1.1.Anamnesis Ialah cara pemeriksaan yg dilakukan dengan wawancara baik langsung pada pasien atau pada orang tua atau sumber lain.
Tujuan •
Mendapat keterangan sebanyak-banyaknya mengenai penyakit pasien
•
Membantu menegakkan diagnosa sementara
•
Menetapkan diagnosa banding
•
Membantu menentukan penatalaksanaan selanjutnya
Langkah-langkah dalam pembuatan anamnesis •
Memastikan identitas pasien dengan lengkap
•
Menanyakan keluhan utama
•
Riwayat perjalanan penyakit (kronologis)
•
Riwayat penyakit terdahulu
•
Riwayat pasien ketika dalam kandungan ibu
•
Riwayat kelahiran
•
Riwayat makanan
•
Riwayat imunisasi
•
Riwayat tumbuh kembang dan keluarga
1.2.Pemeriksaan fisik a. keadaan umum dimulai dengan penilaian keadaan umum, yakni: •
Kesan keadaan sakit (ringan, sedang, atau berat)
•
Kesadaran
•
Status gizi: 1. Secara klinis
Inspeksi: proporsi tubuh Palpasi: cubit tebal jaringan lemak 2. Pemeriksaan fisik dan autopometris Berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, tebal lipatan kulit, lingkar kepala,dada, dan perut b. tanda-tanda vital •
Nadi
•
Tekanan darah
•
Pernafasan
•
Suhu
c. status generalis mukosa kulit/subkutis yang menyeluruh •
Warna kulit
•
Sianosis
•
Ikterus
•
Kepucatan
•
Ekzema
•
Eritema kulit
•
Kelembapan kulit
•
Turgor kulit
•
Perdarahan kulit: petikei dan ekimosis
1.3.pemeriksaan penunjang Yaitu pemeriksaan tambahan pada pasien untuk mempertegas diagnosis pada penyakit yang gejalanya masih bersifat umum.
1.4. menegakkan diagnosis Dalam menegakkan diagnosis, dokter terkadang menggunakan peralatan yg modern dan pemeriksaan mendalam. Namun, pasien juga dapat membantu dokter dalam menegakkan diagnosis dengan cara:
•
Menyiapkan daftar /data kesehatan pasien (rekam medis)
•
Mencatat setiap gejala
•
Mengenali riwayat kesehatan diri sendiri
•
Memahami pengobatan yang sebelumnya dijalani
•
Melukiskan dengan rinci tanpa menyimpulkan penyakit
•
Selalu bertanya pada dokter tentang perkembangan penyakitnya
2.1.Tim pelayanan kesehatan Yakni sekelompok orang yang pada prinsipnya mengutamakan kesehatan promotif dan preventif. Promotif: upaya meningkatkan kesehatan masyarakat ke arah yg lebih baik. Preventif: mencegah agar masyarakat tidak jatuh sakit dan terhindar dari penyakit. 2.2.dokter yang profesional Dengan mengedepankan perilaku profesionalisme yg ditunjukkan melalui perkataan, perbuatan dan penampilan yang berguna membangun kepercayaan bagi para pasien.
2.4.hak dan kewjiban dokter Hak dokter 1.Peroleh perlindungan hukum sepanjang sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional Standar profesi ( penjelasan psl 50 UU 29/2004) •
Batasan kemampuan ( knowledge,skill dan profesional attitude ) minimal yang harus dikuasai oleh seorang individu untuk dapat melakukan kegiatan profesionalnya pada masyarakat secara mandiri yang dibuat oleh organisasi profesi.
•
Terdiri dari standar pendidikan, kompetensi, pelayanan dan pedoman prerilaku sesuai dengan kode etik kedokteran/kedokteran gigi
Standar prosedur operasional •
Suatu perangkat instruksi yang dibakukan untuk menyelesaikan suatu proses kerja rutin tertentu
•
SPO memberikan langkah yang benar dan terbaik berdasarkan konsensus bersama untuk melaksanakan berbagai pelayanan dan fungsi pelayanan yang dibuat oleh sarana pelayanan kesehatan berdasarkan standar profesi.
2. Melakukan praktik kedokteran sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional –
Dokter diberi hak untuk menolak permintaan pasien atau keluarganya yang dianggap melanggar standar profesi dan atau spo
3. Memperoleh informasi yang jujur dan lengkap dari pasien atau keluarganya –
Informasi pendukung yang berkaitan dengan identitas dan faktor kontribusi yang berpengaruh terhadap terjadinya penyakit dan penyembuhan penyakit
4. Menerima imbalan jasa Hak yang timbul akibat hubungan dokter dengan pasien yang pemenuhannya merupakan kewajiban pasien
Hak dokter yang berasal dari hak azasi manusia
•
Hak atas privasinya
•
Hak untuk diperlakukan secara layak
•
Hak untuk beristirahat
•
Hak untuk secara bebas memilih pekerjaan
•
Hak untuk terbebas dari ancaman kekerasan
Kewajiban dokter 1. Memberi pelayanan medis sesuai standar profesi, spo serta kebutuhan pasien –
Standar pelayanan ( pasal 44, UUPK 29/2004) •
Ayat 1 : pedoman yang harus diikuti oleh dr/drg dalam menyelenggarakan praktik kedokterna
•
Ayat 2 : dibedakan menurut jenis dan strata pelayanan kesehatan
2. Merujuk pasien ke dr /drg lain yang mempunyai keahlian/kemampuan yang lebih baik apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan •
Dpt dilaksanakan apabila keadaan pasien memang dapat bergerak atau dapat dibawa untuk dipindahkan dalam keadaan stabil dan layak
•
Kewajiban merujuk dapat disimpangi bila Pasien menolak dirujuk meskipun telah dijelaskan manfaatnya Bila tidak ada dokter dengan keahlian yang dibutuhkan didaerah tersebut ( yang terjangkau )
3. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia a. Merahasiakan keadaan pasien diwajibkan dalam sumpah dokter, kode etik dr/drg dan perundangan b. Sebagian ini mengatakan absolut c. Sebagian mengatakan relatif Dibuka untuk kepentingan kesehatan pasien Memenuhi permintaan aparatur penegak hukum Permintaan pasien sendiri Ketentuan perundangan 4. Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya 5. Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi
6. Kewajiban lain diatur dalam sumpah dokter dan kode etik kedokteran
3.1.seorang dokter harus memahami kemampuan dan keterbatasan diri untuk menghindarkan diri dari hal yang tidak diinginkan. Untuk itu seorang dokter harus mengikuti perkembangan ilmu kedokteran dengan cara: •
Menerapkan untuk belajar sepanjang hayat
•
Menumbuhkan sikap kritis dalam memahami ilmu
•
Membaca dan menyikapi sebuah literatur ataupun jurnal
•
Menambah kinerja dalam pelayanan lesehatan masyarakat
•
Menumbuhkan sikap mawas diri
•
Menambah skill lab
3.2.untuk memberikan pelayanan kesehatan yg kompeten sesuai dengan kode etik dokter indonesia (pasal 7). Seorang dokter haruslah: •
Berhati-hati dalam menerapkan setiap metode pengobatan terbaru (pasal 6)
•
Mengingatkan teman sejawat yg diketahui memiliki kekurangan kompetensi dalam menangani pasien
•
Memberi pertolongan sesuai dengan kemampuan
•
Dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran serta menjaga etika
Secara umum, kompetensi sendiri dapat dipahami sebagai sebuah kombinasi antara ketrampilan (skill), atribut personal, dan pengetahuan (knowledge) yang tercermin melalui perilaku kinerja (job behavior) yang dapat diamati, diukur dan dievaluasi. Yang dimaksud dengan kompetensi adalah : seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu. Kompetensi profesional didapatkan melalui pendidikan, pelatihan dan pemagangan dalam periode yang lama dan cukup sulit, pembelajarannya dirancang cermat dan dilaksanakan secara ketat, dan diakhiri dengan ujian
sertifikasi (Keputusan Mendiknas Nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi).
Standar Kompetensi Standar Kompetensi adalah pernyataan yang menguraikan keterampilan dan pengetahuan yang harus dilakukan saat bekerja serta penerapannya, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh tempat kerja (industri).
Dimensi Kompetensi 1. Mampu melakukan tugas per tugas (task skills). 2. Mampu mengelola sejumlah tugas yang berbeda dalam melaksanakan pekerjaan (task management skills). 3. Mampu menanggapi kelainan dan kerusakan dalam pekerjaan sehari-hari (contingency management skills).. 4. Mampu mengahadapi tanggung jawab dan harapan dari lingkungan kerja termasuk bekerjasama dengan orang lain (Job role Environment Skills). 5. Mampu mentransfer kompetensi yang dimiliki dalam setiap situasi yang berbeda /situasi yang baru/ tempat kerja yang baru (transfer skills/adaptation skills). Tujuan dan Manfaat Standar Kompetensi 1. Dasar pemberian rekomendasi kewenangan pelayanan bagi tenaga kesehatan. 2. Dasar pelaksanaan uji kompetensi tenaga kesehatan. 3. Jembatan kesenjangan antara kurikulum pendidikan dengan implementasi kewenangan bagi tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan. 4. Pedoman CPD (Continuing Profesional Development) bagi organisasi profesi. 5. Sebagai salah satu alat untuk skrining tenaga kesehatan asing yang akan beri pelayanan kesehatan
Standar Kompetensi Analis Kesehatan 1. Ilmu pengetahuan yang melatarbelakangi dan berkaitan dengan fungsinya di laboratorium kesehatan 2. Kemampuan untuk merancang proses teknik operasional o
Dapat merancang alur kerja pengujian/pemeriksaan mulai tahap pra analitik, analitik, sampai dengan paska analitik.
o
Membuat SOP, Manual Mutu, indikator kinerja dan proses analisis yang akan digunakan.
3. Kemampuan melaksanakan proses teknik operasional. o
Melakukan pengambilan spesimen :pengetahuan persiapan pasien
o
Penilaian terhadap spesimen (memenuhi syarat atau tidak).
o
Pelabelan, pengawetan, fiksasi, pemrosesan, penyimpanan, pengiriman
o
Dapat melakukan pemilihan alat, alat bantu, metode, reagent untuk pemeriksaan atau analisa tertentu.
o
Dapat mengerjakan prosedur laboratorium
o
Dapat memahami cara kerja dan menggunakan peralatan dalam proses teknis operasional
o
Mengetahui cara-cara kalibrasi dan cara menguji kelaikan alat
o
Dapat memelihara alat dan menjaga kinerja alat tetap baik
4. Kemampuan untuk memberikan penilaian (judgement) hasil proses teknik operasioanl. o
Mampu menilai layak dan tidak hasil pemeriksaan, pemantapan mutu yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan proses selanjutnya
o
Mampu menilai proses pemeriksaan atau rangkaian pemeriksaan. Diterima tidaknya suatu hasil atau rangkaian hasil pemeriksaan
5. Kemampuan komunikasi dengan pelanggan atau pemakai jasa, seperti pasien, klinisi, mitra kerja, dll. 6. Mampu mendeteksi secara dini : o
munculnya penyimpangan dalam proses operasional
o
terjadinya kerusakan media, reagent alat yang digunakan atau lingkungan pemeriksaan
o
mampu menilai validitas (kesahihan) suatu hasil pemeriksaan atau rangkaian hasil pemeriksaan
7. Kemampuan untuk melakukan koreksi atau penyesaian terhadap masalah teknis operasional yang muncul. 8. Kemampuan menjaga keselamatan kerja dan lingkungan kerja 9. Kemampuan administras
3.3.dokter harus memahami dirinya dan berusaha menutupi kekurangan dalam pengetahuan dengan cara: •
Senantiasa belajar dan membaca perkembangan medis
•
Meningkatakan kinerja sesuai kemampuan
•
Mawas diri
•
Bekerja sama dengan tenaga medis lain untuk meningkatkan pelayanan
•
Skill lab yang terus ditingkatkan
•
Menanggapi literature dan jurnal untuk melatih critical thinking