I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Sektor pertanian dan peternakan merupakan satu kesatuan terintegrasi yang keduanya tidak bisa dilepaskan, bahkan yang saling melengkapi. Pembangunan kedua sektor ini bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan, memperluas lapangan kerja, menunjang sektor industri dan ekspor, serta diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani-peternak. Untuk memaksimalkan produksi pertanian organik dan peternakan maka dibutuhkan adopsi sistem pertanian terintegrasi. Sistem integrasi merupakan penerapan usahatani terpadu. Sistem ini sangat menguntungkan, karena ternak sapi, selain menghasilkan kotoran sebagai pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan tanah, juga dapat memanfaatkan rumput dan hijauan pakan yang tumbuh liar, jerami, dan limbah pertanian sebagai pakan ternak. Sistem ini juga dapat menambah pendapatan dengan mengolah kotoran sapi menjadi pupuk kompos dan biourine untuk pemeliharaan kesuburan tanah yang sangat penting didalam sistem pertanian manapun (Dinas Pertanian Tanaman Pangan, 2013). Kesuburan tanah dapat ditingkatkan dengan pemberian pupuk kandang dan sapi sebagai hewan penghasil bahan pupuk yang sangat baik (Widyantara, 2004). Meningkatkan pemberdayaan sektor pertanian di Bali, Program Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri) merupakan salah satu kegiatan unggulan pemerintah Provinsi Bali dalam upaya meningkatkan pendapatan dan pengentasan kemiskinan di Bali. Pertanian sebagai ekonomi dasar masyarakat sudah seharusnya mendapat perhatian yang utama dalam peningkatan hasil dan
1
2
pendapatan petani. Permasalahan mendasar yang dihadapi petani antara lain kurangnya akses terhadap sumber permodalan, teknologi, dan pasar. Kondisi dan permasalahan yang bersifat khusus dalam pengembangan usaha pertanian di perdesaan antara lain sebagai berikut (Dinas Pertanian Tanaman Pangan Bali,2013). 1. Pemanfaatan lahan untuk kegiatan usahatani belum optimal 2. Kegiatan usahatani belum dilaksanakan secara intensif sehingga produktivitas masih relatif rendah (belum optimal sesuai potensi hasil) 3. Keterbatasan kemampuan SDM karena belum intensifnya pembinaan dan pendampingan 4. Budidaya ternak serta pemberian pakan belum proporsional sehingga produksi ternak belum optimal 5. Limbah ternak (padat dan cair) belum dikelola/diproses dengan baik untuk pupuk yang bermutu dan juga untuk biogas 6. Limbah tanaman yang dapat dipergunakan sebagai pakan ternak juga belum dikelola/diproses dengan baik menjadi pakan bermutu dan tahan simpan untuk kebutuhan pada musim kemarau Selain
permasalahan
tersebut
diatas,
kondisi
dan
permasalahan
pembangunan pertanian di Provinsi Bali diantaranya (Dinas Pertanian Tanaman Pangan, 2014). 1. Belum tergarapnya potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia secara optimal
3
2. Belum berkembangnya diversifikasi usaha, baik intern sektor pertanian dan antar sektor petanian dengan sektor lainnya sesuai potensi masing-masng wilayah 3. Belum terfokus dan terpadunya kegiatan baik antar sub sektor pertanian dan dengan sektor pendukungnya 4. Masih
rendahnya
insentif
berusahatani
karena
belum
diterapkannya
rekomendasi teknologi dan sistem usahatani terintegrasi, efektif dan efisien Dari kondisi permasalahan tersebut diatas, pemerintah Provinsi Bali mengambil langkah terobosan salah satunya adalah melalui program Simantri. Pada tahun 2009, awal terbentuknya Simantri terdapat 10 unit Simantri, selanjutnya tahun 2010 terdapat penambahan 40 unit, tahun 2011 bertambah 150 unit, tahun 2012 ditambah lagi 125 unit, sehingga total hingga tahun 2012 terdapat 325 unit Simantri di seluruh Bali. Terbentuknya Simantri di Bali semakin berkembang karena dengan adanya program Simantri akan memberikan manfaat bagi Poktan maupun Pemerintah (Dinas Pertanian Tanaman Pangan, 2013). Perkembangan Simantri di Bali meningkat, karena dengan adanya Simantri memberikan peluang bagi Poktan untuk lebih produktif. Kabupaten Gianyar merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi di Bali yang memiliki potensi dalam perkembangan Simantri karena kondisi iklim, sosial masyarakat, dan potensi pakan yang cukup tersedia di Kabupaten Gianyar. Berikut adalah tabel peningkatan perkembangan Simantri di Kabupaten Gianyar (Tabel 1.1).
4
Tabel 1.1 Perkembangan Simantri Kabupaten Gianyar pada Tahun 2009 s.d 2013 Perkembangan Ternak sapi Hasil pupuk Simantri (ekor) Padat (ton) Cair (l) (Gapoktan) 2009 1 16 2010 3 136 83 800 2011 24 850 1.654,2 21.800 2012 44 1.378 1.739,2 45.920 2013 55 1.606 1.749 58.720 Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Bali (2014) Tahun
Berdasarkan data pada Tabel 1.1 program Simantri terus berkembang dari tahun ke tahun karena dapat meningkatkan lapangan kerja baru di pedesaan melalui pengembangan diversifikasi usaha pertanian dan industri rumah tangga, yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan petani. Sasaran akhir program Simantri adalah tercipta petani yang tangguh dan mandiri melalui tumbuhnya usahatani produktif. Simantri diarahkan pada model percontohan dengan dana kurang lebih 200 juta rupiah dalam bentuk bantuan sosial di setiap lokasi Simantri. Alokasi dana sebagian besar untuk pengadaan ternak Sapi Bali betina (masing-masing 20 ekor), kandang koloni, rumah pengolahan kompos, instalasi biourine, dan biogas, serta rumah pakan (gudang awetan pakan). Sedangkan, sebagian kecil dana dimanfaatkan untuk pengadaan benih atau bibit tanaman pangan dan perkebunan, serta pada beberapa lokasi yang memiliki potensi perikanan. Selain itu dana juga dimanfaatkan untuk pembuatan kolam dan pembelian benih ikan. Kegiatan awal yang dilakukan yaitu kegiatan budidaya (ternak sapi sesuai potensi daerah), pengolahan limbah tanaman untuk pakan ternak, pengolahan limbah ternak menjadi pupuk organik dan biogas. Serta pemanfaatannya, menuju kepada kelompok yang mandiri pangan, pakan, pupuk organik, dan biogas (Dinas Pertanian Tanaman Pangan, 2013).
5
Poktan Satya Kencana terbentuk sejak tahun 2010 yang merupakan bagian dari Gapoktan Sarwa Ada beranggotakan 39 orang. Poktan Satya Kencana dalam pengelolaan usahataninya, sudah mulai menerapkan sistem intergrasi antara tanaman dengan ternak. Adapun jenis tanaman yang dibudidayakan oleh anggota Poktan Satya Kencana diantaranya kelapa, jeruk, jahe, padi, jagung, dan ketela rambat. Poktan Satya Kencana mendapat bantuan dari pemerintah untuk mengolah limbah tani-ternak menjadi pupuk kompos, biourine, dan biogas. Poktan Satya Kencana diketuai oleh Bapak I Nyoman Merta, usaha pengolahan limbah ini mendapat bahan baku utama berasal dari anggota Poktan dan diluar anggota Poktan yang ada disekitar. Program Simantri telah berjalan sekitar lima tahun, dan telah sepenuhnya diserahterimakan kepada petani-peternak anggota Simantri. Namun belum seluruhnya yang mengelola Simantri, dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini didukung oleh fakta dilapangan yang menunjukkan, pelaksanaan Simantri kondisinya kurang optimal dalam menjaga eksistensinya (Maha, 2013). Hal ini diakibatkan karena kelembagaan yang belum solid, SDM yang kurang berkualitas sehingga berdampak kepada kurang optimalnya pengelolaan usaha Simantri. Dari kondisi tersebut di atas perlu dilaksanakan penelitian lebih jauh pada Poktan Satya Kencana. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah biaya, penerimaan, dan pendapatan dari Simantri 030 Poktan Satya Kencana di Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar?
6
2. Bagaimanakah produktivitas tenaga kerja pada pengolahan pupuk kompos dan biourine pada Simantri 030 Poktan Satya Kencana di Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar? 3. Apa manfaat Simantri bagi Poktan Satya Kencana dan bagi Pemerintah? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan pokok permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui biaya, penerimaan, dan pendapatan dari Simantri 030 Poktan Satya Kencana di Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar. 2. Untuk mengetahui produktivitas tenaga kerja pada pengolahan pupuk kompos dan biourine pada Simantri 030 Poktan Satya Kencana di Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar. 3. Untuk mengetahui manfaat Simantri bagi Poktan Satya Kencana dan bagi Pemerintah. 1.4 Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak sebagai berikut. 1. Bagi peneliti bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan tentang Simantri. 2. Sebagai bahan masukan dan kajian bagi pemerintah dalam menetapkan kebijakan di bidang pertanian, khususnya dalam pelaksanaan Simantri.
7
3. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Poktan Satya Kencana sebagai bahan informasi dalam melihat dan mengevaluasi kinerja usaha pembuatan pupuk kompos dan biourine di Simantri 030 Poktan Satya Kencana. 4. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan referensi dalam penyusunan penelitian selanjutnya atau penelitian-penelitian yang sejenis. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah bertujuan untuk mengetahui profil Simantri 030 Poktan Satya Kencana. Metode analisis yang digunakan yaitu Analisis kuantitatif yaitu menghitung biaya, penerimaan, pendapatan, dan produktivitas tenaga kerja pada pengolahan kompos dan biourine. Untuk mengetahui apa saja manfaat Simantri bagi Poktan dan pemerintah menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif.