Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
0
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dalam penyuluhan perikanan, data yang valid sangat dibutuhkan dan menjadi kunci utama keberhasilan proses serta program penyuluhan perikanan di tingkat lapang. Secara implementatif,
setelah
data-data
diinventarisasi
dan
dikumpulkan, maka langkah selanjutnya adalah mengolah dan menganalisa
data
tersebut.
Dalam
kegiatan
penyuluhan
perikanan, pengumpulan dan pengolahan data bertujuan untuk memperoleh informasi, gambaran keadaan ataupun kegiatan masyarakat perikanan baik itu sebagai keluarga pelaku utama maupun pelaku usaha perikanan serta keseluruhan sistem yang terkait di dalamnya dengan dasar potensi yang mendukung dan
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
1
kebijaksanaan pemerintah dalam pembangunan perikanan yang sedang atau akan dikembangkan di daerah yang bersangkutan. Fenomena tersebut dapat digunakan sebagai bahan untuk menetapkan keadaan dan masalah. Hasil analisa yang diperoleh dari suatu wilayah pengembangan perikanan sebagai hasil terkini ataupun masa lalu dapat dijadikan dasar kebijakan dan program pengembangan penyuluhan di tahun mendatang. Dalam
pengembangan
suatu
wilayah
pedesaan
(rural
development), maka kajian desa secara partisipatif sangat efektif untuk dikembangkan. Berkaitan dengan hal tersebut seorang penyuluh perikanan harus tahu dan mampu di dalam mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu dilakukan penelitian/pengkajian tentang “Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan”. B. Rumusan Masalah Perumusan masalah yang akan diajukan dalam kajian ini adalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan Participatory Rural Appraisal (PRA)? 2. Apa, bagaimana dan siapa saja yang dapat melalukan teknik PRA? 3. Apa yang dimaksud dengan analisa pohon masalah? Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
2
4. Apa yang dimaksud dengan analisa pohon tujuan?
C. Tujuan Penelitian/Pengkajian Berdasarkan
permasalahan
pada
bagian
rumusan
masalah, tujuan penelitian/pengkajian yang akan dicapai adalah: 1. Menjelaskan tentang Participatory Rural Appraisal (PRA). 2. Menjelaskan tentang teknik PRA. 3. Mengungkapkan yang dimaksud dengan analisa pohon masalah. 4. Mengungkapkan yang dimaksud dengan analisa pohon tujuan. D. Kerangka Teori Menurut berbagai kamus bahasa Inggris-Indonesia, data diterjemahkan sebagai istilah yang berasal dari kata “datum” yang berarti fakta atau bahan-bahan keterangan. Data adalah deskripsi dari sesuatu dan kejadian yang kita hadapi atau kenyataan
yang
menggambarkan
kejadian-kejadian
dan
kesatuan nyata. Menurut
indahf/Carapedia
pada
http://carapedia.com/
pengertian_definisi_data_menurut_para_ahli_info505.html Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
Bila 3
dilihat dari menurut asal sumbernya, data dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu data primer dan data sekunder. Berikut ini adalah pengertian dan definisi data menurut beberapa ahli: (1) WEBSTER NEW WORLD DICTIONARY “Data adalah things known or assumed, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap”; (2) WAHYU SUPRIYANTO & AHMAD MUHSIN “Data merupakan bahan baku informasi, dapat didefinisikan sebagai kelompok teratur simbol-simbol yang
mewakili
kuantitas,
fakta,
tindakan,
benda,
dan
sebagainya”; (3) ZULKIFFI A. M “Data adalah keterangn atau bukti mengenai suatu kenyataan yang masih mentah, masih berdiri sendiri-sendiri, belum diorganisasikan, dan belum diolah”; (4) NUZULLA AGUSTINA ”Data adalah keterangan mengenai sesuatu hal yang sudah sering terjadi dan berupa himpunan fakta, angka, grafik, tabel, gambar, lambang, kata, huruf-huruf yang menyatakan sesuatu pemikiran, objek, serta kondisi dan situasi”; (5) SLAMET RIYADI “Data adalah kumpulan
informasi
yang
diperoleh
dari
hasil
suatu
pengamatan. Data dapat berupa angka atau lambang”; (6) KUSWADI & E. MUTIARA “Data adalah kumpulan informasi yang diperoleh dari suatu pengamatan, dapat berupa angka, lambang atau sifat”; (7) LIA KUSWAYATNO “Data adalah kumpulan kejadian/peristiwa yang terjadi di dunia nyata. Data dapat berupa angka-angka, huruf-huruf, simbol-simbol khusus, atau gabungan dari semuanya”; (8) ANHAR “Data adalah Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
4
kenyataan
yang
menggambarkan
suatu
kejadian
dan
merupakan kesatuan nyata yang nantinya akan digunakan sebagai bahan dasar suatu informasi”; (9) HAER TALIB “Data adalah sekumpulan fakta dan sebuah fakta adalah kenyataan atau kejadian”; (10) H. J SRIYANTO “Data adalah suatu keterangan atau informasi tentang objek penelitian”.
E. Sumber Data Penelitian Data-data yang disajikan dalam tulisan ini terdiri dari data sekunder
diperoleh
dari
buku-buku
dan
internet
yang
berhubungan dengan topik yang diangkat. F. Metode Dan Teknik Penelitian/Pengkajian Metode yang digunakan dalam penelitian/pengkajian ”Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan” ini adalah penelitian/pengkajian deskriptif kualitatif, dengan teknik yang digunakan: 1) Pengumpulan data Data sekunder diperoleh dari buku-buku dan internet. 2) Pengolahan data dan penyusunan kajian a. Perumusan masalah yang akan diajukan dalam kajian, dengan penjabaran dan penggalian ide/gagasan utama
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
5
dan ide pendukung dengan menggunakan 5 W (What, Who, When, Where, Why), dan 1 H (How). b. Dalam rangka menjawab pertanyaan di atas, kami melakukan pengolahan data dan penelusuran pustaka yang akan dituangkan dalam beberapa sub bahasan.
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
6
BAB II PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL
(Kajian Keadaan Pedesaan Secara Partisipatif)
Kajian Keadaan Pedesaan secara Partisipatif adalah salah satu tahap dalam meningkatkan kemandirian masyarakat dalam meningkatkan
taraf
hidupnya.
Proses
pemandirian
atau
Pemberdayaan Masyarakat terdiri dari beberapa tahapan yaitu, Kajian Keadaan Pedesaan oleh Masyarakat, Pengembangan Kelompok,
Perencanaan
dan
Pelaksanaan
Kegiatan
dan
Monitoring dan Evaluasi.
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
7
Kajian Keadaan Pedesaan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
dan
percaya
diri
masyarakat
dalam
mengidentifikasi serta menganalisa situasinya, baik potensi maupun
permasalahannya.
Ini
sangat
berbeda
dengan
pendekatan 'top-down' . Dalam pendekatan ini, lembaga menentukan apa yang akan dikerjakan dalam suatu wilayah. Masyarakat diikutkan tanpa diberikan pilihan. Dalam Kajian Keadaan
Pedesaan
Partisipatif
justru
masyarakat
memanfaatkan informasi dan hasil kajian mereka sendiri untuk mengembangkan rencana kerja mereka agar lebih maju dan mandiri. Keluaran Kajian Keadaan Pedesaan Partisipatif adalah gambaran tentang masalah-masalah yang dihadapi masyarakat, potensi serta peluang pengembangan. Hasil ini merupakan dasar untuk tahapan proses Pemberdayaan Masyarakat berikut, yaitu
pembentukan
penyusunan
dan
dan
pengembangan
pelaksanaan
rencana
kelompok
serta
kegiatan
oleh
masyarakat. Hasil Kajian Keadaan Pedesaan Partisipatif juga dapat digunakan oleh
instansi yang berkepentingan untuk
mengembangkan pelayanan serta program yang lebih tanggap terhadap kebutuhan masyarakat. Kajian Keadaan Pedesaan Partisipatif dilakukan oleh masyarakat
dan
difasilitasi
atau
didampingi
oleh
Tim
Pemberdayaan Masyarakat. Dalam Kajian Partisipatif diberikan
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
8
kesempatan kepada masyarakat untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman dan pengetahuannya. Pendekatan pedesaan
yang
sacara
dipakai
partisipatif,
untuk adalah
mengkaji
keadaan
'Participatory
Rural
Appraisal' atau 'PRA'. PRA ini adalah 'sekumpulan teknik dan alat yang mendorong masyarakat Pedesaan untuk turut serta meningkatkan dan menganalisa pengetahuannya mengenai hidup dan kondisi mereka sendiri, agar mereka dapat membuat rencana dan tindakan (Chambers).
PRA mengutamakan
masyarakat yang terabaikan agar memperoleh kesempatan untuk memiliki peran dan mendapat manfaat dalam kegiatan program pengembangan. Teknik dan alat PRA berupa visual (gambar, tabel, bentuk) yang dibuat oleh masyarakat sendiri dan dipergunakan sebagai media diskusi masyarakat tentang keadaan mereka sendiri serta lingkungannya. Kualitas informasi yang digali dengan PRA biasanya tinggi, namun kuantitatif kadang-kadang kurang tepat. Walaupun kita tidak tahu apakah informasi seratus persen benar, yang penting bahwa informasi itu cenderung mendekati kebenaran. Tahapan-tahapan dalam proses kajian keadaan pedesaan partisipatif meliputi:
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
9
A. Persiapan desa bersama wakil masyarakat 1. Menentukan tempat dan waktu; 2. Koordinasi
dengan
pemerintah
dan
tokoh-tokoh
masyarakat 3. Mengumumkan kepada mayarakat; 4. Persiapan akomodasi dan konsumsi serta dana yang diperlukan; B. Persiapan dalam tim 5. Menentukan bahan pendukung dan media; 6. Menentukan informasi yang akan dikaji; 7. Menentukan teknik PRA yang ingin dipakai; 8. Membagi peran dalam Tim PM;
C. Melakukan kajian keadaan kegiatan PRA: 9. Berbagi pengalaman dan pengetahuan 10. Analisa pengalaman dan pengetahuan 11. Menyimpulkan D. Pengumpulan dan perumusan hasil PRA (pelaporan) Lokakarya/Musyawarah Masyarakat: 12. Mempresentasi semua hasil PRA; 13. Mendiskusikan kembali dengan masyarakat untuk mempertajam temuan;
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
10
14. Penyusunan
hasil
kesempatan,
akhir
analisa
masalah
dan
kajian
potensi,
kemungkinan
pengembangan program oleh masyarakat. Waktu
pelaksanaan
disesuaikan
dengan
keadaan
setempat dan keinginan masyarakat. PRA dapat dilaksanakan dalam bentuk 'Lokakarya' (misalnya selama 5 hari terus menerus) atau dalam beberapa tahap (misalnya satu hari seminggu selama 2 bulan). PRA tidak mudah untuk dilakukan karena masih sering ada anggapan bahwa masyarakat miskin bodoh dan perlu digurui. Untuk itu fasilitator perlu sikap hati rendah serta kesediaan untuk belajar dari masyarakat dan menempatkan warga masyarakat sebagai pelaksana dan nara sumber utama dalam memahami keadaannya. Kegiatan Kajian Keadaan Pedesaan Partisipatif adalah dasar
untuk
Rencana kebutuhan
Pembentukan
Kegiatan yang
Kelompok
serta
Kelompok.
Berdasarkan
dihadapi
oleh
Penyusunan masalah
masyarakat,
dan dapat
dikembangkan kegiatan untuk memecahkan masalah tersebut. Sering kali, dibentuk kelompok yang memudahkan pencapaian tujuan bersama. Kelompok juga berfungsi sebagai kelompok belajar.Kajian Keadaan Pedesaan Partisipatif atau PRA sering memanfaatkan teknik-teknik visualisasi (pembuatan gambar) untuk mendukung analisa masyarakat terhadap keadaan Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
11
mereka. Diharapkan bahwa Tim Fasilitator menyesuaikan pilihan teknik yang akan digunakan dengan keadaan dan dinamika setempat. Kalau ada pengalaman tentang teknikteknik lain yang berguna, silahkan memanfaatkannya. Kajian Keadaan Pedesaan Partisipatif dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dan percaya diri masyarakat dalam mengidentifikasi serta menganalisa situasinya, baik potensi maupun
permasalahannya.
Masyarakat
memanfaatkan
informasi dan hasil analisa sendiri untuk mengembangkan rencana kerja mereka agar lebih maju dan mandiri. Dalam hal ini juga diharapkan masyarakat mampu menyampaikan hasil perencanaannya kepada instansi terkait yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.
Kajian
Keadaan
Pedesaan
Partisipatif
adalah
tahap
pertama dalam siklus pengembangan dan pemberdayaan masyarakat. Setelah kajian, masyarakat akan masuk tahap perencanaan kemudian pelaksanaan dan monitoring dan Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
12
evaluasi. Setelah itu, mereka lanjutkan dengan mengkaji ulang sebagai dasar untuk rencana baru. Keluaran Kajian Keadaan Pedesaan adalah gambaran tentang: 1. potensi sumber daya alam yang dimiliki masyarakat, termasuk sistem usaha; 2. potensi sosial masyarakat; 3. potensi perekonomian masyarakat; 4. potensi lembaga atau kelompok kegiatan yang ada, latar belakangnya,
strukturnya,
kegiatannya
dan
lain-lain
(termasuk lembaga pelayanan, baik pemerintah maupun non-pemerintah); 5. masalah-masalah masyarakat; 6. prioritas dan penyebab masalah; 7. peluang-peluang pengembangan. Hasil
ini
merupakan
dasar
untuk
tahapan
proses
Pemberdayaan Masyarakat berikut yaitu pembentukan dan pengembangan kelompok dan penyusunan dan pelaksanaan rencana kegiatan oleh masyarakat.
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
13
Konsep Dasar PRA PRA terdiri dari sekumpulan teknik atau alat yang dapat dipakai untuk mengkaji keadaan pedesaan. Teknik ini berupa visual (gambar, tabel, bentuk) yang dibuat oleh masyarakat sendiri dan dipergunakan sebagai media diskusi masyarakat tentang keadaan mereka sendiri serta lingkungannya. Beberapa teknik yang terkenal meliputi: 1. Pemetaan desa 2. Kalender musim 3. Transek (penelusuran desa) 4. Diagram Venn (bagan hubungan kelembagaan) 5. Bagan perubahan dan kecenderungan 6. Diagram alur 7. Diagram kegiatan harian (daily routine)
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
14
TRIANGULASI Dalam kajian informasi tidak semua sumber informasi senantiasa bisa dipercaya ketepatannya. Untuk mendapatkan informasi yang benar bisa diandalkan dengan menggunakan prinsip 'triangulasi' informasi, yaitu pemeriksaan dan periksa ulang, melalui: A. Keragaman Teknik PRA Setiap teknik PRA punya kelebihan dan kekurangan. Tidak semua informasi yang dikumpulkan dan dikaji dalam satu teknik PRA dapat dipercaya. Melalui teknik-teknik lain, informasi tersebut dapat dikaji ulang untuk melihat apakah benar dan tepat.
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
15
Karenanya kita perlu melihat bagaimana teknik-teknik PRA dapat saling melengkapi, sesuai proses belajar yang diinginkan dan cakupan informasi yang dibutuhkan.
B. Keragaman Sumber Informasi Masyarakat selalu memiliki bentuk hubungan yang kompleks dan memiliki berbagai kepentingan yang sering berbeda bahkan bertentangan. Informasi yang berasal dari sumber tunggal
atau
terbatas
tidak
jarang
diwarnai
oleh
kepentingan pribadi. Karena itu sangat perlu mengkaji silang informasi dari sumber informasi yang berbeda. Dalam melaksanakan
PRA
perlu
diperhatikan
bahwa
tidak
didominasi oleh beberapa orang atau elit desa saja tetapi melibatkan semua pihak, termasuk yang termiskin dan wanita. Sumber Informasi lain juga dapat dimanfaatkan seperti sumber sekunder yang berada di desa.
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
16
C. Keragaman Latar belakang Tim Fasilitator Fasilitator PRA biasanya punya latar belakang atau keahlian khusus. Selalu ada resiko bahwa dia mengutamakan 'keahlian' dia sendiri (bias), walaupun sering kali kami tidak sadar. Untuk menghindari bahwa kepentingan fasilitator akan menentukan temuan PRA, lebih baik membentuk Tim 'multi-disiplin' atau 'Polivalen', yaitu suatu tim yang terdiri dari orang dengan latar belakang, keahlian, jenis kelamin yang berbeda.
Prinsip-prinsip PRA 1.
Prinsip mengutamakan yang terabaikan (keberpihakan)
2.
Prinsip pemberdayaan (penguatan) masyarakat
3.
Prinsip masyarakat sebagai pelaku, orang luar sebagai fasilitator
4.
Prinsip saling belajar dan menghargai perbedaan
5.
Prinsip santai dan informal
6.
Prinsip triangulasi
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
17
7.
Prinsip mengoptimalkan hasil
8.
Prinsip orientasi praktis
9.
Prinsip keberlanjutan dan selang waktu
10. Prinsip belajar dari kesalahan 11. Prinsip terbuka Peran orang atau tim luar, yang berasal dari lembaga atau instansi, terbatas sebagai fasilitator proses PRA. Hal ini tidak mudah untuk dilakukan karena masih sering ada anggapan bahwa masyarakat miskin bodoh dan perlu digurui. Untuk itu perlu sikap rendah hati serta kesediaan untuk belajar dari masyarakat dan menempatkan warga masyarakat sebagai pelaksana
dan
nara
sumber
utama
dalam
memahami
keadaannya.
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
18
Tahapan
dalam
proses
kajian
keadaan
pedesaan
partisipatif meliputi: A. Persiapan desa bersama wakil masyarakat (pimpinan, tokoh-tokoh dan / atau koordinator setempat): 1. Menentukan tempat; 2. Menentukan waktu; 3. Mengumumkan kepada masyarakat; 4. Persiapan akomodasi dan konsumsi serta dana yang diperlu; Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
19
B. Persiapan dalam tim: 5. Menentukan informasi yang akan dikaji; 6. Menentukan teknik PRA yang ingin dipakai; 7. Menentukan dan menyediakan bahan pendukung dan media; 8. Membagi peran dalam Tim PM; C. Melakukan kajian keadaan kegiatan PRA: 9. Ulang menjelaskan maksud dan tujuan PRA 10. Menyepakati waktu dan kegiatan / teknik yang akan dilakukan 11. Membina suasana 12. Menjelaskan teknik PRA dalam sub kelompok 13. Melalukan teknik PRA a) Diskusi umum (pembahasan keadaan) b) Pembuatan gambar (visualisasi) c) Diskusi lebih lanjut (analisa masalah dan potensi) 14. Presentasi dan diskusi D. Perumusan hasil PRA melalui Lokakarya / Musyawarah Masyarakat: 15. Mempresentasi semua hasil PRA; 16. Mendiskusikan
kembali
dengan
masyarakat
untuk
mempertajam temuan;
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
20
17. Penyusunan kesempatan,
hasil
akhir
analisa
masalah
dan
kajian
potensi,
kemungkinan
pengembangan program oleh masyarakat
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
21
BAB III TEKNIK DAN ALAT PRA
Kajian Keadaan Pedesaan Partisipatif atau PRA sering memanfaatkan teknik-teknik visualisasi (pembuatan gambar) untuk mendukung analisa masyarakat terhadap keadaan mereka.
Pada umumnya, ada beberapa metode visualisasi,
yaitu gambaran, tabel dan bagan. Berdasarkan metode-metode ini, banyak teknik telah dikembangkan. Berikut ini akan dijelaskan beberapa teknik yang dapat dipilih dalam Kajian Keadaan Pedesaan Partisipatif. Dalam bab ini teknik-teknik
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
22
tersebut dijelaskan baik pengertian, tujuan serta bagaimana pelaksanaannya. Teknik-teknik tersebut adalah sebagai berikut: A. Pemetaan Desa Pengertian dan tujuan Pemetaan desa adalah teknik PRA untuk memfasilitasi masyarakat untuk mengungkapkan keadaan wilayah desa tersebut beserta lingkungannya sendiri. Hasilnya adalah peta atau sketsa keadaan sumberdaya umum desa atau peta dengan topik
tertentu
(peta
topikal),
sesuai
kesepakatan
dan
tujuannya, misalnya 'peta Kolam air tawar, peta pengolah ikan, dan peta penyebaran penduduk. Teknik ini banyak digunakan dan mengarah kepada teknik-teknik lain. Bagaimana melakukan pemetaan Pemetaan dapat dilakukan di atas tanah atau di atas kertas. Sering kali dipakai simbol-simbol dan peralatan yang sederhana seperti tongkat, batu-batuan dan biji-bijian. Kalau dibuat di tanah, luasnya peta tidak terbatas, supaya banyak orang dapat berperan aktif dalam pelaksanaannya. Kalau digambar di tanah, hasilnya harus digambar kembali di atas kertas agar hasilnya tidak hilang.
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
23
Tahapan dalam pelaksanaan meliputi: 1. sepakatilah tentang topik peta (umum atau topikal) serta wilayah yang akan digambar; 2. sepakatilah tentang simbol-simbol yang akan digunakan 3. menyiapkan bahan yang dibutuhkan 4. gambarlah
(masyarakat!!)
batas-batasan
wilayah
dan
beberapa titik tertentu (misalnya jalan, sungai, rumah ibadah, sekolah, pasar, kantor desa) 5. melengkapi peta dengan detail-detail sesuai topik peta (umum atau topikal) 6. diskusilah lebih lanjut tentang keadaan, masalah-masalah, sebabnya serta akibatnya 7. menyimpulkan apa yang dibahas dalam diskusi 8. pencatat mendokumentasi semua hasil diskusi dan kalau pembuatan peta dan diskusi sudah selesai, peta digambar kembali atas kertas (secara lengkap dan sesuai peta masyarakat).
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
24
B. Kalender Musim Pengertian dan tujuan Kegiatan-kegiatan dalam daur kehidupan masyarakat desa sangat
dipengaruhi
siklus
musim.
Kalender
musim
menunjukkan perubahan dan perulangan keadaan-keadaan seperti
cuaca,
musim
ikan,
pembagian
tenaga
kerja,
keberadaan hama dan penyakit dan lain-lain, dalam satu kurun waktu tertentu (musiman). Hasilnya, yang digambar dalam suatu 'kalender' dengan bentuk matriks, merupakan informasi penting sebagai dasar pengembangan rencana program
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
25
Kalender musim dapat dibuat di atas kertas atau di tanah. Sering kali dipakai simbol-simbol. Untuk simbol tersebut dapat dimanfaatkan biji-bijian, daun-daunan, batu-batuan dan lainlain. Kalau digambar di tanah, hasilnya harus digambar kembali di atas kertas.
Tahapan dalam pelaksanaan meliputi: 1. gambarlah (masyarakat) sebuah kalender dengan 12 bulan (atau 18 bulan) sesuai kebutuhan. Tidak perlu mengikuti kalender tahunan, bisa mulai pada bulan lain, misalnya sesuai musim tanam. 2. diskusi umum tentang jenis-jenis kegiatan serta keadaan apa yang paling sering terjadi pada bulan-bulan tertentu dan apakah kegiatan itu selalu terulang dari tahun ke tahun.
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
26
3. gambarlah kegiatan-kegiatan utama serta keadaan-keadaan kritis yang berakibat besar bagi masyarakat dalam kalender (menyepakati tentang simbol-simbol dulu). 4. mendiskusikan lebih lanjut tentang keadaan, masalahmasalah, sebabnya serta akibatnya. 5. menyesuaikan gambaran dengan hasil diskusi. 6. menyimpulkan apa yang dibahas dalam diskusi. 7. pencatat mendokumentasi semua hasil diskusi dan kalau pembuatan kalender dan diskusi sudah selesai, kalender digambar kembali di atas kertas (secara lengkap dan sesuai gambar masyarakat).
C. Transek (Penelusuran Desa) Pengertian dan Tujuan Transek (Penelusuran Desa) merupakan teknik untuk memfasilitasi
masyarakat
dalam
pengamatan
langsung
lingkungan dan keadaan sumber-sumberdaya dengan cara berjalan menelusuri wilayah desa mengikuti suatu lintasan tertentu yang disepakati. Dengan teknik transek, diperoleh gambaran keadaan sumber daya alam masyarakat beserta masalah-masalah, perubahan-perubahan keadaan dan potensipotensi yang ada. Hasilnya digambar dalam diagram transek atau 'gambaran irisan muka bumi.
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
27
Jenis-jenis transek meliputi 'Transek sumber daya desa umum, Transek sumber daya alam, Transek Topik Tertentu, misalnya 'transek mengamati sumber pakan ternak' atau transek pengelolaan tanah.
Bagaimana melakukan Transek Transek biasanya terdiri dari dua tahapan utama yaitu: 1.
perjalanan dan observasi
2.
pembuatan gambar transek
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
28
Hasilnya biasanya langsung digambar atas
flipchart
(kertas lebar). Sebelum melakukan Transek perlu disiapkan bahan dan alat seperti kertas flipchart, kartu warna-warni, spidol, makanan dan minuman. Kegiatan transek biasanya makan waktu yang cukup lama. Perjalanan 1. sepakatilah
tentang
lokasi-lokasi
penting
yang
akan
dikunjungi serta topik-topik kajian yang akan dilakukan (misalnya
penggunaan
lahan,
jenis
tanah,
pengairan,
ketersediaan pakan ikan, masalah, potensi dan lain-lain) 2. sepakatilah lintasan penelusuran serta titik awal dan titik akhir (bisa memanfaatkan hasil Pemetaan Desa) 3. lakukan perjalanan dan mengamati keadaan, sesuai topiktopik yang disepakati 4. buatlah catatan-catatan hasil diskusi di setiap lokasi (tugas pencatat) Pembuatan gambaran transek 1.
sepakatilah simbol yang akan dipergunakan dan mencatat simbol dan artinya
2.
gambarlah bagan transek berdasarkan hasil lintasan (buatlah dengan bahan yang mudah diperbaiki/dihapus agar masih dapat dibuat perbaikan)
3.
untuk memfasilitasi penggambaran, masyarakat diarahkan untuk menganalisa mengenai:
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
29
a.
perkiraan ketinggian.
b.
perkiraan jarak antara satu lokasi dengan lokasi lain.
c.
mengisi hasil diskusi tentang topik-topik dalam bentuk bagan/matriks (lihat contoh).
4.
kalau gambar sudah selesai, mendiskusikan kembali hasil dan buat perbaikan jika diperlukan.
5.
mendiskusikan permasalahan dan potensi masing-masing lokasi.
6.
menyimpulkan apa yang dibahas dalam diskusi.
7.
pencatat mendokumentasi semua hasil diskusi.
D. Diagram Venn (Bagan Hubungan Kelembagaan) Pengertian dan tujuan Diagram Venn merupakan teknik yang bermanfaat untuk melihat hubungan masyarakat dengan berbagai lembaga yang terdapat
di
desa
(dan
lingkungannya).
Diagram
venn
memfasilitasi diskusi masyarakat untuk mengidentifikasi pihakpihak apa berada di desa, serta menganalisa dan mengkaji perannya, kepentingannya untuk masyarakat dan manfaat untuk masyarakat. Lembaga yang dikaji meliputi lembagalembaga lokal, lembaga-lembaga pemerintah dan lembagalembaga swasta (termasuk Lembaga Swadaya Masyarakat). Diagram Venn bisa sangat umum atau topikal; mengenai lembaga-lembaga tertentu saja, misalnya yang kegiatannya Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
30
berhubungan dengan penyuluhan perikanan saja, kesehatan saja atau pengairan saja. Bagaimana membuat Diagram Venn Diagram Venn dapat dibuat
di kertas atau di tanah.
Sering kali dipakai kertas (yang digunting dalam bentuk lingkaran) dan spidol. Tahapan dalam pelaksanaan Diagram Venn meliputi: 1. bahaslah
dengan
masyarakat
lembaga-lembaga
yang
terdapat di desa (lembaga-lembaga yang terkait dengan topik yang akan dibahas) 2. catatlah daftar lembaga-lembaga pada flipchart 3. guntinglah sebuah lingkaran kertas yang menunjukkan masyarakat 4. sepakatilah mengenai simbol-simbol yang dipergunakan, misalnya: a. besarnya
lingkaran:
lembaga-lembaga
menunjukkan
tersebut
menurut
pentingnya pemahaman
masyarakat. Semakin penting suatu lembaga maka semakin besar lingkaran b. jarak dari tingkatan masyarakat: menunjukkan manfaat lembaga tersebut menurut pemahaman masyarakat. Semakin dekat dengan lingkaran masyarakat maka lembaga tersebut semakin
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
31
5. tulislah kesepakatan simbol-simbol tersebut pada flipchart agar mudah diingat oleh masyarakat 6. bahaslah
apakah
menurut
lembaga-lembaga
pemahaman
masyarakat
tersebut dan
'penting'
menyepakati
besarnya lingkaran yang mewakili lembaga tersebut 7. guntinglah kertas-kertas yang berbentuk lingkaran yang besarnya
sesuai
dengan
kesepakatan,
tulislah
nama
lembaga tersebut pada lingkaran itu 8. letakkanlah lingkaran masyarakat di atas lantai 9. bahaslah bagaimana manfaat lembaga tersebut terhadap masyarakat yang ditunjukkan oleh jaraknya dari lingkaran masyarakat
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
32
Yang perlu terhadap
diperhatikan
masyarakat
(yang
pentingnya
suatu
lembaga
ditunjukkan
oleh
besarnya
lingkaran) belum tentu dirasakan manfaatnya oleh masyarakat (yang ditunjukkan oleh jarak dari lingkaran masyarakat). 1. kalau semua lembaga telah ditempatkan, periksalah kembali dan diskusikan kebenaran informasi tersebut 2. buatlah perubahan kalau memang diperlukan 3. mendiskusikan permasalahan dan potensi masing-masing lembaga 4. menyimpulkan apa yang dibahas dalam diskusi 5. pencatat mendokumentasi semua hasil diskusi dan kalau pembuatan diagram venn dan diskusi sudah selesai, diagram digambar kembali atas kertas (secara lengkap dan sesuai hasil masyarakat).
E. Bagan Perubahan dan Kecenderungan Pengertian dan tujuan Bagan Perubahan dan Kecenderungan merupakan teknik PRA
yang
memfasilitasi
masyarakat
dalam
mengenali
perubahan dan kecenderungan berbagai keadaan, kejadiaan serta kegiatan masyarakat dari waktu ke waktu. Hasilnya digambar dalam suatu matriks. Dari besarnya perubahan halhal
yang
diamati
dapat
diperoleh
gambaran
adanya
kecenderungan umum perubahan yang akan berlanjut di masa Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
33
depan. Demikian Bagan Perubahan memfasilitasi masyarakat untuk memperkirakan arah kecenderungan umum dalam jangka panjang serta mengantisipasi kecenderungan tersebut. Hasilnya adalah bagan/matriks perubahan dan kecenderungan yang umum desa atau yang berkaitan dengan topik tertentu, misalnya hasil panen, jumlah penebaran ikan, cuaca dan lainlain.
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
34
Bagaimana
membuat
Bagan
Perubahan
dan
Kecenderungan Hasilnya Bagan Perubahan dan Kecenderungan digambar atas kertas, papan tulis atau di tanah. Tahapan pembuatan Bagan Perubahan meliputi: 1.
mendiskusikan perubahan-perubahan penting yang terjadi di desa serta sebab-sebabnya
2.
sepakatilah topik-topik utama yang akan dicantumkan ke dalam bagan
3.
sepakatilah simbol-simbol yang akan dipakai, baik untuk topik (gambar-gambar sederhana) maupun untuk nilai (bijibijian, kerikil dan lain-lain)
4.
selang waktu yang akan dicantumkan
5.
buatlah bagan di kertas, papan tulis atau tanah
6.
mendiskusikan perubahan-perubahan, sebab-sebab, akibatakibatnya, apakah perubahan akan berlanjut pada masa depan (kecenderungan)
7.
menyimpulkan apa yang dibahas dalam diskusi
8.
pencatat mendokumentasi semua hasil diskusi dan kalau pembuatan bagan dan diskusi sudah selesai, bagan digambar kembali atas kertas (secara lengkap dan sesuai hasil masyarakat).
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
35
F. Ranking Kesejahteraan Pengertian dan tujuan Ranking Kesejahteraan merupakan suatu teknik PRA yang sangat berguna dalam mengidentifikasi tingkatan kesejahteraan dalam satu wilayah (dusun/ desa). Ranking Kesejahteraan memfasilitasi masyarakat dalam mengembangkan kriteriakriteria terhadap kesejahteraan masyarakat serta menilai perbedaan-perbedaan dalam kesejahteraan di wilayah mereka. Melalui metode ini dapat diperoleh suatu gambaran tentang perbedaan-perbedaan kesejahteraan masyarakat dan dapat membantu lembaga untuk mengidentifikasi kelompok sasaran suatu program.
Bagaimana membuat Ranking Kesejahteraan Untuk melakukan Ranking Kesejahteraan diperlukan daftar semua Kepala Keluarga (KK) dalam suatu wilayah yang akan dikaji. Setiap nama ditulis atas satu kartu kecil (dengan jelas). Sebaiknya jumlah KK yang termasuk proses ranking tidak lebih dari pada 100. Ranking kesejahteraan dapat dilakukan dengan kelompok kecil (misalnya 5 - 8 orang) dan diulangi beberapa kali untuk periksa ulang.
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
36
Langkah-langkah penerapan meliputi: 1. mintalah masyarakat untuk membagi semua kartu dalam sejumlah kelompok menurut tingkat kesejahteraan masingmasing KK 2. jumlah kelompok tergantung masyarakat 3. setelah selesai, mintalah masyarakat untuk periksa kembali apakah hasil sudah benar 4. buatlah perubahan kalau memang diperlukan 5. kalau masih ada kelompok besar (misalnya dengan 20 KK), mintalah masyarakat untuk membagi kelompok tersebut menurut tingkat kesejahteraan lagi, bila mungkin 6. tanyakan masyarakat mengapa KK dibagi dalam kelompok tersebut dan apa kriteria mereka 7. menyimpulkan apa yang dibahas dalam diskusi 8. pencatat mendokumentasi semua hasil diskusi 9. ulang proses di atas dengan beberapa kelompok dan lihat di mana ada perbedaan dalam ranking dan kriteria-kriteria yang dipakai 10.mendiskusikan perbedaan-perbedaan secara pleno dengan masyarakat 11.pencatat mendokumentasi semua hasil diskusi
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
37
G. Diagram Alur Pengertian dan tujuan Diagram Alur menggambarkan arus dan hubungan di antara semua pihak dan komoditas yang terlibat dalam suatu sistem. Diagram ini dapat digunakan untuk menganalisa pemasaran ternak, alur hasil pertanian, atau komoditas lain. Pembuatan diagram alur memfasilitasi masyarakat dalam menganalisa dan mengkaji suatu sistem, fungsi masing-masing pihak dalam sistem serta bagaimana hubungan antara pihakpihak dalam sistem itu, termasuk ketergantungan.
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
38
Bagaimana membuat diagram alur pemasaran Diagram alur pemasaran dapat dibuat atas kertas atau di tanah / lantai. Setelah sudah disepakati alur pemasaran untuk komoditi apa akan dibuat, tahap-tahapan pembuatan meliputi: 1. Diskusi umum tentang semua pembeli komoditi tersebut di desa dan dari luar desa 2. Menggambar
alur:
mulai
dengan
produsen
(petani/masyarakat) di tengah dan buat garis ke setiap pihak pembeli 3. Membahas harga pemasaran dan perbedaan harga yang dibayar oleh masing-masing pembeli 4. Membahas ke mana pembeli jual komoditi dan gambar 5. Membahas prioritas masyarakat untuk membeli apa 6. Menyimpulkan dan menggambar kembali atas kertas
H. Analisa Kehidupan dan Mata Pencaharian Analisis mata pencaharian memfasilitasi masyarakat dalam analisa tingkah- laku, keputusan- keputusan dan strategistrategi
pemenuhan
kebutuhan
rumah
tangga
pada
karakteristik sosial- ekonomi yang berbeda- beda. Yang termasuk variabel-variabel analisis mata pencaharian meliputi : 1.
komposisi dan ukuran rumah tangga
2.
kepemilikan kolam/lahan
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
39
3.
kepemilikan alat/sarana pengolahan
4.
Kepemilikan alat tangkap/perahu
5.
sumber pendapatan
6.
pengeluaran- pengeluaran
7.
penggunaan waktu
Hasil visualisasi dalam 'Diagram Pie':
Bagaimana melakukan Analisa Kehidupan dan Mata Pencaharian Analisa mata pencaharian dilakukan atas kertas, pada lantai
dengan
kapur
tulis
atau
ditanah.
Analisa
mata
pencaharian dapat dilakukan per kelompok (satu diagram yang
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
40
memberikan gambaran umum pada desa) atau per individu (satu diagram per orang atau per keluarga). Langkah-langkah meliputi: 1. identifikasi topik-topik yang termasuk 'mata pencaharian' 2. menggambarkan satu buah bundaran per orang (atau satu yang umum) 3. menganalisa topik dan mengidentifikasi bagian-bagiannya 4. menentukan berapa besarnya masing-masing bagian dalam seluruhnya 5. membagi bundaran sesuai besarnya bagian masing-masing 6. kalau semua peserta sudah selesai, diskusikan hasil dan kebenaran informasi tersebut 7. buatlah perubahan kalau memang diperlukan 8. mendiskusikan permasalahan dan potensi masing-masing yang muncul 9. menyimpulkan apa yang dibahas dalam diskusi 10.pencatat mendokumentasi semua hasil diskusi dan diagram pie 11.melanjutkan dengan topik berikutnya
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
41
Untuk Analisa Penggunaan Waktu: 1.
membagi bundaran dalam 24 bagian (sesuai jumlah jam per hari)
2.
untuk anggota keluarga masing-masing (bapak, ibu, anak laki-laki, anak perempuan) membahas kegiatannya pada setiap jam per hari (mulai pada jam bangun, kemudian melakukan apa, selama berapa waktu dan seterusnya)
3.
menggambarkan dalam hasil diskusi dalam lingkaran (lihat contoh).
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
42
I. Penentuan Angka dan Ranking Pengertian dan tujuan 'Penentuan angka dan ranking' memberikan kesempatan kepada masyarakat setempat untuk membanding-bandingkan berbagai
aspek
dari
sejumlah
topik
serta
menyusun
peringkatnya, misalnya dalam pembagian kerja, kebutuhan pelatihan, prioritas penggunaan pakan alami atau masalah yang dihadapi. Teknik ini memfasilitasi masyarakat dalam kajian sejumlah topik dengan memberi nilai pada masing-masing aspek kajian, berdasarkan sejumlah kriteria perbandingan. Demikian, teknik ini membantu masyarakat dalam pengambilan keputusan yang terbaik atau membuat pilihan yang paling penting atau mendesak. Ranking sering dipakai pada akhir PRA. Dasar perankingan adalah data yang dikumpul dalam kegiatan PRA lain, misalnya masalah-masalah, jenis pakan alami, potensi-potensi usaha di bidang kelautan dan perikanan dan lain-lain. Bagaimana melakukan ranking Metode ranking meliputi ranking preferensi, ranking bandingan dan ranking matriks.
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
43
RANKING PREFERENSI Ranking preferensi memungkinkan para masyarakat untuk segera
menetapkan
permasalahan
utama
atau
pilihan
perorangan dan memudahkan pembandingan prioritas dari masing- masing individu. Pengambilan suara juga merupakan salah satu bentuk ranking preferensi. 1.
pilih seperangkat masalah-masalah atau topik-topik yang akan diprioritaskan, misalnya masalah pengolahan ikan.
2.
disepakati mana yang paling penting nilainya dan mana yang kurang penting, misalnya; yang paling penting diberi nilai tiga, yang kedua penting diberikan nilai 2 dan yang ketiga penting diberikan nilai 1
3.
mintalah kepada para masyarakat (per orang) untuk memilih item yang paling penting atau mendesak bagi mereka berdasarkan skala prioritas, kemudian yang kedua dan ketiga dan memberi nilai sesuai kesepakatan.
4.
jika banyak peserta yang terlibat, pastikan bahwa setiap peserta mengemukakan pilihannya dengan menaruh batu atau kacang, atau memberi nomor ke dalam diagram. Mereka tidak sekedar ikut-ikutan pada kelompok peserta yang sedang menetapkan ranking pilihannya.
5.
tuliskanlah semua tanggapan- tanggapan peserta tersebut.
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
44
RANGKING BERPASANGAN Rangking berpasangan memungkinkan untuk menetapkan masalah- masalah utama atau prioritas setiap individu dalam masyarakat, mengidentifikasi kriteria penetapan ranking dan membandingkan skala prioritas dari individu yang berbedabeda, secara lebih mudah. Langkah- langkah ranking berpasangan: 1.
pilih seperangkat masalah-masalah atau topik-topik yang akan diprioritaskan, misalnya masalah budidaya ikan (kurang lebih enam item)
2.
tuliskan masing-masing item tersebut pada kartu metaplan
3.
menggambar bagan ranking berpasangan (lihat contoh)
4.
letakkan dua item di depan masyarakat dan tanyakan masyarakat mendiskusikan dan menentukan yang mana paling prioritas/mendesak (atas kesepakatan/musyawarah)
5.
catatlah jawaban dalam kotak yang tepat dalam bagan
6.
letakkan dua kartu lain di depan masyarakat dan ulang proses sampai semua dibahas
7.
jika semua pasangan telah dibahas dan bagan diisi secara lengkap hitung jumlah masing-masing item dipilih
8.
item yang dipilih paling sering merupakan item yang terpenting bagi masyarakat
9.
kalau sudah selesai, diskusikan hasil dan kebenaran informasi tersebut
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
45
10. buatlah perubahan kalau memang diperlukan 11. pencatat mendokumentasi semua hasil diskusi dan diagram pie
RANGKING MATRIKS LANGSUNG Rangking matriks langsung memungkinkan para peserta untuk mengidentifikasi suatu daftar kriteria atas obyek tertentu. Ini juga memungkinkan mereka untuk memahami alasan untuk lebih menyukai hal-hal tertentu, seperti spesies ikan tertentu, produk tertentu atau jenis ikan tangkapan tertentu. Kriteria tersebut bisa berubah- ubah dari suatu kelompok ke kelompok lain. Dan biasanya, wanita memiliki kriteria yang berbeda untuk memilih spesies ikan tertentu, jika dibanding laki- laki. Tahap- tahap matriks langsung meliputi: 1.
Mintalah para peserta untuk memilih seperangkat obyek penting bagi mereka (misalnya jenis-jenis ikan).
2.
Buat daftar kriteria yang berkaitan dengan obyek-obyek tersebut, misalnya kemudahan pemasaran, ketersediaan pakan buatan, daya tahan terhadap penyakit, kemudahan pengelolaan, dan sebagainya.
3.
Buat gambar sebuah matriks dan letakkan obyek pada jajaran vertikal dan kriteria pada jajaran horizontal.
4.
Tanyakan obyek yang paling baik atas setiap kriteria, dengan menggunakan nilai sebanyak obyek yang ada.
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
46
Misalnya, jika ada empat obyek, 4 = Terbaik dan 1 = Terburuk. Memprioritaskan obyek-obyek terhadap satu kriteria, lalu kriteria kedua dan seterusnya. 5.
jika semua telah dibahas dan bagan diisi secara lengkap hitung nilai total masing-masing item
6.
item yang dipilih paling sering merupakan item yang terpenting bagi masyarakat
7.
kalau sudah selesai, diskusikan hasil dan kebenaran informasi tersebut
8.
buatlah perubahan kalau memang diperlukan pencatat mendokumentasi semua hasil diskusi dan diagram pie.
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
47
BAB IV ANALISA POHON MASALAH
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menganalisis dan menemukan inti dan akar permasalahan yang dihadapi oleh pelaku utama perikanan sehingga focus intervensi (kegiatan) tepat sasaran.
Analisa dilakukan dengan pendekatan sebab
akibat (causal effect). Bahan: Kertas panel/Koran dan alat tulis (spidol), kartu tick. Persiapan lain: Sebelum pertemuan, kumpulkan informasi dan
data-data
pembanding dari instansi
terkait seperti desa, kecamatan, dinas, dan penyuluh perikanan. Metode:
Diskusi
kelompok,
penyampaian
gagasan,
dan
wawancara
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
48
Data sekunder: Data hasil PRA, penyuluh perikanan, dinas, dll Narasumber:Penyuluh perikanan, aparat desa Materi: Permasalahan yang dihadapi oleh pelaku utama pada umumnya sering tidak disadari serta tidak terstruktur. Ada
kalanya
diakibatkan
munculnya
oleh
adanya
satu
permasalahan
permasalahan
lain.
Umumnya akar utama permasalahan usaha perikanan antara lain : permodalan, pemasaran, keterbatasan prasarana dan teknologi. Proses: Mintalah kepada pelaku utama untuk menuliskan pada kartu tick permasalahan yang mereka hadapi, satu kartu satu masalah. Selanjutnya lakukan pengelompokan permasalahan. Masalah yang sama bisa disebut sekali saja. Lakukan analisa sebab akibat untuk mengetahui struktur permasalahan secara hierarkis.
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
49
BAB V ANALISA POHON TUJUAN
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menganalisis sistematika kegiatan yang tepat sehubungan dengan masalah yang ditemui oleh kelompok pelaku utama.
Analisa pohon
masalah
“alat
menggunakan
pendekatan
untuk
penyelesaian/means to end”. Yang pada intinya adalah kebalikan dari sistematika sebab akibat.
Dari pohon tujuan
akan dapat dipertajam intervensi apa yang paling tepat untuk diimplementasikan. Bahan: Kertas panel/Koran dan alat tulis (spidol), kartu tick. Persiapan lain:
Sebelum pertemuan, kumpulkan informasi dan data-data pembanding dari instansi
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
50
terkait seperti desa, kecamatan, dinas, dan penyuluh perikanan . Metode:
Diskusi
kelompok,
penyampaian
gagasan,
dan
dialog terbimbing. Data sekunder: Data hasil PRA, penyuluh perikanan, dinas, dll Narasumber:Penyuluh perikanan, aparat desa, aparat Dinas terkait Materi: Untuk merumuskan tindakan yang tepat dan effektif dalam menyelesaikan permasalahan pelaku utama, maka perlu solusi yang tepat untuk akar masalah yang tepat.
Diharapkan dengan penyelesaian akar
masalah maka permasalahan “turunan”nya akan terselesaikan. Proses: Pada setiap kartu pada pohon masalah, mintalah kepada pelaku utama untuk ambil satu kartu dan tuliskan kondisi kebalikan dari masalah tersebut. Awali dari lapisan (layer) yang paling bawah.
Selanjutnya lakukan pengelompokan tujuan. Masalah
yang sama bisa disebut sekali saja.
Lakukan analisa pohon
tujuan untuk menenetukan struktur tujuan secara hirarkis.
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
51
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan 1. PRA atau Kajian Keadaan Pedesaan secara Partisipatif adalah salah satu tahap dalam meningkatkan kemandirian masyarakat dalam meningkatkan taraf hidupnya. Proses pemandirian atau Pemberdayaan Masyarakat terdiri dari beberapa tahapan yaitu, Kajian Keadaan Pedesaan oleh Masyarakat, Pengembangan Kelompok, Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan dan Monitoring dan Evaluasi. Kajian Keadaan
Pedesaan
kemampuan
dan
dilakukan percaya
diri
untuk
meningkatkan
masyarakat
dalam
mengidentifikasi serta menganalisa situasinya, baik potensi maupun permasalahannya. Dalam Kajian Keadaan Pedesaan Partisipatif justru masyarakat memanfaatkan informasi dan hasil kajian mereka sendiri untuk mengembangkan rencana kerja mereka agar lebih maju dan mandiri.
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
52
2. Beberapa teknik dan alat PRA: (a) Pemetaan desa; (b) kalender musim; (c) transek (penelusuran desa); (d)
diagram
venn;
(e)
bagan
perubahan
dan
kecenderungan; (f) ranking kesejahteraan; (g) diagram alur; (h) analisa kehidupan; dan (i) penentuan angka dan ranking 3. Tujuan
dari
analisa
pohon
masalah
adalah
untuk
menganalisis dan menemukan inti dan akar permasalahan yang dihadapi oleh pelaku utama perikanan sehingga focus intervensi (kegiatan) tepat sasaran.
Analisa dilakukan
dengan pendekatan sebab akibat (causal effect). 4. Tujuan dari analisa pohon tujuan adalah untuk menganalisis sistematika
kegiatan
yang
tepat
sehubungan
dengan
masalah yang ditemui oleh kelompok pelaku utama. Analisa pohon masalah menggunakan pendekatan “alat untuk penyelesaian/means to end”. Yang pada intinya adalah kebalikan dari sistematika sebab akibat.
Dari pohon tujuan
akan dapat dipertajam intervensi apa yang paling tepat untuk diimplementasikan. B. Saran Perlunya peran serta aktif dari pelaku utama perikanan (masyarakat) mulai dari pengumpulan, pengolahan dan analisa data dalam penyelenggaraan penyuluhan perikanan.
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
53
LAMPIRAN
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
54
Contoh Peta Wilayah:
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
55
Contoh Peta Transek:
Contoh Diagram Venn:
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
56
Contoh Kalender Musim:
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
57
Contoh Kalender Harian/Jadwal Kegiatan Rutin:
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
58
Contoh Kalender Harian/Jadwal Kegiatan Rutin:
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
59
Contoh Peta Mobilitas:
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
60
Contoh Bagan Perubahan:
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
61
Contoh Ranking Kesejahteraan:
Contoh Pohon Masalah: Pendapatan rendah
Harga jual rendah
Produktivitas rendah
Luas lahan/ sarana terbatas
Penggunaan saprokan rendah
Irigasi tidak berfungsi optimal
Waktu penjualan kurang tepat
Keterlambatan penebaran
peralatan terbatas
Tidak ada modal
Kerusakan prasarana irigasi
monopoli pasar
Benih tidak tersedia
Modal rendah
Banyak kebutuhan sehari-sehari
Kurang perawatan Prasarana
Tidak ada modal
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
62
Contoh Uji Prioritas Masalah:
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
63
Contoh Pohon Tujuan: Peningkatan pendapatan
Produktivitas tinggi
Aplikasi Saproksn memadai
Area kolam luas
penebaran tepat waktu
Peralatan tersedia
Tersedianya benih
Tersedia modal
Tersedia modal usaha tani
Tidak banyak beban biaya
Harga jual tinggi
Irrigasi baik
prasarana irigasi terawat baik
Perawatan secara intensif dapt dilakukan
Penjualan tepat waktu
Transparansi pasar
Modal tersedia cukup
Contoh Tujuan Umum dan Tujuan Khusus:
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
64
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ketiga. Pusat Data Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. Azucena, F.Corazon, 1984, An illustrastrative HandbookDesigning and Conducting Postharvest Training Programs, University of The Philippines at Los Banos. http://carapedia.com/ pengertian_definisi_data_menurut_para _ahli_info505.html http://glossary.eea.europa.eu/EEAGlossary/A/agroecosyste Mager, F, Robert, 1962, Preparing Objectives for Programmed Intruction, Fearon Publishers Belmont, California.
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
65
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Fahrur Razi, SST dilahirkan di Pematang Panjang (Banjarmasin) 26 Januari 1982, lulus dari Sekolah Pertanian Pembangunan Banjarbaru pada Jurusan Budidaya Ikan Air Tawar tahun 1999 dan menamatkan pendidikan D4 Penyuluhan Perikanan di STPP Bogor tahun 2004, serta telah mengikuti berbagai pelatihan antara lain: Pengelolaan budidaya ikan air tawar (Banjarnegara, 2003); HACCP (Bogor, 2004); Pembekalan Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak (Jakarta, 2004); Budidaya udang vaname di tambak (Bali, 2005); Intensifikasi Budidaya Udang di Tambak (Jepara, 2005); Diseminasi Budidaya Kerapu dan Perikanan di Laut (Gondol, 2006); Konsultan Keuangan Mitra Bank (Denpasar, 2007); Pelatihan Dasar bagi Penyuluh Perikanan Tingkat Ahli (Banjarbaru, 2008). Memulai karier sebagai Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak dengan penempatan pada Dinas Pertanian, Kehutanan dan Kelautan Kabupaten Jembrana tahun 2004 s/d 2007, sejak Januari 2008 mengemban amanah sebagai PNS dalam Jabatan Fungsional Penyuluh Perikanan pada Pusat Pengembangan Penyuluhan BPSDMKP, Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
66
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
67
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
68
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
69
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan berkat dan rahmat-Nya penyusunan buku ”Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan” dapat diselesaikan. Buku ini disusun dengan tujuan untuk menambah wawasan para penyuluh perikanan dan pelaku utama di bidang perikanan dalam melaksanakan pendampingan dalam upaya meningkatkan efektifitas proses pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan penyuluhan. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan, khususnya
para
pelaku
pendampingan
dalam
upaya
meningkatkan efektifitas proses pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan penyuluhan.
Jakarta, Mei 2010 Fahrur Razi
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
70 i
DAFTAR ISI Halaman
KATA PENGANTAR ...........................................................
i
DAFTAR ISI.....................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................... A. Latar Belakang ................................................ B. Rumusan Masalah ........................................... C. Tujuan Penelitian/Pengkajian ........................... D. Kerangka Teori ............................................... E. Sumber Data .................................................. F. Metode dan Teknik Penelitian/Pengkajian ...........
1 1 2 3 3 5 5
BAB II PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL .......................
7
BAB III TEKNIK DAN ALAT PRA ........................................ A. Pemetaan desa ............................................... B. Kalender musim .............................................. C. Transek (penelusuran desa) ............................. D. Diagram Venn ............................................... E. Bagan perubahan dan kecenderungan .............. F. Ranking kesejahteraan ..................................... G. Diagram alur .................................................. H. Analisa Kehidupan ........................................... I. Penentuan angka dan ranking ..........................
22 23 25 27 30 31 36 38 39 43
BAB IV ANALISA POHON MASALAH ...................................
47
BAB V ANALISA POHON TUJUAN ......................................
50
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
71 ii
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ........................................ A. Simpulan ......................................................... B. Saran ..............................................................
52 52 53
LAMPIRAN DAFTAR PUSTAKA RIWAYAT HIDUP
Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan
72 ii