1
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan besar dalam memberikan kontribusi terhadap pembangunan dan kemajuan bangsa. Pendidikan merupakan kunci utama sebagai fondasi untuk meningkatkan dan mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing. Oleh karena itu, perlu upaya yang sistemik dan terencana untuk menciptakan sebuah pendidikan yang bermutu. Undang-Undang Republik Indonesia No 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi menyebutkan pada pasal 1 ayat 1 bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. UU RI No 12 Tahun 2012 ayat 2 menyebutkan pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang program diploma, program sarjana, program magister, program doktor, dan program profesi, serta program spesialis, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia, sedangkan pada ayat 6 dijelaskan bahwa perguruan tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi sesuai dengan fungsi yang tertuang pada pasal 4 bahwa pendidikan tinggi berfungsi:
2
a. Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa b. Mengembangkan civitas akademika yang inovatif, responsif, kreatif, terampil, berdaya saing dan kooperatif melalui pelaksanaan Tridarma; dan c. Mengembangkan
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
dengan
memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora. Tujuan pendidikan tinggi sesuai dengan pasal 5 adalah: a.
Berkembangnya potensi mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, terampil, kompeten, dan berbudaya untuk kepentingan bangsa;
b.
Dihasilkannya lulusan yang menguasai cabang ilmu pengetahuan dan/atau teknologi untuk memenuhi kepentingan nasional dan peningkatan daya saing bangsa;
c.
Dihasilkannya ilmu pengetahuan dan teknologi melalui penelitian yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora agar bermanfaat bagi kemajuan bangsa, serta kemajuan peradaban dan kesejahteraan umat manusia; dan
d.
Terwujudnya pengabdian kepada masyarakat berbasis penalaran dan karya penelitian yang bermanfaat dalam memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
3
Menurut Ali (2003), perguruan tinggi dihadapkan pada tantangan akselerasi substansi pendidikan dan penelitian yang selain harus relevan dengan dunia usaha, dunia bisnis atau industri maju, juga harus senantiasa mengikuti perkembangan zaman. Perguruan tinggi juga menghadapi tantangan internal terutama dalam aspek manajemen, jumlah perguruan tinggi yang sedemikian banyak dan tersebar di Indonesia, sangat penting bagi suatu perguruan tinggi untuk menetapkan kemampuan utamanya untuk menciptakan keunggulan dalam pendidikan atau riset serta memilih unggulan (niche) dan fokus pengembangan. Perguruan tinggi dituntut untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang relevan serta meningkatkan kerjasama dengan industri dalam pengembangan pendidikan dan riset, sehingga produk ilmu pengetahuan dan teknologi perguruan tinggi dapat menunjang industri dan pada gilirannya memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi negara. Perguruan tinggi dituntut untuk berupaya menjawab tantangan tersebut dengan mengembangkan kapasitas institusi dan melaksanakan penjaminan kualitas (quality assurance) secara konsisten. Pendidik dan tenaga kependidikan lain serta seluruh staf di perguruan tinggi harus semakin profesional dan meritokrasi harus lebih didahulukan daripada aspek-aspek lain. Penjaminan mutu ini harus bisa diterapkan melalui kinerja akademik maupun administratif dalam memberikan layanan prima dan berorientasi pada efisiensi dan produktivitas, kecepatan, dan ketepatan. Profesionalisme dan kompetensi yang memadai dari SDM yang terlibat sangat diperlukan dalam
4
proses pemberian layanan pendidikan, baik yang bersifat akademik maupun administratif. Penenerapan penjaminan mutu pendidikan di perguruan tinggi merupakan upaya yang strategis dalam meningkatkan mutu perguruan tinggi, mengingat saat ini perguruan tinggi dihadapkan pada tantangan dan kebutuhan yang semakin kompleks. Oleh karena itu, upaya pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan di perguruan tinggi perlu diimbangi dengan upaya penjaminan mutu (quality assurance) yang dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan, seperti yang tertuang dalam dalam Higher Education long term Strategy (HELTS) 2003-2010, yaitu: Penjaminan mutu di perguruan tinggi adalah proses penerapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan pendidikan tinggi secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga stakeholder (mahasiswa, dosen, tenaga penunjang, orang tua, dunia kerja serta pihak lain) memperoleh kepuasan. Penjaminan mutu diharapkan dilakukan di semua perguruan tinggi dengan butir-butir mutu yang diterapkan antara lain: kurikulum program studi, sumber daya manusia, mahasiswa, proses pembelajaran, sarana dan prasarana, suasana akademik, keuangan, penelitian dan publikasi, pengabdian kepada masyarakat, tata pamong, manajemen lembaga, sistem informasi, serta kerja sama dalam dan luar negeri. Selain itu, PP No. 19 Tahun 2005 menetapkan Standar Nasional Pendidikan 8 (delapan) standar yang wajib dalam SPMI (Sistem Penjaminan Mutu Internal), yaitu: a) Standar isi, b) Standar sarana
5
prasarana, c) Standar proses, d) Standar pengelolaan, e) Standar kompetensi lulusan, f) Standar pembiayaan, g) Standar pendidik dan tenaga kependidikan, h) Standar penilaian pendidikan. Indikator kualitas perguruan tinggi dapat dilihat dari kompetensi lulusan perguruan tinggi, karena kompetensi lulusan merupakan hasil atau output dari serangkaian proses penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi. Untuk menghasilkan kompetensi lulusan yang bermutu, banyak sekali faktor yang turut berpengaruh dalam meningkatkan kompetensi lulusan perguruan tinggi antara lain, sistem pembelajaran, kurikulum, sumber daya manusia, sarana prasarana dan sebagainya. Kondisi yang menunjukkan rendahnya mutu lulusan perguruan tinggi di Indonesia adalah lemahnya kualitas dan relevansi pendidikan tinggi yang ditandai masih banyaknya sarjana yang menganggur. (Renstra Dikti 2010-2014). Keadaan ini tidak dapat dibiarkan berlarut-larut, karena akan menambah beban pemerintah dalam menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks dan penuh persaingan. Lulusan perguruan tinggi yang bermutu dapat dilihat berdasarkan kompetensi atau keahlian yang dimiliki lulusan. Lulusan perguruan tinggi melalui program sarjana seperti yang tertuang dalam Keputusan Menteri No. 232/U/2000 yang menetapkan bahwa program sarjana diarahkan pada hasil lulusan yang memiliki keahlian sebagai berikut: a. Menguasai dasar-dasar ilmiah dan keterampilan dalam bidang keahlian tertentu sehingga mampu menemukan, memahami, menjelaskan, dan
6
merumuskan cara penyelesaian masalah yang ada dalam kawasan keahliannya. b. Mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya sesuai dengan bidang keahliannya dalam kegiatan produktif dan pelayanan kepada masyarakat dengan sikap dan perilaku yang sesuai dengan tata kehidupan bersama. c. Mampu bersikap dan berperilaku dalam membawakan diri berkarya di bidang keahliannya maupun dalam berkehidupan bersama di masyarakat. d. Mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan atau kesenian yang merupakan keahliannya. Fakultas Kedokteran UGM mempunyai visi menjadi fakultas riset kelas dunia yang unggul, mandiri, bermartabat, dengan dijiwai Pancasila mengabdi kepada kepentingan dan kemakmuran bangsa melalui proses yang rasional, efisien, terintegrasi, berkesinambungan dengan penerapan prinsip tata kelola yang baik dengan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dan bertanggung jawab, sedangkan misinya adalah : a.
Meningkatkan kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat berkelas dunia berlandaskan kearifan lokal.
b.
Mengembangkan dan memperkuat manajemen fakultas yang mandiri dan mempunyai tata kelola yang baik (good faculty governance).
c.
Meningkatkan
kesejahteraan
bercirikan profesionalitas.
segenap
civitas
akademika
yang
7
Adapun tujuan yang diharapkan dari Fakultas Kedokteran UGM adalah : a.
Menjadi fakultas riset kelas dunia yang berlandaskan kearifan lokal guna memecahkan masalah lokal, nasional dan global.
b.
Menjadi fakultas yang mandiri dan bertata kelola baik (good faculty governance).
c.
Menjadi fakultas yang mengedepankan kesejahteraan melalui profisionalitas.
Sasaran yang ingin dicapai dalam tujuan menjadi fakultas riset kelas dunia yang berlandaskan kearifan lokal guna memecahkan masalah lokal, nasional dan global adalah : a. Terwujudnya pembelajaran berbasis riset b. Tercapainya peningkatan reputasi dan akreditasi nasional maupun internasional di bidang pendidikan, riset dan pengabdian kepada masyarakat. c. Tercapainya peningkatan jejaring kerja sama nasional dan internasional. d. Tercapainya peran Fakultas Kedokteran UGM yang selalu meningkat dalam penyelesaian masalah bangsa dengan pendekatan kearifan lokal untuk memecahkan masalah lokal, nasional dan global. Untuk tujuan menjadi fakultas yang mandiri dan bertata kelola baik (good faculty governance) : a.
Tuntas inventarisasi dan pelaporan aset tetap.
b.
Tuntas penyiapan sistem manajemen yang transparan, akuntabel dan partisipatif
8
c.
Tersusunnya laporan keuangan sesuai standar akuntansi yang berlaku bagi fakultas yang mandiri.
d.
Tercapainya good governance dalam sistem manajemen.
e.
Tercapainya peningkatan berkelanjutan kapasitas kerjasama dan pengembangan usaha.
Untuk tujuan menjadi fakultas yang mengedepankan kesejahteraan melalui profesionalitas : a.
Tercapainya standar penghargaan dan kesejahteraan segenap civitas akademika.
b.
Tercapainya pemerataan kegiatan dalam pendidikan, riset dan pengabdian kepada masyarakat. (Sumber : http://fk.ugm.ac.id/) Keberadaan penjaminan mutu proses akademik dalam manajemen
perguruan tinggi merupakan upaya untuk memberikan penjaminan kepada stakeholders bahwa proses-proses penyelenggaraan pendidikan perguruan tinggi senantiasa dijalankan berdasarkan standar-standar mutu yang ditetapkan dan memenuhi kebutuhan stakeholders, sehingga dengan proses yang sesuai standar akan turut menghasilkan out put yang kompeten yakni dilihat dari kompetensi lulusan perguruan tinggi. Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dipaparkan di atas, penulis mengambil judul: “Pengaruh Penjaminan Mutu Proses Akademik terhadap Kompetensi Lulusan Sarjana Kedokteran Angkatan 2009 Prodi Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK UGM”.
9
1.2. Permasalahan Penelitian a.
Bagaimana penjaminan mutu proses akademik Program Studi Pendidikan
Dokter
angkatan
2009
Kelas
Reguler
Fakultas
Kedokteran UGM? b.
Bagaimana kompetensi lulusan mahasiswa sarjana kedokteran angkatan 2009 Program Studi Pendidikan Dokter Kelas Reguler Fakultas Kedokteran UGM?
c.
Bagaimana pengaruh penjaminan mutu proses akademik terhadap kompetensi lulusan sarjana kedokteran angkatan 2009 Program Studi Pendidikan Dokter Kelas Reguler Fakultas Kedokteran UGM?
1.3. Keaslian Penelitian Sepengetahuan penulis, penelitian tentang pengaruh penjaminan mutu proses akademik terhadap kompetensi lulusan Sarjana Kedokteran Angkatan 2009 Program Studi Pendidikan Dokter Kelas Reguler Fakultas Kedokteran UGM ini belum pernah dilakukan di Fakultas Kedokteran UGM. 1.4. Tujuan Penelitian a.
Mengetahui gambaran penjaminan mutu proses akademik di Program
Studi
Pendidikan
Dokter
Kelas
Reguler
Fakultas
Kedokteran UGM. b.
Mengetahui gambaran mengenai kompetensi lulusan mahasiswa angkatan 2009 Program Studi Pendidikan Dokter Kelas Reguler Fakultas Kedokteran UGM.
10
c.
Mengetahui besarnya pengaruh penjaminan mutu proses akademik terhadap kompetensi lulusan sarjana kedokteran angkatan 2009 Program
Studi
Pendidikan
Dokter
Kelas
Reguler
Fakultas
Kedokteran UGM. 1.5. Manfaat Penelitian a. Manfaat teoritis Mampu menambah pengetahuan yang terkait dengan ilmu manajemen pendidikan tinggi khususnya penjaminan mutu perguruan tinggi serta dapat mengembangkan teori yang berhubungan dengan penelitian ini. b. Manfaat praktis 1. Memberikan kontribusi keilmuannya kepada civitas akademika dalam rangka meningkatkan pemahaman terhadap persoalan penjaminan mutu proses akademik dan kompetensi lulusan perguruan tinggi. 2. Memberi masukan kepada segenap bagian dari institusi perguruan tinggi untuk lebih peka terhadap permasalahan yang berhubungan dengan mutu proses akademik dan kompetensi lulusan.