NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN POLA KONSUMSI FASTFOOD DENGAN KEJADIAN OVERWEIGHT PADA REMAJA PUTRI DI SMA BATIK 1 SURAKARTA
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Gizi
Disusun Oleh : LEILY NURMA PUTRI J 300 110 002
PROGRAM STUDI DIII GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
i
ii
PROGRAM STUDI GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH ABSTRACT LEILY NURMA PUTRI. J300110002 Fast FoodConsumptionPatternsrelationshipwithGenesisOverweightinYoung WomeninSMA Batik1Surakarta Introduction : Overweightis often the caseinbig citiesinIndonesia. Their teens are most often overweight. Teens more influencedby the environment, try new thingsone of which consume fastfood. Based on the initial survey that has been conducted, from 20girls known30% overweight student.The one thatplays a role inthe incidenceof overweight is fastf oodc onsumption patterns. Excessivefast food consumption patterns will affect the prevalence of overweight. Destination :This study aimstodetermine the relationship offast foodconsumption patternswithGenesisoverweightin adolescent girlsinSMA Batik1Surakarta. Research methods : The study was observational with cross sectional approach. The data was collected anthropometric measurements of weight and heightto determine the nutritional status of girls then performed fast food consumption pattern of the application form with in the last 1 month. The subjects usedin this studywere 40female students who meet the criteria ofClass XI, selected by proportional random sampling method. Chi-square analysisis used to determine the relationship offast food consumption patterns with a high incidence of over weight in SMA Batik1 Surakarta. Result :Young women in SMABatik1 Surakarta over weight of 47.5% and amounted to52.5% of normal. The frequency offast food consumptionin the category of the most rare and very seldom with the same prevalence of 42.5%. The number of his many fast food consumption by 52.5% and amounted to47.5% slightly andr esults of Chi-squareanalysisp<0.05. Conclusions : There is a relationship between fast food consumption patterns (based on the frequency and amount of consumption) with the incidence of overweight in adolescent girls in SMA Batik 1 Surakarta. Keywords :Consumption pattern fast food, fast food, fast food consumption frequency, number offast food consumption, the incidence of overweight,over weight. Literature :1987-2013
iii
Pola
PENDAHULUAN
lebih
yang
lebih (Mudjianto, dkk, 1994). Hal ini
yang sering mengalami masalah badan
fastfood
berlebihan dapat mengakibatkan gizi
Usia remaja merupakan kelompok
berat
konsumsi
diperkuat
(overweight)
oleh
penelitian
Zulfa
(2011) pada 71 siswa Tasikmalaya,
dibandingkan usia lainnya. Tubuh
yang menyatakan bahwa semakin
mulai mengalami perubahan dalam
tinggi konsumsi fastfood maka status segi komposisi tubuh pada usia gizi akan semakin meningkat. Hal ini
remaja. Dimana remaja perempuan
dikarenakan
fastfood
makanan
siap
merupakan
lebih banyak menyimpan lemak dan remaja
laki-laki
lebih
banyak
mengandung
penambahan jaringan tubuh dan masa
otot
sehingga
kira-kira
dua
kali
lemak
dan
tinggi
yang
berlebihan
akan
demikian yang terus menerus akan mengakibatkan
Remaja lebih banyak dipengaruhi lingkungan
kalori,
disimpan dalam tubuh, keadaaan
lipat
dibandingkan laki-laki (Putri, 2004).
oleh
yang
lemak dan rendah serat. Kalori dan
remaja
perempuan mempuyai persen lemak tubuh
tinggi
saji
penimbunan
sehingga membuat orang menjadi
perubahan
overweight (Mardatillah, 2008). Hal gaya hidup yang menjadi lebih aktif, serupa dikemukakan oleh Oktaviani
lebih banyak makan diluar rumah
(2012), menjelaskan bahwa ada
dan mendapat banyak pengaruh
hubungan yang signifikan antara
dalam pemilihan makanan. Remaja
kebiasaan
konsumsi
fastfood
lebih sering mencoba-coba makanan dengan indeks masa tubuh. Tidak
baru, salah satunya adalah fastfood
hanya frekuensi konsumsi fastfood (Khomsan, 2004). yang
1
mempengaruhi
overweight,
tetapi dari jenis makanan fastfood
METODE PENELITIAN
yang dikonsumsi dan jumlah atau
Penelitian
porsi makan yang dihabiskan setiap kali
makan
juga
ini
penelitian
mempengaruhi
menggunakan
observasional
pendekatan
cross
dengan sectional.
overweight (Asmika, 2013). Dilaksanakan
pada
bulan
Maret
SMA Batik 1 Surakarta merupakan
sampai dengan April 2014. Subjek
salah satu sekolah yang ada di kota
berjumlah 40 siswi yang diambil
Surakarta, yang terletak tidak jauh
dengan cara proporsional random
dari pusat perbelanjaan (mall), tidak
sampling. Instrumen yang digunakan
jauh dari restoran atau rumah makan
dalam
siap saji. Berdasarkan survey awal
kuesioner FFQ. Alat yang digunakan
yang
adalah
telah
dilakukan
dengan
penelitian
timbangan
ini
adalah
injak
dan
microtoice.
pengukuran berat badan dan tinggi badan untuk mengetahui status gizi
HASIL DAN PEMBAHASAN
dari 20 siswi kelas X diketahui 30% Kejadian overweight
siswi yang status gizinya overweight. Bagaimana dengan
kejadian
pola
Tabel 1 Distribusi subjek berdasarkan kejadian overweight
overweight
konsumsi
fastfood
Kejadian Overweight Overweight Normal Total
belum pernah diteliti sebelumnya di SMA
Batik
1
Surakarta.
Maka
Jumlah (n) 19 21 40
Presentase (%) 47,5 52,5 100
Dari tabel 1 menunjukkan 21 penulis
tertarik
untuk
meneliti siswi mempunyai status gizi normal.
hubungan pola konsumsi fastfood Sebanyak 19 siswi overweight dapat dengan kejadian overweight pada dikarenakan oleh beberapa faktor remaja
putri
di
SMA
Batik
1 antara lain faktor eksternal (tingkat
Surakarta. sosial ekonomi, pengetahuan gizi,
2
Jumlah Konsumsi Fastfood
budaya) maupun faktor internal (pola konsumsi,
aktifitas
fisik,
faktor
Tabel 3 Distribusi Subjek Berdasarkan Jumlah Konsumsi Fastfood Jumlah Jumlah Prosentase Konsumsi (N) (%) Fastfood Banyak 22 55 Sedikit 18 45 Total 40 100 Berdasarkan Tabel 3 dapat
psikologi) (Suryaalamsah,2009).
Frekuensi Konsumsi Fastfood Tabel 2. Distribusi Subjek Berdasarkan Frekuensi Konsumsi Fastfood Frekuensi Konsumsi Fastfood Sering Jarang Sangat jarang total
Jumlah (N)
Prosentase (%)
6 17 17 40
15,0 42,5 42,5 100
diketahui bahwa 55% dari subjek mengkonsumsi
fastfood
dalam
jumlah banyak. Bila dibandingkan
Berdasarkan Tabel 2 dapat
dengan Tabel 2 tentang frekuensi
diketahui rata-rata subjek jarang dan
konsumsi fastfood, rata-rata subjek
sangat
jarang
fastfood.
jarang
mengkonsumsi
Jarangnya
mengkonsumsi
fastfood,
subjek
tetapi dari data Tabel 3 dapat dilihat
mengkonsumsi fastfood walaupun
bahwa sekali konsumsi, lebih dari
banyak penjual makanan cepat saji
setengah
(fastfood) di sekitar sekolah dapat
menghabiskan
fastfood
dalam
dikarenakan telah disediakan kantin
jumlah
banyak.
Jumlah
di dalam area sekolah dan siswi juga
konsumsi fastfood yang banyak ini
dilarang meninggalkan area sekolah
dapat
atau keluar dari gerbang sekolah
overweight.
pada saat jam efektif sekolah.
3
subjek
yang
mempengaruhi
(55%)
kejadian
Distribusi subjek berdasarkan frekuensi konsumsi pada empat belas jenis fastfood Tabel 4 Distribusi Subjek Berdasarkan Frekuensi Konsumsi pada Empat Belas Jenis Fastfood Frekuensi Konsumsi Fastfood Sangat Total Sering Jarang Jenis Fastfood Jarang N % N % N % N % Fried chicken 16 40,0 16 40,0 8 20,0 40 100 Hamburger 8 20,0 14 35,0 18 35,0 40 100 Pizza 7 17,5 9 22,5 24 60,0 40 100 Spghetti 2 5,0 14 35,0 24 60,0 40 100 Beef teriyaki 1 2,5 7 17,5 32 80,0 40 100 French fries 10 25,0 17 42,5 13 32,5 40 100 Hotdog 4 10,0 7 17,5 29 72,5 40 100 Donat 9 22,5 15 37,5 16 40,0 40 100 Sandwich 6 15,0 12 30,0 1 2,5 40 100 Sosis 11 27,5 19 47,5 10 25,0 40 100 Nugget 10 25,0 17 42,5 13 32,5 40 100 Siomay 11 27,5 14 35,0 15 37,5 40 100 Bakso 11 27,5 22 55,0 7 17,5 40 100 Sushi 3 7,5 10 25,0 27 67,5 40 100 fried chicken, sosis, siomay, bakso, Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui jenis fastfood yang lebih
french fries dan nugget.
sering dimakan oleh subjek adalah
Hubungan pola konsumsi fastfood dengan kejadian overweight Tabel 5 Pola Konsumsi Fastfood dengan Kejadian Overweight Kejadian Overweight Overweight Normal Pola Konsumsi Frekuensi Sering Konsumsi Jarang Fastfood Sangat jarang Jumlah Sedikit Konsumsi Banyak Fastfood Dari Tabel 5 dapat dilihat
N
%
N
%
5 12 2 3 16
83,3 70,5 11,7 16,6 72,7
1 5 15 15 6
16,6 29,4 88,2 83,3 27,2
P 0,000
0,000
fastfood dengan frekuensi sering, beresiko
bahwa subjek yang mengkonsumsi
4
untuk
overweight
lebih
besar (7kali lebih beresiko) bila
mengandung tinggi kalori, lemak,
dibandingkan dengan subjek yang
gula dan natrium tetapi rendah serat,
frekuensi
vitamin
konsumsi
fastfood-nya
A,
kalsium
dan
folat
sangat jarang. Berdasarkan tabel 5
(Khomsan, 2003). Fastfood yang
dapat diketahui pula bahwa semakin
tinggi kalori ini apabila dikonsumsi
banyak jumlah konsumsi fastfood
dalam frekuensi yang sering, jumlah
yang dihabiskan subjek dalam sekali
yang
makan atau lebih dari 200 kalori tiap
dengan
makannya,
untuk
semakin
besar
pula
resiko untuk kejadian overweight.
banyak
dan
energi
tidak
sesuai
yang
digunakan
beraktivitas
dapat
menyebabkan adanya penimbunan
Hasil analisis statistik dengan
kalori dalam tubuh. Penimbunan
menggunakan uji Chi-Square dapat
kalori
diketahui
menyebabkan terjadinya overweight
antara
bahwa pola
ada
hubungan
konsumsi
fastfood
dengan
yang
kemudian
akan
(Agoes dan Poppy, 2003). Mahdiah (2004) mengatakan
(berdasarkan frekuensi dan jumlah konsumsi)
ini
bahwa
kejadian
faktor
utama
penyebab
overweight pada remaja putri di SMA
overweight
Batik
0,05).
ketidakseimbangan antara asupan
dengan
energi yang masuk ke dalam tubuh
(2009)
dan energi yang dikeluarkan tubuh.
sering
Perkembangan
1
Surakarta
(p
<
Penelitian
ini
penelitian
Suryaalamsah
menyatakan
sejalan
semakin
dikarenakan
teknologi,
adanya
tingkat
mengkonsumsi fastfood maka IMT
sosial ekonomi dan faktor budaya
akan semakin tinggi (overweight).
menyebabkan
Fastfood cepat
saji
adalah yang
makanan
makan,
umumnya
mengkonsumsi
5
perubahan
menjadi
lebih fastfood
pola senang yang
banyak mengandung kalori, lemak
jarang, tetapi dilihat dari jumlah
dan kolesterol (Mahdiah, 2004).
konsumsi
Fastfood menjadi makanan
fastfood
rata-rata
remaja putri di SMA Batik 1
yang digemari karena cepat dan
Surakarta
praktis untuk dikonsumsi, memiliki
fastfood dalam jumlah banyak.
nilai sosial atau gengsi tersendiri
Jenis fastfood yang dikonsumsi
yang
paling
mengangkat
status
diri
mengkonsumsi
sering
adalah
fried
terutama untuk remaja di bangku
chicken, sosis, siomay, bakso,
SMA yang sedang mengalami masa
french fries dan nugget.
memperluas pergaulan dan ingin diakui,
sehingga
fastfood
dengan
3. Ada
antara
pola
konsumsi fastfood (berdasarkan
menkonsumsi frekuensi
hubungan
yang
frekuensi dan jumlah konsumsi)
sering dan jumlah yang banyak
dengan
berhubungan
pada remaja putri di SMA Batik
dengan
kejadian
overweight (Hayati, 2000).
kejadian
overweight
1 Surakarta (p<0,05).
KESIMPULAN
SARAN
1. Terdapat 19 subjek (47,5%) yang mempunyai
status
overweight
21
dan
Diperlukan penelitian lebih
gizi
mendalam mengenai faktor-faktor
subjek
yang
(52,5%) yang mempunyai status
kejadian
overweight seperti faktor psikologi,
gizi normal. 2. Frekuensi
mempengaruhi
konsumsi
faktor genetik, jenis kelamin dan
fastfood
tingkat sosial ekonomi.
pada remaja putri di SMA Batik 1 Surakarta rata-rata adalah
6
DAFTAR PUSTAKA Putri, RA. 2004. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Persen lemak Tubuh pada Siswi SMA Al Azhar I dan SMK Negeri 8 Jakarta Selatan Tahun 2004. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyaratak Universitas Indonesia. Depok Khomsan, A. 2004. PerananPangan dan Gizi untuk Kualitas Hidup. Gramedia Widiasarana. Jakarta Mudjianto. Trintin. 1994. Kebiasaan Makan Golongan Remaja Di 6 Kota Besar di Indonesia. Penelitian Gizi dan Makanan. Puslitbang Gizi. Bogor Zulfa, F. 2011. Hubungan Kebiasaan Konsumsi Fastfood Modern dengan Status Gizi (BB/TB Z-Score) di SD Al-Muttaqin Tasikmalaya. Peran Kesehatan Masyarakat dalam Pencapaian MDG’s di Indonesia. Prosiding. 12 April 2011. Universitas Siliwangi Tasikmalaya. ISBN 978-602-96943-1-4 Mardatillah. 2008. Hubungan Kebiasaan Konsumsi Fast Food, Aktivitas Fisik dan Faktor Lain Dengan Gizi Lebih Pada Remaja SMU Sudirman Jakarta Timur. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Depok Oktaviani, WD., Saraswati, LD., Rahfiludin, MZ. 2012. Hubungan Kebiasaan Konsumsi Fast Food, Aktivitas Fisik, Pola Konsumsi, Karakteristik Remaja Orang Tua dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) (Studi Kasus pada Siswa SMA Negeri 9 Semarang Tahun 2012). 1(2):542-553 Asmika., Ruhana, A., Febriyani, M. 2013. Hubungan Daya Tarik Iklan Fastfood pada Media Massa, Asupan Makan dan Frekuensi Konsumsi Fastfood dengan Kejadian Obesitas pada Remaja di SMA Negeri 3 Pontianak. Suryaalamsah, II. 2009. Konsumsi Fastfood dan Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kegemukan Anak Sekolah di SD Bina Insani Bogor. Tesis. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor Khomsan, A. 2003. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. PT Raya Grafindo Persada. Jakarta Agoes dan Poppy. 2003. Mencegah dan Mengatasi Kegemukan Pada Balita. Puspa Swara. Jakarta Mahdiah, Z dan Asih, EK. 2004. Peran Mahasiswa dalam Mengurangi Pola Konsumsi Fastfood pada Remaja Kota. Karya Tulis Ilmiah. Mahasiswa Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial. IPB. Bogor Hayati, F. 2000. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Konsumsi Fast Food Waralaba Modern Dan Tradisional Pada Remaja Siswa SMU Negeri DiJakarta Selatan. Skripsi. Departemen Gizi Masyarakat DanSumberdaya Keluarga. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor
7