Keilahian Yesus Kristus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
KEILAHIAN YESUS KRISTUS Pdt. Budi Asali, M.Div.
I) Pernyataan tentang diri Yesus. Yesus adalah Allah sepenuhnya, bukan setengah Allah atau Allah kecil. Dalam keilahianNya, Ia sama sekali tidak lebih rendah dari Bapa dan Roh Kudus, tetapi betul-betul setara. Ajaran Kristen ini berbeda dengan ajaran Saksi Yehuwa, Gereja Orthodox Syria (versi Bambang Noorsena Dan Jusuf Roni), dan sekte-sekte sesat lainnya.
II) Keilahian Yesus dalam sejarah gereja. Rasul-rasul tidak meninggalkan rumusan apapun tentang keilahian Yesus. Orang-orang kristen menjadi bingung tentang keilahian Yesus, khususnya dalam hubunganNya dengan keesaan Allah. Lalu muncul pengajar-pengajar yang mengajarkan bahwa Yesus adalah Allah, tetapi dalam hal-hal tertentu lebih rendah dari Allah Bapa. Ini menyebabkan terjadinya Sidang Gereja Nicea pada tahun 325 M. Dan sejak Sidang Gereja Nicea yang melahirkan Pengakuan Iman Nicea itu, maka doktrin tentang keilahian Yesus diterima secara mutlak dalam gereja.
III) Bukti Keilahian Yesus. Bukti keilahian Yesus ini hanya didasarkan pada Kitab Suci. 1) Beberapa ayat Kitab Suci yang secara explicit menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah: • Yes 9:5 - “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai”. 1
Keilahian Yesus Kristus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
• Yoh 1:1,14 - “(1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. ... (14) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran”. • Roma 9:5 - “Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaanNya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin!”. • 1Yoh 5:20 - “Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam AnakNya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal”.
2) Yesus menyebut diri / mengclaim diri sebagai Anak Allah. Sebutan ‘Anak Allah’ harus diartikan menurut pengertian orang di sana pada jaman itu, bukan menurut pengertian orang di sini pada jaman ini! Sebutan ‘Anak Allah’ ini tidak berarti bahwa mula-mula ada Allah, yang lalu beranak. Kalau diartikan seperti itu, jelas menunjukkan bahwa Yesus itu tidak kekal, sehingga Ia pasti bukan Allah. Sebutan ‘Anak Allah’ bagi Yesus berarti bahwa Ia mempunyai hakekat yang sama dengan Allah Bapa dan itu berarti bahwa Ia adalah Allah sendiri (Yoh 5:18 10:33 19:7 bdk. Mat 14:33). Yoh 5:18 - “Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuhNya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah BapaNya sendiri dan dengan demikian menyamakan diriNya dengan Allah”. Semua orang Yahudi tahu makna dari pengakuan Yesus sebagai Anak Allah, dan karena itu mereka menganggapNya menghujat Allah dan berusaha membunuh Dia.
Bdk. Mat 14:33 - “Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: ‘Sesungguhnya Engkau Anak Allah.’”. Perhatikan bahwa mereka menyebut Dia sebagai ‘Anak Allah’, tetapi mereka menyembahNya. Padahal mereka adalah orang2
Keilahian Yesus Kristus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
orang Yahudi, yang memeluk agama yang bersifat monotheis. Kalau ‘Anak Allah’ itu bukan Allah sendiri, mereka pasti tidak akan menyembah Yesus. Bahwa mereka menyebah Yesus, jelas menunjukkan bahwa bagi mereka, sebutan ‘Anak Allah’ berarti ‘setara dengan Allah sendiri’.
3) Yesus sendiri mengakui bahwa Ia adalah Allah / Anak Allah (Yoh 5:23 Yoh 10:30 Yoh 14:7-10 Yoh 15:23 Mat 26:63-64). Memang kalau seseorang mengaku bahwa dirinya adalah Allah / Anak Allah, itu tidak / belum berarti bahwa ia memang betul-betul adalah Allah. Bisa saja bahwa ia adalah seorang pendusta. Tetapi ingat bahwa Yesus bukan hanya mengaku bahwa diriNya adalah Allah / Anak Allah, tetapi Ia juga rela mati demi pengakuan tersebut! Adalah aneh, dan bahkan tidak masuk akal, kalau seseorang mau mati untuk suatu dusta.
Ada seorang penulis buku yang menggunakan hal ini untuk membuktikan keilahian Yesus dengan cara sebagai berikut: Yesus = Allah / Anak Allah
Tidak benar
Tahu
Tidak tahu
Pendusta Orang tolol
Orang gila
Benar
Allah / Anak Allah
Keterangan: Yesus mengaku sebagai Allah / Anak Allah, dan Ia mau mati untuk pengakuan itu. Ada 2 kemungkinan tentang pengakuan itu, yaitu: TIDAK BENAR atau BENAR. Kalau pengakuan itu TIDAK 3
Keilahian Yesus Kristus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
BENAR, maka ada 2 kemungkinan lagi yaitu: Yesus TAHU bahwa pengakuanNya tidak benar, atau Yesus TIDAK TAHU bahwa pengakuanNya tidak benar. Kalau Yesus TAHU bahwa pengakuannya tidak benar, maka Ia pasti adalah seorang PENDUSTA, bahkan ORANG TOLOL (karena Ia mau mati untuk suatu dusta). Kalau Yesus TIDAK TAHU bahwa pengakuanNya tidak benar, maka Ia pasti adalah ORANG GILA, karena hanya orang gila yang tidak mengerti apa yang Ia sendiri katakan. Kalau pengakuan Yesus tersebut adalah BENAR, maka Yesus adalah ALLAH / ANAK ALLAH.
Jadi sekarang, hanya ada beberapa pilihan untuk saudara: • Yesus adalah pendusta / orang tolol. • Yesus adalah orang gila. • Yesus betul-betul adalah Allah / Anak Allah. Yang mana yang menjadi pilihan saudara?
C. S. Lewis: “A man who was merely a man and said the sort of things Jesus said wouldn’t be a great moral teacher. He’d either be a lunatic ... or else he’d be the Devil of Hell. You must make your choice. Either this man was, and is, the Son of God, or else a madman or something worse” (= Seseorang yang adalah semata-mata seorang manusia dan mengucapkan hal-hal seperti yang Yesus katakan, bukanlah seorang guru moral yang agung. Atau ia adalah seorang gila ... atau ia adalah Iblis dari Neraka. Kamu harus menentukan pilihanmu. Atau orang ini adalah Allah, baik dulu maupun sekarang, atau ia adalah orang gila atau sesuatu yang lebih jelek lagi). Sekarang mari kita membahas lebih lanjut tentang pilihan-pilihan di atas. a) Yesus tidak mungkin adalah pendusta, karena Kitab Suci menunjukkan bahwa Yesus tidak berdosa, dan tidak pernah berdusta. Banyak kata-kataNya yang rasanya tidak masuk akal, tetapi ternyata benar, misalnya: • nubuatNya tentang keruntuhan Bait Allah. Mat 24:2 - “Ia berkata kepada mereka: ‘Kamu melihat semuanya itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak 4
Keilahian Yesus Kristus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
satu batupun di sini akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan.’”. • kata-kataNya tentang ikan yang ada uang dalam mulutnya (Mat 17:27).
b) Yesus jelas juga bukan orang tolol, karena Kitab Suci justru menunjukkan bahwa: • Ia selalu bisa menjawab pertanyaan yang menjebak dari tokoh-tokoh agama Yahudi dengan jitu, dan mengalahkan mereka dalam setiap perdebatan. Misalnya: Mat 22:15-22 Mat 22:23-33. • Ia hafal ayat-ayat Kitab Suci dan bisa menggunakannya dalam perdebatan melawan para tokoh agama pada saat itu. Misalnya: Mat 21:15-16 Mat 22:34-40. c) Yesus juga pasti bukan orang gila, karena kalau Ia adalah orang gila, Ia tidak akan diikuti oleh begitu banyak orang. Dan juga kalau Ia adalah orang gila, Ia tidak akan dihukum mati karena menghujat Allah. Para tokoh Yahudi itu pasti tidak akan menggubris kata-kata dari orang gila. d) Kalau Yesus bukan pendusta, orang tolol ataupun orang gila, maka hanya ada satu pilihan yang tersisa, yaitu bahwa Yesus adalah Allah sendiri.
4) Kitab Suci memerintahkan penyembahan terhadap Yesus. Dalam Ibr 1:6 Allah sendiri berkata bahwa malaikat-malaikat harus menyembah Anak / Yesus. Ibr 1:6 - “Dan ketika Ia membawa pula AnakNya yang sulung ke dunia, Ia berkata: ‘Semua malaikat Allah harus menyembah Dia.’”. Yesus sendiri mau disembah dan disebut Tuhan / Allah (Mat 14:33 Mat 28:9,17 Yoh 9:38 Yoh 20:28), padahal Yesus sendiri berkata bahwa kita hanya boleh menyembah Allah (Mat 4:10). Perhatikan juga bahwa: • rasul-rasul menolak sembah (Kis 10:25-26 Kis 14:14-18). • malaikatpun menolak sembah, dan berusaha mengalihkan sembah itu kepada Allah (Wah 19:10 Wah 22:8-9).
5
Keilahian Yesus Kristus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
• Herodes dihukum mati oleh Tuhan penghormatan ilahi (Kis 12:20-23).
karena
menerima
Jadi, terlihat bahwa orang biasa yang nggenah akan menolak sembah; hanya orang yang tidak nggenah akan menerima sembah.
Karena itu, kalau Yesus menerima sembah, dan bahkan menerima sebutan Tuhan / Allah bagi diriNya, maka hanya ada 2 pilihan: atau Dia adalah orang yang kurang ajar / nabi palsu, atau Dia adalah Allah sendiri! Yang mana yang saudara pilih? Catatan: dari no 3 dan no 4 di atas, terlihat bahwa tidak ada kemungkinan untuk menganggap Yesus sekedar sebagai orang saleh, atau nabi. Kalau Dia bukan Allah, maka Dia tidak mungkin adalah orang saleh atau nabi. Dia harus adalah orang brengsek, nabi palsu dan sebagainya.
5) Bahwa Yesus adalah Hakim pada akhir jaman membuktikan bahwa Dia adalah Allah. a) Kristen mempercayai bahwa Yesus akan menjadi Hakim pada akhir jaman. Baik Kristen maupun Islam mempercayai bahwa pada penghakiman akhir jaman, Yesus akan menjadi Hakim. Dasar Kitab Suci yang menunjukkan bahwa Kristen mempercayai Yesus sebagai Hakim pada akhir jaman: • Yoh 5:22 - “Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak (= Yesus)”. • Kis 10:42 - “Dan Ia telah menugaskan kami memberitakan kepada seluruh bangsa dan bersaksi, bahwa Dialah (= Yesus) yang ditentukan Allah menjadi Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati”. Bandingkan juga dengan Mat 25:3146. b) Bahwa Yesus akan menjadi Hakim pada akhir jaman, menunjukkan bahwa Ia juga adalah Allah sendiri. Mengapa?
6
Keilahian Yesus Kristus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
1. Jumlah manusia yang pernah hidup dalam dunia ini sejak dari jaman Adam dan Hawa sampai sekarang, apalagi sampai kedatangan Kristus yang keduakalinya, adalah begitu banyak (milyaran). Kalau Kristus bukanlah Allah sendiri, bagaimana mungkin Ia bisa menghakimi begitu banyak manusia itu dengan adil? 2. Karena ada begitu banyaknya faktor yang harus dipertimbangkan dalam menjatuhkan hukuman kepada orang-orang berdosa (ingat bahwa neraka bukanlah semacam ‘masyarakat komunis’ dimana hukuman semua orang sama), seperti: • banyaknya dosa yang dilakukan seseorang. Orang yang dosanya sedikit tentu tidak bisa disamakan hukumannya dengan orang yang dosanya banyak. • tingkat dosanya. Misalnya, dosa membunuh dan mencuri tentu tidak sama hukumannya. Bandingkan Kel 21:12 yang memberikan hukuman mati untuk pembunuh, dengan Kel 22:1 yang hanya memberikan hukuman denda untuk pencuri. • tingkat pengetahuannya. Makin banyak pengetahuan Firman Tuhan yang dimiliki seseorang, makin berat hukumannya kalau ia berbuat dosa (Luk 12:47-48). • kesengajaannya. Dosa sengaja dan tidak sengaja tentu juga berbeda hukumannya (Kel 21:12-14). • pengaruh dosa yang ditimbulkan. Kalau seseorang yang mempunyai kedudukan tinggi dalam gereja berbuat dosa, maka pengaruh negatif yang ditimbulkan akan lebih besar dari pada kalau orang kristen biasa berbuat dosa. Dan karena itu hukumannya juga lebih berat. Hal ini bisa terlihat dari kata-kata Yesus yang menunjukkan bahwa para ahli Taurat (pemimpin-pemimpin agama pada saat itu) pasti akan menerima hukuman yang lebih berat (Mark 12:40b Luk 20:47b). • alasan yang menyebabkan seseorang berbuat dosa. Seseorang yang mencuri tanpa ada pencobaan yang terlalu berarti, tentu lebih berat dosanya dari pada orang yang mencuri karena membutuhkan uang untuk mengobati anaknya yang hampir mati. Hal ini bisa terlihat dari ayat-ayat Kitab Suci yang mengecam orang-orang yang melakukan dosa tanpa sebab / alasan, seperti dalam Maz 25:3b Maz 35:19 Maz 69:5 Maz 119:78,86. Juga
7
Keilahian Yesus Kristus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
dari ayat-ayat Kitab Suci yang mengecam orang yang mencintai / mencari dosa, seperti Maz 4:3.
3. Demikian juga pada saat mau memberi pahala kepada orang-orang yang benar, pasti ada banyak hal yang harus dipertimbangkan, seperti: • banyaknya perbuatan baik yang dilakukan. • jenis perbuatan baik yang dilakukan. • besarnya pengorbanan pada waktu melakukan perbuatan baik. Yesus berkata bahwa janda yang memberi 2 peser memberi lebih banyak dari semua orang kaya yang memberi persembahan besar, karena janda itu memberikan seluruh nafkahnya (Luk 21:1-4). • motivasinya dalam melakukan perbuatan baik itu, dsb. Untuk bisa melakukan semua ini dengan benar, maka Hakim itu haruslah seseorang yang maha tahu, maha bijaksana dan maha adil, dan karena itu Ia harus adalah Allah sendiri!
IV) Hubungan Keilahian Yesus dengan doktrin-doktrin Kristen yang lain. 1) Hubungannya dengan kemanusiaan Yesus. a) Yesus adalah 100 % Allah dan 100% manusia, tetapi Ia hanyalah satu Pribadi. Sebelum inkarnasi, Yesus adalah 100 % Allah dan 0 % manusia. Pada waktu berinkarnasi, Yesus tidak kehilangan keilahianNya sama sekali, sehingga mulai inkarnasi dan seterusnya, Yesus adalah 100 % Allah dan 100% manusia, tetapi Ia hanyalah satu Pribadi (hanya ada 1 Yesus). b) Dalam Kitab Suci ada banyak ayat yang menunjukkan keilahian Yesus, tetapi juga ada ayat-ayat yang menunjukkan kemanusiaan Yesus, seperti: • Mat 24:36 - “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri.’”. 8
Keilahian Yesus Kristus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
• Luk 22:44 - “Ia sangat ketakutan dan makin bersungguhsungguh berdoa. PeluhNya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah”. • Yoh 14:28 - “Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada BapaKu, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku”. • dsb. Yesus dikatakan tidak tahu tentang hari Tuhan, bisa sangat ketakutan, berdoa, dan lebih rendah dari pada Bapa, karena dalam ayat-ayat di atas ini, Ia disoroti kemanusiaanNya. Kita tidak boleh menggunakan ayat-ayat yang menunjukkan kemanusiaanNya ini untuk membuktikan bahwa Dia bukan Allah. Illustrasi: Saya adalah seorang pendeta, tetapi pada saat yang sama saya juga adalah seorang olahragawan. Kadang-kadang saya memakai toga dan memimpin Perjamuan Kudus, sehingga saya terlihat sebagai pendeta. Tetapi kadang-kadang saya memakai celana pendek, kaos, dan sepatu olah raga, sehingga saya terlihat sebagai olahragawan. Tidak ada orang yang pada waktu melihat saya memakai toga, menganggap itu sebagai bukti bahwa saya bukan olahragawan, dan sebaliknya, pada waktu melihat saya memakai pakaian olah raga, menganggap itu sebagai bukti bahwa saya bukan pendeta! Analoginya, karena Yesus adalah Allah dan manusia, maka kita tidak boleh menggunakan ayat-ayat yang menunjukkan keilahian Yesus untuk membuktikan bahwa Ia bukan manusia, atau menggunakan ayat-ayat yang menunjukkan kemanusiaan Yesus untuk membuktikan bahwa Ia bukan Allah!
c) Kristen tidak membuat seorang manusia menjadi Allah / Tuhan. Sebaliknya, Kristen mempercayai bahwa Allah / Tuhan telah menjadi manusia. 1. Kekristenan tidak mungkin mengajarkan untuk menjadikan seorang manusia biasa sebagai Allah / Tuhan, karena hal ini jelas ditentang oleh Kitab Suci sendiri. Ini terlihat dari: 9
Keilahian Yesus Kristus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
• Yoh 10:33 - “Jawab orang-orang Yahudi itu: ‘Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diriMu dengan Allah.’”. • Daniel 3 menunjukkan bahwa Kitab Suci melarang manusia menyembah manusia / menjadikan manusia biasa sebagai Allah / Tuhan. • dalam sejarah gereja terlihat bahwa orang-orang kristen yang karena ketaatanNya pada Kitab Suci, memilih mati syahid dari pada taat kepada kaisar Romawi, yang menyuruh mereka untuk menyembahnya dan menyebutnya sebagai ‘Tuhan’. 2. Ayat-ayat di bawah ini menunjukkan bahwa Kitab Suci mengajarkan bahwa Yesus adalah Allah yang menjadi manusia. Yoh 1:1,14 - “(1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. ... (14) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran”. Fil 2:5-7 - “(5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, (6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (7) melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia”.
2) Hubungannya dengan doktrin keesaan Allah / Allah Tritunggal. a) Kristen tetap adalah agama yang bersifat monotheis. Kristen mempercayai Yesus sebagai Allah, tetapi ini tidak berarti bahwa Kristen mempercayai adanya lebih dari 1 Allah / Tuhan. Kristen adalah agama monotheis, sekalipun bukan monotheis mutlak. Kristen terletak di antara 2 kelompok agama di bawah ini: • agama-agama politheis (banyak Allah / dewa) seperti Hindu, agama Romawi / Yunani kuno. 10
Keilahian Yesus Kristus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
• agama-agama monotheis mutlak seperti agama Yahudi dan Islam. Kristen mempercayai bahwa Allah itu satu / tunggal dalam hakekatnya, tetapi 3 dalam pribadinya. Seandainya Kristen percaya bahwa Allah itu pribadinya 3, dan hakekatnya juga 3, maka itu berarti Kristen mempercayai adanya 3 Allah, dan ini akan menjadi politheisme. Dan seandainya Kristen percaya bahwa Allah itu pribadinya 1, dan hakekatnya juga 1, maka itu berarti Kristen mempercayai adanya 1 Allah secara mutlak, dan ini akan menjadi monotheisme mutlak. Tetapi Kristen tidak seperti itu. Kristen mempercayai Allah itu satu dalam hakekatnya, tetapi tiga dalam pribadinya (Tritunggal). b) Kristen mempercayai Allah Tritunggal. Orang kristen percaya bahwa Bapa itu Allah, Anak / Yesus itu Allah, Roh Kudus (bukan Maria!) itu Allah, tetapi orang kristen percaya Allah itu satu (Ul 6:4 1Tim 2:5). Tidak masuk akal? Itu bukannya tidak masuk akal, tetapi melampaui akal! Allah itu tidak terbatas, sedangkan otak / pikiran kita terbatas. Bukankah masuk akal kalau otak / pikiran kita yang terbatas tidak bisa mengerti sepenuhnya Allah yang tidak terbatas? Sebaliknya, bukankah tidak masuk akal, kalau otak / pikiran kita yang terbatas bisa mengerti total Allah yang tidak terbatas? c) Mengapa Kristen mempercayai doktrin Allah Tritunggal? Karena Kristen yang benar berpegang pada Kitab Suci, dan dalam Kitab Suci: 1. Ada ayat-ayat yang menunjukkan ketunggalan Allah, seperti Ul 6:4 1Kor 8:4-6 1Tim 2:5 Yak 2:19. 2. Ada ayat-ayat yang menunjukkan: • bahwa Yesus dan Roh Kudus juga adalah Allah (Kis 5:3-4 - ‘mendustai Roh Kudus’ adalah sama dengan ‘mendustai Allah’). • adanya semacam kejamakan dalam diri Allah (Kej 1:26 Yoh 1:1 dsb). Hanya doktrin Allah Tritunggal yang bisa mengharmoniskan point a dan b di atas ini. Bagi orang yang menolak doktrin Allah Tritunggal, akan terdapat 2 kelompok ayat yang bertentangan, dan tidak bisa diharmoniskan. Tetapi bagi orang yang menerima doktrin Allah Tritunggal, kedua kelompok ayat tersebut bisa diharmoniskan. 11
Keilahian Yesus Kristus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
3) Hubungannya dengan doktrin tentang penebusan. Kalau Yesus bukan Allah, penebusanNya tidak mempunyai nilai. Logikanya, kalau Ia hanya seorang manusia biasa, maka palingpaling kematianNya hanya bisa menebus seorang manusia. Bahkan sebetulnya tidak ada manusia bisa menebus manusia yang lain. Hal ini dinyatakan dalam Maz 49:8-9. Maz 49:8-9 - “Tidak seorangpun dapat membebaskan dirinya, atau memberikan tebusan kepada Allah ganti nyawanya, (9) karena terlalu mahal harga pembebasan nyawanya, dan tidak memadai untuk selama-lamanya”. Dalam Kitab Suci bahasa Indonesia ada kesalahan penterjemahan, dan karena itu di sini saya memberikan terjemahan Kitab Suci bahasa Inggris versi NIV. Ps 49:6-7 (NIV): “No man can redeem the life of another, or give to God a ransom for him; the ransom for a life is costly, no payment is ever enough” (= Tidak seorang manusiapun bisa menebus nyawa orang lain, atau memberikan kepada Allah tebusan untuk dia; tebusan untuk suatu nyawa sangat mahal, tidak ada pembayaran yang bisa mencukupi).
4) Hubungannya dengan doktrin bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan ke surga. Mengapa Kristen (yang benar) mempercayai Yesus sebagai satusatunya jalan ke surga? a) Karena adanya ayat-ayat yang menunjukkan hal itu secara explicit. Yoh 14:6 - “Kata Yesus kepadanya: ‘Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku’”. 1Tim 2:5 - “Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus”. Kis 4:12 - “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia (= Yesus), sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan”.
12
Keilahian Yesus Kristus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
1Yoh 5:11-12 - “Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam AnakNya. Barangsiapa memiliki Anak (= Yesus), ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup”. Perhatikan bahwa Kis 4:12 itu menyatakan bahwa ‘keselamatan itu ada di dalam Yesus’, dan 1Yoh 5:11-12 menyatakan bahwa ‘hidup yang kekal itu ada di dalam Yesus’. Bayangkan Yesus sebagai sebuah kotak yang di dalamnya berisikan keselamatan / hidup kekal. Kalau seseorang menerima kotaknya (Yesus), maka ia menerima isinya (keselamatan / hidup yang kekal), dan sebaliknya kalau ia menolak kotaknya (Yesus), otomatis ia juga menolak isinya (keselamatan / hidup yang kekal). b) Karena Ia adalah satu-satunya Penebus / Juruselamat, dan semua manusia adalah manusia yang berdosa, dan karena itu semua manusia membutuhkan Yesus. Mengapa semua manusia membutuhkan Penebus? Karena: 1. Semua manusia berdosa Bahwa semua manusia berdosa dinyatakan oleh Ro 3:23 yang berbunyi: “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah”. 2. Dosa tidak bisa ditebus dengan perbuatan baik / ketaatan. Bahwa dosa tidak bisa ditebus dengan perbuatan baik, dinyatakan oleh Gal 2:16a,21b yang berbunyi: “(16a) Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus ... (21b) sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus”. Illustrasi: Seseorang ditangkap polisi karena melanggar peraturan lalu lintas dan 1 minggu setelahnya harus menghadap ke pengadilan. Dalam waktu satu minggu itu ia lalu banyak berbuat baik untuk menebus dosanya. Ia menolong tetangga, memberi uang kepada pengemis, dsb. Pada waktu persidangan, ia membawa semua orang kepada siapa ia sudah melakukan kebaikan itu sebagai saksi. Pada waktu hakim bertanya: ‘Benarkah saudara melanggar peraturan lalu lintas?’, ia lalu menjawab: ‘Benar pak hakim, tetapi saya sudah banyak berbuat baik untuk menebus dosa saya. Ini saksi-saksinya’. Sekarang pikirkan sendiri, kalau hakim itu waras, apakah hakim itu akan membebaskan orang itu? Jawabnya jelas adalah ‘tidak’! Jadi terlihat bahwa 13
Keilahian Yesus Kristus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
dalam hukum duniapun kebaikan tidak bisa menutup / menebus / menghapus dosa! Demikian juga dengan dalam hukum Tuhan / Kitab Suci! Karena itu sebetulnya semua manusia membutuhkan Juruselamat / Penebus dosa. Dan Yesus adalah satu-satunya yang pernah menebus dosa manusia. Kalau kita menolak Dia, maka kita harus membayar sendiri hutang dosa kita, dan itu berarti kita harus masuk ke neraka selama-lamanya.
c) Karena sikap terhadap Yesus adalah sikap terhadap Allah. Luk 10:16 “Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku”. Yoh 5:23 - “supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia”. Yoh 15:23 - “Barangsiapa membenci Aku, ia membenci juga BapaKu”. Karena itu, maka: • tidak percaya kepada Yesus adalah sama dengan tidak percaya kepada Allah. • tidak menyembah Yesus adalah sama dengan tidak menyembah Allah. • tidak mentaati Yesus adalah sama dengan tidak mentaati Allah. • menghina Yesus adalah sama dengan menghina Allah. Saya tahu bahwa orang Islam yang sejati pasti tidak akan menghina / memaki-maki Yesus, yang mereka percayai sebagai nabi Isa. Sebaliknya, mereka bahkan menghormatiNya. Tetapi bagaimanapun pasti mereka tidak menyembahNya, dan hormat yang mereka berikan kepadaNya tidak akan sama dengan hormat yang mereka berikan kepada Allah. Dari sudut pandang Kristen, ini tidaklah cukup. Dan kalau saudara tidak menyembah Yesus, maka pada hakekatnya saudara tidak menyembah Allah. Atau kalau saudara menghormati / mempercayai Yesus lebih rendah dari yang seharusnya, maka pada hakekatnya saudara menghormati / mempercayai Allah lebih rendah dari yang 14
Keilahian Yesus Kristus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
seharusnya. Bagaimana mungkin dengan sikap seperti ini bisa masuk surga? 5) Hubungannya dengan doktrin tentang kedatangan Yesus yang keduakalinya. Karena Yesus adalah Allah / Tuhan sendiri, maka pada akhir jaman / pada kedatanganNya yang keduakalinya, semua orang akan menyembah Dia, dan mengakui Dia sebagai Tuhan. Fil 2:5-11 - “(5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, (6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (7) melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. (8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. (9) Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepadaNya nama di atas segala nama, (10) supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, (11) dan segala lidah mengaku: ‘Yesus Kristus adalah Tuhan,’ bagi kemuliaan Allah, Bapa!”. Penyembahan dan pengakuan sebagai Tuhan terhadap diri Yesus dalam ay 10-11 terjadi pada akhir jaman, pada saat Yesus datang keduakalinya. Pada saat itu, orang-orang yang semasa hidupnya percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, akan menyembah dan mengakuiNya sebagai Tuhan dengan sukarela / sukacita, tetapi orang-orang yang semasa hidupnya tidak percaya kepada Dia, akan menyembah dan mengakuiNya sebagai Tuhan dengan terpaksa, dan tanpa ada gunanya (maksudnya, orang-orang ini akan tetap dibuang ke neraka)! Yesus adalah Allah sendiri; jadi, pilihlah, mau menyembah dan mengakui Dia sebagai Tuhan pada saat ini, atau pada akhir jaman, dengan terpaksa dan tidak ada gunanya. -AMINPengutipan dari artikel ini harus mencantumkan: Dikutip dari http://www.geocities.com/thisisreformedfaith/artikel/keilahianyesus.html
15