I.
PENGANTAR
A. Latar Belakang Jamur telah digunakan selama ribuan tahun, baik sebagai makanan maupun obat herbal. Studi-studi menunjukkan bahwa jamur bisa meningkatkan produksi dan aktivitas sel-sel darah putih. Jamur tiram putih mulai dibudidayakan pada tahun 1900 (Gunawan 2000). Jamur tiram putih merupakan salah satu jenis jamur
W
konsumsi (edible mushroom), yang telah banyak dibudidayakan, karena selain memilki nilai gizi yang cukup tinggi, juga dapat meningkatkan pendapatan. Jamur
KD
tiram putih merupakan bahan makanan bernutrisi, dengan kandungan protein tinggi, kaya vitamin dan mineral, rendah karbohidrat, lemak dan kalori. Di samping
U
itu juga jamur tiram dipercaya mampu membantu penurunan berat badan karena berserat tinggi dan membantu proses pencernaan di dalam tubuh.
IK
Jamur tiram putih merupakan salah satu makanan yang digemari karena cita rasanya yang enak dan memiliki nilai gizi yang relatif lebih tinggi dibandingkan
M IL
sayur-sayuran dan buah-buahan. Selain itu juga jamur tiram mengandung berbagai macam mineral seperti kalium (K), fosfor (P), natrium (Na), kalsium (Ca) dan magnesium (Mg).
Jamur merupakan makhluk hidup yang mudah dijumpai di alam bebas, baik
sebagai saprofit maupun parasit. Jamur merupakan organisme tidak berklorofil sehingga jamur tidak melakukan fotosintesis, yaitu dengan mengambil zat-zat sederhana dari tempatnya tumbuh dan langsung digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan. Dengan demikian organisme ini sangat mudah memenuhi kebutuhan hidupnya, namun sangat bergantung pada ketersediaan nutrisi. Pertumbuhan jamur tiram putih dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain air,
1
pH, temperatur, cahaya, dan nutrisi, seperti sumber C, N, juga vitamin dan mineral yang biasanya diserap dari media pertumbuhannya. Sumber makanannya dapat berasal dari bermacam-macam limbah (sisa) tumbuhan. Ampas sagu (Metroxylon sago Rottb) dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar untuk media pertumbuhan jamur. Di Papua, limbah ampas sagu yang dibiarkan menumpuk, biasanya ditumbuhi jamur secara alami, yang diambil oleh masyarakat lokal untuk dikonsumsi. Ampas sagu merupakan limbah yang mudah sekali
W
diperloleh di daerah Papua. Selain itu ampas sagu juga masih mengandung nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur. Oleh karena itu diharapkan dengan
KD
dapat dimanfaatkannya ampas sagu, maka tingkat pencemaran lingkungan dapat dikurangi. Jamur tiram secara umum tumbuh pada media yang banyak
U
mengandung unsur karbon (C) dan nitrogen (N), selulosa dan lignin (Kahar dan Nurman 1990; Autragul 1982). Menurut Haryanto (1992), ampas sagu atau Ela
3,5%.
IK
memiliki kandungan karbohidrat 6,67%, protein 1,31% lignin 4,6% dan selulosa
M IL
Kelapa merupakan tanaman serba guna yang dapat tumbuh dengan subur di
hampir seluruh wilayah indonesia. Buah kelapa terdiri atas sabut, tempurung, daging buah, dan air kelapa. Semua bagian-bagian ini dapat di manfaatkan misalnya, sabut dapat digunakan untuk membuat keset, tempurung untuk arang aktif, dan daging buah digunakan sebagai bahan baku kopra, minyak kelapa, coconut cream, dan santan,
tetapi air kelapa yang dihasilkan belum banyak
dimanfaatkan. Karena pemanfaatan yang masih terbatas maka seringkali air kelapa ini langsung dibuang ke lingkungan. Terbuangnya air kelapa ke lingkungan dalam jumlah besar dapat menyebabkan pencemaran di daerah sekitarnya karena nilai BOD air kelapa sangat
2
tinggi ( 40.000 mg/liter). Hal ini menunjukkan bahwa kandungan bahan organik dalam air kelapa sangat tinggi, sehingga jika dibuang ke dalam lingkungan oleh bakteri akan difermentasi menjadi asam organik yang dapat meningkatkan kemasaman tanah. Untuk menanganinya dibutuhkan biaya yang besar. Oleh sebab itu memanfaatkan limbah yang akan dibuang tentu lebih baik dari pada memperbaiki kerusakan yang akan terjadi nanti di lingkungan akibat limbah tersebut.
W
Menurut Wattimena (1987), air kelapa mengandung karbohidrat, asam-asam amino, vitamin, dan zat pengatur tumbuh (hormon) yang diperlukan untuk
KD
perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Air kelapa telah lama dikenal sebagai sumber zat pengatur tumbuh, yaitu sitokinin. Selain itu, air kelapa mengandung
U
protein, lemak, mineral, karbohidrat, dan berbagai vitamin (C dan B kompleks) yang amat baik untuk kesehatan dan kecantikan. Beberapa ramuan dari air kelapa
IK
dapat digunakan baik untuk kesehatan maupun kecantikan. Melihat komposisi air kelapa yang kaya akan zat-zat aktif yang diperlukan
M IL
untuk pertumbuhan dan perkembangan jamur, air kelapa dapat dimanfaatkan untuk membantu pertumbuhan beberapa organisme yang membutuhkan senyawa tersebut, misalnya untuk pertumbuhan jamur tiram putih. Dengan penggunaan air kelapa diharapkan dapat meningkatkan produksi jamur tiram putih . Dalam budidaya jamur sering ditemukan beberapa kendala, salah satu masalah
di antaranya yaitu ketersediaan substrat. Pada umumnya substrat yang digunakan dalam budidaya jamur tiram adalah serbuk gergaji. Sebagai konsekuensi akan timbul masalah apabila serbuk gergaji sukar diperoleh atau tidak ada sama sekali di lokasi yang akan menjadi sasaran budidaya jamur tiram. Oleh karena itu, perlu dicari substrat alternatif yang banyak tersedia dan mudah diperoleh di daerah
3
tersebut. Pada umumnya budidaya jamur jamur tiram putih dilakukan dengan memanfaatkan limbah pertanian yang merupakan produk samping yang diperoleh setelah panen berlangsung, sebagai media pertumbuhan jamur. Serbuk gergaji merupakan medium yang paling sering digunakan karena banyak mengandung lignoselulosa yang tinggi. Budidaya jamur tiram putih dengan menggunakan media ampas sagu yang dilakukan oleh Stenly (2009) dengan komposisi ampas sagu 89% yaitu media
W
ampas sagu 89%, bekatul 10%, dan kapur 1%, merupakan komposisi paling baik bagi kecepatan pertumbuhan miselium, berat basah dan berat kering jamur, jumlah
KD
tubuh buah yang dihasilkan dan nilai BER (Biological Efficienci Ratio) terbaik yaitu sebesar 36,188%. Tetapi penelitian tersebut belum mencapai hasil yang
U
maksimal, hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya nutrisi pada ampas sagu yang digunakan.
putih dengan
IK
Pada penelitian ini, dilakukan budidaya jamur tiram
memanfaatkan ampas sagu sebagai media tumbuh. Dengan melihat masalah yang
M IL
ada sebelumnya maka, peneliti menambahkan air kelapa sebagai sumber nutrisi pada media ampas sagu untuk meningkatkan hasil produksi jamur tiram putih.
B. Perumusan Masalah
1. Apakah air kelapa dapat dimanfaatkan sebagai nutrisi tambahan dalam upaya peningkatan produksi jamur tiram putih pada media ampas sagu. 2. Pada konsentrasi berapa air kelapa berpengaruh optimal dalam pertumbuhan jamur tiram putih pada media ampas sagu.
4
C. Tujuan penelitian 1. Mengetahui potensi air kelapa sebagai nutrisi tambahan dalam upaya peningkatan produksi jamur tiram putih pada media ampas sagu 2. Mengetahui konsentrasi air kelapa yang paling baik untuk pertumbuhan jamur tiram putih pada media ampas sagu. D. Manfaat Penelitian 1.
Memberikan informasi khususnya kepada para petani jamur, bahwa limbah air
W
kelapa dapat digunakan sebagai nutrisi untuk pertumbuhan jamur tiram putih pada media ampas sagu.
Memberikan pengetahuan bagi masyarakat lokal Papua akan kegunaan limbah
KD
2.
air kelapa dan ampas sagu, dalam pembudidayaan jamur tiram putih . Memberikan pengetahuan untuk kalangan akademik akan kegunaan limbah air
U
3.
kelapa dan limbah produksi sagu, sekaligus sebagai pustaka dan acuan
M IL
IK
penelitian selanjutnya.
5