Ibadah Kebangkitan Tuhan Yesus Kristus Wednesday, April 19, 2017 Yoh. 20:17-18 20:17 Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."
Di sekitar kematian-Nya - Dalam Luk. 23:28, kita mendengar perkataan Yesus dalam suasana kematian "Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu! Sebagai anak-anak yang telah dilahirkan oleh Allah di dalam Yesus Kristus, kita harus bisa melihat – mengerti apa yang dikehendaki oleh Yesus dengan perkataan itu. - Dengan matinya Yesus di atas kayu salib, DIA menghendaki supaya kita mau menyerahkan hati kita kepada-Nya. Dengan matinya Yesus di atas kayu salib, kita mempunyai kesempatan untuk menyerahkan segala sesuatu kepada Tuhan (seluruh kehidupan). - Ada banyak yang tidak mampu kita lakukan, tetapi dengan kematian Tuhan, terbuka pintu bagi kita untuk menggunakannya, yaitu: segala sesuatu yang tadinya kita rasa tidak bisa, tetapi melalui Kurban Kristus, menjadi bisa. - Kita adalah orang berdosa yang sebenarnya tidak ada kesempatan untuk datang kepada Tuhan, ebab sebagai orang berdosa, apapun yang kita persembahkan itu kekejian dan kejijikan. Tetapi oleh Kurban Kristus, kita mendapat kesempatan untuk mempersembahkan persembahan yang bisa diterima oleh Tuhan. Tuhan tidak sekedar memberi kesempatan, tetapi ada kaitan dengan kematian-Nya. Dalam Mar. 14:9 dikatakan Sesungguhnya di mana saja Injil diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia."
Di sekitar kebangkitan-Nya ▫ Dalam Yoh. 20:17, ada suatu perkataan penting yang diucapkan Yesus. Perkataan ini harus kita terima dan kita ikuti. Sebagai anak-anak yang telah dilahirkan oleh Allah di dalam Yesus Kristus, kita harus bisa melihat – mengerti apa yang dikehendaki oleh Yesus dengan perkataan itu. ▫ Jika kita sebagai jemaat Kristus menempatkan diri pada ‘pesan’ Tuhan ini, maka gereja Tuhan akan tetap bertahan. Bisa saja terjadi guncangan, tekanan, tetapi gereja Tuhan tidak dapat dikalahkan, gereja Tuhan akan tetap kokoh berdiri. ▫ Apa yang diucapkan oleh Yesus pada ayat 17 adalah pesan Yesus kepada perempuan (gambaran dari gereja Tuhan) pada hari kebangkitan-Nya. Kita semua adalah orang yang menerima ‘pesan Yesus’. Kita adalah anak-anak Tuhan dan saudara-saudara-Nya. 20:18 Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: "Aku telah melihat Tuhan!" dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.
1
-
Perkataan “Aku telah melihat Tuhan!” adalah perkataan dari seorang ‘saksi utama’. Maria Magdalena adalah ‘saksi utama’, sebab dia melihat dengan mata dan mendengar dengan telinga. Dia adalah saksi utama yang tidak bisa dibantah. Inilah yang memberikan bukti kebenaran. Maria Magdalena adalah pribadi yang mempunyai pengalaman kebangkitan. Dia melihat Yesus yang sudah bangkit, sekalipun pada awalnya dia salah tanggap terhadap Yesus (Yesus dianggap penunggu taman), tetapi setelah dia mendengar suara Yesus yang menyebut namanya, dia menjadi mengerti tentang Tuhan Yesus Kristus. Pada ayat 16, Maria hanya mencari Yesus, dan saat mencari, namanya disebut. Maria adalah domba yang suka dengar dan mengikut. Page
-
-
-
▫
▫
▫
Saat dia mendengar Yesus memanggil namanya, dia memanggil ‘Rabuni’. Kemudian Yesus menyampaikan suatu pesan. Pesan yang harus selalu kita ingat dalam pengikutan kita kepada Tuhan. Kita harus hidup seperti Yesus hidup (1 Yoh. 2:6). Jangan hidup sendiri tanpa Yesus! Kesalahan gereja Tuhan adalah mau hidup, tetapi tidak seperti Yesus hidup, atau dengan kata lain, hidup tanpa Tuhan. Itu suatu kehidupan yang bisa jatuh, sebab tidak berdasarkan kepada kekuatan yang benar. Hidup gereja Tuhan harus meneladani Kristus, supaya dunia bisa melihat bahwa Kristus hidup di dalam gereja. Seringkali, gereja hidup tidak seperti Yesus hidup, sebab gereja tidak memandang kepada teladan Kristus, sebaliknya gereja terlalu banyak mencontoh teladan dunia. Seharusnya, gereja Tuhan meneladani Kristus, sehingga gereja tidak perlu takut hanyut dalam dunia ini, melainkan gereja akan berada pada suatu kekuatan yang tidak bisa dilawan, sebab dunia tidak mengerti kekuatan itu. Jika gereja Tuhan memegang kekuatan dunia, ada kekuatan lain yang lebih kuat dan bisa mengalahkan, tetapi jika gereja berpegang pada kekuatan kehidupan Yesus yang sudah bangkit, yang sekarang arahnya kepada “Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu." Gereja kuat! Itu adalah suatu sistem kehidupan yang sangat kuat. Jika gereja Tuhan mengarah ke situ, ibadah dan pelayanan kita bukan kepada diri sendiri, tetapi mengarah kepada Bapa dan Allah, dan itulah jenis kehidupan yang ingin Tuhan berikan kepada gereja Tuhan.
Perhatikan pesan Yesus ▫ Perkataan di sekitar kebangkitan Yesus bagi kita adalah: pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada AllahKu dan Allahmu."
▫
▫
▫
Kita mempunyai Bapa yang sama dan Allah yang sama. Seluruh orang percaya kepada Kristus yang ada di dunia ini, tidak perlu saling merobohkan, saling iri, sebab kita mempunyai Allah yang sama dan Bapa yang sama. Tidak perlu terjadi iri hati atau persaingan yang tidak sehat, sebab kita mengarah kepada Bapa dan Allah yang sama. Kita akan dan harus sampai pada sasaran yang sama akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu." Tidak ada sesuatu yang menyebabkan harus berpisah dengan suatu sikap yang tidak baik. Ingat, bahwa berita ini dari seorang ‘saksi utama’. Dialah yang melihat Yesus yang telah bangkit. Dia melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya, dan menyampaikan berita ini kepada kita, sehingga tidak ada perkara yang harus diragukan.
Page
2
Memandang lebih jelas di mana Yesus berada ▫ Kurang lebih 2000 tahun yang lalu, Yesus mengatakan Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu." Sesudah 40 hari dari kebangkitan-Nya, DIA naik ke Surga, dan sekarang duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Inilah yang harus dilihat gereja Tuhan! ▫ Bagaimana gereja Tuhan dapat memandang Kristus yang duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Inilah yang menjadi suatu dorongan bagi kita untuk beribadah dan melayani, supaya ibadah dan pelayanan kita sampai kepada sasaran, yaitu bahwa kita: a. Bisa melihat Yesus yang duduk di sebelah kanan Allah Bapa, b. Bisa melihat kegiatan-Nya, c. Bisa mendengarkan suara yang disampaikan kepada kita untuk hidup di dunia ini ▫ Jalannya tidak lain adalah kita harus membaca Firman Allah (Alkitab) yang merupakan wahyu yang tertulis dari Allah. Untuk bisa melihat Surga, Musa harus naik ke atas bukit dan berpuasa empat puluh hari, empat puluh malam (Kel. 34:27-28).
▫
▫
▫
▫
Untuk bisa melihat Surga, rasul Yohanes harus menderita sebagai tawanan di pulau Patmos. Tetapi, yang dibutuhkan gereja Tuhan untuk bisa melihat Surga yang terbuka sekarang ini hanya kemauan untuk duduk di bawah kaki Tuhan. Duduk = membuka diri, menghampakan diri, merendahkan diri. Membaca Alkitab bersama DIA, mendengarkan Firman Allah bersama DIA, dan Tuhan akan membukakan pintu Kerajaan Surga, supaya kita bisa memandang dengan jelas apa yang ada di dalam Kerajaan Surga. Sejauh itulah Tuhan ijinkan gereja-Nya dalam mendengar suara Allah, dalam memandang pribadiNya, dan kita berbahagia. Ingat, Tuhan berpesan supaya kita melihat DIA yang sudah pergi kepada Bapa yang juga Bapa kita, kepada Allah yang juga Allah kita. Bagaimana suasana di tempat DIA berada, itulah yang harus kita lihat. Apakah kita juga memiliki Bapa yang sama dengan DIA dan memiliki Allah yang sama dengan DIA? Untuk ini, diperlukan pengalaman masing-masing pribadi, sehingga kita bisa dikatakan sebagai pribadi yang ‘melihat’ DIA.
Musa ▫ Saat Musa bisa memandang Allah (Surga terbuka), suatu keubahan terjadi. Dampak dari bertemu Allah adalah keubahan (Kel. 34:29 -- dia bersekutu dengan Allah, dia menerima Firman Allah, Musa berubah – tetapi Musa tidak tahu). Muka Musa bersinar-sinar, dan bangsa Israel ketakutan melihat Musa, sebab terbukti bahwa Musa telah melihat kerajaan Allah dan mendengar suara Allah. ▫ Sekalipun yang ditunjukkan oleh Tuhan adalah bagian belakang Tuhan (Kel. 33:23), tetapi dengan demikian Musa sudah mempunyai kekuatan untuk melihat segala sesuatu kejadian sebelum Musa ada. ▫ Musa diijinkan untuk bisa melihat bagaimana Tuhan menciptakan langit dan bumi dengan segala isinya. Musa mampu menuliskan Kitab Kejadian, ini suatu kemampuan sebab Allah menunjukkan bagian belakang-Nya, artinya Tuhan tunjukkan segala sesuatu yang sudah Tuhan lakukan dalam hdiup manusia.
Page
Gereja Tuhan ▫ Pada zaman Perjanjian Lama, Musa melihat segala sesuatu yang sudah terjadi. Zaman yang akan datang sudah diperlihatkan kepada rasul Yohanes, tetapi zaman gereja sekarang, sesuatu yang sangat utama Tuhan tunjukkan, yaitu ‘hati Tuhan’. ▫ Hati Tuhan adalah pusat dari kehidupan manusia. Bukan hanya apa yang akan terjadi untuk dilihat dan ditulis. Bukan hanya sesuatu yang sudah terjadi untuk dilihat dan ditulis untuk manusia, tetapi bagaimana manusia itu sendiri.
3
Rasul Yohanes ▫ Kepada rasul Yohanes, Allah menampilkan wajah-Nya secara jelas dalam keadaan yang sebenarnya. DIA melihat Allah mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki, berarti yang ditunjukkan oleh Allah kepada Yohanes adalah ‘muka – wajah’ Allah, sesuatu yang ada di depan (Wah. 1:13-15). ▫ Dengan kekuatan itu, Yohanes menuliskan segala sesuatu yang akan terjadi. Rasul Yohanes bisa memandang jauh ke depan, dan hal itu ditulis dalam Kitab Wahyu. Yohanes melihat wajah Allah. Kepada dia, Allah memperlihatkan segala sesuatu yang akan terjadi. ▫ Bagaimana nasib gereja Tuhan, nasib orang-orang yang dipanggil, dipilih dan setia, semua ditunjukkan. Sehingga dalam pengikutan ini, segala sesuatu menjadi jelas. Kita tidak perlu merabaraba seperti orang buta, tetapi Tuhan sudah nyatakan dengan jelas. ▫ Salah satu yang juga ditunjukkan adalah Mempelai Wanita Kristus. Sebelum gereja Tuhan mencapai keadaan semacam ini, rasul Yohanes sudah melihat dan menulis. Darimana dia bisa tahu? Sebab Tuhan menunjukkan segala sesuatu yang akan terjadi. Itulah yang ditulis dalam Kitab Wahyu.
▫
▫
▫
▫
Tuhan membukakan rahasia pribadi-Nya, artinya Tuhan membukakan hati-Nya. Di dalam Alkitab, jika Tuhan membukakan rahasia-Nya, maka kita bisa melihat hati Tuhan. DIA membukakan hatiNya, sesuatu yang sangat pribadi – rahasia dibukakan. Dari dalam Alkitab, kita bukan hanya melihat wajah Tuhan atau bagian belakang Tuhan, tetapi kita melihat ‘hati Tuhan’. Untuk apa Tuhan menunjukkan hati-Nya? Jika bagian belakang, untuk dituliskan Jika bagian depan, juga untuk dituliskan Tetapi jika Tuhan membukakan hati-Nya, itu supaya kita bisa masuk dan tinggal di dalam DIA Sesuatu yang sangat indah. Jika Tuhan membukakan hati-Nya bagi kita di dalam Firman-Nya, itu artinya kerinduan Tuhan supaya gereja Tuhan jangan beranjak satu millimeter pun dari pusat kehidupan, itulah hati Allah (Firman Allah yang adalah hati Allah). Supaya dengan demikian, gereja hidup terpelihara, berbahagia, menikmati kehidupan ini. Sekalipun kita masih ada di dunia, tetapi Tuhan sudah ijinkan menikmati kehidupan Surgawi. Tidak perlu mati dulu baru menikmati Surga. Sekarang ini, di dalam Firman Allah, Tuhan sudah ijinkan kita menikmati kenikmatan Surga.
Suasana Surga ▫ Dalam hal apa kita bisa menikmati kenikmatan Surgawi? Normor satu, dalam hal ‘kebenaran’ (Rom. 14:17). Firman Allah mengajarkan kebenaran. Kebenaran adalah suasana Surga yang bisa dialami oleh setiap anak-anak Tuhan sekarang ini. ▫ Selain kebenaran, yang bisa dialami sekarang adalah ‘kesucian’ sesuai dengan Firman Allah. Itu adalah suasana Surga yang sudah Tuhan ijinkan untuk dinikmati sekarang ini. Tidak usah tunggu mati dulu. Kebenaran harus kita alami sekarang, demikian juga dengan kesucian. ▫ Ibadah benar dan suci, pelayanan benar dan suci, nikah benar dan suci, mencari nafkah benar dan suci. Sekalipun hidup di tengah-tengah dunia yang tidak benar dan tidak suci, tetapi kita hidup di tengah-tengah pusat kehidupan, itulah hidup di dalam hati Tuhan. Hati Tuhan itu benar dan suci! ▫ Pada saatnya, kita akan mengalami kekekalan. Kebenaran dan kesucian meningkat pada kekekalan, itulah sempurna. Sekarang belum ada orang sempurna, tetapi jika kita mau hidup benar dan hidup suci, maka kesempurnaan akan menjadi bagian kita. Kerajaan Surga dibukakan Wah. 4:1 4:1 Kemudian dari pada itu aku melihat: Sesungguhnya, sebuah pintu terbuka di sorga dan suara yang dahulu yang telah kudengar, berkata kepadaku seperti bunyi sangkakala, katanya: Naiklah ke mari dan Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini.
▫
Secara garis besar, yang ada di sekitar tahta adalah: 1. Batu-batu yang indah (Wah. 4:3 Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya.),
1.1 Batu Yaspis = kemuliaan 1.2 Batu Sardis = darah kelepasan 1.3 Batu Zamrud = pelangi, pendaiman Tuhan dengan umat-Nya
4
-
Pintu Surga dibukakan, bagaikan Tuhan membukakan pintu hati-Nya. Apa yang menjadi rahasia, di hari-hari ini Tuhan akan bukakan bagi kekasih-Nya. Tuhan membuka pintu Surga dan kita bisa melihat suasana yang sangat indah. Pada pasal 4 ini, yang Tuhan tunjukkan adalah sebuah ‘tahta’ yang merupakan ‘inti’ Kerajaan Surga. Bagaikan motor bagi segala kegiatan. Dari tahta ini, baik apa yang ada di Surga, di bumi, maupun dalam penghukuman di api neraka, dikendalikan dari tahta.
Page
-
1.4 Batu Kristal (ayat 6) = Dalam Wah. 15:2, warna kristal bagaikan lautan kaca bercampur api. Ini berbicara tentang Baptisan Air pembaharuan 2. Dua puluh empat Tahta (Wah. 4:4). Pada pasal sebelumnya, kita diijinkan untuk duduk di atas tahta ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Aku pun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya (Wah. 3:21). Tahta berbicara tentang kekuasaan, pemerintahan, dan kewibawaan. 3. Ketujuh Roh Allah (Wah. 4:5 Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah). Guruh adalah bunyi yang menderu. Kilat adalah suatu sinar yang cepat. Ini adalah daya, tenaga, kemampuan, kekuatan dari Roh Kudus. 4. Empat zat hidup (Wah. 4:7 Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang). Ini bukan malaikat, tetapi kegiatan
kerohanian yang seperti malaikat. Hal ini berbicara tentang aktivitas Surga. o Jika kita lihat dengan mata rohani, dalam kegiatan Surga, tidak ada tabrakan, tidak ada tumpang tindih, semuanya teratur dengan baik. o Empat zat ini dalam satu pribadi. Jika empat zat ini tidak dalam satu pribadi, maka akan terjadi tumpang tindih. Kegiatan gereja Tuhan jika berada dalam satu Tubuh, tidak mungkin tumpang tindih. Jika terjadi tumpang tindih, pasti karena pandangan kita dalam akitivitas itu tidak dalam satu Tubuh. 5. Anak Domba dengan Kitab (Wah. 5:6-7). ▫
Inilah tempat di mana Yesus pergi bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu." Jika Tuhan berpesan demikian, berarti Tuhan merindukan perjalanan gereja Tuhan adalah perjalanan kepada Bapa dan Allah. Kita tidak bisa begitu saja melakukan hal itu, tetapi mari kita memeriksa Firman Allah.
Perjalanan menuju kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu ▫ Dimulai dari batu-batu yang indah. Dari sinilah gereja Tuhan beranjak. Dari batu-batu inilah gereja Tuhan mulai hidup dan beranjak ke arah yang benar. Jika gereja Tuhan tidak mulai dari batu-batu yang indah, maka gereja Tuhan tidak ada kekuatan. ▫ Gereja cenderung untuk tidak melihat hal ini, bahkan banyak meninggalkan hal ini. Itu sebabnya, perhatikan supaya kita jangan menyingkirkan batu-batu yang indah. Jika gereja menyingirkan batubatu indah ini, maka gereja akan kehilangan suasana Surga. Wah. 4:3
Yaspis dan Sardis
-
-
Yaspis adalah permata yang sangat indah, batu permata Yaspis berbicara tentang kemuliaan. Bersamaan dengan kemuliaan (Yaspis), juga ditampilkan batu permata Sardis yang berwarna kemerah-merahan, ini adalah tanda darah atau tanda kurban. Perhatikan: kemuliaan yang ada pada pribadi yang duduk di tahta itu adalah kemuliaan yang berasal dari pengurbanan yang pernah terjadi. Kemulian yang seperti itulah yang akan Tuhan berikan kepada gereja-Nya. Bukan kemuliaan yang ada pada dunia ini, tetapi kemuliaan yang diawali dengan ‘tanda darah’ (baca: 2 Kor. 4:17-18). Saat Yesus bangkit, DIA berada dalam tanda kemuliaan, tetapi terjadinya suatu kebangkitan itu berawal dari kematian (tanda sengsara). Inilah kemuliaan yang tidak bisa dimiliki oleh setan dan dunia. Oleh dunia, semuanya terpisah. Yang sengsara ya sengsara, tidak ada kebangkitan. Yang mulia ya mulia, tanpa kebangkitan, dan tidak bisa bertahan kekal (kemuliaan yang akan binasa).
Page
-
5
4:3 Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya.
-
Gereja Tuhan diijinkan untuk mengalami pengalaman ‘darah’, menderita bersama Yesus, sebab Tuhan inginkan gereja Tuhan masuk dalam kemuliaan yang kuat, yang tidak terguncangkan dan tidak bisa dihancurkan.
Yaspis dan Sardis ▫ Dalam pelayanan anak-anak Tuhan dalam jabatan apa saja, dua perkara ini (kematian dan kebangkitan) selalu berjalan bersama-sama. Dimulai dengan ‘tanda sengsara’. Seringkali anak-anak Tuhan mengeluh saat masuk dalam pengalaman kematian, banyak anak Tuhan yang coba-coba lari dari pengalaman salib. ▫ Jika kita mengalami susah karena kehendak Tuhan, berarti kita sudah memulai pada jalan yang benar, sebab kita berjalan dengan tanda ‘batu Sardis’. Dia bagaikan batu indah yang ada di sekitar tahta Allah. ▫ Empat macam batu yang ada di sekitar tahta, tidak ada yang jelek, semuanya indah. Pengalaman kematian bersama Yesus adalah batu yang indah (Maz. 116:15). Jangan coba-coba mengurangi kemuliaan Surga dengan menyingkirkan pengalaman kematian (batu Sardis). ▫ Kemuliaan akan menjadi sempurna, menjadi warna bagaikan Yaspis dan Sardis, itulah Surga. Jika hanya Yaspis tanpa Sardis, itu bukan Surga, itu bukan kemuliaan Surga, tetapi kepalsuan yang diberikan oleh setan. Zamrud ▪
▪
▪
Gereja Tuhan cenderung untuk mengeluarkan batu Sardis. Pengikutan kita kepada Tuhan, cenderung untuk menyingkirkan batu Sardis (kematian -- Fil. 3:18-19). Gereja hanya ingin berkat (mau enaknya saja), tetapi tanpa batu Sardis (proses penyangkalan diri). Kokohnya pengikutan kita kepada Tuhan sangat berkurang (sebab batu Sardis ditiadakan). Itu sebabnya, batu Yaspis dan batu Sardis berjalan bersama untuk menggambarkan kemuliaan. Suasananya dilingkupi ‘pelangi’ yang bagaikan Zamrud, itulah suasana damai. Sekalipun dalam pengalaman kematian, jika hati damai, itu sangat indah. 1 Kor. 10:13 -- jalan keluar adalah Firman Allah, supaya bisa menanggung, memiliki kekuatan, damai. Ada suasana batu zamrud, pelangi, hati yang damai. Ada orang yang kelihatannya dalam kemuliaan, semuanya serba ada, tetapi hati tidak damai. Itu berarti bukan Surga. Uang melimpah, malah tidak bisa tidur. Segala makanan ada, tetapi tidak bisa makan. Tidak ada Zamrud.
Page
Dalam praktek hidup ▫ Dalam praktek hidup rohani, bagaimana kita menempatkan batu-batu indah ini? Batu-batu indah yang ada di dalam Kerajaan Surga ini ada di sekitar tahta. Sekarang bagaimana batu ini kita tarik pengaruh kuasanya, ke dalam kehidupan kita. ▫ Kita lihat suasana Surga begitu indah. Mungkin sekarang kita berpikir ‘bagaimana kita bisa mengalami indahnya batu-batu itu dalam kehidupan’? Jika hal keindahan batu-batu itu hanya diberitakan tetapi tidak mengalami, maka berita ini hanya separuh benar.
6
Kristal ▫ Kristal berbicara tentang pembaharuan yang membuat selalu baru. Untuk apa kita dibaharui? Untuk membuat kita selalu dalam kekuatan yang baru, ada gairah baru, ada kerinduan baru, supaya tidak ada kejenuhan. ▫ Jika ibadah - pelayanan monoton, akan menjadi bosan. Itu sebabnya, Tuhan adakan pembaharuan demi pembaharuan. Segala sesuatu yang baru, memberikan kesukaan. Suasana baru yang indah, memberikan suatu kebahagiaan yang baru. Seperti bayi yang baru lahir, segala sesuatu baru bagi dia, menarik.
▫
Berita itu memang benar dan tidak bisa disangkal, tetapi sayang jika kebenaran itu tidak bisa dialami. Biarlah berita yang benar ini kita alami, supaya kebenaran ini benar-benar kuat dalam kehidupan kita, supaya kebenaran-Nya penuh dalam hidup kita.
Luk. 6:46-48 6:46 "Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?
-
-
Kita di sini berseru-seru ‘Tuhan, Tuhan’ itulah Bapa dan Allah yang disebutkan dalam Yoh. 20:17 bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu.” Bukan seruan yang dibutuhkan oleh Tuhan, tetapi perbuatan! Hal ini juga pernah Tuhan katakan saat mengajar di atas bukit Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari akhir ini ada banyak orang berseru-seru kepada Tuhan, tetapi tidak
melakukan kehendak Bapa (melainkan melakukan kehendaknya sendiri yang jahat, Mat. 7:21-22) 6:47 Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku serta melakukannya -- Aku akan menyatakan kepadamu dengan siapa ia dapat disamakan --, 6:48 ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah: Orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun.
-
-
-
-
▫
Perhatikan kalimat ‘di atas batu’. Jika dalam Wahyu 4 dijelaskan tentang ‘batu’, di sini juga ditemukan ‘batu’. Batu adalah permulaan dari kehidupan anak-anak Tuhan yang kuat. Dari ‘batu’ inilah kita harus beranjak dan dibangun menjadi bangunan yang kokoh. Satu-satunya cara untuk bisa menemukan ‘batu dasar’ adalah menggali dalam - dalam sampai menemukan batu. Batu yang disebut di sini, tidak kalah indahnya dari batu-batu yang disebut dalam Wahyu 4 dan 5. Suatu dasar dari kehidupan rohani yang kuat, jika kehidupan rohani ini berdiri di atas batu yang kuat. Bagaikan sebuah rumah yang tidak mungkin roboh. Pada peringatan kebangkitan ini, Tuhan berpesan kepada kita pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu." Kepada Batu yang Indah. Murid-murid dalam ketakutan. Mereka dikejar, ditangkap, dan disiksa. Mereka dihantui dengan berbagai macam ancaman. Mereka ketakutan, tetapi jika suara ini didengar Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu, Tuhan menunjukkan sebuah batu yang indah, yang terdiri dari empat macam batu-batu mulia. Jika dalam pengikutan kita kepada Tuhan, mendengar, dan melakukan Firman Allah, maka kita akan mencapai batu yang indah. "Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak
▫
▫
Gereja Tuhan, mari kita hidup ‘mendengar dan melakukan’ Firman Allah. Itulah suatu usaha menggali dasar sedalam-dalamnya. Saat kita mendengar Firman Allah, sama dengan menggali dasar untuk menemukan batu. Jika kita tidak menggali dalam-dalam (Firman asal-asalan), kita tidak bisa menemukan ‘batu’. Jika kita baca Firman Allah sambil lalu, itu sangat mengerikan. Tetapi mari kita ‘mengggali dalam – dalam’, mengikut Tuhan tanpa kebosanan, tetapi kita menekuni Firman Allah. Jika bosan, muak, itu berbahaya, sebab berhadapan dengan ular tedung. Bosan dan muak terhadap Firman Allah adalah tanda tidak ada keubahan / pembaharuan. Membaca dengan tekun. Membaca untuk membangun. Membaca Firman Allah tidak seperti membaca koran atau majalah. Jika kita asal membaca, kita tidak akan menemukan ‘batu’. Kita harus membaca Firman Allah lebih dari membaca buku-buku yang ada di dunia ini. 1 Tim. 4:13-15 – membaca dikerjakan dengan karunia Roh, untuk beroleh kemajuan (Neh. 8:9 -- membaca dengan diberi keterangan, menjadi jelas).
Page
▫
7
melakukan apa yang Aku katakan?
▫
Kita harus membaca Firman Allah sampai di kedalaman seperti masuk di kedalaman hati Tuhan. Kita akan melihat bagaimana hati Tuhan untuk kita, sehingga kita akan menjadi orang percaya yang kuat. Kita menemukan batu.
Menemukan batu dan dibangun di atas batu ▫ Sistem penggembalaan yang Tuhan kerjakan kepada gereja-Nya bagaikan orang mendirikan rumah, dimulai dari dasar dan terus menerus tanpa terputus, sampai selesai. Untuk ‘batu dasar’, Firman Allah katakan ‘menggali dalam-dalam’. ▫ Dalam tiga macam ibadah yang Tuhan sediakan, kita bagaikan orang yang mendirikan rumah. Dimulai dari suka ‘datang’ kepada Tuhan, suka ‘mendengar’ Firman Allah atau suka ‘mengikuti’ pendalaman Firman, bagaikan orang yang menggali dalam-dalam Firman Allah, sampai kita menemukan ‘batu’ (bahasa Jawa memakai istilah ‘lemah padhas’). ▫ Jadi, kita menggali dalam-dalam sampai kita menemukan ‘batu dasar’, dan di atas ‘batu dasar’ itulah kita mulai membangun. Batu Dasar itu adalah Tuhan Yesus Kristus. Jadi, kita membaca dan mendengar Firman Allah, kita mendalami Firman Allah sampai kita menemukan ‘batu dasar’, dan kita meletakkan bangunan (kehidupan) di atas-Nya. ▫ Kita menemukan suatu ‘batu dasar’ yang kuat, supaya saat kehidupan kita bertemu dengan air bah dan hujan deras dan angin ribut, rumah itu tidak dapat digoyahkan, sebab rumah itu kokoh dibangun. Jadi, kita menggali, kemudian kita meletakkan bangunan di atas dasar yang tepat. ▫ Ibadah kita tidak sekedar kumpul-kumpul, tetapi kita bagaikan orang yang ‘menggali dalam-dalam’. Pemeriksaan Firman Allah kita gali dan kita dengarkan, sampai kita menemukan Kristus yang sudah menempatkan diri sebagai suatu dasar yang kuat, bagaikan batu karang.
▫
▫
▫
▫
menempatkan Yesus Kristus sebagai satu-satunya pondasi untuk gedung itu; tidak ada pondasi yang lain. (1 Kor. 3:11).
8
▫
Mengapa harus di atas batu karang? Sebab kita menghadapi suatu ujian. Kehidupan kita dibangun dengan sistem bagaikan seseorang mendirikan rumah. Sekalipun kita bukan ahli bangunan rumah, tetapi kita tahu bahwa bangunan dimulai dari ‘dasar’ sampai ‘atap’, dan semuanya ada hubungannya. Suatu bangunan rohani merupakan pemberitaan Firman Allah dalam pembangunan rumah (Tubuh Kristus), suatu pembangunan yang salingg berkaitan, dari dasar itulah Kristus, sampai pada bagian yang terakhir. Semua itu ada suatu kaitan yang kuat, sebab kita menghadapi ujian. Pada saatnya akan datang masa di mana kita menghadapi ujian yang sangat berat. Jika ada hujan, sifat hujan itu ‘lebat’. Jika ada angin, sifat angin itu ‘kencang’. Jika ada banjir, sifat banjir itu ‘bah’, kita tetap berdiri kokoh. Jika kita sudah benar-benar ditaruh atau menaruh kehidupan kita pada dasar yang benar, itulah Batu Karang – Yesus Kristus, maka sedahsyat apapun ujian-ujian yang akan datang, Tuhan tetap akan menolong kita dan kita tidak akan goyah. Tiga macam ujian ini, bagai kehidupan yang dikuasai oleh berbagai-bagai hal yang jahat, akan merontokkan kehidupan rohani. Tetapi jika kita sudah terbiasa mulai atau ada dalam sistem pembangunan yang tepat, ujian itu memang akan datang, tetapi Firman Allah mengatakan kita tidak akan rubuh. Jadi, kita berbakti jangan asal berbakti, kita melayani jangan asal melayani. Kita harus periksa atas dasar yang mana kita meletakkan bangunan ini. Rasul Paulus mengatakan: Sebab Allah sendiri sudah
Page
▫