HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN SUAMI DENGAN PERAN SUAMI SELAMA PERAWATAN KEHAMILAN ISTRI DI PUSKESMAS BAKI-SUKOHARJO
SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan
Disusun oleh: PRISKHILA AYU SEPTYANINGRUM ST13054
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015
2
3
SURAT PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Priskhila Ayu Septyaningrum NIM
: ST13054
Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1) Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (sarjana), baik di STIKes Kusuma Husada Surakarta maupun di perguruan tinggi lain. 2) Karya tulis ini adalah gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukan Tim Penguji. 3) Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka. 4) Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.
Surakarta, 3 Agustus 2015 Yang membuat pernyataan,
(Priskhila Ayu Septyaningrum) NIM. ST13054
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Hubungan Status Pekerjaan Suami Dengan Peran Suami Selama Perawatan Kehamilan Istri Di Puskesmas Baki-Sukoharjo”. Penulis banyak mendapatkan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak selama penyusunan penelitian ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada yang terhormat: 1.
Dra. Agnes Sri Hartati, M. Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
2.
Anita Istiningtyas, S. Kep. Ns, M. Kep., selaku dosen pembimbing utama dan penguji I yang telah dengan sangat sabar memberikan bimbingan, pengarahan, dan saran-saran kepada penulis sejak rencana penelitian sampai pengujian Skripsi ini.
3.
Sunardi, SKM, M. Kes., selaku dosen pembimbing pendamping dan penguji II yang juga dengan sangat sabar memberikan bimbingan, pengarahan, dan saran-saran kepada penulis sejak rencana penelitian sampai pengujian Skripsi ini
5
4.
dr. Puji Hastuti, selaku Kepala Puskesmas Baki yang telah memberikan ijin waktu dan tempat kepada peneliti untuk melakukan penelitian.
5.
drg. Tri Prasetyo Nugroho, M M, selaku Kepala Puskesmas Gatak yang telah memberikan ijin waktu dan tempat kepada peneliti untuk melakukan penelitian.
6.
Dosen STIKES Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.
7.
Seluruh karyawan perpustakaan STIKES Kusuma Husada Surakarta yang telah membantu memberikan informasi tentang buku-buku referensi untuk penulisan Skripsi ini.
8.
Bidan-bidan Puskesmas Baki yang telah bersedia meluangkan waktu membantu dalam penelitian.
9.
Civitas Akademik Prodi S-1 Keperawatan yang telah membantu dalam proses penelitian ini
10. Semua pihak yang telah memberikan bantuan sehingga penyusunan Skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari bahwa Skripsi ini tidak lepas dari kekurangan karena terbatasnya pengetahuan, dan kemampuan penulis. Penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu kimia dan bagi pihak yang memerlukannya. Surakarta, 3 Agustus 2015
Penulis
6
DARTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................
ii
SURAT PERNYATAAN..................................................................................
iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................
iv
DAFTAR ISI .....................................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii DAFTAR TABEL ............................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................
x
ABSTRAK .......................................................................................................
xi
BAB I
PENDAHULUAN ...........................................................................
1
1.1 Latar Belakang ...........................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................
6
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................
6
1.4 Manfaat Penelitian .....................................................................
7
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................
9
2.1 Tinjauan Pustaka ........................................................................
9
2.1.1 Kehamilan ...........................................................................
9
2.1.2 Peran Suami ........................................................................
21
BAB II
7
2.1.3 Status Pekerjaan Suami .......................................................
26
2.2 Keaslian Penelitian .....................................................................
30
2.3 Kerangka Teori ...........................................................................
32
2.4 Kerangka Konsep .......................................................................
33
2.5 Hipotesis .....................................................................................
33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................
34
3.1 Rancangan Penelitian .................................................................
34
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................
34
3.3 Populasi dan Sampel ..................................................................
35
3.5 Variabel, Definisi Operacional dan Skala Pengukuran ..............
37
3.5 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data .............................
37
3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas .....................................................
39
3.7 Pengolahan dan Analisa Data .....................................................
41
3.8 Etika Penelitian ...........................................................................
43
BAB IV HASIL PENELITIAN ......................................................................
45
4.1 Gambaran Umum .......................................................................
45
4.2 Hasil penelitian ..........................................................................
46
PEMBAHASAN ...............................................................................
49
5.1 Status Pekerjaan Suami ..............................................................
49
5.1 Peran Suami Selama Kehamilan Isteri .......................................
49
BAB V
5.1 Hubungan Status Pekerjaan dengan Peran Suami Selama Kehamilan Isteri ...................................................................
51
8
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................
55
6.1 Kesimpulan .................................................................................
55
6.2 Saran ...........................................................................................
55
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
56
9
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Kerangka Teori ...........................................................................
32
Gambar 2.2 Kerangka Konsep .......................................................................
33
10
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Penelitian Sejenis yang Berhubungan .........................................
29
Tabel 3.1 Variabel, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran ...............
35
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Jawaban Instrumen untuk Mengukur Peran Suami dlam Perawatan Kehamilan .........................................................
36
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Status Pekerjaan Responden .....................
46
Tabel 4.2 Peran Sumai dalam Perawatan Kehamilan di Puskesmas Baki .
46
Tabel 4.3 Tabulasi silang antara status pekerjaan suami dengan peran suami dalam perawatan kehamilan isteri di Puskesmas Baki Kabupaten Sukoharjo .................................................................
47
11
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Penjelasan Penelitian
Lampiran 2.
Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3.
Koesioner Penelitian
Lampiran 4.
Jadwal Penelitian
Lampiran 5.
Ijin Studi Pendahuluan Penelitian dari Puskesmas Baki
Lampiran 6.
Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas dari Puskesmas Gatak
Lampiran 7.
Ijin Studi Penelitian dari Puskesmas Baki
12
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015
Priskhila Ayu Septyaningrum
Hubungan Status Pekerjaan Suami Dengan Peran Suami Selama Perawatan Kehamilan Istri Di Puskesmas Baki-Sukoharjo Abstrak
Tingkat kesejahteraan suatu keluarga erat hubungannya dengan status pekerjan suami sebagai kepala keluarga. Angka Kematian Ibu (AKI) dapat ditekan/ dikurangi dengan meningkatkan perawatan kehamilan ibu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan status pekerjaan suami terhadap peran suami selama perawatan kehamilan istri di Puskesmas Baki Sukoharjo. Jenis penelitian analitik (korelasi) dengan metode penelitian cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling sebanyak 47 orang. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2014 sampai Juli 2015. Metode analisis data menggunakan uji statistik chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% atau a = 0,05. Sebagian besar responden bekerja sebagai buruh/karyawan/pegawai yaitu sebanyak 24 responden (51,1%). Sebagian besar suami memiliki peran dalam perawatan kehamilan isteri kategori sedang sebanyak 31 orang (66%)Hasil uji Chi-square diperoleh nilai X2 hitung = 15,495 dengan nilai p = 0,004 (p< 0,05) yang berarti ada hubungan yang signifikan antara status pekerjaan suami dengan peran suami dalam perawatan kehamilan isteri. Penelitian ini menyimpulkan ada hubungan yang signifikan antara status pekerjaan suami dengan peran suami dalam perawatan kehamilan isteri di Puskesmas Baki Kabupaten Sukoharjo. Hasil penelitian ini menjadi informasi bagi suami tentang perlunya peran suami dalam kehamilan isteri guna menjaga kesehatan kehamilan dan kelancaran proses persalinannya. Kata Kunci: pekerjaan, peran suami, perawatan kehamilan Daftar Pustaka: 34 (2000-2013)
13
BACHELOR PROGRAM IN NURSING SCIENCE KUSUMA HUSADA HEALTH SCIENCE COLLEGE OF SURAKARTA 2015
Priskhila Ayu Septyaningrum
Correlation between Husbands’ Employment Status and Their Role during Their Wives’ Prenatal Care at Community Health Center of Baki, Sukoharjo
ABSTRACT
The prosperity level of a household is closely related to the husband’s employment status as a head of the family. The maternal mortality rate can be minimized or reduced by improving the prenatal care. The objective of this research is to investigate the husbands’ employment status and their role during their wives’ prenatal care at Community Health Center of Baki, Sukoharjo. This research used the analytical correlational method with the cross-sectional approach. It was conducted from November 2014 to July 2015. The samples of research consisted of 47 respondents and were taken by using the purposive sampling technique. The data of research were statistically analyzed by the Chi-square Test with the confidence level of 95% or a = 0.05. The result of research shows that 24 husbands (51.1%) had the employment status as laborers/clerks/employees. 31 husbands (66%) had the role in their wives’ prenatal care as indicated by the result of the Chi-square test in which the value of X2 count was 15.495 with the p-value = 0.004 which was less than 0.05, meaning that there was a significant correlation between the husbands’ employment status and their role during their wives’ prenatal care at Community Health Center of Baki, Sukoharjo. Thus, the result of this research becomes information for the husbands of the importance of their role in their wives’ pregnancy as to maintain their wives’ prenatal health and the smoothness of delivery process.
Keywords: Employment, husbands’ role, prenatal care References: 34 (2000-2013)
14
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang World Health Organization (WHO) memperkirakan 585.000 perempuan meninggal setiap hari akibat komplikasi kehamilan, proses kelahiran, dan aborsi yang tidak aman. Sekitar satu perempuan meninggal setiap menit. Survei Demografi dan Kesatuan Indonesia (SDKI) menyatakan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi di kawasan ASEAN, walaupun sudah terjadi penurunan dari 307 per 100.00 kelahiran hidup (SDKI 2002-2003) menjadi 248 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 (Depkes RI, 2007). Tingginya AKI di Indonesia tersebut erat kaitannya dengan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan reproduksi dan pemeriksaan kesehatan selama kehamilan (Widodo dkk, 2005). Permasalahan tingginya AKI dan rendahnya kualitas kesehatan reproduksi perempuan adalah adalah budaya patriarkat (Anonymous, 2007). Para suami lebih sering memandang penderitaan istri selama menjalani kehamilan sebagai suatu yang wajar dan harus dialami perempuan hamil. Jarang ada pembicaraan serius tentang keluhan-keluhan yang dialami sehingga pertolongan seringkali terlambat datang. Carroli, Rooney dan Villar (2001) menyatakan bahwa perawatan kehamilan yang berkualitas akan dapat memberikan intervensi pencegahan yang efektif
1
15
dalam upaya menghindari terjadinya kematian maternal atau kesakitan yang parah karena dengan perawatan kehamilan yang berkualitas dapat mendeteksi risiko secara dini. Data SDKI 2012 menunjukan rata-rata angka kematian ibu (AKI) tercatat mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Rata-rata kematian ini jauh melonjak dibanding hasil SDKI 2007 yang mencapai 228 per 100 ribu (Dahlan, 2009). Indonesia
sebagai
salah
satu
negara
berkembang
telah
menunjukkan hal yang menggembirakan karena angka kematian bayi telah menurun. Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2007 diperoleh Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 26,9 per 1000 kelahiran hidup, angka ini sudah jauh menurun dibandingkan tahun 2002-2003 sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup. Target AKB pada Milenium Development Goals (MDGS) 2015 sebesar 17 per 1000 kelahiran hidup. Penurunan angka ini masih tinggi bila dibandingkan dengan angka kematian bayi di negara ASEAN lainnya (Aisyan, 2011). Kematian perinatal merupakan indikator derajat kesehatan ibu dan anak dalam pelayanan obstetrik secara umum. Kematian perinatal merupakan masalah yang membutuhkan perhatian secara serius dibeberapa negara termasuk Indonesia. Berbagai program dan pelayanan telah dilakukan untuk menurunkan kejadian perinatal misalnya promosi kesehatan, pembagian pamflet belum menunjukkan hasil yang optimal. (Aisyan, 2011).
16
Studi kasus yang dilakukan Hasnah (2003) di RSUD Purworejo, menyatakan bahwa perbaikan perawatan selama persalinan dan kehamilan dapat mengurangi kematian maternal dan kematian perinatal. Perbaikan aspek ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan, dapat membantu mengatasi 64 persen penyebab kematian ibu. Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan yang terjadi pada saat kehamilan maupun persalinan, 42 hari pasca persalinan di Indonesia masih tinggi. Penyebab dari kematian maternal anatara lain: ketidaktahuan suami dalam mengenal komplikasi, keterlambatan mengenal bahaya di rumah, keterlambatan menuju fasilitas pelayan kesehatan. Faktor sosial budaya yaitu sosial ekonomi yang rendah, pengetahuan yang terbatas didukung oleh tradisi budaya juga mengakibatkan penanganan komplikasi kehamilan yang kurang cepat (Hasnah, dkk. 2003). Peran suami diperlukan untuk mendukung istri mendapatkan pelayanan antenatal yang baik. Suami diharapkan menemani istri dalam berkonsultasi sehingga dapat juga mempelajari mengenai gejala-gejala dan komplikasi yang mungkin dialami selama kehamilan (Widayatun, 2001). Suami juga bisa lebih memahami keaadan emosi istri, mengetahui dan mengikuti tahap perkembangan bayi (Umami, 2007). Keterlibatan laki-laki dalam kesehatan reproduksi diketahui memberikan dampak yang positif terhadap kesehatan perempuan dan anak-anak termasuk mendapatkan pelayanan kesehatan ibu. Sebuah penelitian di India tentang pemberian pendidikan antenatal kepada calon ayah menunjukkan peningkatan yang signifikan terhadap frekuensi
17
kunjungan
ke klinik dan penurunan kematian perinatal terhadap
perempuan yang suaminya mendapatkan pendidikan antenatal (Ishak, 2005) Tingkat kesejahteraan keluarga dipengaruhi oleh status pekerjaan dan besarnya pendapatan suami yang berkerja. Sumber pendapatan yang dimaksud adalah setiap aktifitas usaha atau bukan usaha yang memberi penerimaan keuangan bagi rumah tangga. Besarnya pendapatan erat hubungannya dengan status pekerjaan seorang suami (Putri, 2013). Suami yang mempunyai pekerjaan akan lebih menjamin finansial selama perawatan kehamilan istri dan biaya pesalinan istrinya. Suami mampu memenuhi kebutuhan gizi selama kehamilan, memilih tempat dan tenaga kesehatan yang nantinya akan menolong persalinan sampai menyiapkan biaya persalinannya, sehingga akan lebih terjamin kesehatan dan keselamatan ibu dan anak. Resiko seorang suami yang bekerja kurang memiliki waktu luang dan tenaga dalam menjaga istrinya yang sedang hamil seperti dalam mengantar istri periksa kehamilan hanya bisa dilakukan jika di luar jam kerja serta dalam membantu pekerjaan rumah sehari-hari (Nugroho, 2000). Seorang suami yang tidak mempunyai pekerjaan kurang menjamin secara finansial selama perawatan kehamilan istri dan biaya pesalinan istrinya, seperti kurang terpenuhinya kebutuhan gizi selama kehamilan dan ketidaksiapan dalam perencanaan persalinan sehingga kesehatan atau keselamatan ibu dan anak kurang terjamin. Suami yang tidak bekerja lebih mempunyai waktu luang yang lebih dalam menjaga istrinya yang sedang
18
hamil seperti dalam mengantar istri periksa kehamilan serta lebih mampu membantu pekerjaan rumah sehari-hari. Hasil penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan status ekonomi dan angka kematian bayi yang dilakukan oleh Septiana Dwi Susanti Aisyan, Sitti Nur Djannah, dan Yuniar Wardani (2010) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara status ekonomi keluarga dengan angka kematian bayi perinatal. Sosial ekonomi keluarga yang rendah didapatkan bayi perinatal mati sebesar 10 persen dan sosial ekonomi tinggi didapatkan bayi perinatal hidup sebesar 58 persen (Aisyan, 2011). Ibu hamil yang tidak mendapatkan pelayanan perawatan kehamilan yang berkualiats berpeluang dalam kejadian kematian maternal Susanti (2002). Puskesmas Baki merupakan salah satu puskesmas yang terletak di Sukoharjo dengan jumlah penduduk 56.562 jiwa (Januari 2013). Studi pendahuluan
yang
dilakukan
oleh
peneliti
di
Puskesmas
Baki
mendapatkan laporan pada bulan November 2014 diketahui jumlah ibu hamil yang ada di wilayah Puskesmas Baki adalah 88 orang. Pengamatan dari peneliti diperoleh 7 ibu hamil yang periksa kehamilannya, namun hanya 1 orang suami yang ikut mengantarkan dan menemani istrinya berkonsultasi saat periksa kehamilannya. Sebegian besar ibu hamil yang berkonsultasi tentang kehamilan mereka di wilayah kerja Puskesmas Baki menyatakan bahwa suami mereka tidak mengantarkan/ menemani konsultasi karena sedang bekerja.
19
Pentingnya pengaruh status pekerjaan terhadap peran suami dalam perawatan kehamilan istri , maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang hubungan sttus pekerjaan suami terhadap peran suami selama perawatan kehamilan istri di Puskesmas Baki Sukoharjo. 1.2 Rumusan Masalah Tingkat kesejahteraan suatu keluarga erat hubungannya dengan status pekerjan suami sebagai kepala keluarga. Angka Kematian Ibu (AKI) dapat ditekan/ dikurangi dengan meningkatkan perawatan kehamilan ibu, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara status pekerjaan dengan peran suami selama perawatan kehamilan istri di Puskesmas Baki Sukoharjo. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan status pekerjaan suami terhadap peran suami selama perawatan kehamilan istri di Puskesmas Baki Sukoharjo 1.3.2 Tujuan khusus 1. Untuk mengidentifikasi status pekerjaan suami, 2. untuk mengidentifikasi peran suami selama perawatan kehamilan istri, 3. untuk mengetahui hubungan antara status pekerjaan suami dengan peran suami selama perawatan kehamilan istri. 1.4 Manfaat Penelitian
20
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1.4.1 Bagi puskesmas Baki-Sukoharjo Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi puskesmas untuk melibatkan suami selama perawatan kehamilan istri. 1.4.2 Bagi suami yang istrinya sedang hamil Hasil
penelitian
pengetahuan
dapat
tentang
dijadikan perawatan
informasi kehamilan
serta
menambah
sehingga
dapat
meningkatkan peran suami selama perawatan kehamilan istri. 1.4.3 Bagi perawat Hasil
penelitian dapat
menambah dan mengembangkan ilmu
pengetahuan di bidang keperawatan maternitas khususnya tentang perawatan kehamilan istri. 1.4.4 Bagi institusi Hasil penelitian dapat melengkapi kajian mengenai hubungan status pekerjaan dan peran suami terhadap kehamilan istri. 1.4.5 Bagi Peneliti Lain Hasil penelitian akan berguna sebagai data dasar untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya khususnya tentang peran suami selama perawatan kehamilan 1.4.6 Bagi Peneliti Sebagai pengalaman peneliti dalam pemecahan masalah dengan metode ilmiah khususnya dalam perawatan kehamilan.
21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Tinjauan Pustaka 1.1.1 Kehamilan 2.1.1.1 Definisi Kehamilan (pregnancy) adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin (Wiknjosastro, 2005). Kehamilan bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses fisiologis yang membutuhkan peningkatan proses metabolisme dan nutrisi untuk pertumbuhan janin. Kehamilan dibagi ke dalam 3 periode yang mempunyai interval sama (13 minggu atau 3 bulan) yang sering dikenal dengan trisemester I, II, III (Siswosudarmo, 2008). Penentuan kehamilan yang sudah lanjut tidak sulit. Penentuan kehamilan awal seringkali sulit, terutama bila pasien mengeluh terlambat haid beberapa minggu saja. Keadaan akan lebih sulit jika pasien sengaja menyembunyikan kehamilannya, misal dalam keadaan unwanted pregnancy, atau sebaliknya pada orang yang sangat menginginkan kehamilan (Siswosudarmo, 2008). 2.1.1.2. Tanda-Tanda Kehamilan 1. Tanda kehamilan tidak pasti (probable signs). a. Amenore: terlambat haid. b. Mual dan muntah (morning sickness): keadaan ini normal pada ibu hamil. Mual dan muntah kemungkinan disebabkan
9
22
oleh
meningkatnya
estrogen
yang
mempengaruhi
metabolisme hepar, serta menurunnya motilitas lambung, dapat diperberat oleh makanan yang baunya menusuk dan juga oleh emosi penderita yang tidak stabil. Cara mengatasi mual dan muntah dapat dengan memberi makanan ringan dan mudah dicerna, namun apabila sudah dalam keadaan tidak normal dapat diberikan obat anti muntah atas petunjuk dokter. c. Mastodinia: rasa kencang dan sakit pada payudara. d. Quickening: persepsi gerakan janin pertama. e. Keluhan kencing: frekuensi kencing bertambah dan sering kencing malam, disebabkan oleh desakan uterus yang membesar dan tarikan oleh uterus ke kranial. f. Konstipasi: susah buang air besar, terjadi karena efek relaksasi progesterone pada tonus otot usus atau karena perubahan pola makan. g. Perubahan berat badan: pada kehamilan 2-3 bulan terjadi penurunan berat badan karena nafsu makan menurun dan muntah-muntah. Pada bulan selanjutnya berat badan akan meningkat karena sampai stabil menjelang aterm. h. Perubahan temperatur basal lebih dari 3 minggu. i. Perubahan warna kulit: warna kulit kehitam-hitaman pada dahi, punggung hidung, kulit daerah tulang pipi.
23
j. Perubahan payudara: Pada usia kehamilan 6-8 minggu tuberkel Montgomery mulai menonjol akibat stimulasi prolaktin. k. Perubahan pada pelvis: Chadwick’s sign (warna kebiruan pada vagina), Hegar’s sign (pelunakan di istmus uteri). l. Pembesaran perut. m. Kontraksi uterus: perempuan mengeluh perutnya kencang, tetapi tidak disertai rasa sakit. n. Balotment. 2. Tanda kehamilan pasti. a. Denyut jantung janin (DJJ): DJJ dapat didengarkan dengan stetoskop Laenec pada minggu 17-18. b. Palpasi: gerakan janin dapat dirasakan dengan jelas setelah minggu ke-24. c. Rontgenogrphyi: gambaran tulang-tulang janin tampak setelah minggu 12-14. Pemeriksaan ini hanya boleh dikerjakan
bila
terdapat
keraguan
dalam
diagnosis
kehamilan karena janin sangat peka terhadap sinar X. d. Ultrasonography:
alat
ini
sangat
penting
dalam
mendiagnosis kehamilan dan kelainan-kelainannya, karena gelombang suara sampai saat ini dinyatakan tidak berbahaya. e. Fetal EEG: fetal EEG dapat direkam pada minggu ke-12 dengan menggunakan alat fetalcardiography.
24
f. Tes laboratorium: tes kehamilan yang sering dipakai adalah tes inhibisi koagulasi yang bertujuan mendeteksi adanya HCG dalam urin. (Siswosudarmo, 2008). 2.1.1.3. Perubahan Anatomis dan Fisioligis pada Kehamilan 1. Perubahan pada alat genital dan payudara a. Uterus: besar uterus dapat mencapai 1000 kali besarnya sebelum hamil, bertnya mencapai 30 kali dan isinya kurang lebih adalah 5 liter. Uterus yang membesar akan memberikan penekanan terhadap alat sekitarnya sehingga memberikan keluhan-keluhan gastrointestinal, respirasi, kardiovaskuler, dan sistem urinaria. b. Vagina dan serviks: banyak wanita mengeluh keputihan selama kehamilan. c. Ovarium: selama kehamilan, ovarium menjadi inaktif karena hormone pituitaria ditekan oleh estrogen dan progesterone plasenta. d. Payudara: pertumbuhan payudara dipacu oleh estrogen dan prolaktin, pada kulit timbul striae dan beberapa vena tampak membesar. Serta areola dan papila lebih hiperpigmentasi. 2. Perubahan sistem endokrin Perubahan-perubahan
hormonal
selama
kehamilan
terutama akibat produksi estrogen dan progesteron plasenta dan juga hormon-hormon yang dikeluarkan oleh janin.
25
3. Perubahan sistem kardiovaskular Pada kehamilan 32 minggu, volume total darah meningkat 40%, dengan peningkatan volume total plasma mencapai 50%, tetapi karena tidak diikuti oleh peningkatan sel darah merah yang sesuai
(20%) maka terjadi pengenceran konsentrasi
darah yang bisa berakibat anemia. 4. Perubahan sistem respiratorius Mukosa saluran pernafasan atas menjadi oedema dan produksi mucus meningkat dan menyebabkan rasa sumpek dan gejala flu kronik. Pada akhir kehamilan, diafragma naik dan gerakan diafragma pada setiap nafas menjadi bertambah. 5. Perubahan sistem urinaria Kecepatan filtrasi glomerulus dan aliran darah renal meningkat sampai 50%, sebagai akibat dari kenaikan cardiac output. Frekuensi kencing bertambah karena tekanan uterus membesar. 6. Perubahan sistem gastrointestinal Perasaan tidak enak di ulu hati disebabkan oleh perubahan posisi lambung dan aliran balik asam lambung ke esofagus bagian bawah. Produksi asam lambung menurun. Pada trimester I sering terjadi mual dan muntah karena pengaruh hormon HCG (Hormon Chorionic Gonadotropin). Konstipasi terjadi karena pengaruh progesteron. 7. Perubahan sistem skeletal
26
Uterus yang membesar akan memperbesar derajad lordosis sehingga sering menyebabkan sakit pinggang. 8. Perubahan metabolisme a. Air : menjelang aterm, akumulasi air dalam darah, uterus dan payudara yang membesar 3 liter. b. Protein : penambahan protein sebanyak kira-kira 500 gram dideposisikan di uterus sebagai miometrium, ke kelenjar susu dan di dalam darah sebagai hemoglobin dan protein plasma. c. Karbohidrat : kehamilan bersifat diabetogenik sehingga diabetes yang tadinya belum muncul, tidak jarang menjadi manifes selama kehamilan. d. Lemak : Semua fraksi lemak mengalami kenaikan, yaitu lipid total, kolesterol, fosfolipid, lemak netral lipoprotein dan asam lemak bebas. e. Mineral : Kebutuhan besi meningkat banyak. Kebutuhan total selama kehamilan 1 gram dan paling banyak pada separuh akhir kehamilan, yaitu 6-17 gram. 9. Perubahan asam basa Wanita hamil mengalami hiperventilasi sehingga timbul alkalosis respirasi, yang disebabkan oleh penurunan pCO2 darah yang dapat dikompensasi oleh bikarbonat plasma. (Siswosudarmo, 2008). 2.1.1.4 Perawatan Kehamilan
27
Perawatan
kehamilan
adalah
perawatan
yang
dilakukan/diberikan kepada seorang ibu hamil sampai saat persalinan. Literatur barat menyebutkan bahwa perawatan kehamilan sering disebut ANC (antenatal care). ANC bertujuan agar ibu dapat melalui masa kehamilan, persalinan dan nifasnya dengan baik, serta melahirkan anak yang sehat (Siswosudarmo, 2008). Perawatan kehamilan sangat diperlukan walaupun pada umumnya
kehamilan
berkembang
dengan
normal
dan
menghasilkan kelahiran bayi yang sehat cukup bulan melalui jalan lahir., namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah. Perawatan kehamilan (ANC) bertujuan untuk : 1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi. 2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu maupun bayi. 3. Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan pembedahan. 4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu dan bayinya dengan trauma seminimal mungkin. 5. Mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
28
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal. (Saifudin, 2001) Pelayanan antenatal adalah pemeliharaan dan perawatan kesehatan ibu hamil yang bertujuan agar ibu hamil tetap dalam keadaan sehat dan dapat melahirkan bayi yang sehat pula. Perawatan kehamilan diupayakan melalui pelayanan antenatal care. Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin (Manuaba, 1998). Kunjungan antenatal care sebanyak 4 kali selama kehamilan dengan distribusi yang merata akan memberikan pregnancy outcome yang baik. Kunjungan pertama harus dilakukan seawal mungkin untuk memperoleh data dasar klinik. Kunjungan ulang dijadwalkan tiap 4 minggu sampai umur kehamilan 28 minggu. Kunjungan berikutnya dijadwalkan tiap 2 minggu sampai umur kehamilan 36 minggu dan seterusnya tiap minggu sampai bersalin (Siswosudarmo, 2008). Patokan umum dalam kunjungan kehamilan dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan satu kali pada triwulan pertama, yaitu kunjungan pada umur kehamilan sampai ≤ 14 minggu dilakukan untuk penapisan dan pengobatan anemia, pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya. Satu kali pada trimester kedua, yaitu kunjungan pada umur kehamilan
29
14-28 minggu dilakukan untuk pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya, penapisan preeklampsi, gemelli, dan perencanaan persalinan. Dua kali pada trimester ketiga, yaitu kunjungan pada umur kehamilan diatas 28 minggu sampai lahir untuk
mengenali
adanya
kelainan
letak
dan
presentasi,
memantapkan rencana persalinan, dan mengenali tanda-tanda persalinan (Saifudin, 2002). Penerapan praktis pelayanan ANC sering dipakai standar minimal 7T yang terdiri atas timbang berat badan dan ukur tinggi badan, tekanan darah, tinggi fundus uteri, Tetanus Toxoid (TT) dua kali selama hamil, tablet zat besi (Fe) minimum 90 tablet selama kehamilan, temu wicara, dan tes terhadap IMS/ Infeksi Menular Seksual (Syaifudin, 2002). Pengawasan dan peningkatan kesehatan ibu dan janin selama kehamilan merupakan aspek yang sangat penting. Pengawasan antenatal bertujuan untuk menyiapkan sebaik-baiknya fisik dan mental,
serta menyelamatkan ibu dan anak dalam
kehamilan, persalinan, dan masa nifas, sehingga keadaan mereka sesudah persalinan sehat dan normal (Wiknjosastro, 2002). Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam
perawatan
kehamilan secara umum adalah : 1. Nutrisi dalam kehamilan a. Kalori : kebutuhan kalori untuk orang yang tidak hamil adalah 2000 kkal, untuk orang hamil 2300 kkal.
30
b. Protein : Protein dibutuhkan untuk pertumbuhan. Dalam keadaan tidak hamil, konsumsi ideal protein adalah 0,9 gram/ kgBB/ hari dan selama hamil dibutuhkan tambahan 30 gram/ hari. Protein yang dianjurkan adalah protein hewani seperti daging, susu, telur, dan ikan. c. Mineral : Semua mineral, kecuali besi dapat terpenuhi dengan makanan sehari-hari yang adekuat (dari buah-buahan, sayuran, susu). Kebutuhan akan besi pada pertengahan kedua kehamilan sekitar 17 mg/ hari. Untuk memenuhinya, dibutuhkan suplemen besi 30 mg. Pada umumnya dokter selalu memberi suplemen mineral dan vitamin prenatal untuk mencegah kemungkinan defisiensi. 2. Aktivitas selama kehamilan Seorang wanita hamil boleh mengerjakan pekerjaan sehari-hari sejauh hal tersebut tidak memberikan gangguan rasa tidak enak. Wanita yang bekerja boleh tetap beraktivitas sampai menjelang partus. Wanita hamil dalam keadaan tertentu seperti partus imminens, ketuban sudah pecah, menderita kelainan jantung, aktivitas sehari-hari harus dibatasi. Wanita hamil tidak boleh duduk terus menerus selama 1-2 jam, melainkan harus diselang-seling dengan berdiri dan berjalan. 3. Hubungan seks selama kehamilan
31
Koitus diperbolehkan sampai akhir kehamilan selama kahamilan
berjalan
normal,
meskipun
beberapa
ahli
berpendapat sebaiknya tidak lagi berhubungan seks pada 4 minggu
terakhir.
Pertimbangan
kenyamanan ibu
lebih
diutamakan untuk memutuskan hendak melakukan hubungan seks atau tidak. Koitus tidak dibenarkan bila : a. Terdapat perdarahan vaginal. b. Terdapat riwayat abortus berulang. c. Abortus/ partus prematurus imminens. d. Ketuban pecah. e. Serviks telah membuka. 4. Pakaian selama kehamilan a. Jangan kenakan sabuk dan stocking yang terlalu ketat karena akan mengganggu aliran balik. b. Jangan memakai sepatu hak tinggi karena akan menambah lordosis sehingga sakit pinggang akan bertambah. c. Payudara harus ditopang dengan BH yang memadai untuk mengurangi rasa tidak enak akibat pembesaran. 5. Bowel habits Defekasi sering menjadi tidak teratur karena : a. Pengaruh relaksasi otot polos oleh progesteron. b. Tekanan uterus yang membesar.
32
c. Kehamilan lanjut karena pengaruh tekanan kepala yang telah masuk panggul. Konstipasi dapat dicegah dengan cukup banyak minum, olahraga dan makan tinggi serat. Laksatif ringan seperti jus buah atau bubur magnesium dapat membantu mengatasi konstipasi. Ibu hamil tidak dianjurkan menggunakan laksatif yang keras. 6. Perawatan payudara Puting susu diusahakan bisa menyembul keluar dan tidak pecah-pecah. Massage
(pemijatan) dapat dilakukan dengan
puting ditarik keluar dan diberikan semacam krim atau minyak kelapa. 7. Imunisasi Vaksinasi terhadap tetanus diberikan 2 kali, setelah bulan ketiga dengan jarak sekurang-kurangnya 1 bulan. Vaksinasi kedua tidak boleh kurang dari 1 bulan sebelum anak lahir agar serum antitetanus bayi mencapai kadar yang optimal. Ibu hamil yang belum di-imun harus diberi vaksin polio yang aman diberikan selama kehamilan. 8. Obat-obatan selama kehamilan Penggunaan obat pada ibu hamil tidak hanya menuntut dokter memiliki pengetahuan yang memadai mengenai indikasi, khasiat dan efek sampingnya pada ibu, tetapi juga
33
efek samping yang mungkin terjadi pada janin. Efek samping yang paling ditakuti adalah timbulnya cacat bawaan. (Siswosudarmo, 2008). 1.1.2 Peran Suami 2.1.2.1 Definisi Peran suami dalam perawatan kehamilan adalah suatu tindakan atau perilaku yang harus dilakukan oleh seorang suami yang istrinya dalam keadaan hamil (Nugroho, 2000). Peran suami sangat diperlukan selama proses kehamilan. Seorang suami sebaiknya mendampingi istrinya untuk memeriksakan kehamilannya, sehingga suami juga dapat mengetahui dan mengikuti tahap demi tahap perkembangan bayi. Suami juga lebih bisa memahami keadaan emosi istri. Kondisi menjelang persalinan merupakan saat-saat yang paling menegangkan dan melelahkan bagi seorang ibu hamil. Keberadaan suami di sisi sang istri sangat membantu perasaan sang istri menjadi lebih terkontrol. Dukungan dan peran suami akan mempermudah dan meringankan pasangan dalam menjalani dan mengatasi berbagai perubahan yang terjadi pada tubuh istri karena hadirnya bayi dalam perutnya (Umami, 2007). 2.1.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peran Suami Selama Kehamilan 1. Pengetahuan Tingkatan kognitif pengetahuan seorang suami meliputi:
34
a. Tahu (Know) Kemampuan mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk ke dalam pengetahuan.. b. Memahami (Comprehentiori) Kemampuan untuk menjelaskan sebenarnya tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. c. Aplikasi (Application) Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. d. Analisis (Analysis) Kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek kedalam komponen-komponen tertentu, tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut, dan masih berkaitan. e. Sintesis (Synthesis) Kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, atau dengan kata lain adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang ada. f. Evaluasi
35
Kemampuan
untuk
melakukan
justrifikasi
atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek 2. Sikap Tingkatan sikap suami sebagai kepala rumah tangga yaitu: a. Menerima (receiving), mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek/ anggota keluarga lain). b. Merespon (responden), memberi jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan merespon tugas yang diberikan. c. Menghargai (vailuing), mengajak mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah, termasuk mendukung dan memberikan support. d. Bertanggung jawab (Responsible), atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko. 3. Ekonomi Faktor
ekonomi
juga
faktor
penentu
dalam
kehamilan yang sehat, keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat
memeriksakan
kehamilannya
secara
rutin,
merencanakan persalinan dan tenaga kesehatan selama perawatan kehamilan atau k-1 sampai persalinan. Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi kehamilan ibu karena berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan ibu selama kehamilan antara lain makanan sehat, bahan persiapan kelahiran, obat-obatan, tenaga kesehatan dan transportasi. (Aprianti, 2013). Tingkat status ekonomi suatu keluarga dipengaruhi oleh:
36
a. status pekerjaan b. tingkat pendapatan dan konsumsi c. tingkat atau pola pemukiman atau kepemilikan barang, sarana dan prasarana d. mobilitas sosial (Suhariyadi, 2003). 2.1.2.3 Peran Suami dalam Perawatan Kehamilan Istri Tindakan keperawatan yang dilakukan suami selama proses kehamilan secara fisik bisa dilakukan dengan beberapa cara yaitu: 1. Mengantar istri untuk pemeriksaan kehamilan. 2. Memberikan makanan bergizi untuk istri. 3. Mengajak istri untuk olahraga ringan. 4. Membantu mengerjakan tugas sehari-hari. 5. Menyiapkan biaya persalinan. 6. Ikut memilih tempat bersalin untuk istri (Nugroho, 2000). Tindakan keperawatan yang dilakukan suami selama proses kehamilan secara psikologis bisa dilakukan dengan beberapa cara yaitu: 1. Memotivasi istri agar lebih memperhatikan kehamilannya, seperti mengingatkan konsumsi vitamin, mengingatkan pola makanan yang dikonsumsi, mengajak istri untuk ikut senam hamil, dll. 2. Memberi respon positif bila ditanya atau diminta tolong istri.
37
3. Berdoa kepada Tuhan. Tanda-tanda bahaya yang harus diperhatikan suami saat seharusnya ibu hamil dibawa ke tenaga kesehatan antara lain : 1.
Perdarahan pervaginal.
2.
Bengkak di tangan dan muka.
3.
Sakit kepala yang hebat dan terus-menerus.
4.
Penglihatan kabur.
5.
Sakit perut
6.
Muntah yang berlebihan.
7.
Demam yang menggigil.
8.
Sakit pada waktu kencing.
9.
Keluar cairan dari vagina
(Siswosudarmo, 2008). 10. Janin tidak bergerak sebanyak biasanya (Saifudin, 2002). Bentuk kepedulian dan keterlibatan suami dalam menjaga kehamilan istrinya dimanifestasikan dalam tindakan seperti : 1. Memperhatikan gizi/ makanan ibu hamil. 2. Memeriksakan kehamilan sejak dini. 3. Menjaga kesehatan fisik dan mental ibu. 4. Berdoa kepada Tuhan. 5. Mengusahakan agar persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan. (Ishak, 2005). Perubahan-perubahan fisik maupun psikologis selama proses kehamilan mendasari pentingnya dukungan suami agar
38
bisa menjalani kehamilan dengan baik. Cara suami memberikan dukungan salah satunya melalui perawatan kehamilan yang baik dan benar sehingga bisa membantu dan menjaga agar istrinya yang hamil dalam keadaan sehat (Nugroho, 2000). 1.1.3 Status Pekerjaan Suami 2.1.3.1. Definisi Status pekerjaan adalah jenis kedudukan seseorang dalam melakukan pekerjaan di suatu unit usaha/ kegiatan. 2.1.3.2. Kategori Status pekerjaan dibedakan menjadi 7 kategori yaitu: a. Berusaha sendiri: bekerja atau berusaha dengan menanggung resiko secara ekonomis, dengan tidak kembalinya ongkos produksi yang telah dikeluarkan dalam rangka usahanya tersebut, serta tidak menggunakan pekerja dibayar, termasuk yang sifat pekerjaannya memerlukan teknologi atau keahlian khusus. b. Berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tak dibayar: bekerja atau berusaha atas resiko sendiri dan menggunakan buruh/ pekerja tidak tetap. c. Berusaha dibantu buruh tetap/ buruh dibayar: berusaha atas resiko sendiri dan mempekerjakan paling sedikit satu orang buruh/ pekerja tetap yang dibayar. d. Buruh/ Karyawan/ Pegawai: seseorang yang bekerja pada orang lain atau instansi/ kantor/ perusahaan secara tetap dengan menerima upah/ gaji baik berupa uang maupun barang. Buruh yang tidak mempunyai majikan tetap, tidak
39
digolongkan sebagai buruh/ karyawan, tetapi sebagai pekerja bebas. Seseorang dianggap memiliki majikan tetap jika memiliki satu majikan (orang/ rumah tangga) yang sama dalam sebulan terakhir, khusus pada sektor bangunan batasannya tiga bulan. Apabila bekerja di instansi/ lembaga, majikannya boleh lebih dari satu. e. Pekerja bebas di pertanian, adalah seseorang yang bekerja pada orang lain/ majikan/ institusi yang tidak tetap (lebih dari satu majikan dalam sebulan terakhir) di usaha pertanian baik berupa usaha rumah tangga maupun bukan usaha rumah tangga atas dasar balas jasa dengan menerima upah atau imbalan baik berupa uang maupun barang, dan baik dengan system pembayaran harian maupun borongan. f. Pekerja bebas di non pertanian: seseorang yang bekerja pada orang lain/ majikan/ institusi yang tidak tetap (lebih dari 1 majikan dalam sebulan terakhir) di usaha non pertanian dengan menerima upah atau imbalan baik berupa uang maupun barang dan baik dengan sistem pembayaran harian maupun borongan. g. Pekerja tak dibayar: seseorang yang bekerja membantu orang lain yang berusaha dengan tidak mendapat upah/ gaji, baik berupa uang maupun barang. (Suparyanto, 2011). 2.1.3.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Pekerjaan
40
Tingkat kesejahteraan keluarga dipengaruhi oleh status pekerjaan dan besarnya pendapatan suami yang berkerja. Sumber pendapatan yang dimaksud adalah setiap aktifitas usaha atau bukan usaha yang memberi penerimaan keuangan bagi rumah tangga. Besarnya pendapatan erat hubungannya dengan status
pekerjaan
seorang
suami.
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi status pekerjaan seorang suami antara lain: a. Pengalaman Perusahaan mengutamakan
yang orang
bonafide yang
cenderung
sudah
akan
berpengalaman
dibidangnya untuk melakukan suatu pekerjaan sehingga dapat meminimalkan terjadinya kerugian atau kesalahan dalam proses berjalannya usaha. b. Tingkat pendidikan Semakin
tinggi
tingkat
pendidikan
seseorang
cenderung akan berada di posisi yang lebih tinggi di suatu perusahaan sehingga menyesuaikan.
pendapatannya
Tingkat
pendidikan
pun
juga
seseorang
akan sangat
hubungannya dengan tingkat pengetahuan dan pola pikir seseorang. c. Umur Umur produktif berkisar 15-64 tahun merupakan umur ideal bagi pekerja. Semakin bertambahnya umur pendapatan akan semakin meningkat, tergantung pada jenis
41
pekerjaan yang dilakukan. Kekuatan fisik seseorang melakukan aktivitas erat kaitannya dengan umur karena umur seseorang telah melewati masa produktif, semakin menurun kekuatan fisiknya sehingga produktivitasnya pun menurun dan pendapatan juga ikut turun. d. Demografis Masyarakat kota mempunyai pekerjaan di bidang industri atau perkantoran. Masyarakat pedesaan mempunyai pekerjaan di bidang pertanian, peternakan, dagang, atau jenis usaha lain yang sesuai dengan wilayah tempat tinggal mereka. Masyarakat yang tinggal di pesisir pantai juga berbeda status pekerjaannya dengan masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan. Masyarakat pantai cenderung akan bekerja sebagai nelayan, tambak, atau pekerjaan jenis lain
yang
berhubungan
denngan
laut.
Masyarakat
pegununggan cenderung akan memilih bercocok tanam, beternak, atau pekerjaan lain yang sesuai dengan daerah tempat tinggal mereka. e. Sosial budaya Faktor sosial budaya juga mempengaruhi status pekerjaan seseorang. Orang yang dirasa lebih terpandang dan disegani di suatu lingkungan masyarakat cenderung akan lebih mudah diterima masyarakat tersebut sehingga
42
akan lebih mudah mencapai status pekerjaan yang lebih mapan seperti seorang lurah, walikota atau gubernur (Putri, 2013). 2.2 Keaslian Penelitian Penulis menelaah literatur penelitian dengan judul hubungan status pekerjaan terhadap peran suami dalam perawatan kehamilan istri di Puskesmas Baki Sukoharjo belum pernah dilakukan. Tabel 2.1. Penelitian Sejenis yang Berhubungan No 1
2
3
Nama Peneliti Tursilowati (2007)
Judul
Pengaruh Peran Serta Suami Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Dalam Menghadapi proses Persalinan di Desa Jepat Lor Kecamatan Tayu Kabupaten Pati 2007 Aisyan Hubungan antara Status (2011) Sosial Ekonomi Keluarga dengan Kematian Perinatal di Wilayah Kerja Puskesmas Baamang Unit II Sampit Kalimantan Tengah Januari-April 2010 Soetanto Ante Natal Care (Anc) (2009) Dalam Resprektif Ibu Hamil : Gambaran Kerentanan Kesehatan Reproduksi Pada Masyarakat Nelayan di Kabupaten Rembang
Metode
Hasil
Cross sectional random sampling
Semakin baik kesiapan dana kehamilan dan persalinan, semakin baik pula peran seorang suami dalam perawatan kehamilan istri, sehingga tingkat kecemasan istri semakin rendah
Cross sectional observation sampling
Ada hubungan antara status sosial ekonomi keluarga dengan angka kematian perinatal di wilayah kerja Puskesmas Baamang Unit II SampitKalimantan Tengah
Penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional
Semakin tinggi tingkat kesadaran perawatan kehamilan/ antenatal care semakin tinggi juga tingkat kesehatan reproduksi serta semakin rendah AKI.
43
2.3. Kerangka Teori
Status Pekerjaan Pengetahuan Kehamilan
Peran Suami
Sikap Ekonomi
1. Perubahan psikologis 2. Perubahan fisiologis :
Psikologi s
a. Sistem genital dan fisik
payudara b. Sistem endokrin c. Sistem kardiovaskular d. Sistem respiratorius e. Sistem urinaria f. Sistem gastrointestinal g. Sistem skeletal h. Sistem metabolisme i. Sistem asam basa
Gambar 2.1. Skema Kerangka Teori (Nugroho, 2000, Siswosudarmo, 2008, Suhariyadi, 2003)
Pendapatan Pola Pemukiman
Mobilitas Sosial
44
2.4 Kerangka Konsep
Variabel Bebas Status pekerjaan suami
Variabel Terikat Peran suami selama perawatan kehamilan
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian
2.5 Hipotesis Ha : Ada hubungan antara status pekerjaan dengan peran suami selama perawatan kehamilan istri di Puskesmas Baki-Sukoharjo Ho : Tidak ada hubungan antara status pekerjaan dengan peran suami selama perawatan kehamilan istri di Puskesmas Baki-Sukoharjo
45
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik (korelasi) dengan metode penelitian cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dengan melakukan pengukuran sesaat, dengan cara mengambil sampel dari suatu populasi tertentu dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data pokok (Notoatmojdo, 2010). Penelitian ini mempelajari tentang hubungan status pekerjaan dengan peran serta suami dalam perawatan kehamilan istri. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Baki,. Puskesmas Baki dipilih sebagai tempat pemilihan sampel karena berdasarkan pengamatan peneliti di wilayah kerja Puskesmas Baki diperoleh 7 ibu hamil yang periksa kehamilannya, namun hanya 1 orang suami yang mengantarkan dan menemani istrinya berkonsultasi saat periksa kehamilannya. 3.2.2 Waktu Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan November 2014 sampai Juli 2015. 3.3 Populasi dan Sampel 34
46
3.3.1 Populasi Penelitian Populasi penelitian ini adalah semua suami yang mempunyai istri hamil yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Baki, Sukoharjo yaitu berjumlah 88 orang. 3.3.2 Sampel Perhitungan untuk populasi kecil atau lebih kecil dari 10.000 sampel dapat menggunakan rumus sebagai berikut
Keterangan N = besarnya populasi n = besarnya sampel d = tingkat kepercayaan/ ketepatan yang diinginkan (0,1) (Notoatmodjo, 2010). maka sampel pada penelitian ini adalah
Sampel yang didapat adalah 47 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode
purposive sampling
berdasarkan pada
pertimbangan waktu, tenaga, dan biaya (Arikunto, 2006). Pembagian proporsi menurut banyaknya ibu hamil
di kelurahan Baki-Sukoharjo
dengan rincian sebagai berikut: Desa Kadilangu 6 orang
= 6/88 x 47
= 3,20 (dibulatkan 3 orang)
Desa Pandeyan 6 orang
= 6/88 x 47
= 3,20 (dibulatkan 3 orang)
47
Desa Kedu 7 orang
= 7/88 x 47
= 3,73 (dbulatkan 4 orang)
Desa Menuran 8 orang
= 8/88 x 47
= 4,27 (dibulatkan 4 orang)
Desa Bentakan 5 orang
= 5/88 x 47
= 2,67 (dibulatkan 3 orang)
Desa Mancasan 7 orang
= 7/8 x 47
= 3,73 (dibulatkan 4 orang)
Desa Ngrambo 5 orang
= 5/88 x 47
= 2,67 (dibulatkan 3 orang)
Desa Gedhangan 4 orang
= 4/88 x 47
= 2,13 (dibulatkan 2 orang)
Desa Jetis 4 orang
= 4/88 x 47
= 2,13 (dibulatkan 2 orang)
Desa Waru 5 orang
= 5/88 x 47
= 2,67 (dibulatkan 3 orang)
Desa Gentan 6 orang
= 6/88 x 47
= 3,20 (dibulatkan 3 orang)
Desa Purbayan 7 orang
= 7/88 x 47
= 3,73 (dibulatkan 4 orang)
Desa Siwal 10 orang
= 10/88 x 47 = 5,34 (dibulatkan 5 orang)
Desa Duwet 8 orang
= 8/88 x 47
Jumlah
= 4,27 (dibulatkan 4 orang) = 47 orang
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah 1. Suami yang tinggal serumah dengan istrinya 2. Bisa membaca dan menulis, dan 3. Bersedia menjadi responden Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah: 1. Suami yang sedang sakit
3.4 Variabel, Definisi Operasionel dan Skala Pengukuran Tabel 3.1 Variabel, Definisi Operasionel dan Skala Pengukuran
48
Variabel
Definisi Operasional
Alat ukur
Hasil ukur
Skala
Variabel bebas: Status pekerjaan suami
Pengakuan pekerjaan yang menghasilkan pemasukan atau jumlah yang didapat dari hasil utama, baik sebagai pendapatan berupa uang dan pendapatan berupa barang. Diukur dengan data status pekerjaan suami
Kuesioner
- Bekerja sendiri - Berusaha dibantu buruh tidak tetap/ buruh tidak dibayar - Berusaha dibantu buruh tetap/ buruh dibayar - Buruh/ karyawan/ pegawai - Pekerja bebas di pertanian - Pekerja bebas di non-pertanian - Pekerja tidak dibayar
Nominal
Variabel Terikat: Peran suami selama perawatan kehamilan
Keterlibatan atau keikutsertaan suami dalam perawatan kehamilan istri secara fisik maupun psikis
Kuesioner
-
Ordinal
Baik sedang Kurang
3.5 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian yang akan dilakukan yaitu berupa data pekerjaan suami dan kuesioner peran suami dalam perawatan kehamilan istri (Rumiatun, 2001). Kuesioner penelitian tentang status pekerjaan suami berupa pertayaan tentang jenis pekerjaan apakah bekerja sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap/ buruh tidak dibayar, berusaha dibantu buruh tetap/ buruh dibayar, buruh/ karyawan/ pegawai, pekerja bebas di pertanian, pekerja bebas di nonpertanian, atau pekerja tidak dibayar. Kuesioner peran suami dalam perawatan kehamilan yang terdiri dari 22 item. Penilaian menggunakan skala likert 0-4. Penilaian pernyataan yang positif (favourable) selalu diberi skor 4, sering diberi skor 3, kadang-kadang diberi skor 2, jarang diberi skor 1, dan tidak pernah diberi skor 0. Penilaian
49
pernyataan yang negatif (unfavourable) selalu diberi skor 0, sering diberi skor 1, kadang-kadang diberi skor 2, jarang diberi skor 3, dan tidak pernah diberi skor 4. Skor tertinggi adalah 88 dan skor terendah adalah 0. Setelah dilakukan analisis data terhadap peran sumai dalam perawatan kehamilan isteri telah mendapatkan hasil nilai terendah 38; nilai tertinggi 79; mean 63,19 dan standard deviasi 8,211. Kemudian peran suami dalam perawatan kehamilan istri menurut Azwar (2010) dilakukan kategorisasi sebagai berikut: 1.
Baik, bila X ≥ + 1 SD (skor ≥ 71)
2.
Sedang bila - 1 SD) ≤ X < + 1 SD (skor 55 – 70)
3.
Kurang, bila X < - 1 SD (skor < 55)
Keterangan : X : Skor skala : Nilai rata-rata SD
: Standar deviasi
Table 3.2 Kisi-Kisi Jawaban Instrument untuk Mengukur Peran Suami selama Perawatan Kehamilan Variabel Penelitian
Peran Suami selama Perawatan Kehamilan
Indikator
Favourable
Unfavourable
Pemeriksaan kehamilan
1, 2, 3, 4
Nutrisi dan obat-obatan
5, 6, 7, 17, 19 8, 18
Olahraga ringan
9, 20
Aktivitas sehari-hari
12, 21
11
Biaya
14
-
Penentuan tempat persalinan
13
-
Motivasi
10, 15
22
Spiritual
16
-
3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.6.1 Uji Validitas
-
50
Uji validitas untuk mengetahui apakah suatu instrument mampu menghasilkan data yang akurat sesuai tujuan akhirnya. Suatu kuesioner dikatakan valid jika penyataan dalam kuesioner mampu mengungkapkan apa yang seharusnya akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dilakukan dengan mengkolerasikan skor butir dengan skor total. Semakin tinggi koefisien korelasi semakin baik kualitas butirnya (Arikunto, 2006). Teknik korelasi yang akan digunakan untuk menguji validitas alat ukur adalah korelasi product moment dari Pearson pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5%)
Keterangan X
= skor dari test pertama
Y
= skor dari test kedua
XY = hasil kali skor X dan Y untuk setiap responden X2 = kuadrat skor instrument A Y2 = kuadrat skor instrument B N
= jumlah sampel Validitas alat ukur diketahui dengan membandingkan hasil r
hitung dengan tabel product moment. Bila r hitung lebih besar dari r tabel maka pernyataan tersebut valid dan dapat digunakan sebagai alat ukur. Nilai r tabel dilihat dari correlation product moment dengan
51
memperhitungkan n = 25 dan taraf signifikan 5% yaitu 0,396 (Arikunto, 2006). Uji Validitas dilakukan dengan uji coba pada suami yang mempunyai istri yang sedang hamil sebanyak 25 orang di wilayah kerja Puskesmas Gatak. Tempat ini dipilih sebagai tempat uji validitas karena memiliki karakteristik yang sama dengan puskesmas Baki karena masih dalam satu lingkup kabupaten. Pembagian kuesioner akan dilakukan di 2 tempat, 10 kuesioner dibagikan kepada suami yang mengantarkan istrinya periksa kehamilan di Puskesmas Gatak dan 15 kuesioner diberikan langsung ke rumah responden oleh peneliti. Hasil uji validitas diperoleh nilai r > 0,396 untuk semua (22) item pertanyaan, yang berarti semua (22) item pertanyaan dalam kuesioner peran suami selama perawatan kehamilan adalah valid. 3.6.2
Uji Reliabilitas Pernyataan
yang
valid
kemudian
dihitung
reliabilitasnya.
Reliabilitas merupakan tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran (Azwar, 2005). Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama dengan catatan aspek yang diukur dalam diri subjek belum berubah. Reliabilitas dinyatakan dalam koefisien mendekati angka 1,00 berarti reliabilitas instrument semakin tinggi. Rumus Alpha Cronbach digunakan untuk mencari reliabilitas alat ukur peran suami dalam perawatan kehamilan. Rumus Alpha Cronbach
52
digunakan untuk mencari reliabilitas instrument yang skornya bukan 1 dan 0
Keterangan r
= reliabilitas instrument
k
= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Σ αb2 = jumlah varian butir Σ αt2 = varian total (Arikunto, 2006). Instrumen penelitian mempunyai reliabillitas tinggi apabila r > 0,6 (Murti, 2008). Hasil uji reliabilitas diperoleh nilai Alpha Cronbach sebesar 0,926 (>0,6) yang berarti kuesioner tentang peran suami selama perawatan dalam kehamilan adalah reliabel, dan dapat diandalkan dalam pengumpulan data dalam penelitan ini. 3.7 Pengolahan dan Analisa Data 3.7.1 Pengolahan Data Data yang telah diisi oleh responden dikumpulkan semua. Bila telah terisi semua selanjutnya dilakukan pengolahan data melalui langkah-langkah sebagai berikut: 3.7.1.1 Editing Data Data perlu diedit terlebih dahulu sebelum diolah. Data yang telah dikumpulkan perlu dibaca ataupun diperbaiki jika masih terdapat hal-hal yang salah atau meragukan. Kegiatan menghilangkan keraguan data ini dinamakan editing data.
53
3.7.1.2 Tabulating Tabulating termasuk dalam memproses data. Tabulating adalah memasukkan data ke dalam tabel-tabel dan mengatur angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam berbagai kategori. Peneliti memasukkan skor total dari penjumlahan jawaban responden. 3.7.1.3 Entry Data tersebut kemudian diolah menggunakan komputer. Data yang diambil bersifat kuantitatif dengan menjumlahkan semua jawaban yang benar. 3.7.2 Analisa Data Analisa statistik data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Analisa univariat Analisa univariat dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif
yaitu menganalisa tiap variabel penelitian, dengan
menggunakan distributif, frekuensi, dan proporsinya. Analisis univariat dalam penelitian ini adalah data demografi suami (meliputi usia, pendidikan dan status pekerjaan) dan peran suami selama perawatan kehamilan yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi berupa grafik dan tabel prosentase. 2. Analisa bivariat Analisa bivariate yaitu analisa yang digunakan untuk melihat hubungan dua variabel yang meliputi variabel bebas dan variabel terikat. Pada penelitian ini analisa bivariate digunakan untuk melihat hubungan status pekerjaan suami sebagai variabel
54
bebas dengan peran suami terhadap perawatan kehamilan istri sebagai variabel terikat. Pada penelitian ini jenis hipotesanya adalah korelasi, data pada variabel bebas yaitu status pekerjaan suami merupakan skala nominal dan data variabel terikat yaitu peran suami merupakan data ordinal juga, sehingga skala pengukuran penelitian berupa kategorik. Karena hal tersebut, uji yang digunakan pada penelitian ini adalah uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% atau a = 0,05. Interpretasi hasil uji: -
ρ value > nilai a = 5%, maka Ho diterima Ha ditolak, yang berarti tidak ada hubungan antara status pekerjaan dengan peran suami dalam perawatan kehamilan istri di Puskesmas BakiSukoharjo
-
ρ value < nilai a = 5%, maka Ho ditolak Ha diterima, yang berarti ada hubungan antara status pekerjaan dengan peran suami dalam perawatan kehamilan istri di Puskesmas Baki-Sukoharjo.
3.8 Etika penelitian Menurut Hidayat (2007) dalam melakukan penelitian seorang peneliti harus menerapkan etika penalitian sebagai berikut : 3.8.1
Persetujuan riset (informed concent) Informed concent merupakan proses pemberian informasi yang cukup dapat dimengerti kepada responden mengenai partisipasinya dalam suatu penelitian. Hal ini meliputi pemberian informasi kepada responden tentang hak-hak dan tanggungjawab mereka dalam suatu penelitian dan mendokumentasikan sifat
55
kesepakatan dengan cara menandatangani lembar persetujuan riset bila responden bersedia diteliti, namun apabila responden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa. 3.8.2
Kerahasiaan (Confidentiality) Tanggungjawab
peneliti
untuk
melindungi
semua
informasi ataupun data yang dikumpulkan selama dilakukannya penelitian. Informasi tersebut hanya akan diketahui oleh peneliti dan pembimbing atas persetujuan responden, dan hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan sebagai hasil penelitian. 3.8.3
Anonim (Anonimity) Tindakan merahasiakan nama peserta terkait dengan partisipasi mereka dalam suatu proyek penelitian. Hal ini untuk menjaga kerahasiaan informasi yang telah diperoleh dari responden.
3.8.4
Beneficience Peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian guna mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi subyek penelitian dan dapat dijeneralisasikan di tingkat populasi.
3.8.5
Nonmaleficience Peneliti meminimalisasi dampak yang merugikan bagi subyek. BAB IV HASIL PENELITIAN
56
4.1 Gambaran Umum Wilayah kerja Puskesmas Baki sama dengan luas wilayah Kecamatan Baki yaitu sekitar 23 km2. Luas tersebut berbatasan dengan kecamatan lain di wilayah Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Klaten dan Kota Surakarta. Batasbatas tersebut adalah: 1. Sebelah Utara
: Kecamatan Laweyan Kota Surakarta
2. Sebelah Selatan
: Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten
3. Sebelah Barat
: Kecamatan Gatak dan Kartasura Kab.Sukoharjo
4. Sebelah Timur
: Kecamatan Grogol Kab. Sukoharjo
Desa dengan luas wilayah terluas yaitu Desa Mancasan dengan luas 2,77 km 2 dan wilayah terkecil yaitu desa Duwet dengan luas wilayah 1,24 km2. Jumlah penduduk Kecamatan Baki pada tahun 2013 sebanyak 61.160 jiwa yang terdiri dari 30.625 jiwa penduduk laki-laki dan 30.525 jiwa penduduk perempuan. Desa yang mempunyai jumlah penduduk terbesar yaitu desa gentan dengan jumlah penduduk 11.003 jiwa. Sedangkan desa yang memiliki penduduk terkecil yaitu Desa Bentakan dengan jumlah penduduk 2.559 jiwa. (Puskesmas Baki, 2015).
4.2 Hasil Penelitian 4.2.1
Status Pekerjaan Suami
45
57
Hasil penelitian dari 47 responden menjunjukkan bahwa hanya terdapat 3 golongan pekerjaan yaitu sebagai pekerja bebas di pertanian, buruh/karyawan/pegawai. Adapun distribusi frekuensi lebih lengkap terdapat dalam tabel 4.1 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Status Pekerjaan Responden No. 1. 2. 3.
Pekerjaan Pekerja bebas di pertanian Buruh/karyawan/pegawai Bekerja sendiri
Frekuensi 8 24 15 47
Total
Persentase (%) 17,0 51,1 31,9 100
Sumber: Data Primer 2015 Tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden bekerja sebagai buruh/karyawan/pegawai yaitu sebanyak 24 responden (51,1%), bekerja sendiri sebanyak 15 orang (31,9%) dan sebagai pekerja bebas di pertanian sebanyak 8 orang (17%). 4.2.2
Peran Suami dalam Perawatan Kehamilan Istri Hasil penelitian tentang peran sumai dalam perawatan kehamilan isteri dalam tabel dibawah ini : Tabel 4.2 Peran Sumai dalam Perawatan Kehamilan di Puskesmas Baki No 1 2 3
Peran suami dalam perawatan kehamilan isteri Kurang Sedang Baik Jumlah
Sumber: Data primer, 2015
Jumlah
Prosentase (%)
7 31 9 47
14,9 66,0 19,1 100
58
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa peran suami dalam perawatan kehamilan kategori baik sebanyak 9 orang (19,1%), sedang sebanyak 31 orang (66%) dan kurang sebanyak 7 responden (14,9%). 4.2.3
Hubungan Status Pekerjaan dengan Peran Suami dalam Perawatan Kehamilan Istri Hubungan antara status pekerjaan dengan peran suami dalam perawatan kehamilan istri di Puskesmas Baki Kabupaten Sukoharjo dapat dilihat pada tabulasi silang di bawah ini. Tabel 4.3 Tabulasi silang antara status pekerjaan suami dengan peran suami dalam perawatan kehamilan isteri di Puskesmas Baki Kabupaten Sukoharjo
Status Pekerjaan Pekerja bebas di pertanian Buruh/karyawan/p egawai Bekerja sendiri
Peran suami dalam perawatan kehamilan isteri Kurang Sedang Baik n % n % n %
Total N
%
4
50
3
37,5
1
12,5
8
100
2
8,3
20
83,3
2
8,3
24
100
1
6,7
8
53,3
6
40
15
100
Sumber: Data primer, 2015 Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa dari 8 orang sebagai pekerja bebas di pertanian diketahui bahwa 4 orang (50%) dengan peran dalam perawatan kehamilan isteri kurang, 3 orang (37,5%) perannya sedang dan 1 orang (12,5%) perannya baik. 24 orang yang bekerja sebagai buruh/karyawan/pegawai didapatkan 2 orang (8,3%) dengan peran dalam perawatan kehamilan isteri kurang, 20 orang (83,3%) perannya sedang dan 2 orang (8,3%) perannya baik. 15 orang yang status pekerjaaannya bekerja sendiri didapatkan 1 orang (6,7%) dengan peran dalam perawatan
59
kehamilan isteri kurang, 8 orang (53,3%) prannya sedang dan 6 orang (40%) perannya baik Hasil uji statistik menggunakan Chi-square diperoleh nilai X2
hitung
= 15,495 dengan nilai p = 0,004 (p< 0,05) yang berarti ada
hubungan yang signifikan antara status pekerjaan suami dengan peran suami dalam perawatan kehamilan isteri di Puskesmas Baki Kabupaten Sukoharjo. Kuat lemahnya hubungan dilihat dari nilai coefficient contingency (C), dari uji statistik diperoleh nilai C = 0,498 (C<0,5) maka terdapat keterkaitan antara keduanya dan keterkaitan tersebut dikatakan sedang.
60
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Status Pekerjaan Suami Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lebih dari separoh responden bekerja sebagai buruh/karyawan/pegawai yaitu sebanyak 24 responden (51,1%), bekerja sendiri sebanyak 15 orang (31,9%) dan sebagai pekerja bebas di pertanian sebanyak 8 orang (17%). Banyaknya responden yang bekerja sebagai buruh/karyawan/pegawai dikarenakan di daerah penelitian banyak industri baik skala kecil menengah bahwan ada industri besar, seperti industri gitar, meubel, tekstil yang banyak menyerap tenaga kerja. Hal ini menunjukkan responden memiliki kesibukan tersendiri dimana banyak waktu yang dibutuhkan untuk mencari nafkah untuk keluarga yang memungkinkan mengurangki waktu untuk bisa berperan lebih dalam perawatan kehamilan isterinya. 5.2 Peran Suami Selama Kehamilan Isteri Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran suami dalam perawatan kehamilan sebagian besar masuk dalam kategori sedang yaitu sebanyak 31 orang (66%), kategori baik sebanyak 9 orang (19,1%), dan kategori kurang sebanyak 7 responden (14,9%). Peran suami dalam perawatan kehamilan adalah suatu tindakan atau perilaku yang harus dilakukan oleh seorang suami yang istrinya dalam keadaan hamil. Tindakan yang dilakukan oleh suami selama proses kehamilan
49
61
sampai persalinan bisa dengan mengantar istri untuk pemeriksaan kehamilan, memberikan makanan bergizi untuk istri, mengajak istri untuk melakukan olah raga ringan, membantu mengerjakan tugas sehari-hari, menyiapkan biaya persalinan, ikut memilih tempat bersalin untuk istri (Muhariadi, Nugroho, 2000). Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden, menyatakan telah mengantar istrinya untuk periksa kehamilan ke tempat pelayanan kesehatan. Suami yang pernah mengantar istrinya sebagian besar mengantar istrinya ≥ 4 kali. Suami yang tidak mengantar istrinya untuk periksa kehamilan mempunyai alasan karena dirinya sedang bekerja di luar kota. Hal ini menunjukkan bahwa masih kurangnya kesadaran suami untuk ikut serta melibatkan diri dalam urusan kehamilan istri, akan lebih baik lagi bila setiap kali periksa suami selalu mendampingi istri. Sebagian besar responden memberikan makanan bergizi untuk istri tetapi masih banyak juga yang tidak memberikan makanan bergizi untuk istri. Makanan bergizi yang diberikan oleh suami untuk istrinya berupa susu, buah dan susu, serta memberikan sayur dan buah. Jalan kaki atau olah raga sangat dianjurkan bagi wanita yang sedang hamil. Karena dengan melakukan jalan kaki atau olah raga akan mambantu mengaktifkan pencernaan, jalan kaki juga akan mengurangi sembelit (Adhim, 2000). Dapat diketahui bahwa responden yang mengajak atau menemani istri olah raga masih sangat sedikit, sedangkan yang tidak menemani istrinya olah raga masih cukup banyak. Mereka yang tidak mengajak atau menemani
62
istrinya olah raga mempunyai alasan karena mereka sedang sibuk bekerja. Seorang wanita yang hamil tidak boleh mengerjakan pekerjaan yang terlalu berat dan terlalu dipaksakan, karena hal itu akan dapat mempengaruhi perkembangan bayi yang dikandungnya. Oleh karena itu dia membutuhkan seseorang yang dapat membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga seharihari di rumah. Dalam hal ini peranan suami sangat dibutuhkan untuk istri yang sedang hamil. Sebagian besar responden telah membantu istrinya mengerjakan tugas sehari-hari. Sebagian besar suami yang membantu istrinya dengan mencuci pakaian, lainnya membantu istrinya dengan menyapu dan memasak. Sedangkan suami yang tidak membantu istrinya menganggap bahwa tugas istrinya tersebut tidak terlalu berat. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa sebagian besar suami ikut menentukan tempat persalinan istri. Mereka yang tidak ikut menentukan tempat persalinan istri, mempunyai alasan
bahwa
keputusan
menentukan
tempat
persalinan
diserahkan
sepenuhnya kepada istri. 5.3 Hubungan Status Pekerjaan dengan Peran Suami Selama Kehamilan Isteri Salah satu karakteristik responden yang mempengaruhi peran suami selama proses kehamilan adalah status bekerja suami saat istri hamil. Ternyata hal tersebut cukup terbukti, dari hasil analisis dengan menggunakan uji statistik diperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan secara bermakna antara status bekerja suami saat istri hamil dengan peran suami selama proses
63
kehamilan sampai masa nifas istri. Dengan bertambahnya anak, suami merasa tanggung jawab mereka bertambah. Mereka berusaha untuk memenuhi kebutuhan istri dan anaknya. Dengan bekerja mereka akan mendapatkan penghasilan, sehingga akan lebih mudah untuk memenuhi kebutuhan istri dan anaknya (Soemantri KN, 2004). Ternyata hal tersebut cukup terbukti, dari hasil analisis dengan menggunakan uji statistik diperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan secara bermakna antara status bekerja suami saat dengan peran suami selama proses kehamilan.
BAB VI
64
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan 6.1.1 Sebagian besar responden bekerja sebagai buruh/karyawan/pegawai yaitu sebanyak 24 responden (51,1%). 6.1.2 Sebagian besar suami memiliki peran dalam perawatan kehamilan isteri kategori sedang sebanyak 31 orang (66%). 6.1.3 Ada hubungan yang signifikan antara status pekerjaan suami dengan peran suami dalam perawatan kehamilan isteri di Puskesmas Baki Kabupaten Sukoharjo 6.2 Saran 6.2.1
Bagi pelayanan Keperawatan Menerapkan informasi dari hasil penelitian ini dalam melakukan pelayanan keperawatan tentang perlunya peran suami dalam kehamilan isteri guna menjaga kesehatan kehamilan dan kelancaran proses persalinannya.
6.2.2
Bagi masyarakat Menjadi informasi bagi suami tentang perlunya peran suami dalam kehamilan isteri guna menjaga kesehatan kehamilan dan kelancaran proses persalinannya.
6.2.3
Bagi peneliti lanjut Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan variabel yang lain yang bersifat korelasi yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan peran suami dalam perawatan kehamilan. DAFTAR PUSTAKA 53
65
Adhim, MF. 2000. Bahagia Saat Hamil bagi Ummahat. Yogyakarta: Mitra Pustaka Aisyan, Septiana Dwi Susanti, Sitti Nur Djannah, dan Yuniar Wardani. 2011 Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Keluarga dengan Kematian Perinatal di Wilayah Kerja Puskesmas Baamang Unit II Sampit Kalimantan Tengah. KES MAS Vol. 5 No. 1 Hal: 1 – 67. Yogyakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta Apriyanti, Rahmadani. 2013. Faktor-Faktor yang Berhunbungan terhadap Peran Suami dalam Pemeliharaan Kehamilan Istridi Wilayah Kerja Puskesmas Kebayakan Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah. Skripsi. Banda Aceh: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan U’budiyah Azwar, S. 2007.Reliabilitas dan Validitas. Edisi 1 Cetakan VII. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Azwar, S. 2010. Penyusunan Skala Psikologis. Edisi 1 Cetakan XIV. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Carroli, Rooney, dan Villiar. 2010. How Effective of Antenatal Care Inpreventing Maternal Mortality and Serious Morbidity? Pediatric-PerinatologiEpidemiology. Rosario, Argentina. Jan: 15 Suppl 1:1-42 Dahlan, S. 2009. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Edisi Ke 4. Jakarta: Salemba Medika Feryani. 2004. Karakteristik Perawatan Kehamilan pada Ibu Hamil di Masyarakat Desa Abelisawh Kecamatan Samparan Kabupaten Konawe Tahun 2004. Skripsi. Yigyakarta: FK UGM Hasna, Dkk. 2003. Penelusuran Kasus-Kasus Kegawatdaruratan Obstetric yang Berakibat Kematian Maternal. Maraka Kesehatan. Vol. 7, No. 2, P: 3847 Ishak, Syafi, Dkk. 2005. Keterlibatan Suami dalam Menjaga Kehamilan Istri di Puskesmas Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. Vol 8. No. 2 p: 100106 Notoatmojo, S. 2003. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan, Jakarta: Andi Offset Notoatmojo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta 54
66
Nugroho, M. 2000. Peran Suami dalam Perawatan Kehamilan dan Persalinan Istri. Skripsi. Surabaya: FKM Unair Puspitawati, Herien. 2013 Fungsi Keluarga, Pembagian Peran dan Kemitraan Gender dalam Keluarga. Skripsi. Bogor: Departemen Ilmu Keluarga Dan Konsumen Putri, Arya Dwiandana dan Nyoman Djinar Setiawina. 2013. Pengaruh Umur, Pendidikan, Pekerjaan Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Miskin Di Desa Bebandem. E-Jurnal EP Unud Vol. 2 No. 4. Bali: Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Ratnaningsih, Nani, Dkk. 2004. Peran Suami dalam Upaya Penanggulangan Kekurangan Energy Kronis (KEK) Ibu Hamil. Berita Kedokteran Masyarakat. Vol 20, No.2 Rumiatun, Darti. 2001. Hubungan dan Pengalaman Ibu Hamil tentang Kehamilan, Persalinan dan Resiko-Resikonya dengan Rencana Pemilihan Penolong Persalinan di Wilayah Puskesmas Wonosari Kecamatan Wonossari Kabupaten Gunung Kidul-Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: FK UGM Sarwono, S. 2004. Sosiologi Kesehatan, Beberapa Konsep Beserta Aplikasinya. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Saifudin, A. B. 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: JNKKR-POGI Saifudin, A. B, Et All. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Ed 1 Cetakan 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Siswosudarmo, Risanto, Dkk. 2008. Fisiologi Obstetric. Yogyakarta: Pustaka Cendikia Soemantri, KN. 2004. Kajian Kematian Ibu dan Anak di Indonesia. Jakarta: Depkes RI Soetanto, Edy dan Eny Winaryati. 2009. Ante Natal Care (ANC) dalam Resprekstif Ibu Hamil : Gambaran Kerentanan Kesehatan Reproduksi pada Masyarakat Nelayan di Kabupaten Rembang. Jurnal Keperawatan Vol. 2 No. 2 Hal 21-27. Semarang: FIKKES Universitas Muhammadyah Semarang. Semarang Suhariadi. 2003. Sosiologi Pembangunan. Bandung: Tarsito Susanti. 2002. Partisipasi Suami dalam Perawatan Kehamilan di Wilayah Puskesmas Mergangsan Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: FK UGM Tursilowati, Sri Yuni dan Eka Sulistyorini. 2007. Pengaruh Peran Serta Suami Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Hamil dalam Menghadapi Proses
67
Persalinan di Desa Jepat Lor Kecamatan Tayu Kabupaten Pati 2007. Yogyakarta: Jurnal Kesehatan Surya Medika Yogyakarta. Http://Www.Skripsistikes.Wordpress.Com Umami, Riza, Dkk. 2007. Peran Suami Selama Proses Kehamilan Sampai Nifas Istri. The Indonesian Journal of Public Heealt. Vol 3. No. 3. P: 101-107 Widayatun. 2001. Keselamatan Ibu dan Kelangsungan Hidup Anak: Bagaimana Partisipasi Anak Laki-Laki? Penduduk dan Pembangunan. Jilid XII. No.1 Widodo, Ariani Dewi, Dkk. 2005. Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku tentang Kehamilan, Persalinan, serta Komplikasinya pada Ibu Hamil Nonprimigravida Di RSUPN Cipto Mangunkusumo. Majalah Kedokteran Indonesia. Vol 55. No 10. P: 631-638 Winkjosastro, Hanifa. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pusktaka Sarwono Prawirohardjo.