HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN POLA MAKAN PADA REMAJA PUTRI DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI SMP NEGERI 2 KOTAPINANG KABUPATEN LABUHAN BATU SELATAN TAHUN 2014 RELATED KNOWLEDGE NUTRITION AND DIET ADOLESCENT WITH ANEMIA IN SMP STATE EVENT 2 KOTAPINANG LABUHAN STONE SOUTH DISTRICT 2014 Damayani1, Etti Sudaryati2, M. Arifin Siregar3 Mahasiswi FKM USU Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat, 2 Dosen Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan, 20155. Indonesia Email:
[email protected] 1
ABSTRACT Anemia is one of the health problems that continue to be the government’s attention. Among the various types of anemia, anemia in adolescent girls is the biggest anemia problem in society. This happenes because the girls undergo the process ef menstruation and a diet that causes a lack of nutrition. This research is descriptive survey that aim to know nutrition knowledge, diet, and anemia in SMP Negeri 2 Kotapinang South Labuhan Batu district. The population in this study were students of class seventh, eight, nineth in SMP Negeri 2 Kotapinang many as 567 people. The sample was selected a part of the population of 88 people. Collecting data using the nutrition knowledge questionnaire. Data form the diet using food frequency and 24-hours food recall. The research resultshowed that nutrition knowledge of students is good enough showed by 52,3%. The students didn’t consume staple food, fishes, vegetable, and fruit everyday showed by consume frequency is 71,6% is seldom. Anemia in student of SMP Negeri 2 Kotapinang is high showed by 71,4% anemia. Based on the research, results, expected the importance of improving information for student of SMP Negeri 2 Kotapinang about the importance of consume foods the certain mani Fe, vitamin and mineral as source of food which is able to prevent anemia needed menu cycle so that the food more regular by frequency, type and amount side. Keywords : knowledge of nutrition, diet, anemia PENDAHULUAN Pengetahuan gizi merupakan pengetahuan tentang makanan dan zat gizi, sumber-sumber zat gizi pada makanan,
makanan yang dikonsumsi sehingga tidak menimbulkan penyakit dengan cara mengolah makanan yang baik agar zat gizi dalam makanan tidak hilang, serta
1
bagaimana hidup sehat. (Notoatmodjo, 2003). Pada usia remaja harus dibiasakan menyukai makanan yang beraneka ragam. Remaja perlu diperkenalkan variasi, baik jenis maupun rasa makanan. Misalnya untuk karbohidrat tidak hanya pada sepiring nasi, tetapi juga terdapat pada semangkuk mie, setangkup roti, sepiring irisan kentang goreng dan lain-lain, kemudian dibiasakan untuk menyukai berbagai macam sayur dan buah. Jika memungkinkan bawa bekal makan siang dari rumah, selain dapat menghemat bekal dari rumah bisa terjamin kesehatan dan keamanannya. (Dedeh dkk, 2010). Makanan pokok terdiri atas bahan makanan serelia dan umbi-umbian. Adapun standar makanan pokok nasi adalah 100 gram beras yang berbentuk nasi untuk satu kali makan. Jadi hidangan sehari semalam terdiri dari 4-5 porsi atau piring setara dengan ≥ 350 gram beras, dan bahan makanan lauk hewani merupakan bahan makanan sumber protein yang berasal dari hewan, 1 potong ikan atau 2 potong tempe dan sejenisnya setara dengan ≥ 50 gram lauk pauk yang harus kita konsumsi dalam sehari, sedangkan sayuran merupakan bagian dari tubuh yang dapat dimakan, standar porsi sayur yang harus dikonsumsi dalam sehari ialah 1 mangkok sayur dengan isi sayur daun hijau setara dengan ≥ 200 gram, serta buah diartikan sebagai semua produk yang dikonsumsi sebagai “pencuci mulut” 1 potong buah segar setara dengan ≥ 150 gram buah yang harus kita konsumsi dalam sehari (Persagi,1991). Ragam bahan makanan itu berhubungan dengan frekuensi makan, dan semua itu bisa kita lihat dari pedoman gizi seimbang. Dalam TGS, makanan sumber karbohidrat diletakkan sebagai dasar tumpeng, sumber lemak diletakkan pada puncak TGS karena penggunaanya dianjurkan seperlunya, sumber protein
hewani dan nabati diletakkan berdasarkan level yang sama dibawah puncak tumpeng konsumsi kedua protein ini juga dianjurkan dengan porsi yang sama. Dalam TGS sayur dan buah-buahan dianjurkan dikonsumsi sesering mungkin tiap hari, dalam TGS setiap hari minum air putih paling sedikit 2 liter atau 8 gelas (Dedeh, dkk, 2010). Anemia adalah kekurangan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah yang disebabkan kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin. Kadar hemoglobin normal pada remaja perempuan adalah 12 gr/dl (Proverewati & Misaroh, 2009). Anemia merupakan salah satu permasalahan kesehatan yang terus menjadi perhatian pemerintah. Data terbaru dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 menunjukkan bahwa sekitar 21,7% penduduk Indonesia menderita anemia, dan 31,7% wanita hamil mengalami anemia. Berdasarkan hasil dari survei pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 21 Desember 2013 di SMP Negeri 2 Kotapinang diketahui bahwa terdapat 35 orang dari 40 siswi kelas 1 dan kelas 2 yang beresiko menderita anemia. Hasil ini diperoleh dengan melakukan wawancara langsung dengan siswi tersebut yang berkaitan dengan tanda-tanda anemia yaitu sering kelelahan, pusing, kelopak mata pucat, wajah pucat, dan daya tahan tubuh menurun. Manfaat dari penelitian ini yaitu agar remaja putri mengetahui informasi pentingnya konsumsi makanan yang bergizi untuk mencegah timbulnya penyakit seperti Anemia, serta agar remaja putri itu lebih meningkatkan informasi mengenai pentingnya asupan gizi yang seimbang untuk memenuhi kebutuhan gizi tubuh terutama untuk remaja putri yang melakukan diet agar tidak berlebihan.
2
METODE Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan desain cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa yang ada di SMP Negeri 2 Kotapinang sebanyak 567 orang. sampel pada penelitian ini berjumlah 88 orang dengan sasaran utama siswa perempuan karena perempuan yang paling rentan terkena anemia dilihat dari pola makan dan setiap bulan mengalami menstruasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Sekolah Menengah Pertama Negeri Dua Kotapinang merupakan sekolah yang terletak di Desa Blok Songo Kecamatan Kotapinang Kabupaten Labuhan Batu Selatan Provinsi Sumatera Utara. Secara geografis, sekolah ini memiliki luas 2 ha/m 2, dengan panjang 200 meter dan lebar 100 meter.
Grafik 2
Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Kejadian Anemia di SMP Negeri 2 Kotapinang Tahun 2014 Kejadian Anemia Anemia Tidak Anemia 73.90% 26.10%
Anemia
Berdasarkan grafik 2 dapat dilihat bahwa siswi yang menderita anemia sebanyak 65 orang 73,9%. Ini dikarenakan tidak terpenuhinya konsumsi pola makan meliputi jumlah, jenis dan frekuensi pada siswi SMP Negeri 2 Kotapinang. Grafik 3
Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Pengetahuan Gizi dan pola makan siswi di SMP Negeri 2 Kotapinang Tahun 2014
Grafik 1. Distribusi Siswi SMP Negeri 2 Kotapinang Berdasarkan Umur Pada Tahun 2014 Umur 11 dan 12 13 dan 14
Tidak Anemia
Pengetahuan dan Pola Makan Pengetahuan Pola Makan 70.50%
44.30%
52.30%
55.70%
36.40%
27.30% 11.40%
2.30% 11 dan 12
13 dan 14
Sumber : Profil SMP Negeri 2 Kotapinang Kabupaten Labuhan Batu Selatan Tahun 2014 Berdasarkan grafik 1 siswi yang berumur 11-12 tahun sebanyak 39 orang dan siswa yang berumur 13-14 tahun sebanyak 49 orang.
Baik
Cukup
Kurang
Berdasarkan grafik 3 dapat dilihat bahwa siswi yang memiliki pengetahuan gizi cukup baik sebesar 46 orang (52,3%), dan siswi yang memiliki pola makan yang paling besar berada pada kategori kurang sebanyak 62 orang (70,5%).
3
Grafik 4 Distribusi Frekuensi Makan Pada Siswi SMP Negeri 2 Kotapinang Tahun 2014 Frekuensi Makan Sering
Tidak Sering
siswi SMP Negeri 2 Kotapinang berada kategori tidak baik yang konsumsi jenis makanannya < 4 jenis bahan makanan setiap harinya sebanyak 56 orang (63,6%). Ini disebabkan karena pada umumnya remaja putri hanya mengkonsumsi bahan makanan satu jenis saja seperti lauk pauk, sayuran, dan buah.
71.60%
Grafik 6 Distribusi Jumlah Makanan Dikonsumsi Oleh Siswi SMP Negeri 2 Kotapinang Tahun 2014
28.40%
Sering
Tidak Sering
Jumlah Makanan Baik
Berdasarkan grafik 4 dapat dilihat bahwa frekuensi makan siswi SMP Negeri 2 Kotapinang berada pada kategori tidak sering sebanyak 63 orang (71,6%). Hal ini disebabkan karena pada umumnya remaja putri tidak mengkonsumsi makanan 3 kali dalam sehari ataupun lebih terutama sayur dan buah karena baunya yang tidak enak kurang konsumsi buah dikarenakan ketersediaan buah didaerah kotapinang sangatlah sedikit. Grafik 5 Distribusi Jenis Makanan yang Dikonsumsi Pada Siswi SMP Negeri 2 Kotapinang Tahun 2014 Jenis Makanan Baik Tidak Baik 63.60% 36.40%
Baik
Tidak Baik 85.20%
70.50%
29.50%
60.20%
39.80%
63.60% 36.40% 14.80%
Pokok
Lauk Pauk
Sayuran
Buah
Berdasarkan grafik 6 dapat dilihat bahwa jumlah makanan pokok yang dikonsumsi siswi berada pada kategori tidak baik sebanyak 62 orang (70,5%), jumlah lauk pauk yang dikonsumsi siswi berada pada kategori tidak baik sebanyak 53 orang (60,2%), sedangkan jumlah sayuran yang dikonsumsi siswi juga berada pada kategori tidak baik sebanyak 56 orang (63,6%), serta jumlah buah yang dikonsumsi siswi juga berada pada kategori tidak baik sebanyak 75 orang (85,2%)
Tidak Baik
Berdasarkan grafik 5 dapat dilihat bahwa jenis makanan yang dikonsumsi oleh
4
Grafik 7
Tabulasi Silang Pengetahuan Gizi dengan Frekuensi Makan Siswi SMP Negeri 2 Kotapinang tahun 2014
Grafik 8
Tabulasi Silang Pengetahuan Gizi dengan Jenis Makanan yang Dikonsumsi Siswi SMP Negeri 2 Kotapinang Tahun 2014
Pengetahuan dengan Frekuensi Makan
Frekuensi Makan Sering Frekuensi Makan Tidak Sering
75.00% 25.00%
71.70% 28.30%
60.00% 40.00%
Pengetahuan dengan Jenis Makanan
Jenis Makanan Baik
68.80% 31.20%
Baik
Cukup
Jenis Makanan Tidak Baik
63.00% 50.00% 50.00% 37.00%
Kurang Baik
Berdasarkan grafik 7 dapat dilihat bahwa siswi yang memiliki pengetahuan baik tetapi lebih banyak frekuensi makannya yang tidak sering (jarang) sebesar 75,0%. Hal ini disebabkan karena pada umumnya remaja putri itu lebih cenderung mementingkan penampilannya yang suka mengikuti penampilan teman sebayanya bahkan seperti idolanya yang berpenampilan menarik sebagian dari mereka banyak yang melakukan aktivitas yang tinggi seperti olah raga yang melebihi batas sehingga mengharuskan mereka mengatur berat badan mereka seperti halnya remaja putri banyak yang melakukan diet yang sebenarnya tidak perlu mereka lakukan, penyebab yang lainnya juga dikarenakan perubahan gaya hidup pada remaja putri memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebiasaan makan mereka. selain itu pengaruh kelompok dalam kehidupan remaja putrid juga sangat kuat daripada pengaruh keluarga sehinga perubahan-perubahan yang terjadi pada remaja sangat berpengaruh terhadap kebiasaan makannya.
Cukup
Kurang
Berdasarkan grafik 8 dapat dilihat bahwa siswi yang memiliki pengetahuan baik tetapi kebanyakan jenis makanan dikonsumsi yang tidak beragam 68,8%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan yang cukup baik belum tentu siswi dapat mengkonsumsi makanan dalam jenis yang beragam, ini disebabkan bukan hanya pengetahuan mereka tentang makanan yang baik dan sehat tetapi juga karena kurangnya biaya untuk memenuhi kebutuhan akan jenis makanan yang dikonsumsi mereka. Grafik 9 Tabulasi Silang Pengetahuan Gizi dengan Jumlah Makanan Pokok yang Dikonsumsi Oleh Siswi SMP Negeri 2 Pengetahuan dengan Jumlah Makanan Pokok
Jumlah Makanan Pokok Baik Jumlah Makanan Pokok Tidak Baik 68.80% 31.20%
Baik
73.90% 26.10%
Cukup
60.00% 40.00%
Kurang
5
Berdasarkan grafik 9 dapat dilihat bahwa siswi yang memiliki pengetahuan baik tetapi konsumsi makanan pokoknya tidak baik 73,9%. Hal ini dikarenakan siswi SMP Negeri 2 Kotapinang lebih sering makan itu 2 bahkan 1 hari sekali, mereka lebih sering mengkonsumsi makanan jajanan, alasannya karena makanan jajanan lebih enak daripada makan nasi.
Grafik 11 Tabulasi Silang Pengetahuan Gizi dengan Jumlah Sayuran yang Dikonsumsi Oleh Siswi SMP Negeri 2 Kotapinang Tahun 2014 Pengetahuan dengan Jumlah Sayuran
Jumlah Sayuran Baik Jumlah Sayuran Tidak Baik 78.10%
Grafik 10 Tabulasi Silang Pengetahuan Gizi dengan Jumlah Lauk Pauk yang Dikonsumsi Oleh Siswi SMP Negeri 2 Kotapinang Tahun 2014
60.00% 54.30% 45.70% 40.00%
21.90%
Baik
Cukup
Kurang
Pengetahuan dengan Jumlah Lauk Pauk
Jumlah Lauk Pauk Baik Jumlah Lauk Pauk Tidak Baik
62.50% 37.50%
Baik
58.70%
41.30%
Cukup
60.00%
40.00%
Kurang
Berdasarkan grafik 10 diatas dapat diketahui bahwa siswi yang mengonsumsi makanan lauk pauk berda pada kategori tidak baik, tetapi pengetahuan siswi tersebut berada pada kategori baik dengan jumlah sebanyak 62,5%. %. Hal ini dikarenakan pemenuhan makanan khususnya lauk pauk sangatlah kurang pada keluarga remaja putri yang disebabkan ketidak adaan biaya orang tua untuk memnuhi kebutuhan makan lauk pauk yang lebih mengandung zat besi tinggi seperti daging, dan ikan karena didaerah Kotapinang itu sendiri harga daging dan ikan itu sangat mahal terutama daging.
Berdasarkan grafik 11 dapat diketahui bahwa jumlah siswi yang mengkonsumsi sayuran kurang dari yang dianjurkan 78,1% tetapi memiliki pengetahuan yang baik. Alasan mereka tidak mau memakan sayuran itu dikarenakan rasa dan aroma dari sayuran itu sendiri sangatlah tidak enak, kalaupun mereka mau memakan sayuran itu hanya sayuran jenis tertentu saja karena rasa dan aromanya berbeda dengan sayuran yang lain. Grafik 12 Tabulasi Silang Pengetahuan Gizi dengan Jumlah Buah yang Dikonsumsi Oleh Siswi SMP Negeri 2 Kotapinang Tahun 2014 Pengetahuan dengan Jumlah Buah
Jumlah Buah Baik 93.80% 6.20% Baik
Jumlah Buah Tidak Baik 82.60%
17.40%
Cukup
70.00% 30.00%
Kurang
6
Berdasarkan grafik 12 dapat dilihat bahwa siswi yang berpengetahuan baik tetapi dalam mengonsumsi buah setiap harinya sesuai dengan yang dianjurkan bereada pada kategori tidak baik sebesar 93,8%. Hal ini dikarenakan ketersediaan buah didaerah tersebut sangatlah sedikit, karena sedikitnya buah yang ada disana menyebabkan harga buah didaerah tersebutpun sangatlah mahal, dan di daerah tersebut buah banyak dijumpai ketika musim buah tiba. Grafik 13 Tabulasi Silang Pengetahuan Gizi dengan Pola Makan Siswi SMP Negeri 2 Kotapinang Tahun 2014 Pengetahuan dengan Pola Makan
Pola Makan Baik Pola Makan Kurang 78.10% 21.90% 0.00% Baik
Pola Makan Cukup
67.40% 30.40%
2.20% Cukup
70.50% 30.00% 10.00% Kurang
Berdasarkan grafik 13 dapat dilihat bahwa siswi dengan pola makan kurang baik rata-rata yang memiliki pengetahuan yang baik, jumlah siswi yang memiliki pola makan kurang baik 78,1%. Ini dikarenakan siswi memiliki pola makan yang meliputi jumlah, jenis dan frekuensi makan berada pada kategori yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi yang dianjurkan untuk setiap harinya. Grafik 14 Tabulasi Silang Pengetahuan Gizi dengan Kejadian Anemia Pada Siswi SMP Negeri 2 Kotapinang Tahun 2014
Pengetahuan dengan Kejadian Anemia
Kejadian Anemia Anemia Kejadian Anemia Tidak Anemia 76.10%
75.00%
60.00% 40.00%
25.00%
Baik
23.90%
Cukup
Kurang
Berdasarkan grafik 14 diatas dapat dilihat bahwa tidak adanya hubungan pengetahuan gizi dengan kejadian anemia pada siswi SMP Negeri 2 Kotapinang, dilihat dari data jumlah siswi yang berpengetahuan baik lebih banyak yang terkena anemia sebesar 75,0%. Hal ini dikarenakan meskipun pengetahuan seseorang itu sudah cukup baik, belum tentu dia tidak terkena anemia, karena pengetahuan gizi seseorang bukanlah faktor yang utama menentukan sesorang terkena anemia atau tidak. Grafik 15 Tabulasi Makan Anemia Negeri 2 2014
Silang Frekuensi dengan Kejadian Pada Siswi SMP Kotapinang Tahun
Frekuensi Makan dengan Kejadian Anemia
Kejadian Anemia
Kejadian Tidak Anemia
87.30% 60.00% 40.00% 12.70%
Sering
Tidak Sering
Berdasarkan grafik 15 diatas dapat dilihat bahwa frekuensi makan memiliki hubungan yang signifikan terhadap
7
terjadinya anemia pada siswi, dilihat dari datanya frekuensi makan yang jarang kejadian anemianya sebesar 87,3, Hal ini menunjukkan bahwa frekuensi makan siswi SMP Negeri 2 Kotapinang tidak baik dikarenakan remaja putri SMP Negeri 2 Kotapinang frekuensi makannya tidak mencapai 3 kali dalam sehari, ini dikarenakan siswa pergi kesekolah jarang yang sarapan pagi disebabkan orang tua siswa bekerja sebagai buruh karet yang berangkat kerja pada pukul 05.30 dan orang tua mereka pun tidak sempat untuk membuatkan sarapan pagi untuk anak mereka, ada juga siswa memang tidak suka sarapan pagi alasannya kalau sarapan pagi membuat siswa itu sakit perut disekolah, serta ada juga siswa yang melakukan diet sehingga frekuensinya makannya pun tidak mencapai 3 kali dalam sehari. Grafik 16 Tabulasi Silang Jenis Makanan dengan Kejadian Anemia Pada Siswi SMP Negeri 2 Kotapinang Tahun 2014 Jenis Makanan dengan Kejadian Anemia
Kejadian Anemia
Kejadian Tidak Anemia 94.60%
62.50% 37.50% 5.40%
Baik
Tidak Baik
Berdasarkan grafik 16 diatas dapat dilihat bahwa konsumsi makanan yang beragam itu sangat penting untuk memenuhi kebutuhan gizi oleh tubuh setiap harinya, kurangnya konsumsi jenis makanan dapat menyebabkan anemia seperti data diatas jenis makanan yg dikonsumsi berada pada kategori tidak baik dengan jumlah penderita
anemia sebanyak 94,6%. Hal ini dikarenakan tidak cukupnya biaya untuk memenuhi jenis pangan yang beragam dalam pemenuhan zat gizi remaja putri setiap harinya, selain itu juga remaja putri dalam seharinya hanya bias mengonsumsi satu atau dua jenis bahan makanan saja setiap harinya. Grafik 17 Tabulasi Silang Jumlah Konsumsi Makanan Pokok yang Di Konsumsi dengan Kejadian Anemia Pada Siswi SMP Negeri 2 Kotapinang Tahun 2014 Jumlah Makanan Pokok dengan Kejadian Anemia
Kejadian Anemia
Kejadian Tidak Anemia 87.10%
42.30%
57.70% 12.90%
Baik
Tidak Baik
Berdasarkan grafik 17 dapat diketahui bahwa kurangnya mengkonsumsi lauk pauk juga dapat menyebabkan terjadinya anemia, siswi yang menderita anemia karena kurangnya asupan makanan pokok kedalam tubuh sebesar 87,1%, dikarenakan frekuensi makan remaja putri dalam satu hari tidak mencapai 3 kali sehari, bahkan remaja putri lebih sering mengonsumsi jajanan diluar rumah dibanding makanan pokok, selain itu juga siswi lebih sering makan itu 2 bahkan 1 hari sekali, mereka lebih sering mengkonsumsi makanan jajanan, alasannya karena makanan jajanan lebih enak daripada makan nasi.
8
Grafik
18
Tabulasi Silang Jumlah Konsumsi Lauk Pauk dengan Kejadian Anemia Pada Siswi SMP Negeri 2 Kotapinang Tahun 2014
Jumlah Lauk Pauk dengan Kejadian Anemia
Kejadian Anemia
43.80%
Kejadian Tidak Anemia 91.10%
56.20%
tidak suka mengkonsumsi sayuran, selain itu juga sebagian remaja putri lebih suka makan itu tidak dengan sayuran, mereka lebih sering makan itu hanya dengan nasi dan lauk pauk alasan mereka tidak mau memakan sayuran itu dikarenakan rasa dan aroma dari sayuran itu sendiri sangatlah tidak enak, kalaupun mereka mau memakan sayuran itu hanya sayuran jenis tertentu saja karena rasa dan aromanya berbeda dengan sayuran yang lain.
8.90%
Grafik 20 Baik
Tidak Baik
Berdasarkan grafik 18 dapat diketahui bahwa penderita anemia akibat kurangnya mengkonsumsi lauk pauk sebesar 90,6%. Lauk pauk adalah salah satu jenis bahan makanan yang berperan penting dalam menghasilkan zat besi, protein dan lemak yang dapat mencegah terjadinya anemia, khususnya daging dan ikan. Grafik
19 Tabulasi Silang Jumlah Konsumsi Sayuran dengan Kejadian Anemia Pada Siswi SMP Negeri 2 Kotapinang Tahun 2014
Jumlah Sayuran dengan Kejadian Anemia
Kejadian Anemia
43.80%
Kejadian Tidak Anemia 91.10%
56.20% 8.90%
Baik
Tabulasi Silang Jumlah Konsumsi Buah dengan Kejadian Anemia Pada Siswi SMP Negeri 2 Kotapinang Tahun 2014
Tidak Baik
Berdasarkan grafik 19 dapat diketahui bahwa jumlah penderita anemia yang diakibatkan dari kurangnya mengkonsumsi sayuran sebesar 91,1%, dikarenakan hampir rata-rata remaja putri
Jumlah Buah dengan Kejadian Anemia
Kejadian Anemia 76.90% 23.10%
Baik
Kejadian Tidak Anemia 82.70% 17.30%
Tidak Baik
Berdasarkan grafik 20 dapat dilihat bahwa penderita anemia akibat kurangnya mengkonsumsi anemia sebanyak 82,7%, ini dikarenakan kurangnya asupan atau konsumsi buah setiap harinya adalah salah satu penyebab terjadinya anemia karena setiap harinya buah yang harus dikonsumsi sebanyak ≥150 gram. Hal ini dikarenakan ketersediaan buah didaerah tersebut sangatlah sedikit, karena sedikitnya buah yang ada disana menyebabkan harga buah didaerah tersebutpun sangatlah mahal, dan di daerah tersebut buah banyak dijumpai ketika musim buah tiba.
9
Grafik 21 Tabulasi Silang Pola Makan dengan Kejadian Anemia Pada Siswi SMP Negeri 2 Kotapinang Tahun 2014 Pola Makan dengan Kejadian Anemia
Kejadian Anemia 100.00%
Kejadian Tidak Anemia 93.50% 70.80%
4. Pola makan yang terdiri dari (jumlah, jenis dan frekuensi) memiliki hubungan terhadap terjadinya anemia pada remaja putri khususnya siswi SMP Negeri 2 Kotapinang dengan nilai p = 0,001 (p< 0,05), sedangkan pengetahuan gizi tidak memiliki hubungan terhadap pola makan dan kejadian anemia.
29.20% 6.50%
0.00% Baik
Cukup
Kurang
Berdasarkan grafik 21 dapat dilihat bahwa siswi yang pola makannya kurang baik yang paling banyak menderita anemia, jumlah penderitanya sebesar 93,5%. Ini dikarenakan pola makan mempunyai hubungan yang signifikan dengan terjadinya anemia. Kesimpulan 1. Jumlah siswi yang terkena anemia di SMP Negeri 2 Kotapinang yaitu 65 siswi (71,4%). 2. Pengetahuan gizi yang paling tinggi berada pada kategori cukup (52,3%), sedangkan yang berada pada kategori baik (36,4%) dan yang berada pada kategori kurang (11,4%). 3. Frekuensi makan yang paling tinggi pada siswi terdapat pada kategori tidak sering, sedangkan dari konsumsi jenis makanan dapat dilihat bahwa yang paling tinggi berada pada kategori tidak baik, serta dalam jumlah mengkonsumsi bahan makanan meliputi makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah dapat diketahui bahwa siswi mengkonsumsinya kurang dari kebutuhan gizi yang dibutuhkan tubuh setiap harinya.
Saran 1. Perlunya pemahaman tentang pentingnya Pedoman Gizi Seimbang pada siswi SMP Negeri 2 Kotapinang dalam konsumsi makanan setiap harinya. 2. Perlunya peningkatan informasi pada siswi SMP Negeri 2 Kotapinang tentang pentingnya mengonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi, vitamin dan mineral sebagai sumber makanan yang dapat mencegah terjadinya anemia. 3. Perlunya peran aktif guru dalam memberikan informasi kepada siswa tentang pentingnya gizi pada remaja usia sekolah untuk mencegah masalah gizi pada yang terjadi pada remaja. DAFTAR PUSTAKA Dedeh, dkk. 2010. Sehat Dan Bugar Berkat Gizi Seimbang. Jakarta : Penerbit PT Sarana Bobo. Notoatmodjo, S . 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-Prinsip Dasar). Jakarta: Rineka Cipta. Persagi. 1991. Penuntun Diit. Jakarta : Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Proverewati, A, & Asfuah, S. 2009. Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta : Muha Medika. Sediaoetama, A.D. 2003. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi di Indonesia Jilid I, II, III Jakarta : Penerbit Dian Rakyat.
10