HUKUM OHM Oleh: Mr X ABSTRAK Telah dilakukan praktikum percobaan tentang hokum ohm. Percobaan tentang hokum ini bertujuan untuk membuktikan hokum ohm, menginterprestasikan grafiktegangan dan arus, serta menentukan besar hambatan suatu penghantar. Dari hasil percobaan diperoleh data sebagai berikut. Pada percobaan hokum ohm ini terdapat suatu rangkaian listrik yang akan diberikan hambatan dengan tegangan yang akan menghasilkan suatu arus listri. Pada percobaan hokum ohm ini dilakukan dengan menggunakan hambatan yang berbedabeda yaitu 47Ω, 100Ω, 470Ω. Dan untuk mencari suatu arus listrik terlebih dahulu kita merangkai dan meletakkan suatu hambatan tersebut dengan bantuan baterai sebesar 3V, kemudian setelah hambatan tersebut diletakkan dalam suatu rangkaian tersebut maka kita mengatur arus yang masuk pada multimeter atau volt meter dalam Potensionermeter. Disini juga terdapat scalar untuk menghidupkan suatu arus tersebut. Untuk melakukan percobaan tiap-tiap hambatan dilakukan percobaan diulang sebanyak 3 kali. Masing-masing hambatan menghasilkan suatu kuat arus dan tegangan yang berbeda-beda. Dalam percobaan, dengan hambatan sebesar 47Ω setelah diatur dalam potensiometer dapat menghasilkan suatu kuat arus sebesar 0,055A dengan tegangan nya sebesar 25,85V yang diperoleh dari suatu arus dikalikan dengan hambatannya. Dalam percobaan kedua dengan hambatan yang berbeda yaitu 100Ω dengan kuat arus yang sama menghasilkan suatu tegangan sebesar 5,5V. kemudian untuk percobaan yang ketiga dengan hambatan sebesar 470Ω dengan kuat arus yang sama menghasilkan suatu tegangan sebesar 25,85V. Setelah percobaan yan pertama telah dilakukan maka kita melakukan percobaan yang kedua dengan menggunakan kuat arus yang berbeda. Dengan menggunakan hambatan yang 47Ω setelah diatur dengan potensiometer dapat menghasilkan suatu kuat arus sebesar 0,036A dengan tegangan 1,692V. Dalam percobaan yang kedua dengan kuat arus yang sama tetapi menggunakan hambatan 100Ω dapat menghasilkan suatu tegangan sebesar 3,6V. kemudian untuk percobaan
yang ketiga juga menggunakan hambatan yang berbeda yaitu 470Ω tetapi masih menggunkan kuat arus yang kedua yaitu 0,036 sehingga menghasilkan suatu tegangan sebesar 16,92V. Untuk percobaan yang terakhir yaitu percobaan yang ketiga disini menggunakan hambatan yaitu 47Ω dengan mengatur potensiometer dapat menghasilkan kuat arus sebesar 0,045A dengan tegangannya yaitu 2,115V. Dalam percobaan yang kedua dengan kuat arus yang sama tetapi dengan hambatan yang berbeda yaitu 100Ω dapat menhhasilkan suatu tegangan 4,5V. Yang terakhir dalam percobaan kuat arus ini menggunakan hambatan 470Ω dengan tegangannya yaitu 21,15V. Setelah percobaan hokum ohm terhadap kuar arus telah dilakukan disini akan dilakukan suatu percobaan yang sama tetapi disini dengan hambatan yang tetap. Untuk melakukan percobaan sama seperti kuat arus. Setelah hambatan diletakkan pada rangkaian tersebut maka percobaan dimulai dan diulang sebanyak tiga kali. Untuk hambatan 47Ω dan setelah potensiometer telah diatur maka dapatlah tagangan sebesar 2,73V dan kuat arusnya sebesar 0,058A. Dan untuk percobaan yang kedua dengan hambatan yang sama dengan menggunakan potensometer didapat tegangan sebesar 2,73V dengan kuat arus sebesar 0,058A. untuk percobaan yang ketiga dengan hambatan yang sama pula yaitu 47Ω menghasilkan tegangan dan kuat arus yang besar masing tersebit yaitu 3,1V dan 0,065A.
Setelah hambatan yang pertama selesai dilakukan percobaan yang kedua disini akan diganti hambatannya yaitu 100Ω dengan menggunakan potensiometer yang telah diatur dapat menghasilkan tegangan sebesar 3,3V dan kuat arusnya 0,33.A Dilakukan percobaan yang kedua dengan hambatan yang sama dan menggunkan potensiometer yang telah diatur menghasilkan tegangan 2,9V dengan kuat arus 0,29A. Untuk percobaan yang ketiga ini dengan hambatan yang masih sama menghasilkan tegangan 3,1V dengan kuat arus 0,31A. Percobaan yang terakhir untuk hambatan yang cukup besar yaitu 470Ω dan masih menggunakan potensiometer untuk mengatur arus yang masuk setelah diatur sehingga menghasilkan tegangan sebesar 3,3V dan kuat arus 0,007A. Setelah itu percobaan yang kedua dengan hambatan yang sama dihasilkan tegangan sebesar 3,1 dengan kuat arus 0,0065A. Yang terakhir percobaan yang dengan hambatan 470Ω menghasilkan tegangan 2,9V dan kuat arusnya yaitu 0,006A. Setelah percobaan tentang hokum ohm yang dilakukan pada kuat arus yang tetap dan dengan hambatan yang tetap dapat disimpulkan melalui data yang diperoleh bahwa ketelitian dalam menghitung dan menentukan atau mengatur suatu alat potensiometer sangan diperlukan karena alat tersebut salah satu langkah setelah hambatan diletakkan pada suatu rangkaian aruys tersebut. Dalam kuar arus semakin besar
hambatan mempengaruhi besarnya suatu tegangan, walaupun dalam percobaan tersebut ada yang menghasilkan tegangan yang besarnya sama. Namun dini arus yang masuk dalm potensiometer juga dapat berpengaruh besarnya kuat arus dalam rangkaiain tersebut. Dalam hambatan tetap disini semaakin besar tegangan yang diperoleh maka semakin besar juga kuar arus yang dihasilkan meski dalam percobaan ditemikan dimana saat kuat arus tersebut mengalami kesamaan besar misalkan disini dalam percobaan yang pertama dengan yang kedua dengan hambatan 47Ω disini sama-sama menghasilkan kuat arus yang yaitu sebesar 0,058A. Namun dalam hambatan yang berbeda-beda disini dalam tegangan yang dihasilkan semakin banyak dilakukan percobaan semakin turun suatu besar tegangan tersebut di sini di karenakan catu daya atau bisa baterai mulai mengalami penurunan besar tegangan tersebut. Semakin lama dipakai maka semakin lemah kekuatan baterai tersebut sehingga di sini baterai sangat berpengaruh berjalannya suatu rangkaiai arus tersebut. Pada setiap percobaan tidak selamanya sempurna atau dapat dikatakan datadata yng diperoleh semuanya benar tetapi dalam melakukan percobaan pasti ada kesalahan relative pada tiap-tiap percobaan. Pada percobaan hokum ohm, terdapat kesalahan relative pada kuat arus tetap sebesar 14,9 %. Dan percobaan ini juga menghasilkan besar nya kuat arus dari I1,I2,I3 yaitu sebesar 0,045A (45 x 10-3A). Terjadinya kesalahan relative disini disebabkan kuarangnya ketelitian dalam melakukan percobaan.
DAFTAR ISI Halaman
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................... ABSTRAK............................................................................................... DAFTAR ISI............................................................................................ I. PENDAHULUAN................................................................................ A. Latar Belakang.................................................................. B. Tujuan percobaan.............................................................. II. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... III. PROSEDUR PERCOBAAN............................................................. A. ALat dan Bahan................................................................ B. Prosedur percobaan........................................................... IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN............................ A. Data Pengamatan............................................................... B. Pembahasan....................................................................... V. KESIMPULAN................................................................................... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Hukum ohm semulanya terdiri atas dua bagian. Bagian pertama tidak lain ialah definisi hambatan yakni V = IR. Sering hubungan ini dinamai hukum ohm. Akan tetapi Ohm juga menyatakan bahwa R adalah suatu kostanta yang tidak tergantung pada V maupun I. bagian kedua ini hukum tidak terlalu benar seluruhnya. Hubungan V=IR dapat diterapkan pada resistor apa saja di mana V adalah beda potensial antara kedua ujung hambatan dan I adalah arus yang mengalir di dalamnya, sedangkan R adalah hambatan atau resistansi resistor tersebut. Hokum ohm berbunyi “kuat arus yang mengalir dalam suatu penghantar (hambatan) besarnya sebanding dengan beda potensial (tegangan) antara ujungujung penghantar tersebut”. Pernyataan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut yaitu I∞V. Dan dalam kehidupan sehari-hari kuat arus diperlukan seperti kuat arus listrik. Sebagai contoh jika menghubungkan kawat ke baterai 6 V, aliran arus akan dua kali lipat dibandingkan jika dihubungkan ke 3 V. Pada hokum ohm disini menghubungkan antara kuar arus, tegangan dan hambatan.Untuk membuktikannya diperlukan sebuah percobaan. Disini misalkan diambil sebuah contoh arus listrik dengan aliran air di sungai atau pipa yang dipengaruhi oleh gravitasi. Jika pipa atau sungai hamper rata, kecepatan alir akan kecil. Tetapi jika satu ujung lebih tinggi dari yang lainnya, kecepatan aliran – atau arus – akan lebih besar. Makin besar perbedaan ketinggian makin besar arus. Bahwa potensial listrik analog, pada kasus gravitasi dengan ketinggian terbing, dan hal itu berlaku pada kasus ini untuk ketinggian dari mana fluida mengalir. Sama seperti penambahan ketinggian menyebabkan aliran air yang lebih besar, demikian pula beda potensial listrik yang lebih besar atau tegangan menyebabkan aliran arus listrik menjadi lebih besar. Tepatnya berapa besar aliran arus pada kawat tidak hanya tergantung pada tegangan tetapi juga pada hambatan yang diberikan kawat terhadap aliran electron. Dinding-dinding pipa atau tepian sungai dan batu-batu di tengahnya, memberikan hambatan terhadap aliran arus. Dengan cara yang sama electron-elektron diperlambat karena adanya interaksi dengan atom-atom kawat. Makin tinggi hambatan ini makin kecil arus untuk suatu tegangan V. sehingga arus berbading terbalik dengan hambatan. Pengukuran hambatan dengan amperemeter dan voltmeter Arus listrik pada rangkaian diukur dengan memasang amperemeter (berhambatan rendah) secara seri di dalamnya. Beda potensial diukur dengan menghubungkan voltmeter (berhambatan tinggi) pada kedua ujung resistor yang sedang dicari jadi dihubungkan secara parallel. Hambatan ressostor dihitung sebagai hasilbagi penunjukan voltmeter dengan apa yang terbaca pada ampereneter,sesuai hukum ohm