Identifikasi Karakteristik Sumber-Sumber Air di Cekungan Bandung Menggunakan GIS dan Remote Sensing Chairuddin Dosen Luar Biasa STMIK Sumedang Abstrak Kawasan Bandung Raya yang terletak di Cekungan Bandung (Bandung basin) terancam krisis air akibat pesatnya perubahan fungsi lahan konservasi menjadi kawasan permukiman maupun industri. Pada saat bersamaan, eksploitasi air tanah jauh lebih besar dibanding produksi air dari sejumlah daerah konservasi. Aspek yang ditinjau dalam penelitian ini berupa kondisi klimatologi, pertumbuhan penduduk dan tata guna lahan untuk mengetahui apakah telah terjadi perubahan terhadap sistem aliran air yang ada sebagai akibat dari penggunaan lahan. Teknologi yang digunakan adalah Teknologi Penginderaan Jauh yaitu data citra LANDSAT dengan data time series dari tahun 1983 sampai tahun 2001. Metode yang dipakai dalam melakukan analisis citra yaitu dengan Normalized difference vegetation index(NDVI). Metode analisis Regresi digunakan untuk menganalisis tingkat keterhubungan atau keterkaitan antara perubahan area atau perubahan aliran yang diakibatkan oleh factor-faktor pendorong seperti, populasi penduduk dan perubahan iklim. Hasil analisis citra Landsat time series tahun 1983, 1994 dan tahun 2001 dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa perbedaan dari karakteristik sumbersumber air yang mempunyai kecenderungan meningkat. Factor bertambahnya Penduduk menunjukkan bahwa kenaikan jumlah penduduk akan menyebabkan kenaikan area air yang ada. Faktor lainnya yaitu : Iklim(curah hujan), hasil analisis menunjukkan bahwa jika terjadinya penurunan rata curah hujan tiap tahunnya maka area air (badan air) akan mengalami penurunan dan apabila terjadi kenaikan curah hujan makan badan air juga akan mengalami kenaikan. Kata kunci : Karakteristik , Sumber air, GIS, Remote Sensing, Cekungan Bandung 1. Pendahuluan Lingkungan hidup, menurut UU No. 23 tahun 1997, didefinisikan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup. Dalam pengelolaan lingkungan hidup, manusia mempunyai peranan yang sangat penting. Karena pengelolaan lingkungan hidup itu sendiri, pada akhirnya ditujukan buat keberlangsungan kehidupan manusia di muka bumi ini.( Eko DJ ,2004). Pengelolaan lingkungan hidup yang kurang baik akan memberikan akibat kemungkinan besar terganggunya tatanan lingkungan yang ada. Terganggunya lingkungan akan berdampak pada terganggunya kebutuhan pokok makhluk hidup terutama terganggunya potensi air yang ada di suatu kawasan. Dampak pengelolaan lingkungan hidup yang kurang baik saat ini dirasakan di kawasan Cekungan Bandung, penggunaan air tanah yang terus meningkat, pada beberapa wilayah di Bandung berakibat terjadi penurunan kualitas air yang sangat tajam. Kekurangan air terjadi di mana-mana, air menjadi barang yang sulit didapat dan mewah. Cekungan Bandung pada hulu sungai Citarum yang mempunyai peran sebagai penyedia air untuk pertanian, perindustrian, dan air bersih bagi masyarakat di sekitarnya. Tanah di Cekungan Bandung merupakan lapisan tanah yang subur dan meresapkan air Jurnal Infoman’s > Jurnal Ilmu-ilmu Manajemen dan Informatika STMIK Sumedang
11
dengan baik. Pada saat ini, kawasan Bandung Raya yang terletak di cekungan Bandung (Bandung basin) terancam krisis air akibat pesatnya perubahan fungsi lahan konservasi menjadi kawasan pemukiman maupun industri. Pada saat bersamaan, eksploitasi air tanah jauh lebih besar dibandingkan dengan produksi air dari sejumlah daerah konservasi. Karena itu sudah saatnya memikirkan optimalisasi penggunaan air permukaan dikawasan cekungan Bandung, harus ada langkah konkret untuk mencegah kekurangan air di masa yang akan datang.. Untuk mewujudkan hal tersebut penulis tertarik untuk mencoba menganalisis karakteristik dari sumber-sumber air yang ada di cekungan bandung untuk melihat sejauh mana perubahan sumber sumber air seperti perubahan aliran sungai dan perubahan area danau yang diakibatkan oleh faktor sosio-ekonomi dan faktor alam 2. Rumusan Masalah Penelitian ini ingin mencari factor apa saja yang mempengaruhi perubahan karakteristik sumber –sumber air di cekungan Bandung seperti : 1. Adakah perubahan area air disetiap danau atau waduk yang ada diwilayah Cekungan Bandung dari data citra satelit 2. Bagaimanakah perubahan aliran disetiap sungai yang ada diwilayah Cekungan Bandung dari data citra satelit setelah dilakukan overlay dengan GIS(Geographic Information System) 3. Apakah perubahan land Cover/Land Use mempengaruhi karakteristik sumbersumber air 4. Adakah Faktor pendorong lainnya yang dapat mempengaruhi dalam perubahan sumber-sumber air yang mengakibatkan terjadinya perubahan aliran sungai dan perubahan danau di suatu tempat seperti faktor sosio ekonomi , faktor alam , populasi penduduk dan perubahan iklim Dalam penelitian ini teknologi yang digunakan adalah Teknologi Penginderaan Jauh yaitu data citra LANDSAT dengan data time series tahun 1994 dan tahun 2001, data tersebut digunakan untuk mendeteksi perkembangan dan perubahan morfologi air di suatu tempat baik itu sungai maupun danau/waduk. 3. Tujuan Penelitian ini bertujuan : Mengidentifikasi karakteristik sumber-sumber air baku yang berpotensi untuk cadangan air di Cekungan Bandung menggunakan GIS(Geographic Information System) dan Remote Sensing. 4. Ruang Lingkup Penelitian Pembahasan Penelitian ini lebih ditekankan pada identifikasi karakteristik sumbersumber air yang terdapat di wilayah Cekungan Bandung. Identifikasi karakteristik sumbersumber air tersebut akan ditinjau dari perubahan sumber-sumber air yang ada di wilayah ini dengan menggunakan data Citra satelit yaitu LANDSAT dalam kurun waktu 18 tahun dengan pengambilan sampel citra tahun 1983, 1994, 2001. 5. Ruang Lingkup Penelitian Daerah penelitian yang diambil yaitu Wilayah Cekungan Bandung yang meliputi : Bandung, Kab. Bandung, Kota Cimahi, Kec. Tanjungsari, Kec Cimanggung, Kec. Cikeruh. Sumber-sumber air yang diteliti lebih ditekankan pada perubahan area waduk/Bendungan dan perubahan aliran pada sungai. Waduk/Bendungan yang menjadi objek penelitian di wilayah cekungan bandung yaitu Bendungan Saguling,Cirata dan situ Cileunca yang berada di wilayah kabupaten Bandung. Sedangkan objek sungai yang diteliti yaitu DAS Citarum hulu yang terletak membujur dari arah selatan yaitu antara 7 o19’ – 6o24’ Lintang selatan dan 106o51’ – 107o51’ Bujur Timur. Jurnal Infoman’s > Jurnal Ilmu-ilmu Manajemen dan Informatika STMIK Sumedang
12
6. Tahapan Penelitian Landsat MSS Data
Landsat TM Data
Landsat ETM+ Data
GCP selection of MSS, TM and ETM+ Geometric correction Mosaikcking operation Generation of NDVI Image Clasification of land cover condition Meteorological Observation
Change detection of water area Comparison among change of water area and Meteorological data
Statistical data
Consideration of Influence of Human Impact Consideration of Influence of Climate change
Climate Data
7. Hasil Analisis Hasil Analisis dari data citra landsat TM untuk melihat adakah perubahan area air pada tahun 1994 dan 2001. Dalam penelitian ini menunjukkan terdapat perubahan luas area sumber air khususnya air permukaan yang berada di wilayah cekungan bandung. Perubahan luas area air kecenderungan meningkat 7.1. Hasil Analisis Perubahan Air Waduk Cirata Gambar.1. untuk waduk Cirata memperlihatkan tidak adanya perubahan air pada tahun yang berbeda yaitu, untuk tahun 1994 dari hasil analisis luas area air menunjukkan 2.307,3 (Ha) dan tahun 2001 sebesar 2.307,3 (Ha) dengan perubahan area keseluruhan waduk cirata pada tahun perbandingan 0%. Artinya dengan perubahan 0% bukan berarti tidak adanya perubahan, dapat dilihat pada gambar.1 menunjukkan adanya perubahan pada bagian tertentu baik menyempit ataupun melebar, tetapi perubahan yang terjadi tidak mempengaruhi luas area keseluruhan terlihat pada kedua citra tersebut.
2500
2307,3
2307,3
2000 Area air(Ha)
Cirata 05 Juli 1994
1500 1000 500 0 1994
2001 Tahun
Cirata 22 Juni 2001
Gambar.1. deteksi perubahan air waduk Cirata
Jurnal Infoman’s > Jurnal Ilmu-ilmu Manajemen dan Informatika STMIK Sumedang
13
7.2. Hasil Analisis Perubahan Air Waduk Saguling Hasil analisis pada waduk saguling menunjukkan adanya sedikit perubahan area yaitu seperti diperlihatkan pada gambar :4.2. Pada kedua citra tersebut menunjukkan perubahan area yaitu tahun 1994 luas area air sebesar 3.482,8 (Ha) dan pada tahun 2001 luas yang terdeteksi sebesar 3.482,9 (Ha). Disini ditemukan adanya perbedaan peningkatan luas area air, jadi ada perubahan area air yang terjadi pada tahun yang berbeda sebesar 0,1%.
4000,0
3482,8
3482,9
3500,0
Saguling 1994
Area air(Ha)
3000,0 2500,0 2000,0 1500,0 1000,0 500,0
1
0,0 1994
2001 Tahun
Saguling 2001
Gambar.2. deteksi perubahan air waduk Saguling
7.3. Hasil Analisis Perubahan Air Situ Cileunca Analisis berikutnya adalah sebuah danau di wilayah cekungan bandung yaitu Situ Cileunca, danau ini terdiri dari dua area air yang saling berdekatan. Analisis untuk danau ini dilakukan bersamaan mengingat area keduanya berdekatan dan area keduanya terdeteksi di citra relatif kecil. Hasil analisis dari danau ini menunjukkan adanya perubahan area air yang relatif meningkat, hasil analisis citra tahun 1994 menunjukkan area air sebesar 264,1(Ha) dan pada tahun 2001 area air sebesar 264,3(Ha). Terdeteksi adanya perubahan yang relatif kecil antara kedua data citra tersebut sebesar 0,2%. Hasil perbandingan tersebut dapat dilihat pada gambar3.deteksi perubahan area air Situ Cileunca.
264,35 264,3 264,3
Area air(Ha)
264,25 264,2 264,15 264,1 264,1
Situ Cileunca 1994
264,05 264 1994
2001 Tahun
Situ Cileunca 2001
Gambar.3. deteksi perubahan air Situ Cileunca
Jurnal Infoman’s > Jurnal Ilmu-ilmu Manajemen dan Informatika STMIK Sumedang
14
Dari hasil analisis citra tahun 1994 dan tahun 2001 untuk wilayah area air Waduk Cirata, Waduk Cirata dan Danau Situ Cileunca menunjukkan adanya perubahan area air seperti terlihat pada tabel 4.1 dan gambar 4.4 perbandingan area air pada wilayah studi. Tabel.1. Perbandingan area sumber-sumber air Tahun1994 No Wilayah Luas(Ha) % 1 Waduk Cirata 2.307,3 38,1 2 Waduk Saguling 3.482,8 57,5 3 Situ Cileunca 264,1 4,4 Jumlah perubahan 6.054,2 ketiga wilayah studi Sumber: hasil pengolahan 2006
Tahun2001 Luas(Ha) % 2.307,3 38,1 3.482,9 57,5 264,3 4,4 6.054,5
Perubahan 0 0,1 0,2 0,3
7.4. Tata Guna Lahan Hasil analisis Berikut diperlihatkan penyebaran penduduk yang berakibat pada cluster pertumbuhan lahan terbangun dikawasan Cekungan Bandung, Hasil analisis ini didapat dari interpretasi dua science citra landsat tahun 1994 dan tahun 2001 dan dilakukan overlay. Terlihat bahwa adanya perubahan tata guna lahan khususnya pertumbuhan lahan terbangun yang diakibatkan oleh pertumbuhan penduduk. Hasil interpretasi tersebut dapat dilihat pada gambar 4.dan disajikan dalam table 2. W AD UK C IR AT A
Cipeundeuy
CIKALON G W ETA N
Perkembangan Tata Guna Lahan
G. Tangkuban Parahu
$
% CIPEUN DE UY % %
CISARU A % % LEMBAN G
PARON GP ON G
CIPATAT
Lembang
Padalarang %
% PADAL ARA NG
%
NGAMPR AH %
SUKAS ARI %
%
CIMENY AN
KO TA CIMAHI
%
CILEN GKRAN G
BATUJAJA R
%
%
CIPONGKOR
Cililin %
%
TAN JU NGSAR I
Jatinangor
KO TA BANDUNG
Bandung-Cimahi
CILEU NYI
JATIN ANGOR
%
%
W AD UK SA GUL IN G RONGGA
%
KABUPATE N S UMEDANG
MARGAASIH
% CIMANGGU NG
G. Krenceng
MARGAH AYU
CILILIN
DAYEU HKOL OT %
%
% RAN CAEKE K
SOR EAN G
KATAPANG PAMEUN GPEU K
%
CIKANC UN G
CIPARA Y
%
SIN DAN GKER TA
NAGRE G
%
% %
%
% PASEH
Majalaya
%
MAJALA YA
ARJAS ARI
BANJA RAN
%
%
BALEEN DA H
Banjaran Soreang
CICAL ENGKA %
SOL OKAN JER UK
%
% % GU NU NGH ALU
G. Mandalawangi
$
% IBU N
% %
$
Rancaekek
BOJ ON GSOANG %
CIMAUN G
KABUPATE N BANDUNG
PASIRJAM BU
% PACET
CIWIDEY %
W AD UK C IR AT A
Cipeundeuy
CIKALON G W ETA N
G. Tangkuban Parahu
$
% CIPEUN DE UY %
RAN CABAL I
%
% %
CISARU A
Pangalengan
%
PANGAL ENGAN
% % PADAL ARA NG
% LEMBAN G
PARON GP ON G
Lembang
Padalarang
CIPATAT
%
NGAMPR AH %
SUKAS ARI %
% %
KERTASAR I
$
G. Patuha
CIMENY AN
KO TA CIMAHI
%
CILEN GKRAN G
BATUJAJA R
%
Jatinangor %
KO TA BANDUNG Bandung-Cimahi CILEU NYI
$
W AD UK SA GUL IN G RONGGA
CIPONGKOR
%
TAN JU NGSAR I
KABUPATE N S UMEDANG
MARGAASIH
%
Cililin
%
JATIN ANGOR
%
%
G. Malabar
% CIMANGGU NG
G. Krenceng
MARGAH AYU
CILILIN
DAYEU HKOL OT %
%
Rancaekek
% RAN CAEKE K
BOJ ON GSOANG %
SOR EAN G
KATAPANG PAMEUN GPEU K
%
%
Majalaya
%
MAJALA YA
ARJAS ARI
BANJA RAN
% PASEH
%
G. Mandalawangi
$
IBU N
% %
$
NAGRE G %
%
Soreang
%
CIKANC UN G
CIPARA Y
%
SIN DAN GKER TA
%
%
BALEEN DA H
Banjaran
% GU NU NGH ALU
CICAL ENGKA %
SOL OKAN JER UK
%
%
CIMAUN G
KABUPATE N BANDUNG
PASIRJAM BU
% PACET
CIWIDEY %
RAN CABAL I % % PANGAL ENGAN
Pangalengan % KERTASAR I
$
G. Patuha
Sumber Data : BPN, BAPEDA (Interpretasi Landsat) G. Malabar
$
Gambar.4. deteksi perubahan Tata Guna Lahan Tabel.2. perubahan tata guna perbandingan tahun 1994 dan 2001 No
Penggunaan Lahan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Hutan Perkebunan Sawah Permukiman Ladang / Tegalan Kawasan dan Zona Industri Semak Belukar Padang Rumput/Ilalang Tanah Kosong / Terbuka Sungai/TubuhAir/Danau/Waduk /Situ
10
Tahun 1994 Area(Ha) % 96.643,00 33,4 42.638,60 14,7 65.626,10 22,7 29.914,90 10,3 34.655,60 12,0 2.818,00 1,0 2.516,50 0,9 6.427,80 2,2 1.611,70 0,6
Tahun 2001 Area(Ha) % 61.290,60 21,0 85.889,8 29,5 53.147,40 18,2 33.025,10 11,3 37.030,70 12,7 3.016,00 1,0 3.138,50 1,1 6.427,80 2,2 1.611,70 0,6
6.767,10
6.776,60
2,3
2,3
Perubahan Area(Ha) % -35.352,4 -2037,7 43.251,2 2493,0 -12.478,7 -719,3 3.110,2 179,3 2.375,1 136,9 198,0 11,4 622,0 35,9 0,0 0,0 0,0 0,0 9,5
0,5
Sumber : intepretasi citra landsat
Jurnal Infoman’s > Jurnal Ilmu-ilmu Manajemen dan Informatika STMIK Sumedang
15
Dari hasil analisis tersebut dapat divisualisasikan dalam bentuk citra tiga dimensi dengan perbandingan dua citra yaitu citra landsat tahun 1994 dan tahun 2001. (gambar 5.), gambar tersebut memperlihatkan beberapa perubahan LandUse/Cover di wilayah Cekungan Bandung. Terlihat adanya perubahan yang sangat tinggi seperti yang ditandai dalam area bulatan yaitu adanya perubahan berkurangnya hutan dengan nilai area perubahannya yaitu -35.352,4 (Ha) yang diakibatkan oleh bertambahnya area perkebunan campuran dengan nilai area perubahannya yaitu +43.251,2 (Ha). Tahun 1994
Tahun 2001
Hutan Berkurang
Pemukiman Sawah Hutan Ladang Perkebunan
Gambar.5. Perbandingan Land Use/Cover wilayah Cekungan Bandung Dari data intepretasi citra tahun 1983 tersebut dilakukan berbandingan dengan data citra landsat wilayah Cekungan Bandung tahun 1994 dan 2001 tersaji dalam tabel.3 Tabel.3. perbandingan landuse tahun1983, 1994 dan tahun 2001. Tahun 1983 Tahun 1994 No Penggunaan Lahan Area(Ha) % Area(Ha) % 1 Hutan 85.138,50 36,4 96.643,00 33,4 2 Perkebunan 1.810,00 0,8 42.638,6 14,7 3 Sawah 52.702,56 22,5 65.626,10 22,7 4 Permukiman 7.591,70 3,2 29.914,90 10,3 5 Ladang / Tegalan 6.474,20 2,8 34.655,60 12,0 6 Kawasan dan Zona Industri 492,48 0,2 2.818,00 1,0 7 Semak Belukar 33.363,30 14,2 2.516,50 0,9 8 Padang Rumput/Ilalang 30.510,70 13,0 6.427,80 2,2 9 Tanah Kosong / Terbuka 15.806,88 6,8 1.611,70 0,6 Sungai/Tubuh 10 Air/Danau/Waduk/Situ 253,44 0,1 6.767,10 2,3 Sumber:LAPAN dan hasil intepretasi citra
Jurnal Infoman’s > Jurnal Ilmu-ilmu Manajemen dan Informatika STMIK Sumedang
Tahun 2001 Area(Ha) % 61.290,60 21,0 85.889,8 29,5 53.147,40 18,2 33.025,10 11,3 37.030,70 12,7 3.016,00 1,0 3.138,50 1,1 6.427,80 2,2 1.611,70 0,6 6.776,60
2,3
16
7.5. Perubahan aliran sungai Hasil analisis dari citra 1994 dan 2001 menunjukkan adanya beberapa perubahan seperti arah aliran atau pembentukan aliran baru dan melebar dan menyempit area sungai. Fokus dalam penelitian ini lebih dititik beratkan pada perubahan aliran sungai atau pembentukan aliran baru yang berada di wilayah cekungan bandung, berdasarkan hasil analisis dari perbandingan kedua citra tersebut memperlihatkan ada beberapa pembentukan aliran baru, perubahan ini lebih diakibatkan oleh kondisi alam yang terjadi diwilayah Cekungan Bandung
Tahun 1994
Sumber: Hasil intepretasi 2006
Tahun 2001
3.000,00 2.598,63 2.500,00
Area air(km2)
2.066,67 2.000,00 1.500,00 1.000,00 500,00 0,00 1994
2001 Tahun
Gambar.6.Perubahan aliran atau pembentukan aliran baru
5.000,0 4.500,0 4.000,0 3.500,0 3.000,0 2.500,0 2.000,0 1.500,0 1.000,0 500,0 0,0
Cihampelas Cimahi Cinyiruan Cisondari Majalaya Malabar
19 83 19 84 19 85 19 86 19 87 19 88 19 89 19 90 19 91 19 92 19 93 19 94 19 95 19 96 19 97 19 98 19 99
Curah Hujan(mm)
7.6. Perubahan iklim Untuk melihat sejauh mana pengaruh pola area sumber-sumber air terhadap sistem hidrologi/iklim di wilayah Cekungan Bandung, maka diamati beberapa pola kecenderungan curah hujan rata-rata tahunan berdasarkan data curah hujan tahun 19832001. Pola curah hujan rata-rata per tahun di DAS Citarum Hulu khususnya Cekungan Bandung dapat dilihat pada gambar 7.
Tahun
Pakar Paseh Sindang Kerta
Gambar.7. Pola curah hujan per wilayah
Jurnal Infoman’s > Jurnal Ilmu-ilmu Manajemen dan Informatika STMIK Sumedang
17
Pola penyebaran curah hujan di kelompokkan dengan pewarnaan, kriteria pengelompokkan didasarkan atas jumlah curah hujan yang terjadi per hari hujan yang dikelompokkan perbulan. Kriteria Pengelompokkan pola curah hujan seperti: Kelompok 13.6 – 20.7 mm/hari hujan, Kelompok 20.7 – 27.7 mm/hari hujan, Kelompok 27.7 – 34.8 mm/hari hujan dan Kelompok < 13.6 mm/hari hujan. 7.7. Pengaruh faktor Penduduk dan Iklim terhadap Perubahan Sumber-sumber air Sesi berikut ini penulis melakukan analisis mengenai karakteristik sumber-sumber air di wilayah Cekungan Bandung untuk mencari faktor-faktor yang mempengaruhi sumber-sumber air. Pengaruh perubahan sumber-sumber air dilihat dari Faktor-faktor penyebabnya yaitu : faktor Penduduk dan faktor Iklim(Curah Hujan) Analisis perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan alat analisis statistik yaitu Regresi Linier, seperti: y a bx dengan n n n n xi y i xi y i i 1 i 1 b i 1 2 n n 2 n xi xi i 1 i 1 a y bx 7.7.1. Pengaruh faktor Penduduk Terhadap Perubahan Sumber-sumber air dengan perbandingan data menggunakan data tiga tahun dan dua tahun Analisis yang dilakukan menggunakan metoda statistik Regresi dengan data seperti terlihat dalam tabel.4.dengan menggunakan data tiga tahun Tabel.4. perbandingan jumlah penduduk dan tubuh air dengan data tiga tahun 1983 1994 2001 Jumlah penduduk(jiwa) xi 2.467.818 4.400.446 5.743.639 Area Sungai/Tubuh yi 253,44 6.767,10 6.776,60 Air/Danau/Waduk/Situ (Ha) Sumber : 1.Kabupaten Bandung Dalam Angka 1986,1994 dan 2001 2.Kota Bandung Dalam Angka 1986,1994 dan 2001 3.Kabupaten Sumedang Dalam Angka 1986,1994 dan 2001 4.LAPAN, Hasil analisis
Dari hasil perhitungan hubungan yang terjadi adalah : ^
y 4.178,2 0,0021x Hasil analisis lainnya mengenai Pengaruh faktor Penduduk Terhadap Perubahan Sumber-sumber air dengan menggunakan data tiga tahun disajikan dalam bentuk grafik terlihat pada gambar 8. 8000 7000
Area Air(ha)
6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 0 perbandingan hubungan
1.000.000 2.000.000 3.000.000 4.000.000 5.000.000 6.000.000 7.000.000
Penduduk
y = -1E-09x 2 + 0,0104x - 19213 R2 = 1
Gambar.8. grafik hubungan faktor penduduk terhadap Area Air Jurnal Infoman’s > Jurnal Ilmu-ilmu Manajemen dan Informatika STMIK Sumedang
18
Tabel.5.perbandingan jumlah penduduk dan tubuh air dengan data dua tahun 1994 2001 Jumlah penduduk(jiwa) xi 4.400.446 5.743.639 Area Sungai/Tubuh yi 6.767,10 6.776,60 Air/Danau/Waduk/Situ (Ha) Sumber : 1.Kabupaten Bandung Dalam Angka 1986,1994 dan 2001 2.Kota Bandung Dalam Angka 1986,1994 dan 2001 3.Kabupaten Sumedang Dalam Angka 1986,1994 dan 2001 4.LAPAN, Hasil analisis
Dari hasil perhitungan hubungan yang terjadi adalah : ^
y 6.736 0,000007 x Hasil analisis lainnya mengenai Pengaruh faktor Penduduk Terhadap Perubahan Sumber-sumber air dengan menggunakan data dua tahun disajikan dalam bentuk grafik terlihat pada gambar 9. 6.778,00 6.776,00
Area Air(ha)
6.774,00 6.772,00 6.770,00 6.768,00 6.766,00 0 perbandingan hubungan
1.000.000 2.000.000 3.000.000 4.000.000 5.000.000 6.000.000 7.000.000 Penduduk
y = 7E-06x + 6736 R2 = 1
Gambar.9. grafik hubungan faktor penduduk terhadap Area Air Dari hasil perhitungan pengaruh faktor penduduk terhadap perubahan sumbersumber air yang ada di cekungan Bandung dengan menggunakan data tiga tahun yaitu ^
1983, 1994 dan 2001 diperoleh hasil yaitu y 4.178,2 0,0021x , dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kenaikan jumlah penduduk akan menyebabkan kenaikan area air yang ada diwilayah Cekungan Bandung. Hasil yang diperoleh dari analisis menunjukkan ada nilai negatif pada konstanta, tetapi dari hasil analisis keseluruhan menunjukkan adanya kenaikan. Mengapa hal demikian dapat terjadi, ini di sebabkan oleh faktor perubahan dari data area sungai yang meningkat drastis, terlihat bahwa area air tahun 1983 sebesar 253,44(ha) meningkat ditahun 1994 menjadi 6.767,10(ha), data yang didapat tidak konstan, ada perbedaan yang sangat signifikan dari data yang didapat. Peningkatan data yang sangat signifikan tersebut terjadi karena dioperasikannya Waduk Saguling pada tahun 1985/1986. Hal yang sama terlihat dari hasil analisis dengan menggunakan dua data yaitu ^
tahun 1994 dan 2001 dengan hasil analisis y 6.736 0,000007 x , dari hasil analisis didapat yaitu Peningkatan jumlah penduduk dapat mengakibatkan kenaikan area air. Kejadian ini terjadi karena adanya kenaikan data hasil analisis kedua citra yaitu pada tahun1994 area air 6.767,10 (ha) dan tahun 2001 area air 6.776,60 kenaikan 9,5 (ha). Berdasarkan dari kedua hasil analisis tersebut, dapat di simpulkan bahwa Peningkatan jumlah penduduk mengakibatkan kenaikan area air di wilayah Cekungan Bandung, tetapi secara logika hasil analisis tersebut tidak seharusnya terjadi, artinya bila ditinjau dari pengaruhnya, seharusnya dengan pertambahan penduduk maka logikanya akan terjadi perubahan berkurangnya area air.
Jurnal Infoman’s > Jurnal Ilmu-ilmu Manajemen dan Informatika STMIK Sumedang
19
Seperti yang telah dijelaskan diatas hal tersebut terjadi karena : a) Faktor analisis citra yang menghasilkan kenaikan tiap tahunnya, terutama kenaikan yang sangat signifikan pada tahun 1983 – 1994. b) Faktor lainnya kenaikan area air pada kedua citra terjadi karena pengaruh dari intensitas tampilan citra, dengan asumsi bahwa citra satelit Landsat pada tahun 1994 bulan juli terlihat terjadinya musin kering, dan citra tahun 2001 bulan juni terjadinya musim hujan, dengan terjadinya perbedaan musim tersebut maka dapat disimpulkan terjadinya peningkatan area air di tahun 2001. Perbedaan intensitas kedua citra dapat dilihat pada gambar.12
7.7.2. Pengaruh faktor Iklim(Curah hujan) terhadap Sumber-sumber air Selanjutnya analisis di teruskan untuk melihat seberapa besar pengaruh akibat faktor Iklim terhadap penyempitan, pelebaran tubuh air baik di waduk dan perubahan aliran sungai. Sama halnya seperti analisis melihat pengaruh penduduk, untuk melihat seberapa jauh pengaruh faktor Iklim terhadap sumber-sumber air ini juga dianalisis dengan menggunakan dua hasil analisis yaitu dengan menggunakan data time series tiga tahun dan dua tahun. Tabel.6.perbandingan Iklim dan tubuh air dengan data tiga tahun 1983 1994 2001 Rata-rata curah hujan(mm)/tahun xi 2.505,22 2.008,36 2.277,93 Area Sungai/Tubuh yi 253,44 6.767,10 6.776,60 Air/Danau/Waduk/Situ (Ha) Sumber : 1BMG 4.LAPAN, Hasil analisis
Dari hasil perhitungan hubungan yang terjadi adalah : ^
y 33,4 (12,7) x Hasil analisis lainnya mengenai Pengaruh faktor Iklim(curah hujan) Terhadap Perubahan Sumber-sumber air dengan menggunakan data tiga tahun disajikan dalam bentuk grafik terlihat pada gambar 10. 9.000,0 8.000,0
Area Air(ha)
7.000,0 6.000,0 5.000,0 4.000,0 3.000,0 2.000,0 1.000,0 0,0 0,0
500,0
y = -0,0578x 2 + 247,92x - 257885 R2 = 1
1.000,0
1.500,0
2.000,0
Curah Hujan(m m )
2.500,0
3.000,0
nilai perbandingan hubungan
Gambar.10. grafik hubungan faktor Curah Hujan terhadap Area Air
Jurnal Infoman’s > Jurnal Ilmu-ilmu Manajemen dan Informatika STMIK Sumedang
20
Tabel.7.perbandingan Iklim dan tubuh air dengan data dua tahun 1994 2001 Rata-rata curah hujan(mm)/tahun xi 2.008,36 2.277,93 Area Sungai/Tubuh yi 6.767,10 6.776,60 Air/Danau/Waduk/Situ (Ha) Sumber : 1BMG 4.LAPAN, Hasil analisis
Dari hasil perhitungan hubungan yang terjadi adalah : ^
y 6.696 0.035 x Hasil analisis lainnya mengenai Pengaruh faktor Iklim(curah hujan) Terhadap Perubahan Sumber-sumber air dengan menggunakan data dua tahun disajikan dalam bentuk grafik terlihat pada gambar 11. 6.778,00
Area air(ha)
6.776,00 6.774,00 6.772,00 6.770,00 6.768,00 6.766,00 1.950,00 y = 0,0352x + 6696,3 R2 = 1
2.000,00
2.050,00
2.100,00
2.150,00
curah hujan(m m )
2.200,00
2.250,00
2.300,00
Nilai perbandingan hubungan
Gambar.11. grafik hubungan faktor Curah Hujan terhadap Area air Hasil perhitungan pengaruh faktor iklim(curah hujan) terhadap sumber-sumber air di wilayah Cekungan Bandung memperlihatkan bahwa hasil yang didapat dari analisis ^
yaitu y 33,4 (12,7) x , dapat disimpulkan bahwa jika terjadinya penurunan rata curah hujan tiap tahunnya maka area air (badan air) akan mengalami penurunan. Hal yang sama juga terlihat pada perbandingan analisis menggunakan data dua ^
tahun yaitu 1994 dan 2001 yaitu y 6.696 0.035 x , Berdasarkan hasil dari analisis tersebut, bahwasanya terjadi kenaikan curah hujan maka mengakibatkan badan air juga akan mengalami kenaikan, hal ini akan mengakibatkan luapan air atau banjir bila daya tampung air yang ada di wilayah Cekungan Bandung tidak bertambah dan kenaikan curah hujan dan badan air terus meningkat 7.8. Intensitas Citra Intepretasi dari kedua citra wilayah cekungan bandung pada bulan Juli 1994 dan juni 2001memperlihatkan bahwa citra tahun 1994 menunjukkan kondisi kering sedangkan tahun 2001 bulan juli kondisi curah hujan meningkat(basah). Kondisi kedua citra disajikan pada gambar.8 berikut perbandingan histogramnya. Dari hasil analisis kedua citra tersebut menunjukkan bahwa curah hujan pada tahun 2001 bulan juli tinggi, dengan curah hujan yang tinggi maka akan mengakibatkan badan air akan meningkat.
Jurnal Infoman’s > Jurnal Ilmu-ilmu Manajemen dan Informatika STMIK Sumedang
21
Gambar.12. Intepretasi citra 8. Kesimpulan dan Saran 8.1. Kesimpulan Berdasarkan Tujuan, Rumusan Permasalahan dan Hasil Analisis yang telah dilakukan dalam penelitian Identifikasi Karakteristik Sumber-sumber air di Wilayah Cekungan Bandung , penulis mengungkapkan beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Hasil analisis citra Landsat time series tahun 1983, 1994 dan tahun 2001 dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa perbedaan dari karakteristik sumber-sumber air yang mempunyai kecenderungan meningkat. 2. Perbedaan karakteristik sumber-sumber air yang cenderung meningkat, terlihat dari perubahan yang terjadi dari pada beberapa badan(area)air yang terdapat pada wilayah penelitian yaitu waduk Cirata dengan perbedaan(0%) atau tidak mengalami perbedaan, Waduk Saguling dengan Perbedaan(0,1%), dan Situ Cileunca dengan perbedaan (0,2%). 3. Perbedaan yang dianalisis dari hasil penelitian juga mencakup perubahan aliran air sungai diwilayah Cekungan Bandung, dengan tingkat perubahannya yaitu (-352km2), artinya terdapat pengurangan arah aliran yang terdeteksi dari kedua citra landsat tersebut. 4. Perubahan lainnya yang dianalisis yaitu perubahan LandUse/Land Cover, terdapat perbedadaan yang sangat signifikan dari analisis kedua citra landsat tersebut seperti pengurangan hutan yang terjadi akibat dari bertambahya area perkebunan dan daerah pemukiman.Disisi lain perubahan badan(area) air meningkat walaupun tidak terlalu signifikan, perubahan area air yang sangat besar terlihat pada hasil analisis citra tahun 1983 dan tahun 1994, ini diakibatkan oleh dioperasikannya Waduk Saguling pada tahun 1985/1986. 5. Faktor pendorong yang diteliti sehingga menjadi penyebab perubahan area air di wilayah cekungan Bandung yaitu : factor bertambahnya Penduduk dan Iklim(curah hujan), hasil analisis menunjukkan bahwa kenaikan jumlah penduduk akan menyebabkan kenaikan area air yang ada, Jadi terdapat pengaruh kenaikan badan air dan aliran air akibat dari bertambahnya penduduk.
Jurnal Infoman’s > Jurnal Ilmu-ilmu Manajemen dan Informatika STMIK Sumedang
22
6. Faktor pendorong lainnya yang diteliti sehingga menjadi penyebab perubahan area air di wilayah Cekungan Bandung yaitu : Iklim(curah hujan), hasil analisis menunjukkan bahwa jika terjadinya penurunan rata curah hujan tiap tahunnya maka area air (badan air) akan mengalami penurunan dan apabila terjadi kenaikan curah hujan makan badan air juga akan mengalami kenaikan. 8.2. Saran Penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian dasar yang diharapkan ada penelitan lanjutan agar terjadinya keberlanjutan proses penelitian diwilayah Cekungan Bandung terutama permasalahan air. Untuk penelitian berikutnya disarankan seperti: 1. Kajian yang dilakukan hendaknya menggunakan citra dengan resolusi tinggi seperti citra QuickBird mengingat perubahan yang terjadi di wilayah Cekungan Bandung khususnya Daerah Aliran Sungai Citarum Hulu sangat Cepat. 2. Aspek data dalam penelitian hendaknya lebih variatif, seperti penambahan data yang ditinjau dari Sosial ekonomi masyarakatnya, diharapkan dengan adanya tambahan data tersebut dapat lebih menambah ketelitian analisis untuk mencari berubahan area air . 3. Agar penelitian berikutnya lebih detil, hendaknya perbandingan data yang dipergunakan mempunyai rentang waktu yang dekat(tidak begitu jauh). 4. Perlu dikaji dampak lainnya dari permasalahan air di DAS Citarum hulu seperti tingkat pencemaran air yang diakibatkan dari faktor pertumbuhan penduduk dan faktor lainnya. 5. Bagi Pengambil Keputusan hendaknya perlu kajian lebih jauh bagaimana memaksimalkan potensi air permukaan untuk kemaslahatan masyarakat terutama masalah ketersediaan air bersih.
Jurnal Infoman’s > Jurnal Ilmu-ilmu Manajemen dan Informatika STMIK Sumedang
23
DAFTAR PUSTAKA Ade Rustiaman,2000, Konservasi Lahan Kritis di Cekungan Bandung, Arwin Sabar,1997, MS,.Penelitian Pemanfaatan Air Tanah Dalam Rangka Pengembangan Prasaran Air Bersih Wilayah Perkotaan Kasus Cekungan Bandung, Jurusan TL ITB Bandung 1997 DilnurAji, Akihiko Kondoh, 2003, The characteristic of water resources in XinJiang Uyghur Autonomous Region, China, using GIS and Remote Sensing, Chiba University Haris Syahbuddin dan Eleonora Runtunuwu, 2001,Lingkungan Strategis Alamiah Pembangunan Dan Pengembangan Agrometeo Her Suganda, 2004, "Priangan Si Jelita" dan Masalah Kependudukan, Kompas, Senin, 06 Desember 2004 CNRM., 2001. Les Scenario Climatiques au CNRM. Toulouse. Prevue Electronique. 14p. Hamada Jun Ichi, MD. Yamanaka, Jun Matsumoto, Shoichiro Fukao, Paulus Agus Winarso, and Tien Sribimawati. 2002. Spatial and Temporal Variation of the Rainy Season over Indonesia and their Link to ENSO. JMSJ Vol. 80, No. 2 pp. 285-310. Syahbuddin, H., Manabu D. Yamanaka, and Eleonora Runtunuwu. 2004. Impact of Climate Change to Dry Land Water Budget in Indonesia: Observation during 19802002 and Simulation for 2010-2039. Graduate School of Science and Technology. Kobe University. Publication in process. Eko DJ , 2004.Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI). http://www.walhi.or.id/kampanye/ Tanggal Update: 04 Oct 2004 Wirakusumah A Djumarna; Patta Johnny. 2004, Pikiran Rakyat, Cekungan BandungKrisis Air, http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0904/03/0301.htm, tgl akses 23 Nov 2005 Kusumowidagdo Mulyadi, 2003, Dimensi Spasial Masalah Kesehatan Pusdata Lapan Berita Inderaja Vol.II. Campbell, James B,1987, Introduction To Remote Sensing, The Guilford Press, New york. Lillesand, T.M dan Kiefer, R.,1993, Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra (terj), Cetakan kedua, Gadjah Mada University, Yogyakarta. Ridwan, Mochamad Fauzi, 2001, Pemetaan Liputan lahan dan Vegetasi Indonesia Dengan Menggunakan Data 1 Km NOAA-AVHRR, Departemen Teknik Geodesi, Institut Teknologi Bandung, Indonesia Shunji Kim, Murai, 1993, Remote Sensing Note. Japan Association on Remote Sensing, University Of Tokyo, Japan. Prahasta, Eddy, 2001, Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis, Informatika, Bandung. Aronoff, Stanley,1989, “Geographic Information System : A Management Perspective”, WDL Publications, Ottawa, Canada Tomlon C. Dana, 1990,“Geographic Information System and Cartographic Modelling”, Englewood Cliffs, NJ, Prentice-Hall. Foote, K,E. and Lynch M., 1995, “Geographic Information System as an Integrating Technology:Context, Concepts, and Definitions”, http://www.colorado.edu/…/intro/intro.html, Departement of Geography, University of Colorado. Chrisman, Nicholas.,1997, “Exploring Geogrphic Information System”, John Wiley & Sons, Inc., New York. Guo Bo, Poling A.D.,Poppe M.J.,2000,”GIS/GPS in Transportation, Real World Experiences”. ,2000,”GIS/Data Center: GIS Links”, http://riceinfo.rice.edu/Fondren/GDC/gislinks.shtml. ,2000, ”GIS Basic Pinciples ”,http:www,cdm.com/Svcs/infomgt/GIS/gisbasic.htm. ,2006,”Wikipedia Links”, web "http://id.wikipedia.org/wiki/Landsat_7" tanggal Jurnal Infoman’s > Jurnal Ilmu-ilmu Manajemen dan Informatika STMIK Sumedang
24
akses (31 Mei 2006) ,2006,”GIS Latin Links”, web "http://www.gis.latin.or.id/gis.htm " tanggal akses (05 Juni 2006) Hartanto,2006,”wordpress Links”, web " http://hartanto.wordpress.com/2006" tanggal akses (08 Juni 2006) Wangsaatmaja, Setiawan, 2004,”Dampak Konversi Lahan Terhadap Rezim Aliran Air Permukaan serta Kesehatan Lingkungan, Disertasi, Institut Teknologi Bandung. Anonimous, , Landsat 7 Handbook, download dari www.brsi.msu.edu Riwayat Penulis Chairuddin, lahir di Aceh pada tanggal 26 Juli 1968. Lulus S2 Geomatika ITB 2001. Dosen Tetap STMIK-IM pada Jurusan Teknik Informatika.
Jurnal Infoman’s > Jurnal Ilmu-ilmu Manajemen dan Informatika STMIK Sumedang
25