HUBUNGAN SIKAP INOVATIF DAN STRATEGI KOGNITIF DENGAN KETERAMPILAN PRAKTIK MESIN BUBUT PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN Desi Rahmasari, Muhammad Akhyar, Danar Susilo Wijayanto Prodi. Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNS Kampus V UNS Pabelan, Jl. Ahmad Yani No. 200A Surakarta. Tlp/Fax. 0271 718419 Email:
[email protected] Abstrak The objectives of this research are to find: (1) the correlation between innovative attitude in Productive Subject Matter and lathe practice skill of the students in Grade XI of Mechanical Expertise Program of State Vocational High School 2 of Surakarta; (2) the correlation between cognitive strategy in Productive Subject Matter and lathe practice skill of the students in Grade XI of Mechanical Expertise Program of State Vocational High School 2 of Surakarta; and (3) the simultaneous correlation of innovative attitude and cognitive strategy in Productive Subject Matter to lathe practice skill of the students in Grade XI of Mechanical Expertise Program of State Vocational High School 2 of Surakarta. This research used the correlational method. Its population was all of the students as many as 127 in Grade XI of Mechanical Expertise Program of the aforementioned school. The samples of research were taken by using the simple random sampling technique and consisted of 92 students. The variables of research consisted of two independent variables i.e. innovative attitude and cognitive strategy and one dependent variable i.e. lathe practicum skill. The data of research were collected through questionnaire and documentation. The former was used to collect the data of innovative attitude and cognitive strategy, and the latter was used to collect the data of lathe practicum skill. Prior to its use, the questionnaire was tried out to 35 students. The data were validated by using the product moment formula, and their reliability was tested by using the Cronbach’s Alpha formula. Both the validity and reliability tests were aided with the program of SPSS Version 17.0. The data were analyzed by using the partial correlation analysis and the multiple linear regression analysis. Prior to the analyses, the data were exposed to pre-requisite tests of normality test, linearity test, and multicollinearity test. The results of research are as follows: (1) there is a positive and significant correlation between the innovative attitude and the lathe practice skill of the students in Grade XI of Mechanical Expertise Program of State Vocational High School 2 of Surakarta as indicated by the value of (rcount = 0.235 > that of r table = 0.207 at the significance level of 5%), meaning that the proposed hypothesis is verified; (2) there is a positive and significant correlation between the cognitive strategy and the lathe practice skill of the students in Grade XI of Mechanical Expertise Program of State Vocational High School 2 of Surakarta as indicated by the value of (rcount = 0.208 > that of rtable = 0.207 at the significance level of 5%), indicating that the proposed hypothesis is verified; and (3) there is a simultaneously positive and significant correlation of the innovative attitude and the cognitive strategy to the lathe practice skill of the students in Grade XI of Mechanical Expertise Program of State Vocational High School 2 of Surakarta as indicated by the value of (r count = 0.235 > 1
2 rtable = 0.207 at the significance level of 5%), meaning that the proposed hypothesis is verified as indicated by the value of (Ry12 = 0.256 with the value of Fcount =3.112 > that of Ftable = 1.433 at the significance level of 5%), meaning that the proposed hypothesis is verified. The effective contribution of the innovative attitude variable to the lathe practicum skill is 5.58%, whereas that of the cognitive strategy variable to the lathe practice skill is 4.92%, meaning that the two variables have effective contributions to the lathe practicum skill as much as 10.8%, whereas the other factors, which are not explained in this research contribute to it as much as 89.2%. The correlational model of X1 and X2 to Y is Y = 87,762 + 0,252 X1 +0,237 X2. This model is statistically significant. Keywords: Innovative attitude, cognitive strategy, lathe practicum skill, mechanical engineering Fakta yang terjadi adalah masih
I. PENDAHULUAN Perkembangan
pendidikan
di
banyak hasil benda kerja dari peserta didik
Indonesia khususnya Sekolah Menengah
yang
Kejuruan (SMK) masih terbatas dalam
ketentuan
gambar
upaya memberikan pokok materi dalam
Kejadian
demikian
pembelajaran berupa kurikulum maupun
peserta didik yang sikap inovatifnya tidak
fasilitas pendidikan yang ada disetiap
dikembangkan, hal tersebut dilihat ketika
sekolah, untuk mencapai tujuan dari
mereka menggunakan mesin. Selain itu,
jenjang pendidikan yaitu menyiapkan
peserta
lulusan untuk bersaing di dunia industri,
inovatif jika terjadi kesalahan dalam
maka
erat
menggunakan mesin yang mengakibatkan
kaitannya dengan sikap inovatif dan
terhambatnya pekerjaan. Selain sikap
strategi kognitif untuk diterapkan dalam
inovatif
pembelajaran
memiliki
pendidikan
SMK
sangat
praktik.Melihat
bahwa
hasilnya
didik
tidak
kerja
juga
peserta
sesuai
(jobsheet).
diakibatkan
kurang
didik
strategi
dengan
dari
bersikap
juga
kurang
kognitif
untuk
pembelajaran praktik sangat penting untuk
mengerjakan tugas praktik. Dilihat dari
mencapai
peserta didik yang tidak melakukan
tujuan
jenjang
pendidikan
tersebut, SMK Negeri 2 Surakarta menjadi
rencana
salah
disesuaikan
satu
pembelajaran
yang
mementingkan
praktik
pengerjaan dengan
tugas jenis
yang
pengerjaan,
sehingga
kondisi mesin dan waktu pngerjaan. Hal
menghasilkan kualitas lulusan yang giat
tersebut mengakibatkan hasil praktik tidak
bekerja, kreatif dan profesional.
mendapatkan nilai maksimal.
3 Tujuan penelitan ini adalah untuk
ataupun
perasaan
tidak
memihak
mengetahui apakah ada hubungan yang
(unfavorable) terhadap suatu objek.
positif antara sikap inovatif dan strategi
Sikap adalah suatu kesiapan untuk
kognitif secara parsial dan simultan
memberikan reaksi kepada sebuah
dengan keterampilan praktik mesin bubut.
objek dengan cara-cara tertentu. Sikap mengacu pada skema triadik (triadic
II. KAJIAN PUSTAKA
scheme),
A. Sikap Inovatif Baron
&
Byrne
(1991)
mendefinisikan sikap sebagai bentuk evaluasi yang dilakukan oleh seseorang terhadap berbagai aspek yang ada di
atau tidak suka seseorang terhadap sebuah isu, ide, seseorang, kelompok sosial
dan objek
yang dievaluasi
Secord & Backman (1964) mendefinisikan
sikap
sebagai
keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi),
pemikiran
predisposisi
(kognisi),
tindakan
dan
merasakan, dan berperilaku terhadap suatu objek. Sikap berdasarkan pemaparan
lingkungan
sekitarnya
(Azwar,
bahwa sikap adalah bentuk evaluasi dan kecenderungan untuk bereaksi secara positif atau negatif yang relatif
Azwar
(2011:7)
menggolongkan definisi sikap kedalam kerangka
pemikiran.
Sikap
merupakan suatu bentuk evaluasi atau reaksi dari perasaan. Sikap dapat berupa perasaan memihak (favorable)
dan
interaksi
dari
merupakan komponen
hasil
kognitif
(pengetahuan), afektif (perasaan atau keyakinan) dan konatif (kecenderungan bertindak). Idris
H.
M.
(2000:541)membicarakan
Noor inovasi
berkaitan erat dengan istilah invention dan
2011:5).
tiga
teori di atas dapat diambil pengertian
(konasi)
seseorang terhadap suatu aspek di
dari
yang berinteraksi untuk memahami,
permanen
(Azwar, 2011:6).
konstelasi
komponen kognitif, afektif dan konatif
dunia sosial dan bagaimana evaluasi tersebut dapat memunculkan rasa suka
yaitu
discovery.
penemuan
Discovery
sesuatu
benda
adalah yang
sebelumnya sudah ada. Di dalam inovasi dapat diartikan sebagai suatu usaha
menemukan
benda
dengan
melakukan inovation dan discovery. Inovasi
dapat
dinyatakan
sebagai
4 penemuan yang dapat berupa ide,
tersebut sebagai executive control, atau
barang, kejadian, metode yang diamati
disebut dengan kontrol tingkat tinggi,
sebagai sesuatu hal baru bagi seseorang
yaitu analisa yang tajam, tepat dan
atau
akurat.
kelompok
dalam
masyarakat.
Inovasi dapat berupa hasil invention
Bell
-
Gredler
(1986)
dan discovery karena inovasi dilakukan
menyebutkan strategi kognisi sebagai
untuk tujuan tertentu dalam pemecahan
suatu proses berfikir induktif, yaitu
masalah.
membuat Pengertian
fakta,
konsep, dan prinsip dari apa yang
inovasi
diketahui seseorang (mengutip Martinis
adalah suatu penemuan atau gagasan
Yamin, 2006:73). Strategi kognitif
seseorang yang berasal dari pikiran
tidak berkaitan dengan ilmu yang
seseorang tersebut dapat berupa ide,
dimiliki seseorang, melainkan suatu
barang, kejadian, atau metode yang
kemampuan
diamati secara langsung maupun tidak
dimiliki seseorang dan dapat diterapkan
langsung.
dalam berbagai bidang ilmu yang
pengertian
atas
dari
dapat
diambil
di
generalisasi
bahwa
Gagne
(1985)
internal
internal
yang
dimilikinya.
B. Strategi Kognitif Strategi
berfikir
kognitif adalah
seseorang
menurut
Kecerdasan juga membentuk
kemampuan
struktur kognitif yang diperlukan bagi
untuk
pengadaan
penyesuaian
memecahkan masalah dan mengambil
lingkungan.
Kognitif
keputusan (Martinis Yamin, 2006:130).
pengertian tentang kecerdasan sebagai
Kemampuan
kognitif
suatu kapasitas umum dari individu
menyebabkan proses berfikir unik di
untuk bertindak berfikir rasional dan
dalam
berinteraksi dengan lingkungan secara
strategi
menganalisis,
berfikir,
memecahkan
masalah dan di dalam mengambil keputusan.
Strategi
kognitif
yang
dengan
memberikan
efektif. Paradigma
konstruktivisme
dimaksud yaitu kemampuan kognitif
oleh Jean Piaget melandasi timbulnya
yang dimiliki peserta didik dalam
strategi kognitif, disebut teori meta
kaitannya
cognition. Meta cognition merupakan
dengan
pembelajaran.
Kemampuan dan keunikan berfikir
keterampilan
yang
dimiliki
oleh
5 individu
dalam
mengatur
dan
Teknik
pengumpulan
data
mengontrol proses berfikirnya Martinis
menggunakan kuisioner atau angket dan
Yamin (2006:83).
dokumentasi. Angket digunakan untuk
Indikator-indikator
startegi
memperoleh
data
variabel
penelitian ini adalah: (1) Berpikir
kognitif, sedangkan variabel keterampilan
Rasional; (2) Memecahkan Masalah;
praktik mesin bubut menggunakan teknik
(3)
dokumentasi.
Mengontrol Pembuatan
Keputusan;
(4)
Berpikir;
(5)
Proses
Generalisasi;
dan
(6)
Berinteraksi secara Efektif.
penelitian
dan
validitas
menggunakan
uji
strategi
instrumen
validitas
product
moment yang hasilnya adalah variabel sikap inovatif terdiri dari 16 item yang
III. METODE PENELITIAN Jenis
Uji
inovatif
untuk
kognitif yang menjadi acuan dalam
Pengambilan
sikap
pengukuran
ini
adalah
valid di antara 18 item, sedangkan untuk
penelitian deskripsi korelasional, dengan
strategi kognitif terdiri dari 31 item yang
menggunakan taraf signifikansi (taraf
valid dari 32 item pernyataan.
kesalahan data) 5 %.
Uji
Penelitian ini mengambil lokasi di
SMK
Negeri
2
Surakarta
yang
menghasilkan hasil yang konstan dilakukan
Manahan,
subyek
dan
populasi
menunjukan
sejauh mana suatu pengukuran dapat
beralamat di Jalan. Adi Sucipto No. 33, Surakarta
reliabilitas
pengukuran yang
sama.
ulang Uji
bila
kepada
reliabilitas
penelitian adalah peserta didik kelas XI
menggunakan teknik rumus koefisien
Teknik Pemesinan di sekolah tersebut
Alpha
yang
mencari reliabilitas yang skornya bukan 1
berjumlah
127
peserta
didik,
Cronbach
(digunakan
untuk
sedangkan untuk sampel dilihat dari tabel
dan 0).
Isaac
reliabel untuk variabel sikap inovatif
dan
Michael,
dengan
tingkat
kesalahan 5% berjumlah 92 peserta didik. Varibel
dalam
penelitian
ini
terdiri dari dua variabel bebas yitu sikap
Hasil uji reliabilitas adalah
harga Alpha Cronbach > 0,05 (0,718 > 0,05) dan strategi kognitif harga Alpha Cronbach > 0,05 (0,745 > 0,05).
inovatif dan strategi kognitif dan satu
Sebelum data dianalisis terlebih
variabel terikat yaitu keterampilan praktik
dahulu dilakukan uji prasyarat analisis.
mesin bubut.
Berikut hasil uji prasyarat analisisnya:
6 A. Uji Normalitas Hasil
2
Uji
Strategi Kognitif
0,733
1,364
Normalitas
Bebas Multikolinier itas
Model regresi yang digunakan
Kolmogorov- Smirnov Z dapat dilihat
adalah bebas multikolinieritas dan
pada tabel berikut:
dapat dikatakan bahwa untuk uji
Tabel 1. Hasil Uji Normalitas No
Variabel
p value
Kriteria
1
Sikap inovatif
1,372
2
Strategi kognitif
0,563
> 0,05
3
Keterampila n praktik mesin bubut
0,953
> 0,05 > 0,05
asumsi ini terpenuhi.
Kesimpulan DataD. Pengujian Hipotesis Penelitian berdistribusi normal 1. Ada Hubungan antara Sikap Inovatif Data berdistribusi dan Keterampilan Praktik Mesin normal Bubut Data berdistribusi Hasil analisis menunjukkan normal
Jadi, dapat disumsikan bahwa normalitas sebaran data terpenuhi.
bahwa hubungan sikap inovatif dan keterampilan praktik mesin bubut
B. Uji Linieritas
secara parsial sebesar 0,235 dengan
Tabel 2. Hasil Uji Linieritas
nilai signifikansi sebesar 0,024 (p <
Variabel Sikap Inovatif dan Keterampilan Praktik Mesin Bubut Strategi Kognitif dan Keterampilan Praktik Mesin Bubut
Kriteria Sig. < 0,05
Sig. 0,028
Kesimpulan Linier
0,05).
Artinya
hubungan
sikap
inovatif dan keterampilan praktik mesin bubut dinyatakan positif dan Sig. ≤ 0,05
0,050
Linier
signifikan.
Hubungannya
adalah
semakin tinggi sikap inovatif, makin tinggi pula keterampilan praktik mesin bubut yang dimiliki peserta Jadi, dapat disumsikan bahwa
linieritas antara variabel bebas dan
didik. 2. Ada
Hubungan
antara
Strategi
Kognitif dan Keterampilan Praktik
variabel terikat terpenuhi.
Mesin Bubut
C. Uji Multikolinieritas Tabel 3. Hasil Uji Multikolinieritas
Hasil analisis menunjukan bahwa hubungan strategi kognitif
No
1
Variabel Sikap Inovatif
Tolerance 0,733
VIF
Kesimpulan
dan keterampilan praktik mesin
1,364
Bebas Multikolinier itas
bubut secara parsial sebesar 0,208 dengan signifikansi sebesar 0,047 (p
7 < 0,05). Hubungan sikap inovatif
semakin
rendah
keterampilan
dan keterampilan praktik mesin
praktik mesin bubut peserta didik.
dan
Koefisien determinasi R2
signifikan. Semakin tinggi strategi
sebesar 0,108. Ini artinya bahwa
kognitif,
pula
variasi variabel sikap inovatif dan
keterampilan praktik mesin bubut
strategi kognitif dalam persamaan
yang dimiliki peserta didik.
regresi dapat menjelaskan sebesar
bubut
dinyatakan
makin
positif
tinggi
3. Ada Hubungan antara Sikap Inovatif dan
Strategi
Kognitif
dengan
Keterampilan Praktik Mesin Bubut Hasil analisis menunjukkan bahwa koefisien korelasi ganda R sebesar 0,256 dengan signifikansi
variasi variabel keterampilan praktik mesin
bubut.
adalah 0,237
.
Model
regresinya
= 97,762 + 0,251
+
IV. PEMBAHASAN A. Hubungan antara Sikap Inovatif
0,047 (p < 0,05). Hasil analisis juga
dan
menunjukkan harga Fhitung sebesar
Mesin Bubut
3,112, sementara harga F tabel (5%)
Keterampilan
Hasil
analisis
Praktik
data
dengan df1 sebesar 1,533 dan df2
diperoleh
sebesar 1,433. Ternyata harga Fhitung
korelasi yang signifikan antara sikap
> Ftabel (1,433) dengan signifikansi
inovatif dan keterampilan praktik
sebesar
ada
mesin bubut, artinya semakin tinggi
dan
tingkat sikap inovasi yang dilakukan
signifikan secara simultan antara
oleh peserta didik maka semakin
sikap inovatif dan strategi kognitif
tinggi
dengan keterampilan praktik mesin
praktik mesin bubut yang diperoleh.
hubungan
0,047.
Ini
yang
artinya positif
bubut. Semakin tinggi sikap inovatif
hasil
pula
bahwa
hasil
terdapat
keterampilan
Sikap inovatif merupakan
dan strategi kognitif maka semakin
kecenderungan
tinggi pula keterampilan praktik
pembaharuan atau menyempurnakan
mesin
ide atau gagasan baru dengan
bubut
peserta
didik.
Sebaliknya, semakin rendah sikap
melakukan
inovatif dan strategi kognitif maka
seperti
pendekatan pendekatan
tindakan
tertentu belajar,
pendekatan insentif dan pendekatan
8 konstitusi kognitif. Hasil observasi
berkembangnya
menyatakan, bahwa tingkat sikap
peserta
inovatif peserta didik kelas XI
pengalaman pribadi; (b) pengaruh
Program
Keahlian
Teknik
orang yang dianggap penting; (c)
Pemesinan
di SMK Negeri 2
pengaruh kebudayaan; (d) media
Surakarta berada di tingkat agak
masa; (e) lembaga pendidikan dan
setuju atau bisa dikatakan cukup,
lembaga agama; dan (f) pengaruh
namun dalam kenyataan di lapangan
emosional. Semua hal-hal
yang
sikap inovatif yang ditunjukkan
mampu
sikap
peserta
inovatif tersebut jika diperhatikan,
didik
saat
mengikuti
sikap
didik
inovatif
seperti:
mempengaruhi
kegiatan praktik mesin bubut masih
maka
kurang. Peserta didik belum mampu
tingkat perkembangan sikap inovatif
secara mandiri maupun kelompok
dari masing-masing peserta didik
melakukan tindakan pembaharuan
yang ditunjukan ketika mengikuti
dikarenakan mereka
merasa takut
pelajaran praktik mesin bubut, dan
terjadi kesalahan. Oleh sebab itu,
hasil keterampilan praktik mesin
pendidik
bubut tercapai dengan maksimal.
sikap
sebaiknya
inovatif
merangsang
peserta
didiknya
guru
mampu
(a)
B. Hubungan
mengawasi
antara
dengan cara memberikan job yang
Kognitif
berupa proyek sehingga peserta
Praktik Mesin Bubut
dan
Strategi
Keterampilan
didik bisa membuka wawasannya
Hasil analisis data yang
dan mampu melakukan perencanaan
dilakukan diperoleh hasil bahwa
job. Hal tersebut bertujuan untuk
terdapat korelasi yang signifikan
mengasah perasaan atau keyakinan,
antara
kemampuan
keterampilan praktik mesin bubut,
tindakan
intelektual,
peserta
didik
dan menjadi
artinya
strategi
semakin
kognitif
tinggi
dan
strategi
manusia yang siap diterjunkan ke
kognitif yang dilakukan oleh peserta
dunia industri seperti tujuan dari
didik maka semakin tinggi pula hasil
SMK. Selain pemberian job, guru
keterampilan praktik mesin bubut
juga harus memperhatikan hal-hal
yang diperoleh.
yang
mampu
mempengaruhi
9 Strategi kognitif merupakan kemampuan untuk
internal
berfikir,
seseorang
mencangkup tingkat pengetahuan, pemahaman,
penerapan,
analisis,
memecahkan
sintesis, dan evaluatif yang dimiliki
masalah dan mengambil keputusan.
peserta didik. Cangkupan strategi
Hasil
telah
kognitif tersebut dapat dilihat dari
dilakukan, strategi kognitif yang
mulai awal proses pemberian tugas
dimiliki peserta didik kelas XI
praktik sampai hasil jadi tugas
Program
praktik yang telah diberikan.
observasi
yang
Keahlian
Pemesinan
di
Teknik
SMK
Negeri
2
Peningkatan
strategi
Surakarta berada pada tingkat agak
kognitif yang dimiliki peserta didik
setuju atau bisa dikatakan cukup.
dapat
Namun, dalam kenyataan ketika
pendidik memberikan pertanyaan-
pelajaran
khususnya
pertanyaan yang berupa studi kasus
penerapan
yang sering terjadi didunia industri,
strategi kognitif yang dilakukan
dengan pertanyaan-pertanyaan yang
peserta didik kurang, terlihat hanya
sederhana tersebut peserta didik
beberapa peserta didik saja yang
mampu
mampu menerapkan strategi kognitif
berpikir dan melakukan strategi
dalam menyelesaikan tugas praktik.
apabila terjadi kesalahan pengerjaan
Strategi kognitif meruapakan salah
mengerjakan tugas praktik mesin
satu
bubut. Pada akhirnya, kemampuan
praktik
produktif mesin
hal
bubut
yang
mampu
dilakukan
dengan
mengembangkan
strategi
mesin
baiknya
peserta didik kelas XI Program
mengasah
Keahlian Teknik Pemesinan di SMK
kognitifnya
Negeri 2 Surakarta akan meningkat
peserta
didik
kemampuan yang
alangkah mulai
strategi
meliputi
pemmecahan
(a)
dan
masalah;
(b)
khususnya praktik mesin bubut juga
kritis; dan (d) berpikir kreatif). Kemampuan-kemampuan harus
diasah
tersebut
yang sudah
keterampilan
dimiliki
kemampuan:
pengambilan keputusan; (c) berpikir
hasil
yang
cara
mempengaruhi keterampilan praktik bubut,
kognitif
cara
praktik
akan meningkat. C. Hubungan antara Sikap Inovatif dan
Strategi
Bersama-sama
Kognitif
secara dengan
10 Keterampilan
Praktik
Mesin
dapat
dipergunakan
sebagai
landasan untuk melakukan prediksi
Bubut Penelitian ini menunjukan
terhadap keterampilan praktik mesin
bahwa sikap inovatif dan strategi
bubut.
Garis
persamaan
regresi
kognitif secara simultan sebagai
ganda
adalah
sebagai
berikut:
prediktor
dalam
= 97,762 + 0,251
hubungannya
dengan ketrampilan praktik mesin
dimana:
bubut sebagai kriterium menunjukan
Y
= nilai prediksi tingkat hasil
nilai F regresi sebesar 3,112. Hal ini >
menunjukkan
tinggi tingkat sikap inovatif dan strategi kognitif yang dilakukan peserta
didik
ketika
keterampilan
,
dengan demikian berarti semakin
mengikuti
pembelajaran praktik, maka semakin tinggi hasil keterampilan praktik
+ 0,237 praktik
mesin bubut 87,762 = bilangan konstanta 0,251 0,237
= nilai sikap inovatif = nilai strategi kognitif
Hasil analisis tersebut dapat
diinterprestasikan sebagai berikut: a. Konstanta
sebesar
87,762
mesin bubut dicapai dan sebaliknya
menyatakan bahwa jika tidak
semakin
sikap
ada sikap inovatif dan strategi
inovatif dan strategi kognitif yang
kognitif, maka prediksi tingkat
dilakukan oleh peserta didik, maka
hasil keterampilan praktik mesin
semakin
bubut sebesar 87,762 poin.
rendah
tingkat
rendah
pula
hasil
keterampilan praktik mesin bubut
b. Nilai
koefisien
regresi
yang dicapai. Hasil tersebut juga
sebesar
menunjukkan
terdapat
bahwa jika variabel independen
hubungan yang signifikan antara
lain nilainya tetap dan nilai sikap
kedua
dengan
inovatif mengalami kenaikan 1
kriteriumnya, dengan demikian garis
satuan, maka hasil keterampilan
regresi yang ada dapat digunakan
praktik mesin bubut (Y) akan
sebagai landasan untuk melakukan
mengalami peningkatan sebesar
prediksi, ini berarti sikap inovatif
0,251
dan strategi kognitif secara simultan
Koefisien bernilai positif artinya
bahwa
prediktor
0,251
satuan
menyatakan
atau
5,88%.
11 terjadi hubungan positif antara
Pemesinan di SMK Negeri 2 Surakarta
sikap
dengan sumbangan efektif sikap inovatif
inovatif
keterampilan bubut,
praktik
semakin
inovatif
semakin
keterampilan
dengan mesin
terhadap
sikap
bubut sebesar 5,88%.
naik
meningkat
praktik
mesin
bubut yang dicapai. c. Nilai
koefisien
sebesar
0,237
keterampilan
Strategi
praktik
kognitif
mesin
mempunyai
hubungan positif yang signifikan dengan keterampilan praktik mesin bubut peserta
regresi
didik kelas XI Program Keahlian Teknik
menyatakan
Pemesinan di SMK Negeri 2 Surakarta
bahwa jika variabel independen
dengan
lain nilainya tetap dan nilai
kognitif terhadap keterampilan praktik
strategi kognitif
mesin bubut sebesar 4,92%.
mengalami
Sikap
kenaikan 1 satuan, maka hasil keterampilan bubut
(Y)
praktik akan
mesin
mengalami
sumbangan
kognitif
efektif
inovatif
secara
dan
simultan
strategi
strategi
mempunyai
hubungan positif yang signifikan dengan
0,237
keterampilan praktik mesin bubut peserta
satuan atau 4,92%. Koefisien
didik kelas XI Program Keahlian Teknik
bernilai positif artinya terjadi
Pemesinan di SMK Negeri 2 Surakarta.
peningkatan
sebesar
hubungan positif antara strategi
Sikap
inovatif
memberikan
kognitif dengan keterampilan
pengaruh yang lebih besar terhadap
praktik mesin bubut, semakin
keterampilan
naik
dibandingkan dengan strategi kognitif
strategi
kognitif,
semakin
maka
meningkat
keterampilan
praktik
praktik
mesin
bubut
dilihat dari sumbangan efektifnya.
mesin DAFTAR PUSTAKA
bubut yang dicapai.
mempunyai
Azwar, Saifuddin. 2011. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset
hubungan positif yang signifikan dengan
Boeree, George C. 2006. Dasar-dasar
V. SIMPULAN Sikap
inovatif
keterampilan praktik mesin bubut peserta
Psikologi
didik kelas XI Program Keahlian Teknik
Prisma Shopie
Sosial.
Yogjakarta:
12 Glenys G., William M. Alexander. 1991. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Grasindo
Universitas Surakarta.
Sebelas
Maret
Sugiyono. 2011. Teknologi Penelitian. Hafid,
Idris
L. 2010. Pengaruh Strategi Kognitif dan Sikap Inovatif terhadap Keprofesian Guru SMA negeri 2 Wonogiri Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi tidak dipublikasikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta H. M. Noor. 2000. Inovasi Pendidikan. Bandung: PT. Refika Aditama
John H Dirckx. 2002. Kamus Kedokteran Stedman. Jakarta: ECD Nasution. S. 2005. Tehnologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.Yamin, Martinis. 2006. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada Press Nazir, Moh. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Priyatno, Duwi. 2009. 5 Jam Belajar Olah Data
dengan
SPSS
17.
Yogyakarta: Andi Riduan,
Sunarto. 2013. Pengantar Statistika untuk Penelitian. Yogyakarta: Alfabeta
Seti Sayoga. 2009. Hubungan antara Kemampuan Awal, Kreativitas Siswa dan Ketrampilan Menggunakan Multimedia dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Produktif di SMK Muhammadiyah 3 Surakarta. Skripsi tidak dipublikasikan,
Bandung: Alfabeta _____________. 2013. Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta _____________. 2014. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Yuskel
Bimbang. 2013. Hubungan Kreativitas dan Kemandirian Siswa dengan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran T.I.K Di SMP Negeri 1 Siau Timur. Skripsi dipublikasikan. Diakses pada tanggal 14 Desember 2014 dari http://Engineering And Education.htm