KARYA TULIS
IDENTIFIKASI JAMUR PERUSAK KAYU
Disusun Oleh: APRI HERI ISWANTO, S.Hut, M.Si NIP. 132 303 844
DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009
Apri Heri Iswanto : Identifikasi Jamur Perusak Kayu, 2009 USU e-Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji syukur pada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis mengenai “Identifikasi Jamur Perusak Kayu “. Tulisan ini merupakan berisi tentang gambaran umum mengenai beberapa jenis jamur perusak kayu. Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat memberikan tambahan informasi dibidang Hama dan Penyakit Hasil Hutan. Akhirnya penulis tetap membuka diri terhadap kritik dan saran yang membangun dengan tujuan untuk menyempurnakan karya tulis ini.
Januari, 2009
Penulis
Apri Heri Iswanto : Identifikasi Jamur Perusak Kayu, 2009 USU e-Repository © 2009
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR ......................................................................................i DAFTAR ISI.....................................................................................................ii DAFTAR GAMBAR........................................................................................iii PENDAHULUAN ............................................................................................1 PERUMUSAN MASALAH .............................................................................1 TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................2 HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................5 KESIMPULAN.................................................................................................9 REFERENSI .....................................................................................................9
Apri Heri Iswanto : Identifikasi Jamur Perusak Kayu, 2009 USU e-Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
No
Keterangan
Halaman
1
Trametes versicolor
5
2
Pori Pada Hymenium Trametes versicolor
6
3
Ganoderma applanatum pada Kayu Rasamala (I) dan Ganoderma applanatum yang Berubah Warna Menjadi Coklat (II)
7
Apri Heri Iswanto : Identifikasi Jamur Perusak Kayu, 2009 USU e-Repository © 2009
PENDAHULUAN Sampai saat ini, kayu masih dipilih sebagai bahan bangunan dan meubel karena beberapa alasan keunggulannya antara lain warna dan corak dekoratif alaminya yang indah, kuat, mudah dalam penerjaannya serta memiliki daya isolasi yang tinggi terhadap suhu dan suara. Dari berbagai kelebihan dari kayu juga tersimpan suatu kelemahan. Sebagai bahan yang tersusun atas selulosa, hemiselulosa, dan lignin, kayu dapat mengalami degradasi seiring pemanfaatannya dikarenakan pengaruh faktor lingkungan. Secara umum kerusakan kayu terjadi karena pembebanan (mekanik) dan faktor biologis (jamur, rayap, dll). Jamur merupakan salah satu mikroorganisme yang tidak memiliki klorofil sehingga dalam mempertahankan hidupnya akan mengambil energi serta bahan-bahan organik yang dihasilkan oleh tumbuhan hijau baik yang masih hidup ataupun yang sudah mati. Indonesia merupakan negara tropis dengan keanekaragaman hayati yang besar (megabiodiversity). Keanekaragaman hayati yang ada ini meliputi keanekaragaman tumbuhan mulai dari tingkat rendah (tumbuhan yang tidak memiliki klorofil) sampai tumbuhan tingkat tinggi (tumbuhan yang tidak memiliki klorofil). Sebagai daerah tropis, wilayah Indonesia merupakan wilayah yang cocok untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroorganisme seperti bakteri dan jamur.
Bakteri dan jamur
merupakan tumbuhan tingkat rendah, dimana dalam kehidupannya akan selalu menjadi parasit dan atau saprofit bagi organisme/benda lain. Sebenarnya kerugian akibat serangan jamur setiap tahunnya sangat besar, namun masih jarang dilakukan penelitian-penelitian maupun publikasi-publikasi untuk mengetahui seberapa besar kerugian yang terjadi akibat serangan jamur. Sebagai contoh di Amerika Serikat kerugian akibat pelapukan bangunan diduga lebih dari 200 juta dolar per-tahun.
PERUMUSAN MASALAH 1. Sebagai daerah tropis, wilayah Indonesia merupakan wilayah yang cocok untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Kondisi tersebut sebagai ancaman terhadap tingkat keawetan dari kayu.
Apri Heri Iswanto : Identifikasi Jamur Perusak Kayu, 2009 USU e-Repository © 2009
2. 80-85% kayu di Indonesia didominasi olek kayu dengan kelas kuat rendah yang mudah
terserang oleh mikroorganisme salah satunya adalah jamur.
3. Sebenarnya kerugian akibat serangan jamur setiap tahunnya sangat besar, namun masih jarang dilakukan penelitian-penelitian maupun publikasi-publikasi mengenai masalah jamur.
TINJAUAN PUSTAKA Jamur Sebagai Jasad Renik Jasad renik merupakan salah satu faktor yang banyak menimbulkan kerusakan pada kayu.
Jasad renik tersebut terdiri dari jamur dan bakteri, dimana bagian
vegetatifnya secara individu hanya dapat dilihat dengan jelas dibawah mikroskop karena ukurannya sangat kecil.
Berdasarkan medium tempat jasad renik itu
berkembang dan sifatnya yang saprofit dan parasit, jasad renik berbeda dengan tanaman hijau.
Jasad renik adalah sejenis tumbuhan tingkat rendah yang tidak
mengandung klorofil, oleh karena itu mereka mempertahankan hidupnya dengan energi dan bahan organik yang dihasilkan oleh tumbuhan hijau. Dengan demikian kayu sebagai produk terbesar dari tumbuhan hijau merupakan sumber makanan bagi berbagai jenis jamur dan bakteri (Tambunan dan Nandika, 1989). Jamur merupakan organisme eukariota yang digolongkan kedalam kelompok cendawan sejati. Dinding sel jamur terdiri atas kitin, sel jamur tidak mengandung klorofil.
Jamur mendapatkan makanan secara heterotrof dengan mengambil
makanan dari bahan organik. Bahan organik disekitar tempat tumbuhnya diubah menjadi molekul-molekul sederhana dan diserap langsung oleh hifa, jadi jamur tidak seperti organisme heterotrof lainnya yang menelan makanannya kemudian mencernanya sebelum diserap. (Gunawan, 2000).
Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Jamur Menurut Tambunan dan Nandika (1989), ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan jamur antara lain: a. Temperatur Jamur perusak kayu dapat berkembang pada interval suhu yang cukup lebar, tetapi pada kondisi-kondisi alami perkembangan yang paling cepat Apri Heri Iswanto : Identifikasi Jamur Perusak Kayu, 2009 USU e-Repository © 2009
terjadi selama periode-periode yang lebih panas dan lebih lembab dalam setiap tahun. Suhu optimum berbeda-beda untuk setiap jenis, tetapi pada umumnya berkisar antara 220C sampai 350C. Suhu maksimumnya berkisar antara 270C sampai 390C, dengan suhu minimum kurang lebih 50C. b. Oksigen Oksigen sangat dibutuhkan oleh jamur untuk melakukan respirasi yang menghasilkan CO2 dan H2O.
Sebaliknya untuk pertumbuhan yang
optimum, oksigen harus diambil secara bebas dari udara. Tanpa adanya oksigen, tidak ada jamur yang dapat hidup. c. Kelembaban Kebutuhan jamur akan kelembaban berbeda-beda, namun hampir semua jenis jamur dapat hidup pada substrat yang belum jenuh air. Kadar air substrat yang rendah sering menjadi fakyor pembatas bagi pertumbuhan jamur. Hal ini terutama berlaku bagi jenis jamur yang hidup pada kayu atau tanah. Kayu dengan kadar air kurang dari 20% umumnya tidak terserang jamur perusak, sebaliknya kayu dengan kadar air 35-50% sangat disukai oleh jamur perusak. Jamur pelapuk akan menyerang kayu yang berbeda pada lingkungan yang lembab dalam waktu yang relatif lama.
Kayu yang dipasang sebagai
komponen bangunan disekitar kamar mandi atau sumur, kayu yang terkena tempias air hujan atau kayu yang terendam air akibat banjir akan mudah sekali terserang jamur pembusuk (Suranto, 2002). d. Konsentrasi Hidrogen (pH) Pada umumnya jamur akan tumbuh dengan baik pada pH kurang dari 7 (dalam suasana asam sampai netral). Pertumbuhan yang optimum akan dicapai pada pH 4,5 sampai 5,5 e. Bahan Makanan (Nutrisi) Jamur memerlukan makanan dari zat-zat yang terkandung dalam kayu seperti selulosa, hemiselulosa, lignin dan zat isi sel lainnya. hemiselulosa dan
selulosa,
lignin yang menyusun kayu terdapat sebagai
makromolekul yang terlalu besar dan tidak larut dalam air untuk diasimilasi langsung oleh cendawan.
Apri Heri Iswanto : Identifikasi Jamur Perusak Kayu, 2009 USU e-Repository © 2009
Jamur Perusak Kayu Kollman (1968) dalam Tambunan dan Nandika (1989) mengemukakan bahwa terdapat 3 (tiga) macam jamur perusak kayu, antara lain: 1. Brown-rot Yaitu tingkat tinggi dari kelas Basidiomycetes. Golongan jamur ini menyerang holoselulosa kayu dan meninggalkan residu kecoklatan yang kaya akan lignin 2. White-rot Yaitu jamur dari kelas Basidiomycetes, juga menyerang holoselulosa dan lignin, menyebabkan warna kayu lebih muda dari warna normal. 3. Soft-rot Yaitu jamur dari kelas Ascomycetes atau fungi imperfectie, menyerang selulosa dan komponen dinding sel lainnya. Akibat serangan jamur ini, permukaan kayu menjadi lebih lunak.
Apri Heri Iswanto : Identifikasi Jamur Perusak Kayu, 2009 USU e-Repository © 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis jamur perusak kayu yang dikaji dalam makalah ini adalah Trametes versicolor dan Ganoderma applanatum.
Trametes versicolor Jenis jamur Trametes versicolor disajikan pada Gambar 1
Gambar 1. Trametes versicolor Klasifikasi jamur jenis ini adalah sebagai berikut: Kingdom
: Fungi
Divisio
: Basidiomycota
Class
: Hymenomycetes
Ordo
: Aphyllophorales
Family
: Polyporaceae
Genus
: Trametes
Species
: Trametes versicolor
Adapun ciri-ciri jamur jenis ini adalah sebagai berikut: a. Warna coklat keputih-putihan hingga putih kekuningan dengan tepi bergerigi b. Permukaan badan buah jamur berbulu c. Jamur tidak memiliki tangkai, langsung melekat pada kayu d. Teksturnya menyerupai kulit e. Pada badan jamur terlihat zonasi pertumbuhan jamur f. Bentuk basidiokarpa/badan buah seperti ekor kalkun yang sedang menggeliat Jamur Trametes versicolor termasuk dalam famili Polyporaceae (Poly : banyak; Pore: Pori).
Pori – pori ini dapat berukuran sangat kecil ataupun besar yang berfungsi
Apri Heri Iswanto : Identifikasi Jamur Perusak Kayu, 2009 USU e-Repository © 2009
sebagai tempat untuk keluarnya spora yang akan terbang. Letak pori ini berada di sisi belakang badan buah (Basidiokarpa).
Wood dan Stevens (1996) mengemukakan
bahwa pori jamur ini memiliki ukuran 4 - 6 x 1,5 - 2,5 μm, berbentuk silindrikal berliku yang ramping, permukaan halus, hyaline/hymeniumnya berwarna putih hingga kuning pucat dalam lapisannya. Hymenium berupa pori-pori disajikan pada Gambar 2
Gambar 2. Pori Pada Hymenium Trametes versicolor (Sumber: Snowarski. M; 1998) Nama lain dari jamur ini adalah Turkey Tail. Nama ini diberikan karena jamur ini memiliki badan buah yang menyerupai miniatur dari ekor kalkun yang sedang menggeliat. Jenis jamur ini merupakan salah satu jamur yang paling banyak dijumpai didunia.
Selain pori, bagian yang dapat diidentifikasi adalah teksturnya
(konsistensinya) yang berbentuk seperti kulit. Hal inilah yang membedakan dengan genus Ganoderma yang berbentuk daging. Tekstur jamur ini dikatakan demikian karena apabila kita mengoyak badan jamur sama halnya dengan mengoyak kulit kita. Pada badan jamur terlihat zonasi pertumbuhan jamur, hal ini menandakan umur jamur. Satu lingkaran menandakan bahwa jamur tersebut telah melewatisatu musim. Jadi zonasi tersebut akan bertambah setiap musimnya. Warna dari jamur yang ditemukan adalah coklat keputih-putihan dengan tepi yang bergerigi dan warna yang lebih muda (putih kekuningan). Namun warna ini tidak dapat dijadikan acuan utama dalam mengidentifikasi jamur. disebabkan karena intensitas cahaya matahari.
Perbedaan warna
Permukaan badan buah jamur ini
berbulu, hal ini dapat dirasakan langsung dengan perabaan. Jamur ini tidak memiliki tangkai, namun langsung melekat pada kayu. Berdasarkan bentuk penyerangannya, Trametes versicolor termasuk kedalam jenis jamur White rot. Jamur ini merombak lignin dan sebagian selulosa. Kayu yang diserang akan berwarna putih. Pelapukan kayu oleh jamur terbagi dalam 2 (dua) tahap
Apri Heri Iswanto : Identifikasi Jamur Perusak Kayu, 2009 USU e-Repository © 2009
yaitu tahap awal dan tahap lanjut. Pada tahap awal akan terjadi perubahan warna dan pengerasan pada permukaan kayu. Setelah tingkat permulaan dilalui, kayu terlihat semakin berubah baik warna maupun sifat fisiknya hingga pada akhirnya struktur dan penampilan kayu berubah secara total. Tahap ini disebut sebagai pelapukan tingkat lanjut (advanced decay) dimana kekuatan kayu berkurang sedenikian rupa sehingga mudah sekali dihancurkan dengan menggunakan tangan.
Serangan tersebut
berpengaruh pada berat kayu, dimana kayu yang terserang beratnya akan ringan, hal ini disebabkan oleh hilangnya lignin dan selulosa. Ganoderma applanatum Jenis jamur Ganoderma applanatum disajikan pada Gambar 3 II
I
Gambar 3. Ganoderma applanatum pada Kayu Rasamala (I) dan Ganoderma applanatum yang Berubah Warna Menjadi Coklat (II) Klasifikasi jamur jenis ini adalah sebagai berikut: Kingdom
: Fungi
Divisio
: Basidiomycota
Class
: Basidiomycetes
Ordo
: Polyporales
Family
: Ganodermataceae
Genus
: Ganoderma
Species
: Ganoderma applanatum
Adapun ciri-ciri jamur jenis ini adalah sebagai berikut: a. Berwarna putih, dengan cepat berubah menjadi coklat apabila dilukai. Memudar menjadi pucat kekuning-kuningan ketika basah b. Badan buah (basidiokarpa) jamur keras dan kaku
Apri Heri Iswanto : Identifikasi Jamur Perusak Kayu, 2009 USU e-Repository © 2009
c. Basidiokarpa tersebar rata pada substratum d. Sporanya tidak terlihat sebagaimana jamur pada umumnya, namun jika ditepukkan maka seporanya akan jatuh e. Jamur tidak memiliki tangkai, langsung melekat pada kayu Ganoderma applanatum termasuk kedalam klasifikasi jamur perusak kayu kelompok Brown rot.
Jamur ini merupakan jamur tingkat tinggi dari kelas
Basidiomycetes yaitu golongan jamur yang menyerang holoselulosa kayu dan meninggalkan residu kecoklat-coklatan yang kaya akan lignin (Tambunan dan Nandika; 1989). Sumardi dan Widiastuti (2004) mengemukakan bahwa jamur kelas Basidiomycetes mempunyai ciri khas yaitu adanya basidiospora yang merupakan bentuk spora generatif, basidiospora berkembangnya pada permukaan suatu struktur yang disebut basidium. Secara umum, ciri-ciri jenis jamur Ganoderma applanatum adalah: 1. Pori Terdapat 4-6 pori per mm, putih dengan cepat berubah menjadi coklat apabila dilukai, memudar menjadi pucat kekuning-kuningan ketika basah, rentetan pembuluh berukuran 4-13 mm, setiap celah dipisahkan lapisan tipis seperti tissu, pembuluh dan pori menurunkan KOH 2. Spora 6-9,5 x 5,7 μm, lebar berbentuk bulat panjang, tumpul dibagian ujung, dinding tebal, susunan berduri, tabungan spora matang. 3. Habitat Soliter ataupun koloni diatas batang kayu dari kayu keras dan pohon jarum, tinggal di kayu khususnya pada kayu ummbellularia californica (California Bay Laurel) 4. Kelemahan Tidak dapat dimakan, karena mengandung racun.
Apri Heri Iswanto : Identifikasi Jamur Perusak Kayu, 2009 USU e-Repository © 2009
KESIMPULAN Jamur jenis Trametes versicolor dan Ganoderma applanatum keduanya merupakan jamur yang termasuk kedalam kategori jamur perusak kayu (wood destroying fungi). Jamur perusak kayu jenis Trametes versicolor termasuk kedalam kelompok white rot yang menyerang lignin sebagai komponen utama penyusun dinding sel kayu, sedangkan jenis Ganoderma applanatum termasuk kedalam kelompok brown rot yang menyerang selulosa pada kayu.
REFERENSI Gunawan, A.W. 2000. Usaha Pembibitan Jamur. Penebar Swadaya. Jakarta Snowarski. M. 1998. Trametes versicolor. www.grzyby.pl (diakses: 25 mei 2005) Sumardi dan S.M Widiastuti. 2004. Dasar-dasar Perlindungan Hutan. Pertama Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Cetakan
Suranto, Y. 2002. Pengawetan Kayu. Penerbit Kanisius. Yogyakarta Tambunan, B dan Dodi Nandika. 1989. Deteriorasi Kayu oleh Faktor Biologis. IPBPress. Bogor Wood, M dan F. Stevens. 1996. Trametes versicolor. http://www.rrich.com (diakses: 25 mei 2005)
Apri Heri Iswanto : Identifikasi Jamur Perusak Kayu, 2009 USU e-Repository © 2009