Ayuningtias dan Ekawati: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha…
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TARUMANAGARA Hazirah Amalia Ayuningtias dan Sanny Ekawati Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara Email:
[email protected] Abstract: The purpose of this study was to determine whether there is a minimum of one variable influence of family environment, campus environment, personality, and entrepreneurship motivation towards entrepreneurship interest students of the Faculty of Economics, University Tarumanagara. This research was conducted using judgmental sampling method. Researchers distributed questionnaires to 310 respondents. From the research we concluded that the variables that most influence the interest in entrepreneurship students of the Faculty of Economics, University Taruamanagara is entrepreneurship motivation. The influence of the variable in sequence is personality, family environment and the campus environment. The results also showed that all variables have a positive and significant impact on the interest in entrepreneurship students of the Faculty of Economics, University Tarumanagara. Keywords: interest, motivation, entrepreneurship Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh minimal 1 variabel dari lingkungan keluarga, lingkungan kampus, kepribadian, dan motivasi berwirausaha terhadap minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode judgmental sampling. Peneliti menyebarkan kuesioner kepada 310 responden. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Taruamanagara adalah motivasi berwirausaha. Pengaruh variabel berikutnya secara berurutan adalah kepribadian, lingkungan keluarga dan lingkungan kampus. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara. Kata kunci : minat, motivasi, wirausaha PENDAHULUAN Tingkat pengangguran di Indonesia yang tinggi, kesempatan dan lowongan kerja yang minim, serta pendidikan yang rendah menjadi pemicu setiap orang untuk mendirikan suatu usaha kecil dan menengah. Berwirausaha kini menjadi trend di kalangan masyarakat Indonesia. Salah satu usaha pemerintah untuk mengurangi angka pengangguran ialah menciptakan lapangan kerja yang bersifat padat karya. Namun kalangan orang yang berpendidikan cenderung tidak tertarik dengan pekerjaan ini (berwirausaha), minat mereka bekerja di kantoran lebih tinggi. Semakin tinggi pendidikan mereka maka semakin besar keinginan mereka untuk menduduki kursi kantoran dengan jabatan yang tinggi. Mereka tidak berani mengambil risiko besar seperti berwirausaha. Dalam hal ini berarti mereka bekerja dengan orang lain hanya mengandalkan upah atau gaji. Jurnal Ekonomi/Volume XX, No. 01, Maret 2015: 49-71
49
Ayuningtias dan Ekawati: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha…
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Sesuatu yang baru dan berbeda adalah nilai tambah barang dan jasa yang menjadi sumber keunggulan untuk dijadikan peluang. Jadi, kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda.. Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang. Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul. Wirausahawan (entrepreneurs) yaitu sumber daya manusia yang memiliki kemampuan yang kreatif, inovatif, dinamis, dan proaktif terhadap tantangan yang ada. Berwirausaha sekecil apapun bentuknya, bila dikembangkan dengan prinsip-prinsip ekonomi dan dilakukan secara profesional maka akan menumbuhkan jiwa entrepreneurship dalam diri kita, dengan wirausaha kita akan memiliki pengalaman yang bisa dipetik, bagaimana mengelola dan menjalankan suatu bisnis dengan baik dan benar serta bagaimana cara mengevaluasi agar bisnis dapat berkembang menjadi suatu usaha yang besar. Kewirausahaan sendiri merupakan konsepsi, maka untuk menerapkan dalam kegiatan usaha haruslah diwujudkan dalam berbagai tindakan (perilaku), bisa saja seseorang punya potensi kewirausahaan yang bagus tetapi tidak pernah diwujudkan potensi itu dalam perilaku maka potensi tersebut hanya tinggal potensi yang tidak punya makna dalam dunia bisnis. Perilaku kewirausahaan dan faktor kewirausahaan harus ada dalam aktivitas bisnis, mengingat faktor ini sangat penting karena menunjang kemajuan usaha. Banyak perusahaan yang muncul dan tumbuh menjadi besar berkat polesan tangan para kewirausahaan yang mampu bertindak sebagai wirausaha profesional. Perilaku kewirausahaan dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Sikap dan perilaku dapat dirubah oleh diri sendiri dan atau oleh adanya tekanan/pengaruh lingkungan. Adanya pengaruh dari dalam diri sendiri dan dari lingkungan luar maka tumbuhlah sikap dan perilaku individu yang spesifik. Kewirausahaan adalah suatu cara berpikir, menelaah, dan bertindak yang didasarkan pada peluang bisnis, pendekatan holistik, dan kepemimpinan yang seimbang (Timmons & Spinelli, 2004: 31). Proses kewirausahaan menuntut kemauan untuk mengambil resiko dengan penuh perhitungan sehingga dapat mengatasi rintangan untuk mencapai kesuksesan yang diharapkan. Pada umumnya, wirausahawan menggunakan kecerdikannya untuk memanfaatkan sumberdaya yang terbatas. Lingkungan keluarga terutama orang tua sangat berperan penting sebagai pengarah bagi masa depan anaknya, sehingga secara tidak langsung orang tua juga dapat mempengaruhi minat terhadap pekerjaan bagi anak di masa yang akan datang, termasuk dalam hal berwirausaha. Menurut Wasty Soemanto (2008:38) menyatakan bahwa orang
Jurnal Ekonomi/Volume XX, No. 01, Maret 2015: 49-71
50
Ayuningtias dan Ekawati: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha…
tua atau keluarga juga merupakan peletak dasar bagi persiapan anak-anak agar dimasa yang akan datang dapat menjadi pekerja yang efektif. Dalam mendidik anak, para orang tua harus mengajarkan anaknya memotivasi diri untuk bekerja keras, diberi kesempatan untuk bertanggung jawab atas apa yang dia lakukan. Orang tua yang berwirausaha dalam bidang tertentu dapat menimbulkan minat anaknya untuk berwirausaha dalam bidang yang sama. Misalnya: orang tua yang memiliki usaha bengkel, kemudian anaknya membantu membongkar, mengecek, memeriksa atau mengelola usahanya tersebut. Keterlibatan tersebut dapat menimbulkan minat berwirausaha dalam bidang yang sama atau berbeda. Hal ini sesuai dengan teori Super and Crites theory yang dikutip Dewa Ketut Sukardi (2000) bahwa seseorang yang mempunyai minat pada obyek tertentu dapat diketahui dari pengungkapan atau ucapan, tindakan atau perbuatan, dan dengan menjawab sejumlah pertanyaan. Wirausahawan yang berhasil, salah satu kuncinya memiliki kepribadian yang unggul. Kepribadian tersebut kadangkala membedakannya dari kebanyakan orang. Gambaran ideal seorang wirausahawan menurut Alma (2010: 21) adalah orang yang dalam keadaan bagaimanapun daruratnya, tetap mampu berdiri atas kemampuan sendiri untuk menolong dirinya keluar dari kesulitan yang dihadapi, termasuk mengatasi kemiskinan tanpa bantuan siapapun. Bahkan dalam keadaan yang biasa (tidak darurat), mampu menjadikan dirinya maju, kaya, berhasil lahir dan bathin. Oleh karena itu, hendaknya para mahasiswa memiliki potensi kepribadian wirausaha agar kelak mampu mandiri, menolong dirinya sendiri dalam menghadapi kesulitan hidup, bahkan mampu membuka peluang kerja bagi dirinya dan orang lain. Linan &. Leon (2007) berpendapat bahwa keputusan individu untuk menjadi seorang pengusaha kadang-kadang diasumsikan tergantung pada ciri-ciri kepribadian : "Jika Anda memiliki profil kepribadian yang tepat , Anda akan menjadi seorang pengusaha cepat atau lambat". Menurut Alma (2010: 12) yang paling mendorong seseorang untuk memasuki karir wirausaha adalah adanya (1) personal attributes dan (2) personal environment. Hasil-hasil penelitian menyebutkan bahwa minat berwirausaha dipengaruhi oleh potensi kepribadian wirausaha dan lingkungan. Motivasi dianggap sebagai factor penting dalam minat berwirausaha karena motivasi dapat menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal (Hasibuan, 2005). Dalam motivasi berwirausaha diperlukan daya juang untuk sukses, mau belajar melihat keberhasilan orang lain, memiliki dorongan kuat untuk mengatasi semua kendala dalam berwirausaha. Motivasi merupakan proses membangkitkan, mengarahkan dan memantapkan perilaku arah satu tujuan. Peranan universitas dalam memotivasi mahasiswa menjadi wirausaha muda sangat penting dalam menumbuhkan jumlah wirausaha. Peran universitas dalam mengembangkan minat berwirausaha dan menggali beberapa faktor yang berpengaruh pada perilaku berwirausaha telah digalioleh beberapa peneliti (Autio et al., 1997). Penelitian-penelitian tersebut menjelaskan bahwa minat kewirausahaan yangdapat diarahkan melalui pendidikan kewirausahaan dipengaruhi oleh sikap dan minat terhadap kewirausahaan. Penelitian ini melibatkan (lingkungan keluarga, lingkungan kampus, kepribadian dan motivasi), sebagai predictors terhadap minat berwirausaha. Peneliti mengidentifikasi berbagai permasalahan yang akan diteliti dan dibahas lebih lanjut di dalam penelitian yaitu sebagai berikut: (1) Apakah ada pengaruh keinginan orang tua terhadap minat Jurnal Ekonomi/Volume XX, No. 01, Maret 2015: 49-71
51
Ayuningtias dan Ekawati: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha…
berwirausaha seseorang di dalam lingkungan keluarganya?; (2) Apakah ada pengaruh positif antara lingkungan kampus dengan minat berwirausaha terhadap mahasiswa?; (3) Apakah terdapat pengaruh jenis kelamin terhadap minat berwirausaha?; (4) Apakah pengaruh kepribadian di dalam pelaku kewirausahaan dapat menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada tahap kedewasaan dari sebuah usaha?; (5) Apakah ada pengaruh kepribadian wirausaha terhadap minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara?; (6) Apakah setiap mahasiswa memiliki dasar perilaku kewirausahaan yang dapat dilatih atau merupakan bakat alami yang berbeda dari manusia?; (7) Apakah mahasiswa yang memiliki motivasi berwirausaha dapat menunjukkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk memulai sebuah usaha di tahun awal di bandingkan dengan mahasiswa yang tidak memiliki motivasi berwirausaha?; (8) Apakah ada pengaruh motivasi berwirausaha terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara ? Pembatasan masalah factor internal dan factor eksternal perlu dilakukan karena bahasan mengenai faktor-faktor yang terkait sangat luas. Adapun batasan dalam penelitian ini adalah; (a) Variabel dependen adalah minat berwirausaha pada mahasiswa; (b) Variabel independen: lingkungan keluarga, lingkungan kampus, kepribadian, dan motivasi; (c) Subjek penelitian dibatasi hanya mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara; (d) Penelitian dilakukan pada tahun 2015; (e) Pengambilan sampel dilakukan dengan tekhnik non-probability sampling. Berdasarkan uraian permasalahan yang telah disebutkan sebelumnya maka penelitian kali ini akan membahas hal mengenai berikut: (a) Apakah ada pengaruh paling sedikit satu variabel (lingkungan keluarga, lingkungan kampus, kepribadian, atau motivasi berwirausaha) terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara?; (b) Apakah ada pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara?; (c) Apakah ada pengaruh lingkungan kampus terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara?; (d) Apakah ada pengaruh kepribadian terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara ? Adapun tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah: (a) Untuk mengetahui paling sedikit satu variabel (pengaruh lingkungan keluarga, lingkungan kampus, kepribadian, atau motivasi berwirausaha) terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara; (b) Untuk mengetahui adanya pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara; (c) Untuk mengetahui adanya pengaruh pengaruh lingkungan kampus keluarga terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara; (d) Untuk mengetahui adanya pengaruh kepribadian terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara; (e) Untuk mengetahui adanya pengaruh motivasi berwirausaha terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara. KAJAIN TEORI Lingkungan Keluarga. Menurut Syamsu Yusuf (2012:23) lingkungan adalah keseluruhan fenomena (peristiwa, situasi, atau kondisi) fisik/alam atau sosial yang mempengaruhi atau dipengaruhi perkembangan individu. Jurnal Ekonomi/Volume XX, No. 01, Maret 2015: 49-71
52
Ayuningtias dan Ekawati: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha…
Menurut Wasty Soemanto (2008:38) menyatakan, “Orang tua atau keluarga juga merupakan peletak dasar bagi persiapan anak-anak agar dimasa yang akan datang dapat menjadi pekerja yang efektif”. Teori Konvergensi (Walgito, 2004) menyatakan bahwa lingkungan sekitar rmempunyai peranan yang penting dalam perkembangan individu. Wibowo (2011) mengemukakan bahwa kenyataan yang banyak terjadi membenarkan teori ini. Seseorang yang tumbuh di lingkungan pedagang secara relatif akan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk menjadi pedagang. Demikian pula individu lain yang tumbuh di lingkungan petani, nelayan, wirausaha, guru, dan sebagainya. Jiwa kewirausahaan juga bisa tumbuh dan berkembang karena pengaruh lingkungan fisik di sekitarnya. Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan manusiatempat belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial di dalam hubungan interaksi dengan kelompoknya. Dalam keluarga, seorang anak pertama-tama belajar memperhatikan keinginan orang lain, bekerjasama, bantu membantu, atau sebagai makhluk sosial dan mempunyai norma-norma dan kecakapan-kecakapan tertentu dalam pergaulannya dengan orang lain (Sobur, 2003). Lingkungan keluarga dengan segala kondisi yang ada didalamnya yang meliputi latar belakang anggota keluarga, tradisi keluarga dan cara orang tua mendidik, akan dapat menunjang, membimbing dan mendorong seseorang khususnya mahasiswa untuk kehidupannya mendatang (Koranti, 2013). Lingkungan Kampus. Pengertian pendidikan menurut Soekidjo Notoatmodjo (2003: 16), menjelaskan bahwa : Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Menurut Carter V. Good (dalam buku Dasar Konsep Pendidikan Moral, 1977:1) mengemukakan bahwa pendidikan adalah proses pengembangan kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan perilaku yang berlaku dalam masyarakatnya. Proses sosial dimana seseorang dipengaruhi oleh sesuatu lingkungan yang terpimpin (khususnya di sekolah) sehingga ia dapat mencapai kecakapan sosial dan pengembangan kepribadiannya. Menurut S. A. Bratanata dkk (dalam buku Ilmu Pendidikan, 1991:69) pendidikan adalah usaha yang sengaja diadakan baik langsung maupu dengan cara tidak langsung untuk membantu anak dalam perkembangannya dalam mencapai kedewasaan. Kepribadian. Menurut Horton (1982:12), pengertian kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi, dan temperamen seseorang. Sikap, perasaan, ekspresi, dan temperamen itu akan terwujud dalam tindakan seseorang jika dihadapkan pada situasi tertentu. Setiap orang mempunyai kecenderungan berperilaku yang baku, atau berpola dan konsisten, sehingga menjadi ciri khas pribadinya. Sedangkan pengertian kepribadian menurut Schaefer dan Lamm (1998:97) adalah sebagai keseluruhan pola sikap, kebutuhan, ciri-ciri khas, dan perilaku seseorang. Pola berarti sesuatu yang sudah menjadi standar atau baku, berlaku terus-menerus secara konsisten dalam menghadapi situasi yang dihadapi. Pola perilaku dengan demikian juga merupakan perilaku yang sudah baku, yang cenderung ditampilkan seseorang jika ia dihadapkan pada situasi kehidupan tertentu. Orang yang pada dasarnya pemalu cenderung menghindarkan diri dari kontak mata dengan lawan bicaranya.
Jurnal Ekonomi/Volume XX, No. 01, Maret 2015: 49-71
53
Ayuningtias dan Ekawati: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha…
Maka dapat disimpulkan bahwa kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang. Motivasi berwirausaha. Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan (Handoko, 2003). Selain itu menurut Siswanto (2003) mengartikan motivasi sebagai keadaan kejiwaan atau menggerakkan dan mengarah atau menyalurkan perilaku kearah pencapaian kebutuhan yang memberi kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan. Lain halnya dengan Stevenson (2001) yang mendefinisikan motivasi sebagai insentif, dorongan, atau stimulus untuk bertindak dimana motivasi adalah semua hal verbal, fisik atau psikologis yang membuat seseorang melakukan sesuatu sebagai respon. Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow (1954) pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu : (1) kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan sex; (2) kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual; (3) kebutuhan akan kasih sayang (love needs); (4) kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status; dan (5) aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata. Pengertian lain dari motivasi menurut Mc Donald yang dikutip Wasty Soemanto (1998:206), motivasi sebagai perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi mencapai tujuan. Teori motivasi juga dikembangkan oleh David McClelland. Dalam teori ini, banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui motivasi memenuhi kebutuhan manusia dalam berprestasi. Kebutuhan untuk berprestasi ini ada karena orang-orang memiliki dorongan kuat untuk berhasil. Mereka lebih mengejar prestasi pribadi ketimbang imbalan terhadap keberhasilannya. Mereka bergairah untuk melakukan sesuatu lebih baik dan lebih efisien dibandingkan sebelumnya. Menurut Lupioyadi (2006) yang dimaksud dengan wirausaha adalah orang yang kreatif dan inovatif serta mampu mewujudkannya untuk peningkatan kesejahteraan diri masyarakat dan lingkungannya. Kreatif bila ia memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru atau mengadakan sesuatu yang belum ada. Inovatif bila ia mampu membuat sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada. Peran dari seorang wirausaha menurut Suryana (2003) secara umum memiliki 2 peran, yaitu: sebagai penemu dan sebagai perencana. Sebagai penemu, wirausaha menemukan dan menciptakan produk baru, teknologi dan cara baru, ide-ide baru dan organisasi usaha baru. Sedangkan sebagai perencana, wirausaha berperan merancang usaha baru, merencanakan strategi perusahaan baru, merencanakan ide-ide dan peluang dalam perusahaan. Minat Berwirausaha. Winkel (2004:212), minat diartikan sebagai kecenderungan subyek yang menetap, untuk tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu. Minat ialah perasaan tertarik pada suatu topik yang sedang dibahas atau dipelajari untuk itu kerap digunakan istilah “perhatian”. Perhatian dalam arti “minat” perlu dibedakan dari perhatian dalam arti “konsentrasi”, Jurnal Ekonomi/Volume XX, No. 01, Maret 2015: 49-71
54
Ayuningtias dan Ekawati: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha…
sebagaimana dijelaskan di atas. Antara minat dan berperasaan senang terhadap hubungan timbal balik, sehingga tidak mengherankan kalau siswa yang berperasaan tidak senang, akan kurang berminat, dan sebaliknya. Menurut Loekmono (1994) mengungkapkan bahwa minat dapat diartikan kecenderungan untuk merasa tertarik atau terdorong untuk memperhatikan seseorang, sesuatu barang atau kegiatan dalam bidang-bidang tertentu. Minat merupakan salah satu hal ikut menentukan keberhasilan seseorang dalam segala bidang, baik studi, kerja dan kegiatan-kegiatanlain. Minat pada suatu bidang tertentu akan memunculkan perhatian terhadap bidang tertentu. Menurut Andi Mappiare (1982) minat merupakan perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut dan kecenderungan- kecenderungan lain yang mengarahkan individu pada suatu pilihan tertentu. Santoso (1939) menegaskan minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berdikari atau berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi, serta senantiasa belajar dari kegagalan yang dialami. Menurut uraian tentang minat dan wirausaha di atas, minat berwirausaha adalah kecenderungan hati dalam diri subyek untuk tertarik menciptakan suatu usaha yang kemudian mengorganisir, mengatur, menanggung risiko dan mengembangkan usaha yang diciptakannya tersebut. Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Minat Berwirausaha. Lingkungan Keluarga adalah kelompok masyarakat terkecil yang terdiri dari ayah, ibu, anak, dan anggota keluarga yang lain. Keluarga merupakan peletak dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, disinilah yang memberikan pengaruh awal terhadap terbentuknya kepribadian. Rasa tanggung jawab dan kreativitas dapat ditumbuhkan sedini mungkin sejak anak mulai berinteraksi dengan orang dewasa. Orang tua adalah pihak yang bertanggung jawab penuh dalam proses ini. Salah satu unsur kepribadian adalah minat. Minat berwirausaha akan terbentuk apabila keluarga memberikan pengaruh positif terhadap minat tersebut, karena sikap dan aktifitas sesama anggota keluarga saling mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung. Orang tua yang berwirausaha dalam bidang tertentu dapat menimbulkan minat anaknya untuk berwirausaha dalam yang sama pula (Suhartini, 2011). Penelitian yang dilakukan oleh Suhartini (2011) menyimpulkan bahwa lingkungan keluarga berpengaruh terhadap minat berwirausaha. Semakin kondusif lingkungan keluarga disekitarnya maka akan semakin mendorong seseorang untuk menjadi seorang wirausaha. Apabila lingkungan keluarga mendukung maka seseorang akan semakin tinggi niatnya untuk menjadi wirausaha dibandingkan jika tidak memiliki dukungan dari lingkungan keluarga. Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan manusia tempat belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial di dalam hubungan interaksi dengan kelompoknya. Dalam keluarga, seorang anak pertama-tama belajar memperhatikan keinginan orang lain, bekerjasama, bantu membantu, atau sebagai makhluk sosial dan mempunyai norma-norma dan kecakapan-kecakapan tertentu dalam pergaulannya dengan orang lain (Sobur, 2003). Lingkungan keluarga dengan segala kondisi yang ada didalamnya yang meliputi latar belakang anggota keluarga, tradisi keluarga dan cara orang tua Jurnal Ekonomi/Volume XX, No. 01, Maret 2015: 49-71
55
Ayuningtias dan Ekawati: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha…
mendidik, akan dapat menunjang, membimbing dan mendorong seseorang khususnya mahasiswa untuk kehidupannya mendatang (Koranti, 2013). Sependapat dengan Sumarni (2006) dan Sartono (2006) bahwa yang dilakukan oleh orang tua dapat mempengaruhi minat terhadap jenis pekerjaan bagi anak di masa yang akan datang, termasuk untuk berwirausaha. Cara orang tua dalam meraih suatu keberhasilan dalam pekerjaannya merupakan modal yang baik untuk melatih minat, kecakapan dan kemampuan nilai-nilai tertentu yang berhubungan dengan pekerjaan yang diingini anak (Soemanto dalam Supartono, 2004). Berarti kondisi orang tua dapat menjadi figur bagi pemilihan pekerjaan anak, juga sekaligus dapat dijadikan sebagai pembimbing untuk menumbuh kembangkan minatnya terhadap suatu pekerjaan. Dengan demikian dorongan orang tua maupun anggota keluarga dapat memberikan pengaruh terhadap minat berwirausaha. Berkaitan dengan lingkungan keluarga, maka peran keluarga sangat penting dalam menumbuhkan minat anak. Orang tua merupakan pendidik pertama dan sebagai tumpuan dalam bimbingan kasih sayang yang utama. Maka orang tua lah yang banyak memberikan pengaruh dan warna kepribadian terhadap seorang anak. Dengan demikian mengingat pentingnya pendidikan di lingkungan keluarga, maka pengaruh di lingkungan keluarga terhadap anak dapat mempengaruhi apa yang diminati oleh anak (Wibowo, 2011). Seperti dalam Purwinarti (2006) bahwa salah satu faktor pendorong seseorang untuk berwirausaha yaitu The parental refugee. Banyak individu memperoleh pendidikan dan pengalaman dari bisnis yang di bangun keluarganya dan lingkungan keluarga sangat mempengaruhi minat berwirausaha mahasiswa. Menurut Kadarsih (2013) selain figur orang tua yang berprofesi sebagai wirausahawan, figur teman yang berprofesi sebagai wirausahawan juga mempengaruhi minat untuk berwirausaha. Teman yang berhasil dalam menjalankan profesi sebagai wirausahawan akan memberikan pengaruh positif untuk memulai berwirausaha karena ada keyakinan bahwa ia juga mampu berhasil seperti temannya. Selain figur orang tua dan teman yang berprofesi sebagai wirausahawan, para wirausahawan-wirausahawan yang dikenalpun mempengaruhi minat untuk berwirausaha. Dari paparan di atas, diketahuhi bahwa lingkungan sosial seperti dukungan teman dan gaya hidup kelompok sekeliling dan lingkungan keluarga seperti dukungan keluarga, latar belakang pekerjaan orang tua dan pendidikan yang diberikan orangtua dapat mempengaruhi kehidupan dan pola pikir seseorang. Pengaruh Lingkungan Kampus dan Minat Berwirausaha. Pendidikan di sekolah menjadi tanggung jawab guru. Jadi pada dasarnya yang berpengaruh terhadap perkembangan siswa yaitu proses pendidikan di sekolah sebagai bekal untuk diterapkan dalam kehidupan di lingkungan masyarakat. Seorang guru dalam proses pendidikan juga dapat memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa dalam menumbuhkan minatnya. Sebagai pendidik dalam lembaga pendidikan formal, maka guru berperan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, apalagi yang dibutuhkan orang pada dasarnya adalah ke arah pengembangan kualitas SDM yang berguna (Suprapto, 2007). Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi besarnya minat yang timbul dari dalam maupun luar diri siswa terhadap sesuatu yaitu minat berwirausaha. Lingkungan sekolah memiliki arti yang sama dengan lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan menurut Hadikusumo (1996), adalah segala kondisi dan pengaruh dari Jurnal Ekonomi/Volume XX, No. 01, Maret 2015: 49-71
56
Ayuningtias dan Ekawati: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha…
luar terhadap kegiatan pendidikan. Sedangkan lingkungan pendidikan menurut Tirtahardja dan La Sulo (1994) adalah latar tempat berlangsungnya pendidikan. Soemanto (2002), mengatakan bahwa satu-satunya perjuangan atau cara untuk mewujudkan manusia yang mempunyai moral, sikap, dan keterampilan wirausaha adalah dengan pendidikan. Dengan pendidikan, wawasan individu menjadi lebih percaya diri, bisa memilih dan mengambil keputusan yang tepat, meningkatkan kreativitas dan inovasi, membina moral, karakter, intelektual, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia yang lain sehingga akhirnya mampu berdiri sendiri. Pendidikan sekolah dewasa ini dituntut tidak hanya mampu menghasilkan lulusan semata, pendidikan juga harus memiliki orientasi yang jelas kearah mana lulusan akan berkontribusi di masyarakat. Untuk menanamkan wirausaha disekolah maka peran dan keaktifan guru dalam mengajar harus menarik, misalnya pembawaan yang ramah dan murah senyum, lucu, mendatangkan wirausahawan untuk memberikan ceramah tentang keberhasilan dan kegagalannya sehingga akhirnya bisa berhasil. Selain itu peran aktif para siswa juga dituntut karenasasaran pengajaran ini adalah keberhasilan siswa bukan keberhasilan guru Wibowo (2011). Pendidikan entrepreneur akan menjadi jalur baru bagi siswa untuk mempunyai potensi dalam berkreasi dan berinovasi. Siswa akan mempunyai jiwaeksplorasi untuk mencari peluang dan berani mengambil risiko untuk mencoba hal-hal baru. Program pendidikan entrepreneur diwujudkan dalam bentuk terintergrasi dengan kurikulum sekolah sebagai ciri kurikulum pada tingkat satuan pendidikan di sekolah. Dengan lingkungan dan program sekolah yang mendukung dan terencana. Program pendidikan entrepreneur menitik beratkan pada sikap danjiwa yang dibutuhkan oleh seorang entrepreneur (Ibnu, 2013). Dengan demikian keadaan lingkungan kampus dapat membentuk karakter, potensi, serta minat mahasiswa dengan adanya pengajaran dan praktek langsung kegiatan berwirausaha. Pengaruh Kepribadian dan Minat Berwirausaha. Kepribadian adalah suatu karakteristik sikap dasar yang dimiliki oleh tiap orang dalam hidupnya. Kepribadian menentukan seseorang dalam tiap langkah hidupnya. Untuk memilih dan menjadi seorang wirausaha yang sukses, seseorang cenderung harus memiliki sifat atau kepribadian yang diperlukan untuk menjadi seorang wirausaha. Pernyataan kepribadian mempengaruhi minat wirausaha dikembangkan dari pendapat Alma (2007), Mc Clelland (1995), Riyanti (2003), dan Helmi & Rista (2006). Berdasarkan teori-teori di atas, ada empat macam kepribadian penting yang mempengaruhi minat menjadi wirausaha yang akan dijadikan sebagai indikator, yaitu: 1. Ide Kreatif. Kreatifitas sering diartikan sebagai kemampuan dalam menciptakan hal-hal yang benar-benar baru, kombinasi-kombinasi baru dari hal-hal yang sudah ada sehingga menghasilkan sesuatu yang baru, ataupun membuat sesuatu yang kurang berarti sehingga menjadi lebih berarti. Wirausahawan yang kreatif, takkan habis akal bila mendapatkan tantangan, mereka mampu merubah tantangan menjadi peluang usaha. Seorang wirausaha akan berhasil apabila ia selalu kreatif dan menggunakan hasil kreatifitasnya itu dalam usahanya (Buchari Alma, 2010: 6870). 2. Jiwa Kepemimpinan. Dalam menjadi seorang wirausaha, dibutuhkan suatu jiwa kepemimpinan dan keberanian untuk memegang suatu tanggungjawab. Kepemimpinan adalah suatu kemampuan untuk berani dan mau mengambil Jurnal Ekonomi/Volume XX, No. 01, Maret 2015: 49-71
57
Ayuningtias dan Ekawati: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha…
3.
4.
5.
6.
7.
8.
keputusan dan memimpin orang lain. Seorang pemimpin adalah seorang yang berani mengambil resiko dan siap menanggung kerugian yang dapat terjadi. Kepemimpinan dikembangkan dari teori Riyanti (2003). Prestasi. Lambing dan Kuehl (2000: 17) menyatakan bahwa tujuan yang ingin dicapai seorang wirausahawan dipengaruhi oleh kebutuhan akan berprestasinya yang mendorong individu untuk menghasilkan yang terbaik dan biasanya memiliki inisiatif serta keinginan yang kuat untuk mengungkapkan ide-ide dalam pikirannya, menyampaikan gagasan demi mencapai suatu kesuksesan. Jiwa Dagang. Mempunyai kemampuan berempati dengan memahami secara lebih mendalam kebutuhan orang lain, membantu dan mengerti perasaan orang lain, serta kemampuan memasarkan dengan mempengaruhi orang lain untuk dapat tertarik pada pekerjaannya serta memiliki kemampuan sosialisasi yang baik. Percaya Diri. Diperlukan rasa percaya diri yang tinggi untuk menjadi seorang wirausaha, karena tingkat ketidakpastian yang tinggi dalam kewirausahaan. Kepercayaan diri adalah suatu keyakinan terhadap diri sendiri dan kemampuan yang dimiliki dirinya untuk dapat mencapai suatu kesuksesan. Kepercayaan diri diambil berdasarkan pernyataan teori Riyanti (2003). Mudah Bergaul dengan Orang Lain. Wirausahawan hendaknya membiasakan diri untuk bergaul dengan orang lain di dalam kehidupan sehari-hari. Agar memperoleh kesuksesan dalam pergaulan, maka seseorang harus belajar mengenal ciri-ciri pribadi orang lain. Kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi berarti kemampuan mengorganisasi pikiran ke dalam bentuk ucapan-ucapan yang jelas, menggunakan tutur kata yang enak didengar, serta mampu menarik perhatian orang lain melalui ucapannya. Komunikasi yang baik harus diikuti dengan perilaku yang jujur dan konsisten dalam pembicaraan (Buchari Alma, 2010: 109). Extrovert (Pandai dalam Berhubungan dengan Orang Lain). Hubungan interpersonal yang baik dalam berhubungan dengan orang lain sangat diperlukan untuk menjadi seorang wirausaha. Seorang yang ekstrovert adalah orang yang pandai dalam berhubungan dengan orang lain, sehingga cenderung mempunyai koneksi atau hubungan yang luas. Mempunyai kemampuan berempati dengan memahami secara mendalam kebutuhan orang lain serta kemampuan sosialisasi yang baik. Ekstrovert dikembangkan dari pernyataan teori Riyanti (2003). Jiwa Inovatif. Inovatif merupakan salah satu sifat yang harus dimiliki untuk menjadi wirausaha yang sukses. Orang yang inovatif berarti mampu menciptakan suatu gagasan yang baru yang bernilai lebih. Orang yang mampu untuk berfikir secara kreatif untuk menghadapi segala perubahan serta kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan memecahkan suatu masalah dengan memberi alternatif yang berbeda. Seorang yang inovatif juga mampu melihat adanya peluang bisnis yang tidak dapat dilihat oleh orang lain. Inovatif dikembangkan berdasarkan pendapat Riyanti (2003) dan Suryaman (2006).
Pengaruh Motivasi Berwirausaha dan Minat Berwirausaha. Motivasi adalah dorongan yang kuat yang berasal dari dalam diri sendiri untuk mencapai suatu tujuan. Agar memiliki minat untuk menjadi wirausaha, seseorang harus mempunyai suatu tujuan yang bisa diperoleh oleh orang tersebut dengan menjadi wirausaha. Pernyataan motivasi dikembangkan berdasarkan pendapat dari Mc Clelland (1995) dan Riyanti (2003). Seseorang akan termotivasi terhadap sesuatu dapat Jurnal Ekonomi/Volume XX, No. 01, Maret 2015: 49-71
58
Ayuningtias dan Ekawati: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha…
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain keuntungan-keuntungan yang akan didapat setelah melakukan kegiatan tersebut. Berdasarkan teori-teori di atas, ada tiga macam motivasi penting yang mempengaruhi minat untuk menjadi wirausaha, yang akan dijadikan indikator yaitu: 1) Penghasilan. Penghasilan adalah sesuatu yang diperoleh seseorang baik berupa uang maupun barang yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kewirausahaan dapat memberikan pendapatan finansial yang tinggi sehingga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Keinginan untuk memperoleh penghasilan itulah yang dapat menimbulkan minat seseorang untuk menjadi wirausaha. Penghasilan diambil dari teori menurut Suryaman (2006). 2) Penghargaan (Status Sosial). Dengan menjadi wirausaha, seseorang akan memperoleh popularitas, menjaga gengsi, dan menghindari ketergantungannya terhadap orang lain. Keinginan untuk meningkatkan harga diri tersebut dapat menjadi motivasi yang dapat meningkatkan minat seseorang untuk menjadi wirausaha. Penghargaan (status sosial) didasarkan pada pendapat Riyanti (2003) dan Suryaman (2006). 3) Rasa Senang Terhadap Bidang Kewirausahaan. Rasa senang adalah bagian dari motivasi. Tanggapan perasaan seseorang terhadap suatu hal yang sama, tidak sama antara orang yang satu dengan orang lain. Rasa senang terhadap bidang kewirausahaan akan diwujudkan dengan perhatian, kemauan, dan kepuasan dalam bidang wirausaha. Hal ini berarti rasa senang terhadap bidang kewirausahaan akan menimbulkan minat untuk menjadi wiruasaha. Rasa senang sesuai dengan pendapat dari Suryaman (2006). Penelitian Yang Relevan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Koranti (2013), terdapat variabel seperti lingkungan keluarga, lingkungan kampus, kepribadian dan motivasi berwirausaha.Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel lingkungan internal maupun eksternal mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha. Dalam penelitian yang dilakukan Putu Eka Desy Yanti et.al (2014) terdapat variabel lingkungan keluarga. Dalam penelitiannya menunjukkan bahwa (1) lingkungan keluarga siswa sangat tinggi dengan skor total sebesar 5.998, (2) minat berwirausaha siswa sangat tinggi dengan skor total sebesar 7.808, dan (3) lingkungan keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha siswa dengan persentase sebesar 18,3% dan 81,7% dipengaruhi factor lain. Dalam penelitian yang dilakukan Aprilianty (2012) terdapat variabel kepribadian wirausaha, pengetahuan kewirausahaan, dan lingkungan. Dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa minat beriwrausaha relative rendah (48,67%), potensi kepribadian wirausaha member pengaruh cukup berarti terhadap minat berwirausaha (27,3%), pengetahuan kewirausahaan berpengaruh berarti terhadap minat berwirausaha (13,7%), lingkungan keluarga memberi pengaruh yang berarti terhadapa minat berwirausaha (22%). Terdapat pengaruh yang bersama-sama antara potensi kepribadian wirausaha, pengetahuan kewirausahaan, dan lingkungan keluarga sebesar 42,2% terhadap minat berwirausaha. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Gurbuz dan Aykol (2008) terdapat variabel jenis kelamin, lingkungan keluarga, norma subyektif, perceived behavioural control, pendidikan kursus, sikap, dan lingkungan yang mendukung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel-variabel tersebut berpengaruh terhadap minat berwirausaha. Jurnal Ekonomi/Volume XX, No. 01, Maret 2015: 49-71
59
Ayuningtias dan Ekawati: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha…
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah mengkaji tentang faktor internal dan faktor eksternal. Metode yang digunakan juga tetap menggunakan metode kuantitatif dan teknik pengambilan data menggunakan kuisioner. Kerangka pemikiran yang dibuat oleh peneliti berbentuk tabel pemikiran. Dasar pemikiran dari penelitian ini adalah bertujuan untuk mengetahui apakah faktor-faktor tersebut mempengaruhi minat seseorang untuk berwirausaha.
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Hipotesis. Hipotesis adalah prediksi suatu fenomena dan merupakan dugaan yang akan diuji kebenarannya dengan fakta yang ada (Jogiyanto, 2004). Hipotesis yang dibentuk dalam penelitian ini didasarkan pada teori dari beberapa peneltian sebelumnya sehingga diharapkan hipotesis tersebut cukup valid untuk diuji. Berdasarkan model penelitian di atas maka diambil hipotesis sebagai berikut: H1: Terdapat minimal satu variabel (pengaruh lingkungan keluarga, lingkungan kampus, kepribadian, atau motivasi berwirausaha) terhadap minat berwirausaha. H2: Terdapat pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha. H3: Terdapat pengaruh lingkungan kampus terhadap minat berwirausaha. H4: Terdapat pengaruh kepribadian terhadap minat berwirausaha. H5: Terdapat pengaruh motivasi berwirausaha terhadap minat berwirausaha.
METODE Metode Pemilihan Sampel. Metode pemilihan sampel yang digunakan adalah pengambilan sampel secara tidak acak dengan teknik judgmental. Judgemental sampling merupakan bentuk pemilihan sampel convenience yang didalamnya elemen populasi secara sengaja dipilih berdasarkan penilaian peneliti (Malhotra, 2004:322). Alasan menggunakan teknik judgemental sampling, dimana merupakan bagian dari non-probability sampling yaitu dikarenakan adanya pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam memilih responden agar hasil penelitian dapat sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan. Tidak semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih Jurnal Ekonomi/Volume XX, No. 01, Maret 2015: 49-71
60
Ayuningtias dan Ekawati: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha…
secara acak sebagai sampel. Di samping itu, dengan penarikan sampel secara tidak acak (non-probability sampling), kita tidak dapat membuat pernyataan peluang tentang populasi yang diteliti. Kita hanya dapat membuat pernyataan deskriptif tentang populasi. Melakukan penarikan sampel secara tidak acak juga dapat menghemat waktu dan biaya dalam melakukan penelitian. Dalam menentukan jumlah responden yang akan diteliti, peneliti menggunakan rumus Slovin (Riduwan, 2005:65) dengan tingkat kepercayaan 95%, dan tingkat error 5% adalah: n = N/N(d)2 + 1 n = sampel; N = populasi; d = nilai presisi 95% atau sig. = 0.05 N = 1305 / 1305 (0.05)2 + 1 = 306 responden Dengan mengetahui jumlah responden sebanyak 306, maka peneliti mengambil sampel seluruhnya sejumlah 310 sampel.Dengan sampel sejumlah itu diharapkan sudah memenuhi persyaratan dalam pengambilan sampel. Operasionalisasi Variabel. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala interval. Skala interval adalah suatu skala variabel yang selain dapat membedakan juga memiliki tingkatan dan diasumsikan memiliki jarak yang pasti secara absolut antara satu kategori dan kategori lain dalam suatu variabel (Rangkuti, 2005: 174). Skala interval yang digunakan adalah skala Likert. Menurut Simamora (2008), skala Likert adalah teknik pengukuran sikap yang paling luas digunakan dalam sebuah riset. Skala ini memungkinkan responden untuk mengekspresikan persetujuan atau ketidaksetujuan terhadap masing-masing dari serangkaian pernyataan mengenai objek stimulasi. Dalam penelitian ini, skala interval yang digunakan adalah skala likert 5 poin, dimana 1 = sangat tidak setuju dan 5 = sangat setuju, pilihan yang disediakan kepada responden antara lain: (1) Sangat Setuju (SS) diberi skor 5; (2) Setuju (S) diberi skor 4; (3) Netral (N) diberi skor 3; (4) Tidak Setuju (TS) diberi skor 2; (5) Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1. Variabel jenis kelamin dan latar belakang keluarga di ukur dengan menggunakan skala nominal. Skala nominal adalah skala yang paling sederhana dan disusun menurut jenis atau fungsi bilangan, digunakan sebagai simbol untuk membedakan sebuah karakteristk dengan karakteristik lainnya (Sugiyono, 2005). Pada bagian jenis kelamin akan di beri tanda satu (1) untuk pria dan dua (2) untuk wanita. Bagian latar belakang keluarga di beri tanda satu (1) untuk orang tua responden yang bekerja sebagai wirausaha dan dua (2) untuk yang non-wirausaha.Tidak terdapat pilihan netral dalam kuesioner ini dikarenakan akan terjadi data yang tidak valid apabila banyak yang menjawab atau memilih pilihan netral. Atas dasar penelitian terdahulu dan hasil pertimbangan penulis, maka pilihan netral ditiadakan untuk mencegah tidak validnya suatu datanetral. Atas dasar penelitian terdahulu dan hasil pertimbangan penulis, maka pilihan netral ditiadakan untuk mencegah tidak validnya suatu data. Berdasarkan kerangka pemikiran dan hipotesis yang diajukan, variabel independen dalam penelitian ini adalah lingkungan keluarga (X1), lingkungan kampus(X2), kepribadian (X3), dan motivasi berwirausaha (X4). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah minat berwirausha (Y). Metode Pengumpulan Data. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner atau daftar pertanyaan merupakan cara pengumpulan data dengan memberikan lembaran pertanyaan-pertanyaan kepada responden untuk diisi.Data Jurnal Ekonomi/Volume XX, No. 01, Maret 2015: 49-71
61
Ayuningtias dan Ekawati: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha…
yang diperoleh adalah data primer. Menurut Malhotra (2004), data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri yang dipakai untuk menjawab permasalahan penelitian. Dalam konteks ini data yang digunakan adalah data dari hasil penyebaran kuesioner.Data ini diperoleh melalui pembagian kuesioner kepada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara.Alasan menggunakan kuesioner adalah agar karakteristik responden yang sesuai dengan permasalahan penelitian (Malhotra, 2004). Teknik Analisis Data. Uji Asumsi Klasik. Normalitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi dan berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas ini menjelaskan apakah sebuah distribusi data bisa dikatakan normal atau tidak, yaitu dengan dasar pengambilan keputusan apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal dan apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka data tidak berdistribusi normal (Singgih, 2013). Multikolinieritas. Menurut Priyatno (2009: 59) multikolinieritas adalah keadaan di mana antara dua variabel independen atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah multikolinieritas. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dengan melihat nilai Tolerance dan VIF. Semakin kecil nilai Tolerance dan semakin besar VIF maka semakin mendekati terjadinya masalah multikolinieritas. Dalam kebanyakan penelitian menyebutkan bahwa jika Tolerance lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi multikolinieritas. Heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2009: 125). Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dalam model regresi bisa dilihat dari pola yang terbentuk pada titik-titik yang terdapat pada grafik scatterplot.Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: (1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka telah terjadi heteroskedastisitas; (2) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Analisis Regresi Ganda. Analisis regresi linear ganda adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen dan memprediksi variabel dependen dengan variabel independen (Rahmat, 2013). Persamaan regresi linear berganda adalah sebagai berikut: Y' = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + e dimana: Y' = Variabel dependen; α= Konstanta; b = Koefisien regresi; x = Variabel independen; e = Error.
Jurnal Ekonomi/Volume XX, No. 01, Maret 2015: 49-71
62
Ayuningtias dan Ekawati: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha…
Pengujian Hipótesis. Uji hipotesis perlu diuji untuk meihat ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen dengan beberapa proses pengujian yakni: Uji Simultan (Uji F). Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel bebas yang dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terkait atau dependen (Aritonang, 2007). Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah semua variabel independen secara bersamaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.Apabil nilai sig < α (0.05), maka hipotesis ditolak, ini berarti paling sedikit terdapat satu variabel independen yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.Sebaliknya apabila sig ≥ α (0.05), maka hipotesis tidak ditolak, ini berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari semua variabel dependen secaa bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji Parsial (Uji t). Uji t untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen, apakahnya pengaruhnya signifikan atau tidak (Priyatno, 2009: 50). Jika probabilitas atau signifikansi dalam tabel regresi < α (0,05), maka H 0 ditolak dan H a tidak ditolak. Jika probabilitas atau signifikansi dalam tabel regresi>α (0,05), maka H 0 tidak ditolak dan H a ditolak. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Validitas. Dalam penelitian ini kuesioner dibagikan kepada 310 responden yang merupakan mahasiswa aktif yang teregistrasi menempuh pendidikan strata satu pada semester enam dan delapan tahun akademik 2011/2012 di Universitas Tarumanagara. Hasil pengujian validitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada kolom Corrected Item Total Correlation pada Tabel 1. Corrected Item Total Correlation mengacu pada sejauh mana skor setiap butir dalam instrumen berkorelasi dengan skor total seluruh butir dalam instrumen. Secara umum jika nilai Corrected Item Total Correlation > 0,3 maka butir pernyataan tersebut dapat dianggap valid (Sugiyono, 2011). Berikut ini adalah hasil pre-test peneliti yang mengambil data responden sebanyak 10 orang dan diolah dengan menggunakan perangkat lunak SPSS version 20.00 for windows. Lingkungan Keluarga. Setiap butir pernyataan dari variabel lingkungan keluarga telah diuji menggunakan perangkat lunak SPSS version 20.00 for windows dan hasil yang didapat menunjukkan bahwa masing-masing butir pernyataan memiliki skor Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari 0,3. Dengan demikian seluruh pernyataan lingkungan keluarga dapat dikatakan valid. Berikut adalah hasil pengujian variabel pendidikan kewirausahaan yang disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Uji Validitas Lingkungan Keluarga
Lingkungan Keluarga_1 Lingkungan Keluarga_2 Lingkungan Keluarga_3 Lingkungan Keluarga_4
Scale Mean if Scale Variance Item Deleted if Item Deleted 16,0000 8,222 16,3000 8,456 16,6000 5,822 15,9000 7,433
Jurnal Ekonomi/Volume XX, No. 01, Maret 2015: 49-71
Corrected ItemTotal Correlation ,540 ,533 ,831 ,924
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,883 ,883 ,819 ,805
63
Ayuningtias dan Ekawati: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha…
Lingkungan Keluarga_1 Lingkungan Keluarga_2 Lingkungan Keluarga_3 Lingkungan Keluarga_4 Lingkungan Keluarga_5
Scale Mean if Scale Variance Item Deleted if Item Deleted 16,0000 8,222 16,3000 8,456 16,6000 5,822 15,9000 7,433 16,0000 7,333
Corrected ItemTotal Correlation ,540 ,533 ,831 ,924 ,780
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,883 ,883 ,819 ,805 ,828
Sumber: hasil output SPSS yang telah diolah dengan SPSS 20.00 Lingkungan Kampus. Setiap butir pernyataan dari variabel lingkungan kampus telah diuji menggunakan perangkat lunak SPSS version 20.00 for windows dan hasil yang didapat menunjukkan bahwa masing-masing butir pernyataan memiliki skor Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari 0,3. Dengan demikian seluruh pernyataan lingkungan kampus dapat dikatakan valid. Berikut adalah hasil pengujian variabel lingkungan kampus yang disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Uji Validitas Lingkungan Kampus
Lingkungan Kampus_1 Lingkungan Kampus_2 Lingkungan Kampus_3 Lingkungan Kampus_4
Scale Mean if Scale Variance Item Deleted if Item Deleted 11,6000 7,822 11,7000 6,233 11,9000 8,322 11,9000 6,989
Corrected ItemTotal Correlation ,835 ,886 ,820 ,733
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,878 ,856 ,889 ,916
Sumber: hasil output SPSS yang telah diolah dengan SPSS 20.00 Kepribadian. Setiap butir pernyataan dari variabel kepribadain telah diuji menggunakan perangkat lunak SPSS version 20.00 for windows dan hasil yang didapat menunjukkan bahwa masing-masing butir pernyataan memiliki skor Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari 0,3. Dengan demikian seluruh pernyataan kepribadian dapat dikatakan valid. Berikut adalah hasil pengujian variabel kepribadian yang disajikan pada tabel 4.3. Tabel 3. Uji Validitas Kepribadian
Kepribadian_1 Kepribadian_2 Kepribadian_3 Kepribadian_4 Kepribadian_5 Kepribadian_6 Kepribadian_7 Kepribadian_8 Kepribadian_9 Kepribadian_10
Scale Mean if Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Item Deleted Total Correlation 37,3000 20,900 ,830 37,3000 21,122 ,796 37,4000 21,156 ,833 37,8000 23,733 ,599 37,3000 23,567 ,580 37,7000 24,456 ,542 37,4000 24,711 ,431 37,2000 20,844 ,814 37,7000 23,789 ,485 37,3000 23,567 ,580
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,878 ,881 ,878 ,894 ,895 ,898 ,903 ,879 ,902 ,895
Sumber: hasil output SPSS yang telah diolah dengan SPSS 20.00
Jurnal Ekonomi/Volume XX, No. 01, Maret 2015: 49-71
64
Ayuningtias dan Ekawati: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha…
Motivasi Berwirausaha. Setiap butir pernyataan dari variabel motivasi berwirausaha telah diuji menggunakan perangkat lunak SPSS version 20.00 for windows dan hasil yang didapat menunjukkan bahwa masing-masing butir pernyataan memiliki skor Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari 0,3. Dengan demikian seluruh pernyataan motivasi berwirausaha dapat dikatakan valid. Berikut adalah hasil pengujian variabel kepribadian yang disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Uji Validitas Motivasi Berwirausaha Scale Mean if Scale Variance Item Deleted if Item Deleted 12,4000 4,933 12,5000 5,611 12,3000 5,344 12,3000 6,456
Motivasi Berwirausaha_1 Motivasi Berwirausaha_2 Motivasi Berwirausaha_3 Motivasi Berwirausaha_4
Corrected Item-Total Correlation ,835 ,697 ,805 ,857
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,851 ,903 ,861 ,867
Sumber: hasil output SPSS yang telah diolah dengan SPSS 20.00 Uji Reabilitas. Suatu pernyataan dinyatakan reliabel bila suatu instrumen itu dapat menghasilkan ukuran yang konsisten. Pengujian instrumen menggunakan nilai Cronbach’s Alpha. Apabila nilai Cronbach’s Alpha > 0,6 maka instrumen dinyatakan reliabel (Malhotra, 2009). Pengujian menggunakan SPSS version 20.00 for windows dan hasil yang didapat masing-masing variabel memiliki Cronbach’s Alpha > 0,6 maka dapat dikatakan reliabel. Berikut adalah hasil pengujian reabilitas variabel lingkungan keluarga, lingkungan kampus, kepribadian dan motivasi berwirausaha yang disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Uji Realibilitas Lingkungan Keluarga, Lingkungan Kampus, Kepribadian dan Motivasi Berwirausaha Variabel
Cronbach’s Alpha
Lingkungan Keluarga Lingkungan Kampus Kepribadian Motivasi Berwirausaha
.874 .911 .901 .900
N
Realibilitas Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Sumber: hasil output SPSS yang telah diolah dengan SPSS 20.00 Hasil Analisis Data. Uji Multikolinieritas Tabel 6. Hasil Pengujian Multikolinieritas Coefficientsa Collinearity Statistics Tolerance VIF
Model 1 (Constant) Lingkungan Keluarga Lingkungan Kampus Kepribadian Motivasi Berwirausaha
Jurnal Ekonomi/Volume XX, No. 01, Maret 2015: 49-71
,780 ,808 ,722 ,691
1,282 1,237 1,384 1,448
65
Ayuningtias dan Ekawati: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha…
Coefficientsa Collinearity Statistics Tolerance VIF
Model 1 (Constant) Lingkungan Keluarga ,780 Lingkungan Kampus ,808 Kepribadian ,722 Motivasi Berwirausaha ,691 a. Dependent Variable: Minat Berwirausaha
1,282 1,237 1,384 1,448
Analisis Regresi Ganda Tabel 7. Hasil Pengujian Analisis Regresi Ganda Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) -2,462 ,359 Lingkungan Keluarga ,219 ,066 ,152 Lingkungan Kampus ,197 ,064 ,138 Kepribadian ,242 ,080 ,143 Motivasi Berwirausaha ,834 ,084 ,479 a. Dependent Variable: Minat Berwirausaha Sumber: hasil pengolahan data kuesioner dengan SPSS 20.00
t -6,854 3,333 3,088 3,014 9,885
Sig. ,000 ,001 ,002 ,003 ,000
Berdasarkan tabel 4.15 dihasilkan model persamaan regresi ganda sebagai berikut: Y = -2,642 + 0,219X 1 + 0,197X 2 + 0, 242X 3 + 0,834X 4 +e Keterangan: Y = Minat Berwirausaha; X 1 = Lingkungan Keluarga; X 2 = Lingkungan Kampus; X 3 = Kepribadian; X 4 = Motivasi Berwirausaha; e = error pada Analisis Regresi Uji-F (Simultan) Tabel 8. Hasil Pengujian Uji F (Simultan) ANOVAb Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 92,199 4 23,050 77,807 ,000a Residual 90,353 305 ,296 Total 182,552 309 a. Predictors: (Constant), Motivasi Berwirausaha, Lingkungan Kampus, Lingkungan Keluarga, Kepribadian b. Dependent Variable: Minat Berwirausaha
Sumber: hasil pengolahan data kuesioner dengan menggunakan SPSS 20.00 Pada Tabel ANOVA yang terdapat dalam Tabel 8 hasil analisis dengan SPSS menunjukkan tingkat signifikansi 0,000 yang lebih kecil dibandingkaan dengan 0,05. Hasil pengujian koefisien regresi linier secara simultan (Uji-F) ini menunjukkan bahwa paling sedikit terdapat satu variabel bebas yang mempengaruhi variabel terikat. Jurnal Ekonomi/Volume XX, No. 01, Maret 2015: 49-71
66
Ayuningtias dan Ekawati: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha…
Uji-t (Parsial). Berdasarkan Tabel 8, pengujian akan pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat secara individual melalui cara membandingkan nilai signifikansi masing-masing dengan nilai α (0,05), dimana variabel lingkungan keluarga memiliki tingkat sig 0,001, variabel lingkungan kampus memiliki tingkat sig 0,002, variabel kepribadian memiliki tingkat sig 0,003 dan variabel motivasi berwirausaha memiliki tingkat sig 0,000 yang bernilai lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai α (0,05) yang menunjukkan hipotesis pertama, hipotesis kedua, hipotesis ketiga dan hipotesis keempat tidak ditolak. Pembahasan. Seluruh butir pernyataan dari masing-masing variabel, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan kampus, kepribadian dan motivasi berwirausaha telah diuji melalui uji validitas dan hasil yang didapat menunjukkan bahwa skor Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari 0,3 yang berarti semua butir pernyataan dinyatakan valid. Sedangkan untuk uji reliabilitas semua variabel memiliki nilai Cronbach’s Alpha di atas 0,6 yang menunjukkan bahwa ketiga variabel lulus uji reliabilitas. Pengujian asumsi klasik juga telah dilakukan terhadap jawaban kuesioner dari 310 responden. Ada tiga uji asumsi klasik yang dilakukan, yaitu uji normalitas, uji heteroskedastisitas, dan uji multikolinieritas. Data yang telah diolah menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas karena nilai VIF < dari 10 sebesar 1,282 untuk variabel lingkungan keluarga, sebesar 1,237 untuk variabel lingkungan kampus, sebesar 1,384 untuk variabel kepribadian dan sebesar 1,448 untuk variable motivasi berwirausaha. Selain itu juga tidak terdapat heteroskedastisitas karena grafik scatter plots menyebar secara acak serta tersebar di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dalam uji normalitas juga memenuhi asumsi normalitas karena titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebaran titik-titik tersebut searah dengan garis diagonal pada grafik P-P Plot. Dengan demikian data hasil kuesioner lulus uji asumsi klasik. Untuk analisis regresi ganda dilakukan tiga pengujian, yaitu uji-F (uji simultan), dan uji-t (uji parsial). Hasil dari uji-F (uji simultan) menunjukkan bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000 yang berarti keempat variabel bebas (lingkungan keluarga, lingkungan kampus, kepribadian dan motivasi berwirausaha) secara serentak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (minat berwirausaha). Untuk uji-t (uji parsial) didapat hasil bahwa keempat variabel bebas secara signifikan mempengaruhi variabel terikat karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,001 untuk lingkungan keluarga, 0,002 untuk lingkungan kampus, 0,003 untuk kepribadian dan 0,000 untuk motivasi berwirausaha. 1. Hipotesis pertama yaitu lingkungan keluarga berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara. Hasil yang didapat dari penelitian mendukung hipotesis tersebut karena lingkungan keluarga secara signifikan berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara. 2. Hipotesis kedua yaitu lingkungan kampus berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara. Seperti pada hipotesis pertama, hasil yang didapat dari penelitian juga mendukung hipotesis kedua karena lingkungan keluarga secara signifikan berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara. 3. Hipotesis ketiga yaitu kepribadian berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara. Sama halnya seperti hipotesis Jurnal Ekonomi/Volume XX, No. 01, Maret 2015: 49-71
67
Ayuningtias dan Ekawati: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha…
pertama dan kedua, hasil yang didapat dari penelitian juga mendukung hipotesis ketiga karena faktor kepribadian secara signifikan berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara. 4. Hipotesis keempat yaitu motivasi berwirausaha berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara. Sama halnya seperti hipotesis pertama, kedua, dan ketiga hasil yang didapat dari penelitian juga mendukung hipotesis keempat karena faktor motivasi berwirausaha secara signifikan berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara.
PENUTUP Sesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis mengenai pengaruh variabel bebas, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan kampus, keribadian dan motivasi berwirausaha terhadap variabel terikat, yaitu minat berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Terdapat pengaruh paling sedikit satu variabel (Lingkungan keluarga, Lingkungan Kampus, Kepribadian, atau Motivasi Berwirausaha) terhadap minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara. Hal ini ditunjukkan dari besarnya nilai signifikansi dari tabel ANOVA (uji-F) yang lebih kecil dari α (0,05) yaitu 0,000.; (2) Lingkungan Keluarga berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara. Hal ini ditunjukkan dari nilai signifikansi lingkungan keluarga yang lebih kecil dari α (0,05) yaitu sebesar 0,001.; (3) Lingkungan Kampus berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara. Hal ini ditunjukkan dari nilai signifikansi lingkungan kampus yang lebih kecil dari α (0,05) yaitu sebesar 0,002; (4) Kepribadian berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara. Hal ini ditunjukkan dari nilai signifikansi kepribadian yang lebih kecil dari α (0,05) yaitu sebesar 0,003.; (5) Motivasi berwirausaha berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara. Hal ini ditunjukkan dari nilai signifikansi motivasi berwirausaha yang lebih kecil dari α (0,05) yaitu sebesar 0,000. Saran. Dengan melihat hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut: (1) Bagi Universitas Tarumanagara yang memberikan pendidikan kewiarausahaan terhadap mahasiswa S1 Manajemen sebaiknya tetap mempertahankan mata kuliah kewirausahaan bahkan memperdalam dengan menambah variasi mata kuliah kewirausahaan. Seperti kita ketahui bersama bahwa berwirausaha pada saat ini benar-benar sedang digalakkan oleh pemerintah, jadi Universitas Tarumanagara sebagai lembaga pendidikan wajib untuk menyukseskan program tersebut; (2) Saran yang dapat diberikan penulis untuk penelitian selanjutnya yaitu memperluas jangkauan responden menjadi masyarakat umum agar mendapatkan jawaban yang lebih bervariasi. Selain itu juga dapat mengembangkan variabel yang ada seperti pada jurnal yang ditulis oleh Kolawole Olanrewaju Ayodele (2013) yang berjudul “Demographics, entrepreneurial self-efficacy and locus of control as determinants of adolescents’ entrepreneurial intention in Ogun state, Nigeria.” Dalam jurnal tersebut variabel bebas faktor demografi yang diteliti tidak hanya latar belakang keluarga, tetapi ditambah dengan
Jurnal Ekonomi/Volume XX, No. 01, Maret 2015: 49-71
68
Ayuningtias dan Ekawati: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha…
umur dan jenis kelamin dipasangkan dengan self-efficacy dan locus of control, dimana variabel terikat tetap intensi berwirausaha.
DAFTAR RUJUAKAN Alma, Buchari. (2010) Kewirausahaan (edisi revisi). Bandung: CV Alfabeta. Abraham. H. Maslow, (1954) Motivation and Personality. Agus Sartono, (2006) Manajemen Keuangan, Edisi 5, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, BPFE, Yogyakarta Alex, Sobur. (2003) Psikologi umum Bandung: Pustaka setia Manjemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Andi Mappiare. (1982) Psikologi Remaja. Yogyakarta: Usaha Nasional. Aritonang, Lerbin R. (2007) Riset Pemasaran. Jakarta: Ghalia Indonesia Autio, E., Keeley, R.H., Klofsten, M., & Ulfstedt, T. (1997) Entrepreneurial intent among students: Testing an intent model in Asia, Scandinavia and USA. Babson College Frontiers of Entrepreneurship Research. Available at http://www.babson.edu/entrep/fer/papers97/autio/aut1.htm, accessed 20 March 2009. B. Siswanto Sastrohadiwiryo, DR, (2003) Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, edisi 2, PT. Bumu Aksara, Jakarta. Benedicta Prihatin Dwi, Riyanti. (2003) Kewirausahaan Dari Sudut Pandang. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Grasindo. Bratanata, S.A. (2001) Pengertian-pengertian Dasar dalam Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: Depdikbud. Buchari Alma. (2007) Manajemen Pemasaran & Pemasaran Jasa. Bandung: CV. Alfabeta. Carter V. Good, (1997) Dasar Konsep Pendidikan Moral, Alfabeta Chakravart, N. Laha, and B.Roy, (1967) Handbook of Methods of Applied Statistics, John Wiley and Sons, New York. Dewa Ketut Sukardi, (2000) Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Gravetter, J.F danWallnau, L.B. (2013) Statistics for the Behavioural Sciences, 6th ed.Wadsworth. Belmont, CA: Thomson Learning. Gurbuz, G. &Aykol, S. (2008) Entrepreneurial Intentions of Young Educated Public in Turkey. Journal of Global Strategic Management, Vol 4(1), pp.47-56. Hadikusumo, Kunaryo, dkk. (1996) Pengantar Pendidikan. Semarang: IKIP Semarang Press. Handoko, T. Hani. (2003) Manajemen. Cetakan Kedelapan belas. BPFEYogyakarta, Yogyakarta. Hasibuan, S.P Malayu (2005) Manjemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta : Bumi Aksara Helmi , Avin F & Megasari, Rista B (2006) Kewirausahaan dari perspektif Psikologi, http://avin.filsafat.ugm.ac.id/index.php?option=com_content&task=viwi2 2&Itemid=34, diakses 5 Oktober 2010. Jogiyanto. (2004) Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman Pengalaman. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Jurnal Ekonomi/Volume XX, No. 01, Maret 2015: 49-71
69
Ayuningtias dan Ekawati: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha…
Kadarsih, Retno (2013) Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi (FKIP UNS). Skripsi, Universitas Sebelas Maret) Koranti, Komsi, (2013) Analisis pengaruh faktor eksternal dan internal terhadap minat berwirausaha. Vol. 5. November 2013. ISSN 1858-2559. Hal: 1-8 http://www.ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/pesat/article/viewFile/801/713. Diakses 10 Agustus 2014. Linan, Francisco & Leon, J. A. M. (2007) Entrepreneurial Intentions. Department of Apply Economy I, Universidad de Sevilla. Department of Social and Organizational Psychology. UNED. Loekmono. (1994) Belajar Bagaimana Belajar. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Malhotra, N. (2004) Marketing Research: On Applied Orientation. New Jersey: Pearson Education. Inc. _________ (2009) Riset Pemasaran, Edisi keempat, Jilid 1, PT Indeks, Jakarta. McClelland, David. (1976) The Achievement Motive. Irvington Publishers, Inc. New York. _________. (1995) Pengantar Kewiraswastaan. Jakarta: Intermedia Notoatmodjo, Soekidjo. (2003) Pendidikan dan Perilaku Kesehatan . Rineka Cipta. Jakarta. Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani. (2006) Manajemen Pemasaran Jasa. Salemba Empat. Jakarta. Riduwan. (2005) Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta. Santoso. (1993) Lingkungan Tempat Tinggal dalam Menentukan Minat Berwiraswasta FKIP UNS (Laporan Penelitian). Surakarta: UNS. Schaefer, R. T. & Lamm, R. P., (1998) Sociology. (6thed.), McGraw-Hill, NY. Simamora Bilson, (2008) Panduan Riset Perilaku Konsumen, cetakan ketiga. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. SinggihSantoso. (2013) Panduan Lengkap Menguasai Statistik Dengan Spss 16. Jakarta: Elex Media Komputindo. Stevenson, Nancy. (2001) Seni Motivasi. Penerjemah Dwi Prabantini. Edisi 1. Yogyakarta: Andy. Sugiyono, Prof. Dr. (2005) Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. _________. (2011) Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Suhartini. (2011) Analisis Fakto-faktor Yang Mempengaruhi Motif Belanja Secara Online Di Komunitas Kaskus Semarang. Universitas Diponegoro Semarang. Suprapto, Tommy. (2009) Pengantar teori dan manajemen komunikasi. Jakarta: Med Press. Suryaman, Maman. (2006) Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang, Skripsi, Fakultas Teknik – Universitas Negeri Semarang. Suryana. (2003) Kewirausahaan . Salemba Empat, Jakarta. Timmons A. Jeffry, Spinelli Stephen, (2007) New Venture Creation. Enterpreneurship for the 21st Century, New York: McGraw Hill. Walgito, B. (2002) Pengantar Psikologi Umum. Ed. 3. Yogyakarta: Adi. Wasty Soemanto, M.Pd. (1998) Psikologi Pendidikan. Rineka Cipta. _________. (2002) Psikologi Pendidikan. Jakarta : Grafindo Persada. _________. (2006) Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. _________. (2008) Pendidikan Wiraswasta. Jakarta: PT Bumi Aksara. Jurnal Ekonomi/Volume XX, No. 01, Maret 2015: 49-71
70
Ayuningtias dan Ekawati: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha…
Wibowo, Agus. (2011) Pendidikan Kewirausahaan. Jakarta: Pustaka Pelajar. Winkel, W.S. (2004) Psikologi Pengajaran. (Terjemahan Toni Setiawan). Jakarta: Media Abadi. Yusuf, Syamsu dan Sugandhi, Nani. (2011) Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Raja grafindo Persada.
Jurnal Ekonomi/Volume XX, No. 01, Maret 2015: 49-71
71