TEORITIK 2.1. Konsep Pengembangan Pembelajaran Sesuai dengan SK Mendiknas 045/2000 menyiratkan perlunya kurikulum berbasis kompetensi, karena kurikulum yang ada selama ini belum terkait dengan profesi lulusan. Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab sehingga mampu (SK tertentu pekerjaaan melaksanakan Mendiknas 046 dalam Susanto. 2005). Tuntutan perubahan kurikulum ini tentu saja berdampak pada perubahan atau pengembangan konsep pembelajaran untuk mata kuliah yang ada. Dalam rangka menyiapkan hal tersebut maka perlu dilakukan pengembangan pembelajaran untuk mata kuliah ini. Pelaksanaan pendidikan di kelas dan pelatihan di industri yang sesungguhnya adalah suatu proses pembelajaran. Proses pembelajaran bertujuan mengembangkan potensi akademis dan mahasiswa kepribadian mampu agar mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan dunia kerja, sedangkan pelatihan dilakukan agar pada mahasiswa kompetensi menguasai bidangnya. Pendidikan dan pelatihan di industri bertujuan untuk memberikan pengalaman kerja yang sesungguhnya agar mahasiswa menguasai kompetensi, mengiternalisasi sikap dan budaya industri yang berorirentasi pada standar mutu dan jiwa kewirausahaan serta membentuk etos kerja yang produktif dan kompetitif.
(proceeding (Research andStudies ItdrPPS(D(p, 2007
ditempuh oleh mahasiswa FTP-UNUD pada Sesuai dengan GBPP materi semester VII. kuliah ini memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang konsep pengendalian serta bagaimana konsep ini diaplikasikan dalam industri pangan. Bagaimana penerapan prinsipprinsip Manajemen Mutu Terpadu di industri pangan dalam rangka pengendalian produk. Untuk menghasilkan produk bermutu maka perlu difahami aplikasi konsep bagaimana Pengendalian Total dan Sistem Mutu Standarisasi Mutu dalam industri agar industri mampu mendapatkan sertifikasi ISO (Mulyani, 2002).
Mendapatkan sertifikasi ISO adalah suatu prestasi yang diharapkan oleh setiap industri, karena mempunyai ISO berarti mempunyai passport untuk memasuki pasar eksport (Kadarisman, 1996). Sumber daya yang memahami hal tersebut akan diperlukan oleh industri, sehingga dianggap perlu untuk memberikan kompetensi yang optimal baik dalam teori maupun praktek. Kompetensi ini dalam kuliah akan diberikan oleh praktisi yang berpengalaman dalam bidang sertifikasi ISO akan menjadi dosen tamu. Sedangkan di dalam praktek dilakukan dengan memagangkan mahasiswa pada industri-industri pangan yang sudah mendapatkan sertifikat ISO, sehingga mahasiswa memahami bagaimana penerapan ISO tersebut Harapannya adalah mahasiswa dengan kompetensi yang optimal dalam pengendalian mutu dan memahami tentang sertfikasi ISO akan lebih diperlukan oleh industri sehingga akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan.
III. METODE PERBAIKAN DAN
ST RAT EG I PELAKSANAAN
Pengembangan pembelajaran berbasis kompetensi pada dasarnya adalah suatu sistem pembelajaran yang mengkaitkan antara peserta didik dengan fihak dunia industri yang berhubungan dengan mata kuliah tersebut. Sehingga pencapaian penguasaan kompetensi
173
diprogramkan oleh dosen pengajar dan fihak industri, jadi fihak industri diwajibkan menguji untuk mengukur tingkat kompetensi mahasiswa.
dalian mutu dalam industri pangan. Pembicara tamu terdiri dari: 1).Industri yang sudah menerapkan pengendalian mutu tetapi belum mendapatkan sertifikasi ISO (QC. PT
3.1. Obyek Sasaran
Canning Indonesia Product): 2). Industri yang sudah mendapatkan sertifikasi ISO (QC. PT. Tirta Investama) dan 3). dari Lembaga Sertifikasi (PT. Sucofindo Tbk).
Obyek sasaran yang akan diperbaiki sistem pembelajarannya adalah mahasiswa PS Teknologi Pertanian jurusan Teknologi Industri Pertanian yang mengambil mata kuliah Pengendalian Mutu pada semester VII.
3.2. Bahan dan Sarana
Bahan dan sarana yang dipakai dalam pengembangan sistem pembelajaran ini terdiri dari: Analisis Intruksional, Garis-Garis Besar Program Pengajaran, Satuan Acara Pengajaran, Kisi-Kisi Soal dan Contoh Soal, Rencana Evaluasi Proses Belajar Mengajar, Kontrak Perkuliahan, Bahan Ajar, OHP, Plastic transparan, Spidol, Disket, Kertas, Tinta printer, LCD dan buku-buku teks atau majalah.
Pelaksanaan Kegiatan Kuliah di Industri Pangan: 1. Mahasiswa mengikuti kuliah di PT Aqua Investama merupakan industri pangan yang
sudah
menerapkan prinsip pengendalian memperoleh sertifikasi ISO
mutu dan sudah
(Anon, 1998).
Di PT Caning Indonesia Product merupakan industri yang sudah menerapkan prinsip pengendalian mutu tetapi belum memperoleh sertifikasi ISO. 3. Perusahaan Kacang Asin Cempaka Putih merupakan industri yang belum menerapkan pengendalian mutu. 2.
3.3. Strategi Pelaksanaan Kegiatan
Dalam pelaksanaan kegiatan dibagi nienjadi dua yaitu kegiatan kuliah dan kegiatan praktikum. Sesuai dengan rencana pengem¬ bangan kegiatan tersebut dilaksanakan sbb: Pelaksanaan Kegiatan Kuliah
Kegiatan kuliah di Kampus: 1. Setiap mahasiswa diwajibkan untuk mempunyai a), bahan ajar yang sudah disiapkan oleh dosen b). bahan bacaan yang digunakan dalam bahan ajar, c). materi yang diambil dari majalah atau journal. 2. Pada waktu kuliah mahasiswa diwajibkan menggunakan bahan ajar yang sudah berisi menerangkan mandiri. Dosen tugas rangkuman topik yang dibahas dalam bahan ajar menggunakan transparasi dengan OHP maupun menggunakan LCD dengan power point. Bahan yang dipaparkan dosen bisa di copy, hal ini dimaksudkan agar mahasiswa bisa lebih konsentrasi dalam mengikuti kuliah. 3. Kuliah dilaksanakan secara dua arah, setelah dosen menerangkan pokok bahasan, maha¬ siswa melakukan diskusi, tanya jawab maupun sumbang saran. Diskusi dilakukan berdasarkan pertanyaan dalam bahan ajar yang sudah dikerjakan mahasiswa sebagai tugas mandiri dosen bertindak sebagai fasilitator dannarasumber. Hasil diskusi tiap kelompok ditulis dikumpulkan dan dinilai oleh dosen sebagai salah satu komponen 4
penilaian. Kuliah juga diberikan oleh pembicara tamu yang merupakan praktisi dibidang pengen¬
174
Kegiatan Praktikum
Kegiatan praktikum secara garis besar dibagi menjadi tiga kelompok, dengan tempat dan waktu pelaksanaan yang berbeda sesuai dengan jadwal seperti tercantum pada Kontrak Perkuliahan Pengelompokan kegiatan praktikum ini dimaksudkan agar dengan praktikum tingkat pemahaman mahasiswa meningkat Praktikum Pengujian Mutu Produk Pangan Secara Organoleptik
Praktikum pengujian mutu produk pangan secara organoleptik dilaksanakan di Laboratorium Pengawasan Mutu dan Organoleptik - FTP - UNUD. 2. Dosen menyiapkan topik-topik yang akan dipraktikumkan dalam bentuk buku petunjuk praktikum. sebelum 3. Dosen melakukan asistensi melaksanakan praktikum agar hal-hal yang kurang jelas dapat dibahas sehingga kesalahan dalam pelaksanaan praktikum tidak terjadi. 4. Mahasiswa membuat laporan praktikum secara berkelompok dengan format yang sudah ditentukan. 1.
Praktikum Statistika Pengendalian Mutu dan Aplikasinya
1. Praktikum statistika pengendalian mutu dan aplikasinya dalam industri pangan dilaksana¬ kan di Laboratorium Komputer-FTP-UNUDKampus Bukit Jimbaran.
(Proceeding (Research andStudies IVTPSiyP, 2007
kepada
Dosen menyiapkan topik-topik yang akan dipraktikumkan dalam bentuk buku petunjuk praktikum. melakukan 3. Dosen asistensi sebelum melaksanakan praktikum agar hal-hal yang kurang jelas dapat dibahas sehingga kesalahan dalam pelaksanaan praktikum tidak terjadi. 4. Mahasiswa membuat Iaporan praktikum secara berkelompok dengan format yang sudah ditentukan.
industri tersebut yang isinya memintakan izin mahasiswa agar bisa melakukan magang selama 36 jam. Pengaturan jam magang disesuaikan dengan jadwal mahasiswa sehingga tidak mcngganggu jadwal mata kuliah yang lain. mahasiswa magang selesai 4. Setelah diwajibkan untuk menuliskan Iaporan yang berisi tentang bagaimana pelaksanaan pengendalian mutu pada industri tempat
Praktikum Pelaksanaan Pengendalian Mutu
5.
2.
3.
Dalam Jndustri Pangan
1. Praktikum tentang bagaimana pelaksanaan - pengendalian mutu dalam industri pangan dilakukan dengan memagangkan mahasiswa pada industri-industri pangan yang sudah menerapkan pengendalian mutu dalam proses produksinya selama 36 jam di industri. Waktu magang disesuaikan antara mahasiswa dan industri tempat magang. 2. Mahasiswa secara berkelompok mencari industri pangan yang sudah menerapkan pengendalian mutu dalam menghasilkan produk, diharapkan industri sudah ber ISO.
Fakultas
secara
resmi
bersurat
mcreka melakukan magang. Laporan dipresentasikan pada akhir kuiiah dan dinilai oleh pembimbing dari fihak industri dan dari dosen pengajar.
3.4. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan 1.
Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan kuliah dan praktikum dengan cara seperti tercantum dalam Tabel 1. Pemberian bobot 20% untuk tugas dengan pertimbangan bahwa tugas adalah proses belajar dan merupakan salah satu assesmen penting yang harus mendapat porsi dalam penilaian pcmbelajaran berbasis kompetensi.
Tabel 1. Evaluasi kegiatan kuliah dan praktikum beserta bobot masing-masing Kegiatan Kuliah Jenis kegiatan Ujian Tengah Semester I Ujian Tengah Semester I
Kegiatan Praktikum
Bobot (%)
25 25
Ujian Tengah Semester I Tugas Kehadiran
25 20 5
Total
100
4.1. Hasil Implementasi Kegiatan Kuliah Hasi! metode dari implementasi pembelajaran Berbasis kompetensi (PBK) menunjukkan bahwa nilai rata-rata tugas lebih besar disbanding dengan perolehan sebelum menggunakan PBK demikiian pula dengan ratarata nilai ujian. Hal ini menunjukkan bahwa ini
memberikan
hasil
lebih
baik
disbanding metode sebelumnya. Hasil juga menunjukkan bahwa pemberian tugas kepada mahasiswa lebih effektif untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa hal ini menunjukkan bahwa pemberian tugas kepada mahasiswa perlu dilakukan karena mengerjakan tugas adalah proses belajar dan merupakan salah satu
Bobot (%)
b. Presntasi seminar c. Keaktifan
30
d. Kehadiran Total
10 100
50 10
Di Laboratorium
IV. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
metode
Jenis Kegiatan Di Industri a. Laporan magang
70 20
a. Laporan b. Keaktifan c. Kehadiran Total
10 100
assesmen penting dalam metode pembelajaran Pemberian tugas dengan intensif ini. dimaksudkan agar membantu mahasiswa lebih berkompeteh dalam pengendalian mutu pada industri pangan. Perolehan hasil pelaksanaan kegiatan kuliah dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Perolehan nilai MK Pengendalian Mutu sebelum dan sesudah melaksanakan metode Pembelajaran Berbasis Kom¬ petensi (PBK ) Metode
Nilai akhir
J
Ujian
Tugas
Sebelum PBK
50.38
69, 10
56. 76 |
Sesudah PBK
65. 54
79, 34
77, 44
pembelajaran
i
175
data diperoleh nilai akhir dengan hasil seperti yang tercantum dalam Tabel 4.
4.2. Implementasi Kegiatan Praktikum Hasil implementasi dari metode PBK menunjukkan bahvva nilai rata-rata praktek di industri (84, 35) menunjukkan angka Iebih tinggi dibanding nilai rata-rata praktek di laboratorium (69, 50), hal ini membuktikan bahwa menulis, memahami dan mempresentasikan kondisi riil yang ada di lapangan lebih mudah difahami oleh mahasiswa dibandingkan dengan menulis apa yang dilakukan di laboratorium dalam laporan. Rendahnya nilai yang diperoleh pada penulisan laporan di laboratorium disebabkan karena mahasiswa rata-rata kurang bisa membahas hasil percobaan yang dilakukan sehingga tidak tepat dalam mengambil kesimpulan. Nilai perolehan hasil pelaksanaan kegiatan praktikum pada mata kuliah ini dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 4. Perolehan rata-rata nilai akhir proses pembelajaran mata kuliah Pengen¬ dalian Mutu
Perolehan nilai 1 Rata-rata
Nilai praktek j 76, 92
Nilai akhir 73, 93
Hasil menunjukkan bahwa salah satu indikator kinerja dari metode pembelajaran ini sudah tercapai yaitu dipenuhinya syarat untuk perolehan nilai A. Dari Tabel 5 nampak bahwa terdapat 5 mahasiswa yang mendapatkan nilai akhir untuk mata kuliah ini lebih besar dari 80. Keadaan ini menunjukkan bahwa metode PBK ini sesuai untuk mata kuliah ini. Nampak pada Tabel 2, tingkat pencapaian nilai kuliah lebih besar diperoleh dari nilai tugas, nilai tugas diperoleh dari hasil diskusi di kelas (tugas terstruktur) dan tugas dirumah (tugas mandiri). Nilai praktikum, tingkat pencapaian nilai lebih besar diperoleh dari nilai praktikum di industri (Tabel 3), nilai ini berasal dari nilai laporan hasil magang dan nilai seminar hasil magang. Berdasarkan perolehan nilai ujian pada Tabel 4 didapatkan hasil bahwa sebagian besar mahasiswa mendapatkan hasil yang kurang optimal. Keadaan ini menunjukkan bahwa untuk mata kuliah ini pemberian kuliah di kelas dan ujian tidak mampu meningkatkan pemahaman mahasiswa. Pemberian tugas dan melakukan praktikum di industri yang merupakan proses belajar temyata memberikan tingkat pencapaian pemahaman yang lebih besar, sehingga wajar jika kegiatan tersebut mendapatkan porsi yang seimbang dalam asesmen penilaiannya.
Tabel 3. Perolehan rata-rata nilai hasil pelaksanaan kegiatan praktikum MK Pengendalian Mutu
Perolehan Praktikum Praktek di nilai di Lab industri Rata-rata 69, 50 84, 35
Nilai kuliah 77, 44
Nilai akhir 76, 92
4. 3. Evaluasi Terhadap Pencapaian Hasil 4.3.1. Peningkatan Skor Untuk Mendapatkan Nilai A
Pengembangan sistem pembelajaran pada ini dikatakan berhasil apabila indikator kinerja yang sudah ditetapkan terpenuhi yaitu: 1) terjadinya peningkatan skor nilai untuk mendapatkan nilai A menjadi > 80 dan 2) peningkatan prosentase mahasiswa yang mendapat nilai A menjadi > 30 %. Pencapaian hasil pengembangan sistem pembelajaran ini diperoleh dari dua komponen penilaian yaitu nilai kuliah dan nilai praktikum. Berdasarkan mata kuliah
Tabel 5. Standar dan prosentase nilai akhir mahasiswa peserta MK Pengendalian Mutu tahun 2004-2005 Nilai
A B C D E
Standar Nilai
Jumlah Mahasiswa
>80, 0 67, 5 < B < 80, 0 57, 5 < C < 67, 5 47, 5 < D < 57, 5 <47, 5 Total mahasiswa
4.3.2. Prosentase Mahasiswa yang Mendapat Nilai A
Berdasarkan prosentase mahasiswa yang mendapatkan nilai A indikator kinerja belum terpenuhi, karena hasilnva menunjukkan baru
22,7% mahasiswa yang mendapatkan nilai A dari ketentuan 30%. Belum terpenuhi nya indikator
176
Prosentase
(orang )
(%)
5 10 6 1
22, 7 45, 6 27, 3 4, 5
22
100
ini menunjukkan bahwa penggunaan sistem penilaian dengan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dengan pencapaian patokan/ditentukan minimal 80% kurang cocok untuk mata kuliah ini. Penilaian
merupakan
hasil belajar dengan cara menentukan
suatu
PAP nilai
seseorang berdasarkan pada pencapaian tujuan pembelajaran. Kelulusan atau skor nilai telah ditentukan/dipatok minimal harus menguasai sekian prosen (%) dari tujuan pembelajaran. Untuk mengatasi masalah ini untuk tahun-tahun berikutnya mungkin bisa digunakan PAP dengan memberi porsi penilaian dengan prosentase lebih besar kepada tugas sampai mencapai 30-40%, karena dalam metode ini asesmen penilaian tidak hanya dilakukan terhadap produk belajar (ujian) tetapi juga terhadap proses belajar (tugas). Karena dengan pemberian tugas maupun praktek di industri ternyata mampu membantu mahasisvva untuk lebih memahami topik-topik yang dibahas.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.2. Saran-saran 1)
Perlu ditambah praktisi untuk kuliah dari praktisi bidang pengendalian mutu sehingga lebih membuka wawasan berpikir maha¬
siswa. 2)
Dalam kegiatan kuliah komponen penilaian perlu ditingkatkan prosentasenya dengan cara memberi tugas lebih intensif. tugas
DAFTAR PUSTAKA Anon.
1998. Sistem Standarisasi Nasional. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.
Anon. 2002. Kurikulum Baru Program Studi Teknologi Pertanian - Universitas Udayana. Bagian Teknologi Industri
Pertanian. 5.1. Kesimpulan 1) Metode Pembelajaran Berbasis Kompetensi mampu meningkatkan kompetensi mahasiswa peserta mata kuliah Pengendalian mutu terbukti dengan meningkatnya standar
perolehan nilai A. 2) Kompetensi terhadap tcpik yang dibahas dapat tercapai dengan diskusi kelompok dan pemberian tugas setiap kuliah karena hal tersebut membantu mahasiswa meningkat¬ kan tingkat pemahaman yang disyaratkan. 3) Praktikum dan magang di industri perlu dilakukan karena mampu meningkatkan pemahaman mahasiswa terbukti dengan tingginya tingkat pencapaian yang diperoleh.
(Proceeding (Research andStudies II'TPSDP, 2007
Kadarisman, Darwin. 1996. ISO (9000 dan 14000) dan Sertifikasi, Bulletin Teknologi dan Industri Pangan. Vol VI 1 No. 3.
Marheni, Isri Ngurah, A. A. 2005. Asesmen Berbasis Kompetensi. Makalah yang disampaikan pada Workshop Metodologi Pembelajarakan di PS. THP UNUD.
Mulyani, Sri. 2002. Buku Ajar Mata Kuliah Pengendalian Mutu. Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana. Susanto, Tri. 2005. Grand Design. Kurikulum Makalah pada Berbasis Kompetensi. Kurikulum Jurusan/ Pengembangan Program Studi Life Science di FTP UNUD.
177