HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI CYCLOFEM TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN DI RB AN-NUUR MANAHAN SURAKARTA TAHUN 2009
Oleh Siti Maesaroh1) dan Nur Hayati2) AKBID Mamba`ul `Ulum Surakarta
ABSTRAK
HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI CYCLOFEM TERHADAP PENINGKATAN
BERAT
BADAN
DI
RB
AN-NUUR MANAHAN
SURAKARTA TAHUN 2009, kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan di Indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya praktis, harganya relatif murah dan aman. Cara ini mulai disukai masyarakat kita diperkirakan setengah juta pasangan memakai kontrasepsi suntikan untuk mencegah kehamilan, meskipun menyebabkan efek samping seperti pusing, mual, menstruasi tidak teratur, keputihan dan perubahan berat badan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan penggunaan kontrasepsi cyclofem terhadap peningkatan berat badan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 101 akseptor. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan cara quota sampling di RB An-Nuur Manahan Surakarta sebanyak 30 sampel dan teknik pengambilan data dalam penelitian ini dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari hasil pendokumentasian atau laporan akseptor KB Cyclofem di RB An-Nuur Manahan Surakarta dengan uji statistik chi square. Hasil penelitian dengan menggunakan uji statistik yaitu uji chi square (X2) dengan taraf kesalahan 5% dan df=1 maka harga X2 tabel = 3,481 dan harga X2 hitung = 2,443 dengan demikian didapatkan hasil X2 tabel lebih besar dari X2 hitung berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Kesimpulan dari penelitian ini
adalah tidak ada hubungan yang signifikan antara penggunaan kontrasepsi cyclofem dengan peningkatan berat badan.
Kata Kunci : Hubungan, Kontrasepsi Cyclofem, Peningkatan berat badan
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Jumlah penduduk dunia yang terus meningkat akan menimbulkan banyak permasalahan dalam berbagai bidang, terutama di bidang sosial dan ekonomi. Pertambahan penduduk yang tidak terkendali dapat menyebabkan peledakan penduduk, dan pada akhirnya akan timbul kesulitan dalam pemerataan kemakmuran dalam masyarakat. Dampak pertambahan penduduk yang cepat antara lain adalah dalam bidang pendidikan (semakin banyak anak yang tidak mendapatkan pendidikan yang tidak memadai), bidang pelayanan kesehatan (banyak masyarakat yang tidak mendapat pelayanan kesehatan yang mencukupi), bidang tenaga kerja (banyaknya angka pengangguran karena terbatasnya lapangan pekerjaan), bidang sosial ekonomi (pendapatan per kapita masyarakat yang rendah), serta bidang lingkungan hidup (keseimbangan alam akan terganggu). Lembaran data populasi dunia pada tahun 2008 menunjukkan Indonesia berada pada peringkat ke empat dalam hal jumlah penduduk terbanyak, yaitu sebesar 245.000.000 jiwa. Untuk menekan pertumbuhan penduduk tersebut, maka sejak tanggal 23 desember 1957 telah berdiri PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia), yang menjadi cikal bakal timbulnya program nasional keluarga berencana (KB) di Indonesia. Tujuan program KB adalah memperbaiki kesehatan dan kesehatan keluarga, serta mengurangi angka kelahiran untuk meningkatkan taraf hidup rakyat dan bangsa. Program nasional keluarga berencana di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan “Keluarga berkualitas tahun 2015”. Metode yang digunakan untuk mewujudkan tujuan tersebut adalah dengan penggunaan alat kontrasepsi hormonal diantaranya adalah kontrasepsi per oral seperti pil oral kombinasi, mini pil,
morning-after pil, dan injeksi seperti DMPA, NET-EN, microspheres, microcapsules, cyclofem (Waskito, 2007 :1) Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan di Indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya praktis, harganya relatif murah dan aman. Cara ini mulai disukai masyarakat kita diperkirakan setengah juta pasangan memakai kontrasepsi suntikan untuk mencegah kehamilan, meskipun menyebabkan efek samping seperti pusing, mual, menstruasi tidak teratur (19,1%), keputihan dan perubahan berat badan (68,6%), pertambahan berat badan terjadi karena pengaruh hormonal yaitu progesteron, progesteron ini dapat meningkatkan selera makan dan mempermudah perubahan karbohidrat menjadi lemak, sehingga sering kali efek sampingnya adalah penumpukan lemak yang menyebabkan berat badan bertambah (Waskito, 2007 : 1) Dari latar belakang tersebut maka penulis ingin mengetahui sejauh mana hubungan penggunaan kontrasepsi cyclofem terhadap peningkatan berat badan pada akseptor. Pengambilan tempat penelitian ini diambil di Rumah Bersalin AnNuur Manahan Surakarta karena di Rumah Bersalin ini akseptor KB cyclofem termasuk cukup banyak yaitu pada bulan juni sebanyak 101 akseptor dan dari catatan rekam medis akseptor yang menggunakan cyclofem mengalami peningkatan berat badan. Sehingga penulis tertarik mengambil penelitian di Rumah Bersalin An-Nuur Manahan Surakarta dengan judul “Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Cyclofem Terhadap Peningkatan Berat Badan di Rumah Bersalin An-Nuur Manahan Surakarta Tahun 2009”.
2. Rumusan Masalah Dengan melihat latar belakang masalah diatas, maka permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : “Apakah Ada Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Cyclofem Terhadap Peningkatan Berat Badan di Rumah Bersalin An-Nuur Manahan Surakarta Tahun 2009 ?”.
3. Tujuan Penelitian 3.1 Tujuan Umum Dapat mengetahui hubungan penggunaan kontrasepsi cyclofem terhadap peningkatan berat badan di Rumah Bersalin An-Nuur Manahan Surakarta Tahun 2009”. 3.2 Tujuan Khusus 3.2.1 Untuk memperoleh data jumlah pengguna kontrasepsi cyclofem beserta karakteristik paritas dan lama penggunaan di RB An-Nuur Manahan Surakarta Tahun 2009. 3.2.2 Untuk mengetahui jumlah pengguna KB cyclofem pengguna KB cyclofem yang mengalami kenaikan berat badan dan tidak mengalami kenaikan berat badan di RB An-Nuur Manahan Surakarta Tahun 2009. 3.2.3 Untuk mengetahui hubungan penggunaan kontrasepsi cyclofem terhadap peningkatan berat badan di Rumah Bersalin An-Nuur Manahan Surakarta Tahun 2009”.
METODE PENELITIAN
1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian analitik yaitu survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi, kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena (Notoatmodjo, 2005 : 145). Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional, yaitu metode pendekatan yang menggunakan satu kali pengumpulan data pada suatu saat saat dilakukan dengan cepat dan sekaligus bisa menggambarkan individu (Arikunto, 2006 : 82-84).
2. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan peneliti tentang suatu konsep penelitian tertentu, misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit dan sebagainya (Notoatmodjo, 2005 :70). Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu independen dan dependen. 2.1 Variabel Independen (bebas) Variabel independen (bebas) merupakan variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (Sugiono, 2005 :3). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengguna cyclofem. 2.2 Variabel Dependen (terikat) Sedangkan variabel dependen (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiono, 2005 :3). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah peningkatan berat badan. 3. Definisi Operasional Definisi operasional yaitu ruang lingkup untuk membatasi variabelvariabel yang diamati atau diteliti. Definisi operasional ini juga bermanfaat mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan beserta pengembangan instrumen (Notoatmodjo, 2002 :46). Tabel 1. Definisi Operasional hubungan penggunaan kontrasepsi cyclofem terhadap peningkatan berat badan. No 1
Variabel
Definisi Operasional
Skala
Independen :
- Ibu yang menggunakan kontrasepsi
Nominal
Pengguna
suntik 1 bulanan jenis cyclofem
kontrasepsi
- Karakteristik paritas
Ordinal
cyclofem
- Karakteristik lama penggunaan
Interval
2
Dependen :
Penambahan berat badan akseptor
Peningkatan berat
setelah menggunakan kontrasepsi
badan akseptor
cyclofem
Nominal
cyclofem
4. Populasi dan Sampel 4.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006 : 130). Sedangkan menurut (Sugiono, 2005 : 55) yang dimaksud populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah Akseptor KB Cyclofem di RB An-Nuur Manahan Surakarta pada bulan Juni tahun 2009 dengan jumlah populasi sebanyak 101 Akseptor. 4.2 Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006 : 131). Pendapat lain mengatakan sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut (Sugiono, 2005 : 56). Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan Quota sampling di RB An-Nuur Manahan Surakarta sebanyak 30 sampel. Quota yang berarti penetapan subyek berdasarkan kapasitas atau daya tampung yang diperlukan dalam penelitian (Nursalam, 2008 : 95) 5. Alat dan Metode Pengumpulan Data 5.1 Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data adalah alat-alat yang digunakan untuk mengumpulkan data, instrumen penelitian dapat berupa kuesioner, formulir observasi dan sebagainya (Notoatmodjo, 2002 :48).
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah alat tulis, dokumentasi rekam medis dari RB An-Nuur, lembar observasi, tabel bantu penelitian dan komputer. 5.2 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah cara atau metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dapat berupa wawancara dan observasi (Notoatmodjo, 2002 : 47). Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah mengambil data sekunder yaitu melalui hasil pendokumentasian atau laporan akseptor KB cyclofem di RB An-Nuur Manahan Surakarta tahun 2009. Data sekunder adalah data yang berasal dari lingkungan sendiri seperti hasil penelitian sebelumnya serta data yang diperoleh dari lingkungan luar seperti publikasi, studi kepustakaan dan dokumentasi (Efendi, 1998 : 47). 6. Metode Pengolahan dan Analisa Data 6.1 Metode Pengolahan Data Adalah cara atau metode yang digunakan dalam mengolah data yang berhubungan dengan instrument penelitian (Notoatmodjo, 2002 : 186). Teknik pengolahan data dalam penelitian ini adalah : a. memilih data yang akan diperlukan dan data yang tidak diperlukan (editing) b. memasukkan data dalam tabel bantu (transfering) c. mengolah data dengan menggunakan perangkat komputer (tabulating) d. memasukkan data dalam tabel bantu (transfering) e. mengolah data dengan menggunakan perangkat komputer (tabulating) 6.2 Analisis Data Analisa data adalah tahap dimana data diolah dan dianalisa dengan teknik-teknik tertentu (Arikunto, 2002 : 209) Dalam penelitian ini menggunakan analisa bivariate yaitu suatu tabel yang menyajikan data dari dua variabel secara silang (Notoatmodjo, 2002 :188)
Jenis data yang digunakan untuk variabel independen dan variabel dependen adalah data nominal. Pengujian untuk mencari hubungan (korelasi) dengan data nominal dengan uji statistik uji chi square. Chi square digunakan untuk melihat ada tidaknya asosiasi antara 2 variabel. Cara penghitungan dapat menggunakan rumus atau dapat menggunakan tabel kontingensi untuk menghitung harga chi kuadrat karena lebih mudah (Sabri, 2006 : 144)
Tabel 2 Tabel kontingensi
Akseptor
Berat badan
Berat badan tidak
jumlah
cyclofem
meningkat
meningkat
Ya
a
b
a+b
Tidak
c
d
c+d
Jumlah
a+c
b+d
n
Rumus chi square : =(
( )(
) )(
)(
)
Keterangan : X : chi kuadrat hitung N : jumlah sampel (Sabri, 2006 : 89) Suatu keluarga distribusi chi square tergantung pada “derajat bebas (degree of freedom = df)”. Derajat bebas adalah banyaknya kategori dikurangi satu. Kalau didalam kontingensi tabel ada beberapa baris dan kolom derajat bebasnya adalah baris (b) dikurangi satu dikali kolom (k) dikurangi satu. Rumusnya adalah sebagai berikut : df= (b-1) (k-1) (Sabri, 2006 :136)
Kriteria pengujian hipotesis = Ho diterima bila harga chi kuadrat hitung (Xh) lebih kecil dari harga chi kuadrat tabel (Xt). Begitu juga sebaliknya Ha diterima bila harga chi kuadrat hitung (Xh) lebih besar dari harga chi kuadrat tabel (Xt). Dengan taraf kesalahan tertentu (Sugiono, 2005 : 244)
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian Dari penelitian yang dilakukan pada tanggal 21 sampai 30 juni 2009 diperoleh data di RB An-Nuur Manahan Surakarta terdapat 101 pengguna kontrasepsi cyclofem dan yang diambil sampel sebanyak 30 sampel. 1.1 Distribusi frekuensi pengguna kontrasepsi cyclofem di RB An-Nuur Manahan Surakarta pada bulan juni tahun 2009. 1.1.1 Berdasarkan paritas
Diagram 1 Distribusi frekuensi relatif pengguna kontrasepsi cyclofem berdasarkan paritas di RB An-Nuur Manahan Surakarta pada bulan juni tahun 2009 (N:30).
Berdasarkan diagram 1 pengguna kontrasepsi cyclofem berdasarkan paritas pada primipara sebanyak 10 orang (33,3%) sedangkan multipara sebanyak 20 orang (66,6%). 1.1.2 Berdasarkan lama pemakaian
Diagram 2 Distribusi frekuensi relatif pengguna kontrasepsi cyclofem berdasarkan lama pemakaian di RB An-Nuur Manahan Surakarta pada bulan juni tahun 2009 (N:30).
Berdasarkan diagram 2 akseptor pengguna kontrasepsi cyclofem berdasarkan lama pemakaian yang menggunakan selama 1-3 tahun sebanyak 24 orang (80%), selama 4-6 tahun sebanyak 6 (20%). 1.1.3 Distribusi frekuensi relatif pengguna kontrasepsi cyclofem yang mengalami peningkatan berat badan di RB An-Nuur Manahan Surakarta pada bulan juni tahun 2009. Tabel 3 Distribusi frekuensi relatif pengguna kontrasepsi cyclofem yang mengalami peningkatan berat badan di RB An-Nuur Manahan Surakarta pada bulan juni tahun 2009 (N:30)
Lama Pemakaian
Meningkat berat badannya
Tidak meningkat berat badannya
1-3
8
16
4-6
2
4
Jumlah
10
20
Berdasarkan tabel 3 pengguna kontrasepsi cyclofem yang mengalami peningkatan berat badan dengan lama penggunaan 1-3 tahun sebanyak 8 orang (26,6%), lama penggunaan 4-6 tahun sebanyak 2 orang (6,66%). Dan yang tidak mengalami peningkatan berat badan dengan lama penggunaan 1-3 tahun sebanyak 16 orang (53,3%), lama penggunaan 4-6 tahun sebanyak 4 orang (13,3%).
1.1.4 Hubungan antara pengguna kontrasepsi cyclofem dengan peningkatan berat badan di RB An-Nuur Manahan Surakarta pada bulan juni tahun 2009
Untuk mencari ada tidaknya hubungan antara penggunaan kontrasepsi cyclofem dengan peningkatan berat badan pada akseptor pengguna kontrasepsi cyclofem yang lebih dari 1 tahun dengan menggunakan uji statistik yaitu chi square (X2).
Tabel 4 Hasil uji statistik pengguna kontrasepsi cyclofem terhadap peningkatan berat badan di RB An-Nuur Manahan Surakarta tahun 2009.
Akseptor KB
Meningkat berat
Tidak meningkat
Jumlah
Cyclofem
badannya
berat badannya
Ya
10
20
30
Tidak
16
14
30
Jumlah
26
34
60
Sumber : Data sekunder
Berdasarkan tabel 4 tersebut dengan menggunakan rumus maka harga chi kuadrat dapat dihitung :
=
=
( − ) ( + )( + )( + )( + )
60(10.14 − 16.20) (10 + 16)(10 + 20)(16 + 14)(20 + 14)
=
60(180) 795.600
=
60(180) 795.600
=
1.944.000 795.600
X2 = 2,443
Dengan taraf kesalahan 5% dan df = 1, maka harga X2 tabel = 3,481 dan harga X2 hitung = 2,443. Dengan demikian didapatkan hasil X2 tabel lebih besar dari X2 hitung. Maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, yaitu tidak ada hubungan yang signifikan antara penggunaan kontrasepsi cyclofem dengan peningkatan berat badan di RB An-Nuur Manahan Surakarta.
2. Pembahasan 2.1 Karakteristik Paritas Berdasarkan karakteristik paritas akseptor yang penulis teliti pengguna kontrasepsi cyclofem terbanyak yaitu multipara sebanyak 20 orang (66,6%) dengan usia rata-rata 25 tahun sampai 40 tahun, sedangkan untuk primipara sebanyak 10 orang (33,3%) rata-rata usia 20 tahun sampai 24 tahun. Menurut Soewarto (1988:1) Multipara terkadang memerlukan kontrasepsi yang berbeda dari perempuan yang lebih muda, dalam hubungannya dengan kebutuhan pemakaian kontrasepsi dibuat batasan tentang periode usia dimulai dari usia 30 tahun dan berakhir dengan terjadinya menopause, untuk perempuan usia 30 tahun sampai menopause masih memerlukan kontrasepsi yang paling efektif, di Indonesia kontrasepsi suntikan lebih disukai karena tidak ada keluhan nausea atau rasa mual. Resiko terjadinya kehamilan pada usia 40-44 tahun tanpa kontrasepsi 10 % dan pada usia 45-49 tahun resiko sekitar 2-3%, meskipun kecil resiko terjadinya kehamilan diatas usia 50 tahun masih ada. Menurut Hartanto (2004) menyatakan bahwa usia yang paling baik untuk mengandung dan melahirkan adalah usia 20-35 tahun, seorang wanita yang telah mengakhiri pemakaian kontrasepsi suntik cyclofem lebih dari 60% sudah hamil dalam waktu 1 tahun dan 90% dalam waktu 2 tahun. Sedangkan menurut klinik sehat (2009 :1) tidak ditemukan bukti-bukti bahwa kontrasepsi suntikan mengganggu fertilitas secara permanen, lebih dari 50% mantan akseptor akan mengalami haid kembali setelah 6 bulan, dan kira-kira 85% setelah 1 tahun, dan lebih dari 60% mantan akseptor sudah hamil dalam waktu 1 tahun, lebih dari 90% dalam waktu 2 tahun, akseptor yang memakai kontrasepsi suntikan 1 bulanan untuk waktu yang lama dapat
menjadi hamil sama cepatnya dengan akseptor yang hanya ikut beberapa kali suntikan yang menunjukkan bahwa tidak terjadi efek kumulatif dari obatnya. Diagram 2 dan tabel 3 menunjukkan bahwa lama pemakaian penggunaan kontrasepsi cyclofem tertinggi selama 1-3 tahun sebanyak 24 orang (80%) dan yang mengalami peningkatan berat badan sebanyak 8 orang (26,6%) dan yang menggunakan selama 4-6 tahun sebanyak 6 orang (20%) dengan peningkatan berat badan sebanyak 2 orang (6,66%). Pemakaian kontrasepsi cyclofem yang lama lebih signifikan untuk membuktikan adanya peningkatan berat badan. Menurut Philip (2003:190) profil lipid tahunan wanita yang menggunakan KB Cyclofem untuk durasi yang lama sebaiknya dipantau, kemunculan perubahan merugikan yang bermakna pada LDL-kolesterol dan HDL-kolesterol. Menurut Glasier (2005 : 102) pertambahan ringan sebesar 1-2 kg sering kemudian menjadi stabil setelah pemakaian dilanjutkan tetapi sejumlah kecil wanita terus mengalami pertambahan berat badan moderat selama mereka memakai metode kontrasepsi cyclofem, mekanisme utama tampaknya adalah peningkatan nafsu makan disertai peningkatan penimbunan simpanan lemak, walaupun mungkin juga terdapat efek metabolik ringan. Hasil rata-rata peningkatan berat badan pengguna kontrasepsi cyclofem sebesar 0,5 kg sebanyak 8 orang dan peningkatan berat badan sebesar 1 kg sebanyak 2 orang. Menurut Krisnadi (2009:1) mengemukakan bahwa salah satu efek samping yang terjadi pada penggunaan kontrasepsi cyclofem adalah peningkatan berat badan. Sedangkan menurut Saifuddin (2003 :47) umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu besar, bervariasi antara kurang dari 1 kg sampai 2 kg dalam beberapa bulan pertama penggunaan. Dan menurut Klinik Sehat (2009:1) penambahan berat badan tampaknya terjadi karena pengaruh hormonal yaitu Progesteron, progesteron ini dapat meningkatkan selera makan dan mempermudah perubahan karbohidrat menjadi lemak, sehingga sering kali efek sampingnya adalah penumpukan lemak yang menyebabkan berat badan bertambah, salah satu sifat lemak adalah sulit bereaksi atau berikatan dengan air, sehingga organ yang mengandung banyak lemak cenderung mempunyai kandungan air yang sedikit atau kering. Kenaikan berat badan juga bisa
disebabkan karena kemungkinan kontrasepsi cyclofem yang digunakan tidak cocok. Sumber lain menyatakan penambahan berat badan bisa disebabkan oleh retensi cairan, bertambahnya lemak pada tubuh dan meningkatnya selera makan (Hartanto, 2004 : 173). 4.2.2 Hubungan antara penggunaan kontrasepsi cyclofem dengan peningkatan berat badan di RB An-Nuur Manahan Surakarta pada bulan juni tahun 2009. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan hasil chi kuadrat bahwa X2 hitung sebesar 2,443 dan X2 tabel sebesar 3,481 dengan taraf kesalahan 5% dan N=30 karena X2 hitung < X2 tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak ada hubungan antara penggunaan kontrasepsi cyclofem dengan peningkatan berat badan. Menurut Wiki penyebab pertambahan berat badan yang disebabkan pemakaian kontrasepsi cyclofem dipengaruhi oleh : usia, jenis kelamin, suku, herediter dan riwayat keluarga. Peningkatan berat badan akan meningkat dan bersifat tak menetap. Menurut Klinik Sehat (2009 :1) kenaikan berat badan juga bisa disebabkan karena kemungkinan kontrasepsi cyclofem yang digunakan tidak cocok. Sumber lain mengatakan penambahan berat badan bisa disebabkan oleh retensi cairan, bertambahnya lemak pada tubuh dan meningkatnya selera makan (Hartanto, 2004 : 173) Dalam penelitian ini didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara penggunaan kontrasepsi cyclofem dengan peningkatan berat badan. Hal ini disebabkan karena etiologi dan faktor penyebab terjadinya peningkatan berat badan bukan hanya karena penggunaan kontrasepsi cyclofem tetapi multifaktoral seperti : usia, jenis kelamin, suku, herediter dan riwayat keluarga tidak dikontrol dalam penelitian ini.
SIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan Hasil penelitian Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Cyclofem terhadap peningkatan berat badan di RB An-Nuur Manahan Surakarta tahun 2009 dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Jumlah pengguna kontrasepsi cyclofem dalam bulan Juni sebanyak 101 orang. b. Karakteristik pengguna kontrasepsi cyclofem berdasarkan paritas terbanyak pada multipara sebanyak 20 orang (66,6%) c. Karakteristik pengguna kontrasepsi cyclofem berdasarkan lama penggunaan terbanyak lama pemakaian 1-3 sebanyak 24 orang (80%) d. Jumlah pengguna kontrasepsi cyclofem yang mengalami peningkatan berat badan sebanyak 10 orang (33,3%) dan yang tidak mengalami peningkatan berat badan sebanyak 20 orang (66,6%) e. Hasil penelitian didapatkan bahwa harga X2 hitung sebesar 2,443 lebih kecil dari X2 tabel sebesar 3,481 dengan taraf kesalahan 5% dan N=30, bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara penggunaan kontrasepsi cyclofem dengan peningkatan berat badan. 2. Saran a. Bagi Institusi Pendidikan Memfasilitasi siswi untuk memperoleh informasi tentang jenis kontrasepsi melalui buku-buku perpustakaan dan memberikan fasilitas pada dosen dengan alat yang lebih modern dalam kegiatan belajar mengajar. b. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan Diharapkan dapat mengawasi efek samping penggunaan kontrasepsi cyclofem dan memberikan sarana dan prasarana yang memadai dalam upaya untuk memberikan pelayanan yang bermutu khususnya pada akseptor yang menggunakan kontrasepsi KB jenis suntik. c. Bagi Pengguna KB jenis suntik
Diharapkan pengguna KB jenis suntik datang kunjungan ulang sesuai jadwal. d. Bagi Peneliti selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya dengan metode penelitian yang berbeda serta perlu melakukan observasi lagi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya peningkatan berat badan selain dari penggunaan kontrasepsi cyclofem diantaranya : usia, jenis kelamin, suku, herediter, dan riwayat keluarga sehingga akan didapatkan hasil yang lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, B. 2004. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. .
2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Budiarto,
E.
2002.
Biostatistik
Untuk
Kedokteran
dan
Kesehatan
Masyarakat.Jakarta : EGC Everett,S. 2007. Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduktif. Jakarta : EGC Glasier, A. 2005. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta : EGC Hartanto, H. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Sinar Harapan Hidayat, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. . 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Krisnadi. 2009. Kontrasepsi Suntikan, http://www.blogspot.com, 30 April 2009 jam 16.30 WIB Prawirohardjo, S. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Trisada printer
Sabri. 2006. Statistika Kesehatan. Jakarta : PT. Radja Grafindo Persada. Saifuddin. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Trisada Printer. Sastroasmoro, S. 2002. Dasar-Dasar Metode Penelitian Klinis Edisi Ke-2. Jakarta : Sagung seto. Soekanto, S. 2000. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Gravindo Persada. Sperof. 2003. Pedoman Klinik Kontrasepsi. Jakarta : EGC. Sugiono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta. Waskito. 2007. Kontrasepsi Hormonal. http://FKUI.org, 25 April 2009 jam 13.00 WIB WHO. 2006. Ragam Metode Kontrasepsi. Jakarta : EGC Wikipedia. 2009. Demografi Indonesia http://www.demografi.com, 2 Mei 2009 jam 20.00 WIB