Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” Vol.2 No.1 Maret 2016
HUBUNGAN KEPEMIMPINAN, KOMPENSASI DAN KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
Oleh Elisabet Tambunan. SE.,MM Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sari Mutiara Medan
ABSTRAK Penelitian ini
bertujuan untuk
mengevaluasi
kepemimpinan, kompensasi, dan kompetensi
dan mengukur
hubungan
dengan kinerja.
penelitian
objek lembaga kesehatan di Medan, Jawa Barat. Ada 95 orang sebagai staf di badan
kesehatan.
Responden
direkrut
dari
populasi
ini
menggunakan
stratified random sampling. Sebagai variabel laten di alam, kuesioner digunakan sebagai instrumen penelitian. Selanjutnya, data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan persamaan regresi dengan SPSS dikerahkan (Paket Statistik untuk Ilmu Sosial) perangkat lunak. Hasil menunjukkan bahwa kepemimpinan, kompetensi, dan kompensasi yang berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja staf. Korelasi kepemimpinan dengan kinerja staf 0,102. Korelasi antara kompensasi dan staf kinerja adalah 0,104. Dan yang terakhir, korelasi antara kompetensi dan kinerja staf 0,13. Hal ini juga menunjukkan bahwa kepemimpinan, kompensasi, dan kompetensi dapat menjelaskan staf variasi kinerja sebanyak 48,8% kata kunci : Kepemimpinan, kompensasi, kompetensi, kinerja
PENDAHULUAN
Kajian
Kinerja tenaga kesehatan merupakan
memberikan kejelasan faktor-faktor
masalah yang sangat penting untuk
yang berpengaruh
dikaji
terhadap
dalam
rangka
mengenai
kinerja
personel.
kinerja
Dari
mempertahankan dan meningkatkan
penelusuran kepustakaan organisasi
pembangunan kesehatan.
dan kinerja personal diketahui ada 3 (tiga)
kelompok
variabel
yang
berpengaruh terhadap kinerja yaitu
51
Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” Vol.2 No.1 Maret 2016
variabel individu, psikologis dan
Penelitian
organisasi (Gibson, 1987). Ketiga
Chainiral (2005) terhadap pejabat
kelompok
imigrasi tentang hubungan antara
variabel
tersebut
yang
dilakukan
oleh
mempengaruhi perilaku kerja yang
tingkat
selanjutnya berefek kepada kinerja
keterampilan
personel (Ilyas, 1999). Penelitian
mendapatkan pengaruh yang positif
yang dilakukan oleh Ilyas (1999)
antara tingkat pengetahuhan dan
terhadap kinerja dokter Puskesmas
keterampilan dengan kinerja dan
menyimpulkan bahwa ada beberapa
mempunyai hubungan yang kurang
faktor
kuat serta signifikan secara statistik.
yang
langsung
berkaitan
pengetahuan
dan
dengan
dengan kinerja seorang dokter yaitu
Penelitian
penghasilan,
supervisi,
Utami
pengembangan karier, pelatihan dan
antara
seks.
kompensasi dengan kinerja pegawai
Dengan kata lain bahwa faktor-faktor
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
tersebut bisa meningkatkan kinerja
Departemen
personal
mendapatkan hasil yang positif
dan organisasi. Simanjuntak (2005)
antara kepemimpinan dengan kinerja
menyatakan
dan mempunyai hubungan yang kuat
manfaat
bahwa
kinerja
yang
kinerja
(2006)
dilakukan tentang
pengaruh
kepemimpinan
Hukum
oleh
dan
dan
HAM
perusahaan dan
serta
kinerja setiap orang juga sangat
signifikan
bergantung
terdapat pengaruh yang positif antara
pada
kemampuan
secara
statistik
juga
manajerial atau
kompensasi
pimpinan baik dengan membangun
dengan
sistem kerja dan hubungan industrial
hubungan yang kuat serta signifikan
yang
secara statistik.
harmonis,
maupun
mengembangkan
dengan
Adapun
kinerja
tujuan
dan
mempunyai
penelitian
yang
kompetensi
hendak dicapai dalam penelitian ini
pekerja, serta dengan menumbuhkan
adalah mengetahui ada tidaknya
motivasi dan memobilisasi seluruh
hubungan
karyawan
dengan
untuk
bekerja
secara
optimal.
antara kinerja
kepemimpinan pegawai
Dinas
Kesehatan Kota Medan, mengetahui
52
Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” Vol.2 No.1 Maret 2016
ada
tidaknya
hubungan
antara
permintaan
pengguna.
Kuesioner
kompensasi dengan kinerja pegawai
yang dipergunakan dalam penelitian
Dinas
Medan,
ini adalah berupa pertanyaan tertutup
mengetahui ada tidaknya hubungan
yang telah disusun dimana jawaban
antara kompetensi dengan kinerja
atas
pegawai
disiapkan,
Kesehatan
Dinas
Kota
Kesehatan
Kota
pertanyaan
tersebut
sehingga
responden
Medan, mengetahui ada tidaknya
tinggal
hubungan yang signifikan antara
kiranya sesuai dengan kondisi yang
kepemimpinan,
dirasakan saat ini.
kompetensi terhadap
kompensasi
secara
kinerja
dan
bersama-sama pegawai
memilih
telah
jawaban
yang
Data yang dikumpulkan ada empat
Dinas
(4) jenis yang berbentuk skor yang
Kesehatan Kota Medan.
diperoleh dari data kepemimpinan, kompensasi, dan kompetensi sebagai
METODE PENELITIAN
variabel bebas dan kinerja sebagai
Penelitian ini merupakan penelitian
variabel terikat.
survei
Kinerja individu atau pegawai diukur
dengan
memperoleh digunakan
tujuan
untuk
informasi
yang
dalam
dengan
menentukan
melihat
kualitas
dan
kuantitas out-
hubungan timbal balik antar variabel.
put yang dihasilkannya, sedangkan
Penelitian bertujuan untuk menguji
untuk pegawai pemerintah termasuk
hipotesis yang menyatakan hubungan
pegawai
antara
dinas
variabel
bebas
dengan
kesehatan
adalah
dengan
variabel terikat.
melihat pelaksanaan tugasnya yaitu
Lokasi penelitian di Dinas Kesehatan
antara dapat
Kota
sasaran
mengerjakan tugas sesuai tugas dan
penelitian adalah seluruh pegawai
wewenang yang diberikan atasan dan
dengan
tidak
Medan
jumlah
dengan
95
orang.
Pengumpulan data dilakukan dengan
melanggar
aturan
cara menyebar kuesioner (daftar
melayani
masyarakat.
pertanyaan) yang diberikan kepada
kinerja organsiasi
pegawai yang bersedia memberikan respon (responden) sesuai dengan
53
serta
dapat
Sedangkan
Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” Vol.2 No.1 Maret 2016
dinilai dengan memperhatikan aspek
laki-laki.
efisien
jenjang pendidikan diketahui bahwa
dan
efektif
dalam
pelaksanaan tugas pokok
berdasarkan
sebanyak 40 orang (42,1%) adalah menggerakkan
sarjana, 29 orang (30,5%) adalah
semua personil secara berdaya guna
DIII, kemudian 15 orang (15,8%)
dan berhasil
adalah SMA/Sederajat, selanjutnya
guna
dan
Sedangkan
dapat
untuk
dengan
melaksanakan
sebaik-baiknya,
tugas
10
sebagai
adalah
orang adalah DI. Sebagian besar dari
juga
kepuasan
(10,5%)
spesialist/Pascasarjana dan terakhir 1
aspek proses internal
orang
dapat
pemangku
memenuhi
pegawai
kepentingan
Dinas
Kesehatan
Kota
Medan mempunyai golongan III, 47
yaitu masyarakat
orang ( 49,5%), kemudian golongan
yang dilayani, pemerintah sebagai
II adalah 39 orang (41,1%), golongan
yang
IV sebanyak 8 orang (8,4%) dan
memberi
perintah
dan
wewenang serta rakyat Indonesia
golongan I sebanyak1 orang.
pada umumnya (Irawan 2000).
Analisis Hubungan Kepemimpinan
Analisis data menggunakan analisis
dengan Kinerja Pegawai Hubungan
regresi
kepemimpinan
linier
untuk
mengetahui
dengan
hubungan masing-masing variabel
pegawai
bebas dengan variabel terikat dan
regresi.
regresi berganda untuk mengetahui
ditunjukkan pada Tabel 1 di bawah.
hubungan
Nilai signifikansi sebesar 0.002, hal
variabel
bersama-sama
bebas
dengan
secara variabel
ini
terikat.
dianalisis
kinerja
menggunakan
Hasil pengolahan data
menunjukkan
bahwa
kepemimpinan
secara
berhubungan
dengan
signifikan kinerja
HASIL DAN PEMBAHASAN
pegawai.
Profil Responden Responden dalam
kecil dari 0.01, itu berarti bahwa
penelitian ini adalah pegawai Dinas
hubungan
Kesehatan
dengan
Kota
Medan
dengan
Nilai signifikansi lebih
antara kinerja
kepemimpinan pegawai
jumlah responden perempuan sebesar
signifikan.
55 orang
( 57,9 %) dan sisanya
koefisien regresinya, yaitu sebesar
40(42,1 %) orang adalah berjenis
0.320, seperti yang dapat dilihat pada
54
Tapi
dilihat
sangat dari
Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” Vol.2 No.1 Maret 2016
Tabel 2, kepemimpinan mempunyai
pengaruh
hubungan
kinerja
lemah dengan kinerja
yang
positif
artinya
terhadap
semakin
baik
pegawai. Statistik ini menunjukkan
kepemimpinan maka kinerja pegawai
bahwa kepemimpinan mempunyai
juga semakin baik.
Tabel 1 Koefisien korelasi kepemimpinan dengan kinerja Model
R
R. Square
Adjusted R Square
1
,320
,102
,093
Std.Error the Estimate ,634
of
Tabel 2. Koefisien regresi kepemimpinan terhadap kinerja Model
Constandarized Standardized Coefficients Coefficients B Std.Err Beta Constant 3.663 .273 .320 Kepemimpinan .222 .068
t
sig
13.428 3.257
Tabel 1 juga menunjukkan nilai
Picollo
koefisien determinasi (R kuadrat)
Schaubroeck, Lam, dan Cha (2007),
untuk
Wang, Law, Hacket, Wang, dan
variabel
kepemimpinan
dan
,000
Colquitt
(2006),
terhadap kinerja yaitu sebesar 0.102.
Chen (2005).
Angka ini dapat diartikan bahwa
ada proses intervening dalam arah
10.2% variasi yang terjadi pada
pengaruh
kinerja pegawai dipengaruhi oleh
transformasional
variabel kepemimpinan.
pegawai.
Variasi
Mereka menemukan
kepemimpinan terhadap
kinerja
Di antara variabel yang
yang terjadi pada kinerja pegawai
diidentifkasi
mengintervensi
sekitar 90% ditentukan oleh faktor
pengaruh
kepemimpinan
lain.
transformasional
Pengaruh
positif
kepemimpinan
terhadap
kinerja
adalah identifikasi dengan unit kerja,
terhadap kinerja pegawai sejalan
self-efficacy, dan means efficacy.
dengan temuan Avolio, Zhu, Koh,
Analisis
dan Puja (2004), Bass, Avolio, Jung,
dengan Kinerja Pegawai
Output
dan Berson (2003), Bono dan Judge
hubungan
dengan
(2003), Kark, Shamir, dan Chen
kinerja pegawai dapat dilihat pada
(2003), Liao dan Chuang (2007),
Tabel 3. Nilai koefisien korelasi (r)
55
Hubungan
Kompensasi
kompensasi
Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” Vol.2 No.1 Maret 2016
sebesar 0.322 dengan signifikansi
pegawai, maka kinerja pegawai juga
sebesar
semakin
0.001.
menunjukkan
Statistik bahwa
ini
baik.
Nilai
koefisien
hubungan
determinasi juga dapat dilihat pada
antara kompensasi dengan kinerja
Tabel 3. Nilai koefisien determinasi
pegawai
untuk variabel kompensasi terhadap
adalah
signifikan.
lemah,
tapi
Hubungan
antara
kinerja
adalah
0.104,
kompensasi dengan kinerja adalah
kontribusi
positif,
baik
terhadap variasi kinerja pegawai
oleh
adalah sebesar 10,4%.
artinya
kompensasi
semakin
yang
diterima
variabel
artinya
kompensasi
Tabel 3 Koefisien korelasi kompensasi dengan kinerja Model
R
R. Square
Adjusted R Square
1
,322
,104
,094
Std.Error the Estimate ,634
of
Dilihat dari koefisien regresi, seperti
meningkat sebanyak 0.322. Statistik
yang dapat dilihat pada Tabel 4,
ini menunjukkan bahwa kompensasi
kompensasi mempengaruhi kinerja
mempunyai pengaruh yang positif
pegawai secara signifikan. Koefisien
terhadap kinerja artinya semakin
regresinya sebesar 0.322, artinya
baik kompensasi yang dirasakan
setiap pertambahan kompensasi 1
pegawai maka kinerja mereka juga
unit, maka kinerja pegawai akan
semakin baik.
Tabel 4. Koefisien regresi kompensasi terhadap kinerja Model
Constandarized Standardized Coefficients Coefficients B Std.Err Beta 3.608 .288 .322 .265 .081
Constant Kompensasi
t
sig
12.535 3.277
.000 .001
Hubungan antara kompensasi dengan
menemukan bahwa kompensasi akan
kinerja
meningkatkan
dibuktikan
pegawai di
juga antaranya
sudah oleh
Kepuasan
kepuasan
pada
pegawai.
akhirnya
Canarella and Nourayi (2006), Core,
meningkatkan
Guay, dan Verrecchia (2003), dan
(Amabile, Goldfarb, dan Brackfield,
Murphy
1990; Baard, Deci, dan Ryan, 2004).
(1985).
Mereka
56
kinerja
akan
pegawai
Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” Vol.2 No.1 Maret 2016
Analisis
Hubungan
Kompetensi
signifikansi yang dihasilkan nilai
dengan Kinerja Pegawai Koefisien
sebesar 0.000, jauh lebih kecil dari
korelasi antara kompetensi dengan
0.05. Berdasarkan tabel di atas juga
kinerja
dapat
pegawai
adalah
sebesar
dilihat
nilai
koefisien
0.361, seperti yang dapat dilihat pada
determinasi.
Tabel 5.
variabel kompetensi terhadap kinerja
Hasil ini menunjukkan
Koefisien determinasi
bahwa hubungan antara kompetensi
adalah sebesar 0.130.
dengan
adalah
menunjukkan bahwa 13.0% variasi
lemah, karena lebih kecil dari 0.5.
yang terjadi pada kinerja dapat
Tapi meskipun lemah, hubungan ini
dijelaskan oleh kompetensi pegawai.
kinerja
pegawai
Angka ini
adalah sangat signifikan, karena Tabel 5 Koefisien korelasi kompetensi terhadap kinerja Model
R
R. Square
Adjusted R Square
1
,361
,130
,121
Koefisien
regresi
kompetensi
Std.Error the Estimate ,624
of
pertambahan kompetensi 1 unit,
terhadap kinerja pegawai adalah
maka
sebesar 0.361, seperti yang dapat
meningkat sebanyak 0.361. Dengan
dilihat
Nilai
kata lain, semakin tinggi kompetensi
signifikansi 0.000, artinya koefisien
pegawai maka kinerja mereka juga
regresi adalah signifikan.
semakin baik.
pada
Tabel
6.
Setiap
kinerja
pegawai
akan
Tabel 6. Koefisien regresi kompetensi terhadap kinerja pegawai Model
Constant Kompetensi
Constandarized Standardized Coefficients Coefficients B Std.Err Beta 2.628 .513 .361 .442 .119
t
sig
5.122 3.728
.000 .000
Kompetensi dapat dibentuk antara
pemerintahan, kewenangan diberikan
lain
oleh
melalui
pendidikan
dan
pemerintah
pelatihan agar dapat melaksanakan
organisasi/pejabat
tugasnya
yang
bidang tertentu. Dengan kompetensi
diinginkan. Sedangkan dalam sektor
yang dimiliki oleh setiap pejabat
sesuai
standar
57
tertentu
kepada dalam
Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” Vol.2 No.1 Maret 2016
pemerintah
diharapkan
tugas
tabel di atas menunjukkan koefisien
pemerintahan dapat berjalan
korelasi
dengan
kecakapan,
baik.
ke-mampuan
Dengan
atau
hubungan
kepemimpinan,
dan
antara
kompensasi,
kompetensi dan motivasi dengan
kewenangan yang di-
kinerja yaitu sebesar 0.493 yang
milikinya maka masyarakat harus
artinya bahwa terdapat hubungan
percaya dan berharap semua urusan
yang lemah antara kepemimpinan,
mereka dapat dipenuhi.
kompensasi,
Analisis Pengaruh Kepemimpinan,
motivasi secara bersamasama dengan
Kompensasi,
Kompetensi
kinerja karena lebih kecil dari 0.5.
Terhadap Kinerja Pegawai Pengaruh
Dengan demikian dapat dinyatakan
bersama kepemimpinan, kompensasi,
bahwa kepemimpinan, kompensasi,
dan kompetensi terhadap kinerja
dan
pegawai diuji menggunakan Analisis
hubungan
variansi (Anova).
Tabel Anova
kinerja pegawai. Ini artinya bahwa
kepemimpinan,
semakin baik kepemimpinan yang
kompetensi
ada di Dinas Kesehatan Kota Medan
model
dan
pengaruh
kompensasi, terhadap
dan
kinerja
pegawai
dapat
akan
kompetensi
kompetensi yang
mempunyai
positif
berpengaruh
dan
terhadap
meningkatkan
dilihat pada Tabel 4. Dapat dilihat
kinerja pegawai dan semakin baik
pada tabel tersebut bahwa F hitung
sistem kompensasi yang ada di Dinas
sebesar
tingkat
Kesehatan Kota Medan maka akan
Karena
berpengaruh pula terhadap
15.386
signifikansi
dengan 0.000.
signifikansi jauh lebih kecil dari 0.05
kinerja pegawai. Begitu juga dengan
maka
semakin tinggi kompetensi seorang
dapat
dikatakan
bahwa
variabel kepemimpinan, kompensasi,
pegawai
kompetensi
meningkatkan
berhubungan
secara
bersama-sama
terhadap
kinerja
akan
berpengaruh
kinerja
pegawai
tersebut.
pegawai. Sedangkan nilai R pada Tabel 7 Korelasi kepemimpinan, kompensasi, dan kompetensi terhadap Kinerja Model
R
R. Square
Adjusted R Square
1
,493
,243
,209
58
Std.Error the Estimate ,592
of
Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” Vol.2 No.1 Maret 2016
Nilai koefisien determinasi
untuk
dalam diri pegawai saja akan tetapi
variabel kepemimpinan, kompensasi,
banyak faktor yang mempengaruhi.
kompetensi dan motivasi terhadap
Ivancevich
kinerja adalah 0.243.
seorang pemimpin harus menyatukan
Statistik ini
(2001)
mengatakan
dapat diartikan bahwa 24.3% varaiasi
berbagai
yang terjadi pada kinerja pegawai
kepribadian
dipengaruhi
individu yang dipimpinnya. Selain
oleh
kepemimpinan,
keahlian, dan
pengalaman,
motivasi
kompensasi, dan kompetensi secara
itu
bersama-sama. Dilihat dari angka ini,
memfasilitasi interaksi yang terjadi
sebesar 75.7% variasi yang terjadi
diantara kelompok dalam organisasi.
pada kinerja pegawai dapat
Dapat disimpulkan bahwa seorang
dijelaskan oleh faktor lain.
pemimpin
harus
memiliki
kemampuan
untuk
memadukan
Kinerja
atau
prestasi
kerja
pemimpin
harus
dipengaruhi oleh tiga variabel, yaitu
seluruh
variabel individu, variabel organisasi
dipimpinnya.
danvariabel
Berdasarkan teori motivasi teori
psikologi.
Variabel
potensi
juga
setiap
pegawai
individu terdiri atas kemampuan dan
pengharapan
keterampilan,
dirasakan akan mendorong tingkah
latar
belakang
laku
demografis.
psikologi
terdorong meningkat lagi apabila
sikap,
seseorang merasakan ada hubungan
terdiri
atas
persepsi,
tindakan
kebutuhan
keluarga maupun tingkat sosial, dan Variabel
dan
bahwa
yang
positif
Motivasi sangat berpengaruh dalam
Sebaliknya
menentukan tinggi atau rendahnya
hubungan upaya dengan hasil maka
kinerja seorang pegawai.
dorongan untuk melakukan tindakan
organisasi
sumber
daya,
terdiri
atas
upaya
apabila
dan
lebih
kepribadian, belajar dan motivasi.
Variabel
antara
akan
tidak
hasil. ada
akan berkurang.
kepemimpinan,
Dapat disimpulkan bahwa motivasi
struktur dan desain
pegawai akan meningkat apabila
pekerjaan. Dengan demikian Gibson
semua usaha/tindakan yang telah
menyimpulkan
kinerja
mereka lakukan seimbang dengan
pegawai bukan hanya berasal dari
hasil berupa kompensasi yang akan
bahwa
mereka terima.
59
Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” Vol.2 No.1 Maret 2016
Dilihat dari pengaruh ketiga variabel
penjelasan singkat staf maupun lewat
ini
apel pagi.
terhadap
kinerja
sebaiknya
pegawai, manajemen
mempertahankan kepemimpinan dengan
pimpinan
pola yang
sudah
selalu
pegawai
ada
mengadakan
pemilihan
teladan
tingkat
Dinas
Kota
Medan
dalam
Kesehatan
berusaha
meningkatkan
Terakhir, sebaiknya
rangka meningkatkan motivasi kerja
kemampuan
pegawai.
manajerial baik melalui pendidikan dan
pelatihan
maupun
berbagi
KESIMPULAN DAN SARAN
pegnetahuan dengan instansi lainnya.
Kesimpulan
Pimpinan
Kepemimpinan,
juga
memberikan
sebaiknya kepada
kompetensi ditemukan mempunyai
semua pegawai untuk meningkatkan
hubungan dengan kinerja pegawai
kompetensinya
Dinas
maupun
kesempatan
kompensasi, dan
baik
pengetahuan
keterampilannya
Kesehatan
Kota
Medan.
sesuai
Semakin baik faktor kepemimpinan,
dengan deskripsi tugas, baik melalui
semakin tinggi kinerja pegawai yang
pendidikan dan pelatihan maupun
dapat diharapkan.
berbagi pengetahuan dengan instansi
Semakin tinggi kompensasi yang
lainnya.
didapatkan, semakin
tinggi
juga
kinerja
yang
bisa
Hal lain yang perlu
diperhatikan adalah memperbaiki yang
ada
sistem di
kompensasi
antaranya
pegawai
diharapkan.
dengan
kinerja pegawai.
hukuman kepada semua pegawai
Saran
sehingga
Kontribusi
termotivasi
akan
bekerja
yang
tinggi
kompetensi pegawai, semakin tinggi
menerapkan sistem penghargaan dan
mereka
Semakin
selalu pada
kepemimpinan,
kompensasi,
dan
akhirnya akan meningkatkan kinerja
terhadap
mereka.
Pimpinan juga sebaiknya
24.3%, bahkan tidak sampai 50%.
selalu memotivasi semua pegawai
Hal ini menunjukkan bahwa ada
untuk
faktor lain yang lebih dominan
senantiasa
bekerja
secara
kinerja
kompetensi
pegawai
profesional sesuai bidang tugasnya
mempengaruhi
masing-masing baik melalui sarana
Penelitian lanjutan dapat dilakukan
60
kinerja
hanya
pegawai.
Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” Vol.2 No.1 Maret 2016
untuk
mengidentifikasi
mengukur
faktor
”Predicting Unit Peformance
dan
lain
yang
by
Assessing
mempengaruhi kinerja pegawai.
Transformational
DAFTAR PUSTAKA
Transactional
Amabile,
T.M.Goldfarb,
Brackfield, ”Social
P.
S.C.
and 1990.
Influences
Creativity:
Journal
and Leadership.”
of
Applied
Psycholofy, Vol. 88, pp. 207-
on
218.
Evaluation,
Bono, J.E. and Judge, T.A. 2003.
Coaction, and Surveillance.”
”Self Concordance at Work:
Creativity Resources Journal ,
Toward Understanding the
Vol. 3, pp. 6-21.
Motivational
Avolio, B.J., Zhu, W., Koh, W., and Puja,
B.
Transformational
2004.
Academy
”Transformational leadership and
Role
of
Leader.”
Management
Canarella, G. and Nourayi, M. M.
Mediating Psychological
Empowerment
of
of
Journal, Vol. 46, pp. 554-571.
Organizational
Committment:
Effects
and
2006.
‘‘Executive
Compensation
and
Performance:
Adjustment
Firm
Moderating Role of Structural
Dynamics.’’ Managerial and
Distance.”
Decision Economics, Vol. 24
Journal
Organizational
of
Behavior,
No. 4.
Vol. 25, pp. 951-968.
Chainiral.
Baard, P.P, Deci, E.L. and Ryan,
2005.
Hubungan
Kompetensi dengan Kinerja
R.M. 2004. ”The Relation of
Pejabat Imigrasi
Intrinsic Need Satisfaction of
FISIP
Performance and Well-Being
Administrasi, Medan.
in
Two
Work
Settings.”
Core,
J.E.,
UI
Verrecchia,
Psychology, Vol. 34, pp.
‘‘Price
2045-2068.
Performance
Bass, B.M., Avolio B.J., Jung, D.I. and
Berson,
Y.
Dep.
Guay,
Journal of Applied Social
, Jurnal Ilmu
W.R. R.E.
Versus
and
(2003), Non-Price
Measures
in
Optimal CEO Compensation
2003.
61
Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” Vol.2 No.1 Maret 2016
Contracts.” The Accounting
Transformational Leadership
Review, Vol. 78, pp. 957-81
in Building Long-Term Service Realtionships.”
Gibson, Ivancevich dan Donelly. 1997. Organisasi, Perilaku,
Journal
Struktur dan Proses
Psychology,Vol. 92, pp.1006-
, terjemahan Djakarsih, Erlangga,
Applied
1019. Murphy, K.J. (1985), ‘‘Corporate
Jakarta. Ilyas,
of
Yaslis.
1999.
Determinan
Performance and Managerial
Kinerja Dokter Puskesmas
Remuneration: An Empirical
Kasus
Analysis.”
:
Dokter
Pegawai
Journal
of
Tidak Tetap (PTT.)’ Jurnal
Accounting and Economics,
FISIP
Vol. 7, pp. 11-42
UI
Dep.
Ilmu
Administrasi, Medan. Irawan, Prasetya. 2002. Manajemen Sumber
Daya
Manusia.
STIA-LAN Press, Jakarta. Ivancevich, John M. 2001. Human Resource
Management
(8th.ed). Richard D. Irwin, Inc, USA. Kark, R., Shamir, B. and Chen, G. 2003. ”The Two Faces of Transformational Leadership: Empowerment
and
Dependency.”
Journal of
Applied Psychology,Vol. 92, pp. Liao, H. And Chuang A. ”Transforming
2007. Service
Employs and Climate: A Multilevel, Examination
Multisource of
62