I. KAJIAN PUSTAKA
A. Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani merupakan bagian dari pendidikan (secara umum) yang berlangsung melalui aktifitas yang melibatkan mekanisme gerak tubuh manusia dan menghasilkan pola-pola prilaku individu yang bersangkutan. Pendidikan Jasmani menurut Soepartono (2000 : 1) merupakan pendidikan yang menggunakan aktifitas sebagai media utama untuk mencapai tujuan. Menurut Cholik dan Lutan (1996/1997:1), Pendidikan Jasmani adalah bagian integral dari pendidikan melalui aktifitas jasmani yang bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, neuromuskular, intelektual dan emosional. Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani seorang guru diharapkan mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan dan olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain) serta pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur fisik mental, intelektual, emosi dan sosial. Aktivitas yang diberikan dalam pengajaran harus sentuhan didaktik-metodik, sehingga aktivitas yang yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran.
Menurut uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial) dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang dalam rangka sistem pendidikan nasional. B. Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah perubahan kecenderungan tingkah laku yang relatif permanen yang merupakan hasil dan berbuat berulang-ulang. Selain itu, belajar merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, sebab proses belajar dilakukan oleh manusia sejak lahir sampai meninggal dunia. Menurut Tabrani Rusyan (1989: 7) Belajar adalah memodifikasi atau memperteguh kelakukan melalui pengalaman. Hal tersebut merumuskan bahawa belajar bukan hanya sekedar mengingat melainkan lebih luas dari itu, yaitu mengalami. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:15) belajar adalah kegiatan individu untuk memperoleh pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan cara mengolah bahan ajar. Dalam belajar tersebut, individu menggunakan ranah-ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar dapat menimbulkan perubahan-perubahan pada diri si pelajar. Perubahan yang terjadi dihasilkan dari pengalaman atau berulang-ulang berarti bukan karena proses pertumbuhan kematangan dan faktor kondisional pada diri si pelajar. Proses
pertumbuhan, kematangan dan faktor-faktor kondisional bisa mempengaruhi hasil belajar tetapi pengaruh yang ditimbulkannya bukan merupakan hasil belajar. Sedangkan pembelajaran diartikan sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pembelajaran. Berkaitan dengan pembelajaran Sutikno (2009: 32) menyatakan, pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan guru (pendidik) agar terjadi proses belajar pada diri siswap. Menurut Walter Dick dan Lou Casey yang dikutip Benny (2009: 11) bahwa, pembelajaran sebagai rangkaian peristiwa atau kegiatan yang disampaikan secara terstruktur dan terencana dengan menggunakan sebuah atau beberapa media. Berdasarkan uraian tesebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses. Prinsip ini mengandung makna bahwa pembelajaran itu merupakan suatu aktivitas yang berkesinambungan. Di dalam aktivitas itu terjadi adanya tahapan-tahapan aktivitas yang sistematis dan terarah. Jadi, pembelajaran bukan sebagai suatu benda atau keadaan statis, melainkan merupakan suatu rangkaian aktivitas-aktivitas yang dinamis dan saling berkaitan. Pembelajaran tidak dapat dilepaskan dengan interaksi individu dengan lingkungannya. Jadi, selama proses pembelajaran itu berlangsung individu akan senantiasa berada dalam berbagai aktivitas yang tidak terlepas
dari lingkungannya. Dengan demikian, suatu pembelajaran yang efektif adalah apabila pelajar-pelajar melakukan perilaku secara aktif. C. Belajar Gerak Pendidikan Jasmani adalah bagian integral dari proses pendidikan secara total yang bertujuan untuk mengembangkan warga negara menjadi segar fisik, mental, emosional, dan sosial melalui aktivitas fisik. Sedangkan belajar dalam Pendidikan Jasmani merupakan sesuatu yang kompleks yang menyangkut bukan hanya kegiatan berfikir untuk mencapai pengetahuan, melainkan juga menyangkut gerak tubuh dan emosi serta perasaan. Di dalam melakukan aktifitas Pendidikan Jasmani atau berolahraga dari segi kegiatan fisik ada dua aspek. Pertama aspek untuk meningkatkan kemampuan fisik sedangkan aspek yang kedua untuk meningkatkan kualitas gerak tubuh. Belajar gerak adalah belajar yang menekankan pada aktivitas gerak tubuh, belajar gerak mempunyai pola-pola gerak keterampilan tubuh, misal gerakangerakan dalam olahraga, proses belajarnya meliputi pengamatan gerakan untuk bisa mengerti prinsip, bentuk gerakannya kemudian menirukan dan mencoba berulang-ulang, sehingga bisa menyelesaikan tugas gerakan secara efektif dan efisien. Drowatzky mengatakan bahwa belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon muskular yang umumnya diekspresikan dalam gerakan tubuh atau bagian tubuh (Sugiyanto,1984:73). Jika seseorang memperlihatkan penampilan sedemikian cepat menguasai suatu gerakan dengan kualitas atau kuantitas yang baik, maka orang itu mungkin dapat dikatakan memiliki
tingkat motor educability yang baik. Sedangkan menurut Tarigan (2008: 2) Belajar motorik adalah perubahan secara permanen berupa gerak belajar yang diwujudkan melalui respon-respon muscular dan diekspresikan dalam gerakan tubuh. Jadi, berdasarkan uraian di atas belajar gerak adalah kemampuan seorang individu dalam melakukan keterampilan gerak baru dalam hal upaya peningkatan kualitas gerak tubuh dalam olahraga secara cepat dan cermat.
D. Permainan Bola Basket Permainan bola basket adalah olahraga bola berkelompok yang terdiri atas dua tim beranggotakan masing-masing lima orang yang saling bertanding mencetak poin dengan memasukkan bola ke dalam keranjang lawan. Permainan bola basket diciptakan oleh Dr. James A. Naismith pada tahun 1891, atas anjuran Dr. Luther Halsey Gilick seorang sekretaris nasional YMCA (
) bagian pendidikan jasmani yang
sekarang menjadi Springfield College di Massachusetts, Amerika Serikat. Permainan bola basket sangat cocok untuk dipelajari karena biasa dimainkan di ruang olahraga tertutup atau terbuka dan hanya memerlukan lapangan yang relatif kecil. Selain itu, bola basket mudah dipelajari karena bentuk bolanya yang besar, sehingga tidak menyulitkan pemain ketika memantulkan atau melempar bola tersebut. Bola basket adalah salah satu olahraga yang paling digemari oleh penduduk Amerika Serikat dan penduduk di belahan bumi lainnya, antara lain di Amerika Selatan, Eropa Selatan, Lithuania, dan juga di Indonesia. Induk Organisasi yang menanungi cabang olahraga basket di
tingkat nasional adalah PERBASI (Persatuan Basketball Seluruh Indonesia) yang terbentuk pada tanggal 23 Oktober tahun 1951. Sarana dan prasarana yang dipergunakan dalam permainan bola basket diantaranya adalah lapangan basket, bola basket dan ring basket. Lapangan yang dipergunakan dalam bermain bola basket berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang lapangan yaitu 26 meter serta lebar lapangan yaitu 14 meter. Tiga buah lingkaran yang terdapat di dalam lapangan basket memiliki panjang jari-jari yaitu 1,80 meter. Jumlah pemain dalam permainan bola basket adalah 5 orang dalam satu regu dengan cadangan 5 orang. Sedangkan jumlah wasit dalam permainan bola basket adalah dua orang. Wasit pertama disebut referee sedangkan wasit kedua disebut umpire. Waktu permainan 4x10 menit. Di antara babak 1, 2, 3 dan babak 4 terdapat waktu istirahat selama 10 menit. Bila terjadi skor yang sama pada akhir pertandingan harus diadakan perpanjangan waktu sampai terjadi selisih skor. Di antara dua babak tambahan terdapat waktu istirahat selama dua menit. Waktu untuk lemparan ke dalam, yaitu lima detik. Keliling bola yang digunakan dalam permainan bola basket adalah 75 cm - 78 cm. Sedangkan berat bola adalah 600 - 650 gram. Jika bola dijatuhkan dari ketinggian 1,80 meter pada lantai papan, maka bola harus kembali pada ketinggian antara 1,20 - 1,40 meter. Selain sarana dan prasarana, dalam bermain bola basket juga diperlukan penguasaan gerak dasar yang baik. Gerak dasar yang penting untuk dikuasai dalam berain bola basket, yaitu gerak dasar mengoper bola (passing), menggiring bola (dribbling), menembak (shooting) serta gerak dasar langkah kaki (pivot)
E. Pembelajaran Gerak Dasar Dribbling dalam Bola Basket Dribbling merupakan salah satu keterampilan gerak yang sangat penting untuk dikuasai dalam bermain bola basket. Dribbling bola basket biasa disebut juga menggiring bola. Dribbling atau menggiring bola adalah aktivitas membawa bola ke segala arah dengan cara dipantul-pantulkan di lantai menggunakan satu tangan baik dengan cara berjalan ataupun berlari. Kegunaan dari dribbling dalam bola basket adalah untuk mencari peluang serangan serta menerobos pertahanan lawan ataupun untuk memperlambat tempo permainan (Ahmadi, 2007: 17). Pada penelitian ini, penulis akan melakukan penelitian untuk dribbling bola basket. Kelangsungan gerak dasar dribbling bola basket ini terdiri dari 3 rangkaian gerak, yaitu persiapan, pelaksanan dan sikap akhir. Ketiga rangkaian gerak tersebut dirinci sebagai berikut : 1. Persiapan a) Berdiri tegak dengan kedua kaki dibuka selebar bahu. b) Pegang bola dengan kedua tangan dengan posisi tangan kanan di atas bola dan tangan kiri di bawah bola. c) Salah satu kaki melangkah ke depan berlawanan dengan tangan yang akan melakukan dribbling dan lutut sedikit ditekuk. d) Posisi badan condong kearah depan dan berada badan bertumpu diantara kedua kaki. 2. Pelaksanaan a) Bola dipantul-pantulkan ke lantai secara rileks dengan gerakan maju mundur atau ditempat.
b) Pandangan mata kearah depan. c) Gerakan pergelangan tangan rileks mengikuti gerakan bola. 3. Sikap akhir Setelah bola memantul dengan baik, Pegang bola dengan kedua tangan dengan posisi tangan kanan di atas bola dan tangan kiri di bawah bola dan kembali ke sikap siap. F. Modifikasi Alat Pembelajaran Alat pembelajaran merupakan fasilitas yang penting dalam sekolah karena bermanfaat untuk meningkatkan perhatian anak, dengan alat pembelajaran anak diajak secara aktif untuk memperhatikan apa yang di ajarkan oleh guru. Suatu hal yang harus diingat walaupun fasilitas alat pembelajaran yang dimiliki oleh sekolah kurang memadai, tetapi penggunaan alat pembelajaran itu diikuti dengan metode anak aktif sehingga efektifitas pembelajaran akan semakin baik. Alat pembelajaran adalah alat-alat atau perlengkapan yang digunakan oleh seorang guru dalam mengajar. Sedangkan untuk pangertian modifikasi, menurut Bahagia (1999/2000: 41), modifikasi diartikan sebagai pengubahan dari keadaan lama menjadi keadan baru. Perubahan itu dapat berupa bentuk, isi, fungsi, cara penggunaan dan manfaat tanpa sepenuhnya menghilangkan karakteristik semula. Di dalam
pengubahan atau Terdapat beberapa tujuan dari modifikasi Menurut Lutan (1988:3) yaitu : a) Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran. b) Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi.
c) Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar. Untuk melakukan modifikasi dalam pembelajaran guru haruslah memperhatikan segi keamanan dan keefektivitasannya, sebab pengembangan modifikasi akan sia-sia apabila hasil yang diperoleh tidak membawa dampak yang lebih baik. Dari uraian yang telah dikemukakan, penulis berpendapat bahwa modifikasi adalah proses pengembangan materi dengan cara merubah keadaan, bentuk, fungsi, susunan tanpa merubah hakikat aslinya, semua pengembangan itu dilakukan bertujuan untuk mempermudah proses belajar sehingga dapat mencapai hasil yang diinginkan. Untuk mempermudah pembelajaran gerak dasar dribbling bola basket pada siswa kelas VI SD Negeri 3 Sumberejo, Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus Tahun Pelajaran 2011/2012, penulis akan menggunakan modifikasi alat pembelajaran bola basket berupa bola plastik yang digantung dengan menggunakan tali karet dan bola karet. Keuntungan dari alat modifikasi yang akan digunakan oleh penulis dalam prose penelitian ini adalah hemat biaya, mudah didapatkan, lebih menarik, mengurangi resiko cidera pada proses pembelajaran dan mempermudah siswa dalam belajar gerak dasar dribbling bola basket karena ukuran bola modifikasi disesuaikan dengan kondisi fisik siswa sekolah dasar, selain itu, proses pembelajaran pun dilakukan dengan bentuk yang menarik. G. Kerangka Berpikir
Materi Pendidikan Jasmani merupakan kajian terhadap gerak manusia yang dikemas dalam muatan yang esensial, faktual dan aktual. Materi ini disampaikan dalam rangka memberikan kesempatan bagi siswa untuk tumbuh kembangkan secara proporsional, rasional, psikomotorik, kognitif, dan afektif. Agar pencapaian tujuan tersebut, proses pembelajaran yang dilaksanakan harus menyenangkan, menggembirakan dan mencerdaskan siswa. Proses pembelajaran berlangsung secara efektif apabila ada persesuaian dengan proses pertumbuhan, perkembangan dan kematangan. Dan sebaliknya, proses pertumbuhan dan perkembangan akan berlangsung dengan baik apabila disertai dengan pembelajaran. Selain itu, berhasil dan tidaknya proses belajar mengajar Pendidikan Jasmani ditentukan oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu guru dan sarana dan prasarana Pendidikan Jasmani sebagai alat untuk menjalankan kegiatan belajar mengajar Sekolah. Faktor eksternal yaitu meliputi faktor keluarga, faktor lingkungan dan faktor masyarakat. Jadi, jika disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan pertumbuhan siswa SD, maka proses pembelajaran Pendidikan Jasmani yang dilakukan pun harus disajikan dengan bentuk dan pola pembelajaran yang sederhana, karena salah satu tujuan dari proses pembelajaran Pendidikan Jasmani adalah untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan gerak berbagai macam permainan dan olahraga. Agar tujuan pembelajaran Pendidikan Jasmani yang diharapkan dapat terwuju, maka seorang guru harus mampu melakukan modifikasi alat pembelajaran ke dalam bentuk yang lebih sederhana, sehingga siswa tersebut dapat dengan mudah dalam hal
memahami dan mempraktikkan materi pembelajaran yang diberikan dengan baik dan benar. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis akan menggunakan modifikasi alat pembelajaran bola basket berupa bola plastik yang digantung dengan tali karet dan bola karet. Dari segi kegunaannya, kedua jenis bola tersebut memiliki karakteristik ukuran yang lebih ringan dibandingkan dengan alat pembelajaran bola basket yang sebenarnya sehingga alat tersebut tergolong sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan diri siswa sekolah dasar. Selain lebih ringan, jenis bola tersebut mudah didapatkan dan memiliki harga yang relatif murah sehingga guru dapat menyiapkan alat pembelajaran tersebut dengan jumlah yang banyak. Dengan alat pembelajaran yang memiliki jumlah banyak, diharapkan siswa dapat berperan aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Jika dilihat dari segi kegunaannya, bola plastik yang digantung dengan tali karet tersebut bertujuan untuk memperbaiki gerakan tangan siswa dalam melakukan gerak dasar dribbling bola basket, sehingga siswa dapat melakukan dribbling dengan rileks. Sedangkan dengan alat modifikasi berupa bola karet diharapkan siswa dapat melakukan gerak dasar dribbling bola basket secara keseluruhan dengan rangkaian gerak dasar yang baik dan benar. Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka penulis meyakini bahwa dengan menggunakan modifikasi alat pembelajaran bola basket berupa penggunaan bola plastik yang digantung dengan tali karet dan bola karet beserta kun yang disusun secara berbanjar dapat meningkatkan hasil pembelajaran gerak dasar dribbling dalam bola basket.
H. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : dribbling dalam bola basket diajarkan dengan menggunakan modifikasi alat pembelajaran berupa bola plastik yang digantung menggunakan tali karet dan bola karet, maka hasil pembelajaran gerak dasar dribbling bola basket