HUBUNGAN SENAM KEGEL TERHADAP STRES INKONTINENSIA URINE POSTPARTUM PADA WANITA PRIMIGRAVIDA
RELATIONSHIP OF KEGEL’S EXERCISES WITH STRES POSTPARTUM URINE INCONTINENCE AT THE PRIMIGRAVIDA WOMEN
Eddy Arsyad, David Lotisna, Nusratuddin Abdullah Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar
Alamat Korespondensi : Eddy Arsyad Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar,90245 HP: 081354657858 Email:
[email protected]
Abstrak Latar belakang penelitian ini karena peneliti adanya keterkaitan antara senam kegel dengan penurunan kejadian inkontinensia urin. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penyebab terjadinya stres inkontinensia urine pada wanita primigravida dan untuk mengetahui hubungan antara stres inkontinensia urine dengan senam Kegel pada wanita primigravida. Penelitian ini dilaksanakan di beberapa Rumah Sakit pendidikan Bagian Obstetri dan Ginekologi FK-UNHAS, antara lain: RS. Wahidin Sudirohusodo, RSKDIA St. Fatimah, RS. Bayangkhara, RS. Haji, RS. Syech Yusuf Gowa dan RS. Salewangang Maros selama periode September-Desember 2012. Dilakukan observasi terhadap wanita primigravida yang melakukan senam Kegel dan yang tidak melakukan senam Kegel yang kemudian di anamnesis dengan menggunakan alat pengukuran berupa kuisioner. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional dengan desain cross sectional study. Sampel penelitian yang memenuhi kriteria inklusi adalah 60 orang wanita primigravida dengan umur kehamilan ≥ 32 minggu. Sampel terbagi menjadi 2 kelompok yaitu yang mengikuti senam Kegel sebanyak 30 orang dan tidak mengikuti senam Kegel sebanyak 30 orang sebagai kontrol. Data dianalisis dengan menggunakan analisis statistik t Independen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita primigravida yang mengikuti senam Kegel dan yang tidak mengikuti senam Kegel berbeda secara statistik (P=0,000) dimana terjadi hubungan signifikan antara senam Kegel dengan penurunan kejadian inkontinensia urine postpartum pada wanita primigravida.
Kata Kunci: Stres inkontinensia urine, primigravida, senam Kegel. Abstract There is relationship beetween kegel’s exercises and urine incontinence at the primigravida women incidence cases. This study aims to analyze the causes of stres urinary incontinence in women primigravida and to determine the relationship between stres urinary incontinence in women with Kegel exercises primigravida. This study was conducted in several education Hospital Department of Obstetrics and Ginecologi FK-UNHAS, among others: RS. Wahidin Sudirohusodo, RSKDIA St. Fatimah, RS Bayangkhara, Haji RS, RS RS Syech Joseph Gowa and Maros Salewangang during the period from September to December 2012. Observations of women who perform Kegel exercises primigravida and that does not do the Kegel exercises later in history by using measurement tools such as questionnaires. The method used in this study was an observational cross-sectional study design. Sample studies met the inclusion criteria were 60 primigravida women with gestational age ≥ 32 weeks. Samples were divided into 2 groups: Kegel exercises are followed by 30 people, and do not follow the Kegel exercises as many as 30 people as controls. Data were analyzed using independent t statistical analysis. The results showed that women who followed the primigravida and Kegel exercises Kegel exercises are not following statistically different (P = 0.000) where there is a significant relationship between Kegel exercises with a reduced incidence of postpartum urinary incontinence in women primigravida.
Keywords: Stres Urinary Incontinence, primigravida, Kegel exercises.
PENDAHULUAN Disfungsi dasar panggul dapat menimbulkan berbagai gejala yang mengganggu kualitas hidup seperti inkontinensia urine, inkontinensia alvi, prolaps organ panggul, dan disfungsi seksual. Kebanyakan disfungsi dasar panggul dihubungkan dengan kerusakan dasar panggul selama persalinan, terutama pada persalinan pertama (Junizaf, 2002). Kehamilan dan persalinan akan menyebabkan dasar panggul melemah atau rusak sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Kekendoran otot-otot yang melingkari vagina sering disebabkan oleh kelahiran anak melalui vagina. Hampir 50% wanita yang pernah melahirkan akan menderita prolaps organ genitourinaria dan 40% disertai inkontinensia urine. Diantara kondisi ini stres
inkontinensia
merupakan salah satu yang paling tinggi prevalensinya. Satu dari tiga wanita akan mengalami inkontinensia selama hidupnya dan lebih 65% wanita ini menyatakan bahwa hal tersebut dimulai saat kehamilan maupun sesudah melahirkan(Wyman, 2003). Dalam laporan tahunannya pada tahun 2001, Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Pantai Pasifik memperkirakan bahwa kebutuhan akan pelayanan bagi perempuan kerusakan dasar panggul akan meningkat sampai 45% sampai 30 tahun kedepan(Nygaard, 2004). Senam
Kegel
awalnya
ditujukan
untuk
mengatasi
inkotinensia
(ketidakmampuan menahan kemih) pada wanita. Inkontinensia bisa timbul pascapersalinan atau sebab lainnya. Senam ini bertujuan untuk melatih/menguatkan otot-otot dasar panggul (pelvic floor muscle) (Holroyd-Leduc and Strauss, 2004). Dengan berpikir sehat dan memahami kebutuhannya, wanita hamil dapat merencanakan dan berpartisipasi didalam program latihan yang aman dan efektif selama kehamilan. Senam Kegel dapat membuat kehamilan menjadi lebih menyenangkan(Mary, 2011).
Menurut Purnomo (2003), senam Kegel adalah terapi non operatif paling populer untuk mengatasi inkontinensia urine. Latihan ini dapat memperkuat otototot di sekitar organ reproduksi dan memperbaiki tonus tersebut (Bobak, 2004). Senam Kegel membantu meningkatkan tonus dan kekuatan otot lurik uretra dan periuretra. Senam Kegel sebaiknya dilakukan saat hamil dan setelah melahirkan untuk membantu otot-otot panggul kembali ke fungsi normal. Apabila dilakukan secara teratur, latihan ini dapat membantu mencegah prolaps uterus dan stres inkontinensia di kemudian hari (Bobak, 2004). Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa rata-rata keberhasilan melatih otot dasar panggul untuk mencegah inkontinensia urine dilaporkan sebesar 56%-75% (Freeman, 2004). Ibu postpartum dengan inkontinensia urine menetap selama tiga bulan setelah melahirkan dan yang menerima latihan otot dasar panggul mengalami penurunan kejadia daripada ibu postpartum yang tidak mendapatkan perawatan latihan (menurun sekitar 20%) untuk melaporkan inkontinensia setelah 12 bulan. Terlihat bahwa semakin sering dalam menjalankan program, maka efeknya semakin besar (Smith, et.,all. 2009). Dengan melihat adanya keterkaitan antara senam Kegel dengan penurunan kejadian inkontinensia urine, maka penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan senam Kegel terhadap penurunan stres inkontinensia urine postpartum khususnya pada ibu primigravida. BAHAN DAN METODE Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan potong lintang (cross sectional study). Penelitian ini dilakukan BLU RS.Dr. Wahidin Sudirohusodo,dan
dibeberapa rumah sakit yaitu RS. Wahidin Sudirohusodo,
RSKDIA. St. Fatimah, RS.Bhayangkara, RS. Haji, RS. Syech Yusuf Gowa, dan RS Salewangang Maros.
Penelitian ini akan dilaksanakan dari
bulan September – Desember 2012.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan potong lintang. Metode pengambilan sampel adalah Consecutive sampling, sampel yang memenuhi kriteria diambil sebagai sampel sampai jumlah mencukupi, Analisis statistik dengan uji Kruskal Wallis, Independent test dan uji korelasi Spearman dan uji korelasi Pearson. Populasi adalah wanita hamil > 28 minggu yang didiagnosa preeklampsia ringan dan berat serta wanita hamil normal yang dirawat inap di kamar bersalin atau rawat jalan di beberapa rumah sakit jejaring pendidikan. Sampel penelitian adalah ibu hamil trimester 3 dengan preeklampsia dan kehamilan normal yang memenuhi kriteria inklusi. Populasi pada penelitian ini adalah semua wanita baru pertama kali hamil (primigravida) umur kehamilan lebih dari 32 minggu sampai umur kehamilan aterm yang datang kontrol di beberapa rumah sakit jejaring. Semua anggota populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan bersedia mengikuti penelitian ini dengan menandatangani surat persetujuan. Metode pengumpulan data Metode pengambilan sampel adalah Consecutive sampling, sampel yang memenuhi kriteria diambil sebagai sampel sampai jumlah mencukupi. Analisis data Analisa data dan uji statistik dikerjakan dengan komputer menggunakan perangkat lunak program Statistical Program for Social Science (SPSS)16.
Uji
statistik dilakukan dengan test dan uji korelasi.
HASIL PENELITIAN Telah dilakukan penelitian terhadap 60 ibu yang dirawat di kamar bersalin dan rawat jalan di RS pendidikan dan jejaring Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar selama periode Maret sampai
September 2012. Penelitian ini melibatkan 60 orang subyek penelitian terdiri atas 30 orang ibu yang memenuhi kriteria inklusi sampel yang mengikuti senam Kegel dan 30 orang ibu yang tidak senam Kegel. Karakteristik Subyek Penelitian Pada tabel 1 diperoleh 30 orang ibu yang mengikuti senam Kegel dan 30 orang ibu yang tidak mengikuti senam Kegel. Dimana tidak ditemukan adanya perbedaan umur, BBL, pekerjaan, penyulit, dan distribusi besar BBL yang bermakna (p>0,05) antara kedua kelompok,kecuali tingkat pendidikan. Karena mereka yang ikut senam kebanyakan berpendidikan tinggi (SMA/sarjana) yaitu sebesar 64,1%. Distribusi stres inkontinensia urine pada kelompok Pada table 2 diantara 60 orang ibu tersebut, 23 orang diantaranya mengalami inkontinensia urine setelah melahirkan, 19 orang (63,3%) pada kelompok kontrol dan 4 orang (13,3%) pada kelompok senam Kegel. Hasil uji X2 menujukkan perbedaan yang bermakna (p<0,05), dimana kelompok Senam Kegel lebih sedikit mengalami inkontinensia urine. Distribusi inkontinensia urine berdasarkan tingkat pendidikan Pada tabel 3 distribusi ibu yang mengalami inkontinensia urine berdasarkan tingkat pendidikan
menujukkan bahwa mereka yang berpendidikan tinggi
(SMA/sarjana) lebih sedikit mengalami inkontinensia urine daripada mereka yang berpendidikan rendah (SD/SMP). Hasil uji X2 menujukkan perbedaan yang bermakna (p<0,05). Distribusi inkontinensia urine berdasarkan tingkat pendidikan pada kelompok senam Kegel dan kontrol. Pada tabel 4 bila dilakukan stratifikasi tingkat pendidikan, kemudian dilakukan analisis kontribusi Senam Kegel dengan terjadinya inkontinensia urine, maka diperoleh bahwa kontribusi senam Kegel dalam mengurangi/memproteksi terjadinya inkontinensia urine pada pascapersalinan tidak bermakna (P>0,05) pada
ibu-ibu dengan tingkat pendidikan rendah (SD/SMP), tetapi berkontribusi secara nyata (p<0,05) pada ibu-ibu dengan tingkat pendidikan tinggi (SMA/Sarjana).
PEMBAHASAN Pada penelitian ini telah dilakukan penilaian kejadian stres inkontinensia urine post partum dari wanita hamil primigravida yang mengikuti senam Kegel dan tidak mengikuti senam Kegel selama hamil (umur kehamilan>35 minggu) setelah 1 minggu post partum dan membandingkan kedua kelompok sampel, apakah ada perbedaan yang bermakna terhadap kejadian stres inkontinensia urine postpartum pada masing-masing kelompok. Didapatkan 60 ibu hamil yang memenuhi kriteria inklusi yang dibagi dalam dua kelompok, masing-masing 30 sampel yang mengikuti senam Kegel dan 30 sampel sebagai kontrol (tidak mengikuti senam Kegel).Pada penilaian terhadap karakteristik sampel pada kedua kelompok, ditemukan perbedaan
umur, BBL,
pekerjaan, penyulit, dan distribusi besar BBL yang bermakna (p>0,05) antara kedua kelompok. Dari data yang diperoleh bahwa wanita primigravida yang melahirkan dengan BBL diatas 3000 gram, cenderung mengalami inkontinensia urine. Hal ini sesuai dengan pendapat Cammu (2000), yang telah melakukan penelitian pada wanita yang melahirkan bayi dengan berat badan>4000 gram akan mengalami risiko peningkatan inkontinensia urine karena persalinan seperti ini memiliki tendensi terjadinya peningkatan kerusakan saraf dasar panggul. Kelainan struktur atau fungsi otot dasar panggul akan menyebabkan timbulnya inkontinensia urine dan hal ini selalu dihubungkan dengan kerusakan dasar panggul selama persalinan pervaginam (Herschorn, 2004). Inkontinensia yang sering
terjadi pada ibu postpartum adalah stres inkontinensia urine. Terjadinya
inkontinensia ini karena faktor sfingter (uretra) yang tidak mampu mempertahankan tekanan intrauretra
pada saat tekanan intravesika meningkat atau saat kandung
kemih terisi. Peningkatan tekanan intraabdominal dapat dipacu oleh batuk, bersin,
tertawa, berjalan, berdiri, atau mengangkat benda berat (Wayman, 2003). Penilaian terhadap kejadian stres inkontinensia urine pada penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok yang melakukan senam Kegel lebih rendah (13,3%) dibandingkan dengan kelompok kontrol (tidak melakukan senam Kegel) (63,3%). Dari hasil analisis data juga diperoleh senam Kegel berpengaruh nyata terhadap kejadian stres inkontinensia urine post partum pada wanita primigravida(p=000). Penelitian ini menunjukkan bahwa senam Kegel selama kehamilan dapat menurunkan terjadinya kasus stres inkontinensia urine post partum khususnya pada wanita primigravida. Hal ini sesuai dengan pendapat Bo (2004), bahwa kebanyakan kasus stres inkontinensia berespon terhadap program latihan dasar panggul (Kegel Exercise) pada masing-masing individu. Kegel Exercise sudah terbukti mampu mengatasi masalah inkontinensia urine. Penilaian terhadap kejadian kasus sress inkontinensia urine berdasarkan tingkat pendidikan diperoleh data tertinggi yang mengalami sress inkontinensia urine yaitu pada tingkat pendidikan SMP (66,7%) dan yang terendah pada tingkat pendidikan SMA/Sarjana (74,4%) dimana hasil uji anova menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0,05). Sedangkan berdasarkan stratifikasi tingkat pendidikan , dan analisis kontribusi Senam Kegel dengan terjadinya inkontinensia urine,dapat diperoleh kontribusi senam Kegel dalam mengurangi/memproteksi terjadinya inkontinensia urine pada pascapersalinan tidak bermakna (P>0,05) pada ibu-ibu dengan tingkat pendidikan rendah (SD/SMP), tetapi berkontribusi secara nyata (p<0,05) pada ibu-ibu dengan tingkat pendidikan tinggi (SMA/Sarjana). Hal ini sesuai dengan pendapat Ulya dan Noor (2008), yang telah melakukan penelitian pada 35 orang sampel dengan tingkat pendidikan yang tidak sama dan mengatakan bahwa pendidikan yang tinggi berpengaruh (p = 0,000 dan nilai r = 0,715) pada praktik senam Kegel.
KESIMPULAN DAN SARAN Senam Kegel berpengaruh nyata terhadap penurunan kejadian stres inkontinensia urine post partum pada wanita primigravida(p=000). Kontribusi senam Kegel dalam mengurangi/memproteksi terjadinya inkontinensia urine pada pascapersalinan tidak bermakna (P>0,05) pada ibu-ibu dengan tingkat pendidikan rendah (SD/SMP), tetapi berkontribusi secara nyata (p<0,05) pada ibu-ibu dengan tingkat pendidikan tinggi (SMA/Sarjana). Saran agar unit pelayanan kesehatan mengaktifkan senam Kegel sebagai bagian dari program antenatal care. Serta perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan variabel penelitian lain untuk mengetahui pengaruh dari senam Kegel.
DAFTAR PUSTAKA Bobak. (2004). The muscles of the pelvic floor. Clin Obstet Gynecol;36: 910-24. Bo, K. (2004). Pelvic floor muscle exercise for the treatment of stres urinary incontinence: an exercise physiology perspective. Int Urogynecol J;6:28291. Freeman. (2004). Epidemiology of incontinence. In: Ostergard DR, Bent AE, editors. Urogynecology and urodynamics: theory and practice. 4th ed. Baltimore: Williams & Wilkins.p.67-73. Herschorn, S. (2004). Female pelvic floor anatomy: the pelvic floor, supporting structures, and pelvic organs. Rev Urol;6 Suppl 5:S2-10. Holroyd-Leduc, J., and Straus, S.E. 2004. Management of urinary incontinence in women: scientific review. JAMA 2004;291(8):986-95. Junizaf. (2011). Buku Ajar Uroginekologi Indonesia. FK-UI. Loetan F, Sand PK., and Bowen LW. 2006. The urinary tract in pregnancy. In: Ostergard DR, Bent AE, editors. Urogynecology and urodynamics: theory and practice. 4th ed. Baltimore: Williams & Wilkins;p.323-37. Mary,C. Ann. 2011. Latihan selama kehamilan, senam hamil. Alih Bahasa: Yulianto A. Colombus. Georgia. Nygaard, I.E.(2004). Stess urinary incontinence. Obstet Gynecol. 104:607-20. Purnomo. (2003). Dasar-dasar urologi. FK-Brawijaya. Malang. Smith, C.M., Miller J.M., Mims B.L., DeLancey JOL, Ashton-Miller J.A., and Antonakos C.L. 2009. Effect of pelvic muscle exercise on transient incontinence during pregnancy and after birth. Obstet Gynecol;91:406-12. Wyman, J.F. (2003). Treatment of urinary incontinence in men and older women. AJN;103 Suppl. 3:26-35.
Tabel 1. Karakteristik sampel pada kedua kelompok Kelompok Variabel Umur (tahun); mean±SD BBL (gram); mean±SD Pendidikan; n (%) SD SMP SMA/Sarjana Pekerjaan; n (%) Ibu RT Mahasiswa/Swasta/PNS Penyulit; n (%) Tidak ada Ada Besarnya luaran; n (%) BBL ≤3000 gram BBL >3000 gram
Senam Kegel (n=30) 23,4 ± 3,9 2956,67 ± 268,69
Kontrol (n=30) 22,3 ± 3,8 2903,33 ± 40,67
Independent test p=0,287 p=0,406
2 (22,2%) 3 (25,0%) 25 (64,1%)
7 (77,8%) 9 (75,0%) 14 (35,9%)
p=0,012
19 (48,7%) 11 (52,4%)
20 (51,3%) 10 (47,6%)
p=1,000
27 (47,4%) 3 (100,0%)
30 (52,6%) 0 (0,0%)
p=0,237
19 (46,3%) 11 (57,9%)
22 (53,7%) 8 (42,1%)
p=0,290
Tabel 2. Distribusi stres inkontinensia urine pada kelompok Kelompok
Stres inkontinensia urine Ya (n=23) Tidak (n=37)
Senam Kegel (n=30) Kontrol (n=30)
4 (13,3%) 19 (63,3%)
X2 test
26 (86,7%) 11 (36,7%)
p=0,000
Tabel 3. Distribusi inkontinensia urine berdasarkan tingkat pendidikan Tingkat pendidikan
Inkontinensia Urine Ya (n=23) Tidak (n=37)
SD SMP SMA/Sarjana
5 (55,6%) 8 (66,7%) 10 (25,6%)
4 (44,4%) 4 (33,3%) 29 (74,4%)
Independent t test
p=0,020
Tabel 4. Distribusi inkontinensia urine berdasarkan tingkat pendidikan pada kelompok senam Kegel dan kontrol Inkontinensia Urine Tingkat pendidikan Kelompok Ya (n=23) Tidak Independent t test (n=37) SD
Senam Kegel Kontrol
2 (100,0%)
0
p=0,278
(0,0%) 3 (42,9%) 4 (57,1%)
SMP
Senam Kegel Kontrol
2 (66,7%)
1 (33,3%)
p=0,745
6 (66,7%) 3 (33,3%)
SMA/S1
Senam Kegel Kontrol
0 (00,0%) 10 (71,4%)
25 (100,0%) 4 (28,6%)
p=0,000