I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Dalam era otonomi seperti saat ini, dengan diberlakukannya UndangUndang No 22 tahun 1999 tentang “Kewewenangan Untuk Menggali Potensi sesuai dengan keadaan dan keunggulan daerah” dan Undang-Undang No 25 tahun 1999 dana perimbangan keuangan daerah, maka setiap pemerintah daerah memiliki potensi mengembangkan daerahnya masing-masing sesuai dengan kemampuannya. Sesuai dengan Visi Kabupaten Siak yaitu terwujudnya Kabupaten Siak sebagai Pusat Budaya Melayu di Riau didukung oleh Agrobisnis, Agroindustri dan Pariwisata yang Maju Dalam Lingkungan Masyarakat yang Agamis Sejahtera Tahun 2020, Sub sektor peternakan merupakan bagian penting dari sektor pertanian di Kabupaten Siak, serta memiliki peran yang besar dalam ikut memikul Misi Kabupaten Siak dalam menggerakkan perekonomian wilayah. Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Siak mempunyai tanggung jawab mewujudkan misinya yaitu “menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat
dan
mewujudkan
masyarakat
yang
sehat,
cerdas
melalui
pembangunan peternakan dan perikanan yang handal berbasis sumber daya alam lokal”, guna mewujudkan salah satu visinya yaitu menyediakan pangan asal hewan dan perikanan yang cukup, baik kuantitas maupun kualitas, berdaya saing dan mencapai swasembada protein hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH). Dengan luas wilayah 8.559,09 km2, Kabupaten Siak memiliki potensi pengembangan usaha peternakan terutama untuk ternak ruminansia (Sapi, Kerbau,
Kambing). Secara administratif Kabupaten Siak terdiri dari 14 kecamatan dan 109 desa dengan jumlah penduduk seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah Berdasarkan Kecamatan No
Kecamatan
Luas Jumlah (Km2) Penduduk 23.492 346,35 1 Minas 41.021 1.493,65 2 Kandis 14.580 1.331,62 3 Siak 18.344 1.419,71 4 Sungai Apit 4.266 1.705,00 5 Sungai Mandau 17.787 128,66 6 Kerinci Kanan 14.146 155,09 7 Lubuk Dalam 93.394 343,60 8 Tualang 17.653 707,70 9 Koto Gasib 21.825 232,24 10 Dayun 11.180 695,47 11 Bungaraya 13.054 341,32 12 Sabak Auh 12.562 105,45 13 Mempura 9.169 198,67 14 Pusako Total 8.559,09 312.473 Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Siak (2007)
Membangun
peternakan
pada
Kepadatan Penduduk Per Km2 67.82 27.46 11.89 17.08 2.50 138.24 91.20 271.81 24.94 93.97 22.50 37.69 119.12 46.14
prinsipnya
adalah
menggerakkan
sumberdaya aktif (manusia) untuk memanfaatkan dan mengelola sumberdaya pasif (lahan, sarana produksi dan modal) agar dapat dimanfaatkan sebesarbesarnya bagi masyarakat peternak tanpa proses akhir. Sapi Bali menjadi pilihan alternatif untuk memenuhi kebutuhan daging di Propinsi Riau pada umumnya dan khususnya di Kabupaten Siak. Hal ini mendorong pemerintah untuk meningkatkan populasi ternak dengan memasukkan ternak bibit Sapi Bali sejak tahun 1981 melalui bantuan P3TK- IFAD, Banpres, PTDT. Sapi Bali memiliki sifat adaptasi lingkungan yang cukup tinggi. Secara agroekologis ternak Sapi Bali juga cocok untuk tenaga kerja untuk membantu mengolah lahan pertanian tanaman pangan, penghasil daging (% karkas) tinggi, penghasil pupuk organik (kandang) serta mempunyai kemampuan untuk memanfaatkan Hijauan Makanan Ternak (HMT) yang bergizi rendah, memiliki
2
tingkat fertilitas yang tinggi. Oleh karena itu Sapi Bali sebagai pilihan yang cocok untuk dikembangkan di Kabupaten Siak (Disnak Prop,2003). Seiring dengan pertambahan dan peningkatan kesejahteraan penduduk, tuntutan akan terpenuhi kebutuhan daging, telur, dan susu, dari tahun ke tahun selalu menunjukkan peningkatan. Untuk memenuhi akan tuntutan daging tersebut maka diperlukan cadangan ternak bibit induk yang mencukupi baik kualitas maupun kuantitas. Dalam hal ini perlu adanya dukungan antara lain : ternak bibit unggul, pakan berkualitas, tenaga teknis yang memadai, penerapan teknologi, sarana dan prasarana dan lain-lain. Populasi ternak sapi potong untuk kecamatan yang belum ada data disebabkan kecamatan tersebut belum terbentuk sehingga data tersebut tidak tercantum.pada lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Data Populasi Ternak sapi potong Kabupaten Siak No Kecamatan Tahun (ekor) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Minas Kandis Siak Sei Apit Sei Mandau Kerinci Kanan Lubuk Dalam Tualang Koto Gasip Dayun Bunga Raya Mempura
2001 228 * 854 1.365 329 443 * 382 * 172 1.362 * *
2002 652 * 998 2.832 231 1.324 * 826 * 719 3.928 * *
2003 652 120 998 3.832 231 1.240 1256 826 350 719 3.928 199 84
2004 652 120 998 2.832 231 1.240 125 826 350 719 3.928 300 170
2005 652 431 706 2.432 231 1.240 325 626 350 719 2.728 416 200
Sumber : BPS Kabupaten Siak (2005)
* belum terdata
Pembangunan peternakan rakyat tidak bisa terlepas dengan pemanfaatan lahan, pekarangan yang dikelola oleh petani/peternak sebanyak 56.528 jiwa (BPS, 2005) yang ada terdiri dari 24.502,75 ha padang rumput, Padang gembalaan 4.486,00 ha, lahan sawah 10.353 ha, tegal/kebun
3
29.242,00 ha ladang/huma
9.609,75 ha (laporan tahunan Dinas Pertanian dan Perkebunan, 2005). Umumnya lahan
yang
digunakan
untuk
pengembangan
ternak
rakyat
merupakan
pemanfaatan lahan pekarangan petani atau pekebun karena pola pengembangan peternakan rakyat masih subsistem (sampingan) dari usaha pokok yaitu sebagai petani/pekebun. Dalam pengembangan usaha budi daya ternak ruminansia, perlu didukung dengan tersedianya pakan yang cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya. Ketersediaan pakan bisa dilakukan dengan cara mengintegrasikan kawasan yang berbasis tanaman pangan, holtikultura, perkebunan atau kawasan hutan lindung. Rerumputan yang tumbuh subur di bawah perkebunan sebagai sumber makanan ternak sapi potong, limbah perkebunan dan pertanian yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai makanan tambahan. Lahan yang dapat dimanfaatkan untuk pertanian dan hasil sampingnya dapat digunakan sebagai sumber makanan ternak sapi potong dapat dilihat melalui Tabel 3. Tabel 3. Lahan yang Dimanfaatkan untuk Perkebunan, Pertanian dan Produksi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Jenis Komoditas Kelapa sawit Kelapa Kopi Pinang Sagu Padi Sawah Padi Ladang Jagung Kedelai Kacang Hijau Kacang Tanah Ubi Kayu Ubi Jalar Kacang Panjang Jumlah
Luas Areal (Ha) Produksi (ton/thn) 4.666.523,40 236.643,18 3.628,37 3.163,10 543,55 894,56 47,82 185,00 635.655,00 3.583,00 19.821,65 6.012,00 801,28 385,00 779,40 255,00 10,66 10,00 12,48 18,00 78,62 82,00 3.175,66 314,00 557,92 82,00 533,72 220,00 270.316,84 5.343.062,45
Sumber: Laporan Tahunan Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Siak 2004
Sejak
tahun
2001
pembangunan
peternakan
diarahkan
kepada
pembangunan peternakan rakyat, pada ternak ruminansia khususnya ternak sapi
4
potong. Sampai tahun 2005 dana APBD Kabupaten Siak dan APBD Propinsi yang sudah dialokasikan di bidang peternakan dengan pola agrobisnis sebesar Rp. 10.223.000.000,- dengan jumlah 3.170 ekor yang tersebar di 14 kecamatan, 46 desa, 48 kelompok 680 petani peternak (Disnakkan Kabupaten Siak, 2006). Untuk mendukung tercapainya swasembada daging nasional pada tahun 2010, Pemerintah Kabupaten Siak Propinsi Riau telah meningkatkan populasi ternak Sapi Bali dengan memasukkan ternak dari daerah propinsi sekitar. Menurut (Riady , 2006). Peningkatan populasi ternak sapi yang didatangkan dari daerah sekitar diharapkan dapat berkembang. Dengan teknologi sederhana setiap kepala keluarga peternak mendapat bantuan kredit lima ekor ternak bibit pada tahun 2001 sampai tahun 2004 sedangkan pada tahun berikutnya (tahun 2005) setiap kepala keluarga mendapat bantuan kredit sebanyak tiga ekor ternak bibit dapat dilihat melalui Tabel 4. Tabel 4. Data Peningkatan Populasi Sapi Potong di Kabupaten Siak 2001-2005 No
Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Minas Kandis Siak Sei Apit Sei Mandau Kerinci Kanan Lubuk Dalam Tualang Koto Gasip Dayun Bunga Raya Mempura Sabak Auh Jumlah
2001 0 0 15 30 0 0 0 0 210 45 150 0 0 450
2002 100 100 0 0 0 200 100 125 0 275 100 0 0 1.000
Tahun (ekor) 2003 50 0 0 50 0 150 0 100 50 200 0 0 100 700
2004
2005 0 125 50 0 0 100 150 105 0 155 50 0 0 735
0 45 0 0 0 0 0 0 60 60 60 0 60 285
Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Siak 2006
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan daging, khususnya dari ternak sapi potong yang memberikan sumbangan terbesar dalam pemenuhan daging di
5
Kabupaten Siak, maka perlu kajian atau penelitian tindakan yang telah dilakukan agar kesalahan atau kegagalan tidak terulang kembali. Untuk
mendukung
pembangunan
peternakan
terebut,
diperlukan
konsistensi untuk menjaga kesehatan hewan atau ternak masyarakat. Kebijakan Pemerintah Kabupaten Siak untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan hewan dengan menambah Pos Kesehatan Hewan (Poskeswan) yang dilengkapi dengan petugas medis veteriner (dokter hewan) sehingga pelayanan masyarakat dapat terjangkau ke seluruh pelosok. Tabel 5 menggambarkan pelayanan kesehatan hewan, pelayanan Inseminasi Buatan pada wilayah kerjanya. Tabel 5. Jumlah Tenaga Teknis Lapangan di Bidang Peternakan No 1 2 3
Nama Pos Kesehatan Hewan Sei Apit Bungaraya Mempura
Lokasi (desa)
Wilayah Kerja (kecamatan)
Paret I/II Bungaraya Benteng Hulu
Sungai Apit Bungaraya Siak Mempura Dayun Koto Gasib 4 Buatan II Koto Gasib Sei Mandau Kerinci Kanan Kerinci Kanan Kerinci Kanan 5 Lubuk Dalam 6 Lubuk Dalam Lubuk Dalam Minas 7 Minas Minas Tualang 8 Tualang Tualang Sabak Auh 9 Belading Sabak Auh Kandis 10 Kandis Kandis Sumber : Profil Pos Kesehatan Hewan Kabupaten Siak 2006. * Belum ada
Medis
Paramedis
1 1 1
1 1 *
Tenaga Inseminator (IB) 1 1 1
1
1
1
1 1 1 1 1 1
1 1 1 * * *
1 1 * 1 1 *
1.2. Perumusan masalah Dari pencairan kredit oleh pemerintah daerah dari Rp.10.223.000.000,yang telah dikembalikan oleh peternak sebesar Rp.288.060.700,- (Disnakkan Kab. Siak, 2007). Sedangkan jumlah ternak 3.170 ekor yang tersebar di 14 kecamatan, 46 desa, 48 kelompok 680 petani peternak, hanya tersisa 79 petani ternak yang masih memelihara ternaknya dengan jumlah 408 ekor. Dengan kondisi ini
6
menunjukkan tingkat keberhasilan program peningkatan populasi ternak sapi potong di Kabupaten Siak sangat kecil. Dikaitkan dengan permasalahan di atas dapat dirumuskan beberapa faktor yang perlu dikaji untuk mendukung faktor penyebab keberhasilan program peningkatan populasi sapi potong yang diadakan mulai tahun 2001 hingga tahun 2005 yaitu : 1. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kelayakan usaha ternak sapi potong di Kabupaten Siak dilihat dari Sumber Daya Manusia (SDM) dan peluang pasar? 2. Bagaimana analisis kelayakan usaha ternak sapi potong di Kabupaten Siak? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang akan dilakukan antara lain: 1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kelayakan usaha ternak sapi potong di Kabupaten Siak terutama SDM dan peluang pasar. 2. Menganalisis kelayakan usaha ternak sapi potong di Kabupaten Siak.
7
UNTUK SELENGKAPNYA TERSEDIA DI PERPUSTAKAAN MB IPB
8