II KAJIAN PUSTAKA
1.1
Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru sehingga hasil belajar siswa meningkat (Wardani, 2008:1.4) Dalam proses pembelajaran apabila penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan tidak mencapai 65%, maka proses pembelajaran yang dilakukan dinyatakan tidak berhasil. Idealnya, guru segera melakukan penelitian tindakan kelas untuk mencari dan menemukan di mana letak kelemahan dalam proses pembelajaran berlangsung. Setelah mengetahui letak kelemahan, akan diambil langkah berikutnya adalah melakukan perbaikan agar permasalahan tersebut tidak berlanjut. 1.2 Model Pembelajaran 1. Model Contextual Teaching Learning Pendekatan contextual teaching learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata, yang mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan di keluarga dan masyarakat. Dengan fakta tersebut, hasil belajar diharapkan lebih bermakna.
Dalam pendekatan contextual ada tujuh komponen utama pembelajaran yang efektif yaitu 1. konstruktivisme (constructivism), 2. bertanya (questioning), 3. menemukan (inquiry), 4. masyarakat belajar (learning community), 5. permodelan (modeling), 6. refleksi (reflection), 7. penilaian (authentic assesmen). A. Konstruktivisme (constructivism) Konstruksivisme merupakan landasan berfikir bahwa pengtahuan, dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta atau konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. B. Menemukan (inquiri ) Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis contextual teaching learning (CTL). Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa bukan hasil mengingat seperangkat fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus pintar merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apa pun materi yang diajarkan. C. Bertanya (questioning)
Pengetahuan yang dimiliki seseorang bermula Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inquiriy yaitu menggali informasi, mengonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya. D. Masyarakat belajar (learning community) Hasil pembelajaran diperoleh siswa dari bekerja sama dengan teman dan kelompok. Siswa dibagi dalam kelompok yang hiterogen. Siswa yang pandai akan mengajari yang lemah, yang tahu memberi tahu kepada yang belum tahu, yang cepat menangkap mendorong temannya yang lambat, yang mempunyai gagasan segera memberi usul, dan sebagainya. E. Permodelan (modeling) Dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru. Model bisa berupacara mengoperasikan sesuatu, cara mengerjakan sesuatu, cara melafalkan dan sebagainya. Kadang-kadang banyak peristiwa psykologis atau sosial yang sukar bila dijelaskan dengan kata-kata belaka, maka perlu ada model yang bisa ditiru atau siswa dipartisipasikan untuk berperan dalam peristiwa sosial itu. Dalam hal ini perludi gunakan strategi permodelan supaya siswa dapat memperhatikan, mencontoh, mengerjakan, atau melafalkan seperti apa yang dicontohkan oleh model. Dalam menggunakan strategi ini agar berhasil dengan efektif guru perlu mempertimbangkan langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Guru harus memilih topik yang urgen sehingga menarik minat siswa.
2. Bila ada kesediaan sukarela dari siswa untuk berperan supaya ditanggapi, guru harus mempertimbangkan apakah ia tepat untuk perannya itu. Bila tidak, ditunjuk saja siswa yang memiliki kemampuan serta pengalaman yang lebih baik. 3. Bila siswa belum terbiasa, ia perlu dibantu guru dalam menimbulkan kalimat pertama dalam penampilannya. Bila menggunakan strategi permodelan sebelum melaksanakan perlu dipertimbangkan kekurangannya di antaranya: Kalau guru tidak mengasai tujuan penggunaan strategi ini untuk suatu unit pelajaran maka strategi permodelan tidak akan berhasil. Dengan strategi permodelan guru benar-banar harus bisa mengusai masalah, pandai bermimik dan pandai berinteraksi. Strategi permodelan memiliki beberapa keunggulan, maka dapat dipilih untuk beberapa unit pelajaran tertentu diantaranya: Dengan strategi ini siswa lebih tertarik perhatiannya pada pelajaran. Karena mereka dapat memerankannya sendiri, maka mudah memahami dan mencontoh serta mempraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. F. Refleksi (reflection) Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa yang sudah kita lakukan atau kita dapatkan di masa lalu. Siswa mengedepankan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan baru, yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima. Misalnya, ketika pelajaran berakhir, siswa
u, begini cara para ahli membuat rumus atau
G. Penilaian (authentic assesement) Assesement adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siwa. Karena assesement menekankan proses pembelajaran, data yang dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat melakukan proses pembelajaran. Dengan demikian hal-hal yang berada di luar proses pembelajaran tidak dapat dipertanggungjawabkan .