I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
()
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
1 / 26
Teori Umum Bentuk umum sistem persamaan diferensial linier orde satu adalah sebagai berikut: x_ 1 (t) = x_ 2 (t) =
p11 (t)x1 (t) + p12 (t)x2 (t) + p21 (t)x1 (t) + p22 (t)x2 (t) + .. .
+ p1n (t)xn (t) + g1 (t) + p2n (t)xn (t) + g2 (t)
x_ n (t) = pn1 (t)x1 (t) + pn2 (t)x2 (t) +
+ pnn (t)xn (t) + gn (t)
()
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
2 / 26
Teori Umum Bentuk umum sistem persamaan diferensial linier orde satu adalah sebagai berikut: x_ 1 (t) = x_ 2 (t) =
p11 (t)x1 (t) + p12 (t)x2 (t) + p21 (t)x1 (t) + p22 (t)x2 (t) + .. .
+ p1n (t)xn (t) + g1 (t) + p2n (t)xn (t) + g2 (t)
x_ n (t) = pn1 (t)x1 (t) + pn2 (t)x2 (t) +
+ pnn (t)xn (t) + gn (t)
Dalam bentuk matriks dapat ditulis: x(t) _ = P(t)x(t) + g(t); 1 0 x1 (t) p11 (t) B .. C B .. dengan x(t) = @ . A ; P(t) = @ . xn (t) pn1 (t) 0 1 g1 (t) B C g(t) = @ ... A : 0
..
.
1
(1)
p1n (t) C .. A dan . pnn (t)
gn (t)
()
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
2 / 26
Misalkan x1 (t) =
()
1 (t); : : : ; xn (t)
=
n (t):
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
3 / 26
Misalkan x1 (t) =
1 (t); : : : ; xn (t)
=
n (t):
Suatu vektor x = (t) dikatakan solusi (penyelesaian) dari sistem (1) jika komponen-komponennya memenuhi sistem persamaan (1), dengan 0 1 1 (t) B C .. (t) = @ A: . n (t)
()
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
3 / 26
Misalkan x1 (t) =
1 (t); : : : ; xn (t)
=
n (t):
Suatu vektor x = (t) dikatakan solusi (penyelesaian) dari sistem (1) jika komponen-komponennya memenuhi sistem persamaan (1), dengan 0 1 1 (t) B C .. (t) = @ A: . n (t)
Sepanjang diskusi ini, kita berasumsi bahwa P dan g kontinu pada interval < t < :
()
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
3 / 26
Misalkan x1 (t) =
1 (t); : : : ; xn (t)
=
n (t):
Suatu vektor x = (t) dikatakan solusi (penyelesaian) dari sistem (1) jika komponen-komponennya memenuhi sistem persamaan (1), dengan 0 1 1 (t) B C .. (t) = @ A: . n (t)
Sepanjang diskusi ini, kita berasumsi bahwa P dan g kontinu pada interval < t < : Perhatikan persamaan homogen
(2)
x(t) _ = P(t)x(t);
yang diperoleh dengan mengambil g(t) = 0: Kita akan menggunakan notasi sebagai berikut: 0 1 0 1 x11 (t) x1k (t) B C B C .. .. x(1) (t) = @ ; x(k) (t) = @ A; A: . . xn1 (t)
()
xnk (t)
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
3 / 26
Teorema 1 Jika fungsi vektor x(1) (t) dan x(2) (t) adalah solusi (penyelesaian) bebas linier sistem (2), maka kombinasi linier c1 x(1) (t) + c2 x(2) (t) juga solusi untuk sebarang konstanta c1 dan c2 : Sebagai contoh, perhatikan sistem berikut: x(t) _ =
()
1 1 4 1
(3)
x(t)
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
4 / 26
Teorema 1 Jika fungsi vektor x(1) (t) dan x(2) (t) adalah solusi (penyelesaian) bebas linier sistem (2), maka kombinasi linier c1 x(1) (t) + c2 x(2) (t) juga solusi untuk sebarang konstanta c1 dan c2 : Sebagai contoh, perhatikan sistem berikut: x(t) _ =
1 1 4 1
(3)
x(t)
Dengan mudah dapat diperiksa bahwa vektor x(1) (t) =
e3t 2e3t
dan x(2) (t) =
e t 2e
t
adalah solusi untuk (3).
()
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
4 / 26
Teorema 1 Jika fungsi vektor x(1) (t) dan x(2) (t) adalah solusi (penyelesaian) bebas linier sistem (2), maka kombinasi linier c1 x(1) (t) + c2 x(2) (t) juga solusi untuk sebarang konstanta c1 dan c2 : Sebagai contoh, perhatikan sistem berikut: x(t) _ =
1 1 4 1
(3)
x(t)
Dengan mudah dapat diperiksa bahwa vektor x(1) (t) =
e3t 2e3t
dan x(2) (t) =
e t 2e
t
adalah solusi untuk (3). Berdasarkan teorema 1, kombinasi linier x(t) = c1
e3t 2e3t
+ c2
e t 2e
t
= c1 x(1) (t) + c2 x(2) (t)
juga solusi sistem (3). ()
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
4 / 26
Misalkan x(1) (t); x(2) (t); ; x(n) (t) adalah n solusi dari sistem (2), dan misalkan pula matriks X(t) adalah sebagai berikut: 0 1 x11 (t) x1n (t) B C .. .. X(t) = x(1) (t) x(n) (t) = @ A: . . xn1 (t) xnn (t)
()
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
5 / 26
Misalkan x(1) (t); x(2) (t); ; x(n) (t) adalah n solusi dari sistem (2), dan misalkan pula matriks X(t) adalah sebagai berikut: 0 1 x11 (t) x1n (t) B C .. .. X(t) = x(1) (t) x(n) (t) = @ A: . . xn1 (t) xnn (t) Perhatikan bahwa kolom-kolom dari matriks X(t) adalah bebas linier untuk suatu t jika dan hanya jika det X 6= 0.
()
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
5 / 26
Misalkan x(1) (t); x(2) (t); ; x(n) (t) adalah n solusi dari sistem (2), dan misalkan pula matriks X(t) adalah sebagai berikut: 0 1 x11 (t) x1n (t) B C .. .. X(t) = x(1) (t) x(n) (t) = @ A: . . xn1 (t) xnn (t) Perhatikan bahwa kolom-kolom dari matriks X(t) adalah bebas linier untuk suatu t jika dan hanya jika det X 6= 0. Determinan ini disebut Wronskian dari n solusi x(1) (t); x(2) (t); ; x(n) (t); dan dinyatakan dengan: W
()
x(1) ;
; x(n)
(t) = det X
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
5 / 26
Misalkan x(1) (t); x(2) (t); ; x(n) (t) adalah n solusi dari sistem (2), dan misalkan pula matriks X(t) adalah sebagai berikut: 0 1 x11 (t) x1n (t) B C .. .. X(t) = x(1) (t) x(n) (t) = @ A: . . xn1 (t) xnn (t) Perhatikan bahwa kolom-kolom dari matriks X(t) adalah bebas linier untuk suatu t jika dan hanya jika det X 6= 0. Determinan ini disebut Wronskian dari n solusi x(1) (t); x(2) (t); ; x(n) (t); dan dinyatakan dengan: W Solusi x(1) (t); x(2) (t); jika dan hanya jika W
()
x(1) ;
; x(n)
(t) = det X
; x(n) (t) adalah bebas linier pada suatu titik x(1) (t); ; x(n) (t) 6= 0:
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
5 / 26
Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 Koe…sien Konstan Dalam bagian ini kita akan menunjukkan bagaimana mengkonstruksi solusi umum dari sistem persamaan linier homogen dengan koe…sien konstan, dengan bentuk umum sebagai berikut: (4)
x(t) _ = Ax(t); dengan A adalah matriks konstan n
()
n; yakni A 2 Rn
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
n:
November 2012
6 / 26
Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 Koe…sien Konstan Dalam bagian ini kita akan menunjukkan bagaimana mengkonstruksi solusi umum dari sistem persamaan linier homogen dengan koe…sien konstan, dengan bentuk umum sebagai berikut: (4)
x(t) _ = Ax(t); dengan A adalah matriks konstan n
n; yakni A 2 Rn
n:
Kita akan mencari solusi dengan bentuk
x(t) = ert dimana r dan vektor
()
(5)
akan dicari.
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
6 / 26
Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 Koe…sien Konstan Dalam bagian ini kita akan menunjukkan bagaimana mengkonstruksi solusi umum dari sistem persamaan linier homogen dengan koe…sien konstan, dengan bentuk umum sebagai berikut: (4)
x(t) _ = Ax(t); dengan A adalah matriks konstan n
n; yakni A 2 Rn
n:
Kita akan mencari solusi dengan bentuk
x(t) = ert
(5)
dimana r dan vektor akan dicari. Dengan mensubtitusikan (5) ke dalam (4), diperoleh r ert = A ert , (A
()
rI) ert = 0
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
6 / 26
Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 Koe…sien Konstan Dalam bagian ini kita akan menunjukkan bagaimana mengkonstruksi solusi umum dari sistem persamaan linier homogen dengan koe…sien konstan, dengan bentuk umum sebagai berikut: (4)
x(t) _ = Ax(t); dengan A adalah matriks konstan n
n; yakni A 2 Rn
n:
Kita akan mencari solusi dengan bentuk
x(t) = ert
(5)
dimana r dan vektor akan dicari. Dengan mensubtitusikan (5) ke dalam (4), diperoleh r ert = A ert Karena ert 6= 0; maka ()
, (A (A
rI) ert = 0 (6)
rI) = 0;
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
6 / 26
dengan I adalah matriks identitas n
n; disimbolkan dengan In :
Sehingga untuk menyelesaikan sistem persamaan diferensial (4), kita mestilah menyelesaikan sistem persamaan aljabar (6).
()
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
7 / 26
dengan I adalah matriks identitas n
n; disimbolkan dengan In :
Sehingga untuk menyelesaikan sistem persamaan diferensial (4), kita mestilah menyelesaikan sistem persamaan aljabar (6). Persamaan (6) merupakan persamaan untuk menentukan nilai eigen dan vektor eigen matriks A.
()
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
7 / 26
dengan I adalah matriks identitas n
n; disimbolkan dengan In :
Sehingga untuk menyelesaikan sistem persamaan diferensial (4), kita mestilah menyelesaikan sistem persamaan aljabar (6). Persamaan (6) merupakan persamaan untuk menentukan nilai eigen dan vektor eigen matriks A. Oleh karena itu vektor x yang diberikan dalam persamaan (5) merupakan solusi persamaan (4), jika r adalah nilai eigen matriks A dan adalah vektor eigen yang berkaitan dengan nilai eigen r:
()
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
7 / 26
dengan I adalah matriks identitas n
n; disimbolkan dengan In :
Sehingga untuk menyelesaikan sistem persamaan diferensial (4), kita mestilah menyelesaikan sistem persamaan aljabar (6). Persamaan (6) merupakan persamaan untuk menentukan nilai eigen dan vektor eigen matriks A. Oleh karena itu vektor x yang diberikan dalam persamaan (5) merupakan solusi persamaan (4), jika r adalah nilai eigen matriks A dan adalah vektor eigen yang berkaitan dengan nilai eigen r: Contoh 1. Tentukan solusi umum dari sistem x(t) _ =
()
1 4
1 1
(7)
x(t):
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
7 / 26
dengan I adalah matriks identitas n
n; disimbolkan dengan In :
Sehingga untuk menyelesaikan sistem persamaan diferensial (4), kita mestilah menyelesaikan sistem persamaan aljabar (6). Persamaan (6) merupakan persamaan untuk menentukan nilai eigen dan vektor eigen matriks A. Oleh karena itu vektor x yang diberikan dalam persamaan (5) merupakan solusi persamaan (4), jika r adalah nilai eigen matriks A dan adalah vektor eigen yang berkaitan dengan nilai eigen r: Contoh 1. Tentukan solusi umum dari sistem x(t) _ =
1 4
1 1
(7)
x(t):
Jawab: Misalkan x(t) = ert : Subtitusikan x(t) = ert ke dalam (7), diperoleh r ert =
()
1 1 4 1
ert , r
1 2
ert =
1 4
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
1 1
1
ert
2
November 2012
7 / 26
,
1 1 4 1
rI2
,
1 1 4 1
r
,
1
1 0 0 1
1 1
1
r
Karena ert 6= 0; maka mestilah 1
r
4
()
ert = 0
2
r 4
1
1
1
ert = 0
2
ert = 0
2
1
1
r
(8)
=0
2
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
8 / 26
,
1 1 4 1
rI2
,
1 1 4 1
r
,
1
2
r 4
ert = 0
1
1 0 0 1
1 1
r
4
ert = 0
2
ert = 0
1
r
Karena ert 6= 0; maka mestilah 1
1
2
1
1
1
r
(8)
=0
2
Persamaan (8) mempunyai solusi nontrivial jika dan hanya jika 1
r 4
1 1
r
= 0;
yakni (1 ()
r)2
4 = r2 2r 3 = (r 3)(r + 1) = 0 r = 3 atau r = 1
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
8 / 26
r=3) )
1
3
1
4 2 4
1
1
3
=0
2
1 2
1
=0
2
Persamaan terakhir menghasilkan 2 1 + 2 = 0; sehingga vektor eigen yang berkaitan dengan nilai eigen r = 3 dapat diambil (1)
()
=
1 2
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
9 / 26
1
r=3)
3
1
4
1
2 4
)
1
3
=0
2
1 2
1
=0
2
Persamaan terakhir menghasilkan 2 1 + 2 = 0; sehingga vektor eigen yang berkaitan dengan nilai eigen r = 3 dapat diambil (1)
=
1 2
Selanjutnya r=
1 ) )
()
1 2 4
( 1) 4 1 2
1 1
1 ( 1)
1
=0
2
=0
2
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
9 / 26
1
r=3)
3
1
4
1
2 4
)
1
3
=0
2
1 2
1
=0
2
Persamaan terakhir menghasilkan 2 1 + 2 = 0; sehingga vektor eigen yang berkaitan dengan nilai eigen r = 3 dapat diambil (1)
=
1 2
Selanjutnya r=
1 ) )
1 2 4
( 1) 4 1 2
1 1
1 ( 1)
1
=0
2
=0
2
Persamaan terakhir menghasilkan 2 1 + 2 = 0; sehingga vektor eigen yang berkaitan dengan nilai eigen r = 1 dapat diambil ()
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
9 / 26
(2)
=
1 2
:
Sehingga, solusi umum persamaan diferensial x(1) (t) =
()
1 2
e3t dan x(2) (t) =
1 2
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
e
t
November 2012
10 / 26
(2)
=
1 2
:
Sehingga, solusi umum persamaan diferensial x(1) (t) =
1 2
1 2
e3t dan x(2) (t) =
e
t
Wronskiannya adalah W
()
x(1) ; x(2)
(t) =
e3t 2e3t
e t 2e
t
=
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
4e2t 6= 0; 8t
November 2012
10 / 26
(2)
=
1 2
:
Sehingga, solusi umum persamaan diferensial x(1) (t) =
1 2
1 2
e3t dan x(2) (t) =
e
t
Wronskiannya adalah W
x(1) ; x(2)
(t) =
e3t 2e3t
e t 2e
t
=
4e2t 6= 0; 8t
Sehingga solusi x(1) (t) dan x(2) (t) membentuk himpunan fundamental, dan solusi umumnya adalah x(t)
= c1 x(1) (t) + c2 x(2) (t) 1 = c1 e3t + c2 2
(9) 1 2
e
t
dengan c1 ; c2 adalah konstanta sebarang. ()
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
10 / 26
Untuk sistem persamaan diferensial (10)
x(t) _ = Ax(t) dengan A 2 Rn eigen.
()
n;
ada 3 kemungkinan yang terjadi terhadap nilai
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
11 / 26
Untuk sistem persamaan diferensial (10)
x(t) _ = Ax(t) dengan A 2 Rn eigen. 1
n;
ada 3 kemungkinan yang terjadi terhadap nilai
Semua nilai eigen bernilai riil dan berbeda
()
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
11 / 26
Untuk sistem persamaan diferensial (10)
x(t) _ = Ax(t) dengan A 2 Rn eigen. 1 2
n;
ada 3 kemungkinan yang terjadi terhadap nilai
Semua nilai eigen bernilai riil dan berbeda Nilai eigen dalam bentuk pasangan konjugat komplex
()
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
11 / 26
Untuk sistem persamaan diferensial (10)
x(t) _ = Ax(t) dengan A 2 Rn eigen. 1 2 3
n;
ada 3 kemungkinan yang terjadi terhadap nilai
Semua nilai eigen bernilai riil dan berbeda Nilai eigen dalam bentuk pasangan konjugat komplex Nilai eigen berulang
()
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
11 / 26
Untuk sistem persamaan diferensial (10)
x(t) _ = Ax(t) dengan A 2 Rn eigen. 1 2 3
n;
ada 3 kemungkinan yang terjadi terhadap nilai
Semua nilai eigen bernilai riil dan berbeda Nilai eigen dalam bentuk pasangan konjugat komplex Nilai eigen berulang
Nilai eigen Komplex
()
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
11 / 26
Untuk sistem persamaan diferensial (10)
x(t) _ = Ax(t) dengan A 2 Rn eigen. 1 2 3
n;
ada 3 kemungkinan yang terjadi terhadap nilai
Semua nilai eigen bernilai riil dan berbeda Nilai eigen dalam bentuk pasangan konjugat komplex Nilai eigen berulang
Nilai eigen Komplex Untuk sistem (10), jika kita mencari solusi dalam bentuk x(t) = ert maka r mestilah nilai eigen dari matriks A dan adalah vektor eigen yang berkaitan dengan nilai eigen r:
()
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
11 / 26
Untuk sistem persamaan diferensial (10)
x(t) _ = Ax(t) dengan A 2 Rn eigen. 1 2 3
n;
ada 3 kemungkinan yang terjadi terhadap nilai
Semua nilai eigen bernilai riil dan berbeda Nilai eigen dalam bentuk pasangan konjugat komplex Nilai eigen berulang
Nilai eigen Komplex Untuk sistem (10), jika kita mencari solusi dalam bentuk x(t) = ert maka r mestilah nilai eigen dari matriks A dan adalah vektor eigen yang berkaitan dengan nilai eigen r: Nilai eigen r1 ; : : : ; rn dari matriks A adalah akar dari persamaan det(A dan vektor eigen
memenuhi (A
()
rIn ) = 0; rIn ) =0
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
11 / 26
Untuk sistem persamaan diferensial (10)
x(t) _ = Ax(t) dengan A 2 Rn eigen. 1 2 3
n;
ada 3 kemungkinan yang terjadi terhadap nilai
Semua nilai eigen bernilai riil dan berbeda Nilai eigen dalam bentuk pasangan konjugat komplex Nilai eigen berulang
Nilai eigen Komplex Untuk sistem (10), jika kita mencari solusi dalam bentuk x(t) = ert maka r mestilah nilai eigen dari matriks A dan adalah vektor eigen yang berkaitan dengan nilai eigen r: Nilai eigen r1 ; : : : ; rn dari matriks A adalah akar dari persamaan det(A dan vektor eigen
memenuhi (A
Misalkan A 2 R kompleks. ()
rIn ) = 0;
2 2
rIn ) =0
dan akar dari det(A
rI2 ) = 0 adalah bilangan
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
11 / 26
Jika r1 = + i ; dengan ; 2 R; adalah nilai eigen dari A maka r2 = i juga nilai eigen dari A:
()
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
12 / 26
Jika r1 = + i ; dengan ; 2 R; adalah nilai eigen dari A maka r2 = i juga nilai eigen dari A: Selanjutnya, jika (1) adalah vektor eigen yang berkaitan dengan nilai eigen r1 = + i ; maka vektor eigen (2) yang berkaitan dengan nilai eigen r2 = i juga saling konjugat dengan (1) : Misalkan (1)
()
= a+ib dan
(2)
= a ib
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
12 / 26
Jika r1 = + i ; dengan ; 2 R; adalah nilai eigen dari A maka r2 = i juga nilai eigen dari A: Selanjutnya, jika (1) adalah vektor eigen yang berkaitan dengan nilai eigen r1 = + i ; maka vektor eigen (2) yang berkaitan dengan nilai eigen r2 = i juga saling konjugat dengan (1) : Misalkan (1)
= a+ib dan
(2)
= a ib
Maka solusi umum dari (10) adalah x(1) (t) (2)
x
(t)
=
(1) r1 t
= (a+ib) e(
+i )t
=
(2) r2 t
(
i )t
e
e
= (a ib) e
;
dan x(t)
= = = = =
Cx(1) (t) + Dx(2) (t) C (a+ib) e( +i )t + D (a ib) e( i )t Ce t (a+ib) ei t + De t (a ib) e i t Ce t (a+ib) (cos t + i sin t) + De t (a ib) (cos t i sin c1 e t (a cos t b sin t) + ic2 e t (a sin t + b cos t)
dengan c1 = C + D dan c2 = C ()
D:
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
12 / 26
Untuk kesederhanaan, tulis x(t) = e t (a cos t
()
b sin t) + ie t (a sin t + b cos t)
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
13 / 26
Untuk kesederhanaan, tulis x(t) = e t (a cos t
b sin t) + ie t (a sin t + b cos t)
Jika x(t) ditulis dalam bentuk x(t) = u(t) + iv(t); maka kita peroleh bahwa u(t) = e t (a cos t
b sin t) ;
v(t) = e t (a sin t + b cos t)
adalah solusi bebas linier bernilai riil dari sistem persamaan (10).
()
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
13 / 26
Untuk kesederhanaan, tulis x(t) = e t (a cos t
b sin t) + ie t (a sin t + b cos t)
Jika x(t) ditulis dalam bentuk x(t) = u(t) + iv(t); maka kita peroleh bahwa u(t) = e t (a cos t
b sin t) ;
v(t) = e t (a sin t + b cos t)
adalah solusi bebas linier bernilai riil dari sistem persamaan (10).
Contoh: Dapatkan solusi dari masalah nilai awal berikut x(t) _ =
()
1 1
5 3
x(t); x(0) =
1 1
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
(11)
November 2012
13 / 26
Untuk kesederhanaan, tulis x(t) = e t (a cos t
b sin t) + ie t (a sin t + b cos t)
Jika x(t) ditulis dalam bentuk x(t) = u(t) + iv(t); maka kita peroleh bahwa u(t) = e t (a cos t
b sin t) ;
v(t) = e t (a sin t + b cos t)
adalah solusi bebas linier bernilai riil dari sistem persamaan (10).
Contoh: Dapatkan solusi dari masalah nilai awal berikut x(t) _ =
1 1
5 3
x(t); x(0) =
1 1
(11)
Jawab:
()
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
13 / 26
Untuk kesederhanaan, tulis x(t) = e t (a cos t
b sin t) + ie t (a sin t + b cos t)
Jika x(t) ditulis dalam bentuk x(t) = u(t) + iv(t); maka kita peroleh bahwa u(t) = e t (a cos t
b sin t) ;
v(t) = e t (a sin t + b cos t)
adalah solusi bebas linier bernilai riil dari sistem persamaan (10).
Contoh: Dapatkan solusi dari masalah nilai awal berikut x(t) _ =
1 1
5 3
x(t); x(0) =
1 1
(11)
Jawab: Misalkan x(t) = ert : Subtitusikan x(t) = ert ke dalam (11), diperoleh ()
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
13 / 26
1 1
r ert =
5 3
ert ,
1
r
2
1 1
, 1
,
r
1
()
3
5 3
rI2
5
5 3
1 1
r
1
r
5 3
1
ert
2
ert =
2
r 1
Karena ert 6= 0; maka mestilah 1
1 1
ert =
ert =
2
0 0 0 0
(12)
=0
2
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
14 / 26
1 1
r ert =
5 3
ert ,
1
r
2
1 1
, 1
,
r
1
5 3
1
1
3
1
r
1
r
ert
2
ert =
2
5
5
3
5 3
rI2
r 1
Karena ert 6= 0; maka mestilah 1
1 1
ert =
ert =
2
0 0 0 0
(12)
=0
2
Persamaan (12) mempunyai solusi nontrivial jika dan hanya jika 1
r
5 r
= r2 + 2r + 2 = 0;
1
3
r1 =
1 + i dan r =
yang memberikan
()
1
i:
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
14 / 26
Untuk r =
1 + i; diperoleh 2
i 1
()
5 2
1
i
=0
2
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
15 / 26
Untuk r =
1 + i; diperoleh 2
i
5
1
2
1
i
=0
2
Baris-baris matriks 2
i 1
5 2
i
saling berkelipatan, sehingga baris kedua menghasilkan 1
()
(2 + i)
2
= 0:
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
15 / 26
Untuk r =
1 + i; diperoleh 2
i
5
1
2
1
i
=0
2
Baris-baris matriks 2
i 1
5 2
i
saling berkelipatan, sehingga baris kedua menghasilkan 1
(2 + i)
2
= 0:
Akibatnya, vektor eigen yang berkaitan dengan nilai eigen r = dapat diambil 2+i (1) = 1
()
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
1+i
15 / 26
Untuk r =
1 + i; diperoleh 2
i
5
1
2
1
i
=0
2
Baris-baris matriks 2
i 1
5 2
i
saling berkelipatan, sehingga baris kedua menghasilkan (2 + i)
1
2
= 0:
Akibatnya, vektor eigen yang berkaitan dengan nilai eigen r = dapat diambil 2+i (1) = 1 Selanjutnya, untuk r =
1
i; diperoleh (2)
()
1+i
=
2
i 1
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
15 / 26
Sehingga solusi sistem (11) adalah x(1) (t) =
()
2+i 1
e(
1+i)t
;
x(2) (t) =
2
i 1
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
e(
1 i)t
November 2012
16 / 26
Sehingga solusi sistem (11) adalah x(1) (t) =
2+i 1
e(
1+i)t
;
2
x(2) (t) =
i 1
e(
1 i)t
Untuk mendapatkan solusi bernilai riil, kita harus mendapatkan bagian riil dan bagian imaginer dari x(t). x(t)
= Ce
()
2+i 1
= C t
e(
2+i 1
1+i)t
2
+D
eit + De
i
e(
1 t
2
i 1
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
e
1 i)t
it
November 2012
(13)
16 / 26
Sehingga solusi sistem (11) adalah x(1) (t) =
2+i 1
e(
1+i)t
;
2
x(2) (t) =
i
1 i)t
e(
1
Untuk mendapatkan solusi bernilai riil, kita harus mendapatkan bagian riil dan bagian imaginer dari x(t). x(t)
2+i 1
= C = Ce
e(
2+i 1
t
1+i)t
eit + De
Dengan menggunakan syarat awal x(0) = C
2+i 1
+D
2
i 1
2
+D
i
e(
1 t
2
i
e
1 1 1
1 i)t
it
(13)
; diperoleh
=
1 1
;
yang dapat ditulis sebagai (2 + i)C + (2 i)D = 1 C + D = 1; ()
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
16 / 26
yang mempunyai penyelesaian 1 1 C = (1 + i) dan D = (1 2 2
i) :
Sehingga persamaan (13) dapat ditulis menjadi x(t) = = = =
e t e t 2+i 2 i (1 + i) eit + (1 i) e it 1 1 2 2 e t e t 1 + 3i 1 3i eit + e it 1 + i 1 i 2 2 e t e t 1 + 3i 1 3i (cos t + i sin t) + (cos t 1+i 1 i 2 2 e t 2
= e
()
t
2 cos t 2 cos t
i sin t)
6 sin t 2 sin t
cos t 3 sin t cos t sin t
:
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
17 / 26
Gra…k solusinya diperlihatkan dibawah ini:
()
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
18 / 26
Nilai Eigen Berulang
()
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
19 / 26
Nilai Eigen Berulang Perhatikan kembali sistem persamaan diferensial linier homogen berikut: x(t) _ = Ax(t) dengan A 2 Rn
()
n
atau A 2 Cn
n
(14)
:
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
19 / 26
Nilai Eigen Berulang Perhatikan kembali sistem persamaan diferensial linier homogen berikut: x(t) _ = Ax(t)
(14)
dengan A 2 Rn n atau A 2 Cn n : Jika r = adalah suatu nilai eigen dari matriks A dengan pengulangannya sebanyak k kali, maka dikatakan nilai eigen dengan multiplisitas k:
()
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
19 / 26
Nilai Eigen Berulang Perhatikan kembali sistem persamaan diferensial linier homogen berikut: x(t) _ = Ax(t)
(14)
dengan A 2 Rn n atau A 2 Cn n : Jika r = adalah suatu nilai eigen dari matriks A dengan pengulangannya sebanyak k kali, maka dikatakan nilai eigen dengan multiplisitas k: Ada 2 kemungkinan kasus yang mungkin terjadi:
()
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
19 / 26
Nilai Eigen Berulang Perhatikan kembali sistem persamaan diferensial linier homogen berikut: x(t) _ = Ax(t)
(14)
dengan A 2 Rn n atau A 2 Cn n : Jika r = adalah suatu nilai eigen dari matriks A dengan pengulangannya sebanyak k kali, maka dikatakan nilai eigen dengan multiplisitas k: Ada 2 kemungkinan kasus yang mungkin terjadi: 1
()
Ada sebanyak k vektor eigen bebas linier yang berkaitan dengan nilai eigen
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
19 / 26
Nilai Eigen Berulang Perhatikan kembali sistem persamaan diferensial linier homogen berikut: x(t) _ = Ax(t)
(14)
dengan A 2 Rn n atau A 2 Cn n : Jika r = adalah suatu nilai eigen dari matriks A dengan pengulangannya sebanyak k kali, maka dikatakan nilai eigen dengan multiplisitas k: Ada 2 kemungkinan kasus yang mungkin terjadi: 1
2
()
Ada sebanyak k vektor eigen bebas linier yang berkaitan dengan nilai eigen Banyak vektor eigen bebas linier yang berkaitan dengan nilai eigen kurang dari k:
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
19 / 26
Nilai Eigen Berulang Perhatikan kembali sistem persamaan diferensial linier homogen berikut: x(t) _ = Ax(t)
(14)
dengan A 2 Rn n atau A 2 Cn n : Jika r = adalah suatu nilai eigen dari matriks A dengan pengulangannya sebanyak k kali, maka dikatakan nilai eigen dengan multiplisitas k: Ada 2 kemungkinan kasus yang mungkin terjadi: 1
2
Ada sebanyak k vektor eigen bebas linier yang berkaitan dengan nilai eigen Banyak vektor eigen bebas linier yang berkaitan dengan nilai eigen kurang dari k:
Kasus 1 terjadi jika matriks A simetris, yakni AT = A:
()
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
19 / 26
Nilai Eigen Berulang Perhatikan kembali sistem persamaan diferensial linier homogen berikut: x(t) _ = Ax(t)
(14)
dengan A 2 Rn n atau A 2 Cn n : Jika r = adalah suatu nilai eigen dari matriks A dengan pengulangannya sebanyak k kali, maka dikatakan nilai eigen dengan multiplisitas k: Ada 2 kemungkinan kasus yang mungkin terjadi: 1
2
Ada sebanyak k vektor eigen bebas linier yang berkaitan dengan nilai eigen Banyak vektor eigen bebas linier yang berkaitan dengan nilai eigen kurang dari k:
Kasus 1 terjadi jika matriks A simetris, yakni AT = A: Kita akan mendiskusi bagian 2, yaitu banyak vektor eigen bebas linier yang berkaitan dengan nilai eigen kurang dari k:
()
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
19 / 26
Nilai Eigen Berulang Perhatikan kembali sistem persamaan diferensial linier homogen berikut: x(t) _ = Ax(t)
(14)
dengan A 2 Rn n atau A 2 Cn n : Jika r = adalah suatu nilai eigen dari matriks A dengan pengulangannya sebanyak k kali, maka dikatakan nilai eigen dengan multiplisitas k: Ada 2 kemungkinan kasus yang mungkin terjadi: 1
2
Ada sebanyak k vektor eigen bebas linier yang berkaitan dengan nilai eigen Banyak vektor eigen bebas linier yang berkaitan dengan nilai eigen kurang dari k:
Kasus 1 terjadi jika matriks A simetris, yakni AT = A: Kita akan mendiskusi bagian 2, yaitu banyak vektor eigen bebas linier yang berkaitan dengan nilai eigen kurang dari k: Perhatikan contoh berikut:
()
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
19 / 26
Contoh 5. Tentukan himpunan solusi fundamental dari sistem berikut ini 1 1 x(t) _ = Ax(t) = x(t): 1 3
()
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
(15)
20 / 26
Contoh 5. Tentukan himpunan solusi fundamental dari sistem berikut ini 1 1 x(t) _ = Ax(t) = x(t): 1 3
(15)
Jawab:
()
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
20 / 26
Contoh 5. Tentukan himpunan solusi fundamental dari sistem berikut ini 1 1 x(t) _ = Ax(t) = x(t): 1 3
(15)
Jawab: Misalkan x(t) = ert : Subtitusikan x(t) = ert ke dalam (15), diperoleh 1 1
r ert = 1
, r
2
1 1
, ,
()
ert
1
1 3 r
1
1 3 1 = 1
1 3 r
r
ert 1 3 1 0 0 1 1 2
1
ert
2 1
ert =
2
ert =
0 0
0 0
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
20 / 26
Contoh 5. Tentukan himpunan solusi fundamental dari sistem berikut ini 1 1 x(t) _ = Ax(t) = x(t): 1 3
(15)
Jawab: Misalkan x(t) = ert : Subtitusikan x(t) = ert ke dalam (15), diperoleh 1 1
r ert = 1
, r
2
1 1
, ,
ert
1
1 3 1 = 1
1 3 r
1
r
1 3 r
ert 1 3 1 0 0 1 1
1
ert
2 1
ert =
2
ert =
2
0 0
0 0
Karena ert 6= 0; maka mestilah 1
r 1
()
3
1 r
1 2
=
0 0
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
(16) November 2012
20 / 26
Persamaan (16) mempunyai solusi nontrivial jika dan hanya jika 1
r 1
1 3 r
= r2
4r + 4 = 0;
yang memberikan r1 = r2 = 2:
()
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
21 / 26
Persamaan (16) mempunyai solusi nontrivial jika dan hanya jika 1
r 1
1 3 r
= r2
4r + 4 = 0;
yang memberikan r1 = r2 = 2: Untuk r = 2; diperoleh 1 1
1 1
1
= 0;
2
yang menghasilkan persamaan 1 + 2 = 0 dan vektor eigen yang berkaitan dengan nilai eigen r = 2 adalah (1)
()
=
1 1
:
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
21 / 26
Persamaan (16) mempunyai solusi nontrivial jika dan hanya jika 1
r 1
1 3 r
= r2
4r + 4 = 0;
yang memberikan r1 = r2 = 2: Untuk r = 2; diperoleh 1 1
1 1
1
= 0;
2
yang menghasilkan persamaan 1 + 2 = 0 dan vektor eigen yang berkaitan dengan nilai eigen r = 2 adalah (1)
=
1 1
:
Sehingga satu solusi dari sistem (15) adalah x(1) (t) =
(1) 2t
e
=
1 1
e2t
dan tidak ada solusi kedua dalam bentuk x(t) = ert : ()
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
21 / 26
Untuk mendapatkan solusi kedua, coba subtitusikan x(t) = te2t
(17)
ke dalam (15), diperoleh 2 te2t + e2t
()
A te2t = 0:
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
(18)
November 2012
22 / 26
Untuk mendapatkan solusi kedua, coba subtitusikan x(t) = te2t
(17)
ke dalam (15), diperoleh 2 te2t + e2t
A te2t = 0:
(18)
Agar persamaan (18) berlaku untuk setiap t; maka haruslah = 0; yang bermakna bahwa tidak ada solusi tak nol dalam bentuk (17) untuk sistem persamaan diferensial (15).
()
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
22 / 26
Untuk mendapatkan solusi kedua, coba subtitusikan x(t) = te2t
(17)
ke dalam (15), diperoleh 2 te2t + e2t
A te2t = 0:
(18)
Agar persamaan (18) berlaku untuk setiap t; maka haruslah = 0; yang bermakna bahwa tidak ada solusi tak nol dalam bentuk (17) untuk sistem persamaan diferensial (15). Kita melihat bahwa persamaan (18) memuat suku te2t ; dan juga e2t :
()
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
22 / 26
Untuk mendapatkan solusi kedua, coba subtitusikan x(t) = te2t
(17)
ke dalam (15), diperoleh 2 te2t + e2t
A te2t = 0:
(18)
Agar persamaan (18) berlaku untuk setiap t; maka haruslah = 0; yang bermakna bahwa tidak ada solusi tak nol dalam bentuk (17) untuk sistem persamaan diferensial (15). Kita melihat bahwa persamaan (18) memuat suku te2t ; dan juga e2t : Oleh karena itu kita bisa mencoba x(t) = te2t + e2t ;
(19)
dan subtitusikan ke dalam persamaan (15), kita peroleh: 2 te2t + ( + 2 )e2t = A( te2t + e2t ):
()
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
(20)
22 / 26
Untuk mendapatkan solusi kedua, coba subtitusikan x(t) = te2t
(17)
ke dalam (15), diperoleh 2 te2t + e2t
A te2t = 0:
(18)
Agar persamaan (18) berlaku untuk setiap t; maka haruslah = 0; yang bermakna bahwa tidak ada solusi tak nol dalam bentuk (17) untuk sistem persamaan diferensial (15). Kita melihat bahwa persamaan (18) memuat suku te2t ; dan juga e2t : Oleh karena itu kita bisa mencoba x(t) = te2t + e2t ;
(19)
dan subtitusikan ke dalam persamaan (15), kita peroleh: 2 te2t + ( + 2 )e2t = A( te2t + e2t ): 2t
Dengan menyamakan koe…sien-koe…sien te persamaan (20), diperoleh (A ()
2t
dan e
pada kedua ruas (21)
2I) = 0
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
(20)
November 2012
22 / 26
dan (A Persamaan ( 21) dipenuhi jika dengan nilai eigen r = 2:
()
(22)
2I) = :
adalah vektor eigen yang berkaitan
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
23 / 26
dan (A Persamaan ( 21) dipenuhi jika dengan nilai eigen r = 2: Karena det(A diselesaikan.
()
(22)
2I) = :
adalah vektor eigen yang berkaitan
2I) = 0; maka persamaan (22) mungkin tidak dapat
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
23 / 26
dan (A Persamaan ( 21) dipenuhi jika dengan nilai eigen r = 2:
(22)
2I) = :
adalah vektor eigen yang berkaitan
Karena det(A 2I) = 0; maka persamaan (22) mungkin tidak dapat diselesaikan. Namun demikian, persamaan (22) mungkin saja dapat diselesaikan untuk suatu vektor :
()
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
23 / 26
dan (A Persamaan ( 21) dipenuhi jika dengan nilai eigen r = 2:
(22)
2I) = :
adalah vektor eigen yang berkaitan
Karena det(A 2I) = 0; maka persamaan (22) mungkin tidak dapat diselesaikan. Namun demikian, persamaan (22) mungkin saja dapat diselesaikan untuk suatu vektor : Perhatikan matriks diperbesar (augmented) dari persamaan (22): 1 1
()
1 1
1 1
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
23 / 26
dan (A
(22)
2I) = :
Persamaan ( 21) dipenuhi jika dengan nilai eigen r = 2:
adalah vektor eigen yang berkaitan
Karena det(A 2I) = 0; maka persamaan (22) mungkin tidak dapat diselesaikan. Namun demikian, persamaan (22) mungkin saja dapat diselesaikan untuk suatu vektor : Perhatikan matriks diperbesar (augmented) dari persamaan (22): 1 1
1 1
1 1
Sistem ini dapat diselesaikan, karena kedua baris saling berkelipatan. Dari baris ke dua diperoleh: 1
()
+
2
=
1:
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
23 / 26
dan (A
(22)
2I) = :
Persamaan ( 21) dipenuhi jika dengan nilai eigen r = 2:
adalah vektor eigen yang berkaitan
Karena det(A 2I) = 0; maka persamaan (22) mungkin tidak dapat diselesaikan. Namun demikian, persamaan (22) mungkin saja dapat diselesaikan untuk suatu vektor : Perhatikan matriks diperbesar (augmented) dari persamaan (22): 1 1
1 1
1 1
Sistem ini dapat diselesaikan, karena kedua baris saling berkelipatan. Dari baris ke dua diperoleh: 1
Jika diberikan
()
1
= m maka
+
2
=
2
=
1:
1
m:
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
23 / 26
dan (A
(22)
2I) = :
Persamaan ( 21) dipenuhi jika dengan nilai eigen r = 2:
adalah vektor eigen yang berkaitan
Karena det(A 2I) = 0; maka persamaan (22) mungkin tidak dapat diselesaikan. Namun demikian, persamaan (22) mungkin saja dapat diselesaikan untuk suatu vektor : Perhatikan matriks diperbesar (augmented) dari persamaan (22): 1 1
1 1
1 1
Sistem ini dapat diselesaikan, karena kedua baris saling berkelipatan. Dari baris ke dua diperoleh: 1
Jika diberikan 1 = m maka Jadi dapat ditulis =
1 2
()
=
+
2
=
m 1 m
2
=
1:
1
m:
=
0 1
+m
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
1 1
:
November 2012
23 / 26
Dengan mensubtitusikan diperoleh
dan
x(t) =
1 1
te2t +
=
1 1
te2t +
()
ke dalam persamaan ( 19), 0 1 0 1
+m
1 1
e2t + m
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
1 1
e2t e2t :
November 2012
(23)
24 / 26
Dengan mensubtitusikan diperoleh
dan
x(t) =
1 1
te2t +
=
1 1
te2t +
ke dalam persamaan ( 19), 0 1 0 1
+m
1 1
e2t + m
1 1
e2t e2t :
(23)
1 e2t dalam persamaan ( 23) merupakan kelipatan dari 1 x(1) (t) sehingga dapat diabaikan, tetapi dua suku pertama merupakan solusi baru: 1 0 x(2) (t) = te2t + e2t : 1 1
Suku m
()
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
24 / 26
Dengan mensubtitusikan diperoleh
dan
x(t) =
1 1
te2t +
=
1 1
te2t +
ke dalam persamaan ( 19), 0 1 0 1
+m
1 1
e2t + m
1 1
e2t e2t :
(23)
1 e2t dalam persamaan ( 23) merupakan kelipatan dari 1 x(1) (t) sehingga dapat diabaikan, tetapi dua suku pertama merupakan solusi baru: 1 0 x(2) (t) = te2t + e2t : 1 1
Suku m
Karena Wronskian dari x(1) (t) dan x(2) (t) adalah h i e2t te2t W x(1) ; x(2) (t) = e2t te2t e2t
=
e4t 6= 0;
maka x(1) dan x(2) membentuk himpunan solusi fundamental. ()
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
24 / 26
Oleh karena itu solusi umum adalah x(t) = c1 x(1) (t) + c2 x(2) (t) 1 = c1 e2t + c2 1
()
1 1
t+
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
0 1
e2t :
November 2012
25 / 26
Oleh karena itu solusi umum adalah x(t) = c1 x(1) (t) + c2 x(2) (t) 1 = c1 e2t + c2 1
1 1
t+
0 1
e2t :
Catatan: Vektor yang diperoleh dengan cara seperti persamaan (22) disebut sebagai vektor eigen diperumum yang berkaitan dengan nilai eigen r = 2:
()
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
25 / 26
Reduksi persamaan orde tinggi menjadi sistem orde 1.
Contoh 2 Diberikan persamaan diferensial linier orde 3 sebagai berikut: ... x + 3• x + 4x_
(24)
5x = g(t);
x(0) = 1; x(1) _ = 2; x • (0) = 1: Ubah persamaan (24) menjadi sistem persamaan diferensial orde 1. Jawab.
()
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
26 / 26
Reduksi persamaan orde tinggi menjadi sistem orde 1.
Contoh 2 Diberikan persamaan diferensial linier orde 3 sebagai berikut: ... x + 3• x + 4x_
(24)
5x = g(t);
x(0) = 1; x(1) _ = 2; x • (0) = 1: Ubah persamaan (24) menjadi sistem persamaan diferensial orde 1. Jawab. Misalkan y1 = x; y2 = x; _ y3 = x •; maka y_ 1 = y2 y_ 2 = y3 y_ 3 = 5y1
4y2
3y3 + g(t);
yang dalam bentuk matriks dapat ditulis:
()
I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)
November 2012
26 / 26