III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah peternak sapi perah yang berada di wilayah kerja Koperasi Susu Bandung Utara (KPSBU) yang menerapkan mekanisasi pemerahan.
3.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah kasus, dimana penelitian dilakukan dengan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau objek mapun suatu tempat tertentu. Dengan menggunakan metode ini diharapkan dapat menghasilkan gambaran secara menyeluruh karakteristik populasi dan cenderung mendekati nilai sesungguhnya, dan memperkecil terjadinya penyimpangan terhadap nilai populasi.
3.2.1 Penentuan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan Kabupaten Bandung barat, Provinsi Jawa Barat. Lebih spesifik penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja KPSBU. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Hal ini atas dasar pertimbangan bahwa wilayah kerja KPSBU merupakan salah satu sentra peternakan sapi perah Jawa Barat selain pangalengan. Pertimbangan lain yang digunakan peneliti adalah masih minimnya studi mengenai usahaternak sapi perah di wilayah kerja KPSBU dan belum terdapat penelitian sejenis mengenai peternak yang menerapkan mekansisasi pemerahan di wilayah tersebut. Selain itu, terdapat program kerja KPSBU 2016, yaitu meningkatkan angka mekanisasi pemerahan di wilayahnya yang sampai saat ini masih terhitung sedikit dan perlu ditingkatkan.
24
3.2.2 Penentuan Responden Responden dalam penelitian ini adalah peternak sapi perah rakyat yang menerapkan mekanisasi pemerahan yang diambil secara keseluruhan (metode sensus). Jumlah peternak yang dijadikan responden sebanyak 21 orang yang masuk ke dalam 15 TPK dari total 27 TPK. Jumlah data tersebut adalah jumlah data yang nyata (true value). Berikut daftar responden berdasarkan TPK dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Responden Peternak Sapi Perah yang Menerapkan Mekanisasi Pemerahan Berdasarkan TPK. Nama TPK TPK Pencut TPK Keramat TPK Nagrak TPK Genteng TPK Manoko TPK Gn.putri TPK Cilumber TPK Ciater Sumber : Data KPSBU 2016
Jumlah Peternak 2 2 1 1 1 2 1 1 Total
Nama TPK TPK Bukanegara TPK Cibodas TPK Cibedug TPK Citespong TPK Nyampai TPK Cibolang TPK Kp.baru
Jumlah Peternak 1 1 1 3 1 1 1 21
25 3.2.3 Jenis dan Teknik Pengambilan Data Penelitian menggunakan sumber data, yaitu data primer dan sekunder. Data primer diproleh dari responden penelitian yanitu peternak sapi perah yang dikumpulkan dengan cara wawancara langsung.
Nazir (1999) menyebutkan
definisi wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka dan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). Data sekunder didapat dari KPSBU Lembang dan kantor desa lokasi penelitian.
3.3 Operasionalisasi Variabel 1. Penggunaan input dan biaya input tetap A. Input tetap, adalah faktor produksi yang jumlahnya selalu tetap meskipun jumlah outputnya mengalami perubahan atau tidak dipengaruhi output. 1) Sapi perah induk adalah jumlah sapi perah induk yang digunakan peternak untuk berproduksi pada saaat pengamatan dalam satuan ekor (ekor). 2) Kandang adalah luas kandang yang digunakan oleh peternak dihitung dalam satuan meter persegi (m2). 3) Mesin perah adalah jumlah mesin yang digunakan dalam peternakan pada saat pengamatan dan telah beroperasi dalam satuan unit (unit). 4) Perlatan adalah jumlah peralatan penunjang produksi seperti ember plastik, ember stainless steel, milk can, lap, dan lain sebagainya dihitung dalam satuan unit (unit) 5) Lahan adalah jumlah lahan yang digunakan keseluruhan termasuk kandang dan kebun rumput dihitung dalam satuan hektar (ha)
26
B. Biaya input tetap, adalah biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan faktor produksi dimana jumlahnya akan selalu tetap meskipun jumlah outputnya berubah atau tidak dipengaruhi oleh hasil produksi. 1) Biaya bibit sapi perah adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bibit sapi perah, harga ditetapkan atau disetarakan pada saat pengamatan dihitung dalam satuan Rupiah per ekor (Rp/ekor). 2) Biaya kandang adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan atau pembangunan kandang disetarakan dengan harga saat pengamatan dihitung dalam satuan Rupiah per ekor (Rp/ekor). 3) Biaya mesin perah adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengintroduksi mesin dihitung dalam satuan Rupiah per unit (Rp/unit). 4) Biaya peralatan adalah biaya yang dikeluarkan untuk peralatan penunjang produksi dikalikan dengan harga satuan produk dalam satuan Rupiah per unit (Rp/unit). 5) Biaya lahan adalah biaya yang dikeluarkan untuk menggunakan lahan yang digunakan peternak baik sewa maupun beli dihitung dalam satuan Rupiah per tahun (Rp/tahun) 6) Biaya penyusutan adalah biaya yang ditanggung oleh peternak akibat menurunya nilai guna barang dihitung dalam satuan Rupiah per tahun (Rp/tahun). 2. Penggunaan input dan biaya input variabel A. Input variabel, adalah jumlah faktor produksi yang jumlahnya selalu berubah mengikuti jumlah output yang dihasilkan. 1) Pakan adalah jumlah pakan yang diberikan kepada per satuan ternak dalam satu tahun dihitung dalam satuan kilogram per tahun (kg/tahun).
27
a. Pakan hijuan adalah jumlah hijauan yang diberikan dalam satuan ternak dalam satu tahun dihitung dalam satuan kilogram per tahun (kg /tahun). b. Pakan konsentrat adalah jumlah pakan penguat selain hijaun makanan ternak yang diberikan dalam satuan ternak dalam satu tahun dihitung dalam satuan kilogram per tahun (kg/tahun). 2) Keswan adalah jumlah obat-obatan dan treatment kesehatan hewan yang diberikan kepada ternak dalam satu tahun dalam satuan unit (unit/tahun). 3) Tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja diluar keluarga yang terlibat dalam proses produksi (orang/unit usaha). 4) Bahan bakar adalah jumlah bahan bakar yang digunakan untuk menunjang produksi dalam satu tahun dihitung dengan satuan liter per tahun (liter/tahun). 5) Input teknis adalah input yang digunakan sebagai penunjang produksi seperti listrik, air dalam satu tahun dihitung dalam satuan watt dan meter kubik (watt/bulan dan m3/bulan). B. Biaya input variabel, adalah biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan faktor produksi dimana jumlahnya akan selalu berubah-ubah tergantung dengan besarnya produksi yang dijalankan atau jumlah output yang dihasilkan. 1) Biaya pakan adalah biaya pakan yang diberikan kepada ternak per satuan ternak dalam satu tahun dihitung dalam satuan Rupiah per tahun (Rp/tahun). a. Biaya pakan hijuan adalah jumlah hijauan yang diberikan kepada ternak dalam satu tahun dihitung dalam satuan kilogram per tahun. Untuk peternak yang tidak membeli pakan hijauan maka akan
28
dihitung menggunakan opportunity cost
berupa biaya untuk
keperluan menyabit rumput dilihat dalam HOK dikalikan dengan upah pertanian di daerah tersebut ditambah bahan bakar minyak yang diperlukan (Rp/tahun). b. Biaya pakan konsentrat adalah jumlah konsentrat yang diberikan kepada ternak dalam satu tahun dihitung dalam satuan kilogram per tahun (Rp/tahun). 2) Biaya keswan adalah biaya obat-obatan dan treatment kesehatan hewan yang diberikan kepada ternak dalam satu tahun dalam satuan Rupiah per tahun (Rp/tahun). 3) Biaya tenaga kerja adalah upah yang dikeluarkan untuk tenaga kerja diluar keluarga yang terlibat dalam proses produksi dalam satu tahun dalam satuan Rupiah per tahun (Rp/tahun). 4) Biaya bahan bakar adalah biaya yang dikeluarkan untuk bahan bakar yang dihitung dalam satu tahun dalam satuan Rupiah per tahun (Rp/tahun). 5) Biaya input teknis adalah biaya yang digunakan untuk membiayai listrik dan air. Dalam proses produksi dalam satuan Rupiah per tahun (Rp/tahun). 3. Pendapatan (π) merupakan selisih antara penerimaan total pertahun dan pengeluaran (biaya total) per tahun. Secara rumus dapat dijabarkan: pendapatan = penerimaan – pengeluaran dihitung dalam satuan Rupiah per tahun (Rp/tahun). 4. Penerimaan Total (TR) diperoleh dari penerimaan atas dasar hasil produksi susu dan penerimaan lainnya per tahun dinilai dalam satuan Rupiah, penerimaan di tentukan oleh banyaknya produk yang dihasilkan seperti susu, limbah, ternak
29
dikalikan dengan harga produk tersebut dihitung dalam satuan Rupiah per tahun (Rp/tahun). 5. Titik impas yaitu keadaan di mana suatu usaha tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi diukur dalam satuan Rupiah dan unit output (ekuivalen liter susu)
3.4 Model Analisis Model analisis yang digunakan adalah model analisis kuantitatif yaitu menyajikan rangkuman data atau nilai yang dihitung berdasarkan data yang tersedia atau data yang dikumpulkan. Data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis dan dihitung untuk mengetahui besarnya pendapatan yang diperoleh peternak sapi perah yang telah menerapkan mekanisasi pemerahan dengan rumus sebagai berikut: 1. Analisis Pendapatan A. Biaya Produksi Total biaya produksi dapat diperoleh melalui penjumlahan total biaya tetap atau Total Fixed Cost (TFC) dengan total biaya variabel atau Total Variable Cost (TVC), dengan rumus : 𝑇𝐶 = 𝑇𝐹𝐶 + 𝑇𝑉𝐶 *
𝑇𝐶 =
*
(𝑋) ∙ 𝑃) ) + )+,
(𝑋1 ∙ 𝑃1 ) 1+,
Keterangan : TC = Total Cost (biaya total) TFC = Total Fixed Cost (total biaya tetap) TVC = Total Variable Cost (total biaya variabel atau biaya tidak tetap) 𝑋) = Jumlah input tetap 𝑃) = Harga input tetap 𝑋1 = Jumlah input variabel 𝑃1 = Harga input variabel
30
B. Penerimaan Penerimaan total adalah jumlah seluruh penerimaan yang diperoleh peternak dari hasil penjualan sejumlah produk atau barang yang dihasilkan. Cara menghitung penerimaan total dapat dilakukan dengan mengalikanjumlah produk dengan harga jual produk per unit, dengan rumus : *
𝑇𝑅 =
𝑄4 ∙ 𝑃4 4+,
Sumber
: Rasyaf (2003)
Keterangan : TR = Total Revenue (total penerimaan) Qi = Quantity (jumlah produk yang dihasilkan) Pi = Price (harga per unit)
C. Pendapatan Ukuran pendapatan didasarkan pada nilai selisih antara penerimaan total dan biaya total (net farm income): 𝜋 = 𝑇𝑅 − 𝑇𝐶 *
𝜋= *
𝜋=
*
𝑄4 ∙ 𝑃4 − 4+,
*
𝑄4 ∙ 𝑃4 − 4+,
𝑋4 ∙ 𝑃4 4+,
*
𝑋) ∙ 𝑃) + )+,
𝑋1 ∙ 𝑃1 1+,
Sumber : Soekartawi (1995) Keterangan : 𝜋 = Pendapatan TR = Total Revenue (total penerimaan peternak) TC = Total Cost (biaya total) Qi = Quantity (jumlah produk yang dihasilkan) Pi = Price (harga per unit input total) 𝑋4 = Jumlah input total
31 𝑋) 𝑃) 𝑋1 𝑃1
= Jumlah input tetap = Harga input tetap = Jumlah input variabel = Harga input variabel
2. Analisis Break Even Point Analisis titik impas (Break Even Point) merupakan suatu cara untuk mengetahui seberapa besar volume produksi dan penetapan harga jual terendah agar usaha tidak mengalami kerugian. Analisis titik impas (Break Even Point) diperlukan sebagai patokan agar usahaternak tidak mengalami kerugian, tetapi tidak dalam posisi memperoleh laba (impas) artinya total pendapatan sama dengan total pengeluaran. Secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut: 𝑇𝑅 = 𝑇𝐶 𝑇𝑅 = 𝑇𝐹𝐶 + 𝑇𝑉𝐶 *
*
𝑄4 ∙ 𝑃4 = 4+,
Keterangan: TR TC TFC TVC Qi Pi 𝑋) 𝑃) 𝑋1 𝑃1
*
𝑋) ∙ 𝑃) + )+,
𝑋1 ∙ 𝑃1 1+,
= Total Revenue (total penerimaan peternak) = Total Cost (biaya total) = Total Fixed Cost (total biaya tetap) = Total Variable Cost = Quantity (jumlah produk yang dihasilkan) = Price (harga per unit) = Jumlah input tetap = Harga input tetap = Jumlah input variabel = Harga input variabel
3. Penentuan BEP dengan Persamaan Linear Secara grafik, BEP adalah perpotongan antara kurva TC dan kurva TR.
32
TC,TFC 𝒅𝑻𝑹
TR = c . Q 𝒅𝑸 = 𝒄 , =c TC = a+bQ 𝒅𝑻𝑪 𝒅𝑸
=b
BEP
TFC = a a 0
Q
Ilustrasi 3. Grafik Penentuan BEP dengan Persamaan Linear Kurva TC
= TFC + TVC 789 = TFC + .Q :
= TFC + AVC . Q Kurva TR
=P.Q
Keterangan TFC = a, adalah intersep AVC = b, adalah kemiringan garis TC P = c, adalah kemiringan garis TR QBEP adalah titik perpotongan garis TC dan TR, atau: TC = TR TFC + TVC = TR TFC + AVC.QBEP = P QBEP maka: a+b QBEP = c QBEP (c – b) QBEP = a Q <=> =
a (c − b)
33
Maka secara grafis nilai QBEP ditentukan oleh rasio antara intersep (a), dan selisih antara kemiringan garis TR dan kemiringan garis TC (c-b). Kofisien a,b,dan c diperoleh dengan analisis regresi (menggunakan Microsoft Excel) terhadap data TR,TC, dan Q pada peternak sapi perah yang diamati. Hasil analisis regresi dijadikan dasar penetapan tingkat produksi impas (QBEP) secara kuantitatif maupun analisis grafis.