Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Kepatuhan Safety Riding pada Remaja di SMA Negeri 2 Sukoharjo Novita Chrussiawanti1), Happy Indri Hapsari2), Rufaida Nur Fitriana3) 1
Mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta
2
Dosen Stikes Kusuma Husada Surakarta
ABSTRAK
Kecelakaan lalu lintas merupakan masalah global dan banyak terjadi setiap harinya, sehingga perlu mengetahui kepatuhan pengendara kendaraan bermotor tentang safety riding terkait tentang pengetahuannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan remaja dengan kepatuhan safety riding di SMA Negeri 2 Sukoharjo. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptifkuantitatifdengan desain penelitian ini adalah case control. Sampel penelitian ini berjumlah 142 responden. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Tingkat pengetahuan remaja tentang kepatuhansafety riding termasuk dalam kategori cukup, yaitu sebanyak 90 responden (63,4%). Kepatuhan tentang safety riding termasuk dalam kategori patuh, yaitu sebanyak 86 responden (60,6%). Analisis data menggunakan Uji Spearman Rank Correlation dengan nilai korelasi Spearman Rank yaitu sebesar 0,802 dengan nilai signifikansi (p value) 0,000 < 0,05, mempunyai arah korelasi positif yang berarti bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan maka semakin tinggi pula kepatuhan safety riding pada remaja di SMA Negeri 2 Sukoharjo. Dari hasil penelitian didapatkan hasil, ada hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan safety riding pada remaja di SMA Negeri 2 Sukoharjo. Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan safety riding pada remaja di SMA Negeri 2 Sukoharjo.
Kata Kunci
: Tingkat Pengetahuan, Safety Riding, Kepatuhan, Remaja
Correlation between Adolescents’ Knowledge Level and Their Obedience to Safety Riding at State Senior Secondary School 2 of Sukoharjo ABSTRACT
Traffic accident is a global problem, and it happens every day. Therefore, we need to know the riders’ obedience to safety riding. The objective of this research is to investigate the correlation between the adolescents’ knowledge level and their obedience to safety riding at State Senior Secondary School 2 of Sukoharjo. This research used the descriptive quantitative method with the case control design. The samples of research consisted of 142 respondents. They were taken by using the purposive sampling technique. The data were analyzed by using the Spearman’s Rank Correlation test. The result of research shows that the 90 respondents (63.4%) had the moderate knowledge level about the obedience to safety riding, and 86 respondents (60.6%) were obedient to the safety riding as indicated by the value of the Spearman’s Rank correlation test of 0.802 with the significance value (p-value) of 0.000 which was less than 0.05. The value had a positive correlation direction, meaning that the higher the knowledge of the safety ridings, the higher the obedience to the safety riding was. Thus, there was a correlation between the adolescents’ knowledge level and their obedience to safety riding at State Senior Secondary School 2 of Sukoharjo. Keywords: Knowledge level, safety riding, obedience, adolescents References: 27 (2004 – 2013) pengendara Safety Riding yang lebih
Pendahuluan Kecelakaan lalu lintas merupakan masalah global seiring dengan terjadinya pergeseran pola penyakit dari penyakit menular ke penyakit tidak menular (Russeng, 2011). Masalah keselamatan di jalan sangat erat kaitannya dengan lalu lintas karena berbagai kecelakaan yang dapat menimbulkan kerugian dan kematian. Faktor manusia yang paling dominan
penyebab
terjadinya
kecelakaan diantara faktor kendaraan, dan faktor lingkungan. Keselamatan lalu lintas menjadi salah satu prioritas yang harus
diutamakan
(Ryan&Hartini,
dan 2013).
diperhatikan Perilaku
memperhatikan
baik
itu
untuk
keamanan, kenyamanan dan kepatuhan terhadap peraturan lalu lintas untuk mencegah resiko terjadinya kecelakaan lalu lintas, sebagaimana dilakukan untuk mengutamakan
keselamatan
bagi
pengemudi maupun penumpang (Riqky, 2009). Kecelakaan lalu lintas merupakan masalah global. Faktor manusia yang paling dominan penyebab terjadinya kecelakaan diantara faktor kendaraan, dan faktor lingkungan. Angka kejadian kecelakaan di dunia telah mencapai 1.5 juta korban meninggal dan 35 juta
korban luka luka. Ditjen Perhubungan
Negeri 2 Sukoharjo peneliti melakukan
Darat
wawancara
mengatakan
bahwa
kejadian
tentang
safety
riding
kecelakaan lalu lintas di Indonesia
terhadap 3 remaja yang mengendarai
mencapai 62.960. Wilayah sukoharjo
sepeda motor. Hasil wawancara terhadap
menurut
angka
3 remaja mengatakan mengerti tentang
kecelakaan mencapai 226 kejadian dan
safety riding seperti mempunyai SIM
56 jiwa meninggal dunia.
dan STNK, menggunakan helm saat
Rumusan Masalah
berpergian,
kapolres
sukoharjo
Berdasarkan masalah dari uraian pendahuluan
di
atas
penulis
menyalakan
klakson,
menyalakan lampu sign, memasang spion
dengan
lengkap,
tidak
ingin meneliti “Apakah ada hubungan
memboncengkan lebih dari 2 orangtetapi
antara
remaja
tidak mematuhinya. Seperti hal nya 2
dengan kepatuhan safety riding di SMA
remaja yang belum mempunyai SIM dan
Negeri 2 Sukoharjo?”
belum patuh terhadap peraturan lalu
Tujuan Penelitian
lintas tentang Safety Riding dan
tingkat
pengetahuan
Tujuan
1
UmumUntuk
remaja yang mempunyai SIM dan patuh
tingkat
terhadap peraturan lalu lintas tentang
pengetahuan remaja dengan kepatuhan
Safety Riding. Akibatnya akan banyak
safety
resiko
mengetahui
hubungan
riding
di
SMA
Negeri
2
Sukoharjo.
resiko
terjadinya
kecelakaan
hingga meningkatnya angka kematian
Tujuan
khususUntuk
kecelakaan lalu lintas. SMA Negeri 2
mengetahui karakteristik remaja di SMA
Sukoharjo ini belum pernah ada yang
Negeri
melakukan
2
Sukoharjo,
Untuk
penelitian
dengan
mengidentifikasi tingkat pengetahuan
menghubungkan tingkat pengetahuan
remaja di SMA Negeri 2 Sukoharjo
dengan kepatuhan safety riding secara
tentang
Untuk
kuantitatif maupun kualitatif. Upaya
mengidentifikasi kepatuhan safety riding
untuk menilai tingkat pengetahuan dan
remaja di SMA Negeri 2 Sukoharjo,
kepatuhan
Untuk menganalisis hubungan tingkat
kuantitatif
pengetahuan dengan kepatuhan safety
kuesiner
riding pada remaja SMA Negeri 2
kepatuhan safety riding.
Sukoharjo
Metode Penelitian
safety
riding,
Hasil studi pendahuluan pada tanggal 20 November 2014 di SMA
safety dapat tingkat
riding
secara
dilakukan
dengan
pengetahuan
dan
Penelitianinidilakukandenganmet odeDeskriptifKuantitatif.Desain
penelitian Case Controlyaitu peneliti
meningkat. Ho: Tidak ada hubungan
melakukan pengukuran pada variabel
tingkat pengetahuan dengan kepatuhan
dependen dahulu, sedangkan variabel
safety riding di SMA 2 Sukoharjo. Ha:
independen ditelusuri secara retrospektif
Ada hubungan tingkat pengetahuan
untuk menentukan ada tidaknya faktor
dengan kepatuhan safety riding di SMA
yang berperan. Penelitian ini dilakukan
2 Sukoharjo.
pada 5 Maret 2015 sampai dengan 25
Tehnik
Maret 2015 di SMA Negeri 2 Sukoharjo.
analisa
analisa
univariat
menjelaskan JenisKelamin Frekuensi
Persentase (%) Laki-laki 78 54,9 Perempuan 64 45,1 Total 142 100% Populasi dalam penelitian ini adalah
menggunakan
dilakukan variabel
untuk tingkat
pengetahuan, kepatuhan safety riding, dan
karakterisitik
responden
yang
meliputi umur, jenis kelamin, mulai umur berapa mengendarai sepeda motor.
semua siswa kelas XI dan XII SMA
Selanjutnya disajikan dalam bentuk
Negeri 2 Sukoharjo yang menggunakan
tabel dan pengujian data dilakukan
sepeda
dengan uji Spearman Rank Correlation.
motor.
Jumlah
keseluruhan
populasi sebesar 220 siswa. Sampel
Hasil Penelitian
penelitian adalah siswa kelas XI dan XII SMA
Negeri
2
Sukoahrjo
yang
didapatkan berdasarkan rumus besar
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
sampel yakni sebanyak 142 siswa. Teknik
penarikan
sampel
Berdasarkan tabel 4.1 tentang
yakni
Karakteristik Responden Berdasarkan
purposive sampling.
Jenis Umur
Frekuensi
16 tahun 17 tahun 18 tahun
45 90 7
Total Hipotesis penulis
142 dari
menyimpulkan
kepatuhan
Persentase (%) 31,7 63,3 5
uraian
100% diatas
bahwa
berkendara
jika
Kelamin
Hasil
penelitian
diketahui bahwa mayoritas responden berjenis
kelamin
laki-laki
yaitu
sebanyak 78 siswa (54,9%).
Tabel 4.2. Karakteristi Responden Berdasarkan Umur
tidak
dilaksanakan maka safety riding akan menjadikan tingkat keselamatan dijalan
Tabel
4.2
Karakteristik
Responden Berdasarkan Umur hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas
responden berumur 17 tahun yaitu
responden (63,4%).
sebanyak 90 siswa (63,3%).
Tabel 4.5 Distribusi Kepatuhan Safety
Tabel 4.3 Karakteristik Responden
Riding Pada Remaja SMA Negeri 2
Berdasarkan Mulai Umur Berapa
Sukoharjo
Siswa Mengendarai Sepeda Motor Persentase (%) 14 tahun 12 8,5 15 tahun 98 69 16 tahun 32 22,5 Total 142 100% Berdasarkan tabel 4.5 Kepatuhan
MulaiUmur Tabel
4.3
Karakteristik
Responden Berdasarkan Mulai Umur Berapa
Siswa
Mengendarai
Sepeda
Motor hasail penelitian diketahui bahwa mayoritas responden berumur 15 tahun yaitu sebanyak 98 siswa (69%).
Frekuensi
safety riding pada remaja SMA Negeri 2 Sukoharjo diketahui bahwa mayoritas responden termasuk ke dalam kategori
Tabel
4.4
Tingkat
Pengetahuan
“patuh” yaitu sebanyak 86 responden
(60,6%). NilaiKorelasiSpearman pVariabel Rank value Tingkat Persentase Tingkat pengetahuanremajatentangkepatuhansafety Frekuensi (%) Pengetahuan – 0,802 riding 0,000 KepatuhanSafety Baik 28 19,7 Riding Cukup 90 63,4 Remaja Kurang 24 16,9 Tentang Total 142 100% Kepatuhan Safety Riding
Tabel 4.5. Hasil Uji Spearman Rank Correlation
Berdasarkan tabel 4.4 tingkat pengetahuan remaja tentang kepatuhan safety riding diketahui bahwa mayoritas responden
mempunyai
tingkat
Berdasarkan tabel 4.6 Hasil uji tingkat
pengetahuan
dengan
safety
pengetahuan tentang kepatuhan safety
riding pada remaja SMA Negeri 2
riding yang “cukup” yaitu sebanyak 90
Sukoharjo diketahui bahwa nilai korelasi
Kepatuhansafety Persentase Frekuensi ridingremaja (%) Patuh 86 60,6 Tidakpatuh 56 39,4 Total 142 100%
Spearman Rank yaitu sebesar 0,802, hal ini menandakan adanya hubungan yang tinggi
antara
tingkat
pengetahuan
dengan
kepatuhan
safety
riding,
dilakukan oleh Mahawati, dkk (2013)
sedangkan nilai p-value sebesar 0,000 <
dengan judul “Pola Interaksi Determinan
0,05, hal ini berarti Ho ditolak dan Ha
Perilaku Safety Riding dalam Upaya
diterima artinya ada hubungan tingkat
Eliminasi
pengetahuan dengan kepatuhan safety
Kecelakaan
riding pada remaja di SMA Negeri 2
Meningkatkan Kualitas Hidup Generasi
Sukoharjo.
Muda”
Gangguan Lalu
Lintas
didapatkan
mayoritas
Hendra
terdapat memiliki
(2008),
baik yaitu 58% dan responden yang
pendidikan dan informasi yang cukup
memiliki
sangat
tentang safety riding yaitu 42%.
berperan
Guna
hasil
responden
&
pengetahuan tentang safety riding yang
PEMBAHASAN Menurut
Kesehatan
dalam peningkatan
pengetahuan
kurang
baik
pengetahuan. Pengetahuan diperlukan
Kepatuhan dapat diartikan mengikuti
sebagai
dalam
suatu spesifikasi, standar atau hukum
menumbuhkan sikap dan perilaku setiap
yang telah diatur dengan jelas yang
hari, sehingga dapat dikatakan bahwa
biasanya diterbitkan oleh lembaga atau
pengetahuan
organisasi yang berwenang dalam suatu
dorongan
terhadap
psikis
merupakan tindakan
stimulasi seseorang.
bidang
tertentu
(Tondok,
Berdasarkan hasil penelitian diketahui
Berdasarkan
bahwa mayoritas responden memiliki
dilakukan di SMA Negeri 2 Sukoharjo
tingkat
pengetahuan
diketahui bahwa mayoritas responden
safety
riding
yaitu
cukup
tentang
sebanyak
90
responden (63,4%) dibandingkan siswa
mempunyai
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian
perilaku
patuh,
yang
yaitu
sebanyak 86 responden (60,6%).
yang tingkat pengetahuannya kurang maupun baik.
hasil
2013).
Penelitian yang sejalan dengan penelitian
yang
dilakukan
oleh
Rakhmani
(2013),
didapatkan
hasil
penelitian yang dilakukan oleh Asdar,
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
M. dkk (2013) dengan judul ”Perilaku
kepatuhan remaja tentang safety riding
Safety Riding pada Siswa SMA di
diantaranya adalah pemahaman tentang
Kabupaten Pangkep” didapatkan hasil
tata tertib berlalu lintas, sikap remaja
bahwa mayoritas responden memiliki
tentang kepatuhan tata tertib lalu lintas
pengetahuan tentang safety riding adalah
dan
cukup, yaitu 107 orang (61,1%). Hasil
efektivitasnya. Ketiga unsur ini sangat
ini berbeda dengan penelitian yang
adanya
program
tilang
dan
mempengaruhi kepatuhan remaja dalam
diketahui
tentang safety riding.
responden mempunyai tingkat
Hasil terdapat
penelitian
menunjukkan
hubungan
antara
tingkat
bahwa
pengetahuanyang cukup. 2. Kepatuhan safety riding pada
pengetahuan remaja dengan kepatuhan
remaja
safety
Sukoharjo
riding
di
SMA
Negeri
mayoritas
2
SMA
Negeri
diketahui
2
bahwa
Sukoharjo. Hasil ini sesuai dengan
mayoritas responden termasuk
pendapat dari Wardani (2013), bahwa
ke dalam kategori patuh.
pengetahuan atau kognitif merupakan
3. Terdapat
domain terpenting bagi terbentuknya
tingkat
tindakan
kepatuhan safety riding pada
seseorang.
Perilaku
yang
hubungan
antara
pengetahuan
dengan
disadari oleh pengetahuan akan lebih
remaja
langgeng daripada perilaku yang tidak
Sukoharjo.
disadari oleh pengetahuan. Pengetahuan diperlukan
sebagai
dorongan
psikis
di
2
1. Bagi Responden Remaja di SMA Negeri 2
setiap hari, sehingga dapat dikatakan
Sukoharjo
bahwa
dapat
merupakan
Negeri
Saran
dalam menumbuhkan sikap dan perilaku
pengetahuan
SMA
hendaknya
lebih
untuk
meningkatkan
stimulasi terhadap tindakan seseorang,
pengetahuan
terutama dalam hal pengetahuan tentang
tentang safety riding dengan
safety riding. Penelitian yang dilakukan
cara mencari informasi lebih
oleh Wahyu, (2013) dengan judul
mendalam tentang safety riding
“Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan
di media elektronik, seperti
Penyakit
televisi, radio dan internet.
Akibat
Kepatuhan
Merokok
Berhenti
Dengan
Merokok Pada
Remaja Di Desa Kacangan Kecamatan Andong” terdapat
didapatkan hubungan
pengetahuan
dan
kepatuhan
2. Bagi Institusi Pendidikan Dengan
adanya
hasil
hasil
bahwa
penelitian ini dapat berguna
antara
tingkat
sebagai bahan bacaan dan acuan
terhadap
belajar serta bisa diaplikasikan
responden
kepatuhan.
dalam Masa Orientasi Siswa
Simpulan
(MOS)
1. Tingkat
pengetahuan remaja
tentang kepatuhan safety riding di SMA Negeri 2 Sukoharjo
dengan
tentang safety riding. 3. Bagi Peneliti
penerapan
Peneliti dapat mengetahui hubungan
antara
pengetahuan
remaja
tingkat
melakukan penelitian tentang
dengan
faktor-faktor
kepatuhan safety riding.
lain
yang
berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan
4. Bagi Peneliti Lain Peneliti lain hendaknya dapat
penelitian ini, misalnya dengan
mengembangkan
misalnya
dan
kepatuhan,
adalah
keyakinan,
dukungan keluarga dan sosial.
Asdar, M., dkk (2013). Perilaku Safety
Daftar Pustaka
Riding pada Siswa SMA di Anonim. (2012).3.410 Orang Tewas Kecelakaan
di
Jateng.
Kabar17.com. Diakses tanggal 7
Kabupaten Pangkep. Fakultas Kesehatan
Masyarakat,
Universitas Hasanudin.
Juni 2013. Azizah, dkk., (2011). Hubungan Tingkat AnungWinahyu(2013).
Pengetahuan
tentang
KepatuhanRemajaterhadap Tata
Pentingnya
Imunisasi
Dasar
Cara TertibBerlaluLintas (Studi
dengan
di
Melaksanakan Imunisasi di BPS
Kepatuhan
Hj. Umi Salamah di Desa Kauman, Peterongan, Jombang. DusunSeyeganSrihardonoPundongBant ul). Vol 2. No 2.
UNIPDU.
Ardhyantoro dan Kumalasari (2010). Kesehatan
Badan Penelitian Dan Pengembangan
untuk
Kesehatan
dan
Kesehatan
RI.(2010).
Keperawatan. Jakarta: Salemba
Kesehatan
Dasar
Medika.
2010).
Mahasiswa
Reproduksi
Prodi D-III Kebidanan, FIK
Kebidanan
Kementerian Riset
(Riskesdas Online
http://www.litbang.depkes.go.id. Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Diakses tanggal 24 Desember 2014.
(2005).
Isnaini, dkk., (2011). Hubungan Tingkat
Keperawatan Medikal Bedah.
Pengetahuan dan Sikap Ibu
(Edisi 8), Jakarta: EGC.
terhadap Kepatuhan Pemberian
Brunner
&
Suddarth,
Imunisasi Dasar pada Bayi di Ditjen Perhubungan Darat. (2008-2012). Perhubungan
Darat
dalam
Desa
Mororejo
Kabupaten
Kaliwungu
Kendal.
Angka.
Jakarta:
Keperawatan,
www.hubdat.web.id.
Diakses
Semarang.
Fakultas UNIMUS
tanggal 26 Desember 2014. Mahawati, dkk (2013). Pola Interaksi Hasrul, S. (2012). Remaja Awal. Online:
Determinan Perilaku “Safety
http://remajaawal.blogspot.com/
Riding” dalam Upaya Eliminasi
2012_05
Gangguan
_02_archive.html.
Diakses tanggal 5 Januari 2015.
Kesehatan
&
Kecelakaan Lalu Lintas Guna Meningkatkan Kualitas Hidup
Hendra. (2008). Konsep Pengetahuan.
Generasi Muda. Laporan Akhir,
www.scribd.com/doc/44463497/
Universitas Dian Nuswantoro,
. Diakses tanggal 9 Januari
Semarang.
2015. Mihawati, E., dkk (2013). Pola Interaksi Hidayat.
A.
A.
Penelitian
(2010).
Metode
Keperawatan
&
Determinan
Perilaku
Safety
Riding dalam Upaya Eliminasi
Teknik Analisis Data. Jakarta:
Gangguan
Kesehatan
dan
Salemba Medika.
Kecelakaan Lalu Lintas Guna Meningkatkan Kualitas Hidup
Hisyam, J (2013). Identifikasi Ciri-ciri Perkembangan Remaja AwalAkhir.
Generasi
Muda.
Universitas
Dian Nuswantoro, Semarang.
Online:
http://hisyamjayuz.blogspot.com
Notoatmodjo.
S.
(2007).
Promosi
/2013/12/identifikasi-ciri-ciri-
Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
perkembangan.html.
Jakarta: Rineka Cipta.
Diakses
tanggal 12 Januari 2015. Notoatmodjo.
S.
(2012).
Promosi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku
(Edisi Revisi 2012). Jakarta: Rineka Cipta.
Riwidikdo. H. (2010). Stistik Kesehatan. Yogyakarta:
Nursalam
(2011),
Konsep
Penerapan
dan
Mitra
Cendekia
Press.
Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan
Russeng, S,R. (2011). Kelelahan Kerja
Pedoman Skripsi, Tesis, dan
dan Kecelakaan Lalu Lintas.
Instrumen
Makassar: Ombak.
penelitian
keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.
Sambodo, P.(2010).Faktor-faktor yang Berhubungan
Perwitaningsih, Ryan. Eko, Hartini. (2013).
Hubungan
Pengetahuan
dan
antara Sikap
dengan
Penggunaan
Helm
Nasional (SNI) oleh Pengendara Sepeda
Motor
sebagai
terhadap Praktik Keselamatan
Pelindung
dan Kesehatan Berkendaraan
Berkendara.Skripsi.
motor
Semarang.
pada
Mahasiswa
Standar
alat
Keselamatan Undip,
Kesehatan Masyarakat. Satlantas Rakhmani, F. 2013. Kepatuhan Remaja
Polrestabes
(datatahun
).
Semarang. Data
dalam Berlalu Lintas. Fakultas
Kecelakaan
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
sampai Maret 2013. SatLantas
Universitas
Polrestabes
Tanjungpura
Pontianak.
Bulan
Angka Januari
Semarang,
http://satlantapolrestabessemara ng.blogspot.com.
Rifqy, A. (2009). Hubungan antara Umur,
Tingkat
Pengetahuan,
Diakses
tanggal 7 Januari 2015.
Pendidikan,
Sikap
terhadap
Sidik.(2009).
Pengaruh
Safety Riding Awarenes pada
Orang
Pengendara
Mengendarai
Ojek
Sepeda
Tua
dan
Pengawasan Kebiasaan
Sepeda
Motor
Motor.http://ejournal-
terhadap
s1.undip.ac.id/index.php/jkm/art
Siswa
icle/view/1566
Bululawang. Skripsi. Fakultas
Kesehatan Masyarakat.
Jurnal
di
Kebiasaan SMP
Ekonomi UM.
Belajar
Negeri
1
Karakteristik Siregar.(2010).
Faktor-faktor
yang
Pengendara,
Kesehatan Masyarakat.
Berhubungan dengan Perilaku Safety
Riding
(Berkendara
Undang-UndangRepublik
dengan Aman) pada Civitas
Nomor
Akademika
Syarif
TentangLaluLintasdanAngkutan
Tahun
Jalan.
UIN
Hidayatullah
Jakarta
22
Indonesia
Tahun
2009
2010. Skripsi. FKIK UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Wardani, N. R., (2013). Hubungan Pengetahuan
Smeltzer
C.
Suzanne,
Suddarth.
Brunner
(2005). Buku
tentang
IMS
&
dengan Tanda-tanda IMS pada
Ajar
Wanita Usia Subur di Klinik
Keperawatan Medikal Bedah.
Voluntary
EGC: Jakarta.
Testing
Counseling (VCT)
and
Puskesmas
Bergas Kabupaten Semarang. Sugiono.
(2007).
Statistika
Akademi
untuk
Kebidanan
Ngudi
waluyo.
Penelitian. Bandung: Alfabeta.
(2013).Indonesia
Wahyu, K., (2013). Hubungan antara
dalamKrisisKepatuhanHukum.Rajawali.
tingkat pengetahuan penyakit
Jakarta.
akibat
Sumaryati,
merokok
kepatuhan
berhenti
dengan merokok
Tondok, M.S., dkk. (2013). Intensi
pada remaja di desa kacangan
Kepatuhan Menggunakan Helm
kecamatan andong. Universitas
Pada
Muhammadiyah Surakarta, Ilmu
Pengendara
Sepeda
kesehatan
Motor: Aplikasi Teori Perilaku Terencana. http://share.pdfonline.com. Diakses
tanggal
10
Januari
World
health
organization,
(2004).AngkaKejadianKecelaka anLaluLintas
2015.
DuniaDisebabkanoleh Tyas, P. Hernen, S. Ackmad, W. (2010). Model
Peluang
Kecelakaan
Sepeda
Motor
Berdasarkan
di Safety
Ridding KurangMemadahi.Geneve, Switzerland.
Yang
Yusuf,
S.
(2006).
Perkembangan
Psikologi Anak
dan
Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.