ABSTRAK HUBUNGAN TINDAKAN KEPERAWATAN PRE OPERATIF DENGAN TINGKAT KECEMASAN KLIEN DENGAN FRAKTUR DI RUMAH SAKIT DR.DODI SARJOTO LANUD SULTAN HASANUDDIN MAKASSAR Afriani Nur Sekolah Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar
Kecemasan merupakan perasaan yang terus-menerus akan kesedihan dan ketidakpastian, cemas berbeda dengan rasa takut, dimana cemas di sebabkan oleh hal-hal yang tidak jelas termasuk di dalamnya klien yang akan menjalani operasi.pada bulan Januari sampai bulan Desember 2013 terdapat 585 klien yang menjalani operasi fraktur di Rumah sakit Dr.Dodi sarjoto lanud Sultan Hasanuddin Makassar dengan jenis kecemasan yang bervariasi karena mereka tidak tahu konsekuensi pembedahan dan takut terhadap prosedur itu sendiri. Tujuan penelitian Untuk mengetahui Hubungan Tindakan keperawatan pre operatif terhadap tingkat kecemasan pada klien dengan fraktur yang akan dilakukan tindakan operasi di Rumah Sakit DR.Dodi Sarjoto Lanud Sultan Hasanuddin Makassar. Jenis Penelitian adalah survei analitik dengan metode Cross Sectional . Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit DR.Dodi Sarjoto Lanud Sultan Hasanuddin Makassar. Waktu penelitian ini berlangsung selama 4 minggu,dengan jumlah sampel sebanyak 30 sampel. Hasil penelitian diuji dengan uji alternative Fisher Exact untuk melihat hubungan antara tindakan keperawatan preoperatif dan tingkat kecemasan didapatkan adanya hubungan antara tingkat kecemasan dan tindakan keperawatan dalam signifikansi nilai α < 0,.05 dengan menggunkan uji Chisquare . Simpulan penelitian ini adalah Terdapat hubungan tindakan keperawatan preoperatif terhadap tingkat kecemasan pada klien fraktur yang dirawat di ruang bedah Rumah Sakit DR.Dodi Sarjoto Lanud Sultan Hasanuddin Makassar. Kata Kunci : Tindakan Preoperatif dan Kecemesan Pendahuluan Tujuan pembangunan Nasional pada Hakekatnya adalah Pembangunan Manusia Indonesia Seutuhnya dan pembangunan seluruhnya Masyarakat Indonesia dibidang Kesehatan Merupakan integrasi dari pembangunan Nasional yang di arahkan untuk mencapai derajat kesejahteraan dan Kesehatan masyarakat secara optimal, mandiri baik jasmani dan rohani
Kecemasan merupakan perasaan yang terus-menerus akan kesedihan dan ketidakpastian, cemas berbeda dengan rasa takut, dimana cemas di sebabkan oleh hal-hal yang tidak jelas termasuk di dalamnya klien yang akan menjalani operasi karena mereka tidak tahu konsekuensi perbedahan dan takut
terhadap prosedur itu sendiri (Abraham &Stanley 1996) Gejala Kecemasan Meliputi fisik, emosi, kognitif. Kecemasan yang Sering muncul pada pasien merupakan salah satu respon individu terhadap Situasi yang mengancam atau mengganggu integritas diri berbagai dampak Psikologis yang dapat muncul adalah adanya ketidaktahuan akan pengalaman pembedahan yang akan mengakibatkan kecemasan yang terekspresi dalam berbagai bentuk seperti marah, menolak atau apatis terhadap kegiatan keperawatan. Klien yang cemas sering mengalami ketakutan atau perasaan tidak tenang (Abraham &Stanley 1996) Berbagai bentuk ketakutan yang muncul seperti ketakutan akan hal yang di ketahui seperti terhadap pembedahan, anastesi, masa depan, keuangan, dan tanggung jawab keluarga, ketakutan terhadap nyeri atau kematian atau ketakutan akan perubahan citra diri dan konsep diri (Abraham &Stanley 1996) Kecemasan dapat menimbulkan adanya perubahan fisik maupun psikologis yang akan sering mengaktifkan syaraf otonom dimana detak jantung menjadi bertambah,tekanan darah naik,frekuensi nafas bertambah dan secara umum mengurangi tingkat energi pada klien,sehingga dapat merugikan individu itu sendiri. Berdasarkan konsep psikoneuroimunologi; Kecemasan Merupakan stressor yang dapat menurunkan sistem imunitas tubuh. Hal ini terjadi melalui serangkaian aksi yang di perantarai oleh HPA-axis (Hipothalamus, pituitaria dan adrenal) Stress akan merangsang Hiphothalamus untuk
meningkatkan produksi CRF (Corticotropin Releasing Faktor). CRF ini selanjutnya akan merangsang kelenjar pituitari anterior untung meningkatkan produksi ACTH (Adreno Cortico tropin Hormon). Hormon ini yang akan merangsang korteksadrenal untuk meningkatkan sekresi kortison. Kortisol inilah yang selanjutnya akan menekan sistem imun tubuh . (Lilis & taylor, 1997) Kegiatan keperawatan yang dapat dilakukan antara lain mengidentifikasi faktor – faktor yang mempengaruhi resiko pelaksanaan operasi, mengkaji kebutuhan fisik dan psikologi selama masa pra bedah. Pengkajian terhadap kondisi fisik, psikologis, sosiokultural dan dimensi spritual pada klien penting karena pembedahan merupakan stressor utama psikologis, mempengaruhi pola koping support sistem dan dkebutuhan sosiokultural.Penurunan rasa cemas dan takut merupakat hal yang sangat penting selama masa preoperatif karna stress emosional ditambah dengan stress fisik meningkatkan resiko pembedahan. Berbagai bentuk sistem dukungan (support Sistem) dapat memfasilitasi penurunan stress. Data awal yang di peroleh di bagian rekam medis RS.DR Dodi Sarjoto Lanud Sultan Hasanuddin Makassar pada Bulan Januari – Desember 2012 Jumlah Pasien Yang di Operasi Fraktur Yaitu Sebanyak 639 Orang Sedangkan pada bulan Januari – Desember 2013 sebanyak 585 Orang. Metode Penelitian dilaksanakan dengan metode Cross Sectional. Dimana Cross Sectional adalah pengukuran tingkat kecemasan responden menjelang operasi dan sekaligus dievaluasi
kualitas tindakan keperawatan pre operasi yang telah di berikan oleh perawat sebelum dilaksanakan operasi.(Sastroasmoro,2004). Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Bedah Rumah Sakit DR.Dodi Sarjoto Lanud Sultan Hasanuddin Makassar. Waktu penelitian ini berlangsung selama 4 minggu,yaitu dari tanggal 12 bulan Februari – 7 Maret 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah Adalah seluruh klien yang menglami fraktur yang akan mengalami Operasi di Rumah Sakit DR.Dodi Sarjoto Lanud Sultan Hasanuddin Makassar. Sampel dalam penelitian adalah Sebagian Klien yang mengalami Fraktur dan Akan menjalani Operasi di
Rumah Sakit DR.Dodi sarjoto Lanud Sultan Hasanuddin Makassar.sampel dalam penelitian ini adalah subjek yang akan di pilih dengan menggunakan teknik pengambilan sampel, accidental sampling artinya dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia disuatu tempat sesuai dengan konteks penelitian. Data dikumpulkan dari responden setelah responden mendapatkan tindakan keperawatan preoperatif. Data yang dikumpulkan yaitu meliputi tindakan apa saja yang telah dilakukan oleh perawat terhadap klien dan tingkat kecemasan klien.
Hasil Berikut ini dibahas hasil penelitian yang telah dilaksanakan selama tanggal 12 Februari 2014 sampai dengan 07 Maret 2014 di Ruang Bedah Dr.Dodi Sarjoto Lanud Sultan Hasanuddin Makassar yang meliputi gambaran deskriptif responden, gambaran deskriptif tingkat kecemasan dan tindakan keperawatan serta analisa hubungan antara tindakan keperawatan dan tingkat kecemasan. Tabel 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok Umur di Ruang Bedah Rumah Sakit Dr.Dodi Sarjoto Lanud Sultan Hasanuddin Makassar Usia responden
N
%
20 – 30 31 – 40
2 18
6,7 60,0
41 – 50 >50 Jumlah
9 1 30
30,0 3,3 100,0
Sumber : Data Primer 2014 Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar responden 19 (60,0 %) merupakan kelompok usia 31-40 tahun. Dan responden dengan usia 41-50 sebanyak 9 ( 30 %) sedangkan 20-30 tahun sebanyak 2 responden ( 6,7 % ) dan hanya 1 ( 3,3%) yang usia diatas 50 tahun.
Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan di Ruang Bedah Rumah Sakit Dr.Dodi Sarjoto Lanud Sultan Hasanuddin Makassar. Tingkat Pendidikan SD
N
%
1
3,3
SLTP
8
26,7
SLTA PT Jumlah
14 7 30
46,7 23,3 100,0
Sumber : Data
Primer,2014
Berdasarkan data diatas terlihat bahwa tingkat pendidikan terbanyak dari responden adalah SLTA 14 (46,7 %). Dan SD sebanyak 1 ( 3,3 %) , SLTP sebanyak 8 ( 26,7%), sedangkan PT sebanyak 7(23,3%)
Tabel 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan di ruang Bedah Rumah Sakit Dr.Dodi Sarjoto Lanud Sultan Hasanuddin Makassar Pekerjaan
N
%
Tidak Bekerja Tani
3
10,0
7
23,3
Swasta
7
23,3
PNS/TNI
13
43,4
Jumlah
30
100,0
SumberData Primer,2014 Dari tabel diatas tampak gambaran bahwa sebagian besar responden yaitu 7 (23,3 %) memiliki pekerjaan swasta. Dan yang bekerja sebagai petani sebanyak 7 (23,3%) dan PNS/ TNI 13(43,4%) sedangkan yang tidak bekerja sebanyak 3 (10%).
Tabel 4 Karakteristik responden berdasarkan Tingkat Kecemasan di Ruang Bedah Rumah Sakit Dr.Dodi Sarjoto Lanud Sultan Hasanuddin Makassar Tingkat Kecemasan Cemas Berat
n
%
22
73,3
Cemas Sedang Jumlah
8 30
26,7 100,0
Sumber : Data primer 2014 Berdasarkan pada Tabel diatas terlihat bahwa berdasarkan Skala Hamilton Anciety Rating Scale; tingkat kecemasan responden dalam cemas sedang dan cemas Berat . Jumlah terbanyak adalah klien dengan kecemasan sedang yaitu 22 responden (73,3 %), sedangkan responden dengan cemas berat sebanyak 8 ( 26,7%)
Tabel 5 Karakteristik responden berdasarkan Tindakan Perawatan Pre Operatif di Ruang Bedah Rumah Sakit Dr.Dodi Sarjoto Lanud Sultan Hasanuddin Makassar Tindakan Pre operatif
N
%
Kurang
22
73,3
Baik
8
26,6
30
100,0
Jumlah M sumber : Data Primer,2014
Berdasarkan pada Tabel diatas maka terlihat bahwa sebagian besar tindakan keperawatan yang diselenggarakan oleh perawat kurang adekuat yaitu sebanyak 22 tindakan (73,3 %) dan yang baik sebanyak 8 tindakan (26,6 %).
Tabel 6 Hubungan Tindakan Pre Operatif dengan tingkat Kecemasan di Ruang Bedah Rumah Sakit Dr.Dodi Sarjoto Lanud Sultan Hasanuddin Makassar Tingkat Kecemasan Tindakan Pre Operatif
Cemas berat
P Value Jumlah
Cemas Sedang
n
%
n
%
n
%
Kurang
21
70,0
1
3,3
22
73,3
Baik
1
3,3
7
23,3
8
26,7
Jumlah
22
73,3
8
26,7
30
100,0
0,011
Sumber : Data primer,2014 Berdasarkan Tabel diatas tergambar bahwa responden dengan tindakan pre Operatif yang baik sebanyak 8(26,7%) dan yang mengalami cemas sedang 7 (23,3%) dan yang cemas berat sebanyak 1(3,3%) . sedangkan responden yang mendapat tindakan pre operatif dengan skala kurang sebanyak 22 (16,7%) responden dan yang mengalami cemas sedang sebanyak 1 (3,3%) dan yang cemas berat 21 (70%) dari hasil uji Chisquare menunjukan adanya hubungan antara tingkat pelayanan keperawatan preoperatif dengan kecemasan dimana terdapat gambaran bahwa responden yang mendapatkan tindakan preoperatif relatif baik cenderung memiliki kecemasan yang sedang Berdasarkan analisis yang dilakukan dengan menggunakan uji Chisquare didapatkan nilai kemaknaan 0,011 dimana < 0,05 atau Hipotesis ditolak; yang berarti bahwa terdapat hubungan antara tindakan keperawatan preoperatif terhadap tingkat kecemasan. Pembahasan Berdasarkan pada karakteristik responden didapatkan bahwa sebagian besar responden berusia 31-40 tahun (60,0 %). Dan yang usia diatas 50 tahun sebanyak 1 (3.3%) Hal ini dimungkinkan karena fraktur dapat disebabkan oleh trauma baik langsung maupun tidak langsung (Oswari, 1993) yang kemungkinannya besar terjadi pada kelompok usia produktif, baik akibat kecelakaan kerja maupun kecelakaan lainnya. (Lonquist & Weiss, 1997). Selanjutnya berdasarkan pekerjaan juga didapatkan bahwa penderita sebagian besar bekerja adalah PNS dan TNI (43,3 %). Hal ini dimungkinkan karena latar
belakang Rumah sakit tempat penelitian adlah Rumah sakit TNI.asehingga melahirkan asumsi ditengah Masyarakat bahwa hanya merawat PNS dan anggota TNI saja.namun demikian patut untuk dipertimbangkan adanya faktor perilaku ikut berperan seperti yang dikemukkan oleh Green (1999) Berdasarkan tingkat kecemasan klien didapatkan bahwa sebagian besar klien mengalami kecemasan sedang 22 (73,3%) dan 8 (26, % yang mengalami cemas berat. Hal ini sesuai dengan konsep bahwa klien yang akan dioperasi akan mengalami kecemasan (Chitty, 1997). Dari data juga didapat bahwa tingkat kecemasan klien
berfariasi dari tingkatan mengalami kecemasan sedang , dan tingkat kecemasan yang berat . Hal ini juga sesuai dengan pendapat Peplau (1963) dalam (Chitty, 1997) yang menyebutkan bahwa kecemasan dapat terjadi dalam suatu rentang (kontinuum). Menurut Carpenito (1995) kecemasan pada klien yang akan menjalani operasi biasanya merupakan kecemasan derajad sedang. Namun dalam penelitian ini dapat dijelaskan kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor : 1) alat ukur yang digunakan merupakan alat ukur untuk mengukur derajad kecemasan umum sehingga mungkin kurang valid dalam mengukur derajad kecemasan preoperasi; 2) Tingkat kecemasan yang diukur merupakan tingkat kecemasan yang telah mendapatkan intervensi keperawatan, sehingga kemungkinan derajad kecemasan yang terjadi telah mengalami penurunan akibat tindakan keperawatan preoperatif. Berdasarkan tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan oleh para perawat Ruang Bedah terhadap klien yang akan diopera Dr.dodi sarjoto lanud sultan hasanuddin Makassar terdapat gambaran bahwa tindakan keperawatan yang memiliki rentang kurang sebanyak 25 (83,3 %) tindakan dan tindakan keperawatan preoperatif yang Baik sebanyak 5 tindakan (16,7%). Namun dari seluruh responden tidak ada yang tidak mendapatkan tindakan keperawatan preoperatif. Adanya tindakan Simpulan 1. Klien dengan Fraktur yang akan menjalani operasi di ruang bedah mengalami kecemasan dalam rentang cemas sedang sampai dengan kecemasan Berat . Derajad kecemasan terbanyak adalah kecemasan sedang (73,3 %). 2. Klien dengan fraktur yang akan menjalani operasi mendapatkan
yang dalam tingkat yang berbeda dimungkinkan karena pengambilan data yang dilakukan masih dalam tahap-tahap preoperatif sehingga memungkinkan adanya tindakan keperawatan yang diberikan pada klien setelah pengambilan data; dan hal ini tidak diikuti oleh peneliti sehingga seluruh tindakan kepeawatan selesai dilaksanakan. Berdasarkan pada Chisquare untuk melihat hubungan antara tindakan keperawatan preoperatif dan tingkat kecemasan didapatkan adanya hubungan antara tingkat kecemasan dan tindakan keperawatan dalam signifikansi nilai α < 0,.05 . Hal ini secara teoritik dapat diterangkan bahwa adanya berbagai tindakan keperawatan merupakan bentuk dukungan profesional dan dukungan sosial yang dapat memberikan pengaruh baik fisik maupun psikologis sehingga klien merasa lebih aman dan akhirnya kecemasan dapat menurun (Lonquis & Weiss, 1997). Selain itu juga karena kecemasan lebih merupakan pengalaman psikologis dan lebih sering timbul karena ketidaktahuan tentang konsekuensi pembedahan dan prosedur bedah itu sendiri (Chitty, 1997; Stuard&Laraia, 1998) maka klien yang mendapatkan persiapan preoperasi tentu akan lebih memiliki pemahaman karena dalam persiapan preoperatif terkandung unsur persiapan psikologis dan sekaligus bentuk komunikasi untuk mengurangi ketidaktahuan tentang konsekuensi pembedahan. ( Lilis & taylor, 1997).
3.
tindakan keperawatan preoperatif Jumlah/kuantitas tindakan keperawatan preoperatif yang diberikan rata-rata masih kurang sesuai dengan apa yang diharapkan. Terdapat hubungan tindakan keperawatan preoperatif terhadap tingkat kecemasan pada klien fraktur yang dirawat di ruang
bedah Rumah Sakit DR.Dodi Sarjoto Lanud Sultan Hasanuddin Makassar. Saran 1.
Perlunya dilakukan penelitian dalam lingkup yang lebih luas sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasikan, dengan melibatkan faktor-faktor pengontrol/perancu yang mungkin mempengaruhi tindakan
2.
3.
keperawatan preoperatif maupun terhadap tingkat kecemasan. Perlunya disusun alat ukur khusus dalam pengukuran kecemasan untuk situasi preoperatif sehingga lebih mampu mencerminkan gambaran tingkat kecemasan yang sebenarnya. Perlu peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan keperawatan preoperatif yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial dan spiritual.
Abraham & Stanley,1996, Konseling Keperawatan, Penerbit EGC, jakarta
George, Julia B ,1990 Nursing Theories, The Base For Professional Nursing Practice, Appleton & Lange, Conecticut
Ader, Albert,1996 Psichoneuroimmunology, J.B Lippincott Company, Philadelphia
Guyton & Hall ,1996 Fisiologi Kedokteran, Penerbit EGC, Jakarta
Bayne, Marilyn V & Ignatavicus, Donna D ,1991 Medical – Surgical Nursing, A Nursing Proccess Approach, W. B Saunders Co,, Philadelphia
Kozier,Barbara; Erb, Glenora ,1991 Fundamentals Of Nursing, Concepts, Proccess and Practice, AddisonWesley Co. Inc.,Philadelphia
Burns, Nancy & Grove, Susan K. (1999) Understanding Nursing Research, 2nd ed., W.B Saunders Co., Philadelphia
Lillis,
DAFTAR PUSTAKA
Chitty, Kay K. ,1997 Professional Nursing, Concepts and Challenge, 2nd edition, W.B Saunders Co, Philadelphia Carpenito, Linda Juall,1995 Nursing Diagnosis, JB Lippincott Co. Philadelphia Dempsey, Patricia Ann & Dempsey, Arthur D. ,1995 Nursing Research With Basic Statistical Application, Jones & bartlett Publ., Boston Depkes RI.1990.Teori kecemasan.http://avg.urlseek.vmn.net. diakses 6-12-201
Carol; Taylor, Carol ,1997 Fundamentals of Nursing, The Arts and Science of Nursing Care, 3rd ed.,J.B. Lippincott Co., Philadelphia
Lonnquist, Linne E & Weiss, Gregory L,1997 The Sociology of Health, Healing and Illness, 2nd edition, Prentice-Hall, New Jersey Oswari, E,2005 Bedah dan Perawatannya, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Price, S.A; Wilson, LM ,2005 Fisiologi Proses-Proses Penyakit, edisi Terjemah, Penerbit EGC, Jakarta Rothrock, Jane C ,1999Perencanaan Asuhan Keperawatan Perioperatif, EGC, Jakarta
Sastroasmoro, S & Ismail, S,2004. DasarDasar Metodologi Penelitian Klinik, Binarupa Aksara, Jakarta.
Sugiyono ,2001 Statistik Nonparametris Untuk Penelitian, Cet. 2, C.V Alfabeta, Bandung
Schwartz,2000 Ilmu Bedah, edisi Tejemah, Penerbit EGC, Jakarta
Sugiyono ,2000 Statistik Untuk Penelitian, Cet. 2, C.V Alfabeta, Bandung Tim
Santoso, Singgih ,2000 Statistical Product and Service Solutions Versi 7,5, Cet. 3, Elek Media Computindo, Jakarta Stromborg, Marylin F. ,2001 Instruments for Clinical Nursing Research, Appleton & lange, Connecticut
Penyusun STIK Makassar,2014.Pedoman Penulisan Skripsi. Edisi:10 Program Studi Ilmu keperawatan STIK Makassaar.