I.
PENGANTAR
Kebutuhan untuk tampil “terawat” di kalangan pria belakangan ini agaknya semakin marak dilirik. Dari gaya berbusana hingga perawatan wajah dan tubuh mulai menyita perhatian kaum Adam. Salah satu alasannya adalah ingin menjadi pusat perhatian khalayak seperti halnya para wanita selama ini. Kulit sensitif, jerawat, pori-pori membesar, pigmentasi, kulit kering dan kusam, bintik hitam, komedo, serta penuaan diri merupakan sederet permasalahan kulit yang mulai disadari kaum pria mengganggu keapikan penampilan (Health, November 2004). Sementara para wanita terus mendorong terjadinya kesetaraan hak, perubahan pun mulai terjadi. Sukses gerakan feminisme ini secara mendasar mengubah cara laki-laki dan perempuan berinteraksi di lingkungan kerja. Penampilan dan perawatan tubuh menjadi sangat penting (www.kompas.co.id, 25 Oktober 2003). Beberapa
contoh
orang
terkenal
seperti
yang
dilansir
oleh
pontianakpost.com (12 April 2004) adalah David beckham, Ferry Salim dan Ferdy Hasan sebagai ikon pria metoseksual. Tidak mengherankan memang jika mereka banyak digandrungi, hal ini dikarenakan penampilan mereka yang menarik, pintar, berprestasi, dan lain-lain. Seorang David beckham membutuhkan waktu 30 menit untuk berdandan, sementara istrinya hanya membutuhkan 5-10 menit saja. Di tanah air, fenomena metroseksual dipelopori beberapa selebritis, seperti Ferry Salim dan Ferdy Hasan.
1
Di Indonesia sendiri, penelitian tentang metroseksual pun sudah dilakukan di kota Jakarta. Indonesian Metrosexual Behavior Survey yang dilakukan MarkPlus&Co pada akhir tahun 2003 lalu terhadap 400 pria upper class di Jabotabek (ditambah Depok) mengungkap bahwa pria kalangan atas di Jakarta ternyata mulai melihat bahwa dalam dunia bisnis berdandan secara menarik adalah penting. Di kalangan pebisnis juga mulai muncul anggapan bahwa pria yang berpenampilan menarik dinilai akan lebih berhasil dibandingkan dengan pria yang ceroboh terhadap penampilannya. Selain itu, survey tersebut mendefinisikan ciri-ciri yang dimiliki pria metroseksual, yaitu suka belanja, tidak tabu untuk berdandan dan memanjakan diri dengan berlama-lama di salon, suka ‘ngerumpi’ berjam-jam di kafe, dan sangat fashion-oriented – mereka selalu update terhadap model baju terbaru di New York atau Milan. Dari study tersebut juga terlihat bahwa pria-pria dandy kota besar ini merasa facial di salon adalah hal yang wajar. Selain itu, ada kecenderungan pria-pria kota besar dan mapan ini semakin senang bersosialisasi dan peduli dengan kesehatan dan penampilan tubuh dengan rajin berolah raga (Yuswohady, 2004). Dari data di atas jelas terlihat bahwa fenomena ini sudah berkembang di Indonesia. Keberadaan kaum metroseksual ini sudah jauh lebih terbuka. Mereka tidak malu dengan atribut-atribut yang disandang bahkan sebagian dari pria metroseksual ini menganggap segala macam rutinitas di salon itu sebagai sebuah kebutuhan dan bagian dari pola hidupnya. Budaya Indonesia yang masih kental dengan adat ketimuran menjadi tantangan tersendiri bagi kaum ini untuk berkembang. Berbagai bentuk penolakan dan anggapan miring menjadi masalah
2
tersendiri. Bagaimana mereka memandang, menilai dirinya sehingga mereka mau melakukan kegiatan yang bersifat feminim tersebut dan tidak malu lagi untuk pergi merawat diri ke salon atau skin care sangat menarik untuk ditelaah lebih lanjut. Cara pandang, pikiran, perasaan dan penilaian terhadap kemampuan sendiri inilah yang sering disebut dengan konsep diri. Konsep diri merupakan bagian yang penting dari kepribadian seseorang, yaitu sebagai penentu bagaimana seseorang bersikap dan bertingkah laku. Konsep diri yang terbentuk akan menetukan penghargaan pada diri kita sendiri yang juga mempengaruhi dalam berinteraksi dengan orang lain. Kegagalan dan kesuksesan setiap orang dalam berbagai kehidupan berhubungan erat dengan cara pandang diri mereka masingmasing dan hubungan mereka dengan orang lain (Syafi’i, 2005). Masalah-masalah rumit yang dialami seseorang, seringkali dan bahkan hampir semua, sebenarnya berasal dari dalam diri. Berat ringan masalah yang dihadapi oleh setiap orang tergantung pada diri masing-masing. Manusia tanpa sadar menciptakan mata rantai masalah yang berakar dari problem konsep diri (Jacinta, 2002). Berdasarkan uraian di atas, akhirnya penulis memilih untuk meneliti bagaimana para pria metroseksual memandang, menggambarkan, dan memberi penilaian pada dirinya sendiri sehingga mereka begitu memperhatikan penampilan dan mau melakukan kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan oleh kaum wanita.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Diri (Self Concept) Brooks (Rakhmat,1988) mendefinisikan konsep diri sebagai persepsi mengenai diri individu sendiri baik yang bersifat fisik, sosial, dan psikologis yang diperoleh melalui pengalaman dan interaksi individu dengan orang lain. Selanjutnya Rakhmat (1988) mengatakan bahwa konsep diri bukan hanya sekedar gambaran deskriptif saja, melainkan juga penilaian orang tersebut terhadap dirinya. Jadi konsep diri meliputi apa yang dirasakan dan apa yang dipikirkan tentang diri individu sendiri. Bringham (1986) dan James (1890) memelihara dan mengembangkan konsep diri melalui proses pengambilan tindakan dan kemudian merefleksikan apa yang telah diperbuat dan apa yang orang lain katakan tentang apa yang sudah kita perbuat. Kita mencerminkan apa yang telah kita perbuat kemudian membandingakannya dengan harapan kita dan harapan orang lain. Konsep diri bukan bawaan tetapi dikembangkan atau dibangun oleh individu melalui interaksi dengan lingkungan. Sifat dinamis dari konsep diri sangat penting untuk menunjukkan bahwa seseorang dapat dimodifikasi atau diubah. Menurut beberapa ahli, aspek-aspek konsep diri meliputi : 1. Konsep Diri Fisik, berhubungan dengan apa yang terlihat/nyata. 2. Konsep Diri Psikis, meliputi pikiran, perasaan, keamanan dan sikap individu tentang dirinya. 3. Konsep Diri Sosial, menggambarkan bagaimana individu berhubungan, bekerjasama dengan orang lain.
4
4. Konsep Diri Moral Etik, meliputi diri itu sendiri dan prinip-prinsip yang memberi arti dan arah bagi kehidupannya. 5. Konsep Diri Keluarga, adalah penilaian, pandangan, dan pikiran seseorang terhadap keberadaan diri dalam keluarga. 6. Konsep Diri Akademik, seberapa baik individu di sekolah atau dalam proses belajar. B. Metroseksual Istilah ini pertama kali muncul pada tahun 1994 melalui sebuah artikel yang ditulis oleh penulis Inggris, Mark Simpson. Jika selama ini istilah tomboy untuk wanita yang memiliki sifat kelaki-lakian, maka sekarang muncul istilah baru untuk para pria, khususnya menyerang kota-kota besar yaitu metroseksual, yaitu pria yang memiliki sifat kewanita-wanitaan. Pria metroseksual sebagian besar hidup di kota, memiliki uang, mengikuti perkembangan fesyen terkini, dandy, peduli dengan penampilan dengan pergi ke salon atau spa, hoby belanja, betah berjam-jam duduk di kafe, wangi, berpendidikan, pandai bersosialisasi dan memiliki kecerdasan emosi yang baik. Pria-pria ini intens mengikuti perkembangan mode, fesyen terkini di majalah-majalah mode pria seperti Maxim, FHM (For Him Magazine), Details, Ralph dan Vitals. Mereka pada umumnya adalah pria yang trendy, dandy, dan paling peduli dengan penampilan (www.mizanlc.com, November 2004). C. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan Tinjauan Pustaka di atas, pertanyaan penelitian yang dapat diajukan pada penelitian ini adalah “Bagaimana Konsep diri pria metroseksual?“
5
III. METODE PENELITIAN Subyek dalam penelitian ini adalah pria metroseksual dengan batasan umur 21-48 tahun sesuai dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Pengambilan subyek dilakukan melalui purposive sampling, yaitu menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu yang dipandang dapat memberikan data secara maksimal. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan secara mendalam (in-depth interview) dan bentuk wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur dengan menggunakan pedoman (guide) yang akan memimpin jalannya tanya jawab ke satu arah yang telah ditetapkan dalam wawancara (Moleong, 2000). Observasi yang digunakan adalah observasi langsung di lapangan (participatory observation), yaitu secara aktif dan dekat mengenal para objek penelitian dengan harapan memperoleh data selengkap mungkin. Analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah deskriptif studi kasus sebagai dasar analisis penelitian kualitatif. Suyanto (1995) menjelaskan bahwa penggunaan metode analisis deskriptif studi kasus ini bertujuan memberikan gambaran fenomena sosial dengan mengembangkan konsep dan menghimpun fakta tanpa melalui pengujian hipotesis. Studi kasus diartikan sebagai penelitian yang mempelajari latar belakang serta interaksi lingkungan dengan unit-unit sosial yang bertujuan mengembangkan latar belakang, sifat-sifat dan karakter-karakter yang khas dari kasus maupun status individu (Nasir, 1999).
6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Deskripsi Subyek Subyek W A
Usia 23 24
TB/BB 168/56 170/56
Anak ke-/dari 2/2 1/2
B
27
182/65
1/2
Status Mahasiswa, Freelance. Fress Graduated, Perusahaan Swasta. Karyawan Perusahaan Mahasiswa.
Karyawan Elektronik,
2. Hasil Observasi Waktu observasi dilakukan bersamaan dengan wawancara selama dua kali. Sebelumnya telah dilakukan observasi sehingga mengetahui subyek seorang metroseksual. Subyek pertama berkulit putih, potongan rambut pendek model Junot. Peralatan kosmetik seperti dodorant, gel, parfum, dan lain-lain tertata rapi dalam sebuah almari kaca kecil yang terletak di atas almari baju. Subyek adalah orang yang cukup ramah dan perhatian terhadap lingkungan sekitar hal ini terlihat ketika interviewer datang ada beberapa teman subyek dalam kamarnya dan ketika wawancara pun subyek dengan senang hati menjawab setiap pertanyaan dari interviewer. Semua karya subyek digantung di dinding kamar kos baru subyek yang dicat dengan warna ungu. Subyek kedua berkulit putih, berambut pendek model Tora dan diwarnai. Kamar kos subyek berukuran 3 x 3 m berisi kasur, karpet, rak buku, rak tv, almari, cermin, rak sepatu, timbangan badan, beberapa buah topi, satu keranjang CD kaset, sajadah, dan beberapa poster dan foto. Subyek adalah orang yang hobby ngegame, olah raga dan juga nongkrong. Produk-produk yang subyek pakai antara
7
lain deodorant, sabun mandi, berbagai macam parfum, bedak bayi, kayu putih, kapas, satu rangkaian produk perawatan dari skin care seperti sabun muka, krim pelembab muka/krim pagi, obat jerawat, krim malam, pembersih muka, facial oil, dan lain-lain. Secara umum subyek ketiga berkulit kuning bersih, berambut cepak, rahang menonjol, kurus dan selalu tersenyam. Rumah subyek di Salatiga (tempat asal subyek) adalah rumah dinas ayahnya dan sangat sederhana, hanya ada dua kamar tidur dengan ukuran standar, ruang tamu, mushola dan dapur. Keluarga subyek adalah keluarga yang sederhana dan ramah, mereka dengan senang hati menyambut kedatangan peneliti. Istri subyek juga tampak santai dan akrab dengan keluarga. Kosmetik yang sering digunakan oleh subyek adalah sabun mandi, sabun muka for men, pelembab, shaving foam, gel rambut, deodorant/roll-on, parfum dan hand body lotion.
3. Hasil Wawancara Subyek pertama memiliki penilaian fisik yang lumayan, enggak jelek-jelek amat dan menginginkan badannya lebih berisi. Banyak teman yang mengikuti gayanya mulai dari sepatu, potongan rambut, dan juga baju yang dipakainya. Subyek memiliki baju dengan berbagai macam warna dan motif, dari yang polos hingga bunga-bunga dan disesuaikan dengan kegiatan subyek. Secara psikis, subyek adalah orang yang keras, loyal, keras kepala, pemaaf, rajin dan gigih. Untuk urusan jadwal, subyek masih belum terbiasa terorganisir jadi terkadang tabrarakan dengan jadwal lain dan panik. Subyek merokok untuk bersosialisasi
8
dengan teman-temannya. Subyek berusaha dekat dengan siapa saja dan merasa penampilan itu penting banget agar dilirik orang dan menambah relasi. Pada masa kecilnya, subyek pernah berantem dengan teman Tk dan merokok waktu kelas 6 SD. Keluarga adalah orang-orang yang berjasa dalam hidup subyek dan semua kegiatan pasti mendapat dukungan mereka. Subyek tidak mempermasalahkan peran jenis, sebaliknya malah termotivasi untuk kerja lebih keras. Subyek berusaha mengambil hikmah dari setiap kejadian yang dialaminya. Keinginan subyek adalah lulus dengan nilai yang memuaskan dan membahagiakan keluarganya. Subyek kedua pernah melakukan program penurunan berat badan (diet) meskipun secara fisik -tampang- subyek sudah puas. Subyek mengendarai mobil karena tidak tahan jika kelamaan terkena sinar matahari atau kehujanan. Subyek dari kecil hingga SMU jarang keluar rumah, lebih senang di dalam kamar, membaca buku atau nonton TV. Sifat lain subyek adalah setia kawan, suka menolong, bersahaja tertutup dan malas. Alasan subyek menjaga penampilannya adalah agar terlihat bersih, enak diliat dan banyak teman. Adik adalah orang yang paling dekat dengan subyek. Secara akademik subyek termasuk anak yang pandai dan mendapat rangking hingga SMU. Subyek merasa sedikit malu jika memiliki pasangan yang lebih daripada dirinya, namun bukan masalah yang penting karena bisa membuat subyek lebih bersemangat. Subyek membiarkan hidupnya mengalir saja. Keinginan subyek adalah menjadi pria sukses, bisa membantu orang banyak dan lebih matang.
9
Subyek ketiga berbadan kurus dan ingin lebih besar, berisi. Sifat subyek antara lain serius tapi santai, senang becanda, on time, dekat dengan siapa saja dan tidak terlalu berambisi dalam pekerjaan, disesuaikan dengan kemampuan yang dimilikinya. Subyek berusaha dekat, kenal dengan orang-orang disekitarnya. Subyek merokok sejak SMP hingga sekarang. Orang tua subyek sudah membiasakan hidup sederhana dan berbagi tugas. Subyek adalah mahasiswa yang sarat prestasi dan sering diajak mengerjakan proyek dosen. Istri adalah orang yang paling dekat dengan subyek. Segala macam kritikan, pendapat Sang istri sangat penting bagi subyek. Selain itu, isrti subyek juga memiliki umur dan jabatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan subyek. Namun hal itu tidak menjadi masalah buat mereka. Banyak hal yang berarti dalam hidup subyek karena setiap peristiwa akan menjadi sebuah pengalaman. Keinginan subyek adalah bisa menjadi kepala keluarga yang baik, bahagia dan bisa diandalkan semua orang.
4. Tema, Subsubkategori, Subkategori, dan Kategori Tabel 1. Kategori, Subkategori, Subsubkategori dan Tema Konsep Diri Kategori Penilaian & Gambaran diri Pria metroseksual
Subkategori Psikis
Subsubkategori Positif
10
Tema Serius tapi santai Senang becanda On time Dekat dengan siapa saja Lumayan rajin Open minded Pemaaf Rajin Gigih. Bisa memasak Setia kawan Suka menolong
Negatif
Fisik
Positif
Negatif
11
Menerima semua kritikan Romantis Ingin merubah sifat buruk menjadi lebih mandiri dan tidak merepotkan orang lain. Belajar banyak untuk lebih sabar, ngendaliin diri, emosi biar gak gampang stress. Tekun, tidak putus asa dan selalu berdoa. Tidak terlalu berambisi, disesuaikan dengan kemampuan. Sungkan Keras Loyal Keras kepala Kurang PD Tergantung mood Boros Puas Tidak ingin operasi plastic. Lebih gaya dari teman. Menyesuaikan pakaian. Dandy. Potongan rambut model masa kini. Fashionable. Sudah gak suka kalo udah terlalu banyak yang pakai. Ingin punya gaya sendiri. Naik mobil Diet
Tidak tahan matahari/hujan. Kurang berisi/atletis Sehari tiga-lima kali ganti baju. Ingin sedikit lebih tinggi. Akademik
Positif
Negatif
Keluarga
Positif
Negatif
12
Pria yang well educated. Diterima di fakultas yang diidamidamkan. Juara kelas. Aktif berorganisasi. Mampu membiayai hidup. Meningkatkan kualitas kerja Ingin kerja dari bawah. Yakin akan kemampuannya. Pernah gagal kuliah satu tahun Belum terbiasa terorganisir. Jadwal kadang berantakan. Pernah berantem di TK. Minta apa aja pasti dikasih. Ngerjain apa aja didukung. Dekat dengan mama. Keluarga orang yang paling berjasa dalam hidup. Dari kecil sudah biasa melakukan pekerjaan rumah. Orang tua tidak tahu pernah ’make’, minum.
Sosial
Positif
Negatif
Moral etik
Positif Negatif
Kegagalan & Pengalaman Memiliki sikap Positif terhadap Kegagalan & Pengalaman
Negatif
Fenimisme
Memiliki sikap Positif tertentu terhadap peran jenis
13
Senang ketemu orang baru, nambah teman. Sok kenal di lingkungan baru Kadang bingung harus ngobrol apa Merokok untuk sosialisasi Berpegang pada AlQur’an Sering melanggar aturan sekolah Berantem ketika TK Orang tua tidak tahu subyek pernah minum, ‘make’ Kegagalan adalah sukses/keberhasilan yang tertunda. Mengambil hikmah dari setiap kejadian. Pengalaman sangat diperlukan Setiap peristiwa akan menjadi sebuah pengalaman yang berarti. Jangan terlalu mudah percaya ama orang lain. Bangga Termotivasi Boleh kerja asal bisa bagi waktu. Istri kerja/enggak gak masalah. Wanita jaman sekarang ingin maju. Tidak masalah penghasilan wanita lebih besar.
Negatif
Ideal self
Tidak masalah istri lebih tua atau Jabatannya lebih tinggi. Setuju dengan peran jenis karena banyak wanita yang tidak mau kalah. Ingin istri di rumah ngurus anak. Pria sukses di bidangnya. Bisa bantu orang banyak. Matang. Bapak yang baik dan bertanggung jawab. Membahagiakan semua orang. Bisa jadi anak, bapak, kepala keluarga, karyawan yang bisa diandalkan. Berguna buat semua orang. Membantu meringankan beban orang tua. Mengerjakan semua dengan sepenuh hati dan maksimal.
Memiliki harapan akan masa depan
5. Tema, Subkategori, dan Kategori Tabel 2. Kategori, Subkategori, dan Tema Kategori Subkategori Alasan Pria metroseksual Diri sendiri menjaga penampilan Pekerjaan
14
Tema Punya waktu dan uang lebih Merasa kurang Percaya diri Senang jalan (mall) Menjaga citra perusahaan. Sering dapat proyek dengan dosen
Mendapat relasi kerja Biar dilirik, dipercaya orang. Seragam (Tuntutan perusahaan) Teman hoby ke Salon Menemani pacar ke salon Pacar hobby shopping. Papa orang yang rapi Tokoh idola Feminimisme Enak dilihat Bersih Segar Rapi Memperbanyak teman Menarik perhatian wanita
Orang lain
Kebersihan
Sosialisasi
Usaha untuk menjaga penampilan
Pemilihan Kosmetik
Melakukan Kegiatan di Salon
Pemilihan Pakaian
15
Sabun mandi Sabun muka Deodorant/Roll-on Parfum Pelembab muka Hand body lotion After shave lotion Gel rambut Perawatan skin care lengkap sesuai petunjuk dokter (Krim pagi,Krim malam, krim anti iritasi obat jerawat) Bedak bayi/Talk Minyak kayu putih Creambath Potong rambut Facial Skincare Kemeja berbagai motif dan warna Jas Semi Formal/Formal Sepatu (> 2 pasang) Sandal (= 2 pasang) Trendsetter, Up to date Memiliki baju cukup banyak Beberapa celana panjang Style dari TV, majalah FHM, Popular, Mens Healt.
Olah raga / Menjaga Stamina
Perubahan Persepsi pria macho
Badan berotot Keras Kasar Pemabuk Kekar Ganteng Gagah Rapi Enak diliat Bersih Wangi Tinggi besar
Dahulu
Sekarang
Relationship
Merokok Minum (Bukan Mabuk) Nongkrong bareng Berteman dengan siapa saja. Berusaha dekat dengan semua orang . Kumpul pada jam istirahat kantor. Komunikasi (Telepon) Kasih kado, bunga Jalan / Shopping bareng Sesekali mengerjakan tugas pasangan. Mendengarkan masukan Berbagi tugas. Bertukar pikiran Mengerjakan tugas. Meluangkan waktu bersama.
Teman
Pasangan
Keluarga
Coping Behavior
Fitness Sepak bola Basket Jogging Diet
Mencari jalan keluar. Bertukar pikiran dengan orang lain. Bekerja sesuai kemampuan. Menggali potensi Mencari pengetahuan baru. Disimpan sendiri. Membiarkan hidup
Approach
Avoidanc
16
mengalir. Jalan sama pacar. Main game Berolah raga Kegiatan waktu senggang
Melakukan hoby
Nongkrong
Shopping Main games, PS Olah raga Main computer Jalan-jalan Café (TJ’s, Liquid) Coffe shop Fresco Mall Salon Distro Factory Outlet
8. Pembahasan Konsep diri memiliki enam aspek yaitu aspek fisik yang berhubungan dengan apa saja yang terlihat/nyata. Pria metroseksual merasa puas dengan wajah yang sudah mereka miliki, mereka tidak ingin melakukan operasi plastik untuk merubah wajah mereka Mereka adalah pria-pria dandy, fashionable dan ingin punya gaya sendiri. Satu hal yang ingin mereka rubah adalah bentuk dan berat badan agar terlihat lebih berisi/atletis. Aspek kedua adalah aspek psikis yang meliputi pikiran, perasaan, keamanan dan sikap individu tentang dirinya. Pria metroseksual tidak ingin membuang-buang waktu, mereka selalu berusaha on time. Pemaaf, rajin, romantis, humoris, serius tapi santai dan loyal adalah beberapa sifat positif yang mereka miliki. Sebaliknya, mereka merasa kurang percaya diri, keras kepala, boros dan tergantung mood. Mereka juga ingin merubah sifat buruk menjadi lebih mandiri dan tidak merepotkan orang lain, belajar banyak untuk lebih sabar, ngendaliin diri, emosi biar gak gampang stress.
17
Secara akademik, subyek adalah orang-orang yang well educated, pintar, juara kelas, aktif berorganisasi dan yakin akan kemampuan yang mereka miliki. Namun ada subyek yang masih belum terbiasa terorganisir/terjadwal, pernah gagal kuliah satu tahun dan pernah berantem di TK. Dukungan yang penuh dari keluarga membuat subyek bebas melakukan apa saja. Subyek juga sudah terbiasa berbagi tugas dengan anggota keluarga yang lain. Aspek sosial menggambarkan bagaimana subyek berhubungan, bekerjasama dengan orang lain. Merokok adalah salah satu cara yang subyek lakukan untuk bersosialisasi. Subyek senang bertemu dengan orang baru, berteman dengan siapa saja dan berusaha dekat dengan orang lain, namun terkadang binggung harus bicara apa jika berada di lingkungan yang baru. Aspek terakhir adalah moral etik. Al-Qur’an adalah pegangan yang selalu subyek pakai dalam kehidupan sehari-harinya. Meskipun demikian, subyek juga pernah melanggar norma yang ada, antara lain berantem, membolos dan melanggar peraturan sekolah lainnya bahkan subyek juga pernah mengkonsumsi narkotika. Keinginan untuk sukses menjadi salah satu dasar mengapa kini para pria mulai peduli dengan penampilan mereka. Tidak sedikit dari mereka yang menjaga setiap bagian tubuhnya untuk dirinya sendiri agar selalu dilirik para wanita atau karena tuntutan pekerjaan karena persaingan keras di dunia bisnis yang mengharuskan mereka seperti itu. Para pria akan tertarik pada wanita yang mempunyai gaya dan selera yang enak dilihat. Mereka pun akan menyesuaikan diri agar bisa bergaul, bersosialisasi dengan memperhatikan penampilan agar terlihat menarik di mata para wanita dan lebih mudah untuk mendapatkannya.
18
Gambaran tentang pria macho/jantan dengan badan yang berotot, keras, kasar, tidak terlalu sensitif, pemabuk, dan lain-lain sudah jauh ditinggalkan. Sebagian besar orang berpendapat bahwa penampilan yang menarik akan menunjang keberhasilan karier dan usaha seseorang (www.komunikasibisnis.com, 11 April 2004). Lansiran Majalah Mingguan Lisa (Desember 2004) menyebutkan bahwa perubahan perilaku pria metroseksual bukan hanya tercermin dari gaya hidupnya saja, tetapi juga dapat terlihat dari sifat mereka. Pria metroseksual memiliki kecakapan berkomunikasi yang baik, memiliki kemampuan yang baik untuk membujuk orang lain, bersikap lembut, memiliki intelegensi emosional yang baik, dan sebagainya. Mereka juga memiliki kemampuan adaptasi yang lebih baik dan tak lagi agresif. Selain ditemukan mengenai konsep diri pria metroseksual, penelitian ini juga mendapat proses pembentukan konsep diri pria-pria tersebut.
V. PENUTUP A. Kesimpulan Para pria metroseksual dalam penelitian ini merupakan pria-pria yang memiliki keunikan yang jarang dimiliki oleh pria kebanyakan, antara lain bisa memasak atau kegiatan feminim lainnya (menyapu, mencuci, dan lain-lain), rajin merawat diri, pandai bersosialisasi, dan menghargai adanya feminisme. Subyek tidak malu, terpengaruh maupun terganggu dengan gerakan feminisme yang terus berkembang meskipun pasangan atau teman-teman wanita mereka bekerja,
19
memiliki penghasilan, jabatan yang lebih tinggi, bahkan usia lebih tua dari responden tidak menjadi masalah, asalkan bisa membagi waktu dan menempatkan diri dengan baik. B. Saran 1. Bagi Kaum Metroseksual Bagi para pria metroseksual yang ada, penelitian ini telah membuktikan bahwa menjadi pria metroseksual sah-sah saja selama niat/tujuan yang dipakai jelas, seperti mencari nafkah, berdakwah dan mendapat kepercayaan dari orang lain/relasi bisnis bukan untuk riya atau menyerupai wanita. Batasan antara kaum gay dan metroseksual pun sudah jelas sehingga tidak perlu malu lagi untuk menampilkan diri dan bila perlu dapat berbagi pengalaman dengan para pria metroseksual lainnya atau pria-pria yang ingin menjadi metroseksual tapi tidak tahu caranya. 2. Bagi Masyarakat Lingkungan yang positif dan selalu memberi umban balik yang jelas bagi masyarakat yang tinggal di dalamnya akan membantu dalam proses pembentukan konsep diri yang positif. Bagi masyarakat terutama kaum adam, hendaknya membuang jauh-jauh pikiran, persepsi tentang pria macho dengan otot besar, bertato dan bertampang sangar. Pria macho zaman sekarang adalah mereka yang berpenampilan menarik, bertampang dan berhati lembut.
20
3. Bagi Peneliti berikutnya Penelitian tentang fenomena metroseksual masih sangat minim sehingga masih banyak yang bisa digali dan ditelaah dari seorang pria metroseksual, misalnya tentang kosmetik yang mereka pakai. Semoga penelitian ini dapat menjadi pedoman bagi penelitian-penelitian selanjutnya.
21
DAFTAR PUSTAKA
Huitt, W. 2004. Self Concept and Self Esteem. Educational Psychology Interactive. Valdosa, GA : Valdosa State University. Isfaq, M & Alviana, H. M. Surat Kabar Pontianak Post. Senin, 12 April 2004. Metroseksual; Ketika Pria Bersolek Seperti Wanita, Menjawab Tuntutan Demi Eksistensi. http://www.pontianakpost.com/12/04/04. Jacinta, F.R. 2002. Konsep diri. www.e-psikologi.com Majalah Mingguan Health. Tanggal 10 November 2004. Perawatan Kulit Pria Metroseksual. Majalah Mingguan Lisa. Tanggal 3 Desember 2004. Metroseksual, Tren Baru Perilaku Pria. Moleong, L. J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Nasir, M. 1999. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia Penampilan Menjadi Penunjang Komunikasibisnis.com/11/04/04
Kesuksesan.
http://www.
Surat Kabar Harian KOMPAS. Tanggal 25 Oktober 2003. Dunia Masa Kini: Metroseksual..! Suyanto, B. 1995. Metode Penelitian Sosial. Surabaya : Airlanga University Press. Syafi’i, M. 2005. Hubungan Konsep Diri Akademik Dengan Minat Membeli Buku Pegangan. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta :Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia. Rakhmat, J. 1988. Psikologi Komunikasi. Bandung : Penerbit Rosdakarya CV.
22
Yuswohady. Surat Kabar REPUBLIKA. Rabu, 28 April 2004. Pasar Metroseksual. http://www.republika.co.id/28/04/04. http://www.mizanlc.com/notes/chr23.htm
23