Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
IDENTIFIKASI JAMUR BERACUN PADA JENIS JAMUR FAMILI AGARICUS DAN LEPIOTA BERDASARKAN KLASIFIKASI
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom.) Pada Program Studi Teknik Informatika
OLEH : GALIEH ADI SURYA PRADANA NPM: 12.1.03.02.0284
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UN PGRI KEDIRI 2016
Galieh Adi Surya Pradana | 12..1.03.02.0284 Fakultas Teknik – Teknik Inforrmatika
simki.unpkediri.ac.id || 1||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Galieh Adi Surya Pradana | 12..1.03.02.0284 Fakultas Teknik – Teknik Inforrmatika
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Galieh Adi Surya Pradana | 12..1.03.02.0284 Fakultas Teknik – Teknik Inforrmatika
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
IDENTIFIKASI JAMUR BERACUN PADA JENIS JAMUR FAMILI AGARICUS DAN LEPIOTA BARDASARKAN KLASIFIKASI Galieh Adi Surya Pradana 12.1.03.02.0284 Fakultas ultas Teknik – Program gram Studi Teknik Informatika Email :
[email protected] Rini Indriati, S.Kom., M.Kom dan Rizky Aswi Ramadhani, M.Kom UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK Jamur merupakan salah satu jenis tumbuhan yang banyak dijumpai di alam, sehingga sejak dahulu banyak orang yang memanfaatkannya sebagai bahan konsums konsumsi. i. Salah satu jenis jamur yang sering dijumpai adalah jenis jamur famili Agaricus dan Lepiota. Jenis jamur famili agaricus dan lepiota ada yang beracun dan ada juga yang aman untuk dikonsumsi. Jamur famili agaricus dan lepiota yang bersifat beracun dapat menyebabkan sakit terhadap seseorang yang mengkonsumsinya, bahkan juga dapat menyebabkan kematian. Untuk membedakan antara jamur famili agaricus dan lepiota yang beracun dan yang aman sangatlah sulit. Oleh sebab itu diperlukan sebuah aplikasi sistem pakar yang dapat membantu mengidentifikasi jamur tersebut. aplikasi sistem pakar ini bertujuan untuk mengidentifikasi jamur famili agaricus dan lepiota kedalam kelas dapat dikonsumsi dan beracun menggunakan metode naive bayes. Naive bayes mengklasifikasikan data jamur famili agaricus dan lepiota menggunakan teknik probabilitas sehingga menghasilkan bahwa jamur famili agaricus dan lepiota yang telah diinputkan dengan kriteria-kriteria kriteria tertentu termasuk kedalam jenis jamur yang aman un untuk tuk dikonsumsi atau beracun. Dalam proses klasifikasi tentunya dibutuhkan sebuah data jamur famili agaricus dan lepiota yang nantinya akan dijadikan acuan dalam menentukan hasil klasifikasi. Data yang digunakan pada pembuatan apli aplikasi kasi ini berupa kumpulan data jamur (famili ( Agaricus dan Lepiota)) yang diambil dari UCI repository of machine learning database.. Kumpulan data jamur ini terdiri atas 23 spesies jamur yang berbeda. Setiap jamur digambarkan dengan 21 atribut yang berbeda. Kumpulan mpulan data jamur ini berjumlah 8124 instance,, dimana data tersebut terdiri dari 4028 jenis jamur yang dapat dikonsumsi (edible)) dan 3916 jenis jamur yang beracun ((poisonous). ). Data tersebut nantinya akan dijadikan acuan dalam pembuatan apliaksi identifikas identifikasii jamur beracun berdasarkan berd jamur famili agaricusdanlepiota. Kata Kunci : sistem pakar, jamur, agaricus, lepiota, metode naive bayes.
1.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Jamur merupakan salah satu jenis tumbuhan yang banyak dijumpai di alam,
Dan tentu saja dari berbagai jenis jamur tidak
semua
jamur
dapat
dikonsumsi
(poisonous), ), tetapi juga tidak sedikit pula p jenis jamur yang dapat dikonsumsi (edible). (
sehingga sejak dahulu banyak orang yang
Di Indonesia, jenis jamur yang sangat
memanfaatkannya sebagai bahan konsumsi.
banyak dibudidayakan adalah jenis jamur
Seiring dengan berjalannya waktu telah
yang termasuk kedalam Famili Agaricus dan
dikenal ratusan bahkan ribuan jenis jamur.
Lepiota. Famili Agaricus dan Lepiota dapat
Galieh Adi Surya Pradana | 12..1.03.02.0284 Fakultas Teknik – Teknik Inforrmatika
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
hidup di alam terbuka dengan bentuk yang
Data yang digunakan pada penelitian ini
beraneka neka ragam, warna yang bermacam bermacam-
berupa
macam serta sifat yang belum banyak
Agaricus dan Lepiota) Lepiota yang diambil dari
diketahui, pada umumnya sebagian beracun
UCI
untuk dikonsumsi dan sebagian aman untuk
database
dikonsumsi. Famili Agaricus dan Lepiota
jamur ini terdiri atas tas 23 spesies jamur yang
yang bersifat beracun dapat menyebabkan
berbeda. Setiap jamur digambarkan dengan
sakit
yang
21 atribut yang berbeda (bentuk tudung,
dapat
permukaan tudung, warna tudung, kondisi
terhadap
seseorang
mengkonsumsinya,
bahkan
jjuga
menyebabkan kematian Untuk
kumpulan
repository
data
of
(1987-2008). 2008).
jamur
(famili (
machine
learning
Kumpulan
data
jamur, aroma jamur, pelekatan insang, jamur
famili
kerapatan garis-garis garis insang, ukuran insang,
yang
dapat
warna insang, bentuk tangkai, tangk bentuk bagian
dikonsumsi dan yang beracun berdasarkan
bawah tangkai, permukaan tangkai di atas
bentuk, sifat dan keadaannya sangat sukar
cincin, permukaan tangkai di bawah cincin,
untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan adanya
warna tangkai di atas cincin, warna tangkai
bentuk yang hampir sama dari spesies famili
di
Agaricus dan Lepiota antara jamur yang
pembungkus, banyaknya cincin, tipe cincin,
aman dan jamur yang beracun. Dalam
warna cetakan spora, populasi jamur dan
penelitian ini akan digunakan algoritma
habitat jamur). Kumpulan data jamur ini
NAIVE BAYES untuk mengklasifikasi
berjumlah 8124 instance, instance dimana data
antara jamur yang dapat dikonsumsi atau
tersebut terdiri dari 4028 jenis jamur yang
beracun berdasarkan dataset yang telah
dapat dikonsumsi (edible edible) dan 3916 jenis
dibuat.
jamur yang beracun (poisonous poisonous).
Agaricus
membedakan dan
Dalam
Lepiota
proses
pengujian
akan
bawah
cincin,
warna
membran
digunakan metode k-fold fold cross validation
Pembuatan aplikasi identifikasi jamur
dan perhitungannya menggun menggunakan naive
famili agaricus dan lepiota kedalam kelas
bayes,
nilai
aman dan beracun berdasarkan klasifikasi
akan
bertujuan
akurasi.
sehingga
akan
Metode
dihasilkan
naive
bayes
untuk
meminimalisir
menentukan jamur tersebut masuk kedalam
(masyarakat)
kelas yang aman atau beracun dengan cara
dikarenakan kurangnya pengetahuan lebih
menghitung probabilitas berdasarkan kriteria
tentang jamur. Diharapkan nantinya dengan
yang telah dimasukkan, sehingga akan
adanya
menghasilkann keputusan antara jamur yang
mengetahui getahui apakah jamur famili agaricus
aman atau berbahaya.
dan lepiota yang akan dikonsumsi tersebut
Galieh Adi Surya Pradana | 12..1.03.02.0284 Fakultas Teknik – Teknik Inforrmatika
akibat
aplikasi
ini
keracunan
korban
pengguna
jamur
dapat
simki.unpkediri.ac.id || 5||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
termasuk kedalam jamur yang aman atau
agaricus dan lepiota kedalam jenis
beracun untuk dikonsumsi.
yang aman atau beracun sesuai
B. Pembatasan Masalah
dengan
Penelitian
ini
menggunakan
bataasan bataasan2.
dapat
menentukan
jenis
jamur
beracun
famili agaricus dan lepiota aman
berdasarkan famili Agaricus dan
atau beracun sesuai dengan dataset
Lepiota.
yang ada.
2. Pengambilan
ataukah
sudah
Bagaimana algoritma Naïve Bayes Ba
1. Aplikasi hanya menentuka menentukan apakah aman
yang
ditentukan.
batasan masalah sebagai berikut :
jamur
kriteria
dataset
berdasarkan
D. Tujuan Penelitian
jenis jamur yang telah diidentifikasi
Tujuan dari penulis membuat penelitian ini
UCI repository of machine learning
adalah sebagai berikut :
database. 3. Kriteria
1. Membuat yang
digunakan
untuk
aplikasi
untuk
mengklasifikasi famili Agaricus dan
klasifikasi hanya berdasarkan kriteria
Lepiota
menggunakan
algoritma
bentuk tudung, permukaan tudung,
NAIVE BAYES kedalam kelas aman
warna tudung, kondisi jamur, aroma
atau beracun.
jamur, pelekatan insang, kerapatan
2. Untuk menentukan apakah Jamur
garis-garis garis insang, ukuran insang,
famili agaricus dan lepiota tersebut
warna insang, bentuk tangkai, bentuk
aman untuk dikonsumsi ataukah
bagian bawah tangkai, permukaan
beracun menggunakan metode naive
tangkai di atas cincin, permukaan
bayes. Sehingga dapat meminimalisir
tangkaii di bawah cincin, warna
korban
tangkai di atas cincin, warna tangkai
famili agaricus dan lepiota dengan
di bawah cincin, warna membran
menggunakan aplikasi ini.
akibat
pembungkus, banyaknya cincin, tipe
2.
cincin, warna cetakan spora, populasi
A. Sistem Pakar
jamur dan habitat jamur. C. Rumusan Masalah
keracunan k
Jamur
Landasan Teori
Sistem pakar (expert expert system) system adalah suatu sistem komputer berbasis pengetahuan
Berdasarkan latar belakang yang telah
yang menyamai kemampuan pengambilan
dijelaskan diatas, maka dapat dirumuskan
keputusan dari seorang pakar. Adapun
masalah sebagai berikut:
beberapa definisi tentang sistem pakar
1.
Bagaimana cara membuat aplikasi
(expert system)) lainnya, adalah sebagai
untuk mengidentifikasi jamur famili
berikut :
Galieh Adi Surya Pradana | 12..1.03.02.0284 Fakultas Teknik – Teknik Inforrmatika
simki.unpkediri.ac.id || 6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
1. Menurut Kus [6], sistem pakar didefinisikan
sebagai
(rule)
IF..THEN
(jika..maka).
:
Walaupun aupun cara diatas sangat sederhana,
“Sistem Sistem pakar adalah suatu sistem
namun banyak hal yang berarti dalam
yang
membangun
berusaha
berikut
aturan
mengadopsi
sistem
pakar
dengan
pengetahuan manusia ke komputer,
mengekspresikan pengetahuan pakar dalam
agarkomputer dapat menyelesaikan
bentuk aturan diatas.
masalah
seperti
yang
biasa
dilakukan oleh para ahli ahli”.
mengandung beberapa unsur atau elemen,
2. Menurut Muh [8], sistem pakar didefinisikan
sebagai
Konsep dasar dari suatu sistem pakar
berikut
:
yaitu keahlian, ahli, pengalihan keahlian, inferesi,
aturan
dan
kemampuan
“Sistem Sistem pakar adalah salah satu
menjelaskan. Keahlian merupakan suatu
cabang dari artificial intelligence
penguasaan pengetahuan dibidang tertentu
yang membuat penggunaan secara
yang didapatkan dari pelatihan, membaca
luas knowledge yang kkhusus untuk
atau pengalaman. Seorang ahli adalah
penyelesaian
seorang
masalah
tingkat
manusia yang pakar”. Sistem
pakar
mempunyai
pengetahuan
tertentu u dan mampu menjelaskan suatu untuk
tanggapan, mempelajari hal-hal hal baru seputar
dalam
topik permasalahan (domain), ( menyusun
berbagai bidang, antara lain matematika,
kembali pengetauan jika dipandang perlu,
teknik, kedokteran, ilmu komputer, sampai
dan menentukan relevan atau tidaknya
bidang hukum. Walaupun sistem pakar
keahlian mereka.
memecahkan
sebagai
sistem stem
telah
yang
dibuat
masalah-masalah masalah
komputer
yang
dalam
Pengalihan keahlian dari para ahli untuk
berbagai hal bekerjanya jauh lebih baik dari
kemudian dialihkan lagi ke orang lain yang
manusia atau ahli, tetapi kita tidak bisa
bukan ahli, merupakan tujuan utama dari
menghilangkan begitu saja faktor manusia
sistem pakar. Proses ini membutuhkan
dan digantikan oleh sistem komputer, karena
empat
pada banyak situasi keahlian manusia tetap
pengetahuan dari para ahli atau sumbersumber
dibutuhkan, sebabb kemampuan komputer
sumber lainnya, representasi pengetahuan
terbatas.
kedalam komputer, inferensi pengetahuan peng
aktivitas,
yaitu
tambahan
Pengetahuan dari suatu sistem pakar
dan pengalihan pengetahuan ke pengguna.
mungkin dapat direpresentasikan dalam
Pengetahuan yang disimpan dikomputer
sejumlah cara. Salah satu metode yang
dinamakan
paling
(knowledge base).
umum
untuk
merepresentasikan
dengan
basis
pengetahuan
pengetahuan adalah dalam bentuk tipe Galieh Adi Surya Pradana | 12..1.03.02.0284 Fakultas Teknik – Teknik Inforrmatika
simki.unpkediri.ac.id || 7||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Salah satu fitur yang harus dimiliki oleh sistem pakar adalah kemampuan untuk
format tertentu, sedemikian rupa sehingga user sulit mengartikannya.
menalar (reasoning). ). Jika keahlian keahlian-keahlian
Disk
(working ing
memory) memory
adalah
sudah tersimpan sebagai basis pengetahuan
sejumlah modul memory yang menyimpan
dan sudah tersedia program yang mampu
informasi sementara dari suatu proses
mengakses basis data, maka komputer harus
konsultasi. Setiap proses baru dijalankan,
dapat diprogram untuk membuat inferensi.
memory tersebut akan di set ke kondisi
Proses ini dibuat dalam bentuk motor
awal. Dalam menjalankan proses, memory
inferensi (inference engine).
tersebut menyimpan informasi dari rule-rule rule
Sistem
pakar
menggunak menggunakan
basis
yang dipakai dalam knowledge base. base
pengetahuan (knowldege base)) sebagai dasar
Oleh
pemikirannya. Knowledge base tersebut
perancangan
terdiri dari heuristik dan sejumlah rule-rule
mengikuti urutan sebagai berikut :
dan aturan-aturan aturan yang tersusun secara
karena
itu,
sistem
1. Menentukan
langkah-langkah langkah pakar
sebaiknya
batasan-batasan batasan
sistematis dan spesifik, juga relasi antara
bidang
data dan aturan (rule)) dalam pengambi pengambilan
sistem pakar yang akan dirancang.
kesimpulan.
Knowledge
base
tersebut
Sedangkan
sebagai
suatu
rancangan
aplikasi
pusat
3. Membuat pohon keputusan (decision ( tree).
yang
4. Menuliskan IF--THEN rules.
berfungsi untuk memberikan pertanyaan dan menerima
input
dari
user,
5. Merancang
kkemudian
antarmuka
3.
knowledge
A. Model del Pengembangan
yang
tersedia,
untuk
selanjutnya menghasilkan output berupa
pengguna
(user interface). ).
melakukan proses logika sesuai dengan base
sebuah
diambil.
pemrosesannya adalah inference engine engine, yaitu
dari
2. Memilih jenis keputusan kepu apa yang
disimpan dalam sebuah basis data pada database.
konsentrasi
atau
Metode Pengembangan
Berdasarkan latar belakang dan tujuan,
suatu kesimpulan atau bisa juga berupa
maka
penelitian
ini
menggunakan
keputusan sebagai hasil akhir konsultasi.
pendekatan penelitian dan pengembangan
Knowledge acquisition source berfungsi
atau Research and Development (R&D).
sebagai penterjemah dari knowledge base
Penelitian dan pengembangan adalah suatu
menjadi
proses
sebuah
bahasa
yang
dapat
atau
langkah-langkah langkah
untuk
dimengerti oleh user. Bagian ini diperlukan
mengembangkan suatu produk prod baru atau
karena knowledge base yang disimpan
menyempurnakan produk yang telah ada,
dalam sebuah database, disimpan dalam
yang
Galieh Adi Surya Pradana | 12..1.03.02.0284 Fakultas Teknik – Teknik Inforrmatika
dapat
dipertanggungjawabkan simki.unpkediri.ac.id || 8||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
(Sukmadinata, dan
2010).
Metode penelitian
pengembangan
penelitian
yang
menghasilkan menguji
adalah
metode
digunakan
produk
keefektifan ektifan
untuk
tertentu produk
dan
tersebut
(Sugiyono, 2010). Pengembangan lebih diarahkan
pada
upaya
menghasilkan
produk siap untuk digunakan secara riil di lapangan, bukan hanya menemukan pengetahuan atau menguji hipotesis atau teori
tertentu.
Penelitian itian
dan
pengembangan yang dilakukan difokuskan pada pembuatan aplikasi untuk klasifikasi jamur yang dapat dikonsumsi dan tidak dapat dikonsumsi menggunakan metode naive bayes. B. Prosedur Pengembangan Prosedur
pengembangan
langkah-langkah langkah
merupakan
membangun atau membuat sebuah sistem. Menurut pembahasan sebelumnya, maka penelitian
ini
menggunakan
metode
waterfall dalam pembuatan aplikasi ini. Mulai dari langkah awal untuk menganalisa sampai langkah akhir ir terciptanya sebuah aplikasi.
Dalam
Gambar 1 Prosedur Pengembangan
yang dilakukan dalam
penelitian
prosedur
pengembangan yang digun digunakan sebagai berikut :
1) Analisis Kebutuhan Pada tahap awal penelitian, dilakukan analisis mengenai kebutuhan serta masalahmasalah masalah yang perlu diselesaikan. d Analisis kebutuhan adalah suatu tahap pengumpulan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan untuk membuat aplikasi. Aplikasi yang dihasilkan adalah Aplikasi Klasifikasi Jamur Kedalam Kelas Aman Atau Beracun. Tahap ini membutuhkan sumber yang yan dapat dipercaya dan mengerti benar mengenai jamur
itu
penilaian
sendiri yang
seta
kriteria-kriteria kriteria
digunakan.
Informasi
tersebut diperoleh dari UCI Repository of Macine learning database. database Informasi yang
Galieh Adi Surya Pradana | 12..1.03.02.0284 Fakultas Teknik – Teknik Inforrmatika
simki.unpkediri.ac.id || 9||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
didapat berupa dataset yang dihasilkan dari
perbandingan jumlah kelas yang hampir
penelitian jamur yang termasuk kedalam
sama. Pembagian ian data ini digunakan
famili Agaricus dan Lepiota.
untuk
2) Pengumpulan Data
didapatakan akurasi data. Satu subset
Data yang digunakan pada penelitian ini berupa
kumpulan
data
jamur
(famili
(data
pengujian
uji)
pengujian,
akan
data
sehingga
digunakan
sedangkan
untuk
subset-subset
Agaricus dan Lepiota)) yang diambil dari
(data latih) lainnya akan digunakan
UCI
untuk pelatihan.
repository
of
machine
learning
database.. Kumpulan data jamur ini terdiri
b.
atas 23 spesies jamur yang berbeda. Setiap
Pelatihan Subset
data
pelatihan
akan
jamur digambarkan dengan 21 atribut yang
digunakan n untuk input pada algoritma
berbeda.
Naive Bayes.. Langkah pertama adalah
Kumpulan
data
jamur
ini
berjumlah 8124 instance,, dimana data
menentukan data latih
tersebut terdiri darii 4028 jenis jamur yang
digunkan untuk data input, karena
dapat dikonsumsi (edible)) dan 3916 jenis
menggunakan 5-fold fold cross validation
jamur yang beracun (poisonous poisonous).
maka akan terdapat 5 kali pengujian
3) Pengujian
data dengan kombinasi data latih dan
Pengujian
dilaksanakan
dengan
menggunakan metode fold cross validation validation.
yang akan
data uji yang berbeda. rbeda. c.
Sistem pengujian fold cross validation
Klasifikasi Klasifikasi
atau
pengujian
adalah membagi data yang ada menjadi
merupakan pengujian dari data latih
beberapa eberapa
kelompok kelompok-
terhadap data uji. Pengujian dilakukan
kelompok tersebut akan dibagi lagi menjadi
sesuai dengan class masing-masing.
kelompok uji dan kelompok penguji, berikut
Pengujian dilaksanakan sesuai dengan
langkah-langkah pengujian :
iterasi
a.
kelompok
dimana
yang
telah
ditentukan
Data Latih dan Data Uji
sebelumnya. Data uji yang digunakan digunak
Pada penelitian ini, pembagian data
sesuai dengan subset yang sebenarnya.
latih dan data uji dilaksanakan dengan
Data latih dan data uji merupakan data
menggunakan
yang
metode
55-fold
cross
dihasilkan
dari
pembagian
validation. 5-fold fold cross validation akan
kelompok awal yang menggunakan
membagi dataset menjadi 5 subset
metode fold cross validation.
dimana pembagian ini dilaksanakan
d.
secara acak dan masing--masing subset memiliki
jumlah
instance
dan
Galieh Adi Surya Pradana | 12..1.03.02.0284 Fakultas Teknik – Teknik Inforrmatika
Akurasi Akurasi
yang
merupakan
digunakan
untuk
perhitungan mengacu
simki.unpkediri.ac.id || 10||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
seberapa akurat hasil asil yang didapatkan dari
subset
berdasarkan
yang
telah
perhitungan
Naive Bayes
b.
dibuat
Membuat desain DFD Data Flow Diagram (DFD) adalah
algoritma
suatu
dengan menggunakan
diagram
notasi-notasi notasi
yang
untuk
menggunakan menggambarkan
metode pengujian 5 - fold cross
arus dari data sistem. sistem
validation, perhitungan dapat dilakukan
c.
sebagai berikut :
Desain interface merupakan langkah
Membuat desain Interface
awal dalam pembuatan aplikasi. aplikasi
∑
∑
5) Pengembangan Tahap pengembangan adalah tahap dimulainya pengerjaan yang nantinya akan
100%
menghasilkan sebuah produk. TahapanTahapan Tingkat tingkat
akurasi
kebenaran
menunjukkan
tahapannya adalah sebagai berikut :
pengklasifikasian
a.
terhadap kelas sebenarnya. Semakin
Pembuatan Tampilan Aplikasi Tahapan
ini
adalah
tahapan
tampilan
aplikasi
rendah tingkat akurasi maka semakin
pembuatan
tinggi kesalahan. Tingkat akurasi yang
sebagai gambaran aplikasi sebenarnya. seb
baik
Tampilan
adalah
nilai
aakurasi
yang
mendekati 100%.
awal
tersebut
implementasi dari desain interface yang sebelumnya telah dibuat.
4) Desain
b.
Dalam pembuatan aplikasi klasifikasi
Penulisan Kode Aplikasi Langkah
jamur kedalam kelas aman atau beracun,
selanjutnya
aplikasi yang telah dibuat kemudian
desain aplikasi untuk menentukan fungsi fungsi-
diberi perintah-perintah perintah berupa b kode
fungsi yang akan dimuat didalam aplikasi.
aplikasi agar dapat berjalan sesuai
Ini dilakukan supaya mempermudah dalam
dengan fungsinya.
menerjemahkan maksud dari penelitian ini kedalam bahasa pemrograman. Tahapan
4.
desain sebagai berikut :
A. Analisa Kebutuh han
yang
adalah
mempunyai
menggambarkan
bagan bagan-bagan arus
Deskripsi dan Interprestasi
Analisis
Membuat desain flowchart Flowchart
yang
langkah langkah-langkah
adalah
penulisan kode aplikasi, yaitu tampilan
perlu dilakukan terlebih dahulu pembuatan
a.
merupakan
kebutuhan
berdasarkan
fungsional sebagai berikut : 1.
Pengguna dapat memahami jenis jamur apa yang dapat diklasifikasikan
penyelesaian suatu masalah. Galieh Adi Surya Pradana | 12..1.03.02.0284 Fakultas Teknik – Teknik Inforrmatika
simki.unpkediri.ac.id || 11||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
2.
Pengguna dapat menggunakan aplikasi
1.
dengan baik.
Data Latih Data latih merupakan merupak data yang akan
diujicobakan. Data latih ini nanti akan diuji
B. Pengumpulan Data Tahap pengumpulan data adalah tahap
berdasarkan dataset atau data penguji yang
persiapan, yaitu dimulainya tahap tahap-tahap
telah disiapkan. Data yang akan dijadikan
pengumpulan
dibutuhkan.
data latih memiliki 21 atribut dengan 2 kelas
Bahan-bahan bahan yang perlu dipersiapkan untuk
seperti pada lampiran 1. Pada metode k-fold
mengembangkan aplikasi klasifikasi jamur
croos validation,, cara untuk menentukan
beracun atau aman adalah sebagai berikut :
antara data latih dan data d uji dengan cara
1.
Data dari UCI Repository of Machine
membagi data yang sebenarnya menjadi
Learning Database.
beberapa kelompok yang memiliki jumlah
Perangkat Keras (Hardware) (Hardware), dengan
data yang tidak jauh berbeda. Jumlah
spesifikasi sebagai berikut :
kelompok tergantung dari peneliti, dalam
a.
Sistem Operasi Windows 8 64 64-bit.
penelitian ini jumlah kelompok ditentukan
b.
Processor
menjadi njadi 5 kelompok, sehingga dari 8124
2.
bahan
yang
Intel
Celeron
CPU
N2940. c. 3.
akan kan dibagi menjadi 5 kelompok. kelompok
RAM 2 GB.
Tabel 1 Pembagian Kelompok
Perangkat Lunak (Software Software), perangkat
Kelompok
Jumlah data
lunak yang dibutuhkan sebagai berikut :
K–1
1626 data
a.
Delphi 7 sebagai software utama utama.
K–2
1625 data
b.
MySQL sebagai software utama.
K–3
1625 data
ODBC
software
K–4
1624 data
dengan
K–5
1624 data
penghubung
sebagai Delphi
7
MySQL. C. Pengujian
2.
Pelatihan Pelatihan merupakan penentuan data
Tahap pengujian adalah tahap yang
yang akan dijadikan input untuk pengujian
digunakan untuk menghitung seberapa besar
menggunakan metode Naive Bayes. Data
akurasi yang dihasilkan dari pengolahan
yang akan dijadikan input adalah data dari d
data menggunakan k-fold fold croos validation
kelompok-kelompok kelompok yang telah dibagi pada
dan perhitungan menggunakan naive bayes
tabel 1, maka berdasarkan metode fold cross
serta layak atau tidak metode naive bayes
validation,
diterapkan untuk menentukan klasifikasi
akan dibagi lagi menjadi 5 kelompok yang
jamur. Beberapa tahapan dalam pengujian
nantinya akan digunakan untuk pengujian,
kelompok-kelompok kelompok
tersebut
sebagai berikut : Galieh Adi Surya Pradana | 12..1.03.02.0284 Fakultas Teknik – Teknik Inforrmatika
simki.unpkediri.ac.id || 12||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
sehingga dihasilkan data latih seperti pada
Pengujian
Data Latih
Data Uji
tabel 2
P–1
DL – 1
K–5
P–2
DL – 2
K–4
Jumlah
P–3
DL – 3
K–3
Data
P–4
DL – 4
K–2
6501 data
P–5
DL – 5
K–1
Tabel 2 Data Latih atih Data
Kelompok
Latih DL – 1
K – 1, K – 2, K – 3, K–4
DL – 2
Langkah-langkah langkah
K – 1, K – 2, K – 3,
6501 data
K–5 DL – 3
6500 data
K–5 6500 data
K–5 K – 2, K – 3, K – 4,
6499 data
uji
pengujian
akan
dilakukan
setiap dataset aset yang terdapat pada data latih
metode Naive Bayes.. Untuk pengujian ke2, ke3, ke4 dan ke5 dilakukan langkah-langkah
Data Uji Data
maka
akan diujikan padaa data uji menggunakan
K–5 3.
sebagai berikut. Setelah lah ditentukan data latih
menggunakan metode Naive Bayes, dimana
K – 1, K – 3, K – 4,
DL – 5
pertama
(DL-1), dan n data uji pada kelompok 5 (K-5), (K
K – 1, K – 2, K – 4,
DL – 4
pengujian
pengujian sama dengan pengujian yang merupakan
data
yang
pertama, hanya data latih dan data uji yang
digunakan untuk menguji data latih. Pada
berbeda.
metode fold cross validation,, data uji juga
5.
Akurasi
dihasilkan dari pembagian kelompok data
Akurasi merupakan seberapa besar
asli, jumlah kelompok data uji sama dengan
akurasi atau presentase yang dihasilkan dari
jumlah kelompok data latih, sehingga hasil
pengujian data. Dari pengujian yang telah
pembagian seperti pada tabel 1 sebelumnya.
dilakukan maka didapatkan didapat akurasi seperti
4.
pada tabel 4.
Klasifikasi Klasifikasi merupakan proses pengujian
data
berdasarkan
metode
cross
Pengujian Jml.
Jml.
validation dan perhitungan pada proses
Data
Data
pengujian
Latih Uji
menggunakan
fold
Tabel 4.4 Hasil asil akurasi pengujian
Naive
Bayes Bayes.
Berdasarkan metode fold cross validation validation,
P–1
maka data latih dan data uji akan digunakan untuk
pengujian,
dan
pengujian
akan
P–2
dilakukan berdasarkan erdasarkan pada tabel 3. Tabel 4.3 Pengujian engujian data
Galieh Adi Surya Pradana | 12..1.03.02.0284 Fakultas Teknik – Teknik Inforrmatika
P–3
Salah Akurasi
6501 1624 29
99,55
data
%
data
data
6501 1624 55
99,15
data
%
data
data
6500 1625 9
99,86
simki.unpkediri.ac.id || 13||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
P–4
P–5
data
data
data
6500
1625 13
data
data
6499
1626 39
99,40
data
data
%
data
data
% 99,80 %
Berdasarkan data akurasi dari setiap iterasi diatas, maka didapat dapatkan rata-rata akurasi yang dihasilkan sebagai gai berikut :
Gambar 3 Rancan ngan Tampilan Sistem
99,55 99,15 99,86 99 99,80 99, 40
5
Proses Identifikasi Keterangan Menu :
99,552
a. Tombol Prosess Identifikasi
Hasil dari pengujian data menggunakan metode
fold
croos
validation
b. Tombol Reset Menu M
dimana
c. Tombol Keluarr
perhitungannya menggunakan naive bayes didapatkan hasil akurasi sebesar 99,552 %.
5.
Hasil tersebut sudah cukup besar untuk
A. Kesimpulan
dilanjutkan pembuatan aplikasi aplikasi.
Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan
penelitian
dan
hasil
A. Desain
analisis yang telah dilakukan, maka dapat
1.
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Flowchart Sistem
1.
Langkah-langkah langkah aplikasi
pembuatan
untuk
mengidentifikasi
jamur kedalam jenis yang aman atau beracun adalah sebagai s berikut : Analisis kebutuhan, Pengumpulan data,
Pengujian,
Desain
dan
Pengembangan. Sistem ini nantinya akan terus mengembangkan data yang ada sesuai dengan data baru Gambar 2 Alur S Sistem 2.
Rancangan Tampilan Siistem
sebagai
hasil
olah
data
yang
dihasilkan oleh pengguna, sehingga data
akan
terus
berkembang be
layaknya machine learning pada
Galieh Adi Surya Pradana | 12..1.03.02.0284 Fakultas Teknik – Teknik Inforrmatika
simki.unpkediri.ac.id || 14||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
UCI
2.
repository
of
machine
learning.
University, 2 mei 2008. New York:
Hasil klasifikasi yang didapatkan
Seidenberg School of CSIS. hlm
dengan
B2.1-B2.9
menggunakan
metode
Naive Bayes ini, berdasarkan atas input yang berupa kriteria kriteria-kriteria tertentu dimana kriteria kriteria-kriteria ini nanti akan dihitung ihitung menggunakan metode perhitungan Naive Bayes sehingga sebuah
dapat kelas
menghasilkan aman
untuk
dikonsumsi atau beracun untuk dikonsumsi yang sesuai dengan kriteria-kriteria kriteria tersebut.
Data
Mining:
Concept
And
Technique. San Fransisco: Morgan Kaufmann Publishers. Kusrini dan Emba Taufiq Lutfhi, 2009. Algoritma data mining. Andi offset. Yogyakarta. Natalius talius Samuel, 2010. “Metode Naive
pada Klasifikasi Dokumen”. URL:
Penelitian ini tentunya masih terdapat banyak kekurangan
dan
hal-hal
yang
masih perlu dikaji dan dikembangkan. Peneliti memiliki saran antara lain: Perlu
adanya
dikarenakan masih
subjek
terbatas
Aplikasi
masih
http://xa.yimg.com/.../Transfusi+Dar ah+FK+ Unjani+(Dinyar+S,+dr,+SpPK)hProb stat2010-017.pdf 017.pdf
tambahan
data,
Diakses
pada
tanggal 20 Juni 2016.
penelitian
kedalam
jamur
terbatas
Nugroho, Yuda Septian. Data Mining Menggunakan
famili agaricus dan lepiota. 2.
Han, Jiawei. Kamber, Micheline. 2001.
Bayes Classifier dan Penggunaanya
B. Saran
1.
Student-Faculty Faculty Research Day; Pace
dalam
Algoritma
Naïve
Bayes Untuk Klasifikasi Kelulusan
lingkup komputer, perl perlu adanya
Mahasiswa
pengembangan untuk merambah ke
Nuswantoro.
aplikasi dalam bentuk ponsel atau
Tengah: Jurusan Sistem Informasi,
smartphone
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas
sehingga
pengguna
6. Daftar Pustaka
Putra,
Eusebi C, Gliga C, John D, Maisonave 2008.
Data
Mining
on
a
Mushroom Database. Proceedings of
Galieh Adi Surya Pradana | 12..1.03.02.0284 Fakultas Teknik – Teknik Inforrmatika
Dian
Semarang,
Jawa
Dian Nuswantoro.
lebih leluasa dalam penggunaan.
A.
Universitas
Bayu
Mahardika,
2008.
Klasifikasi Jamur Kedalam Kelas Dapat Dikonsumsi Atau Beracun Menggunakan
Algoritma
VFI
5
simki.unpkediri.ac.id || 15||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
(Studi Kasus : Famili Agaricus dan Lepiota). Putra,
System and Intelligent System : Andi
Nusa.
(2012).
Research
&
Development. Jakarta: Rajawali Pers. Sarle
W.
Turban, E. dkk, Decision Support
2004.
validation
What
and
are
cross cross-
bootsrapping?.
http://www.faqs/aifaq/neuralnets/part w.faqs/aifaq/neuralnets/part 3/section12.html. [16 Agustus 2008].
Galieh Adi Surya Pradana | 12..1.03.02.0284 Fakultas Teknik – Teknik Inforrmatika
Offset, 2005. Zhang, Harry, 2004. ”The Optimality of Naive
Bayes”.
URL:
http://www.cs.unb.ca/profs/hzhang/p ublications/FLAIRS04ZhangH.pdf AIRS04ZhangH.pdf Diakses pada tanggal 18 Juni 2016.
simki.unpkediri.ac.id || 16||