HUBUNGAN PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN PEROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA ANAK DI KELURAHAN SAWAH BESAR RW VII
Manuscript
OLEH : Ayu Puspitasari G2A009026
PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2013
HUBUNGAN PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN PEROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA ANAK DI KELURAHAN SAWAH BESAR RW VII Ayu Puspitasari 1 , Amin Samiasih, SKp. Msi.Med 2 , Budi Santosa, SKM. Msi.Med 3 Abstrak Kebiasaan merokok tidak hanya ditemukan pada orangtua atau orang dewasa saja, namun kebiasaan merokok juga dapat ditemukan pada remaja. Komnas Perlindungan Anak Indonesia menyebutkan prevalensi merokok mencapai 67,4 persen laki-laki dan 4,5 persen wanita. Prevalensi perokok menurut usia dan gender pada kelompok usia 15 sampai 24 tahun, mencapai 51,7 persen. Perilaku merokok dipengaruhi oleh lingkungan dan individu. Berdasarkan hal tersebut maka tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan persepsi terhadap lingkungan perokok dengan perilaku merokok pada anak di Kelurahan Sawah Besar RW VII. Rancangan penelitian adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah anak usia sekolah dasar di Kelurahan Sawah Besar RW VII ditemukan sebanyak 111 anak. Teknik sampling yang digunakan adalah roporsional random sampling dengan jumlah 87 anak. Hasil penelitian didapatkan sebagian besar persepsi terhadap lingkungan perokok adalah kategori baik (62,1%), yang merokok sebanyak 8,0%. Ada hubungan yang bermakna antara persepsi lingkungan perokok dengan perilaku merokok pada anak di Kelurahan Sawah Besar RW VII. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka diharapkan orang tua yang memiliki anak usia sekolah dapat lebih mengontrol dan mengawasi pergaulan anaknya serta memberikan bimbingan dan contoh yang baik untuk anaknya.
Kata Kunci : Persepsi Lingkungan, Perilaku Merokok THE CORRELATION OF PERCEPTION TO THE SMOKERS ENVIRONMENTAL WITH SMOKING BEHAVIOR IN CHILDREN AT SAWAH BESAR RW VII Abstract Smoking habits are not only found in the parents or adults only, but smoking can also be found on the teen. Indonesian Child Protection Commission mentions smoking prevalence reached 67.4 percent of men and 4.5 percent of women. Smoking prevalence by age and gender in the age group 15 to 24 years, reaching 51.7 percent. Smoking behavior is influenced by the environment and the individual. Based on these conditions, the purpose of this study was to determine correlation of perception of the smokers environment with smoking behavior in children at Sawah Besar RW VII. The research design was a analytic survey with cross sectional approach. The population study was primary school age children in the Sawah Besar village RW VII as many as 111 children. The sampling technique used was proporsional random sampling with 87 children. The results showed the majority of smokers perception of the environment was good category (62.1 %), the smokrd as much as 8.0 %. There is a significant correlation between smoker environmental perceptions with smoking behavior in children at Sawah Besar RW VII. Based on these results it is expected that parents who have school-age children can better control and monitor their children socially as well as provide guidance and good example for his son.
Keywords : Environmental Perception, Smoking Behavior
1
PENDAHULUAN Berdasarkan data WHO produk tembakau atau rokok telah meracuni dan membunuh 4 juta penduduk dunia setiap tahunnya, selain itu merokok juga bertanggung jawab terhadap kematian satu dari lima orang. Rokok masih menjadi polemik di masyarakat hingga saat ini. Berbeda dengan negara maju dan negara tetangga lainnya, pengendalian tembakau di Indonesia terbilang kurang berhasil. Kenyataan ini diperjelas dengan temuan dari Global Adult Tobacco Survey (2011) yang menyatakan bahwa sebanyak 61,4 juta orang dewasa di Indonesia yang masih merokok.
Komnas Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan prevalensi merokok mencapai 67,4 persen laki-laki dan 4,5 persen wanita. Perokok pria dan wanita ini mencapai 36,1 persen dari komposisi penduduk atau ada sekitar 61,4 juta penduduk yang mengonsumsi tembakau. Prevalensi perokok menurut usia dan gender pada kelompok usia 15 sampai 24 tahun, mencapai sebanyak 51,7 persen. Ini termasuk anak-anak dan remaja kelompok usia 15 hingga 18 tahun. Sebagai salah satu contoh yang paling baru di pemberitaan media masa, terdapat seorang balita berumur 2,5 tahun dari Jember, Jawa Timur yang menghabiskan rokok 2 bungkus per hari. Selain itu, ada juga anak balita serupa yang berdomisili di Sukabumi dan di Garut, Jawa Barat (Kompas.com, 2012).
Data Biro Pusat Statistik (SUSENAS) menunjukkan jumlah perokok pemula usia 5-9 tahun meningkat tajam dari 0,4% (2001) menjadi 2,8% (2004). Trend perokok pemula pada usia 10-14 tahun pun meningkat tajam, dari 9.5% (Susenas, 2001) menjadi 17.5% (Riskesdas, 2010). Ada banyak alasan yang melatarbelakangi perilaku merokok pada anak dan remaja. Secara umum menurut Kurt Lewin (dalam Syah, 2008). bahwa perilaku merokok merupakan fungsi dari lingkungan dan individu. Artinya, perilaku merokok selain disebabkan faktor-faktor dari dalam diri, juga disebabkan faktor lingkungan. Pengaruh lingkungan dari teman sebaya juga memberi peran yang sangat besar terhadap perkembangan
2
kepribadian anak dan remaja termasuk salah satunya adalah perilaku merokok. Menurut Ahmadi (2004) faktor lingkungan merupakan faktor penting yang mempengaruhi perilaku dan perkembanga anak.
Lingkungan sekitar menjadi dunia tempat anak dapat melakukan sosialisasi dengan nilai yang berlaku, bukan lagi nilai yang ditetapkan oleh orang dewasa, melainkan oleh teman seusianya, dan tempat dalam rangka anak mulai menemukan jati dirinya. Namun apabila nilai yang dikembangkan dalam kelompok sebaya adalah nilai negatif, maka akan menimbulkan bahaya bagi perkembangan jiwa anak (Kartono, 2006).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Kelurahan Sawah Besar RW VII ditemukan sebanyak 111 anak yang besekolah SD. Berdasarkan informasi dari masyarakat sekitar ditemukan 8 anak (7,21%) yang mempunyai kebiasaan merokok. Hasil wawancara dengan 8 anak yang merokok tersebut semuanya (100%) ditemukan
bahwa kebiasaan
merokok
ini
mereka
dapat
dari
keikutsertaannya selama bergaul dengan lingkungan yang ada di sekitarnya. Pengakuan 8 anak tersebut (100%) adalah di lingkungan perokok yaitu orangornag dewasa yang mengkonsumsi rokok seringkali menawarkan rokok kepada dirinya dan mengatakan jika dirinya merokok maka anak-anak sebayanya akan takut pada dirinya.
METODOLOGI Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik dengan analisis korelasi yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah belah lintang (Cross Sectional). Populasi dalam penelitian ini adalah anak usia sekolah dasar di Kelurahan Sawah Besar RW VII ditemukan sebanyak 111 anak. Teknik sampling yang digunakan adalah proporsional random samplin yang berjumlah 87 anak.
3
HASIL PENELITIAN Responden penelitian adalah anak-anak di Kelurahan Sawah besar RW VII dengan jumlah 87 anak. Rerata umur responden adalah 8,85 tahun umur termuda adalah 6 tahun dan umur tertua adalah 11 tahun. Tabel 1 Distribusi frekuensi persepsi lingkungan perokok di Kelurahan Sawah Besar RW VII tahun 2013 Persepsi Persepsi baik Persepsi tidak baik Jumlah
Frekuensi 54 33 87
Persentase (%) 62,1 37,9 100
Berdasarkan tabel 1dapat diketahui bahwa sebagian besar persepsi terhadap lingkungan perokok adalah kategori baik yaitu sebanyak 54 orang (62,1%). Tabel 2 Distribusi frekuensi perilaku merokok pada anak SD di Kelurahan Sawah Besar RW VII tahun 2013 Perilaku merokok Tidak merokok Merokok Jumlah
Frekuensi 79 8 87
Persentase (%) 90,8 9,2 100
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa anak usia sekoah dasar di Kelurahan Sawah Besar RW VII sebagian besar tidak merokok yaitu sebanyak 79 orang (9,2%). Tabel 3 Hubungan persepsi lingkungan perokok dengan perilaku merokok anak di Kelurahan Sawah Besar RW VII tahun 2013 Persepsi lingkungan Persepsi baik Persepsi tidak baik Jumlah
Tidak merokok 54
Perilaku merokok % Merokok
%
Total
%
p value 0,000
100
0
0,0
54
100
25
75,8
8
24,2
33
100
79
90,8
8
8,0
87
100
4
Berdasarkan hasil uji statistik non parametrik dengan uji Fisher’ exact didapatkan nilai p sebesar 0,000 < (0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara persepsi lingkungan perokok dengan perilaku merokok pada anak di Kelurahan Sawah Besar RW VII.
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa sebagian besar persepsi terhadap lingkungan perokok adalah kategori baik yaitu 62,1%. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa anak usia sekoah dasar di Kelurahan Sawah Besar RW VII yang merokok sebanyak 9,2% dan sebagian besar tidak merokok yaitu sebanyak 90,8%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang persepsi lingkunganya baik seluruhnya tidak merokok (100,0%), sementara responden yang persepsi lingkungannya tidak ditemukan yang merokok sebesar 24,2%. Berdasarkan hasil uji Fisher’ exact didapatkan nilai p sebesar 0,000 < (0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara persepsi lingkungan perokok dengan perilaku merokok pada anak di Kelurahan Sawah Besar RW VII.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Komalasari dan Helmi (2000) yang meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja. Berdasarkan hasil korelasi didapatkan nilai r sebesar 0,366 dengan nilai p sebesar 0,05. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara lingkungan dengan perilaku merokok.
PENUTUP Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan, maka disimpulkan bahwa Ada hubungan yang bermakna antara persepsi lingkungan perokok dengan
5
perilaku merokok anak di Kelurahan Sawah Besar RW VII dengan nilai p = 0,000. Berdasarkan hasil tersebut maka disarankan kepada anak hendaknya dapat menjaga diri dengan memilih pergaulan yang baik dan tidak mudah terjerumus kedalam tindakan yang salah seperti perilaku merokok. Orang tua yang memiliki anak usia sekolah diharapkan dapat lebih mengontrol dan mengawasi pergaulan anaknya serta memberikan bimbingan dan contoh yang baik untuk anaknya.
1
Ayu Puspitasari : Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Fikkes Universitas
2
Amin Samiasih, SKp. Msi.Med: Dosen Kelompok Keilmuan Keperawatan
Muhammadiyah Semarang
3.
Komunitas Fakultas Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang Budi Santosa, SKM. Msi.Med: Dosen Kelompok Keilmuan Analis Kesehatan Fakultas Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang
KEPUSTAKAAN Depkes RI (2009). Advokasi Sebagai Alat Perubahan. Pusat Kesehatan Kerja, Jakarta. Fatimah, N. (2010) Hubungan terpaan iklan produk rokok di televisi dan tingkat konformitas kelompok sebaya terhadap kecenderungan perilaku merokok. Semarang: FISIP UNDIP. Kartono, K. (2006). Psikologi perkembangan suatu pendekatan. sepanjang rentang kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. Komalasari, D. & Helmi. (2000). Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Merokok Pada Remaja. Yogyakarta. Diambil Pada Tanggal 10 januari 2013. Lee E & Tak Y. (2005). Peer and parental influences on adolescent smoking. Jurnal Taehan Hakhoe Kanho Chi. 2005 Juni; 35 (4) :694-700. Department of Nursing, Jinju Health College, Korea. Notoatmodjo, S. (2003). Promosi kesehatan : Teori dan aplikasi. Cetakan ke-2. Jakarta: Rineka Cipta. Riskesdas. (2010). Riset Kesehatan Dasar (RIskesdas). Jakarta : Depkes Syah, T. (2008). Merokok Dan Masalahnya, www.yahoo.co.id. Tanggal 1 Januari 2013.
6
PERNYATAAN PERSETUJUAN MANUSCRIPT DENGAN JUDUL
HUBUNGAN PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN PEROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA ANAK DI KELURAHAN SAWAH BESAR RW VII
Telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasikan
Semarang, Oktober 2013
Pembimbing I
Amin Samiasih, SKp. Msi.Med.
Pembimbing II
Budi Santosa, SKM. Msi.Med.
7