1
Perancangan Environmental Graphic Design Kebun Binatang Surabaya dengan Konsep Uniquely Playful M Anas Kautsar (NRP : 3407100087), Denny Indrayana, ST., MDS. (NIP. 1980 1012 200604 1002)
Desain Produk Industri, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail:
[email protected] Abstrak--- Kebun Binatang Surabaya adalah salah satu kebun binatang tertua di Indonesia yang memiliki luas wilayah 15 hektar dan mempunyai 351 spesies satwa yang berbeda. Berdasarkan hasil penelitian, Kebun Binatang Surabaya memiliki permasalahan di dalamnya, mulai dari perubahan positioning yang baru, tidak mempunyai sistem grafis lingkungan yang terpadu, serta hilangnya loyalitas pengunjung Kebun Binatang. Sehingga dibutuhkan tampilan baru Kebun Binatang Surabaya melalui perancangan desain grafis lingkungan. Kebun Binatang Surabaya memiliki banyak satwa yang dapat di informasikan pada pengunjung. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem untuk menyampaikan komunikasi tersebut yaitu sebuah desain grafis lingkungan. Desain grafis lingkungan pada KBS ini meliputi banyak titik tempat untuk pengembangan suasana tersebut. Pada perancangan ini, peneliti menemukan sebuah konsep yang didapat dari analisa dari stakeholder, pengunjung, serta melalui eksisting dan studi kompetitor. Konsep yang muncul yaitu “Uniquely Playful” yaitu suasana perubahan KBS menjadi unik dan menyenangkan yang dapat mengembalikan loyalitas pengunjung terhadap KBS. Kata Kunci— Desain Grafis Lingkungan, Kebun Binatang Surabaya, Uniquely Playful
I.
K
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ebun Binatang Surabaya merupakan salah satu tempat wisata taman kota Surabaya yang menyuguhkan beraneka macam hewan di dalamnya. KBS memiliki jumlah pengunjung yang sangat banyak, dan memiliki ketertarikan masing-masing dalam melihat suatu hewan ataupun datang pada tempat wisata tersebut. Pengunjung mempunyai kebutuhan akan informasi pada tempat wisata seperti KBS. Namun, tampilan KBS sekarang sudah tidak layak dan banyak sarana prasarana yang rusak. Kondisi KBS yang sudah tidak layak dan diperlukan adanya pembaharuan yaitu meliputi petunjuk arah, kandang, sarana permainan, area umum KBS, dll. Pihak pemkot pun membuat suatu rencana perubahan tampilan dari KBS untuk tahun 2015 yaitu salah satunya berupa environmental graphic design atau lebih dikenal dengan desain grafis lingkungan. Media environmental graphic design ini yang akan menyampaikan komunikasi mengenai KBS secara keseluruhan. Selain itu juga menyuguhkan informasi-informasi untuk memenuhi kebutuhan pengunjung KBS.
B. Tujuan Makalah ini mencoba menyajikan berupa solusi desain terhadap permasalahan dari KBS yang diharapkan akan dapat menyampaikan komunikasi mengenai KBS secara umum, memberikan informasi yang dibutuhkan bagi pengunjung KBS, dan membangun desain grafis lingkungan yang mampu memberikan perubahan pada KBS kedepan, serta kembalinya loyalitas pengunjung terhadap tempat wisata ini. C. Masalah masalah yang diangkat pada makalah ini adalah : Bagaimana merancang Environmental Graphic Design yang mampu menampilkan kesan unik dan menyenangkan pada Kebun Binatang Surabaya. II.
URAIAN PENELITIAN
Kota Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia. Perkembangan kota ini berlangsung pesat dibuktikan dengan banyaknya berdiri bangunan yang berfungsi sebagai pusat perdagangan. Perkembangan ini membawa dampak banyaknya orang dari luar kota Surabaya yang datang untuk berbisnis. Dengan demikian para pendatang bukan saja berasal dari pulau Jawa namun juga pulau – pulau lain di Indonesia. Semakin pesat berkembangnya kota Surabaya membuat kota metropolitan ini lama – kelamaan menjadi kota yang sibuk akan kegiatan perkantoran dan bisnisnya. Di tengah sumpeknya kota Surabaya yang semakin berkembang pesat, warga di kota Surabaya khususnya membutuhkan tempat rekreasi yang dapat menjadi jujukan untuk melepas penat dari kesibukan sehari – hari. Akhir – akhir ini, tempat wisata di Jawa Timur dengan daya tarik satwa dan flora sedang digemari oleh masyarakat, mulai dari Taman Safari Prigen hingga Batu Secret Zoo. Warga Surabaya-pun rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk melepas penatnya kota Surabaya dengan menuju tempat wisata yang berada di kabupaten Malang tersebut. Padahal, Surabaya sendiri mempunyai potensi tempat wisata satwa yang seharusnya bisa bersaing dengan para kompetitor yang baru, yaitu Kebun Binatang Surabaya (KBS). KBS memiliki pengunjung dari berbagai usia, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga orang tua. Pengunjung tersebut membutuhkan adanya penyampaian informasi secara komunikatif. Namun pada kenyataannya, kondisi
2 dalam KBS sudah tidak terawat dan rusak. Selain itu kondisi suasana yang kotor dan terkesan kuno ini sudah tidak dapat menyampaikan komunikasi dari tampilan KBS secara umum. Dengan adanya rencana perubahan dari pihak pemkot terhadap KBS ini dapat menunjang adanya pembaharuan tampilan suasana sistem grafis berupa desain informasi, petunjuk arah, dan desain eksebisi sehingga dapat mengkomunikasikan tampilan KBS secara umum. Serta dapat membuat pengunjung merasa nyaman pada saat menikmati/mengunjungi KBS ini sebagai tempat wisata. III.
DESKRIPSI PERANCANGAN
Suasana sistem grafis lingkungan di Kebun Binatang Surabaya secara umum hanyalah sistem petunjuk dan desain informasi saja. Hal tersebut memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, kelebihan dari suasana sistem grafis tersebut adalah memiliki biaya yang murah. Namun kekurangannya sangat banyak, meliputi dari tidak adanya sistem grafis yang terpadu, tidak mempunyai satu konsep yang jelas, tidak memberikan informasi yang jelas pada pengunjung, serta tidak mendukung suasana Kebun Binatang Surabaya tersebut secara citra dari KBS itu. Apabila KBS mempunyai suasana sistem grafis lingkungan yang memadai maka keuntungan yang didapat oleh KBS diantaranya : • Memiliki system grafis yang terpadu antara media satu dengan yang lainnya, sehingga KBS memiliki identitas dari grafis yang tampak oleh pengunjung. • Mempunyai konsep yang jelas terhadap KBS ini, sehingga para pengunjung merasakan bahwa adanya satu kesatuan konsep yang jelas pada KBS. • Adanya penyampaian informasi yang jelas, pengunjung yang tidak didampingi oleh guide akan mengerti informasi satwa tersebut. • Mendukung suasana KBS secara keseluruhan, sehingga pengunjung merasakan atmosfer yang ada dalam KBS tersebut. • Kembalinya loyalitas pengunjung, terutama pengunjung yang sudah lama lagi tidak berkunjung ke KBS. Adapun kelemahan yang dimiliki bila KBS mempunyai suasana sistem grafis yang baik, diantaranya adalah : • Pengembangan serta perawatan membutuhkan adanya tim yang profesional. • Pengembangannya membutuhkan waktu yang lama. • Pengembangannya membutuhkan biaya yang cukup besar. Untuk proses pengerjaan desain informasi, petunjuk arah, dan desain eksebisi akan menetapkan dengan hasil kuesioner, aspek kebutuhan pengunjung dan stakeholder yang berasal dari daerah Kota Surabaya. Penetapan itu bertujuan untuk mengetahui selera pasar yang sesuai, dan untuk mencari tahu kebutuhan para pengunjung yang mampu menarik perhatian. Kemudian ditampilkan dalam bentuk visual melalui media environmental graphic design, yaitu berupa: 1. Information Design Informasi yang optimal tidak hanya mengutamakan keterbacaan yang tinggi, namun lebih memperhatikan bagaimana informasi tersebut disampaikan. Informasi
berupa teks dan deskripsi merupakan bentuk yang wajib dari penyajian informasi, Namun terkadang tidak cukup. Tergantung pada konsep storytelling dan teknologi yang digunakan, berbagai media dapat digunakan sebagai penjelas informasi yang hendak disampaikan. 2. Wayfinding Wayfinding harus didasarkan pada alur pengunjung. Penggunaan peta sebagai penunjuk arah secara keseluruhan dapat membantu asalkan ditempatkan pada pintu masuk lokasi atau tempat-tempat penting. Signage yang optimal tidak harus estetis, namun lebih mengutamakan keterbacaan dan kejelasan informasi. Penempatan yang sesuai dengan tinggi mata manusia akan sangat membantu pengunjung. 3. Exhibition Design Ada tiga hal yang penting pada aspek ini, yaitu: lingkungan eksterior/interior, pencahayaan, dan storytelling dari KBS. Ketiganya dapat difokuskan untuk mendukung desain informasi, atau menciptakan suasana dari objek satwa itu sendiri. 4. Content Secara umum, objek dikategorikan menjadi satwa itu sendiri dan informasi. Identitas satwa sangat penting dalam mengkomunikasikan isi kebun binatang pada pengunjung, baik untuk koleksi satwa, maupun informasi. Identitas satwa harus disesuaikan dengan cara presentasi informasi tersebut. Koleksi satwa biasanya dikelompokkan menurut lokasi, kategori spesies, atau hierarki. 5. Font Pemilihan font diklasifikasikan menjadi font serif, sans serif, hand writing, dan dekoratif. Font yang memiliki daya baca tinggi adalah font sans serif. Sedangkan pada environmental graphic design sendiri sangat mementingkan kenyamanan/ergonomi dalam kebutuhan dari pengunjung. 6. Graphic Signature Perangkat identitas visual sekunder yang digunakan sebagai elemen desain pada setiap perancangan visual KBS. Yang berfungsi agar dapat membantu pengenalan identitas walaupun tidak secara langsung. Graphic signature ini di dapat dari elemen turunan dari logo visual KBS. 7. Hierarki Berdasarkan fungsinya, KBS dapat dibagi menjadi beberapa bagian menjadi: area pameran, area edukasi, area hiburan, area non pengunjung, area kantor, dan area public service. Area-area tersebut yang akan menjadi titik di mana pengunjung itu berada dan beraktivitas. Keyword Konsep Desain Uniquely Playful Makna Menurut kamus oxford, Unique merupakan kata dalam bahasa inggris yang memiliki padanan kata sebagai berikut: • Incomparable : yang tidak ada bandingannya • Limited : terbatas
3 Menurut kamus oxford, Playful merupakan kata dalam bahasa inggris yang memiliki padanan kata sebagai berikut: • Fun : lucu • Happy : menyenangkan, menghibur Uniquely Playful memiliki makna bahwa dalam perancangan ini, KBS ditempatkan sebagai kebun binatang yang menghibur serta nyaman dengan penampilan yang baru, dan berbeda dengan kebun binatang lainnya. Dengan adanya konsep yang Playful ini, dapat membuat pengunjung bermain dan mencari informasi tentang apa yang diberikan oleh KBS. Strategi Komunikasi
Gambar. 1. Sketsa desain
Tema Eksebisi Tema eksebisi Kebun Binatang Surabaya disesuaikan dengan konsep yaitu membuat KBS menjadi unik dan menyenangkan yang mengajak pengunjung dapat mencari informasi yang disampaikan dalam eksebisi tersebut. Tema eksebisi tidak berarti menunjukkan hal tersebut secara harafiah, dalam arti bahwa tema sesuai atau identik dengan konsep. Lebih tepatnya tema eksebisi berhubungan dengan hal-hal berikut. • Semua artifak EGD, termasuk signage, label, pencahayaan, dan tidak secara fisik mengganggu satwa atau merusak suasana KBS. Akan tetapi membangun konsep KBS itu sendiri. • Pengunjung diberikan kebebasan berinteraksi dengan satwa selama hal itu memungkinkan. • Tema berlaku secara permanen. IV.
Gambar. 2. Alternatif piktogram
C. Warna Warna yang digunakan dalam elemen desain ini ada 6 warna. Masing-masing warna mewakili tiap zoning yang ada di KBS. Penetapan warna tersebut diambil dari adanya identitas visual yang telah berlaku.
PROSES DESAIN
A. Tipografi Dalam proses ini, akan dilakukan pencarian tipografi yang tepat dalam penggunaan headline/judul dan bodytext sebagai penerapan pada environmental graphic design.
Gambar. 3. Warna yang digunakan
D. Bentuk KBS adalah kebun binatang sebagai pusat konservasi hewan di kota Surabaya. Oleh karena itu secara umum KBS adalah tempat yang penuh dengan bentuk-bentuk organis dan natura. Maka, bentukan yang akan dikembangkan yaitu bentukan yang tidak jauh dari bentuk aslinya. Untuk memenuhi konsep unik, bentukan yang asli tersebut di sederhanakan dengan bentukan-bentukan geometri.
Gambar. 1. Alternatif dan enerapan judul dan bodytext
B. Pictogram Pictografi yang digunakan menggunakan gambar-gambar yang minimalis serta sesuai dengan konsep. Gambar-gambar yang dibutuhkan akan dilakukan dengan penyederhanaan gambar tersebut.
Gambar. 4. Pohon dan daun sebagai dasar bentukan
4
Gambar. 5. Sketsa bentuk
Gambar. 6. Rough desain
E. Icon Pembentukan ikon pada hewan ini akan di selaraskan dengan bentukan-bentukan yang telah terbentuk sebelumnya, yaitu bentukan yang bersifat geometris serta dapat mewakili konsep yang ada.
Gambar. 9. Alternatif ikon hewan
F. Exhibition Design Desain eksebisi mewakili banyak elemen yang digunakan, salah satunya adalah sebuah permainan perosotan. Permainan ini dibentuk melalui bentukan ikon yang ada, dan di terapkan sesuai konsep agar lebih menyenangkan.
Gambar. 10. Contoh permainan perosotan Gambar. 7. Contoh hewan
Gambar. 11. Bentuk perosotan dengan bentukan ikon
V.
IMPLEMENTASI DESAIN
Tipografi
Gambar. 8. Alternatif sketsa penyederhanaan hewan
Penulisan font ini digunakan pada wayfinding, information design, serta exhibition design. Font SAF, digunakan sebagai headline atau nama dari tempat dan hewan tersbut.
5 Font DinPro, digunakan sebagai bodytext pada informasi. Sedangkan font Cuprum, digunakan pada nama latin hewan yang penulisannya dicetak miring (italic).
Information Design Pada desain informasi, akan meng-implementasikan ikon, informasi satwa, supergrafis, serta warna yang mewakili dari tiap zoning.
Gambar. 12. Font yang di implementasikan dalam EGD
Icon dan Pictogram Ikon dan pictogram adalah salah satu elemen desain yang akan di implementasikan pada beberapa media yang sudah ditentukan. Pembentukan ikon dan pictogram ini menggunakan bentukan-bentukan geometri yang sudah diproses menurut konsep desain.
Gambar. 15. Penerapan sign tempat pada kuda nil
Exhibition Design Pada desain eksebisi, terdapat banyak media yang terlibat seperti, pintu masuk, permainan, tempat duduk, dan patung.
Gambar. 16. Simulasi penerapan pintu masuk pada KBS
Gambar. 13. Ikon dan Pictogram hewan KBS
Signage Sign arah Kebun Binatang Surabaya ini diambil dari bentukan pohon serta daun. Sign ini diletakkan dibeberapa titik pada Kebun Binatang Surabaya, tepatnya pada perempatan serta pertigaan jalan di KBS. Warna sign ini mengikuti letak di mana sign ini berdiri, yaitu pada zoning yang telah di tentukan warnanya.
Gambar. 17. Simulasi penerapan perosotan pada KBS
Gambar. 18. Simulasi penerapan tempat duduk ikon pada KBS
Gambar. 14. Penerapan Sign pada KBS
6 sebagai tempat wisata kota Surabaya yang layak di kunjungi. 3. Suasana KBS yang bersifat organis dan alami akan dikemas dengan tampilan yang unik dan menyenangkan, agar dapat memenuhi kebutuhan pengunjung yang datang. 4. Perancangan Environmental Graphic Design ini adalah untuk membantu perubahan tampilan luar KBS agar dapat meningkatkan citra dari KBS dan kota Surabaya secara tidak langsung.
UCAPAN TERIMA KASIH Gambar. 19. Simulasi penerapan tempat duduk supergrafis pada KBS
Saya Muhammad Anas Kautsar selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT yang telah memberi rahmat dan berkah. Terima kasih kepada Jurusan Desain Produk Industri dan Kebun Binatang Surabaya atas penulisan yang telah saya lakukan. Serta ucapan terima kasih kepada teman-teman yang telah memberi dukungan dan bantuan dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Gambar. 20. Simulasi penerapan patung logo pada KBS
Peta Karena kebutuhan akan pengunjung mengenai informasi tempat, maka dibuat sebuah peta ini. Peta dari KBS akan di tempatkan pada pintu masuk serta pada beberapa titik di dalam KBS dengan tujuan memudahkan pengunjung dalam mencari tempat di area KBS yang luas ini. Peta di atas dilakukan pembagian area menurut zoning yang telah di tentukan. Selain itu hewan-hewan yang ada di dalam peta bukanlah hewan yang berbentuk ikon, dikarenakan tidak semua pengunjung langsung mengenal hewan yang telah di sederhanakan itu.
Gambar. 25. Peta KBS
VI.
KESIMPULAN
Berikut ini merupakan hasil-hasil penelitian yang didapat dan telah tercapai dalam riset dan implementasi desain tentang Perancangan Environtmental Graphic Design Kebun Binatang Surabaya dengan konsep Uniquely Playful : 1. Kebun Binatang Surabaya memiliki banyak aneka satwa dan memiliki lahan yang cukup luas, namun membutuhkan tampilan baru untuk membuat KBS menjadi pusat taman kota bersifat wisata hewan dalam kota. Dengan bentuk perubahan yang tepat, Potensi KBS mampu bersaing kembali dengan pesaing lainnya. 2. Dengan bentuk perubahan KBS yang menampilkan secara unik dan menyenangkan akan memberikan gambar KBS
A. Buku [1] Berger, Craig M, 2005, Wayfinding: Designing and Implementing Graphic Navigational System, PageOne [2] Darmaprawira W.A, Sulasmi, 2001, Warna : Teori dan Kreativitas Penggunaannya , Bandung : ITB, Edisi ke 2 [3] Niron Ilgin, 2009, The Importance Of Environmental Graphic Design in Human Life and Its Affection, Izmir University [4] O’Grady, Ken Visocky & Jenn, 2008, The Information Design Handbook, RotoVision, Switzerland. B. Majalah [1] Majalah Concept, volume 04, edisi 23, 2008 [2] Majalah IDN, volume 17 no.5, 2010