IDENTIFIKASI TINGKAH LAKU SALAH SUAI REMAJA MELALUI PENDEKATAN KONSELING PSIKOLOGI INDIVIDUAL DI SMKN 4 PADANG
1
Lian Anella1, Rahma Wira Nita2, Ryan Hidayat Rafiola2 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat
[email protected]
ABSTRACT This research is motivated by the adolescents having wrong accordingly behavior in social relationships cultivated and founding adolescent being inferiority and over superiority attitude. identification of research is individual psychological counseling in wrong accordingly behavior. the purpose of research is reveal to how many wrong accordingly behavior on the adolescent seen through individual psychology counseling approaches. identification of wrong accordingly adolescent behavior seen by aspect : 1) The pursuit of excessive superiority. 2) Social interest disturbed. The type of this research is descriptive quantitative with population as much as 460 learners on all students XI class. The sample of technique is simple random sampling were 82 students. The instrument used by questionnaire and data analysis used by percentage technique. The result showed that : 1) The pursuit of excessive superiority on adolescent have a little category. 2) Social interes disturbed on adolescent has quite a lot of categories. Based on research result recomended for guidance and conseling teachers giving motivation to improve social interest of student with information services and group guidance service. Keywords: Wrong talk again adolescent, Social interest, Superiority
namun
PENDAHULUAN Masa remaja merupakan masa
belum
masa remaja banyak aspek yang
dewasa.
masa
kanak-kanak
dan
mereka
diperlakukan
seperti orang dewasa mereka masih
mencari jati diri dikarenakan bahwa
berubah pada masa peralihan dari
jika
mampu
Masa
menunjukan
remaja
adalah
sikap
masa
masa
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi,
kehidupan dewasa. Dari segi fisiknya
hal tersebut yang menjadi penyebab
mereka sudah seperti orang dewasa
bahwa banyak remaja ingin mencoba
segala sesuatu yang belum pernah dia
pikiran yang negatif terhadap dirinya
coba sebelumnya, dikarenakan rasa
dan orang lain.
ingin tahu yang tinggi itu pula
Remaja di Sekolah Menengah
kebanyakan remaja melakukan sesuatu
Kejuruan
hal berdasarkan apa yang mereka lihat
individu yang sedang berada pada
dan hal itu dapat berprilaku ke arah
masa remaja dan tidak terlepas dari
yang negatif.
permasalahan yang berkaitan dengan
Menurut Ali dan Asrori (2012:9)
(SMK)
juga
termasuk
tingkah laku salah suai terutama dalam
“Remaja yang dalam bahasa aslinya
hubungan
disebut adolescence yang berasal dari
permasalahan
kata latin adolescere yang berarti
dianggap wajar terjadi di sekolah,
tumbuh atau tumbuh untuk mencapai
padahal berbagai perilaku salah suai
kematangan”. Pada masa remaja ini,
tersebut dapat berdampak tidak bagus
individu
mengalami
pada perkembangan kepribadian dan
permasalahan, karena pada masa ini
aktualisasi diri peserta didik. Tingkah
adalah masa peralihannya dari masa
laku salah suai tersebut banyak terjadi
anak-anak
dalam lingkungan sekolah yang sangat
banyak
ke
Kebingungan
masa
yang
dewasa.
dialami
oleh
sosial.
Permasalahan-
tersebut
seringkali
berpengaruh bagi pertumbuhan dan
remaja sebagai akibat dari masa
perkembangan
peralihan
sendiri.Oleh karena itu para remaja
tersebut
terkadang
diri
remaja
menimbulkan perilaku yang salah suai
tersebut
yang ditampilkan dalam bentuk rasa
bimbingan untuk dapat memahami
rendah diri, pribadi yang inferioriti,
tentang
hidup dalam dunia sendiri, merasa
permasalahan
punya
arahan dan bimbingan di sekolah dapat
kelemahan
berlebihan,
yang
dirinya
mencari
dilakukan
kesempurnaan atau superioritas, gaya
konseling.
hidup
manja,
terlalu
fisik
memerlukan
gaya
hidup
yang
terabaikan, gaya hidup yang kaku, dan
arahan
itu
dan
dan
mengatasi
dirinya.
Pemberian
melalui
bimbingan
dan
Bimbingan dan Konseling yang juga
merupakan
bagian
dari
pendidikan
mempunyai
tanggungjawab
besar
dalam
mengubah konsep tentang diri klien, membantu
klien
menstrukturkan
mewujudkan manusia yang sesuai
kembali masalahnya dan menyadarilife
dengan tujuan pendidikan. Konseling
styleserta mengurangi penilaian yang
perorangan
bersifat negatif terhadap dirinya serta
merupakan
salah
satu
layanan di dalam bimbingan dan
perasaan-perasaan
konseling
yang
Konseling
individu
atau
dapat
membantu
remaja
inferioritasnya.
prsikologi
individual
dalam
membantu klien dalam mengoreksi
permasalahannya.
persepsinya terhadap lingkungan, agar
Prayitno dan Erman Amti (2004:105)
klien bisa mengarahkan tingkah laku
menyatakan
“Konseling
serta mengembangkan kembali minat
perorangan adalah proses pemberian
sosialnya. Dengan demikian klien
bantuan
dapat membentuk gaya hidupnya yang
mengentaskan
bahwa
yang
dilakukan
melalui
wawancara konseling oleh seorang ahli
lebih efektif.
(disebut konselor) kepada individu yang
sedang
mengalami
Hendri (2013: 19) mengatakan
sesuatu
pada pendekatan konseling psikologi
masalah (disebut klien) yang bermuara
individual tingkah laku salah suai
pada
seseorang disebabkan oleh perasaan
teratasinya
masalah
yang
dihadapi klien”.
inferior. Perasaan inferior inilah yang
Ada beberapa macam model
menggerakkan
individu
untuk
pendekatan konseling dalam konseling
bergerak
berjuang
menjadi
perorangan yang salah satunya adalah
superior dan individu yang secara
pendekatan konseling menggunakan
psikologis kurang sehat berjuang untuk
teori
yaitu
menjadi pribadi superior. Jika hal
konselingpsikologi individual. Taufik
tersebut tidak ditanggulangi dengan
(2012:95)
baik
Alfred
Adler
menyatakan
bahwa
atau
atau
dibesar-besarkan
serta
pendekatan konseling menggunakan
berlangsung secara tidak wajar akan
pendekatan
dapat
konseling
psikologi
individual tersebut bertujuan untuk
menimbulkan
ketidaknormalan,
apalagi
bibit dibarengi
dengan kekurangan-kekurangan fisik
begitu pengembangan minat sosial itu
yang dilebih-lebihkan, gaya hidup
menjadi tujuan dari konseling ini.
yang
dimanja,
dan
gaya
hidup
Hasil
observasi
peneliti
di
terabaikan maka apabila hal tersebut
sekolah tempat peneliti melakukan
dibesar-besarkan dapat menyebabkan
penelitian di SMKN 4 Padang pada
individu mengalami tingkah laku yang
tanggal 31 Mei 2017 bahwasanya ada
terlalu mengejar superioritas seperti
remaja yang bersikap egois dan sulit
terlalu
bahkan
menerima pendapat orang lain, adanya
gangguan
remaja yang suka memilih teman
dalam sosial seperti mengisolasi diri.
dalam bergaul, adanya remaja yang
Hal inilah yang menjadi pengaruh
suka menyendiri dan diam-diam di
awal
anak
kelas, adanya remaja yang pemalu
mengembangkan gaya hidup yang
dalam bergaul, adanya remaja yang
keliru dan salah suai.
sangat sensitif serta mudah emosional
keras
sebaliknya
dan
kaku
mengalami
yang
menyebabkan
Taufik (2012:82) mengatakan dalam teori psikologi
pendekatan konseling
individual
dan adanya remaja yang tertutup terhadap orang lain, adanya remaja
memandang
yang tidak bisa menerima kekalahan
bahwa secara kodrati manusia itu
dan harus menang dalam berkompetisi,
memiliki kebutuhan yang kuat untuk
adanya remaja yang sulit berteman
menempati dan menemukan tempat
dengan lawan jenis, adanya remaja
yang berarti dalam masyarakat. Tiada
yang memiliki kemauan yang keras
perasaan untuk mendapatkan tempat
dan sulit ditentang oleh orang lain,
tidak
lain
adanya remaja yang memiliki rasa
hebat
rendah diri dan kurang rasa percaya
terhadap perasaanya. Manusia tidak
diri, adanya remaja yang selalu ingin
hanya membutuhkan manusia lain tapi
menarik dan terkenal, adanya remaja
manusia juga mempunyai perasaan
yang suka mengkritik orang lain.
diterima
merupakan
oleh
musibah
orang yang
untuk diterima oleh orang lain. Dengan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam
penelitian ini
yaitu untuk
penelitian atau objek penelitian dan
mendeskripsikan:
data
1. Identifikasi tingkah laku salah suai
diperoleh dari sumber kedua atau
remaja dilihat dari aspek upaya
sumber sekunder dari data yang kita
mengejar
butuhkan.
superioritas
yang
berlebihan.
sekunder
adalah
data
yang
Metode dalam pengumpulan data
2. Identifikasi tingkah laku salah suai
pada
penelitian
ini
menggunakan
remaja dilihat dari aspek sosial
angket. Menurut Bungin (2005:133)
interes terganggu.
“Angket/kuesioner
merupakan
serangkaian atau daftar pertanyaan
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan
yang
disusun
secara
sistematis,
menggunakan pendekatan deskriptif
kemudian dikirim untuk diisi oleh
kuantitatif.
responden”.
Penelitian
ini
h
dilaksanakan pada bulan juli 2017
Teknik analisis data mengunakan
yang bertempat di SMKN 4 Padang.
persentase yang merujuk pada Sudjana
Dalam penelitian ini yang menjadi
(2005
populasi adalah peserta didik kelas XI
persentase
sebanyak 460 peserta didik. Sanpel
persentase.
dalam penelitian ini berjumlah 82
HASIL DAN PEMBAHASAN
peserta didik. Dalam penelitian ini
1. Identifikasi Tingkah Laku Salah Suai Remaja Melalui Pendekatan Konseling Psikologi Individual Secara Umum
peneliti menggunakan sampel teknik simple random sampling.
:
47)
dan
mencari
menggunakan
data rumus
Identifikasi tingkah laku salah
Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer
suai
remaja
melalui
pendekatan
dan data sekunder. Menurut Bungin
konseling psikologi individual dilihat
(2005:132) data primer adalah adalah
secara umum
adalah data yang langsung diperoleh
kategori banyak sebanyak 6 orang
dari sumber data pertama di lokasi
(7,32%), cukup banyak sebanyak 48
yang berada pada
orang (58,54%), dan sedikit sebanyak
kebersamaan dengan orang lain dan
28 orang (34,15%), sedangkan pada
mempedulikan kesejahteraan mereka.
kategori sangat banyak dan sangat
Dorongan sosial adalah sesuatu yang
sedikit tidak ada yang memilih, dapat
dibawa
disimpulkan bahwa persentase terbesar
kekhususan hubungan dengan orang
mengenai identifikasi tingkah laku
lain
salah suai remaja melalui pendekatan
bergaul dengan masyarakat.
konseling psikologi individual dilihat
2. Identifikasi Tingkah Laku Salah Suai Remaja Melalui Pendekatan Konseling Psikologi Individual Dilihat dari Sub Variabel Aspek Upaya Mengejar Superioritas yang Berlebihan
secara umum berada pada kategori cukup banyak. Taufik (2012: 81) mengatakan bahwa
model
konseling psikologi
individual didasarkan atas pandangan holistik mengenai pribadi manusia yang berarti bahwa manusia dipandang sebagai suatu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan.
Manusia
tidak
terpisah menjadi bagian-bagian dan kepribadiannyapun berpadu menjadi suatu
kesatuan
dan
hanya
dapat
dipahami apabila kepribadian tersebut dipandang sebagai suatu keseluruhan. Hendri (2013:18) mengatakan kehidupan yang normal dan sehat adalah kemampuan “mencintai dan berkarya”,
namun
masalah
hidup
selalu bersifat sosial. Fungsi hidup sehat bukan hanya mencintai dan berkarya
tetapi
juga
merasakan
sejak
lahir
ditentukan
oleh
meskipun
pengalaman
Identifikasi tingkah laku salah suai
remaja
melalui
pendekatan
konseling psikologi individual dilihat dari sub variable upaya mengejar superioritas yang berlebihan yang berada pada kategori banyak sebanyak 10 orang (12,20%), cukup banyak sebanyak 35 orang (42,68%), sedikit sebanyak
37
sedangkan
pada
orang
(45,12%),
kategori
sangat
banyak dan sangat sedikit tidak ada yang
memilih,
dapat
disimpulkan
bahwa persentase terbesar mengenai identifikasi tingkah laku salah suai remaja melalui pendekatan konseling psikologi individual dilihat dari sub
variable upaya mengejar superioritas yang berlebihan tergolong sedikit. Menurut mengatakan superior
Taufik usaha
seorang
(2012:
untuk
83)
menjadi
individu
selalu
mencoba untuk menjadi yang terbaik dan berusaha untuk dekat dan semakin dekat kepada tujuan yang ideal yang diinginkan, ketika tujuan tersebut tidak dapat dicapai dan tidak mampu dalam menyelesaikan tugas-tugas pemenuhan kebutuhan
maka
individu
dapat
mengalami suatu permasalahan. Menurut Dalyono (2012:260) “Seorang siswa dikategorikan sebagai anak
bermasalah
apabila
menunjukkan penyimpangan
ia
gejala-gejala dari
perilaku
Konseling Psikologi Individual Dilihat dari Sub Variabel Soaial Interes Terganggu
yang
sering dilakukan oleh anak-anak pada umumnya”.
menurut
Aliran
Humanisme
(Mudjiran,
2007:151)
“Terjadinya perilaku bermasalah itu disebabkan oleh seseorang belajar mengenai sikap penyesuaian yang salah, seseorang menggunakan caracara mekanisme pertahanan diri secara berlebihan”. 3. Identifikasi Tingkah Laku Salah Suai Remaja Melalui Pendekatan
Identifikasi tingkah laku salah suai
remaja
melalui
pendekatan
konseling psikologi individual dilihat dari
sub
variabel
sosial
interes
terganggu yang berada pada kategori banyak sebanyak 5 orang (6,10%), cukup banyak sebanyak 50 orang (60,98%), sedikit sebanyak 27 orang (32,93%), sedangkan pada kategori sangat banyak dan sangat sedikit tidak ada yang memilih, dapat disimpulkan bahwa persentase terbesar mengenai tingkah laku salah suai remaja melalui pendekatan
konseling
psikologi
individual dilihat dari sub variabel aspek
sosial
interes
terganggu
tergolong cukup banyak. Kepribadian seseorang dikatakan menyimpang atau salah suai ketika tingkah laku yang dimunculkannya adalah tingkah laku yang salah suai. Hendri (2013: 19) menjelaskan tentang sebab kepribadian salah suai dalam pandangan
konseling
psikologi
individual adalah perasaan FOI yang amat sangat yang ditimbulkan oleh
cacat fisik atau mental, penganiayaan oleh orang tua, dan penelantaran. Apabila
ketiga
dibesar-besarkan,
hal
maka
remaja dilihat dari aspek sosial
tersebut
FOI
2. Identifikasi tingkah laku salah suai
akan
interes
terganggu
berada
pada
kategori cukup banyak.
semakin berkembang. Tingkah laku salah suai adalah hasil dari pengaruh lingkungan,
yang
pada
umumnya
berawal dari tingkah laku orang tua sewaktu masih kanak-kanak. Apabila pada diri individu berkembang situasi tegang karena memuncaknya perasaan.
Berdasarkan
hasil
penelitian
tentang identifikasi tingkah laku salah remaja
melalui
pendekatan
konseling psikologi individual di SMK Negeri 4 Padang berada pada kategori cukup banyaksebanyak 48
orang
(58,54%). Sehingga dapat diambil kesimpulan dari batasan masalah dan rincinya sesuai dengan sub variabel sebagai berikut : 1. Identifikasi tingkah laku salah suai remaja dilihat dari aspek upaya mengejar
superioritas
yang
berlebihan berada pada kategori sedikit.
Ali,
Mohammad dan Mohammad Asrori. 2012. Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Dalyono. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
KESIMPULAN
suai
DAFTAR PUSTAKA
Hendri, Novi. 2013. Model-model Konseling. Medan: Perdana Publishing. Mudjiran. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Padang: Universitas Negeri Padang. Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Cetakan kedua. Jakarta: Rineka Cipta. Taufik. 2012. Model-model Konseling. Padang: UNP Press.