Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)
ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMP AMPERA KECAMATAN BATANG SERANGAN KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2014 Rosmalina. Email: rosmalina @ roketmail.com ABSTRAK Anemia merupakan masalah gizi di dunia, terutama di Negara berkembang termasuk Indonesia. Angka anemia gizi besi di Indonesia sebanyak 72,3%. Data di Kabupaten Langkat remaja putri umur 10-18 tahun sebanyak 23,6% menderita anemi. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMP Ampera Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat Tahun 2014. Desain penelitian ini menggunakan survey pendekatan cross sectional (potong lintang). Variabel independen yang diteliti adalah pendapatan keluarga, pengetahuan, pendidikan orang tua, konsumsi tablet tambah darah, status gizi, pola menstruasi, pola makan, riwayat kesehatan dan status pekerjaan, variabel dependen adalah variabel kejadian anemia. Populasi adalah siswi SMP Ampera kelas 1 s/d 3 sebanyak 166 orang, dan yang menjadi sampel seluruh siswi kelas 1 dan 2 dengan jumlah 100 orang (total sampling). Pengumpulan data variabel dependen dengan pemeriksaan kadar Hb menggunakan metode cyanmethemoglobin, status gizi dengan menggunakan antropometri dan variabel lain menggunakan angket. Hasil penelitian menunjukan kejadian anemia sebesar 33,0%. Hasil uji statistik Bivariat kejadian anemia tidak ada hubungan dengan pendapatan keluarga, pengetahuan remaja, pendidikan orang tua, konsumsi tablet tambah darah, pola makan, riwayat kesehatan dan status pekerjaan, ada hubungan signifikan antara status gizi dan pola menstruasi. Faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian anemia adalah status gizi dengan nilai OR = 4,934. Saran bekerjasama antara pihak sekolah, tenaga kesehatan dan pemerintah dalam memberikan penyuluhan dan pembinaan usaha kesehatan sekolah (UKS). Kata kunci
: Anemia, Remaja Putri SMP, Status Gizi, Pedesaan
Vol. 1 N0 05 januari 2016 30
Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)
PENDAHULUAN
atau tidak sangat dipengaruhi oleh umur.
Latar belakang
Anak-anak umur 6 bulan sampai 5 tahun,
Anemia merupakan masalah gizi di
dikatakan menderita anemia gizi besi
dunia, terutama di negara berkembang
apabila kadar hemoglobinnya kurang dari
termasuk Indonesia. Angka anemia gizi
11 g/dl, umur 6-14 tahun kurang dari 12
besi
di
Indonesia
sebanyak
72,3%.
g/dl, dewasa laki-laki kurang dari 13 g/dl,
pada
remaja
dewasa perempuan tidak hamil kurang dari
mengakibatkan pucat, lemah, letih, pusing,
12 g/dl, dan dewasa perempuan hamil
dan
kurang dari 11 g/dl (Arisman, 2010).
Kekurangan
besi
menurunnya
Penyebabnya,
konsentrasi
antara
belajar.
lain:
tingkat
Anemia karena defisiensi zat besi
pendidikan orang tua, tingkat ekonomi,
merupakan kelainan gizi yang paling sering
tingkat pengetahuan tentang anemia dari
ditemukan di dunia. Jumlah penderitanya
remaja putri, konsumsi Fe, Vitamin C dan
sangatlah mencengangkan, sebanyak 4-5
lamanya menstruasi. Angka prevalensi
milyar penduduk dunia atau 66-80% dari
anemia di Indonesia, yaitu pada remaja
populasi
wanita sebesar 26,50%, pada wanita usia
mengalami defisiensi zat besi; 2 milyar
subur sebesar 26,9%, pada ibu hamil
penduduk atau lebih dari 30% populasi
sebesar 40,1% dan pada balita sebesar
penduduk
47,0% (Burner, 2012).
terutama karena defisiensi zat besi dan di
Anemia adalah suatu keadaan kadar
penduduk
dunia,
dunia,
mungkin
mengalami
anemia,
negara berkembang. Masalah ini terutama
hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah
menjakiti
dari nilai normal untuk kelompok orang
reproduktif dan anak-anak di kawasan
yang
bersangkutan.
anemia
tropis dan subtropis. Sembilan dari 10
dapat
dilakukan
mengukur
penderita anemia karena defisiensi zat besi
hematokrit (Ht). Nilai hematokrit rata-rata
tinggal di negara berkembang. Rata-rata
setara dengan tiga kali kadar hemoglobin.
satu dari dua orang ibu hamil dan empat
Batasan hemoglobin untuk menentukan
dari sepuluh anak prasekolah menderita
apakah seseorang terkena anemia gizi besi
anemia.
Penentuan dengan
para
Anemia
wanita
bagi
dalam
usia
anak-anak,
Vol. 1 N0 05 januari 2016 31
Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)
konsekuensi kesehatan yang ditimbulkan
pil zat besi sesuai dengan anjuran. Selain
meliputi kelahiran prematur, berat badan
anemia,
lahir rendah, infeksi dan peningkatan resiko
berhubungan dengan kehamilan. Kesiapan
kematian. Belakangan akan mengganggu
seorang wanita untuk hamil dan melahirkan
kemampuan belajar mereka disekolah,
(mempunyai
terjadi gangguan pada perkembangan fisik
kesiapan dalam tiga hal, yaitu kesiapan
dan kognitif yang mengakibatkan prestasi
fisik, mental (emosi dan psikologis) dan
sekolah yang buruk. bukti yang tersedia
sosio ekonomi. Secara umum, seorang
menunjukkan
wanita dikatakan siap secara fisik jika telah
perkembanngan
gangguan psikomotor
pada dan
kesehatan
anak)
menyelesaikan
reproduksi
ditentukan
pertumbuhan
juga
oleh
tubuhnya,
kemampuan intelektual, serta perubahan
yaitu sekitar usia 20 tahun. Sehingga usia
perilaku setelah terjadi anemia defisiensi
20 tahun bisa dijadikan pedoman kesiapan
zat besi. Pada ibu hamil, anemia karena
fisik (Efendi, et al, 2009).
defisiensi zat besi turut menyebabkan 20%
Di negara berkembang terdapat 370
dari semua kematian maternal (Gibney, et
juta wanita yang menderita anemia karena
al, 2009).
defisiensi zat besi. Prevalensi rata-rata lebih
Anemia terkait erat dengan masalah
tinggi pada ibu hamil (51%) dibandingkan
kesehatan reproduksi terutama pada wanita.
pada wanita yang tidak hamil (41%).
Jika seseorang wanita mengalami anemia,
Prevalensi diantara ibu hamil bervariasi
maka akan menjadi sangat berbahaya pada
dari 31% di Amerika Selatan hingga 64%
saat hamil dan melahirkan. Wanita yang
di Asia bagian selatan. Di Amerika Serikat
mengalami anemia berpotensi melahirkan
hanya terdapat sekitar 5% anak kecil dan 5-
bayi dengan berat badan rendah (kurang
10% wanita dalam usia reproduktif yang
dari 2,5 kg). Disamping itu, anemia dapat
menderita anemia karena defisiensi zat
mengakibatkan kematian ibu maupun bayi
besi. Survei yang diselenggarakan di
pada saat proses persalinan. Karena itu
Amerika Utara dan Eropa menunjukkan
untuk
tidak
bahwa prevalensi anemia di antara ibu yang
mengidap anemia, perlu dianjurkan untuk
hamil berkisar antara 10% dan 30%. Di
memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.
India terdapat sekitar 88% ibu hamil yang
Jika ternyata remaja mengalami anemia,
menderita anemia dan wilayah Asia lainnya
maka
untuk
ditemukan
hampir
mengkonsumsi makanan yang bergizi dan
mengalami
anemia,
memastikan
perlu
agar
remaja
dianjurkan
60%
wanita
namum
yang
demikian,
Vol. 1 N0 05 januari 2016 32
Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)
prevalensi anemia karena defisiensi zat besi
mencapai 15 persen, sedangkan pada remaja
di Cina tidak melampaui 40% (Gibney,
putrid
2009). Pada remaja putri, anemia defisiensi
Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
besi juga dapat terjadi karena menstruasi
sebanyak 57% remaja putri atau perempuan
yang berlebihan. Insidens defisiensi besi
calon ibu menderita anemia.
mencapai
37
persen.
Menurut
dan anemia defiseinsi besi pada remaja putri adalah 11%-17%. Angka prevalensi
Manfaat Penelitian
defisiensi besi lebih tinggi diantara anak-
Manfaat Teoritis
anak yang hidup di bawah garis kemiskinan
Penelitian ini diharapkan dapat
dan diantara anak Afrika Amerika dan
menjadi bahan kajian dalam program
Meksiko Amerika (Betz, et al, 2009)
sosialisasi serta pelaksanaan penapisan
Angka Kematian Ibu (AKI)
di
anemia pada remaja putri, dalam hal ini
Indonesia pada saat ini meningkat pada tahun
tenaga
2012 mencapai 359/100.000 atau sekitar 57 %
mengetahui bahwa pola menstruasi, status
bila dibandingkan pada tahun 2007 sekitar
gizi, status ekonomi dan perilaku makan
228/100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2012).
faktor yang berhubungan dengan kejadian
AKI pada proses persalinan dan kehamilan
anemia pada remaja khususnya remaja putri
cukup tinggi. Bahkan target dari Milennium
dan sebagai sumber informasi yang dapat
Development
adalah
dipergunakan untuk selanjutnya.
menurunkan AKI di Indonesia sebanyak 75 %
Manfaat Aplikatif bagi Program
pada
rencana
(1)Bagi guru (sekolah), dimanfaatkan untuk
pembangunan jangka menengah 2004-2009,
mengembangkan trias program Usaha
ditargetkan
Kesehatan Sekolah (UKS), antara lain:
Goals
tahun
2015. pencapaian
(MDGs) Dalam AKI
sebesar
kesehatan
diharapkan
226/100.000 kelahiran hidup pada Tahun
menentukan
2009.
ditargetkan
kesehatan, melakukan pemeriksaan dini
kelahiran
status kesehatan siswa (pelajar), dan
Dengan
penurunan
hingga
demikian, 102/100.000
materi
dapat
terhadap
penyuluhan
hidup pada tahun 2015 (Depkes, 2011).
pembinaan
Menurut (Sadli, et al, 2010) Faktor lain yang
dalam penyediaan jenis/ menu makanan.
meningkatkan AKI adalah buruknya gizi
(2) Bagi tenaga kesehatan di puskesmas, bahan
kantin
masukan
sekolah
perempuan, yang dikenal dengan kekurangan
sebagai
untuk
energy kronis (KEK) dan anemia. Perempuan
meningkatkan upaya skrinning anemia
yang menderita KEK pada usia 15-49 tahun
pada remaja khusunya remaja putri.
Vol. 1 N0 05 januari 2016 33
Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)
Darah (TTD) dengan kejadian anemia pada Tujuan Penelitian
remaja putri di SMP Ampera Kecamatan
Tujuan Umum
Batang
Mengetahui
Faktor-faktor
yang
Serangan
Kabupaten
Langkat
menganalisis
dan
Tahun 2014.
berhubungan dengan kejadian anemia pada
Untuk
remaja putri di SMP Ampera Kecamatan
menjelaskan hubungan antara status gizi
Batang
dengan kejadian anemia pada remaja putri
Serangan
Kabupaten
Langkat
Tahun 2014.
di
SMP
Ampera
Kecamatan
Batang
Serangan Kabupaten Langkat Tahun 2014. Tujuan Khusus Untuk
Untuk mengetahui
gambaran
menganalisis
hubungan
antara
dan
menjelaskan
menstruasi
dengan
kejadian anemia pada remaja putri di SMP
kejadian anemia pada remaja putri di SMP
Ampera
Ampera
Kecamatan
Batang
Serangan
Kabupaten Langkat Tahun 2014. Untuk
menganalisis
hubungan
Serangan
Kabupaten Langkat Tahun 2014.
menjelaskan
pendapatan
Batang
Untuk
menganalisis
dan
keluarga
menjelaskan hubungan antara pola makan
dengan kejadian anemia pada remaja putri
dengan kejadian anemia pada remaja putri
di
di
SMP
antara
dan
Kecamatan
Ampera
Kecamatan
Batang
Serangan Kabupaten Langkat Tahun 2014. Untuk
menganalisis
dan
SMP
Ampera
Kecamatan
Batang
Serangan Kabupaten Langkat Tahun 2014. Untuk
menganalisis
dan
menjelaskan
menjelaskan hubungan antara pengetahuan
hubungan antara riwayat kesehatan dengan
remaja dengan kejadian anemia pada
kejadian anemia pada remaja putri di SMP
remaja putri di SMP Ampera Kecamatan
Ampera
Batang
Kabupaten Langkat Tahun 2014.
Serangan
Kabupaten
Langkat
Tahun 2014. Untuk
menganalisis
Kecamatan
Untuk dan
menjelaskan
menjelaskan
Batang
Serangan
menganalisis hubungan
antara
dan status
hubungan antara pendidikan orang tua
pekerjaan orang tua dengan kejadian
dengan kejadian anemia pada remaja putri
anemia pada remaja putri di SMP Ampera
di SMP Swasta Ampera Kecamatan Batang
Kecamatan Batang Serangan Kabupaten
Serangan Kabupaten Langkat Tahun 2014.
Langkat Tahun 2014.
Untuk
menjelaskan a.
Untuk mengetahui faktor dominan yang
hubungan antara Konsumsi Tablet Tambah
berhubungan dengan kejadian anemia pada
menganalisis
dan
Vol. 1 N0 05 januari 2016 34
Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)
remaja putri di SMP Ampera Kecamatan
terdiri dari 66 remaja putri. Populasi dalam
Batang
penelitian ini adalah seluruh remaja putri
Serangan
Kabupaten
Langkat
Tahun 2014.
kelas I, 2 dan 3 sebanyak 166 orang
b.
Sampel Penelitian Metodologi Keperawatan
Sampel
Jenis Penelitian
yang
diambil
adalah
populasi yang ciri-cirinya diselidiki atau
Jenis penelitian ini menggunakan
diukur yaitu semua remaja putri SMP
metode penelitian observasional dengan
Ampera Kelas 1 dan 2 sebanyak 100
menggunakan pendekatan cross sectional.
responden.
Rancangan
Dalam
potong
cross
lintang)
hubungan
antara
sectional
(penelitian
menyatakan variable
bahwa
bebas
penelitian
ini
semua
anggota
populasi yang memiliki kriteria inklusi
dan
diikutkan dalam pemeriksaan Hb dan
variable terikat diamati secara serentak
pengisian kuesioner akan diambil sebagai
pada suatu periode waktu tertentu serta
sampel (total sampling) sesuai dengan
faktor paparan yang diamati peneliti pada
kriteria inkluisi sebagai berikut :
suatu populasi di saat tertentu.
Sampel penelitian dengan kriteria inklusi yaitu :
Lokasi dan Waktu Penelitian
1) Siswa putri kelas 1 dan 2
Lokasi penelitian dilakukan di SMP Ampera
Kecamatan
Batang
Serangan
Kabupaten Langkat dilakukan pada bulan April Tahun 2014.
2) Bersedia menjadi responden 3) Responden sudah mengalami menstruasi Kriteria eksklusi 1) Pada saat dilakukan pemeriksaan kadar
Populasi dan Sampel
hemoglobin (Hb) remaja putri sedang
Populasi Penelitian
mengalami menstruasi.
Populasi adalah jumlah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti. Di
Jenis dan Sumber Data
SMP Swasta Ampera mempunyai 11 kelas,
Data yang digunakan mengunakan
untuk kelas 1 mempunyai 3 kelas dan
data primer dan sekunder. Data primer
remaja putrinya terdiri dari 54 orang, untuk
diperoleh
secara
kelas 2 ada 4 kelas dan remaja putri ada 46
pemberian
kuesioner
orang, kelas 3 mempunyai 4 kelas dan
pemeriksaan
test
langsung dan
melalui melakukan
laboratorium.
Data
Vol. 1 N0 05 januari 2016 35
Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)
sekunder data yang diperoleh di SMP
menstruasi, pola makan dan riwayat
Ampera Kabupaten Langkat mengenai
kesehatan.
jumlah siswa yang ada pada Tahun 2014.
2. Data antropometri yaitu berat badan dengan menggunakan timbangan digital,
Cara Pengumpulan Data
tinggi badan dengan cara mengukur tinggi
Pengumpulan data dilakukan oleh
badan dengan menggunakan microtoise,
peneliti sendiri dan dibantu oleh tim yaitu
yang dilakukan oleh peneliti dan dibantu
sebanyak 3 orang, 1 (satu) orang petugas
oleh petugas pencatat data.
kesehatan (bidan), 1 (satu) orang sebagai
3. Pemeriksaan
kadar
pencatat hasil pemeriksaan tinggi badan
(Hb)
dan berat badan, dan dibantu oleh 1 (satu)
pengambilan darah dan pemeriksaan
orang tenaga guru kelas yang bekerja di
darah dilakukan oleh peneliti dan
sekolah tempat peneliti bertugas sebagai
dibantu
mengumpulkan kuesioner .
menggunakan
Agar mendapatkan pemahaman
diperoleh
hemoglobin dengan
oleh
bidan,
cara
dengan metode
cyanmethemoglobin. Yaitu terlebih
yang sama antara peneliti dengan tim,
dahulu jari didesinfektan, ambil
sebelum pengambilan data peneliti
darah kapiler sebanyak 0,02 ml
memberikan penjelasan terlebih dahulu
dengan menggunakan pipet sahli
tentang tujuan, ruang lingkup penelitian,
dan letakkan ke dalam kertas saring
pedoman penggunaan kuesioner, prosedur
dengan
wawancara, pengukuran antropometri dan
setelah kering selama 3-5 menit
pemeriksaan Laboratorium
masukkan kedalam bak instrument,
Cara pengumpulan data yaitu :
diberi
kode
responden,
setelah selesai pemeriksaan Hb hasil
1. Dengan cara pengisian kuesioner
dibawa ke Rumah Sakit Umum
yang diberikan kepada remaja berisi
Djoelham Binjai untuk dibaca pada
tentang
responden
kolorimeter pada lamda 546 yang
(nama,umur) pekerjaan orang tua,
ada di RSU Djoelham Binjai. Dan
pendapatan keluarga, pendidikan
metode ini disebut dengan metode
terakhir orang tua, pengetahuan
cyanmethemoglobin tidak langsung
identitas
remaja tentang anemia, konsumsi tablet tambah darah, status gizi, pola
Instrumen Penelitian
Vol. 1 N0 05 januari 2016 36
Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)
Alat atau instrument yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
pertanyaan,
maka
dilaksanakan
uji
kuesioner untuk kedua kalinya.
1) Kuesioner yang diberikan berisi
Instrument yang diuji coba adalah
pertanyaan sebagai alat bantu
pertanyaan mengenai pengetahuan. Hasil
penelitian
dari
2) Pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb)
dengan
metode
sianmethemoglobin.
uji
coba
ini
digunakan
untuk
menngetahui validitas instrument yang dipakai dalam penelitian. 1. Uji Validitas
3) Timbangan berat badan dengan ketelitian 0,5 kg
Pengujian
validitas
dilakukan
dengan
bantuan computer program SPSS versi
4) Alat pengukur tinggi badan
11,5.
Dalam
penelitian
ini
pengujian
(microtoise) dengan ketelitian
validitas dilakukan terhadap 15 orang
0,1 cm
responden untuk variabel penngetahuan. Validitas pertanyaan didasarkan pada nilai
Pengembangan Instrumen
rhitung (corrected item-total correlation) >
Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas dalam
kuesioner penelitian,
rtabel sebesar 0,632. Berdasarkan hasil
yang
digunakan
penghitungan uji validitas baik untuk
maka
sebelum
variabel pengetahuan. Seluruh pertanyaan
pelaksanaan penelitian dilakukan uji coba
valid karena rhitung
(corrected item-total
kuesioner pada lokasi yang mempunyai
correlation) < rtabel sebesar 0,632.
karakteristik hampir sama dengan lokasi penelitian, yaitu di Kecamatan Batang
Uji Reliabelitas
Serangan Kabupaten Langkat pada bulan
Untuk instrument kuesioner, dinyatakan
April
kuesioner
reliable jika r ≥ 0,60 dan kuesioner
dilaksanakan dengan sampel remaja putri
mempunyai tingkat reliabilitas tinggi nilai r
usia 10 – 18 tahun. Uji kuesioner ini
mendekati angka 1. Pengujian reliabilitas
dilakukan dua kali, karena hasil pengolahan
dilakukan
data
pertama
menggunakan program SPSS versi 11,5.
menunjukkan data dengan status tidak valid
Dari hasil analisis diperoleh nilai alpha
karena ada pertanyaan yang memiliki rhitung
untuk masing-masing variabel melebihi
(corrected item-total correlation) < rtabel
0,60 yaitu nilai alpha untuk variabel
2014.
uji
Uji
kuesioner
coba
yang
dengan
bantuan
computer
sebesar 0,632. Setelah dilakukan perbaikan Vol. 1 N0 05 januari 2016 37
Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)
pengetahuan sebesar 0,967, dan pertanyaan
dengan Kabupaten Deli Serdang dan dan
dinyatakan reliabel.
Kota Binjai.
HASIL
Analisis Kuantitatif
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Analisis Univariat
Luas daratan Kabupaten Langkat dengan
luas
ketinggian
6.263,29
permukaan
km2 laut
1. Kejadian Anemia
(8,74%),
Pada
variabel
kejadian
0-1.200m,
anemia pada remaja putri peneliti membagi
dengan luas area 6.263,29, jarak ibukota
dalam 2 kelompok yaitu tidak anemia (bila
Provinsi Sumatera Utara Ke Kabupaten
Hb ≥ 11,5 gr/dl) dan anemia (bila Hb < 11
Langkat (Stabat) dengan jarak 42 (KM).
gr/dl).
Kabupaten Langkat terbagi 3 (tiga) kepala
Berdasarkan
Luhak (dibawah pemerintahan Kesultanan
responden, didapatkan kejadian anemia
dan Assisten Residen struktur pemerintah
pada remaja putri yang tidak anemia
disebut LUHAK yakni Luhak Langkat
sebanyak 67,0% dan yang anemia ada
Hulu (Kejuruan Selesai, Kejuruan Bohorok,
33,0%.
hasil penelitian dari 100
Kejuruan Sei Bingei, Distrik Kwala, Distrik Salapian) Langkat Hilir (Kejuruan Stabat, Kejuruan
Secanggang,
Pada variabel pendapatan keluarga
Distrik Padang Tualang, Distrik Cempa,
peneliti membagi menjadi dua kelompok
Distrik Pantai Cermin) Luhak Teluk Haru
yaitu tinggi (bila pendapatan keluarga ≥
(Kejuruan
Rp.
Tamiang
Bingei,
Besitang dan
Distrik
2. Pendapatan Keluarga
meliputi
Salahaji,
Langkat
Distrik
Pulau
1.375.000,-)
dan
rendah
(bila
pendapatan keluarga < Rp. 1.375.000,-).
Kampai, Distrik Sei Lepan). Kabupaten
Berdasarkan hasil penelitian dari
Langkat dengan batas wilayah Kabupaten
100 responden, didapatkan pendapatan
Langkat sebelah Utara Kabupaten Aceh
keluarga yang jumlahnya tertinggi adalah
Tamiang, Aceh dan Selat Malaka, sebelah
pendapatan keluarga rendah ada 70,0% dan
Selatan
pendapatan keluarga tinggi ada 30,0%.
berbatasan
dengan
Kabupaten
Karo, sebelah Barat berbatasan denngan Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, sebelah Timur berbatasan
3. Pengetahuan Pada variabel pengetahuan terbagi dalam dua kelompok, pengetahuan tinggi
Vol. 1 N0 05 januari 2016 38
Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)
( bila nilai ≥ 70% )
dan pengetahuan
rendah ( bila nilai < 70% ).
Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor yang paling dominan berhubungan
Berdasarkan hasil penelitian pada 100 responden menunjukkan jumlah remaja
dengan kejadian anemia adalah status gizi. Saran
putri yang tertinggi memiliki pengetahuan
Pada remaja putri dengan status gizi
rendah ada 60,0% dan yang memiliki
perlu untuk meningkatkan konsumsi menu
pengetahuan tinggi sebanyak 40,0%.
seimbang
yaitu
energi,
protein,
mengkonsumsi besi dan vitamin. Pendidikan Orang Tua
Remaja yang sedang mengalami pola
Pada variabel pendidikan orang tua
menstruasi sebaiknya mengkonsumsi tablet
peneliti membagi dalam dua kelompok
tambah darah minimal 1 tablet dalam sehari
yaitu pendidikan tinggi (≥ SLTA) dan
pada waktu menstruasi dan mengkonsumsi
pendidikan rendah (< SLTA).
asupan gizi yang mengandung zat besi, yang
berfungsi
mencegah
terjadinya
KESIMPULAN DAN SARAN
anemia pada remaja, terutama pada remaja
Kesimpulan
yang pola menstruasinya tidak teratur.
Dari hasil dan pembahasan dalam
Pada
remaja
diharapkan
untuk
penelitian ini tentang Anemia Pada Remaja
makan secara teratur yang akan membantu
Putri Di SMP Swasta Ampera Kecamatan
remaja terhindar dari naik turunnya kondisi
Batang
Langkat
tubuh akibat kebiasaan makan yang kurang
Tahun 2014. Dapat kesimpulan sebagai
atau berlebihan mengakibatkan dampak
berikut :
terhadap tubuh remaja
Serangan
Kabupaten
Prevalensi anemia pada remaja putri di
Bagi pihak sekolah bekerjasama
SMP Swasta Ampera sebanyak 33,0%
dengan tenaga kesehatan/puskesmas untuk
orang termasuk dalam kategori tinggi
mengembangkan
dibandingkan dengan data dari Kabupaten
Kesehatan Sekolah (UKS), pembinaan
Langkat sebanyak 23,6%.
terhadap kantin sekolah dalam penyediaan
trias
program
Usaha
Hasil analisis menunjukkan bahwa
jenis/menu
makanan,
memberikan
ada hubungan yang bermakna antara
penyuluhan
kesehatan,
kejadian anemia dengan status gizi, pola
pemeriksaan dini status kesehatan siswa
menstruasi dan pola makan.
untuk mencegah terjadinya anemia.
melakukan
Vol. 1 N0 05 januari 2016 39
Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)
Diharapkan
bagi
peneliti
selanjutnya agar dapat mengembangkan penelitian tentang kejadian anemia agar dapat
diketahui
faktor-faktor
yang
berhubungan dengan kejadian anemia, dengan variabel dan tempat peneliti yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Arisman (2010). Ensiklopedia Keperawatan Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: EGC Burner (2010). Infeksi RS Ancam Kematian Pasien. Diunduh pada tanggal 27 Februari 2014 dari www.Jurnas.com Betz, et al (2009). Perilaku Perawat dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di RSUP H. Adam Malik Medan. Diunduh tanggal 28 Februari 2014 dari http://www.repository.usu.ac.id Efendi, et al (2009). The Role of Cefepime: Empirical Treatment in Critical Illness. Diunduh pada tanggal 28 Februari 2014 dari http://www.DexaMedia/publication_u pload07064306550001180931345De xaMedia/edisi/april-jun2007.pdf. Volume 20, Hal: 59-62 Hidayat, A, A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika
Vol. 1 N0 05 januari 2016 40