I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Menurut Kumalasari (2003) air merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda pemenuhannya. Manusia membutuhkan air, terutama untuk minum. Ketersediaan air di dunia ini begitu melimpah ruah, namun yang dapat dikonsumsi oleh manusia untuk keperluan air minum sangatlah sedikit. Dari total jumlah air yang ada, hanya lima persen saja yang tersedia sebagai air minum, sedangkan sisanya adalah air laut. Namun di dunia, kecendrungan yang terjadi sekarang ini adalah berkurangnya ketersediaan air bersih itu dari hari ke hari. Semakin meningkatnya populasi, semakin besar pula kebutuhan akan air minum. Hingga ketersediaan air bersih pun semakin berkurang. Dalam sistem penyediaan air bersih, sumber air merupakan satu komponen yang mutlak harus ada, karena tanpa sumber air sistem penyediaan air tidak akan berfungsi. Dengan mengetahui karakteristik masing-masing sumber air serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, diharapkan dapat membantu di dalam pemilihan air baku untuk suatu sistem penyediaan air bersih, serta mempermudah tahapan selanjutnya di dalam pemilihan tipe dari pengolahan untuk menghasilkan air yang memenuhi standart kualitas secara fisik, kimiawi dan bakteriologis. PT. Semen Padang sangat membutuhkan air bersih baik untuk dikonsumsi oleh karyawannya maupun untuk proses air produksi. Jika tidak ada air maka proses produksi pada pabrik ini tidak bisa berjalan.
1
Oleh karena itu dengan adanya suatu proses pengolahan air baku di PT. Semen Padang, para karyawan dan masyarakat sekitar perusahaan dapat mengkonsumsi air bersih, yang telah memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan. 1.2 Tujuan Pelaksanaan kegiatan pengalaman praktek kerja mahasiswa atau PKPM bertujuan untuk: 1. Mengetahui proses pengolahan air minum di PT. Semen Padang 2. Mengetahui perawatan instalasi pengolahan air minum di PT. Semen Padang 3. Mengetahui kadar zat kimia ( klorin, kapur, aluminium sulfat) yang diberikan pada pengolahan air minum. 1.3 Manfaat Manfaat yang dapat diperoleh melalui penyelenggaraan kegiatan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa ( PKPM ), adalah: 1.
Dapat mencukupi kekurangan ketersediaan air bersih untuk kebutuhan seharihari.
2.
Bermanfaat bagi mahasiswa untuk menambah wawasan, keterampilan, pengalaman menghadapi dunia kerja.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sumber–Sumber Air Bersih Menurut Kumalasari (2003) terdapat sumber-sumber air bersih antara lain:
a. Air Hujan Air hujan berasal dari air permukaan bumi yang diuapkan oleh sinar matahari. Air permukaan tersebut berupa air sungai, air danau, dan air laut. Sinar matahari menguapkan air permukaan tanpa membawa kotoran yang terdapat di dalam air. Setelah proses penguapan, air mengalami air mengalami proses kondensasi, dimana air yang menguap tersebut berubah menjadi air. Hingga terbentuklah awan. Lama-kelamaan, awan tersebut menjadi jenuh dan turunlah titik-titik air hujan. b. Air Permukaan Air permukaan ini merupakan air danau, telaga dan sungai pada umumnya sumber air ini permukaan baik seperti sungai danau maupun waduk adalah merupakan air yang kurang baik untuk langsung di konsumsi oleh manusia, oleh karena itu harus ada pengolahan terlebih dahulu supaya bisa di konsumsi atau di manfaatkan. Air permukaan yang berupa sungai dapat terjadi melalui tiga cara yaitu: yang berasal dari aliran permukaan bumi misal dari air hujan, yang berasal dari aliran air tanah berupa mata air, dan campuran dari ke duanya. Akibat adanya hal tersebut di atas, maka air sungai akan bertambah besar debitnya pada musim hujan, sedangkan kalau musim kemarau debitnya tergantung dari sumber air asalnya yang relatif kecil, tetapi kualitasnya relatif baik. 3
c. Air Tanah Air tanah adalah air yang menepati rongga-rongga dalam lapisan geologi, lapisan tanah yang terletak dibawah permukaan air tanah dinamakan daerah jenuh (saturaed zone), sedangkan daerah yang tidak jenuh biasanya terletak diatas daerah jenuh sampai ke permukaan tanah dinamakan air mengambang atau air dangkal (vados water), di mana rongga-rongganya berisi air dan udara. Karena air tersebut meliputi lengas tanah (soil moisture) dalam daerah akar maka hal ini mempunyai arti yang sangat penting bagi pertanian, botani dan ilmu tanah. d. Air Mata Air Pada dasarnya air mata air adalah air hujan yang meresap ke dalam tanah yang melalui proses filtrasi dan adsorpsi oleh bantuan dan mineral di dalam tanah. Air mata air yang baik berasal dari pegunungan vulkanik karena mineralmineral yang tergantung di dalamnya dapat mengadsorpsi kandungan logam dalam air dan bakteri. selain itu kandungan mineralnya baik untuk kesehatan tubuh, dan mengandung kadar O2 yang tinggi. 2.2 Syarat Air Bersih Air yang berada di permukaan atau dalam tanah pada umumnya mengandung berbagai macam unsur yang terlarut didalamnya. Berbagai macam banyak zat yang berbahaya seperti zat kimia, bakteri dan hal lain yang mencemari air tersebut akan mengakibatkan atau menimbulkan penyakit, sedangkan air bersih secara mutlak hannyalah mengandung H2O saja, yaitu dua bagian unsur hidrogen dan satu unsur bagian oxigen. Kualitas Air harus memenuhi syarat kesehatan yang meliputi persyaratan mikrobiologi, fisika, kimia dan radioaktif. 4
1. Kualitas air yang dimaksud sesuai dengan ketentuan peraturan Menteri Kesehatan. 2. Jumlah parameter yang perlu diperiksa di laboratorium daerah sesuai dengan kemampuan dan
fasilitas yang tersedia.
3. Pemeriksaan kualitas air sebagaimana dimaksud dalam butir b, perlu dilakukan secara bertahap dan terus 4. ditingkatkan sehingga tercapai pelaksanaan pemeriksaan sesuai ketentuan dimaksud butiran 5. Parameter yang tidak dapat diperiksa pada butir b dirujuk ke laboratorium yang lebih tinggi 6. kemampuannya sesuai dengan kebutuhan. 2.3 Sumber Penyebab Terjadinya Pencemaran Air Menurut Fardiaz (2004) ada beberapa penyebab terjadinya pencemaran air antara lain apabila air terkontaminasi dengan bahan pencemar air seperti sampah rumah tangga, sampah lindustri, sisa-sisa pupuk atau pestisida dari daerah pertanian, limbah rumah sakit, limbah kotoran ternak, partikulat-partikulat padat hasil kebakaran hutan dan gunung berapi yang meletus atau endapan hasil erosi tempat-tempat yang dilaluinya. 2.3.1 Bahan Pencemar Air Menurut Fardiaz (2004) pada dasarnya bahan pencemar air dapat dikelompokkan menjadi: a) Sampah yang dalam proses penguraiannya memerlukan oksigen yaitu sampah yang mengandung senyawa organik, misalnya sampah industri makanan, sampah 5
industri gula tebu, sampah rumah tangga (sisa-sisa makanan), kotoran manusia dan kotoran hewan, tumbuhtumbuhan dan hewan yang mati. Untuk proses penguraian sampahsampah tersebut memerlukan banyak oksigen, sehingga apabila sampah-sampah tersbut terdapat dalam air, maka perairan (sumber air) tersebut akan kekurangan oksigen, ikan-ikan dan organisme dalam air akan mati kekurangan oksigen. Selain itu proses penguraian sampah yang mengandung protein (hewani/nabati) akan menghasilkan gas H2S yang berbau busuk, sehingga air tidak layak untuk diminum atau untuk mandi. b) Bahan pencemar penyebab terjadinya penyakit, yaitu bahan pencemar yang mengandung virus dan bakteri misal bakteri coli yang dapat menyebabkan penyakit saluran pencernaan (disentri, kolera, diare, tipes) atau penyakit kulit. Bahan pencemar ini berasal dari limbah rumah tangga, limbah rumah sakit atau dari kotoran hewan/manusia. c) Bahan pencemar senyawa anorganik/mineral misalnya logam-logam berat seperti merkuri (Hg), kadmium (Cd), timah hitam (Pb), tembaga (Cu), garamgaram anorganik. Bahan pencemar berupa logam-logam berat yang masuk ke dalam tubuh biasanya melalui makanan dan dapat tertimbun dalam organ-organ tubuh seperti ginjal, hati, limpa saluran pencernaan lainnya sehingga mengganggu fungsi organ tubuh tersebut. d) Bahan pencemar organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yaitu senyawa organik berasal dari pestisida, herbisida, polimer seperti plastik, deterjen, serat sintetis, limbah industri dan limbah minyak. Bahan pencemar ini tidak dapat dimusnahkan oleh mikroorganisme, sehingga akan menggunung dimana-mana dan dapat mengganggu kehidupan dan kesejahteraan makhluk hidup. 6
e) Bahan pencemar berupa makanan tumbuh-tumbuhan seperti senyawa nitrat, senyawa fosfat dapat menyebabkan tumbuhnya alga (ganggang) dengan pesat sehingga menutupi permukaan air. Selain itu akan mengganggu ekosistem air, mematikan ikan dan organisme dalam air, karena kadar oksigen dan sinar matahari berkurang. Hal ini disebabkan oksigen dan sinar matahari yang diperlukan organisme dalam air (kehidupan akuatik) terhalangi dan tidak dapat masuk ke dalam air. f) Bahan pencemar berupa zat radioaktif, dapat menyebabkan penyakit kanker, merusak sel dan jaringan tubuh lainnya. Bahan pencemar ini berasal dari limbah PLTN dan dari percobaan-percobaan nuklir lainnya. g) Bahan pencemar berupa endapan/sedimen seperti tanah dan lumpur akibat erosi pada tepi sungai atau partikulat-partikulat padat/lahar yang disemburkan oleh gunung berapi yang meletus, menyebabkan air menjadi keruh, masuknya sinar matahari berkurang, dan air kurang mampu mengasimilasi sampah. h) Bahan pencemar berupa kondisi (misalnya panas), berasal dari limbah pembangkit tenaga listrik atau limbah industri yang menggunakan air sebagai pendingin. Bahan pencemar panas ini menyebabkan suhu air meningkat tidak sesuai untuk kehidupan akuatik (organisme, ikan dan tanaman dalam air). Tanaman, ikan dan organisme yang mati ini akan terurai menjadi senyawasenyawa organik. Untuk proses penguraian senyawa organik ini memerlukan oksigen, sehingga terjadi penurunan kadar oksigen dalam air (Aryansyah, 2010).
7
2.4. Proses Pengolahan Air Minum Menurut Sutrisno (2006) yang dimaksud dengan pengolahan adalah usahausaha teknis yang dilakukan untuk mengubah sifat-sifat suatu zat. Hal ini penting artinya bagi air minum, karena dengan adanya pengolahan ini, maka akan didapatkan suatu air minum yang memenuhi standar air minum yang telah ditentukan. Dalam proses pengolahan air ini pada lazimnya dikenal dengan dua cara, yaitu: Pengolahan lengkap atau Complete treatment process, yaitu air akan mengalami pengolahan lengkap, baik physics, kimiawi dan bakteriologik. Pengolahan sebagian atau partial treatment process,misalnya diadakan pengolahan kimia dan atau pengolahan bakteriologik saja. Pada hakekatnya, pengolahan lengkap ini dibagi dalam tiga tingkatan pengolahan, yaitu: a) Pengolahan physics yaitu suatu tingkat pengolahan yang bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan kotoran-kotoran yang kasar, penyisihan lumpur dan pasir, serta mengurangi kadar zat-zat organik yang ada dalm air yang akan diolah. b) Pengolahan kimia yaitu suatu tingkat pengolahan dengan menggunakan zat-zat kimia untuk membantu proses pengolahan selanjutnya. Misalnya dengan pembubuhan kapur dalam proses pelunakan dan sebagainya. c) Pengolahan bakteriologis yaitu suatu tingkat pengolahan untuk membunuh bakteri-bakteri yang mengandung dalam air minum yakni dengan cara membubuhkan zat kaporit.
8
2.5 Unit-Unit Pengolahan Air Minum Menurut Sutrisno (2006) Adapun unit-unit pengolahan air minum terdiri dari: 1. Bangunan penangkap air 2. Bangunan pengendap pertama 3. Pembuluh koagulant 4. Bangunan pengaduk cepat 5. Bangunan pembentuk floc 6. Bengunan pengendap kedua 7. Bangunan penyaring 8. Reservoir 2.5.1 Bangunan Penangkap Air Bangunan penangkap air ini merupakan suatu bangunan untuk menangkap atau mengumpulkan air dari suatu sumber asal air, untuk dapat dimanfaatkan. Adapun bentuk dan kontruksi ini bergantung kepada jenis dan macam sumber air yang kita tangkap. Fungsi dari bangunan penangkap air ini sangat penting artinya untuk menjaga kontiniutas pengaliran. Sedangkan penanganan bangunan penangkap air ini ditujukan terhadap: a. Kuantitas Pencatatan tingkah laku (keadaan) dari sumber asal air Pencatatan debit air pada setiap saat, sehingga dengan demikian akan dapat mengetahui fluktuasi dari kuantitas air yang masuk
9
Mengontrol atau memeriksa peralatan pencatatan debit serta peralatan lainnya (misalnya: pompa, saringan, pintu air, untuk menjaga kontiniutas debit pengaliran b. Kualitas Hal ini penting terutama terhadap kemungkinan pencemaran sumber asal air yang kita ambil Pemeriksaan kualitas air pada pada sumber air secara periodik 2.5.2 Bangunan Pengendap Pertama Bangunan pengendap pertama dalam pengolaha ini berfungsi untuk mendapatkan partikel-partikel padat dari air sungai dengan gaya grafitasi. Pada proses ini tidak ada pembubuhan zat kimia. Untuk instalasi penjernihan air minum, yang air bakunya cukup jernih, tetapi sadah, bak pengendap pertama tidak diperlukan pada unit ini terutama ditujukan terhadap: 1. Aliran air Harus dijaga supaya aliran air pada unit ini laminair (tenang), dengan demikian pengendapan secara gravitasi tidak terganggu. Hal ini dapat dilakukan dengan mengatur pintu air masuk dan pintu air keluar. 2. Unit instalasi Hasil pengendapan pada unit ini adalah terbentuknya lumpur endapan pada dasar bak. Untuk menjaga pada unit ini adalah terbentuknya lumpur pada dasar bak. Untuk menjaga evektifitas ruang pengendapan dan pencegahan pembusukan lumpur endapan, maka secara periodik lumpur endapan harus kita keluarkan. Peralatan untuk pembuangan lumpur harus dikontrol setiap saat agar supaya tetap dapat bekerja secara sempurna. 10
2.5.3 Pembubuhan Koagulant Koagulant adalah bahan kimia yang dibutuhkan pada air untuk membantu proses pengendapan partikel-partkel kecil yang tidak dapat mengendapkan dengan sendirinya. Sesuai dengan nama dari unit ini, maka unit ini berfungsi untuk membubuhkan koagulant secara teratur sesuai dengan kebutuhan dengan dosis yang tepat. 2.5.4 Bangunan Pengaduk Cepat Unit ini untuk meratakan bahan atau zat kimia yang ditambahkan agar dapat bercampur dengan air secara, sempurna dan cepat. Cara pengadukan: Alat mekanis motor dengan alat pengadukan Penerjun air dengan bantuan udara yang bertekanan Yang perlu diperhatiakn dalam pengadukan cepat adalah alat atau cara pengadukannya, supaya mendapat pengadukan yang sempurna dan sesuai dengan yang kita inginkan. 2.5.5 Bangunan Pembentuk Floc Pada bak flokulasi ini masih terjadi proses pengendapan pasir dan lumpur yang berukuran kecil. Disini juga terjadi proses flokulasi dengan penambahan kapur dan aluminium sulfat. Tujuan flokulasi ini adalah untuk membentuk partikel padat yang lebih besar supaya dapat diendapakan dari hasil reaksi partikel kecil (Kloidal) dengan bahan atau zat koagulant yang kita bubuhkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk flok ( partikel yang lebih besar dan bisa mengendap dengan gravitasi). 11
a) Kekeruhan pada baku air. b) Tipe dari suspended Solid. c) pH. d) Alkalinity. e) Bahan koagulant yang dipakai. f) Lamanya pengadukan. 2.5.6 Bangunan Pengendap Kedua Unit ini beerfungsi untuk mendapatkan floc yang terbentuk pada unit bak pembentuk floc. Pengendapan disini dengan gaya berat floc sendiri. Penanganan unit bak pengendap kedua sama dengan bak pengendapan pertama. Aliran pada unit dijaga sedemikian rupa sehingga tetap tenang. Dengan teknologi modern 1. Unit pengaduk cepat 2. Unit pengaduk lambat 3. Unit pengaduk kedua Unit-unit tersebut di atas digabungkan menjadi satu unit tersendiri yang menyatu atau kompak. 2.5.7 Filter (Saringan) Dalam proses penjernihan air minum diketahuui 2 macam filter. Saringan pasir lambat (slow sand filter) Saringan pasir cepat (sand filter) Dari bentuk bangunannya saringan, dikenal 2 macam yaitu terbuka dan tertutup. 12
Effuent dari bak pengendap (sendimentation) mengalir ke filter, gumpalan0gumpalan dan lumpur (floc) tertahan pada lapisan atas filter. Pada saat-saat tertentu di mana hilangnya tekanan dari air atas saringan terlalu tinggi, yaitu karena adanya lapisan lumpur pada bagian atas dari saringan, maka saringan akan dicuci kembali (back wash) dengan air yang bertekanan dari bawah. 2.5.8 Reservoir Air yang telah melalui filter sudah dapat dipakai untu air minum, air tersebut telah bersih dan bebas dari bakteriologis dan ditampung pada bak reservoir untuk diteruskan pada konsumen. Untuk keperluan pemakaian terbanyak pada jam 16.00-18.00 diperlukan tandon minimum 10% debit /harinya. Hasil analisa yang dilakukan oleh PT. Semen Padang di Balai riset dan standarisasi Industri Padang, yang di analisa setelah siapnya prosess pengolahan air baku untuk air minum diteteapkan
oleh
sesuai dengan standar baku mutu yang telah
pemerintah
berdasarkan
Mentri
Kesehatan
RI
No.
492/Menkes/Per/IV/2010 seperti tabel berikut: Tabel 1. Standar Baku Mutu Air Minum. No Para Meter Uji Satuan 1 Kekeruhan NTU 2 Warna Unit Pt. Co 3 pH 4 Kesadahan mg/l 5 TDS mg/l 6 Zat organik mg/l 7 Besi (Fe) mg/l 8 Fluorida (F) mg/l 9 Klorida (C1) mg/l 10 Nitrat (NO3) mg/l 11 Nitrit (NO2) mg/l 12 Sulfat (SO4) mg/l 13 Mangan (Mn) mg/l
Standar Baku Mutu Air Minum maks 5 maks 15 6,5-8,5 maks 500 maks 500 maks 10 maks 0,3 maks 1,5 maks 250 maks 50 maks 3 maks 250 maks 0,4 13
III. METODE PELAKSANAAN
3.1. Waktu Dan Tempat Tempat pelaksanaan PKPM ini dilakukan di PT. Semen Padang, Indarung Kenagarian Lubuk Kilangan Padang, tanggal 1 April sampai dengan 31 Mei 2013. 3.2. Alat Dan Bahan Untuk menunjang terlaksananya kegiatan PKPM ini diperlukan berbagai macam peralatan, antara lain sebagai berikut: Tabel 2. Alat Yang Dibutuhkan Dalam Pelaksanaan Pengolahan Air Baku Jenis Pompa Sentri Fugal Kapasitas Fungsi Pompa P1 650 m3/Jam Menaikan air dari kanal ke bak Pompa P2 650 m3/Jam Menaikan air dari kanal ke bak Pompa P6 80 m3/Jam Menaikan air ke sand filter Pompa P7 80 m3/Jam Menaikan air ke sand filter 3 Pompa P8 80 m /Jam Menaikan air ke sand filter Pompa P12 80 m3/Jam Air pencucian sand Filter 3 Pompa P3A 30 m /Jam Menaikan air dari kanal ke bak Pompa P8A 80 m3/Jam Menaikan air ke sand filter 3 Pompa P1F3 64 m /Jam Dari bak pengendap ke sand filter Dosing Pump D1 220 l/Jam Untuk melarutkan klorin Dosing Pump D2 220 l/Jam Untuk melarutkan kapur Dosing Pump D3 220 l/Jam Untuk melartkan Aluminium
14
3.2.1. Bahan Adapun bahan yang digunakan dalam pelaksanaan PKPM ini adalah sebagai berikut: Tabel 3. Media Pada Filter 1, 2, dan 3 Lapisan Media Sand Filter (mm)
Jumlah Kg
Lapisan 1
Cullsan course 24 x 40
400
Lapisan 2
Cullsan course 10 x 18
650
Lapisan 3
Cullsan course 6 x 9
500
Lapisan 4
Cullsan course 2 x 3
475
Lapisan 5
Cullsan course 0.6 x 0.8
1350
Lapisan 6
Cullsan course 0.8 x 2
2800 6175
TOTAL
Tabel 4. Bahan Untuk Penjernih Air No
Jenis Bahan
Kegunaan
1
Kapur
Untuk menaikan pH
2
Aluminium sulfat
Untuk membentuk butiran-butiran gumpalan kecil
3
Klorin
Untuk membunuh kuman
15
3.3. Pelaksanaan PKPM 3.3.1 Survai Sumber Air Baku Survai sumber air baku dilakukan dengan jalan kaki dari PT. Semen Padang, sumber air baku ada 2 yaitu Sungai Padang Besi dan Sungai Lubuk Peraku. Survai sumber air baku bertujuan untuk melihat kondisi air baku. Serta melihat cara air baku dialirkan ke pengolahan air minum, data kualitas air baku dilakukan dengan mengambil data sekunder. 3.3.2 Melakukan Kontrol Kanal Kontrol kanal dilakukan setiap hari, jam 08.00 pagi untuk melihat kondisi serta dimensi kanal. 3.3.3 Bak Pengendap Air Baku Bak pengendap ini adalah bak utama untuk menampung air baku sebelum menuju ke bak pengendap. Tujuan dari melihat bak penampung air baku ini adalah untuk melihat dimensi serta fungi dari bak penampung ini. 3.3.4 Bak Flokulasi Pada bak flokulasi ini dilihat dimensi, fungsi, dan proses dari bak flokulasi tersebut.
16
3.3.5 Pemberian Kapur Dan Alumnium Sulfat Penambahan kapur dan aluminium sulfat dengan cara kerja sebagai berikut: 1. Masukan kapur sebanyak 25 kg dalam bak pengaduk dengan kapasitas 1m3 2. Kemudian masukan aluminium sulfat 50 kg dalam bak pengaduk yang lain dengan kapasitas 1 m3 3. Hidupkan pompa pengaduk untuk masing-masing bak selama 5 menit. 4. Selanjutnya atur pada Dosing Pump berapa dosis yang akan diberikan sebagai contoh untuk nsumber air baku jernih diatur dosis 5 mg/l/15 menit, pada sumber air baku keruh diberikan dosis 10 mg/l/15 menit. 3.3.6 Pemberian Klorin Pada pemberian klorin yang diamati adalah cara pemberian klorin, fungsi serta jumlah klorin yang diberikan. Cara kerja pemberian klorin. 1. Memasukan klorin ke drum dengan ukuran 500 L 2. Kemudian menekan panel Dosing Pump 3. Setelah itu mengatur pada Dosing Pump berapa klorin yang diberikan. 3.3.7 Pengamatan Penyaringan Air Vertikal (IPAV) Pada instalasi penyaringan air vertikal yang diamati adalah dimensi dan bentuk IPAV, isi media, fungsi serta cara membersihkannya. Cara pembersihan IPAV adalah sebagai berikut: 1. Menutup palve air bersih 2. Membuka palve air pencucian 17
3. Kemudian tunggu lebih kurang 5 menit 4. Setelah menutup palve pencucian dan membuka palve air bersih. 3.3.7 Pengamatan Sand Filter Pada sand filter yang diamati adalah dimensi dan bentuk, jumlah, fungsi serta cara pencuciannya. Cara kerja pencucian sand filter. 1. Menutup palve air bersih 2. Membuka palve pencucian 3. Kemudian hidupkan Pompa P9 untuk pencucian 4. Tunggu lebih kurang 5 menit 5. Pompa di matikan dan menutup palve pencucian kemudian membuka palve air bersih. 3.3.8 Pengambilan Data Air Proses Jumlah air yang akan diproses dicatat dengan cara mencatat angka yang tertera pada meteran air hal ini dilakukan sekali sejam begitu juga untuk air yang telah diproses. Pencatatan air yang belum diproses di catat pada saluran air masuk dari bak pengumpul ke bak flokulasi, yang telah diproses dicatat disaluran air sesudah proses sand filter ke bak bersih.. Cara kerja pengambilan data air proses. 1. Catat angka meteran dari bak pengumpul ke bak flokulasi. 2. Kemudian mencatat meteran air proses dari sand filter ke bak bersih 3. Setelah itu mencatat meteran air proses dari IPAV ke bak bersih.
18
3.3.9 Bangunan Reservoir Pada bangunan reservoir yang diamati adalah dimensi serta fungsi dari bangunan ini.
19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Lokasi Geografis Lokasi pabrik semen PT Semen Padang secara administratif terletak di Kelurahan Indarung dan Kelurahan Batu Gadang, Kecamatan Lubuk Kilangan, dengan jarak sekitar 15 KM dari Kota Padang, Propinsi Sumatera Barat. Kegiatan pabrik semen PT Semen Padang terdiri 2 (dua unit) kegiatan, yaitu produksi semen dan penambangan bahan baku (raw material). Lokasi untuk kegiatan produksi semen (pabrik semen) secara keseluruhan terletak diatas tanah seluas 280 ha, yang telah menjadi milik PT Semen Padang. Di atas tanah tersebut telah berdiri pabrik semen Indarung I, II, III, IV, dan V dan direncanakan pabrik semen Indarung VI. Berpedoman pada sistim klasifikasi iklim F.H. Schmidt dan J. H. A. Ferguson (1951), lokasi perusahaan mempunyai iklim tipe A (sangat basah). Berdasarkan data curah hujan dari stasiun klimatologi Gunung Nago, Kota Padang yang terdekat dengan wilayah studi dari hasil pencatatan hujan dalam kurun waktu 6 tahun (2000-2005) yang dipublikasikan oleh Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Propinsi Sumatera Barat diketahui bahwa curah hujan rata-rata tahunan adalah 3.684 mm dengan jumlah hari hujan rata-rata 110 hari, curah hujan tahunan terendah 3.013 mm dengan jumlah hari hujan 86 hari dan curah hujan tahunan tertinggi 4.744 mm dengan jumlah hari hujan 113 hari.
20
4.1.2 Sejarah Perusahaan PT Semen Padang (Perusahaan) didirikan pada tanggal 18 Maret 1910 dengan nama NV Nederlandsch Indische Portland Cement Maatschappij (NV NIPCM) yang merupakan pabrik semen pertama di Indonesia. Kemudian pada tanggal 5 Juli 1958 Perusahaan dinasionalisasi oleh Pemerintah Republik Indonesia dari Pemerintah Belanda. Selama periode ini, Perusahaan mengalami proses kebangkitan kembali melalui rehabilitasi dan pengembangan kapasitas pabrik Indarung I menjadi 330.000 ton/ tahun. Selanjutnya pabrik melakukan transformasi pengembangan kapasitas pabrik dari teknologi proses basah menjadi proses kering dengan dibangunnya pabrik Indarung II, III, dan IV. Pada tahun 1995, Pemerintah mengalihkan kepemilikan sahamnya di PT Semen Padang ke PT Semen Gresik (Persero)Tbk bersamaan dengan pengembangan pabrik Indarung V. Pada saat ini, pemegang saham Perusahaan adalah PT Semen Gresik (Persero)Tbk dengan kepemilikan saham sebesar 99,99% dan Koperasi Keluarga Besar Semen Padang dengan saham sebesar 0,01 %. PT Semen Gresik (Persero) Tbk sendiri sahamnya dimiliki mayoritas oleh Pemerintah Republik Indonesia sebesar 51,01%. Pemegang saham lainnya sebesar 48,09% dimiliki publik. PT Semen Gresik (Persero) Tbk. merupakan perusahaan yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia. 4.1.3 Profil Perusahaan Perusahaan menyadari bahwa sasaran jangka panjang perusahaan tidak dapat dicapai tanpa dimilikinya karyawan yang kompeten, memiliki etos kerja yang baik, mampu bekerjasama dan senantiasa menerapkan prinsip pembelajaran berkelanjutan dalam setiap aktivitas kerjanya, serangkaian kebijakan dan aktivitas 21
strategis
pengelolaan
Sumber
Daya
Manusia
(SDM)
yang
meliputi
menyempurnakan struktur organisasi dan uraian tugas menyelenggarakan rekrutmen dan seleksi calon karyawan, membenahi prosedur dan sistem pengelolaan SDM, serta menyempurnakan program pembinaan, pendidikan dan pelatihan karyawan yang berbasiskan kompetensi. Hal ini dilakukan sebagai upaya mewujudkan salah satu misi perusahaan, yaitu mengembangkan sumber daya manusia yang berkompeten dan profesional untuk menjamin ketersedian tenaga kerja dengan kompetensi yang dibutuhkan perusahaan dengan melakukan pengelolaan sebagai berikut : 1. Melakukan analisa terhadap kebutuhan tenaga kerja secara periodik agar efisiensi jumlah dan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan tetap terjaga 2. Menerapkan sistem seleksi yang sangat ketat dan adil dalam setiap tahapan proses rekrutmen calon karyawan. 3. Melakukan penilaian yang objektif terhadap kinerja karyawan secara berkala, yang hasilnya dijadikan sebagai dasar untuk perhitungan salah satu komponen gaji bulanan serta penetuan kenaikan golongan dan jabatan karyawan. 4. Melakukan GAP analysis untuk memastikan kesesuaian tingkat kompetensi yang dimiliki karyawan dengan kebutuhan pekerjaan. 5. Merencanakan dan melaksanakan program pelatihan untuk peningkatan kompetensi teknis dan manajerial serta sikap kerja karyawan. Perusahaan mendorong karyawan bekerja secara profesional yang berorientasi pada produktivitas dan efisiensi. Tumbuhnya circle-circle TPM secara significan di semua unit kerja serta penerapan SMSP secara konsisten, memberikan andil besar dalam pencapain kinerja perusahaan impresif. 22
Selain itu, perusahaan menyediakan berbagai fasilitas keagamaan, olahraga dan kesenian yang dapat dipergunakan oleh karyawan sebagai media untuk bersosialisasi, menyalurkan hobi dan mengembangkan diri. Perusahaan juga mengadakan berbagai kegiatan sosial yang melibatkan seluruh karyawan Semen Padang Group, seperti peringatan hari ulang tahun perusahaan melalui pekan olahraga dan seni (Porseni), peringatan hari besar keagamaan dan kegiatankegiatan lainnya. a. Logo Perusahaan Logo PT Semen Padang (PTSP) pertama kali diciptakan pada 1910, semasih bernama Nederlandsch Indische Portland Cement (Pabrik Semen Hindia Belanda). Logonya berbentuk bulat, terdiri atas dua lingkaran (besar dan kecil) dengan posisi lingkaran kecil berada di dalam lingkaran besar. Di antara kedua lingkaran tersebut terdapat tulisan "Sumatra Portland Cement Works". Di dalam lingkaran kecil terdapat huruf N.I.P.C.M, singkatan Nederlandsch Indische Portland Cement Maatschappij, sebuah pabrik semen di Indarung, 15 km di timur kota Padang. Logo itu hanya berumur 3 tahun karena pada 1913 dibuat sebuah logo baru, meski bentuk bulat dengan dua garis lingkaran dan kata-katanya tetap dipertahankan. Hanya saja, NIPCM ditambah dengan NV. Nah, ini yang menarik: ada gambar seekor kerbau jantan dalam lingkaran kecil tampak sedang berdiri menghadap ke arah kiri dengan latar panorama alam Minangkabau. Gambar ini menggantikan posisi huruf NIPCM sebelumnya. Logo itu diubah lagi pada 1928. Kata Nederlandsch Indische diubah menjadi Padang. Jadi, tulisan di antara kedua lingkaran tersebut adalah N.V. 23
Padang Portland Cement Maatschapij. Di bagian bawahnya tertulis Fabrik di Indarung Dekat Padang, Sumatera Tengah, yang ditulis dengan huruf yang lebih kecil. Wah, telah muncul bahasa Melayu, setelah Sumpah Pemuda pada 1928. Dalam lingkaran kecil, selain gambar kerbau, terdapat gambar seorang laki-laki yang sedang berdiri di depan sebelah kanan kerbau sambil memegang tali kerbaunya. Ada pula gambar sebuah rumah adat, kelihatan hanya dua gonjongnya, di belakang sebelah kanan kerbau. Panorama di latar belakang ditambah dengan lukisan Gunung Merapi, lambang sumarak ranah Minang. Gambar kerbau tetap ditampilkan mendominasi di lingkaran kecil tersebut. Jepang kemudian datang membawa perubahan, NV PPCM diganti dengan Semen Indarung. Logo PT SP tidak diubah, kecuali perubahan tulisan dari bahasa Belanda ke bahasa Indonesia. Demikianlah sampai Perang Kemerdekaan (19451949). Ada sedikit perubahan, yaitu digantinya tulisan Semen Indarung dengan Kilang Semen Indarung. Namun, saat Belanda kembali pada 1950, nama NVPPCM muncul kembali.Logo PTSP dimodifikasi lagi, pada 1958, seiring dengan kebijakan pemerintah pusat tentang nasionalisasi perusahaan asing. Logonya yang bulat dipertahankan, tapi tulisan NV PPCM diganti dengan Semen Padang Pabrik Indaroeng. Gambar kerbau tetap ada. Tapi tiada lagi gambar seorang laki-laki, rumah adat, dan gambar panorama Gunung Merapi. Penggantinya adalah gambar atap rumah gadang dengan lima gonjong di atas gambar kerbau. Logo PTSP diperbarui lagi pada 1970. Dua lingkaran dihilangkan, sehingga tulisan Padang Portland Cement Indonesia dibuat melingkar sekaligus menjadi pembatasnya. Gambar kerbau hanya menampilkan kepalanya saja dengan 24
posisi menghadap ke depan. Di atas kepala kerbau dibuat pula gambar atap/gonjong (5 buah) rumah adat. Muncul pula moto PTSP yang berbunyi "Kami Telah Berbuat Sebelum yang Lain Memikirkan". Namun, pada 1972 logo tersebut dimodifikasi dengan memunculkan dua garis lingkaran: besar dan kecil. Perubahan terjadi lagi pada 1991, saat tulisan Padang Portland Cement menjadi Padang Cement Indonesia. Pada 1 Juli 2012, PT SP kembali melakukan perubahan logo. Pada perubahan kali ini, PT Semen Padang tidak melakukan perubahan yang bersifat fundamental karena brand perusahaan tertua di Indonesia ini dinilai sudah kuat. Pergantian ini dilakukan dengan pertimbangan, logo yang dipakai sebelumnya memiliki ciri, tanduk kerbau kecil dan complicated (rumit). Mata kerbau kelihatan old (tua), gonjong dominan, dan telinga terlihat off position. Pada logo baru
disempurnakan
menjadi,
tanduk
kerbau
menjadi
besar
dan
kokoh/melindungi, mata kelihatan tajam/tegas, gonjong menjadi sederhana (crown) , dan telinga pada posisi “on” (selalu mendengar). Logo baru ini memiliki kriteria dan karakter yang kokoh (identitas semen), universal (tidak kedaerahan), lebih simpel (mudah diingat/memorable), dan lebih konsisten (aplicable dalam ukuran terkecil).
25
4.1.4 Tujuan Perusahaan 1. Memproduksi dan memperdagangkan semen serta produk tekait lainnya yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan. 2. Mengembangkan SDM yang kompeten, profesional dan berintegritas tinggi. 3. Meningkatkan kemampuan rekayasa dan engineering untuk mengembangkan industri semen nasional. 4. Meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan dan memberikan yang terbaik kepada stakeholder.
26
4.1.5 Struktur organisasi PT. Semen Padang
Direktur utama MUNADI ARIFIN
Direktur litbang & Operasi Agus B Nurbiantoro
Dept. Rancang Bangunan Teguh Sutrisno
Biro Kontruksi & Pekerjaan Umum Edison Bahtiar
Bidang pemeliharaan bangunan pabrik Syamsul K
Bidang Pemeliharaan bangunan Umum Refrizon
Bidang Pengelolaan Perkantoran, ruang Deni Zen
Urusan Raspenrizal BSc
STAF
KARYAWAN
PT. BASOKA ANEMA
Gambar 1. Struktur organisasi PT. Semen Padang
27
4.2 Hasil 4.2.1 Skema Proses Pengolahan Air Bersih AIR BAKU K A N A L
Bak floc Bak pengendap
Bak pengumpul
P2
D3 D2
I
P1
P A
Alum
V Kapur
Bak Penampung Bak Air Bersih
P8 Filter
P 12 Klorin
D1 AIR MINUM
Bak Pabrik
DISTRIBUSI
Gambar 2. Skema Pengolahan Air Baku
28
4.2.2 Penelusuran Sumber Air Baku Penelusuran sumber air baku ini kami laksanakan pada hari pertama di bawah bimbingan lapangan, sumber air baku di PT. Semen Padang ini ada 2 yaitu sumber air baku Sungai Padang Besi dan Sungai Lubuk Peraku. Pada perusahaan ini air adalah sumber paling utama yang dibutuhkan karena kalau tidak ada air perusahaan ini tidak bisa beroperasi. Keadaan sumber air baku dapat dilihat pada Gambar 3.
A.Sungai Padang Besi B.Sungai Lubuk Peraku Gambar 3. Sumber Air Baku PT. Semen Padang 1. Sungai Padang Besi Sumber air yang dari sungai padang besi ini berjarak 500 M ke bak sedimen kemudian air baku dari Sungai Padang Besi ini pernah banjir dan menutupi saluran air yang masuk ke kanal oleh batu-batu besar. Pada musim kemarau debit air yang masuk lebih kurang 1000 m3/jam, namun yang di ambil 350 m3/jam. Sumber air baku ini adalah sumber air yang ke dua di PT. Semen Padang yaitu di buat pada tahun 1984, untuk kebutuhan yang dari Sungai Padang Besi ini untuk Pabrik yaitu Indarung IV dan V.
29
2. Sungai Lubuk Peraku atau Air Baling Kemudian smber air yang pertama PT. Semen Padang ini adalah Sungai Lubuk Peraku yang dibuat sejak tahun 1908 oleh Belanda untuk pabrik Indarung I dan PLTA Rasak Bungo. Sumber air baku dari Lubuk Peraku mempunyai debit ± 5000 m3/jam, air di ambil sekitar 4500 m3/jam untuk kebutuhan air proses, perumahan, perkantoran dan lain sebagainya. Dari hasil analisa sumber air baku pada tahun 2012 dengan berbagai parameter dapat di lihat pada tabel 5 dibawah ini. Tabel 5. Analisa Air Baku Sebelum Di Proses Sungai Sungai Parame Satuan Lubuk Padang No ter Paraku Besi
Baku Mutu Kelas I
Baku Mutu Kelas II
Baku Mutu Kelas III
Baku Mutu Kelas IV
1
Tempe atur
o
C
26,5
26,5
Dev 3
Dev 3
Dev 3
Dev 5
2
TSS
mg/L
3,0
6,0
50
50
400
400
3
Warna
TCU
<0,5
0,6
15
-
-
-
4
Besi(Fe) mg/L
0,099
0,084
0,3
-
-
-
5
Minyak mg/L lemak mg/L DO
<0,1
<0,1
1000
-
-
-
7,16
6,44
Min 6
4
3
0
48,68
1,492
250
-
-
-
<0,003
<0,003
0,03
0,03
0,03
1
6,3
6,4
6,5 – 9
6,5-9
6,5-9
5-9
6 7 8 9
Sulfat
mg/L
Timbal( mg/L Pb) pH mg/L
Sumber: Afriko (2012)
30
4.2.3 Kontrol Kanal Kontrol kanal ini dilakukan setiap hari pada jam kerja yaitu pada jam 08.00, Pelaksanaan kontrol ini sangat perlu dilakukan karena di sepanjang kanal terdapat banyak sampah yang berserakan. Untuk mencegah sampah-sampah ini masuk ke dalam bangunan pengolahan, maka kanal dilengkapi dengan screen. Sampah yang hanyut di sepanjang kanal dibersihkan. Kanal yang mempunyai panjang 1500 m, lebar 160 cm dan tinggi 180 cm. Sepanjang kanal terlihat besibesi penopang kanal sudah banyak yang hilang dicuri, hal ini dapat menyebabkan tidak kuatnya bangunan kanal dan berpotensi akan roboh.
Gambar 4. Kontrol Kanal 4.2.4 Bangunan Pengendap Air Baku Bak pengendap air baku ini berfungsi untuk mengendapkan pasir dan lumpur yang berukuran besar sebelum menuju ke bak flokulasi. Bak ini berbentuk persegi dengan ukuran panjang 6 m, lebar 3,5 m dan tinggi 4 m.
Gambar 5. Bak Pengendap Air Baku 31
4.2.5 Bak Flokulasi Bak flokulasi ini berbentuk persegi dengan panjang 3,5 m, lebar 2,5 m dan tinggi 3 m. Bak flokulasi ini juga berfungsi sebagai bak pengendapan dengan cara zig-zag yang berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel kecil yang masih terbawa oleh air. Pada bak ini juga terjadi proses flokulasi yaitu pembentukan flok (gumpalan partikel dengan ukuran besar) dengan penambahan aluminium sulfat dan kapur, di bantu dengan pengadukan secara lambat. Bak flokulasi dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Bak Flokulasi Skema alur laju proses pengendapan pada bak flokulasi ini dapat dilihat pada Gambar 7. PENGADUKAN LAMBAT
Gambar 7. Skema Bak Flokulasi
32
4.2.6 Pemberian Kapur Dan Aluminium Sulfat Kapur yang diberikan sebanyak 25 kg dan aluminium sulfat sebanyak 50 kg dengan proses pengadukan akan terbentuk flok. Bila air baku yang diproses keruh maka dosising pompa diatur pada posisi 10-15 mg/l/15 menit. Sementara untuk air baku yang jernih dosing pompa diatur pada posisi 5 mg/l/15 menit.Hal ini dilakukan setiap hari. 4.2.7 Pemberian Klorin Pemberian klorin ini dilakukan setiap hari dengan cara meneteskan dengan dosing pump yang telah di atur dengan cara manual, klorin ini di masukan ke dalam drum dalam ukuran 500 l kemudian klorin ini di aliri dengan menggunakan dosing pump. Jadi klorin ini di kontrol setiap hari apa bila kurang klorin di tambah lagi begitu seterusnya, jumlah klorin yang diberikan sesuai dengan standar yaitu 0,2 mg/l.
Gambar 11. Pemberian klorin 4.2.8 Pengamatan Penyaringan Air Vertikal Proses penyaringan air vertikal ini berjalan setiap hari, oleh sebab itu harus dilakukan perawatan berupa pencucuian yang dilakukan setiap hari pada jam 08.30. Penyaringan air vertikal ini mempunyai 5 kamar yang mana di antara ke 33
lima-lima kamar tersebut harus di cuci satu persatu dengan membuka katup pembuangan dan menutup katup. air bersih ke bak utama. setelah semuanya siap katup air bersih di buka kembali dan di aliri kembali ke bak bersih. Instalasi penyaringan air vertikal ini mempunyai dimensi, tinggi 5 m dan diameter 3 m, yang dapat menghasilkan produksi air bersih rata-rata 70 m3/jam. Isi dari saringan ini berupa pasir butiran kecil seperti yang ada di sand filter. Untuk lebih jelasnya instalasi ipav dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Pencucian IPAV
4.2.9 Pengamatan Sand Filter Jumlah sand filter ada 3, masing-masing berukuran yang sama, dimensi tinggi 2,5 m dan diameter 3. Dalam pencucian sand filter ini terdapat 2 cara yaitu dengan pencucian manual dan otomatis. Saat pencucian secara manual semua katup air bersih di tutup supaya air pencucian tidak masuk ke bak air bersih, kemudian air yang dipakai untuk pencucian sand filter ini di ambil dari bak bersih dengan pompa P9. Pompa ini juga dibantu dengan kompresor yang berguna untuk menekan air masuk kesaringan dari bagian bawah. Untuk pencucian otomatis diatur dengan pengaturan timer pada jam berapa kita inginkan untuk
34
pencuciannya, sehingga secara otomatis pencucian akan berjalan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Saat Pencucian Sand Filter 4.2.10 Pengambilan Data Air Proses Pengambilan data air proses ini dilakukan setiap hari pada saat mengambil datanya harus teliti sekali karena bisa tidak cocok saat pengolahan data nantinya, pengambilan data ini yang di catat pada S1, S2, F1, F2, dan IPAV. Tidak semua sand filter digunakan tergantung pada pompa yang hidup dan sand filter yang jalan. Kemudian hasil konsumsi satu hari mencapai rata-rata 4500m3/jam, namun apa bila terjadi suatu masalah pada sumber air baku seperti putusnya kanal atau hal lainnya, maka untuk air produksi akan digunakan air ada dalam bak cadangan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Pengambilan Data Air Proses 35
4.2.11. Reservoir Bangunan reservoir ini adalah bangunan terakhir dengan ukuran panjang 8 m, lebar 6,5 m dan tinggi 4 m. Bangunan reservoir ini untuk menempatkan air bersih atau air yang telah diproses. Dari bak reservoir ini selanjutnya didistribusikan, keperumahan, perkantoran dan masyarakat sekitar. 4.3 Pembahasan 4.3.1 Penelusuran Sumber Air Baku Dalam penelusuran sumber air baku yang ada di PT. Semen Padang ini yaitu ada 2 sumber air baku yang berasal dari sungai Padang Basi dan Lubuk Paraku. Pada saat musim kemarau sumber air Sungai Padang Besi tidak dapat memenuhi kebutuhan PT. Semen Padang namun sumber air baku Sungai Lubuk Paraku dapat memenuhi kebutuhan PT. Semen Padang. Berdasarkan peraturan PP No 82 Tahun 2001, terdapat beberapa parameter yang tidak dilakukan pengujian yaitu BOD, COD, Nitrit, Mangan,, total fosfat sebagai P, NO3 sebagai N, NH3-N, tembaga, phenol dan mikroorganisme. Seluruh parameter yang diuji masih berada di bawah standar baku mutu yang telah ditetapkan, namun untuk air minum tetap harus dilakukan proses pengolahan untuk menghilangkan mikroorganisme yang terdapat dalam air. Kehadiran mikroorganisme pada air minum berpengaruh kepada kesehatan manusia seperti, dapat menimbulkan penyakit disentri, tipus, kanker, gangguan pada kantong kemih, diabetes dan sesak napas (Aryansah, 2010).
36
Pada saat musim kemarau kedua sumber air baku secara fisik terlihat jernih,namun pada saat musih penghujan kedua sumber air terlihat keruh. Untuk dapat digunakan sebagai air minum maka perlu dilakukan pengolahan air baku menjadi air minum. 4.3.2 Kontrol Kanal Dari kontrol kanal yang dilaksanakan setiap paginya terlihat berbagai macam sampah yang hanyut disepanjang kanal. hal ini dapat menyebabkan penyumbatan pada saringan, maka dari pada itu sampah ini dapat di ambil secara manual dengan menggunakan kayu, disepanjang kanal juga ditemukan besi-besi penopang kanal banyak yang hilang, hal ini disebabkan waktu pengontrolan hanya dilakukan setiap pagi. Disarankan waktu pengontrolan kanal dilakukan 3 sampai 4 kali sehari. (pagi, siang, sore, malam) atau dilakukan dengan waktu yang diacak misalnya tidak jam 08.00 saja, bisa dilakukan pada jam 10.00, 12.00, 14.00, 16.00. 4.3.3 Bangunan Pengendap Air Baku Bangunan pengendap air baku ini memiliki dimensi panjang 6 m, lebar 3,5 m dan tinggi 4 m. Bangunan ini berfungsi untuk mengendapkan pasir dan lumpur yang berukuran besar. Perawatan yang dilakukan terhadap bangunan pengendap air baku dilakukan setiap 15 hari. Adapun bentuk dan kontruksi ini bergantung kepada jenis dan macam sumber air. Fungsi dari bangunan penangkap air ini sangat penting artinya untuk menjaga kontiniutas pengaliran (Sutrisno, 2006).
37
Aliran air harus dijaga tetap laminer (tenang), agar proses pengendapan secara gravitasi dapat berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilakukan dengan mengatur pintu air masuk dan pintu air keluar pada unit ini (Sutrisno, 2006). 4.3.4 Bak Flokulasi Pada bak flokulasi ini masih terjadi proses pengendapan pasir dan lumpur yang berukuran kecil. Disini juga terjadi proses flokulasi yaitu penambahan aluminium yang berfungsi untuk membentuk flok atau partikel-partikel kecil yang melayang-layang di air supaya terjadi gumpalan, oleh sebab itu di bubuhkan pH yang berfungi untuk menetralkan air. Pengurasan lumpur yang mengendap dilakukan 2 kali sebulan pada musim kemarau, sedangkan pada musim hujan pengurasan dilakukan setiap 15 hari. Pemberian kapur dan aluminium sulfat ini tidak setiap harinya, ini tergantung pada tingkat kekeruhan air baku. Apa bila hari hujan maka tingkat kekeruhan pada air ini sangat tinggi sehingga perlu dilakukan pemberian kapur dan aluminium sulfat. Masing-masing sebanyak 25 kg kapur dan 50 kg aluminium sulfat. Standar pemberian kapur pada air minum ini, dalam pengaturan Dosing Pump rata-rata 10-15 mg, dengan kapasitas pompa 220 L/jam, jadi kapur yang diberikan 33-22 l/jam. Fungsi dari kapur ini untuk penjernih air dan menaikan pH, dan aluminium sulfat fungsinya untuk penjernih air serta untuk membentuk gumpalan-gumpalan flok.
38
Faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk flok ( partikel yang lebih besar dan bisa mengendap dengan gravitasi). g) Kekeruhan pada baku air. h) Tipe dari suspended Solid. i) pH. j) Alkalinity. k) Bahan koagulant yang dipakai. l) Lamanya pengadukan. 4.3.5 Pengamatan Penyaringan Air Vertikal Penyaringan air vertikal air baku mengalir dari bawah ke atas atau melawan gaya gravitasi sehingga partikel-partikel halus lumpur akan mengendap dibagian bawah. Karna air yang dilewatkan di penyaringan banyak akibatnya partikel-partikel halus akan menumpuk dibagian bawah, oleh sebab itu pencucian saringan ini dilakukan setiap hari. Air yang keluar bagian atas penyaringan akan dialirkan ke bak bersih 4.3.6 Pengamatan Sand Filter Proses ini bertujuan untuk mengurangi polutan-polutan yang ukurannya lebih besar dari 0,5 mikron, serta menahan/ memfilter kadar-kadar logam-logam berat yang telah teroksidasi dalam proses sebelumnya. Sesuai dengan namanya, filtrasi adalah untuk menyaring dengan media butiran. Media butiran ini biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica dan kerikil silica dengan ketebalan berbeda. Cara ini dilakukan dengan metode gravitasi, saringan 39
sand fiter ini terdiri dari 3 buah yang mana ke tiga-tiganya berbentuk tabung, penyaringan ini termasuk proses pengolahan secara fisika, saringan sand flter ini tidak sekaligus berjalan hanya satu sand filter yang berjalan terus. 4.3.7 Pengambilan Data Air Proses Pengambilan data air proses ini di ambil setiap 1 jam sekali kemudian data. Data yang diambil jumlah air yang belum diproses dan jumlah air yang telah diproduksi baik untuk kebutuhan pabrik maupun untuk kebutuhan perumahan dan perkantoran. Rata-rata pemakain air bersih dalam satu bulan mencapai 4000 m3, data air proses ini dapat dlihat pada lampiran 2 di belakang. 4.3.8 Reservoir Pada bangunan reservoir ini merupakan bangunan terakhir dimana penampungan air bersih yang telah siap didistribusikan kepada perumahan, perkantoran dan masyarakat sekitar. Setelah semua air proses yang masuk ke bak bersih pemberian klorin baru dilakukan, cara pemberian klorin ini dilakukan dengan secara manual dengan mengaliri melalui dosing pump yang telah di atur pada pompa tersebut. Guna dari klorin ini yaitu untuk membunuh kuman atau bakteri yang ada dalam air tersebut. Kemudian standar dari pemberian clorine ini yaitu 0,2 mg/L, berdasarkan Permenkes RI No 492/MENKES/PER/IV/2010,
apa bila kurang dari dari
0,2mg/L maka klorin tidak dapat membunuh mikroorganisme yang ada dalam air, kemudian jika melebehi dari 0,2 mg/L juga akan menyebabkan gangguan pada kesehatan tubuh, seperti gangguan pada kantong kemih (Aryansah, 2010). Untuk
40
standar dari baku mutu yang telah ditetapkan pemerintah dapat dilihat pada Lampiran 1.
41
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 1. Proses pengolahan air minum di PT. Semen Padang cukup baik, dengan proses fisika dan kimia dapat dilihat 2. Perawatan Instalasi pada pengolahan proses air minum dilakukan setiap hari. 3. Penggunaan zat kimia dalam air minum seperti klorin 0.2mg/l, Kapur 22-33 l/jam dan aluminium sulfat 22-33 l/jam, ini sudah memenuhi standar dari baku mutu yang telah ditetapkan.
5.2 Saran Setelah terbentuknya proses pengolahan air baku menjadi air minum di PT. Semen Padang ini, dengan pengolahan yang sudah cukup baik dan sistim penyaringan begitu lengkap, namun masih ada juga beberapa tempat dalam kawasan PT. Semen Padang yang masih belum dapat air minum dan air besih. Untuk kedepannya, diharapkan air minum yang diproduksi di PT. Semen Padang dapat di distribusikan pada masyarakat yang berada di sekitar kawasan PT. Semen Padang.
42
DAFTAR PUSTAKA
Afriko, 2012. Implementasi Amdal Dalam Pengelolaan Lingkungan PT. Semen Padang. Tugas Akhir. Politeknik Pertanian Universitas Andalas Payakumbuh (tidak dipublikasikan). Aryansah.wordpress.com/2010/12/03/instalasi-pengolahan-air-bersih/ Efendi H, 2003. Telaakan Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya Air dan Lingkungan Kansius, Yogyakarta.258 hl. Fardiaz S, 2004. Polusi Air dan Udara,Kanisius. Yogyakarta. 190 hl. Kumala, S.2003. Teknik Praktis Mengolah Air Kotor Menjadi Air Bersih, Niaga Swadaya. Jakarta 94 hl. Giri, K. 2009 Instalansi Pengolaha Air Minum. Niaga Swadaya Jawa Barat. 101 hl Suriawira U, 2008. Mikro biologi Air PT. Alumni, Bandung 330 hl. Sutrisno, T. 2006. Teknologi Penyediaan Air Bersih. PT Asdi Masatya, Jakarta 97 hl.
43
Lampiran 1 Analisa Proses Air Minum di PT. Semen Padang No
Para Meter Uji
Satuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Kekeruhan Warna pH Kesadahan TDS Zat organik Besi (Fe) Fluorida (F) Klorida (C1) Nitrat (NO3) Nitrit (NO2) Sulfat (SO4) Mangan (Mn)
NTU Unit Pt. Co mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l
Standar Baku Mutu maks 5 maks 15 6,5-8,5 maks 500 maks 500 maks 10 maks 0,3 maks 1,5 maks 250 maks 50 maks 3 maks 250 maks 0,4
Hasil Analisa 0,3 0,0571 7,33 59,60 125,00 1,98 0,0342 0,5104 7,27 1,0622 0,01066 33,448 0,00045
44
Lampiran 2 Data Air Proses Bulan April
I 1470 1515 1427 1534 1416 1486 1479 1540 1498 1513 1546 1545 1512 1228 1478 1510 1481 1443 1527 1516 1448 1439 1553 1450 1461 1470 1495 1510 1449 1474 44413 1480
PRODUKSI ( m3 ) II III TOTAL 1446 1732 4648 382 1367 3264 1280 1601 4308 1286 1692 4512 1266 1372 4054 1296 1584 4366 1266 1585 4330 1296 1642 4478 1289 1597 4384 1266 1802 4581 695 544 2785 1271 1596 4412 1316 1722 4550 1283 1604 4115 1316 1632 4426 1233 1722 4465 1246 1562 4289 1344 1598 4385 1366 1782 4675 1252 1588 4356 1233 1602 4283 1334 1506 4279 1276 1602 4431 1342 1590 4382 1366 1782 4609 1256 1616 4342 1446 1562 4503 1191 1751 4452 1296 1582 4327 1298 1561 4333 37433 47478 129324 1248 1583 4311
I 1450 1530 1442 1534 1426 1486 1489 1540 1498 1528 1551 1545 1527 1248 1498 1510 1521 1463 1537 1516 1448 1464 1563 1470 1461 1470 1495 1510 1459 1474 44653 1488
KONSUMSI( m3) II III TOTAL 1426 1732 4608 377 1357 3264 1285 1581 4308 1286 1692 4512 1281 1347 4054 1296 1584 4366 1261 1580 4330 1296 1642 4478 1299 1587 4384 1251 1802 4581 755 479 2785 1276 1591 4412 1301 1722 4550 1263 1604 4115 1301 1627 4426 1233 1722 4465 1271 1497 4289 1324 1598 4385 1356 1782 4675 1252 1588 4356 1233 1602 4283 1309 1506 4279 1266 1602 4431 1322 1590 4382 1366 1782 4609 1266 1606 4342 1446 1562 4503 1191 1751 4452 1286 1582 4327 1303 1556 4333 37378 47253 129284 1246 1575 4309
45
Lampiran 3 Data Air Proses Bulan Mei
I 1421 1439 1508 1499 1443 1494 1494 1524 1491 1452 1507 1489 1458 1527 1544 1490 1541 1362 1481 1476 1513 1420 0 1547 1486 1491 1572 1499 1568
41736 1439
PRODUKSI ( m3 ) II III TOTAL 1246 1752 4419 1256 1478 4173 1156 1412 4076 1248 1695 4442 1256 1612 4311 1326 1682 4502 1326 1682 4502 1234 1569 4327 1328 1675 4494 1316 1882 4650 1271 1598 4376 1292 1599 4380 1316 1742 4516 1282 1612 4421 1306 1662 4512 1299 1739 4528 1276 1622 4439 1366 1664 4392 1306 1752 4539 1276 1583 4335 1316 1502 4331 682 0 2102 719 1692 2411 1292 1635 4474 1276 1602 4364 1267 1590 4348 1316 1632 4520 1346 1671 4516 1286 1602 4456 0 0 36182 45938 123856 1248 1584 3995
KONSUMSI ( m3 ) I II III TOTAL 1421 1246 1752 4419 1444 1261 1468 4173 1508 1161 1407 4076 1499 1248 1695 4442 1443 1256 1612 4311 1494 1326 1682 4502 1494 1326 1682 4502 1529 1229 1569 4327 1491 1328 1675 4494 1457 1311 1882 4650 1507 1276 1593 4376 1489 1302 1589 4380 1468 1306 1742 4516 1532 1277 1612 4421 1559 1291 1662 4512 1515 1274 1739 4528 1541 1276 1622 4439 1382 1346 1664 4392 1481 1306 1752 4539 1476 1276 1583 4335 1513 1326 1492 4331 1420 737 0 2157 0 669 1692 2361 1542 1292 1635 4469 1486 1296 1582 4364 1511 1252 1585 4348 1572 1321 1627 4520 1524 1326 1671 4521 1578 1271 1607 4456 0 0 41876 36112 45873 123861 1444 1245 1582 3996
46