Laporan Tugas Akhir
I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Caisim merupakan tanaman sayuran dengan iklim sub-tropis, namun
mampu beradaptasi dengan baik pada iklim tropis. Caisim pada umumnya banyak ditanam di dataran rendah, namun dapat pula di dataran tinggi. Caisim tergolong tanaman yang toleran terhadap suhu tinggi (panas). Saat ini, kebutuhan akan caisim semakin lama semakin meningkat seiring dengan peningkatan populasi manusia dan manfaat mengkonsumsi bagi kesehatan. Rukmana (2010) menyatakan caisim mempunyai nilai ekonomi tinggi setelah kubis crop, kubis bunga dan brokoli. Kebutuhan akan caisim semakin meningkat karena caisim merupakan salah satu sayuran daun yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Namun dalam pemasarannya di pasar tradisional, caisim yang baru dipanen tidak dilakukan penanganan pascapanen, yang membuat nilai jual caisim masih tergolong rendah. Permintaan terhadap caisim terus meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, dan semakin tingginya kesadaran masyarakat terhadap gizi. (Samadi, 2006).
Dengan adanya permintaan yang semakin meningkat, maka
untuk memenuhi kebutuhan konsumen dari segi kualitas, perlu dilakukan penanganan pascapanen terhadap caisim untuk meningkatkan nilai jual. Sehingga bisa meningkatkan pendapatan dari petani. Penanganan pascapanen merupakan tindakan yang diberikan pada komoditi yang siap panen hingga komoditi tersebut sampai ke tangan konsumen. Dengan 1
Laporan Tugas Akhir
dilakukan penanganan pascapanen maka akan bisa membuat komoditi menjadi lebih menarik, yang pada akhirnya bisa meningkatkan nilai jual.
Gambar.1. Tanaman Caisim Harga jual dari produk caisim masih tergolong rendah bagi pelanggan restoran dan supermarket. Penanganan pascapanen yang dilakukan secara intensif pada tanaman sayuran dapat meningkatkan kualitas, mutu dan nilai jual dari produk caisim sehingga pendapatan yang didapatkan oleh petani lebih besar dibandingkan tidak melakukan proses penanganan pascapanen. P4S Agrofarm Cianjur melakukan penanganan pascapanen karena komoditas hasil pertanian pada umumnya bersifat mudah rusak dan tidak memiliki umur simpan yang panjang. Apalagi pada saat terjadinya panen raya, harga atau nilai jual bisa menurun sangat drastis. Agar kualitas dan kesegaran caisim tetap dapat dipertahankan selama dalam penyimpanan, maka tindakan penanganan pascapanen haruslah dilakukan secara baik dan benar. Pemasaran dipengaruhi penanganan pascapanen, karena itu pasca panen merupakan salah satu faktor penting. Dalam penanganan pascapanen, perhatikan harga dan jalurjalur pemasaran mulai dari produsen sampai ke konsumen, karena caisim termasuk sayuran yang tidak tahan lama. 2
Laporan Tugas Akhir
1.2. Tujuan Tujuan dari penulisan Laporan Tugas Akhir adalah : a. Mengetahui kegiatan produksi caisim di P4S Agrofarm Cianjur mulai dari persiapan lahan sampai panen. b. Mengetahui kegiatan penanganan pascapanen caisim di P4S Agrofarm Cianjur. c. Mengetahui peningkatan nilai jual caisim di P4S Agrofarm Cianjur.
3
Laporan Tugas Akhir
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Caisim 2.1.1. Perkembangan Caisim dalam Pasar Pertanian Secara Nasional Caisim termasuk jenis sayuran daun yang mempunyai nilai ekonomi tinggi di Indonesia maupun beberapa negara di dunia. Pengembangan budidaya caisim mempunyai prospek baik untuk mendukung upaya peningkatan pendapatan petani, peningkatan gizi masyarakat, perluasan kesempatan kerja, pengembangan agribisnis, peningkatan pendapatan negara melalui pengurangan impor dan memacu laju pertumbuhan ekspor (Rukmana, 2010). Caisim bukan tanaman asli Indonesia, menurut asalnya di Asia. Karena Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga dikembangkan di Indonesia. Tanaman caisim dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi. Caisim di beberapa negara lebih dikenal dengan mustard. Di perdagangan internasional lebih sering dikenal dengan green mustard, chinese mustard, indian ataupun sarepta mustard. Sedangkan di Indonesia lebih dikenal dengan sawi hijau atau sawi bakso. Caisim memang merupakan jenis sayur yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Konsumennya mulai dari golongan masyarakat kelas atas. Caisim juga merupakan sayuran yang amat digemari oleh masyarakat keturunan Cina.
4
Laporan Tugas Akhir
Produksi caisim Indonesia telah memasuki pasar Internasional. Mengingat bahwa tidak semua tempat di dunia ini cocok untuk ditanami caisim serta makin menurunnya produksi sayur di negara-negara maju akibat industrialisasi maka kebutuhan caisim di luar negeri merupakan peluang pasar yang sangat besar bagi produksi caisim Indonesia. Sebenarnya pengusaha dan petani sayuran ini di Indonesia sudah cukup repot untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal. Lagi pula caisim adalah jenis sayuran daun yang gampang rusak. Tanpa penanganan yang baik, berupa kemasan, proses pendinginan, serta transportasi memadai maka hal ini sulit berlangsung. Tak heran bila hanya sedikit pengusaha yang mampu melakukan ekspor. 2.1.2. Botani Caisim Tanaman caisim termasuk dalam famili Cruciferae (kubis-kubisan). Caisim merupakan sayuran yang banyak diminati konsumen saat ini. Sawi berasal dari Cina, karena Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga dikembangkan di Indonesia. Tanaman sawi dapat tumbuh baik ditempat yang berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan di dataran rendah maupun dataran tinggi. Caisim mempunyai sifat menyerbuk silang, bahkan sulit menyerbuk sendiri (Soenaryono, 1995). Sulitnya Penyerbukan sendiri disebabkan caisim mempunyai sifat self incompatible.Tanaman caisim bertangkai daun panjang dan daunnya berbentuk lonjong. Caisim dapat ditanam sepanjang tahun di daerah sub tropika dan tropika pada kisaran suhu optimum 25C - 36C. Pemberian cahaya dan 5
Laporan Tugas Akhir
drainase yang baik serta jenis tanah lempung berliat yang subur baik untuk pertumbuhan tanaman caisim. Diantara sayuran daun, caisim merupakan komoditas yang memiliki nilai komersial dan digemari masyarakat indonesia. Konsumen menggunakan daun caisim baik sebagai bahan pokok maupun sebagai pelengkap masakan tradisional dan masakan cina. Selain sebagai bahan pangan, caisim dipercaya dapat menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada penderita batuk. Caisim pun berfungsi sebagai penyembuh sakit kepala (Haryanto et al., 2001). 2.1.3. Taksonomi Caisim Kedudukan
Caisim
dalam
sistematika
(taksonomi)
tumbuhan
diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom
: Plantae
Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh) Superdivisi
: Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliophyta (berbunga)
Kelas
: Magnoliopsida
Subkelas
: Dilleniidae
Ordo
: Capparales
Famili
: Brassicaceae
Genus
: Brassica
Spesies
: Brassica rapa var 6
Laporan Tugas Akhir
Caisim merupakan tanaman semusim. Daunnya bulat panjang, halus dan tidak berbulu. Urat (tulang) daun utamanya berwarna putih. Caisim cenderung tidak berkrop. Wahyudi (2009), menambahkan bentuk daun caisim berbentuk oval agak bulat, tebal dan agak berserat, warna daun hijau, sedangkan tangkai daun hijau muda. 2.1.4. Morfologi Caisim Seperti tanaman yang lainnya, tanaman caisim memiliki morfologi tanaman seperti akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Adapun morfologi tanaman sawi yaitu: A. Akar Sistem perakaran caisim menurut Rukmana (1994), memiliki akar tunggang (Radix Primaria) dan cabang-cabang akar yang bentuknya bulat panjang (silindris) menyebar ke semua arah pada kedalaman antara 30 - 50 cm. Akar-akar ini berfungsi menyerap unsur hara dan air dari dalam tanah, serta menguatkan berdirinya batang tanaman (Haryanto, 2003). Sedangkan menurut Cahyono (2003), caisim berakar serabut yang tumbuh dan berkembang secara menyebar ke semua arah di sekitar permukaan tanah, perakaranya sangat dangkal pada kedalaman sekitar 5 cm. B. Batang Batang caisim menurut Rukmana (1994), pendek sekali dan beruasruas,sehingga hampir tidak kelihatan. Batang ini berfungsi sebagai alat pembentuk dan penopang daun. Cahyono (2003), menambahkan bahwa caisim memiliki batang sejati pendek dan tegap terletak pada bagian dasar yang berada di dalam
7
Laporan Tugas Akhir
tanah. Batang sejati bersifat tidak keras dan berwarna kehijauan atau keputihputihan. C. Daun Daun caisim berbentuk bulat atau bulat panjang (lonjong) ada yang lebar dan ada yang sempit,ada yang berkerut-kerut (keriting), tidak berbulu,berwarna hijau muda, hijau keputih-putihan sampai hijau tua. Daun memiliki tangkai daun panjang atau pendek, sempit atau lebar berwarna putih sampai hijau, bersifat kuat, dan halus. Pelepah-pelepah daun tersusun saling membungkus dengan pelepahpelepah daun yang lebih muda, tetapi membuka. Disamping itu, daun juga memiliki tulang-tulang daun yang menyirip dan bercabang-cabang. Secara umum sawi biasanya mempunyai daun lonjong, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop. D. Bunga Struktur bunga caisim tersusun dalam tangkai bunga (Inflorescentia) yang tumbuh memanjang (tinggi) dan bercabang banyak. Tiap kuntum bunga terdiri atas empat helai kelopak daun, empat helai daun mahkota bunga berwarna kuning-cerah, empat helai benang sari, dan satu buah putik yang berongga dua (Rukmana, 1994). E. Buah dan Biji Buah caisim menurut Rukmana (1994), termasuk tipe buah polong, yaitu bentuknya memanjang dan berongga. Tiap buah (polong) berisi 2 – 8 butir biji. Biji caisim berbentuk bulat kecil berwarna coklat atau coklat kehitam-hitaman. biji caisim berbentuk bulat, berukuran kecil, permukaannya licin mengkilap, agak keras, dan berwarna coklat kehitaman.
8
Laporan Tugas Akhir
2.1.5. Karakteristik Produk Caisim merupakan jenis sayuran yang populer. Sayuran yang dikenal pula sebagai sawi bakso ini mudah dibudidayakan dan dapat dimakan segar (biasanya dilayukan dengan air panas) atau diolah menjadi asinan (kurang umum). Jenis sayuran ini mudah tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi. Bila ditanam pada suhu sejuk tumbuhan ini akan cepat berbunga. Karena biasanya dipanen seluruh bagian tubuhnya (kecuali akarnya), sifat ini kurang disukai. Caisim merupakan herba semusim yang mudah tumbuh. Sewaktu muda tumbuh lemah, tetapi setelah daun ketiga dan seterusnya akan membentuk roset dengan batang yang cukup tebal, namun tidak berkayu. Daun elips, dengan bagian ujung biasanya tumpul. Warnanya hijau segar, biasanya tidak berbulu. Menjelang berbunga sifat rosetnya agak menghilang, menampakkan batangnya. Bunganya kecil, tersusun majemuk berkarang. Mahkota bunganya berwarna kuning, berjumlah 4. Benamg sarinya 6, mengelilingi satu putik. Karena mudah tumbuh dan responsif terhadap pertumbuhan lingkungan, caisim sering dimanfaatkan sebagai tumbuhan percobaan untuk pemupukan dan kesuburan tanaman (Barmin, 2010). 2.1.6. Syarat Tumbuh Caisim A. Tanah Tanaman caisim tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. Syarat-syarat penting untuk bertanaman sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Soenaryono, 1995). 9
Laporan Tugas Akhir
B. Ketinggian Tempat Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 m sampai dengan 1.200 m dpl (di atas permukaan laut). Namun biasanya tanaman ini dibudidayakan pada daerah yang berketinggian antara 100 sampai 500 m dpl. Sebagian besar daerah-daerah di Indonesia memenuhi syarat ketinggian tersebut. C. Iklim Caisim bukan tanaman asli Indonesia, menurut asalnya di Asia. Karena Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga dikembangkan di Indonesia ini. Tanaman caisim dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi. D. Suhu Udara Selain dikenal sebagai tanaman sayuran daerah iklim sedang (sub-tropis) tetapi saat ini berkembang pesat di daerah panas (tropis). Kondisi iklim yang dikehendaki untuk pertumbuhan caisim adalah daerah yang mempunyai suhu malam hari 15,6°C dan siang hari 21,1°C . (Sastrahidayat dan Soemarmo, 1996). Pertumbuhan caisim yang baik membutuhkan suhu udara yang berkisar antara 19ºC - 21ºC.. Keadaan suhu suatu daerah atau wilayah berkaitan erat dengan ketinggian tempat daripermukaan laut (dpl). Daerah yang memiliki suhu berkisar antara 19ºC - 21ºC adalah daerah yang ketingiannya 1000 – 1200 m dpl, semakin tinggi letak suatu daerah dari permukaan laut, suhu udaranya semakin
10
Laporan Tugas Akhir
rendah, sementara itu pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh suhu udara. Misalnya proses perkecambahan, pertunasan, pembangunan dan lain sebagainya. Suhu yang ditanam melebihi 21ºC dapat menyebabkan tanaman caisim tidak dapat tumbuh dengan baik hal ini dikarenakan suhu udara sangat mempengaruhi. Jika tidak sesuai dengan kehendaknya maka pertumbuhannya pun tidak baik, karena terhambatnya proses fotosintesis yang dapat mengakibatkan terhentinya produksi pati (karbohidrat) dan respirasi meningkat lebih besar, jika suhu udara melebihi 21ºC. Jika sesuai dengan daerah yang dia kehendaki, maka tanaman dapat melakukan fotosintesis dengan baik untuk pembentukan karbohidrat dalam jumlah yang besar. Sehingga sumber energi lebih tersedia untuk proses pernapasan (respirasi), pertumbuhan tanaman (pembesaran dan pembentukan selsel baru, pembentukan daun), dan produksi (kualitas daun baik). (Cahyono, 2003). E. Penyinaran Cahaya Matahari Tanaman dapat melakukan fotosintesis serta memerlukan energi yang cukup. Cahaya matahari merupakan energi yang diperlukan untuk tanaman dalam melakukan fotosintesis. Energi kinetik matahari yang optimal yang diperlukan tanaman untuk pertumbuhan dan produksi berkisar antara 350 cal / cm2 – 400 cal / cm2 setiap hari. Tanaman caisim memerlukan cahaya matahari yang tinggi. (Cahyono, 2003). Tanaman caisim untuk mendapatkan intensitas cahaya matahari yang cukup memerlukan panjang penyinaran matahari (fotoperiodisitas) 12 - 16 jam setiap hari. (Cahyono, 2003).
11
Laporan Tugas Akhir
F. Kelembaban Udara Kelembaban yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman caisim yang optimal berkisar antara 80% - 90%. Kelembaban yang tinggi lebih dari 90% berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan tanaman, yakni tanaman tumbuh tidak sempurna, tanaman tidak subur, kualitas daun jelek, dan bila penanaman bertujuan untuk pembenihan maka kualitas biji jelek. Kelembaban udara juga berpengaruh terhadap proses penyerapan unsur hara oleh tanaman yang diikuti dengan meningkatnya pertumbuhan tanaman. G. Curah Hujan Tanaman caisim dapat ditanam sepanjang tahun (sepanjang musim). Curah hujan yang cukup sepanjang tahun dapat mendukung kelangsungan hidup tanaman karena ketersediaan air tanah mencukupi. Curah hujan yang sesuai untuk pembudidayaan tanaman caisim adalah 1000 – 1500 mm/tahun. Daerah yang memiliki curah hujan sekitar 1000 – 1500 mm/tahun ialah daerah dengan ketinggian 1000 – 1500 m dpl. (Cahyono, 2003) Caisim tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur. 2.2. Aspek Produksi
2.2.1. Persiapan Benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha caisim. Benih yang baik akan menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan bagus. Benih yang jelek akan menghasilkan tanaman yang pertumbuhannya tidak normal
12
Laporan Tugas Akhir
sehingga akan memberikan hasil yang kurang memuaskan atau bahkan tanaman tidak tumbuh sama sekali. Kebutuhan benih caisim untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gr. Benih caisim berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin, mengilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih caisim dapat diperoleh dengan cara menyiapakan benih sendiri atau dengan membelinya di toko-toko.
Gambar.2. Benih caisim yang dibeli di toko-toko 2.2.2. Pengolahan Tanah
Kegiatan membersihkan lahan dari segala vegetasi atau tanaman yang tidak diinginkan seperti sisa-sisa perakaran, tunggul, dan batu-batu (apabila untuk pembukaan lahan baru). Menyiapkan lahan yang bersih permukaannya dan layak sebagai tempat tumbuhnya tanaman caisim sehingga memudahkan penyiapan dan pengolahan tanah selanjutnya. Kegiatan pengolahan tanah secara umum sebelum menanam sayuran adalah pengemburan tanah serta pembuatan bedengan. Pada tahap pengemburan tanah, untuk jenis semua tanaman akan mempunyai perlakuan yang relatif hampir 13
Laporan Tugas Akhir
sama, tetapi dalam hal pembuatan bedengan mempunyai perlakuan yang berbedabeda. A. Penggemburan Tanah Pengemburan tanah dapat menciptakan kondisi yang dibutuhkan oleh tanaman agar mampu tumbuh dengan baik. Tahap-tahap pengemburan meliputi pencangkulan untuk memperbaiki stuktur tanah serta sirkulasi udaranya dan pemberian pupuk organik atau pupuk kimia sebagai pupuk dasar untuk memperbaiki stuktur fisik serta kimia tanah yang akan menambah kesuburan lahan. Tanah yang hendak digemburkan mula–mula harus dibersihkan dari bebatuan, rerumputan, semak atau bahkan pepohonan yang tumbuh. Lahan harus bersih dan tak boleh terus ternaungi. Lokasi yang teduh dan ternaungi tidak baik untuk pertumbuhan caisim karena jenis sayuran ini merupakan jenis tanaman sayur yang menyukai cahaya, (Haryanto, Eko. 1994). Lahan yang akan ditanami caisim kegiatan pengemburan biasanya dilakukan dengan cara mencangkul tanah sedalam 20-40 cm. pengolahan tanah ini dilakukan secara sempurna hingga tidak ada lagi gumpalan – gumpalan tanah yang akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan akar tanaman. Tanah yang digunakan sebagai tempat atau lahan untuk penananman caisim harus gembur karena tanah yang bergumpal atau keras akan menghambat pertumbuhan sehingga masa panen dapat lebih lama atau tanaman tumbuh kerdil tidak seperti yang diinginkan (Haryanto, Eko. 1994).
14
Laporan Tugas Akhir
Pada saat melakukan pengemburan tanah sebaiknya dilakukan juga pemberian pupuk organik sebagai pupuk dasar. Tanaman caisim membutuhkan pupuk kandang sebanyak 10 ton / ha, (Haryanto, Eko. 1994). Pemberian pupuk kandang pada saat pengemburan bertujuan agar pupuk kandang dapat lebih cepat bercampur merata dengan tanah sehingga unsur hara dan stuktur tanah dapat dengan mudah tergantikan. Daerah yang mempunyai derajat keasaman yang terlalu rendah (tanah bersifat terlalu asam) sebaiknya dilakukan pengapuran. Pengapuran bertujuan untuk menaikkan derajat keasaman tanah sehingga tanah tidak terlalu asam, semakin bersifat asam, maka tanah itu memerlukan kapur yang lebih banyak, (Haryanto, Eko. 1994). B. Pembuatan bedengan Setelah lahan digemburkan, kemudian tanah diratakan dan dibuat menjadi alur-alur atau bedengan. Bedengan ini berfungsi untuk memberikan perlakuan pada tanaman agar tumbuh lebih teratur dan baik. Bedengan sebaiknya dibuat memanjang dari arah timur ke barat agar tanaman dapat menerima cahaya matahari yang perlu untuk pertumbuhannya. Pada penanaman caisim dikenal dua jenis bedengan, yaitu bedengan pembibitan dan bedengan penanaman. Pada penanaman yang dilakukan langsung pada bedengan pananaman, bedengan pembibitan tidak perlu dibuat. Namun, biasanya sebelum ditanam pada bedengan penanaman sebaiknya benih disemaikan dahulu menjadi bibit pada bedengan pembibitan.
15
Laporan Tugas Akhir
Alat dan Bahan yang dibutuhkan selama kegiatan pembersihan lahan yaitu cangkul, golok dan garu.
Cangkul digunakan untuk membersihkan sisa-sisa
perakaran tanaman, meratakan dan mengemburkan/ menghaluskan tanah. Golok untuk memotong tanaman yang tumbuh pada lahan yang akan digunakan sebagai lahan tanaman mentimun. Garu digunakan untuk mengangkat sisa-sisa akar, sisa tanaman dalam tanah (Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka, 2008). 2.2.3. Pembibitan Caisim Pembibitan dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah untuk penanaman. Cara ini membuat pekerjaan bertanam caisim menjadi lebih efisien. Namun, ada juga yang menyiapkan bedengan penanaman keseluruhan barulah melakukan pembibitan. Ukuran bedengan pembibitan tidak perlu lebar, karena biasanya pada saat pembibitan tidak memerlukan jarak tanam yang besar. Tinggi bedengan disesuaikan dengan keadaan curah hujan setempat. Bedengan pembibitan dibuat pada lahan berukuran sekitar 80-120 cm. Panjang bedengan 1-3 m tergantung kebutuhan bibit yang akan ditanam. Pada tempat dengan curah hujan cukup tinggi (>200 mm/bulan) tinggi bedengan sekitar 20-30 cm. Dua minggu sebelum tabur benih, bedengan pembibitan ditaburi dengan 2 kg pupuk kandang yang telah ditambah dengan 20 gr urea, 10 gr TSP, dan 7,5 gr KCL. Cara melakukan pembibitan ialah sebagai berikut. Benih ditabur pada permukaan bedengan pembibitan. Selanjutnya benih ditutupi dengan tanah yang halus setebal 1-2 cm. Lakukan perawatan dengan penyiraman menggunakan 16
Laporan Tugas Akhir
sprayer. Benih yang baik akan tumbuh setelah 3-5 hari. Setelah berdaun 3-5 helai (kira-kira berumur 3-4 minggu sejak biji disemaikan) tanaman dapat dipindahkan ke bedeng penanaman.
Gambar.3. Bibit caisim yang siap untuk ditanam 2.2.4. Penanaman Bedengan penanaman caisim dibuat dengan ukuran 120 cm dan panjang sesuai dengan ukuran petak tanah. Tinggi bedeng penanaman ini dibuat sekitar 20-30 cm dengan jarak antar bedengan 30 cm. Jarak antar bedengan ini berfungsi sebagai drainase. Sekitar seminggu sebelum penanaman caisim dilakukan, bedeng penanaman ditaburu serta diaduk dengan pupuk kandang, TSP dan KCL yang dosisnya berturut-turut 10 ton, 100 kg dan 75 kg per ha lahan. Jarak tanam dalam bedengan untuk caisim adalah 20 x 20 cm. Dengan demikian pada satu bedeng tanam terdapat 5 baris caisim. Pilihlah bibit yang pertumbuhannya baik. Cirinya batang tumbuh tegak, daun hijau segar mengilap, dan tidak terlihat serangan hama atau penyakit. Pindahkan bibit dengan hati-hati dari bedengan pembibitan. Untuk pemindahan
17
Laporan Tugas Akhir
dapat menggunakan cetok atau sendok tanaman. Sertakan sebagian tanah yang membalut perakaran bibit. Langkah selanjutnya adalah penggalian lubang tanam di bedeng penanaman. Penggalian dilakukan dengan tangan atau tugal yang sesuai dengan jarak tanam. Ukuran lubang tidak perlu terlalu besar cukup 4-8 cm. Bibit dimasukkan ke lubang tanam dengan hati-hati dan ditutup dengan tanah. Penanaman caisim yang ditanam secara langsung caranya adalah benih langsung disemaikan pada bedengan penanaman dengan cara disebar. Apabila bibit tumbuh terlalu rapat maka dilakukan penjarangan.
Gambar.4. Bibit caisim yang akan ditanam 2.2.5. Pemeliharaan Pemeliharaan adalah tahapan kerja yang terpenting dalam pembudidayaan tanaman. Hasil yang optimal hanya akan dicapai apabila pemeliharaan tanaman dilakukan secara baik. Adapun pemeliharaan caisim adalah sebagai berikut:
18
Laporan Tugas Akhir
A. Penyiraman Air adalah faktor pembatas tumbuh tanaman. Tanpa air yang cukup caisim tumbuh kerdil, layu dan bahkan dapat mati. Penyiraman yang dapat diberikan untuk caisim dapat berupa penyiraman alami atau tambahan. Penyiraman alami adalah turunnya air hujan yang memenuhi kebutuhan air tanaman. Penyiraman tambahan adalah air siraman yang kita berikan untuk tanaman. Pada musim hujan, air hujan yang turun biasanya mampu mencukupi kebutuhan air yang diperlukan caisim. Bahkan, saat hujan turun deras, air dapat berlimpah sehingga harus disalurkan dari areal pertanaman karena dapat menggangu pernapasan akar dan pertumbuhan tanaman. Parit yang juga merupakan jarak antar bedengan juga harus dijaga agar tidak rusak sehingga mampu menyalurkan kelebihan air tersebut. Pada musim kemarau, siraman tambahan menjadi penting. Kita dapat melakukan penyiraman dengan menggunakan gembor atau pipa penyemprotan. Penyiraman dapat dilakukan pada pagi dan sore hari. Namun, saat cuaca tidak terlalu panas penyiraman cukup dilakukan pada sore hari saja.
Gambar.5. Penyiraman caisim
19
Laporan Tugas Akhir
B. Penjarangan Penanaman caisim yang tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman caisim kurang optimal. Jarak yang terlalu dekat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur hara dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah tanam. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antartanam yang teratur. Untuk penanaman bibit dengan jarak tanam yang sudah ditentukan misalnya 20 x 20 cm penjarangan otomatis sudah dilakukan. Jadi, tidak perlu lagi melakukan penjarangan. C. Penyulaman Adakalanya karena suatu hal tanaman yang sudah tumbuh di bedeng penanaman mati. Tanaman tersebut harus segera diganti agar produksi yang diharapkan tidak terggangu. Tindakan penggantian ini disebut dengan penyulaman. Tanaman sulaman biasanya diambil dari bibit tanaman yang masih tersisa di bedeng pembibitan. Dengan demikian umur dan tingkat pertumbuhan tanaman yang sudah tumbuh dengan baik di bedeng penanaman dengan tanaman sulamannya tidak berbeda jauh. Cara penyulaman cukup sederhana. Tanaman yang mati dibuang. Lubang penanaman dibuat pada bekas tanaman tersebut. Selanjutnya tanaman sulaman ditanam sebagai pengganti. Selain tanaman yang mati, penyulaman juga dilakukan untuk tanaman yang tumbuh kerdil atau rusak diserang hama/penyakit. 20
Laporan Tugas Akhir
D. Penyiangan, penggemburan, dan pengguludan Penyiangan biasanya dilakukan 2-4 kali selama masa tanam caisim, disesuaikan dengan keadaan gulma di bedeng penanaman. Setelah tanaman berumur 2 minggu di bedengan penanaman biasanya gulma sudah mulai banyak bermunculan. Penyiangan ini dilakukan agar pengambilan unsur hara dari dalam tanah dapat berlangsung sempurna tanpa diganggu oleh tumbuhan liar yang lain. Perlu diperhatikan bahwa penyiangan harus dilakukan dengan hati-hati jangan sampai menimbulkan luka pada tanaman intinya. Apabila keadaan tanah tidak jauh berubah dibandingkan pada saat akan dilakukannya penanaman, maka penggemburan dan pengguludan tidak perlu dilakukan lagi. Akan tetapi, apabila tanah di sekitar tanaman berubah menjadi padat atau mengeras maka penggemburan dan pengguludan perlu dilakukan. Penggemburan dan pengguludan biasanya dilakukan bersamaan dengan penyiangan. Saat mencabut gulma dengan menggunakan kored biasanya petani juga mencacah tanah di sekitar tanaman agar gembur. Penggemburan harus dilakukan dengan hati-hati, karena seringkali merusak tanaman. Adapun pengguludan untuk caisim bukanlah hal yang mutlak dilakukan. Pengguludan di bedengan caisim lebih ditujukan untuk tetap memfungsikan parit drainase sebagai sarana pembuang kelbihan air. Pengguludan dilakukan dengan cara menaikkan tanah bedengan yang jatuh ke parit drainase ke bedengan semula.
21
Laporan Tugas Akhir
E. Pemupukan tambahan Pupuk tambahan diberikan pada saat 3 minggu setelah tanam yaitu urea dengan dosis 50 kg/ha. Tambahan urea saja sudah cukup memadai, karena caisim adalah sayuran daun yang lebih membutuhkan pupuk untuk membantu pertumbuhan daun. Pupuk TSP dan KCL yang dibutuhkan untuk pertumbuhan batang, bunga, atau bagian tanaman lainnya sudah cukup sebagai pupuk dasar saja. Pemberian urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang kemudian ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkannya dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea sekitar 25 gr, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari. F. Penanggulangan Hama dan Penyakit Pelaksanaan kegiatan penanggulangan hama dan penyakit, harus diawali dengan pengenalan jenis hama dan penyakit yang ada pada tanaman caisim, sehingga pada saat pelaksanaan penanggulangan hama dan penyakit dapat dilakukan dengan tepat. Menurut Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka (2008), beberapa jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman caisim antara lain:
22
Laporan Tugas Akhir
a. Hama 1) Ulat titik tumbuh (Crocidolomia Binotalis Zell.) a) Gejala seperti daun bagian dalam yang terlindungi oleh daun bagian luar rusak dan kelihatan bekas gigitan. b) Penyebab kerusakan tersebut
adalah ulat
titik tumbuh atau
crocidolomia binotalis Zell. Ulat ini berwarna hijau. Di punggungnya terdapat garis berwarna hijau muda dan rambut yang berwarna hitam. Seranggan dewasa menghasilkan telur yang jumlahnya 30-80 butir tiap kelompok. Telur ini akan menetas dalam jangka waktu 1-2 minggu dan setiap hari jumlah telurnya akan bertambah. Setelah menetas ulat akan melalap habis daun yang berada disekitarnya. c) Pengendalian ulat titik dapat dilakukan dengan cara preventif yaitu menyemprot tanaman sebelum muncul serangan. Insektisida yang dapat dipakai ialah Dipterex 50 SP dengan dosis 10-20 g per 10 l air, Diazinon 60 EC dengan dosis 10-20 cc per 10 l air, Phosvel 30 EC dengan dosis 20-25 cc per 10 l air atau Orthene 75% EC (5-10 g per 10 l air). Pengendalian secara kuratif atau setelah terjadi serangan dapat juga dilakukan dengan menggunakan insektisida yang sama. 2) Ulat tritip (Plutella maculipennis) a) Gejala akibat penyerangan ulat tririp daun tampak seperti bercakbercak tersebut adalah kulit ari daun yang tersisa setelah dagingnya dimakan hama. Selanjutnya daun menjadi berlubang karena kuli ari daun tersebut mongering dan sobek. Serangan berat menyebabkan
23
Laporan Tugas Akhir
seluruh daging daun habis termakan sehingga yang tertinggal hanyalah tulang-tulang daunnya. b) Penyebab kerusakan tersebut adalah plutella maculipennis atau ulat tritip. Ulat yang baru menetas warnanya hijau muda. Settelah dewasa warna kepalanya menjadi lebih pucat dan terdapat bintik cokelat. Seranggan dewasa menghasilkan telur secara berkelompok, tetapi hanya terdapat 2-3 butir setiap kelompok. c) Pengendalian hama ini dengan menggunakan obor atau penarik serangga karena hama ini tertarik akan cahaya. Pada malam hari obor diletakkan wadah berisi air, karena terangnya cahaya, hama akan terbang menghampiri obor sehingga terbakar dan jatuh ke dalam wadah. Pemberantasan secara kimia dapat dilakukan dengan insektisida Diazinon 60 EC dengan dosis 1-2 cc per 1 l air, atau Sevin dengan dosis 1-2 kg per ha. Volume semprotnya 400-500 l larutan per ha, selain itu dianjurkan melakukan rotasi tanaman agar daur hidup hama terhenti.
Gambar. 6. Ulat tritip
24
Laporan Tugas Akhir
3) Siput (Agriolimax Sp.) a) Gejala pada tanaman sawi akibat siput adalah daunnya banyak berlubang tetapi tidak merata. Sering pula dijumpai jalur-jalur bekas lendir pada tanaman atau disekitarnya. b) Penyebab gejala tersebut adalah siput Agriolimax sp. Hewan bercangkakng cokelat dengan tubuh lunak ini bergerak amat lambat. Siput umurnya menyerang pada malam hari. c) Pengendalian hama ini adalah dengan mengunakan insektisida Metapar 99 WP dengan dosis 0,5-1 g per l. Siput yang kelihatan di sekitar pertanaman sebaiknya diambil dan dimusnahkan. 4) Ulat (Thepa javanica) a) Gejalanya yaitu daun banyak berlubang dengan jarak antara lubang sangat dekat dan menggerombol. b) Penyebab dari gejala tersebut adalah ulat Thepa javanica c) Pengendalian hama ini dapat dikendalikan dengan menggunakan insektisida Metapar 99 WP dengan dosis 0,5-1 g per l. 5) Cacing bulu (Cut worn) a) Gejala yang ditimbulkan adalah bagian pangkal batang sawi yang terserang menjadi rapuh, lama-kelamaan tanaman menjadi roboh. b) Penyebabnya adalah cacing bulu Cut worn yang menghuni tanah serta menggerogoti pangkal batang. c) Pengendalian hama ini dapat dikendalikan dengan cara menggenangi lahan dengan air yang dicampur dengan insektisida Diazinon atau Bayrusil dengan dosis 10 cc per 10 l air. 25
Laporan Tugas Akhir
b. Penyakit 1) Penyakit akar pekuk a) Gejalanya yaitu akar-akar yang terinfeksi akan mengadakan reaksi dengan pembelahan dan pembesaran sel yang menyebabkan terjadinya bintil yang tidak teratur. Seterusnya bintil-bintil ini bersatu sehingga bengkak memanjang mirip batang yang gada. b) Penyebabnya oleh jamur Plasmodiofora. Penyebaran penyakit ini melalui air, tanah, dan bibit tanaman. c) Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan memindahkan tanaman yang ditanam dari lahan yang sakit ke lahan yang masih sehat. Dan dapat mengusahakan sterilisasi tanah dengan memberi fungisida seperti Brassicol yang mengandung bahan aktif guintozine dengan cara disiram. Dosis fungisida yang diberikan adalah 0,75% atau 75 gr dalam 100 l air. Biasanya untuk 100 tanaman diperlukan 15 l larutan. 2) Bercak daun alternaria a) Gejalanya yaitu pada daun terdapat bercak-bercak kecil berwarna kelabu gelap dengan garis tengah mencapai 1 cm. Penyakit ini lebih banyak terdapat pada daun yang tua. b) Penyebab penyakit ialah jamur Alternaria brassicae. Jamur ini dapat terbawa oleh biji. c) Pengendaliannya yaitu benih yang akan ditanam direndam dalam air hangat bersuhu 50 C selama 30 menit dan penyemprotan dengan fungisida Difolatan 4 f dengan dosis 2-3 cc/l air.
26
Laporan Tugas Akhir
3) Busuk Basah (soft root) a) Gejala pada mula-mulanya terjadi bercak kebasahan. Bercak membesar dan bentuknya tidak teratur. Jaringan yang membusuk pada awalnya tidak berbau, tetapi dengan adanya serangan bakteri sekunder jaringan tersebut menjadi berbau. b) Penyebabnya disebabkan oleh bakteri Erwinia carotovora, yang dapat menyebabkan kerugian yang besar. c) Pengendalian dapat dilakukan dengan menjaga jarak antar tanam jangan terlalu dekat dan panen harus dilakukan dengan hati-hati. Hindarkan terjadinya luka baik sewaktu di lapangan, penyimpanan maupun saat pengangkutan. 4) Penyakit embun tepung a) Gejala penyakit ini terutama timbul di bedengan persemaian. Pada permukaan atas daun terlihat adanya tulang daun yang menguning. b) Penyebab penyakit ini oleh jamur Prenespora parasicita. Penyakit ini berkembang lebih cepat apabila suhu udara berkisar antara 10-15 C, dalam cuaca mendung, atau di tempat yang teduh. c) Pengendalian dapat dilakukan dengan mengurangi kelembapan di persemaian dan penyemprotan fungisida Dithane M-45 dengan dosis 0,2% atau 2 gr dilarutkan dalam 1 l air. 5) Penyakit rebah semai a) Gejala sebagian tanaman pada bedeng pembibitan rebah. b) Penyebabnya adalah jamur Fusarium spp.
27
Laporan Tugas Akhir
c) Pengendalian penyakit ini dengan sterilisasi bedengan pembibitan dengan menggunakan basamid G, dosis yang dipakai 30-40 gr per meter persegi bedengan. 6) Busuk Rhizoctonia a) Gejala pada tangkai dan tulang daun induk terdapat bercak coklat seperti berlendir. b) Penyebabnya oleh jamur Rhizoctonia solani. Jika di dalam tanah banyak terdapat bahan organik maka jamur akan bertambah. c) Pengendalian penyakit ini dilakukan dengan membuang daun-daun yang bersentuhan dengan tanah dan jarak tanam tidak boleh terlalu rapat. 7) Bercak Daun a) Gejalanya tampak bercak kecil kebasah-basahan pada tepi daun. b) Penyebab penyakit ini adalah Cercospora longisima. c) Pengendaliannya yaitu dengan cara mengumpulkan daun-daun yang sakit atau terserang lalu membakarnya dan penyemprotan dengan fungisisda Tiezene 80 WP sebanyak 2-2,5 gr/l air. 2.2.6. Panen Menurut Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka (2008), panen merupakan kegiatan memetik buah yang telah siap panen atau mencapai tingkat kematangan fisiologis sesuai dengan deskripsi varietas yang tercantum. Tujuan dilakukan pemanenan yaitu untuk mendapatkan buah dengan tingkat kematangan sesuai standar permintaan pasar dengan mutu buah yang baik.
28
Laporan Tugas Akhir
A. Umur panen Salah satu keuntungan dari budidaya caisim adalah umurnya yang tidak begitu panjang mulai dari penanaman hingga siap panen. Tanaman ini paling lama membutuhkan waktu 70 hari untuk bisa dipanen. Paling pendek sekitar 40 hari. Biasanya caisim dipanen pada umur 40-50 hari. Selain berdasarkan umurnya kriteria siap panen dapat dilihat dari keadaan fisik tanaman seperti warna, bentuk, dan ukuran daun. Apabila daun terbawah sudah mulai menguning maka caisim harus secepatnya dipanen. Hal tersebut menandakan tanaman mulai memasuki fase generatif atau segera akan berbunga. B. Cara panen Cara panen caisim ada 2 macam. Cara pertama dengan mencabut seluruh tanaman beserta akarnya. Cara panen yang kedua adalah dengan memotong bagian pangkal batang yang berada di atas tanah dengan menggunakan pisau tajam. Pada lahan gembur seperti di dataran tinggi cara pertama lebih efektif untuk dilakukan. Namun, pada lahan kering umumnya digunakan cara yang kedua. 2.3. Aspek Teknologi 2.3.1. Alasan/Dasar Pemilihan Teknologi Penanganan pascapanen produk pertanian sangat perlu dilakukan karena produk pertanian umumnya memiliki sifat rawan terhadap kerusakan (perishable), memiliki ukuran yang besar (bulky/voluminous), dan beraneka ragam mutunya (quality variation). Kerawanan terhadap kerusakan dan ukuran yang besar sangat berperan untuk menentukan metode dan tempat penyimpanan, metode dan alat pengangkutan, serta penjadwalan.
Di lain pihak, keanekaragaman mutu 29
Laporan Tugas Akhir
memerlukan standarisasi, penyortiran, dan pengelompokan berdasarkan standar produk yang baku atau diinginkan oleh konsumen. ( Gumbira dan Intan, 2001 ). Agar kualitas dan kesegaran caisim tetap dapat dipertahankan selama dalam penyimpanan, maka tindakan penanganan pascapanen haruslah dilakukan secara baik dan benar sehingga bisa meningkatkan nilai jual ( Samadi, 2006). 2.3.2. Pascapanen A. Pengertian Pascapanen Pascapanen diartikan sebagai berbagai tindakan atau perlakuan yang diberikan pada hasil pertanian setelah panen sampai komoditas berada di tangan konsumen. Istilah tersebut secara keilmuan lebih tepat disebut pascaproduksi (Postproduction)
yang dapat dibagi dalam dua bagian atau tahapan, yaitu
pascapanen (postharvest) dan pengolahan (processing). Penanganan pascapanen (postharvest)
sering disebut juga sebagai pengolahan primer (primary
processing) merupakan istilah yang digunakan untuk semua perlakuan dari mulai panen sampai komoditas dapat dikonsumsi “segar” atau untuk persiapan pengolahan berikutnya. Umumnya perlakuan tersebut tidak mengubah bentuk penampilan atau penampakan, kedalamnya termasuk berbagai aspek dari pemasaran dan distribusi.
Pengolahan (secondary processing) merupakan
tindakan yang mengubah hasil tanaman ke kondisi lain atau bentuk lain dengan tujuan dapat tahan lebih lama (pengawetan), mencegah perubahan yang tidak dikehendaki atau untuk penggunaan lain.
Kedalamnya termasuk pengolahan
pangan dan pengolahan industri. ( Tino Mutiarawati, 2007 ).
30
Laporan Tugas Akhir
B. Tujuan dan Manfaat Penanganan Pascapanen Penanganan pascapanen bertujuan agar hasil tanaman tersebut dalam kondisi baik dan sesuai/tepat untuk dapat segera dikonsumsi atau untuk bahan baku pengolahan. Penanganan pascapanen hasil hortikultura yang umumnya dikonsumsi segar dan mudah “rusak” (perishable), penanganan pascapanen bertujuan mempertahankan kondisi segarnya dan mencegah perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki selama penyimpanan, seperti pertumbuhan tunas, pertumbuhan akar, batang bengkok, buah keriput, polong alot, ubi berwarna hijau (greening), atau terlalu matang. Perlakuan dapat berupa pembersihan, pencucian, pengikatan, curing, sortasi, grading, pengemasan, penyimpanan dingin, pelilinan, dan lain-lain. Adapun manfaat penanganan pascapanen adalah sebagai berikut: 1). Agar sayuran yang telah dipanen tetap baik mutunya atau tetap segar seperti ketika dipetik sehingga bisa meningkatkan nilai ekonomis. 2). Agar sayuran menjadi lebih menarik ( warna, rasa, atau aroma ). 3). Agar sayuran dapat memenuhi standar perdagangan. 4). Agar mutu sayuran selalu terjamin untuk dijadikan bahan baku bagi para konsumen industri yang memerlukannya. 5). Agar hasil sayuran lebih awet dan sewaktu-waktu bisa digunakan atau dipasarkan dengan kulaitas yang tetap terjamin (Tim Penulis Penebar Swadaya, 2008).
31
Laporan Tugas Akhir
C. Keuntungan Penanganan Pascapanen Dibanding dengan melakukan usaha peningkatan produksi, melakukan penanganan pascapanen yang baik mempunyai beberapa keuntungan antara lain: 1). Jumlah pangan yang dapat dikonsumsi lebih banyak 2). Lebih murah melakukan penanganan pascapanen (misal dengan penanganan yang
hati-hati,
pengemasan)
dibanding
peningkatan
produksi
yang
membutuhkan input tambahan (misal pestisida, pupuk, dll). 3).Risiko kegagalan lebih kecil. Input yang diberikan pada peningkatan produksi bila gagal bisa berarti gagal panen. Pada penanganan pascapanen, bila gagal umumnya tidak menambah “kehilangan”. 4).Menghemat energi. Energi yang digunakan untuk memproduksi hasil yang kemudian “hilang” dapat dihemat. 5).Waktu yang diperlukan lebih singkat / pengaruh perlakuan untuk peningkatan produksi baru terlihat 1 – 3 bulan kemudian, yaitu saat panen; pengaruh penanganan pascapanen dapat terlihat 1 – 7 hari setelah perlakuan (Tim Penebar Swadaya, 2008) D. Penanganan Panen yang baik Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada penanganan panen : 1) Lakukan persiapan panen dengan baik . Siapkan alat-alat yang dibutuhkan, tempat penampungan hasil dan wadah-wadah panen, serta pemanen yang terampil dan tidak ceroboh. 2) Pada pemanenan, hindari kerusakan mekanis dengan melakukan panen secara hati-hati. Panen sebaiknya dilakukan dengan tangan atau menggunakan alat
32
Laporan Tugas Akhir
bantu yang sesuai. Hindari kerusakan/luka pada umbi saat pembongkaran tanah. 3) Memperhatikan bagian tanaman yang dipanen. 4) Gunakan tempat / wadah panen yang sesuai dan bersih, tidak meletakkan hasil panen di atas tanah atau di lantai dan usahakan tidak menumpuk hasil panen terlalu tinggi. 5) Hindari tindakan kasar pada pewadahan dan usahakan tidak terlalu banyak melakukan pemindahan wadah. 6) Sedapat mungkin pada waktu panen pisahkan tanaman yang baik dari tanaman, memar atau yang kena penyakit atau hama, agar kerusakan tersebut tidak menulari tanaman yang sehat (Tino, 2007) E. Penanganan segera setelah panen Pada penanganan hasil tanaman, ada beberapa tindakan yang harus dilakukan segera setelah panen, tindakan tersebut bila tidak dilakukan segera, akan menurunkan kualitas dan mempercepat kerusakan sehingga komoditas tidak tahan lama disimpan. Perlakuan tersebut antara lain: 1) Pengeringan (drying) bertujuan mengurangi kadar air dari komoditas. 2) Pengikatan (bunching) dilakukan pada sayuran daun, umbi akar (wortel) dan pada buah yang bertangkai seperti rambutan, lengkeng dll. Pengikatan dilakukan untuk memudahkan penanganan dan mengurangi kerusakan. 3) Pembersihan (cleaning, trimming) yaitu membersihkan dari kotoran atau benda asing lain, mengambil bagian-bagian yang tidak dikehendaki seperti daun, tangkai atau akar yang tidak dikehendaki (Tino, 2007)
33
Laporan Tugas Akhir
F. Kegiatan Penanganan Pascapanen Caisim Penanganan pascapanen caisim menurut Rukmana (2004), terdiri dari beberapa kegiatan yaitu: 1) Pencucian dan pembuangan kotoran Caisim yang baru dicabut atau dipotong harus dibersihkan dan dicuci. Sambil melakukan pembersihan, untuk caisim yang dipanen dengan cara dicabut maka akarnya di potong. Sebaiknya pemotongan dilakukan mulai pada pangkal batang, agar tampilan caisim menjadi terlihat menarik. Agar lebih bersih caisim dicuci. Pencucian tidak usah terlalu lama, cukup direndam dalam air sebentar lalu dikeringkan. Pencucian ini juga bermanfaat sebagai tindakan precooling yakni penurunan suhu sayuran setelah habis dipanen. 2) Sortasi Setelah hasil panen terkumpul kemudian dilakukan sortasi. Tujuan sortasi disini adalah untuk memilih atau memisahkan antara caisim yang baik dengan yang buruk. Daun-daun yang terkena penyakit, rusak, atau abnormal sebaiknya dibuang. Kerusakan maksimum yang ditelorir sewaktu penyortiran adalah 10% dari seluruh bagian. Sebagai komoditas agrobisnis yang cukup populer, tanaman caisim telah memiliki standar mutu nasional yang disebut Standar Nasional Indonesia (SNI). SNI ini biasanya digunakan untuk keperluan perdagangan ekspor atau pasaran yang menuntut kualitas. Kriteria SNI caisim yang diterapkan oleh Departemen Perdagangan
RI
adalah sebagai berikut:
34
Laporan Tugas Akhir
Tabel 1. Standar mutu Caisim segar Kriteria
Standar
Mutu I Keseragaman sifat varietas Seragam Kepadatan Padat Kesegaran Segar Keseragaman ukuran Seragam Kadar busuk maksimal (%) 1 Kadar kotoran maksimal (%) 0,5 Kerusakan maksimal (%) 5 Sumber : Departemen Perdagangan RI, 1992
Mutu II Seragam Cukup padat Cukup segar Seragam 1 0,5 5
3) Grading Grading adalah pemilahan produk berdasarkan kelas kualitas. Biasanya dibagi dalam kelas 1, kelas 2, kelas 3 dan seterusnya, atau kelas A, kelas B, kelas C dan seterusnya. Pada beberapa komoditas ada kelas super-nya. Tujuan dari tindakan grading ini adalah untuk memberikan nilai lebih (harga yang lebih tinggi) untuk kualitas yang lebih baik. Standard yang digunakan untuk pemilahan (kriteria) dari masing-masing kualitas tergantung dari permintaan pasar. Standarisasi merupakan ketentuan mengenai kualitas atau kondisi komoditas berikut kemasannya yang dibuat untuk kelancaran tataniaga/pemasaran. Standarisasi pada dasarnya dibuat atas persetujuan antara konsumen dan produsen, dapat mencakup kelompok tertentu atau wilayah / negara / daerah pemasaran tertentu. 4) Pengemasan Setelah disortir selanjutnya caisim dikemas. Pengemasan bertujuan untuk memudahkan pengiriman, menjaga kerusakan, serta membuat penampilan lebih menarik. 35
Laporan Tugas Akhir
Di tingkat petani atau pedagang pengumpul biasanya pengemasan masih dilakukan dalam jumlah besar. Caisim diikat bagian pangkalnya sekitar 3-6 batang. Selanjutnya caisim ditaruh dalam karung. Di tingkat pedagang pengecer atau yang berhubungan langsung dengan konsumen pengemasan caisim dilakukan dengan ikatan yang lebih kecil. Satu ikatan dapat terdiri 2-3 batang saja, atau bahkan hanya satu batang dalam satu ikatan. Di supermarket biasanya caisim diikat bagian pangkalnya dengan isolasi atau plastik pita film yang tipis dan transparan. Pengepakan sayur untuk konsumen sering dilakukan dengan membungkus sayur dengan plastik ataupun bahan lain yang kemudian dimasukkan ke dalam wadah (kontainer) yang lebih besar. Bahan pembungkus lainnya dapat berupa bahan pulp maupun kertas. Sayur-sayur dalam wadah diatur peletakannya secara rapi. Sedangkan bahan wadah yang dapat digunakan dapat berupa kertas karton (dalam berbagai tipe dan jenis), peti kayu, ataupun plastik. Faktor penting dalam pengepakan yang perlu diperhatikan adalah bahwa bahan pembungkus setidaknya memiliki kemampuan terhadap keluar masuknya oksigen dan karbondioksida.
Seringkali atmosfir dalam ruang pak yang
menggunakan plastik tercapai kestabilan udara yang cukup terkendali. kondisi
tersebut
biasanya
kandungan
oksigen
rendah
Pada
sedangkan
karbondioksidanya lebih tinggi baik terhadap oksigen maupun udara di luar pak (dos).
Tekanan uap air relative stabil sehingga menguntungkan untuk
mempertahankan kualitas sayur dalam simpanan. Bahan pak (dos) luar yang akan menampung
beberapa
dos
berukuran
kecil
sering
disebut
sebagai
MasterContainer. Bahan dos tersebut dapat berupa karton maupun kayu, yang 36
Laporan Tugas Akhir
penting memiliki sifat tahan kerusakan akibat air, gesekan, tumpukan dan tidak goyah, tidak berat. Keuntungan dari pengemasan yang baik adalah sebagai berikut : a) Melindungi komoditas dari kerusakan - Melindungi dari kerusakan mekanis : gesekan, tekanan, getaran - Melindungi dari pengaruh lingkungan : temperatur, kelembaban, angin - Melindungi dari kotoran / pencemaran : sanitasi - Melindungi dari kehilangan (pencurian) : memudahkan pengontrolan. b) Memudahkan penanganan - Penggunaan berbagai fasilitas pengemasan memudahkan penanganan - Memberikan kesinambungan dalam penanganan - Mengacu pada standarisasi wadah / container c) Meningkatkan pelayanan dalam pemasaran - Praktis untuk konsumen (pengemasan dalam skala kecil) - Lebih menarik. - Dapat untuk menyampaikan informasi produk yang dikemas d) Mengurangi / menekan biaya transportasi / biaya tataniaga Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pengemasan adalah sebagai berikut : a) Pengemasan harus dilakukan dengan hati-hati terutama mencegah terluka, terjatuh atau kerusakan lain. b) Hanya komoditas yang baik yang dikemas (melalui sortasi) c) Tempat pengemasan harus bersih dan hindari kontaminasi
37
Laporan Tugas Akhir
d) Container atau wadah dan bahan pengemas lain harus bersih. Untuk yang tidak “didaur pakai” seperti kardus, plastik transparan dan lain-lain harus yang baru. e) Pengemasan pada beberapa komoditas dilakukan setelah precooling. Pengemasan sebaiknya dilakukan pada tiap grad kualitas secara terpisah. f) Bahan pengemas harus kuat, sesuai dengan sifat dan kondisi produk yang dikemas dan lama penyimpanan/pengangkutan.
Pada beberapa negara ada
peraturan khusus mengenai bahan pengemas yang diperbolehkan, juga dalam hubungannya dengan penggunaan bahan kimia setelah panen. g) Varietas
/kultivar
hasil
tanaman dan tingkat
kematangannya
(Tino
Mutiarawati, 2007). 5) Penyimpanan Caisim akan lebih tahan lama apabila disimpan pada ruangan yang bersuhu rendah. Hal ini bertujuan untuk menekan proses pelayuan, penuaan, maupun kegiatan mikroba perusak. Dengan demikian jika produksi berlebih, sayur dapat disimpan terlebih dahulu. Penyimpanan di supermarket umumnya dilakukan pada suhu 0 C. Dengan demikian kadar air daun caisim tetap dipertahankan sekitar 95% hingga tetap segar sampai ke tangan konsumen. Caisim yang disimpan dengan baik dapat tahan hingga 3-4 minggu.
38
Laporan Tugas Akhir
Tujuan dari penyimpanan adalah sebagai berikut : - Memperpanjang kegunaan (dalam beberapa kasus, meningkatkan kualitas) - Menampung produk yang melimpah - Menyediakan komoditas tertentu sepanjang tahun - Membantu dalam pengaturan pemasaran - Meningkatkan keuntungan finansial bagi produsen - Mempertahankan kualiatas dari komoditas yang disimpan 6) Pengangkutan Pengangkutan umumnya diartikan sebagai penyimpanan berjalan. Semua kondisi penyimpanan pada komoditas yang diangkut harus diterapkan. Faktor pengangkutan yang perlu diperhatikan adalah fasilitas angkutannya, jarak yang ditempuh atau lama perjalanan dan kondisi jalan, kondisi lingkungan selama pengangkutan dan perlakuan “bongkar-muat” yang diterapkan. 7) Pemasaran Pemasaran dipengaruhi penanganan pascapanen, karena itu pascapanen merupakan salah satu faktor penting. Dalam penanganan pascapanen, perhatikan jalur-jalur pemasaran mulai dari produsen sampai konsumen. Semakin cepat caisim dikonsumsi, semakin tinggi harga jualnya. Pemasaran hasil panen dapat dilakukan melalui sistem borongan dengan harga yang lebih rendah, atau melalui beberapa tahap pemasaran.
39
Laporan Tugas Akhir
III. METODE PELAKSANAAN
3.1. Waktu dan Tempat
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) ini dilakukan selama 3 bulan yaitu mulai dari tanggal 23 Maret 2015 sampai 31 Mei 2015, yang bertempat di P4S Agrofarm Cianjur, Jawa Barat. Lokasi perusahaan ini tepatnya di Kampung Jl. Raya Cipanas – Cianjur KM 5 Cigombomg, Desa Ciherang, Kecamaten Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. 3.2. 3.2.1
Alat dan bahan Alat –alat penanganan budidaya Pada kegiatan budidaya tanaman yang dilakukan di P4S Agrofarm Cianjur
masih menggunakan alat-alat yang manual dan masih sangat mangandalkan kemampuan dan ketelitian dari pekerja di lapangan. Penggunaan alat biasanya dilakukan pada tahap penyiapan lahan, pemeliharaan, serta pemanenan. Pada tahap penyiapan lahan terdiri dari kegiatan pencangkulan, pembalikan tanah, pembuatan bedengan dan pembuatan parit atau drainase. Pada tahap kegiatan penyiapan lahan alat yang digunakan adalah cangkul yang terbuat dari besi, bermata tajam, bergagang kayu yang sedikit panjang. Alat ini memiliki banyak kegunaan dalam menggarap tanah diantaranya yaitu untuk mencangkul tanah,
menggali
tanah,
meratakan
tanah,
serta
menghancurkan
tanah.
Ukurannyapun bermacam-macam ada yang besar, sedang dan kecil, selain dari cangkul alat lain yang digunakan adalah garu (sisir) terbuat dari besi atau baja bermata runcing seperti jari yang jumlahnya lebih banyak dari garpu yang 40
Laporan Tugas Akhir
jaraknya jaraknya lebih rapat serta bergagang panjang dan terbuat dari kayu. Garu ini digunakan untuk menyisir daun-daun, rumput-rumput kering dan untuk meratakan tanah. Pada tahap pemeliharaan kegiatan yang dilakukan adalah penyiraman dan penyemprotan. Pada tahap pemeliharaan untuk kegiatan penyiraman alat yang digunakan adalah gembor. Alat ini seperti alat penyiram tanaman biasanya yang digunakan untuk menyiram tanaman, air dimasukkan melalui sisi bagian atas yang terbuka setengah bagian, lalu dengan memiringkan ke bawah air akan keluar melalui corong alat yang berlubang-lubang. Tahap pemeliharaan untuk kegiatan penyemprotan alat yang digunakan adalah hand sprayer. Kapasitas tangki yang digunakan adalah 17 liter. Hand sprayer terdiri dari tangki untuk wadah campuran pestisida, selang, corong pengeluaran pestisida dan sprayer (tempat keluarnya pestisida yang langsung menyemprot tanaman). Pada tahap pemanenan, alat yang digunakan adalah pisau cutter. Pisau yang terbuat dari besi yang panjangnya 20 cm dan bergagang plastik. Selain itu, pisau cutter juga digunakan untuk pemotongan akar sayuran yang baru dipanen. 3.2.2
Alat –alat penanganan pascapanen
Pada tahap penanganan pascapanen ini merupakan tahap atau kegiatan yang dilakukan setelah sayuran dipanen. Beberapa alat yang digunakan dalam pengemasan sayuran di Gudang P4S Agrofarm Cianjur adalah timbangan elektrik. Alat ini berguna untuk mengetahui berat sayuran yang akan dikemas yang selanjutnya sayur yang telah dikemas ini akan dipasarkan ke restoran ataupun supermarket yang telah bermitra dengan P4S Agrofarm Cianjur. Alat lain yang 41
Laporan Tugas Akhir
digunakan adalah alat wrapping. Sayuran yang biasa di wrapping adalah sayuran yang berbentuk buah seperti tomat, zucchini, cabai, kol, jamur, paprika dan sayuran buah lainnya. Plastik yang digunakan adalah plastic wrapping (plastic film). Alat wrapping ini terbuat dari kayu, prinsip kerjanya adalah plastik film di tarik secara manual dengan tangan, diletakkan pada pemutus palstik film. Sayuran umbi atau buah yang di wrapping disusun secara teratur pada tempat sayuran yang akan diwrapping. Tempat sayuran yang digunakan adalah stearofom. Setelah itu ditarik dan dilipat sisi kanan dan sisi kirinya, selanjutnya pada bagian bawah stearofom diberi selotip agar palastik film tersebut lebih melekat dengan stearofom. 3.2.3. Bahan P4S Agrofarm Cianjur dalam memenuhi bahan baku khususnya caisim, melakukan kegiatan produksi caisim sendiri dan membelinya dari pemasok. Biasanya yang dibeli dari pemasok adalah caisim yang berukuran besar untuk dipasarkan ke restoran. Sedangkan untuk supermarket, caisim dipanen di lahan sendiri. Bahan lain yang dibutuhkan untuk penanganan pasca panen caisim adalah plastik dan koran. 3.3.
Ruang lingkup Kegiatan yang dilakukan di P4S Agrofarm Cianjur terdiri dari 2 jenis
kegiatan yaitu kegiatan budidaya dan kegiatan pemasaran caisim.
kegiatan
budidaya dilakukan di lahan milik perusahaan yaitu di Desa Cigombong dan di Desa Tunggilis.
42
Laporan Tugas Akhir
Ada beberapa kelompok kegiatan dalam proses budidaya yang dilakukan yaitu pembersihan lahan, persiapan lahan (pembuatan bedengan, pemupukan dasar), penanaman, pemeliharaan (penyiangan, pemupukan, penanganan hama dan penyakit), panen dan penanganan pascapanen (sortasi, grading dan pengemasan). Selanjutnya adalah kegiatan pemasaran.
Kegiatan ini dilakukan oleh
perusahaan setiap hari. Hal ini terjadi karena permintaan caisim selalu ada setiap harinya. Lokasi pemasaran caisim adalah di restoran dan supermarket yang ada di Jakarta, Tangerang, Cibubur dan sebagainya. Kegiatan ini dimulai pada jam 00.00 WIB sampai selesai. Hal ini dilakukan agar kegiatan pendistribusian tidak terjebak oleh macet. 3.4. Data dan sumber data 3.4.1. Data Primer Adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan melalui metode observasi lapangan, dan wawancara dengan narasumber yang dinilai memberikan jawaban yang relevan bagi penulis. 3.4.2. Data Sekunder Adalah data yang bersumber dari buku buku pedoman, literatur yang disusun oleh para ahli dan berbagai artikel yang berhubungan dengan masalah yang diteliti serta data-data perusahaan yang berkaitan dengan penulisan laporan ini.
43
Laporan Tugas Akhir
3.5. Metode Pengumpulan Data Kegiatan pengambilan data yang pertama dimulai dari penelusuran data sekunder. Data-data sekunder seperti profil perusahaan, luas lahan, asset yang dimiliki, dan lain-lain. Langkah pengambilan data yang kedua adalah pengambilan data primer, yaitu penelusuran data yang dilakukan langsung di lapangan.
Kegiatan ini
dilakukan di lahan kerja P4S Agrofarm. Data-data yang dikumpulkan seperti teknik-teknik budidaya dan penanganan pasca panen yang dilakukan. Kegiatan pengumpulan data menggunakan beberapa metode yaitu wawancara, observasi
dan studi
pustaka.
Pengambilan data
melalui
wawancara/secara lisan langsung dengan nara sumber seperti pimpinan perusahaan, karyawan perusahaan dan petani mitra.
Wawancara dilakukan
melalui tatap muka langsung. Pengumpulan data menggunakan metode observasi dilakukan dengan pengamatan yang melibatkan semua indera (penglihatan, pendengaran, penciuman, pembau, perasa).
Pengambilan data metode studi
pustaka melalui dokumen tertulis dan elektronik. Dokumen diperlukan untuk mendukung kelengkapan data pada laporan.
44
Laporan Tugas Akhir
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran umum perusahaan 4.1.1. Sejarah singkat P4S Agrofarm Cianjur Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) merupakan lembaga swadaya masyarakat yang ideal untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap petani dalam mengelola usahatani yang berorientasi agribisnis. Subsistem agribisnis merupakan mega sektor dalam pengembangan petani dan pertanian, diantaranya sub sistem input, on farm, off farm, dan lembaga penunjang. P4S Agrofarm Cianjur berdiri dan dikukuhkan pada bulan Juli tahun 2009 oleh Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur. Perintis dan pengurus P4S Agrofarm Cianjur merupakan para petani muda yang memiliki pengetahuan dan pengalaman dibidang pengelolaan agribisnis, sehingga mampu menjadi agen of change dalam pembangunan agribisnis di pedasaan.
Model kegiatan pelatihan yang
disampaikan oleh para fasilitator P4S Agrofarm Cianjur berorientasi kepada pendekatan bisnis yang nyata dan dinamis dengan perkembangan teknologi, baik tanjible (mindset) maupun intanjible (mekanisasi). Perkembangan kegiatan P4S dari tahun 2009 sampai sekarang semakin pesat, baik peserta pelatihan dari petani, pemerintah, swasta, institusi penididkan, maupun akademisi. Diantarnya peserta pelatihan dari BBPPSDMP Kementerian Pertanian RI, PPMKP Ciawi, BBPP Lembang, BPAPK Cinagara, SMK Pertanian,
45
Laporan Tugas Akhir
Universitas Padjajaran, Institut Pertanian Bogor, University of Tokyo, University Tohoku, dan lain sebagainya. Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Agrofarm Cianjur merupakan suatu tempat yang sangat ideal untuk berlatih para petani dari mulai kegiatan budidaya, panen, pasca panen, dan pemasaran hasil, serta manajemen pertanian dalam rangka peningkatan kualitas pelatihan sumber daya manusia pertanian di perdesaan yang berbasis usaha agribisnis.
Pengembangan
keterampilan SDM pertanian di P4S Agrofarm Cianjur dalam berbagai tahapan kegiatan tersebut sekaligus diarahkan dalam rangka
meningkatkan produksi
pertanian dan sekaligus meningkatkan mutu dan kualitas hasil produk pertanian yang dapat bersaing di pasar, sehingga dapat meningkatkan nilai jual produk dan pada gilirannya dapat berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan petani. Upaya yang dilakukan para petani untuk pengembangan kegiatan usaha agribisnis saat ini masih banyak yang belum optimal, karena masih banyak yang belum dibekali dengan kemampuan manajemen pertanian yang baik, sehingga tingkat produksi yang kurang maksimal, tujuan pasar yang belum jelas, serta nilai jual produk yang belum memuaskan. Pasar dan harga yang baik merupakan nilai penentu bagi usaha pertanian, maka peran P4S sangat diperlukan karena selain sebagai sumber informasi juga sebagai tempat berlatihnya bagi para petani. Peran pemerintah untuk menfasilitasi kegiatan pelatihan pertanian tersebut sangat diperlukan, dan juga perbaikan dan penyediaan sarana prasarana, pengetahuan keterampilan sumber daya manusia dan kebijakan – kebijakan regulasi perlu terus dilaksanakan.
46
Laporan Tugas Akhir
4.1.2. Organisasi perusahaan A. Struktur Organisasi Di bawah ini merupakan Struktur kepengurusan P4S Agro Farm Cianjur :
Gambar.7. Struktur Organisasi P4S Agrofarm Cianjur Adapun fungsi-fungsi dari jabatan yang ada di P4S Agrofarm Cianjur adalah sebagai berikut :
Ketua Ketua merupakan posisi tertinggi dalam struktur organisasi P4S Agrofarm
Cianjur. Ketua bertugas mengawasi serta mengontrol seluruh kegiatan perusahaan melalui pertanggungjawaban seluruh divisi.
47
Laporan Tugas Akhir
Sekretaris Tugas yang dimiliki oleh sekretaris adalah membantu ketua dalam
mengelola P4S Agrofarm Cianjur serta tugas-tugas ketua yang lainnya, melaksanakan fungsi administrasi dan kesekertariatan di P4S Agrofarm Cianjur.
Bendahara Tugas bendahara adalah terkait pengontrolan dan pencatatan seluruh
pemasukan dan pengeluaran keuangan perusahaan, mengkoordinasikan seluruh kegiatan keuangan, serta melakukan analisa keuangan kegiatan perusahaan meliputi analisa arus kas, dan analisa biaya-biaya.
Divisi diklat Divisi ini berkaitan dengan kegiatan penelitian baik yang dilakukan oleh
pihak perusahaan maupun pihak lain seperti mahasiswa dan dinas. Divisi diklat ini bertugas memproduksi program-program pelatihan yang ditawarkan oleh perusahaan
dan
mengevaluasi
kinerja
program-program
tersebut
secara
keseluruhan, serta meneliti kekurangan yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengembangkan P4S Agrofarm Cianjur.
Divisi IT Divisi ini membuat dan mengelola website P4S Agrofarm Cianjur serta
membantu divisi pemasaran dalam melakukan promosi produk P4S Agrofarm Cianjur melalui media sosial.
Divisi Pemasaran Divisi
pemasaran
bertugas
dan
berhubungan
dengan
pengelolaan
peningkatan kunjungan dan pelatihan dengan cara melakukan promosi.
48
Laporan Tugas Akhir
Divisi Agribisnis Divisi ini bertugas memantau sistem kerja agribisnis yang dimulai dari
kegiatan budidaya hingga pemasaran, khususnya dalam bidang unit kerja agro segar yang dimiliki oleh perusahaan.
Divisi usaha kreatif Divisi ini bertugas untuk menciptakan atau membuat konsep pelatihan P4S
Agrofarm Cianjur, serta mengevaluasi konsep pelatihan yang telah diterapkan untuk mengembangkan P4S Agrofarm Cianjur
Divisi akom dan log Divisi ini bertugas mempersiapkan dan menyediakan logistic serta informasi
mengenai fasilitas serta tempat-tempat yang dapat digunakan untuk pelatihan sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
B. Visi dan misi P4S Agrofarm Cianjur Visi : Peduli dan berpartisipasi aktif dalam meningkatkan kemampuan usaha petani agar tercapai perubahan kehidupan petani yang lebih baik, terampil, cerdas, sehat dan lebih sejahtera serta berakhlakul karimah. Misi : 1. Memfasilitasi petani di bidang informasi, komunikasi dan konsultasi bidang agribisnis 2. Menyelenggarakan pelatihan dan mediasi bidang agribisnis 3. Membangun sistem kerja sama dan pola usaha tani dengan orientasi pasar yang jelas dan terarah 49
Laporan Tugas Akhir
4.1.3. Sumber daya manusia perusahaan Sumber daya manusia merupakan salah satu asset yang paling utama dalam suatu usaha agribisnis, karena SDM adalah penggerak dalam operasional perusahaan. Sumber daya manusia yang ada di P4S Agrofarm Cianjur untuk unit kerja agro segar berjumlah 12 orang tenaga kerja tetap, dengan pembagian yakni 6 orang untuk pekerja lapangan atau bagian kebun, 4 orang pada bagian penanganan pascapanen, 1 orang pada bagian distribusi, dan 1 orang pada bagian administrasi. Pada bagian lapangan atau kebun tenaga kerja bertugas melakukan proses produksi dan tenaga kerja memiliki wewenang mengerjakan kegiatan yang berkaitan dengan proses produksi serta bertanggung jawab penuh terhadap kegiatan produksi. Pada bagian lapangan terdapat 6 orang tenaga kerja yang terdiri dari 4 orang tenaga kerja berjenis kelamin pria dan 2 orang tenga kerja berjenis kelamin wanita. Upah yang diberikan kepada tenaga kerja pada bagian ini dibedakan berdasarkan jenis kelamin, untuk tenaga kerja berjenis kelamin pria upah yang diberikan sebesar Rp 30.000,- per hari, sedangkan untuk tenaga kerja berjenis kelamin wanita upah yang diberikan sebesar Rp 20.000,- per hari. Jam kerja untuk tenaga kerja dikebun adalah mulai pukul 07.00 sampai dengan pukul 12.00 WIB. Pada bagian penanganan pascapanen tenaga kerja bertugas melakukan proses penanganan pascapanen dan memiliki wewenang mengerjakan kegiatan yang berkaitan dengan proses pascapanen serta bertanggung jawab penuh terhadap kegiatan penanganan pascapanen. Pada bagian penanganan pascapanen terdapat 4 orang tenaga kerja tetap yang berjenis kelamin pria. Upah yang 50
Laporan Tugas Akhir
diberikan kepada bagian tenaga kerja penanganan pascapanen ini adalah sebesar Rp 25.000 per hari dengan jam kerja dimulai pada pukul 17.00 sampai dengan 00.00 WIB Pada bagian distribusi tenaga kerja bertugas melakukan proses pemasaran dan memiliki wewenang mengerjakan kegiatan yang berkaitan dengan proses pemasaran serta bertanggung jawab penuh terhadap kegiatan pemasaran. Pada bagian distribusi ini terdapat 1 orang tenaga kerja tetap berjenis kelamin pria. Upah yang diberikan kepada tenaga kerja bagian ini adalah sebesar Rp 80.000 per harinya dengan jam kerja yang dimulai pada pukul 00.00 sampai dengan selesainya pendistribusian atau pengantaran barang-barang orderan ke restoranrestoran dan supermarket. Pada bagian administrasi tenaga kerja bertugas melakukan proses pencatatan seperti orderan perhari, penawaran ke pasar, mengisi faktur penjualan yang akan dikirim ke restoran dan supermarket, serta memiliki wewenang mengerjakan kegiatan yang berkaitan dengan proses administrasi serta bertanggung jawab penuh terhadap kegiatan administrasiter. Pada bagian administrasi ini terdapat 1 orang tenaga kerja berjenis kelamin wanita yang bertugas untuk menerima orderan dan pemesanan dari restoran ataupun supermarket. Upah yang diberikan pada bagian administrasi ini adalah sebesar Rp 25.000 per hari dengan jam kerja yang dimulai pada pukul 17.00 sampai dengan pukul 00.00 WIB, namun waktu maksimal pemesanan adalah pada pukul 21.00 WIB.
51
Laporan Tugas Akhir
4.1.4. Kondisi keuangan Kondisi keuangan P4S Agrofarm Cianjur pada saat ini cukup baik dengan penghasilan per hari lebih kurang Rp 8.000.000 dengan asumsi 1 tahun 365 hari jadi Rp 8.000.000 x 365 hari = Rp 2.920.000.000 per tahun. Aset yang dimiliki oleh P4S Agrofarm dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2. Aset perusahaan P4S Agrofarm Cianjur No
Nama Alat
(1) 1 2 3 4 5 6 7
Satuan
(2) Mobil Pick Up Mobil Toyota Rush Alat packing (Hand Packer) Timbangan elektrik (kecil) Timbangan elektrik (besar) Timbangan biasa Meja packing ukuran 5,5 m x 1,15 m 8 Meja dan kursi administrasi 9 Cutter 10 Nampan atau tampah (1) (2) 11 Telepon 12 Garu 13 Container plastic ukuran 45x60 cm tinggi 35 cm 14 Alat pemotong selotip 15 Container plastic ukuran 45x60 cm tinggi 20 cm 16 Gembor kapasitas 5 liter 17 Tripong 18 Hand sprayer kapasitas 17 liter 19 Lahan 20 Mesin air 21 Sepeda Motor (supra x 125) 22 Sepeda Motor (Beat) Total
Jumlah
Harga per Total (Rp) unit (Rp) (5) (6) 110.000.000 220.000.000 228.700.000 228.700.000 2.000.000 2.000.000 450.000 900.000 2.500.000 2.500.000 500.000 500.000 5.000.000 10.000.000
(3) Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit
(4) 2 1 1 2 1 1 2
Unit Unit Unit (3) Unit Unit Unit
1 8 3 (4) 2 3 13
500.000 1.500 50.000 (5) 500.000 25.000 100.000
150.000 (6) 1.000.000 75.000 1.300.000
Unit Unit
4 5
25.000 50.000
100.000 250.000
Unit Unit Unit
2 5 1
75.000 25.000 500.000
150.000 125.000 500.000
Ha Unit Unit Unit
2 1 1 1
7.000.000 2.000.000 17.050.000 14.350.000
14.000.000 2.000.000 17.050.000 14.350.000 508.150.000
500.000
Sumber : P4S Agrofarm Cianjur 2015
52
Laporan Tugas Akhir
4.1.5. Deskripsi Kegiatan Bisnis A.
Deskripsi produksi Kegiatan bisnis yang dilakukan oleh P4S Agrofarm Cianjur bergerak dalam
bidang jasa pelatihan, penyuluhan pertanian dan budidaya tanaman hortikultura sampai dengan kegiatan pemasaran hasil produksi. 1). Kegiatan bisnis perusahaan di bidang produk jasa Kegiatan bisnis perusahaan dalam bidang jasa adalah dalam bentuk pelatihan mengenai ilmu-ilmu pertanian. Produk dalam bidang jasa ini bersifat falksibel. Apabila ada konsumen yang menginginkan pelatihan dan topik yang diinginkan, maka P4S Agrofarm dapat memenuhi permintaan tersebut jika pembahasannya masih dalam ruang lingkup pertanian. 2). Kegiatan bisnis perusahaan di bidang produk barang Tahapan kegiatan budidaya caisim yang dilakukan oleh perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Persiapan Benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha caisim. Benih yang baik akan menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan bagus. Benih yang jelek akan menghasilkan tanaman yang pertumbuhannya tidak normal sehingga akan memberikan hasil yang kurang memuaskan atau bahkan tanaman tidak tumbuh sama sekali. P4S Agrofarm Cianjur dalam 1 kali produksi menggunakan benih caisim sebanyak 250 gr, yang akan menghasilkan bibit untuk lahan seluas 3.000 m2. Dengan benih sebanyak 250 gr ini dapat memperoleh hasil produksi sebanyak 53
Laporan Tugas Akhir
1.000 kg. Benih caisim yang digunakan berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin, mengilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih caisim diperoleh dengan cara menyiapkan benih sendiri atau membelinya di toko-toko dangan harga 52.000/kg.
Gambar.8. Benih caisim yang diproduksi sendiri 2. Pengolahan Tanah a) Penggemburan Tanah P4S Agrofarm Cianjur melakukan penggemburan tanah dengan cara dicangkul. Lahan yang sebelumnya telah dipanen caisim akan dibiarkan 3-5 hari. Lalu akan diolah kembali untuk penanaman caisim. Untuk lahan yang akan ditanami caisim penggemburan dilakukan dengan cara mencangkul tanah sedalam 20-40 cm. Tanah harus gembur sebab masa pertanaman caisim tergolong singkat menuntut lahan yang gembur untuk menunjang pertumbuhan.
54
Laporan Tugas Akhir
P4S Agrofarm Cianjur dalam kegiatan memproduksi caisim, lahan yang akan digunakan tidak dilakukan pengapuran karena tanah yang digunakan sudah gembur dan pH tanah sudah cukup untuk pertumbuhan caisim. b) Pembuatan bedengan Setelah lahan digemburkan, kemudian tanah diratakan dan dibuat menjadi alur-alur atau bedengan. Bedengan ini berfungsi untuk memberikan perlakuan pada tanaman agar tumbuh lebih teratur dan baik. Bedengan dibuat memanjang dari arah bedengan disesuaikan dengan lahan yang ada. Bedengan dibuat dengan lebar 1 m dan panjang sesuai dengan ukuran petak tanah. Pada penanaman caisim ada dua jenis bedengan, yaitu bedengan pembibitan dan bedengan penanaman. Bedengan pembibitan yang diperlukan sebanyak 6 bedengan dengan panjang 10 m dan lebar 1 m. Setelah bedengan terbentuk maka diberikan pupuk kandang yaitu sebanyak 10 ton/ha. Lalu diaduk-aduk dengan tanah bedengan kemudian diratakan dengan menggunakan tugal. 3. Pembibitan Caisim Pembibitan
dilakukan bersamaan dengan
pengolahan tanah untuk
penanaman. Cara ini membuat pekerjaan bertanam caisim menjadi lebih efisien. Ukuran bedengan pembibitan adalah 10 x 1 m, karena saat pembibitan tidak memerlukan jarak tanam yang besar. Tinggi bedengan pembibitan adalah 30 cm karena daerah Cianjur merupakan daerah dengan curah hujan cukup tinggi. Pada
55
Laporan Tugas Akhir
saat tabur benih, bedengan pembibitan ditaburi dengan pupuk kandang sebanyak 1 kg/m2. Cara melakukan pembibitan ialah pertama-tama benih ditabur pada permukaan bedengan pembibitan. Selanjutnya benih ditutupi dengan tanah yang halus setebal 1-2 cm. Benih yang telah ditabur tidak dilakukan penyiraman hanya saja setelah 1 minggu akan dilakukan penyiangan dan pemberian pupuk NPK mutiara dengan cara ditabur. Setelah berumur 2 minggu sejak biji disemaikan tanaman caisim dipindahkan ke bedengan. 4. Penanaman Bedeng penanaman caisim dibuat dengan ukuran 1 m dan panjang sesuai dengan ukuran petak tanah. Tinggi bedengan penanaman ini adalah 30 cm dengan jarak antar bedengan 25-30 cm. Jarak antar bedengan ini berfungsi sebagai drainase. Jarak tanam dalam bedengan untuk caisim adalah 20 x 20 cm. Dengan demikian pada satu bedeng tanam terdapat 5 baris caisim. Pilihlah bibit yang pertumbuhannya baik. Cirinya batang tumbuh tegak, daun hijau segar mengilap, dan tidak terlihat serangan hama atau penyakit. Pindahkan bibit dengan hati-hati dari bedengan pembibitan. Untuk pemindahan dilakukan dengan manual dengan menyertakan sebagian tanah yang membalut perakaran bibit. Langkah selanjutnya adalah penggalian lubang tanam di bedeng penanaman. Penggalian dilakukan dengan tangan atau tugal yang sesuai dengan jarak tanam. Ukuran lubang yaitu 5-8 cm. Bibit dimasukkan ke lubang tanam dengan hati-hati dan ditutup dengan tanah. 56
Laporan Tugas Akhir
Untuk penanaman caisim di P4S Agrofarm Cianjur tidak dilakukan secara langsung melainkan menabur benih terlebih dahulu ke bedengan pembibitan. Setelah bibit tumbuh kemudian dipindahkan ke bedengan penanaman. 5. Pemeliharaan a) Penyiraman Kegiatan
penyiraman
hanya
dilakukan
bersamaan
dengan
proses
penanaman, hal ini untuk memudahkan pembuatan lubang tanam. Untuk penyiraman sehari-hari tidak dilakukan oleh tenaga kerja melainkan air hujan sudah cukup untuk membantu pertumbuhan caisim. Namun, jika air hujan tidak cukup barulah dilakukan penyiraman. Penyiraman dilakukan hanya sekali sehari yaitu pada pagi hari. Jika air hujan berlebihan maka di ujung bedengan akan dibentuk lubang sehingga akan menampung kelebihan air tersebut. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor. b) Penjarangan Penanaman caisim di P4S Agrofarm Cianjur melalui tahap pembibitan sebelum dipindahkan ke bedengan penanaman. Sehingga penjarangan tidak perlu dilakukan. c) Penyulaman Adakalanya karena suatu hal tanaman yang sudah tumbuh di bedeng penanaman mati. Tanaman tersebut harus segera diganti agar produksi yang diharapkan tidak terggangu.
57
Laporan Tugas Akhir
Cara penyulaman yang dilakukan cukup sederhana. Tanaman yang mati dibuang. Lubang penanaman dibuat pada bekas tanaman tersebut. Selanjutnya tanaman sulaman ditanam sebagai pengganti. Selain tanaman yang mati, penyulaman juga dilakukan untuk tanaman yang tumbuh kerdil atau rusak diserang hama/penyakit. Penyulaman dilakukan 2 minggu setelah tanam. d) Penyiangan, penggemburan, dan pengguludan Penyiangan dilakukan 2 kali selama masa tanam caisim. Setelah tanaman berumur 2 minggu di bedengan penanaman biasanya gulma sudah mulai banyak bermunculan. Penyiangan ini dilakukan agar pengambilan unsur hara dari dalam tanah dapat berlangsung sempurna tanpa diganggu oleh tumbuhan liar yang lain. Perlu diperhatikan bahwa penyiangan harus dilakukan dengan hati-hati jangan sampai menimbulkan luka pada tanaman intinya. Keadaan tanah untuk penanaman caisim sudah bagus dan gembur, sehingga tidak perlu dilakukan proses pengguludan dan penggemburan. Selain pada bedengan penanaman, penyiangan juga dilakukan pada bedengan pembibitan yaitu 1 minggu setelah tabur benih. e) Pemupukan tambahan Pupuk tambahan diberikan pada saat 2 minggu setelah tanam yaitu NPK mutiara sebanyak 15 gr/lubang tanam. Dengan cara diletakkan di sekitar tanaman caisim. Selain itu, pada saat pembibitan pemberian pupuk tambahan juga dilakukan yaitu 1 minggu setelah tanam dilakukan bersamaan dengan penyiangan. Dengan cara pupuk disebarkan ke lahan pembibitan sebanyak 100 gr/m.
58
Laporan Tugas Akhir
f) Penanggulangan Hama dan Penyakit Pelaksanaan kegiatan penanggulangan hama dan penyakit, harus diawali dengan pengenalan jenis hama dan penyakit yang ada pada tanaman caisim, sehingga pada saat pelaksanaan penanggulangan hama dan penyakit dapat dilakukan dengan tepat. Adapun jenis hama yang biasa ditemukan pada tanaman caisim adalah : 1. Ulat titik tumbuh (Crocidolomia Binotalis Zell.) 2. Ulat tritip (Plutella maculipennis) 3. Siput (Agriolimax Sp.) Adapun penyakit yang biasa ditemukan pada tanaman caisim adalah : 1. Penyakit akar pekuk (lebih dikenal dengan akar gada) 2. Bercak daun alternaria 3. Busuk Rhizoctonia Adapun penanganan yang dilakukan untuk memberantas hama dan penyakit tersebut adalah dengan melakukan penyemprotan insektisida, fungisida Brassicol dengan dosis 75 gr dalam 100 l air dan pestisida. Penyemprotan dilakukan 1 minggu sekali. 6. Panen Umur panen caisim tergolong singkat biasanya dipanen pada umur 30 – 45 hari setelah tanam. Di P4S Agrofarm Cianjur caisim dipanen pada umur 30 hari. Caisim berukuran kecil yang dipanen dari lahan sendiri akan dijual ke supermarket dan restoran. Cara panen caisim ada 2 macam. Cara pertama dengan mencabut seluruh tanaman beserta akarnya. Cara panen yang kedua adalah dengan
59
Laporan Tugas Akhir
memotong bagian pangkal batang yang berada di atas tanah dengan menggunakan pisau tajam. B.
Deskripsi produk Produk yang ada di P4S Agrofarm Cianjur adalah produk penting dan
menjadi tujuan utama dari target pemasaran perusahaan. P4S Agrofarm Cianjur memiliki 2 jenis produk yakni : 1). Produk jasa Produk jasa yang ditawarkan oleh P4S Agrofarm Cianjur adalah berupa jasa pelatihan bagi pelaku-pelaku agribisnis, siswa dan mahasiswa serta kelompok tani yang ada di seluruh Indonesia.
Pada awal pendirian perusahaan, perusahaan
melakukan kegiatan promosi mengenai kegiatan pelatihan yang ditawarkan, kegiatan promosi ini dilakukan melalui media sosial seperti e-mail bahkan perusahaan juga melakukan kegiatan promosi secara langsung., namun pada saat sekarang P4S Agrofarm sudah banyak dikenal di seluruh Indonesia telah banyak instansi atau pun lembaga yang ada di Indonesia memanfaatkan jasa pelatihan P4S Agrofarm, sehingga hal ini menyebabkan P4S Agrofarm tidak lagi fokus pada kegiatan promosi melainkan lebih focus kepada perbaikan teknis pelatihan, hal ini dilakukan agar tidak terjadinya kebosanan dan kejenuhan konsumen terhadap teknis pelatihan yang dilakukan oleh P4S Agrofarm. Adapun bentuk pelatihan yang diberikan oleh P4S Agrofarm Cianjur adalah pelatihan mengenai ilmu-ilmu pertanian. 2). Produk barang Produk barang yang ditawarkan oleh P4S Agrofarm Cianjur berupa sayursayuran. Terdapat hampir mencapai 60 jenis sayuran yang ditawarkan oleh P4S 60
Laporan Tugas Akhir
Agrofarm Cianjur, tetapi P4S Agrofarm Cianjur tidak menghasilkan semua jenis sayur-sayuran
tersebut.
Sayuran-sayuran
diperoleh
melalui
hasil
lahan
perusahaan, mitra dengan petani sayuran lainnya yang berada di sekitar perusahaan dan membeli sayuran tersebut dari pasar induk. Untuk caisim yang diproduksi di lahan sendiri dipanen sebanyak 15-20 kg/hari. Jika permintaan lebih besar dari yang dipanen di lahan sendiri maka caisim yang kurang akan dibeli ke petani mitra maupun pasar tradisional. C.
Deskripsi pelanggan P4S Agrofarm Cianjur memiliki 2 jenis pelanggan yakni pelanggan untuk
produk jasa dan pelanggan untuk produk barang. 1). Pelanggan untuk produk jasa Pelanggan untuk produk jasa adalah peserta pelatihan dari petani, pemerintah, swasta, institusi pendidikan, maupun akademisi. Peserta pelatihan yang pernah mengikuti pelatihan di P4S Agrofarm Cianjur adalah peserta pelatihan dari BPPSDMP (Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian) Kementerian Pertanian RI, PPMKP (Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian) Ciawi, BBPP (Balai Besar Pelatihan Pertanian) Lembang, SMK Pertanian, Universitas Padjajaran, Institut Pertanian Bogor, University of Tokyo, University Tohoku, dan lain sebagainya. 2). Pelanggan untuk produk barang Pelanggan untuk produk barang adalah restoran dan supermarket Korea dan Jepang. Permintaan terhadap caisim sebanyak 70 kg/hari. Adapun pelanggan dari restoran dan supermarket tersebut dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini :
61
Laporan Tugas Akhir
Tabel 3. Daftar pelanggan supermarket No
Nama supermarket
Alamat
No. Telp
K-Mart
Jl. Darmawangsa III No.2 021-725-1725 Melawai Kebayoran Baru Jakarta Selatan DKI Jakarta
Hanil Mart
Jl. Kramat Pela No.32 021-723-2086 Kramat Pela Kebayoran Baru Jakarta Selatan DKI Jakarta
Word Mart
GF, Cibubur Times 021-8459-2906 Square, Jl. Trans Yogie Km. 3 Jatikarya, Jatisampurna Bekasi Jawa Barat
Indomart
Jl. Jababeka Raya Blok A No. 6-15 Pasir Gombong Cikarang Utara, Bekasi Jawa Barat
5.
MGH (Mu Gung Hwa)
Jl. M. H Thamrin, Lippo 021-7075-2214 Cikarang, Ruko Galleria Singaraja Blok C1-3 Bekasi Jawa Barat
6.
MGH (Mu Gung Hwa)
Jl. Senayan No.43 Blok 021-5582-214 S, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
7.
MGH (Mu Gung Hwa)
Plaza Pacifik Lt.1 Blok 021-4533-624 B2 Unit 43-45 Jl. Raya Boilebard Barat, Kelapa Gading
8.
MGH (Mu Gung Hwa)
Jl. Raya Boulevard Barat Shopping Area Kelapa Gading
Asia Mart
Jl. M. H Thamrin, Ruko Union Blok 21A / 12 Lemah Abang, Bekasi Jawa Barat
1.
2.
3.
4.
9.
Sumber : P4s Agrofarm Cianjur 2015
62
Laporan Tugas Akhir
Tabel 4. Daftar pelanggan restoran No 1.
Nama Restoran Amaro
Alamat Jl. Raya Alternatif Cibubur, Jati Sampurna
2.
Gang San
3.
Golden Century
Ruko Cibubur Time Square, Jl. Raya Alternatif Cibubur, Bekasi Jawa Barat Plaza Senayan, Lt 3, Food Court, Jl Asia Afrika, Senayan Jakarta
4.
Ya Rae Hyang
Jl. Senayan Jakarta
5.
Ya Rae Hyang
Jl. Gading Batavia Blok LC9 No.12 Kelapa Gading, Jakarta
No.16,
Senopati
Sumber : P4s Agrofarm Cianjur 2015
D.
Deskripsi pemasok bahan baku Pemasok bahan baku P4S Agrofarm Cianjur dikelompokan ke dalam 2 jenis
pemasok bahan baku yaitu pemasok bahan baku untuk produk jasa, dan pemasok bahan baku untuk produk barang. 1). Pemasok bahan baku untuk produk jasa Pemasok bahan baku untuk produk jasa adalah pihak eksternal perusahaan yang turut membantu dalam kegiatan pelatihan yang diadakan oleh P4S Agrofarm Cianjur seperti pemateri dari Dinas pertanian Kecamatan Pacet, Kabupaten Canjur, dosen Universitas Surya Kencana, dan yang berasal dari balai-balai pelatihan pertanian seperti Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang. 2). Pemasok bahan baku untuk produk barang Pemasok bahan baku untuk produk barang dapat dilihat pada lampiran 5. Pemasok bahan baku untuk kegiatan pemasaran sayuran adalah mitra petani, kebun sendiri, sub supplier, pasar induk Jakarta, dan pasar Induk Bandung. 63
Laporan Tugas Akhir
Petani Mitra Pemasok bahan baku sayuran dari mitra petani merupakan kerja sama petani yang kriteria sayuran yang akan dipasok ke P4S Agrofarm Cianjur seperti ukuran, kualitas dan kuantitas juga disepakati dengan petani mitra. Petani mitra P4S Agrofarm Cianjur adalah petani yang mempunyai lahan yang dekat dengan lahan Agrofarm Cianjur. Adapun petani yang bermitra dengan P4S Agrofarm Cianjur diantaranya adalah kelompok tani okiagaru, Bapak Agus, Bapak Jafar, dan beberapa petani lainnya. Kebun sendiri Bahan baku juga berasal dari kebun yang diusahakan oleh P4S Agrofarm Cianjur sehingga P4S Agrofarn Cianjur bisa memenuhi atau menutupi kekerangan yang ada. Sub supplier Bahan baku dari sub supplier yaitu yang berasal dari pemasok sayuran yang usaha sama P4S agrofarm Cianjur tetapi usaha tersebut sudah dalam skala besar, dan pemasok sayuran yang ada di pasar-pasar tradisional. Pasar induk Jakarta Pasar induk adalah pasar sayuran yang berada dalam skala besar, yang sudah menampung berbagai jenis sayuran yang bersal dari pasar-pasar Kecamatan atau Kabupaten seperti pasar induk Keramat Jati Jakarta. Pasar induk Bandung Pasar induk adalah pasar sayuran yang berada dalam skala besar, yang sudah menampung berbagai jenis sayuran yang bersal dari pasar-pasar Kecamatan atau Kabupaten seperti pasar induk Caringin Bandung. 64
Laporan Tugas Akhir
E.
Deskripsi kegiatan pemasaran Pemasaran merupakan proses penyusunan komunikasi terpadu yang
bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), penetapan harga (price), pengiriman barang (place), dan mempromosikan barang (promotion). Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh P4S Agrofarm mencakup semua kegiatan pemasaran, antara lain : 1) Pemenuhan produk Kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan ini adalah penangan pasca panen seperti sortasi, grading dan pengemasan. Kegiatan ini dilakukan karena permintaan pasar yang ada serta merupakan salah satu daya saing dengan produk sayuran lainnya. 2) Penetapan harga P4S Agrofarm Cianjur melakukan kegiatan penetapan harga berdasarkan metode cost plus pricing.
Penetapan harga dilakukan dengan cara
menambahkan presentase keuntungan yang diinginkan oleh perusahaan terhadap total biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan. 3) Kegiatan promosi Kegiatan promosi yang dilakukan oleh perusahaan adalah personal selling. Kegiatan promosi langsung dilakukan oleh pimpinan perusahaan, hal ini dilakukan karena pimpinan perusahaan sudah banyak memiliki link sehingga komunikasi lebih terarah dan lancar. 65
Laporan Tugas Akhir
4) Distribusi Penyaluran barang yang dilakukan oleh perusahaan sudah menggunakan fasilitas yang cukup memadai seperti kendaraan dan kontrainer. Kegiatan distribusi langsung dilakukan oleh perusahaan tanpa menggunakan lembaga jasa distribusi. 4.2. Analisis tentang Penanganan Pascapanen 4.2.1 Penanganan Pascapanen Adapun penanganan pascapanen yang dilakukan oleh P4S Agrofarm Cianjur adalah sebagai berikut : 1. Pemotongan akar Caisim yang baru dicabut kemudian dipotong. Sebaiknya pemotongan dilakukan mulai pada pangkal batang, agar tampilan caisim menjadi terlihat menarik. Caisim yang sudah dipanen hanya dilakukan pemotongan akar, kegiatan pencucian tidak dilakukan karena untuk menjaga agar caisim tidak mudah busuk. Kegiatan pemotongan akar dilakukan di lahan budidaya caisim. Dengan adanya pemotongan akar di lahan, maka akan memudahkan proses pemindahan caisim dari lahan ke gudang pengemasan. Kegiatan pemotongan akar dilakukan di siang hari, segera setelah caisim di panen. Panen caisim yang dilakukan di P4S Agrofarm Cianjur dilakukan sekitar jam 11.00-12.00 WIB. 2. Sortasi Setelah hasil panen terkumpul kemudian dilakukan sortasi. Tujuan sortasi disini adalah untuk memilih atau memisahkan antara caisim yang baik dengan
66
Laporan Tugas Akhir
yang buruk. Daun-daun yang terkena penyakit, rusak, atau abnormal dibuang. Rata-rata Kerusakan sewaktu penyortiran adalah 10% dari seluruh bagian. Pada saat melakukan sortasi, bagian bawah batang juga dilakukan pemotongan. Mengingat proses panen yang dilakukan di siang hari, sedangkan proses pascapanen dilakukan di sore hari atau malam hari. Sehingga warna batang bekas pemotongan akar berwarna hitam, sehingga perlu dipotong. 3. Pembersihan Setelah dilakukan sortasi, maka batang dan daun caisim dibersihkan dengan menggunakan koran. Proses pembersihan dilakukan untuk menjaga agar kualitas caisim tetap terjaga. Apalagi setelah dipanen, caisim tidak dilakukan pencucian. Oleh karena itu, pembersihan perlu dilakukan. 4. Pengelompokan Setelah dibersihkan, caisim kemudian dipisahkan menjadi 3 kelompok. Adapun kelompok caisim yang dipisahkan adalah sebagai berikut : a). Caisim kecil untuk supermarket dengan berat < 70 gr/batang. b). Caisim kecil untuk restoran dengan berat < 70 gr/ batang. c). Caisim besar untuk restoran dengan berat > 70 gr/batang. P4S Agrofarm Cianjur hanya memproduksi caisim kecil baik untuk supermarket maupun untuk restoran. Sedangkan, untuk caisim yang besar diambil dari petani mitra yaitu kelompok tani okiagaru dan Bapak Agus. Caisim yang telah berukuran besar di lahan maka akan dibiarkan hingga bunganya tumbuh, karena akan dijadikan bibit caisim. Caisim yang dijual ke supermarket dan restoran dijual dengan harga Rp. 8.000/kg.
67
Laporan Tugas Akhir
Gambar.9. Grading caisim untuk supermarket dan restoran 5. Penimbangan dan Pengemasan Setelah dikelompokkan selanjutnya caisim ditimbang. Untuk berat caisim yang akan dipasarkan ke supermarket adalah 250 gr. Lalu dilakukan pengemasan dengan ukuran plastik 20 x 40 cm. Berat caisim yang akan dipasarkan ke restoran tergantung pemesanan. Namun, rata-rata berat caisim yang dikemas dalam satu plastik adalah 15-20 kg. Ukuran plastik yang digunakan adalah 50 x 85 cm.
Gambar. 10. Pengemasan caisim untuk supermarket dengan berat 250 gr/kemasan
Gambar.11. Pengemasan caisim untuk restoran dengan berat 15 kg/kemasan 68
Laporan Tugas Akhir
Gambar 12. Pengemasan caisim untuk restoran dengan berat 20 kg/kemasan 6. Pemindahan ke kontainer Setelah dilakukan pengemasan maka caisim yang akan dipasarkan ke supermarket dipindahkan ke kontainer. Hal ini akan memudahkan proses pengangkutan ke dalam mobil dan proses pemasaran. Ukuran kontainer yang digunakan adalah 54 x 36 x 22 cm. Untuk 1 kontainer dapat memuat caisim seberat 10 kg.
Gambar.13. Pemindahan caisim ke kontainer 4.2.2. Penanganan Pascapanen dapat meningkatkan Nilai Jual Dengan adanya penanganan pascapanen, maka nilai jual akan meningkat. Untuk caisim yang dibeli dari pemasok, P4S Agrofarm Cianjur hanya membeli dengan kisaran harga Rp.2.000-Rp.3000/kg. Dengan adanya penanganan 69
Laporan Tugas Akhir
pascapanen yang dilakukan, P4S menjual dengan harga Rp.8.000/kg baik untuk supermarket maupun untuk restoran. P4S Agrofarm telah melakukan sistem kemi traan dalam membuat kesepakatan harga dengan petani mitra. Penetapan harga caisim yang dilakukan oleh P4S agrofarm dengan petani caisim tidak berdasarkan harga pasar melainkan menggunakan strategi penetapan harga cost plus pricing.
Metode penetapan
harga cost plus pricing ditetapkan berdasarkan total biaya yang telah dikeluarkan oleh petani mitra ditambah dengan presentasi keuntungan yang telah disepakati sebelumnya.
70
Laporan Tugas Akhir
V. KESIMPULAN
Dari hasil dan pembahasan laporan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) maka dapat disimpulkan : 1. Magang di P4S Agrofarm Cianjur selain menambah keterampilan juga dapat menambah wawasan dan pengalaman baru. Terutama pengetahuan tentang kegiatan produksi caisim mulai dari persiapan lahan sampai panen. 2. Kegiatan penanganan pascapanen caisim yang dilakukan di P4S Agrofarm Cianjur diantaranya adalah pemotongan akar, sortasi, pembersihan, grading, penimbangan dan pengemasan. 3. Dengan adanya penanganan pascapanen maka akan dapat meningkatkan nilai jual. Harga caisim yang dibeli dari pemasok adalah Rp.2.000Rp.3.000/kg. Harga yang dijual kembali oleh perusahaan adalah Rp.8.000/kg.
71
Laporan Tugas Akhir
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2008. Pascapanen Sayur. Penebar Swadaya. Jakarta. Barmin. 2010. Budidaya Sayur Daun. CV. Rikardo. Jakarta. 36 hlm. Cahyono, B. 2003. Teknik dan Strategi Budidaya Sawi Hijau. Yayasan Pustaka Nusantara. Yoyakarta Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarma. Hortikultura. Departemen Pertanian, Jakarta.
2006.
Tanaman
Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarma. 2008. SOP Budidaya Caisim. Departemen Pertanian, Jakarta. Direktorat Pengembangan Usaha Deptan. 2002. Pedoman Kemitraan Usaha Agribisnis. Departeman Pertanian, Jakarta. Haryanto, E. Tina Suhartini. 2002. Sawi dan Selada. Penebar Swadaya. Jakarta Rukmana. 2010. Budidaya sawi. Penebar swadaya. Jakarta. Rukmana, R. 1994. Bertanam Sawi dan Andewi. Kanisius. Yogyakarta. 43 hlm. Samadi. 2006. Kandungan gizi dan manfaat sawi. Gramedia puataka utama. Jakarta. Sastrahidayat, I. H dan Soemarmo. 1996. Budidaya Tanaman Tropika. Usaha Nasional. Surabaya. Soenaryono. 1995. Jenis-jenis tanaman sawi. Yayasan pustaka nusantara. Yogyakarta. Tino Mutiarawati, 2007. Keuntungan Pengemasan yang baik.pdf. diakses tanggal 1 juni 2014. Wahyudi. 2009. Karakteristik Caisim.Fakultas Pertanian Institut Bogor. Bogor.
72
Laporan Tugas Akhir
LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi kegiatan
a. Budidaya Caisim
Pengolahan Tanah
Penanaman Caisim
Pemindahan bibit caisim
Panen
73
Laporan Tugas Akhir
b. Penanganan pascapanen caisim Pemotongan akar
Sortasi
Penimbangan
Pengemasan
74
Laporan Tugas Akhir
Lampiran 2. Lokasi Pemasaran World Mart
Gang San
Hanil Mart
Indomaret (Yani)
Mu Gung Hwa
K-Mart
Golden Century
Yae Rae Hang
75
Laporan Tugas Akhir
Lampiran 3. Alat yang Digunakan Wrapping Film
Sterofoam
Timbangan Kecil
Plastik
Hand Packer
Tripong
Timbangan Elektrik
Kontainer
76
Laporan Tugas Akhir
Lampiran 4. Sumber daya manusia perusahaan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Nama Halim Ujil Ibah Rohata Ayi Rosita Iwan Dedek Ujang Tole Ade Heni
Tugas Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Penanganan pasca panen Penanganan pasca panen Penanganan pasca panen Penanganan pasca panen Distribusi Adminstrasi
Pendidikan Terakhir SD SD SMP SD SD SD SMP SMA SD SD SMP SMA
77
Laporan Tugas Akhir
Lampiran 5. Nama-nama pemasok bahan baku barang yang diperoleh oleh perusahaan No. 1
Pemasok bahan baku P4S Agrofarm
2
Mitra petani
3
Pasar induk
Komoditi Selada Keriting Pakcoy Caisim Lobak bulat Lobak panjang Terung ungu Horinso Zuchini Sawi baby Gobo Timun jepang Kucai Kacang kulit merah Kacang merah Cabe merah Cabe hijau Kailan Batang ubi Terung hijau Brokoli Paprika kuning Paprika hijau Paprika merah Jagung manis Kentang Nanas matang Nanas mengkal Bayam Bawang daun kecil Sawi putih Cabe keriting merah Cabe keriting hijau Cabe rawit Tomat Jamur tiram Jamur simeji Jagung baby Daun knip Zuchini Kol Selada Jeruk nipis Jahe 78
Laporan Tugas Akhir
Kecambah (toge) Lampiran 6. Matrik Kegiatan PKPM
NO
Aspek
Minggu ke I
1
II
III IV V VI VII VIII IX X
Pengenalan P4S Agrofarm Cianjur
2
Pengadaan input
3
Proses produksi budidaya
4
Panen dan pasca panen
5
Pemasaran
6
Pengajuan topik tugas akhir pada pembimbing lapang dan dosen pembimbing
7
Pengumpulan data sesuai topik TA
8
Penyusunan laporan TA
79
Laporan Tugas Akhir
Lampiran 7. Produk barang yang ditawarkan oleh P4S Agrofarm Cianjur No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama Sayuran Altari Batang Ubi Brokoli Cabe Merah Cabe Hijau Cabe Rawit Cabe Rawit Merah Caisim Cukini Daun Bawang Daun Bawang Cung Daun Knip Daun Knip Son Daun Labu Gobo Horinso Jamur Simeji Jahe Besar Jeruk Nipis Jagung Manis Kucai Kentang Kol Putih Bulat Kol Merah Kacang Merah Kulit Kacang Merah Kupas Kacang Damame Lobak Bulat Lobak Panjang Labu
No 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
Nama Sayuran Paprika Merah Paprika Kuning Paprika Hijau Pakcoy Sawi Putih Sawi Baby Selada Timun Jepang Timun Acar Tale Tomat Apel Tomat Cery Terong Jepang Tespong Ubi putih Wortel Youlmu Semangka Melon Kailan Selada Merah Nanas Buncis Bayam Toge Kembang Kol Labu Siam Jagung Jamur Tiram Kangkung
80