HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI IPS DI SMP N 3 TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
SOLAHUDIN NIM: 104015000598
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009 M/ 1431 H
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul “HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI IPS DI SMP N 3 TANGERANG SELATAN”. Telah diujikan pada sidang munaqosyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 09 Januari 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Strata (S1) pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Jakarta, 09 Januari 2009 Panitia Ujian Munaqosyah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan)
Tanggal dan tanda tangan
Drs. H. Nurochim, MM NIP. 195907151984031003
09-12-2009 …………………….
Penguji I Drs. H. Nurochim, MM NIP. 195907151984031003
Penguji II Drs. Syarifullah, M.Si.
09-12-2009……………………..
09-12-2009……………………...
Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof. Dr. H. Dede Rosyada,M.A. NIP. 19571005 198703 1 003
PERSETUJUAN PEMBIMBING
HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI IPS DI SMP N 3 TANGERANG SELATAN
Skripsi ini diajukan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Guna memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada jenjang Strata Satu (S1)
Oleh: Solahudin NIM. 104015000598
Di bawah bimbingan
Drs. H. Nurochim MM. NIP. 195907151984031003
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TABIYAH & KEGURUAN UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA 2009 M / 1431 H
SURAT PENYATAAN KARYA SENDIRI Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama Tempat/Tgl lahir NIM Jurusan/Prodi Judul Skripsi
Dosen Pembimbing
: Solahudin : Bogor, 11 Januari 1983 : 104015000598 : Pendidikan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) : “HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI IPS DI SMP N 3 TANGERANG SELATAN” : Drs. H. Nurochim, MM.
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis. Pernyataan ini dibuat sebagai salas satu syarat menempuh Ujian Munaqosah
Jakarta, 31 Desember 2009
Solahdin NIM 104015000598
KATA PENGANTAR Segala puji dan sykur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik, hidayah dan iradah-Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya serta seluruh umatnya yang selalu mengikutinya hingga akhir zaman. Skripsi ini disusun sebagai persyaratan yang akan disajikan di akhir masa perkuliahan sebagai salah satu prosedur untuk memenuhi program Strata 1 (S.Pd) pada jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam Proses pembuatannya penulis menyadari bahwa skripsi dapat terselesaikan bukan semata-mata karean penulis sendiri, melainkan karena adanya dukungan dan bantuan materil maupun moral serta doa yang datang dari berbagai pihak. Untuk itu sebagai rasa hormat yang sedalam-dalamnya, penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Drs. H. Nurochim, MM, ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Merangkap sebagai dosen pembimbing skripsi yang banyak memberikan bimbingan dan arahan serta saran-saran yang amat berharga dalam penulisan skripsi ini. 3. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Supervisi Pendidikan (Jurusan penulis terdahulu) dan Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (Jurusan Penulis yang baru) yang telah mendidik dan memberikan bekal berupa Ilmu Pengetahuan kepada penulis. 4. Bapak dan Ibu Dosen mata kuliah Metodologi Penelitian, Statistik, Evaluasi Pendidikan dan Seminar Proposal yang telah mengajar dan mendidik penulis dengan begitu baiknya sehingga penulis mengetahui dan memahami dengan jelas semua hal yang berkaitan dengan skripsi yang penulis susun. Dari mulai prosedur penelitian dan teknik penulisan skripsi.
vi
5. Terlebih khusus penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang yang paling penulis cintai dan sanjungi di dunia, ialah Ayahanda dan Ibunda yang telah memberikan semua hal yang dimiliki untuk penulis dari mulai memberikan nasehat-nasehat dan contoh yang baik serta memenuhi semua kebutuhan materil sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. 6. Kakak dan kedua adik tersayang yang telah memberikan doa dan selalu mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan kuliah sehingga penulis termotivasi untuk menyelesaikan penulisan skripsi. 7. Seorang makhluk ciptaan Tuhan yang telah mengisi hati, Seorang manusia yang telah menghiasi Nurani, dan seorang Hawa yang telah Membelenggu Hati Nurani. Dia adalah seorang wanita yang penulis cintai dan sayangi, “Vie-vie” Nur Alfi Laili, yang telah menemani selama proses penyusunan skripsi dan membantu penulis dalam semua hal yang berkaitan dengan skripsi, terutama motivasi dan nasehat sehingga meyakinkan hati penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini. 8. Kepala Sekolah dan Guru-guru SMP N 3 Tangerang Selatan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian. Serta kepada siswa kelas VIII SMP N 3 Tangerang Selatan yang telah bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian yang penulis lakukan sehingga penyelesaian skripsi ini berjalan dengan baik. 9. Kawan-kawan IPS angkatan 2004: Adi Abdul Hadi, Bambang Sidik Priyanto (yang baru saja melangsungkan pernikahannya), Haris, Hardi, Dede Darmawan, Dwi, Faisal, Imanul Haq, Mahfud, Sarah Maria, Reni Anggraeni, Tarminah “uci”, Siam Suani, Khasanah, Mariam Niswan, Yuli Metri, dan Zahratun Na’imah (yang sudah menjadi seorang ibu), yang lebih dahulu telah menyelesaikan kuliahnya sehingga membuat penulis termotivasi untuk segera menyusul mereka. Lukman Hakim, Ade Husni Mubarok, Soeharto, Saeful Makmur “Iphey”, Gilang Seno Aji, Ahmad Fadhil, Ari, Umayah dan Euis Azizah yang masih menyelesaikan kuliah
vii
dan penggarapan skripsi sehingga penulis termotivasi untuk mendahului mereka. 10. Temen-temen Kosan Pak Usman: Suratno “Ano”, Ahmad Syafei”Feul”, Ristiandi”Andi”, Ii Khoerul Sidik”Ii”, Agus Hermawan,
Yang selalu
menyinggung dan memberikan sindiran tentang skripsi, sehingga membuat semangat penulis muncul untuk segera menyeselesaikan penyusunan skripsi ini. 11. Dan kepada sahabat-sahabat tidak tercantum namanya tapi tidak mengurangi rasa hormat penulis akan kontribusi yang paling kecil maupun besar sehingga membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Akhirnya kepada Allah SWT jualah penulis memohon dan berdoa, semoga jasa baik yang telah diberikan dan disumbangkan kepada penulis menjadi amal soleh dan mendapat balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Amin. Akhir kata, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kekurangan ang terdapat dalam skripsi ini, dan dengan kerendahan hati penulis menerima kritikdan saran yang sifatnya membangun, sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini, serta besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat benar-benar menjadi tangga awal bagi kelahiran keilmuan yang lebih baik.
Jakarta 04 Desember 2009 Penulis
Solahudin NIM. 104015000598
viii
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR.................................................................................vi DAFTAR ISI.................. .............................................................................ix DAFTAR TABEL.... ..... .............................................................................xi DAFTAR LAMPIRAN... ......................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................................1 B. Masalah Penelitian ...........................................................................5 1. Identifikasi Masalah ....................................................................5 2. Pembatasan Masalah ...................................................................5 3. Perumusan Masalah ................................................................... 5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................... 6 1. Tujuan Penelitian........................................................................6 2. Manfaat Penelitian..................................................................... 6 BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran Terpadu a. Pengertian Pembelajaran Terpadu...........................................7 b. Prinsip Dasar Pembelajaran Terpadu ....................................10 c. Karakteristik Pembelajaran Terpadu .....................................12 2. Hakikat IPS a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)............................15 b. Karakteristik Ilmu Pengetahuan Sosial .................................17 c. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial ...........................................18 3. Pembelajaran IPS Terpadu a. Pengertian IPS Terpadu.........................................................20 b. Konsep Pembelajaran IPS Terpadu.......................................21 4. Hakikat Minat Belajar a. Pengertian Minat Belajar.......................................................22 b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar ...............29
c. Peranan dan Fungsi Minat Belajar ........................................31 C. Kerangka Berpikir.......................................................................34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian ........................................................36 B. Metode dan variabel Penelitian….................................................36 C. Populasi dan Sample…. ................................................................37 D. Teknik Pengumpulan Data….. ......................................................39 E. Anallisis dan interpretasi data ........................................................42 F. Hipotesis Statistik...........................................................................45 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMP N 3 TANGSEL........................................46 B. Deskripsi Data... ............................................................................50 C. Analisis Data ..... ............................................................................67 D. Interpetasi Data . ............................................................................69 BAB V PENUTUP B. Kesimpulan.... ... ............................................................................71 A. Saran.... ............ ............................................................................72 DAFTAR PUSTAKA .... ............................................................................73 LAMPIRAN..……………………………………………………………….
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Dimensi IPS Dalam Kehidupan Manusia……………………………….17 Tabel 2: Populasi Dan Sampel……………………………………………………38 Tabel 3: Kisi-kisi Angket Pembelajaran Terpadu………………………………...39 Tabel 4: Kisi-kisi Angket Minat Belajar Siswa…………………………………...40 Tabel 5: Skala Prosentase…………………………………………………………42 Tabel 6: Interpretasi Kasar atau Sederhana……………………………………….43 Tabel 7: Jumlah Siswa SMP N 3 Tangerang Selatan……………………………..46 Tabel 8: Jenjang Pendidikan dan Status Guru…………………………………….47 Tabel 9: Data Jumlah Guru……………………………………………………….48 Tabel 10: Sarana dan Prasarana…………………………………………………...48 Tabel 11: Kesesuaian Tema Dengan Suatu Peristiwa……………………………..51 Tabel 12: Kesesuaian Tema Dengan Tingkat Kemampuan Siswa………………...51 Tabel 13: Keterkaitan Tema Dengan Suatu Tema Lain……………………………52 Tabel 14: Pemahaman Siswa Terhadap Tema……………………………………..52 Tabel 15: Tema Mudahkan Siswa Untuk Belajar Tema Selanjutnya……………...53 Tabel 16: Kesulitan Dalam Memahami Tema……………………………………..53 Tabel 17: Kesesuaian Tema Dengan Sumbel Belajar……………………………...54 Tabel 18: Dominasi Guru Dalam Proses Belajar Mengajar………………………..54 Tabel 19: Siswa Mencari Materi Sendiri…………………………………………...55 Tabel 20: Siswa Mengkaji Materi Sendiri………………………………………….55 Tabel 21: Guru Membimbing Siswa Dalam Pencarian dan Pengkajian Tema…….56 Tabel 22: Siswa Mempresentasikan Materi………………………………………..56 xi
Tabel 23: Guru Memberikan Waktu Siswa Untuk Bertanya…………………….57 Tabel 24: Guru Dan Siswa Menyimpulkan Materi Bersama-sama………………57 Tabel 25: Guru Memberikan Tugas Di akhir Jam Pelajaran……………………..58 Tabel 26: Siswa Mempunyai Keinginan Kuat Untuk Belajar……………………58 Tabel 27: Kehadiran Siswa Dalam Belajar………………………………………59 Tabel 28: Siswa Hadir Tepat Waktu Dalam Mengikuti Pelajaran……………….59 Tabel 29: Antusias Siswa Dalam Mengikuti Pelajaran…………………………..60 Tabel 30: Siswa Merasa Bosan Dalam Mengikuti Pelajaran…………………….60 Tabel 31: Siswa Mendengarkan Penjelasan Guru………………………………..61 Tabel 32: Siswa Mencatat Materi Yang Dipelajari………………………………61 Tabel 33: Siswa Membaca Materi Yang Dicatat Di Papan Tulis………………..62 Tabel 34: Siswa Bertanya Saat Pembelajaran……………………………………62 Tabel 35: Siswa Menjawab Pertanyaan…………………………………………..63 Tabel 36: Siswa Menunda Tugas…………………………………………………63 Tabel 37: Siswa Mengunjungi Perpustakaan……………………………………..64 Tabel 38: Siswa Berkonsultasi Dengan Orang Yang Lebih Dewasa……………..64 Tabel 39: Siswa Berdiskusi……………………………………………………….65 Tabel 40: Siswa Memiliki Minat Dalam Meningkatkan Pengetahuan……………65 Tabel 41: Koefisien Korelasi Variable X dan Variabel Y………………………...66
xii
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran secara substansial dapat dimaknai sebagai suatu proses pengembangan moral keagamaan, aktivitas dan kreativitas siswa melalui berbagai interaksi edukatif dan pengalaman belajar. Namun demikian pada tataran implementasinya, proses pembelajaran masih banyak yang mengabaikan aktivitas dan kreativitas siswa tersebut. Fenomena seperti ini, antara lain disebabkan oleh penerapan dan sistem pembelajaran yang lebih banyak menekankan pada penguasaan kemampuan intelektual (cognitive) saja, serta proses pembelajaran terpusat pada aktivitas guru (teacher centered learning) dikelas sehingga keberadaan siswa di kelas hanya menjadi objek, menunggu uraian dan penjelasan guru, kemudian mencatat dan menghafalkannya. Gaya dan model pembelajaran seperti tersebut di atas tentu saja akan menciptakan suasana kelas statis, menoton, membosankan, bahkan yang lebih memperihatikan akan mematikan aktivitas dan kreativitas siswa di kelas. Model pembelajaran ini dalam paradigma Paulo Friere dikenal dengan Banking concept learning, dimana siswa menjadi penampung pengetahuan dan informasi guru, sementara aktivitas dan kreativitas siswa tidak tersentuh dalam proses pembelajaran di kelas. 1
1 Wahdi Sayuti, ”Model Pembelajaran Konstruktivisme”, dalam Didaktika Islamika, Jakarta, Vol. VI No. 01/ Juni/ 2005, h. 114.
1
2
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Selain itu model pembelajaran juga bisa dikatakan sebagai kerangka
konseptual
yang
menggambarkan
prosedur
sistematik
dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Menurut Arends (1997), memilih istilah model pembelajaran berdasarkan dua alasan penting yaitu: pertama, istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada strategi, metode, atau prosedur. Kedua, model dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi yang penting, apakah yang di bicarakan tentang mengajar dikelas atau praktek mengawasi anakanak. Dan model pembelajaran juga mempunyai empat ciri khusus yang membedakan dengan metode, strategi dan prosedur. Ciri-ciri tersebut ialah: (1) rasional teoritik logis yang di susun oleh para pencipta atau pengembangnya; (2) landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar; (3) tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil;dan (4) lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai. 2 Sejalan dengan adanya reformasi pendidikan, serta diberlakukannya kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) maka model dan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru dan mengabaikan aktivitas dan kreativitas siswa ini mulai dan “harus” ditinggalkan, karena selain akan menciptakan suasana kelas yang menoton juga akan mengurangi kualitas lulusan(outcome) dan tidak memiliki keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif. Oleh karena itu, perlu dikembangkan sistem dan model pembelajaran yang mengedepankan aktivitas dan kreativitas siswa di kelas(students active learning) yang dapat merangsang keterlibatan aktif siswa dan mengurangi hegemoni guru di kelas. Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar (SD/MI), sampai tingkat sekolah ,menengah atas (SMA/MA). Model pembelajaran terpadu pada hakekatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistic dan otentik. 3
2 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), Cet. I, h. 5. 3 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu...., h. 128.
3
Melalui pembelajaran terpadu peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya. dengan demikian peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara holistik, bermakna, otentik dan aktif. Salah satu arti penting dari pembelajaran terpadu dalam kegiatan belajar mengajar ialah memberikan peluang bagi siswa untuk mengembangkan tiga ranah sasaran pendidikan itu meliputi sikap(jujur, teliti, tekun, terbuka terhadap gagasan ilmian), keterampilan (memperoleh, memanfaatkan, dan memilih infomasi, menggunakan alat, bekerja sama, dan kepemimpinan), dan ranah kognitif (pengetahuan). Selain itu, pembelajaran terpadu memberikan hasil yang dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak. 4 Dalam suatu proses pembelajaran untuk mencapai hasil yang memuaskan baik dalam pemahaman berpikir, dan keingintahuan terhadap suatu pembelajaran, di pandang perlu menumbuhkan minat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran, karena minat siswa yang tinggi akan mempengaruhi keaktifan siswa dalam mengikuti porses pembelajaran. dan minat itu sendiri adalah salah satu faktor endogen yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar. Minat merupakan salah satu faktor pokok untuk meraih suskses dalam studi. menurut William James dalam Mustaji bahwa “minat siswa merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa, jadi minat merupakan faktor yang menentukan keterlibatan siswa secara efektif dalam belajar”. 5 Tumbuhnya minat belajar siswa di pengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya ialah guru, bahan pelajaran, dan situasi belajar. Ketiga faktor tersebut berinteraksi dalam suatu moment yaitu pembelajaran. Dalam pembelajaran, ke tiga faktor tersebut saling melengkapi satu sama lain, guru sebagai pendidik atau pengajar harus bisa mengetahui minat-minat siswa yang diajarnya, dan juga dalam prakteknya seorang guru harus mempunyai beberapa kompetensi yang harus di
4 5
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu...., h. 13. Mustaji, “Mengembangkan Minat Belajar Melalui Kegiatan Instruksional Pendahuluan”, dalam Wahana Jakarta, Vol. V, No. 03/ Desember/ 2005, h. 104.
4
kuasai, seperti, kompetensi profesional, sosial dan kepribadian. Kompetensi yang dimiliki guru akan sangat memudahkan dalam guru dalam mengenal minat siswa dan bagaimana menumbuhkan minat itu sendiri. Selain hal itu, biasanya seorang anak berminat kepada suatu pelajaran, dengan didahului menyukai guru yang mengajar pelajaran tersebut. Suka atau tidaknya siswa terhadap seorang guru tergantung pada kompetensi yang di punyai guru itu sendiri, seperti: bagaimana dia menyampaikan materi dan memberikan bimbingan, kepribadian di luar kelas atau di luar sekolah dan lain-lain. Ketertarikan (minat) siswa kepada suatu pelajaran di tentukan oleh bagaimana pelajaran itu di sajikan, penyajian yang menyenangkan dan menarik akan menimbulkan motivasi siswa untuk belajar. Dengan begitu, minat siswa akan tumbuh dengan sendirinya seiring dengan kemauan siswa untuk belajar. hal lain yang mempengaruhi minat ialah situasi belajar yang di alami siswa. Situasi di saat siswa belajar juga menentukan minat siswa itu ada, situasi itu memungkinkan konsentrasi siswa dalam belajar dan tidak terganggu oleh hal lain di luar belajar. Oleh karena situasi belajar yang nyaman, tenang dan tentram akan akan sangat berpengaruh terhadap minat belajar siswa. Atas dasar itu semua maka penulis ingin mengetahui pengaplikasian, Model Pembelajaran IPS terpadu Yang kemudian penulis akan membahas permasalahan itu semua dalam skripsi dengan judul: “Hubungan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Terpadu Dengan Minat Belajar Siswa pada Bidang Studi IPS (Studi Kasus di SMPN 3 Tangerang Selatan)”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut : a. Banyak diantara Guru yang masih belum mengetahui dengan benar tentang model pembelajaran terpadu b. Banyak para Guru yang masih menganggap model pembelajaran terpadu merupakan hal yang baru. c. Kurangnya pengetahuan guru tentang sistem tindakan yang ditekankan
5
pada aktivitas guru, seperti : mendiagnosis, mengatur, mengelompokan dan mengimplementasikan aktivitas pembelajaran dan pengalaman belajar. d. Proses dan pelaksanaan pembelajaran yang dilangsungkan di sekolah selama ini masih banyak yang kurang efektif, tidak sesuai dengan kebutuhan dan masih terkesan formalitas. f. Hubungan pelaksanaan pembelajaran IPS terpadu dengan minat belajar siswa.
C. Pembatasan Masalah Sesuai dengan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, maka untuk lebih memfokuskan penelitian ini, maka penulis hanya membatasi masalah ke dalam hal berikut ini: a. Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu Dalam Proses Belajar Mengajar. b. Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Bidang Studi IPS c. Hubungan Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu Dengan Peningkatan Minat Belajar Siswa Pada Bidang Studi IPS.
D. Perumusan Masalah Dari pembatasan masalah di atas penulis merumuskan permasalahan ini yaitu: a. Bagaimana pelaksanaan Pembelajaran IPS Terpadu di SMP N 3 TANGERANG SELATAN. b. Bagaimana Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran Bidang Studi IPS c. Bagaimana Hubungan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Terpadu dengan Minat Belajar Siswa Pada Bidang Studi IPS Di SMP N 3 TANGERANG SELATAN.
6
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: a. Untuk mengetahui Pelaksanaan Model Pembelajaran IPS Terpadu dalam Proses Belajar Mengajar di SMP N 3 Tangerang Selatan b. Untuk Mengetahui Minat Belajar Siswa Pada Bidang Studi IPS di SMP N 3 Tangerang Selatan c. Untuk Mengetahui Hubungan antara Pelaksanaan Model Pembelajaran Terpadu dengan Minat Belajar Siswa Pada Bidang Studi IPS Di SMP N 3 Tangerang Selatan
2. Manfaat Penelitian Merupakan harapan penulis apabila penelitian ini bisa bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis kepada berbagai pihak sebagai berikut: a. Manfaat teoritis untuk khazanah intelektual, sehingga menjadi sebuah sumbangsih
gagasan
dan
tawaran
solusi
terhadap
pelaksanaan
pembelajaran terpadu yang selama ini masih dianggap oleh sebagian besar guru sebagai sesuatu yang baru. Selain itu juga penelitian ini diharapkan bisa meningkatkan daya berfikir dan daya nalar mengenai masalah pembelajaran ke depan. b. Manfaat praktis dari penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk para guru, dalam memilih/menyusun model pembelaran yang lebih bagus dan baik, serta sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik.
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL
1. Pembelajaran Terpadu a. Pengertian Pembelajaran Terpadu Sebelum membahas lebih lanjut tentang pembelajaran terpadu, Terlebih dahulu akan dijelaskan tentang pengertian dari pembelajaran, yaitu sebagai berikut: ”Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari dalam diri individu, maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan”. 1 Pembelajaran dapat di definisikan sebagai suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum. Pembelajaran atau instruction biasanya terjadi dalam situasi formal yang secara sengaja diprogramkan oleh guru dalam usahanya menstransformasikan ilmu yang diberikannya kepada peserta didik, berdasarkan kurikulum dan tujuan yang hendak di capai. Secara rinci tentang pengertian pembelajaran itu sendiri telah banyak di jelaskan oleh para ahli. Antara lain sebagai berikut;
1
Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2007), Cet. III, h. 255
7
8
Dimyati dan Mudjiono ” pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan
untuk
membelajarkan
siswa”. 2
Dan
Iskandar
mengartikan
”pembelajaran sebagai upaya untuk membelajarkan siswa”.3 Pendapat lain yang diungkapkan oleh arief. S. Sadiman. Menyatakan bahwa ”pembelajaran adalah usaha-usaha yang terrencana dalam memanipulasi sumbersumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa”.4 Sementara Zurinal dan Sayuti mendefinisikan kegiatan pembelajaran adalah suatu usaha dan proses yang dilakukan secara sadar dengan mengacu pada tujuan (pembentukan kompetensi). Yang dengan sistematik dan terarah pada terwujudnya tingkah laku. Sedangkan Aminudin mengatakan pembelajaran adalah proses yang terjadi yang membuat seseorang atau sejumlah orang, yaitu peserta didik melakukan proses belajar sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah diprogramkan. 5 Gagne dan Briggs mengartikan ”instruction atau pembelajaran ini adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal ”. 6 Sudjana mendefinisikan pembelajaran adalah ”penyiapan suatu kondisi agar terjadinya belajar”. Sedangkan Mariana menyatakan pembelajaran adalah ”upaya logis yang didasarkan pada kebutuhan-kebutuhan belajar anak. pembelajaran sangat tergantung kepada pemahaman guru tentang hakikat anak sebagai peserta atau sasaran belajar”. 7 Menurut Dunkin dan Biddle yang dikutip oleh Abdul Majid menerangkan bahwa, Proses pembelajaran berada dalam empat variabel interaksi, yaitu : 1) Variabel pertanda (presage variables) berupa pendidik; 2
Sobri Sutikno, Menggagas Pembelajaran Efektif dan Bermakna, (Mataram: NTT Press, 2007). Cet. II, h. 49. 3 Sobri Sutikno, Menggagas Pembelajaran… (Mataram: NTT Press, 2007). Cet. II, h. 49. 4 Http://www.smu net.com/main.php?mode=1&act=pb&xkd=2(sumber: www.ut.ac.id), 19 November 2009 5 Aminudin Rasyad. Teori Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: Uhamka Press, 2003), cet. IV, h. 14 6 Http://www.smu net.com/main.php?mode=1&act=pb&xkd=2(sumber: www.ut.ac.id), 19 November2009 7 Isjoni. Model Pembelajaran yang Efektif Pendidikan Anak Usia Dini. Yang dikutip dari http://www.isjoni.net/web//content/view/44/4
9
2) Variabel konteks (contex variables ) berupa peserta didik; 3) Variabel proses (process variables) 4) Variabel produk (product variables) berupa perkembangan peserta didik baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. 8 Dari beberapa pengertian yang telah di jelaskan oleh para ahli diatas dapat dipahami bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mempunyai tujuan untuk membelajarkan siswa. Pencapaian tujuan tersebut dilakukan dengan usahausaha terrencana dengan menggunakan sumber-sumber belajar sehingga dapat terjadi proses belajar dalam diri siswa. Sedangkan yang dimaksud dengan Pembelajaran terpadu adalah sebagai suatu pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman bermakna kepada anak didik. Dikatakan bermakna karena adalam pengajaran terpadu, anak akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari itu melalui pengamatan langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang mereka pahami. Menurut
Joni.T.R
pembelajaran
terpadu
merupakan
”suatu
sistem
pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik”. 9 Senada dengan pendapat diatas menurut Hadisubroto pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain, yang dilakukan secara spontan atau direncanakan, baik dalam satu bidang studi atau lebih, dan dengan beragam pengalaman belajar anak, maka pembelajaran menjadi lebih bermakna. 10 Adapun menurut Ujang Sukandi, dkk. Pengajaran terpadu pada dasarnya dimaksudkan sebagai ”kegiatan mengajar dengan memadukan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema. Dengan demikian, pelaksanaan kegiatan belajar 8 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2007), Cet. Ke-3, h. 111-112 9 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi Pustaka 2007), Cet. 1, h. 128 10 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu... (Jakarta: Prestasi Pustaka 2007), Cet. 1, h. 128
10
mengajar dengan cara ini dapat dilakukan dengan mengajar beberapa materi pelajaran disajikan tiap pertemuan”. 11 Collinsdan Dixon menyatakan bahwa ”Integrated learning occurs when an authentic event or exploration of a topic in the driving force in the curriculum. Selanjutnya dijelaskan bahwa dalam pelaksanaannya anak dapat diajak berpartisipasi aktif dalam mengeksplorasi topik atau kejadian, siswa belajar proses dan isi (materi) lebih dari satu bidang studi pada waktu yang sama”. 12 Dari penjelasan diatas bisa di katakan bahwa pembelajaran terpadu akan terjadi jika ada kejadian yang wajar dan eksplorasi suatu topik merupakan inti dalam pengembangan kurkulum. Dengan berperan secara aktif di dalam eksplorasi tersebut, siswa akan mempelajari materi ajar dan proses belajar beberapa bidang studi dalam waktu yang bersamaan. Dalam pernyataan tersebut jelas bahwa sebagai pemacu dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu adalah melalui eksplorasi topik. Dalam eksplorasi topik diangkatlah suatu tema tertentu. Kegiatan pembelajaran berlangsung di seputar tema kemudian baru membahas masalah konsep-konsep pokok yang terkait dalam tema.
b. Prinsip Dasar Pembelajaran Terpadu Pengajaran terpadu perlu memilih materi beberapa mata pelajaran yang mungkin dan saling terkait. Dengan demikian, materi-materi yang dipilih dapat mengungkapkan tema secara bermakna. Pengajaran terpadu tidak boleh bertentangan dengan tujuan kurikulum yang berlaku, tetapi sebaliknya pembelajaran terpadu harus mendukung pencapaian tujuan pembelajaran yang termuat dalam kurikulum. Materi pembelajaran yang dapat dipadukan dalam satu 11 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi Pustaka 2007), Cet. 1, h. 7 12
http://rbaryans.wordpress.com/2007/04/19/mengapa-memilih-pembelajaran-terpadu/ . 09 November 2009
11
tema harus mempertimbangkan karakteristik siswa, seperti minat, kemampuan, kebutuhan, dan pengetahuan awal. Secara umum prinsip-prinsip pembelajaran terpadu dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Prinsip Penggalian Tema a) Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan untuk memadukan banyak mata pelajaran. b) Tema harus bermakna, maksudnya ialah tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya. c) Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak. d) Tema harus dikembangkan untuk mewadahi sebagian besar minat anak. e) Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwaperistiwa otentik yang terjadi di dalam rentang waktu belajar. f) Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan masyarakat (asas relevansi). g) Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar. 2. Prinsip Pengelolaan Pembelajaran Menurut Prabowo bahwa dalam pengelolaan pembelajaran hendaklah guru berlaku sebagai berikut: a) Guru hendaknya tidak hanya menjadi single aktor yang mendominasi pembicaraan dalam proses belajar mengajar. b) Pemberian tanggung-jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok. c) Guru perlu mengakomodasi terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan. 3. Prinsip Evaluasi Dalam hal ini untuk melaksanakan evaluasi dalam pembelajaran terpadu, maka diperlukan beberapa langkah-langkah positif antara lain: a) Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri(self evaluation/ self assessment) di samping bentuk evaluasi lainnya. b) Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai. 4. Prinsip Reaksi Dampak pengiring yang penting bagi perilaku secara sadar belum tersentuh oleh guru dalam KBM. Karena itu guru dituntut agar mampu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sehingga tercapai secara tuntas tujuan-tujuan pembelajaran. Guru harus bereaksi
12
terhadap aksi siswa dalam semua peristiwa serta tidak mengarahkan aspek yang sempit melainkan ke suatu kesatuan yang utuh dan bermakna. 13 Melihat dari beberapa prinsip-prinsip pembelajaran terpadu di atas bisa di tarik kesimpulan bahwa pembelajaran terpadu merupakan suatu pembelajaran yang menggunakan suatu tema yang tidak terlalu luas akan tetapi dapat memadukan beberapa mata pelajaran, selain itu tema yang dibahas dalam pembelajaran terpadu adalah tema yang memerhatikan tingkat minat siswa dan disesuaikan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar lingkungan siswa. Dalam segi proses pembelajaran terpadu ialah suatu pembelajaran dimana siswalah yang menjadi aktor utama dalam mencari dan mengkaji materi karena dalam pembelajaran terpadu siswa mencari dan mengkaji materi sendiri. Dan dalam pembelajaran terpadu siswa dapat mengevaluasi hasil dari apa yang telah di pelajarinya bersama-sama dengan guru yang mengajar.
c. Karakteristik Pembelajaran Terpadu Menurut Depdikbud pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa karakteristik atau ciri-ciri, yaitu sebagai berikut: 1. Holistik Suatu gejala atau fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu diamati dan dikaji dari beberapa bidang kajian sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak. Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena dari segala sisi. Pada gilirannya nanti, hal ini akan membuat siswa menjadi lebih arif dan bijak di dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada di depan mereka. 2. Bermakna Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek seperti yang dijelaskan di atas memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar konsep-konsep yang berhubungan yang disebut skemata. Hal ini akan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari. 3. Otentik Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memahami secara langusng prinsip dan konsep yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan 13 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi Pustaka 2007), Cet. 1, h. 9-11
13
belajar secara langsung, mereka memahami dari hasil belajarnya sendiri, bukan sekedar pemberitahuan guru. Informasi dan pengetahuan yang diperoleh sifatnya menjadi lebih otentik. Guru memberikan bimbingan ke arah mana yang dilalui dan memberikan fasilitas seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan tersebut. 4. Aktif Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat dan kemampuan siswa sehingga mereka termotivasi untuk terus-menerus belajar. Dengan demikian pembelajaran terpadu bukan semata-mata merancang aktivitasaktivitas dari masing-masing mata pelajaran yang saling terkait. 14 Sesuai dengan pendapat Depdikbud tentang karakteristik pembelajaran terpadu, dalam keterangan lain di jelaskan sebagai suatu proses pembelajaran terpadu memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Pembelajaran terpusat pada anak Pembelajaran terpadu dikatakan sebagai pembelajaran yang berpusat pada anak, karena pada dasarnya pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memberikan keleluasaan pada siswa, baik secara individu maupun secara kelompok. Siswa dapat aktif mencari. Menggali, dan menemukan konsep serta prinsipprinsip dari suatu pengetahuan yang harus dikuasainya sesuai dengan perkembangannya. 2. Menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan Pembelajaran terpadu mengkaji suatu fenomena dari berbagai macam aspek yang membentuk semacam jalinan antar skemata yang dimiliki oleh siswa,sehingga akan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari siswa. Hasil yang nyata didapat dari segala konsep yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lain yang dipelajari dan mengakibatkan kegiatan belajar menjadi lebih bermakna.hal ini diharapkan dapat berakibat pada kemampuan siswa untuk dapat menerapkan perolehan belajarnya pada pemecahan masalah-masalah yang nyata dalam kehidupannya.
14
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu….. h. 13-14
14
3. Belajar melalui proses pengalaman langsung Pada pembelajaran terpadu diprogramkan untuk melibatkan siswa secara langsung pada konsep dan prinsip yang dipelajari dan memungkinkan siswa belajar dengan melakukan kegiatan secara langsung. Sehingga siswa akan memahami hasil belajarnya secara langsung. dan sesuai dengan fakta dan peristiwa yang mereka alami, bukan sekedar informasi dari gurunya. Guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator yang membimbing kearah tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan siswa sebagai aktor pencari fakta dan informasi untuk mengembangkan pengetahuannya. 4. Lebih memperhatikan proses daripada hasil semata Pada pembelajaran terpadu dikembangkan pendekatan discovery inquiry (penemuan terbimbing) yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran yaitu mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai proses evaluasi. Pembelajaran terpadu dilaksanakan dengan melihat keinginan, minat, dan kemampuan siswa sehingga memungkinkan siswa termotivasi untuk belajar terus-menerus. 5. Sarat dengan muatan keterkaitan Pembelajaran terpadu memusatkan perhatian pada pengamatan dan pengkajian suatu gejala atau peristiwa dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak. Sehingga memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena pembelajaran dari segala sisi, yang pada gilirannya nanti akan membuat siswa lebih arif dan bijak dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada. 15 Dari beberapa karakteristik pembelajaran terpadu yang telah di jelaskan di atas, dalam prosesnya pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa untuk belajar, dan dalam hal ini ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh guru untuk meningkatkan aktivitas peserta didik, bahwa kreativitas dapat dikembangkan dengan memberi kepercayaan, komunikasi yang bebas, pengarahan diri, dan pengawasan yang tidak terlalu ketat.
15
http://rbaryans.wordpress.com/2007/04/19/mengapa-memilih-pembelajaran-terpadu/ 09 November 2009
15
Dan proses belajar dalam pembelajaran terpadu ialah pembelajaran langsung karena dengan begitu siswa akan lebih memahami apa yang sedang di pelajarinya dan hal ini menunjukan bahwa pembelajaran terpadu ialah pembelajaran yang tidak hanya menekankan hasil semata, tapi proses juga di perhatikan. Selain itu karakteristik pembelajaran terpadu mempunyai kemiripan dengan komponen-komponen
kunci
dalam
model
pembelajaran
konstruktivisme,
komponen tersebut sebagai berikut: a. Siswa membangun pemahamannya sendiri dari hasil belajarnya, bukan karena disampaikan atau diajarkan. b. Pelajaran baru sangat tergantung pada pelajaran sebelumnya. c. Belajar dapat ditingkatkan dengan interaksi sosial d. Penugasan-penugasan dalam belajar dapat meningkatkan kebermaknaan proses pembelajaran. 16 Dari
komponen
pembelajaran
konstruktivisme
di
atas
bisa
dilihat
kesamaannya dengan karakteristik pembelajaran terpadu. Dalam pembelajaran terpadu salah satu karakteristiknya ialah aktif, hal ini sesuai dengan komponen pembelajaran konstruktivisme nomor 1 (satu), selanjutnya di nomor 3 (tiga) sesuai dengan karakteristik pembelajaran terpadu yaitu pembelajaran langsung.
2. Hakikat Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial Istilah Ilmu pengetahuan sosial dalam sistem pendidikan di indonesia baru di kenal sejak lahirnya kurikulum tahun 1975. sebelumnya, pembelajaran ilmu-ilmu sosial untuk tingkat persekolahan menggunakan istilah yang berubah-rubah sesuai dengan situasi politik pada masa itu. Misalnya kurikulum 1964 menggunakan istilah pendidikan kemasyarakatan. Ada dua kelompok mata pelajaran, aialah keolmpok dasar yang teridiri atas sejarah Indonesia dan Geografi Indonesia, Bahasa Indonesia dan civics dan kelompok cipta yang terdiri atas Sejarah Dunia dan Geografi Dunia. 17
16 Wahdi Sayuti, “Model Pembelajaran Konstruktivisme”, dalam Didaktika Islamika, Jakarta, Juni 2005, vol. VI, No. 1, hlm. 115 17 Sapriya, Pendidikan IPS “konsep dan pembelajaran”, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2009), Cet. Ke-1, h. 77
16
Ilmu pengetahuan sosial adalah ”salah satu mata pelajaran yang di ajarkan disekolah, mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai kependidikan menengah atas, pada jenjang pendidikan ini, pemberian mata pelajaran IPS dimaksudkan untuk membekali siswa dengan pengetahuan dana kemampuan praktis, agar mereka dapat menelaah, mempelajari dan mengkaji fenomena-fenomena serta masalah sosial yang ada di sekitar mereka”. 18 Ilmu pengetahuan sosial merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti: Sosiologi, Sejarah, Geografi, Ekonomi, Politik, Hukum, dan Budaya. Ilmu pengetahuan sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabangcabang ilmu sosial. Pada tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama), meliputi bahan kajian: Sosiologi, Sejarah, Geografi, Ekonomi. Bahan kajian itu menjadi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Mata pelajaran Ips bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap maslaah sosial yang terjadi masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang menjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa kehidupan masyarakat. 19 Secara mendasar pengajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhan. IPS berkenaan dengan cara manusia menggunakan usaha memenuhi keutuhan kejiwaannya, pemanfaatan sumber daya yang ada dipermukaan bumi, mengatur serta mempertahankan kehidupan masyarakat manusia. Suwarma menjelaskan bahwa pendidikan IPS adalah program pendidikan yang memilih bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang diorganisir dan di sajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. 20 Berdasarkan uraian diatas dapatlah dinyatakan bahwa IPS yang dimaksud dalam studi ini adalah suatu mata pelajaran yang mengkaji kehidupan sosial yang 18
Syafrudin Nurdin, Model Pembelajaran yang Memperhatikan Individu Siswa dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Ciputat: Quantum Teaching, 2005), Cet. I, h.22 19 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi Pustaka 2007), Cet. 1, h. 121 20 Tanto Sukardi, Menggagas Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Yang Konstruksivis, dalam Kajian Ilmu Sosial, Jakarta Oktober 2007, Vol. 1, No. 02, h. 35
17
bahannya didasarkan pada suatu kajian Sejarah, Geografi, Ekonomi/Akutansi, Sosiologi, Antropologi, PPKN dan Tata Negara.
b. Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Mata pelajaran IPS di SMP/MTs memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut: 1) Ilmu pengetahuan sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur Geografi, Sejarah, Ekonomi, Hukum Politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama. 2) Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS berasal dari struktur keilmuan Geografi, Sejarah, Ekonomi, dan Sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik tertentu. 3) Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner. 4) Standar kompetensi dan kompetensi dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti penemnuahn kebutuhan,kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan. 5) Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan (Puskur, 2007b: 8)ketiga dimensi tersebut disajikan di tabel berikut ini: 21 Tabel 1 Dimensi IPS Dalam Kehidupan Manusia Dimensi dalam kehidupan manusia Area dan substansi pelajaran
21
Ruang
Alam sebagai tempat dan penyedia potensi sumber daya
Waktu
Nilai / Norma
Alam dan kehidupan yang selalu berproses, masa lalu, saat ini, dan yang akan datang
Kaidah atau aturan yang menjadi perekat dan menjamin keharmonisa n kehidupan manusia dan alam
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi Pustaka 2007), Cet. 1, h. 126
18
Contoh kompetensi dasar yang dikembangkan
Adaptasi spasial dan eksploratif
Berpikir kronologis, prospektif, antisipatif
Altenatif penyajian dalam mata pelajaran
Geografi
Sejarah
Konsisten dengan aturan yang disepakati dan kaidah alamian masingmasing disiplin ilmu Ekonomi, Sosiologi/Ant ropologi
Sumber : Trianto. ”Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek”.
c. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ilmu pengetahuan sosial IPS bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berfikir, sikap, dan nilai peserta didik sebagai individu maupun sebagai sosial budaya. Kemudian dalam berbagai buku sosial, sering dijumpai bahwa para ahli merumuskan tujuan IPS dengan mengaitkan pada usaha mempersiapkan murid atau peserta didik menjadi warga negara yang baik. Selain itu Ilmu Pengetahuan Sosial juga bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun masyarakat secara umum. Dari rumusan tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut. a. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat. b. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu mengunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial. c. Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat.
19
d. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat. e. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat.22 Melihat penjelasan di atas secara sederhana tujuan pengajaran ilmu pengetahuan sosial kepada siswa adalah untuk dapat memahami bahwa masyarakat itu merupakan suatu kesatuan (sistem) yang permasalaahannya bersangkut paut dan pemecahannya memerlukan berbagai macam pendekatan supaya siswa itu sendiri bisa survive dalam menjalankan kehidupan sehariharinya. Pada dasarnya tujuan pendidikan IPS adalah ”untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat minat, kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi”. 23 Selain beberapa tujuan yang telah di jelaskan di atas, ada empat pendapat yang berbeda mengenai tujuan pengajaran IPS, di antaranya ialah: Pertama, ada yang berpendapat bahwa tujuan pengajaran IPS di sekolah ialah untuk mendidik para siswa menjadi ahli ekonomi, politik, hukum. Sosiologi dan pengetahuan sosiologi dan pengetahuan sosial lainnya. Menurut faham ini, kurikulum pengajaran IPS harus di organisasikan secara terpisah-pisah sesuai dengan body of knowledge masing-masing disiplin ilmu sosial tersebut. Kedua, pendapat ini sangat berbeda dengan pendapat yang pertama. Golongan ini berpendapat bahwa tujuan pengajaran IPS di sekolah ialah untuk menumbuhkan warga negara yang baik. Pengajaran di sekolah harus merupakan ” a unified coordinated holistic study of men living in societies”. (Hanna,1962). Menurut faham ini sifat warga negara yang baik akan lebih mudah ditumbuhkan pada siswa apabila guru mendidik mereka dengan jalan menempatkannya dalam konteks kebudayaannya dari pada memusatkan perhatian pada disiplin ilmu sosial yang terpisah-pisah seperti dilakukan di universitas. Karena itu, perorganisasian bahannya harus secara ilmiah dan 22 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi Pustaka 2007), Cet. 1, h. 128 23 Etin Solihati & Raharjo, “Cooperative Learning ;analisis model pembelajaran IPS;”, (Jakarta: PT. Bumi Aksara 2008), cet. Ke-2, h. 15
20
psikologis, golongan ini menghendaki agar program pengajaran mengkorelasikan bahkan harus mungkin mengintergrasikan beberapa disipin ilmu sosial, dalam unit program studi. Ketiga, pendapat yang ini merupakan kompromi dari pendapat pertama dan kedua. Golongan ini mengakui kebenaran masing-masing golongan tersebut. Karena itu, organisasi bahan pelajaran harus dapat menampung tujuan para siswa yang akan meneruskan pendidikannya ke universitas maupun yang akan terjun langsung ke masyarakat. Tujuan program pengajaran IPS dengan demikian akan merupakan ”simplifikasi dan distilasi dari berbagai ilmu-ilmu sosial untuk kepentingan pendidikan” (wesley, 1964:3). Dengan demikian, tujuan pelajaran IPS di sekolah akan merupakan ” a body of predigisted and organized knowledge...storehouse of knowledge, skills, specific virtues, the pressumed product of research in teh social sciences, to be transmitted to teh students” (Gross dan Zeleny, 1958: 32). Golongan ini berpendapat pula bahwa bahan pelajaran IPS merupakan sebagian dari hasil penelitian dalam ilmu-ilmu sosial, untuk kemudian dipilih dan diramu agar cocok untuk program pengajaran disekolah. Keempat, golongan ini berpendapat bahwa pengajaran IPS di sekolah di maksudkan untuk mempelajari bahan pelajaran yang sifatnya ”tertutup”(closed areas). Maksudnya ialah bahwa dengan mempelajari bahan pelajaran yang pantang(tabu) dibicarakan, para siswa akan memperoleh kesempatan untuk memecahkan konflik intrapersonal maupun antar-personal. 24 Dari beberapa pendapat tentang tujuan pengajaran IPS di atas masih terlihat umum, karena itu perlu adanya suatu cara bagaimana menjabarkan tujuan-tujuan yang sifatnya masih umum menjadi suatu tujuan yang operasional. Dari berbagai pendapat tentang tujuan yang tersebut di atas pada intinya ialah bagaimana tujuan pengajaran IPS merupakan suatu tujuan yang menggambarkan domain kognitif, afektif, dan keterampilan psikomototik bagi peserta didik.
3. Pembelajaran IPS Terpadu a. Hakikat Pembelajaran IPS Terpadu Pendekatan pembelajaran terpadu dalam IPS sering disebut dengan pendekatan interdisipliner. Model pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali dan menemukan 24
Muhammad Numan Somantri, Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS, (PT. Remaja Rosdakarya 2001), cet, ke-1, h. 260-261
21
konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik. Salah satu diantaranya ialah memadukan kompetensi dasar. Pada pendekatan pembelajaran terpadu, program pembelajaran disusun dari berbagai cabang ilmu dalam rumpun ilmu sosial. Pengembangan pembelajaran terpadu, dalam hal ini, dapat mengambil suatu topik dari suatu cabang ilmu tertentu, kemudian dilengkapi, dibatasi, dan diperluas, dan diperdalam dengan cabang-cabang ilmu yang lain.
b. Konsep Pembelajaran Terpadu dalam IPS Dalam bukunya Trianto menjelaskan bahwa ada 3 pendekatan untuk penerapan pembelajaran terpadu pada bidang studi IPS diantaranya ialah : a). Model Integrasi Berdasarkan Topik Dalam pembelajaran IPS keterpaduan dapat dilakukan berdasarkan topik yang terkait, misalnya kegiatan ’Ekonomi Penduduk’. Kegiatan ekonomi penduduk dalam contoh yang dikembangkan ditinjau dari berbagai displin ilmu yang tercakup dalam IPS. Kegiatan ekonomi penduduk dapat mempengaruhi interaksi sosial di masyarakat atau sebaliknya. Secara historis dari waktu ke waktu kegiatan ekonomi penduduk selalu mengalami perubahan. Selanjutnya penguasaan konsep tentang jenis-jenis kegiatan ekonomi sampai pada taraf mampu menumbuhkan kreativitas dan kemandirian dalam melakukan tindakan ekonomi dapat dikembangkan melalui kompetensi yang berkaitan dengan ekonomi. b). Model Integrasi Berdasarkan Potensi Utama Keterpaduan IPS dapat dikembangkan melalui topik yang didasarkan pada potensi utama yang ada di wilayah setempat, contohnya, ’Potensi Bali sebagai daerah tujuan wisata”. Dalam pembelajaran yang dikembangkan dalam kebudayaan Bali dikaji dan ditinjau dari faktor alam, historis kronologis dan kausalitas, serta perilaku masyarakat terhadap aturan.
22
Melalui kajian potensi utama yang terdapat di daerahnya, maka peserta didik selain kondisi daerahnya juga sekaligus memahami kompetensi dasar yang terdapat pada beberapa disiplin yang tergabung dalam IPS. c). Model Integrasi Berdasarkan Permasalahan Model pembelajaran terpadu pada IPS yang lainnya adalah berdasarkan permasalahan yang ada, contohnya adalah ’ Pemukiman Kumuh’. Pada pembelajaran terpadu, pemukiman kumuh ditinjau dari beberapa faktor sosial yang mempengaruhinya. Diantaranya ialah faktor ekonomi, sosial dan budaya juga dapat dari faktor historis kronologis dan kausalitas, serta perilaku masyarakat terhadap aturan/norma.
4. Minat Belajar Siswa a. Pengertian Minat Belajar Minat belajar terdiri dari dua kata yakni minat dan belajar, dua kata ini beda arti, untuk itu penulis akan mendefinisikan satu persatu, sebagai berikut : a. Minat menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap suatu gairah keinginan. b. Menurut Alisuf Sabri minat adalah “suatu kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus”. 25 c. Minat menurut Crow dan Crow, minat atau interest di artikan sebagai “kekuatan pendorong yang menyebabkan individu memberikan perhatian kepada seseorang, sesuatu, atau kepada aktivitas-aktivitas tertentu”. 26 d.
William James (1890) melihat bahwa minat siswa merupakan “faktor utama yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa. Jadi, minat
25
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya 2007), cet. Ke-3,
26
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta: Kalam Mulia 1994), cet. 1, hal. 175
hal. 84
23
merupakan faktor yang menentukan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar”. 27 e. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang akan diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. f.
Minat adalah “suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat”. 28
g. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Berdasarkan Definisi-definisi di atas, bisa disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan jiwa yang relatif menetap kepada diri seseorang terhadap sesuatu dan biasanya disertai dengan perasaan senang. Menurut Berhard "minat" timbul atau muncul tidak secara tiba-tiba, melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja, dengan kata lain, minat dapat menjadi penyebab kegiatan dan penyebab partisipasi dalam kegiatan. Sedangkan pengertian belajar adalah sebagai berikut : a. Cronbach berpendapat bahwa “learning is shown by change in behavior as a result of experience. Belajar adalah suatu aktivitas yang di tunjukan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman”. 29
27
M. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2006), cet. xix, h. 27 28 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta 2003), cet. Ke-IV, h. 180 29 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), cet. Ke-2, hal. 13
24
b. Gagne, dalam buku The Conditions of Learning (1997) menyatakan bahwa: “ belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi
ingatan
mempengaruhi
siswa
sedemikian
rupa
sehingga
perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.” 30 c. Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai “kegiatan psikofisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan
yang
merupakan
sebagian
terbentuknya kepribdian seutuhnya”.
dai
kegiatan
menuju
31
d. Arief S. Sadiman dkk, menyatakan dalam bukunya bahwa belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak ia masih bayi hingga liang lahat nanti. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap(afektif). 32 e.
Ausubel (1968), dalam teori bermaknanya menjelaskan bahwa belajar merupakan proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Dimana kita tahu bagaimana mekanisme memori menyimpan pengetahuan, yang jelas informasi-informasi yang kita dapat tersimpan dalam otak, menurut ahli dalam penyimpanan informasi melibat banyak sel. Dengan berlangsungnya belajar, dihasilkan perubahan-perubahan dalam sel-sel otak, terutama sel-sel yang menyimpan informasi. 33
f.
Belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap. Belajar mulai dalam masa kecil ketika bayi memperoleh sejumlah kecil keterampilan yang sederhana, seperti 30
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2007), cet. Ke-5, hal. 84 31 Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada 2003), cet. Ke-10, hal. 20-21 32 Arief S. Sadirman dkk, Media Pendidikan (Jakarta : PT. Grafindo Persada 2008), cet. Ke-1, hal. 2 33 Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada Press 2003), Cet. 103, h. 103
25
memegang botol susu dan mengenal ibunya. Selama masa kanak-kanak dan masa remaja, diperoleh sejumlah sikap, nilai dan keterampilan hubungan sosial, demikian pula diperoleh kecakapan dalam berbagai mata pelajaran sekolah. 34 g.
Bigss (1991) dalam pendahuluan Teaching for Learning The View frin Cognitive Psychology mendefinisikan belajar dalam tiga macam rumusan, yaitu: rumusan kuantitatif; (ditinjau dari sudut jumlah), belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sbanyak-banyaknya. Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut berapa banyak materi yang dikuasai siswa. Rumusan institusional (tinjauan kelembagaaan), belajar dipandang sebagai proses validasi(pengabsahaan) terhadap pengusaan siswa atas materi-materi yang telah ia pelajari. Bukti institusional yang menunjukan siswa telah belajar dapat diketahui dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar. Rumusan Kualitatif (tinjuan mutu) ialahprose memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta caracara menafsirkan dunia di sekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa. 35
Dari definisi-definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar itu menimbulkan suatu perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan perubahan itu dilakukan lewat kegiatan, atau usaha yang disengaja dan belajar juga bisa dikatakan sebagai perubahan perilaku seseorang akibat pengalaman yang ia dapat melalui pengamatan, pendengaran, membaca, dan meniru. Jadi, yang dimaksud dari minat belajar adalah aspek psikologi seseorang yang menampakkan diri dalam beberapa gejala, seperti : Gairah, keinginan, perasaan suka untuk melakukan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman, dengan kata lain, minat belajar itu adalah perhatian, rasa suka, ketertarikan seseorang (siswa) terhadap belajar yang ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi dan keaktifan dalam belajar.
34
Margaret E. Bell Greder, Belajar dan Membelajarkan, (Jakarta, PT. Grafindo Persada 2005), cet. 1, h. 1 35 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu 1999), cet. Ke-2, h. 63
26
Minat ini besar pengaruhnya terhadap belajar, karena minat siswa merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan siswa, bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik baginya. Oleh karena itu, untuk mengatasi siswa yang kurang berminat dalam belajar, guru hendaknya berusaha bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa itu selalu butuh dan ingin terus belajar. Dalam artian menciptakan siswa yang mempunyai minat belajar yang besar, mungkin dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik, salah satunya adalah mengembangkan variasi dalam gaya mengajar. Dengan variasi ini siswa bisa merasa senang dan memperoleh kepuasan terhadap belajar. Minat mengandung unsur-unsur kognisi (mengenal), emosi (perasaan), dan konasi (kehendak). Oleh sebab itu, minat dapat dianggap sebagai respon yang sadar, sebab kalau tidak demikian, minat tidak akan mempunyai arti apa-apa. Unsur kognisi maksudnya adalah minat itu didahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai obyek yang dituju oleh minat tersebut unsur emosi, karena dalam partisipasi atau pengalaman itu disertai oleh perasaan tertentu, seperti rasa senang, sedangkan unsur konasi merupakan kelanjutan dari unsur kognisi. Setelah mengenal suatu obyek maka selanjutnya akan timbul kehendak untuk mengenal atau tidak mau mengenal lebih jauh. Dari kedua unsur tersebut yaitu yang diwujudkan dalam bentuk kemauan dan hasrat untuk melakukan suatu kegiatan, termasuk kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah seperti pembelajaran ataupun belajar. Jadi minat sangat erat hubungannya dengan belajar, belajar tanpa minat akan terasa menjemukan, dalam kenyataannya tidak semua belajar siswa didorong oleh faktor minatnya sendiri, ada yang mengembangkan minatnya terhadap materi pelajaran dikarenakan pengaruh dari gurunya, temannya, orang tuanya. Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban dan tanggung jawab sekolah untuk
27
menyediakan situasi dan kondisi yang bisa merangsang minat siswa terhadap belajar. Membangkitkan minat belajar siswa itu juga merupakan tugas guru yang mana guru harus benar-benar bisa menguasai semua keterampilan yang menyangkut pengajaran, terutama keterampilan dalam bervariasi, keterampilan ini sangat mempengaruhi minat belajar siswa seperti halnya bervariasi dalam gaya mengajar, jika seorang guru tidak menggunakan variasi tersebut, siswa akan cepat bosan dan jenuh terhadap materi pelajaran. Untuk mengatasi hal-hal tersebut guru hendaklah menggunakan variasi dalam gaya mengajar, agar semangat dan minat siswa dalam belajar meningkat, jika sudah begitu, hasil belajarpun sangat memuaskan. Dan tujuan pembelajaran pun akan tercapai dengan maksimal. Adapun indikator minat belajar pada penelitian ini sesuai dengan penjelasan diatas ialah sebagai berikut : 1. Perasaan Senang Perasaan ialah “suatu jiwa untuk dapat mempertimbang dan mengukur sesuatu. Dan merupakan pernyataan jiwa yang sedikit banyak bersifat subyektif ”. 36 Seorang anak yang berminat akan mempunyai sikap emosional yang tinggi salah satunya ialah perasaan senang. Perasaan senang ini akan memotivasi siswa untuk selalu belajar pelajaran yang diminatinya.
2. Perhatian Untuk mencapai hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan atau materi
36 Abu Ahmadi & Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta 1991), cet. 1, h. 36
28
pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka minat belajarpun rendah, jika begitu akan timbul kebosanan, siswa tidak bergairah belajar, dan bisa jadi siswa tidak lagi suka belajar. Sebaliknya siswa akan memperhatikan setiap penjelasan dari guru apabila dia minat terhadap apa yang di berikan oleh guru tersebut. 3. Kemauan untuk tahu lebih banyak Kemauan fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu dan merupakan kekuatan dari dalam. 37 Siswa yang memiliki minat akan mempunyai kekuatan dari dalam diri mereka untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi siswa yang memiliki minat terhadap suatu mata pelajaran akan mempunyai kemauan untuk lebih mengenal apa yang ingin diketahuinya 4. Partisipasi Dalam proses pembelajaran, selain perhatian yang menunjukan minat siswa terhadap suatu pelajaran adalah partisipasi siswa pada saat mengikuti jalannya proses belajar mengajar. Siswa yang memiliki minat yang tinggi terhadap apa yang di pelajarinya akan selalu bertanya, mengemukakan pendapat ketika berdiskusi atau menjawab setiap pertanyaan yang diberikan oleh guru yang mengajarnya. Dengan adanya indikator-indikator di atas, bisa diketahui, apakah siswa yang sedang mengikuti pembelajaran itu berminat untuk mempelajari suatu mata pelajarannya, jika siswa tidak berminat terhadap suatu materi pelajaran maka indikator-indikator yang telah di jelaskan diatas tidak akan di tunjukan oleh siswa, dan sebaliknya, bila siswa menunjukan indikator-indikator di atas maka bisa dikatakan bahwa siswa itu memiliki minat terhadap apa yang sedang di pelajarinya.
37
1, h. 38
Abu Ahmadi & Widodo Supriyono, Psikologi..., (Jakarta: PT. Rineka Cipta 1991), cet.
29
b. Faktor-Faktor Mempengaruhi Minat Belajar Berhasil atau tidak seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi banyak jenisnya, tetapi digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern, dan faktor ekstern, faktor intern adalah faktor yang ada dalam individu seperti faktor, kesehatan, bakat perhatian, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada diluar individu (dirinya) seperti Keluarga, sekolah, masyarakat. Dibawah ini akan dikemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar tersebut. 1. Situasi Belajar Apabila seorang siswa belum pernah mengenal atau mengetahui bahkan mendengar tentang bidang studi tertentu maka siswa itu tidak akan menaruh minat terhadap bidang studi tersebut. Tapi sebaliknya, apabila seorang siswa mengenal dan mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan suatu bidang studi, maka minat siswa akan timbul. Dan untuk Mengenal dan mengetahui sesuatu seorang siswa harus melalui/melewati suatu situasi/kondisi yaitu situasi/kondisi belajar, dengan begitu semakin banyak belajar maka semakin besar pula minat yang akan timbul. 2. Motivasi Yang dimaksud dengan motivasi adalah sebuah dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang ataupun binatang untuk melakukan sesuatu yang lebih
terarah.
Motivasi
akan
terlahir
apabila
terdapat
stimulus
(rangsangan) yang mampu menyentuh hasrat dan naluri seseorang dan atau binatang. Hal ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Mc. Donald Motivasi adalah “suatu perubahan energi di dalam pribadi
30
seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan”. 38 Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan. Mula-mula merupakan ketegangan psikologis, lalu merupakan suatu emosi. Suasana emosi ini menimbulkan kelakuan yang bermotif. Perubahan ini mungkin boleh terjadi dan mungkin juga tidak, kita hanya dapat melihatnya dalam perbuatan. Seseorang merasa hasil belajarnya rendah, padahal ia memiliki buku pelajaran yang lengkap. Ia merasa memiliki cukup waktu, tetapi ia kurang baik mengatur waktu belajar. Waktu belajar yang digunakannya tidak memadai untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Ia membutuhkan hasil belajar yang baik. Oleh karena itu ia mengubah cara-cara belajarnya. Dorongan ini ditimbulkan oleh perasaan. 39 3. Pengalaman Pengalaman masa lampau dan pengertian-pengertian yang telah dimiliki anak sangat besar peranannya dalam kelangsungan proses belajar. Pengalaman dan pengertian masa lampau itu menjadi dasar utama untuk menerima pengalaman dan pengertian yang baru. Pengalaman atau pengetahuan siswa yang telah di miliki akan mempengaruhi besar kecilnya minat siswa. 4. Guru Guru adalah fasilitator, yang mana tugas mengarahkan dan membimbing siswa untuk belajar dan merancang pembelajaran yang akan membuat siswa melakukan proses belajar. proses interaksi yang dilakukan guru dengan siswa juga harus di barengi dengan adanya ketertarikan siswa akan apa yang harus di pelajari. Disinilah tugas guru untuk membangkitkan minat siswa ataupun mengetahui minat siswa yang telah ada.
38 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), Ed. 2, Cet. 2. hal. 148 39 Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, (Jakarta : Gaung Persada Perss, 2007), Cet. 1, h. 218.
31
5. Pelajaran Minat seseorang terhadap suatu objek tertentu sangat tergantung dari daya tarik yang dimiliki oleh objek itu sendiri sehingga dapat menimbulkan rasa suka atau sebaliknya. Karena pada dasarnya minat itu adalah adanya rasa suka atau ketertarikan seseorang terhadap sesuatu melebihi lainnya. begitupun dengan suatu pelajaran apabila di sukai atau di senangi oleh siswa maka secara tidak langsung siswa itu berminat terhadap mata pelajaran tersebut. Dengan begitu pelajaran yang dikemas dengan baik dan menarik serta disajikan dengan bagus maka akan dapat mempengaruhi timbulnya minat belajar siswa. Atau dengan kata lain, untuk menimbulkan rasa suka/ ketertarikan siswa, maka pelajaran itu harus diorganisir dengan tepat dan disajikan dengan efektif serta efisien. 6. Lingkungan Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan sosial siswa yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. ketiga lingkungan ini akan sangat membantu dalam peningkatan minat siswa.
c. Peranan Dan Fungsi Minat Pada setiap manusia, minat memegang peranan penting dalam kehidupannya dan mempunyai dampak yang besar atas perilaku dan sikap, minat menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar, anak yang berminat terhadap sesuatu kegiatan baik itu bekerja maupun belajar, akan berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Suatu minat dalam belajar merupakan suatu kejiwaan yang menyertai siswa dikelas dan menemani siswa dalam belajar. Minat mempunyai fungsi sebagai pendorong yang kuat dalam mencapai prestasi dan minat juga dapat menambah kegembiraan pada setiap yang ditekuni oleh seseorang.
32
Adapun minat yang dapat menunjang belajar adalah “minat kepada bahan/mata pelajaran dan kepada guru yang mengajarnya. Apabila siswa tidak berminat kepada bahan/mata pelajaran juga kepada gurunya, maka siswa tidak akan mau belajar”. 40 Peranan minat dalam proses belajar mengajar adalah untuk pemusatan pemikiran dan juga untuk menimbulkan kegembiraan dalam usaha belajar seperti adanya kegairahan hati dapat memperbesar daya kemampuan belajar dan juga membantunya tidak melupakan apa yang dipelajarinya, jadi belajar dengan penuh dengan gairah, minat, dapat membuat rasa kepuasan dan kesenangan tersendiri. Adapun peranan minat dalam belajar antara lain ialah : a.
Menciptakan, menimbulkan kosentrasi atau perhatian dalam belajar
b.
Menimbulkan kegembiraan atau perasaan senang dalam belajar
c.
Memperkuat ingat siswa tentang pelajaran yang telah diberikan guru
d.
Melahirkan sikap belajar yang positif dan kontruktif
e.
Memperkecil kebosanan siswa terhadap studi / pelajaran
Mengacu kepada beberapa peranan minat yang telah di jelaskan di atas, Alisuf Sabri menjelaskan dalam bukunya bahwa minat akan berperan sebagai “Motivating Force” yaitu sebagai kekuatan yang anak mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang berminat (sikapnya senang) kepada pelajaran akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar; berbeda dengan siswa yang sikapnya hanya menerima kepada pelajaran, mereka hanya bergerak untuk mau belajar tetapi sulit untuk bisa terus tekun karena tidak ada pendorongnya”. 41 Selain itu menurut, Elizabeth B. Hurlock menulis tentang fungsi minat bagi kehidupan anak sebagaimana yang ditulis oleh Abdul Wahid sebagai berikut: 40
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya 2007), cet. Ke-3,
41
Alisuf, Psikologi…, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya 2007), cet. Ke-3, h. 85
h. 85
33
a. Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita. Sebagai contoh anak yang berminat pada olah raga maka cita-citanya adalah menjadi olahragawan yang berprestasi, sedang anak yang berminat pada kesehatan fisiknya maka cita-citanya menjadi dokter. b. Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat. Minat anak untuk menguasai pelajaran bisa mendorongnya untuk belajar kelompok di tempat temannya meskipun suasana sedang hujan. c. Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas. Minat seseorang meskipun diajar oleh guru yang sama dan diberi pelajaran tapi antara satu anak dan yang lain mendapatkan jumlah pengetahuan yang berbeda. Hal ini terjadi karena berbedanya daya serap mereka dan daya serap ini dipengaruhi oleh intensitas minat mereka. d. Minat yang terbentuk sejak kecil/masa kanak-kanak sering terbawa seumur hidup karena minat membawa kepuasan. Minat menjadi guru yang telah membentuk sejak kecil sebagai misal akan terus terbawa sampai hal ini menjadi kenyataan. Apabila ini terwujud maka semua suka duka menjadi guru tidak akan dirasa karena semua tugas dikerjakan dengan penuh sukarela. Dan apabila minat ini tidak terwujud maka bisa menjadi obsesi yang akan dibawa sampai mati. 42 Di jelaskan di atas bahwa minat itu terbentuk sejak kecil, seiring berjalannya waktu maka minat itu sendiri pun tumbuh dan berkembang. Dari minat inilah seseorang akan mempunyai motivasi dalam melakukan beberapa hal yang disukainya karena minat bisa menjadi pendorong yang kuat. Selain itu minat juga bisa membantu pencapaian prestasi yang lebih baik apabila intensitas minat itu sendiri besar.
B. Kerangka Berfikir Minat merupakan dasar yang paling penting dalam keberhasilan proses pembelajaran. Jika siswa merasa senang dalam belajar, maka akan dengan cepat mengerti dan memahami materi yang diberikan guru. Karena minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan memegang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka meraka tidak akan belajar 42
http://idb4.wikispaces.com/file/view/jj4006.2.pdf. 12 November 2009
34
dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya bahan pelajaran yang menarik perhatian siswa, lebih mudah dipahami dan diingat karena minat menambah keinginan belajar. Selama ini, para siswa menganggap mata pelajaran IPS termasuk pelajaran yang tidak menarik. Ketidaktertarikan siswa dalam mempelajari pelajaran IPS akan membuat sebagian besar siswa bosan dalam belajar IPS, sehingga siswa kurang berminat terhadap pelajaran IPS dan berimplikasi pada hasil yang diperoleh kurang memuaskan, apalagi bila pembelajaran yang selama ini kurang menarik dan menoton. Banyak siswa mampu menyajikan tingkat hapalan yang baik terhadap materi ajar yang diterimanya, tetapi pada kenyataanya mereka tidak memahaminya. Sebagian besar dari siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang dipelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan dipergunakan atau di manfaatkan. Dihadapkan pada berbagai persoalan kompleks tentang pendidikan IPS tersebut, maka perlu dikembangkan suatu model pembelajaran yang salah satunya ialah model pembelajaran IPS Terpadu. Dalam model pembelajaran terpadu siswa akan dituntut untuk tidak hanya menghafal materi yang dipelajarinya tetapi juga dituntut untuk bisa mengerti dan memahaminya. Selain itu model pembelajaran terpadu juga membantu siswa tentang pemahaman bagaimana pengetahuan yang telah didapat digunakan dan dimanfaatkan. Dengan pelaksanaan pembelajaran IPS terpadu inilah diharapkan minat belajar siswa bisa muncul dan berkembang. Munculnya minat belajar pada diri siswa akan sangat membantu siswa dalam melakukan belajar dan mengikuti proses pembelajaran. Selain itu berkembangnya minat siswa akan membantu dalam peningkatan hasil belajar.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian adalah lokasi yang dijadikan salah satu aspek penelitian di mana suatu penelitian akan diadakan. Tempat penelitian ini dilakukan di ( SMP N 3 Tangerang Selatan) penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2009.
B. Metode dan Variabel Penelitian Penelitian merupakan upaya yang dapat dilakukan peneliti dalam mengumpulkan data dan mencari masalah yang diteliti. Penggunaan metode penelitian yang dimaksud adalah untuk menemukan data yang valid, akurat dan signifikan dengan permasalahan, sehingga dapat digunakan untuk mengungkap masalah yang diteliti. Metode Penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah dengan melakukan penelitian kuantitatif yang berupa penelitian lapangan (Field Research) dengan membuat angket yang diberikan kepada responden serta melakukan observasi lapangan/pengamatan secara langsung terhadap responden. Untuk melengkapi data yang dibutuhkan, maka penulis juga melakukan Penelitian Kepustakaan (Library Research). Penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari, mengumpulkan, membaca, dan menganalisa buku-buku, tulisan-tulisan ilmiah dan sumber-sumber tertulis lainnya yang mempunyai hubungan dengan topik yang dibahas. 35
36
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analisis yaitu metode menganalisa dan menguraikan data-data yang ada kaitannya dengan judul penelitian kemudian disimpulkan. Dalam hal ini penulis mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat keadaan praktek yang sedang berlangsung. Pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan kuantitatif kualitatif, sehingga terpadu dan saling melengkapi. Istilah variabel dapat diartikan bermacam-macam. Dalam metodologi penelitian, variabel yang dimaksud adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.” 1 . Dalam variabel terdapat dua hal, yaitu variabel yang mempengaruhi dan variabel akibat. Variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas atau independent Variable (X), sedangkan variabel akibat disebut variabel tidak bebas, variabel tergantung, variabel terikat atau Dependent Variable (Y) 2 . Adapun yang menjadi variabel bebas adalah Pembelajaran Terpadu di SMP N 3 Tangerang Selatan (variabel X). Sedangkan variabel terikat (dependent) adalah Minat Belajar siswa Pada Bidang Studi IPS di SMP N 3 Tangerang Selatan.
C. Populasi dan Sampling Sebelum kita membahas berapa jumlah populasi dan sample yang akan digunakan dalam penelitian ini, ada baiknya jika kita uraikan terlebih dahulu tentang Populasi dan Sampel. Populasi adalah keseluruhan gejala/satuan yang ingin diteliti. Sementara itu, sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti. Oleh karena itu, sampel harus dilihat sebagai suatu pendugaan terhadap populasi dan bukan populasi itu sendiri. 3
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Yogyakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet. XIII, h. 118. 2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian...., h. 119. 3 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), Cet. I, h. 119
37
Dalam penarikan Sampel, Winarno. S mengungkapkan bahwa, jika populasi cukup homogen, terhadap populasi di bawah 100 dapat dipergunakan sampel sebesar 50% dan di atas 100 sebesar 15%. Untuk jaminan ada baiknya sampel selalu ditambah sedikit lagi dari jumlah matematika tadi. Tetapi adakalanya penarikan sampel ini ditiadakan sama sekali dengan memasukkan seluruh populasi sebagai sampel yakni selama jumlah populasi itu diketahui terbatas 4 . Sebagaimana telah di kemukakan diatas, bahwa didalam suatu penelitian tidak mungkin menggunakan seluruh populasi bila mana terlalu besar dan luas, tetapi cukup menggunakan apa yang disebut sample. Oleh karena itu dalam penelitian masalah sample besar sekali peranannya. Cara menetapkan sample inilah dinamakan sampling. Dalam penelitian ini, yang dijadikan populasi adalah siswa kelas VIII yang terbagi kepada ( 9 ) kelas dengan jumlah siswa ( 345 ) orang. Adapun yang dijadikan sampel yaitu 15% dari jumlah keseluruhan siswa atau 50 siswa. Hal ini dikarenakan responden berjumlah lebih dari 100 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan cara Random Sampling. Dalam penelitian ini, cara yang dipergunakan untuk random sampling ialah dengan cara undian (lotre), dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut: a). Membuat daftar subyek (siswa) dengan di beri nomor urut b). Membuat kode-kode yang berwujud angka dan pada setiap subyek (siswa) dari populasi itu di atas kertas. c). Kemudian menggulung kertas-kertas yang telah diberi nomor/angka di atas dan memasukkan kedalam suatu tempat. d). Kemudian mengambil kertas-kertas yang telah di masukan ke dalam tempat sesuai dengan besarnya sample yang dibutuhkan. Adapun sample yang akan di jadikan subyek dalam penelitian ini di jelaskan dalam tabel dibawah ini:
4
Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah; Dasar Metoda Teknik, (Bandung: Penerbit Tarsito, 1998), Cet. VIII, h. 100.
38
Tabel 2 Populasi dan Sampel No
Kelas
Populasi
Sampel
1
VIII - 1
40
6
2
VIII - 2
37
5
3
VIII - 3
39
6
4
VIII – 4
38
6
5
VIII – 5
38
5
6
VIII – 6
39
6
7
VIII – 7
37
5
8
VIII – 8
39
6
9
VIII – 9
38
5
345
50
Jumlah
Keterangan
Alasan penulis mengambil kelas VIII sebagai populasi sampel adalah dikarenakan: 1. Jumlah siswa kelas VIII lebih sedikit di bandingkan dengan kelas VII dan IX 2. Untuk siswa kelas VIII ini adalah tahun ke-2 mengikuti pembelajaran IPS terpadu. 3. Siswa kelas VIII adalah siswa yang terbilang cukup aktif dalam pembelajaran di kelas. Sedangkan untuk siswa kelas VII, pembelajaran IPS terpadu merupakan tahun pertama mereka mengikutinya hal ini penulis anggap akan mempengaruhi tingkat pemahaman mereka akan pembelajaran IPS terpadu, dan siswa kelas IX dalam upaya kestabilan belajar, karena mereka memerlukan konsentrasi belajar dan banyaknya kegiatan yang harus di ikuti(tidak boleh di ganggu) untuk persiapan menghadapi UAN(ujian akhir Nasional)
39
D. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian yang akan dilaksanakan ini, agar dapat diperoleh data yang aktual dari lapangan, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1. Observasi Observasi adalah “Instrumen lain yang sering dijumpai dalam penelitian pendidikan. Dalam penelitian kuantitatif, instrumen observasi lebih sering digunakan sebagai alat pelengkap instrumen lain, termasuk kuesioner dan wawancara. Dalam observasi seorang peneliti lebih banyak menggunakan salah satu pancainderanya yaitu indra penglihatan”.5 Dalam hal ini penulis mengamati keadaan lingkungan sekolah seperti fasilitas, keadaan guru dan siswa, sarana prasarana dan lain-lain. 2. Wawancara Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya dengan responden dan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). Dalam hal ini penulis mengadakan wawancara dengan bagian kurikulum dan guru bidang studi IPS (Sejarah, Ekonomi dan Geografi) dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPS terpadu di sekolah. 3. Angket atau Kuesioner Kuesioner adalah “sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden, dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya.” Kuesioner juga bisa diartikan “suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti.” 6 Kuesioner atau angket ini penulis susun dengan beberapa pertanyaan mengenai Pembelajaran IPS Terpadu dan Minat Belajar Siswa, kemudian disebarkan kepada 50 orang siswa kelas II. 5
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan “ kompetensi dan praktiknya”, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), Cet. I, h. 78 6 Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), Cet. VI, h. 76.
40
Tabel 3 Instrumen Angket Kisi-kisi Pembelajaran Terpadu Variable
Aspek
Indikator
Holistik
•
Juml Item
Ruang lingkup tema/materi 4
Bermakna / menekankan pembentukan pemahaman
•
• Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu
Aktif / pembelajaran • berpusat pada anak didik •
• Otentik / Belajar melalui proses • pengalaman langsung
Tema yang dipilih memberikan 3 bekal untuk belajar selanjutnya Guru tidak mendominasi pembelajaran Guru 4 membimbing siswa Siswa menjadi aktor dalam pembelajaran Siswa mengevaluasi hasil belajarnya Siswa dan guru 4 mengevaluasi hasil belajar secara bersamasama
Nomor Item + 1, 2, 3, 7
4, 5,
6
-
8
11
9, 10
12 13 14 15
41
Tabel 4 Kisi-kisi Angket Minat belajar siswa Variable
Aspek
Indikator
Perasaan Senang
Perhatian
Minat Belajar Partisipasi
-
Kehadiran Antusias Keinginan 5 untuk belajar - Tidak merasa bosan - Mendengarkan penjelasan guru - Mencatat 3 Materi - Membaca catatan di papan tulis - Bertanya - Menjawab 3 pertanyaan - Mengerjakan tugas -
Kemauan untuk
tahu
-
lebih banyak
Juml Item
-
Mengunjungi perpustakaan Berkonsultasi dan mendiskusikan Meningkatkan Pengetahuan tentang pelajaran IPS
Nomor Item + 2,3 4 1 -
5
6
-
7
-
8
-
9 10
-
-
11
12 13, 14 4 15
E. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam pembahasan ini adalah langkah-langkah yang ditempuh oleh penulis untuk memperoleh hasil akhir dalam penelitian. Adapun beberapa langkah yang penulis tempuh dalam analisa data ini adalah :
42
1.
Scoring Pertanyaan angket yang telah dijawab oleh siswa akan ditabulasikan dengan
skor nilai setiap itemnya, dengan cara jawaban huruf diubah menjadi nilai angka yaitu: a. Alternatif jawaban
A mempunyai bobot nilai
4
b. Alternatif jawaban
B mempunyai bobot nilai
3
c. Alternatif jawaban
C mempunyai bobot nilai
2
d. Alternatif jawaban
D mempunyai bobot nilai
1
Namun sebaliknya, jika jawaban negatif maka skor tertinggi di hitung dari jawaban d atau skor 4 dan nilai terendah dengan jawaban a skor 1. 2. Memperoleh nilai frekuensi dengan rumus: P = F x 100 % N Keterangan : P = Angka Prosentase F = frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = Number of cases (jumlah responden) Adapun skala prosentase yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Tabel. 5 Skala Prosentase No Prosentase
Penafsiran
1.
100%
Seluruhnya
2.
90%-99%
Hampir seluruhnya
3.
60%-89%
Sebagian besar
4.
51%-59%
Lebih dari setengahnya
5.
50%
Setengahnya
6.
40%-49%
Hampir setengahnya
7.
10%-39%
Sebagian kecil
8.
1%-9%
Sedikit sekali
9.
0%
Tidak ada sama sekali
43
3.
Mencari angka korelasi Dalam menguji pengaruh pembelajaran IPS terpadu terhadap minat belajar
siswa, digunakan statistik “r” korelasi Product Moment dengan rumus: rxy =
NΣXY- (ΣX) (ΣY)
√{N.ΣX²-(ΣX)²} . {NΣY²-(ΣY)²} Keterangan:
rxy = Angka indeks korelasi “r” Product Moment N = Number of Cases Σxy = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y ΣX = Jumlah seluruh skor X ΣY = Jumlah seluruh skor Y 7
Setelah diketahui hubungan dari dua variabel, langkah selanjutnya adalah diadakan intepretasi data dengan dua cara, yaitu: a. Interpretasi kasar atau sederhana, yaitu dengan mencocokan hasil perhitungan dengan angka indeks korelasi “r” Product Moment seperti di bawah ini: Tabel. 6 Interpretasi Kasar atau Sederhana Besarnya “r”
Interpretasi
Product Moment 0,00 - 0,20
0,20 - 0,40
0,40 - 0,70
0,70 - 0,90
0,90 - 1,00
7
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah. Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah. Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup. Antara variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi. Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian;Suatu Pendekatan Praktiki...., h. 275.
44
b. Interpretasi nilai “r” Product Moment dengan rumus: df = N – nr Keterangan:
df = derajat bebas. N = banyaknya responden yang diteliti. nr = banyaknya variabel yang dikorelasikan.
Setelah itu hasilnya dicocokan dengan tabel koefisien korelasi “r” Product Moment untuk berbagai df, baik pada taraf signifikansi 1% ataupun pada taraf signifikansi 5%. Selanjutnya untuk mencari dan mengetahui seberapa besar kontribusi variabel X terhadap variabel Y dipergunakan rumus sebagai berikut: KD = r2 X 100% Keterangan: KD = koefisien determination (kontribusi variabel X terhadap variabel Y. r
= koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y. 8
F. Hipotesis Statistik Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang sangat penting kedudukannya dalam penelitian. Dari arti katanya, hipotesis berasal dari dua penggalan kata, “hypo” yang artinya ”di bawah” dan “thesa” yang artinya “kebenaran”. Jadi hipotesis yang kemudian cara penulisannya disesuaikan dengan Ejaan Bahasa Indonesia yaitu hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis 9 . Hipotesis merupakanpemecahan sementara atas masalah penelitian. Ia adalah pernyataan sementara tentang hubungan yang diharapkan antara dua variabel atau lebih. Dengan kata lain, hipotesis merupakan prediksi terhadap hasil penelitian yang diusulkan 10 . Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian. Pertama yaitu Hipotesis Kerja atau hipotesis alternative (Ha). Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua 8
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006),
h. 191. 9
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik...., h. 71. Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1996), h. 61. 10
45
kelompok. Kedua, yaitu Hipotesis Nol (Ho), hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y 11 . Adapun hipotesis yang penulis ajukan adalah: Ha : Adanya hubungan pembelajaran IPS terpadu dengan minat belajar siswa pada bidang studi IPS di SMP N 3 Tangerang Selatan. Ho : Tidak adanya hubungan pembelajaran IPS terpadu dengan minat belajar siswa pada bidang studi IPS di SMP N 3 Tangerang Selatan.
11
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik...., h. 74.
46
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMPN 3 TANGSEL 1. Identitas sekolah Nama Sekolah : SMP Negeri 3 Tangerang Selatan No. Statistik Sekolah
: 201.280310.002
Tipe Sekolah
: A = 27
.Alamat Sekolah
: Jl. Ir. H. Juanda (samping UIN Jakarta) Ciputat 15412 Kabupaten Tangerang
Telepon / Fax
: (021) 7401312
Status Sekolah
: Negeri
Status Pembinaan
: Potensial
Luas Lahan/Tanah
: 4.130 m2
Nilai Akreditasi Sekolah
: 97,05
2. Visi, dan Misi SMP Negeri 3 Tangerang Selatan a. Visi Sekolah : Terunggul dalam Prestasi, Teladan dalam bersikap dan bertindak, serta Konsisten dalam menjalankan ajaran agama Indikator Visi : 1. Terunggul dalam perolehan nilai akademis 2. Terunggul dalam persaingan masuk SMA / SMK Negeri 3. Terunggul dalam lomba (olimpiade) MIPA 4. Terunggul dalam prestasi non akademis 5. Bersikap baik dan sopan kepada siapapun 6. Selalu taat menjalankan ajaran agama (ibadah) di manapun berada
47
b. Misi Sekolah : 1. Mewujudkan peningkatan kualitas / mutu lulusan 2. Mewujudkan peningkatan jumlah lulusan yang masuk SMA / SMK Negeri 3. Membina sikap percaya diri, semangat gotong royong dan cinta tanah air 4. Meningkatkan prestasi kerja yang diimbangi dengan penghargaan yang layak serta dilandasi dengan semangat ketauladanan dan keikhlasan 5. Meningkatkan status sekolah menjadi sekolah unggulan 3. Keadaan Guru dan Siswa a. Siswa Siswa/siswi merupakan salah satu komponen sekolah yang sangat penting, karena tidak mungkin suatu sekolah mengadakan pembelajaran jika tidak mempunyai siswa/siswi. Siswa/siswi di SMP N 3 TANGSEL berjumlah 1.125 orang. Pada setiap kelas (VII, VIII dan IX) dibagi dalam beberapa kelas, yaitu kelas VII sebanyak 10 kelas, kelas VIII sebanyak 9 kelas dan kelas IX sebanyak 10 kelas. Tabel 7 Jumlah siswa SMP N 3 TANGSEL Tahun Ajaran 2009/2010 No. Data Kelas 1 Kelas VII 2 Kelas VIII 3 Kelas IX Total
Jumlah Rombel 10 9 10 29
Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan 184 204 177 182 185 193 546 579
Jumlah 388 359 378 1.125
Sumber : Profil Sekolah 2009 Tabel di atas menunjukan bahwa jumlah keseluruhan murid di SMPN 3 TANGSEL 1.125. dan tabel di atas juga menunjukan adanya peningkatan jumlah murid dari tahun ke tahun, itu bisa terlihat dari jumlah murid kelas VII lebih
48
banyak dari pada murid kelas VIII dan IX. Selain itu jumlah murid perempuan di SMPN 3 TANGSEL lebih banyak di bandingkan murid laki-laki. b. Guru Tentunya dalam instansi pendidikan harus ada tenaga pengajar sebagai sebuah syarat utamanya atau yang lebih di kenal dengan guru, yang mana beliau-beliau ini merupakan orang yang paling berjasa di dalam sebuah jalanya proses pembelajaran disekolah, yang penuh kesabaran kasih sayang serta tanggung jawab dalam mengemban tugas mulia. Dibawah ini merupakan keterangan guru dari mulai latar belakang pendidikan, status dan jumlah: Tabel 8 Jenjang Pendidikan dan Status Guru No 1 2 3 4 5 6 7
Tingkat Pendidikan S3 / S2 S1 D-4 D3/Sarmud D2 D1 SMA Total
Status Guru GT GTT 5 35 3 8 3 1 1 51 4
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 3 2 12 26 5 3 3 2 22 34
Juml 5 38 8 3 2 56
Ket.
Sumber : Profil Sekolah 2009 Melihat tabel di atas, bisa di katakan bahwa hampir keseluruhan guru yang mengajar di SMPN 3 TANGSEL lulusan SI. Dari jumlah 51 guru, 35 guru adalah lulusan SI, 5 guru lulusan S2, 8 guru lulusan D3, 3 guru lulusan D2 dan hanya 1 guru yang lulusan DI. Itu berarti kualitas guru yang mengajar di SMPN 3 TANGSEL tidak diragukan lagi melihat dari latarbelakang pendidikannya.
49
Tabel 9 Data Jumlah Guru dan Statusnya No Mata Pelajaran 1 Pendidikan Agama 2 Pendidikan Kewarganegaraan 3 Matematika 4 Bahasa Indonesia 5 Bahasa Inggris 6 Ilmu Pengetahuan Alam 7 Ilmu Pengetahuan Sosial 8 Penjaskes 9 Pendidikan Seni Budaya 10 Tikom 11 Muatan Lokal 12 BP / BK T o t a l
Juml Guru 3 3
PNS 3 3
7 7 7 6 6 3 3 3 3 4 55
6 7 6 6 6 3 3 2 3 3 51
Status Guru GTT Bantu -
Honor -
-
1 1 1 1 4
Sumber : Profil Sekolah 2009 4. Sarana dan Prasarana Untuk keberhasilan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah tidak terlepas dari tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. Suatu kegiatan tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya sarana dan prasarana tersebut. Adapun sarana dan prasarana yang ada di SMPN 3 TANGSEL diantaranya yaitu: Tabel 10 Sarana dan Prasarana No
Jenis Ruangan /Bangunan
A
RUANG BELAJAR :
1 2 3 4 5 6 7 8
Ruang Teori / Kelas Ruang Perpustakaan Ruang Lab. Bahasa Ruang Lab. IPA Ruang Lab. Komputer Ruang Kesenian Ruang Keterampilan Ruang Serbaguna/Aula
Jml
Ukuran PxL
Kondisi Ruangan B CB TB
30 1 1 2 1 1
8x7m 10 x 7 m 10 x 7 m 8x7m 6x7m 12 x 7 m
9 9 9 9 9 9
Ket.
50
9
Ruang Multi Media
B
RUANG KANTOR :
1 2 3 4 5
Ruang Kepala Sekolah Ruang Wkl Kepsek Ruang Guru Ruang Tata Usaha Ruang Komite Sekolah
C
RUANG PENUNJANG
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Ruang Gudang Ruang BP / BK Ruang U K S Ruang PMR/Pramuka Ruang OSIS/Paskibra Ruang Ibadah / Masjid Raung WC Kepsek Ruang WC Guru Ruang WC Siswa Ruang Koperasi Ruang Kantin Rumah Penjaga Pos Jaga / Satpam
D
SARANA PENUNJANG
1
Lapangan Olah Raga : a. Lapangan Futsal b. Lapangan Basket c. Lapangan Volley d. Lapangan Badminton f. Meja Pingpong Lapangan Upacara Tempat Parkir Kendaraan Operasional
2 3 4
1
8x7m
9
1 1 1 1 1
6x7m 3x7m 10 x 7 m 6x7m 3x7m
9 9 9 9 9
1 1 1 1 1 1 1 1 17 1 1 1
6x7m 6x7m 8x7m 6x4m 6x4m 10 x 11 2x2m 2x2 2x3m 4x7m 8x7m 3x3m
9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
1 1 1 1 2 1 1 1
12 x 22 12 x 22 14 x 7 m 12 x 6 m 4x2m 25 x 100 16 x 8 m Mini bus
9 9 9 9 9 9 9 9
Sumber : Profil Sekolah 2009 Keadaan sarana dan prasarana yang terdapat di SMPN 3 TANGSEL secara keseluruhan dengan melihat tabel diatas dapat dikatakan cukup baik. Dan hampir keseluruhan sarana dan prasarana yang dapat membantu berjalannya proses pembelajaran telah di miliki oleh SMPN 3 TANGSEL. Dari mulai sarana yang dapat mempermudah guru dalam melaksanakan tugasnya, seperti adanya ruang kantor(Ruang kepsek, TU, guru, dll) dan sarana yang dapat menunjang aktivitas
51
belajar siswa seperti, ruang belajar(lab. Komputer, bahasa, IPA, dan Multi Media, dll ). Selain itu juga tersedianya sarana olah raga yang dapat dikatakan cukup lengkap seperti, adanya lapangan(basket, volley, dan futsal) dan adanya meja pingpong.
B. DESKRIPSI DATA Dalam penelitian ini data-data diperoleh melalui hasil observasi, angket dan wawancara. Setelah data terkumpul. Penelitian objek yang bersangkutan dimulai dengan penyebaran angket pernyataan tentang kegiatan proses belajar mengajar dan minat belajar siswa. Setelah itu, data diedit dan ditabulasikan untuk selanjutnya dihitung dalam bentuk prosentase. Langkah selanjutnya adalah menganalisa dan menginterpretasikan data yang diperoleh. Sedangkan dalam wawancara, penulis mengadakan komunikasi langsung dengan Bag. Kurikulum dan guru bidang studi untuk mendapatkan data-data mengenai permasalahan yang menjadi objek penelitian, yaitu: 1. Pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu. 2. Bagaimana minat belajar siswa terhadap bidang studi IPS. Data tentang pembelajaran terpadu sebagai Variabel X dan minat belajar siswa sebagai Variabel Y, diperoleh berdasarkan hasil penyebaran angket kepada 50 responden yang termasuk sampel sebagaimana yang telah ditetapkan dengan menggunakan Random Sampling. Dalam hal ini pertanyaan diarahkan kepada 4 alternatif jawaban. Jika pertanyaan mengarah pada hal positif maka alternatif jawaban A diberi skor 4, memilih B skor 3, memilih C skor 2, dan D diberi skor 1. Tapi jika pertanyaan mengarah kepada yang negatif maka skor nilai untuk A adalah 1, B diberi skor 2, C diberi skor 3, dan D mempunyai skor 4. Hasil jawaban responden skala penilaian diatas dimasukan pada tabel konfersi nilai, untuk variabel X terdiri dari empat kolom, yaitu nomor urut responden, nomor responden, item jawaban responden dan jumlah jawaban responden. Adapun rekapitulasi nilai angket tentang pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu dan minat belajar siswa sebagai mana terlampir pada tabel-tabel dibawah.
52
Adapun rumusan yang dijadikan pedoman dalam mencari prosentase setiap data adalah:
P = F x 100% N P = Prosentase
Keterangan:
F = Frekuensi N = Jumlah Responden Berikut ini penulis sajikan hasil angket dari 30 pertanyaan, yang terbagi 15 pertanyaan untuk variabel X dan 15 pertanyaan untuk variabel Y dan diberikan kepada 50 responden. 1. Variabel X (Pembelajaran IPS Terpadu) Tabel 11 Kesesuaian Tema dengan Suatu Peristiwa Alternatif jawaban
Butir
Frekuensi Prosentase
A
Selalu
8
16
B
Sering
19
38
C
Kadang-kadang
21
42
D
Tidak pernah
2
4
50
100
Jumlah
Dari tabel diatas bisa di lihat 16% menjawab selalu, 38 % menjawab sering dan yang menjawab kadang-kadang 42%. Sedangkan hanya 4% dari siswa yang menjawab tidak pernah. itu berarti bahwa tema yang diberikan kepada siswa mempunyai kesesuaian dengan peristiwa yang terjadi di sekitar mereka. Tabel 12 Kesesuaian Tema dengan Tingkat Kemampuan siswa Alternatif jawaban
Butir
Frekuensi Prosentase
A
Selalu
8
16%
B
Sering
15
30%
C
Kadang-kadang
24
48%
D
Tidak pernah
3
6%
50
100%
Jumlah
53
Melihat dari tabel di atas 24 siswa atau hampir setengahnya menjawab kadang-kadang, dan 30% menjawab sering, 16% menjawab selalu serta hanya 6% atau 3 siswa yang menjawab tidak pernah. Itu berarti tema yang di berikan kepada siswa sesuai dengan tingkat kemampuan siswa itu sendiri.
Tabel 13 Keterkaitan Tema dengan suatu tema lain Alternatif jawaban
Butir
Frekuensi Prosentase
A
Selalu
10
20%
B
Sering
17
34%
C
Kadang-kadang
19
38%
D
Tidak pernah
4
8%
50
Jumlah
Dari tabel diatas bisa di lihat bahwa siswa yang menjawab sering dan kadang-kadang jumlahnya tidak terlalu jauh, 17 siswa menjawab sering dan 19 siswa menjawab kadang-kadang. Sedangkan yang menjawab selalu hanya 10 orang dan 4 orang yang menjawab tidak pernah. Tabel 14 Pemahaman Siswa Terhadap Tema Alternatif jawaban
Butir
Frekuensi Prosentase
A
Selalu
16
32%
B
Sering
16
32%
C
Kadang-kadang
17
34%
D
Tidak pernah
1
2%
50
100%
Jumlah
Tabel diatas menunjukan bahwa siswa yang menjawab selalu dan sering berjumlah sama yaitu 16 orang, dan yang menjawab kadang-kadang 17 siswa atau 34%. Sedangkan siswa yang menjawab tidak pernah hanya 2% atau satu orang saja. Ini berarti tema yang diberikan oleh guru dipahami siswa dengan baik.
54
Tabel 15 Tema yang di berikan memudahkan dalam Mempelajari Tema Selanjutnya Alternatif jawaban
Butir
Frekuensi Prosentase
A
Selalu
12
24%
B
Sering
20
40%
C
Kadang-kadang
16
32%
D
Tidak pernah
2
4%
50
100%
Jumlah
Pada tabel ini di tunjukan bahwa siswa merasa terbantu untuk belajar tema selanjutnya dengan tema yang diberikan, itu terlihat dari 20 siswa menjawab sering, 12 siswa menjawab selalu, 16 siswa menjawab kadang-kadang, dan hanya 4% dari keseluruhan responden yang menjawab tidak pernah. Tabel 16 Kesulitan dalam Memahami Tema Alternatif jawaban
Butir
Frekuensi Prosentase
A
Selalu
1
2%
B
Sering
4
8%
C
Kadang-kadang
41
82%
D
Tidak pernah
4
8%
50
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukan bahwa hampir keseluruhan siswa jarang mengalami kesulitan dalam memahami tema yang diberikan, itu sangat jelas dari 41 siswa atau 82% menjawab kadang-kadang, 1 siswa menjawab selalu, 4 siswa menjawab sering dan 4 siswa menjawab tidak pernah.
55
Tabel 17 Kesesuaian Tema dengan Sumber Belajar Alternatif jawaban
Butir
Frekuensi Prosentase
A
Selalu
24
48%
B
Sering
17
34%
C
Kadang-kadang
9
18%
D
Tidak pernah
0
0
50
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukan bahwa tema yang di berikan mempunyai kesesuaian dengan sumber belajar yang tersedia. itu terbukti dengan 24 siswa menjawab selalu dan 17 siswa menjawab sering. dan hanya 9 siswa atau 18% yang berpendapat kalau tema yang diberikan kadang-kadang sesuai dengan sumber belajar. Tabel 18 Dominasi Guru dalam Proses Belajar Mengajar Alternatif jawaban
Butir
Frekuensi Prosentase
A
Selalu
9
18%
B
Sering
20
40%
C
Kadang-kadang
17
34%
D
Tidak pernah
4
8%
50
100%
Jumlah
Dari tabel di atas bisa di simpulkan bahwa dominasi guru pada saat proses pembelajaran masih terbilang cukup tinggi, itu terlihat jelas dari jawaban siswa yang menunjukan seringnya guru mendominasi pembelajaran adalah 20 siswa, dan 9 siswa yang menjawab selalu, serta 17 siswa yang menjawab kadang-kadang. Sedangkan yang menjawab tidak pernah hanya 4 siswa atau 8% dari jumlah keseluruhan responden.
56
Tabel 19 Mencari Materi Sendiri Alternatif jawaban
Butir
Frekuensi Prosentase
A
Selalu
4
8%
B
Sering
6
12%
C
Kadang-kadang
32
64%
D
Tidak pernah
8
16%
50
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukan 4 siswa menjawab selalu, 6 siswa menjawab sering, 32 siswa menjawab kadang-kadang, serta 8 siswa yang menjawab tidak pernah. Ini berarti selama proses pembelajaran, siswa mencari materi dengan sendiri masih terbilang rendah.
Tabel 20 Mengkaji Materi Sendiri Alternatif jawaban
Butir
Frekuensi Prosentase
A
Selalu
6
12%
B
Sering
7
14%
C
Kadang-kadang
31
62%
D
Tidak pernah
6
12%
50
100%
Jumlah
Dari tabel diatas dapat di lihat bahwa 62% siswa menjawab kadangkadang 14% menjawab sering, 12% menjawab selalu dan tidak pernah. Hal ini menjelaskan bahwa dalam mengkaji materi siswa tidak melakukan secara rutin.
57
Tabel 21 Guru Membimbing dalam Pencarian dan Pengkajian materi Alternatif jawaban
Butir
Frekuensi Prosentase
A
Selalu
17
34%
B
Sering
21
42%
C
Kadang-kadang
10
20%
D
Tidak pernah
2
4%
50
100%
Jumlah
Tabel di atas menjelaskan bahwa guru memberikan bimbingan kepada siswa dalam mencari dan mengkaji materi. Itu dapat di lihat dari 21 siswa yang menjawab sering, 17 menjawab selalu, dan 10 orang yang menjawab kadangkadang, sedangkan hanya 2 orang yang menjawab tidak pernah.
Tabel 22 Mempresentasikan Materi saat pembelajaran Alternatif jawaban
Butir
Frekuensi Prosentase
A
Selalu
9
18%
B
Sering
12
24%
C
Kadang-kadang
22
44%
D
Tidak pernah
7
14%
50
100%
Jumlah
Melihat data yang terdapat dalam tabel di atas, bisa di katakan bahwa siswa cukup rutin dalam mempresentasikan materi pelajaran. Itu dapat dilihat dari jawaban 22 siswa menjawab kadang-kadang, 12 siswa menjawab sering, 9 siswa menjawab selalu, dan hanya 7 siswa yang menjawab tidak pernah.
58
Tabel 23 Pemberian Waktu Untuk Bertanya Butir
Alternatif jawaban
Frekuensi Prosentase
A
Selalu
23
46%
B
Sering
18
36%
C
Kadang-kadang
8
16%
D
Tidak pernah
1
2%
50
100%
Jumlah
Data di atas dapat di simpulkan bahwa siswa rutin di berikan waktu untuk bertanya. Hal ini bisa dibuktikan dengan 46% siswa menjawab selalu, 36% menjawab sering, dan 16% menjawab kadang-kadang, serta hanya 2% menjawab tidak pernah. Tabel 24 Guru dan Siswa Menyimpulkan Materi Bersama-sama Butir
Alternatif jawaban
Frekuensi Prosentase
A
Selalu
20
40%
B
Sering
15
30%
C
Kadang-kadang
13
26%
D
Tidak pernah
2
4%
50
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukan bahwa guru menyimpulkan materi pelajaran cukup rutin, hal itu bisa di jelaskan dari 20 orang yang menjawab selalu, 15 siswa menjawab sering,13 siswa menjawab kadang-kadang, dan 2 siswa yang menjawab tidak pernah.
59
Tabel 25 Guru Memberikan Tugas di Akhir Pelajaran Butir
Alternatif jawaban
Frekuensi Prosentase
A
Selalu
16
32%
B
Sering
24
48%
C
Kadang-kadang
10
20%
D
Tidak pernah
0
0
50
100%
Jumlah
Data di atas menunjukan 32% siswa menjawab selalu, 24% menjawab sering, 20% menjawab kadang-kadang dan tidak satu siswa pun yang menjawab tidak pernah. Ini berarti secara rutin guru memberikan tugas kepada siswa setiap akhir pelajaran.
2. Variabel Minat Belajar Siswa (Y)
Tabel 26 Siswa Mempunyai Keinginan kuat untuk Belajar Butir
Alternatif jawaban
Frekuensi Prosentase
A
Selalu
14
28%
B
Sering
15
30%
C
Kadang-kadang
19
38%
D
Tidak pernah
2
4%
50
100%
Jumlah
Siswa yang menjawab kadang-kadang berjumlah 19 orang, sering 15 orang, 14 orang menjawab selalu. Dan hanya 2 orang yang menjawab tidak pernah. Ini berarti menunjukan bahwa sebagian besar siswa memiliki keinginan kuat untuk belajar.
60
Tabel 27 Kehadiran Siswa dalam Belajar Butir
Alternatif jawaban
Frekuensi Prosentase
A
Selalu
38
76%
B
Sering
12
24%
C
Kadang-kadang
0
0
D
Tidak pernah
0
0
50
100%
Jumlah
Melihat data yang terdapat pada tabel di atas, dapat di simpulkan bahwa hampir keseluruhan siswa mengikuti pelajaran IPS, itu terbukti dengan 38 siswa menjawab selalu, 12 siswa menjawab sering, sedangkan yang menjawab kadangkadang dan tidak pernah tidak ada seorang siswapun Tabel 28 Siswa Hadir Tepat Waktu dalam Mengikuti Pelajaran Butir
Alternatif jawaban
Frekuensi Prosentase
A
Selalu
35
70
B
Sering
11
22
C
Kadang-kadang
2
4
D
Tidak pernah
2
4
50
100%
Jumlah
Data diatas menunjukan bahwa dalam menghadiri pelajaran, hampir seluruhnya siswa tepat waktu, itu dapat terlihat dari siswa yang menjawab selalu 35 siswa, 11 siswa menjawab sering, dan hanya 2 yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah.
61
Tabel 29 Antusias Siswa dalam Mengikuti Pelajaran Butir
Alternatif jawaban
Frekuensi Prosentase
A
Selalu
11
225
B
Sering
12
24%
C
Kadang-kadang
25
50%
D
Tidak pernah
2
4%
50
100%
Jumlah
Tabel diatas menunjukan 25 siswa menjawab kadang-kadang, sering 12 siswa, 11 siswa menjawab selalu, dan 2 siswa yang menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukan bahwa antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran IPS terbilang cukup atau sedang. Tabel 30 Siswa Merasa bosan dalam mengikuti pelajaran Butir
Alternatif jawaban
Frekuensi Prosentase
A
Selalu
0
0
B
Sering
7
14%
C
Kadang-kadang
28
56%
D
Tidak pernah
15
30%
50
100%
Jumlah
Siswa yang menjawab sering ada 7 orang, kadang-kadang, 28 orang, dan 15 siswa yang menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukan bahwa perasaan bosan siswa pada saat mengikuti pelajaran IPS masih terbilang cukup banyak.
62
Tabel 31 Siswa Mendengarkan Penjelasan Guru Butir
Alternatif jawaban
Frekuensi Prosentase
A
Selalu
18
36%
B
Sering
25
50%
C
Kadang-kadang
7
14%
D
Tidak pernah
0
0
50
100%
Jumlah
Data pada tabel di atas menunjukan bahwa siswa yang mendengarkan penjelasan guru terbilang cukup tinggi, hal ini bisa di lihat dari 25 siswa yang menjawab sering, 18 siswa menjawab 18 selalu, dan hanya 7 siswa yang menjawab kadang-kadang. Tabel 32 Siswa Mencatat Materi yang dipelajari Butir
Alternatif jawaban
Frekuensi Prosentase
A
Selalu
22
44%
B
Sering
17
34%
C
Kadang-kadang
11
22%
D
Tidak pernah
0
0
50
100%
Jumlah
Data di atas menunjukan 22 siswa menjawab selalu, 17 menjawab sering, dan yang menjawab kadang-kadang 11 siswa, sedangkan yang menjawab tidak pernah tidak seorang siswa pun. Ini berarti, siswa mencatat materi IPS pada setiap pelajaran secara rutin.
63
Tabel 33 Siswa Membaca Materi yang dicatat di Papan Tulis Butir
Alternatif jawaban
Frekuensi Prosentase
A
Selalu
24
48%
B
Sering
21
42%
C
Kadang-kadang
5
10%
D
Tidak pernah
0
0
50
100%
Jumlah
Data di atas menunjukan tingkat membaca siswa terhadap materi pelajaran IPS yang di catat di papan tulis terbilang cukup tinggi. Hal ini dapat terlihat dari 24 siswa menjawab selalu, 21 siswa menjawab sering dan 5 siswa yang menjawab kadang-kadang. Sedangkan tidak seorangpun yang menjawab tidak pernah.
Tabel 34 Siswa Bertanya saat Pembelajaran Butir
Alternatif jawaban
Frekuensi Prosentase
A
Selalu
2
4%
B
Sering
3
6%
C
Kadang-kadang
39
78%
D
Tidak pernah
6
12%
50
100%
Jumlah
Tabel di atas menjelaskan bahwa dalam pembelajaran tingkat keaktifan siswa dalam bertanya masih rendah. Hal itu dapat terlihat dari data yang tercatat pada tabel di atas, 39 siswa menjawab kadang-kadang, 6 siswa menjawab tidak pernah, 3 siswa menjawab sering dan hanya 2 siswa yang menjawab selalu.
64
Tabel 35 Siswa Menjawab Pertanyaan Butir
Alternatif jawaban
Frekuensi Prosentase
A
Selalu
9
18
B
Sering
14
28
C
Kadang-kadang
26
52
D
Tidak pernah
1
2
50
100%
Jumlah
Siswa yang menjawab tidak pernah hanya 1 siswa, 26 siswa menjawab kadang-kadang, 14 siswa menjawab sering, dan 9 siswa menjawab selalu. Dengan melihat data tersebut maka dapat di simpulkan bahwa level siswa dalam menjawab pertanyaan dapat dikatakan cukup.
Tabel 36 Siswa Menunda Tugas Butir
Alternative jawaban
Frekuensi Prosentase
A
Selalu
0
B
Sering
3
C
Kadang-kadang
29
D
Tidak pernah
18
Jumlah
50
100%
Tabel di atas menunjukan bahwa Tidak seorang siswa pun yang menjawab selalu, 3 siswa menjawab sering, 29 siswa menjawab kadang-kadang, dan 18 siswa menjawab tidak pernah. Ini berarti bahwa tingkat penundaan tugas yang dilakukan oleh siswa cukup rendah.
65
Tabel 37 Siswa Mengunjungi Perpustakaan Butir
Alternatif jawaban
Frekuensi Prosentase
A
Selalu
2
4%
B
Sering
4
8%
C
Kadang-kadang
22
44%
D
Tidak pernah
22
44%
50
100%
Jumlah
Tingkat kunjungan siswa ke perpustakaan masih terbilang rendah. Hal itu terbukti dengan data yang terdapat pada tabel di atas yang menunjukan, jumlah siswa yang menjawab tidak pernah dan kadang-kadang sama yaitu 22 siswa, sedangkan yang menjawab sering dan selalu masing-masing 4 siswa dan 2 siswa.
Tabel 38 Siswa Berkonsultasi dengan orang yang lebih dewasa Butir
Alternatif jawaban
Frekuensi Prosentase
A
Selalu
10
20%
B
Sering
17
34%
C
Kadang-kadang
15
30%
D
Tidak pernah
8
16%
50
100%
Jumlah
Siswa menjawab selalu ada 10 siswa, yang menjawab sering 17 siswa, yang menjawab kadang-kadang 15 siswa dan 8 siswa menjawab tidak pernah. Ini berarti siswa cukup rutin berkonsultasi tentang materi pelajaran IPS.
66
Tabel 39 Siswa Berdiskusi Butir
Alternatif jawaban
Frekuensi Prosentase
A
Selalu
5
10%
B
Sering
13
26%
C
Kadang-kadang
28
56%
D
Tidak pernah
4
8%
50
100%
Jumlah
Siswa yang menjawab selalu 5 siswa, 13 siswa menjawab sering, 28 siswa menjawab kadang-kadang, dan 4 siswa yang menjawab tidak pernah. Ini berarti siswa melakukan diskusi terbilang cukup.
Tabel 40 Siswa Memiliki Minat dalam Meningkatkan Pengetahuan Butir
Alternatif jawaban
Frekuensi Prosentase
A
Selalu
13
26%
B
Sering
15
30%
C
Kadang-kadang
22
44%
D
Tidak pernah
0
0%
50
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukan bahwa siswa dalam meningkatkan pengetahuan tentang pelajaran IPS cukup tinggi. Hal itu terbukti dari 13 siswa menjawab selalu, 15 siswa menjawab sering, 22 siswa menjawab kadang-kadang, dan tidak satu siswa pun yang menjawab tidak pernah.
67
C. ANALISIS DATA Setelah memperoleh angka prosentase dari masing-masing angket, maka langkah berikutnya adalah mencari angka korelasi antara Variabel X (Pembelajaran IPS Terpadu) dan variabel Y (Minat Belajar Siswa) dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut:
Tabel Koefisien Korelasi antara Pembelajaran IPS Terpadu ( X ) dan Minat Belajar Siswa ( Y ) No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
X
Y
XY
X2
Y2
43 41 41 37 41 44 46 44 41 34 40 46 40 40 38 38 41 46 41 40 45 44 41 51 39 44 49 39 44
46 43 42 42 43 39 44 41 41 41 38 49 40 44 35 39 40 50 44 42 44 46 42 46 40 43 52 32 42
1978 1763 1722 1554 1763 1716 2024 1804 1681 1394 1520 2254 1600 1760 1330 1482 1640 2300 1804 1680 1980 2024 1722 2346 1560 1892 2548 1248 1848
1849 1681 1681 1369 1681 1936 2116 1936 1681 1156 1600 2116 1600 1600 1444 1444 1681 2116 1681 1600 2025 1936 1681 2601 1521 1936 2401 1521 1936
2116 1849 1764 1764 1849 1521 1936 1681 1681 1681 1444 2401 1600 1936 1225 1521 1600 2500 1936 1764 1936 2116 1764 2116 1600 1849 2704 1024 1764
68
30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 N = 50 rxy
46 43 43 42 47 46 38 39 42 33 37 45 40 38 41 42 42 43 46 35 36 2082
47 44 41 43 46 52 42 50 43 38 37 44 41 41 44 41 44 46 52 44 51 2161
2162 1892 1763 1806 2162 2392 1596 1950 1806 1254 1369 1980 1640 1558 1804 1722 1848 1978 2392 1540 1836 90387
2116 1849 1849 1764 2209 2116 1444 1521 1764 1089 1369 2025 1600 1444 1681 1764 1764 1849 2116 1225 1296 87380
=
NΣXY- (ΣX) (ΣY) √{N.ΣX²-(ΣX)²} . {NΣY²-(ΣY)²}
=
50 (90387) - (2082) (2161) √ {50 (87380) - (2082)2}{50 (94271) - (2161)2}
=
4519350 - 4499202 √ (4369000 - 4334724 ) (4713550 - 4669921)
=
20148 √ (34276) (43629)
=
20148 √ 1.495.427.604
=
20148 3867075903
=
0,521
2209 1936 1681 1849 2116 2704 1764 2500 1849 1444 1369 1936 1681 1681 1936 1681 1936 2116 2704 1936 2601 94271
69
Setelah melakukan perhitungan secara keseluruhan maka hasil yang didapatkan hubungan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Terpadu Dengan Minat Belajar Siswa diperoleh angka korelasi “r” Product Moment sebesar 0,521 A. Interpretasi Data Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka penulis memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” Product Moment melalui dua cara, yaitu: 1. Interpretasi secara sederhana/kasar Interpretasi terhadap rxy dari perhitungan di atas ternyata angka korelasi antara variabel X (Pembelajaran IPS Terpadu) dan variabel Y (Minat Belajar siswa/siswi), tidak bertanda negatif. Berarti di antara kedua variabel tersebut terdapat korelasi yang positif (korelasi yang berjalan searah). Dengan memperhatikan besarnya rxy (yaitu 0,521) yang berkisar antara 0,40-0,70, berarti terdapat hubungan yang positif antara variabel X (Pembelajaran IPS Terpadu) dan variabel Y (Minat Belajar Siswa) yang korelasinya tergolong sedang atau cukup. 2. Interpretasi dengan menggunakan tabel nilai “r” Product Moment Rumusan hipotesa alternatif (Ha) dan hipotesa nihil (Ho) yang penulis ajukan adalah: Ha : Adanya hubungan antara pembelajaran IPS terpadu dengan minat Belajar siswa. Ho : Tidak adanya hubungan antara pembelajaran IPS terpadu dengan minat belajar siswa. Adapun kriteria pengajuannya adalah, jika r hitung ≥ r tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sebaliknya jika r hitung ≤ r tabel maka Ha ditolak dan Ho diterima. Untuk melihat apakah koefisien korelasi hasil perhitungan di atas signifikan atau tidak, maka perlu dibandingkan dengan r tabel (rt) Product Moment dengan terlebih dahulu mencari derajat bebas (df). Karena dalam penelitian ini sampelnya berjumlah 50 dan variabel yang dicari korelasinya ada
70
dua yaitu Pembelajaran IPS Terpadu (X) dan Minat Belajar siswa (Y), maka derajat bebasnya dapat dihitung dengan langkah sebagai berikut: df = N – nr = 50 – 2 = 48 Setelah diketahui df sebesar 48, diperoleh “r” Product Moment pada taraf signifikansi 5% adalah 0,279 dengan demikian rxy lebih besar dari pada rt (0,521>0,279). Karena rxy lebih besar, maka hipotesa alternatif (Ha) diterima, sedang hipotesa nihil (Ho) ditolak. Dengan demikian berarti, ada hubungan positif antara pembelajaran IPS terpadu dengan minat belajar siswa. Setelah uji hipotesis dilakukan, maka untuk mengetahui berapa besar pengaruh variabel X terhadap Y yang dinyatakan dalam persen, digunakan rumus koefisien tertentu (determinasi) dengan r = 0,521 KD = rxy2 X 100% = 0,5212 X 100% = 0,27 X 100% = 27% Dari hasil koefisien determinasi di atas, dapat dinyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran IPS terpadu memberikan kontribusi sebesar 27% terhadap minat belajar siswa kelas VIII pada bidang studi IPS di SMP N 3 Tangerang Selatan dan sisanya sebesar 73% dari faktor lainnya.
71
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan dari referensi baik yang berupa buku-buku maupun bahan lainnya, serta dari hasil penelitian dan analisa yang telah penulis uraikan pada bab-bab terdahulu mengenai hubungan pembelajaran IPS Terpadu dengan Minat belajar siswa, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu di SMP N 3 Tangerang selatan khususnya pada kelas VIII berjalan dengan baik, hal ini terlihat dari jawaban siswa terhadap angket yang diberikan cukup bagus. Selain hal itu, dari hasil wawancara dengan bagian kurikulum dan guru bidang studi, menyatakan bahwa buku yang di pakai merupakan buku IPS terpadu serta metode yang digunakan oleh guru adalah metode yang dapat mengajak siswa aktif dalam belajar. Dari pelaksanaan pembelajaran yang baik inilah yang pada akhirnya dapat mempengaruhi minat belajar siswa. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa semakin baik pelaksanaan pembelajaran IPS terpadu, maka akan semakin baik pulalah minat belajar siswa pada bidang
studi
IPS,
begitu
juga
sebaliknya,
apabila
pelaksanaan
pembelajaran IPS Terpadu kurang baik maka minat belajar siswa pada bidang studi IPS akan sangat kurang. 2. Setelah diadakan penelitian, dengan cara pengisian angket (kuesioner), minat belajar siswa SMPN 3 TANGSEL khususnya pada siswa kelas VIII
72
tergolong
sedang/cukup.
hal
ini
ditunjukkan
dengan
perolehan
penghitungan koefisien Determinasi sebesar 27%. 3. Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan rumus korelasi diperoleh hasil 0,521. Apabila angka tersebut dilakukan interpertasi secara sederhana atau kasar, berada pada kisaran 0,40 – 0,70 sifat hubungannya adalah sedang atau cukup. Kemudian apabila pemberian interpretasi dengan jalan berkonsultasi pada tabel Nilai “r” Product Moment, ternyata korelasi pembelajaran IPS terpadu dengan minat belajar siswa. adalah korelasi positif yang signifikan, karena jika dilihat dari taraf signifikansi 5% = 0,279, maka rxy > dari r tabel. Angka koefisisen Determinasi (koefisien
tertentu)
sebesar
27%,
menunjukan
bahwa
pengaruh
pembelajaran IPS Terpadu terhadap minat belajar siswa sebesar 27%, sedangkan sisanya 73% adalah merupakan pengaruh dari variabel lain. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti mengajukan saran : 1. Hendaknya Pihak sekolah, menyediakan atau menambah sumber belajar yang dapat membantu proses pembelajaran supaya berjalan dengan efektif dan efisien, khususnya dalam penerapan pembelajaran IPS Terpadu. 2. Bagi para guru hendaknya membantu siswa dalam membangkitkan minat belajar dan menggunakan berbagai variasi metode mengajar yang memungkinkan untuk mengurangi rasa bosan atau jenuh siswa dalam belajar, serta mencari cara bagaimana minat siswa itu timbul dan berkembang. 3. Bagi para siswa hendaknya lebih meningkatkan motivasi diri untuk melaksanakan belajar, dengan harapan akan dapat merubah atau memberi konstribusi yang positif bagi minat belajar.
73
DAFTAR PUSTAKA Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2007), Cet. III. Sutikno, Sobri, Menggagas Pembelajaran Efektif dan Bermakna, (Mataram: NTT Press, 2007). Cet. II. Http://www.smunet.com/main.php?mode=1&act=pb&xkd=2(sumber:www.ut.ac.i d), 19 November 2009 Rasyad, Aminudin, Teori Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: Uhamka Press, 2003), cet. IV. Http://www.smunet.com/main.php?mode1&act=pb&xd=2(sumber:www.ut.ac.id), 19 November2009 Isjoni. Model Pembelajaran yang Efektif Pendidikan Anak Usia Dini. Yang dikutip dari http://www.isjoni.net/web//content/view/44/4 Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2007), Cet. Ke-3. Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi Pustaka 2007), Cet. 1. http://rbaryans.wordpress.com/2007/04/19/mengapa-memilih-pembelajaranterpadu/ . 09 November 2009 Rosadi, Imran, Kemas, “ Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP): Pembelajaran dan Penilaiannya”, dalam An-Nahdhah, Jambi, Edisi JuliDesember 2008, vol. 1, No. 2 Sayuti, Wahdi, “Model Pembelajaran Konstruktivisme”, dalam Didaktika Islamika, Jakarta, Juni 2005, vol. VI, No. 1 Sapriya, Pendidikan IPS “konsep dan pembelajaran”, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2009), Cet. Ke-1 Nurdin, Syafrudin, Model Pembelajaran yang Memperhatikan Individu Siswa dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Ciputat: Quantum Teaching, 2005), Cet. I
74
Sukardi, Tanto, Menggagas Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Yang Konstruksivis, dalam Kajian Ilmu Sosial, Jakarta Oktober 2007, Vol. 1, No. 02 Solihatin, Etin & Raharjo, “Cooperative Learning ;Analisis Model Pembelajaran IPS;”, (Jakarta: PT. Bumi Aksara 2008), cet. Ke-2 Somantri, Nu’man, Muhammad, Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS, (PT. Remaja Rosdakarya 2001), cet, ke-1 Sabri, Alisuf, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya 2007), cet. Ke-3 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta: Kalam Mulia 1994), cet. 1 Usman, Uzer, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2006), cet. xix Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta 2003), cet. Ke-IV Djamarah, Bahri, Syaiful, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), cet. Ke-2 Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2007), cet. Ke-5 Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada 2003), cet. Ke-10 Sadirman, Arief S, dkk, Media Pendidikan (Jakarta : PT. Grafindo Persada 2008), cet. Ke-1 Yamin, Martinis, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada Press 2003), Cet. 103 Margaret E. Bell Greder, Belajar dan Membelajarkan, (Jakarta, PT. Grafindo Persada 2005), cet. 1 Ahmadi, Abu & Supriyono, Widodo, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta 1991), cet. 1 http://idb4.wikispaces.com/file/view/jj4006.2.pdf. 12 November 2009 Arikunto,
Suharsimi,
Prosedur
Penelitian
Suatu
(Yogyakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet. XIII.
Pendekatan
Praktik,
75
Prasetyo, Bambang & Jannah, Miftahul, lina, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 2007), Cet. I. Surakhmad, Winarno, Pengantar Penelitian Ilmiah; Dasar Metoda Teknik, (Bandung: Penerbit Tarsito, 1998), Cet. VIII. Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006).
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Jumlah Jawaban Angket (Variabel X dan Variabel Y) Lampiran 2: Skor Item Variabel Pembelajaran IPS Terpadu Lampiran 3: Skor Item Variabel Minat Belajar Siswa Lampiran 4: Skor Setiap Siswa Untuk Variabel Pembelajaran IPS Terpadu ( X ) Lampiran 5: Skor Setiap Siswa Untuk Variabel Minat Belajar ( X ) Lampiran 6: Koefisien Korelasi Pembelajaran Terpadu (X) dan Minat Belajar (Y) Lampiran 7: Berita wawancara dengan bag. Kurikulum dan guru bidang studi IPS Lampiran 8: Lembar Uji Referensi Lampiran 9: Surat Pengajuan Proposal Skripsi Lampiran 10: Surat Bimbingan Skripsi Lampiran 11: Surat Ganti Judul Skripsi Lampiran 12: Surat Izin Penelitian Lampiran 13: Surat Keterangan Dari Sekolah Lampiran 14: Profil Sekolah Lampiran 15: Data Nama-nama Siswa Kelas VIII
PROFIL SEKOLAH
TAHUN 2009 1. 2. 3. 4.
Nama Sekolah No. Statistik Sekolah Tipe Sekolah .Alamat Sekolah
: SMP Negeri 3 Tangerang Selatan : 201.280310.002 : A = 27 : Jl. Ir. H. Juanda (samping UIN Jakarta) Ciputat 15412 Kabupaten Tangerang 5. Telepon / Fax : (021) 7401312 6. Status Sekolah : Negeri 7. Status Pembinaan : Potensial 8. Luas Lahan/Tanah : 4.130 m2 9. Status Kepemilikan : Hak Milik 10. Nama Kepala Sekolah : Maryono, SE. 11. Pendidikan Terakhir : Strata 1 ( S 1) Ekonomi 12. Masa Kerja Sebagai Kasek : 13. Nilai Akreditasi Sekolah : 97,05 14. No Rekening : 0924-01-000623-50-7 Bank BRI Unit Juanda 15. Visi, Misi dan Strategi SMP Negeri 3 Tangerang Selatan a. Visi Sekolah : Terunggul dalam Prestasi, Teladan dalam bersikap dan bertindak, serta Konsisten dalam menjalankan ajaran agama Indikator Visi : 1. Terunggul dalam perolehan nilai akademis 2. Terunggul dalam persaingan masuk SMA / SMK Negeri 3. Terunggul dalam lomba (olimpiade) MIPA 4. Terunggul dalam prestasi non akademis 5. Bersikap baik dan sopan kepada siapapun 6. Selalu taat menjalankan ajaran agama (ibadah) di manapun berada b. Misi Sekolah : 1. Mewujudkan peningkatan kualitas / mutu lulusan 2. Mewujudkan peningkatan jumlah lulusan yang masuk SMA / SMK Negeri 3. Membina sikap percaya diri, semangat gotong royong dan cinta tanah air 4. Meningkatkan prestasi kerja yang diimbangi dengan penghargaan yang layak serta dilandasi dengan semangat ketauladanan dan keikhlasan 5. Meningkatkan status sekolah menjadi sekolah unggulan 16. Data Jumlah Kelas, Rombel, dan Siswa Tahun Pelajaran 2008/2009 : No. 1 2 3
Data Kelas Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Total
Jumlah Rombel 10 9 10 29
Laki-laki 184 177 185 546
Jumlah Siswa Perempuan 204 182 193 579
Jumlah 388 359 378 1.125
17. Jenjang Pendidikan dan Status Guru : No 1 2 3 4 5 6 7
Tingkat Pendidikan S3 / S2 S1 D-4 D3/Sarmud D2 D1 SMA Total
Status Guru GT GTT 5 35 3 8 3 1 1 51 4
Jenis Kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan 3 2 5 12 26 38 5 3 8 3 3 2 2 22 34 56
Ket.
18. Data Jumlah Guru dan Statusnya : No
Mata Pelajaran
Juml Guru
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pendidikan Agama Pendidikan Kewarganegaraan Matematika Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Sosial Penjaskes Pendidikan Seni Budaya Tikom Muatan Lokal BP / BK T o t a l
3 3 7 7 7 6 6 3 3 3 3 4 55
PN S 3 3 6 7 6 6 6 3 3 2 3 3 51
Status Guru GTT Bantu Honor -
-
1 1 1 1 4
19. Jenjang Pendidikan Tenaga Administrasi (TU) dan Statusnya : No 1 2 3 4 5
Tingkat Pendidikan S1 / S2 D3/Sarmud D2 D1 SMA Total
Status Kepegawaian PNS Honor 1 1 1 1 3 3 4
Jenis Kelamin Laki2 Peremp 1 1 1 3 1 5 2
Jumlah 2 1 3 7
Ket.
20. Tenaga Perpustakaan (Pustakawan) dan Laboratorium (Laboran) : No
Jenis Tenaga
1 2 3 4
Tenaga Perpustakaan Tenaga Lab. IPA Tenaga Lab. Komp. Tenaga Lab. Bahasa Total
Status PNS Honor 1 1 1 1 2 2
Jenis Kelamin Tingkat Juml Laki2 Perem Pendid. 2 S1/D3 2 1 1 S1/D1 2 1 3 4
21. Buku Perpustakaan : No 1 2 3
Jenis Buku Buku Paket Buku Bacaan Buku Referensi T o t a l
J u m l a h Judul Buku Exemplar Buku 42 1.260 126 252 38 84 206 1.596
Keterangan
22. Kepemilikan Ruang Belajar, Ruang Kantor, Ruang Penunjang, dan Sarana Penunjang. No
Jenis Ruangan /Bangunan
A
RUANG BELAJAR :
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Ruang Teori / Kelas Ruang Perpustakaan Ruang Lab. Bahasa Ruang Lab. IPA Ruang Lab. Komputer Ruang Kesenian Ruang Keterampilan Ruang Serbaguna/Aula Ruang Multi Media
B
RUANG KANTOR :
1 2 3 4 5
Ruang Kepala Sekolah Ruang Wkl Kepsek Ruang Guru Ruang Tata Usaha Ruang Komite Sekolah
C
RUANG PENUNJANG :
Jml
Ukuran PxL
Kondisi Ruangan B CB TB
30 1 1 2 1 1 1
8x7m 10 x 7 m 10 x 7 m 8x7m 6x7m 12 x 7 m 8x7m
9 9
1 1 1 1 1
6x7m 3x7m 10 x 7 m 6x7m 3x7m
9 9 9 9 9
9 9 9 9 9
Ket.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Ruang Gudang Ruang BP / BK Ruang U K S Ruang PMR/Pramuka Ruang OSIS/Paskibra Ruang Ibadah / Masjid Raung WC Kepsek Ruang WC Guru Ruang WC Siswa Ruang Koperasi Ruang Kantin Rumah Penjaga Pos Jaga / Satpam
D
SARANA PENUNJANG :
1
Lapangan Olah Raga : a. Lapangan Futsal b. Lapangan Basket c. Lapangan Volley d. Lapangan Badminton f. Meja Pingpong Lapangan Upacara Tempat Parkir Kendaraan Operasional
2 3 4
1 1 1 1 1 1 1 1 17 1 1 1
6x7m 6x7m 8x7m 6x4m 6x4m 10 x 11 2x2m 2x2 2x3m 4x7m 8x7m 3x3m
9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
1 1 1 1 2 1 1 1
12 x 22 12 x 22 14 x 7 m 12 x 6 m 4x2m 25 x 100 16 x 8 m Mini bus
9 9 9 9 9 9 9 9
-
9
Lampiran 1 Jumlah Jawaban Variabel X No. Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
A 8 8 10 16 12 1 24 9 4 6 17 9 23 20 16
No. Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
A 14 38 35 11 0 18 22 24 2 9 0 2 10 5 13
Jawaban Soal B C 19 21 15 24 17 19 16 17 20 16 4 41 17 9 20 17 6 32 7 31 21 10 12 22 18 8 15 13 24 10 Jumlah Jawaban Variabel Y Jawaban Soal B C 15 19 12 0 11 2 12 25 7 28 25 7 17 11 21 5 3 39 14 26 3 29 4 22 17 15 13 28 15 22
Jumlah D 2 3 4 1 2 4 0 4 8 6 2 7 1 2 0
50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Jumlah D 2 0 2 2 15 0 0 0 6 1 18 22 8 4 0
50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Lampiran 2 Variabel Pembelajaran IPS Terpadu (X) No Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
1 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 1 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 4 2 3 4 2 2 3 3 4
2 2 2 3 3 3 4 4 3 2 2 2 4 3 2 2 2 3 3 2 1 4 2 4 4 2 4 2 2 2 2 3 2 2 3 3
3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 1 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 1 4 2 2 2 2 4 3 2 4 2 3 4 4 3
4 4 4 3 2 2 3 4 3 4 2 3 4 3 2 2 2 2 4 4 4 4 3 4 3 3 2 4 2 4 2 3 4 3 3 4
5 3 2 2 1 1 4 3 2 3 4 2 3 2 2 3 2 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 2 2 3 4 3 3 2 4 4
6 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 1 3 2 4 3 3 3 3 3 3
7 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 3 2 3 4 3 2 3 4 3 4 4 2 2 4 2 3 4 3 4 3 2 3 3 4 2
Skor Item 8 9 1 2 3 2 1 1 2 2 2 2 3 2 4 2 4 2 2 2 1 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 4 3 2 2 2 1 3 1 3 2 2 2 2 1 4 3 2 3 2 4 2 3 1 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 4 2 2
10 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 4 2 2 1 2 2 3 2 1 2 3 2 3 2 4 4 2 1 4 2 1 2 4 2
11 3 2 4 3 4 3 3 4 2 2 4 3 2 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 1 1 4 3 4 3 4 3 3 4 2
12 2 2 2 1 2 2 1 4 3 2 1 4 3 2 3 2 2 2 2 4 4 3 2 4 3 4 1 3 4 3 3 4 2 3 4
13 4 3 3 2 4 3 4 2 3 4 2 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4
14 4 4 4 2 3 4 1 3 3 2 4 3 3 2 3 4 3 3 2 2 4 4 2 4 2 3 4 4 3 4 4 4 4 2 4
15 3 3 3 4 4 2 3 3 3 2 3 4 3 3 2 2 3 4 2 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 2 3
43 41 41 37 41 44 46 44 41 34 40 46 40 40 38 38 41 46 41 40 45 44 41 51 39 44 49 39 44 46 43 43 42 47 46
36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 1 3 2
1 3 3 1 3 2 2 3 2 2 2 3 4 2 2
2 2 2 1 2 4 2 2 3 2 1 4 4 3 4
4 3 3 1 3 2 2 2 3 3 2 2 4 2 2
2 3 3 3 2 2 3 3 4 4 4 2 3 2 2
3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 3 2 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4
1 2 3 3 2 3 2 4 2 2 3 2 3 3 3
1 2 2 3 2 4 1 2 2 3 2 2 1 1 2
2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 4 2 1 2 2
4 4 3 2 4 3 4 2 3 4 2 4 4 3 2
2 1 3 3 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 1
3 2 4 3 2 4 4 2 3 4 2 4 4 2 1
3 2 2 2 4 4 3 3 3 3 4 2 4 1 2
3 3 2 2 2 4 4 4 3 2 3 3 4 3 4
38 39 42 33 37 45 40 38 41 42 42 43 46 35 36
Lampiran 3 Variabel Minat Belajar Siswa (Y) No Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
1 3 2 3 2 3 2 4 2 2 4 1 4 3 4 2 2 2 3 2 3 4 1 3 4 2 4 4 2 4 3 2 2 3 4 4
2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4
3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 1 4 4 4 3 4 3 1 4 4 4 4 4 3 4
4 1 3 3 2 2 2 4 2 2 4 2 2 3 2 2 2 3 4 2 3 4 2 2 2 2 2 4 2 3 4 3 1 3 3 4
5 4 2 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 2 4 3 4 3 3 2 4
6 3 4 3 4 2 3 3 3 3 2 3 4 3 4 2 3 3 4 4 4 2 4 3 4 3 3 3 2 4 3 3 4 4 3 4
7 4 4 2 4 2 3 2 4 3 2 3 4 3 3 2 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 2 4 4 4 3 2 4 3 3 4
Skor Item 8 9 4 2 3 2 4 2 4 2 4 3 2 3 3 1 4 2 3 2 4 2 3 2 4 2 3 2 2 1 3 2 3 2 3 2 3 2 4 2 2 1 4 2 4 4 3 2 4 2 3 2 4 2 4 2 3 2 3 2 2 2 3 3 4 2 4 2 3 2 4 2
10 3 3 3 2 3 2 3 2 3 1 3 4 2 4 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 4 4 2 2 4 3 2 2 2 2
11 4 3 2 4 3 3 2 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4
12 2 2 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 1 3 1 2 1 2 2 2 1 2 3 3
13 3 2 3 2 3 3 3 1 2 1 3 2 2 1 1 2 3 4 3 3 2 3 2 2 3 2 4 1 1 4 3 2 3 4 4
14 2 3 2 2 4 2 1 2 2 4 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 1 1 4 2 2 2 4 2
15 3 2 4 2 2 2 4 3 3 3 2 4 2 3 2 3 3 3 3 3 4 2 2 4 3 2 4 2 2 3 2 2 2 4 4
∑ 46 43 42 42 43 39 44 41 41 41 38 49 40 44 35 39 40 50 44 42 44 46 42 46 40 43 52 32 42 47 41 41 43 46 52
36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 4 3 4 2 4
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 2 4 4 3 3 4 3 4 4 2 4
2 2 3 3 2 2 2 4 3 2 4 4 2 2 4
4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 4
3 3 4 3 2 4 3 3 3 2 3 4 3 4 4
2 4 4 2 3 4 4 3 3 4 2 4 2 4 4
3 4 3 3 2 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4
2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 4 2 1
2 4 2 3 2 4 2 2 3 2 3 4 4 3 2
3 4 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4
2 2 2 1 1 2 2 1 3 1 1 2 4 4 2
2 4 2 3 4 2 3 3 3 4 1 1 4 2 4
2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 3 2 4 2 2
4 4 2 3 2 2 2 2 3 2 4 3 4 2 4
42 50 43 38 37 44 41 41 44 41 44 46 52 44 51
Lampiran 4 Tabel Skor Variabel Pembelajaran IPS Terpadu (X) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Nama Siswa Sulaiman Hawibowo Hani Noviani Dyah Kurniawati Meina Muthia Suci Fatikah Hapsari Amelia S.R Ramdhani Satria. N Muaffan. A Pribadi Wibowo Ridmagus. W Qayyum Hamidi Alius Lutfi . R Rinaldi Akbar. T Naufal Irsyad Inne Agustin Alvi Achmad. M Balraj Bir Dwi Herlambang Alief Bakries.M Alda Trides Arrofie Assryany Oktaviana Kinanti Devin Saras Putri M. Haris Diponegoro Putri Intan Ahsana Ilham Haryo Wicaksono Fachri Rahmantijo Genta Maulidina Saifudin M. Ikhsan Andi Paomey Dani Triadi. P Diana Septiani Nadhilah Hasanudin Novia Sari Dewi
Kelas VIII – 1 VIII – 1 VIII – 1 VIII – 1 VIII – 1 VIII – 1 VIII – 2 VIII – 2 VIII – 2 VIII – 2 VIII – 2 VIII – 3 VIII – 3 VIII – 3 VIII – 3 VIII – 3 VIII – 3 VIII – 4 VIII – 4 VIII – 4 VIII – 4 VIII – 4
L/P L P P P P P L L L L P L L L P L L L L P P P
Skor Variabel X 43 41 41 37 41 44 46 44 41 34 40 46 40 40 38 38 41 46 41 40 45 44
VIII – 4 VIII – 5 VIII – 5 VIII – 5 VIII – 5 VIII – 5 VIII – 6 VIII – 6 VIII – 6 VIII – 6 VIII – 6 VIII – 6
L P L L P L L L L P P P
41 51 39 44 49 39 44 46 43 43 42 47
35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Faisa Riza Dede Firmansyah Rafi Ilham Bagus Wahyu. M Arief Rahman Sidik Belia Puji Lestari Rahmawati Fadhil Ruslan Sarzainis Aditya Wijaksono Ihsan Fikri Islami Tiara Mahkotawati Arif Cipta Virgiawan Zahra Fathiya Ghenasty Irsalina Anestya Meutia Wati Dewi
VIII – 7 VIII – 7 VIII – 7 VIII – 7 VIII – 7 VIII – 8 VIII – 8 VIII – 8 VIII – 8 VIII – 8 VIII – 8 VIII – 9 VIII – 9 VIII – 9 VIII – 9 VIII – 9
L L L L L P P L L L P L P L P P
46 38 39 42 33 37 45 40 38 41 42 42 43 46 35 36
Lampiran 5 Tabel Skor Variabel Minat Belajar Siswa (Y) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Nama Siswa Sulaiman Hawibowo Hani Noviani Dyah Kurniawati Meina Muthia Suci Fatikah Hapsari Amelia S.R Ramdhani Satria. N Muaffan. A Pribadi Wibowo Ridmagus. W Qayyum Hamidi Alius Lutfi . R Rinaldi Akbar. T Naufal Irsyad Inne Agustin Alvi Achmad. M Balraj Bir Dwi Herlambang Alief Bakries.M Alda Trides Arrofie Assryany Oktaviana Kinanti Devin Saras Putri M. Haris Diponegoro Putri Intan Ahsana Ilham Haryo Wicaksono Fachri Rahmantijo Genta Maulidina Saifudin M. Ikhsan Andi Paomey Dani Triadi. P Diana Septiani Nadhilah Hasanudin Novia Sari Dewi
Kelas VIII – 1 VIII – 1 VIII – 1 VIII – 1 VIII – 1 VIII – 1 VIII – 2 VIII – 2 VIII – 2 VIII – 2 VIII – 2 VIII – 3 VIII – 3 VIII – 3 VIII – 3 VIII – 3 VIII – 3 VIII – 4 VIII – 4 VIII – 4 VIII – 4 VIII – 4
L/P L P P P P P L L L L P L L L P L L L L P P P
Skor Variabel Y 46 43 42 42 43 39 44 41 41 41 38 49 40 44 35 39 40 50 44 42 44 46
VIII – 4 VIII – 5 VIII – 5 VIII – 5 VIII – 5 VIII – 5 VIII – 6 VIII – 6 VIII – 6 VIII – 6 VIII – 6 VIII – 6
L P L L P L L L L P P P
42 46 40 43 52 32 42 47 44 41 43 46
35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Faisa Riza Dede Firmansyah Rafi Ilham Bagus Wahyu. M Arief Rahman Sidik Belia Puji Lestari Rahmawati Fadhil Ruslan Sarzainis Aditya Wijaksono Ihsan Fikri Islami Tiara Mahkotawati Arif Cipta Virgiawan Zahra Fathiya Ghenasty Irsalina Anestya Meutia Wati Dewi
VIII – 7 VIII – 7 VIII – 7 VIII – 7 VIII – 7 VIII – 8 VIII – 8 VIII – 8 VIII – 8 VIII – 8 VIII – 8 VIII – 9 VIII – 9 VIII – 9 VIII – 9 VIII – 9
L L L L L P P L L L P L P L P P
52 42 50 43 38 37 44 41 41 44 41 44 46 52 44 51
Lampiran 6 Tabel Koefisien Korelasi antara Pembelajaran IPS Terpadu ( X ) dan Minat Belajar Siswa ( Y ) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Responden
X
Y
XY
X2
Y2
43 41 41 37 41 44 46 44 41 34 40 46 40 40 38 38 41 46 41 40 45 44 41 51 39 44 49 39 44 46 43 43 42
46 43 42 42 43 39 44 41 41 41 38 49 40 44 35 39 40 50 44 42 44 46 42 46 40 43 52 32 42 47 44 41 43
1978 1763 1722 1554 1763 1716 2024 1804 1681 1394 1520 2254 1600 1760 1330 1482 1640 2300 1804 1680 1980 2024 1722 2346 1560 1892 2548 1248 1848 2162 1892 1763 1806
1849 1681 1681 1369 1681 1936 2116 1936 1681 1156 1600 2116 1600 1600 1444 1444 1681 2116 1681 1600 2025 1936 1681 2601 1521 1936 2401 1521 1936 2116 1849 1849 1764
2116 1849 1764 1764 1849 1521 1936 1681 1681 1681 1444 2401 1600 1936 1225 1521 1600 2500 1936 1764 1936 2116 1764 2116 1600 1849 2704 1024 1764 2209 1936 1681 1849
47 46 38 39 42 33 37 45 40 38 41 42 42 43 46 35 36 2082
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 N = 50 rxy
=
46 52 42 50 43 38 37 44 41 41 44 41 44 46 52 44 51 2161
2162 2392 1596 1950 1806 1254 1369 1980 1640 1558 1804 1722 1848 1978 2392 1540 1836 90387
NΣXY- (ΣX) (ΣY) √{N.ΣX²-(ΣX)²} . {NΣY²-(ΣY)²}
=
50 (90387) - (2082) (2161) √ {50 (87380) - (2082)2}{50 (94271) - (2161)2}
=
4519350 - 4499202 √ (4369000 - 4334724 ) (4713550 - 4669921)
=
20148 √ (34276) (43629)
=
20148 √ 1.495.427.604
=
20148 3867075903
=
0,521
2209 2116 1444 1521 1764 1089 1369 2025 1600 1444 1681 1764 1764 1849 2116 1225 1296 87380
2116 2704 1764 2500 1849 1444 1369 1936 1681 1681 1936 1681 1936 2116 2704 1936 2601 94271
Lembar Uji Referensi Nama NIM Fakultas Jurusan Judul Skripsi
Bab No I
Keterangan Referensi
Hal
Wahdi Sayuti, ”Model Pembelajaran Konstruktivisme”, dalam Didaktika Islamika, Jakarta, Vol. VI No. 01/ Juni/ 2005, h. 114. Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), Cet. I, h. 5,13, 128. Mustaji, “Mengembangkan Minat Belajar Melalui Kegiatan Instruksional Pendahuluan”, dalam Wahana Jakarta, Vol. V, No. 03/ Desember/ 2005, h. 104.
1
1
Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2007), Cet. III, h. 255
7
2
Sobri Sutikno, Menggagas Pembelajaran Efektif dan Bermakna, (Mataram: NTT Press, 2007). Cet. II, h. 49.
8
1
2
3
II
: Solahudin : 104015000598 : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan : Pendidikan IPS : Hubungan Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu Dengan Minat Belajar Siswa Pada Bidang Studi IPS di SMP N 3 Tangerang Selatan.
3
4
5
6
Sobri Sutikno, Menggagas Pembelajaran… (Mataram: NTT Press, 2007). Cet. II, h. 49. Http://www.smunet.com/main.php?mode=1&act= pb&xkd=2(sumber: www.ut.ac.id), 19 November 2009 Aminudin Rasyad. Teori Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: Uhamka Press, 2003), cet. IV, h. 14 Http://www.smunet.com/main.php?mode=1&act= pb&xkd=2(sumber: www.ut.ac.id), 19
2
3
8
8
8
8
Paraf Dosen
November2009 7
Isjoni. Model Pembelajaran yang Efektif Pendidikan Anak Usia Dini. Yang dikutip dari
8
8
http://www.isjoni.net/web//content/view/44/4
8
9
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2007), Cet. Ke-3, h. 111-112
9
10
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi Pustaka 2007), Cet. 1, h. 128
9
11
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu... (Jakarta: Prestasi Pustaka 2007), Cet. 1, h. 128
10
12
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi Pustaka 2007), Cet. 1, h. 7
10
13
14
http://rbaryans.wordpress.com/2007/04/19/menga pa-memilih-pembelajaran-terpadu/ . 09 November 2009 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi Pustaka 2007), Cet. 1, h. 9-11
10
12
15
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu….. h. 1314
13
16
http://rbaryans.wordpress.com/2007/04/19/menga pa-memilih-pembelajaran-terpadu/ 09 November 2009
14
17
Wahdi Sayuti, “Model Pembelajaran Konstruktivisme”, dalam Didaktika Islamika, Jakarta, Juni 2005, vol. VI, No. 1, hlm. 115
15
18
Sapriya, Pendidikan IPS “konsep dan pembelajaran”, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2009), Cet. Ke-1, h. 77
15
19
20
21
Syafrudin Nurdin, Model Pembelajaran yang Memperhatikan Individu Siswa dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Ciputat: Quantum Teaching, 2005), Cet. I, h.22
16
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi Pustaka 2007), Cet. 1, h. 121
16
Tanto Sukardi, Menggagas Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Yang Konstruksivis, dalam Kajian Ilmu Sosial, Jakarta Oktober 2007, Vol. 1, No. 02, h. 35
16
22
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi Pustaka 2007), Cet. 1, h. 128
17
23
Etin Solihati & Raharjo, “Cooperative Learning ;analisis model pembelajaran IPS;”, (Jakarta: PT. Bumi Aksara 2008), cet. Ke-2, h. 15
19
24
M. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2006), cet. xix, h. 27
23
25
26
27
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta 2003), cet. Ke-IV, h. 180 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), cet. Ke-2, hal. 13 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2007), cet. Ke-5, hal. 84
23
24
24
28
Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada 2003), cet. Ke-10, hal. 20-21
24
29
Arief S. Sadirman dkk, Media Pendidikan (Jakarta : PT. Grafindo Persada 2008), hal. 2
24
30
31
Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada Press 2003), Cet. 103, h. 103 Margaret E. Bell Greder, Belajar dan Membelajarkan, (Jakarta, PT. Grafindo Persada 2005), cet. 1, h. 1 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu 1999), cet. Ke-2, h. 63
32
33
Abu Ahmadi & Widodo Supriyono, Psikologi..., (Jakarta: PT. Rineka Cipta 1991), cet. 1, h. 38
25
25
26
28
34
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), Ed. 2, Cet. 2. hal. 148
30
35
Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, (Jakarta : Gaung Persada Perss, 2007), Cet. 1, h. 218.
31
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya 2007), cet. Ke-3, h. 85 36
Alisuf, Psikologi…, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya 2007), cet. Ke-3, h. 85
32
33
37 http://idb4.wikispaces.com/file/view/jj4006.2.pdf. 12 November 2009 38
34
III
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu 37 Pendekatan Praktik, (Yogyakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet. XIII, h. 118.
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian...., h. 37 119.
3
4
5
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT. Raja 37 Grafindo Persada, 2007), Cet. I, h. 119 Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian 38 Ilmiah; Dasar Metoda Teknik, (Bandung: Penerbit Tarsito, 1998), Cet. VIII, h. 100. Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan “ 39 kompetensi dan praktiknya”, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), Cet. I, h. 78
6
Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), Cet. VI, 40 h. 76.
7
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, 44 (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006), h. 191.
8
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu 45 Pendekatan Praktik...., h. 71.
9
10
Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian 45 Kuantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1996), h. 61. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu 45 Pendekatan Praktik...., h. 74.
Yang menyatakakan Pembimbing Skripsi
Drs. H. Nurochim MM. NIP. 195907151984031003
PROFIL SEKOLAH
TAHUN 2009 1. Nama Sekolah 2. No. Statistik Sekolah 3. Tipe Sekolah
: SMP Negeri 3 Tangerang Selatan : 201.280310.002 : A = 27 A1 = 24 A2 = 21 B = 18 B1 = 15 B2 = 12 C = 9 C1 = 6 C2 = 3 4. Alamat Sekolah : Jl. Ir. H. Juanda (samping UIN Jakarta) Ciputat 15412 Kabupaten Tangerang 5. Telepon / Fax : (021) 7401312 6. Status Sekolah : Negeri 7. Status Pembinaan : Potensial 8. Luas Lahan/Tanah : 4.130 m2 9. Status Kepemilikan : Hak Milik 10. Nama Kepala Sekolah : Maryono, SE. 11. Pendidikan Terakhir : Strata 1 ( S 1) Ekonomi 12. Masa Kerja Sebagai Kasek : 13. Nilai Akreditasi Sekolah : 97,05 14. No Rekening : 0924-01-000623-50-7 Bank BRI Unit Juanda 15. Visi, Misi dan Strategi SMP Negeri 3 Tangerang Selatan a. Visi Sekolah : Terunggul dalam Prestasi, Teladan dalam bersikap dan bertindak, serta Konsisten dalam menjalankan ajaran agama Indikator Visi : 1. Terunggul dalam perolehan nilai akademis 2. Terunggul dalam persaingan masuk SMA / SMK Negeri 3. Terunggul dalam lomba (olimpiade) MIPA 4. Terunggul dalam prestasi non akademis 5. Bersikap baik dan sopan kepada siapapun 6. Selalu taat menjalankan ajaran agama (ibadah) di manapun berada b. Misi Sekolah : 1. Mewujudkan peningkatan kualitas / mutu lulusan 2. Mewujudkan peningkatan jumlah lulusan yang masuk SMA / SMK Negeri 3. Membina sikap percaya diri, semangat gotong royong dan cinta tanah air 4. Meningkatkan prestasi kerja yang diimbangi dengan penghargaan yang layak serta dilandasi dengan semangat ketauladanan dan keikhlasan 5. Meningkatkan status sekolah menjadi sekolah unggulan 16.
Jumlah Peserta Ujian Nasional :
2006/2007 392 siswa
2007/2008 335 siswa
17.
Prosentase Lulusan
2006/2007 99,50 %
2007/2008 100 %
:
1 PROFIL SEKOLAH 2009
18.
Nilai Rata-rata Ujian Nasional
: Mata Pelajaran 1. B.Indonesia 2. B. Inggris 3. Matematika 4. I P A Rata2 Seluruh MP
19.
Data Jumlah Kelas, Rombel, dan Siswa Tahun Pelajaran 2008/2009 : No. 1 2 3
20.
Data Kelas Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Total
Jumlah Rombel 10 9 10 29
1 2 3 4 5 6 7
Tingkat Pendidikan S3 / S2 S1 D-4 D3/Sarmud D2 D1 SMA Total
Status Guru GT GTT 5 35 3 8 3 1 1 51 4
Jumlah 388 359 378 1.125
Jenis Kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan 3 2 5 12 26 38 5 3 8 3 3 2 2 22 34 56
Ket.
Rata-rata Beban Mengajar Guru : (29 kelas x 34 jam) : 54 guru
22.
Laki-laki 184 177 185 546
Jumlah Siswa Perempuan 204 182 193 579
Jenjang Pendidikan dan Status Guru : No
21.
2006/2007 2007/2008 8,06 7,30 7,54 7,44 7,38 6,48 --7,17 7,66 7,10
= 986 : 54
= 18 jam
Data Jumlah Guru dan Statusnya : No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Pendidikan Kewarganegaraan Matematika Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Sosial Penjaskes Pendidikan Seni Budaya Tikom Muatan Lokal BP / BK T o t a l
Jumlah Guru 3 3 7 7 7 6 6 3 3 3 3 4 55
PNS 3 3 6 7 6 6 6 3 3 2 3 3 51
Status Guru GTT Bantu -
Honor 1 1 1 1 4
2 PROFIL SEKOLAH 2009
23.
Jenjang Pendidikan Tenaga Administrasi (TU) dan Statusnya : No 1 2 3 4 5
24.
25.
Tingkat Pendidikan S1 / S2 D3/Sarmud D2 D1 SMA Total
Status Kepegawaian PNS Honor 1 1 1 1 3 3 4
Jenis Kelamin Laki2 Peremp 1 1 1 3 1 5 2
Jumlah
Ket.
2 1 3 7
Tenaga Perpustakaan (Pustakawan) dan Laboratorium (Laboran) : No
Jenis Tenaga
1 2 3 4
Tenaga Perpustakaan Tenaga Lab. IPA Tenaga Lab. Komp. Tenaga Lab. Bahasa Total
Status PNS Honor 1 1 1 1 2 2
Jenis Kelamin Tingkat Laki2 Perem Pendid. 2 S1/D3 1 1 S1/D1 1 3 -
Jumlah 2 2 4
Buku Perpustakaan : No 1 2 3
Jenis Buku Buku Paket Buku Bacaan Buku Referensi T o t a l
J u m l a h Judul Buku Exemplar Buku 42 1.260 126 252 38 84 206 1.596
Keterangan
26.Kepemilikan Ruang Belajar, Ruang Kantor, Ruang Penunjang, dan Sarana Penunjang. No
Jenis Ruangan /Bangunan
A
RUANG BELAJAR :
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Ruang Teori / Kelas Ruang Perpustakaan Ruang Lab. Bahasa Ruang Lab. IPA Ruang Lab. Komputer Ruang Kesenian Ruang Keterampilan Ruang Serbaguna/Aula Ruang Multi Media
B
RUANG KANTOR :
1 2 3 4
Ruang Kepala Sekolah Ruang Wkl Kepsek Ruang Guru Ruang Tata Usaha
Jml
Ukuran PxL
Kondisi Ruangan B CB TB
30 1 1 2 1 1 1
8x7m 10 x 7 m 10 x 7 m 8x7m 6x7m 12 x 7 m 8x7m
9 9
1 1 1 1
6x7m 3x7m 10 x 7 m 6x7m
9 9 9 9
Ket.
9 9 9 9 9
3 PROFIL SEKOLAH 2009
5
Ruang Komite Sekolah
C
RUANG PENUNJANG :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Ruang Gudang Ruang BP / BK Ruang U K S Ruang PMR/Pramuka Ruang OSIS/Paskibra Ruang Ibadah / Masjid Raung WC Kepsek Ruang WC Guru Ruang WC Siswa Ruang Koperasi Ruang Kantin Rumah Penjaga Pos Jaga / Satpam
D
SARANA PENUNJANG :
1
Lapangan Olah Raga : a. Lapangan Futsal b. Lapangan Basket c. Lapangan Volley d. Lapangan Badminton f. Meja Pingpong Lapangan Upacara Tempat Parkir Kendaraan Operasional
2 3 4
1
KELENGKAPAN ALAT RUANG : Ruang Lab. Bahasa
2
Ruang Lab. IPA
3 4
Ruang Lab. Komputer Ruang Kepala Sekolah
5
Ruang Tata Usaha
6
Ruang Multi Media
E
1
3x7m
9
1 1 1 1 1 1 1 1 17 1 1 1
6x7m 6x7m 8x7m 6x4m 6x4m 10 x 11 2x2m 2x2 2x3m 4x7m 8x7m 3x3m
9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
1 1 1 1 2 1 1 1
12 x 22 12 x 22 14 x 7 m 12 x 6 m 4x2m 25 x 100 16 x 8 m Mini bus
9 9 9 9 9 9 9 9
Jenis Barang -
-
9
-
Merk/ Type -
Alat/Bahan PC Proyektor PC 1. TV 29 ” 2. Laptop 3. Kulkas 1. TV 29 ” 2. DVD 3. Komputer 4. Printer 5. Stencil 6. Kabinet 7. Dispenser
471 1 unt 1 unt 48 1 1 1 1 1 3 4 1 7 1
Aneka Centrino Ben-Q Aneka Sanken Acer Uchida Sanken DMC IBM hp Resso Lion Dazz
1. Laptop 2. Infocus 3. Handycam 4. Camera 4
2 2 2 2
Toshiba Toshiba Sony Sony
Jml
Kondisi B CB TB -
9
9
9
9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
9
9
PROFIL SEKOLAH 2009
Ket. Blm ada
9 9 1. Alat band 1 set Aneka 9 2. Gamelan 1 set Aneka 9 3. Sound S 1 set Aneka 9 1. T. Tidur 4 9 2. Kasur 4 9 3. Lemari 2 9 4. Ktk obat 3 9 5. Tensi mtr 1 9 6. Timbangan 2 9 1. TV 21 ” 1 Panasonic 9 2. Meja guru 48 9 3. Kursi 48 9 1 Sanex 4. Dispenser 9 1. Meja siswa 865 9 2. Kursi sw 1200 9 1. Meja 2 9 2. Kursi 8 9 3. Komputer 1 Pentium 4 9 4. Printer 1 Canon 9 5. Lemari 2 9 5. OHP
7
Ruang Kesenian
8
Ruang U K S
9
Ruang Guru
10
Ruang Kelas
11
Ruang BP / BK
12
Ruang Serba Guna
2
-
-
Tim Sekolah
Komite Sekolah
Endang Hamidin, SPd, MPd NIP. 131 421 456
H. Uci Sanusi, BA
JVC
-
-
9
-
-
-
Ciputat, Juli 2009 Kepala Sekolah
Maryono, SE NIP. 131 099 341
5 PROFIL SEKOLAH 2009