1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dimuat dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah (UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 37). Matematika juga disebutkan sebagai salah satu jenis dari enam materi ilmu yang perlu dipelajari. Keenam jenis materi
biologi, psikologi, ilmumatematika sebagai salah satu jenis materi ilmu maka matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dipelajari di setiap jenjang pendidikan. Perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan dan tuntutan masyarakat modern. Pada kenyataannya, meskipun ada peningkatan mutu pendidikan yang cukup menggembirakan, namun dalam pembelajaran dan pemahaman siswa di tingkat dasar termasuk Sekolah Menengah Pertama pada mata pelajaran matematika menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata siswa pada pelajaran matematika seringkali lebih rendah dibandingkan mata pelajaran lainnya.
2
Dalam proses pembelajaran keberadaan guru sangatlah penting, karena guru yang menentukan, apakah tujuan
pembelajaran tercapai atau tidak dan
bagaimana kompetensi siswa. Pembelajaran matematika cenderung abstrak dan dengan metode ceramah, sehingga konsep-konsepnya kurang bisa atau sulit dipahami. Sementara itu kebanyakan guru dalam mengajar masih kurang memperhatikan kemampuan berpikir siswa, atau dengan kata lain tidak melakukan pengajaran bermakna, metode yang digunakan kurang bervariasi sehingga motivasi belajar siswa menjadi sulit ditumbuhkan dan model belajar cenderung menghafal dan mekanistis. Menurut pendapat Peter Sheal (1989) dikemukakan bahwa peserta didik yang
pembelajarannya akan memperoleh daya serap kurang dari 50%. Di sisi lain, dalam melaksanakan proses belajar mengajar, kurang dari 20% guru yang menggunakan alat bantu pembelajaran. Kurang dari 30% guru yang selalu mengkaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga wajar apabila evaluasi hasil belajar hasilnya belum seperti yang diharapkan. Pembelajaran yang demikian sampai saat ini cenderung masih terjadi di Indonesia. Begitu pula demikian halnya dengan pembelajaran di Kota Metro. Di SMP Negeri 1 Metro masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam pelaksanaan pembelajaran matematika. Indikasi ini terlihat dari hasil belajar siswa yang kurang maksimal. Begitu juga yang terjadi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Metro yang menunjukkan hasil belajar matematika yang kurang maksimal. Data yang didapat setelah melakukan prasurvei menunjukkan, dengan KKM 78, beberapa kelas harus melalui proses remedial untuk memperoleh
3
ketuntasan belajar. Dalam penentuan KKM 78, ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan, antara lain: mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya pendukung meliputi warga sekolah, sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan pembelajaran. Dari hasil wawancara dengan siswa kelas VIII didapat beberapa informasi yaitu siswa hanya bisa mengerjakan soal yang sama dengan contoh, siswa sulit mengerjakan soal matematika, siswa malu atau takut bertanya kepada guru. Sedangkan dari hasil wawancara dengan guru pada saat prasurvei, peneliti memperoleh beberapa informasi seperti di bawah ini : 1) Siswa tidak rajin mengerjakan latihan dan tugas. 2) Saat diajarkan siswa mengerti namun saat diminta mengerjakan soal siswa kesulitan apalagi jika soal yang diberikan berbeda dengan contoh yang ada. Siswa kurang mengerjakan latihan dengan soal yang bervariasi, pada umumnya siswa hanya mengerjakan soal seperti pada contoh di papan tulis. Hal itu juga ditegaskan oleh Widdiharto (2008:9) yang menyatakan bahwa dapat terjadi karena guru kurang memberikan latihan yang cukup di kelas dan memberikan bantuan kepada yang memerlukan, meskipun ia sudah berusaha
Berdasarkan data-data di atas terlihat bahwa model pembelajaran yang digunakan selama proses pembelajaran di kelas kurang efektif terhadap hasil belajar siswa. Siswa kurang mengerjakan latihan yang bervariasi untuk menambah pengetahuan dan pengalaman siswa dalam menyelesaikan soal dan guru kurang memberikan bantuan kepada yang memerlukan. Oleh karena itu, diperlukan model
4
pembelajaran, yang khusus digunakan untuk mengajar matematika, yang efektif terhadap hasil belajar siswa. Alternatif model pembelajaran yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP). MMP diharapkan efektif terhadap hasil belajar matematika siswa. MMP adalah model pembelajaran matematika yang memuat langkah-langkah: pendahuluan atau review, pengembangan, latihan dengan bimbingan guru, kerja mandiri, dan penutup (membuat rangkuman pelajaran, membuat renungan tentang hal-hal baik yang sudah dilakukan serta hal-hal kurang baik yang harus dihilangkan). Tujuan utama MMP adalah meningkatkan keterampilan siswa dalam mengerjakan soal matematika dengan latihan terkontrol, seatwork atau latihan mandiri, merefleksi materi yang diperoleh serta pemberian PR.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: Apakah model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) efektif terhadap peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 1 Metro tahun pelajaran 2011/2012? Dari rumusan masalah di atas, dapat dijabarkan pertanyaan penelitian : Apakah rata-rata skor gain pada kelas yang menggunakan model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) lebih baik daripada rata-rata skor gain pada kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional?
C. Tujuan Penelitian
5
Tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) terhadap peningkatan hasil belajar matematika siswa dalam pokok bahasan kubus dan balok. D. Kegunaan Penelitian Penelitian diharapkan dapat berguna bagi pihak yang berkepentingan, antara lain: 1. Bagi siswa Memberikan model pembelajaran matematika yang memungkinkan siswa belajar lebih efektif. 2. Bagi guru Penelitian ini dapat memberikan variasi bagi guru tentang model pembelajaran yang dapat digunakan dalam melakukan proses pembelajaran. Dengan
begitu
guru
dapat
memperbaiki
dan
meningkatkan
mutu
pembelajaran. 3. Bagi sekolah Hasil penelitian ini akan sangat bermanfaat dalam rangka perbaikan proses pembelajaran matematika. 4. Bagi khasanah keilmuan Dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi khasanah keilmuan khususnya dalam pembelajaran matematika. E. Ruang Lingkup Penelitian
6
Agar penelitian yang dilakukan sesuai dengan tujuan dan rumusan masalah, maka ruang lingkup penelitian adalah: 1) Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 1 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012. 2) Objek dalam penelitian adalah efektivitas model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) terhadap hasil belajar matematika. 3) Waktu penelitian adalah pada saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada semester genap pada tahun pelajaran 2011/2012. 4) Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen kuantitatif. 5) Pokok Bahasan Pokoh bahasan bangun ruang dibagi menjadi dua bab, yaitu kubus dan balok; prisma dan limas. Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian hanya pada bab kubus dan balok. Dengan menggunakan Kompetensi Dasar (KD) yaitu, mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagianbagiannya, membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma, dan limas, menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas.