Hubungan Model Pembelajaran Tendangan Penalti dengan Tingkat Kepercaya Diri dalam Permainan Sepakbola Asep Angga Permadi Program Studi Manajemen, Universitas Garut
Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran tendangan penalti dalam mencetak gol dalam permainan sepakbola, tingkat kepercayaan diri pemain sepakbola, dan hubungan antara model pembelajaran tendangan penalti dengan tingkat kepercayaan diri dalam permainan sepakbola. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode eksperimen, dengan populasi dan sampel adalah pemain sepakbola yang tergabung dalam siswa ekstrakulikuler sepakbola SMAN 4 Garut sebanyak 20 orang. Instrumen Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Pre-test, Treatment dan Post-test. Hasil penelitian, pengolahan dan analisis data, dapat disimpulkan bahwa signifikansi peningkatan hasil latihan tendangan penalti, dengan tingkat kepercayaan diri pemain sepakbola SMAN 4 Garut dengan rata-rata berada pada kategori baik, kepercayaan diri pemaian sepakbola memiliki nilai koefisien yang berkatagori tinggi, dan untuk hubungan tendangan penalti dengan tingkat dapat disimpulkan bahwa korelasi antara tendangan penalti dengan kepercayaan diri memiliki nilai koefisien berkatagori tinggi. Dengan temuan tersebut, penulis mengajukan saran agar pemain sepakbola lebih memperhatikan latihan tendangan penalti dan tingkat kepercayaan diri untuk mendukung dalam permaianan sepakbola agar kemampuan dan penampilan saat bermaian maksimal. Kata kunci: kepercayaan diri; model pembelajaran; sepakbola
1.
Pendahuluan
Sepakbola merupakan permainan yang paling populer di Indonesia. Hal ini dilandasi keterlibatan masyarakat terhadap kegiatan olahraga tersebut. Permainan sepakbola merupakan cabang olahraga yang diminati oleh berbagai lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak, pria maupun wanita. Hal ini dapat dilihat dengan semakin berkembangnya sepakbola terutama di kalangan pelajar. Ekstrakulikuler sepakbola di sekolah-sekolah sangat didukung dan diperhatikan dibuktikan dengan seringnya diadakan pertandingan antar pelajar. Tujuan permainan sepakbola adalah pemain berusaha memasukan bola sebanyak-banyaknya, dengan anggota badan selain tangan. Tim yang memasukan lebih banyak, akan keluar sebagai pemenang. Oleh karena itu, setiap pemain harus menguasai teknik-teknik dasar yang baik. Penguasaan teknik dasar yang benar dalam sepakbola merupakan suatu syarat landasan bagi seorang pemain sepakbola untuk dapat bermain dengan baik. Haerudin (2006), menjelaskan bahwa: “Tujuan utama dari permainan sepakbola adalah menciptakan gol ke gawang lawan sebanyak-banyaknya.”
20
Jurnal Perspektif Vol. 01; No. 01; 2017; 20-27
Permadi
Oleh karena itu sebagai pemain berusaha memasukan bola ke gawang lawan berdasarkan peraturan berlaku. Jadi, setiap pemain dituntut harus mampu menguasai teknik-teknik dasar sepakbola yang baik. Oleh karena itu perlu adanya pembelajaran agar kemampuan seorang pemain dalam permainan sepakbola lebih baik. Salah satu teknik dasar yang harus dikuasai dalam permainan sepakbola adalah tendangan penalti, karena bila seorang pemain menguasai teknik tendangan penalti yang baik dan peluang untuk mencetak gol lebih besar tetapi, sering terjadi seorang pemain dalam melakukan tendangan penalti kurangnya rasa percaya diri. Penalti merupakan peluang terbesar untuk mencetak gol dengan cukup mudah, namun jangan anggap mudah untuk melakukan penalti, memang penalti terlihat sangat mudah bagi yang menendang untuk mencetak gol dan sangat sulit bagi penjaga gawang untuk menghadang bola agar tidak gol. Namun itu semua hanya kelihatannya saja, melakukan tendangan penalti sangatlah sulit dan rumit. Karena melihat kejadian dilapangan seorang pemain pada saat pertandingan banyak faktor yang membuat kurangnya rasa percaya diri apa lagi pada saat melakukan tendangn penalti yang harus dapat melakukan tendangan dengan baik dan dapat mencetak gol. Hal utama yang harus dimiliki adalah kepercayan diri yang tinggi atau mental yang tinggi dan juga ketenangan. Tanpa dua hal tersebut akan sangat sulit untuk mencetak gol bahkan hanya sekedar menendang tepat ke arah gawangpun juga sangat sulit walaupun setinggi apapun skill pemain. Jadi hal utama adalah percaya diri yang tinggi. Percayaan diri yang dikemukakan Goderfroy (1999) bahwa: “Sikap percaya diri akan timbul saat seseorang tidak ragu-ragu pada apa yang dilakukannya dan beranggapan apa yang dilakukanya adalah benar, jadi seorang yang merasa percaya diri harus mampu membangkitkan sikap yakin dengan kemampuan diri yang dimilikinya untuk mendapatkan kepercayaan diri yang diinginkan”. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan meneliti, hubungan model pembelajaran tendangan penalti terhadap peningkatan rasa percaya diri. Untuk itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Model Pembelajaran Tendangan Penalti Dengan Tingkat Kepercayaan Diri Dalam Permainan Sepakbola.”
2.
Metodologi
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen, populasi sampel yaitu pemain sepakbola yang tergabung dalam siswa ekstrakulikuler sepakbola SMAN 4 Garut sebanyak 20 orang dengan teknik purposive sampling. Adapun tempat dan jadwal pelaksanaan penelitian dilakukan bertempat di Lapangan Sepakbola SMAN 4 Garut. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre-test and Post-test Group Design, Di dalam Desain ini observasi dilakukan dua kali, yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Obserpasi yang dilakukan sebelum eksperimen dinotasikan dengan X1, yang kemudian disebut sebagai pre-test. Sedangkan obserpasi yang dilakukan sesudah eksperimen dinotasikan dengan X2, yang kemudian disebut sebagai post-test. Dengan menggunakan instrument tes yang digunakan tes menembak atau menendang bola ke sasaran (Shooting) dalam permainan sepak bola dan tes tingkat kepercayaan diri dengan menggunakan angket.
www.perspektif.uinsgd.ac.id
21
Permadi
Jurnal Perspektif Vol. 01; No. 01; 2017; 20-27
3.
Hasil dan Pembahasan
3.1
Hasil Penelitian
Data hasil penghitungan tes tendangan penalti dalam permainan sepakbola pada tabel-tabel di bawah ini: Tabel 1. Hasil Pengitungan Tes Awal dan Tes Akhir dari Tes Tendangan Penalti Cabang Olahraga Sepakbola N 20 20 20
Rata-rata Simpangan baku Varian
Tes TendanganPenalti Tes awal Tes akhir 7.2 10.8 18.7 11.5 14.5 4.6
Gain 4.6 14.6 8.3
Setelah diketahui nilai rata-rata dan simpangan baku dari kedua variable tersebut, selanjutnya dilakukan pengujian parametrik. Pendekatan parametrik digunakan bila tes-tes tersebut berdistribusi normal dan pendekatan non parametrik digunakan apabila tes-tes tersebut berdistribusi tidak normal. Untuk menentukan normal atau tidaknya suatu distribusi hasil tes, maka dilakukan uji normalitas terhadap distribusi penyebaran populasi, adapun uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Liliefors (L) dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Ho diterima, jika L hitung < L tabel, dan Ho ditolak, jika L hitung > L tabel. Mengenai hasil uji normalitas data tes tendangan penalti dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Hasil Uji Normalitas Liliefors Tes Awal dan Tes akhir dari Tes Tendangan Penalti Cabang Olahraga Sepakbola Variabel Tendangan Penalti
Lo Tes awal 0,188
Lo Tes akhir 0,185
L tabel 0,190
Kesimpulan Normal
Tabel 2. menunjukan tes awal dan tes akhir dalam tes tendangan penalti yaitu Hal ini berarti Ho diterima, sehingga kesimpulan hasil pengujian ini adalah data dari tes tendangan penalti dalam permainan sepakbola berdistribusi normal. Atas dasar hasil analisis pada tabel 4.2 tersebut, dapat disimpulkan bahwa distribusi dari tes tendangan penalti ternyata normal, sehingga pendekatan selanjutnya menggunakan pendekatan parametrik. Hasil analisis statistika dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Hasil Penghitungan dan Uji Signifikansi Peningkatan Hasil Latihan Tendangan Penalti Variabel Tendangan Penalti
T-hitung 7,07
T-tabel 1,73
kesimpulan signifikan
Perhitungan dan uji signifikan peningkatan hasil latihan tendangan penalti dilakukan dengan menggunakan uji signifikan yaitu uji t. Dari hasil pengujian tersebut yang ada pada tabel 4.3 diperoleh bahwa: Untuk pembelajaran tendangan penalti diperoleh hasil pengujian t hitung tendangan penalti = 7,07 `lebih besar dari t-tabel pada tingkat kepercayaan atau taraf signifikansi α= 0,05 dengan dk (n1-1) =19, harga t (0,95) dari daftar distribusi t diperoleh 1.73 diperoleh Ha diterima. Dan jika t < t1-α. Maka t hitung berada pada daerah penolakan Ho, jadi Ho ditolak.
22
www.perspektif.uinsgd.ac.id
Jurnal Perspektif Vol. 01; No. 01; 2017; 20-27
Permadi
Kesimpulannya adalah terdapat dampak yang signifikan dari pembelajaran tendangan penalti dalam mencetak gol. Data hasil penghitungan tes tingkat kepercayaan diri dalam permainan sepak bola pada tabel-tabel di bawah ini: Tabel 4 Data Hasil Penghitungan Tes kepercayaan diri Variabel Kepercayaan diri
N 20
Rata-Rata 180.35
Simpangan Baku 60.04
Varians 87.92
Jumlah 3607
Setelah diketahui nilai rata-rata, simpangan baku, dan varian dari kedua variabel tersebut, selanjutnya dilakukan pengujian parametrik. Pendekatan parametrik digunakan bila tes-tes tersebut berdistribusi normal, dan pendekatan non parametrik digunakan apabila tes-tes tersebut berdistribusi tidak normal. Untuk menentukan normal atau tidaknya suatu distribusi hasil tes, maka dilakukan uji normalitas terhadap distribusi penyebaran populasi, adapun uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Liliefors (L) dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Ho diterima, jika L hitung < L tabel, dan Ho ditolak, jika L hitung > L tabel. Mengenai hasil uji normalitas data tes kepercayaan diri pemain sepakbola dapat dilihat pada Tabel 4.5: Tabel 5. Uji Normalitas Liliefors Variabel Kepercayaan diri
L hitung 0,184
L tabel 0,190
Kesimpulan Normal
Tabel 5. menunjukan L hitung kepercayaan diri sebeesar 0,184, nilai ini lebih besar dari L tabel pada N=20 dan α 0,05=0,190. Hal ini berarti Ho diterima, sehingga kesimpulan hasil pengujian ini adalah data dari tes kepercayaan diri pemain sepakbola berdistribusi normal. Atas dasar hasil analisis pada tabel 4.5 tersebut, dapat disimpulkan bahwa distribusi dari kepercayaan diri ternyata normal, sehingga pendekatan selanjutnya menggunakan pendekatan parametrik. Langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian dari analisis data tes kepercayaan diri terhadap sampel, dengan penyebaran angket kepada sampel peneliti. Dari hasil penyebaran angket tersebut diperoleh data persentasi hasil penyebaran angket seperti yang tercantum pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil Persentasi Kepercayaan Diri dalam Permainan Sepakbola No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Sampel Jajang Dayu Rahmat Saepul Yudi Yusep Herdian Deni M Rifan Diki Regi
www.perspektif.uinsgd.ac.id
SH 220 220 220 220 220 220 220 220 220 220 220
SF 183 172 166 177 171 184 180 200 172 169 187
% 83,18 78,18 75,45 80,45 77,73 83,64 81,82 90,91 78,18 76,82 85,00
23
Permadi
No 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Jurnal Perspektif Vol. 01; No. 01; 2017; 20-27
Sampel Tedi Aji Gugun Ihsan Tatang Luigi Nuki Wage Anggi
SH 220 220 220 220 220 220 220 220 220
SF 184 175 179 185 172 188 201 178 182
% 83,64 79,55 81,36 84,09 78,18 85,45 91,36 80,91 82,73 1639 81,93
Jumlah Rata-rata
Berdasarkan pada perhitungan Tabel 6 persentase dari tingkat kepercayaan diri dalam permainan sepakbola yang diperoleh rata-rata sebesar 81,93%. Berdasarkan pada interpretasi hasil persentase yang ada, maka nilai tersebut termasuk baik. Maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepercayaan diri pemain sepakbola dalam permainan sepakbola baik. Oleh karena hal tersebut hipotesis pada penelitian ini diterima. Tabel 7. Hasil Penghitungan Uji Signifikansi Koefisien Korelasi antara Tes Tendangan Penalti dengan Tes Kepercayaan Diri Variabel Tendangan Pinalti dengan kepercayaan diri
Korelasi 0,84
t hitung
t-tabel
Kesimpulan
6,59
1,73
Signifikan
Hasil pengujian t hitung korelasi tendangan penalti dengan kepercayaan diri sebesar: 7,45. lebih besar dari t-tabel pada tingkat kepercayaan atau taraf signifikansi α= 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = n – 2 = 20 – 2 = 18 adalah t = 1,70. diperoleh Ha diterima. Dan jika t < t1-α. Maka t hitung berada pada daerah penolakan Ho, jadi Ho ditolak. Ternyata nilai t hitung (7,54) lebih besar dari nilai t tabel (1,70), sehingga dapat disimpulkan bahwa korelasi antara Tendangan Penalti dengan Kepercayaan Diri (r = 0,87) signifikan.
3.2
Pembahasan
“Sepakbola merupakan permainan beregu yang masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain dan salah satunya penjaga gawang. Permainan sepakbola hampir seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai, kecuali penjaga gawang yang diperbolehkan menggunakan tangan di daerah tendangan hukuman” (Haerudin, 2006). Untuk dapat bermain sepakbola dengan baik setiap pemain dituntut untuk menguasai teknik dasar sepakbola seperti: teknik dasar menendang bola, menghentikan bola, menggiring bola, menyundul bola, merampas bola, lemparan ke dalam. Menurut Sucipto (2000), menjelaskan bahwa teknik dasar permainan sepakbola yaitu: a. Teknik menendang (Kicking) b. Teknik menghentikan (Stoping) c. Teknik menggiring bola (Dribling) d. Teknik menyundul bola (Heading) e. Teknik merampas bola (Tackling) f. Teknik melempar bola ke dalam (Throw in)
24
www.perspektif.uinsgd.ac.id
Jurnal Perspektif Vol. 01; No. 01; 2017; 20-27
g.
Permadi
Teknik menjaga gawang (Goal Keeping)
Salah satu teknik dasar yang harus dikuasai dalam permainan sepakbola adalah tendangan penalti, karena bila seorang pemain menguasai teknik tendangan penalti yang baik dan peluang untuk mencetak gol lebih besar tetapi, sering terjadi seorang pemain dalam melakukan tendangan penalti kurangnya rasa percaya diri, dengan pembelajaran tendangan penalti akan dapat lebih memudahkan pemain berlatih tendangan penalti dengan baik. Untuk menumbuhkan rasa percaya diri maka seorang pemain sepakbola harus memulainya dari dalam diri sendiri dan bentuk-bentuk latihan yang terprogram. Satu hal perlu diingat baik-baik adalah jangan sampai anda mengalami over confidence atau rasa percaya diri yang berlebihlebihan/ overdosis. Rasa percaya diri yang overdosis bukanlah menggambar kondisi kejiwaan yang sehat karena hal tersebut merupakan rasa percaya diri yang bersifat semu. Seperti di tegaskan oleh Tandio (1997) bahwa: “Di dalam rentang rasa percaya diri yaitu dari terlalu percaya diri sampai kurang percaya diri, terdapat di tengah rasa percaya diri yang sebenarnya (realistic confidence) yaitu rasa percaya diri yang sehat dimana seorang memiliki kecenderungan untuk selalu berorientasi pada kemampuan yang sebenarnya”. Dalam penelitian ini telah dikemukakan mengenai hubungan model pembelajaran tendangan penalti dengan tingkat kepercayaan diri dalam permainan sepakbola. Dari hasil pengolahan dan analisis data dengan pendekatan statistik maka penulis dapat menjelaskan temuan-temuan sebagai berikut, yaitu: adanya pengaruh yang signifikan dari latihan tendangan penalti terhadap ketepatan menendang bola ke arah gawang dengan ketepatan yang baik dan tingkat kepercayaan diri pemain sepakbola dalam permainan sepakbola yang baik. Hal ini dikarenakan dalam proses latihannya pemain dituntut bekerja dalam waktu yang lama, suasana latihan tidak membosankan karena berlatih dengan model latihan yang berbeda-beda sehingga pemain bisa tetap fokus dalam berlatih dan tidak membosankan. Percaya pada diri sendiri akan menimbulkan seorang pemain lebih optimis, kegagalan-kegagalan yang dialami seorang pemain dalam melakukan tendangan penalti yang kurang percaya diri akan mudah menimbulkan rasa putus asa, dan dapat menyebabkan timbulnya frustrasi. Cratty, yang dikutip Sudibyo (2001) mengemukakan bahwa: “Pemain sepakbola pada umumnya lebih sering menghadapi situasi tegang. Ketegangan dapat menimbulkan rasa cemas (anxiety) dan dalam hal ini dibutuhkan percaya diri untuk dapat mengatasi keadaan tersebut.” Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hubungan pembelajaran tendangan penalti dengan rasa percaya diri yaitu dalam melakukan tendangan penalti pemaian dapat mencetak gol dengan baik dan tingkat kepercayaan diri pemain baik, jadi pemain yang merasa percaya diri harus mampu membangkitkan sikap yakin dengan kemampuan yang dimiliki. Kepercayan diri yang tinggi atau mental yang tinggi dan juga ketenangan sangat berdampak positif dalam melakukan tendangan penalti. Tanpa dua hal tersebut akan sangat sulit untuk mencetak gol bahkan hanya sekedar menendang tepat kearah gawangpun juga sangat sulit, walaupun setinggi apapun skill pemain yang dimiliki. Sehingga dengan adanya model pembelajaran tendangan penalti yang di terapkan sangat mendukung pemain untuk memiliki kemampuan dalam menendang penalti lebih baik dan kepercayaan diri pemain baik. Keahlian seorang pemain sepakbola dalam menendang penalti sangat penting untuk mencetak gol dan memiliki kepercayan diri yang tinggi dan juga ketenangan dalam permainan sepakbola. Jika latihan tendangan penalti dilakukan secara berulang-ulang maka hasil akan maksimal, dengan konsep dasar yang benar dan dikuasai. Penjelasan tersebut mengungkapkan bahwa dalam melakukan tendangan penalti menurut Sucipto (2000) mengemukakan bahwa: “Tendangan
www.perspektif.uinsgd.ac.id
25
Permadi
Jurnal Perspektif Vol. 01; No. 01; 2017; 20-27
penalti adalah tendangan yang dapat ditujukan langsung ke gawang tanpa menyentuh pemain lain yang dilakukan dari titik penalti dengan jarak 11 meter (12 yard) di depan dan tengah gawang.” kemudian Sajoto (1999), menjelaskan bahwa: “Ketepatan adalah suatu gerakan seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran.” Berdasarkan kedua teori tersebut di atas bahwa dalam melakukan tendangan penalti memerlukan ketepatan yang baik dan setelah penulis melakukan penelitian menghasilkan bahwa dalam melakukan tendangn penalti dengan jarak 11 meter pemain dapat melakukan tendangan dengan baik dengan menggendalikan gerakgerak bebas terhadap suatu sasaran yang tepat sehingga dapat pencetak gol. Model latihan tendangan penalti tersebut diantaranya adalah: a. Latihan menendang bola dari titik penalti dengan target sudut tiang gawang atas. b. Latihan menendang bola dari titik penalti dengan target sudut tiang gawang bawah. c. Latihan menendang bola ke gawang dengan awalan penendang sejajar tiang gawang dengan target sejajar tiang gawang dan sudut tiang gawang, target diberi jarak tiang dengan chons 1 meter. d. Latihan tendangan pinalti dengan pemain yang disamping gawang mengumpan bola ke tengah atau titik penalti, di mana pemain lain menembakanya ke gawang, dengan melakukan tendanganya bergantian (Coerver, 1985). e. Latihan tendangan penalti dengan pemain yang disamping gawang mengumpan ke titik penalti dimana pemain lain menembak dengan diberi targe cons dekat tiang gawang dengan jarak 1 meter . f. Latihan menendang bola dari titik penalti awalan seorang pemain membelakangi bola dengan aba-aba peluit. g. Latihan tendangan penalti dengan membuat garis berbentuk jarring dengan ukuran 25 meter x 25 meter dan di dalam grid membentuk kerucut melintasi bagian tengah garis grid, di tengah-tengah jarak antara pemain dipancangkan 2 buah bendera atau tiang pancangan dengan jarak masing-masing 2 meter atau 1 meter sebagai sasaran.. Dengan tiga orang pemain disetiap sudut kerucut satu orang pemain dengan menggunakan satu bola (March, 2009). h. Latihan tendangan penalti dengan membuat kelompok pemain berpasangan dengan jarak antara penendang 8 sampai 15 meter, agar tendangan dapat terkontrol dengan baik, di tengahtengah jarak kedua pemain dipancangkan 2 buah bendera atau tiang pancangan dengan jarak masing-masing 2 meter atau 1 meter sebagai sasaran (Soekatamsi, 1993). Untuk penguatan materi latihan pinalti dapat juga dilakukan dengan model pembelajaran yang berbasis teknologi. Penggunaan teknologi dan media pembelajaran akan mampu memudahkan pekerjaan dan meningkatkan pemahaman seorang pembelajar terhadap materi yang sedang dipelajarinya (Ramdhani, & Wulan, 2012; Ramdhani, & Muhammadiyah, 2015; Slamet, et. al, 2016). Kepercayaan diri merupakan aspek kepribadian yang berisi keyakinan diri tentang kekuatan, kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya. Hal tersebut ditujukan agar seorang memain sepakbola dalam melakukan tendangan penalti seorang penendang tidak ragu-ragu dan harus mampu membangkitkan sikap yakin dengakn kemampuan yang dimilikinya, hal tersebut sangat menentukan dalam permainan sepakbola. Berdasarkan hasil pengolahan data dari variabel tingkat kepercayaan diri pemaian sepakbola dalam permaianan sepakbola dinyatakan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima. Oleh karena itu, maka dapat diartikan bahwa pemain sepakboal dalam melakukan tendangan penalti dapat mencetak gol dengan baik, serta hubungan tingkat kepercayaan diri dalam permainan sepakbola yang berkategori baik.
26
www.perspektif.uinsgd.ac.id
Jurnal Perspektif Vol. 01; No. 01; 2017; 20-27
4
Permadi
Kesimpulan
Hasil penelitian, pengolahan dan analisis data, dapat disimpulkan bahwa signifikansi peningkatan hasil latihan tendangan penalti, dengan tingkat kepercayaan diri pemain sepakbola SMAN 4 Garut dengan rata-rata berada pada kategori baik, kepercayaan diri pemaian sepakbola memiliki nilai koefisien yang berkatagori tinggi, dan untuk hubungan tendangan penalti dengan tingkat dapat disimpulkan bahwa korelasi antara tendangan penalti dengan kepercayaan diri memiliki nilai koefisien berkatagori tinggi. Dengan temuan tersebut, penulis mengajukan saran agar pemain sepakbola lebih memperhatikan latihan tendangan penalti dan tingkat kepercayaan diri untuk mendukung dalam permaianan sepakbola agar kemampuan dan penampilan saat bermaian maksimal.
Daftar Pustaka Coerver, W. (1985). Belajar Sepakbola. Jakarta: Gramedia. Goderfroy, S. B. (1999). Bagaimana Cara Mengembangkan Karisma dan Daya Tarik Pribadi Anda. Batam: Interaksara Haerudin. (2006). Efiktifitas Jarak dan Sudut Awalan pada Tendangan Penalti dengan Menggunakan Kaki Bagian dalam terhadap Ketepatan Tendangan dalam Permainan Sepakbola, Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. March (2005). Penalty Kick Drills with Virginia Soccer, di akses tanggal 25 Agustus 2016 pada http://www.stack.com/a/penalty-kick-drills-with-virginia-soccer. Ramdhani, M. A., & Muhammadiyah, H. (2015). The Criteria of Learning Media Selection for Character Education in Higher Education. International Conference of Islamic Education in Southeast Asia. Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Ramdhani, M. A., & Ramdhani, A. (2014). Verification of Research Logical Framework Based on Literature Review. International Journal of Basic and Applied Science, 03(02), 1-9. Ramdhani, M. A., & Wulan, E. R. (2012). The Analysis of Determinant Factors in Software Design for Computer Assisted Instruction. International Journal of Scientific & Technology Research, 1(8), 69-73. Sajoto, M. (1999). Pengaruh Latihan Pliometrik Terhadap Hasil Tendangan Bola Siswa Sekolah Sepak Bola IKIP Semarang. Jurnal Ilmu Pendidikan, 6(1), 31-41 Slamet, C., Rahman, A., Ramdhani, M. A., & Darmalaksana, W. (2016). Clustering the Verses of the Holy Qur’an using K-Means Algorithm. Asian Journal of Information Technology, 15(24), 5159-5162. Soekatamsi. (1993). Permainan Besar (Sepakbola). Jakarta: Universiti Terbuka. Sucipto. (2000). Sepakbola. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Sudibyo. (2001). Psikologi Olahraga. Jakarta: Jaya Sakti Tandio. (1997). Psikologi Olahraga. Jakarta: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jakarta.
www.perspektif.uinsgd.ac.id
27