IDENTIFIKASI ARSITEKTUR PADA DAERAH PINGGIRAN KOTA SURAKARTA Kasus: Lingkungan Batas Kota Gerbang Makutho
Dwi Suci Sri Lestari Abstrak Daerah pinggiran kota atau periphery adalah daerah yang terletak antara kota dan desa, ditandai dengan penggunaan tanah campuran. Hal ini dapat terjadi karena adanya interaksi antara kota dan desa dengan berbagai faktor atau unsur dalam desa, dalam kota dan di antara desa dan kota. Interaksi ini dapat dilihatsebagai suatu proses sosial, ekonomi, budaya ataupun politik, yang lambat ataupun cepat dapat menimbulkan suatu realita atau kenyataan. Lingkungan sekitar Gerbang Makutho di Jalan Adi Sucipto di bagian barat kota Surakarta, adalah merupakan daerah pinggiran kota yang mengalami interaksi antara kota Surakarta dan desa di sekitarnya dalam lingkup wilayah Karanganyar. Dengan adanya interaksi dimaksud, menarik untuk dilakukan penelitian yang lebih mendalam, khususnya dilihatdari aspek arsitektur meliputi: fungsi, gaya bangunan, ketinggian bangunan, kepadatan bangunan, dan teknologi. Dengan melakukan pengumpulan data, observasi lapangan,dan analisis, dihasilkan: a) fungsi bangunan untuk: pendidikan, industri, hotel, kantor, gedung pertemuan, restoran, ibadah, rumah sakit, mini market, dealer mobil/ motor, bengkel/ cuci mobil, olah raga, rumah dan toko/ usaha, toko bahan bangunan, ibadah, dan rumah tinggal. b) Gaya bangunan meliputi: arsitektur Vernakular Jawa, Arsitektur Modern, Arsitektur Modern Tropis, dan Arsitektur Post Modern. c) Ketinggian bangunan satu sampai dengan lima lantai. d) Kepadatan bangunan relatif belum padat. e) Teknologinya, bersifat konvensional maupun modern. Kata kunci: identifikasi arsitektur, pinggiran kota, Surakarta.
1.
PENDAHULUAN
desa, kota maupun di antara desa dan
Daerah pinggiran kota atau periphery
adalah
daerah
yang
terletak antara kota dan desa yang ditandai dengan penggunaan tanah campuran. Hal ini dapat terjadi karena adanya interaksi antara kota dan desa dengan berbagai faktor atau unsur yang terdapat dalam
kota. Interaksi ini dapat dilihat sebagai suatu proses sosial, ekonomi, budaya ataupun politik, yang lambat ataupun cepat dapat menimbulkan suatu realitas. Pengaruh kota terhadap desa dan adanya kebutuhan timbal-balik desa-kota, telah memacu terjadinya
interaksi desa-kota secara bertahap.
termasuk lingkup wilayah kabupaten
Dengan adanya interaksi antara kota
Karanganyar.
dan desa, kemudian terbentuk suatu
interaksi dimaksud, menarik untuk
lingkungan
dilakukan
dengan
fungsi
Kemajuan-kemajuan
di
baru.
Dengan
penelitian
adanya
yang
lebih
bidang
mendalam, khususnya dilihat dari
perhubungan dan lalu-lintas antar
aspek arsitektur; meliputi antara lain
daerah, mengakibatkan sifat isolasi
fungsi, gaya bangunan, ketinggian
desa
bangunan, kepadatan bangunan, dan
berangsur-angsur
berkurang.
Desa-desa yang dekat dengan kota
teknologi.
telah banyak mendapat pengaruh kota, sehingga secara ekologis desa-
2.
kota saling memiliki hubungan dan pengaruh.
Jadi
interaksi
ini
PENGENALAN LINGKUNGAN SEKITAR GERBANG MAKUTHO
merupakan suatu proses bersifat
Lingkungan Gerbang Makutho
timbal-balik, dan memiliki pengaruh
terletak di ujung jalan Adi Sucipto
terhadap daerah pinggiran kota.
pada
Sebagaimana uraian di atas, umumnya
perkembangan
daerah
sisi
Barat,
merupakan
perbatasan antara kota Surakarta dengan
Kabupaten
Karanganyar.
pinggiran kota disebabkan karena
Tepat pada perbatasan, pada jalan
terdapatnya interaksi kota dan desa
Adisucipto ditandai dengan adanya
yang dipengaruhi oleh daya tarik dari
Gerbang Makutho, sebagai gerbang
potensi-potensi masing-masing. Hal
untuk memasuki kota Surakarta dari
ini juga terjadi pada lingkungan
arah Barat. Yakni dari wilayah
pinggiran
kota
sekitar
kecamatan Colomadu (bagian yang
Gerbang
Makutho
Jalan
terpisah di bagian barat dari wilayah
Sucipto
induk Kabupaten Karanganyar yang
(selanjutnya akan disebut sebagai
berlokasi di sebelah timur Kota
Jalan Adi Sucipto) yang terletak di
Surakarta). Gerbang ini kurang lebih
bagian
setengah tahun berselang baru selesai
Laksamana
Surakarta
Udara
barat
di Adi
Surakarta, adalah
merupakan daerah pinggiran kota
proses pembangunannya.
yang mengalami interaksi antara kota Surakarta dan desa di sekitanya yang
Jalan Adi Sucipto merupakan jalan
raya
utama,
yang
menghubungkan
antara
kawasan
Sukoharjo. Jalan ini berlalu-lintas
Manahan di Surakarta dengan kota-
dua arah, dapat dilewati kendaraan
kota di sekitarnya, antara lain seperti
roda empat dan roda dua. Periksa
Kartosuro,
gambar-gambar berikut ini.
Boyolali, Klaten dan
Lokasi lingkungan sekitar Gerbang Makhutho
Kawasan Manahan Surakarta
Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat Jalan Adi Sucipto UTARA
Gambar 2.1 Lokasi lingkungan Gerbang Makutho di kota Surakarta Jalan Adi Sucipto dalam lingkup Kabupaten Karanganyar
Gerbang Gerbang Makutho Makutho
Jalan Adi Sucipto dalam lingkup Kota Surakarta
Lokasi Penelitian
Gambar 2.2 Detail lokasi Gerbang Makutho dan lingkungan sekitar
Jalan Adi Sucipto
Lokasi Gerbang Makhutho Adi Sucipto
Gambar 2.3 Foto udara lingkungan jalan Adi Sucipto dalam lingkup wilayah Kabupaten Karanganyar
Lokasi Gerbang Makhutho Adi Sucipto
Jalan Adi Sucipto
Gambar 2.4 Foto udara lingkungan jalan Adi Sucipto dalam lingkup wilayah Kota Surakarta
3.
seluruhnya berada di atas dan/ atau
KAJIAN PUSTAKA
di dalam tanah dan/atau air yang
3.1 Identifikasi Arsitektur Kata identifikasi (identification)
berfungsi sebagai tempat manusia
menurut Neufeldt dan Guralnik,
melakukan kegiatannya, baik untuk
yaitu
hunian atau tempat tinggal, kegiatan
1)
penentuan/penetapan benda,
keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan
ataupun 2) menemukenali sesuatu
sosial, budaya, maupun kegiatan
untuk diformulasikan agar dapat
khusus.
identitas
seseorang
atau
dibedakan dengan yang lain. Untuk
dapat
Dalam
menemukenali
arsitektur, dalam hal ini adalah bangunan pada daerah pinggiran kota Surakarta,
perlu
(diformulasikan)
digambarkan secara
bernas
tentang aspek-aspek dalam arsitektur dalam lokasi studi dimaksud.
hal,
menurut
(1992), fungsi bangunan
Iskar terdiri
sebagai berikut. a. Wisma Wisma
merupakan
bangunan
yang berfungsi untuk tempat tinggal, antara lain seperti rumah tinggal, asrama, apartemen, dan rumah susun.
3.2
Bangunan
b. Karya Karya merupakan
3.2.1 Fungsi Bangunan
bangunan
dapat
yang berfungsi sebagai tempat
dikatakan merupakan kriteria utama
orang bekerja, antara lain seperti
Fungsi,
merupakan
dalam studi arsitektur, dalam hal ini
berbagai macam kantor, berbagai
untuk mengkaji bangunan. Dalam
macam industri, dan berbagai
arti
macam usaha.
sederhana,
kegunaan,
maka
fungsi tujuannya
adalah pun
c. Suka Suka merupakan bangunan yang
tujuan kegunaan.
berfungsi untuk tempat hiburan, Tentang
bangunan/gedung,
adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau
antara
lain
seperti
teater,
panggung
terbuka,
panggung
tertutup,
bioskop,
gedung
pertemuan, dan gedung olah raga.
curahan emosi, maupun penyaluran
d. Tempat ibadah Tempat
ibadah
merupakan
kehendak si arsitek. Beberapa karya
bangunan yang berfungsi untuk
yang dirancang dalam proses dan
melakukan peribadahan, antara
alur pemikiran yang kurang lebih
lain seperti: mesjid, gereja, candi,
serupa
vihara, dan klenteng.
kehadiran gaya tertentu.
bisa
menjadi
pemicu
Secara taksonomis-simplistik, gaya arsitektur dapat dibagi menjadi
3.2.2 Gaya Bangunan Secara umum gaya dalam arsitektur
berarti
suatu
tiga
kelompok.
Pertama,
gaya
cara
arsitektur yang bersifat kultural.
membangun atau merancang secara
Kedua, gaya yang lebih berorientasi
berbeda dengan yang lain, selain itu
pada referensi personal. Dan ketiga,
cara yang dimaksud dapat ditinjau
gaya yang tampil sebagai gaya
dari berbagai sudut pandang. Tentang
universal. Kehadiran ketiga gaya
gaya (style) arsitektur ini dijelaskan
arsitektur dimaksud sangat nyata di
dalam
seluruh belahan dunia dan sangat
https://sites.google.com/site/gayagay
terkait
aarsitektur/gaya-arsitektur
kekuatan
bahwa
dengan global
tarik-menarik versus
lokal,
gaya ini diwakili oleh dua hal.
homogenitas
Pertama, yang paling kasat mata
kultur,
adalah arsitektur dalam pengertian
ketertutupan masyarakat terhadap ide
formalistik (wujud), bentukan masa,
baru. Juga tidak kalah pentingnya,
teknik
tergantung situasi finansial bangsa
membangun,
yang
fungsi-fungsi
diwadahi,dan
kesan
keseluruhan karya dimaksud. Kedua, adalah
dalam
pengertian
pra-
versus
heterogenitas
keterbukaan
versus
dan negara. Taksonomi dimaksud sangat simplistik
sifatnya,
karenanya
anggapan, hal ini lebih sulit dikenali,
seyogyanya tidak dipandang secara
interpretasi
yang
kaku. Di dalam gaya arsitektur yang
melatari kehadiran wujud arsitektur;
lebih dekat pada referensi kultur
di sini ujud hanyalah hasil dari
tertentu, tetap saja akan ditemui
proses desain. Yang harus diapresiasi
pendekatan
di sini adalah bobot pemikiran,
dalamnya
dan
wacana
personal yang
arsitek
cukup
di
untuk
menghadirkan perbedaan dengan apa
pariwisata, lebih banyak arsitektur
yang umum dilakukan. Tetap saja
bergaya vernakular, seperti pada
ada pendekatan arsitektur, pencarian
bangunan dengan tipologi baru yang
yang bisa dikaitkan dengan samudera
tidak dikenal secara umum pada
arsitektur
tataran
di
jagat
ini.
Arketip
tradisional,
(archetype) Carl Gustav Jung juga
rancangan
berlaku dalam arsitektur. Pada zaman
sebagainya.
teknologi
informasi
seperti
ini,
hotel,
yaitu
pada
toko,
dan
Arsitektur
vernakular
bahkan tidak mungkin bagi kita
merupakan transformasi dari situasi
untuk
kultur homogen ke situasi yang lebih
secara
ketat
menerapkan
kemurnian gaya. Situasi arsitektur mutakhir
heterogen
dan
berusaha
sebisa
mungkin
menghadirkan
citra,
Indonesia memperlihatkan beragam
bayang-bayang
gaya muncul di berbagai bagian
tradisional. Rasa hormat pada tradisi
negeri ini. Secara umum, kita bisa
agung dan tinggi biasanya cukup
menyaksikan
pembagian
nyata pada arsitektur vernakular.
taksonomis yang diterapkan secara
Citra yang disajikan lebih banyak
eklektik, terkadang tanpa kesadaran
bersandar pada referensi arsitektur
atas kepantasan dengan alam negeri
rakyat daripada terhadap bangunan
yang berbeda dengan alam asal gaya
keagamaan,
arsitektur dimaksud.
bangsawan-penguasa dan sejenisnya.
contoh
realitas
bangunan
arsitektur
milik
Secara fungsional sudah beradaptasi, a.
Gaya arsitektur kultural
jitu, teruji terhadap alam tempatnya
Gaya ini secara umum sering
berada,
biasanya
lebih
memiliki
disebut gaya arsitektur tradisional
kepekaan baik secara teknis, sosial,
dan perkembangannya adalah gaya
dan kultural.
arsitektur
vernakular.
Arsitektur
Pada perkembangan mutakhir,
tradisional lekat dengan tradisi yang
ketika mana heterogenitas kultur
masih hidup, tatanan, wawasan, dan
menjadi
dominan,
arsitektur
tata laku yang berlaku sehari-hari
tradisional
mengalami
lompatan
secara umum. Di kota-kota besar
melampaui proses vernakularisasi,
Bali, pada daerah yang berbasis
dan muncul dalam wujud eklektik
(campur aduk) wujud tradisional,
International Style yang dinyatakan
tanpa perduli pada tatanan, hirarki
dengan tampilan bangunan berujud
makna, pengertian yang terkandung
geometris murni, terutama kotak
pada wujud asli-nya.
kaca-aluminium-dengan
konstruksi
baja atau beton yang dibangun b.
Gaya arsitektur personal
berdasarkan ukuran standar modul
Gaya personal ini Iahir dari
industri konstruksi. Gaya arsitektur
arsitek atau kelompok arsitek yang
ini
dilatari
orientasi
cost-benefit
memiliki ciri khas desain baik yang
dalam rangka memacu percepatan
orisinal maupun pengembangan dari
penambahan jumlah meter persegi
wujud, pemikiran dari pribadi atau
bangunan yang merupakan simbol
kulturnya.
kemajuan bagi zaman dimaksud. Dari gambaran di atas, terlihat
c.
bahwa tentang gaya arsitektur dapat
Gaya universal Gaya
universal
ini
terjadi berbagai definisi tentang gaya
menghadirkan satu gaya arsitektur
yang dilihat dari berbagai sudut
untuk seluruh umat manusia, di
pandang, antara lain seperti: sejarah,
berbagai tempat berbeda, secara
kebudayaan,
sadar, propagandis, didominasi para
bangunan, teknologi, iklim, energi,
arsitek Modernis akhir abad ke-19
maupun pribadi arsitek. Gaya dapat
sampai
satu
muncul karena selalu diperkenalkan
penggerak utamanya adalah revolusi
kepada masyarakat dalam waktu
industri, terutama industri konstruksi,
yang lama, sehingga gaya dimaksud
dan meluasnya pemanfaatan energi
dikenal dan digunakan masyarakat
listrik yang memacu pemanfaatan
secara
teknologi secara aktif di dalam
bagian
bangunan.
yang
arsitektur.
dengan
Dari
secara
pengklasifikasian
sekarang.
berbeda, penggunaan ekstensif.
Situasi
Salah
klimat
direspons teknologi
Salah satu gaya yang
pemakaian
masal.
arsitektur
Gaya,
dari
merupakan
ragam/langgam
sudut
yang
bahan
pandang
lain,
beberapa
gaya
hadir
di
dunia,
menyebar sangat luas dan hampir
berdasarkan asal/dasar munculnya
merata di seluruh dunia adalah gaya
dapat
disebutkan
sebagaimana
dalam tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1 Macam gaya arsitektur berdasarkan asal kemunculannya No
Asal kemunculan
Contoh gaya
1.
Menurut sejarah arsitektur, dalam hal sejarah Arsitektur Barat yang dianggap telah mendunia.
2. 3.
Menurut rasional dan fungsional Menurut kebudayaan.
4.
6. 7.
Gaya hasil revisi ataupun perancangan baru berdasarkan perilaku pengguna terkait lingkungannya. Maya menurut penggunaan bahan bangunan. Menurut pertimbangan iklim Menurut karakter lokal.
Antara lain gaya-gaya arsitektur dalam lingkup ragam-ragam arsitektur: Arsitektur Yunani, Arsitektur Romawi, Arsitektur Kristen Awal, Arsitektur Bizantin, Arsitektur Carolingian, Arsitektur Romanesque, Arsitektur Gotik, Arsitektur Renaissance, Arsitektur Barok, dan Arsitektur Rokoko. Arsitektur Modern. Antara lain Arsitektur Tradisionalisme, Arsitektur Vernakular, dan Arsitektur Post Modern. (tidak bernama)
8.
Menurut karakter sadar lingkungan.
9.
Menurut teknologi..
10. 11.
Menurut penggunaan energy. Gaya pada bangunan yang dibangun pada saat penjajahan (kolonialisme) Menurut kiasan dan symbol. Menurut karakter khas yang menjadi tujuannya, seperti keagungan, kebesaran ataupun keabadian kenangan. Menurut macam kandungan karakter religiousnya. Gaya menurut ciri khas pribadi arsiteknya.
5.
12. 13.
14. 15.
Antara lain: Arsitektur Organik, Arsitektur Brutalisme. Antara lain: Arsitektur Tropis. Antara lain: Arsitektur Regionalisme, Arsitektur Kontekstual, dan Arsitektur Vernakular. Antara lain: Arsitektur Berwawasan Lingkungan, dan Arsitektur Keberlanjutan. Antara lain: Arsitektur Abad Mesin Pertama, Arsitektur Abad Mesin Kedua dan Arsitektur High-Tech Antara lain: Arsitektur Surya, Arsitektur Hemat Energi. Antara lain: Arsitektur Kolonial Antara lain: Arsitektur Metafora, Arsitektur Simbolisme. Antara lain: Arsitektur Monumental, dan Arsitektur Landmark.
Antara lain: Arsitektur Candi, Arsitektur Mesjid, Arsitektur Gereja, dan Arsitektur Kelenteng. Antara lain: Arsitektur Louis Sullivan, Arsitektur Mies Van Der Rohe, Arsitektur Le Corbusier, dan Arsitektur Frank Lloyd Wright.
Dari tabel di atas, terlihat bahwa
beberapa
beberapa
jenis
pengklasifikasian gaya dalam tabel dapat
dimasukkan
.3.
2.
Interaksi Desa- Kota
3.2.1. Pengertian interaksi Terjadinya
kontak
atau
dalam
ketiga
hubungan antara dua wilayah atau
arsitektur
dalam
lebih dan dari hasil kontak itu, dapat
tiga
timbul sesuatu kenyataan yang baru
kategori pada pengungkapan lebih
dalam wujud tertentu, maka apa yang
kategori
gaya
pengkategorian
awal.
gaya
dalam
sedang atau yang sudah terjadi, itu
misalnya sebagai suatu desa dagang
diartikan sebagai interaksi.
atau trade or merchandising village.
Interaksi dapat dilihat sebagai
Hasil-hasil bumi dari desa dan hasil
suatu proses-proses sosial, ekonomi,
industri dari kota di perdagangkan di
budaya
daerah
ataupun
sejenisnya
yang
politik lambat
dan
ataupun
rural-urban
Bertambahnya
penduduk
ini. dan
dapat menimbulkan suatu
jaringan lalu-lintas di daerah ini akan
kenyataan. Interaksi antara desa dan
mempercepat terjadi suatu proses
kota dapat terjadi karena pelbagai
kota kecil yang baru.
cepat
faktor atau unsur
yang terdapat
dalam desa, dalam kota dan dan di antara
Mengenai zone-zone
desa dan kota. Kemajuan
masyarakat desa, perluasan jaringan jalan
3.2.2. Zone interaksi
desa-kota,
pengaruh
kota
integrasi terhadap
kebutuhan timbal-balik
atau desa,
desa- kota
telah memacu interaksi desa-kota
yang dapat menimbulkan
pelbagai ujud interaksi desa- kota adalah sebagai berikut. a. City di identikkan dengan kota. b. Suburban
kemajuan-
kota atau inti kota dengan luas
di bidang perhubungan
yang mencakup daerah penglaju
Dengan
adanya
dan lalu-lintas antar daerah, maka
atau
sifat isolasi desa berangsur- angsur
perkotaan).
berkurang.
adalah suatu area
yang lokasinya dekat pada pusat
secara bertahap dan efektif.
kemajuan
desa
kota-
Desa-desa yang dekat
commuters
(sub
daerah
c. Suburban Fringe adalah suatu
dengan kota telah banyak mendapat
area yang melingkar suburban
pengaruh
daerah-daerah
dan merupakan daerah peralihan
pedesaan di perbatasan kota yang
antara kota dan desa (jalur tepi
dipengaruhi oleh tata kehidupan kota
sub daerah perkotaan).
disebut
kota,
dengan:
rur-ban
areas,
singkatan dari rural-urban areas. Daerah-daerah rural-urban ini makin lama dapat suatu
fungsi
berkembang dengan yang
baru
yaitu
d. Urban
Fringe
adalah semua
daerah batas luar kota yang mempunyai sifat-sifat mirip kota, kecuali inti kota (jalur tepi daerah perkotaan paling luar).
e. Rural – Urban Fringe
adalah
memiliki suasana kehidupan modern
suatu jalur daerah yang terletak
dapat
antara daerah kota dan daerah
Zone-zone
desa
yang membentuk
yang
ditandai
penggunaan
tanah
dengan campuran
disebut
daerah
perkotaan.
adalah daerah- daerah jalur-jalur linier
yang teratur dalam ruang. Biasanya
(jalur batas desa-kota).
merupakan zone yang mengelilingi
Zone-zone: suburban, suburban
pusat-pusat daerah kegiatan atau
fringe, urban fringe dan rural urban fringe
yaitu
daerah-daerah
central business districts.
yang Keterangan: 1. City = kota 2. Suburban = sub daerah perkotaan 3. Suburban fringe = jalur tepi sub daerah perkotaan. 4. Urban fringe= jalur tepi daerah perkotaan paling luar. 5. Rural urban fringe = jalur batas desa kota. 6. Rural = pedesaan.
Gambar 3.1 Skema zone kota-desa Perlu diketahui bahwa jalur-
perumahan,
masalah
sampah,
jalur yang digambarkan itu adalah
masalah di bidang kelalulintasan,
sesuatu gambaran yang ideal. Dalam
masalah
kenyataannya jalur-jalur itu tidak
persawahan di perbatasan luar kota
lagi bersifat konsentris, walaupun
dan
unsur-unsurnya masih dapat diamati.
pemerintahan,
terdesaknya
masalah
daerah
administrative dan
sebagainya.
Masalah yang bersifat 3.3. Pemekaran Fisik Kota Di kota-kota yang sudah maju, kota tidak hanya meluas secara mendatar
tetapi
juga
Gedung-gedung
ternyata
juga
fisis
berkaitan
ini
dengan
masalah sosial ekonomi. Pemekaran kota mempunyai
menegak.
arah yang berbeda-beda tergantung
bertingkat
pada kondisi sekitarnya.
Daerah
merupakan ciri-ciri khas untuk kota
perbukitan, lautan dan rintangan-
yang
rintangan
modern.
yang ditimbulkan pemekaran
kota
Masalah-masalah sebagai akibat adalah
masalah
alam
lainnya
dapat
menghentikan laju pemekaran kota. Daerah-daerah ini dianggab sebagai
“daerah
lemah”.
Daerah
lemah
merupakan daerah yang mempunyai
pemekaran ini merupakan tempat-
daya
tempat di mana proses pemekaran
pemekaran
kota tidak dapat berkembang atau
semacam ini dapat dikatakan sebagai
boleh dikatakan berhenti.
“ daerah kuat”. Periksa gambar-
Daerah-daerah yang memiliki
tarik
yang kota.
kuat
untuk
Daerah-daerah
gambar berikut ini.
potensi ekonomi yang baik akan
(a)
(b)
(c)
Gambar 3.2 Macam bentuk pemekaran kota akibat rintangan dan potensi kota
Dari gambar di atas nampak arah dari pemekaran kota dalam
4. 4.1.
kondisi yang beraneka ragam seperti
ANALISIS Fungsi Bangunan Di sepanjang jalan Adi Sucipto
apa yang kelihatan dalam contoh-
pada
contoh dimaksud.
bangunan, dengan berbagai ukuran dan
lokasi
penelitian
kepadatan
relatif
dipenuhi
sedang,
seperti gambar berikut ini.
Gambar 4.1 Masa bangunan sisi timur Gerbang Makutho
Gambar 4.2 Masa bangunan sisi barat Gerbang Makutho
Fungsi bangunan yang berada
dikelompokkan sebagai berikut.
di sepanjang jalan Adi Sucipto dapat a. Bangunan pendidikan
b. Bangunan industri
c. Bangunan hotel
d. Bangunan kantor
e. Bangunan pertemuan
f. Bangunan restoran
g. Bangunan ibadah
h. Bangunan rumah sakit
i. Bangunan mini market
j. Bangunan dealer mobil/motor
k. Bangunan bengkel
l. Bangunan olah raga
m. Bangunan rumah dan toko/
n. Bangunan toko bahan bangunan
warung/tempat usaha. o. Bangunan rumah tinggal Dari fungsi bangunan di atas,
Di lokasi penelitian terdapat
contoh berbagai fungsi bangunannya
dua buah kampus Perguruan Tinggi,
seperti gambar-gambar berikut ini.
yang
pertama
Universitas
Sahid
Surakarta dan ke dua Polytechnic a.
Bangunan Pendidikan
ATMI,
Periksa
gambar-gambar
berikut ini.
Gambar 4.3 Bangunan kampus Universitas Sahid Surakarta b.
Gambar 4.4 Kampus Polytehnic ATMI International Campus
Bangunan Industri Terdapat beberapa bangunan
industri di sepanjang jalan Adi
Sucipto pada lokasi penelitian , Periksa beberapa bangunan industri seperti berikut ini.
Gambar 4.5 Bangunan Industri di jalan Adi Sucipto Dari
beberapa
Gambar 4.6 Bangunan Industri Tekstil PT. Tri Angga Dewi
bangunan
Di lokasi penelitian terdapat 3
industri
di lokasi penelitian yang
buah hotel, yaitu: Hotel Lor In
terdapat
di
lingkungan
(berbintang
kebanyakan
(berbintang tiga), dan Hotel Solo
sekitar
Gerbang Makutho,
berfungsi untuk industri tekstil.
Barat.
lima),
Periksa
Hotel
Narita
gambar-gambar
berikut. c.
Bangunan Hotel
Gambar 4.7 Hotel Narita berbintang tiga d.
kantor untuk pemerintah maupun
Bangunan Kantor Di lokasi penelitian
Gambar 4.8 Hotel Lor In berbintang lima
terdapat
beberapa bangunan kantor, baik
Gambar 4.9 Bangunan Kantor Solo Pos
kantor
swasta. Periksa gambar-
gambar berikut ini.
Gambar 4.10 Bangunan Kantor Imigrasi
Gambar 4.11 Bangunan Kantor Bulog Sub Divisi Regional III Surakarta
Gambar 4.12 Bangunan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Surakarta
Gambar 4.13 Bangunan DPRD Kota Surakarta
Gambar 4.14 Bangunan Kantor PDAM Kota Surakarta
Dilihat
dari
macam-macam
e.
Bangunan Pertemuan
kantor di lokasi penelitian, terdapat
Di lokasi penelitiin terdapat
kantor pemerintah maupun swasta,
sebuat bangunan yang berfungsi
bahkan kantor DPRD kota Surakarta.
untuk
Fakta ini menunjukkan bahwa lokasi
Gedung Purna Yudha; digunakan
sekitar
masyarakat
Gerbang
berkembang
menjadi
Makutho pusat
lingkungan yang berada di tepi kota/perbatasan
kota
Gedung
Pertemuan,
antara
lain
yaitu
untuk
melaksanakan upacara perkawinan. Periksa gambar-gambar berikut ini.
Surakarta
dengan Kabupaten Karanganyar.
Gambar 4.15 Perspektif gedung pertemuan Purna Yudha
Gambar 4.16 Tampak depan gedung pertemuan Purna Yudha
f.
terdapat beberapa restoran,
Bangunan Restoran Di
Sucipto
lingkungan pada
lokasi
jalan
Adi
penelitian
yang sederhana maupun
baik
berkelas.
Periksa gambar-gambar berikut ini.
Gambar 4.17 Bangunan Restoran Hailai International Executive Club
Gambar 4.18 Bangunan Restoran Cocoh Sambal Spesialis Ayam Goreng
Gambar 4.19 Bangunan Warung Makan Mini Golf
Gambar 4.20 Bangunan Restoran Resto dan Lesehan Sumringah
Pada lokasi sekitar Gerbang
g.
Bangunan Ibadah
Makutho banyak terdapat restoran,
Pada lokasi penelitian terdapat
baik yang sederhana maupun yang
dua buah bangunan ibadah, yaitu
berkualitas. Ini menunjukkan lokasi
berupa
ini sebagai area kuliner yang ramai
gambar-gambar berikut ini.
dikunjungi
bangunan masjid. Periksa
pengunjung, sehingga
meramaikan suasana lingkungan.
Gambar 4.21 Masjid Al Muflihun Batari
Gambar 4.22 Bangunan Masjid
h.
Bangunan Rumah Sakit dan
bangunan
Rumah
Sakit,
dan
Fasilitas Kesehatan
beberapa bangunan rumah praktek
Pada lokasi sekitar Gerbang
dokter.
Makutho terdapat dua buah
Gambar 4.23 Bangunan Rumah Sakit Khusus Jiwa dan Syaraf Puri Waluyo i.
Bangunan Mini market Terdapat fasilitas perbelanjaan
berupa Mini Market
Gambar 4.25 Bangunan Mini Market Indomaret j.
Gambar 4.24 Bangunan Rumah Sakit Mata Sedang dalam Pembangunan
sebanyak dua unit, Periksa gambargambar berikut ini.
Gambar 4.26 Bangunan Mini Market Alfamaret
Bangunan Dealer Mobil/Motor Terdapat
dua unit bangunan
dealer mobil/ motor di sekitar
Gambar 4.27 Bangunan Dealer Mobil Astra Internasional
Gerbang Makutho, Periksa gambargambar berikut ini.
Gambar 4.28 Bangunan Dealer Sepeda Motor Yamaha
k.
Bangunan Bengkel dan Cuci Mobil Terdapat beberapa bangunan
bengkel dan tempat cuci mobil/
sepeda motor di lingkungan sekitar Gerbang Makutho, Periksa gambargambar-gambar berikut ini.
Gambar 4.29 Bengkel Sepeda Motor Honda l.
Bangunan Olah Raga
bangunan olah raga untuk Mini Golf.
Di lingkungan sekitar Gerbang
Periksa
Makutho terdapat sebuah
gambar-gambar-gambar
berikut ini.
Gambar 4.31 Bangunan Mini Golf
m.
Gambar 4.30 Bangunan Cuci dan Salon Mobil
Gambar 4.32 Bangunan Mini Golf berfungsi ganda sebagai restoran
Bangunan Rumah dan Toko/Warung/Tempat Usaha
antara lain seperti: warung, dan toko.
Terdapat
Periksa
beberapa
rumah
tinggal yang digunakan untuk usaha
Gambar 4.33 Bangunan rumah dan toko
gambar-gambar-gambar
berikut ini.
Gambar 4.34 Bangunan rumah dan toko/tempat usaha
n.
Bangunan Toko Bahan Bangunan Terdapat dua unit bangunan
yang berfungsi untuk toko bahan
berikut ini.
Gambar 4.35 Bangunan tempat penjualan kayu
o.
bangunan, Periksa gambar-gambar
Gambar 4.36 Bangunan tempat penjualan bahan bangunan
Bangunan Rumah Tinggal Terdapat
beberapa bangunan
bangunan
umum,
jumlah
rumah
rumah tinggal yang terdapat di tepi
tinggal hanya beberapa unit saja.
jalan
Periksa contoh beberapa bangunan
Slamet
Riyadi,
jika
dibandingkan jumlahnya dengan
Gambar 4.37 Bangunan rumah tinggal 4.2.
Adi
Sucipto
pada
lokasi
penelitian, sebagai berikut. 1.
Gambar 4.38 Bangunan rumah tinggal
Gaya Bangunan Gaya bangunan di sepanjang
jalan
rumah tinggal berikut.
Bangunan bergaya Arsitektur Vernakular Jawa Bangunan ini mengekspresikan
ciri-ciri bangunan Vernakular Jawa. Gaya Arsitektur
Vernakular
Jawa,
bercirikan
sebagai berikut. a. Denah berbentuk segi empat, tiang-tiang
yang
menyerupai
tiang
Arsitektur
Vernakular
didesain
kayu
pada Jawa,
dapat dibuat dari bahan beton.
b. Menggunakan atap vernakular berbentuk: joglo, tajuk, limasan, panggangpe. Bentuk atap sangat
umumnya bangunan vernakular bersifat terbuka/tanpa dinding. d. Bangunan
dibuat
simetris,
dominan, menggunakan penutup
sehingga kelihatan megah dan
atap dari
formal.
bahan-bahan antara
lain: sirap kayu, genting, asbes, dan logam. c. Berdinding
lain pada dinding, atap, lisplank, dan
dilengkapi
dengan pintu dan jendela kaca, dapat
juga
e. Menggunakan ornament, antara
terbuka
seperti
plafond, dan kolom. Gambar berikut adalah contoh bangunan dengan penampilan gaya Arsitektur Vernakular Jawa.
Gambar 4.39 Bangunan Universitas Sahid Surakarta bergaya Arsitektur Vernakular Jawa
Gambar 4.40 Bangunan Hotel Lor In bergaya Arsitektur Vernakular Jawa
Gambar 4.41 Kantor Bulog Sub Divisi Regional III Surakarta bergaya Arsitektur Vernakular Jawa
Gambar 4.42 Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Surakarta bergaya Arsitektur Vernakular Jawa
Gambar 4.43
Gambar 4.44
Bangunan Kantor Inspektorat Pemerintah Kota Surakarta bergaya Arsitektur Vernakular Jawa 2.
Bangunan DPRD Kota Surakarta bergaya Arsitektur Vernakular Jawa kubus, garis vertikal, horizontal,
Bangunan bergaya
keseluruhan
Arsitektur Modern Bangunan
yang
mengekspresikan
keindahan
didasarkan atas fungsi
(form
follows function) dari elemen-elemen bangunan,
dan
merupakan
rasional
d. Menggunakan atap datar, lengkung atau miring. e. Tidak
Ciri- ciri Arsitektur Modern sebagai berikut.
menggunakan
ornamen. f. Menggunakan
a. Denah metris
berbentuk
geo-
balok meng-
kaca,
dengan
atau
atau
kaca/curtain wall. c. Bentuk
sederhana
hana,
mengutamakan
fungsional. Berikut merupakan contoh bangunan
dari
bahan
g. Ekspresi bangunan seder-
bukaan
dinding
dari
beton/baja.
jendela berbentuk ribbon window,
terdiri
dari elemen kolom dan
empat.
gunakan dinding
struktur
rangka/skeleton,
sederhana/segi
b. Ekspresi tampak
ke-
satuan bentuk.
yang
mendasarkan pemikiran yang logis.
suatu
dengan
penampilan
Arsitektur Modern sebagai berikut.
komposisi bidang, kotak,
Gambar 4.45 Bangunan Kantor Duta Kaisar bergaya Arsitektur Modern
Gambar 4.46 Bangunan Kantor Smartfren bergaya Arsitektur Modern
Gambar 4.47 Kampus Polytehnic ATMI bergaya Arsitektur Modern 3.
mata hari/sun shading.
Bangunan bergaya Arsitektur Modern Tropis. Ekspresi eksterior bangunan
mempertimbangkan sehingga
aspek
digunakan
iklim,
pelindung
matahari/sun shading, agar sinar matahari
dan
memasuki
air
Gambar 4.48 Kantor Holcim bergaya Arsitektur Modern c. Menggunakan pelindung sinar
hujan
ruangan.
tidak
Ciri-ciri
d. Menggunakan modern,
bahan
seperti:
material
beton,
baja,
kaca, dan alluminium e. Menggunakan atap datar, miring atau lengkung. f. Tidak menggunakan ornamen. g. Menggunakan struktur
Arsitektur Modern Tropis sebagai
skeleton,
berikut.
kolom dan balok dari bahan
a. Denah berbentuk geometris segi
beton/ baja.
empat. b. Dapat
h. Ekspresi merupakan
bertingkat
tinggi
menggunakan
dinding
bangunan
terdiri
tampak
dari
rangka/ elemen
didominasi
pelindung sinar matahari/ sun
dengan
shading.
dengan
Di
bawah
ini
merupakan
bukaan jendela yang dilindungi
contoh bangunan dengan penampilan
dari sinar matahari.
Arsitektur Modern Tropis, sebagai berikut.
Gambar 4.49 Bangunan Kantor Solo Pos bergaya Arsitektur Modern Tropis
Gambar 4.50 Bangunan Baru bergaya Arsitektur Modern Tropis
4.
Bangunan bergaya
umumnya bangunan vernakular
Arsitektur Post Modern.
bersifat terbuka/tanpa dinding.
Merupakan
bangunan
yang
d. Bentuk kolom menyerupai tiang
mengekspresikan dengan karakter
kayu (pada Arsitektur Vernakular
perpaduan antara arsitektur lokal
Jawa), ataupun kolom batu (kini
dengan non-lokal/Arsitektur Modern,
beton) berbentuk kolom Dorik,
berciri sebagai berikut.
Ionik, dan Korintia (order kolom
a. Menggunakan vernakular
bentuk
yang
atap
terdapat
di
Indonesia, dalam hal ini di Jawa,
Arsitektur Yunani), dan macam lain yang serupa. e. Menggunakan
ornament-orna-
antara lain: joglo, tajuk, limasan,
men, umumnya ornamen dari
dan panggangpe.
asitektur Barat.
b. Menggunakan
ciri
Arsitektur
f. Struktur menggunakan rangka/
Klasik Eropa, antara lain seperti:
skeleton,
tampak
depan
memiliki
kolom dan balok dibuat dari
pediment
(bentukan
segitiga
bahan beton bertulang atau baja.
dalam atap teras, ciri Arsitektur Yunani),
dan
g. Ekspresi
terdiri
terlihat
karakter
antara
kombinasi
lengkung/busur (arch) serta atap
Arsitektur
berkubah (dome) (ciri Arsitektur
vernakular/lokal.
c. Berdinding
Berikut dan
dilengkapi
dengan pintu dan jendela kaca,
bangunan
elemen
bangunan
atau
Romawi).
dari
Modern
dan
contoh
bangunan-
dengan
penampilan
Arsitektur Post Modern.
namun dapat juga terbuka seperti
Gambar 4.51 Bangunan Restoran Hailai International Executive Club bergaya Arsitektur Post Modern
Gambar 4.52 Bangunan Hotel Narita bergaya Arsitektur Post Modern
Gambar 4.53 Restoran La Borsa Pizzeria ber47gaya Arsitektur Post Modern
4.3.
Gambar 4.54 Kantor Desa Blulukan Karanganyar bergaya Arsitektur Post Modern
Berdasarkan peraturan daerah
Ketinggian Bangunan di
(Perda) kota Surakarta No. 08 tahun
jalan Adi Sucipto pada
2009 tentang bangunan, ketinggian
Ketinggian sepanjang
bangunan
lokasi penelitian terdiri dari
satu
bangunan di sepanjang jalan Adi
sampai lima lantai, bangunan satu
Sucipto sebesar 4-30 lantai.
lantai umumnya berfungsi untuk
ketinggian bangunan yang Terdapat
rumah tinggal, sedangkan bangunan
setinggi 5 lantai masih memenuhi
bertingkat berfungsi untuk bangunan:
Perda
kantor, pendidikan, dan komersial.
bangunan bertingkat berikut ini.
Gambar 4.55 Bangunan Kampus Universitas Sahid dengan tinggi lima lantai Dari contoh di atas, bangunan bertingkat di jalan Adi Sucipto pada lokasi penelitian,
paling tinggi
adalah lima lantai.
dimaksud. Periksa contoh
Gambar 4.56 Bangunan Kantor Solo Pos dengan tinggi tiga lantai Di sepanjang jalan Adi Sucipto
pada lokasi penelitian
banyak berdiri bangunan-bangunan, baik bangunan dengan ukuran besar, sedang, maupun kecil.
4. 4.
Kepadatan Bangunan
Jadi
Kepadatan
bangunan di sepanjang jalan Adi Sucipto, sebagai berikut.
a. Tata
letak
bangunan
sebagian besar
umumnya pada bangunan
ditata
dengan
mundur/setback,
yaitu
pada
semi permanen. c. Kepadatan bangunan re-
depan
latif belum padat, masih
bangunan terdapat ruang
terdapat sawah-sawah di
terbuka untuk halaman
antara bangunan.
atau parkir dan taman. b. Sebagian kecil
d. Ukuran masa bangunan
terdapat
besar
didominasi
ba-
beberapa bangunan ditata
ngunan
industri,
ke-
dengan close plan, yaitu
mudian
bangunan
per-
garis sempadan bangunan
kantoran,
sama
dengan
nol,
Gambar 4.57 Kepadatan masa bangunan pada sisi timur Gerbang Makutho Berdasarkan peraturan daerah kota Surakarta (Perda) No.08 tahun 2009 tentang Bangunan,
Gambar 4.58 Kepadatan masa bangunan pada sisi barat Gerbang Makutho 4.5. Teknologi dan Bahan Bangunan
koefisien
Bangunan di sepanjang jalan
dasar bangunan (KDB) di sepanjang
Adi Sucipto pada lokasi penelitian
jalan Adi Sucipto sebesar 60 – 90 %.
dibangun
Dilihatkondisi
Terdapat,
teknologi modern dan konvensional.
bangunan dibangun sekitar 60-70%,
Teknologi modern digunakan untuk
ini berarti bangunan yang Terdapat
membangun
memenuhi peraturan dimaksud, yaitu
sedangkan teknologi konvensional
boleh dibangun dengan besaran 60 -
digunakan
untuk
90 %.
bangunan
sederhana
yang
bertingkat.
dengan
menggunakan
bangunan bertingkat,
membangun dan
Sedangkan
tidak bahan
bangunan yang digunakan, Terdapat
alluminium),
dua macam
konvensional
yaitu modern (antara
lain seperti beton, baja, kaca, dan
Gambar 4.59 Bangunan dibangun dengan teknologi modern
serta
bahan
(seperti
kayu
dan
bambu).
Gambar 4.60 Bangunan dibangun dengan teknologi konvensional modern, arsitektur modern tropis. dan
5. KESIMPULAN
arsitektur Post Modern.
Dari analisis yang telah dilakukan di atas, ditarik kesimpulan
tentang
c. Ketinggian bangunan Ketinggian bangunan
terdiri dari
identifikasi arsitektur pada daerah pinggiran
bangunan dengan tinggi satu sampai
kota Surakarta, khususnya di lingkungan
lima lantai. Jadi ketinggian bangunan
Gerbang Makutho di jalan Adi Sucipto
di lingkungan ini paling tinggi lima
sebagai berikut.
lantai.
a. Fungsi bangunan
e. Kepadatan bangunan
Fungsi bangunan di lokasi penelitian
Kepadatan bangunan
relatif belum
terdiri dari: pendidikan, industri, hotel,
padat, masih terdapat sawah-sawah di
kantor, gedung pertemuan, restoran,
antara bangunan.
ibadah,
rumah sakit, mini market,
dealer
mobil/motor,
bengkel/cuci
Bangunan di sini dibangun dengan
mobil,
olah
rumah
menggunakan teknologi modern dan
toko/tempat
raga, usaha,
toko
dan bahan
bangunan, dan rumah tinggal. b. Gaya bangunan Gaya bangunan di lokasi penelitian,
d. Teknologi dan bahan bangunan
konvensional. digunakan
untuk
bangunan
bertingkat,
untuk
Makutho
sederhana
arsitektur Vernakular Jawa, arsitektur
membangun sedangkan
teknologi konvensional digunakan
khususnya di lingkungan Gerbang terdiri dari gaya-gaya
Teknologi modern
membangun dan
tidak
bangunan bertingkat.
Sedangkan bahan bangunan yang
digunakan, Terdapat dua macam yaitu modern (seperti beton, baja, kaca, dan alluminium), dan bahan konvensional (seperti kayu dan bambu). 6. DAFTAR PUSTAKA Bintarto, R. Prof. Drs (1984) .Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya. Penerbit Ghalia Indonesia. Carver, Humphrey. (1965). Cities in The Suburbs. Penerbit Un. of Toronto Press.
Snyder, James C dan Anthony J. Catanese. (1979). Introduction To Urban Planning. Penerbit Mc Graw Hill. Spreiregen, Paul D. (1965). Urban Design, The Architecture of Town and Cities. Penerbit Mc Graw Hill, New York. Sumalyo, Yulianto. (1977). Arsitektur Modern Akhir Abad XIX dan XX. Penerbit Gadjah Mada University Press.
Biodata Penulis:
Gallion, Arthur B, (1963).The Urban Pattern, City Planning and Design. Penerbit Princeton, D. Van Nostrand.
Dwi Suci Sri Lestari, alumni S-1 Jurusan
Gibberd, Frederick. (1959). Town Design. Penerbit FA. Praeger, New York.
Semarang (1985), S-2 Teknik Arsitektur
H.K. Iskar. (1992). Pedoman Umum Merancang Bangunan. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. https://sites.google.com/site/gayagayaarsite ktur/gaya-arsitektur
Program Pasca Sarjana Institut Teknologi
Johara, T. Jayadinata, Tata Guna Tanah Dalam Perencanaan Pedesaan, Perkotaan, dan Wilayah. Penerbit ITB, Bandung, 1986.
UTP) Surakarta (1987- sekarang).
Lynch, Kevin, The Image of The City. Penerbit MIT. Press, Cambridge, 1960. Marbun, BN, SH, Kota Masa Depan, Prospek dan Masalahnya, 1979. Pusat
Penelitian Perencanaan Pembangunan Nasional Universitas Gajah Mada (P4N UGM). (1990). Studi Pemanfaatan Potensi Keraton Kasunanan Surakarta.
Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 08 Tahun 2009.
Teknik
Arsitektur
Fakultas
Teknik
Universitas Diponegoro (FT. UNDIP)
pada alur Sejarah dan Teori Arsitektur
Bandung (1994), dan pengajar Program Studi
Arsitektur
Fakultas
Teknik
Universitas Tunas Pembangunan (FT.