HUBUNGAN STATUS PARITAS DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU PRE OPERASI SECTIO CAESAREADI RS PKU MUHAMMADIYAH SUKOHARJO SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan
Oleh : Etik Kristiyani NIM. ST 13032
PROGRAM STUDI S-1KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015
LEMBAR PERSETUJUAN
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan Skripsi yang berjudul:
HUBUNGAN STATUS PARITAS DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU PRE OPERASI SECTIO CAESAREA DI RS PKU MUHAMMADIYAH SUKOHARJO
Oleh: Etik Kristiyani NIM. ST 13032 Telah disetujui untuk dapat dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
(Meri Oktariani, S. Kep., Ns., M.Kep) (Rufaida Nur Fitriana, S.Kep., Ns) NIK. NIK 200981037 NIK.201187098
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul ”Hubungan Status Paritas dengan Tingkat Kecemasan Ibu pre operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo”. Skripsi ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Skripsi ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Wahyu Rima Agustin, S.Kep., M.Kep, selaku Ka.Prodi S-1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta. 3. Meri Oktariani, S. Kep., Ns., M.Kep selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah meluangkan waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan kepada penulis. 4. Rufaida Nur Fitriana, S.Kep., Ns selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang telah meluangkan waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan kepada penulis. 5. Machmud Surdjanto, Sp.B, selaku Direktur RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo yang telah memberi ijin kepada penulis untuk pengambilan data awal dalam pembuatan Skripsi.
6. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan. 7. Seluruh responden yang telah bersedia menjadi responden penelitian untuk diambil datanya dalam penulisan Skripsi. 8. Semua teman-teman yang telah membantu dalam penulisan Skripsi. 9. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Proposal Skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Skrpsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta,
Agustus 2015
Penulis
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
SURAT PERNYATAAN ................................................................................ ii HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv KATA PENGANTAR ..................................................................................... v DAFTAR ISI .................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 4 1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 4 1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 4 1.5 Keaslian Penelitian ...................................................................... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori ............................................................................. 6 2.1.1 Paritas .............................................................................. 6 2.1.2 Kecemasan ..................................................................... 9 2.1.3 Sectio Caesarea .............................................................. 16 2.2 Keaslian Penelitian ..................................................................... 19 2.3 Kerangka Teori ............................................................................ 23
2.4 Kerangka Konsep ........................................................................ 24 2.5 Hipotesis ...................................................................................... 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ........................................................................ 23 3.2 Populasi dan Sampel................................................................. 23 3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 25 3.4 Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran .............................................................. 25 3.5 Instrumen dan Metode Pengumpulan Data ............................. 26 3.6 Metode Pengolahan dan Analisa Data ..................................... 30 3.7 Etika Penelitian ........................................................................ 33 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Univariat .................................................................... 35 4.2 Analisis Bivariat ...................................................................... 37 BAB V PEMBAHASAN 5.1 Status Paritas Ibu Pre Operasi ....................................................... 40 5.2 Kecemasan ibu pre operasi ............................................................ 41 5.3 Hubungan Status Paritas dengan Tingkat Kecemasan .................. 42 BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan ................................................................................... 45 6.2 Saran .............................................................................................. 46 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel
Nama Tabel
Halaman
Tabel 2.4 Keaslian Penelitian ........................................................................ 19 Tabel 3.4 Definisi Operasional ...................................................................... 38 Table 4.1 Karakteristik responden berdasarkan umur ................................... 35 Table 4.2 Kakateristik responden berdasarkan pendidikan ........................... 35 Table 4.3 Kakateristik responden berdasarkan pekerjaan ............................. 36 Table 4.4 Paritas ............................................................................................ 36 Table 4.5 Kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea .................................. 37 Tabel 4.6 Hubungan Status Paritas dengan Tingkat Kecemasan Ibu Pre Operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo ...................................................................................... 38 Tabel 4.7 Analisis Korelasi Chi-Square ........................................................ 38
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar
Judul Gambar
Halaman
Gambar 2.3
Kerangka Teori ........................................................................ 23
Gambar 2.4
Kerangka Konsep ..................................................................... 24
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Lampiran 1.
F01 Usulan Topik Penelitian
2.
F02 Pengajuan judul Skripsi
3.
Fo4 Pengajuan Ijin Studi Pendahuluan
4.
F07 Pengajuan ini Penelitian
5.
Jadwal Penelitian
6.
Surat studi pendahuluan
7.
Surat ijin Penelitian
8.
Surat Keterangan Balasan Penelitian
9.
Lembar Permohonan Responden
10.
Lembat persetujuan menjadi Responden
11.
Kuesioner
12.
Tabulasi hasil penelitian
13.
Hasi SPSS
14.
Lembar Konsultasi
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015 Etik Kristiyani Hubungan Status Paritas Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Pre Operasi Sectio Caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo Abstrak Di Indonesia tahun 2012 terdapat 373.000.000 orang ibu hamil, yang mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan ada sebanyak 107.000.000 orang (28,7%). Ansietas merupakan bagian dari respon emosional, dimana ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan status paritas dengan tingkat kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo Jenispenelitian kuantitatif yaitu korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel sebanyak 32 responden teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Penelitian ini dilaksanakan di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjopada bulan Juni - Juli 2015. Analisis menggunakan analisis Chi square. Hasil penelitian mayoritas multipara sebanyak 16 responden (50%) Kecemasan mayoritas mengalami kecemasan berat yaitu sebanyak 13 responden (40,6%). Hasil koefisien kontingensi sebesar 0,609, sehingga dapat dikatakan hubungan yang kuat antara status paritas dengan tingkat kecemasan dengan analisis chi-square dengan 32 responden dengan taraf signifikan 5% diperoleh X2tabelsebesar 12.592 > X2hitung sebesar 18.831 dengan p value 0,004 < 0,05, ada hubungan status paritas dengan tingkat kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea. Adahubungan status paritas dengan tingkat kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo. Kata Kunci : Paritas, Kecemasan, sectio caesarea Daftar Pustaka : 24 literatur (2005-2010)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kehamilan, merupakan periode krisis yang akan berakhir dengan dilahirkannya bayi. Selama kehamilan, pada umumnya ibu mengalami perubahan, baik fisik maupun psikis yang tampaknya hal tersebut berhubungan dengan perubahan biologis (hormonal) yang dialaminya.Emosi ibu hamil cenderung labil.Reaksi yang ditunjukkan terhadap kehamilan dapat saja berlebihan dan mudah beubah-ubah (Herawati, 2009). Di
Indonesia
sekitar
95%
tenaga
kesehatan
tidak
terlalu
memperhatikan kondisi psikis wanita melahirkan tetapi lebih memperhatikan kondisi fisik ibu dan bayi yang dilahirkannya. Jika kita perhatikan banyak wanita memilih persalinan dengan operasi atas dasar pertimbangan tertentu terutama ibu membayangan rasa sakit pada proses persalinan (Suryani, 2010). Proses persalinan selain dipengaruhi oleh faktor jalan lahir (passage), faktor janin (passanger) dan faktor kekuatan (power), faktor psikis juga sangat menentukan keberhasilan persalinan. Rasa takut dan khawatir dapat menyebabkan rasa sakit pada waktu persalinan dan akan mengganggu jalan persalinan menjadi macet seperti sungsang, distosia bahu, perpanjangan kala II, his lemah, panggul sempit. Ibu akan menjadi lelah dan kekuatan hilang, untuk menghilangkan cemas harus ditanamkan kerja sama pasien dengan penolong (dokter, bidan) dan diberikan konseling selama hamil dengan tujuan menghilangkan ketidak tahuan, latihan – latihan fisik, dan kejiwaan, mendidik
cara – cara perawatan bayi dan berdiskusi tentang peristiwa persalinan fisiologis (Mochtar, 2012). Di Indonesia terdapat 373.000.000 orang ibu hamil, yang mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan ada sebanyak 107.000.000 orang (28,7%).Seluruh populasi di Pulau Jawa terdapat 679.765 ibu hamil yang mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan 355.873 orang (52,3%) (Depkes RI, 2008). Ansietas merupakan bagian dari respon emosional, dimana ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya.Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik.Dimana ansietas dialami secara subjektif dan dikomunikasikan secara interpersonal.Seorang individu yang mengalami kecemasan secara langsung dapat mengekspresikan kecemasannya melalui respon yang fisiologis dan prilaku, dan secara tidak langsung dapat mengembangkannnya melalui mekanisme pertahanan dalam melawan kecemasan yang disebut koping.Berdasarkan penggolongannya koping ini dibedakan menjadi dua, adaptif yaitu mekanisme yang mendukung fungsi, dan maladaptive yaitu mekanisme yang menghambat fungsi (Stuart, 2007). Seiring dengan bertambanhnya usia kehamilan, baik kondisi fisik maupun emosional ibu akan berubah, dan hal ini akan terus berlanjut sampai ke masa persalinan. persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin atau uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir dengan bantuan atau tanpa bantuan atau kekuatan sendiri. Dengan
semakin dekatnya jadwal persalinan, terutama persalinan pertama, wajar timbul perasaan cemas ataupun takut (Marmi, 2011). Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Elvira Mandasari (2010), dengan judul “Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida dan Multigravida Menjelang Persalinan di Klinik Hj Hamidah Nasution “, didapatkan besar sampel sebanyak 36 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecemasan menghadapi persalinan berdasarkan umur 26-30 tahun sebanyak 15 orang (41,7%), berdasarkan pendidikan terbanyak pendidikan menengah sebanyak 27 orang (75%), berdasarkan pekerjaan terbanyak pada wiraswasta sebanyak 30 orang (83,3%), berdasarkan paritas terbanyak multipara sebanyak 26 orang (72,2%). Mayoritas responden dari segi berdasarkan tingkat kecemasan menunjukkan hampir seluruh ibu mengalami kecemasan berat saat menjelang persalinan baik pada primigravida maupun multigravida yaitu sebanyak 24 orang (66,7 %). Berdasarkan pengambilan data awal yang dilakukan bulan Januari 2015 di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo didapatkan jumlah data ibu pre operasi sectio caesarea persalinan yaitu 35 orang, 12 primipara, 8 orang multipara. Terdapat 5 orang yang diwawancarai oleh penulis didapatkan terdapat 4 orang mengalami kecemasan dalam menghadapi operasi sectio caesarea, sedangkan 1 ibu tidak mengalami kecemasan dalam menghadapi operasi caesarea. Berdasarkan data di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Status Paritas dengan Tingkat Kecemasan Ibu pre operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo”.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah “Adakah hubungan status paritas dengan tingkat kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo?”. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan status paritas dengan tingkat kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui karakteristik responden 2. Untuk mendeskripsikan status paritas ibu pre operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo. 3. Untuk mendeskripsikan tingkat kecemasan ibu menjelang persalinan sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo. 4. Untuk menganalisa hubungan status paritas dengan tingkat kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi peneliti Sebagai pengalaman belajar dan menambah pengetahuan dalam penelitian sehingga dapat dijadikan pedoman dalam penelitian selanjutnya dan sebagai pengalaman yang nyata.
1.4.2 Bagi Rumah Sakit 1. Institusi lahan penelitian Dari penelitian ini dapat memberikan manfaat khususnya RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo agar dapat memberikan konseling dan motivasi bagi pasien dalam menghadapi pre operasi sectio caesarea. 2. Institusi pendidikan Menambah referensi perpustakaan dan sebagai sumber bacaan tentang status paritas dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi persalinan sectio caesarea.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teori 2.1.1 Paritas 2.1.1.1 Pengertian Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita (BKKBN, 2006). Menurut Prawirohardjo (2009), paritas dapat dibedakan menjadi primipara, multipara dan grandemultipara. Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang mampu hidup diluar rahim (28 minggu) (JHPIEGO, 2008). Sedangkan menurut Manuaba (2008), paritas adalah wanita yang pernah melahirkan bayi aterm. 2.1.1.2 Klasifikasi Paritas 1. Primipara Primipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak, yang cukup besar untuk hidup di dunia luar (Varney, 2006). 2. Multipara Multipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak lebih dari satu kali (Prawirohardjo, 2009).Multipara
adalah wanita yang pernah melahirkan bayi viabel (hidup) beberapa kali (Manuaba, 2008).Multigravida adalah wanita yang sudah hamil, dua kali atau lebih (Varney, 2006). 3. Grandemultipara Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau lebih dan biasanya mengalami penyulit dalam
kehamilan
2008).Grandemultipara
dan adalah
persalinan wanita
(Manuaba, yang
pernah
melahirkan bayi 6 kali atau lebih hidup atau mati (Rustam, 2005).Grandemultipara
adalah
wanita
yang
telah
melahirkan 5 orang anak atau lebih (Varney, 2006). 2.1.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Paritas Faktor yang mempengaruhi paritas menurut Friedman (2005), yaitu: 1. Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah
suatu
pendidikan
cita-cita
tertentu.
Makin
tinggi
tingkat
seseorang,
maka
makin
mudah
dalam
memperoleh menerima informasi, sehingga kemampuan ibu dalam berpikir lebih rasional. Ibu yang mempunyai pendidikan tinggi akan lebih berpikir rasional bahwa jumlah anak yang ideal adalah 2 orang.
2. Pekerjaan Pekerjaan
adalah
simbol
status
seseorang
dimasyarakat.Pekerjaan jembatan untuk memperoleh uang dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dan untuk mendapatkan
tempat
diinginkan.Banyak
pelayanan
anggapan
kesehatan
bahwa
status
yang
pekerjaan
seseorang yang tinggi, maka boleh mempunyai anak banyak karena mampu dalam memenuhi kebutuhan hidup seharisehari. 3. Keadaan Ekonomi Kondisi ekonomi keluarga yang tinggi mendorong ibu untuk mempunyai anak lebih karena keluarga merasa mampu dalam memenuhi kebutuhan hidup. 4. Latar Belakang Budaya Kultur universal adalah unsur-unsur kebudayaan yang bersifat universal, ada di dalam semua kebudayaan di dunia, seperti pengetahuan bahasa dan khasanah dasar, cara pergaulan sosial, adat-istiadat, penilaian-penilaian umum. Tanpa disadari, kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaan pulalah yang memberi corak pengalaman individu-individu
yang
menjadi
anggota
kelompok
masyarakat asuhannya.Hanya kepercayaan individu yang telah mapan dan kuatlah yang dapat memudarkan dominasi kebudayaan dalam pembentukan sikap individual. Latar belakang budaya yang mempengaruhi paritas antara lainadanya anggapan bahwa semakin banyak jumlah anak, maka semakin banyak rejeki. 5. Pengetahuan Pengetahuan merupakan domain dari perilaku. Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, maka perilaku akan lebih bersifat langgeng. Dengan kata lain ibu yang tahu dan paham tentang jumlah anak yang ideal, maka ibu akan berperilaku sesuai dengan apa yang ia ketahui. 2.1.2 Kecemasan 2.1.2.1 Pengertian Kecemasan Kecemasan adalah perasaan yang tidak jelas tentang keprihatinan dan khawatir karena ancaman pada sistem nilai atau pola keamanan seseorang. Individu mungkin dapat mengidentifikasi situasi (misal, persalinan), tetapi pada kenyataannya ancaman terhadap diri berkaitan dengan khawatir dan keprihatinan yang terlibat di dalam situasi. Situasi tersebut adalah sumber dari ancaman, tetapi bukan ancaman itu sendiri (Carpenito, 2007). Kecemasan adalah emosi yang tidakmenyenangkan, yang ditandai dengankekhawatiran, keprihatinan, dan rasa takut
yangkadang-kadang kita alami dalam tingkat yangberbeda (Atkinson, 1996 dalam Maimunah, 2011). 2.1.2.2 Tingkatan Kecemasan (ansietas) Menurut Stuart (2007), Tingkatan kecemasan adalah sebagai berikut: 1. Ansietas ringan Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari; ansietas ini menyebabkan individu menjadi
waspada
dan
meningkatkan
lapang
persepsinya.Ansietas ini dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas. 2. Ansietas sedang Ansietas memungkinkan individu untuk berfokus pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain. Ansietas ini mempersempit lapang persepsi individu.Individu tidak mengalami perhatian yang selektif namun dapat berfokus pada lebih banyak area jika diarahkan untuk melakukannya. 3. Ansietas berat Ansietas berat sangat mengurangi lapang persepsi individu. Individu cenderung berfokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta tidak berfikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Individu
tersebut memerlukan banyak arahan untuk berfokus pada area lain. 4. Tingkat panik Tingkat panik dari ansietas berhubungan dengan terperangah, ketakutan, dan teror.Hal yang rinci terpecah dari proporsinya.Individu yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan arahan.Panik mencakup disorganisasi kepribadian dan menimbulkan peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang,
dan
rasional.Tingkat
kehilangan
ansietas
ini
tidak
pemikiran sejalan
yang dengan
kehidupan, jika berlangsung terus dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan dan kematian. 2.1.2.3 Pengukuran Kecemasan Menurut
Hawari
(2011),
instrumen
yang
dapat
digunakan untuk mengukur skala kecemasan adalah Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok gejala yang masing-masing kelompok dirinci lagi dengan gejala-gejala yang lebih spesifik, yaitu : 1. Perasaan cemas 2. Ketegangan 3. Ketakutan
4. Gangguan tidur 5. Gangguan kecerdasan 6. Perasaan depresi (murung) 7. Gejala somatik (fisik otot) 8. Gejala sensorik 9. Gejala kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) 10. Gejala respiratori (pernafasan) 11. Gejala gastrointestinal (pencernaan) 12. Gejala urogenital (perkemihan dan kelamin 13. Gejala autonom 14. Tingkah laku sikap
Masing-masing kelompok gejala diberi penilaian angka skore antara 0 – 4, yang artinya adalah sebagai berikut: 1. 0 = tidak ada gejala 2. 1 = gejala ringan 3. 2 = gejala sedang 4. 3 = gejala berat 5. 4 = gejala berat sekali Masing-masing nilai (Skor) dari ke 14 kelompok gejala tersebut dijumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat kecemasan seseorang, yaitu : 1. < 14
: Tidak ada kecemasan
2. 14 -20
: Kecemasan ringan
3. 21 – 27
: Kecemasan sedang
4. 28 – 41
: Kecemasan berat
5. 42 – 56
: Kecemasan berat sekali
2.1.2.4 Faktor Predisposisi Menurut Stuart (2007), teori yang di kembangkan untuk menjelaskan kecemasan, antara lain: 1. Teori psikoanalitis Ansietas adalah konflik emosional yang terjadi anatara dua elemen kepribadian dan superego. Psikoanalis mewakili dorongan insting dan impuls primitif, sedangkan superego mencerminkan hati nurani dan dikendalikan oleh norma budaya. Ego atau aku, berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan tersebut, dan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya. 2. Teori interpersonal Ansietas
timbul
dari
perasaan
takut
terhadap
ketidaksetujuan dan penolakan interpersonal. Ansietas juga berhubungan
dengan
perkembangan
trauma,
seperti
perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan kerentanan tertentu. Individu dengan harga diri rendah terutama rentan mengalami ansietas yang berat.
3. Teori perilaku Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan individu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Ahli teori perilaku lain menganggap ansietas
sebagai
suatu dorongan
yang
dipelajari berdasarkan keinginan dari dalam diri untuk menghindari kepedihan. 4. Teori keluarga Teori keluarga menunjukkan bahwa
gangguan
ansietas biasanya terjadi dalam keluarga. Gangguan ansietas juga tumpang tindih antara gangguan ansietas dengan depresi. 5. Teori Biologis Teori biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine, obat-obatan yang meningkatkan
neuroregulator
inhibisi
asam
gama-
aminobutirat (GABA), yang berperan penting dalam mekanisme biologis yang berhubungan dengan ansietas. Kesehatan umum individu dan riwayat ansietas pada keluarga memiliki efek nyata sebagai predisposisi ansietas. Ansietas mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya
menurunkan
mengatasi stressor.
kemampuan
individu
untuk
2.1.2.5 Stresor Pencetus Kecemasan Menurut
Stuart
(2007),
stressor
pencetus
dari
kecemasan dapat berasal dari sumber internal atau eksternal. Stressor pencetus dapat dikelompokkan dalam dua kategori: 1. Ancaman terhadap integritas fisik meliputi disabilitas fisiologis yang akan terjadi atau penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari. 2. Ancaman terhadap sistem dapat membahayakan identitas, harga diri, dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu. 2.1.2.7 Respon fisiologis terhadap kecemasan Menurut Stuart (2007), respon fisiologis terhadap kecemasan antara lain: 1. Gastrointestinal ditandai dengan kehilangan nafsu makan, menolak makan, rasa tidak nyaman pada abdomen, nyeri abdomen, mual, nyeri ulu hati, diare. 2. Saluran perkemihan ditandai dengan Tidak dapat menahan kencing, sering berkemih. 3. Kulit ditandai dengan wajah kemerahan, berkeringat setempat (telapak tangan), gatal, rasa panas dan dingin pada kulit, wajah pucat, berkeringat seluruh tubuh. 4. Kardiovaskuler
ditandari
palpitasi,
jantung
berdebar,
tekanan darah meningkat, rasa ingin pingsan, pingsan, tekanan darah menurun, denyut nadi menurun.
5. Pernafasan ditandai dengan napas cepat, sesak napas, tekanan pada dada, napas dangkal, pembengkakan pada tenggorokan, sensasi tercekik, terengah-engah. 6. Neuromuskuler refleks meningkat, reaksi terkejut, mata berkedip-kedip,
insomnia,
tremor,
rigiditas,
gelisah,
mondar-mandir, wajah tegang, kelemahan umum, tungkai lemah, gerakan yang janggal.
2.1.3 Sectio Cesarea 2.1.3.1 Pengertian Sectio
cesarea
adalah
suatu
tindakan
untuk
melahirkan bayi dengan berat di atas 500 gram, melalui sayatan
pada
dinding
uterus
yang
masih
utuh
(Saifuddin, 2006). Sectio cesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin > 500 gr (Winkjosastro, 2010). 2.1.3.2 Etiologi Sebelum keputusan untuk melakukan seksio cesarea diambil, pertimbangkan secara teliti indikasi dengan resiko yang
mungkin
kemih/usus,
terjadi
(perdarahan,
infeksi).Pertimbangan
cedera
saluran
tersebut
harus
berdasarkan penelitian pra bedah secara lengkap, mengacu pada
syarat-syarat
pembedahan
dan
pembiusan
(Wiknjosastro, 2010). 2.1.3.3 Macam-macam operasi Sectio Cesarea Menurut Winkjosastro (2007), macam-macam operasi seksio cesarea dibagi menjadi : 1. Sectio CesareaTransperitonealis a. Seksio Cesarea klasik atau korporal dengan insisi memanjang pada korpus uteri kira-kira sepanjang 10 cm. b. Seksio Cesarea ismika atau profunda atau low cervikal dengan insisi melintang pada segmen bawah rahim kira-kira sepanjang 10 cm. 2. Sectio Cesarea Ekstraperitoneal (jarang dilakukan) Yaitu dilakukan untuk mengurangi bahaya infeksi puerperal, akan tetapi dengan kemajuan pengobatan terhadap infeksi, pembedahan ini sekarang tidak banyak lagi dilakukan 2.1.3.4 Indikasi Sectio Cesarea Indikasi seksio cesareamenurut Wiknjosastro (2006), meliputi : 1.
Ibu a. Disproporsi kepala panggul/CPD/PD b. Disfungsi uterus
c. Distosia jaringan lunak d. Plasenta previa 2. Anak a. Janin besar b. Gawat janin c. Letak lintang 2.1.4.5 Komplikasi Sectio Cesarea Menurut Hacker (2001), komplikasi seksio cesarea dibagi menjadi 3 macam yaitu : 1. Perdarahan Perdarahan
primer
mungkin
terjadi
akibat
kegagalan mencapai hemostatis di tempat insisi rahim atau akibat atonia uteri yang dapat terjadi setelah pemanjangan masa persalinan 2. Sepsis sesudah pembedahan Frekuensi dari komplikasi ini jauh lebih besar bila Seksio cesarea dilakukan selama persalinan atau bila terdapat infeksi dalam rahim. Antibiotik profilaksis selama 24 jam banyak mengurangi insiden ini. 3. Cedera pada sekeliling struktur. Usus besar, kandung kemih, pembuluh di dalam ligamen yang lebar dan ureter terutama cenderung terjadi cedera. Hematuria yang singkat dapat terjadi akibat terlalu antusias dalam menggunakan refraktor di daerah dinding kemih.
2.2 Keaslian Penelitian Penelitian tentang hubungan paritas dengan kecemasan pernah dilakukan ditunjukkan pada tabel di bawah ini, yaitu:
Tabel 2.1 Keaslian Penelitian Nama Peneliti Wa Ode Zamriati (2013)
Judul Penelitian Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kecemasan Ibu Hamil Menjelang Persalinan di Poli KIA PKM Tuminting
Metode Penelitian Observasional analitik dengan pendekatan cross sectional
Dewi (2013)
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kecemasan Ibu Hamil Dalam Menghadapi Persalinan di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh
Metode analitik dengan pendekatan Cross Sectional
Hasil Penelitian Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara umur, paritas dan pengalaman traumatis dengan tingkat kecemasan ibu, sedangkan tingkat pendidikan tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan tingkat kecemasan ibu Analisis menunjukkan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kecemasan ibu hamil dalam menghadapi persalinan di Rumah Sakit Umum Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2013, ditandai dengan nilai p-value (0,019) < αvalue (0,05). Ada hubungan antara pengetahuan dengan kecemasan ibu hamil dalam menghadapi persalinan di Rumah Sakit Umum Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2013, ditandai dengan nilai p-value (0,008) < αvalue (0,05). Kesimpulan : Ada hubungan antara dukungan keluarga dan pengetahuan dengan kecemasan ibu hamil
dalam menghadapi persalinan di Rumah Sakit Umum Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2013. Saran Agar dapat memberikan masukan bagi ibu hamil yang akan menghadapi persalinan. Sehingga dapat dijadikan motivasi untuk menghadapi persalinan dengan tenang.
Elvira Mandasari (2010)
Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida dan Multigravida Menjelang Persalinan di Klinik Hj Hamidah Nasution
Analitik dengan pendekatan Cross Sectional
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecemasan menghadapi persalinan berdasarkan umur 26-30 tahun sebanyak 15 orang (41,7 %), berdasarkan pendidikan terbanyak pendidikan menengah sebanyak 27 orang (75 %), berdasarkan pekerjaan terbanyak pada wiraswasta sebanyak 30 orang (83,3 %), berdasarkan paritas terbanyak multipara sebanyak 26 orang (72,2 %). Mayoritas responden dari segi berdasarkan tingkat kecemasan menunjukkan hampir seluruh ibu mengalami kecemasan berat saat menjelang persalinan baik pada primigravida maupun multigravida yaitu sebanyak 24 orang (66,7%)
2.3 Kerangka Teori
Sectio
Paritas
Kecemasan
Carsarea
Primipara
Multipara
Grande multipara
1. Pengertian 2. Etiologi 3. Macam-macam operasi Sectio Cesarea 4. Indikasi Sectio Cesarea 5. Komplikasi Sectio Cesarea
Faktor predisposisi : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Perasaan cemas Ketegangan Ketakutan Gangguan tidur Gangguan kecerdasan Perasaan depresi (murung) Gejala somatik (fisik otot) Gejala sensorik Gejala kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) 10. Gejala respiratori (pernafasan) 11. Gejala gastrointestinal (pencernaan) 12. Gejala urogenital (perkemihan dan kelamin 13. Gejala autonom 14. Tingkah laku sikap
Gambar 2.3 Kerangka Teori Sumber : Modifikasi Carpenito (2007), Stuart (2007), Hawari (2011), Aryani (2010)
2.4 Kerangka Konsep
Variabel Independent Paritas
Variabel Dependent Kecemasan Ibu pre operasi sectio caesarea
Gambar 2.4 Kerangka Konsep
2.5 Hipotesis Ho
: Ada hubungan status paritas dengan tingkat kecemasan ibu per operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo
Ha
: Ada hubungan status paritas dengan tingkat kecemasan ibu pre operasi sectio caesareadi RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang hendak dicapai maka jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif yaitu studi korelasi dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor risiko dengan efek. Rencana penelitian ini menggunakan rancangan penelitian dengan pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach)
(Notoatmodjo,
2010).
Pendekatan
ini
dengan
melakukan
pengumpulan data untuk variabel bebas dan variabel terikat dalam satu waktu.
3.2. Populasi dan Sampel dan Teknik Sampling 3.2.1 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari subyek / obyek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Arikunto, 2010). Populasi dalam penelitian adalah semua ibu pre operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo pada bulan Juni – Juli yaitu sebanyak 32 responden.
3.2.2 Sampel dan Teknik Sampling Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Teknik sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi (Nursalam, 2008). Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling.
Total sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarka
jumlah populasi dijadikan sampel (Sugiyono, 2010). Sampel dalam penelitian ini sebanyak 32 responden. Dalam penelitian ini sampel yang diambil harus memenuhi kriteria inklusi maupun kriteria eksklusi. 1. Kriteria Inklusi Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2010). Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu: a. Ibu yang akan melakukan operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo. b. Ibu yang bisa membaca dan menulis c. Ibu yang bersedia menjadi responden. 2. Kriteria Eksklusi Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2010). Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:
a. Sudah ada riwayat SC
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian 3.3.1 Lokasi Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data selama kasus berlangsung (Notoatmodjo, 2012).Penelitian ini dilaksanakan di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo. 3.3.2 Waktu penelitian Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk memperoleh data penelitian yang dilaksanakan (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015
3.4 Variabel, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran 3.4.1 Variabel 1. Variabel Independen (Variabel Bebas) Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2010).Variabel independen dalam penelitian ini adalah status paritas : primipara, multipara dan grandemultipara.
2. Variabel Dependen (Variabel Terikat) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas(Sugiyono, 2010).
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat kecemasan pasien. 3.4.2 Definisi Operasional Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup atau
pengertian
variabel-variabel
yang
diamati
atau
diteliti (Notoatmodjo, 2010). Tabel 3.1 Definisi Operasional
Nama
Definisi
Variabel
Operasional
Paritas
Alat ukur
Paritas
Lembar
adalah
Observasi
banyaknya
Hasil Ukur
Skala
1. Primipara : 1 Anak 2. Multipara : ≥ 2 anak 3. Grandemultipara: ≥ 3 anak
Nominal
1. < 14 : Tidak ada kecemasan 2. 14 -20 : Kecemasan Ringan 3. 21 – 27 : Kecemasan sedang 4. 28 – 41 : Kecemasan berat 5. 42 – 56 : Kecemasan berat sekali
Ordinal
kelahiran hidup
yang
dipunyai oleh seorang wanita Tingkat
Perasaan
Kecemasan
yang
tidak
jelas tentang keprihatinan dan khawatir
Kuesioner Skala HRS-A
3.5 Instrumen dan Metode Pengumpulan Data 3.5.1 Alat
Instrumen penelitian ini adalah angket. Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang hal-hal
yang ia ketahui
(Arikunto, 2010). Pengumpulan data merupakan pencatatan peristiwaperistiwa atau hal-hal keterangan sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan mendukung penelitian. Teknik pengumpulan data pada variabel paritas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. Sedangkan untuk variabel kecemasan menggunakan Skala HRS-A. 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini tidak dilakukan uji validitas dikarenakan kuesioner tentang kecemasan merupakan pertanyaan yang sudah baku. Alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok gejala yang masing-masing kelompok dirinci lagi dengan gejala-gejala yang lebih spesifik. Skala HRS-A telah dibuktikan memiliki tingkat validitas dengan nilai 0,93 dan reliabilitas tinggi yaitu sebesar 0,97. Sehingga alat ukur kecemasan
sudah
didapatkan
nilai
yang
valid
dan
reliabel
(Mandasari, 2010) Menurut Hawari (2011), instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur skala kecemasan adalah Hamilton Rating ScaleAnxiety
(HRS-A). Alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok gejala yang masingmasing kelompok dirinci lagi dengan gejala-gejala yang lebih spesifik, yaitu : 15. Perasaan cemas 16. Ketegangan 17. Ketakutan 18. Gangguan tidur 19. Gangguan kecerdasan 20. Perasaan depresi (murung) 21. Gejala somatik (fisik otot) 22. Gejala sensorik 23. Gejala kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) 24. Gejala respiratori (pernafasan) 25. Gejala gastrointestinal (pencernaan) 26. Gejala urogenital (perkemihan dan kelamin 27. Gejala autonomy 28. Tingkah laku sikap
Masing-masing kelompok gejala diberi penilaian angka skore antara 0 – 4, yang artinya adalah sebagai berikut: 6. 0 = tidak ada gejala 7. 1 = gejala ringan 8. 2 = gejala sedang 9. 3 = gejala berat
10. 4 = gejala berat sekali Masing-masing nilai (Skor) dari ke 14 kelompok gejala tersebut dijumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat kecemasan seseorang, yaitu : 1. < 14
: Tidak ada kecemasan
2. 14 -20
: Kecemasan ringan
3. 21 – 27 : Kecemasan sedang 4. 28 – 41 : Kecemasan berat 5. 42 – 56 : Kecemasan berat sekali 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2010). Dalam penelitian ini tidak dilakukan uji reliabilitas dikarenakan instrumen penelitian sudah baku, yaitu Hamilton Rating ScaleAnxiety (HRS-A).Skala HRS-A telah dibuktikan memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,97.
3.6 Metode pengumpulan data 3.6.1 Data primer
Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya dan diperoleh dari jawaban atas pertanyaan yang disediakan melalui pengisian cheklist dan kuesioner oleh responden yaitu paritas dan kecemasan. 3.6.2 Data sekunder Melihat dokumentasi, data sekunder digali dan dikumpulkan dari datadata pasien yang diperoleh dari data rekam medik di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo. 3.6.3 Metode pengumpulan data Setelah peneliti mendapatkan surat ijin penelitian institusi pendidikan dari Direktur di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo, setelah itu memberikan informed consent kepada calon responden bersedia atau tidak untuk menjadi responden dalam penelitian, setelah setuju menjadi responden, peneliti memberikan kuesioner yang harus diisi oleh respnden didampingi peneliti. Setelah seluruh data terkumpul oleh peneliti, kemudian data diolah dalam bentuk penyajian kategorik dan dianalisis menggunakan bantuan SPSS dan dilakukan penyusunan hasil dan pembahasan skripsi.
3.7 Metode pengolahan Data dan Analisa Data 3.7.1 Metode Pengolahan Data
Menurut Notoatmodjo (2010), teknik pengolahan data dan analisa data adalah langkah terpenting untuk memperoleh hasil atau simpulan dari masalah yang diteliti. Data yang sudah terkumpul sebelum dianalisis harus selalu melalui pengolahan data terlebih dahulu. Setelah data terkumpul, kemudian diadakan pengolahan data dengan cara: 1. Editing (penyuntingan data) Hasil angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu, Apabila ada jawaban yang belum lengkap kalau memungkinkan perlu dilakukan pengambilan data ulang untuk melengkapi jawaban tersebut, tetapi apabila tidak memungkinkan maka pertanyaan yang jawabannya tidak lengkap tersebut tidak diolah atau tidak dimasukkan dalam pengolahan (data missing).
2. Coding Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan peng”kode”an atau “coding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat atu huruf menjadi data angka atau bilangan. Coding atau pemberian kode ini sangat berguna dalam memasukkan data (data entry). Dalam penelitian ini koding cara memberikan kode dari masingmasing nilai (Skor) dari ke 14 kelompok gejala tersebut dijumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat kecemasan seseorang, yaitu :< 14: Tidak ada kecemasan dengan Kode “1”, 14 -20: Kecemasan ringan dengan kode 2, 21 – 27: Kecemasan sedang dengan
kode 3, 28 – 41: Kecemasan berat dengan kode 4, 42 – 56: Kecemasan berat sekali dengan kode 4. 3. Memasukkan data (data entry) Data yakni jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau “software” komputer. 4. Pembersihan data (cleaning) Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinankemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.
3.7.2 Analisis Data 1. Analisa univariat Analisa ini bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan dari masing-masing variabel bebas.Analisis univariat yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Analisa univariat dalam penelitian ini yaitu karakteristik responden yang meliputi umur, pendidikan dan pekerjaan. Variabel penelitian meliputi paritas dan tingkat kecemasan
2. Analisa bivariat Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi pada penelitian ini dilakukan analisis terhadap hubungan paritas dengan tingkat kecemasan ibu menjelang persalinan.Analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Dalam analisis bivariat ini menggunakan rumus Chi square: 2
X
=Σ
( fo − fh) 2 fh
Keterangan : X2
= Korelasi Chi Square
fo
= Frekuensi yang diperoleh berdasarkan data.
fh
= Frekuensi yang diharapkan
Taraf signifikansi yang digunakan adalah 0,05. Jika hasil X2hitung< X2tabel maka Ho diterima, sedangkan jika X2hitung> X2tabel, maka Ho ditolak. Berarti ada hubungan status paritas dengan tingkat kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea. Menurut Sugiyono (2010), kekuatan koefisien korelasi, seperti pada tabel di bawah ini: Tabel 3.4 Pedoman Kekuatan Hubungan Interval Koefisien
Tingkat hubungan
0,00 – 0,199
Sangat rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat kuat
3.8 Etika Penelitian Menurut Hidayat (2007), dalam melaksanakan penelitian khususnya jika yang menjadi subyek penelitian adalah manusia, maka peneliti harus memahami hak dasar manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya, sehingga penelitian yang akan dilaksanakan benar-benar menjunjung tinggi kebebasan manusia, etika penelitian meliputi: 3.8.1 Informed Consent Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara penelitidengan responden peneliti dengan memberikan lembar persetujuan.Informed Consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan denganmemberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui damapaknya, jika subyek bersedia maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Apabila responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak responden. Beberapa informasi yang harus ada dalam informed consent
tersebut
anatara
lain
partisipasi
responden,
tujuan
dilakukannya tindakan, jenis data yang dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaan, potensial masalah yangakan terjadi, mafaat, kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi, dan lain-lain. 3.8.2 Anonymity (Tanpa Nama) Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subyek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukurdan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
3.8.3 Kerahasiaan (Confidentiality) Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalahmasalahlainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Analisis Univariat Penelitian mengambil “Hubungan Status Paritas dengan Tingkat Kecemasan Ibu pre operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo” dengan 32 responden atau sampel penelitian. 4.1.1 Umur ibu pre operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo Table 4.1 Karakteristik responden berdasarkan umur No 1 2 3
Umur < 20 tahun 20 – 35 tahun > 35 tahun Total Sumber: Data Primer (2015)
f 1 25 6 32
% 3,1 78,1 18,8 100
Berdasarkan table 4.1 di atas dapat diketahui umur kurang dari 20 tahun ebanyak 1 respondaen (3,1%), umur 20 – 35tahun sebanyak 25 responden (78,1%) dan umur lebihdari 35 tahun sebanyak 6 respodnen (18,6%). Jadi umur responden mayoritas berumur 20 – 35 tahun. 4.1.2 Pendidikan ibu pre operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo Tabel 4.2 Kakateristik responden berdasarkan pendidikan No Pendidikan f 1 SMP 11 2 SMA 14 3 Sarjana 7 Total 32 Sumber: Data Primer (2015)
% 34,4 43,8 21,8 100
Berdasarkan tabel 4.2 di atas pendididkan SMP sebanyak 11 responden (34,4%) dan tingkat pendidikan SMA sebanyak 14 responden (43,8%) dan pendidikan sarjana sebanyak 7 responden (21,8%). Sehingga mayoritas responden dengan tingkat pendidikan SMA. 4.1.3 Pekerjaan ibu pre operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan No Pekerjaan f 1 IRT 17 2 Swasta 13 3 PNS 2 Total 32 Sumber: Data Primer (2015)
% 53,1 40,6 6,2 100
Berdasarkan pekerjaan ibu dapat diketahui sebagai ibu rumah tangga sebanyak 17 responden (53,1%), bekerja di bidang swasta sebanyak 13 responden (40,1%) sehingga mayoritas sebagai ibu rumah tangga. 4.1.4 Paritas ibu pre operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo Tabel 4.4 Paritas No Paritas 1 Primipara 2 Multipara 3 Grandemultipara Total Sumber: Data Primer (2015)
f 12 16 4 32
% 37,5 50,0 12,5 100
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui ibu primipara sebanyak 12 responden (37,5%) ibu multipara sebanyak 16 responden (50,0%) dan ibu grandemultipara sebanyak 4 responden (12,4%). Jadi mayoritas responden dengan paritas multipara.
4.1.5 Kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo Tabel 4.5 Kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea No Kecemasan f 1 Ringan 10 2 Sedang 8 3 Berat 13 4 Berat Sekali 1 Total 32 Sumber: Data Primer (2015)
% 31,2 25,0 40,6 3,1 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui kecemasan ringan sebanyak 10 responden (31,2%), ibu dengan kecemasan sedang sebanyak 8 responden (25,0%), ibu dengan kecemasan berat sebanyak 13 responden (40,6%) dan ibu dengan kecemasan berat sekali sebanyak 1 responden (3,1%). Jadi mayoritas mengalami kecemasan berat.
4.2 Analisa Bivariat Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi pada penelitian ini dilakukan analisis hubungan status paritas dengan tingkat kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo.
Tabel 4.6 Hubungan Status Paritas dengan Tingkat Kecemasan Ibu Pre Operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo Kecemasan Paritas
Ringan Sedang Berat
Primipara Multipara Grandemultipara Total
1 0 10 3.1% .0% 31.2% 7 6 3 21.9% 18.8% 9.4% 2 2 0 6.2% 6.2% .0% 10 8 13 31.2% 25.0% 40.6%
Berat Sekali 1 3.1% 0 .0% 0 .0% 1 3.1%
Total 12 37.5% 16 50.0% 4 12.5% 32 100.0%
Berdasarkan data penelitian didapatkan hasil crosstabulation antara status paritas dengan tingkat kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo primipara mayoritas dengan kecemasan berat yaitu sebanyak 10 responden (31,2%), multipara mayoritas dengan kecemasan ringan yaitu sebanyak 7 responden (21,9%) dan grandemultipara dengan kecemasan ringan sebanyak 2 responden (6,2%) dan sedang sebanyak 2 responden (6,2%). Analisisyang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi dalam penelitian menggunakan analisis Chi square, yaitu sebagai berikut: Tabel 4.7Analisis korelasi Chi-Square
Hubunganstatus paritas dengan tingkat kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea
n
X
p value
Contingency Coefficient
32
18.831
0.004
0,609
2
Berdasarkan uji statisitik dengan analisis chi-square dengan 32 responden dengan taraf signifikan 5% diperoleh X2tabelsebesar 12.592 > X2hitung sebesar 18.831 dengan p value0,004 < 0,05, sehingga Ho ditolak, berarti ada hubungan status paritas dengan tingkat kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo. Hasil koefisien kontingensi sebesar 0,609, sehingga dapat dikatakan hubungan yang kuat antara status paritas dengan tingkat kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo.
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Status Paritas Ibu Pre Operasi Sectio Caesarea Berdasarkan hasil penelitian mayoritas responden dengan paritas multipara yaitu sebanyak 16 responden (50%).Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita (BKKBN, 2006). Menurut Prawirohardjo (2009), paritas dapat dibedakan menjadi primipara, multipara dan grandemultipara. Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang mampu hidup diluar rahim (28 minggu) (JHPIEGO, 2008). Klasifikasi
paritas
yaitu
primipara,
multipara
dan
grandemultipara.Primipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak, yang cukup besar untuk hidup di dunia luar (Varney, 2006).Multipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak lebih dari satu kali (Prawirohardjo, 2009).Multipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi viabel (hidup) beberapa kali (Manuaba, 2008).Multigravida adalah wanita yang sudah hamil, dua kali atau lebih (Varney, 2006).Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau lebih dan biasanya mengalami penyulit dalam kehamilan dan persalinan (Manuaba, 2008).Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih hidup atau mati (Rustam, 2005).Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau lebih (Varney, 2006).Hasil penelitian Mandasari (2010), penelitian
menunjukkan bahwa berdasarkan paritas terbanyak multipara sebanyak 26 orang (72,2 %). 5.2 Kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo Hasi penelitian menunjukkan bahwa mayoritas mengalami kecemasan berat yaitu sebanyak 13 responden (40,6%). Menurut Carpenito (2007), kecemasan adalah perasaan yang tidak jelas tentang keprihatinan dan khawatir karena ancaman pada sistem nilai atau pola keamanan seseorang. Individu mungkin dapat mengidentifikasi situasi (misal, persalinan), tetapi pada kenyataannya ancaman terhadap diri berkaitan dengan khawatir dan keprihatinan yang terlibat di dalam situasi.Situasi tersebut adalah sumber dari ancaman, tetapi bukan ancaman itu sendiri. Menurut Stuart (2007), kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap ketidaksetujuan dan penolakan interpersonal. Ansietas juga berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan kerentanan tertentu.Individu dengan harga diri rendah terutama rentan mengalami ansietas yang berat. Menurut Stuart (2007), tingkatan berat sangat mengurangi lapang persepsi individu. Individu cenderung berfokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta tidak berfikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak arahan untuk berfokus pada area lain.
Menurut Hawari (2011), gejala-gejala kecemasan yaitu meliputi perasaan cemas, ketegangan, ketakutan, gangguan tidur, gangguan kecerdasan, perasaan depresi (murung), gejala somatik (fisik otot), gejala sensorik, gejala kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah), gejala respiratori (pernafasan), gejala gastrointestinal (pencernaan), gejala urogenital (perkemihan dan kelamin, gejala autonomy, tingkah laku sikap Mandasari (2010), hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecemasan menghadapi persalinan berdasarkan umur 26-30 tahun sebanyak 15 orang (41,7 %), Mayoritas responden dari segi berdasarkan tingkat kecemasan menunjukkan hampir seluruh ibu mengalami kecemasan berat saat menjelang persalinan baik pada primigravida maupun multigravida yaitu sebanyak 24 orang (66,7%).
5.3 Hubungan Status Paritas dengan Tingkat Kecemasan Ibu pre operasi sectio caesarea Berdasarkan uji statisitik dengan analisis chi-square dengan 32 responden dengan taraf signifikan 5% diperoleh X2tabelsebesar 12.592 > X2hitung sebesar 18.831 dengan p value0,004 < 0,05, sehingga Ho ditolak, berarti ada hubungan status paritas dengan tingkat kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo. Hasil koefisien kontingensi sebesar 0,609, sehingga dapat dikatakan hubungan yang kuat antara status paritas dengan tingkat kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo.
Hasil penelitian terdahulu yang dilaksanakan di Poli Klinik Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati, mengenai hubungan karakteristik ibu hamil trimester III
dengan
kecemasan
dalam menghadapi
persalinan,
dimana kategori kecemasan yang dialami ibu, dibagi ke dalam beberapa kategori
diantaranya:
graviditas, dan
tingkat
pendidikan.
Dari
158
responden yang diteliti pada kategori graviditas diperoleh kecemasan yang dialami
oleh
primigravida
66,2%,
lebih tinggi
dibandingkan
multigravida 42,2 % (Astria, 2009). Penelitian Zamriati (2013), faktor-Faktor yang berhubungan dengan kecemasan ibu hamil menjelang persalinan di Poli KIA PKM Tuminting dengan hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara umur, paritas dan pengalaman traumatis dengan tingkat kecemasan ibu, sedangkan tingkat pendidikan tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan tingkat kecemasan ibu Menurut Zamriati (2013), bagi primipara, kehamilan yang dialaminya merupakan pengalaman pertama kali, sehingga trimester III dirasakan semakin mencemaskan karena semakin dekat dengan proses persalinan. Ibu akan cenderung merasa cemas dengan kehamilannya, merasa gelisah, dan takut menghadapi persalinan, mengingat ketidaktahuan menjadi faktor penunjang terjadinya kecemasan. Sedangkan ibu yang pernah
hamil
sebelumnya (multigravida), mungkin kecemasan berhubungan dengan pengalaman masa lalu yang pernah dialaminya.
Menurut Suparyanto (2012), faktor yang mempengaruhi kecemasan pasien pre operasi sectio caesarea yaitu karena pasien sering berfikir, seperti: takut nyeri setelah pembedahan. takut keganasan, takut menghadapi ruangan operasi, takut operasi gagal. Graviditas
merupakan
frekuensi
kehamilan
yang
pernah
ibu
alami.Selama periode kehamilan hampir sebagian besar ibu hamil sering mengalami kecemasan terutama pada ibu primipara, kehamilan yang dialaminya merupakan pengalaman pertama kali, sehingga trimester III dirasakan semakin mencemaskan karena semakin dekat dengan proses persalinan. Berbeda dengan ibu yang sudah hamil atau melahirkan (multipara) sudah berpengalaman dalam menghadapi persalinan, maka mereka akan lebih memahami dan akan lebih tenang (Bobak 2009).
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan 6.1.1 Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden dengan paritas multipara yaitu sebanyak 16 responden (50%) 6.1.2 Kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjomayoritas mengalami kecemasan berat yaitu sebanyak 13 responden (40,6%) 6.1.3 Terdapat hubungan status paritas dengan tingkat kecemasan ibu pre operasi sectio caesareap value (0,004 < 0,05) dan koefisien kontingensi sebesar 0,609.
6.2 Saran 6.2.1 Bagi pasien Pre operasi sectio caesarea Diharapkanpasien lebih percaya diri atau yakin bahwa perasi dilakukan secara profesional dan dilakukan dengan prosedur yang baik atau dengan standar operasional prosedur (SOP) sehingga segala kemungkinan resiko dapat ditekan dan dihindari. 6.2.2 Bagi RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo
Diharapkan RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo agar dapat memberikan konseling dan motivasi bagi pasien dalam menghadapi pre operasi sectio caesarea. Sehingga dapat mengurangi kecemasan menjelang operasi sectio caesarea. 6.2.3 Institusi pendidikan Diharapkan dapat menambah referensi perpustakaan dan sebagai sumber bacaan tentang status paritas dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi persalinan sectio caesarea. 6.2.4 Penelit selanjutnya Diharapkan peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian dengan metode lain sehingga didapatkan hasil yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Carpenito, (2007).Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta: EGC Depkes RI, (2008). Asuhan Persalinan Normal. Asuhan Essensial Persalinan. Jakarta : JHPIEGO dan POGI Ghozali, Imam. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS/ Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hacker&Moore. (2007). Esensial Obstetri dan Ginekologi.Jakarta : Hipokrate Hawari, Dadang. (2011). Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI Herawati, (2009).Psikologi Ibu dan Anak. Jakarta: Salemba Medika Hidayat, Alimul, Aziz. (2010). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika JHPIEGO.(2008). Asuhan Persalinan Normal. Asuhan Essensial Persalinan. Jakarta : JHPIEGO dan POGI Maimunah.(2011). Kecemasan Ibu Hamil Menjelang Persalinan Pertama. Jurnal :Fakultas Psikologi. Universitas Muhammadiyah Malang Mandasari Elvira. (2010). Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida dan Multigravida Menjelang Persalinan di Klinik Hj. Hamidah Nasution”. Karya Tulis Ilmiah Manuaba, Ida Bagus Gde. (2008). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC Marmi, (2011)Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas “Puerperium Care”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Mochtar, (2012). Sinopsi Obstetri. Jakarta: EGC Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Prawirohardjo, Sarwono. (2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Saifuddin, Abdul Bari. (2006). Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Stuart.(2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC Sugiyono. (2010).. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suryani, Emi. (2010). Psikologi Ibu dan Anak. Yogyakarta: Fitramaya Varney, Hellen. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan.Edisi 4. Vol.1. Jakarta : EGC Wiknjosastro, Hanifa. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasa Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Zamriati, Wa Ode (2013), Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kecemasan Ibu Hamil Menjelang Persalinan di Poli KIA PKM Tuminting. ejournal keperawatan (e-Kp) Volume. 1 Nomor. 1 Agustus 2013. Diakses tanggal 20 Mei 2015