HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN Lin/IA FAKTOR DENGAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA MINANG
Oleh:
RAHMI JUMAERA NIM. 103070029157
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satL1 persyaratan memperoleh gelar Sarjana Psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1428H I 2007 M
HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN LIMA FAKTOR DENGAN MOTIVASI BERWIRAUS.lllHA PADA MAHASISWA MINANG Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gehu Kesarjanaan Psikologi
Oleh RAHMI JUMAERA
NIM.103070029157
Di bawah Bimbingan, Pembimbing I
PEimbimbing II
\
~ D • S. Sulisti 0110 M.Si NIP. 131 472 258
Yunita Faela Nisa, M.Psi., Psi NIP. 150 368 748
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI {UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKART,A. 1428H / 2007 M
PENGESAHAN PANITIA UJl.AN Skripsi yang berjudul Hubungan Tipe Kepribadian Lima Faktor dengan Motivasi Berwirausaha Pada Mahasiswa Minang telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 29 November 2007. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Psikologi.
Jakarta, 29 November 2007
Sidang Munaqasyah
Sekretaris Merangkap Anggota
Ora. Zahrotun Ni NIP. 1502387i'3
Anggota:
Penguji I
Penguji II
I,fll·t,/'~ . Neneng Tati Sumi ti. M.Si., Psi NIP.150300679
Pembimbing I
Dr . S. Sulisti ono M.Si NIP. 131472258
Pembimbing II
Yunita Faela Nisa, M.Psi. Psi. NIP. 150~168748
7.(arya secferliana ini k,upersem6alik,an teruntuR..::
}lyafi, <Bunda d,}lcfik:;acfik,k,u tercinta se6agai inspirasi ter6esarl~J.l yang se{alu mem6erikg.n cfuk,ungan aan iringan cfo 'a atas setiap {c.mgkg.li k,u, cfengan segenap kgsa6aran mem6esark,an, mencficfik,serta menaengarkg.n setiap kg{ufiank,u cfan setiap saat sela{u acfa untuk,k,u.
''Sesunggufinyafl_((afi tiaak.,ak.gn meru6ali suatu k.gum seliingga merek.g mengu6ali k§aaaan yang aaa paaa cfiri merek.g sencfiri" (({}. fl_r-IJ(a 'ad': 11)
"'Tak.,per(u sesuatu yang 6esar untuk.,mengu6ali aunia k.grena sesuatu yang 6esar 6erawa( aari fia(yang k§ci[ aan seaerfiana, o(eft k.,arena itu tak.,ut ak.gn k§gagafan seliarusnya tiaak.,menjacfi afasan untuk.,tiaak.,menco6a sesuatu k.grena yang terpenting aari liiaup 6uk.gnfafi k§menangan tetapi 6agaimana 6ertancfing aengan 6aiR.,,"
ABSTRAK (A) (B) (C) (D) (E) (F)
Fakultas Psikologi November 2007 RAHMI JUMAERA Hubungan Tipe Kepribadian Lima Faktor dengan Motivasi Berwirausaha pada Mahasiswa Minang xvi + 136 halaman (termasuk lampiran) Tipe kepribadian lima faktor atau yang sering disebut dengan akronim OCEAN merupakan struktur kepribadian yang terkait trait. Kepribadian lima faktor ini adalah lima komponen dominan dalam kepribadian wirausahawan, setiap orang pasti memiliki setiap unsur dalam yang ada dalam OCEAN tersebut dengan kadar yang bervariasi. Kelima komponen tersebut terdiri dari keterbukaan seseorang terhadap pengalaman hidup (Openness to experience), keterbukaan hati dan telinga (Conscientiousness), keterbukaan diri terhadap orang lain (Exstrovertness), keterbukaan terhadap kesepakatan-kesepakatan (Agreeableness) dan keterbukaan terhadap tekanan-tekanan (Neuroticism). Motivasi berwirausaha adalah dorongan yang menyebabkan seseorang ingin selalu berbuat lebih baik dan terus maju, serta memiliki tujuan yang realistis dengan mengambil resiko yang benarbenar telah diperhitungkan. Jika seseorang memiliki motivasi berwirausaha yang tinggi maka motivasinya tersebut berkaitan dengan interaksi dari setiap komponen dari tipe kepribadian lima faktor yang ada dalam dirinya. Penelitian ini bertujuan untuk rnencari hubungan antara tipe kepribadian lima faktor dengan motivasi berwirausaha pada mahasiswa perantauan yang berasal dari suku Minang. Penelitian ini menggunakan pendekatan l
Hasil analisis data dengan tel
=
bahwa tidak ada korelasi antara tipe kepribadian 'iima faktor dengan motivasi berwirausaha pada mahasiswa Minang. Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar dapat melengkapi pendekatan kuantitatif dengan pendekatan kualitatif supaya diperoleh hasil yang lebih komprehensif. (G)
Bahan bacaan 43 (1978-2007)
KATA PENGANT AR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kapada llahi Rabbi yang telah menganugerahkan rahmatnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada baginda RAsulullah SAW beserta keluarga, para sahabat dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagi pihak, oleh karena itu penulis ucapkan rasa terimakasih tak terhingga kepada: 1. lbu Ora. Hj Netty Hartati, M.Si selaku dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya yang telah banyak memberikan pengarahan dan perhatiannya selama menjalani proses perkuliahan. 2. Bapak Ors. S. Sulistiyono, M. Si sebagai pembimbin(J I dan lbu Yunita Faela Nisa, M. Si sebagai pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan saran dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini. 3. lbu Ora. Zahrotun Nihayah, M. Si dan lbu Natris, M. Si selaku pembimbing seminar yang tak pernah bosan memberikan saran dan kritik yang membangun selama proses bimbingan seminar. 4. Bapak Miftahuddin, M. Si, pembimbing akademik yang tak pernah bosan memberikan motivasi dan saran bagi penulis. 5. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Adrimas Sjamsu dan lbunda Yusri AS. lnspirator terbesar yang selalu memberikan dukungan dan iringan do'a atas setiap langkah penulis. Tak lupa kedua adik-adik penulis Yulina Oepita dan Susi Nova Yanti, pautan kasih yang tak p1arnah bosan mendengarkan keluhan dan tak hentinya memberikan semangat pada penulis. 6. Keluarga besar Syamsuddin-Rukayah dan Agus-Sauri alas setiap motivasi dan inspirasi yang telah mereka berikan dalam kehidupan penulis. 7. Uda Faizi El Abbasy, yang telah memberikan warna dalam kehidupan dan selalu meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untul< membantu penulis.
8. Segenap keluarga besar KMM (Keluarga Mahasiswa Minang) Koorkom Ciputat: Boy (selaku ketua KMM). Q-Liank (keluarga besar rental MyCom), uda Datuak, lnat, Vicy, lmron, Yone, Cipuik, Ayu, Ulya (pujangga). keluarga besar RD (Rumah Dakwah) dan anggota KMM lainnya yang tidal< dapat disebutkan satu-persatu yang telah meluangkan waktunya untuk membantu penulis. 9. Sahabat-sahabat terbaik yang selalu ada untuk membesarkan hati dan memotivasi penulis; Ayu, Fauzia, Cing, Mona. lja, Yuli dan Randi. 10. Teman-tern an di fakultas Psikologi angkatan 2003; lnong than k's berat buat kemurahan hatinya, lcha, Sun-sun, Enung, Ambar, anak-anak Garuda, anak-anak kosan. Chi-ul dan saudara-saudara kecilnya, Eti', seluruh teman-teman kelas D dan C atas persahabatan dan dukungan yang telah kalian berikan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan rnanfaat bagi penulis dan para pembaca.
Jaka1ia, 1 November 2007
Penulis
DAFTAR ISi Halaman Judul ........................................................................... . Ha la man Persetujuan.................................................................
ii
Halaman Pengesahan . ... .. ... .... .. .... ... ... ... ... ... .. ... ... .. .. .. ... .. ... .. .. ... .
iii
Persembahan..............................................................................
iv
Motto ...........................................................................................
v
Abstrak........................................................................................
vi
Kata Pengantar ...........................................................................
viii
Daftar lsi......................................................................................
x
Daftar Ta be I.................................................................................
xiii
Daftar Garn bar............................................................................
xv
Daftar Lampi ran..........................................................................
xvi
BAB ·1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian ............................... ............
1
1.2. ldentifikasi Masalah......................................... ............
7
1.3. Batasan dan Rumusan Masalah ..................................
8
1.3.1. Batasan Masalah..................................................
8
1.3.2. Rumusan Masalah ..............................................
10
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian .... ... ... . .... .. .... ... ... .. .. ... ...
10
1.4.1. Tujuan Penelitian..................................... ............
11
1.4.2. Manfaat Penelitian ... .... .. .. .. .. .... .. .. ...... .. .. . .. .. . .. .. .. .
11
1.5. Teknik Penulisan ..........................................................
11
1.6. Sistematika Penulisan ..................................................
12
BAB2
KAJIAN TEORI
2.1. Kepribadian Lima Faktor .............................................
14
2.1.1.
Definisi kepribadian .........................................
14
2.1.2.
Kepribadian lima faktor ....................................
19
2.2. Motivasi Berwirausaha ................................................
32
2.2.1.
Definisi motivasi ...............................................
32
2.2.2.
Definisi berwirausaha ......................................
34
2.2.3.
Motivasi berwirausaha .. ... ... ... ..... ..... .. ............ ..
37
2.2.4.
Sikap-sikap yang menghambat kewirausahaan
42
2.2.5.
Wirausaha dalam perspektif Islam...................
44
2.3. Mahasiswa Minang......................................................
49
2.3.1.
Definisi mahasiswa ..........................................
49
2.3.2.
Merantau................................ ..........................
50
2.4. Kerangka Berpikir........................................................
58
2.5. Hipotesis .....................................................................
62
BAB3
METODOLOGI PENELITIAN
3. 1. Pendekatan dan Desain Penelitian .............................
63
3. 1. 1.
Pendekatan dan metode penelitian .................
63
3. 1.2.
Definisi variabel dan operasional variabel........
64
3.2. Pengambilan Sampel ..................................................
66
3.2.1.
Populasi dan sampel .......................................
66
3.2.2.
Teknik pengambilan sampel ............................
67
3.3. Pengumpulan Data......................................................
67
3.3.1.
lnstrumen penelitian ........................................
67
3.3.2.
Teknik uji instrumen penelitian.........................
72
3.4. Uji lnstrumen Penelitian ..............................................
74
3.4.1.
3.4.2.
Hasil uji validitas skala tipe kepribadian lima faktor ........................................................
75
Hasil uji validitas skala motivasi berwirausaha
75
3.4.3.
Reliabilitas skala tipe kepribadian lirna faktor dan rnotivasi berwirausaha ... ... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .
76
3.5. Teknik Pengolahan dan Analisis Data..........................
77
3.6. Prosedur Penelitian .....................................................
79
BAB4
PRESENTASI DAN ANALISIS DATA
4.1. Garnbaran Urnurn Responden .....................................
82
4.2. Uji Persyaratan.............................................................
82
4.2.1.
Uji norrnalitas skala tipe kepribadian lirna faktor dan rnotivasi berwirausaha .. .... .. .. ... .. ... ..... .. .. .. .
4.2.2.
Hornogenitas skala tipe kepribadian lirna faktor dan rnotivasi berwirausaha ..............................
4.2.3.
82
85
ldentifikasi skor skala tipe kepribadian lirna faktor ........................................................
86
Uji hipotesis .....................................................
87
4.3. Hasil Utama Penelitian .................................... .............
92
4.2.4.
BAB5
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ..................................................... ............
93
5.2. Diskusi.............. ................................................ ............
93
5.3. Saran ...........................................................................
100
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................
103
LAMPI RAN
DAFT AR T ABEL
Tabel 2.1
Openness to experience (keterbukaan terhadap pengalaman hidup) ........................................................... 23
Tabel 2.2
Conscientiousness (Keterbukaan hati dan telinga) .......... 25
Tabel 2.3
Extrovertness (Keterbukaan diri terhadap orang lain) ....... 27
Tabel 2.4
Agreeableness (Keterbukaan terhadap kesepakatan) ................................................................... 28
Tabel 2.5
Neuroticism (Keterbukaan terhadap tekanan - tekanan) ........................................................... 30
Tabel 2.6
Motivasi berwirausaha di luar Indonesia .......................... 41
Tabel 3.1
Blue Print Skala Tipe Kepribadian Openness to Experience........................................................................ 68
Tabel 3.2
Blue Print Skala Tipe Kepribadian Consciousness ........... 69
Tabel 3.3
Blue Print Skala Tipe Kepribadian Extrovettness .............. 69
Tabel 3.4
Blue Print Skala Tipe Kepribadian Agreea/Jleness............ 70
Tabel 3.5
Blue Print Skala Tipe Kepribadian Neuroticism ................. 70
Tabel 3.6
Blue Print Skala Motivasi Berwirausaha ........................... 71
Tabel 3.7
Skor Untuk Pernyataan Positif Dan Negatif ...................... 72
Tabel 4.1
Klasifikasi Responden Berdasarkan Tipe Kepribadian Lima Faktor............................................................... ... ... .. 86
Table 4.2
Skor Motivasi Berwirausaha .. .. ...... .. .. .... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ... 88
Tabel 4.3
fo ....................................................................................... 89
Tabel 4.4
fh ....................................................................................... 90
Tabel 4.5
Tabel Kerja untuk Menghitung Chi-Square ....................... 90
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
llustrasi Kerangka Berpikir Dalam Bagan ........................ 61
Gambar 2
P-P Plot Tipe Kepribadian Lima Faktor ............................ 83
Gambar 3
P-P Plot Motivasi Berwirausaha.... .. ..... .. ..... ....... ...... .... .. .. 84
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Data Hasil tryout Skala Tipe Kepribadian Lima Faktor dan Skala Motivasi Berwirausaha
Lampiran 2
Uji Validitas Skala Tipe Kepribadian Lima Faktor dan Skala Motivasi Berwirausaha
Lampiran 3
Reliabilitas Skala Tipe Kepribadian Lima Faktor dan Skala Motivasi Berwirausaha
Lampiran 4
Data Hasil Penelitian Skala Kreativitas dan Skala Motivasi Berwirausaha
Lampiran 5
Hasil Uji Normalitas Skala Tipe Kepribadian Lima Faktor dan Motivasi Berwirausaha
Lampiran 6
Hasil Uji Homogenitas Skala Tipe Kepribaclian Lima Faktor dan Motivasi Berwirausaha
Lampiran 7
Hasil Klasifikasi Perolehan Nilai Dari Tipe Kepribadian Lima Faktor dan Motivasi Berwirausaha
Lampiran 8
Tabel Nilai Z-Score
Lampiran 9 Tabel Nilai T-Score Lampiran 10 Tabel Klasifikasi Kecenderungan Tipe Kepribadian
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian Merantau sudah merupakan kelaziman bagi para pemuda Minang. Budaya merantau bagi mereka sudah ditanamkan semenjak kecil'. Hal ini terlihat dari pola pendidikan anak-anak Minang semenjak zaman dahulu di mana anak lelaki saat mencapai usia sekolah sudah tidak tinggal atau tidur di rumah orang tuanya lagi. Mereka tidur dan belajar agama di surau-surau di bawah pengawasan seorang ustadz di kampung tersebut. Saat memasuki usia remaja atau mencapai tahap baligh mereka berada di bawah pengawasan mamak (saudara laki-laki ibu) untuk dididik tentang adat istiadat dan pergi
merantau untuk belajar berdagang serta mencari penghiclupan. Merantau pada zaman dahulu hanya terbatas bagi para pemuda atau kaum laki-laki saja.
Dewasa ini merantau tak hanya dilakukan oleh pemuda saja namun kaum perempuan tak mau ketinggalan. Merantau tidak lagi sebatas mencari penghidupan atau belajar berdagang, namun merantau yang dilakukan oleh
2
para pemuda-pemudi Minang bertujuan untuk menimba ilmu atau melanjutkan pendidikan di berbagai universitas yang ada di berbagai daerah. Perubahan waktu, perbedaan kultur dan pergeseran budaya yang ada di daerah baru (perantauan), membuat mahasiswa perantau harus berusaha melakukan berbagai penyesuaian. Tidak semua mahasiswa perantau berasal dari kelas sosial ekonomi yang kuat. Sehingga gejolak perubahan situasi ekonomi yang ada di daerah perantauan sangat terasa bagi mereka yang berada jauh dari orang tua dan kampung halamannya. D•engan status mereka sebagai mahasiswa mereka juga dituntut untuk lebih mandiri.
Ada semacam norma dalam diri mereka yang mendoron!l mereka untuk terlepas secara finansial dari bantuan orang tua atau tidak lagi menjadi beban orang tuanya. Untuk itu mereka sebagai seorang mahasiswa harus jeli melihat segala kesempatan dan kemungkinan yang ada di sekitar mereka. Berwirausaha saat ini menjadi salah satu pilihan bagi para mahasiswa perantauan. Dari sekian banyak mahasiswa yang terjun rnenjadi wirausahawan muda, sebagian besar merupakan mahasiswa perantauan yang berasal dari suku Minang dengan persentase 64% dari keseluruhan mahasiswa yang bergelut dalam dunia usaha. Tingginya minat para mahasiswa perantauan tersebut untuk berwirausaha terlihat dari penelitian awal yang peneliti lakukan pada salah satu komunitas mahasiswa perantau yang ada di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yakni
3
komunitas mahasiswa Minang. Dari tahun ke tahun terlihat perubahan orientasi para mahasiswa tersebut.
Bila dilihat sejak didirikannya komunitas Keluarga Mahasiswa Minang (KMM) yakni pada tanggal 4 April 1971, tampak perubahan kece>nderungan pada mahasiswa perantauan yang tergabung dalam KMM tersebut. Pada periode awal berdirinya KMM Ciputat yang sebahagian besar an~1gotanya merupakan mahasiswa IAIN Syarif Hidayatullah ini hanya datang ke .Jakarta sebatas menuntut ilmu. Namun setelah tujuh tahun terakhir (periode 2000-2007) mahasiswa yang tergabung dalam KMM tersebut sudah mulai melirik bidang usaha atau berwirausaha. Dari 30 orang mahasiswa periode 2006-2007 yang diwawancarai, sebanyak 25 responden memiliki motivasi yang tinggi untuk berwirausaha dan beberapa di antara mereka ada yang telah berwirausaha dan terjun langsung sebagai pewirausaha mengelola bisnis, mulai dari usaha dengan modal kecil sampai usaha yang bermodalkan puluhan juta.
Penelitian yang sama juga dilakukan oleh beberapa mahasiswa Universitas Bina Nusantara (BiNus). Dalam sebuah survey yang dilakukan oleh Center
for Entrepreneurship (CfE) pada mahasiswa Universitas Bina Nusantara pada akhir Oktober 2005, terungkap bahwa ternyata sekitar 83% mahasiswa BiNus memiliki minat yang tinggi untuk menjadi entrepreneur, si>dangkan sisanya dapat disimpulkan memilih sebagai kaum profesional (pekerja). Dari
4
penelitian ini dapat diketahui bahwa minat untuk berwirausaha dikalangan mahasiswa tidak terbatas pada kalangan tertentu saja (Tjendera, 2006).
Beberapa penelitian tersebut membuktikan stereotip yan9 sejak dahulu sudah tertanam dalam masyarakat bahwa hanya orang-orang dari keturunan Tiongkok, Yahudi, Cina dan suku bangsa Melayu yang cocok menjadi pedagang dan untuk menjadi enterpreneur harus
memili~:i
modal yang besar,
koneksi dan sebagainya. Namun dari kecenderungan yang terlihat di kalangan mahasiswa sekarang stereotip tersebut jelas ticlak terbukti. Saat ini bayak bermunculan wirausahawan muda dari kalangan mahasiswa yang lahir dari berbagai latar belakang keluarga, suku dan budaya. Mereka sukses memulai bisnis dari kondisi apa adanya dan dan tanpa modal besar, seperti yang terlihat dikalangan enterpreneur- enterpreneurmuda di lingkungan UIN sekarang.
Bila ditelusuri lebih lanjut, di tanah kelahiran masing-masing ternyata mereka tidak menjadi pedagang seperti yang diramalkan. Mereka menjadi enterpreneur setelah berinteraksi dengan lingkungan dimana mereka merantau. Tipe kepribadian lima faktor yang mereka
mili~;i
berinteraksi
dengan lingkungan, menghasilkan solusi dan menjadi tenaga pendorong untuk melakukan sesuatu bahkan pilihan hidup untuk berwirausaha (Kasali, 2007). Hal ini menunjukkan bahwa tipe kepribadian lima faktor memiliki
5
pengaruh yang besar dalam motivasi berwirausaha pada seseorang khususnya mahasiswa perantauan.
Pilihan untuk mulai menekuni dunia wirausaha merupakan upaya untuk menjawab tantangan perubahan zaman yang serba cepat. Karena di Indonesia menurut data dari Mennegkop dan UKM (Dprin, 2007), menunjukkan bahwa pada tahun 2000 ada sekitar 38,99 juta usaha kecil atau sekitar 99.85% dari perusahaan di Indonesia yang menyerap 66 juta tenaga kerja atau sekitar 99.44% dari jumlah kesempatan kerja. Adapun sumbangan usaha kecil Indonesia terhadap PDB nasional hampir sarna dengan Amerika Serikat yaitu sekitar 40% (Awai, 2006). Dengan melihat data-data tersebut, maka sangat layak jika bidang kewirausahaan adalah bidang yang perlu mendapat perhatian semua pihak untuk dikembangkan.
Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa saat ini setiap pribadi bahkan mahasiswa yang telah mengenyam pendidikan yang lebih baik pun setiap saat akan berhadapan dengan bermacam - macam tantangan, baik dalam bidang sosial ekonomi, kesehatan, politik maupun dalam bidang budaya. Kemajuan teknologi yang meningkat di satu pihak dan ledakan penduduk disertai berkurangnya persediaan sumber-sumber alami di lain pihak, semua itu menuntut adaptasi dan kemampuan untuk mencari pemecahan yang tepat. Sebagai mahasiswa sekaligus seorang entrepreneur agar dapat
6
menghasilkan suatu pemecahan yang tepat diperlukan pengenalan potensi dan belajar mengembangkan potensi yang dimiliki sehin£1ga mampu menangkap peluang dan mengorganisir usaha dalam mewujudkan cita-cita. Pada dasarnya manusia sejak dilahirkan ke dunia ini telah dibekali sikap dan jiwa kewirausahaan. Seseorang tidak akan pernah tahu potensi kewiraan yang ada pada dirinya sebelum ia terjun langsung dalam suatu usaha. Saat ia mulai mengetahui potensi yang ia miliki, pada saat itulah ia belajar keras untuk memotivasi dirinya.
Dari penelitian lapangan yang dilakukan oleh Costa dan IV1cCrae (Ambadar,
2006) selama 10 tahun diketahui bahwa setiap dimensi dalam The Big Five Personality atau Kepribadian Lima Faktor yang disingkat OCEAN memiliki
hubungan yang sangat erat dengan kesuksesan bidang usaha atau kerja yang membutuhkan interaksi sosial. Dengan kata lain kei>esuaian kepribadian dan tuntutan tugas akan mendorong seseora.ng untuk lebih produktif.
Sebagai unsur yang dibawa sejak lahir, setiap tipe dari kHpribadian lima faktor berperan penting dalam memacu dan memotivasi seseorang untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Pribadi dengan kadar tipe kepribadian lima faktor yang tinggi cenderung menciptakan perubahan pada apa yang ia kerjakan, berani menghadapi segala resiko dan perubahan yang terjadi
7
disekelilingnya, bekerja secara sistematis dan disiplin serta mampu mengendalikan suasana. Hal-hal inilah yang menjadi syarat mutlak yang harus dimiliki seseorang yang akan berkecimpung dalam dunia usaha terutama bagi para mahasiswa perantauan. Karena oran9 dengan kepribadian lima faktor rendah akan cenderung sulit untuk memulai sesuatu (Kasali, 2007)
Untuk masuk dalam dunia usaha dibutuhkan
orang-oran~1
yang tanggap
dengan situasi dan kondisi yang ada di sel
1.2. ldentifikasi Masalah
Dari latar belakang permasalahan yang peneliti jadikan objek penelitian, ada beberapa aspek yang dapat diidentifikasi sebagai beril
8
1.
Apa yang melatar belakangi mahasiswa perantauan untuk berwirausaha ?
2.
Apakah mahasiswa Minang memiliki motivasi untuk berwirausaha?
3.
Tipe kepribadian apa saja yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan?
4.
Tipe kepribadian mana yang lebih dominan dimilki oleh mahasiswa Mlnang?
5.
Apakah ada hubungan antara tipe kepribadian lima faktor dengan motivasi berwirausaha pada mahasiswa Minang?
1.3. Batasan dan Rumusan Masalah 1.3.1. Batasan masalah Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang berkaitan dengan judul penelitian di atas dibatasi sebagai berikut: a. Motivasi berwirausaha Mc Clelland (dalam Nugroho 2006:13) mengajukan konsep motivasi untuk memberikan gambaran mengenai kewirausahaan yang diartikan sebagai dorongan yang menyebabkan seseorang ingin selalu berlouat lebih baik dan terus maju, dan memiliki tujuan yang realistis dengan rneingambil resiko yang benar-benar telah diperhitungkan. Menurut Yuyun Wirasasmita (dalam Suryana, 2003) motivasi berwirausaha seseorang dilandasi oleh beberapa
9
alasan yakni: 1) Alasan keuangan (peluang untuk memperoleh manfaat secara finansial). 2) Alasan sosial. 3) Alasan pelayanan (peluang untuk berkontribusi kepada masyarakat). 4) Alasan pemenuhan diri (peluang untuk memperoleh kontrol atas kemampuan diri dan memanfaatkan potensi yang dimiliki).
b. Kepribadian lima faktor Kepribadian lima faktor adalah konsep kepribadian yang di pelopori oleh Costa dan Mccrae yang menjelaskan tentang lima komponen dominan dalam kepribadian wirausahawan yang disebut dengan "the big five". Kelima komponen hasil kajian Costa & McCrae (1997) ini lebih dikenal dengan akronim OCEAN. Menurut Kasali (2007:66) setiap orang pasti memiliki setiap unsur dalam OCEAN tersebut namun besar atau kadarnya bisa bervariasi. Ada yang mempunyai kadar yang tinggi, ada yang sedang saja dan ada yang rendah. Karena kelima komponen ini bukan biological, melainkan behavioral, maka ia pun dapat ditumbuhkembangkan, dibentuk atau dibiarkan layu dan terkubur.
OCEAN (Costa & McCrae, 1997) adalah akronim dari
se!~ala
jenis
keterbukaan. Masing-masing unsur OCEAN tersebut antara lain: Openness to experience (keterbukaan terhadap pengalaman hidup), Conscientiousness
(keterbukaan hati dan telinga), Extrovertness (keterbukaan diri terhadap
10
orang lain), Agreeableness (keterbukaan terhadap kesepakatan), Neuroticism (keterbukaan terhadap tekanan-tekanan).
c. Mahasiswa Minang Merantau seperti yang dilakukan oleh mahasiswa Minan£1 yang ada di UIN Syarif Hidayatulah Jakarta dapat dilihat sebagai proses rnenuju kedewasaan dan merupakan bentuk kewajiban sosial yang dipikulkan ke bahu laki-laki untuk meninggalkan kampung halaman mencari harta kekayaan atau menuntut ilmu pengetahuan agar bisa dengan lebih baik menjalani hidup. Aktivitas merantau disini adalah aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa Sumatera Barat atau Minang. Jadi mahasiswa Minang adlalah mahasiswa yang melakukan aktivitas merantau kedaerah lain untuk tujuan menuntut ilmu.
1.3.2. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan dan identifikasi masalah, maka masalah dalam penelitian dapat di rumuskan sebagai berikut: Apakah ada korelasi yang signifikan antara tipe kepribadian lima faktor dengan motivasi berwirausaha pada mahasiswa Minang?
11
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1. Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan apakah ada hubungan yang signifikan antara tipe kepribadian lima faktor dengan motivasi berwirausaha pada mahasiswa Minang.
1.4.2. Manfaat penelitian
Manfaat penelitian ini adalah: 1.
Manfaat teoritis. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi khazanah pengetahuan serta pengembangan teori-teori psikologi terutama yang berkaitan dengan kepribadian lima faktor dan motivasi berwirausaha.
2.
Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan sedikit banyaknya dapat memberikan informasi dan gambaran tentang kompleksitas masalah yang dihadapi mahasiswa perantau sehingga dapat dijadikan masukan dalam pengambilan kebijaksanaan baik dalam instansi pendidikan, ekonomi, keagamaan dan lain-lain. Terutama bagi fakultas psikologi agar dapat mengembangkan
12
wacana dan kajian tentang kewirausahaan bagi para rnahasiswa, sehingga rnahasiswa fakultas psikologi UIN Syarif Hidayatullah dapat rneningkatkan sumberdaya dan potensinya agar tidak lagi hanya berorientasi untuk menjadi seorang pekerja atau karyawan semata
1.5. Teknik Penulisan
Teknik penulisan dalam penelitian ini berpedoman pada APA (American
Psychology Association) Style.
1.6. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penulisan, maka dalam penulisan proposal penelitian ini disusun menjadi beberapa bab, yang terangkum sebagai berikut: Bab I
Pendahuluan Meliputi latar belakang masalah, pernbatasan dan perurnusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, se1rta sistematika penulisan.
13
Bab II
Kajian Teori Meliputi teori teori yang berhubungan dengan kepribadian lima faktor, motivasi berwira usaha, mahasiswa, merantau, berwirausaha dalam Islam, kerangka berfikir, dan hipotesis penelitian.
Bab Ill
Metodologi Penelitian Meliputi pendekatan dan metodologi penelitian, populasi dan sampel, karakteristik sampel, instrumen pengumpulan data, uji instrumen penelitian, teknik pengolahan data serta prosedur penelitian.
Bab IV
Presentasi dan Analisis Data Meliputi gambaran umum responden, uji persyaratan dan hasil utama penelitian.
BabV
Kesimpulan, Diskusi dan Saran Berisi simpulan, diskusi dan saran dari pern>litian yang telah dilakukan.
BAB 2 KAJIAN TEORI
2.1
Kepribadian Lima Faktor
2.1.1
Definisi kepribadian
Selain merupakan makhluk biologis yang sama dengan rnakhluk hidup lainnya manusia juga merupakan makhluk yang mempunyai sifat-sifat tersendiri yang berbeda dari segala makhluk dunia lainnya. Manusia tidak semata-mata tunduk pada kodratnya dan secara pasif menerima keadaannya, tetapi la selalu secara sadar dan aktif menjadikan dirinya sesuatu. Pengalaman-pengalaman masa lalu dan aspirasi-aspirasinya untuk masa-masa yang akan datang menentukan tingkah lal
Studi tentang kepribadian merupakan pokok pembicaraan yang sangat luas. Banyak psikolog telah memberikan perhatiannya dalam hal ini. Tak sedikit pula para pakar baik dari bidang psikologi sendiri maupun dari berbagai latar belakang ilmu yang berbeda mencoba memberikan definisi atas kepribadian
15
dari berbagai sudut pandang, sehingga lahirlah beragam definisi mengenai kepribadian, di antaranya yaitu:
Bruno (1989:218) mendefinisikan kepribadian (personality) sebagai "konsep yang menyeluruh, meliputi beberapa pengertian. Pertama, merupakan karakter seseorang yaitu serangkaian ciri perilaku yang biasanya dikaitkan dengan individu tertentu. Kedua, kepribadian dapat diartikan sebagai diri yang sadar, atau ego. Ketiga, sebagai topeng sosial seseorang. Keempat, kesan menyeluruh tentang diri seseorang, yang dilihat oleh orang lain.
Allport (dalam Sarwono, 2000) memberikan definisi kepribadian sebagai berikut: "Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu yang terdiri dari sistem-sistem psiko-fisik yang menentukan cara penyesuaian diri yang unik (khusus) dari individu tersebut terhadap lingkungannya." Dari definisi yang diberikan oleh Allport tersebut terlihat bahwa ia berupaya mensintesiskan atau melibatkan pandangan kontinental clan pandangan Anglo-Amerika. Segi dalam maupun segi luar kepribadian telah dimasukkan ke dalam definisi tersebut. Sistem jiwa raga menurutnya merupakan bagian dalam dari kepribadian sedangkan penyesuaian diri merupakan segi luar dari kepribadian. Ahmadi (2005:156) mencoba menganalisis definisi tersebut, sehingga kepribadian menurutnya adalah:
16
a.
Merupakan suatu organisasi dinamis, yaitu suatu kebulatan atau suatu keutuhan. Organisasi atau sistem yang mengikat clan mengaitkan berbagai macam aspek atau komponen kepribadian. Organisasi tersebut dalam keadaan berproses, selalu mengalami perubahan dan perkembangan. Sebagai contoh, kepribadian si A, walaupun 10 tahun yang lalu dan 10 tahun mendatang tetap si A. Akan tetapi si A sekarang akan berbeda dengan si A 10 tahun yan1~ lalu dan akan berbeda pula dengan si A pada waktu 10 tahun yang akan datang. Si A tetap menunjukkan ciri kepribadiannya sebagai suatu organisasi, tetapi ciri-ciri tersebut mengalami perubahan karena bersifat dinamis.
b.
Organisasi itu terdiri atas sistem-sistem pshychophysical atau jiwa raga. Term ini menunjukkan bahwa kepribadian itu tidak hanya terdiri atas mental, rohani, jiwa, atau hanya jasmani saja, tetapi organisasi itu mencakup semua kegiatan badan dan mental yanig menyatu ke dalam kesatuan pribadi yang berbeda dalam individu.
c.
Organisasi itu menentukan penyesuaian dirinya. A.rtinya menunjukkan bahwa kepribadian dibentuk oleh kecenderungan yang berperan secara aktif dalam menentukan tingkah laku individu yang berhubungan dengan dirinya sendiri dan dengan lingkungan
17
masyarakat. Kepribadian adalah sesuatu yang terletak di belakang perbuatan khas yang berbeda pada individu.
d.
Penyesuaian diri dalam hubungan dengan lingkungan itu bersifat unik, khas, atau khusus, yakni mempunyai ciri-ciri tersendiri dan tidak ada yang menyamainya. Tiap penyesuaian kepribadian tidak ada yang sama dan karena itu berbeda dengan penyesuaian kepribadian yang lain, walaupun seandainya dua kepribadian anak lkembar berasal dari satu telur. Tiap-tiap penyesuaian terarah pada diri sendiri, lingkungan masyarakat, ataupun kebudayaan.
Organisasi sistem jiwa raga merupakan komponen atau aspek struktur dalam dari kepribadian. Sedangkan penyesuaian diri merupakan struktur luar dari kepribadian yang lebih bersifat dinamis dalam menghadapi berbagai situasi, kondisi, dan perubahan lingkungan. Tidak ada lingkungan yang mempunyai efektifitas pengaruh yang sama terhadap dua orang atau lebih. Tiap individu akan memberikan makna atau penghayatan yang berbecla terhadap lingkungannya. Selain ada perbedaan faktor lingkungan juga ada perbedaan faktor pembawaan.
18
Dari beberapa pengertian di atas, dapat diperoleh pengertian sebagai berikut: a. Kepribadian rnerupakan organisasi dinarnis, terdiri dari sejurnlah aspek atau unsur-unsur yang terus turnbuh dan berkernbang.
b. Aspek-aspek dalarn kepribadian tersebut rnerupal
c. Sernua aspek kepribadian rnerupakan suatu sistern (totalitas) dalarn rnenentukan cara yang khas dalarn penyesuaian cliri terhadap lingkungan. Hal ini rnenunjukkan bahwa setiap orang rnerniliki cara yang khas dalarn rnenarnpilkan diri di tengah lingkungannya.
Dapat dikatakan bahwa kepribadian itu rnencakup sernua aktualisasi dari penarnpilan yang selalu tarnpak pada diri seseorang, mewpakan bagian yang khas atau ciri dari seseorang. Misalnya ada orang yang mernilil
19
dan sebagainya. Pola-pola sifat dan kebiasaan seperti yang telah disebutkan di atas merupakan contoh pola atau bentuk kepribadian seseorang.
2.1.2 Kepribadian lima faktor
Kepribadian lima faktor merupakan bentuk tingkatan dari struktur kepribadian yang terkait trait. Trait kepribadian didefinisikan sebagai suatu pola tingkah laku yang relatif menetap secara terus menerus dan konsekuen yang diungkapkan dalam satu deret keadaan. Trait menggambarkan kondisi relatif menetap yang membedakannya dari suasana hati yang lebih bersifat sementara (Costa, 1994).
Kepribadian dapat saja terbentuk dari sesuatu yang diturunkan secara genetik dan setiap orang pada dasarnya merupakan kornbinasi dari beberapa unsur bawaan. Beberapa orang ahli telah menemukan lirna komponen dominan dalam kepribadian wirausahawan yang disebut dengan "the big
five". Kelima komponen hasil kajian Costa & Mccrae
(19!~7)
ini lebih dikenal
dengan akronim OCEAN.
Menurut Kasali (2007:66), setiap orang pasti memiliki setiap unsur dalam OCEAN tersebut namun besar atau kadarnya bisa bervariasi. Ada yang mempunyai kadar yang tinggi, ada yang sedang saja dan ada yang rendah.
20
Karena kelima komponen ini bukan biologikal, melainkan behavioral, maka ia pun dapat di tumbuh kembangkan, dibentuk atau dibiarkan layu dan terkubur. OCEAN adalah akronim dari segala jenis keterbukaan. Masing-masing unsur OCEAN tersebut antara lain: 1. Openness to experience (keterbukaan terhadap pen9alaman hidup). Keterbukaan pikiran, khususnya terhadap hal-hal baru, hal-hal yang dialami dan dilihat dengan mata sendiri. Tokoh-tokoh perubahan dalam panggung bisnis di Indonesia dan dunia adalah tokoh-tokoh yang pola perilakunya tidak dogmatis dalam berpikir, tetapi terbuka terhadap hal-hal baru, disiplin dalam menyelesaikan setiap proses, bukan penyendiri, terbuka terhadap kesepakatan, percaya terhadap orang lain, dan secara emosional mampu menghadapi segala tekanan dengan kepala dingin.
Keterbukaan terhadap pengalaman hidup ini sering juga disebut dengan keterbukaan pikiran. Tuhan memberi empat fungsi pada otak manusia, yaitu mengambil, menyimpan (merekam), memproses, dan mengeluarkan. Otak adalah mesin penggerak tubuh tapi yang paling penting dari hal tersebut adalah apakah ia dipakai unituk berpikir atau tidak. la tidak cukup untuk dipakai menjadi gudang saja, yaitu untuk menyimpan dan mengambil.
21
Banyak manusia yang membiarkan semua ini terjadi begitu saja. Otaknya hanya diisi pada saat ia muda, pada waktu mereka bersekolah, atau awalawal meniti karir. Semua disusun rapi di dalam otak, bagian yang bertentangan dengan pandangan yang paling awal ditanamkan akan ditolak. Orang yang larut dengan keindahan masa lalu, membuat ia tidak lagi mampu melihat kebenaran-kebenaran baru. Lama-lama pribadi seperti ini akan tertinggal jauh dari perkembangan jaman. Manusiamanusia yang tak mampu mengambil pelajaran dari perjalanan hidupnya tersebut cenderung mengurung diri dengan pikiran-pikirannya dan akan terperangkap selamanya di sana.
Keterbukaan itu adalah kelenturan terhadap informasi yang membuat seseorang menjadi tidak kaku terhadap apapun yang sudah diketahuinya. Semua itu tidak dianggap sebagai suatu kebenaran mutlak. Perjalanan hidup manusia, pada prinsipnya mirip dengan sebuah kegiatan eksplorasi. Sebagian manusia hanya senang menjelajahi jalan yang sudah dirintis oleh orang lain dan menyukai rutinitas. Sebab bagi mi:ireka kebenaran internal (internal validity) jauh lebih penting dari pada kebenaran eksternal
(external validity). Padahal eksplorasi kehidupan san~1at memungkinkan manusia untuk menjelajahi hal-hal baru.
22
Alex lnkeles dan David H. Smith 1974 (dalam Suryana, 2003) adalah salah satu di antara ahli yang mengemukakan tentang kualitas dan sikap orang modern. Menurut lnkeles, kualitas manusia modern tercermin pada orang yang berpartisipasi dalam produksi modern yang dimanifestasikan dalam bentuk sikap, nilai, dan tingkah laku dalam kehidupan sosial. Salah satu ciri-cirinya adalah keterbukaan terhadap pengalaman baru dan selalu membaca perubahan sosial.
Orang yang terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru akan lebih siap untuk menanggapi segala peluang, tantangan dan perubahan sosial, misalnya dalam merubah standar hidupnya. Orang-orang yang terbuka terhadap ide-ide baru ini merupakan wirausaha inovatif dan kreatif yang ditemukan dalam jiwa kewirausahaan.
Keterbukaan pikiran adalah modal awal bagi pembaharuan. Seperti kata orang-orang bijak, otak bekerja layaknya parasut, ia baru berfungsi kalau terbuka. Keterbukaan terhadap pengalaman, bukan k:ata orang, bukan menuruti dogma, atau old beliefs. Orang yang terbuka terhadap pengalaman baru dan yang cenderung tertutup mempunyai ciri-ciri seperti pada tabel berikut:
23
Tabel 2.1 Openness to experience (keterbukaan terhadap pen 1alaman hiduol (tcasali, 2007) Cara berpikir cenderung Cara berpikir terbuka tertutup
Fokus pada "sekarang" dan "di sini", apa yang kasat mata
lmajinatif dan kreatif
Lebih menyukai hal-hal yang rutin dan sudah dikenal (familiar)
Lebih menyukai keberagaman (variety) dan hal-hal baru (novelty)
Memiliki sedikit minat
Banyak pilihan dan minat
Lebih menyukai hal-hal yang konvensional
Mengutamakan hal-hal baru yang original
Tidak menganggap penting emosi
Sangat menghar£1ai emosi
Cenderung dogmatik
Cenderung fleksibel
Seorang wirausahawan sejati tidak menyukai pekerjaan yang mendatar atau yang bersifat rutin. la lebih suka melakukan penyempurnaan dari apa yang sudah ada sebelumnya dan senang menemukan dan mengusahakan sesuatu yang belum pernah dibuat ok~h orang sebelumnya. la senang memikirkan dan menciptakan hal-hal yang baru. Biasanya, dalam usaha tidak mau ikut-ikutan, ia lebih menyukai penemuan baru dan daya ciptanya.
Kalaupun ia membuat produk atau membuka jenis usaha yang sama dengan orang lain, tapi bukan karena ikut-ikutan, itu karena ia melihat
24
peluangnya masih besar, ia akan melakukan modifikasi, pengembangan dan penyempurnaan-penyempurnaan agar lebih menarik konsumen. Tidak pernah merasa puas dengan apa yang telah dicapai, selalu ada ide atau gagasan untuk mengembangkan apa yang telah ada. Dan ada beberapa cara yang mungkin ditempuh. Bila satu cara tidak berjalan sesuai dengan harapan maka ia akan mencoba cara yang lain.
2. Consciousness (Keterbukaan hati dan telinga) Orang-orang yang menghargai perubahan adalah orang yang membuka hati dan telinga mereka. Mereka bukan hanya mendengar, tetapi mereka mendengar dan menyaringnya dalam hati dan pikiran mereka. Mereka tidak asal mendengarkan, melainkan mendengar dengan cerdik dan tentu saja menjalankannya dengan penuh disiplin dan dapat diandalkan. Orangorang dengan kesadaran atau keterbukaan hati yang tinggi cenderung termotivasi tinggi, tidak perlu di dorong-dorong, sangat menghargai waktu dan bekerja dengan target.
Seorang pembaharu bekerja secara sistematis meski belum tentu tertulis, mereka menghancurkan nilai-nilai lama dan sekaligus membangunnya kembali dengan perkiraan waktu. Seorang entrepreneur sejati pada dasarnya juga seorang change maker, bekerja dengan disiplin, sistematis, dan mampu berpikir logis. Seorang entrepreneurmerupakan seseorang
25
yang dapat dipercaya, dan tumbuh dari masa ke masa. la menciptakan perubahan pada apa yang ia kerjakan. Orang dengan keterbukaan hati dan telinga dicirikan pada label berikut: Tabel 2.2 Consciousness (Keterbukaan hati dan telin~al (Kasali, 20071 Keterbukaan hati yang rendah Keterbukaan hiati yang tinggi cend1~rung
cenderung Spontan, Random Tak terorganisir, Kacau
Terpola, Metodologis Terorganisir, Tertata (secara bertahap)
Terlambat, tidak tepat waktu
Menghargai waktu, tepat
Kurang bertanggung jawab
Dapat diandalkan
Semaunya
Disiplin diri
Tidak berambisi
Ada dorongan yang kuat
Menunda-nunda, Mengabaikan tug as Harus didorong-dorong
Persistency
Bergerak otomatis
Seorang wirausahawan sejati biasanya tidak mau diam dan tidak mudah puas dengan yang sudah ada. la selalu memanfaatkan waktu sebaikbaiknya dan bila dibutuhkan mereka siap bekerja sampai 24 jam sehari dalam rangka mencapai prestasi usahanya. Waktu sangat penting dan berharga bagi dirinya. Setiap waktu berarti untuk kep1entingan usahanya, memikirkan, merencanakan, mempelajari data, membuat laporan, melakukan negosiasi bisnis, membuat kontrak dan SE!terusnya. Seorang wirausahawan sukses seolah-olah tampak seperti dikejar-kejar oleh sesuatu, dan waktu terasa terlalu singkat untuk menyelesaikan segalanya.
26
Waktu baginya sangat berharga. Dalam pandangannya, orang yang menyia-nyiakan waktu adalah orang yang merugi (Mudjiarto, 2006).
3. Extrovertness Keterbukaan diri terhadap orang lain, kebersamaan clan hubungan hubungan. Seorang extroversion bukanlah seorang introverts yang cenderung mengurung diri dan memisahkan diri dari orang banyak yang hanya mampu bekerja sendiri atau menikmati kesenclirian. la tidak pernah khawatir dengan orang lain, karena pengaruhnya be£1itu kuat. Pengaruh itu datang karena kepeduliannya pada orang lain. la Gukup peka terhadap setiap kesulitan dan berempati kepada orang lain. la bekerja dengan hati, dan penuh percaya diri.
Dalam suasana saling tidak percaya, orang menjadi 9ampang marah dan melakukan tekanan-tekanan. Hanya orang-orang yang exstrovert dengan hati yang tulus yang punya keinginan menghadapi semua itu dalam suasana yang lebih rileks. Mereka cenderung aktif, mendominasi dan senang dengan petualangan-petualangan. ciri-ciri extroversion di atas tertera pada tabel berikut:
27
Tabel 2.3 Extrovertness IKeterbukaan diri terhadao orana lain) (Kasali, 2007 Keterbukaan yang rendah Keterbukaan yang tinggi cenderung Senang menyendiri
cenderung Senang berkawan, bekerja dalam kelompok
Enggan mendatangi orang lain
Senang mendatangi
Menjadi sangat pribadi
Lugas
Bukan pencari kesenangan Datar
Mengukir pesta atau kesenangan Tertantang dengan emosiemosi positif
Menghendaki ritme yang santai
Berenergi, berilairah
Cenderung pasif, diam
Mendominasi pembicaraan
Curiga pada siapapun
Percaya orang lain
Rasa takut yang berlebihan
Percaya diri, penuh keberanian
4. Agreeableness Keterbukaan terhadap kesepakatan (tidak mudah mernilih konflik). Orang dengan tipe ini tahu apa saja yang harus diperjuangkan dan mana yang tidak, namun mereka cenderung tidak senang dengan keributan. Mereka cinta damai, dan dapat berhari-hari memikirkan setiap konflik yang dihadapinya. Sebisa mungkin menghindari setiap konfrontasi, namun bila diperlukan mereka juga punya keberanian untuk menghadapinya. Berani menghadapi segala bentuk konfrontasi dengan kepala dingin dan memperoleh kesepakatan.
28
Keberanian menghadapi dengan tatap muka, dapat rnenyelesaikan masalah, mengurangi kecurigaan, meski juga beresiko pertengkaran dan keributan-keributan fisik. Namun yang terpenting dalam unsur ini adalah, adanya keinginan yang besar untuk melakukan pengorbanan (self
sacrificing), menyerahkan wewenang pada pihak-pihak tertentu dan umumnya mempercayai orang lain. Lebih jelasnya ciri-ciri orang yang terbuka dengan kesepakatan tertera pada tabel berikut:
Tabel2.4 Agreeableness (Keterbukaan terhadap kesepakatanl (Kasali, 20 07) Keterbukaan yang rendah Keterbukaan lfang tinggi cenderung
cenderung Skeptis (ragu-ragu)
Mempercayai
Merasa super
Sederhana
Aragan I tinggi hati
lngin melimpahkan wewenang
Enggan bekerja sama
Kooperatif
Menolak/kasar
Altruistik, memberi, bersahabat
Agresif
Menerima
Kompetitif
Mengorbankan pribadi sendiri
Wirausahawan sejati adalah orang yang terbuka terhadap kritik, karena kritik sangat berguna bagi dirinya dan usahanya. la tidak bangga terhadap pujian. Baginya keberhasilan merupakan adalah sesuatu yang wajar sebagai hasil kerja keras dan bukan untuk dibangga-banggakan. Meskipun ada perasaan senang bila dipuji namun ia i;adar bahwa
29
keberhasilannya bukan sepenuhnya karena dirinya, tetapi berkat dukungan dan kerjasama dengan orang lain. la juga sanggup mengungkapkan penghargaan dan pengakuan atas kelebihan orang lain. la mampu melahirkan kenyamanan, keakraban dan kehangatan dalam persahabatan. la tidak dengan serta merta atau den£1an mudah menilai negatif orang lain.
5. Neuroticism Keterbukaan terhadap tekanan-tekanan. Dalam dunia ekonomi tekanantekanan sering terjadi. Kadang tekanan-tekanan tersebut dapat mempermalukan, menyulitkan, mengambil sesuatu yang kita miliki bahkan membunuhnya. Bagi yang sudah terbiasa menghadapi hal-hal seperti itu, mungkin tidak akan menjadi terlalu sensitif. Tetapi bagi orang yang tidak biasa, tekanan dapat sangat mengganggu keseimbangan emosinya. Pada akhirnya emosi yang labil dapat mempengaruhi kejernihan berpikir, penyelesaian berpikir dan proses pengambilan keputusan sehingga hubungan dengan orang lain juga menjadi terganggu. Orang yang cemas akan mengambil langkah-langkah yang salah dan beruntun.
Kemampuan mengelola emosi agar lebih terkendali, lebih stabil, dan tak terlihat emosional sangat penting. Orang yang emosional akan tampak gelisah, nervous, cemas, mudah bersedih dan mudah dikendalikan orang
30
lain. Dalam suasana yang kurang percaya diri orang-orang yang secara emosional kurang stabil sangat ingin menguasai orang lain. Padahal yang harus mereka lakukan adalah menguasai diri sendiri. Mereka bertarung melawan diri sendiri, mampu menghancurkan nilai-nilai lama tetapi belum bisa dipakai untuk membangun sesuatu yang baru.
Tabel2.5 Neuroticism (Keterbukaan terhada l tekanan - tekanan) (Kasali, 2007) Keterbukaan yang rendah Keterbukaan yang tinggi terhadap tekanan
terhadap tekanan
Mudah bersedih
Tenang
Pencemas, gelisah
Tidak kenal takut
Mudah marah tak terkendali
Tidak sensitif/ emosional
Mudah ekspresi
Terkendali
Galau dalam ketegangan
Mampu mengendalikan diri
Impulsive Nervous dalam situasi-situasi tertentu
Resisten terhadap godaangodaan Tidak mudah cemas
Apabila menghadapi suatu kepahitan, kurang atau be•lum berhasil mencapai tujuan usahanya, seorang wirausaha sejati tidak mudah begitu saja meloncat ke usaha lain yang sama sekali berbecla. la tidak begitu mudah menyalahkan faktor-faktor di luar dirinya, sepHrti menyalahkan orang lain, mesin atau peralatan kurang baik, persaingan yang tidak
31
sehat, krisis ekonomi, kebijakan pemerintah yang kal
Selama faktor-faktor tadi masih dapat diatasinya baik sendiri maupun dengan bantuan orang lain, maka ia al
Seorang wirausahawan tidak memandang pesaing sebagai musuh, pesaing adalah teman seperjuangan, pesaing adalah teman bergaul. Dengan bergaul ia akan mengetahui apa l<elemahan-kelemahan pesaing dan apa keunggulannya. Semua dapat menjadi masukan untul< lebih menyempurnakan usahanya.
32
2.2.
Motivasi Berwirausaha
2.2.1. Definisi motivasi
Menurut Nasution dan Louis Allen (dalam Suryana, 200:3), ada tiga fungsi motif, yaitu: (1) Mendorong manusia untuk menjadi penggerak at.au sebagai motor
yang melepaskan energi.
(2) Menentukan arah perbuatan ke tujuan tertentu.
(3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dijalankan untuk mencapai suatu tujuan dengan menghindari perbuatan yang tidak bermanfaat bagi pencapaian tujuan itu.
Menurut Munandar (2001 :323), motivasi adalah suatu proses di mana kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah ke tercapainya tujuan tertentu. Terpenuhinya segala tujuan akan mendatangkan kepuasan tersendiri. Sedangkan definisi motivasi menurut Koontz (1980:115) adalah "keseluruhan dorongan-dorongan, keinginan, kebutuhan, dan daya yang sejenis yang men~1arahkan perilaku."
Motivasi menurut Chaplin (2002:310) adalah: "suatu variabel penyelang (yang ikut campur tangan) yang digunakan untuk menimbulkan faktor-faktor
33
tertentu di dalam organisme, yang membangkitkan, mengelola, mempertahankan, dan menyalurkan tingkah laku menuju satu sasaran."
Mujib (2002: 244) mendefinisikan motivasi sebagai: "akumulasi daya dan kekuatan yang ada di dalam diri seseorang untuk mendorong, merangsang, menggerakkan, membangkitkan dan memberi harapan pada tingkah laku. Motivasi menjadi pengarah dan pembimbing tujuan hidup seseorang, sehingga ia mampu mengatasi inferioritas yang benar-bEmar dirasakan dan mencapai superioritas yang lebih baik. Makin tinggi motivasi hidup seseorang maka makin tinggi pula intensitas tingkah lakunya, baik secara kuantitatif maupun kualitatif."
Motivasi menurut Satrio (2006:21) adalah "daya dorong" yang muncul dari dalam jiwa seseorang, yang bersifat abstrak, intangible, tetapi pengaruhnya dapat dirasakan. Dengan motivasi yang tinggi seseorang dapat melejitkan prestasinya melampaui kebanyakan orang.
Kemauan untuk melakukan sesuatu tergantung kepada sesuatu yang mencetuskannya. Cetusan kemauan ini bisa kuat dan bisa pula lemah. Cetusan inilah yang dinamakan motif. Motif akan mengarahkan seseorang kepada suatu sasaran atau tujuan. Motivasi seseorang untuk melakukan sesuatu, tergantung kepada besarnya motif untuk mencapai sasaran atau
34
tujuan yang dikehendakinya itu. Motif atau pencetusan kemauan seseorang untuk melakukan sesuatu sangat bergantung pula kepada kepribadian manusia itu sendiri.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan untuk berbuat sesuatu (drive) dalam memenuhi kebutuhan. Manusia biasanya akan melakukan sesuatu, jika ia mempunyai dorongan dan kemauan untuk itu.
2.2.2. Definisi berwirausaha
Menurut Wardhana (2007:7) sebenarnya kata wirausaha dan wiraswasta memiliki kesamaan makna. "Dari sudut etimologi kata, wira bermakna teladan atau layak dicontoh, sedangkan usaha bermakna kemauan keras. Kata swasta sendiri bermakna berdiri di atas kaki sendiri." Dengan begitu, wirausaha atau wiraswasta adalah: a. Suatu bentuk usaha untuk mewujudkan suatu "impian" dengan modal kesanggupan dan kreativitas pribadi.
b. Suatu bentuk usaha berdiri di atas kaki sendiri, tidak bergantung pada orang lain
35
c. Suatu bentuk usaha untuk mencapai sukses dengan menggunakan segala kemampuan dan kepercayaan pada diri sendiri.
Pengertian wirausaha menurut Mudjiarto (2006: 2) adalah "seorang yang mempunyai kemampuan dalam melihat peluang mencari dana, serta sumber daya lain yang diperlukan untuk meraih peluang tersebut dan berani mengambil resikonya dengan tujuan tercapainya kesejallteraan individu dan nilai tambah bagi masyarakat."
Wirausaha dalam konteks manajemen menurut Usman (dalam Mudjiarto, 1997) adalah "seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan sumber daya seperti finansial (money), bahan mentah (materials), dan tenaga kerja (labors), untuk menghasilkan suatu produk baru, bisnis baru, proses produksi atau pengembangan organisasi usaha.''
Dari beberapa pengertian mengenai wirausaha di atas dapat disimpulkan bahwa wirausaha adalah suatu usaha untuk menciptakan nilai melalui suatu peluang bisnis dengan segala keterampilan yang dimiliki mengatasi setiap resiko, memanfaatkan segala sumber daya alam, manusia dan modal yang ada untuk mencapai suatu keberhasilan.
36
Kewirausahaan sebenarnya bukan hanya diperlukan di lbidang bisnis yang hanya berorientasi pada profit semata, namun juga layak diterapkan pada semua bidang, termasuk dalam bidang non bisnis. Dalam kaitan ini, kewirausahaan dapat diartikan dua hal, yaitu sebagai suatu sikap mental yang dapat diterapkan di semua tempat dan bidang pekerjaan, dan juga dapat berarti suatu bidang pekerjaan itu sendiri. Sikap mental kewirausahaan itu merupakan prasyarat mutlak bagi seorang yang men9inginkan hidupnya lebih berkualitas dan prestatif.
Enterpreneur adalah seorang yang menyukai perubahan, melakukan temuantemuan yang membedakan dirinya dengan orang lain, menciptakan nilai tambah, memberi manfaat bagi dirinya dan orang lain. Karyanya dibangun berkelanjutan, bukan ledakan sesaat, tetapi dilembagakan, agar lembaga itu kelak dapat bekerja efektif di tangan orang-orang lain, termasuk kepada generasi-generasi berikutnya.
Konsep dasar kewirausahaan menurut Kao (1987:29) adalah "Suatu proses penciptaan sesuatu yang baru (kreasi) dan membuat sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada (inovasi), yang tujuannya adalah tercapainya kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi masyarakat".
37
2.2.3. Motivasi berwirausaha
Sebenarnya semua orang punya bakat menjadi wirausaha, tetapi tidak semua orang menyadari kemampuan terpendam tersebut di dalam dirinya. Setelah terlibat dalam suatu kegiatan usaha barulah orang tersebut akan mengetahui potensi yang dimilikinya. Pada saat itulah ia membutuhkan kemauan belajar yang sangat besar untuk membangkitkan semua potensi yang belum sepenuhnya teraktifkan.
Mc Clelland (dalam Nugroho, 2006) mengajukan konsep motivasi untuk memberikan gambaran mengenai kewirausahaan yang diartikan sebagai dorongan yang menyebabkan seseorang ingin selalu berbuat lebih baik dan terus maju, dan memiliki tujuan yang realistis dengan mengambil resiko yang benar-benar telah diperhitungkan. Seseorang yang memiliki motivasi yang tinggi biasanya lebih menyukai situasi-situasi kerja yang dapat mereka ketahui apakah akan mengalami kemajuan atau tidak, uang bagi mereka bukanlah tujuan.
Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya suatu motif tertentu. Faktor dasarnya adalah adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Teori motivasi ini pertama kali dikemukakan oleh Maslow pada tahun 1934 (dalam Suryana,2003). la mengemukakan
38
hierarki kebutuhan yang mendasari motivasi. Menurutnya, kebutuhan itu bertingkat sesuai dengan tingkatan pemuasannya, yaitu kebutuhan fisik (physiological needs), kebutuhan akan keamanan (security needs), kebutuhan sosial (social needs), kebutuhan harga diri (esteem needs), dan kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization needs).
Seluruh kehidupan manusia tak terlepas dari proses tantangan dan jawaban itu sendiri. Karena tanpa itu hidup menjadi tidak berarti. Bahkan interaksi antar manusia pun tak terlepas dari proses ini. Mereka yang melarikan diri dari tantangan hidup, akan merasakan kehidupan di muka bumi penuh dengan kehampaan dan kesunyian.
Proses hidup inilah yang harus selalu diperhatikan setiap pribadi dalam meningkatkan motivasi. Oleh karena itu, berdasarkan percobaan dan perhitungan yang dilakukan oleh pakar di bidang ini, dapat dipaparkan mengenai relasi positif antara kuatnya motivasi seseorang, dengan kemungkinan keberhasilannya dalam mengatasi suatu tantangan hidup. McClelland dan John W. Atkinson (tanpa tahun) (dalam Effendi, 1999) menemukan grafik kenaikan motivasi seseorang seiring dengan keberhasilan individu dalam mengatasi tantangan hidup, sampai menGapai nilai 50%. Jika kemungkinan keberhasilan ditingkatkan secara kontinyu di atas 50%, maka
39
kadar motivasi itu secara perlahan-lahan akan menurun hingga mencapai titik nol.
Dengan kata lain, apabila kebutuhan terpuaskan, maka kebutuhan tersebut tidak lagi memotivasi perilaku. Dengan demikian, kebutuhan yang mempunyai kekuatan tinggi di saat sudah terpuaskan, rnaka dengan sendirinya kebutuhan tersebut sudah tercapai dan posisinya dalam berkompetisi dengan kebutuhan-kebutuhan lainnya al
Kepuasan atau tercapainya suatu l<ebutuhan dapat mengubah kel
Secara simplistis, menurut Effendi (1999) motivasi berwirausaha sangat berpengaruh pada tujuan yang ingin dicapai. Seseorang yang sudah termotivasi tidak selamanya dapat mempertahankan motivasinya. Hal ini karena, perilaku seseorang berubah seiring dengan perubahan psil
40
yang dialarninya. Jalannya perubahan tersebut cepat atau larnbat bergantung kepada sifat individu yang bersangkutan.
Dari banyak kasus orang-orang yang rnenjadi wirausahawan rnenurut Arnbadar (2006:25) terjadi karena dilatarbelakangi oleh banyak alasan. Diantaranya karena terbiasa dengan lingkungan usaha tersebut (pengalarnan dari keluarga), belajar atau terpaksa rnenjadi wirausaha rnelalui perjuangan penuh tantangan rnenghadapi seleksi alarniah. Apapun alasannya bila telah rnenjadi atau rnelakukan rnaka seseorang akan berusaha untuk terus belajar dari pengalarnannya untuk rnenjadi lebih baik.
Gitrnan dan McDaniel (dalarn Winarto, 2006) rnenyatakan bahwa rnotivasi seseorang untuk rnenjalankan wirausaha ada berrnacam-rnacarn, ada yang didorong karena ingin rnenjalankan usaha sesuai dengan keinginan, rnendapatkan lebih banyak uang, dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya berikut hasil survey yang dilakukan Gitrnan dan McDaniel (1995) tentang rnotivasi seseorang rnernilih berwirausaha di luar Indonesia:
42
anak-anak dan keluarga, untuk mendapatkan kesetiaan suami atau isteri, untuk membahagiakan ayah dan ibu.
(4) Alasan pemenuhan diri (peluang untuk memperoleh kontrol alas kemampuan diri dan memanfaatkan potensi yang dimiliki) Yaitu untuk menjadi atasan atau mandiri, untuk rnencapai sesuatu yang diinginkan, untuk menghindari ketergantungan pada orang lain, untuk menjadi lebih produktif, dan untuk menggunakan kemampuan pribadi.
Salah satu kemungkinan yang makin terbuka lebar sejak satu dekade terakhir ini adalah satu orang dapat menekuni beberapa karier S<:lkaligus, sehingga kemampuannya untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraannya semakin tinggi (Harefa, 2002).
2.2.4. Sikap-Sikap yang menghambat kewirausahaan
Kasali 2002 (dalam Nugroho, 2006) mengidentifikasikan beberapa sikap yang berkembang dalam masyarakat yang menghambat tumbuhnya kewirausahaan, yaitu: 1.
Sikap terhadap usaha rumahan yang negatif, padahal banyak usaha besar yang tumbuh dari garasi, dapur, dan sebagainya.
43
2.
Sindrom formalitas, menyaratkan berbagai hal sebelum memulai suatu usaha. Seperti, harus punya uang dulu jika berbisnis, harus mempunyai kantor dulu serta harus memiliki sekretaris dulu.
3.
Sindrom tidak akan berhasil Tidak akan berhasil karena sudah ada orang yang melakukannya, sudah ada produk serupa di pasaran, sayang terhadap penghasilan tetap (gaji).
Kenyataannya: seorang wirausahawan berhasil karena visi yang sulit dimengerti oleh kebanyakan orang pada mulanya. Contohnya Purdi Chandra yang membuka Entrepreneur University di mana para mahasiswanya belum dianggap lulus jika belum membuka usaha.
4.
Sindrom "no-track-record': anggapan bahwa orang lain pasti tidak mau bekerjasama dengan para pemula atau orang-orang yang belum berpengalaman. Kenyataannya banyak usaha yang berhasil seperti Microsoft dan Dell Computer dibangun para pendirinya pada usia sangat muda.
44
5.
Sindrom "priyayi": orang lebih dihargai jika bekerja sebagai karyawan di perusahaan besar dari pada menjadi pemilik (bos) di perusahaannya sendiri yang masih kecil.
2.2.5. Wirausaha dalam perspektif Islam
Islam adalah ajaran yang sangat menekankan amal. Penilaian terhadap derajat seseorang lebih didasarkan pada amalannya. Amal seseorang tidak saja menjanjikan kebahagiaan hidupnya di dunia, tapi juga di akhirat kelak. Bekerja atau beramal dapat memperkuat eksistensi manusia. Artinya, manusia akan terangkat harkat dan martabatnya bila ia bekerja. Islam sangat mencela orang yang malas dan hanya menggantungkan hidupnya kepada orang lain (Effendi, 1999).
QS. Al-Najm 53:39-41 t
.,-,:
,..
.,.
olj ~ ~~
-.:
,..
':i!J t..
. . .,,
-;;
f.
} "' ....
....
,.. ....
~ ~ olj J~ J r
.... ,.
l.;y1
,.., -!'
,J
_.,.,}
-,.. ,.. .,,,.,
ei (.-3
. . ., t ,,,,.,
J., )ti~ Artinya "Dan bahwasanya seorang manusia tiada mempero/eh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi ba/asan kepadanya dengan ba/asan yang paling sempurna"
45
Berdasarkan ayat ini jelaslah bahwa manusia baru diakui eksistensinya apabila ia bekerja atau beramal. Sedang manusia dianggap merugi, bahkan nilainya akan terpuruk kepada derajat yang sangat hina, apabila tidak memiliki iman dan amal shalih. Oleh karena itu, manusia dianjurkan agar dapat memanfaatkan waktunya dengan bekerja atau beramal guna mencapai kehidupan yang bahagia dunia dan akhirat. Hal ini seba9aimana yang dijelaskan dalam ayat berikut:
Artinya: Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Artinya: "Bagi manusia ada malaikat-ma/aikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya alas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap
46
sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia".
Dari ayat di atas dapat diketahui bahwa manusia yang tidak mampu memanfaatkan waktu seoptimal mungkin di jalan kebaikan termasuk ke dalam golongan orang-orang yang merugi karena dengan demikian berarti ia telah berbuat aniaya kepada dirinya sendiri. Nasib seseorang itu tergantung pada setiap perbuatannya, seseorang yang tidak pernah tergerak untuk merubah nasibnya maka selamanya ia tidak akan pernah beranjak dari problema kehidupan yang dihadapinya. Manusia akan terhindar dari kerugian atau kehampaan makna hidupnya berkat iman dan karya yang dihasilkannya. Manusia akan terhindar dari keterpurukan ke lembah kahinaan dan kerugian karena iman dan amal salehnya. Karena iman dan amal saleh itulah yang akan memberikan keuntungan yang berkesinambungan kepada dirinya hingga kepada kehidupan di akhirat kelak.
Oleh karena itu, setiap muslim hendaknya berhati-hati atau bertindak arif dalam memanfaatkan waktu dan kesempatan yang telah diberikan oleh Tuhan padanya untuk mengejar kehidupan dunia dan akhirat secara seimbang. Hal ini disebutkan dalam hadist berikut: "Bekerjalah (berama/lah) kamu untuk duniamu seakan kamu akan hidup abadi, dan bekerjalah (beramal/ah) kamu untuk akhiratmu seakan-akan kamu akan mati besok."
47
Dalam kerangka ini, maka seorang muslim setelah menunaikan kewajiban rutinnya kepada Allah, kemudian ia diperintahkan bertebaran di muka bumi untuk mencari rizki yang telah disiapkan Allah untuk harnba-Nya agar mereka memperoleh kesuksesan. Sebagaimana firman-Nya:
Qs. Al-Jumu'ah 62:10
l~J~.,;: :~ 3~T i3~_,.:.,t; ,Pi --f -"'J
J u:o:.;~\ i;::\j ~ ,
J:a.~ ,
;&T i3j~Tj :&T ~
J
~u~Q
Artinya: "Apabi/a telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan cari/ah karunia Allah dan ingatlah Allah banyakbanyak supaya kamu beruntung"
Karunia Allah itu ada dalam setiap jenis usaha yang di upayakan manusia, namun jenis usaha yang banyak mendapat sorotan dalam Islam adalah dunia perdagangan atau berwirausaha. Islam sangat menganjurkan umatnya untuk berwirausaha (dalam An-Nabhani, 2004). Himbauan unl:uk mencari rezki yang halal dari dunia perdagangan dijelaskan dalam beberapa hadits. Keutamaan berdagang seperti disebutkan dalam hadist berikut ini: "Perhatikan/ah olehmu sekalian perdagangan, sesungguhnya di dunia perdagangan itu ada sembilan dari sepuluh pintu rizki" (Hadist riwayat Ahmad).
Dari hadis di atas terlihat bahwa Allah membukakan sepuluh pintu rezki bagi manusia, sembilan diantaranya (90%), berada di dunia perdagangan, dan sisanya yang satu (10%) berada di luar dunia perdagangan. Dengan
48
persentase demikian maka wajar jika seorang pedagan!~ jauh lebih sejahtera dibandingkan dengan orang-orang yang memilih
memp1~rebutkan
rezki di luar
dunia perdagangan. Namun yang juga harus diperhatikan dalam menjalankan suatu usaha yakni perintah dan dorongan untuk bersikap jujur dan benar. Islam sangat mencela perbuatan curang dalam praktek usaha. Karena hal tersebut dapat membawa kerugian dan bahaya bagi orang lain. Hal ini terdapat dalam firman Allah: Qs. Al-Muthaffifin/83: 1-3
J
J A,..
J
~J.
~.i-'JJu~Q Artinya: "Kece/akaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orangorang yang apabila menerima takaran dari orang lam mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menlmbang untuk orang lain, mereka mengurangi."
Allah SWT sangat menghargai pedagang yang jujur dan maanah, karena pedagang merupakan salah satu pofesi wirausaha. Rasulullah bersabda: "Pedagang yang jujur dan amanah akan tinggal bersama para Nabi, para shiddiq dan para syuhada' di hari kiamat." (Hadits Riwayat Turmudzi dan lbnu Majah).
lni adalah suatu penghargaan yang luar biasa yang disediakan bagi para pedagang yang jujur dan amanah, karena mereka akan ditempatkan di samping para Nabi dan para shiddiq di akhirat bersama para manusia pilihan dan kekasih Allah.
49
Membicarakan bisnis sebenarnya membicarakan tentang "menjual sesuatu". Menjual di sini dapat berarti menjual produk, menjual jasa, menjual gagasan, ide dan yang menjadi pain penting adalah menjual nilai. Nilai-nilai yang dimaksud di sini adalah nilai-nilai spiritual seperti contoh riil yang telah diperlihatkan oleh nabi Muhammad SAW sebagai pedagang jauh sebelum munculnya Bill Gates dan ribuan pebisnis sukses lainnya.
Dari beberapa ayat di atas jelaslah bahwa dalam jual-be,li atau praktek usaha harus dilakukan secara transparan. Begitu pula dalam berbagai pekerjaan lainnya, harus dilakukan secara jujur, jauh dari kecurangan dan penipuan apapun bentuknya.
2.3.
Mahasiswa Minang
2.3.1. Definisi mahasiswa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988: 543) mahasiswa adalah: "orang yang belajar di perguruan tinggi". Sedangkan menurut Salim (1991 :906), mahasiswa yaitu "orang yang terdaftar dan rnenjalani pendidikan pada perguruan tinggi."
50
Sedangkan menurut Gani dalam pidato Dies Natalis Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (Febria, 1994), "mahasiswa adalah setiap individu yang sedang menuntut ilmu pengetahuan dalam suatu perguruan tinggi secara formal fungsional".
Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa mahasiswa Minang adalah: indvidu dengan latar belakang suku Minang yang dengan sengaja melakukan kegiatan merantau dengan tujuan untuk menuntut ilmu pada suatu perguruan tinggi secara formal.
2.3.2. Merantau
W.J.S, Poerwadarminta (dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1966) menyebutkan bahwa merantau adalah;"pergi ke negeri lain untuk mencari penghidupan. Sedangkan menurutAsnan (2003:174) ada dua pengertian merantau yang dipahami di Minangkabau (Sumatera Barat). Pengertian pertama adalah: "pergi meninggalkan kampung halaman untuk berbagai keperluan serta dilatarbelakangi oleh berbagai faktor. Pemgertian kedua adalah perubahan pemikiran atau transformasi pemikiran dari suatu kondisi ke kondisi yang lain."
Ada tiga bentuk merantau pada pengertian pertama, yaitu:
51
1).
Merantau untuk mendirikan nagari yang baru (merantau periode awal hingga abad ke - 19). Perantau tipe ini terjadi karena makin berkurangnya lahan pertanian di negeri asal serta bertambahnya jumlah penduduk. Perantauan ini biasanya dilakukan secara bersamasama oleh warga paruik atau jurai di bawah pimpinan seorang penghulu. lkatan dengan nagari asal kadang-kadang tetap terpelihara, namun keberadaan nagari asal tidak begitu signifikan di nagariyang baru.
2).
Marantau Babelok, berlaku sejak akhir abad ke-1:9 hingga tahun 1930an. Umumnya dilakukan oleh lelaki lajang, tetapi ada juga yang telah kawin. Perantauan tipe ini biasanya dilakukan oleh karena berbagai persoalan yang ada di dalam nagari sebagai faktor pendorong atau oleh berbagai daya tarik rantau.
Faktor pendorong misalnya masalah adat yang mendorong lelaki muda atau para suami yang tidak punya tempat di rumah istri untuk pergi meninggalkan kampung. Faktor penarik adalah tersedianya banyak kemungkinan (fasilitas) di daerah rantau yang bisa memperbaiki kedudukan sosial dan ekonomi para perantau. Faktor penarik ini umumnya berada di lapangan non-pertanian. Tipe merantau yang kedua ini biasanya ditujukan ke kota-kota yang tidak
52
begitu jauh dari kampung. Lelaki yang pergi merantau bisa mendatangi istri dan anaknya yang tinggal di kampung. 3).
Merantau Cina sejak tahun 1950-an hingga dewasa ini. Dilakukan
dengan dua cara, pertama kaum lelaki pergi dahulu kemudian baru menjemput anak isterinya. Kedua, sebuah keluarga inti pergi secara bersama-sama. Alasan pergi juga hampir identik dengan merantau babe/ok. Beda yang paling prinsip adalah daerah perantauan itu relatif
jauh, misalnya Medan dan Jakarta dan perantauan jenis ini membuat kunjungan ke kampung relatif jarang.
Merantau
dalam
pengertian
kedua
berhubungan
erat dengan
dunia
pendidikan yang dijalani serta pengalaman hidup yang dialami. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perantau adalah orang (pelaku kegiatan merantau) yang pergi ke negeri lain dengan tujuan tertentu, sedangkan jenis perantauan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah perantauan yang berhubungan erat dengan dunia pendidikan yang dijalani serta pengalaman hidup yang dialami oleh generasi muda Minang yang be1·status mahasiswa.
Menurut Brouwer (1979:153), cara-cara membesarkan anak pada permulaan abad ke-20, merupakan cara-cara silam yang tidak akan kembali lagi. Dahulu anak laki-laki yang telah memasuki umur sekolah atau rnengaji, dia akan pindah tidur ke surau (langgar). Di situlah dia pada malam hari bersama
53
teman-teman sebayanya mendapat pelajaran mengaji, bersilat dan sebagainya, di bawah bimbingan orang yang memiliki kemampuan dalam hal tersebut. Siang hari anak-anak tersebut bekerja atau bersekolah. Saat meningkat dewasa, ia dibawa oleh mamaknya (paman) untuk belajar berdagang atau merantau. Ada semacam norma sosial yang membuat mereka tidak akan pulang sebelum berhasil. Namun sekarang semua hal itu telah lewat. Sekarang anak di didik oleh bapak dan ibunya, tidak ada lagi yang tinggal di surau atau langgar.
Zaman sekarang pemuda pergi merantau untuk sekolah, melanjutkan pendidikannya di universitas, akademi dan lain-lain. Sekurang-kurangnya sekali setahun ia akan pulang ke kampung, berhasil atau tidak. Malu yang ia rasakan kalau gaga! di universitas atau dalam usaha adalah malu yang umum dirasakan oleh setiap orang yang gaga! mencapai suatu tujuan." Jadi mahasiswa perantauan adalah para pemuda yang rnelakukan aktivitas merantau (pergi meninggalkan kampung halaman menuju dan menetap dalam kurun waktu tertentu di daerah lain) dengan tujuan dasar untuk menuntut ilmu di daerah yang dituju.
Nairn (1984:3) menyebutkan bahwa dari sudut sosiologi merantau sedikitnya mengandung enam unsur pokok, yaitu: a.
Meninggalkan kampung halaman.
54
b.
Dengan kemauan sendiri.
c.
Untuk jangka waktu tertentu.
d.
Dengan tujuan untuk mencari penghidupan, menuntut ilmu atau mencari pengalaman.
e.
Dengan maksud kembali pulang.
f.
Merupakan lembaga sosial yang membudaya.
Lebih lanjut dijelaskan oleh Nairn (1984:3) bahwa kampung halaman yang tersebut dalam hal tersebut di atas adalah daerah Sumatera Barat, yaitu kampung halaman orang Minang dan merupakan tempat asal budaya Minang. Jadi orang Minangkabau tersebut dikatakan merantau jika ia keluar dari daerah budayanya, dengan kemauannya sendiri.
Merantau sendiri merupakan proses sosial yang ditujukan untuk membekali kaum muda terutama yang Jaki-laki agar nantinya dapat berguna bagi negeri asalnya dan kaum kerabatnya. Tujuan ini dengan jelas mengatakan bahwa ada harapan bahwa orang yang berada di rantau tidak akan melupakan daerah asal dan keluarganya.
Merantau juga dapat dilihat sebagai proses menuju kedewasaan dan merupakan bentuk kewajiban sosial yang dipikulkan ke bahu laki-laki untuk
55
rneninggalkan karnpung halarnan rnencari harta kekayaan atau rnenuntut ilrnu pengetahuan agar bisa dengan lebih baik rnenjalani hidup. Nairn juga rnenyebutkan beberapa faktor yang rnenyebabkan orang Minang rnerantau, yaitu: •
Faktor ekologi dan lokasi Daerah Minangkabau bukanlah daerah yang rnenguntungkan. Dari bentuk fisik dan topografinya, daerah Minang terletak disepanjang pegunungan bukit barisan yang rnernbentang dari utara ke selatan. Walaupun lingkungan fisiknya sangat cocok untuk pertanian, narnun perkernbangannya telah rnencapai tahap optimal dalarn arti sernua lahan yang potensial telah dipakai untuk pertanian
sehing!~a
tidak lagi cukup
untuk rnernenuhi kebutuhan rnasyarakat yang jurnlahnya senantiasa bertarnbah. Kondisi sernacarn ini rnendorong orang Minang untuk pergi rnerantau.
Dari segi lokasi daerah Minangkabau adalah daerah yang terpencil dalarn arti berada di luar kegiatan politik dan ekonorni, keadaan ini rnenjadikan situasi di rnana dunia luar tidak rnendatangi daerah Minang, sebaliknya orang Minanglah yang harus rnendatangi dunia luar yaitu dengan rnerantau.
56
•
Faklor ekonomi Merupakan faklor ulama yang mendorong orang Minang unluk meranlau baik dahulu maupun masa sekarang. Dorongan ilu akan semakin kual jika sawah lak mencukupi lagi. Beberapa benluk alasan ekonomi anlara Jain adalah lekanan ekonomi, sulilnya hidup di kampung, lerbalasnya pekerjaan di kampung, mencari pekerjaan alau berdagang.
•
Faklor pendidikan Pendidikan merupakan salah salu faklor yang penting dalam merantau, lerutama selelah dibangunnya sekolah-sekolah sejak awal abad ke dua puluh. Biasanya merantau karena alasan ini hanya terbalas pada segolongan penduduk alau golongan tertentu saja.
•
Daya tarik kola Sejalan dengan kemajuan di bidang pendidikan dan modernisasi juga lerdapat kecenderungan lerhadap urbanisasi. Karena di kolalah segala macam ide dan kemajuan dapat dilaksanakan alau dicapai dan di kola juga lersedia kesempalan kerja yang lebih banyak. Daya larik kola lidak hanya lerbalas pada kalangan pedagang semala letapi juga pada kalangan terpelajar.
57
Daya tarik utama Jakarta semenjak tahun 50-an adalah bahwa Jakarta telah berkembang dari rantau elite menjadi rantau untuk semua orang. Munculnya perguruan-perguruan tinggi negeri di daerah, seperti Universitas Andalas, IKIP, dan IAIN semenjak tahun 1956, tidaklah cukup membendung arus kepergian mahasiswa ke Jakarta atau Jawa pada umumnya karena banyak yang lebih menyukai untuk melanjutkan sekolah di sana, yang sebahagian disebabkan oleh karena sarana yang lebih baik dan standar yang lebih tinggi yang dimiliki oleh universitas di Jawa.
•
Faktor-faktor sosial Kebanyakan orang Minangkabau menerima warisan sosiokultural mereka sebagaimana adanya. Mereka tidak mempertanyakan lagi secara introspektif hal-hal yang berhubungan dengan sosiokultural, ditambah lagi dengan mengidealkan budaya dan adat yang telah mereka warisi.
Merantau di Minangkabau menurut Abidin (2004:16) adalah "sesuatu pelajaran dalam perjalanan hidup, "Karatau madang di hulu babuah babungo
balun. Marantau buyuang dahulu di rumah paguno balun. Filosofi merantau di Minangkabau, sama halnya dengan pergi menuntut ilmu dan mencari harta.
58
Menuntut ilmu bagaimana cara hidup, dan membekali hidup dengan ilmu. Sementara di kampung halaman tenaga belum banyak bermanfaat. Makna "merantau" dimaksudkan menambah perbekalan hidup, ilmu, pengalaman dan harta yang tujuan akhirnya adalah untuk disumban9kan kembali ke kampung halaman."
2.4.
Kerangka Berpikir
Sudah menjadi stereotip di tengah masyarakat bahwa hanya orang-orang dengan usia atau tingkat kematangan serta ras dan suku-suku tertentu saja yang cocok berkecimpung dalam dunia usaha. Namun hal ini jelas bertolak belakang dengan kecenderungan yang terlihat di kalangan mahasiswa UJN khususnya mahasiswa perantauan. Saat ini banyak berrnunculan wirausahawan muda yang juga berstatus sebagai mahasiswa dengan latar belakang keluarga, suku dan budaya yang berbeda. Dari sekian banyak mahasiswa yang terjun menjadi wirausahawan muda, sebagian besar merupakan mahasiswa perantauan yang berasal dari suku Minang dengan persentase 64% dari keseluruhan mahasiswa yang bergelut dalam dunia usaha.
59
Fenomena semacam ini dalam dunia usaha merupakan hal yang wajar, karena di dalam dunia usaha dikenal sebentuk
kompon1~n
behavioral yang
ada dalam setiap pribadi. Unsur atau komponen tersebut yakni"The Big Five" atau lazim disebut dengan tipe kepribadian lima faktor (Costa dan McCrae,
1997). Tipe kepribadian lima faktor ini dapat disebut sebagai segala bentuk keterbukaan, karena setiap komponen di dalamnya terdiri dari; keterbukaan pikiran, keterbukaan hati dan telinga, keterbukaan diri terhadap orang lain, keterbukaan terhadap kesepakatan serta keterbukaan terhadap tekanantekanan. Setiap orang memiliki setiap unsur yang ada di dalam tipe kepribadian lima faktor ini namun berbeda dalam hal maupun kadarnya. Orang yang tidak mengasah dan menumbuhkembangkan tipe kepribadian lima faktor tersebut akan cenderung merasa sulit untuk memulai segala sesuatu. Hal inilah yang membuat tipe kepribadian lima faktor menjadi salah satu motivator penting yang berperan dalam diri manusia untuk berbuat atau melakukan perubahan ke arah yang lebih baik, khususnya dalam dunia enterpreneur.
McClelland dan John W. Atkinson (tanpa tahun) (dalam Effendi, 1999) menjelaskan bahwa grafik kenaikan motivasi seseorang seiring dengan keberhasilan individu dalam mengatasi tantangan hidup, sampai mencapai nilai 50%. Jika kemungkinan keberhasilan ditingkatkan S<:lcara kontiniu di atas
60
50%, maka kadar motivasi itu secara perlahan-lahan akan menurun hingga mencapai titik nol.
Dengan kata lain, apabila kebutuhan terpuaskan, maka kebutuhan tersebut tidak lagi memotivasi perilaku. Dengan demikian, kebutuhan yang mempunyai kekuatan tinggi di saat sudah terpuaskan, maka dengan sendirinya kebutuhan tersebut sudah tercapai dan posis.inya dalam berkompetisi dengan kebutuhan-kebutuhan lainnya akan bergeser ke tingkat yang lebih rendah.
Secara simplistis, menurut Effendi (1999) motivasi berwirausaha sangat berpengaruh pada tujuan yang ingin dicapai. Seseorang yang sudah termotivasi tidak selamanya dapat mempertahankan motivasinya. Karena, perilaku seseorang berubah seiring dengan perubahan psikologis yang dialaminya. Jalannya perubahan tersebut cepat atau lambat bergantung kepada sifat individu yang bersangkutan.
Dari pendapat di atas dapat terlihat pola pergeseran atau tinggi rendahnya motivasi berwirausaha ditinjau dari tipe kepribadian yan(l dimiliki oleh setiap wirausahawan. Berdasarkan beberapa hal tersebut maka peneliti berasumsi bahwa ada korelasi yang signifikan antara tipe kepribadian lima faktor dengan motivasi berwirausaha pada mahasiswa Minang.
61
Gambar 1 llustrasi Kerangka Berpikir dalam Bagan
• • • • •
Teori Costa & Mccrae (1997): Keterbukaan terhadap pengalaman hidup (Openness to experience) Keterbukaan hati dan telinga (Conscientiousness) Keterbukaan diri terhadap orang lain (Extrovettness) Keterbukaan terhadap kesepakatan kesepakatan (Agreeableness) Keterbukaan terhadap tekanantekanan (Neuroticism)
'---------..
/
_____
/
Tipe Kepribadian Lima Faktor
D
IVlotivasi Berwirausaha
Dorongan yang menyebabkan seseorang ingin selalu berbuat lebih baik dan terus maju, dan memiliki tujuan yang realistis dengan mengambil resiko yang benar-benar telah diperhitungkan
62
2.5.
Hipotesis
Berdasarkan kajian teoritis di atas maka dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: Ho
Tidak ada hubungan yang signifikan antara tipe kepribadian lima faktor dengan motivasi berwirausaha pada mahasiswa Minang.
Ha
Ada hubungan yang signifikan antara tipe kepribadian lima faktor dengan motivasi berwirausaha pada mahasiswa Minang.
BAB 3 METODOLOGI PENELITIANI
3.1
Pendekatan dan Desain Penelitian
3.1.1. Pendekatan dan Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena dalam menyimpulkan hasil penelitian, peneliti mengacu pada angka yang diperoleh dalam bentuk rumusan statistik (Husaini, 1995). Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan jenis penelitian korelasional.
Metode deskriptif adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan. Sedangkan penelitian korelasi adalah penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan antara variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi. Sifatsifat perbedaan kritis adalah usaha menaksir hubungan dan bukan deskripsi saja (Fox, dalam Sevilla, 1993). Pengukuran dengan korelasi ini digunakan untuk menentukan besarnya arah hubungan antara satu variabel dengan variabel lain (Sevilla, 1993).
64
3.1.2. Definisi Variabel dan Operasional Variabel
Sutrisno Hadi yang dikutip oleh Arikunto (2002:94) mendefinisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi atau objek penelitian yang bervariasi. Jadi variabel adalah objek yang akan diteliti atau yang menjcidi fokus perhatian dalam suatu penelitian.
Dalam penelitian ini terdapat independent variabel dan dependent variabel. Independent variabel ialah variabel bebas, dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebasnya adalah kepribadian lima faktor. Sedangkan yang menjadi variabel dependent atau variabel terikat pada penelitian ini adalah motivasi berwirausaha.
Adapun definisi operasional dari variabel kepribadian lirna faktor adalah keterbukaan seseorang terhadap pengalaman hidup (Openness to
experience), keterbukaan hati dan telinga (Conscientiousness), keterbukaan diri terhadap orang lain (Extrovertness), keterbukaan terlhadap kesepakatankesepakatan (Agreeableness) dan keterbukaan terhadap tekanan-tekanan
(Neuroticism). Batasan operasionalnya adalah skor yan~1 diperoleh atas skala yang diisi oleh subyek tentang sikap keterbukaan seseorang terhadap pengalaman hidup (Openness to experience), keterbukaan hati dan telinga
(Conscientiousness), keterbukaan diri terhadap orang lain (Extrovertness),
65
keterbukaan terhadap kesepakatan-kesepakatan
(Agre1~ableness)
dan
keterbukaan terhadap tekanan-tekanan (Neuroticism).
Sedangkan definisi operasional dari variabel motivasi berwirausaha menurut Mc Clelland (dalam Satrio 2006:13) adalah dorongan yang menyebabkan seseorang ingin selalu berbuat lebih baik dan terus maju, dan memiliki tujuan yang realistis dengan mengambil resiko yang benar-benar telah diperhitungkan. Yuyun Wirasasmita (dalam Suryana, 2003) memberikan batasan berdasarkan alasan yang menyebabkan seseorang memiliki dorongan yang kuat untuk terjun ke dalam dunia usaha, yakni: 1) Alasan keuangan (peluang untuk memperoleh manfaat secara finansial). Yaitu untuk mencari nafkah, untuk menjadi kaya, untuk mencari pendapatan tambahan, sebagai jaminan stabilitas keuangan. 2) Alasan sosial, yaitu untuk memperoleh gengsi atau status, untuk dapat dikenal dan dihormati, untuk menjadi contoh bagi saudara di desa, agar dapat bertemu dengan orang banyak. 4) Alasan pelayanan (peluang untuk berkontribusi kepada masyarakat), yaitu untuk memberi pekerjaan pada masyarakat, untuk menatar masyarakat, untuk membantu ekonomi masyarakat, demi masa depan anak-anak dan keluarga, untuk mendapatkan kesetiaan suami atau istri, untuk membahagiakan ayah dan ibu. 4) Alasan pernenuhan diri (peluang untuk memperoleh kontrol atas kemampuan diri dan memanfaatkan potensi yang dimiliki).
66
Batasan operasionalnya adalah skor yang diperoleh atas skala yang diisi oleh subyek tentang alasan seseorang untuk berwirausaha yaitu: alasan keuangan (peluang untuk memperoleh manfaat secara finansial), alasan sosial, alasan pelayanan (peluang untuk berkontribusi kepada masyarakat) serta alasan pemenuhan diri (peluang untuk memperoleh kontrol atas kemampuan diri dan memanfaatkan potensi yang dimiliki).
3.2
Pengambilan Sampel
3.2.1. Populasi dan sampel
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Penelitian populasi dilakukan jika peneliti ingin melihat semua liku-liku yang ada di dalam populasi (Suharsimi, 2002:108). Menurut Soehartono (1999:57), sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasinya. Suatu sampel dikatakan representatif apabila ciri-ciri sampel yang berkaitan dengan tujuan sama atau hampir sama dengan ciri-ciri populasinya. Berdasarkan hal tersebut, subyek yang akan dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa perantau asal Sumatera Barat (Minang) yang tergabung dalam organisasi KMM baik lakilaki maupun perempuan dan terdaftar sebagai mahasiswa jenjang strata satu (S1) pada tahun ajaran 2007-2008 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
67
3.2.2. Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah yakni secara purposive sampling di mana sampel diambil berclasarkan ciri-ciri, sifatsifat atau karakteristik tertentu, yang merupakan ciri pokok populasi (Arikunto, 2002:117). Menurut Gay (dalam Sevilla, 1993) ukuran minimum sampel yang dapat diterima untuk penelitian deskriptif minimal sebanyak 30 orang. Berdasarkan hal tersebut maka jumlah total sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 60 orang.
3.3
Pengumpulan Data
3.3.1
lnstrumen penelitian
Adapun afat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kepribadian lima faktor dan motivasi berwirausaha. lnstrumen pengumpul data yang digunakan adalah: 1. Skala tipe kepribadian lima faktor (OCEAN). Skala ini disusun berdasarkan aspek-aspek yang terkandung dalam kepribadian lima faktor menurut Costa & McCrae (dalam Kasali, 2007) yang telah dikembangkan oleh John (2002). Faktor-faktor tersebut antara lain:
68
a. Openness to experience (keterbukaan terhadap pengalaman hidup) Adalah kelenturan terhadap informasi yang membuat seseorang menjadi tidak kaku terhadap apapun yang sudah diketahuinya, sehingga semua itu tidak dianggap sebagai suatu kebenaran mutlak. Tipe kepribadian ini diwakili oleh indikator-indikator sebagai berikut: Tabel 3.1 Bl ue P rm . t Skaa I T"1pe K epr1'b ad'1an 01penness to expenence lndikator lmajinatif dan kreatif Lebih menyukai keberagaman dan hal-hal baru
Nomor item Favorable Unfavorable
9,33
5
3
26
53
2
4,23 2:5, 51 41
18
2 2 2
4
7
11
Banyak pilihan dan minat Sangat menghargai emosi Cenderung fleksibel total
Total
b. Consciousness (Keterbukaan hati dan telinga) Menghargai pentingnya perubahan dengan menyaringnya dengan hati dan pikiran sehingga lahirlah sikap menghargai konsep, bergerak secara sistematis dan menerapkan skala prioritas. lndikator-indikator yang menjelaskan tentang hal ini adalah sebagai berikut:
69
Tabel 3.2 Bl ue P rm . t Sk aa I r ipe K epn"b ad"ian C onscIOusness lndikator
Nomor item Favorable Unfavorable
Total
46,47
34
3
Menghargai waktu, tepat
21
1
2
Dapat diandalkan
54
11
2
Disiplin diri
40
55, 12
3
22
1
6
11
Terpola, metodologis
Memiliki dorongan yang kuat total
5
c. Extrovertness Kepekaan atau kepedulian serta mampu berempati atas kesulitan yang dialami orang lain. lndikator-indikator dari tipe kepribadian ini sebagai berikut: Tabel 3.3 B lue Prmt Ska Ia Tipe Kepri"b ad1an Extroverlness lndikator Senang berkawan, percaya orang lain, bekerja dalam kelompok Senang mendatangi
Nomor item Favorable Unfavorable
16
30,6
3
31
:3
2
17
Lugas Percaya diri, penuh keberanian Tertantang dengan emosiemosi positif total
Total
1
13
50,28
3
37
19
2
5
()
11
70
d. Agreeableness Kelenturan atas setiap kesepakatan-kesepakatan dan adanya keinginan yang besar untuk melakukan pengorbanan, menyerahkan wewenang kepada pihak tertentu dan mempercayai orang lain.
Tabel 3.4 Blue Print Skala Tipe Kepri"badian Agreeableness lndikator Mempercayai, Kooperatif
Nomor item Favorable Unf.:ivorable
29,43
Rela berkorban total
2 36
1
10, 15,38
32
4
14,27
44, 7
4
7
4
11
Sederhana Altruistik, memberi, bersahabat
Total
e. Neuroticism Kelenturan atas setiap tekanan-tekanan sehingga orang dengan tipe kepribadian ini mampu mengendalikan dirinya walau berada dalam situasi sesulit apapun. Berikut tabel yang memuat indikator-indikator dari tipe kepribadian ini:
Tabel 3.5 Bl ue P rm . t Sk aa I T"1pe Kepn"b ad"1an N euro t"1c1sm . lndikator Tenang Mampu mengendalikan diri Resisten terhadap godaangodaan total
Nomor item Favorable Unfcrvorable
Total
48,24 49, 35, 20
42,45 2,
4 4
39
a, 52
3
6
5
11
71
2. Skala motivasi berwirausaha. Skala ini disusun berdasarkan motivasi berwirausaha Yuyun Wirasasmita (dalam Suryana, L'.003), yaitu: Alasan keuangan (peluang untuk memperoleh manfaat secara finansial), alasan sosial, alasan pelayanan (peluang untuk berkontribusi kepada masyarakat), dan alasan pemenuhan diri (peluang untuk memperoleh kontrol atas kemampuan diri dan memanfaatkan potensi yang dimiliki).
Tabel 3.6 Blue Print Skala Motivasi Berwirausaha NOMOR ITEM lndikator No Favourable Unfavourable Alasan keuangan 1 11, 23, 24, 26, 6, 1:1, 21, 36, (peluang untuk 27, 30, 34,38 37 memperoleh manfaat secara finansial) 2 Alasan sosial 4, 7,22, 50 9, 10, 18, 40, 46,48 3
4
Alasan pelayanan (peluang untuk berkontribusi kepada masvarakat) Dan alasan pemenuhan diri (peluang untuk memperoleh kontrol atas kemampuan diri dan memanfaatkan potensi yang dimiliki) Total
3,8,39,41, 43,45,47,49
28,29,42,44
1, 2, 14, 16, 17, 19, 31, 32, 35
5, 12,15, 20, 25, 3,3
29
TOTAL
13
9
12
15
21
50
72
Ketiga skala ini disusun menggunakan model Likert dengan mengetengahkan 4 kategori jawaban. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya pemusatan (central tendency) atau menghindari jawaban responden yang bersifat netral. Masing-masing jawaban menunjukkan kesesuaian pernyataan yang diberikan dengan keadaan yang dirasakan responden sendiri. Setiap kategori memiliki nilai sebagai berikut: Tabel 3.7 p Sk or Untuk ern ataan posrtif Dan N1egatif FAVOURABLE
Ul~FAVOURABLE
Sangat Setuju (SS)
4
1
Setuju (S)
3
2
Tidak Setuju (TS)
2
3
Sangat Tidak Setuju (STS)
1
4
KATEGORI
3.3.2 Teknik uji instrumen penelitian
Dalam penelitian ini teknik uji instrumen penelitian yang dilakukan yakni: 1. Uji Validitas Untuk mengetahui apakah skala yang telah dibuat mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya, maka diperlukan pengukuran validitas. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari
73
variabel yang diteliti secara tepat (Suharsimi Arikunto, 2002:145). Untuk menguji validitas dari skala yang telah dibuat teknik l
-(z:xXz:Y) r = ~[nz:x' -(z:x) 2 }[nz:Y 2 -(z:Y) 2 ] nZ:XY
Keterangan: r Koefisien korelasi Pearson product moment n = jumlah subjek X skor item Y = skor total
= =
2. Uji Reliabilitas Reabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. lnstrumen yang reliabel mengandung arti bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkapkan data yang bisa dipercaya (Suharsimi, 2002). Untuk mencari nilai estimasi reliabilitas instrurnen peneliti menggunakan teknik Alpha Cronbach (Azwar, 2003).
74
Keterangan:
a n Si St
= koefisien reliabilitas = banyaknya bagian (potongan tes) varians tes bagian I yang panjangnya tak ditentukan varians skor total (perolehan)
= =
Penghitungan dalam penelitian ini menggunakan program SPSS versi 12.0 yang akan diinterpretasikan dengan mengacu pada tabel koefisien korelasi Product Moment. Jika hasil perhitungannya lebih besar dari r tabel, maka korelasinya dianggap signifikan, dengan kata lain Ha diterima dan Ho ditolak. Tetapi jika hasil perhitungannya lebih kecil dari r tabel maka korelasi dianggap tidal< signifikan atau Ha ditolak dan Ho diterima.
3.4. Uji lnstrumen Penelitian
Sebelum penelitian dilakukan peneliti melakukan uji instrumen yang berjumlah 105 item dari dua skala yaitu skala tipe kepribadian lima faktor sebanyak 55 item dan skala motivasi berwirausaha 50 item. Uji instrumen diberikan kepada 40 orang mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Uji instrumen ini dilakukan dengan maksud: a. Mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan responden dalam menyelesaikan pengisian instrumen.
75
b. Mengetahui pemahaman responden terhadap pernyataan atau itemitem yang diberikan. c. Mengetahui validitas instrumen di mana skor tiap item dikorelasikan dengan skor total. d. Mengetahui tingkat reliabilitas instrumen yang
di~1unakan
untuk
mengukur tingkat reliabilitas skala tersebut.
3.4.1. Hasil uji validitas skala tipe kepribadian lima faktor
Berdasarkan uji validitas instrumen dengan teknik pada korelasi Product Moment Pearson pada skala tipe kepribadian lima faktm terhadap 60
mahasiswa perantauan pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dari 55 item yang diujicobakan diperoleh 38 item yang valid dan 17 item yang gugur. Item-item yang valid antara lain: 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 13, 14,
16, 17, 18, 19, 21,23,24,25,26,27, 28,29,30, 31, 32, 34, 35, 36,39,40, 41, 42, 44, 47, 49, 51, 52, 53 dan item-item yang gugur yakni item nomor; 6, 10, 11, 12, 15,20, 22, 33, 37,38,43,45,46,48,50,54, 55.
3.4.2. Hasil uji validitas skala motivasi berwirausaha
Berdasarkan uji validitas instrumen dengan teknik korelasi Product Moment Pearson pada skala motivasi berwirausaha terhadap 40 mahasiswa
76
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dari 50 item yang diujicobakan diperoleh 47 item yang valid dan 3 item yang gugur. Item-item yang valid antara lain; 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11,12, 13,14, 15, 16, 17, 18,19,20,21,22, 23,24, 25, 26,27,28,29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 38,39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50. Sedangkan item yang gugur adalah item nomor; 6, 36, 37.
3.4.3. Reliabilitas skala tipe kepribadian lima faktor dan motivasi berwirausaha
Dari hasil uji coba diperoleh hasil reliabilitas dengan menggunakan formula Alpha Cronbach untuk skala tipe kepribadian lima faktor diperoleh koefisien
korelasi sebesar 0,911 dan skala motivasi berwirausaha sebesar 0,941. dengan demikian galat baku pengukuran dari kedua skala tersebut masingmasing adalah 3, 742 untuk tipe kepribadian lima faktor dan 3.541 untuk motivasi berwirausaha.
77
3. 5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Teknik pengolahan data dalarn penelitian ini rnenggunal
non-parametrik dengan jenis deskriptif yang bertujuan untuk rnernberikan garnbaran urnurn responden sedangkan bentuk analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif yakni jenis analisis yang rnernpergunakan alat analisis berupa rnetode statistik, hasilnya disajikan dalarn bentuk angka yang selanjutnya dijelaskan dalarn suatu uraian (Hasan, 2002).
Berikut beberapa teknik perhitungan yang digunakan untuk rnengolah data dalarn penelitian ini: a. Untuk kategori tipe kepribadian, hasil skor skala tipe kepribadian distandarisasikan dengan rnenggunakan rurnus Z-score (Sulistiyono, 2003) yaitu: Z=-X_-_M_ SD
Keterangan: Z X M SD
= skor baku = skor kasar = nilai rata-rata = standar deviasi
b. Untuk rnendapatkan kategori tingkat rnotivasi berwirausaha digunakan rurnus kategorisasi berpatokan pada mean dari data ke dalarn tinggi-
78
rendah. Mean digunakan sebagai nilai pemisah clua kelompok bila ditemukan kemungkinan banyaknya kelompok atas tidak sama dengan kelompok bawah. Kelompok atas adalah mereka yang skornya lebih besar dari mean, sedangkan kelompok bawah aclalah mereka yang skornya sama atau lebih kecil dari mean. Banyaknya subjek untuk setiap kategori kemudian dihitung dan dimasukkan ke dalam tabel kontingensi.
c. Untuk menganalisis variasi beda skor motivasi berwirausaha yang dilihat dari tipe kepribadian lima faktor digunakan rum us One Way Anova dengan rumus sebagai berikut:
RKant RKdal
F=---
Keterangan:
F RK ant RK dal
=lndeks perbedaan =Rerata kuadrat antara
= Rerata kuadrat dalam kelompok
Menurut Kerlinger dan Fergusson (dalam Supratilmya, 2000), anova merupakan metode untuk memilah, mengisolasi, dan mengidentifikasi variasi yang teramati dalam suatu variabel terikat (dependent variabel) akibat satu atau lebih variabel bebas (independen) ke dalam beberapa bagian.
79
d. Untuk menjawab hipotesis penelitian yakni mengetahui hubungan antara tipe kepribadian lima faktor dengan motivasi berwirausaha pada mahasiswa Minang digunakan rumus kore/asi kontingensi.
Keterangan: C koefisien kontingensi chi-quadrat N jumlah sampel
= ·x2= = 3.6
1.
Prosedur Penelitian
Tahap Persiapan a. Dimulai dengan perumusan masalah b. Menentukan variabel yang akan diteliti c. Melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan gambaran dan landasan teoritis yang tepat mengenai variabel penelitian. d. Menentukan, menyusun dan menyiapkan alat ukur atau instrumen penelitian berupa skala model Likert yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1). Skala Kepribadian Lima Faktor 2). Skala Motivasi berwirausaha
80
2.
Melakukan uji coba ala! ukur (try out) lni dilakukan untuk mengetahui sejauh mana item-item pernyataan yang telah dibuat dapat menggali dan mewakili data-data1 yang sesuai dengan tujuan penelitian. Uji coba ala! ukur dilakukan pada tanggal 30 Juli 2007.
3.
Pelaksanaan Penelitian a. Menentukan sampel penelitian dan melakukan konfirmasi dengan subjek penelitian b. Memberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian dan meminta kesediaan subjek untuk mengisi kuesioner penelitian. c. Melaksanakan pengambilan data dengan memberikan alat ukur yang telah disiapkan kepada subjek penelitian. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 6 Agustus 2007.
4.
Tahap Pengolahan Data a. Melakukan skoring setiap hasil angket yang telah diisi oleh masingmasing subyek penelitian. b. Menghitung dan membuat tabulasi data yang diperoleh kemudian dibuat tabel data. c. Melakukan analisis data dengan menggunakan rnetode statistik untuk menguji hipotesis penelitian dan kornparasi antar variabel penelitian.
81
5.
Tahap Pembahasan a. Menginterpretasikan data dan membahas hasil analisis statistik berdasarkan teori. b. Merumuskan kesimpulan hasil penelitian dengan memperhitungkan data penunjang yang diperoleh.
BAB4 PRESENTASI DAN ANALISIS DAT A
4.1. Gambaran Umum Responden
Untuk memperoleh data peneliti melakukan penyebaran angket kepada 80 responden. Dari 80 angket yang disebar hanya kembali sejumlah 72 angket. Setelah dilakukan pemeriksaan ulang sebanyak 12 angket tidak dapat digunakan atau diolah karena tidak sempurnanya pengisian angket yang dilakukan oleh responden sehingga hanya data dari 60 responden yang dapat digunakan dalam penelitian ini. Selanjutnya dari identifikasi yang dilakukan atas 60 responden diketahui bahwa 30 responden (50%) berjenis kelamin laki-laki, dan 30 responden lainnya (50%) berjenis kelamin perempuan.
4.2. Uji Persyaratan 4.2.1. Uji normalitas
Data-data berskala interval hasil suatu pengukuran pada umumnya mengikuti asumsi distribusi normal. Namun, tidak mustahil suatu data tidak mengikuti asumsi normalitas. Untuk mengetahui kepastian sebaran data yang diperoleh
83
harus dilakukan uji normalitas atas data yang bersangkutan (Nurgiyantoro dkk, 2000).
Pada penelitian ini uji normalitas yang digunakan adalah Kolmogorov-
Smirnov untuk menguji kebaikan sesuai (goodness of fit) suatu data. Yang diperhatikan dalam hal ini adalah tingkat kesesuaian distribusi nilai sampel (skor yang di observasi) dengan distribusi teoritis tertentu (normal, uniform,
atau poison). Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov diperoleh nilai uji normalitas data pada skala tipe kepribadian lima faktor sebesar 1,235 dengan menggunakan taraf signifikansi alpha 5%, maka diketahui bahwa nilai probabilitas 0,095 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Berikut gambar diagram P-P plot sl
"°'-i-------------------c71 0.8
.0
e
0 0
"E o.6
0 0
~
'-'
~8.
0 0 0 0.4
0
x w 0.2
0
0
0.0
0.2
0.4
0.6
Observed Cum Prob
0.8
1,0
84
Dari gambar di atas terlihat bahwa sebaran data dari variabel tipe kepribadian lima faktor berada di sekitar garis uji yang mengarah ke kanan atas. Dengan demikian data tersebut dapat dikatakan normal.
Selanjutnya hasil uji normalitas data pada skala motivasi berwirausaha diperoleh koefisien Kolmogorov-Smirnov sebesar 1,337 dan angka probabilitas sebesar 0.056, dengan menggunakan taraf signifikansi alpha 5% maka diketahui bahwa nilai probabilitas 0,056 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Berikut ini gambar diagram P-P plot skala motivasi berwirausaha keluaran SPSS versi 12, 0.
Gambar3 P-P Plot Motivasi Be1wirausaha (MB) Normal P-P Plot of MB
,,0-,----------------
0.6
0
0
0 0
0
0 0 0
0
0
0.2 0
o.o-1-"--------------~-----1 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8
Observed Cum Prob
85
Dari gambar di atas terlihat sebaran data variabel motivasi berwirausaha berada di sekitar garis uji yang mengarah ke kanan atas. Dengan demikian data tersebut dapat dikatakan normal.
4.2.2. Homogenitas
Homogenitas digunakan untuk mengetahui variabel mean dari data dalam suatu kelompok. Dalam penelitian ini, untuk mengetahui homogenitas dilakukan dengan menggunakan rumus One-Way Anova, dengan ketentuan jika F hitung lebih besar dari F tabel maka varian data bersifat tidal< homogen dan jika F hitung lebih kecil dari F tabel maka varian data bersifat homogen. Adapun hipotesis yang dapat diajukan adalah: Ha = Varians data bersifat tidak homogen Ho= Varians data bersifat homogen
Berdasarkan hasil analisa homogenitas yang dilakukan melalui program SPSS versi 12, 0 diperoleh hasil sebagai berikut: Dari uji hipotesis yang dilakukan maka diperoleh nilai F hitung dari tipe kepribadian lima faktor sebesar 0,339 < dari nilai F tabel pada taraf signifikansi 5% yakni 4, 00. Dan pada skala motivasi berwirausaha diperoleh nilai F hitung sebesar 1, 193 < dari nilai F tabel pada taraf signifikansi 5%
86
yakni 4, 00. Karena nilai F hitung < dari nilai F tabel, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa varians data dari kedua skala tersebut bersifat homogen.
4.2.3. ldentifikasi Skor Skala Tipe Kepribadian Lima Faktor
Dari pengklasifikasian yang dilakukan atas responden diperoleh kecenderungan tipe kepribadian yang dominan sebagai berikut: Tabel 4.1 Klasifikasi Responden Berd asarkan T"1pe Kepri"b a d"1an L"1ma F·a ktor Tipe Kepribadian Frekuensi %
Openness to experience
14
23
Consciousness
11
18
Extrovertness
6
10
Agreeableness
13
22
Neuroticism
16
27
60
100
Total
Secara umum dari lima tipe kepribadian yang dievaluasi, diperoleh bahwa tipe kepribadian neuroticism merupakan tipe kepribadian yang mendominasi, yaitu sebanyak 16 responden atau sebesar 27% dan tipH kepribadian yang memiliki pHrsentase terendah adalah extrovertness. Pengidentifikasian tipe kepribadian tersebut diperoleh dari nilai masing-masing tipe kepribadian yang dominan, hasil skor skala tipe kepribadian distandarisasikan dengan menggunakan nilai Z- Score dan T-Score. Setiap responden memiliki lima
87
nilai T yang mewakili lima tipe kepribadian yang diteliti. Nilai T- score tiap tipe kepribadian terangkum dalam lampiran 9.
Pengklasifikasian skala tipe kepribadian lima faktor berdasarkan pada penjelasan dari Kasali (2007:66) yang menyatakan bahvva setiap orang pasti memiliki setiap unsur dalam OCEAN tersebut namun besar atau kadarnya bisa bervariasi. Ada yang mempunyai kadar yang tinggi, ada yang sedang saja dan ada yang rendah. Hal tersebut melatarbelakan!Ji peneliti untuk mengidentifikasi kepribadian responden berdasarkan nilai T- Score yang dominan dari kelima tipe kepribadian seperti yang ada pada lampiran 9. Tabel berikut menunjukkan jumlah responden menurut tipe kepribadian yang dominan.
4.2.4. Uji hipotesis
Untuk menguji hipotesis penelitian, digunakan rumus korelasi kontingensi. Koefisien kontingensi digunakan apabila variabel yang dikorelasikan berbentuk kategori (gejala ordinal). Koefisien kontingensi sangat erat kaitannya dengan chi-kuadrat dan dihitung dengan tabel kontingensi. Hal ini dikarenakan data populasi dan data sampel diklasifikasikan ke dalam berbagai atribut (Putri, 2005). Untuk menghitung koefisien kontingensi, terlebih dahulu dihitung nilai chi-kuadrat.
88
Rumus chi-kuadrat digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan frekuensi yang diobservasi fo (frekuensi yang diperoleh berdasarkan data), dengan frekuensi yang diharapkan fh. Apabila dari penghitungan ternyata harga x' sama atau lebih besar dari harga kritik x' yang tertera dalam tabel, sesuai dengan taraf signifikansi yang telah ditetapkan dapat ditarik kesimpulan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara fo dengan fh atau sebaliknya (Arikunto, 2002).
Sebelum melakukan penghitungan dengan koefisien kontingensi, terlebih dahulu dilakukan pengklasifikasian pada motivasi berwirausaha di mana responden dikelompokkan l<e dalam kecenderungan masing-masing tipe kepribadian seperti pada tabel berikut: Tabel 4.2 Skar Motivasi Berwirausaha No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 L Mean
Kecenderuni:1an Tipe Ke >ribadian
c
0
E
N
A
152 146 184 151 153 152 156 132 151 136 184 140 151 152
143 183 146 155 171 142 142 153 188 138 179
135 162 155 137 152 156
1137 149 166 150 159 152 1154 1150 1:>8 1:>9 1159 1!50 1153
2140 152.86
1740 158.18
897 149.5
1976 1!i2
155 162 160 146 154 172 149 147 147 153 163 138 137 151 153 139 2426 151.63
89
Dari data di atas, kemudian motivasi berwirausaha dikelompokkan ke dalam tingkatan tinggi dan rendah dengan menggunakan tolok ukur mean teoritis yakni sebesar 152.98. Bila skor dari motivasi berwirausaha;:: mean, maka responden digolongkan ke dalam tingkatan motivasi berwirausaha yang tinggi sedangkan skor motivasi berwirausaha yang s dari mean maka responden digolongkan ke dalam tingkatan yang rendah. Data hasil pengelompokkan tersebut dapat dilihat pada label f 0 berikut:
Tabel 4.3
fo Tipe Kepribadian openness to experience consciousness extrovertness agreeableness neuroticism
r
Motivasi Berwirausaha Tinggi
Rendah
r
4
10
14
4
7
11
4
2
6
6
7
13
8
8
16
26
34
60
90
Dari tabel f0 di atas kemudian dilanjutkan dengan tabel ft, sebagai berikut:
Tabel 4.4
fh Tipe Kepribadian
Motivasi Berwirausaha Tinggi
Rendah
r
6.07
7.93
14
4.77
6.23
11
2.60
3.40
6
5.63
7.37
13
6.93
9.07
16
26
34
60
openness to experience consciousness extrovertness agreeableness neuroticism
r
Berdasarkan tabel yang ada, yakni tabel f0 dan tabel fh, dapat dihitung nilai Chi-kuadrat sebagaimana yang terlampir pada tabel berikut:
Tabel 4.5 Ta b e I Keria . Unu t k Men h'1tun ~ c h"l··sciruare Tipe Kepribadian Openness to experience Consciousness
Extrovertness
Agreeableness
Neuroticism
r
Klasifikasi
fo
fe
fo-fe
(fo-fe)2
(fo-fe)2/fe
Tinggi
4
6.07
-2.07
4.28
0.71
Rend ah
10
7.93
2.07
4.28
0.54
Tinggi
4
4.77
-0.77
0.59
0.12
Rendah
7
6.23
0.77
0.59
0.10
Tinggi
4
2.60
1.40
1.96
0.75
Rendah
2
3.40
-1.40
1.96
0.58
Tinggi
6
5.63
0.37
0.14
0.02
Rendah
7
7.37
-0.37
0.14
0.02
Tinggi
8
6.93
1.07
1.14
0.17
Rendah
8
9.07
-1.07
1.14
0.13
60
60
0.00
16.24
3.13
91
Berdasarkan perbandingan chi-kuadrat hitung dengan tabel chi-kuadrat (Rahayu, 2004) berlaku aturan berikut: jika chi-square hitung > chi-square tabel, maka Ha diterima dan jika chi-square hitung < chi-square tabel, maka Ha ditolak. Dari penghitungan yang dilakukan diperoleh nilai dari nilai
x2
tabel
x2
hitung
=3, 13 <
yakni sebesar 9, 49.
Dari hasil penghitungan juga diperoleh nilai koefisien kontingensi antara tipe kepribadian lima faktor dengan motivasi berwirausaha sebesar 0,375 dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
2
3. 13 - - = 0.375 c = -2 3 .13
+ 60
Dengan demikian Ho diterima, yang artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara tipe kepribadian lima faktor dengan motivasi berwirausaha pada mahasiswa Minang.
92
4.3
Hasil Utama Penelitian
Dari uji hipotesis yang telah dilakukan pada skala tipe kepribadian lima faktor dengan motivasi berwirausaha diperoleh nilai koefisien chi-kuadrat sebesar
3, 13 dan nilai koefisien korelasi kontingensi sebesar 0,:175. Nilai koefisien korelasi kontingensi yang diperoleh lebih kecil dari nilai ;r2 tabel pada taraf signifikansi 5% yakni 9, 49. Maka dari hasil tersebut dapat dianalisis bahwa Ho yang menyatakan "tidak ada hubungan yang signifikan antara tipe kepribadian lima faktor dengan motivasi berwirausaha pada mahasiswa Minang" diterima. Sehingga Ha yang berbunyi "ada hubungan yang signifikan antara tipe kepribadian lima faktor dengan motivasi be1V11irausaha pada mahasiswa Minang tidak dapat ditegakkan.
BAB5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan interpretasi data yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat korelasi yang signifikan antara tipe kepribadian lima faktor dengan motivasi berwirausaha pada mahasiswa Minang. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa tinggi rendahnya motivasi berwirausaha pada seseorang tidak ada kaitannya dengan kecenderungan dari tipe kepribadian lima faktor yang ada pada dirinya. Artinya seorang mahasiswa yang memiliki kecenderungan pada salah satu tipe kepribadian tertentu yang ada dalam tipe kepribadian lima faktor (openness to
experience, consciousness, extrovertness, agreeableness, neuroticism) dalam kadar yang tinggi sekalipun tidak memiliki hubun9an dengan tinggi rendahnya motivasi berwirausaha yang ia miliki.
5.2
Diskusi
Dari fenomena yang terjadi di kalangan mahasiswa saat ini terlihat kecenderungan dan minat yang besar untuk memulai atau terjun ke dalam
94
dunia usaha. Dari sejumlah mahasiswa yang juga berprofesi sebagai wirausahawan muda di Universitas Islam negeri Syarif iHidayatullah Jakarta, posisi terbanyak dipegang oleh mahasiswa perantauan. Minat usaha yang cukup besar ini tak lahir dengan mudah karena harus melalui proses yang panjang dari sekedar keinginan hingga terwujudnya usaha yang diinginkan. Semua rangkaian panjang dalam merintis usaha itu juga tidak ditempuh dalam waktu yang singkat. Untuk dapat merealisasikan keinginannya seorang mahasiswa perantauan itu harus memiliki motivasi yang kuat dan ia juga dituntut untuk mampu mempertahankan, menjaga dan meningkatkan motivasinya tersebut.
Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya motif tertentu. Faktor dasarnya adalah adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Teori motivasi ini pertama kali dikemukakan oleh Maslow 1934 (dalam Suryana,2003). la mengemukakan hierarki kebutuhan yang mendasari motivasi. Menurutnya, kebutuhan itu bertingkat sesuai dengan tingkatan pemuasannya, yaitu kebutuhan fisik (physiological needs), kebutuhan akan keamanan (security needs), kebutuhan sosial (social needs), kebutuhan harga diri (esteem needs), dan kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization needs).
95
Setelah semua keinginan yang ada telah terealisasi pun seseorang akan dihadapkan pada penurunan motivasionalnya. Berdasarkan percobaan dan perhitungan yang dilakukan oleh pakar di bidang ini, dapat dipaparkan perihal relasi positif antara kuatnya motivasi seseorang, dengan kemungkinan keberhasilannya dalam mengatasi suatu tantangan hidup. David C. McClelland dan John W. Atkinson (tanpa tahun) (dalam Effendi, 1999) menyatakan adanya grafik kenaikan motivasi seseorang seiring dengan keberhasilan individu dalam mengatasi tantangan hidup, sampai mencapai nilai 50%. Jika kemungkinan keberhasilan ditingkatkan secara kontinyu di alas 50%, maka kadar motivasi itu secara perlahan-lahan akan menurun hingga mencapai titik nol.
Kepuasan atau tercapainya suatu kebutuhan dapat mengubah kekuatan motivasi seseorang dalam melakukan sesuatu dan beralih pada kebutuhan lainnya. Dapat disimpulkan bahwa perkembangan tingkat kebutuhan dalam kehidupan manusia dapat merangsang daya dorong atau semangat untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Jadi, ketika suatu kebutuhan sudah terpenuhi, pada saat itu pula kekuatannya akan berubah dan perilaku orang pun otomatis berubah untuk mendapatkan kebutuhan-kebutuhan berikutnya.
Effendi (1999) menjelaskan bahwa motivasi berwirausaha sangat berpengaruh pada tujuan yang ingin dicapai. Seseorang yang sudah
96
termotivasi tidak selamanya dapat mempertahankan motivasinya. Karena, perilaku seseorang berubah seiring dengan perubahan psikologis yang dialaminya. Jalannya perubahan tersebut cepat atau lambat bergantung kepada sifat individu yang bersangkutan.
Beberapa orang ahli telah menemukan lima komponen dominan dalam kepribadian wirausahawan yang disebut dengan "the big five". Kelima komponen hasil kajian Costa & Mccrae (1997) (dalam K.asali, 2007) ini lebih dikenal dengan akronim OCEAN. The Big Five atau model kepribadian lima faktor merupakan pembentuk kepribadian yang bersifat highly inheritable (sangat terbawa pada keturunan). Dari penelitian mereka dipercaya bahwa dalam kepribadian wirausaha tersebut terkandung komponen seperti keterbukaan, kelenturan, kesiapan menghadapi tekanan-tekanan dan sebagainya yang akan mendorong seseorang untuk melakukan perubahan terutama dalam bidang wirausaha. Menurut Kasali (2007':66) setiap orang pasti memiliki setiap unsur dalam OCEAN tersebut namun besar atau kadarnya bisa bervariasi.
Kepribadian lima faktor merupakan konsep kepribadian yang membentuk diri seseorang sehingga ia mampu melihat dan bergerak melakukan perubahan. Hal ini merupakan ciri-ciri yang dimiliki oleh wirausahawan sejati.
97
Entrepreneur menciptakan sesuatu yang baru. Mereka tidak mengeksplorasi jalan yang sudah ada, melainkan mencari jalan-jalan yang baru.
Namun pendapat dari beberapa orang ahli tersebut bertolak belakang atau tidak sejalan dengan hasil yang diperoleh dari penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada korelasi yang signifikan antara tipe kepribadian lima faktor dengan motivasi berwirausaha pada mahasiswa perantauan khususnya yang ada di Universitas Islam NEigeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Motivasi berwirausaha yang dimiliki oleh mahasiswa Minang ternyata tidak ada hubungannya dengan salah satu tipe kepribadian lima faktor paling dominan yang mereka miliki.
Dari kelima tipe kepribadian yang diteliti diketahui bahwa mahasiswa Minang memiliki kecenderungan tipe kepribadian neuroticism, tipe kepribadian ini dimiliki oleh sebanyak 16 orang dari keseluruhan jumlah mahasiswa Minang yang menjadi responden dan sisanya memiliki kecenderungan tipe kepribadian openness to
experienc!~
sebanyak 14 orang,
agreeableness sejumlah 13 orang, consciousness sebanyak 11 orang dan extrovertness sebanyak 6 orang. Dan dari penelitian juga terungkap alasanalasan mahasiswa Minang tersebut untuk berwirausaha. Hasil penelitian ini hanya berlaku terbatas pada setiap pribadi yang menjadi responden dan tidak dapat digeneralisasiskan. Artinya hasil penelitian yang diperoleh
98
merupakan deskripsi dari pribadi dalam ruang lingkup terbatas yaitu mahasiswa perantauan yang tergabung dalam komunitas mahasiswa Minang di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
Perbedaan hasil pada penelitian ini dengan pendapat dan hasil penelitian dari para ahli sebelumnya yakni Costa dan Mccrae (dalam Kasali, 2007), hal tersebut bisa saja disebabkan oleh berbagai faktor baik yang berasal dari dalam dan dari luar diri responden. Diantaranya disebabkan oleh beberapa hal yakni; keterbatasan dalam jumlah pada sampel penelitian ini sehingga hasil penelitian ini hanya belaku sebatas pribadi yang diteliti dan tidak dapat digeneralisasikan untuk lingkup kelompok yang lebih besar.
Selanjutnya masalah keterbatasan waktu yang dimiliki oleh para mahasiswa yang juga berprofesi sebagai wirausahawan muda tersebut jug a menjadi kendala tersendiri. Penelitian yang dilakukan di sela-sela rutinitas usaha yang mereka lakukan sehingga responden kesulitan dalam proses pengisian data sehingga data yang diberikan atau yang diperoleh dirasa belum optimal. Keterbatasan waktu yang dimiliki responden membuat responden sulit berkonsentrasi dalam mengisi angket di antara waktu senggang mereka.
99
Pada penelitian ini, skala yang digunakan adalah skala yang di adaptasi dari skala yang sudah ada dan telah dikembangkan oleh ,John (2002) dalam format bahasa lnggris. Penggunaan skala terjemahan dari skala yang sudah ada tersebut dirasa masih kurang sempurna dan belum dapat menggali data yang ingin di peroleh dari responden dengan latar belakang suku dan budaya yang berbeda dari alat ukur yang digunakan.
Selain itu teknik pengumpulan data yang menggunakan pendekatan kuantitatif dirasa masih kurang mendalam untuk mendapatkan data dari para responden. Penggunaan angket dirasa masih belum mewakili apa yang ingin digali dari para responden. Hal ini sesuai dengan pendapat Boeree (2003) yang menyatakan bahwa teori-teori yang bertujuan memprediksi kepribadian seseorang memiliki sedikit kekurangan dalam hal penernpatan seseorang pada satu tipe kepribadian tertentu. Teori kepribadian pada umumnya hanya mengklasifkasikan seseorang berdasarkan kondisi dan ciri-ciri umum yang ditonjolkan oleh seseorang sedangkan kondisi yang ada sekitarnya kurang diperhitungkan. Misalnya saja pada orang-orang yang diklasifikasikan sebagai orang dengan tipe kepribadian introvert pada situasi asing atau suasana yang penuh tekanan seperti saat wawancara
kl~rja,
mungkin
kepribadian extrovert terse but dapat terlihat sepenuhnya1. Na mun bila orang tersebut ditempatkan atau berada dalam situasi yang berbeda misalnya dengan teman-teman dekat maka tak jarang mereka akan menampilkan
100
kepribadian yang bertolak belakang dengan situasi sebelumnya. Dengan demikian maka jelaslah bahwa penggunaan metode kuantitatif dalam penelitian mengenai kepribadian belum cukup untuk memberikan data yang akurat. Disinilah pentingnya penggunaan pendekatan dengan menggunakan metode kualitatif untuk menyempurnakan perolehan data dari metode kuantitatif agar hasilnya lebih optimal.
5.3
Saran
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa tidak terdapat korelasi yang signifikan antara tipe kepribadian lima faktor dengan motivasi berwirausaha pada mahasiswa perantauan karena beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya keluarga, lingkungan dan diri mahasiswa itu sendiri. Maka untuk penelitian selanjutnya disarankan: 1.
Untuk mengambil sampel yang lebih umum atau l·ebih banyak dalam artian ruang lingkup yang lebih luas serta memperhitungkan faktorfaktor yang berpengaruh supaya hasil yang dipemleh lebih komprehensif.
2.
Selanjutnya bagi penelitian berikutnya disarankan bagi peneliti untuk memilih sampel yang bersedia meluangkan waktu atau mampu
IOI
menyesuaikan jadwal yang tidak akan mengganggu rutinitas responden dalam menjalankan usahanya
sehing~1a
responden tidak
merasa terganggu dan mereka dapat memberikan data secara optimal sesuai dengan yang peneliti harapkan.
3.
Agar memperoleh data yang lebih komprehensif disarankan kepada peneliti berikutnya untuk dapat menggunakan pendekatan kualitatif selain dari pendekatan dengan metode kuantitatif yang telah dilakukan pada penelitian-penelitian sebelumnya.
4.
Agar dapat mengakomodir segala perbedaan yang ada pada penelitian yang berkaitan dengan latar belakang budaya, suku atau etnis, disarankan pada peneliti yang menggunakan skala hasil adaptasi dari skala yang dikembangkan dengan latar belakang budaya yang berbeda dari sampel penelitian untuk melakukan teknik adaptasi alat ukur yang ideal. Proses yang dilakukan sedapat mungkin harus melalui beberapa tahapan sebagai berikut: skala yang berbahasa lain misalnya berupa bahasa lnggris diterjemahkan
ke~
dalam bahasa
Indonesia, kemudian hasil terjemahan tersebut diterjemahkan lagi ke dalam bahasa awalnya atau bahasa lnggris. Hasil terjemahan akhir tersebut kemudian dicocokkan dengan skala aslinya, bila hasilnya
102
sama maka berarti hasil terjemahannya sudah bagus dan skala sudah layak digunakan sebagai alat ukur.
5.
Saran praktis bagi fakultas psikologi agar dapat rnengembangkan wacana dan kajian tentang kewirausahaan bagi para mahasiswa, sehingga mahasiswa fakultas psikologi UIN Syarif Hidayatullah dapat meningkatkan sumberdaya dan potensinya agar tidak lagi hanya berorientasi untuk menjadi seorang pekerja atau karyawan semata.
103
Daftar Pustaka Abidin,
M. 2004. lmplementasi adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah. Padang: Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau (PPIM).
Alsa, A. 2003. Pendekatan kuantitatif dan kualitatif serta kombinasinya dalam penelitian Psiko/ogi. Yogykarta: Pustaka Pelajar. Ambadar, J. 2006. Siapa takutjadi pengusaha. Bekasi: Britz Publisher. Amelia,
R.
2005. Pendekatan strategis dalam mengurangi tingkat pengangguran melalui kewirausahaan pemuda. Medan: PS. Psikologi FK. USU.
An-Nabhani, Y. 2003. Sudah untung masuk surga /a9i. Bandung: Pustaka Hidayah. Arikunto, S. 2002. Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka Gipta. Asnan, G. 2003. Kamus sejarah Minangkabau. Padang: Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau (PPIM). Azwar, S. 2003. Penyusunan ska/a Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Boediono & Koster W. 2002. Teori dan ap/ikasi statistika dan probabilitas. Bandung: Remaja Rosdakarya. Boeree, C. G. 2003. Strengths and Criticisms of Trait Theory. http.www [email protected]. uk. Brouwer, M. A. W. 1979. Kepribadian dan perubahannya. Jakarta: PT. Gramedia. Bruno, F. J. 1989. Kamus istilah kunci Psiko/ogi. Yogyakarta: Kanisius. Chaplin, J. P. 2002. Kamus /engkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Press. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1988. Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Dprin. (2007). Wirausaha. http://www.dprin.go.id. Efendi, F. 1999. Nilai dan makna kerja dalam Islam. Ciputat: Nuansa Madani.
104
Febria, I. 1994. Perbedaan tipe kepribadian dan sikap terhadap aksi unjuk rasa mahasiswa,. Depok: Skripsi Fakultas Psikologi UI. Gitman & McDaniel. 1995. The world of business. Cincinati: South Western College Publising Company. Harefa, A. 2002. Berwirausaha dari no/: 10 kiat sukses dengan modal seadanya. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Harre, R & Roger L. 1996. Ensik/opedi Psikologi, Jakarta: Arcan. Hasan,
M. I. 2002. Pokok-pokok materi metodologi penelitian dan aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Husaini, U & Purnomo. 1995. Pengantar statistika. Jakarta: Bumi Aksara. John, 0. D. 2002. The Big Five Personality Test U.C. Berkeley Psychologist Copyright by Atof Inc. http://www.google.co.id. Kao, R. 1987. Enterpreneurship and new venture management. Prentice-Hal Canada: Scarborough. Toronto Kasali, R. 2007. Recode your change DNA. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Kotler, P. 1997.Manajemen pemasaran. Jakarta: PT. Pn3nhallindo. A. 2006. Membangun karakter dan kewirausahaan. Yogyakarta: Graha llmu.
Mudjiarto
& Wahid,
l<epribadian
Mujib, A. 2002. Nuansa-nuansa Psikologi Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persad a. Nairn, M. 1984. Merantau: po/a migrasi suku Minangkabau, Yogyakarta: Gajah Mada Univ. Press. Nugroho., M. A. S. 2006. Kewirausahaan berbasis spiritual. Yogyakarta: Ka yon Nurgiyantoro, 13. 2000. Statistik terapan untul< peneltian i/mu-ilmu sosial. Yogyakarta: Gajahmada University Press. Putri, L. S. E dan Sulistyono,S. 2005. Pengantar statistik Psikologi. Jakarta: Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah.
105
Rahayu, S. 2004. Be/ajar mudah spss versi 11,5. Bandung: CV. Alfabeta. Salim. 1991. Kamus bahasa Indonesia kontemporer. Jakarta: Balai Pustaka. Sarwono, S. W. 2000. Pengantar umum Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang. Sevilla, G. C, et.al. 1993. Penerjemah, Alimmudin Tuwu Pengantar metode penelitian. Jakarta: UI Press. Siagian, S. P. 2005. Teori motivasi dan aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta. Soehartono, I. 1999. Metode penelitian sosial. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sulistiyono, S. 2003. Statistika -1. Purwokerto: Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Suryana. 2003. Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat. Tjendera, E. 2006. B-Enterpreneur. http://[email protected]. Wardhana, D S. 2007. Cara cerdas cari uang. Jakarta: Kawan Pustaka.
--.----·
ta Hasil Try Out Skor Skala Tipe Kepribadian Lima Faktor ).
) I )
Item
1 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3
;
2
I
3
;
4 4
i
'
l
) )
I
2 l !
; 3 i
3 l )
1 2 3 4 5 3 7 3 9 3
3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 2 4 4 2 3 3 3 3 3 4 3
2 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 2 3 3 2 3 3
3 4 4 3 4
3 3 3 4 3
3 3 3 2
3 4 3 4 3 3 2
3 3 4 3
3 3 4
0 0
0
3 1 4
3 3 4 4 3 3 4 3
2 2 3 4 3 4 3 3 3
v
4 3
3 3
4 2 3 1 4 3 4 4 3 3 3
3 3 1 3
3 2 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 2 3 3
3 3 1
2 3 2 4 4
5 2 3 3 4 3 4
3 4 3 3 4 3 2
6 4 3 3 3 4
7 3 4 3
4
3 2
3 3 4
3 3 3 4
3
3
3 2 3 3 4
3 3
3 4 2 3 4 3 3 4 2 3 2 4 2 2 3 1 3 4 4 3 4
3
3 4 3
4
3
4 3
3 3 4 3 4 4
3 3 3 3 2
4
3
2 3 4 3 3 4
2 4 3 3 3 3
''
3 2 3 4
3 3 4 3 4 3 4 3
''
4 3 3 1 3 3 4 3 4 4 3 3
8 3 4 4 4 3 3
2 3 3 3 4 3 2 4 4 3 4
2 4 2 3 2 3 3 3 3 3
9 4 4 4 3 3 4 2 4 3 3 3 3
10 11 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
3
3
2
3 4 3 3 3 3
3 4 3 4 4 4 2
3 3 3 3 4 3
2 3 2 4 4 2 3 4
4
3 3 3 2 4 3
4 4 4
3 3 3 3 4
0
0
v
v
0
0
4 1 3 2 4 3 2 2 3 3 3 3
3
3 4
3 3 4 4 3 3 4
<
3 3 3 3 2 2 3 3 2 4 4
3 3 3 3 4 3 4 3 3 3
v
3
3 2 3
3
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 4 4 4 3 4 2 2 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 2 2 3 2 3 2 2 2 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 1 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 2 3 3 3 2 3 4 2 3 2 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 2 2 4 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 1 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 4 3 3 3 4 4 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 ' 1 4 2 3 ' 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 2 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 2 2 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 1 2 2 3 3 4 3 2 2 2 4 3 4 3 1 2 2 4 4 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 ~
22 23 24 3 2 2 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 2 2 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 1 2 3 3 4 4 3 3 4 2 3 4 3 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 4 3 3 2 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 2 3 4 3 4 3 2 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
25 2 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3
3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3
3 2 3 3 3 4 3
2 4 3 3 3
26 27 28 29 30 31 2 3 4 3 4 4 1 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 4 4 3 4 3 4 2 2 2 3 2 3 4 4 2 3 4 3 2 3 3 3 3 1 1 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 4 4 3 4 3 4 4 2 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 1 4 2 3 4 2 3 3 4 3 3 1 3 1 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 1 1 1 4 I 3 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 2 3 2 4 2 2 1 3 3 3 3 3 2 2 1 3 3 3 3 4 1 3 4 4 1 3 3 3 2 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 1 3 3 4 4 1 3 4 4 3 3 3 4 3 4
32 33 34 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 1 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 1 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 1 2 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3
'J---··
36 37 38 39 40 41 3 2 4 3 3 4
4 1 3 3
3 3 2 3
3 4 4 3
3 3 3
3 3 4
4
3
4
4 3 2
4
3 4 4
3
3
3
3 2
4 3 4 3
4 3 3 4 3 3 3 4
3 3 3 2
4
3 3
4 4
4 3 3
4 4
4
4
3 4
2
3 3 3 2
i 4
4
3 4
3 3 3
3 4 4
3 3 3 3 3
3 4 4 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3
4 4 3
4
3
3 3 3
2 4 4 4
3 3
3
1
3
4
4 4
3 4
3
3 4
3
3
4
2 3 4
3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 3 3 3 3
4 3 2 4 2
3
3
3 4 3 3
4 3 4
3 4
1 3 2 3 4 3 3 3 4
4 3 3 2 3 2 2 2 4
3 4
3
4 3 3 3 4
3 4
3 2 3 4 1 4 3 4
3 3 1 4
3 3 3 3 3
4 3 3
3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 4
3 3 2 3 3 4 4
4 3
42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 2 4 3 4 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 2 4 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 2 3 2 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 • ' 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 1 3 2 3 3 2 3 3 2 2 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 2 3 4 2 3 3 3 3 3 4 2 4 3 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 1 4 4 2 4 3 2 2 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 ~
~
52 53 54 55 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 2 4 3 2 3 3 3 4 4 4 3 4 j 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 3 4 4 4 2 1 2 3 3 2 4 3 3 4 4 3 4 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 ' • 4 ' 4 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 1 3 3 3 3 4 2 1 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 ~
~
~
Total
161 192 182 177 182 193 152 188 173 173 179 174 148 173 186 162 188 165 173 155 194 152 183 192 156 178 184 155 180 146 193 156 168 152 164 159 193 173 187 180
36 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 1 3 2 3 4 3 2 3 2 2 1 3 2 2 3 3
2 2 3
3 2 2 3 3 2 4 2 2 2 1
37 3 3 2 4 1 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3
4 3 3
3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4
38 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 4 4 3 3 2 4
39 40 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 2 4 4
41 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4
3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4
42 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4
43 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4
44 3 3 3 3 4 3
2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 2 4 4 4 3 4
2 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4
4 3 4 4
45 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4
46 47 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 2 3 3 4 3 4 4 3 4 4 2 2 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 2 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4
48 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 2 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4
49 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 2 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4
50 4 3 4 1 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4
Total
163 171 152 156 190 144 172 155 170 180 151 164 173 162 146 159 159 151 145 144 194 148 162 156 161 160 158 ·i46
158 145 146 178 163 149 162 196 166 172 139 190
Lampiran 2 Uji Validitas Skala Tipe Kepribadian Lima Faktor Correlations
I
Correlations
Pearson Correlation
rOTX1
1
.374(')
Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
TOTX1
40
40
.374(.)
1
Sig. (2-tailed) N
Pearson
VAR00006
Correlation Sig. (2-tailed) N
40
40
VAR00006
1
.305
40
.055 40
.305
1
.055 40
40
Correlatic)n
.017
N
TOTX1 Pearson
.017
N /AR00001
I
TOTX1 , VAR00001
Correlation 1s s1gmficant at the 0.05 level (2-taited).
Correlations Correlations
I
TOTX1
Pearson Correlation
rOTX1
VAR00002
1
.471(.. )
40
.002 40
.471( ..)
1
Sig. (2-tailed) N
Pearson Correlation
/AR00002
Sig. (2-tailed) N
.002 40
40
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
I TOTX1
N VAR00007
TOTX1
.454( 0
)
.003 40
40
.454( ..)
1
.003 40
** Correlation 1s significant at the 0.01 level
I TOTX1
40
(2~talled).
.426( .. )
40
40
.426( ..)
1
Sig. (2-tailed)
VAROOOOB
N
.0061 40
N
TOTX1 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.006
N
Pearson Correlation
VAR00003
1
Correlation Sig. (2-tailed) /AR00003
1
VAR00007
Correlations
Pearson
r0Tx1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Correlations
I
TOTX1 Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
40
VAROOOOB
1
.614(..)
40
.000 40
.614( ..)
1
.000 40
40
.. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlation 1s s1gn1ficant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Correlations
I rOTX1
I TOTX1
Pearson Correlation
VAR00004 .019
N Pearson Correlation
40
40
.370(')
1
Sig. (2-tailed) '
N
019 i' 40
I
N VAR00009
N
/AR00005
TOTX1
Correlation
.615( ..) .000
40
40
.615(")
1
.000 40
40
Correlations
Correlations Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson
1
VAR00009
•• Correlation 1s s1gnif1cant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlation rs significant at the 0.05 level (2-ta!!ed).
r0Tx1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
40
"
I
TOTX1 Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.370(.)
1
Sig. (2-tailed) /AR00004
TOTX1
1
VAR00005 .655( ..)
40'
I .000 I
I
.655( ..)
Sig. (2-tailed) N 40 Correlation is significant at the 0.01 level (2-tarled).
TOTX1
.000 40 1 40
TOTX1 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR00010
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1
VAR00010 .303 .057
40
40
.303
1
.057 40
40
Correlations
I
Correlations TOTX1
Pearson Correlation
fOTX1
i
1
.103
Sig. (2-tailed)
N /AR00011
TOTX1
40
Pearson Correlation
.103
1
Sig. (2-tailed)
.526
VAR00016
40
40
TOTX1 Pearson Correlatit)n Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.526 40
N
I
VAR00011
VAR00016
1
.516(..)
40
.001 40
.516(..)
1
.001 40
40
** Correlation 1s significant at the 0.01 level (2-taited). Correlations
I Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
fOTX1
N /AR00012
Correlations
TOTX1 I VAR00012 .277
N
TOTX1 Pearson Correlatinn Sig. (2-tailed)
.084 40
40
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
I TOTX1
N
.277 VAR00017 .084 40
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
40
N Correlations
I r0Tx1
N /AR00013
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
.000 40
40
.591 , ..)
1
.000 40
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
TOTX1
40
VAR00014
.000 40
40
.543( ..)
1
.ooo
TOTX1
I
TOTX1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
VAR00019
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
40
N IAR00015
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
1
I
VAR00015
.
N
1
VAR00018 .549('') .000
40
40
.549(.. )
1
.000 40
40
40 .283
1
1
VAR00019 .391 (') .013
40
40
.391 (')
1
.013 40
40
Correlations
I TOTX1
TOTX1 Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N 40
TOTX1
Correlation 1s s1gmf1cant at the 0.05 level (2-tailed) .
.283 .077 40
.077 40
-
I N
Correlations Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
40
l"'orrelations
.543(..)
1
40
I
.000
TOTX1 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Correlation 1s significant at the 0.01 level (2-tailed).
"OTX1
1
40
I
VAR00018
TOTX1
N
.609(..)
** Correlation 1s significant at the 0.01 level (2-taited).
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
IAR00014
40
Correlations
.591(.. )
Correlations
I
.000 40
. VAR00013
1
Correlatmn 1s significant at the 0.01 level (2-tailed).
"OTX1
.609(..)
** Correlation 1s s1gmf1c<~nt at the 0.01 level (2-tailed). TOTX1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
1
VAR00017
VAR00020
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
VAR00020
1
.304
40
.056 40
.304
1
.056 40
40
Correlations
I
Correlations
TOTX1
Pearson Correlation
rorx1
Sig. (2-tailed) N
Pearson Correlation
/AR00021
Sig. (2-tailed) N
I VAR00021
1
.488(..)
40
.001 40
.488(.. )
1
I
TOTX1
Pearson Correlation
TOTX1
Sig. (2-tailed) N
Pearson Correlatit)n
VAR00026
Sig. (2-tailed)
.001 40
N
40
Correlation 1s s1gmf1cant at the 0.01 level (2-tai!ed),
I Pearson Correlation
Pearson Correlation
IAR00022
Sig. (2-tailed) N
.371(')
40
.018 40
.371(')
1
.018 40
40
Correlations
TOTX1
Sig. (2-tailed) N
1
* Correlation 1s s1gn1f1cant at the 0.05 level (2-talled) .
Correlations
rOTX1
..
VAR00026
I
VAR00022
1
.090
40
.581 40
.090
1
.581 40
40
TOTX1
Pearson Correlation
TOTX1
Sig. (2-tailed) N
Pearson Correlation
VAR00027
.
Sig. (2-tailed) N
VAR00027
1
.351(')
40
.027 40
.351(')
1
.027 40
40
Correlation 1s significant at the 0.05 level (2-talled).
Correlations
I ·oTX1
TOTX1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Pearson Correlation
1AR00023
Sig. (2-tailed) N
Correlations
VAR00023
1
.431( ..)
40
.005 40
.431(..)
1
.005 40
I
VAR00028
1
.647(..)
40
.000 40
.647(°')
1
.000 40
40
Sig. (2-tailed)
N Pearson Correlaticin Sig. (2-tailed) N
VAR00028
40
Correlation 1s significant at the 0.01 level (2-tar!ed).
TOTX1
Pearson Correlation
TOTX1
** Correlation is srgn1ficant at the 0.01 level (2-tatled).
Correlations
I ·orx1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Pearson Correlation
1AR00024
Correlations
TOTX1 I VAR00024
Sig. (2-tailed) N
1
.639(..)
40
.000 40
.639(.. )
1
.000 40
40
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
I
TOTX1
Pearson Correlation
TOTX1
OTX1
Sig. (2-tailed) N 'AR00025
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.397(')
40
.011 40
VAR00029
.397(')
1
Sig. (2-ta!led)
.011
N 40 * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
40
Correlations
TOTX1
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed)
N Pearson Correlation
Correlations
I
VAR00029
VAR00025
1
.494(..)
40
001 40
.494(..) .001 40
Correlation 1s significant at the 0.01 level (2-ta!led).
1 40
I TOTX1
TOTX1
Pearson Correlation
VAR00030
1
Sig. (2-tailed) N VAR00030
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.323(') .042
40
40
.323(')
1
.042 40
* Correlation 1s s1gn1f1cant at the 0.05 level (2-talled).
40
, f'orrelations
Correlations
I
TOTX1
Pearson Correlation
"OTX1
Sig. (2-tailed) N
Pearson Correlation
IAR00031
Sig. (2-tailed) N
I VAR00031
1
.345(.)
40
.029 40
.345(.)
1
.029 40
I Sig. (2-tailed) N
Pearson Correlation
VAR00036
Sig. (2-tailed) N
40
Correlation 1s s1gmficant at the 0.05 level (2-talled).
TOTX1
Pearson Correlation
TOTX1
Sig. (2-tailed) N
Pearson Correlation
IAR00032
Sig. (2-tailed) N
.398(')
40
.011 40
.398(')
1
.011 40
40
, 1--orrelations
I
TOTX1 . VAR00032
Pearson Correlation
"OTX1
1
* Correlation is stgmficant at the 0.05 level (2-ta11ed).
Correlations
I
VAR00036
1
.327(.)
40
.040 40
.327(.)
1
.040 40
TOTX1
Pearson Correlation
TOTX1
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR00037
40
VAR00037
1
.110
40
.497 40
.110
1
.497 40
40
Correlation 1s s1gmficant at the 0.05 level (2-ta!led). Correlations Correlations
I
TOTX1 , VAR00033
Pearson Correlation
"OTX1
1
-.149
40
.358 40
-.149
1
Sig. (2-tailed)
N Pearson Correlation
IAR00033
Sig. (2-tailed)
N
.358 40
I
VAR00038
VAR00034
1
IAR00034
40
40
.368(')
1
.020 40
40
1
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
40
40
TOTX1 1
VAR00039 .627(.. )
.ODO 40
40
.627(.. )
1
.000 40
40
Correlation 1s s1gmficant at the 0.01 level (2-talled).
I TOTX1
.489(..)
TOTX1
Pearson Correlatic1n
VAR00040
1
.486(..)
40
.001 40
.486( .. )
1
.001 40
40
Sig. (2-ta1led)
Sig. (2-tailed) 1AR00035
1
.113
Correlations
TOTX1 i VAR00035
Pearson Correlation
.255
Sig. (2-tailed)
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR00039
Correlations
"OTX1
Pearson Correlation
Pearson Correlaticin
.020
Correlation 1s s1gmficant at the 0.05 level (2-tailed).
I
.113 40
I TOTX1
.368(')
Sig. (2-tailed)
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
40
t,..orrelations TOTX1
Pearson Correlation
"OTX1
.255
N
40
VAR00038
1
Sig. (2-tailed) N
Correlations
I
TOTX1
Pearson Correlation
TOTX1
40
.001 40
.489(..)
1
.001
40 Correlation 1s significant at the 0.01 level (2-tailed).
VAR00040
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N 40
** Correlation 1s s1gmf1cant at the 0.01 level (2-talled).
Correlations
Correlations
I
TOTX 1
I VAR00041
Pearson Correlation
rorx1
.547(..)
Sig. (2-tailed) N
VAR00046
.ODO
N
40
40
1
I VAR00042 I
.691(..)
Sig. (2-tailed)
N
40
.207
1
Sig. (2-tailed)
.200
Sig. (2-tailed) N
.000 40
TOTX1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Pearson Correlation
VAR00047
.691(..)
Sig. (2-tailed) 40
Correlation 1s significant at the 0.01 level (2·ta1led).
TOTX1
Pearson Correlation
rorx1
N
1
.200
40
.217 40
Pearson Correlation
.200
1
Sig. (2-tailed)
.217
N
N
40
I
.371(")
40
.018 40
.371 (")
1
,,-'
Sig. (2-tailed) N
VAR00048
/AR00045
VAR00048
Pearson Correlation
.277
1
Sig. (2-tailed) N
.084 40
40
TOTX1
40
VAR00049
1
.452(..)
40
.003 40
.452("")
1
Sig. (2-tailed)
N Pearson Correlation
.003
N 40 "" Correlation 1s significant at the 0.01 level (2·ta11ed).
40
Correlations
1
Sig. (2-tailed) N
40
.084 40
Sig. (2-tailed)
.018 40
TOTX1
Pearson Correlation
1
.031
40
Pearson CorrelatiDn
TOTX1
Correlations rOTX1
.342(")
.277
I
VAR00049
Correlation 1s s1gmf1cant at the 0.05 level (2-tailed).
I
40
1
Sig. (2-tailed) N
40
1
Pearson Correlation
/AR00044
.031 40
TOTX1
Pearson Correlatii)n
TOTX1
TOTX1 I VAR00044
N
.342(")
Correlations
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
1
40
I
Correlations rorx1
VAR00047
Correlations
I VAR00043
Sig. (2-tailed) /AR00043
40
Correlation 1s significant at the 0.05 level (2·talled).
Correlations
I
40
I TOTX1
.000 40
40
Pearson Correlation
.200
Correlations TOTX1
Pearson Correlation
/AR00042
.207
Pearson Correlation
Correlations rorx1
1 40
N
Correlation is s1gnif1cant at the 0.01 level (2·ta1!ed).
I
VAR00046
Sig. (2-tailed)
N
.547(..)
Sig. (2-tailed)
TOTX1
Pearson Correlati!)n
.000 40
40
Pearson Correlation
/AR00041
I TOTX1
40
Pearson Correlation
.268
Sig. (2-tailed) N
.094 40
I
VAR00045 TOTX1 .268 .094 40 1
40
TOTX1
Pearson Correlati1)n
1
Sig. (2-tailed)
N VAR00050
VAR00050 .239 .137
40
40
Pearson Correlation
.239
1
Sig. (2-tailed)
.137
N
40
40
Correlations
I
VAR00051
TOTX1
Pearson Correlation
rOTX1
Sig. (2-tailed) N
Pearson Correlation
/AR00051
Sig. (2-tailed) N
.356(.) .024 40
40 .356(.) .024
40
40 '
Correlation 1s significant at the 0.05 level (2-tailed). Correlations
I
TOTX1
Pearson Correlation
rorx1
I VAR00052
1
.421(..)
40
.007 40
.421 , ..)
1
.007 40
40
Sig. (2-tailed) N
Pearson Correlation
/AR00052
Sig. (2-tailed) N
Correlation 1s s1gn1f1cant at the 0.01 level (2-tai!ed). Correlations
I
VAR00053
TOTX1
Pearson Correlation
rOTX1
1
.432(..)
40
.005 40
.432(.. )
1
.005 40
40
Sig. (2-tailed)
N Pearson Correlation
/AR00053
Sig. (2-tailed)
N Correlation is significant at the 0.01 level (2-ta11ed).
Correlations
I
TOTX1
Pearson Correlation
rorx1
1
Sig. (2-tailed) N /AR00054
I
VAR00054 .179 .268
40
40
Pearson Correlation
.179
1
Sig. (2-tailed) N
.268 40
40
Correlations
I rorx1
TOTX1
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed)
N /AR00055
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
i VAR00055 .117 .471
40
40
.117
1
.471 40
40
Lampiran 2 Uji Validitas Skala Motivasi Berwirausaha Correlations
Correlations
I roTY
TOTY Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Pearson
/AR00001
Correlation Sig. (2-tailed) N
I
VAR00001 .647(..)
1
TOTY
Pearson Correlation
.647(..)
1
N
Pearson Correlation
VAR00006
Sig. (2-tailed)
.000 40
VAR00006
1
-. 106
Sig. (2-tailed)
.000 40
I
40'
TOTY
N
40
.514 40
40
-. 106
1
.514 40
40
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tai!ed). Correlations Correlations
I ;QTY
I
TOTY Pearson Correlation
VAR00002
Pearson Correlation
/AR00002
Sig. (2-tailed) N
40
.727(.. )
1
N
Pearson Correlation
VAR00007
Sig. (2-tailed)
N 40
.457(")
Sig, (2-tailed)
I
.000 40 i
VAR00007 1
Correlation
.000 40
TOTY Pearson
.727( .. )
1
Sig. (2-tailed) N
TOTY
.003 40
40
.457( .. )
1
.003 40
40
** Correlation 1s s1gmficant at the 0.01 level (2-talled).
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations Correlations
I -oTY
I
TOTY Pearson Correlation
VAR00003 1
/AR00003
Sig. (2-tailed)
N
40
.576(..)
1
N Pearson CorrelatiQn
VAR00008
Sig. (2-tailed)
.000
N
40
40
VAR00008 1
.570(")
Sig. (2-tailed)
.000 40
TOTY Pearson Correlation
.576(..)
Sig. (2-tailed)
N Pearson Correlation
TOTY
.000 40
40
.570(")
1
.000 40
40
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations Correlations
I -oTY
I TOTY
Pearson Correlation
VAR00004 1
.409(..)
40
.009 40
.409(..)
1
Sig. (2-tailed)
N Pearson
IAR00004
Correlation Sig. (2-tailed)
N
TOTY
40
VAR00009 1
.525(..)
Sig. (2-tailed) N
Pearson Correlatit>n
VAR00009
Sig. (2-tailed) N
.009 40
TOTY Pearson Correlation
.000 40
40
.525( .. )
1
.000 40
40
** Correlation ts significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlation 1s significant at the 0.01 level (2-tai!ed). Correlations Correlations
TOTY I VAR00005
I
-oTY
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
IAR00005
Pearson Correlation
1
.604(")
40
.000 40
.604(..)
1
Sig, (2-tailed) .000 N 40 " Correlation 1s s1gnif1cant at the 0.01 level (2-ta1led).
40
I TOTY
TOTY Pearson Correlation
VAR00010
1
Sig, (2-tailed)
N VAR00010
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
.372(') .018
40
40
.372(')
1
.018 40
* Correlation 1s significant at the 0.05 level (2-talled).
40
Correlations
I rOTY
Correlations
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N /AROD011
I VARD0011
TOTY
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
.666(.. )
1
I TOTY
.ODD 40
40
.666(.. )
1
N VAR00016
Pearson CorrelatiQn Sig. (2-tailed)
.000 40
TOTY Pearson CorrelatiQn Sig. (2-tailed)
N
40
TOTY i Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
/AR00012
I
VAR00012
1
.628( .. )
40
.000 40
.628( ..)
1
.DOD 40
TOTY
/AR00013
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAROD017
1
.465( .. )
40
.002 40
.465( ..)
1
.002 40
40
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
Pearson Corre!ati!Jn Sig. (2-tailed)
TOTY
1
.663( ..)
40
.000 40
.663(..)
1
/AR00015
N
40
TOTY
VAR00018 .323(.)
40
.042 40
.323(')
1
N
.042 40
40
* Correlation 1s s1gmficant at the
0.05 level (2-tai!ed).
N VAR00018
Pearson CorrelafrJn Sig. (2-tailed)
I TOTY
TOTY Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N VAR00019
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
40
N
VAROD019 1
.437( ..) .005
40
40
.437( ..)
1
.005 40
40
•• Correlation 1s s1gnif1cant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations
I
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
1
1
.000
TOTY
N
40
.560( ..)
40
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
Correlations
roTY
40
.ODO
I
VAROOD14
N 40 I Correlation 1s s1gnif1cant at the 0.01 level (2-tailed).
I
.560(..)
Correlations
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
/AR00014
VAR00017
.000
N
VAR00013
TOTY
N
40
1
N
Correlations
roTY
1
.000 40
** Correlation 1s s1gmf1cant at the 0.01 level (2-talled).
Correlation 1s s1gmf1cant at the 0.01 level (2-tailed).
I
.712( ..)
Correlations
TOTY Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.DOD 40
TOTY
Correlations
roTY
40
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
40
Correlation 1s srgmficant at the 0.01 level (2-tailed).
I
.712( .. )
Correlations
Correlations
roTY
1
** Correlation 1s s1g111ficant at the 0.01 level (2-talled).
Correlation 1s significant at the 0.01 level (2-ta!led).
I
VAR00016
VAR00015 .524( ..)
I TOTY
.001 40
40
.524( ..)
40 j
Correlation 1s significant at the 0.01 level (2-tailed).
N VAR00020
.001 40
TOTY Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
VAR00020 1
.763(..) .000
40
40
.763( ..)
1
.000 40
" ** Correlation 1s s1gn1f1c;3nt at the 0.01 level (2-taded).
40
, rorrelations
Correlations
I 'QTY
TQTY Pearson Correlation
.330(.)
Sig. (2-tailed)
N Pearson Correlation
'AR00021
Sig. (2-tailed)
N
I
VAR00021
1
TQTY
.038 40
40
.330(.)
1
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR00026
.038 40
40
Correlation is significant at the 0.05 level (2-ta!led).
..
TQTY Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
I
TQTY
I
. VAR00022 .515(..)
TQTY
40 VAR00027
.515(..) .001
N
40' Correlation is significant at the 0.01 level (2-ta!led).
I Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
'AR00023
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
40
. VAR00023 1
.469( ..)
40
.002 40
.469(..)
1
.002 40
40
Correlat1on 1s significant at the 0.01 level (2-tailed).
..
I TOTY
QTY
I VAR00024
TQTY
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1
.641(..)
40
40
.641(..)
1
.000 40
Correlation 1s significant at the 0.01 level (2-tailed).
..
TQTY Pearson Correlation
VAR00025
1
Sig. (2-tailed)
N 'AR00025
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
1
.585(..)
40
.000 40
.585( .. )
1 40
VAR00028
1
.517(..)
40
.001 40
.517( .. )
1
-
I TQTY
.
.382(•)
40
.382(.)
TQTY
40
....' orrelat1on 1s significant at the 0.05 level (2-tailed).
40
VAR00030
..
40
.010 40
.402(.)
1
.010 40
40
TQTY Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
40 1
.402(')
Correlations '
I
.015
VAR00029
1
Correlation 1s significant at the 0.05 level (2-talled) .
.015 40
TQTY Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR00029
Correlations
QTY
VAR00027
.001 40 Correlation 1s s1grnficdnt at the 0.01 level (2-tailed).
.000
40
I
40
, Correlations
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
'AR00024
.000 40
TOTY Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR00028
Correlations
I
1
, <'orrelations
TQTY
N
40
.581(..)
.000 40 .. Correlation 1s s1gn1f1cc1nt at the 0.01 level (2-tailed) .
Correlations
'QTY
.000 40
TQTY Pearson Correlaticin Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.001 40
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
'AR00022
.581( .. )
, f'orrelations
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1
Correlation 1s s1grnficc1nt at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
QTY
VAR00026
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
..
-
1
VAR00030 .685(..) .000
40
40
.685("')
1
.000 40
Correlation ts s1gn1f1ccmt at the 0.01 level (2-tailed) .
40
Correlations
I "OTY
Correlations TOTY
Pearson Correlation
1
.353(")
Sig_ (2-tailed)
N Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
TOTY
N
40
.353(")
1
VAR00036
.026 40
TOTY
VAR00036
1
.002
Sig. (2-tailed)
.026 40
Pearson Correlation
IAR00031
I
I VAR00031
40
Pearson Correlation
.002
1
Sig. (2-tailed)
.991
N
40
.991 40
40
40
TOTY
VAR00037
Correlation 1s significant at the 0.05 level (2-ta!led). Correlations Correlations
l "OTY
TOTY
Pearson Correlation
I VAR00032
1
Sig_ (2-tailed) N
40
N VAR00037
I
.333(')
1
.036
40
40
.164
1
Sig_ (2-tailed)
.313
Correlations , VAR00033
N
N .002 40
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Pearson Correlation
VAR00038
40
.475( ..)
Sig_ (2-tailed)
1
N .002 40
40
, VAR00034
N 'AR00034
N .000 40
Pearson
Correlation Sig. (2-tailed)
Sig. (2-tailed)
.663( ..)
N
_ooo 40
'QTY
TOTY
Pearson Correlation
1
!
N 'AR00035
Pearson Correlation Sig_ (2-tailed) N
TOTY
.000 40
40
581(..)
1
.000 40
40
40
40
.430( ..)
1
TOTY
Pearson Correlation N
.006 VAR00040
Pearson Correlation Sig. (2-tarled)
N
.006
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
.581( ..)
40
VAR00040 1
.705( ..)
Sig_ (2-tailed)
.430( ..)
40
VAR00039
1
Correlations
VAR00035
Sig_ (2-tailed)
40
-. ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-talled).
I
Correlations
I
Pearson Correlation
VAR00039
40
N 40 I Correlation 1s significant at the 0.01 level (2-tailed).
1
.000
Sig_ (2-tailed)
.663(.. )
Sig_ (2-tailed)
.640( ..)
TOTY
Pearson Correlatic1n
TOTY
Pearson Correlation
40
Correlations
Correlations 'OTY
.000 40
40
I TOTY
.640(..)
** Correlation 1s significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
I
VAR00038
1
Sig. (2-tailed)
-475( ..)
1
Sig. (2-tailed) 'AR00033
TOTY
Pearson Correlation
TOTY
Pearson Correlation
'OTY
40
Correlations
I TOTY
40
40
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
I
.164 .313
Pearson Correlation N
40
1
Sig_ (2-tailed)
.036 40 i
Pearson Correlation
1AR00032
Pearson Correlation
.333(')
Sig_ (2-tailed) N
I TOTY
-.
.000 40
40
.705( ..)
1
.000 40
** Correlation 1s s19n1f1cant at the 0.01 level (2-tailed).
40
Correlations
Correlations
'OTY
I
TOTY Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
!
1 .
N
I
VAR00041 .659(..)
TOTY
VAR00046
40
40
Correlation 1s significant at the 0.01 level (2-tailed).
..
I
'AR00042
TOTY I VAR00042 1 :
.595(..)
TOTY
'AR00043
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.000 40
40
..
VAR00043 1
.657(..)
40
.000 40
.657(..)
1
.000 40
40
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
'AR00044
N
I TOTY
'AR00045
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR00048
l
1
.427(..)
40
.006 40
.427(..)
1
.006 40
40
Pearson Correlation Sig. (2-ta:led)
N VAR00049
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.000 40
..
N
VAR00049 1
.472( .. ) .002
40
40
.472(..)
1
.002 40
40
Correlation 1s sigmficant at the 0.01 level (2-tatled). Correlations
I VAR00045
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
VAR00048
1
TOTY
TOTY
40
.609(..)
TOTY
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
40
TOTY
Correlations
N
.001 40
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.000
Correlation 1s significant at the 0.01 level (2-tailed).
'OTY
1
** Correlation is s1gn1ficant at the 0.01 level (2-talled).
.609(..)
1
40
I
40
.513(..)
Correlation 1s s1gmficant at the 0.01 level (2-tailed).
VAR00044
40
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
40
Correlations
TOTY
N
.001
N
Correlations
I
.513(..)
, Correlations
Correlation 1s sigrnficant at the 0.01 level (2-tailed).
'QTY
40
VAR00047 1
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
VAR00047
.595(..)
TOTY Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
40
TOTY Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
40
I
Correlations
I
1
Correlation 1s significant at the 0.01 level (2-tailed) .
.000 40
Correlation 1s s1gn1ficant at the 0.01 level (2-tailed).S
'QTY
40
.454(..)
, Correlations
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
40
.003
N
Correlations
'QTY
.454(..) .003
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.000
VAR00046 1
N
40
.659(..)
TOTY Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.000 40
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
'AR00041
J
.554(..)
I TOTY
.000 40
.000 40
N
40 VAR00050
.554( .. )
!
Correlation 1s significant at the 0.01 level (2-tailed).
40
TOTY Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
VAR00050
1
.340(') .032
40
40
.340(')
1
.032 40
Correlation 1s s1gmficant at the 0.05 level (2-tailed).
40
Lampiran 3 Reliabilitas Skala Tipe Kepribadian Lima Faktor Item-Total Statistics !
I Scale Variance
Scale Mean if Item Deleted VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00013 VAR00014 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00021 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030 VAR00031 VAR00032 VAR00034 VAR00035 VAR00036 VAR00039 VAR00040 VAR00041 VAR00042 VAR00044 VAR00047 VAR00049 VAR00051 VAR00052 VAR00053
115.2000 115.5500 115.3000 115.5500 115.5000 115.4500 115.5750 115.4500 115.5750 115.3750 115.2250 115.2750 115.5750 115.6500 115.2500 115.4750 115.4750 115.5500 116.2000 115.6750 115.5750 115.2750 115.4000 115.2250 115.2750 115.4500 115.3000 115.4250 115.4500 115.3500 115.2500 115.5750 115.3750 114.9000 115.2750 115.1500 115.4500 115.7750
if Item Deleted 153.138 150.510 152.985 149.741 144.564 149.485 145.943 148.100 147.379 149.369 150.076 148.051 146.199 148.746 151.218 149.128 147.384 151.741 149.805 152.994 142.558 152.307 154.349 153.051 152.922 152.613 151.497 150.046 145.997 149.208 149.782 143.481 154.189 153.785 151.333 153.362 151.074 150.281
Corrected Item-Total Correlation .277 .409 .336 .354 .670 .426 .607 .565 .555 .516 .487 .599 .593 .425 .451 .433 .627 .420 .295 .322 .614 .347 .238 .266 .263 .306 .449 .433 .625 .412 .514 .684 .242 .281 .451 .306 .439 .411
Scale Statistics Mean 118.5500
Variance 157.792
Std. Deviation 12.56154
N of Items 38
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted .910 .909 .910 .910 .905 .909 .906 .907 .907 .908 .908 .907 .906 .909 .908 .909 .906 .909 .912 .910 .906 .910 .911 .911 .911 .910 .909 .909 .906 .909 .908 .905 .911 .910 .909 .910 .909 .909
Reliabilitas Skala Motivasi Berwirausaha
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030 VAR00031 VAR00032 VAR00033 VAR00034 VAR00035 VAR00038 VAR00039 VAR00040 VAR00041 VAR00042 VAR00043 VAR00044 VAR00045 VAR00046 VAR00047 VAR00048 VAR00049 VAR00050
Item-Total Statistics Scale Scale Corrected Mean if Variance if Item-Total Item Deleted Item Deleted Correlation 149.7500 202.397 .625 149.7750 200.487 .697 203.833 .530 149.7500 149.8750 206.830 .412 203.538 149.7250 .602 149.8750 204.522 .407 149.5250 204.461 .548 .492 150.2000 203.036 150.1750 204.866 .300 .645 149.9000 203.067 .637 149.8750 203.958 202.281 149.9750 .391 .677 149.8500 203.208 150.0750 203.507 .524 149.8250 201.789 .691 203.638 .524 149.9500 150.2000 205.190 .309 205.395 .401 149.8000 200.459 .753 150.0500 149.8500 206.079 .296 149.7000 204.421 .485 149.9250 204.225 .439 202.797 .634 149.8500 149.8250 205.994 .369 203.549 .562 149.8000 201.115 .536 150.2500 149.8000 205.138 .507 150.1250 204.625 .327 201.651 .663 149.8750 149.8750 206.933 .323 149.8750 206.728 .285 150.5750 201.430 .396 149.8500 203.567 .650 150.0750 202.430 .377 .617 149.9000 201.733 149.8250 204.661 .553 200.369 .688 149.8750 149.8750 203.856 .645 149.8250 203.379 .582 .629 149.8000 201.703 202.897 .587 149.9750 149.8250 204.046 .537 204.297 .460 149.9000 149.6000 204.246 .496 149.7500 204.962 .419 149.7500 205.167 .443 149.6000 205.785 .316 Scale Statistics
Mean 153.1500
Variance 212.387
i'
I
Std. Deviation
N of Items
14.57351
47
Cronbach's Alpha if Item Deleted .939 .938 .939 .940 .939 .940 .939 .940 .941 .939 .939 .941 .939 .939 .938 .939 .941 .940 .938 .941 .940 .940 .939 .940 .939 .939 .940 .941 .939 .941 .941 .941 .939 .941 .939 .939 .938 .939 .939 .939 .939 .939 .940 .940 .940 .940 .941
Lampiran 4 Data Hasil Penelitian Skala Tipe Kepribadian Lima Faktor Rsp.
Item
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56
1 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 2 4 4 2 4 4 3 3 3 3 4 2 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 2 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
57
4
2 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3
3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3
3
3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 4 4
3 2 4 1 3 3 3 4 4 3 4 3 3 2 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3
3
2 1 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3
3 3
3
4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 2 1 1 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 1 2
7 3 3 3 4
4 2 3 4 3 2 3 3 4 4 3 4 1 3 3 4 3 2
3 2 3 3 3 4 4 3 2 3 1 2 2 3 2 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 2
6 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 1 3 4 3 1 2 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 2
3
3
3
3
3
5 3 3 4 3 4 3 4 4 3
3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 4 4 3 4 3
4
4 4 3 3 3 2 3 2 4 3 4 2 2 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3
2 3 2 2 1 3 4 4
3 3 3 3 3 4 4 1 4
3 4 4 3
8 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2
4 3 4 4 3 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 2 3 3
2 3 3 3 4 2 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3
9 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 2 1 2 4 4 3 3 3
3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3
3
3
3 2 3 3 3 4 4 2 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 2 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4
3 3 3 2 3 4 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3
12 13 14 15 16 1i' 18 19 20 21 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 4 4 3 3 3 1 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 4 4 3 2 3 3 4 2 2 4 2 4 4 1 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 4 3 4 2 3 4 4 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 4 4 3 4 3 1 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 4 3 2 3 2 1 2 2 3 3 2 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 1 3 4 4 3 4 4 4 3 3 1 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 1 2 3 3 3 3 2 4 2 2 1 3 2 2 3 3 3 2 2 4 1 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 1 2 4 2 2 3 1 3 4 3 3 3 3 2 3 2 2 2 4 2 3 1 4 4 2 3 2 1 1 3 3 3 2 3 3 3 1 3 1 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 1 3 3 3 2 1 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 1 4 3 2 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4
3
3
3
10 11 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
22 23 24 3 3 1 3 3 3 4 3 4 3 2 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 2 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 1 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3
3
3
3
Lanjutan Item
25 26 27 28 29 30 31 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 2 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3 2 2 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 1 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 1 2 4 3 3 4 3 2 3 2 3 1 4 4 4 4 1 2 1 2 3 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 2 3 4 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3
32 33 34 35 36 37 38 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 4 2 1 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 2 3 4 3 4 3 2 2 4 3 3 2 2 2 3 4 3 3 2 1 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 4 3 2 4 2 1 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 4 3 3 1 2 3 2 3 3 2 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3
3
3
3
3
3
3
3
Total
120 121 137 122 125 128 124 131 124 119 103 106 96 126 133 119 99 108 101 105 126 119 116 125 123 118 124 122 121 124 135 127 128 101 106 106 108 110 100 97 134 129 130 121 120 138 136 126 122 121 126 119 122 130 124 120 116
Lampiran Data Hasil Penelitian Skala Motivasi Berwirausaha Rsp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 'i7
Item
1 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3
3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3
3
2
4 3 3 3 3 3 3 4 3 3
4 3 3 3 3 4 3 4 3
3 4 3 3 4 4 2 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3
3
3
3
4
2 4 3 4 4 3 3 3
3
4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3
5 4 3 3 4 4 3 4 3
3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4
6 4 3 4 4 3 3 3 4 4 2 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 4
7 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4
3 4
3 4 2 2 4 4 3 3 3 3 4
4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3
3
3
3
4
3 3 3 3 4 3
3 3 4 3 3 3
8 3 3
3 2 3 3 4
9 4 3 4 2
4
3 4
2 4 4 3 1 4 3 3 3 2 4 4 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 4 3 3 2 4 4 3 3 3 3
3
3
3 2
4 4 3 3 3 3 3
2 3 4 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2
2 3
3 4 3 4 3
2 2 4 3 3 3
10 3 2 3 4 4 3 3 3
3
3
12 4 2 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 1 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 4 4 3 1 4 3 3 3 1 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4
3
3
3
3
4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3
3 3 3 3 3 3 3 4 3
3 3 3 3 3 3 3
11 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4
3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3
13 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4
14 15 16 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 2 3 4 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3
3
3
3
3
3
'
17 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 4 4 2 1 3 1 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3
18 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3
19 20 21 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 " 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 1 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 2 2 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3
3
4
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
22 23 24 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 1 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3
4 3
Lanjutan Item
25 26 27 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 2 3 4 2 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 4 2 4 4 3 3 2 2 3 4 4 3 3 2 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3
28 29 4 3 2 2 4 3 2 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 4 2 4 3 4 2 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 2 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3
30 31 3 3
32 3
3
3
3
3
3 4 4 4 3 4 3 1 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3
3 3
4
3 4 3 3 3
2 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4
3 3 3
3
3 2 3 4 3 4 3
3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4
3 3 2 2 3 4 4 3 2 2 2 4 3 1 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 2 2 3 1 4 2 2 2 2 1 2 2 2 1 4 3 2 3 2 3 4 4 4 4 3
33 34 35 36 37 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 1 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 2 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 1 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3
38 39 40 41 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3
3 4 3
3
3
3 3
3 3
42 43 44 45 46 47 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 2 2 3 2 2 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 1 4 3 4 3 4 4 3 2 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 2 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3
Total
155 135 152 162 160 146 143 146 154 172 183 162 167 146 155 149 171 142 184 149 151 153 142 156 150 147 159 147 153 152 188 152 154 156 153 155 163 138 132 137 138 150 152 138 151 136 184 140 137 139 159 151 151 153 150 156 139
Lampiran 5
Hasil Uji Normalitas Skala Tipe Kepribadian Lima Faktor dan Skala Motivasi Berwirausaha
Skala Tipe Kepribadian Lima Faktor Descriptive Statistics TKLF
Mean
N 60
Std. Deviation 10.57654
119.6333
Minimum 96.00
Maximum '138.00
One-Sample Kolmoaorov-Smirnov Test TKLF
eo
N Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
Mean
119.6333
Std. Deviation Absolute
10.57654 .159
Positive
.085
Negative
-.159 1.22.5
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
.OS•5
a Test d1stnbulion 1s Normal. b Calculated from data.
Skala Motivasi Berwirausaha Descriptive Statistics MB
N
Mean
Std. Deviation
60
152.9833
12.66985
Minimum 132.00
Maximum 188.00
One-Sample Kolmoaorov-Smirnov Test MB N
60
Normal Parameters(a,b)
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed) a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
152.9833 12.66985 .173 .173 -.063 1.337 .056
Lampiran 6
Hasil Uji Homogenitas Skala Tipe Kepribadian Lima Faktor dan Skala Motivasi Berwirausaha
ANOVA
Ti Je Kepribadian Lima Faktor Sum of Squares Antar Kelompok
df
Mean Sauare
38.400
1
38.400
Dalam Kelompok
6561.533
58
113.130
Total
6599.933
59
Sia.
F
.339
.562
ANOVA
Motivasi Berwirausaha JK Antar Kelompok
df
MK
190.817
1
190.817
Dalam Kelompok
9280.167
58
160.003
Total
9470.983
59
F
1193
Sia.
.279
1piran 7 ;ii Klasifikasi Perolehan Nilai Dari Tipe Kepribadian Lima Faktor Motivasi Berwirausaha 0
c
E
A
N
Mot1vas1 Berwirausaha
7
30 29 37 31 31 30 32 36 31 28 27 23 23 32 33 28 25 27 28 26 35 35 30 32 32 31 31 31 31 32 32 35 34 27 26 19 24 30 29 25 34 33 33 30 32 37 37 34 32 31 33 31 35 34 32 29 30
17 17 18 16 17 18 18 18 18 17 16 15 12 18 19 15 17 17 14 16 17 15 17 17 16 16 17 17 18 17 20 17 18 15 14 18 16 17 13 14 20 17 17 16 17 16 18 17 16 15 16 17 17 18 16 16 16
23 27 29 26 27 27 27 29 26 25 20 27 21 27 29 26 20 21 18 20 25 24 24 26 24 24 27 25 25 26 30 27 26 21 23 29 25 20 20 23 29 26 30 25 23 30 28 27 25 25 27 24 24 27 26 27 24
23 23 24 22 23 23 22 23 23 22 17 21 21 22 24 22 18 21 19 22 23 21 21 25 24 21 24 23 22 25 26 22 25 19 20 22 18 16 20 20 24 25 24 24 22 25 24 23 22 24 26 21 22 23 24 23 21
27 25 29 27 27 30 25 25 26 27 23 20 19 27 28 28 19 22 22 21 26 24 24 25 27 26 25 26 25 24 27 26 25 19 23 18 25 27 18 15 27 28 26 26 26 30 29 25 27 26 24 26 24 28 26 25 25
155 135 152 162 160 146 143 146 154 172 183 162 167 146 155 149 171 142 184 149 151 153 142 156 150 147 159 147 153 152 188 152 154 156 153 155 163 138 132 137 138 150 152 138 151 136 184 140 137 139 159 151 151 153 150 156 139
B
31
16 ,_
24
21
24
152
00
o"
0,
'70
p.
'
'
)
I
2 l I
; l
r l l )
I
2 l I ; l
r l l )
I
2 l I
; l
r l l l 1
2 l I
5 5 7 l l l 1
2 l 4 5 5
-
--
1piran 8 1el Nilai Z-Score L
0 -0.17 -0.44 1.75 0.11 0.11 -0.17 0.38 1.47 0.11 -0.72 -0.99 -2.09 -2.09 0.38 0.65 -0.72 -1.54 -0.99 -0.72 -1.26 1.20 1.20 -0.17 0.38 0.38 0.10 0.10 0.10 0.10 0.38 0.38 1.20 0.93 -0.99 -1.27 -3.18 -1.81 -0.17 -0.44 -1.54 0.93 0.65 0.65 -0.17 0.38 1.75 1.75 0.93 0.38 0.10 0.65 0.10 1.20 0.93 0.38 -0.44 -0.17 0.10 -0.17
- ·-
score
c
E
A
0.25 0.25 0.91 -0.42 0.25 0.91 0.91 0.91 0.91 0.25 -0.42 -1.09 -3.09 0.91 1.58 -1.09 0.25 0.25 -1.75 -0.42 0.25 -1.09 0.25 0.25 -0.42 -0.42 0.25 0.25 0.91 0.25 2.25 0.25 0.91 -1.09 -1.75 0.91 -0.42 0.25 -2.42 -1.75 2.25 0.25 0.25 -0.42 0.25 -0.42 0.91 0.25 -0.42 -1.09 -0.42 0.25 0.25 0.91 -0.42 -0.42 -0.42 -0.42 1.58
-0.77 0.65 1.36 0.30 0.65 0.65 0.65 1.36 0.30 -0.06 -1.84 0.65 -1.48 0.65 1.36 0.30 -1.84 -1.48 -2.55 -1.84 -0.06 -0.42 -0.42 0.30 -0.42 -0.42 0.65 -0.06 -0.06 0.30 1.72 0.65 0.30 -1.48 -0.77 1.36 -0.06 -1.84 -1.84 -0.77 1.36 0.30 1.72 -0.06 -0.77 1.72 1.01 0.65 -0.06 -0.06 0.65 -0.42 -0.42 0.65 0.30 0.65 -0.42 -0.42 0.30
0.33 0.33 0.80 -0.14 0.33 0.33 -0.14 0.33 0.33 -0.14 -2.50 -0.61 -0.61 -0.14 0.80 -0.14 -2.03 -0.61 -1.56 -0.14 0.33 -0.61 -0.61 1.27 0.80 -0.61 0.80 0.33 -0.14 1.27 1.75 -0.14 1.27 -1.56 -1.08 -0.14 -2.03 -2.97 -1.08 -1.08 0.80 1.27 0.80 0.80 -0.14 1.27 0.80 0.33 -0.14 0.80 1.75 -0.61 -0.14 0.33 0.80 0.33 -0.61 -0.61 1.27
- ·-
- ·-
---
N 0.68 0.03 1.33 0.68 0.68 1.66 0.03 0.03 0.35 0.68 -0.63 -1.61 -1.93 0.68 1.01 1.01 -1.93 -0.95 -0.95 -1.28 0.35 -0.30 -0.30 0.03 0.68 0.35 0.03 0.35 0.03 -0.30 0.68 0.35 0.03 -1.93 -0.63 -2.26 0.03 0.68 -2.26 -3.24 0.68 1.01 0.35 0.35 0.35 1.66 1.33 0.03 0.68 0.35 -0.30 0.35 -0.30 1.01 0.35 0.03 0.03 -0.30 0.68
---
Motivasi
'
0.16 -1.42 -0.08 0.71 0.55 -0.55 -0.79 -0.55 0.08 1.50 2.37 0.71 1.11 -0.55 0.16 -0.31 1.42 -0.87 2.45 -0.31 -0.16 0.00 -0.87 0.24 -0.24 -0.47 0.48 -0.47 0.00 -0.08 2.76 -0.08 0.08 0.24 0.00 0.16 0.79 -1.18 -1.66 -1.26 -1.18 -0.24 -0.08 -1.18 -0.16 -1.34 2.45 -1.02 -1.26 -1.10 0.48 -0.16 -0.16 0.00 -0.24 0.24 -1.10 -0.08 2.05
---
1piran 9
1el Nilai T-Score 0 8.31 5.57 ·7.49 ·1.05 ·1.05 8.31 13.79
i4.75 11.05
2.83 0.09 :9.13 '9.13 ·3.79 ·6.53 2.83 4.61 0.09 2.83 17.35 12.01 12.01 8.30 •3.78 •3.78 11.04 11.04 11.04 11.04 •3.78 13.78 12.00 19.26 ·0.08 17.34 8.16 11.86 18.30 15.56 14.60 19.26 i6.52 i6.52 18.30 i3.78 i7.48 i7.48 i9.26 i3.78 i1.04 i6.52 11.04 i2.00 i9.26 i3.78 15.56 18.30 i1.04 18.30
. ,.. . ~
c
E
52.47 52.47 59.13 45.80 52.47 59.13 59.13 59.13 59.13 52.47 45.80 39.13 19.13 59.13 65.80 39.13 52.47 52.47 32.47 45.80 52.47 39.13 52.47 52.47 45.80 45.80 52.47 52.47 59.13 52.47 72.47 52.47 59.13 39.13 32.47 59.13 45.80 52.47 25.80 32.47 72.47 52.47 52.47 45.80 52.47 45.80 59.13 52.47 45.80 39.13 45.80 52.47 52.47 59.13 45.80 45.80 45.80 45.80 65.80
42.28 56.51 63.63 52.95 56.51 56.51 56.51 63.63 52.95 49.40 31.60 56.51 35.16 56.51 63.63 52.95 31.60 35.16 24.48 31.60 49.40 45.84 45.84 52.95 45.84 45.84 56.51 49.40 49.40 52.95 67.19 56.51 52.95 35.16 42.28 63.63 49.40 31.60 31.60 42.28 63.63 52.95 67.19 49.40 42.28 67.19 60.07 56.51 49.40 49.40 56.51 45.84 45.84 56.51 52.95 56.51 45.84 45.84 52.95
H"'
,.,,....
•,. n •
ticore A
53.30 53.30 58.02 48.58 53.30 53.30 48.58 53.30 53.30 48.58 25.00 43.87 43.87 48.58 58.02 48.58 29.72 43.87 34.43 48.58 53.30 43.87 43.87 62.74 58.02 43.87 58.02 53.30 48.58 62.74 67.45 48.58 62.74 34.43 39.15 48.58 29.72 20.28 39.15 39.15 58.02 62.74 58.02 58.02 48.58 62.74 58.02 53.30 48.58 58.02 67.45 43.87 48.58 53.30 58.02 53.30 43.87 43.87 62.74 ~"
""'
N
Motivasi
56.80 50.26 63.33 56.80 56.80 66.60 50.26 50.26 53.53 56.80 43.73 33.92 30.65 56.80 60.07 60.07 30.65 40.46 40.46 37.19 53.53 46.99 46.99 50.26 56.80 53.53 50.26 53.53 50.26 46.99 56.80 53.53 50.26 30.65 43.73 27.39 50.26 56.80 27.39 17.58 56.80 60.07 53.53 53.53 53.53 66.60 63.33 50.26 56.80 53.53 46.99 53.53 46.99 60.07 53.53 50.26 50.26 46.99 56.80
51.59 35.81 49.23 57.12 55.54 44.49 42.12 44.49 50.81 65.01 73.69 57.12 61.07 44.49 51.59 46.86 64.22 41.33 74.48 46.86 48.44 50.02 41.33 52.38 47.65 45.28 54.75 45.28 50.02 49.23 77.64 49.23 50.81 52.38 50.02 51.59 57.91 38.18 33.44 37.39 38.18 47.65 49.23 38.18 48.44 36.60 74.48 39.76 37.39 38.97 54.75 48.44 48.44 50.02 47.65 52.38 38.97 49.23 70.54
At'> l"li"I
C,'.(\ ,......,
piran 10 el Klasifikasi Kecenderungan Tipe Kepribadian
l 1pe Kepribad1an Lima Faktor N
Tine
v
J
J N N
-c []
l
N N
c 1 l I
E A
-c
)
c
)
N
r l
c
T
) )
[]
I
u
1
fl
A
l
c
I
A A
) )
I
-N
l
A N
l
T
)
I
'
A
c fl
l
A
4
0
)
N
)
E
7
N N
. 1 ~
A
-E A
5 7 8 g J 1
2 ~
0 0 (]
0 N .
-o
4
N
5
A
5
E
7
N
-B
0
c
E A N
Total
Frekuensi 14 11 6 13 16 60
% L,j
18 10
22 27 100
nualaikum Wr.Wb. puji bagi Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan kasih sayangnya sehingga 1at melakukan aktivitas dengan lancar hingga saat ini.
Ii mahasiswa fakultas Psikologi, saya bermaksud melakukan p13nelitian tentang Hubungan 1pribadian Lima Faktor dan Kreativitas Dengan Motivasi Berwinausaha Pada Mahasiswa 1u. Sehubungan dengan hal itu saya mengharapkan kesediaan teman-teman untuk 1sipasi mengisi angket ini sesuai dengan suasana hati, perasaan dan pikiran. Seluruh data dan jawaban teman-teman akan dijaga kerahasiaannya dan hanya akan dipergunakan eperluan penelitian saja. Atas perhatian dan kesediaannya saya ucapkan terimakasih. , Juli 2007
Jumaera Surat Pernyataan mg bertanda tangan di bawah ini: Celamin likan akan bahwa saya bersedia menjadi responden dalam penelitian yang bertujuan untuk tahui "Hubungan Tipe Kepribadian Lima Faktor dan Kreativitas dengan Motivasi 1usaha pada Mahasiswa Perantau". cla
) Cara Mengisi Angket 1h ini terdapat sejumlah pernyataan, bacalah setiap pernyataan dengan teliti kemudian 1jawaban dengan cara memberi ceklis pada kolom yang terseclia berdasarkan ketentuan BS, apabila anda merasa sangat setuju dengan pernyataan B, apabila anda merasa setuju dengan pernyataan TS, apabila anda merasa tidak setuju dengan pernyataan BTS, apabila anda merasa tidak setuju dengan pernyataan
h .. nengis1. koIom dapat anda Ii hat d"b I awa 1rn: Pernyataan No Saya senang membantu orang lain 1.
SS
I
'1
I
da ingin mengganti jawaban, cukup silangi jawaban awal anda.
s
I TS
I
ISTS I
epribadian Lima Faktor
PERNYATAAN iaya selalu terlambat iaya terlalu mudah sedih dan kecewa iaya lebih senang menyendiri dan berada di tem12at yang se12i >aya sangat mengagung-agungkankan logika >alam bertindak saya selalu harus sesuai dengan teori ~ebahagiaan dan kesuksesan saya lebih penting dari pada :ebahagiaan dan kesuksesan orang lain >aya sangat mudah tersinggung dan terluka >aya sangat tertarik untuk memecahkan masalah yang rumit >aya tidak merasa terganggu bila menjadi 12usat 12erhatian )aya akan melakukan a12a12un untuk membantu orang lain )aya senang bersosialisasi dan mengikuti bermacam kegiatan .ugas dalam menyampaikan ide atau gagasan )aya lebih nyaman dengan pekerjaan yang kesehariannya >erhubungan dengan riset >aya menghendaki 12ekerjaan dengan ritme santai )aya menjalani rutinitas sesuai skedul yang telah saya buat )aya hanya tertarik dengan hal-hal yang bersifat intelektual libanding yang lain 11enurut saya, saya adalah orang yang tenang 11enurut saya hal-hal yang kasat mata dan teoritis jauh lebih nenarik )aya tidak menyenangi rutinitas )aya mendahulukan kepentingan orang lain di atas kepentingan >ribadi saya :>aya tidak nyaman menjadi 12usat i:ierhatian :>aya meletakkan kepentingan bersama di atas kepentingan >ribadi :>aya sedikit sekali berbicara dengan orang-orang di sekitar ;a ya 3aya sering berkomunikasi dengan orang-orang di sekitar saya 3aya adalah orang yang sangat tidak sim[latik ~ola hidu[l saya sangat tidak terencana 3aya mam12u dan selalu berusaha mengendalikan emosi 3aya sering menggunakan kata-kata sulit dalam berkomunikasi 3aya tidak mudah terganggu oleh ai:iai:iun 3aya tidur lebih awal jika merasa sakit Saya senang menganalisa suatu hal dari berbagai perspektif Saya selalu khawatir atas segala hal / Saya meletakkan ke12entingan saya di atas orang lain \ Saya menyukai kera12ian dan lingkungan yang tertata Saya mam12u mengendalikan diri Saya tidak 12eduli dengan 12erasaan orang lain Saya mudah tertekan Saya hanya mau menerima sesuatu yang bersifat ilmiah
SS
s
TS
STS
(
\ '-
') Ii. ,)
rotivasi Berwirausaha
PERNYATAAN 3anyaknya peluang usaha membuat saya bebas menentukan enis usaha yang akan saya geluti \11enurut saya dunia usaha jauh lebih menantang 3aya percaya bahwa saya mampu menciptakan lapangan kerja ;endiri \11enurut saya tidak ada batasan pendapatan dalam dunia rvirausaha 3aya tidak miliki [!Otensi a[!a[!un untuk merintis suatu usaha 3aya merasa senang bila pekerjaan yang saya jalani sesuai lengan disiplin ilmu yang saya miliki \11enurut saya kuliah dan merintis usaha sedari dini sangat nembantu untuk meringankan beban orang tua 3aya tidak mam[!u berbuat a[!a[!un tan[!a bantuan orang lain \11enurut saya berwirausaha membuat seseorang terikat dalam 1al waktu 3aya yakin usaha yang saya rintis akan sangat diminati dan nendatangkan [!enghasilan yang tak terbatas 3aya tidak sia[! untuk berkom[!elisi dalam dunia usaha 3aya tidak pernah menemukan orang yang mampu memenuhi cebutuhan hiduenya dengan berwirausaha \11enurut saya orang-orang yang berwirausaha adalah orangirang yang mandiri 3aya tidak mampu memutuskan sendiri jalan yang akan saya empuh 3erwirausaha memberi kebebasan dalam menentukan nasib ;endiri 3aya mampu mencari solusi alas setiap masalah yang saya 1ada[!i dalam usaha 3aya tidak mam[!u bekerja diluar bidang yang saya kuasai \11aju mundurnya suatu usaha ditentukan oleh orang-orang yang .erlibat didalamnya 3egala sesuatu yang akan saya lakukan harus berdasarkan iersetujuan orang lain 3aya merasa cuku[! dengan gaji sebagai seorang [!egawai Nirausaha melatih seseorang untuk belajar mandiri 3aya yakin berwirausaha tidak dapat membuat saya mandiri ;ecara ekonomi dari orang tua 3aya bebas menentukan jenis usaha yang akan saya jalankan 3aya lebih senang bekerja di bawah pengawasan dan iengaturan orang lain atau atasan \llenurut saya berwirausaha itu mendidik seseorang untuk nam[!u membagi waktu semaksimal mungkin Jalam dunia usaha untuk menjadi sejahtera tidak butuh waktu rang lama \llenurut saya berwirausaha malah makin mere[!otkan orang tua ~~"~ +irl~t.- ~v~n m.o.l".:!ilrr tlr-:::ln c.-oc:-11".:llti 1
iil.--:::t tirl!lk' rlict:i.fi 1i11i nloh
SS
s
TS
STS
~erwirausaha
menurut saya menjanjikan peluang yang besar intuk mendaeatkan eenghasilan )'.'.ang tak terbatas >a)'.'.a bebas melakukan a[Ja[>un )'.'.ang terbaik bagi sa)'.'.a >aya lebih senang memanfaatkan ilmu yang saya punya libidang )'.'.ang sa)'.'.a gemari ~ompetisi yang tidak sehat dalam perusahaan/ institusi nembuat sal'.'.a menjadi tertekan >aya yakin resiko yang dihadapi dalam usaha seimbang dengan 1asil )'.'.ang di[Jeroleh >aya tidak suka bekerja dibawah pengawasan dan tekanan 1rang lain >aya mampu memutuskan sendiri jalan hidup yang akan saya empuh )a)'.'.a lebih tertarik untuk menci[Jlakan la[Jangan kerja sendiri >a)'.'.a tidak berani menghadai:;>i segala resiko dan tantangan )a)'.'.a eerca)'.'.a bahwa sal'.'.a mami:;>u mencietakan laeangan kerja Jsaha yang saya rintis tidak akan memberikan manfaat apapun 1agi orang lain )aya yakin berwirausaha merupakan solusi atas permasalahan :etenagakerjaan sekarang )aya tidak yakin usaha yang saya jalankan akan menyerap enaga kerja )engan kemampuan yang saya miliki saya yakin saya dapat nerintis suatu usaha )'.'.ang dai:;>at meny:erae tenaga kerja )aya yakin konsep kewirausahaan sangat tidak sesuai jika literai:;>kan eada kondisi ekonomi )'.'.ang ada-di negara kita )aya merasa senang jika usaha saya punya mampu me,mberi nanfaat bagi orang lain .ebih baik menganggur/ menunggu dari pada harus jadi >edagang )aya percaya dengan disiplin ilmu yang saya miliki saya dapat nembantu eemerintah untuk mengatasi masalah eengangguran )aya merasa lebih berharga bila di usia yang masih muda ini elah mampu membiayai kuliah sendiri
I
.. . .
..:
I
' ..
•········