I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabai merah besar (Capsicum annum L.) merupakan komoditas sayuran yang banyak mendapat perhatian karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Kebutuhan akan cabai terus meningkat setiap tahun sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya industri yang membutuhkan bahan baku cabai. Cabai merah memiliki sifat mudah rusak. Sifat mudah rusak ini dipengaruhi oleh kadar air dalam cabai yang sangat tinggi sekitar 90% dari kandungan cabai merah itu sendiri. Kandungan air yang sangat tinggi ini dapat menjadi penyebab kerusakan cabai pada saat musim panen raya. Hal ini dikarenakan hasil panen yang melimpah sedangkan proses pengeringan tidak dapat berlangsung secara serentak, sehingga menyebabkan kadar air dalam cabai masih dalam keadaan besar, sehingga menyebabkan pembusukan. Beberapa upaya penyelamatan hasil pertanian adalah dengan melakukan pengeringan. Prinsip pengeringan cabai adalah menguapkan air karena ada perbedaan kandungan uap air diantara udara dan bahan yang dikeringkan. Udara panas mempunyai kandungan uap air yang lebih kecil dari pada bahan sehingga dapat mengurangi uap air dari bahan yang dikeringkan. Salah satu faktor yang dapat mempercepat udara
proses
pengeringan
adalah
yang mengalir. Dengan adanya aliran udara maka udara yang sudah
jenuh dapat diganti oleh udara kering sehingga proses pengeringan dapat berjalan secara terus menerus (Anonima, 2011).
1
Pengeringan cabai dilakukan sebagai alternatif untuk menanggulangi produk cabai yang berlebihan, terutama saat panen raya. Dengan pengeringan, cabai dapat disimpan lebih lama sehingga penjualan dapat disesuaikan dengan kebutuhan pasar. Dalam proses pengeringan cabai dikenal dua metode pengeringan
yaitu
penjemuran
dan
pengeringan
mekanis
dengan
menggunakan alat pengering. Walaupun demikian, penjemuran tidak dapat diandalkan karena sangat tergantung pada kondisi cuaca. Proses pengeringan mekanis dengan menggunakan alat pengering mekanis yang tidak sesuai dengan karakteristik dari cabai yang dikeringkan mengakibatkan terjadinya kerusakan cabai, sehingga dapat mengurangi mutu dari cabai yang dihasilkan. Oleh karena itu, diperlukan sebuah model pengeringan sebagai dasar dalam perancangan sebuah alat pengering. Berdasarkan penjelasan di atas maka perlu diadakan penelitian untuk mendapatkan sebuah model pengeringan yang mampu mempresentase perilaku cabai selama pengeringan. 1.2 Tujuan dan Kegunaan Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendapatkan model pengeringan lapisan tipis yang sesuai dengan karakteristik cabai merah besar varietas tombak. Kegunaan dari penelitian ini adalah menjadi dasar permodelan pengeringan cabai merah besar varietas tombak.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasca Panen Cabai Tanaman Cabai Merah adalah tanaman perdu dengan rasa buah pedas yang disebabkan oleh kandungan capsaicin. Secara umum cabai memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin, diantaranya kalori, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, vitamin A, B1 dan vitamin C (Prayudi, 2010). Umumnya buah cabai merah dipetik apabila telah masak penuh, ciricirinya seluruh bagian buah berwarna merah. Di dataran rendah masa panen pertama adalah pada umur 75 – 80 hari setelah tanam dengan interval waktu panen 2 – 3 hari. Sedangkan di dataran tinggi agak lambat yaitu pada tanaman berumur 90 – 100 hari setelah tanam dengan interval panen 3- 5 hari. Secara umum interval panen buah cabai merah berlangsung selama 1,5 – 2 bulan. Produksi puncak panen adalah pada pemanenan hari ke 30 yang dapat menghasilkan 1 – 1,5 ton untuk sekali panen. Buah cabai merah yang dipanen tepat masak dan tidak segera dipasarkan akan terus melakukan proses pemasakan, sehingga perlu adanya penempatan khusus. Oleh karena itu hasil produksi cabai merah sebaiknya ditempatkan pada ruang yang sejuk, terhindar
dari
sinar
matahari,
cukup
oksigen
dan
tidak
lembab
(Anonimb, 2011). Cabai merah besar merupakan salah satu jenis sayuran yang mempunyai kadar air yang cukup tinggi pada saat panen. Selain masih mengalami proses respirasi, cabai merah akan mengalami proses kelayuan. Sifat fisiologis ini menyebabkan cabai merah memiliki tingkat kerusakan yang dapat mencapai 40%. Daya tahan cabai merah segar yang rendah ini
3
menyebabkan harga cabai merah di pasaran sangat berfluktuasi. Alternatif teknologi penanganan pascapanen yang tepat dapat menyelamatkan serta meningkatkan nilai tambah produk cabai merah (Prayudi, 2010). Tabel 1.
Kualitas cabai merah besar segar berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI 01-4480-1998)
No
Persyaratan
Jenis Uji Mutu I
Mutu II
Mutu III
1.
Keseragaman warna
Merah> 95%
Merah≥ 95%
Merah≥ 95%
2.
Keseragaman
Seragam (98%)
Seragam (96%)
Seragam (95%)
3.
Bentuk
98 Normal
96 Normal
95 Normal
4.
Keragaman ukuran: a. Cabai merah besar segar - Panjang buah - Garis tengah pangkal b. Cabai merah keriting - Panjang buah - Garis tengah pangkal
12-14 cm 1,5-1,7 cm
9-10 cm 1,3-1,5 cm
<9 cm <3 cm
>12-17 cm >1,3-1,5 cm
>10-12 cm >1,0-1,3 cm
<10 cm <1,0 cm
5.
Kadar kotoran
1
2
5
6.
Tingkat kerusakan dan busuk a. Cabai merah besar b. Cabai merah keriting
0 0
1 1
2 2
Sumber: Departemen Pertanian, Standar Mutu Indonesia SNI 01-4480-1998 Cabai dipanen pada saat buah memiliki bobot maksimal, bentuknya padat, dan warnanya tepat merah menyala (untuk cabai merah) dengan sedikit garis hitam (90% masak). Umur panen cabai pada dasarnya ditentukan oleh tiga hal, yaitu varietas, lokasi penanaman dan kombinasi pemupukan yang digunakan (Anonimc,2011).
4
Berdasarkan Anonimc (2011) cara panen cabai adalah sebagai berikut: •
Cabai dipetik dengan menyertakan tangkai buahnya. Cabai yang dipanen tanpa menyertakan tangkainya akan lebih cepat busuk bila disimpan dan mengurangi bobot hasil panen.
•
Pemanenan biasanya dilakukan sekaligus antara cabai yang masak penuh dengan cabai yang 80-90% masak dalam satu wadah.
•
Cabai yang terserang penyakit harus ditempatkan dalam wadah tersendiri sehingga pada saat panen diperlukan dua wadah. Buah yang rusak/sakit ini harus dipanen. Jika tidak dipanen maka akan menular ke cabai yang lain.
•
Waktu panen yang baik pada pagi hari karena bobot buah dalam keadaan optimal sebagai hasil penimbunan zat-zat makanan pada malam harinya dan belum banyak mengalami penguapan. Sifat khas cabai merah adalah tidak dapat disimpan lama, karena
kandungan airnya cukup tinggi. Selain itu, pada saat panen raya dan harga rendah sangat diperlukan penanganan yang dapat mempertahankan nilai ekonomis dari komoditas tersebut (Anonimc, 2011). 2.2 Varietas Cabai Varietas cabai hibrida maupun non hibrida yang telah dilepas di Indonesia sudah banyak. Menurut Prayudi (2010), berikut beberapa varietas cabai hibrida dan non hibrida dengan ciri potensi yang dihasilkan a. Cabai Merah Teropong “Inko hot” Cabai ini merupakan varietas hibrida yang mempunyai penampilan buah menarik, besar dan lurus dengan kulit buah agak tebal. Varietas ini dapat dipanen pada umur 85 hst. Diameter buah ±2,1 cm dan panjang buah
5
±11 cm. Varietas ini mempunyai tinggi tanaman 55cm, dapat ditanam di dataran rendah maupun dataran tinggi. Hasil panen enam kali petik, dapat mencapai 31,85 kg, sehingga per batang menghasilkan 0.91 kg. b. Cabai Merah Varietas Premium Cabai ini merupakan varietas hibrida. Tinggi tanaman ±110 cm, umur mulai berbungan ±32 hst. Umur mulai panen ± 95 hst, ukuran buah panjang ±13 cm, berat per buah ± 13 g, rasa pedas. Beradaptasi dengan baik di dataran rendah sampai sedang dengan ketinggian 200 – 500 m. c. Cabai Merah Varietas Tombak Karakteristik cabai merah besar varietas tombak yaitu warna buah muda, hijau mengkilat, warna buah masak merah mengkilat, permukaan buah licin, daya simpan lebih tahan, Panjang buah ±15 cm, diameter buah ±1,7 cm dan berat per buah ±13 g. d. Cabai Merah Varietas Hot Beauty Cabai ini merupakan varietas hibrida dengan tinggi tanaman 8795cm, umur mulai berbungan 44-50 hst, umur mulai panen 87-90 hst. Ukuran Buah:panjang 11,5-14,1 cm, diameter 0.78-0.85 cm, permukaan kulit halus, berat perbuah 17-18 g. Beradaptasi dengan baik di dataran rendah-sedang. 2.3 Konsep Dasar Pengeringan Pengeringan adalah proses pengeluaran air dari suatu bahan pertanian menuju kadar air kesetimbangan dengan udara sekeliling atau pada tingkat kadar air dimana mutu bahan pertanian dapat dicegah dari serangan jamur,
6
enzim aktifitas serangga (Hederson and Perry, 1976). Sedangkan menurut Hall (1957) dan Brooker et. al. (1981), proses pengeringan adalah proses pengambilan atau penurunan kadar air sampai batas tertentu sehingga dapat memperlambat laju kerusakan bahan pertanian akibat aktivitas biologis dan kimia sebelum bahan diolah atau dimanfaatkan. Pengeringan merupakan salah satu cara dalam teknologi pangan yang dilakukan dengan tujuan pengawetan. Manfaat lain dari pengeringan adalah memperkecil volume dan berat bahan dibanding kondisi awal sebelum pengeringan. Sehingga, akan menghemat ruang (Rahman dan Yuyun, 2005). Pengeringan produk atau hasil pertanian dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah suhu, kelembaban udara, kecepatan aliran udara serta kadar air. Ukuran bahan juga mempengaruhi cepat lambatnya pengeringan. Selain itu jenis alat pengering juga mempengaruhi proses pengeringan (Taib, dkk., 1988) Taib, dkk. (1988), menyatakan bahwa semakin besar perbedaan suhu antara media pemanas (suhu udara pengering) dengan bahan yang dikeringkan, semakin cepat pula perpindahan panas ke dalam bahan sehingga penguapan air dari bahan yang dikeringkan akan lebih banyak dan cepat. Suhu pengeringan bervariasi untuk setiap bahan yang dikeringkan. Kelembaban udara (RH) juga mempengaruhi proses pengeringan. Kelembaban udara berbanding lurus dengan waktu pengeringan. Semakin tinggi kelembaban udara maka proses pengeringan (waktu pengeringan) akan berlangsung lebih lama (Broker, dkk.,1981). Muchtadi (1989) menambahkan, apabila bahan pangan dikeringkan dengan menggunakan udara sebagai medium pengering, maka semakin panas udara tersebut semakin cepat
7
pengeringannya. Berbeda dengan RH, kecepatan aliran udara berbanding terbalik dengan waktu pengeringan. Semakin tinggi kecepatan aliran udara, proses pengeringan akan berjalan lebih cepat. Faktor lain yaitu kadar air bahan yang dikeringkan, Taib, dkk. (1988) menyatakan bahwa pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air bahan untuk menghambat perkembangan organisme pembusuk. Kadar air suatu bahan berpengaruh terhadap banyaknya iar yang diuapkan dan lamanya proses pengeringan. Heldman and Singh (1981) menyatakan, kadar air bahan pangan dapat dinyatakan sebagai kadar air basis kering dan kadar air basis basah. Kadar air basis kering adalah perbandingan berat air dalam bahan dengan berat bahan keringnya. Kadar air basis basah adalah perbandingan berat air dalam bahan dengan berat bahan total. Tabel 2. Standar Mutu Cabai Kering (SNI 01-3389-1994). No
Jenis Uji
1. 2.
Satuan
Bau dan rasa Berjamur dan % Berserangga(b/b) 3. Excreta Mg/kg 4. Kadar air (%) % 5. Benda asing (b/b) % 6. Buah cacat (b/b) % Sumber : Standar Nasional Indonesia, 1994.
Persyaratan Mutu I Mutu II Khas Khas Tidak ada Maks 3 Maks 2 Maks 11 Maks I Maks 5
Maks 3 Maks 11 Maks 3 Maks 5
Bila bahan pangan yang akan dikeringkan dipotong-potong atau diirisiris maka proses pengeringan akan berlangsung lebih cepat. Hal ini dikarenakan pengirisan atau pemotongan akan memperluas permukaan bahan sehingga akan lebih banyak permukaan bahan yang berhubungan dengan udara panas dan mengurangi jarak gerak panas untuk sampai ke bahan yang dikeringkan (Muchtadi, 1989).
8
Pengeringan cabai merah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengeringan alami dan pengeringan buatan. Pengeringan alami banyak dipraktekkan oleh petani, yang dilkaukan dengan penyinaran matahari secara langsung (penjemuran). Sementara pengeringan buatan merupakan cara pengeringan dengan menggunakan alat yang memanfaatkan sumber panas sinar matahari (energi surya), kompor minyak, ataupun tenaga listrik. Alat pengering yang menggunakan sumber tenaga listrik biasanya berupa oven (Rahman dan Yuyun, 2005). 2.4 Kadar Air Salah satu faktor yang mempengaruhi proses pengeringan adalah kadar air, pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air bahan untuk menghambat perkembangan organisme pembusuk. Kadar air suatu bahan berpengaruh terhadap banyaknya air yang diuapkan dan lamanya proses pengeringan (Taib, dkk., 1988). Kadar air suatu bahan merupakan banyaknya kandungan air persatuan bobot bahan yang dinyatakan dalam persen basis basah (wet basis) atau dalam persen basis kering (dry basis). Kadar air basis basah mempunyai batas maksimum teoritis sebesar 100%, sedangkan kadar air basis kering lebih 100%. Kadar air basis basah (b,b) adalah perbandingan antara berat air yang ada dalam bahan dengan berat total bahan. Kadar air basis basah dapat ditentukan dengan persamaan berikut: ....................... (1)
9
Keterangan: M
= Kadar air basis basah (% bb)
Wm = Berat air dalam bahan (g) Wd
= Berat bahan kering (g)
Wt
= Berat total (g)
kadar air basis kering (b,k) adalah perbandingan antara berat air yang ada dalam bahan dengan berat padatan yang ada dalam bahan. Kadar air berat kering dapat ditentukan dengan persamaan berikut: ....................... (2)
Keterangan: M
= Kadar air basis kering (% bk)
Wm
= Berat air dalam bahan (g)
Wd
= Berat bahan kering (g)
Wt
= Berat total (g)
Kadar air basis kering adalah berat bahan setelah mengalami pengeringan dalam waktu tertentu sehingga beratnya konstan. Pada proses pengeringan, air yang terkandung dalam bahan tidak dapat seluruhnya diuapkan meskipun demikian hasil yang diperoleh disebut juga sebagai berat bahan kering (Anonime, 2011) 2.5 Model Pengeringan Lapisan Tipis Menurut Hederson and Perry (1976), pengeringan lapisan tipis adalah pengeringan dimana seluruh bahan dalam lapisan tersebut dapat menerima langsung aliran udara pengering yang melewatinya dengan kelembaban relatif dan suhu konstan.
10
Pada proses pengeringan cabai merah metode yang digunakan adalah pengeringan lapisan tipis dimana seluruh permukaan bahan menerima langsung panas yang berasal dari udara pengering. Perubahan kadar air bahan selama pengeringan dapat diduga dengan menggunakan model matematik semi teoritis dan empiris untuk menyederhanakan penyelesaian persamaan difusi pada pengeringan (Hederson and Perry, 1976). Proses pengeringan pada prinsipnya menyangkut proses pindah panas dan pindah massa yang terjadi secara bersamaan (simultan). Pertama-tama panas harus ditransfer dari medium pemanas ke bahan. Selanjutnya setelah terjadi penguapan air, uap air yang terbentuk harus dipindahkan melalui dstruktur bahan ke medium sekitarnya. Proses ini akan menyangkut aliran fluida di mana cairan harus ditransfer melalui struktur bahan selama proses pengeringan berlangsung. Jadi panas harus disediakan untuk menguapkan air dan air harus mendifusi melalui berbagai macam tahanan agar supaya lepas dari bahan dan berbentuk uap air yang bebas. Lama proses pengeringan tergantung pada bahan yang dikeringkan dan cara pemanasan yang digunakan (Anonime, 2011) Makin tinggi suhu dan kecepatan aliran udara pengering makin cepat pula proses pengeringan berlangsung. Makin tinggi suhu udara pengering, makin besar energi panas yang dibawa udara sehingga makin banyak jumlah massa cairan yang diuapkan dari permukaan bahan yang dikeringkan. Jika kecepatan aliran udara pengering makin tinggi maka makin cepat massa uap air yang dipindahkan dari bahan atmosfir. Kelembaban udara berpengaruh
11
terhadap proses pemindahan uap air. Pada kelembaban udara tinggi perbedaan tekanan uap air di dalam dan di luar bahan kecil, sehingga pemindahan uap air dan bahan ke luar menjadi terhambat (Anonime, 2011). Pada pengeringan dengan menggunakan alat umumnya terdiri dari tenaga penggerak dan kipas, unit pemanas (heater) serta alat-alat kontrol. Sebagai sumber tnaga untuk mengeluarkan udara dapat digunakan motor bakar atau motor listrik. Sumbr energi yang dapat digunakan pada unit pemanas adalah gas, minyak bumi, batubara dan elemen pemanas listrik (Anonime, 2011) Pengeringan lapisan tipis dimasudkan untuk mengeringkan produk sehingga pergerakan udara dapat melalui seluruh permukaan yang dikeringkan yang menghasilkan terjadinya penurunan kadar air dalam pross pengeringan. Pengeringan lapisan tipis merupakan suatu pengeringan yang dilakukan dimana
bahan
dihamparkan
dengan
ketebalan
satu
tipis
(satu)
(Sodha, dkk., 1987). Pengeringan lapisan tipis adalah pengeringan oleh udara dengan suhu dan kelembaban tetap dan dapat menembus seluruh bahan yang dikeringkan. Pada pengeringan lapisan tipis bidang pengeringan lebih besar dan ketebalan bahan dikurangi sehingga pengeringan berlangsung serentak dan merata ke seluruh bahan (Henderson, et.al., 1976). Pada pengeringan dengan menggunakan alat umumnya terdiri dari tenaga penggerak dan kipas, unit pemanas (heater) serta alat-alat kontrol. Sebagai sumber tenaga untuk mengeluarkan udara dapat digunakan motor
12
bakar atau motor listrik. Sumber energi yang dapat digunakan pada unit pemanas adalah gas, minyak bumi, batubara dan elemen pemanas listrik (Anonime, 2011). Beberapa model teoritis yang sering digunakan dalam pengeringan lapisan tipis hasil-hasil pertanian, antara lain: No
Nama Model
1
Newton
2
Page
3
Modified page
4
Hederson and Pabis
5
Logarithmic
6
Two term
7
Two term exponential
8
Wang and Singh
9
Approximation of diffusion
10
Verma et al.
11
Modified Hederson and
Model Matematika
\
Pabis 12
Hii et al.
13
Midilli et al.
Keterangan: t
= interval waktu pengeringan
a,k,n,c,b,g,h = konstanta Sumber: Meisami, 2010. Pengeringan lapisan tipis dimasudkan untuk mengeringkan produk sehingga pergerakan udara dapat melalui seluruh permukaan yang dikeringkan yang
menghasilkan
terjadinya penurunan
kadar air dalam
proses
13
pengeringan. Pengeringan lapisan tipis merupakan suatu pengeringan yang dilakukan dimana bahan dihamparkan dengan ketebalan satu tipis (satu) (Sodha, et.al., 1987). Pengeringan lapisan tipis adalah pengeringan oleh udara dengan suhu dan kelembaban tetap dan dapat menembus seluruh bahan yang dikeringkan. Pada pengeringan lapisan tipis bidang pengeringan lebih besar dan ketebalan bahan dikurangi sehingga pengeringan berlangsung serentak dan merata ke seluruh bahan (Henderson, et.al., 1976). Pengeringan lapisan tipis mempunyai beberapa kelebihan yaitu penanganan kadar air dapat dilakukan sampai minimum, biji dengan kadar air maksimum dapat dipanen dan periode pengeringan dapat lebih pendek untuk kadar air yang sama (Brooker, 1974). 2.6 Model Matematika Beberapa model model teoritis yang sering digunakan dalam pengeringan lapisan tipis hasil-hasil pertanian antara lain: 1. Newton …..…..… (3) Model Newton sering digunakan oleh para peneliti dalam pengeringan dan menghitung tingkat kehilangan air pada suatu bahan dengan medium yang mempunyai suhu yang konstan. Model Newton digunakan untuk pengeringan pada gandum, kulit jagung, kacang mente dan biji-bijian semacam kenari dan kakao. Pada kurva pengeringan, Sebuah model akan memberikan gambaran yang jelas pada tahap awal pengeringan namun mengabaikan tahap selanjutnya (Brooker dkk,1974).
14
2. Henderson and Pabis ………… (4) Model Henderson and Pabis adalah sebuah bentuk penyelesaian pada hukum Fick‟s II . Model Henderson and Pabis dahulu digunakan untuk model pengeringan pada jagung, gandum, beras kasar, kacang tanah, dan jamur. Pada pengeringan jagung terdapat sebuah kelemahan yaitu pada pengeringan jam pertama dan jam kedua yang disebabkan perbedaan perubahan tingkatan suhu antara biji dan udara (Murat, 2009). 3. Page Model …………… (5) Page model merupakan modifikasi dari model Newton. Model ini bertujuan untuk menutupi kekurangan-kekurangan pada model newton. Page model telah menghasilkan prediksi yang baik pada pengeringan biji beras dan padi kasar, kacang kedelai, buncis putih, kulit, jagung, dan biji bunga matahari (Murat, 2009).
15
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2011 di Laboratorium Processing Program Studi Teknik Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar. 3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat pengering tray dryer model EH-TD-300 Eunha Fluid Science, desikator, timbangan digital (ketelitian 0.1 g), kertas label, plastik kedap udara, hygrometer, anemometer, kamera digital dan thermometer. Bahan yang digunakan adalah cabai merah besar varietas Tombak yang diperoleh dari Lingkungan Tamallaeng, Kelurahan Tamallaeng, Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa. Cabai varietas Tombak merupakan cabai ukuran besar yang panjangnya dapat mencapai 13-16 cm dengan berat ratarata sekitar 11.5g-14.7g per buah. Warna cabai pada saat matang adalah merah. 3.3 Parameter Observasi a. Berat Bahan (g), dihitung dengan timbangan digital (ketelitian 0.1 g). b. Suhu pengeringan (oC), diukur dengan menggunakan thermometer. c. Kecepatan udara pengeringan (m/s), diukur dengan menggunakan anemometer. d. Kelembaban udara pengeringan (oC), diukur dengan menggunakan hygrometer yang terdiri dari thermometer bola basah dan thermometer bola kering.
16
3.4 Prosedur Penelitian a. Persiapan Bahan Persiapan bahan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menyiapkan cabai merah besar sebanyak 2 (dua) kg 2. Melakukan penyortiran pada cabai merah besar 3. Sampel dibagi menjadi dua bagian, satu bagian dibelah dan dibersihkan dari bijinya, serta satu bagian yang lain dalam bentuk utuh. 4. Sampel dicelupkan ke air hangat (sekitar 60oC) selama 10 menit. Praktek ini umum digunakan pada proses pengolahan cabai untuk mempertahankan warna cabai. b. Proses Pengeringan Penelitian ini menggunakan satu level suhu pada tiga level kecepatan udara. Suhu pengeringan ditetapkan sekitar 47oC dan kecepatan udara masing-masing sebesar 1.0 m/s, 1.5 m/s dan 2.0 m/s. Proses pengeringannnya dilakukan seperti berikut ini dan flow-chartnya disajikan pada Gambar 1. 1. Menyiapkan sampel (utuh dan terbelah) 2. Menimbang berat total masing-masing sampel cabai yang digunakan untuk dikeringkan adalah ±90 gram utnuk sampel utuh dan ±60 gram untuk sampel belah. Berat sampel ini dicatat sebagai berat awal. 3. Menghamparkan cabai di atas wadah kawat kasa. Masing-masing jenis sampel menggunakan dua wadah ukuran 20 x10 cm2. 4. Menyiapkan alat pengering dan mengatur suhu pengeringannya sehingga stabil pada sekitar 47oC.
17
5. Mengatur kecepatan udara pengeringan sesuai dengan level kecepatan yang ditetapkan pada penelitian ini (1.0 m/s, 1.5 m/s dan 2.0 m/s). 6. Kawat kasa yang berisi sampel cabai utuh dan belah dimasukkan ke ruang pengeringan alat pengering. 7. Sampel dikeluarkan dari alat pengeringan dan ditimbang setiap selang waktu 1 (satu) jam. Pengeringan dihentikan pada saat berat sampel konstan
selama
sekitar
5
(lima)
jam
pengeringan.
Untuk
menghindarkan beban yang berlebihan pada alat, pengeringan dihentikan pada setiap interval pengeringan 8 (delapan) jam. Selama penghentian pengeringan, sampel dimasukkan ke dalam plastik kedap udara kemudian disimpan di dalam desikator agar tidak terjadi pertukaran udara antara sampel dan lingkungannya. 8. Setelah berat sampel konstan selama sekitar 5 (lima) jam, pengeringan dihentikan dan sampel tersebut dioven selama 72 jam pada suhu 115oC untuk mendapatkan berat kering sampel. c. Pengolahan data Setelah berat kering sampel (setelah di oven) diperoleh, maka KA bb (kadar air basis basah) dan KA bk (kadar air basis kering pada setiap lama pengeringan dihitung dengan menggunakan Persamaan 1 untuk KA bb dan Persamaan 2 untuk KA bk dan ditabelkan. Penelitian ini menggunakan satu level suhu pengeringan pada tiga level kecepatan udara serta dua jenis sampel (cabai utuh dan cabai belah) dan masing-masing jenis sampel terdiri atas dua sub-sampel, maka total data yang diperoleh adalah 12 data-set. Tujuan penggunaan dua subsampel adalah untuk meningkatkan akurasi pengukuran kadar air sampel 18
melalui penggunaan nilai rata-rata, maka total data set yang diolah untuk penentuan model pengeringan adalah 6 buah, masing-masing 3 buah untuk setiap jenis sampel (cabai utuh dan cabai belah). Keenam data-set ini disusun ke dalam data-set KA bk yang kemudian dikonversi ke MR. Dengan demikian, data-set MR juga sebanyak 6 buah. Dimana, untuk mencari MR (moisture ratio) digunakan rumus:
.................. (6)
Keterangan: MR
: Moisture Ratio
Mo
: Kadar air awal (% bk)
Me
: Kadar air yang diperoleh setelah berat bahan konstan (%bk)
Mt
:Kadar air pada saat t (% bk)
Setiap data-set MR diuji kesesuaiannya dengan tiga jenis model pengeringan lapisan tipis, yakni model Newton, model Henderson and Pabis, dan model Page. Untuk memudahkan proses pengujian, ketiga model ini ditransformasi kedalam bentuk linear, kemudian rangkaian langkah-langkah berikut dilakukan: 1. Menginput data waktu pengeringan dan nilai MR kedalam program Excel. 2. Membuat gambar yang menghubungkan antara Ln MR dan t untuk model Newton dan model Henderson and Pabis, serta Ln (-Ln MR) dan Ln t untuk model Page.
19
3. Menambahkan trendline pada Excel yang akan memberikan bentuk persamaan linear, termasuk nilai konstanta, dan nilai R2 untuk masingmasing model. 4. Memilih model nilai R2 tertinggi sebagai model terbaik yang akan merepresentasikan perilaku pengeringan lapisan tipis cabai utuh dan cabai belah, varietas Tombak.
20
Cabai Merah varietas Wibawa
Sortasi
Penyiapan sampel sekitar 400 g
Sampel dibagi dua, satu bagian dibelah
Pencucian dan Perendaman dalam air pada Temperatur 60oC selama 10 menit
Penirisan (5-10menit)
Pengeringan dengan alat pengering dengan suhu 47oC pada kecepatan udara 1.0 m/s, 1.5 m/s dan 2.0 m/s
Pengukuran suhu dan RH lingkungan setiap 60 menit
Pengukuran berat bahan setiap 60 menit
Penyimpanan bahan dalam desikator setelah pengukuran selama 8 jam setiap hari
Pengeringan dilanjutkan hingga berat sampel konstan
Setelah berat bahan konstan, bahan dimasukkan ke oven selama 72 jam pada suhu 115oC untuk mendapat berat akhir atau berat padatan/kering bahan
Gambar 1.
Bagan alir proses pengeringan mekanis
pengeringan cabai
merah dengan
21
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pola Penurunan Kadar Air Setelah melakukan penelitian pengeringan cabai merah besar dengan suhu pengeringan sekitar 47oC dan kecepatan udara masuk dengan menggunakan variasi suhu kecepatan udara (1.0 m/s, 1.5 m/s dan 2.0 m/s untuk pengeringan lapisan tipis) dan berat sampel 80 g untuk masing-masing rak pada sampel cabai utuh dan 60 g masing-masing rak untuk sampel belah, maka diperoleh pola penurunan kadar air (basis basah dan basis kering) seperti disajikan pada Gambar 2 (a dan b) dan 3 (a dan b).
Cabai Utuh
Cabai Belah 1400%
1200%
Kadar air basis kering (%)
Kadar air basis kering (%)
1400%
1000% v=1.0 m/s
800%
v=1.5 m/s 600%
v=2.0 m/s
400% 200% 0%
1200% 1000% 800%
v=1.0 m/s
600%
v=1.5 m/s
400%
v=2.0 m/s
200% 0%
0
50
Lama Pengeringan (jam)
(a)
100
0
10
20
30
Lama Pengeringan (jam)
(b)
Gambar 2. Pola penurunan KA-bk selama proses pengeringan (a) untuk cabai utuh dan (b) untuk cabai belah pada tiga level kecepatan udara pengeringan.
22
Cabai Utuh
Cabai Belah
90%
80% 70%
v=1.0 m/s
60%
v=1.5 m/s
50%
v=2.0 m/s
40% 30% 20% 10%
Kadar air basis basah (%)
100%
90%
Kadar air basis basah (%)
100%
80% 70% v=1.0 m/s
60% 50%
v=1.5 m/s
40%
v=2.0 m/s
30% 20% 10%
0%
0% 0
50
100
0
Lama Pengeringan (Jam)
50
100
Lama Pengeringan (jam)
(a)
(b)
Gambar 3. Pola penurunan KA-bb selama proses pengeringan (a) untuk cabai utuh dan (b) untuk cabai belah pada tiga level kecepatan udara pengeringan. Gambar 2 dan 3 menunjukkan bahwa semakin tinggi kecepatan udara pengeringan, maka semakin cepat laju pengeringan baik pada cabai utuh maupun cabai belah. Hal lainnya yang ditunjukkan oleh gambar di atas adalah cabai utuh membutuhkan waktu pengeringan yang jauh lebih lama (mencapai sekitar 90 jam) untuk mencapai kadar air kesetimbangan dengan lingkungannya
dibandingkan
dengan
cabai
belah
yang
kadar
kesetimbangannya dicapai dalam waktu kurang dari separuh waktu pengeringan cabai utuh. Hal ini dapat terjadi karena cabai belah tidak lagi memiliki komponen bagian dalam sebagaimana cabai utuh sehingga massa bahannya lebih kecil.
23
4.2. Pola Penurunan Moisture Ratio Pola Moisture Ratio (MR) yang dihitung dengan menggunakan persamaan yang disajikan pada Bab II dan III disajikan pada Gambar 4. Cabai Belah
1.00
1.00
0.90
0.90
0.80 0.70 0.60
v=1.0 m/s
0.50
v=1.5 m/s
0.40
v=2.0 m/s
0.30 0.20 0.10
Mioisture Ratio (MR)
Moisture Ratio (MR)
Cabai Utuh
0.80 0.70 0.60
v=1.0 m/s
0.50
v=1.5 m/s
0.40
v=2.0 m/s
0.30 0.20 0.10
-
0
50
100
Lama Pengeringan (Jam)
(a)
0
50
100
Lama Pengeringan (Jam)
(b)
Gambar 4. Pola MR selama proses pengeringan untuk (a) cabai utuh dan (b) belah pada tiga level kecepatan udara pengeringan. Dari gambar di atas nampak pola penurunan MR sejalan dengan pola penurunan KA-bk. Hal ini terjadi karena MR dihitung dari perubahan KA-bk. Pola MR ini selanjutnya digunakan untuk menentukan model pengeringan lapisan tipis terbaik untuk cabai utuh dan belah. 4.3. Model Pengeringan Tiga jenis model yang cocok dengan perilaku MR yang terdapat pada Gambar 3 di atas. Ketiga model dimaksud adalah model Newton, model Henderson and Pabis, dan model Page. Untuk mendapatkan model terbaik, maka bentuk linear dari ketiga model ini diuji dengan menggunakan data
24
pengeringan pada tiga level kecepatan udara untuk masing-masing jenis cabai (cabai utuh dan belah). Bentuk linear ketiga model tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 4. Bentuk linear dari ketiga model yang diuji. Model
Bentuk Eksponensial
Bentuk Linear
Newton
Ln(MR) = - k.t
Henderson & Pabis
Ln (MR) = Ln (a) – (k.t)
Page
Ln (- Ln MR) = Ln (k) + (n) Ln (t)
Sumber: Meisami, 2010. Untuk model Newton dan Henderson dan Pabis, nilai Ln MR diplot bersama dengan nilai lama pengeringan t. Sedangkan untuk model Page, yang diplotkan ke dalam gambar adalah nilai Ln(-Ln MR) dan t. Dari plot ini, program Excel digunakan untuk menentukan garis linearnya dengan menambahkan „trendline‟. Hasil trendline disajikan pada Lampiran 7. Hasil pengujian trendline diperoleh nilai konstanta yang ada pada masing-masing model yang diuji, berikut nilai R2-nya. Ringkasan hasil pengujian ini disajikan pada Tabel 5 dan 6. Tabel 5. Hasil analisa model persamaan cabai utuh Model Newton Ln (MR) = -k.t Henderson & Pabis Ln (MR) = Ln (a) – (k.t) Page Ln (-ln MR) = Ln (k) + (n) Ln (t)
Kecepatan Udara v=1.0 m/s v=1.5 m/s v=2.0 m/s v=1.0 m/s v=1.5 m/s v=2.0 m/s v=1.0 m/s v=1.5 m/s v=2.0 m/s
k 0.045 0.058 0.058 0.063 0.080 0.074 0.008 0.012 0.019
a
n
2.789 2.525 1.680 1.370 1.357 1.274
R2 0.727 0.704 0.878 0.811 0.782 0.928 0.937 0.941 0.966
Sumber: Data primer setelah diolah, 2011.
25
Tabel 6. Hasil analisa model persamaan cabai belah Model Newton Ln (MR) = -k.t Henderson & Pabis Ln (MR) = Ln (a) – (k.t) Page Ln (-ln MR) = Ln (k) + (n) Ln (t)
Kecepatan Udara v=1.0 m/s v=1.5 m/s v=2.0 m/s v=1.0 m/s v=1.5 m/s v=2.0 m/s v=1.0 m/s v=1.5 m/s v=2.0 m/s
k 0.171 0.312 0.415 0.199 0.375 0.497 0.153 0.121 0.193
a
n
1.756 2.504 2.085 0.993 1.308 1.299
R2 0.877 0.907 0.903 0.902 0.944 0.938 0.938 0.964 0.971
Sumber: Data primer setelah diolah, 2011. Dari tabel-tabel di atas, nampak bahwa model Page secara konsisten memberikan R2 yang lebih tinggi dari kedua model lainnya. Oleh karena itu, penelitian menyimpulkan bahwa model Page adalah model terbaik untuk merepresentasi perilaku pengeringan lapisan tipis cabai utuh dan belah. Konstanta pengeringan (k dan n) untuk cabai utuh dan cabai belah diringkaskan sebagai berikut: Tabel 7. Konstanta pengeringan cabai utuh dan belah dengan model Page. Perlakuan
k
n
R2
v = 1.0m/s v = 1.5m/s v = 2.0m/s
0.008 0.012 0.019
1.370 1.357 1.274
0.937 0.941 0.966
0.993 1.308 1.299
0.938 0.964 0.971
Utuh : Belah v = 1.0m/s 0.153 v = 1.5m/s 0.121 0.193 v = 2.0m/s Sumber : Data primer setelah diolah, 2011.
4.4. Hubungan antara Model Page dengan Data Pengamatan Nilai konstanta k dan n dari Tabel 7 dimasukkan ke model Page, kemudian prediksi nilai MR dihitung untuk masing-masing kecepatan udara pengeringan dan jenis cabai (cabai utuh dan cabai belah). Hasil perhitungan ini kemudian digrafikkan bersama nilai MR hasil observasi. Grafik ini dapat
26
dilihat pada Gambar 5, 6 dan 7 untuk cabai utuh dan Gambar 8, 9 dan 10 untuk cabai belah. Keenam gambar ini jelas memperlihatkan kecilnya selisih antara nilai prediksi model Page dan hasil observasi. Hal ini sejalan dengan dengan nilai R2 yang cukup tinggi, yaitu mendekati satu . 1
0.8
MR
0.6 Data Pengamatan 0.4
Model Page
0.2
0 0
30
60
90
Waktu (jam)
Gambar 5.
Hubungan model Page dengan data pengamatan untuk cabai utuh pada kecepatan udara 1.0 m/s
1
0.8
MR
0.6 Data Pengamatan Model Page
0.4
0.2
0 0
30
60
90
Waktu (jam)
Gambar 6.
Hubungan model Page dengan data pengamatan untuk cabai utuh pada kecepatan udara 1.5 m/s
27
1
0.8
MR
0.6 Data Pengamatan
0.4
Model Page
0.2
0 0
20
40
60
Waktu (jam)
Gambar 7.
Hubungan model Page dengan data pengamatan untuk cabai utuh pada kecepatan udara 2.0 m/s
1
0.8
MR
0.6 Data Pengamatan 0.4
Model Page
0.2
0 0
10
20
30
40
Waktu (jam)
Gambar 8.
Hubungan model Page dengan data pengamatan untuk cabai utuh pada kecepatan udara 1.0 m/s
28
1
MR
0.8
0.6 Data Pengamatan 0.4
Model Page
0.2
0 0
5
10 Waktu (jam)
15
20
Gambar 9. Hubungan model Page dengan data pengamatan untuk cabai utuh pada kecepatan udara 1.5 m/s
1
0.8
MR
0.6 Data Pengamatan 0.4
Model Page
0.2
0 0
5
10
15
20
Waktu (Jam)
Gambar 10. Hubungan model Page dengan data pengamatan untuk cabai utuh pada kecepatan udara 2.0 m/s
29
BAB V. KESIMPULAN Dari penelitian mengenai model pengeringan lapisan tipis pada cabai merah besar dapat disimpulkan bahwa ketiga model yang diuji (Newton, Henderson dan Pabis, dan Page) mempresentasekan perilaku pengeringan lapisan tipis cabai merah besar varietas tombak. Namun, model Page adalah model yang paling sesuai dari ketiga model tersebut.
30
DAFTAR PUSTAKA Anonima. 2011. Rancang Bangun Sistem Pengering Cabai Merah secara Elektrik. http://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:VYRUN0r1jwgJ:digilib.un nes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/import/1849.pdf.(Maret 2011). Anonimb. 2011. Pasca Panen Cabai. http://www.lablink.or.id/Env/Agro/CabeKriting/cabe-panen.htm. (Maret 2011). Anonimc. 2011. Pedisnya Cabai Manisnya Laba. http://www.agriculturesnetwork.org/magazines/indonesia/8pascapanen/pedasnya-cabai-manisnya-laba/at_download/article_pdf (Maret 2011) Anonimd. 2011. Kandungan Gizi Cabai Merah Besar. http://www.google.com/url?sa=t&source=web&cd=2&ved=0CB4QFjAB &url=http%3A%2F%2Fpphp.deptan.go.id (Maret 2011) Anonim e. 2011. Pengeringan, Pendinginan dan Pengendalian Mutu. http://bos.fkip.uns.ac.id/ pertanian/pengendalian-mutu/pengeringanpendinginan-dan-pengemasan-komoditas-pertanian.pdf. (Maret 2011) Bambang Prayudi. 2010. Budidaya dan Pascapanen Cabai Merah (Capsicum annum L.). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Jawa Tengah. Brooker, D. B., F. W. Bakker-arkema, and C. W. Hall. 1981. Drying Cereal Grains. Avi Publishing Company Inc. West Port, Connecticut. Departemen Pertanian. 2010. Standar Nasional Indonesia. Badan Standarisasi Nasional (BSN), Jakarta Hall, C. W. 1957. Drying Farm Corps. Lyall Book depot Ludhiana. New Delhi. Heldman, D. R. and R. P. Singh. 1981. Food Procces Engineering. The AVI Pulb. Co., Inc, Westport, Connecticut, USA. Hederson, S. M. and R. L. Perry. 1976. Agricultural Process Engineering. 3rd ed. The AVI Publ. Co., Inc, Wesport, Connecticut, USA. Prayudi, B. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Cabai Merah (Capsicum annum L.). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Jawa Tengah.
31
Meisami, E. 2010. Determination of suitable thin layer drying curve model for apple slices. Departement of Agricultural Machinery, Faculty of BoiSystems Engineering, College of Agricultural and Natural Resource, University of Tehran, Karaj, Iran. Muchtadi Tien R. 1989. Petunjuk Laboratorium Teknologi Proses Pangan. Depdikbud PAU IPB, Bogor. Ozdemir Murat M.Sc. 2009. Mathematical Analysis of Color Changes and Chemucal Parameters of Rosted Hazelnut, jurnal of engineering science and technology vol.3 no 1 (2008) 1-10. Rahman
dan Yuyun. 2005. Kanisius:Yogyakarta.
Penanganan
Pascapanen
Cabai
Merah.
Sodha, Mahendra S., Narendra K. Bansal, Ashuni Kumar, Pradeep K. Bansal, and M.A.S. Malik, 1987. Solar Crop Driying. Volume I.CRC Press, inc. Boca Raton, Florida. Taib, G., Gumbira Said, dan S. Wiraatmadja. 1988. Operasi Pengeringan pada Pengolahan Hasil Pertanian. PT Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta.
32
LAMPIRAN Lampiran 1 Hasil pengukuran perubahan berat cabai merah besar pada sampel cabai utuh dan cabai yang dibelah pada kecepatan udara 1.0 m/s.
Udara Pengeringan t
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Suhu Alat (oC) 45 46 46 46 46 47 45 46 46 46 45 46 45 46 46 45 46 45 45 46 47 47 47 46 46 47 46 47 47 47 47
Themometer Bola Kering (oC) 42 43 44 44 44 44 43 44 43 44 42 45 45 43 45 43 43 43 43 44 44 46 46 44 44 44 45 46 45 45 45
Cabai Utuh (g)
Cabai Belah (g)
Sampel 1
Sampel 2
Sampel 1
Sampel 2
84.4 82.7 81.5 80.3 79.2 78.2 76.9 76.1 74.9 74 72.8 71.7 70.7 69.7 68.7 67.6 66.5 65.4 64.8 63.6 62.5 61.5 60.6 59.5 58.5 57.5 56.4 55.5 54.4 53.4 52.4
100.4 98.7 97.2 95.7 94.6 93.3 92 90.7 89.5 88.2 86.9 85.7 84.5 83.4 82.2 80.9 79.6 78.2 77 75.9 74.8 73.5 72.3 71 70 68.6 67.5 66.3 65.2 64 62.7
57.9 46.8 39.9 35.9 33.4 31.1 28.7 26.8 24.8 22.9 20.8 19.1 17.5 16.3 15.1 13.9 12.7 11.6 11 9.7 8.8 8.2 7.6 7.1 6.6 6.2 5.8 5.6 5.3 5.3 5.2
56.6 47.2 40.2 35.6 33.1 30.7 28.5 26.8 24.9 23.1 21 19 17.4 15.8 14.4 12.8 11.3 10 9.3 8.1 7.1 6.6 6.1 5.9 5.6 5.4 5.4 5.3 5.3 5.2 5.2
33
Udara Pengeringan t
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
Cabai Utuh (g)
Cabai Belah (g)
Suhu Alat (oC)
Themometer Bola Kering (oC)
Sampel 1
Sampel 2
Sampel 1
Sampel 2
47 46 46 46 46 46 47 47 46 46 45 46 46 46 45 45 45 46 46 45 44 45 45 46 45 46 46 46 47 45 46 46 47 47 45 46 46 46
45 45 44 44 44 44 44 46 44 42 44 44 45 45 43 43 44 42 44 44 44 45 42 45 45 44 44 44 44 42 45 45 46 45 43 43 46 43
51.4 50.5 49.2 48.2 47 46 44.8 43.7 42.5 41.3 39.9 38.8 37.7 36.5 35.4 34.2 33 31.8 30.3 29 27.9 26.7 25.6 24.5 23.4 22.4 21.4 20.4 19.6 18.8 18 17.4 16.8 16.3 15.7 15.1 14.6 14.2
61.5 60.3 58.9 57.5 56.3 55 53.7 52.2 50.9 49.5 48.1 46.7 45.4 44.2 42.8 41.6 40.4 39.3 37.9 36.6 35.5 34.3 33.1 32 30.9 29.9 28.6 27.4 26.4 25.4 24.6 23.8 22.9 22.1 21.2 20.3 19.5 18.8
5.2 5.2 5.2 5.1 5.1 5.1 5.1 5.1
5.2 5.2 5.2
34
Udara Pengeringan t
69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93
Suhu Alat (oC) 47 46 46 45 45 46 46 46 46 47 46 46 45 45 46 45 46 47 47 46 46 46 47 47 47
Themometer Bola Kering (oC) 44 44 44 43 45 44 44 44 44 42 45 45 46 45 43 43 46 43 44 44 44 44 46 46 46
Cabai Utuh (g) Sampel 1
Sampel 2
13.7 13.4 13.1 12.8 12.5 12.4 12 11.8 11.6 11.4 11.3 11.1 11.1 11.1 10.9 10.8 10.8 10.8 10.8 10.8 10.8
18.2 17.6 17 16.5 15.9 15.4 15.1 14.6 14.3 14 13.8 13.6 13.5 13.4 13.2 13.1 13 12.9 12.8 12.7 12.7 12.7 12.7 12.7 12.7
Cabai Belah (g) Sampel 1
Sampel 2
Sumber : Data primer sebelum diolah, 2011 Lampiran 2 Hasil pengukuran perubahan berat cabai merah besar pada sampel cabai utuh dan cabai yang dibelah pada kecepatan udara 1.5 m/s.
t 0 1 2
Suhu Pengeringan Suhu Themometer Alat Bola Kering o ( C) (oC) 47 43 47 44 47 42
Cabai Utuh (g)
Cabai Belah (g)
Sampel 1
Sampel 2
Sampel 1
Sampel 2
77.1 75.4 73.5
83.4 81.7 79.9
51.1 42.9 36.6
55.7 47.7 40.8
35
Suhu Pengeringan t
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
Suhu Alat (oC) 45 46 46 46 47 46 46 46 47 47 47 47 46 46 46 47 46 47 47 47 47 47 46 46 45 47 47 47 47 47 45 46 46 47 46 46 47 47 45
Themometer Bola Kering (oC) 43 44 42 43 46 44 43 44 45 44 43 44 45 44 44 44 43 45 44 45 45 45 43 44 44 44 44 45 45 45 42 44 44 43 44 44 43 45 43
Cabai Utuh (g)
Cabai Belah (g)
Sampel 1
Sampel 2
Sampel 1
Sampel 2
72.3 71.1 69.8 68.5 67.1 65.8 64.4 63.1 61.7 60.5 59.1 57.7 56.4 55 53.7 52.5 51.3 50 48.7 47.4 46.2 44.8 43.5 42.1 40.7 39.2 37.9 36.4 35.1 33.8 32.5 31.2 29.9 28.7 27.5 26.3 25.2 24.1 23
78.7 77.5 76.2 75 73.6 72.2 70.9 69.6 68.2 66.9 65.6 64.1 62.8 61.5 60.2 58.9 57.7 56.5 55.2 54 52.7 51.4 50.1 48.8 47.5 46.1 44.8 43.5 42.2 40.9 39.6 38.4 37.2 36 34.8 33.6 32.4 31.2 30
32.7 28.8 25.1 21.5 18.3 15.4 12.7 10.8 8.8 7.7 6.9 6 5.5 5.2 5.2 5.2 5.2 5.2 5.2 5.1 5.1
36.7 32.8 29.1 25.5 21.9 18.5 15.5 12.8 10 8 6.8 6 5.9 5.6 5.6 5.6 5.5 5.5 5.5 5.5 5.5
36
Suhu Pengeringan t
42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
Suhu Alat (oC) 46 46 47 47 47 47 47 47 46 45 46 46 47 46 46 47 46 47 45 46 46 46 46 46 46 47 46
Themometer Bola Kering (oC) 43 43 45 44 45 44 43 45 44 43 44 43 44 43 44 43 44 44 44 44 44 44 44 45 44 45 45
Cabai Utuh (g) Sampel 1
Sampel 2
21.9 20.7 19.6 18.7 17.8 17.1 16.3 15.7 15 14.4 13.9 13.5 13.1 12.8 12.5 12.5 12.2 12.1 12 11.9 11.9 11.9 11.9
28.8 27.5 26.3 25.2 24.2 23 22 21.1 20 19 18 17.1 16.3 15.6 15.1 14.5 14 13.4 13.3 13 12.9 12.7 12.6 12.6 12.6 12.6 12.6
Cabai Belah (g) Sampel 1
Sampel 2
Sumber : Data primer sebelum diolah, 2011
37
Lampiran 3 Hasil pengukuran perubahan berat cabai merah besar pada sampel cabai utuh dan cabai yang dibelah pada kecepatan udara 2.0 m/s.
Suhu Pengeringan t
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Suhu Alat (oC) 45 45 46 47 47 46 46 46 47 47 47 47 47 46 46 46 47 47 47 47 47 45 46 46 46 46 46 46 47 46 46 46 46
Themometer Bola Kering (oC) 44 43 43 44 45 43 44 44 44 45 44 44 44 44 44 44 44 44 45 45 45 43 43 43 43 43 44 44 45 44 44 44 44
Cabai Utuh (g)
Cabai Belah (g)
Sampel 1
Sampel 2
Sampel 1
Sampel 2
85.3 82.8 80.6 78.6 76.7 74.9 73.1 71.3 69.6 67.8 66.1 64.3 62.5 60.7 58.9 57.1 55.3 53.6 51.8 50 48.2 46.4 44.6 42.9 41.2 39.4 37.7 36.1 34.3 32.8 31 29.2 27.5
87.5 84.8 82.4 80.2 78.2 76.3 74.4 72.5 70.7 68.9 67.1 65.3 63.6 61.8 60 58.2 56.4 54.6 52.7 50.8 49 47.2 45.4 43.6 41.9 40 38.2 36.5 34.7 33.1 31.3 29.5 27.7
58.7 47 39.7 33.2 27.2 21.2 16.6 12.7 9 7.8 7.1 6.8 6.6 6.3 6.2 6.2 6.2 6.2 6.2
57.9 45 37.7 31.2 25.4 19.6 15.2 11.2 8.3 7 6.2 5.7 5.6 5.4 5.4 5.4 5.4 5.4
38
Suhu Pengeringan t
33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53
Suhu Alat (oC) 46 46 47 47 46 46 45 46 46 46 46 46 46 47 46 46 46 47 47 47 47
Themometer Bola Kering (oC) 44 44 44 45 44 44 43 44 42 43 44 44 44 45 44 45 44 45 45 46 46
Cabai Utuh (g) Sampel 1
Sampel 2
26 24.5 23 21.5 20.2 19.1 17.9 16.7 15.8 14.8 13.8 13 12.6 12.3 12.2 12.1 12.1 12.1 12.1 12.1
26.1 24.6 23.2 21.9 20.6 19.6 18.4 17.3 16.4 15.6 14.7 13.9 13.4 13.1 12.9 12.8 12.7 12.7 12.7 12.7 12.7
Cabai Belah (g) Sampel 1
Sampel 2
Sumber : Data primer sebelum diolah, 2011 Lampiran 4 Nilai kadar air basis basah (KABB), kadar air basis kering (KABK) dan MR pada kecepatan udara 1.0 m/s. a. Sampel utuh t 0 1 2 3 4 5 6 7
KA KA Rata-rata KA KA Rata-rata Sampel 1 Sampel 2 KA – bb Sampel 1 Sampel 2 KA – bk (bb) (%) (bb) (%) (%) (bk) (%) (bk) (%) (%) 88.63 88.65 88.64 779.17 780.70 779.93 88.39 88.45 88.42 761.46 765.79 763.62 88.22 88.27 88.25 748.96 752.63 750.79 88.04 88.09 88.07 736.46 739.47 737.97 87.88 87.95 87.91 725.00 729.82 727.41 87.72 87.78 87.75 714.58 718.42 716.50 87.52 87.61 87.56 701.04 707.02 704.03 87.39 87.43 87.41 692.71 695.61 694.16
MR 1.00 0.98 0.96 0.95 0.93 0.92 0.90 0.89
39
t 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
KA KA Rata-rata KA KA Rata-rata Sampel 1 Sampel 2 KA – bb Sampel 1 Sampel 2 KA – bk (bb) (%) (bb) (%) (%) (bk) (%) (bk) (%) (%) 87.18 87.26 87.22 680.21 685.09 682.65 87.03 87.07 87.05 670.83 673.68 672.26 86.81 86.88 86.85 658.33 662.28 660.31 86.61 86.70 86.65 646.88 651.75 649.31 86.42 86.51 86.47 636.46 641.23 638.84 86.23 86.33 86.28 626.04 631.58 628.81 86.03 86.13 86.08 615.63 621.05 618.34 85.80 85.91 85.85 604.17 609.65 606.91 85.56 85.68 85.62 592.71 598.25 595.48 85.32 85.42 85.37 581.25 585.96 583.61 85.19 85.19 85.19 575.00 575.44 575.22 84.91 84.98 84.94 562.50 565.79 564.14 84.64 84.76 84.70 551.04 556.14 553.59 84.39 84.49 84.44 540.63 544.74 542.68 84.16 84.23 84.20 531.25 534.21 532.73 83.87 83.94 83.90 519.79 522.81 521.30 83.59 83.71 83.65 509.38 514.04 511.71 83.30 83.38 83.34 498.96 501.75 500.36 82.98 83.11 83.04 487.50 492.11 489.80 82.70 82.81 82.75 478.13 481.58 479.85 82.35 82.52 82.43 466.67 471.93 469.30 82.02 82.19 82.10 456.25 461.40 458.83 81.68 81.82 81.75 445.83 450.00 447.92 81.32 81.46 81.39 435.42 439.47 437.45 80.99 81.09 81.04 426.04 428.95 427.49 80.49 80.65 80.57 412.50 416.67 414.58 80.08 80.17 80.13 402.08 404.39 403.23 79.57 79.75 79.66 389.58 393.86 391.72 79.13 79.27 79.20 379.17 382.46 380.81 78.57 78.77 78.67 366.67 371.05 368.86 78.03 78.16 78.10 355.21 357.89 356.55 77.41 77.60 77.51 342.71 346.49 344.60 76.76 76.97 76.86 330.21 334.21 332.21 75.94 76.30 76.12 315.63 321.93 318.78 75.26 75.59 75.42 304.17 309.65 306.91 74.54 74.89 74.71 292.71 298.25 295.48 73.70 74.21 73.95 280.21 287.72 283.96 72.88 73.36 73.12 268.75 275.44 272.09 71.93 72.60 72.26 256.25 264.91 260.58 70.91 71.78 71.35 243.75 254.39 249.07 69.81 70.99 70.40 231.25 244.74 237.99
MR 0.87 0.86 0.84 0.83 0.82 0.80 0.79 0.77 0.76 0.74 0.73 0.72 0.71 0.69 0.68 0.66 0.65 0.64 0.62 0.61 0.60 0.58 0.57 0.55 0.54 0.52 0.51 0.49 0.48 0.46 0.45 0.43 0.42 0.40 0.38 0.37 0.35 0.34 0.32 0.31 0.29
40
t 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88
KA KA Rata-rata KA KA Rata-rata Sampel 1 Sampel 2 KA – bb Sampel 1 Sampel 2 KA – bk (bb) (%) (bb) (%) (%) (bk) (%) (bk) (%) (%) 68.32 69.92 69.12 215.63 232.46 224.04 66.90 68.85 67.87 202.08 221.05 211.57 65.59 67.89 66.74 190.63 211.40 201.01 64.04 66.76 65.40 178.13 200.88 189.50 62.50 65.56 64.03 166.67 190.35 178.51 60.82 64.38 62.60 155.21 180.70 167.96 58.97 63.11 61.04 143.75 171.05 157.40 57.14 61.87 59.51 133.33 162.28 147.81 55.14 60.14 57.64 122.92 150.88 136.90 52.94 58.39 55.67 112.50 140.35 126.43 51.02 56.82 53.92 104.17 131.58 117.87 48.94 55.12 52.03 95.83 122.81 109.32 46.67 53.66 50.16 87.50 115.79 101.64 44.83 52.10 48.46 81.25 108.77 95.01 42.86 50.22 46.54 75.00 100.88 87.94 41.10 48.42 44.76 69.79 93.86 81.83 38.85 46.23 42.54 63.54 85.96 74.75 36.42 43.84 40.13 57.29 78.07 67.68 34.25 41.54 37.89 52.08 71.05 61.57 32.39 39.36 35.88 47.92 64.91 56.41 29.93 37.36 33.64 42.71 59.65 51.18 28.36 35.23 31.79 39.58 54.39 46.98 26.72 32.94 29.83 36.46 49.12 42.79 25.00 30.91 27.95 33.33 44.74 39.04 23.20 28.30 25.75 30.21 39.47 34.84 22.58 25.97 24.28 29.17 35.09 32.13 20.00 24.50 22.25 25.00 32.46 28.73 18.64 21.92 20.28 22.92 28.07 25.49 17.24 20.28 18.76 20.83 25.44 23.14 15.79 18.57 17.18 18.75 22.81 20.78 15.04 17.39 16.22 17.71 21.05 19.38 13.51 16.18 14.84 15.63 19.30 17.46 13.51 15.56 14.53 15.63 18.42 17.02 13.51 14.93 14.22 15.63 17.54 16.58 11.93 13.64 12.78 13.54 15.79 14.67 11.11 12.98 12.04 12.50 14.91 13.71 11.11 12.31 11.71 12.50 14.04 13.27 11.11 11.63 11.37 12.50 13.16 12.83 11.11 10.94 11.02 12.50 12.28 12.39 11.11 10.24 10.67 12.50 11.40 11.95
MR 0.28 0.26 0.25 0.23 0.22 0.20 0.19 0.18 0.16 0.15 0.14 0.13 0.12 0.11 0.10 0.09 0.08 0.07 0.06 0.06 0.05 0.05 0.04 0.04 0.03 0.03 0.02 0.02 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 -
Sumber : Data primer setelah diolah, 2011
41
b. Sampel Belah t 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
KA KA Rata-rata KA Sampel 1 Sampel 2 KA – bb Sampel 1 (bb) (%) (bb) (%) (%) (bk) (%) 92.40 92.40 92.40 1215.91 90.60 90.89 90.74 963.64 88.97 89.30 89.14 806.82 87.74 87.92 87.83 715.91 86.83 87.01 86.92 659.09 85.85 85.99 85.92 606.82 84.67 84.91 84.79 552.27 83.58 83.96 83.77 509.09 82.26 82.73 82.49 463.64 80.79 81.39 81.09 420.45 78.85 79.52 79.18 372.73 76.96 77.37 77.17 334.09 74.86 75.29 75.07 297.73 73.01 72.78 72.90 270.45 70.86 70.14 70.50 243.18 68.35 66.41 67.38 215.91 65.35 61.95 63.65 188.64 62.07 57.00 59.53 163.64 60.00 53.76 56.88 150.00 54.64 46.91 50.78 120.45 50.00 39.44 44.72 100.00 46.34 34.85 40.59 86.36 42.11 29.51 35.81 72.73 38.03 27.12 32.57 61.36 33.33 23.21 28.27 50.00 29.03 20.37 24.70 40.91 24.14 20.37 22.25 31.82 21.43 18.87 20.15 27.27 16.98 18.87 17.92 20.45 16.98 17.31 17.14 20.45 15.38 17.31 16.35 18.18 15.38 17.31 16.35 18.18 15.38 17.31 16.35 18.18 15.38 17.31 16.35 18.18
KA Sampel 2 (bk) (%) 1216.28 997.67 834.88 727.91 669.77 613.95 562.79 523.26 479.07 437.21 388.37 341.86 304.65 267.44 234.88 197.67 162.79 132.56 116.28 88.37 65.12 53.49 41.86 37.21 30.23 25.58 25.58 23.26 23.26 20.93 20.93 20.93 20.93 20.93
Rata-rata KA – bk (%) 1216.09 980.66 820.85 721.91 664.43 610.39 557.53 516.17 471.35 428.83 380.55 337.98 301.19 268.95 239.03 206.79 175.71 148.10 133.14 104.41 82.56 69.93 57.29 49.29 40.12 33.25 28.70 25.26 21.86 20.69 19.56 19.56 19.56 19.56
MR 1.00 0.80 0.67 0.59 0.54 0.49 0.45 0.42 0.38 0.34 0.30 0.27 0.24 0.21 0.18 0.16 0.13 0.11 0.09 0.07 0.05 0.04 0.03 0.02 0.02 0.01 0.01 0.00 0.00 0.00
Sumber : Data primer setelah diolah, 2011
42
Lampiran 5 Nilai kadar air basis basah (KABB), kadar air basis kering (KABK) dan MR pada kecepatan udara 1.5 m/s. a. Sampel Utuh t 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
KA KA Rata-rata KA KA Rata-rata Sampel 1 Sampel 2 KA – bb Sampel 1 Sampel 2 KA – bk (bb) (%) (bb) (%) (%) (bk) (%) (bk) (%) (%) 87.55 87.05 87.30 703.13 672.22 687.67 87.27 86.78 87.02 685.42 656.48 670.95 86.94 86.48 86.71 665.63 639.81 652.72 86.72 86.28 86.50 653.13 628.70 640.91 86.50 86.06 86.28 640.63 617.59 629.11 86.25 85.83 86.04 627.08 605.56 616.32 85.99 85.60 85.79 613.54 594.44 603.99 85.69 85.33 85.51 598.96 581.48 590.22 85.41 85.04 85.23 585.42 568.52 576.97 85.09 84.77 84.93 570.83 556.48 563.66 84.79 84.48 84.63 557.29 544.44 550.87 84.44 84.16 84.30 542.71 531.48 537.09 84.13 83.86 83.99 530.21 519.44 524.83 83.76 83.54 83.65 515.63 507.41 511.52 83.36 83.15 83.26 501.04 493.52 497.28 82.98 82.80 82.89 487.50 481.48 484.49 82.55 82.44 82.49 472.92 469.44 471.18 82.12 82.06 82.09 459.38 457.41 458.39 81.71 81.66 81.69 446.88 445.37 446.12 81.29 81.28 81.28 434.38 434.26 434.32 80.80 80.88 80.84 420.83 423.15 421.99 80.29 80.43 80.36 407.29 411.11 409.20 79.75 80.00 79.87 393.75 400.00 396.88 79.22 79.51 79.36 381.25 387.96 384.61 78.57 78.99 78.78 366.67 375.93 371.30 77.93 78.44 78.19 353.13 363.89 358.51 77.20 77.87 77.53 338.54 351.85 345.20 76.41 77.26 76.84 323.96 339.81 331.89 75.51 76.57 76.04 308.33 326.85 317.59 74.67 75.89 75.28 294.79 314.81 304.80 73.63 75.17 74.40 279.17 302.78 290.97 72.65 74.41 73.53 265.63 290.74 278.18 71.60 73.59 72.60 252.08 278.70 265.39 70.46 72.73 71.59 238.54 266.67 252.60 69.23 71.88 70.55 225.00 255.56 240.28 67.89 70.97 69.43 211.46 244.44 227.95
MR 1.00 0.97 0.95 0.93 0.91 0.89 0.87 0.85 0.83 0.81 0.80 0.77 0.76 0.74 0.71 0.70 0.68 0.66 0.64 0.62 0.60 0.58 0.56 0.55 0.53 0.51 0.49 0.47 0.45 0.43 0.41 0.39 0.37 0.35 0.33 0.31
43
t 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64
KA KA Rata-rata KA KA Rata-rata Sampel 1 Sampel 2 KA – bb Sampel 1 Sampel 2 KA – bk (bb) (%) (bb) (%) (%) (bk) (%) (bk) (%) (%) 66.55 70.00 68.28 198.96 233.33 216.15 65.09 68.97 67.03 186.46 222.22 204.34 63.50 67.86 65.68 173.96 211.11 192.53 61.90 66.67 64.29 162.50 200.00 181.25 60.17 65.38 62.78 151.04 188.89 169.97 58.26 64.00 61.13 139.58 177.78 158.68 56.16 62.50 59.33 128.13 166.67 147.40 53.62 60.73 57.18 115.63 154.63 135.13 51.02 58.94 54.98 104.17 143.52 123.84 48.66 57.14 52.90 94.79 133.33 114.06 46.07 55.37 50.72 85.42 124.07 104.75 43.86 53.04 48.45 78.13 112.96 95.54 41.10 50.91 46.01 69.79 103.70 86.75 38.85 48.82 43.83 63.54 95.37 79.46 36.00 46.00 41.00 56.25 85.19 70.72 33.33 43.16 38.25 50.00 75.93 62.96 30.94 40.00 35.47 44.79 66.67 55.73 28.89 36.84 32.87 40.63 58.33 49.48 26.72 33.74 30.23 36.46 50.93 43.69 25.00 30.77 27.88 33.33 44.44 38.89 23.20 28.48 25.84 30.21 39.81 35.01 23.20 25.52 24.36 30.21 34.26 32.23 21.31 22.86 22.08 27.08 29.63 28.36 20.66 19.40 20.03 26.04 24.07 25.06 20.00 18.80 19.40 25.00 23.15 24.07 19.33 16.92 18.13 23.96 20.37 22.16 19.33 16.28 17.80 23.96 19.44 21.70 19.33 14.96 17.14 23.96 17.59 20.78 19.33 14.29 16.81 23.96 16.67 20.31
MR 0.29 0.28 0.26 0.24 0.22 0.21 0.19 0.17 0.16 0.14 0.13 0.11 0.10 0.09 0.08 0.06 0.05 0.04 0.04 0.03 0.02 0.02 0.01 0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 -
Sumber : Data primer setelah diolah, 2011 b. Sampel Belah
t 0 1 2 3 4 5
KA KA Rata-rata KA Sampel 1 Sampel 2 KA – bb Sampel 1 (bb) (%) (bb) (%) (%) (bk) (%) 91.78 91.74 91.76 1116.67 90.21 90.36 90.28 921.43 88.52 88.73 88.63 771.43 87.16 87.47 87.31 678.57 85.42 85.98 85.70 585.71 83.27 84.19 83.73 497.62
KA Sampel 2 (bk) (%) 1110.87 936.96 786.96 697.83 613.04 532.61
Rata-rata KA – bk (%) 1113.77 929.19 779.19 688.20 599.38 515.11
MR 1.00 0.83 0.69 0.61 0.53 0.45 44
t 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
KA KA Rata-rata KA Sampel 1 Sampel 2 KA – bb Sampel 1 (bb) (%) (bb) (%) (%) (bk) (%) 80.47 81.96 81.21 411.90 77.05 79.00 78.02 335.71 72.73 75.14 73.93 266.67 66.93 70.32 68.63 202.38 61.11 64.06 62.59 157.14 52.27 54.00 53.14 109.52 45.45 42.50 43.98 83.33 39.13 32.35 35.74 64.29 30.00 23.33 26.67 42.86 23.64 22.03 22.84 30.95 19.23 17.86 18.54 23.81 19.23 17.86 18.54 23.81 19.23 17.86 18.54 23.81 19.23 16.36 17.80 23.81 19.23 16.36 17.80 23.81 19.23 16.36 17.80 23.81 17.65 16.36 17.01 21.43 17.65 16.36 17.01 21.43
KA Sampel 2 (bk) (%) 454.35 376.09 302.17 236.96 178.26 117.39 73.91 47.83 30.43 28.26 21.74 21.74 21.74 19.57 19.57 19.57 19.57 19.57
Rata-rata KA – bk (%) 433.13 355.90 284.42 219.67 167.70 113.46 78.62 56.06 36.65 29.61 22.77 22.77 22.77 21.69 21.69 21.69 20.50 20.50
MR 0.38 0.31 0.24 0.18 0.13 0.09 0.05 0.03 0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 -
Sumber : Data primer setelah diolah, 2011 Lampiran 6 Nilai kadar air basis basah (KABB), kadar air basis kering (KABK) dan MR pada kecepatan udara 2.0 m/s. a. Sampel Utuh t 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
KA KA Rata-rata KA KA Rata-rata Sampel 1 Sampel 2 KA – bb Sampel 1 Sampel 2 KA – bk (bb) (%) (bb) (%) (%) (bk) (%) (bk) (%) (%) 88.75 87.89 88.32 788.54 725.47 757.01 88.41 87.50 87.95 762.50 700.00 731.25 88.09 87.14 87.61 739.58 677.36 708.47 87.79 86.78 87.28 718.75 656.60 687.68 87.48 86.45 86.96 698.96 637.74 668.35 87.18 86.11 86.65 680.21 619.81 650.01 86.87 85.75 86.31 661.46 601.89 631.67 86.54 85.38 85.96 642.71 583.96 613.34 86.21 85.01 85.61 625.00 566.98 595.99 85.84 84.62 85.23 606.25 550.00 578.13 85.48 84.20 84.84 588.54 533.02 560.78 85.07 83.77 84.42 569.79 516.04 542.91 84.64 83.33 83.99 551.04 500.00 525.52
MR 1.00 0.97 0.94 0.91 0.88 0.86 0.83 0.81 0.79 0.76 0.74 0.72 0.69
45
t 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
KA KA Rata-rata KA KA Rata-rata Sampel 1 Sampel 2 KA – bb Sampel 1 Sampel 2 KA – bk (bb) (%) (bb) (%) (%) (bk) (%) (bk) (%) (%) 84.18 82.85 83.52 532.29 483.02 507.66 83.70 82.33 83.02 513.54 466.04 489.79 83.19 81.79 82.49 494.79 449.06 471.92 82.64 81.21 81.92 476.04 432.08 454.06 82.09 80.59 81.34 458.33 415.09 436.71 81.47 79.89 80.68 439.58 397.17 418.38 80.80 79.13 79.97 420.83 379.25 400.04 80.08 78.37 79.23 402.08 362.26 382.17 79.31 77.54 78.43 383.33 345.28 364.31 78.48 76.65 77.56 364.58 328.30 346.44 77.62 75.69 76.66 346.88 311.32 329.10 76.70 74.70 75.70 329.17 295.28 312.22 75.63 73.50 74.57 310.42 277.36 293.89 74.54 72.25 73.39 292.71 260.38 276.54 73.41 70.96 72.18 276.04 244.34 260.19 72.01 69.45 70.73 257.29 227.36 242.33 70.73 67.98 69.35 241.67 212.26 226.97 69.03 66.13 67.58 222.92 195.28 209.10 67.12 64.07 65.60 204.17 178.30 191.23 65.09 61.73 63.41 186.46 161.32 173.89 63.08 59.39 61.23 170.83 146.23 158.53 60.82 56.91 58.86 155.21 132.08 143.64 58.26 54.31 56.29 139.58 118.87 129.23 55.35 51.60 53.47 123.96 106.60 115.28 52.48 48.54 50.51 110.42 94.34 102.38 49.74 45.92 47.83 98.96 84.91 91.93 46.37 42.39 44.38 86.46 73.58 80.02 42.51 38.73 40.62 73.96 63.21 68.58 39.24 35.37 37.30 64.58 54.72 59.65 35.14 32.05 33.59 54.17 47.17 50.67 30.43 27.89 29.16 43.75 38.68 41.21 26.15 23.74 24.95 35.42 31.13 33.27 23.81 20.90 22.35 31.25 26.42 28.83 21.95 19.08 20.52 28.13 23.58 25.85 21.31 17.83 19.57 27.08 21.70 24.39 20.66 17.19 18.92 26.04 20.75 23.40 20.66 16.54 18.60 26.04 19.81 22.93 20.66 16.54 18.60 26.04 19.81 22.93 20.66 16.54 18.60 26.04 19.81 22.93 20.66 16.54 18.60 26.04 19.81 22.93
MR 0.67 0.65 0.62 0.60 0.58 0.55 0.53 0.50 0.48 0.46 0.43 0.41 0.39 0.37 0.34 0.32 0.30 0.28 0.25 0.23 0.21 0.19 0.17 0.15 0.14 0.12 0.11 0.09 0.08 0.07 0.05 0.04 0.04 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03
Sumber : Data primer setelah diolah, 2011
46
b. Sampel Belah
t 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
KA KA Rata-rata KA Sampel 1 Sampel 2 KA – bb Sampel 1 (bb) (%) (bb) (%) (%) (bk) (%) 90.97 91.71 91.34 1007.55 88.72 89.33 89.03 786.79 86.65 87.27 86.96 649.06 84.04 84.62 84.33 526.42 80.51 81.10 80.81 413.21 75.00 75.51 75.26 300.00 68.07 68.42 68.25 213.21 58.27 57.14 57.71 139.62 41.11 42.17 41.64 69.81 32.05 31.43 31.74 47.17 25.35 22.58 23.97 33.96 22.06 15.79 18.92 28.30 19.70 14.29 16.99 24.53 15.87 11.11 13.49 18.87 14.52 11.11 12.81 16.98 14.52 11.11 12.81 16.98 14.52 11.11 12.81 16.98 14.52 11.11 12.81 16.98
KA Sampel 2 (bk) (%) 1106.25 837.50 685.42 550.00 429.17 308.33 216.67 133.33 72.92 45.83 29.17 18.75 16.67 12.50 12.50 12.50 12.50 12.50
Rata-rata KA – bk (%) 1056.90 812.15 667.24 538.21 421.19 304.17 214.94 136.48 71.36 46.50 31.56 23.53 20.60 15.68 14.74 14.74 14.74 14.74
MR 1.00 0.77 0.63 0.50 0.39 0.28 0.19 0.12 0.05 0.03 0.02 0.01 0.01 0.00 -
Sumber : Data primer setelah diolah, 2011
47
Lampiran 7 Gambar persamaan linear a. Gambar persamaan linear pada cabai utuh -
Kecepatan udara 1.0 m/s
Newton-Linear
Henderson & Pabis-Linear
-
2.000 0
50
100
1.000
(1.000) Ln MR Linear (Ln MR)
(1.000) 0
50
(4.000)
100 Ln MR
(2.000)
(3.000) Ln MR
Ln MR
(2.000)
y=-0.0633x+1.0255 R² = 0.8108
Linear (Ln MR)
(3.000) (4.000)
(5.000) (6.000)
(5.000)
y = -0.0457x R² = 0.7269
(6.000) (7.000)
(7.000) (8.000) (8.000)
t
t
Page -Linear 3 2 1
Ln (-Ln MR)
0 -1
0
2
4
6 Ln (-Ln MR)
-2
Linear (Ln (-Ln MR))
-3
y=1.3701x - 4.8854 R² = 0.937
-4 -5 -6
Ln t
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2011.
48
-
Kecepatan Udara 1.5 m/s
Newton-Linear
Henderson & Pabis-Linear 2.00
y = -0.08x + 0.9262 R² = 0.7822
(1.00)
0
50
1.00
100
-
Ln MR (2.00)
(1.00)
Linear (Ln MR)
50
(2.00) Ln MR
(4.00)
100 Ln MR
(3.00) Ln MR
0
Linear (Ln MR)
(3.00) (4.00)
(5.00) (5.00) (6.00)
(6.00)
y = -0.0581x R² = 0.7036
(7.00) (8.00)
(7.00) (8.00)
t
t
Page-Linear 3.00 2.00
Ln (-Ln MR)
1.00 0
2
4
6
(1.00) Ln (-Ln MR) Linear (Ln (-Ln MR))
(2.00) (3.00) (4.00) (5.00)
y = 1.3567x - 4.4621 R² = 0.9412 Ln t
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2011.
49
Kecepatan Udara 2.0 m/s
Newton-Linear
Henderson-Linear 1.00
0
20
40
60
0.50
(0.50) Ln MR (1.00)
y = -0.0735x + 0.5187 R² = 0.9284
-
Linear (Ln MR)
0
(0.50)
Ln MR
(1.50)
Ln MR
(2.00) (2.50) (3.00)
20
40
(1.00)
60 Ln MR Linear (Ln MR)
(1.50) (2.00)
y = -0.0587x R² = 0.8776
(2.50) (3.00)
(3.50)
(3.50) (4.00)
t
t
(4.00)
Page-Linear 2.00 1.00 -
Ln (-Ln MR)
-
0
2
4
(1.00)
6 Ln (-Ln MR)
(2.00) (3.00)
y = 1.2742x - 3.9679 R² = 0.9663
(4.00) (5.00)
Ln t
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2011.
50
b. Gambar persamaan linear pada cabai belah -
Kecepatan udara 1.0 m/s
Newton-Linear
Hederson & Pabis-Linear 1.000
0
20
40
(1.000)
y = -0.1993x + 0.5629 R² = 0.9018
0
Ln MR Linear (Ln MR)
20
40
(1.000) Ln MR
(2.000)
Ln MR
Ln MR
(2.000) (3.000) (4.000)
(3.000) (4.000)
(5.000)
(5.000)
(6.000)
(6.000)
(7.000)
y = -0.1706x R² = 0.8766
(8.000)
t
(8.000)
(7.000)
t
Page-Linear 2.50 2.00 1.50
Ln (-Ln MR)
1.00 0.50 (0.50)
0
2
4 Ln (-Ln MR)
(1.00) (1.50)
y = 0.9934x - 1.8794 R² = 0.9382
(2.00) (2.50)
Ln t
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2011.
51
-
Kecepatan udara 1.5 m/s
Newton-Linear
Henderson & Pabis-Linear 2.000
0
10
20
30
y = -0.3757x + 0.9183 R² = 0.944
1.000
(1.000)
(2.000)
0
(1.000) (3.000)
20
Ln MR
(4.000)
30 Ln MR
(2.000)
Linear (Ln MR)
Ln MR
10
Ln MR
Linear (Ln MR)
(3.000) (4.000)
(5.000)
y = -0.3116x R² = 0.9065
(6.000)
(5.000) (6.000)
(7.000) (7.000) (8.000)
t
t
(8.000)
Page - Linear 2.5 2 1.5
Ln (-Ln MR)
1 0.5 0 -0.5 0
2
-1 -1.5 -2 -2.5
4 Ln (-Ln MR) Linear (Ln (-Ln MR))
y = 1.3083x - 2.1096 R² = 0.964 Ln t
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2011.
52
-
Kecepatan udara 2.0 m/s
Newton-Linear
Henderson-Linear 2.000
0
10
20
y = -0.497x + 0.7346 R² = 0.9382
1.000
(1.000)
Ln MR
(2.000)
(1.000)
Linear (Ln MR)
Ln MR
Ln MR
(4.000) (5.000)
20 Ln MR Linear (Ln MR)
(3.000) (4.000) (5.000) (6.000)
y = -0.4153x R² = 0.9032
(7.000)
(7.000) (8.000)
10
(2.000)
(3.000)
(6.000)
0
(8.000)
t
(9.000)
t
Page-Linear 2.50 2.00 1.50
Ln (-Ln MR)
1.00
y = 1.2989x - 1.646 R² = 0.9712
0.50 (0.50)
0
2
4 Ln (-Ln MR)
(1.00)
Linear (Ln (-Ln MR))
(1.50) (2.00)
Ln t
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2011.
53
Lampiran 8 Hasil regresi linear a. Hasil Regresi linear pada pengeringan 1.0 m/s -
Cabai Utuh t 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00 20.00 21.00 22.00 23.00 24.00 25.00 26.00 27.00 28.00 29.00 30.00 31.00 32.00 33.00 34.00
MR MR MR Page Newton Henderson 1.00 0.99 0.98 0.97 0.95 0.93 0.92 0.90 0.88 0.86 0.84 0.82 0.80 0.78 0.76 0.73 0.71 0.69 0.67 0.65 0.63 0.61 0.59 0.57 0.56 0.54 0.52 0.50 0.48 0.47 0.45 0.43 0.42 0.40 0.39
1.00 0.96 0.91 0.87 0.83 0.80 0.76 0.73 0.69 0.66 0.63 0.60 0.58 0.55 0.53 0.50 0.48 0.46 0.44 0.42 0.40 0.38 0.37 0.35 0.33 0.32 0.30 0.29 0.28 0.27 0.25 0.24 0.23 0.22 0.21
2.79 2.62 2.46 2.31 2.16 2.03 1.91 1.79 1.68 1.58 1.48 1.39 1.30 1.22 1.15 1.08 1.01 0.95 0.89 0.84 0.79 0.74 0.69 0.65 0.61 0.57 0.54 0.50 0.47 0.44 0.42 0.39 0.37 0.35 0.32
Model
k
Newton Henderson & Pabis Page
0.046
a
n
R2 0.727
0.063 2.789 0.811 0.008 1.370 0.937
54
t 35.00 36.00 37.00 38.00 39.00 40.00 41.00 42.00 43.00 44.00 45.00 46.00 47.00 48.00 49.00 50.00 51.00 52.00 53.00 54.00 55.00 56.00 57.00 58.00 59.00 60.00 61.00 62.00 63.00 64.00 65.00 66.00 67.00 68.00 69.00 70.00 71.00 72.00 73.00 74.00 75.00 76.00
MR MR MR Page Newton Henderson 0.37 0.20 0.30 0.36 0.19 0.29 0.35 0.18 0.27 0.33 0.18 0.25 0.32 0.17 0.24 0.31 0.16 0.22 0.29 0.15 0.21 0.28 0.15 0.20 0.27 0.14 0.18 0.26 0.13 0.17 0.25 0.13 0.16 0.24 0.12 0.15 0.23 0.12 0.14 0.22 0.11 0.13 0.21 0.11 0.13 0.20 0.10 0.12 0.19 0.10 0.11 0.18 0.09 0.10 0.18 0.09 0.10 0.17 0.08 0.09 0.16 0.08 0.09 0.15 0.08 0.08 0.15 0.07 0.08 0.14 0.07 0.07 0.13 0.07 0.07 0.13 0.06 0.06 0.12 0.06 0.06 0.12 0.06 0.06 0.11 0.06 0.05 0.10 0.05 0.05 0.10 0.05 0.05 0.10 0.05 0.04 0.09 0.05 0.04 0.09 0.04 0.04 0.08 0.04 0.04 0.08 0.04 0.03 0.07 0.04 0.03 0.07 0.04 0.03 0.07 0.04 0.03 0.06 0.03 0.03 0.06 0.03 0.02 0.06 0.03 0.02
55
t 77.00 78.00 79.00 80.00 81.00 82.00 83.00 84.00 85.00 86.00 87.00 88.00 89.00
MR MR MR Page Newton Henderson 0.05 0.03 0.02 0.05 0.03 0.02 0.05 0.03 0.02 0.05 0.03 0.02 0.04 0.02 0.02 0.04 0.02 0.02 0.04 0.02 0.01 0.04 0.02 0.01 0.04 0.02 0.01 0.03 0.02 0.01 0.03 0.02 0.01 0.03 0.02 0.01 0.03 0.02 0.01
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2011. -
Cabai Belah t 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00 20.00 21.00 22.00
MR MR MR Page Newton Henderson 1.00 0.86 0.74 0.63 0.55 0.47 0.40 0.35 0.30 0.26 0.22 0.19 0.17 0.14 0.12 0.11 0.09 0.08 0.07 0.06 0.05 0.04 0.04
1.00 0.84 0.71 0.60 0.51 0.43 0.36 0.30 0.26 0.22 0.18 0.15 0.13 0.11 0.09 0.08 0.07 0.06 0.05 0.04 0.03 0.03 0.02
1.76 1.44 1.18 0.97 0.79 0.65 0.53 0.44 0.36 0.29 0.24 0.20 0.16 0.13 0.11 0.09 0.07 0.06 0.05 0.04 0.03 0.03 0.02
Model
k
a
n
R2
Newton 0.171 0.877 Henderson & Pabis 1.756 1.756 0.902 Page 0.153 0.993 0.938
56
t 23.00 24.00 25.00 26.00 27.00 28.00 29.00 30.00 31.00 32.00 33.00
MR MR MR Page Newton Henderson 0.03 0.02 0.02 0.03 0.02 0.01 0.02 0.01 0.01 0.02 0.01 0.01 0.02 0.01 0.01 0.02 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.00 0.01 0.00 0.01 0.00 0.01 0.00
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2011. b. Hasil Regresi linear pada pengeringan 1.5 m/s -
Cabai Utuh
t 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00 20.00 21.00 22.00
MR MR MR Page Newton Henderson 1.00 0.99 0.97 0.95 0.93 0.90 0.88 0.85 0.82 0.80 0.77 0.74 0.71 0.69 0.66 0.63 0.61 0.58 0.56 0.53 0.51 0.49 0.47
1.00 0.94 0.89 0.84 0.79 0.75 0.71 0.67 0.63 0.59 0.56 0.53 0.50 0.47 0.44 0.42 0.39 0.37 0.35 0.33 0.31 0.30 0.28
2.52 2.33 2.15 1.99 1.83 1.69 1.56 1.44 1.33 1.23 1.13 1.05 0.97 0.89 0.82 0.76 0.70 0.65 0.60 0.55 0.51 0.47 0.43
Model
k
a
n
R2
Newton 0.058 0.704 Henderson & Pabis 2.525 2.525 0.782 Page 0.012 1.357 0.941
57
t 23.00 24.00 25.00 26.00 27.00 28.00 29.00 30.00 31.00 32.00 33.00 34.00 35.00 36.00 37.00 38.00 39.00 40.00 41.00 42.00 43.00 44.00 45.00 46.00 47.00 48.00 49.00 50.00 51.00 52.00 53.00 54.00 55.00 56.00 57.00 58.00 59.00 60.00 61.00
MR MR MR Page Newton Henderson 0.44 0.26 0.40 0.42 0.25 0.37 0.40 0.23 0.34 0.38 0.22 0.32 0.36 0.21 0.29 0.35 0.20 0.27 0.33 0.19 0.25 0.31 0.17 0.23 0.30 0.17 0.21 0.28 0.16 0.20 0.27 0.15 0.18 0.25 0.14 0.17 0.24 0.13 0.15 0.23 0.12 0.14 0.21 0.12 0.13 0.20 0.11 0.12 0.19 0.10 0.11 0.18 0.10 0.10 0.17 0.09 0.10 0.16 0.09 0.09 0.15 0.08 0.08 0.14 0.08 0.07 0.13 0.07 0.07 0.12 0.07 0.06 0.12 0.07 0.06 0.11 0.06 0.05 0.10 0.06 0.05 0.10 0.05 0.05 0.09 0.05 0.04 0.09 0.05 0.04 0.08 0.05 0.04 0.08 0.04 0.03 0.07 0.04 0.03 0.07 0.04 0.03 0.06 0.04 0.03 0.06 0.03 0.02 0.05 0.03 0.02 0.05 0.03 0.02 0.05 0.03 0.02
58
t 62.00 63.00 64.00
MR MR MR Page Newton Henderson 0.04 0.03 0.02 0.04 0.03 0.02 0.04 0.02 0.02
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2011. - Cabai Belah t 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00 20.00 21.00
MR MR MR Page Newton Henderson 1.00 0.89 0.74 0.60 0.48 0.37 0.28 0.21 0.16 0.12 0.08 0.06 0.04 0.03 0.02 0.02 0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00
1.00 0.73 0.54 0.39 0.29 0.21 0.15 0.11 0.08 0.06 0.04 0.03 0.02 0.02 0.01 0.01 0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00
2.50 1.72 1.18 0.81 0.56 0.38 0.26 0.18 0.12 0.09 0.06 0.04 0.03 0.02 0.01 0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Model
k
Newton Henderson & Pabis Page
0.312
a
n
R2 0.907
0.375 2.504 0.944 0.121 1.308 0.964
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2011. c. Hasil Regresi linear pada pengeringan 2.0 m/s -. Cabai Utuh t 1.00 2.00 3.00 4.00
MR MR MR Page Newton Henderson 1.00 0.98 0.96 0.93 0.90
1.00 0.94 0.89 0.84 0.79
1.68 1.56 1.45 1.35 1.25
Model
k
a
n
R2
Newton 0.059 0.878 Henderson & Pabis 0.074 1.680 0.928 Page 0.019 1.274 0.966
59
t 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00 20.00 21.00 22.00 23.00 24.00 25.00 26.00 27.00 28.00 29.00 30.00 31.00 32.00 33.00 34.00 35.00 36.00 37.00 38.00 39.00 40.00 41.00 42.00 43.00 44.00 45.00 46.00
MR MR MR Page Newton Henderson 0.86 0.75 1.16 0.83 0.70 1.08 0.80 0.66 1.00 0.77 0.63 0.93 0.73 0.59 0.87 0.70 0.56 0.81 0.67 0.52 0.75 0.64 0.49 0.70 0.61 0.47 0.65 0.58 0.44 0.60 0.55 0.41 0.56 0.52 0.39 0.52 0.50 0.37 0.48 0.47 0.35 0.45 0.45 0.33 0.42 0.42 0.31 0.39 0.40 0.29 0.36 0.38 0.27 0.33 0.36 0.26 0.31 0.34 0.24 0.29 0.32 0.23 0.27 0.30 0.22 0.25 0.28 0.20 0.23 0.27 0.19 0.21 0.25 0.18 0.20 0.24 0.17 0.19 0.22 0.16 0.17 0.21 0.15 0.16 0.20 0.14 0.15 0.18 0.14 0.14 0.17 0.13 0.13 0.16 0.12 0.12 0.15 0.11 0.11 0.14 0.11 0.10 0.13 0.10 0.10 0.12 0.10 0.09 0.12 0.09 0.08 0.11 0.08 0.08 0.10 0.08 0.07 0.10 0.08 0.07 0.09 0.07 0.06 0.08 0.07 0.06
60
t 47.00 48.00 49.00 50.00 51.00 52.00
MR MR MR Page Newton Henderson 0.08 0.06 0.05 0.07 0.06 0.05 0.07 0.06 0.05 0.06 0.05 0.04 0.06 0.05 0.04 0.05 0.05 0.04
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2011. - Cabai Belah
t 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00
MR MR MR Page Newton Henderson 1.00 0.82 0.62 0.45 0.31 0.21 0.14 0.09 0.06 0.04 0.02 0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
1.00 0.66 0.44 0.29 0.19 0.13 0.08 0.05 0.04 0.02 0.02 0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
2.08 1.27 0.77 0.47 0.29 0.17 0.11 0.06 0.04 0.02 0.01 0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Model
k
Newton Henderson & Pabis Page
0.415 0.497 0.193
a
n
R2 0.903
2.085
0.938 1.299 0.971
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2011.
61
Lampiran 9 Gambar hubungan MR observasi dengan MR Model persamaan pada pengeringan. a. Kecepatan udara 1.0 m/s -
Cabai Utuh 3.00 2.50
Model MR
2.00 MR Page 1.50
Observed MR MR Newton
1.00
MR Henderson 0.50 0.00 -
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
Waktu (Jam)
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2011. Cabai Belah 3.00 2.50 2.00 Model MR
-
MR Page
1.50
Observed MR MR Newton
1.00
MR Henderson 0.50 0.00 -
10.00
20.00
30.00
40.00
Waktu (Jam)
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2011. 62
b. Kecepatan udara 1.5 m/s -
Cabai Utuh 3.00 2.50
Model MR
2.00 MR Page
1.50
Observed MR MR Newton
1.00
MR Henderson 0.50 0.00 -
20.00
40.00
60.00
80.00
Waktu (Jam)
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2011.
Cabai Belah 3.00 2.50 2.00 Model MR
-
MR Page
1.50
Observed MR 1.00
MR Newton MR Henderson
0.50 0.00 -
5.00
10.00
15.00
20.00
Waktu (Jam)
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2011.
63
c. Kecepatan udara 2.0 m/s -
Cabai Utuh 2.50
Model MR
2.00
1.50 MR Page Observed MR
1.00
MR Newton MR Henderson
0.50
0.00 -
20.00
40.00
60.00
Waktu (Jam)
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2011.
Cabai Belah 2.50
2.00
Model MR
-
1.50 MR Page Observed MR
1.00
MR Newton MR Henderson
0.50
0.00 -
5.00
10.00
15.00
20.00
Waktu (Jam
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2011.
64
Lampiran 10 Foto kegiatan selama penelitian
Cabai Sebelum dikeringkan
Pengamatan Pada Cabai Utuh
Pengamatan Pada Cabai Belah
Alat Pengering tray dryer model EH-TD300 Eunha Fluid Science
Oven
65