HUBUNGAN INTENSITAS MENGAKSES FACEBOOK DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MAN 13 JAKARTA
Universitas Islam Negeri SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
SKRIPSI DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS PSIKOLOGI UNTUK MEMENUHI SYARAT-SYARAT MENCAPAI GELAR SARJANA PSIKOLOGI
OLEH :
CHAIRUNNISA NIM: 106070002221
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul “Hubungan Intensitas Mengakses Facebook Dengan Motivasi Belajar Siswa MAN 13 Jakarta” telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 19 Oktober 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Fakultas Psikologi. Jakarta,19 Oktober 2010
Sidang Munaqosyah
Dekan/ Merangkap ketua
Pembantu Dekan/ Sekretaris merangkap anggota/ Penguji I
Jahja Umar, Ph.d NIP. 130 885 522
Dra.Fadhilah Suralaga,M.Si NIP. 1956 1223 198303 2001
Anggota:
Penguji II
Ikhwan Lutfi, M.Psi NIP: 19730710 200501 1 006
iii
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Chairunnisa NIM : 106070002221
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Hubungan Intensitas Mengakses Facebook Dengan Motivasi Belajar Siswa MAN 13 Jaakarta” adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun kutipan-kutipan yang ada dalam penyusunan skripsi ini telah saya cantumkan sumber pengutipannya dalam daftar pustaka.
Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan Undangundang jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan dari karya orang lain.
Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.
Jakarta, 19 Oktober 2010
Chairunnisa NIM: 106070002221
iv
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat dan kasih sayang-Nya sehingga kita masih bisa diberikan kelancaran dalam beraktifitas.
Sehubungan dengan adanya tugas akhir, dimana saya chairunnisa mahasiswi semester 9 Faculty of Psychology UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sekarang sedang menyusun skripsi, maka dalam rangka membuat alat tes psikologi untuk mengukur variabel-variabel psikologi. Disini saya mencoba menyusun alat tes psikologi dengan judul skripsi saya “hubungan antara intensitas mengakses facebook dengan motivasi belajar pada siswa MAN 13 Jakarta”. Dengan sampel siswa-siswi MAN 13 Jakarta.
Oleh karena itu, saya membutuhkan partisipasinya untuk mengisi angket sesuai dengan perasaan, pikiran dan tingkah laku yang menggambarkan diri anda sesungguhnya. Data pribadi dan jawaban anda semua akan dijaga kerahasiaanya, dan tidak akan disebarluaskan dan akan dipergunakan untuk keperluan penelitian dalam menyusun skripsi ini. Tidak ada jawaban benar atau salah untuk setiap pernyataan, seluruh jawaban adalah benar selama itu menggambarkan diri anda. Jakarta, Agustus 2010 Peneliti
(Chairunnisa)
IDENTITAS RESPONDEN
Nama / inisial
:
Jenis kelamin
:
Umur
:
Kelas
:
Kemudian dibawah ini terdapat pernyataan-pernyataan, bacalah setiap pernyataan dan berikan jawaban dengan cara memberi checklist (√) pada kolom yang tersedia.
1. SS, apabila anda merasa sangat setuju dengan pernyataan yang diberikan. 2. S, apabila anda setuju dengan pernyataan yang diberikan. 3. TS, apabila anda tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan. 4. STS, apabila anda sangat tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan.
Contoh:
No. 1.
Pernyataan Saya sangat menyukai group band nidji.
SS √
S
TS
STS
Checklist jawaban yang sesuai dengan menggambarkan diri anda atau apa yang anda rasakan. Pilih jawabab SS (sangat setuju) jika anda merasakan jawaban tersebut menggambarkan diri anda.
LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden dalam penelitian yang bertujuan untuk mengatahui “hubungan antara intensitas mengakses facebook dengan motivasi belajar” Demikian surat pernyataan ini dibuat semoga penelitian ini bisa berjalan dengan baik dan lancar, sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih. Saya yang bertanda tangan dibawah ini, Jakarta, …. Agustus 2010
(
)
PERSEMBAHAN
Dengan segenap cinta dan ketulusan hati sebuah karya sederhana ini penulis persembahkan untuk : ☺ Ayah dan Mamah ☺ Adikku ☺ Almamaterku
vi
‘ Setiap manusia tidak ada yang sempurna, dalam melakukan apapun tetaplah dengan semangat & motivasi semaksimal mungkin, demi hasil yang terbaik’
v
ABSTRAK A) B) C) D)
Fakultas Psikologi Oktober 2010 Chairunnnisa Hubungan intensitas mengakses facebook dengan motivasi belajar siswa MAN 13 Jakarta E) xvii + 76 Halaman (belum termasuk lampiran) F) Motivasi belajar sangat penting untuk menunjang aktifitas belajar pada siswa remaja siswa yang sekarang sedang nenuntut ilmu dibangku sekolah. Menurun-nya tingkat motivasi belajar tentu dapat mempengaruhi hasil belajar itu sendiri. Di satu sisi anak-anak remaja sekarang telah mengikuti perkembangan dunia dalam situs jejaring sosial seperti facebook, sehingga mereka dapat lupa akan waktu belajar dan tugas-tugas sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan intensitas mengakses facebook dengan motivasi belajar siswa MAN 13 Jakarta. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling sebanyak 81 siswa MAN 13 Jakarta yang terdiri dari kelas X, XI, dan XII. Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji korelasi pada taraf signifikansi 0,05. Penelitian kuantitatif dengan studi korelasional ini masuk ke dalam fase perkembangan remaja yaitu pada rentang usia 15-18 tahun. Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan aspek-aspek dari intensitas mengakses facebook dan motivasi belajar pada teori Frandsen (1989). Jumlah item pada masing masing skala adalah 2 item untuk skala intensitas mengakses facebook dan 31 item untuk motivasi belajar. Berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Pearson didapatkan nilai r hitung sebesar 0.266 dengan p value sebesar 0.017. Sementara nilai t tabel pada taraf signifikansi 5% dengan N 81 adalah sebesar 0.220. Karena nilai r hitung yang didapat (0.266) > r tabel (0.220) (p value < 0.05), maka hipotesis nihil (H0) yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan negatif yang signifikan antara Intensitas Mengakses Facebook dengan Motivasi Belajar ditolak. Dengan demikian hipotesis alternatif (H1) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara Intensitas Mengakses Facebook dengan Motivasi Belajar siswa MAN 13 Jakarta diterima. Artinya meningkatnya intensitas mengakses facebook yang ‘tinggi’ diikuti oleh motivasi belajar siswa MAN 13 yang ‘sedang’. Maka dapat disimpulkan bahwa para siswa MAN 13 tersebut mempunyai intensitas mengakses facebook yang ‘tinggi’ Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk memperbanyak variabel pendukung sehingga didapat hasil yang lebih jelas. Disamping itu penelitian selanjutnya juga dapat menggunakan teori yang dikemukakan oleh tokoh lain, serta mengadakan penelitian pada fase perkembangan yang lain, seperti orang dewasa. Untuk penelitian selanjutnya mengenai motivasi belajar juga, ada baiknya meneliti variabel lain seperti prestasi belajar siswa, budaya, status sosial ekonomi maupun pola asuh orang tua. G) Bahan Bacaan: 62 buku + 6 artikel internet + 9 jurnal. vii
ABSTRACT A) Faculty of Psychology B) October 2010 C) Chairunnnisa D) The relationship intensity access facebook with students' motivation MAN 13 Jakarta E), xvii + 76 pages (excluding attachments) F) Motivation to learn is very important to support student learning activities in adolescent students who are now being nenuntut dibangku science school. Decreased its level of motivation can certainly affect the result of learning itself. On one side of teenage children now have to follow developments in the world of social networking sites like facebook, so that they can forget the time studying and school work. This study aims to determine the intensity of accessing facebook relationship with student motivation MAN 13 Jakarta. The sampling technique in this study was purposive sampling, 81 students MAN 13 Jakarta which consists of class X, XI, and XII. Analysis of the data in this study using a correlation test at the 0.05 level. Quantitative research with these correlational studies into the adolescent phase of development that is in the range of 15-18 years of age. Measuring instrument in this research uses aspects of intensity and motivation to access facebook on the theory of Frandsen (1989). Number of items in each scale is 2 items for accessing facebook intensity scale and 31 items for motivation to learn. Based on the hypothesis test is performed using the Pearson correlation test r values obtained count of 0266 with a p value of 0017. While the table t value at 5% significance level with N 81 are for 0220. Because the value of r count obtained (0266)> r table (0220) (p value <0.05), then the null hypothesis (H ¬ 0) which states that there are no significant negative relationship between the intensity up with Motivation Learning Access denied. Thus the alternative hypothesis (H1), which states that there is a significant negative correlation between the intensity up with Motivation Learning Access students MAN 13 Jakarta accepted. This means that the increasing intensity of accessing facebook 'high' followed by the students' motivation MAN 13 that 'being'. Then it can be concluded that students MAN 13 has an intensity to access facebook 'high' For further research is expected to multiply the variable support in order to get clearer results. Besides, further research can also use the theory put forward by another character, and conduct research on the development of other phases, such as an adult. For further research on motivation to learn, too, it's good to investigate other variables such as student achievement, culture, socioeconomic status and parenting patterns. G) Reading Materials: 62 books + 6 + 9 journal articles internet.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahiim
Syukur Alhamdullilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat segala limpahan anugreh dan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam terlimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW serta pengikutnya sampai akhir zaman. Terselesaikannya skripsi ini sebenarnya juga tidak luput dari bantuan pihak luar, oleh karena itu, izinkanlah penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Jahja Umar, Ph. D, Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta jajarannya. 2. Bambang Suryadi, Ph. D, pembimbing skripsi yang telah membimbing, mengarahkan dan memberikan saran dalam penyusunan skripsi ini. Penulis mendapatkan banyak masukan dari beliau, serta terima kasih banyak atas wawasan
dan waktu yang telah diberikan, dan juga shock therapy yang
diberikan setiap penulis bimbingan. 3. Liany Luzfinda, M.Psi selaku Pembimbing akademik 4. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya dengan kesabaran dan keikhlasan. 5. Staff bagian Akademik, Umum, dan Keuangan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya bu Mega, pak Ayung dan bu Faozah yang telah sangat baik membantuku selama saya kuliah disini sampai selesai.
ix
6. Kepala KANWIL (Departemen Agama) Propinsi DKI Jakarta beserta seluruh staf jajaranya yang telah membantu dalam penelitian ini, terutama pak Andi dan bu Sita yang telah membantu penulis membuatkan surat menyurat. 7. Seluruh responden siswa-siswi MAN 13 Jakarta dari kelas X, XI, XII yang telah bersedia memberikan waktunya untuk mengisi angket. Juga kepada seluruh pihak sekolah yang telah banyak membantu dalam penelitian ini. 8. Keluarga terindah dan terhebatku, mamah dan ayah yang telah memberikan kasih sayang yang tak terhingga, kesabaran serta motivasi bagi kehidupanku dari dalam kandungan sampai saat ini dan inspirator terhebat yang kupunya serta doa-doa yang selalu diberikan. Adikku Dicky yang telah memberikan pengertiannya. 9. Andung, itam, om oli, ucu, dan keluarga tercintaku lainnya yang selalu memberikan
perhatian,
bimbingan,
arahan,
dan
selalu
menyindirku,
memarahiku, mengingatkanku akan skripsi ini sampai selesai. 10. Dian, Anis, Fahria, Lia, dan Dila untuk persahabatan terindah yang diberikan selama 4 tahun ini. Rizqiah, yuni, fandy terima kasih untuk menjadi sahabatku yang selalu menemaniku dalam suka dan duka. Fahmi Cebsa, yang tiada hentinya selalu memberikan support, membantu, mendorong, selalu ada saat suka duka dalam keadaan apapun, dan membuat tegar dalam membuat skripsi ini. 11. Kak Dodo, kak Agus, kak Qori, kak adi, kak bayu, yang telah membantuku dalam menyelesaikan skripsi ini. Nino yang telah membantu dan mendampingi dalam menyebarkan angket di sekolah.
x
12. Teman-teman seperjuangan Amalia, Ami, kak Pian, kak Dimas, Dwi, Amir yang sangat membantu dalam menyelesaikan penelitian ini. 13. Teman-teman angkatan 2006 dari kelas A sampai kelas D, khususnya kelas BBB (Bukan B Biasa) terimakasih atas kebersamaan yang indah dan penuh dengan kenangan indah, semoga tali silaturahmi ini tidak akan pernah terputus sampai nanti kelak kita sukses. 14. Teman-teman di facebook, yang membantu memberikan dorongan, dalam chat, wall, status, comment dan like-nya. 15. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, karena dukungan moral serta pengertian mereka penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
Hanya asa dan doa yang penulis panjatkan semoga pihak yang membantu penyelesaian skripsi ini mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT Amin. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah diharapkan untuk menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata, besar harapan penulis semoga skripsi ini memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi siapa saja yang membaca.
Jakarta, Oktober 2010 Penulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman Judul Lembar Pengesahan Pembimbing .......................................................................... .. .ii Lembar Pengesahan Panitia Ujian ........................................................................... iii Lembar Pernyataan.................................................................................................... iv Motto ........................................................................................................................ v Persembahan.............................................................................................................. iv Abstrak ..................................................................................................................... vii Abstract .................................................................................................................... viii Kata Pengantar ......................................................................................................... ix Daftar Isi .................................................................................................................. xi Daftar Tabel .............................................................................................................. xv Daftar Bagan ............................................................................................................. xvi Daftar Grafik ............................................................................................................. xvii
BAB 1 Pendahuluan................................................................................................ 1 1.1
Latar Belakang Masalah................................................................. 1
1.2
Pembatasan dan Perumusan Masalah .......................................... 10 1.2.1
Pembatasan Masalah ............................................................ 10
1.2.2
Perumusan Masalah .............................................................. 11 xi
I.3
Tujuan Penelitian............................................................................ 11
1.4
Manfaat Penelitian ......................................................................... 11
1.5
1.4.2
Manfaat Teoritis ............................................................... 11
1.4.2
Manfaat Praktis ................................................................. 12
Sistematika Penulisan ..................................................................... 13
BAB 2 Kajian Pustaka ........................................................................................... 15 2.1
Motivasi Belajar ............................................................................. 15 2.1.1
PengertianMotivasi ............................................................... 15
2.1.2
Pengertian Belajar ................................................................ 17
2.1.3
Pengertian Motivasi Belajar .................................................. 18
2.1.4
Aspek-aspek Motivasi Belajar .............................................. 20
2.1.5
Jenis-jenis Motivasi .............................................................. 24
2.1.6
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar........... 25
2.1.7
Macam-macam Motivasi Belajar .......................................... 28
2.1.8
Fungsi Motivasi Belajar ........................................................ 28
2.1.9
Prinsip-prinsip Motivasi Belajar .......................................... 30
2.1.10 Proses Terbentuknya Motivasi .............................................. 31 2.2
Intensitas Mengakses Facebook .................................................... 33 2.2.1
Pengertian Intensitas ............................................................. 33
2.2.2
Pengertian Facebook ............................................................ 34
2.2.3
Sejarah Facebook ................................................................. 36
2.2.4
Tujuan Menjadi Anggota Facebook ..................................... 37
2.2.5
Fitur-fitur Facebook ............................................................. 38
xii
2.3
Remaja ............................................................................................. 38 2.3.1
Pengertian Remaja ................................................................ 38
2.3.2
Karakteristik Perkembangan Sosial Remaja ........................ 40
2.3.3
Tugas-tugas Perkembangan Remaja .................................... 42
2.4
Kerangka Berpikir ......................................................................... 43
2.5
Hipotesis penelitian ........................................................................ 46
BAB 3 Metode penelitian ....................................................................................... 47 3.1
Pendekatan Penelitian .................................................................... 47
3.2
Variabel Penelitian ......................................................................... 47
3.3
3.4
3.5
3.2.1
Variabel Penelitian ............................................................... 47
3.2.2
Devinisi Variabel .................................................................. 48 3.2.2.1
Definisi Konseptual ...................................... 48
3.2.2.2
Definisi Operasional ..................................... 48
Populasi dan Sampel ...................................................................... 49 3.3.1
Populasi ................................................................................. 49
3.3.2
Sampel ...................................................................................50
3.3.3
Teknik Pengambilan Sampel ................................................ 50
Pengumpulan Data ......................................................................... 51 3.4.1
Teknik Pengumpulan Data .................................................. 51
3.4.2
Instrumen Penelitian ............................................................ 54
Uji Instrumen Penelitian …………………………………........... 56 3.5.1
Uji Reliabilitas Skala ………………………………........... 57
3.5.2
Uji Validitas Skala………………………………............. 57 xiii
3.6
Prosedur Penelitian ...................................................................... 57 3.6.1
Persiapan Uji Coba Alat Ukur ............................................. 57
3.6.2 Pelaksanaan Uji Coba Alat Ukur ......................................... 58 3.6.3
Persiapan Pengambilan Data ................................................ 59
3.6.4
Pelaksanaan Pengambilan Data ........................................... 59
3.6.5 Pelaksanaan pengambilan data Field Study 3.7
.…………….60
Teknik Analisis Data ..................................................................... 61
BAB 4 Hasil Penelitian .....................……………………….……………............ 62 4.1
Gambaran Umum Subjek Penelitian ………………………........... 62
4.2
Analisis Deskriptif ............................................................................ 64
4.3
Hasil Uji Hipotesis .......................................................................... 69
BAB 5 Kesimpulan, Diskusi dan Saran ............................................................... 71 5.1
Kesimpulan …………………………………………..................... 71
5.2
Diskusi ……………………………………………………............ 72
5.3
Saran …………………………………………………................... 74 5.3.1 Saran Teoritis ......................................................................... 75 5.3.2 Saran Praktis .......................................................................... 76
Lampiran Daftar Pustaka
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Populasi siswa MAN 13 Jakarta kelas X, XI, XII 2010-2010.......................................................................................... 43
Tabel 3.2
Penskoran Skala motivasi belajar ..................................................... 52
Tabel 3.3
Penskoran Skala Intensitas Mengakses Facebook ............................ 53
Tabel 3.4
Blue Print Skala Motivasi Belajar..................................................... 55
Tabel 3.5
Blue Print Skala Intensitas Mengakses Facebook ............................ 56
Tabel 4.1
Gambaran Umum Responden ........................................................... 62
Tabel 4.2
Kategorik Mean dan St.deviasi Skala Intensitas Mengakses Facebook ........................................................................ 64
Tabel 4.3
Norma Skor Intensitas Mengakses Facebook .................................. 65
Tabel 4.4
Kategorik Mean dan St.deviasi Skala Motivasi Belajar.................... 67
Tabel 4.5
Norma Skor Motivasi Belajar............................................................ 67
Tabel 4.6
Tabel Correlations ........................................................................... 69
Tabel 4.7
Tabel Model Summary....................................................................... 70
xv
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1
Bagan Terbentunya Motivasi ........................................................32
Bagan 2.2
Bagan Kerangka Berpikir..............................................................45
Bagan 4.1
Bagan Intensitas Mengakses Facebook.........................................57
Bagan 4.2
Bagan Motivasi Belajar ................................................................59
xvi
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1
Grafik Pertumbuhan Facebook dari tahun 2004-2010 ...................... 3
Grafik 4.1
Grafik intensitas mengakses facebook .............................................. 66
Grafik 4.2
Grafik Motivasi Belajar..................................................................... 6
xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sejak pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat dunia dalam suatu demonstrasi di International Computer Communication Conference (ICCC) pada bulan oktober 1972, internet telah mengalami perkembangan pesat. Dari yang semula hanya beberapa node di lingkungan ARPANET (Advanced Research Projects Agency NETwork), internet diperkirakan mempunyai lebih dari 100 juta pengguna pada Januari 1997. Pada akhir tahun 2000, diperkirakan terdapat lebih dari 418 juta pengguna yang terus naik menjadi 945 juta pengguna di akhir tahun 2004 (Pendit, 2005). Dan, berdasarkan sebuah situs yang bernama Internet World Stats, diketahui bahwa jumlah pengguna internet di dunia hingga bulan Maret 2008 mencapai angka 1.407.724.920. Hal ini mengindikasikan bahwa kehadiran internet sebagai media informasi dan komunikasi semakin diterima dan dibutuhkan oleh masyarakat dunia. Tak terkecuali di Indonesia, pentingnya penggunaan internet juga makin disadari oleh masyarakatnya dari berbagai kalangan.
Banyak situs jejaring sosial yang dapat menjadi tempat berbagi informasi dan dengan fitur yang menarik selain itu juga dapat menjadi ajang mendapatkan teman yang banyak hingga sampai kepada mencari jodoh. Situs internet tersebut seperti Twitteer, Friendster, Hi5, Myspace, You Tube, Blog1
ger dan masih banyak lagi. Facebook adalah salah satu website jaringan sosial yang sekarang sedang meningkat popularitasnya dan jumlah anggotanya meningkat tajam dalam waktu yang singkat. Facebook adalah website jaringan sosial dimana para pengguna dapat bergabung dalam komunitas seperti kota, kerja, sekolah, dan daerah untuk melakukan koneksi dan berinteraksi dengan orang lain. Dibandingkan website sejenis, facebook memberikan fasilitas yang lengkap seperi halaman profil, album foto dan video, obrolan (chat), catatan, aplikasi halaman, aplikasi bisnis, permainan, jaringan.
Dalam Press Room facebook, terdapat statistik resmi perkembangan terakhir jumlah pengguna facebook dari waktu ke waktu. Seperti ditulis dalam blog Facebook, Mark Zuckerberg, pengguna aktif facebook saat ini mencapai 300 juta orang. Dan jumlah ini akan terus bertambah tiap harinya. Sebelumnya, pada bulan Juli, California Startup Company mencatat bahwa pengguna facebook mencapai 250 juta orang. Artinya hanya dalam kurun waktu 2 bulan terakhir facebook mampu menjaring 50 juta pengguna baru di seluruh dunia. Dan artinya tiap hari ada sekitar 800.000 pengguna baru.
Di Indonesia sendiri, pengguna facebook setiap harinya juga bertambah. Menurut data bulan Juli 2009, jumlah pengguna facebook di Indonesia adalah 6,496,960. Jumlah ini meningkat sebesar 2997.3% dalam kurun 1 tahun terakhir dan 624.3% dalam 6 bulan terakhir. Jumlah ini adalah jumlah yang fantastis, dan dapat dipastikan bulan September ini jumlahnya
2
akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya pengguna facebook di seluruh dunia. (Nanda, 2009). Grafik dapat dilihat sebagai berikut:
Grafik 1.1 Pertumbuhan Facebook dari tahun 2004-2010 12 10 8 6 Tahun 4 2 0 2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
(Kompas, Oktober 2010)
Keterangan : 2004 = 1.200 juta jiwa 2005 = 1.998.200 juta jiwa 2006 = 3.514.300 juta jiwa 2007 = 5.250.000 juta jiwa 2008 = 7.831.000 juta jiwa 2009 = 8.520.160 juta jiwa (dengan pengguna baru 8.23 juta orang) 2010 = 22.378.640 juta jiwa
Berdasarkan bagan pertumbuhan facebook di atas, dapat disimpulkan bahwa awal facebook diciptakan oleh Mark Zuckerberg pada tahun 2004 dengan pengguna sebanyak 1.200 juta jiwa, sedangkan pada tahun 2005 penggunka facebook sebanyak 1.998.200 juta jiwa, kemudian pada tahun 3
2006 pengguna facebook sebanyak 3.514.300 juta jiwa, disusul pada tahun 2007 pengguna facebook sebanyak 5.250.000 juta jiwa, pada tahun 2008 pengguna facebook sebanyak 7.831.000 juta jiwa, pada tahun 2009 pengguna facebook sebanyak 8.520.160 juta jiwa (dengan pengguna baru 8.23 juta orang), dan data terakhir pada tahun 2010 pengguna facebook sebanyak 22.378.640 juta jiwa.
Dikalangan remaja, facebook sangat diminati, terlihat dari antusias mereka yang sangat sering menggunakan jaringan sosial ini untuk berkomunikasi dengan teman-teman mereka. Bahkan terkadang sampai ada yang lupa waktu jika telah bermain dengan jaringan sosial yang satu ini. Hal ini tentu saja dapat berdampak pada diri remaja tersebut. Misalnya saja bagi mereka yang lupa waktu jika sudah kecanduan facebook, hal ini tentu saja dapat membuang waktu mereka. Waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar, malah digunakan untuk bermain di dunia maya ini secara langsung hal ini akan mengakibatkan penurunan prestasi yang dimiliki remaja tersebut (arifin, 2009) Facebook mempunyai dampak positif dan tentu mempunyai dampak negatif. Menurut pendapat Jallei (2009) terdapat 6 pengaruh positif akibat penggunaan facebook yaitu: mengetahui potensi diri, media promosi, sarana diskusi, sebagai alat promosi, dapat berinteraksi dengan teman secara mudah, mempererat silatuhrami dengan teman, agar jaringan kita luas, dengan facebook dapat bertukar pikiran dengan sangat mudah, pertukaran informasi difasilitasi dengan sangat bagus.
4
Ellison, NB, Steinfield, C, & Lampe, C. (2007) mengatakan bahwa hubungan yang kuat antara penggunaan facebook dengan sekolah menunjukkan facebook dapat membantu menjaga hubungan antara mahasiswa dengan komunitas lainnya.
Sedangkan menurut Gen (2010) dampak buruk facebook tampak terasa pada remaja, pelajar, dan anak anak. Dampak negatif facebook semakin hari semakin terasa, meskipun para pengguna facebook banyak yang tidak menyadari akan pengaruh negatif antara lain:
1. Tidak peduli dengan sekitarnya. Orang yang sudah ‘kecanduan’ facebook terlalu ‘asyik’ dengan dunianya sendiri (dunia yang diciptakannya) sehingga tidak peduli dengan orang lain dan lingkungan di sekitarnya. Seseorang yang telah ‘kecanduan’ facebook sering mengalami hal ini, dunianya berubah menjadi dunia facebook. 2. Kurangnya sosialisasi dengan lingkungan. Ini dampak dari terlalu sering
dan
terlalu
lama
bermain
facebook.
Ini
cukup
mengkhawatirkan bagi perkembangan kehidupan sosial si anak. Mereka yang seharusnya belajar sosialisasi dengan lingkungan justru lebih banyak menghabiskan waktu lebih banyak di dunia maya bersama teman-teman facebook-nya yang rata-rata membahas sesuatu yang tidak penting. Akibatnya, kemampuan verbal siswa menurun.
5
3. Menghamburkan uang. Akses internet untuk membuka facebook jelas berpengaruh terhadap kondisi keuangan. Dan biaya internet di Indonesia yang cenderung masih mahal bila dibanding negara negara lain. 4. Mengganggu kesehatan. Terlalu banyak duduk di depan monitor tanpa melakukan kegiatan apapun, tidak pernah olah raga sangat beresiko bagi kesehatan. Penyakit akan mudah datang, terlambat makan dan tidur tidak teratur. 5. Berkurangnya waktu belajar. Terlalu lama bermain facebook akan mengurangi jatah waktu belajar siswa sebagai pelajar. Bahkan ada beberapa yang masih “asyik” bermain facebook saat di sekolah. 6. Kurangnya perhatian untuk keluarga. Keluarga di rumah adalah nomor satu. Slogan tersebut tidak lagi berlaku bagi para pengguna facebook. 7. Untuk mereka teman-teman di facebook adalah nomor satu. Sehingga perhatian mereka terhadap keluarga menjadi berkurang. 8. Tersebarnya data pribadi. Beberapa pengguna facebook memberikan data-data mengenai dirinya dengan sangat detail. 9. Mudah menemukan sesuatu berbau pornografi dan sex. Mudah sekali bagi pengguna facebook menemukan sesuatu yang berbau porno. Karena kedua hal itu yang paling banyak dicari di internet dan juga paling mudah ditemukan. 10. Rawan terjadinya perselisihan. Tidak adanya kontrol dari pengelola facebook terhadap para anggotanya dan ketidak dewasaan pengguna facebook itu sendiri membuat pergesekan antar pengguna sering 6
sekali terjadi. Contoh paling fenomenal adalah kasusnya"Evan Brimob" beberapa waktu lalu: "Polisi nggak butuh masyarakat". 11. Penipuan. Seperti media media lainnya, facebook juga rawan terhadap penipuan. Apalagi bagi anak-anak yang kurang mengerti tentang seluk-beluk dunia internet. Bagi si penipu sendiri, kondisi dunia maya yang serba anonim jelas sangat menguntungkan.
Sebuah penelitian terbaru dari Aryn Karpinski (2007), peneliti dari Ohio State University, menunjukkan bahwa para mahasiswa pengguna facebook ternyata mempunyai nilai yang lebih rendah daripada para mahasiswa non pengguna facebook. Dari 219 mahasiswa yang diteliti, 148 mahasiswa pengguna facebook memiliki nilai yang lebih rendah daripada mahasiswa non pengguna facebook. Para peneliti memberikan kueisoner seputar
tingkat
belajar
dan
aktivitas
internet
terutama
kebiasaan
menggunakan facebook. Hasilnya, mereka mendapatkan bahwa 68% mahasiswa yang menggunakan facebook secara signifikan memiliki IPK lebih rendah dibandingkan yang tidak mau terlibat menggunakan situs tersebut. Diduga facebook telah menyebabkan waktu belajar para siswa tersita menjelajahi situs jaring sosial yang tengah populer ini. (PNAS (Proceedings of the National Academy of Sciences, Aryn Karpinski 2007)).
7
Publikasi kajian ilmiah pada jurnal on-line PNAS : Proceedings of the National Academy of Sciences keluaran Amerika Serikat yang selalu memberi peringatan bahwa terlalu sering beraktivitas sosial media seperti facebook ternyata berdampak pada penurunan nilai akademis rata-rata yakni GPA kisaran 3.0 - 3.5 bagi para pengguna facebook. Hasil kajian ilmiah ini menunjukkan bahwa pada umumnya karena terlalu sering beraktivitas maka para mahasiswa pengguna facebook rata-rata hanya menyediakan waktu belajar antara 1 hingga 5 jam per minggu, jumlah jam yang jauh dari memadai dibanding waktu belajar yang selayaknya 11 hingga 15 jam per minggu. Mahasiswa yang tidak begitu sering beraktifitas mempunyai nilai GPA dengan nilai rata-rata yang lebih tinggi 3.5 - 4.0. Para pengguna facebook mengakui waktu belajar mereka memang telah tersita. (PNAS (Proceedings of the National Academy of Sciences)).
Motivasi sangat berhubungan dengan prestasi siswa remaja yang duduk di bangku sekolah maupun kuliah karena motivasi yang berhubungan dengan kebutuhan, motif dan tujuan sangat mempengaruhi kegiatan dan hasil belajar. Motivasi penting bagi proses belajar karena menggerakkan organisme, mengarahkan tindakan, serta memiliki tujuan belajar yang paling berguna bagi kehidupan individu. Dalam proses belajar mengajar, motivasi diartikan sebagai dorongan untuk bertindak untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Hasil dari dorongan dan gerakan ini diwujudkan dalam bentuk perilaku (Notoatmodjo, 2003).
8
Tugas utama siswa adalah belajar dan menuntut ilmu, karena masa remaja adalah masa-masa transisi yang ingin sekali diperhatikan, facebook adalah sebuah website yang dapat membuat para remaja ini lebih ekspresif menonjolkan dirinya, keinginanya, dan profilnya. Dengan demikian para siswa ini akan terus menerus bermain facebook sehingga pekerjaan rumahnya terganggu dan membuat waktu tersita dengan banyak dengan bermain situs tersebut.
Dari hasil latar belakang yang telah diuraikan di atas mengenai bagaimana dampak yang sangat buruk facebook dan juga dari penelitian yang telah dilakukan oleh Aryn Karpinski peneliti dari Universitas Ohio yang telah ada sebelumnya hanya membahas mengenai masalah perbandingan prestasi remaja siswa di Ohio yang mengakses facebook, untuk itu penulis bermaksud meneliti dari segi dampak buruk mengakses facebook pada motivasi belajar siswa yang akan diuji secara empirik melalui sebuah penelitian.
Peneliti mengadakan penelitian dengan mengambil responden siswa MAN 13 Jakarta, karena di madrasah tersebut cukup banyak siswa/i yang menggunakan internet, selain itu rata-rata dari mereka telah mempunyai account facebook, hal ini karena di madrasah tersebut telah difasilitasi dengan warnet yang berada di dalam madrasah dan dibuka 15 jam termasuk saat siswa sedang belajar. Dengan melihat fenomena yang telah dipaparkan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul; “HUBUNGAN INTENSITAS MENGAKSES FACEBOOK DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MAN 13 JAKARTA”. 9
1.2
Pembatasan Dan Perumusan Masalah
1.2.1. Pembatasan Masalah
Untuk membatasi permasalahan penelitian ini, maka penulis mengemukakan pembatasan masalah sebagai berikut:
1.
Intensitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah frekuensi dan durasi dalam mengakses facebook.
2.
Motivasi belajar adalah daya penggerak individu untuk melakukan kegiatan belajar dan menambah pengetahuan serta keterampilan dan juga pengalaman pada diri seseorang, meliputi aspek-aspek motivasi belajar yaitu adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas, adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju, adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru dan teman-teman, adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan kooperasi maupun dengan kompetisi, adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran, adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar.
3.
Responden penelitian ini adalah remaja pertengahan yang berusia antara 15 tahun sampai 18 tahun yang duduk di bangku sekolah kelas X, XI, Dan XII MAN 13 Jakarta.
10
1.2.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Apakah ada hubungan negatif yang signifikan intensitas mengakses facebook dengan motivasi belajar siswa MAN 13 Jakarta? ”
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan intensitas mengakses facebook dengan motivasi belajar siswa MAN 13 Jakarta.
1.4
Manfaat Penelitian
Adapun hasil yang diperoleh dalam penelitian ini di harapkan dapat di manfaatkan untuk hal-hal berikut:
1.4.1 Manfaat Teoritis : Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi perkembangan ilmu psikologi, khususnya pada ranah psikologi pendidikan dan psikologi perkembangan. Dimana hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber data tambahan bagi pengembangan studi tentang motivasi belajar yang dihubungkan dengan intensitas mengakses facebook.
11
1.4.2
Manfaat praktis :
1.
Untuk sebuah acuan dan motivasi bagi para siswa yang menuntut ilmu di bangku sekolah agar dapat menjadi masukan dalam pengelolaan waktu dalam belajar dan mengakses facebook.
2.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan pertimbangan bagi sekolah dan kampus lainya yang menyediakan fasilitas on-line di sekolahnya.
3.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pertimbangan bagi guru di sekolah agar dapat mengontrol siswanya dalam mengakses facebook saat jam pelajaran di sekolah, serta mengontrol fasilitas online yang telah tersedia di sekolah.
4.
Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi tambahan bagi para pelajar dan juga mahasiswa lainya bahwa intensitas mengakses facebook berkontribusi terhadap motivasi belajar.
12
1.5 Sistematika Penulisan Laporan Penelitian (Skripsi) ini terdiri dari (5) lima bab. Perincian setiap bab adalah sebagai berikut:
BAB 1 Pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang dilakukannya penelitian mengenai hubungan intensitas mengakses facebook dengan motivasi belajar pada siswa MAN 13 Jakarta, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. BAB 2 Kajian Pustaka, menguraikan sejumlah konsep yang berkaitan dengan motivasi belajar yang terdiri dari pengertian, aspek-aspek motivasi, jenis-jenis, faktor-faktor, macam-macam, fungsi, prinsip-prinsip, dan proses terbentuknya motivasi belajar. Selain itu juga dijelaskan konsep mengenai intensitas mengakses facebook yang terdiri dari pengertian, sejarah, tujuan menjadi anggota facebook, fitur-fitur, remaja dan juga kehidupan sosialnya. BAB 3 Metodologi Penelitian, Bab ini berisi penguraian mengenai, variabel penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengambilan sampel, desain penelitian, instrumen penelitian, teknik pengambilan data dan teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini. BAB 4 Presentasi dan Analisa Data, menguraikan mengenai pengolahan data yang terkumpul dari penelitian ini, meliputi gambaran umum responden penelitian,analisis desktiptif serta hasil uji hipotesis hubungan intensitas mengakses facebook dengan motivasi belajar siswa MAN 13 Jakarta
13
BAB 5 Kesimpulan, Diskusi dan Saran, pada bagian kesimpulan berisi jawaban dari permasalahan penelitian. Kesimpulan dibuat berdasarkan analisis dan interpretasi data yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya. Pada bagian diskusi, akan dibahas hasil penelitian. Selain itu, juga akan diberikan pembahasan mengapa suatu hipotesis penelitian ditolak atau diterima, serta keterbatasan-keterbatasan penelitian. Bagian saran berisi saran saran metodologis untuk keperluan penelitian selanjutnya serta saran-saran praktis sesuai dengan permasalahan dan hasil penelitian.
14
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1
Motivasi Belajar
2.1.1 Pengertian Motivasi
Kata motivasi menurut kamus bahasa Inggris yaitu “motive“ yang berarti daya penggerak, lalu berubah menjadi kata “motivation” yang berarti daya batin atau dorongan (kamus bahasa Inggris, 1993).
Menurut kamus bahasa Indonesia yaitu motivasi berarti dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002).
Menurut McDonal mengatakan bahwa motivasi adalah perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan, misalnya untuk dapat dihargai dan diakui oleh orang lain.
Sedangkan menurut Chaplin (2008), motivasi adalah suatu dorongan (drive), perangsang, rangsangan. Istilah drive terutama sekali menyangkut motif-motif primer untuk basis jasmaniah yang telah diketahui.
15
Maslow (2007), mengemukakan bahwa motivasi berasal dari kebutuhan individual yang harus dipuaskan dalam urutan kebutuhankebutuhan sebagai berikut: kebutuhan fisiologis (rasa lapar, haus, tidur), yang kedua kebutuhan keamanan (bertahan hidup), yang ketiga kebutuhan cinta dan rasa memiliki (keamanan, kasih sayang, dan perhatian dari orang lain), yang keempat kebutuhan harga diri (menghargai diri sendiri), yang kelima aktualisasi diri (merealisasikan potensi diri).
Sedangkan motivasi menurut Kalat (2002): “motivation is what activates and direct behavior”. Motivasi adalah suatu aktifitas dan yang mengatur suatu perilaku.
Motivasi
adalah
keadaan
internal
yang
membangkitkan,
mengarahkan, dan mempertahankan perilaku (Woolfolk, 2009). Santrock (2007), mengemukakan motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Sedangkan menurut Abror (1987), motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif atau hal yang menjadi motif.
Morgan (dalam Soemanto, 1987) menjelaskan istilah motivasi dalam hubungannya dengan psikologi, menurut beliau motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek-aspek daripada motivasi. Ketiga hal tersebut adalah: keadaan yang mendorong tingkah laku (motivating states), tingkah laku yang didorong oleh keadaan tersebut (motivated behavior), dan tujuan daripada tingkah laku tersebut (goals or ends of such behavior). 16
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah kekuatan yang menjadi pendorong atau menggerakkan individu untuk melakukan suatu kegiatan tertentu.
2.1.2 Pengertian Belajar Dalam kamus bahasa Inggris (1993), kata “learn” yang berarti mempelajari. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yaitu, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan tidak dapat menjadi dapat dan sebagainya (Sudarsono, 1993).
Belajar adalah suatu aktifitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan-pemahaman,
keterampilan
dan
nilai-nilai
sikap.
Perubahan itu bersifat relatife konstan dan berbekas (Winkel, 1996).
Sedangkan menurut Magill (2007), mendefinisikan belajar: “a change in a capability of a person to perform a skill that must be inferred from a relatively permanent improvement in performance as result of practice or experience”.
Belajar adalah suatu perubahan kemampuan seseorang untuk memperoleh keterampilan yang merupakan kemajuan prestasi yang relatif menetap sebagai hasil dari latihan atau pengalaman. 17
Kimble and Garmezy (dalam Cecco, 1968): “Learning is a relativety permanent change in a behavioral tendency and is the result of reinforced practice”
Belajar adalah perubahan relatif menetap dalam kecendrungan berperilaku dan merupakan hasil dari latihan penguat.
Muhibbin Syah (2006), belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang tadinya tidak tahu menjadi tahu dari sebuah pengalaman dan kebiasaan pada diri seseorang.
2.1.3 Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi dalam kegiatan belajar dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri seseorang yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang menimbulkan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh individu dapat tercapai (Winkel, 1987).
18
Sardiman (2001), menyatakan beberapa pendapat tentang motivasi belajar antara lain: motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Peranan motivasi yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Seseorang yang memiliki motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk belajar. Hal ini menunjukkan bahwa anak yang memiliki motivasi belajar akan dapat meluangkan waktu belajar lebih banyak dan lebih tekun daripada mereka yang kurang memiliki atau sama sekali tidak mempunyai motivasi belajar. Anak akan terdorong dan tergerak untuk memulai aktivitas atas kemauannya sendiri, menyelesaikan tugas tepat waktu dan gigih serta tidak putus asa saat menjumpai kesulitan dalam menjalankan tugas jika anak tersebut mempunyai motivasi dalam belajar. Motivasi belajar adalah suatu dorongan yang ada pada seseorang sehubungan dengan prestasi yaitu menguasai, memanipulasi dan mengatur lingkungan sosial maupun fisik, mengatasi rintangan dan memelihara kualitas belajar serta bersaing melalui usaha untuk melebihi perbuatannya yang lalu dan mengungguli perbuatan orang lain.
Selanjutnya Prayitno (1989) menjelaskan bahwa motivasi belajar tidak hanya sebagai energi yang mengarahkan anak untuk belajar, tetapi juga suatu energi yang mengarahkan aktivitas siswa kepada tujuan belajar yang diharapkan.
19
Dari beberapa penjabaran definisi motivasi dan belajar maka dapat di simpulkan bahwa motivasi belajar adalah daya penggerak individu untuk melakukan kegiatan belajar dan menambah pengetahuan dan juga pengalaman pada diri seseorang.
2.1.3
Aspek-aspek motivasi belajar
Aspek-aspek Motivasi Belajar Menurut Frandsen (1989), ada beberapa aspek yang memotivasi belajar seseorang, yaitu: 1. Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas. Sifat ingin tahu mendorong seseorang untuk belajar, sehingga setelah mereka mengetahui segala hal yang sebelumnya tidak diketahui maka akan menimbulkan kepuasan tersendiri pada dirinya. 2. Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju. Manusia terus menerus menciptakan sesuatu yang baru karena adanya dorongan untuk lebih maju dan lebih baik dalam kehidupannya. 3. Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru dan teman-teman. Jika seseorang mendapatkan hasil yang baik dalam belajar,
maka
orang-orang
disekelilingnya
akan
memberikan
penghargaan berupa pujian, hadiah dan bentuk-bentuk rasa simpati yang lain. 4. Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan kooperasi maupun dengan kompetisi. Suatu kegagalan dapat menjadikan seseorang merasa kecewa dan 20
depresi atau sebaliknya dapat menimbulkan motivasi baru agar berusaha lebih baik lagi. Usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik tersebut dapat diwujudkan dengan kerjasama bersama orang lain (kooperasi), ataupun bersaing dengan orang lain (kompetisi). 5. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran. Apabila seseorang menguasai pelajaran dengan baik, maka orang tersebut tidak akan merasa khawatir bila menghadapi ujian, pertanyaanpertanyaan dari guru dan lain-lain karena merasa yakin akan
dapat
menghadapinya
dengan
baik.
Hal
inilah
yang
menimbulkan rasa aman pada individu. 6. Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar. Suatu perbuatan yang dilakukan dengan baik pasti akan mendapatkan ganjaran yang baik, dan sebaliknya, bila dilakukan kurang sungguhsungguh maka hasilnya pun kurang baik bahkan mungkin berupa hukuman.
Aspek-aspek motivasi belajar menurut Uno (2008), yaitu dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya lingkungan belajar yang kondusif.
21
Wasty Soemanto (1983) berpendapat bahwa “motivasi bertalian dengan 2 hal yang sekaligus merupakan aspek – aspek dari motivasi. Kedua hal tersebut ialah : “ keadaan yang mendorong tingkah laku, tingkah laku tersebut (goals or end of such behavior).” Purwanto (1995) menjelaskan secara umum motivasi belajar mengandung tiga aspek, yaitu: 1. Menggerakkan.
Aspek
ini
menunjukkan
bahwa
motivasi
menimbulkan kekuatan pada individu untuk bertindak dengan cara tertentu,
misalnya
kekuatan
ingatan,
respon
efektif,
dan
kecenderungan mendapat kesenangan. 2. Mengarahkan. Aspek ini menunjukkan bahwa motivasi menyediakan suatu orientasi tujuan tingkah laku individu yang diarahkan terhadap sesuatu. 3. Menopang. Aspek ini menunjukkan untuk menjaga tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan integrasi dan arah dorongandorongan kekuatan individu.
22
Selanjutnya Sardiman (2001) mengemukakan ada beberapa aspek motivasi, yaitu: 1. Mendorong seseorang untuk berbuat, dalam hal ini sebagai penggerak yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. 2. Menentukan arah perbuatan, yakni arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. 3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan tersebut. Dari berbagai aspek motivasi belajar yang kemukakan oleh beberapa tokoh diatas teori utama yang dipakai dalam penelitian ini adalah aspek motivasi belajar yang dikemukakan oleh Frandsen (1989) yaitu adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas, adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju, adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru dan teman-teman, adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan kooperasi maupun dengan kompetisi, adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran, adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar. Aspek-aspek ini pulalah yang dijadikan dasar untuk membuat alat ukur dalam penelitian ini. Adapun alasan penggunaan teori Frandsen yang digunakan adalah karena aspek motivasi belajar yang dikemukakan oleh Frandsen (1989)
23
dapat
mencakup aspek-aspek yang dikemukakan oleh Wasty Soemanto (1983), Purwanto (1995), Sardiman (2001) Uno (2008).
Adapun penjelasannya karena aspek motivasi belajar pada teori Frandsen (1989), meliputi aspek-aspek yang ada Wasty Soemanto (1983), Purwanto (1995), Sardiman (2001) Uno (2008). Indikator yang sama tersebut adalah menggerakkan, mengarahkan dan menopang pada Purwanto (1995), mendorong, menentukan perbuatan, menyeleksi perbuatan pada teori Sardiman (2001), dan keadaan yang mendorong tingkah laku, tingkah laku tersebut (goals or end of such behavior) pada Wasty Soemanto (1983), dan juga Adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya lingkungan belajar yang kondusif pada teori Uno (2008).
2.1.5
Jenis-Jenis Motivasi
Ada berbagai jenis yang mempengaruhi motivasi yang dikemukakan oleh para ahli (Kalat (2002), Santrock (2008), dan Schunk (2002), Djamarah, 2008)) telah mengelompokkan beberapa jenis dari motivasi, secara ringkasnya adalah sebagai berikut: 1. Intrinsic motivation. Intrinsic motivation is a motivation to do an act for its own sake. Motivasi intrinsik adalah motivasi melakukan suatu tindakan untuk mendapatkan suatu kepentingan. 24
2. Ekstrinsik motivation. Ekstrinsik motivation is based on the reinforcements and punishments that the act may bring. Motivasi ekstrinsik adalah dasar dari penguat dan hukuman dimana dapat menimbulkan suatu tindakan.
2.1.6
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi belajar
Woolfolk (2009), mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar adalah; Faktor intrinsik: kebutuhan, interes/minat, rasa ingin tahu, kegembiraan. Yang kedua adalah faktor ekstrinsik: faktor-faktor lingkungan seperti reward, tekanan sosial, dan hukuman.
Ames (dalam Woolfolk, 2009), mengidentifikasikan enam bidang yang dapat mempengaruhi motivasi untuk belajar; sifat task (tugas) yang diperintahkan untuk dikerjakan siswa, autonomy (otonomi/kemandirian) yang
diperbolehkan
bagi
siswa
dalam
bekerja,
bagaimana
pencapaian/prestasi siswa recognized (diakui), praktik-praktik grouping (pengelompokan, prosedur evaluation (evaluasi), dan time (jadwal waktu) di kelas.
Uno (2008), motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. 25
Faktor- faktor yang mempengaruhi motivasi menurut Sardiman, 2004 yaitu: 1. Sikap Sikap merupakan produk dari dari kegiatan belajar. Sikap diperoleh melalui proses seperti pengalaman, pembelajaran, identifikasi, perilaku peran. Karena sikap itu dipelajari, sikap juga dapat dimodifikasi dan diubah. Sikap dapat membantu secar personal karena berkaitan dengan harga diri yang positif, atau dapat merusak secara personal karena adanya intensitas perasaan gagal. Sikap berada pada diri setiap orang sepanjang waktu dan secara konstan sikap itu mempengaruhi perilaku dan belajar. 2. Kebutuhan Kebutuhan bertindak sebagai kekuatan internal yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan. Semakin kuat seseorang merasakan kebutuhan, semakin besar peluangnya untuk mengatasi perasaan yang menekan di dalam memenuhi kebutuhannya. Tekanan ini dapat diterjemahkan ke dalam suatu keinginan ketika individu menyadari adanya perasaan dan berkeinginan untuk mencapai tujuan tertentu. Apabila siswa membutuhkan atau menginginkan sesuatu untuk dipelajari, mereka cenderung termotivasi. 3. Rangsangan Rangsangan
merupakan
perubahan.
di
dalam
persepsi
atau
pengalaman dengan lingkungan yang membuat seseorang bersifat aktif. Apapun kualitasnya, stimulus yang unik akan menarik perhatian setiap orang dan cenderung mempertahankan keterlibatan diri secara 26
aktif terhadap stimulus tersebut. Rangsangan secara langsung membantu memenuhi kebutuhan belajar siswa. Apabila siswa tidak memperhatikan pembelajaran, maka sedikit sekali belajar akan terjadi pada diri siswa tersebut. 4. Afeksi Sikap afeksi berkaitan dengan pengalaman emosional, kecemasan, kepedulian dan pemilikan. Dari individu atau kelompok pada waktu belajar. Tidak ada kegiatan belajar yang terjadi di dalam kevakuman emosional. Siswa merasakan sesuatu saat belajar, dan emosi siswa tersebut dapat memotivasi perilakunya kepada tujuan. Apabila emosi bersifat positif pada waktu kegiatan belajar berlangsung, maka emosi mampu mendorong siswauntuk belajar keras. Integritas emosi dan berpikir siswa itu dapat mempengaruhi motivasi belajar dan menjadi kekuatan terpadu yang positif, sehingga akan menimbulkan kegiatan belajar yang efektif. 5. Kompetensi Manusia pada dasarnya memiliki keinginan untuk memperoleh kompetensi dari lingkungannya. Teori kompetensi mengasumsikan bahwa siswa secara alamiah berusaha keras untuk berinteraksi dengan lingkungan secara efektif. 6. Penguatan Penguatan
merupakan
peristiwa
untuk
mempertahankan
atau
meningkatkan kemungkinan respon. Penguatan positif memainkan peranan penting. Penguat positif menggambarkan konsekuensi atas
27
peristiwa itu sendiri. Penguat positif dapat berbentuk nyata, misalnya dapat berupa sosial, seperti afeksi.
Dalam kegiatan belajar peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, siswa dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.
2.1.7
Macam-macam Motivasi Belajar
Motivasi ekstrinsik menurut Sudarsono (1997), dorongan, dari luar tindakan atau perbuatan yang didasarkan oleh dorongan- dorongan yang bersumber dari luar pribadi seseorang (lingkungan) melakukan sesuatu karena ada paksaan dari luar. Di dalam kegiatan belajar dan mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, pelajar dapat mengembangkan aktifitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.
2.1.8
Fungsi Motivasi Belajar
Menurut Abror (1993) ada empat fungsi motivasi dalam proses belajar mengajar, yaitu:
1. Membangkitkan: kesiapan atau perhatian umum siswa yang diusahakan oleh guru untuk mengikut sertakan siswa dalam belajar.
28
2. Harapan: menghendaki guru memelihara atau mengubah harapan keberhasilan
atau
kegagalan
siswa
dalam
mencapai
tujuan
instruksional. 3. Insentif: menghendaki guru memberikan hadiah kepada siswa yang berprestasi dengan cara seperti mendorong usaha lebih lanjut untuk mengejar suatu instruksional. 4. Disiplin:
menghendaki
guru
mengontrol
tingkah
laku
yang
menyimpang dengan menggunakan hukuman dan hadiah.
Sedangkan menurut Sukmadinata (2003), motivasi memiliki dua fungsi yaitu:
1. Directional Function (fungsi mengarahkan). Dalam mengarahkan kegiatan, motivasi berperan mendekatkan atau menjauhkan individu dari sasaran yang akan dicapai. 2. Activating
and
energizing
function
(mengaktifkan
dan
meningkatkan kegiatan). Suatu perbuatan atau kegiatan yang tidak bermotif atau motifnya sangat lemah, akan dilakukan dengan tidak sungguh-sungguh, tidak terarah dan kemungkinan besar tidak akan membawa hasil.
29
Djamarah (2002) mengelompokkan fungsi motivasi belajar sebagai berikut:
1. Motivasi sebagai pendorong perbuatan. Sesuatu yang belum diketahui oleh anak didik akhirnya akan mendorong anak didik untuk belajar dalam rangka mencari tahu. 2. Motivasi sebagai penggerak perbuatan. Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik itu merupakan suatu kekuatan. 3. Motivasi sebagai pengarah perbuatan. Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang diabaikan.
2.1.9
Prinsip-prinsip Motivasi Belajar
Menurut Dichter (1971), prinsip motivasi belajar salah satunya adalah “An attempt to change human nature”. Sebuah usaha untuk merubah sifat dasar manusia yaitu dengan pengalaman sehari-hari.
Djamarah (2008) Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktifitas belajar seseorang. Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar seperti dalam uraian berikut: 1. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktifitas belajar. Minat merupakan potensi psikologi yang dapat dimanfaatkan untuk menggali informasi, bila seseorang sudah termotivasi untuk belajar maka dia akan melakukan aktifitas belajar dalam rentangan waktu tertentu. 30
2. Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik. Efek yang tidak diharapkan dari pemberian motivasi ekstrinsik adalah kecenderuungan ketergantungan anak didik terhadap segala sesuatu di luar dirinya. 3. Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman. Meskipun hukuman tetap diberlakukan dalam memicu semangat belajar anak didik, akan tetapi masih lebih baik penghargaan berupa pujian. 4. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar. Kebutuhan yang tidak bisa dihindarkan oleh anak didik adalah keinginannya untuk menguasai sejumlah ilmu pengetahuan, oleh karena itulah anak didik belajar. 5. Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar. Anak didik yang mempunyai motivasi belajar selalu yakin dapat menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan. Hasilnya pasti akan berguna tidak hanya kini, tapi juga di hari-hari mendatang. 6. Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar.
2.1.10 Proses Terbentuknya Motivasi Dalam membicarakan konsep motivasi, tidak terlepas juga dari konsep kebutuhan, konsep dorongan, konsep perilaku serta tujuan. Hariyadi mengemukakan, seseorang yang terdorong untuk berbuat atau melakukan sesuatu, setidaknya karena adanya kebutuhan yang hendak dicapai. Seseorang yang diasumsikan mempunyai kebutuhan akan penghargaan dan 31
pengakuan, maka timbullah upaya berupa tingkah laku untuk mencapai tujuan yaitu kebutuhan akan penghargaan dan pengakuan. Misalnya seorang siswa yang memiliki kebutuhan untuk diakui dan dihargai oleh teman-teman satu kelas, siswa tersebut mengambil keputusan untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan merebut kejuaraan kelas dalam ulangan semester dengan tujuan agar teman-temannya memberikan penghargaan dan pengakuan. Setiap orang dapat membuat reaksi-reaksi yang diperlukan berupa tingkah laku untuk mencapai tujuan. Tingkah laku merupakan realisasi dari usaha pemenuhan suatu kebutuhan. Kebutuhan dapat dipandang sebagai suatu aturan yang obyektif terdapat dalam diri individu yang akan terpenuhi akan menyebabkan tercapainya suatu kepuasan dan adanya penyesuaian antara individu dengan lingkungannya. Menurut Martin Handoko (2006) konsep terbentuknya motivasi adalah sebagai berikut :
Bagan 2.1 Terbentuknya motivasi
Doronga Moti
-
---- >
Kebutuha Motivas i
32
Perbuata
Tujua
Dari bagan di atas terlihat bahwa proses terbentuknya motivasi berawal dari suatu dorongan dan juga kebutuhan yang menimbulkan sebuah motiv dan melahirkan motivasi yang menghasilkan suatu perbuatan karena tujuan tertentu. Organisme manusia selalu berusaha memenuhi suatu keseimbangan, apabila keseimbangan itu terganggu, akan mengakibatkan suatu ketegangan yang menggerakkan manusia itu untuk mengembalikan situasinya ke dalam perimbangan.
2.2
Intensitas Mengakses Facebook
2.2.1
Pengertian Intensitas
Intensitas menurut kamus bahasa Inggris adalah kehebatan (kamus bahasa Inggris, 1993). Sedangkan menurut kamus filsafat dan psikologi (1993), intensitas adalah aspek kuantitatif atau kualitas suatu tingkah laku, jumlah intensitas energi fisik yang diperlukan untuk menaikkan rangsangan salah satu indra.
Chaplin (2008), mendefinisikan “intensitas” berasal dari kata bahasa Inggris “intensity” (intensitas) yaitu, suatu sifat kuantitatif dari suatu penginderaan, yang berhubungan dengan intensitas perangsangnya. Menurut beliau intensitas dapat diartikan dengan kekuatan sebarang tingkah laku atau sebarang pengalaman.
33
Sedangkan menurut Kartono dan Gulo (2003), intensitas berasal dari kata intensity yang berarti besar atau kekuatan suatu tingkah laku; jumlah energi fisik yang digunakan untuk merangsang salah satu indera; ukuran fisik dari energi atau data indera.
Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa intensitas adalah suatu ukuran kuantitatif dari suatu penginderaan, untuk mengukur ukuran fisik dari energi atau data indera.
2.2.2
Pengertian Facebook
Facebook adalah situs jejaring sosial (social networking) atau disebut juga layanan jaringan sosial secara online, yang memungkinkan penggunanya saling berinteraksi dan berbagi informasi di seluruh dunia (Arifin, 2009).
Facebook adalah website jaringan sosial dimana para pengguna dapat bergabung dalam komunitas seperti kota, kerja, sekolah, dan daerah untuk melakukan hubungan dan berinteraksi dengan orang lain. Orang juga dapat menambahkan teman-teman mereka, mengirim pesan, dan memperbarui profil pribadi agar orang lain dapat melihat tentang dirinya (saputra, 2004)
34
Facebook atau disingkat FB adalah sebuah situs website jejaring sosial populer yang diluncurkan pada 4 Februari 2004. Facebook didirikan oleh Mark Zuckerberg, seorang Mahasiswa Harvard kelahiran 14 Mei 1984 dan mantan murid Ardsley High School (geisha, 2010).
Dari definisi yang telah dijabarkan diatas maka dapat disimpulkan bahwa facebook adalah suatu situs jejaring sosial/networking yang memungkinkan penggunanya dapat berinteraksi sosial di seluruh dunia.
Jadi, intensitas mengakses facebook adalah suatu ukuran kuantitatif dari suatu penginderaan untuk mengukur frekueansi dan durasi serta ukuran fisik dari energi dalam mengakses situs jejaring sosial facebook.
Menurut Horrigan (2000), terdapat dua hal mendasar yang harus diamati untuk mengetahui intensitas penggunaan intenet seseorang, yakni frekuensi internet yang sering digunakan dan lama menggunakan tiap kali mengakses internet yang dilakukan oleh pengguna internet.
The Graphic, Visualization & Usability Center, the Georgia Institute of Technology (dalam Michell: 2002) menggolongkan pengguna internet menjadi tiga kategori dengan berdasarkan intensitas internet yang digunakan: 1) Heavy users (lebih dari 40 jam per bulan). 2) Medium users (antara 10 sampai 40 jam per bulan) 3) Light users (kurang dari 10 jam per bulan) 35
2.2.3 Sejarah Facebook Arifin (2009), mengemukakan bahwa facebook mulai dipublikasikan pada tahun 2004. Nama facebook diambil dari nama buku daftar profil mahasiswa yang setiap tahunya selalu diperbaruhi seiring dengan masuknya mahasiswa baru. Mark yang hobi mengembangkan aplikasi komputer berusaha membuat website facebook dari kamar asramanya dan berhasil menarik perhatian para mahasiswa di Universitas Harvard untuk menjadi anggotanya. Ternyata facebook berkembang diluar dugaanya, sehingga Mark memutuskan untuk keluar dari Universitas Harvard dan mulai lebih serius mengembangkan facebook bersama tiga orang rekannya Andre McCollum, Dustin Moskovitz, dan Chris Hughes. Perkembanganya kemudian facebook dibuka untuk umum. Saat ini Mark yang baru berusia 25 tahun menjadi salah satu orang terkaya di dunia.
Pada awalnya, “Facebook” bernama “The Facebook”, nama tersebut diambil dari nama lembaran dokumen yang dibagikan kepada setiap pelajar baru di harvard yang menampilkan profil murid dan karyawan. Dalam waktu 24 jam sejak peluncurannya, 1.200 pelajar Harvard langsung bergabung. Satu bulan kemudian, lebih dari separuh pelajar di sana sudah mendata profilenya. Bulan berikutnya, jaringan tersebut kemudian dengan cepat meluas ke sekolah lain di wilayah Boston (Boston College, Boston University, MIT, Tufts), Rochester, Standford, NYU, Northwestern, dan semua sekolah yang termasuk dalam Ivy League.
36
Dalam kurun waktu empat bulan, 30 kampus telah tergabung dalam jaringan tersebut. Situs yang beralamat di thefacebook.com tersebut kemudian berubah nama menjadi facebook.com pada bulan Agustus 2005. Nama facebook.com tersebut dibeli dengan harga $200.000 (Dua miliar rupiah, kalau dolar seharga Rp. 10.000,-) dari Aboutface Corporatio. Pada September 2005, facebook kemudian membuka jaringannya untuk para siswa SMU, jadi tidak hanya mahasiswa saja. Kemudian disusul untuk pekerja kantoran dan pada akhirnya bulan September 2006, facebook membuka pendaftaran untuk siapa saja yang memiliki alamat email (Zembry, 2008).
2.2.4 Tujuan Menjadi Anggota Facebook Tujuan orang menjadi anggota facebook sangat beragam mulai dari mencari teman, jodoh, relasi bisnis, komunitas yang sesuai, hingga kampanye seperti yang dilakukan Presiden Amerika Serikat, Barrack Obama dalam kampanyenya beberapa waktu lalu. Dalam facebook terdapat banyak jaringan,
group
dan
komunitas
yang
memungkinkan
kita
dapat
berkomunikasi dan saling bertukar informasi dengan teman di seluruh dunia. Sangat banyak informasi yang bisa didapatkan dalam facebook seperti informasi bisnis, tehnologi, hiburan, edukasi, dan lain-lain karena pengguna facebook terdiri dari multiprofesi (Arifin 2009).
37
2.2.5
Fitur-fitur Facebook
Menurut Arifin (2009) fitur-fitur facebook antara lain, wall (dinding memberikan informasi kegiatan pengguna saat itu, informasi yang ditulis di dinding dapat langsung dilihat dan diberi komentar oleh orang lain), profile (yang berisi foto, informasi umum, informasi pribadi, informasi kontak, pendidikan, pekerjaan), menambahkan teman, pesan (berupa teks catatan yang dikirim dan diterima antar teman), album foto, foto beranda, acara, group, catatan, pembaruan informasi dan komentar, obrolan/chat, aplikasi, halaman, causes (aplikasi yang digunakan sebagai media untuk mencari dukungan atau sponsor suatu gagasan atau ide tertentu), pengaturan, video, games.
2.3
Remaja
2.3.1 Pengertian Remaja
Piaget (dalam Hurlock, 1996) mendefinisikan remaja sebagai masa dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang tua melainkan berada dalam tingkat yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak.
Masa remaja ialah periode suatu periode dalam kehidupan manusia yang merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa (ali, 1996). Sedangkan menurut achir (1996), remaja adalah seorang yang sedang
38
mengalami perkembangan yang pesat manuju pada kedewasaan, dan berusia 12-19 tahun. Remaja berasal dari kata latin “adolescere” yang berarti tumbuh atau berkembang kearah kematangan. Dalam periode ini, seseorang akan mengalami kematangan fisik sebagai hasil dari munculnya hormon pubertas, tetapi terutama kematangan sosial dan psikologis (Sarlito, 2003). Remaja adalah masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang mencakup perubahan biologis, psikologis, dan kognitif dan sosial-emosional (Santrock, 2003).
Masa
remaja
bermula
dengan
perubahan
fisik
yang
cepat
pertambahan tinggi dan berat badan yang dramastis, perubahan bentuk tubuh dan pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (Santrock, 2002). Remaja (adolescence) adalah batasan seorang remaja dimulai dari usia 13 sampai dengan usia 21 tahun (Dariyo, 2007).
Batasan remaja menurut WHO terbagi dalam tiga bagian yaitu remaja awal 10-14 tahun, remaja tengah 15-18 tahun, dan remaja akhir 18-21 tahun. Papalia dan Olds (2008) menjelaskan bahwa remaja adalah seseorang yang mengalami pubertas, dengan batas usia 11 atau 12 tahun sampai berusia 21 tahun atau tahap remaja akhir.
Dari beberapa definisi yang telah dijabarkan diatas, maka dapat di simpulkan bahwa remaja adalah periode perkembangan transisi dari masa 39
anak-anak hingga masa awal dewasa, yang di masuki pada usia kira-kira 1518 tahun. 2.3.2
Karakteristik Perkembangan Sosial Remaja
Menurut Henry Murray (dalam Santrock, 2007), motif sosial pada remaja adalah kebutuhan dan keinginan yang dikenal melalui pengalaman dengan dunia sosial. Motif sosial akan muncul dari katalog kebutuhan (motif) yang mencakup terhubung dengan orang lain. Kebutuhan ini membutuhkan pembentukan, pemeliharaan, dan pemulihan hubungan yang akrab, hangat dan personal. Kebutuhan sosial murid direfleksikan dalam keinginan mereka untuk popular di mata teman sebaya dan kebutuhan punya satu kawan akrab atau lebih dan keinginan untuk menarik di mata orang yang mereka sukai.
Sedangkan menurut Sarwono (1996), perkembangan sosial yang dialami oleh para remaja adalah sebagai berikut: Jangkauan pergaulan sosial bertambah luas, wawasan sosialnya juga bertambah luas, hubungan dengan teman
sebaya
lebih
diutamakan,
lebih
mengikuti
norma
teman
kelompok/kelompok daripada orang lain, dan peranan sosialnya yang sesuai dengan jenis kelaminya makin jelas.
Dalam perkembangan kehidupan sosial remaja ingin mempunyai banyak teman, aktif dalam pertemuan, ingin berhubungan dengan orang dewasa dengan dasar persamaan status, dan ingin agar pola kehidupan budaya orang dewasa mempunyai refleksi dalam kehidupanya (Ali, 1996) 40
Perkembangan remaja adalah suatu masa, di mana anak ingin menentukan jati dirinya dan memilih kawan akrabnya. Dalam hal ini Ericson berpendapat bahwa penemuan jati diri seseorang di dorong oleh pengaruh sosiokultural. Berbeda dengan Freud yang mengatakan bahwa perilaku sosial didorong oleh kepentingan seksual. Dalam menetapkan pilihan kelompok yang diikuti, didasari oleh berbagai pertimbangan, seperti moral, sosial ekonomi, minat dan kesamaan bakat dan kemampuan (Djamarah, 2008).
Remaja adalah tingkat perkembangan anak yang mencapai jenjang dewasa. Pada jenjang ini, kebutuhan remaja telah cukup kompleks, cakrawala interaksi sosial dan pergaulan remaja telah cukup luas. Dalam penyesuaian diri terhadap lingkunganya, remaja telah mulai memperhatikan dan mengenal berbagai norma pergaulan, yang berbeda dengan norma yang berlaku sebelumnya di dalam keluarganya. Remaja menghadapi berbagai lingkungan , bukan saja bergaul dengan berbagai kelompok umur. Kehidupan sosial pada jenjang remaja ditandai dengan menonjolnya fungsi intelektual dan emosional. Pergaulan remaja banyak diwujudkan dalam bentuk kelompok, baik kelompok kecil maupun kelompok besar. Dalam menetapkan pilihan kelompok yang diikuti, didasari oleh berbagai pertimbangan, seperti moral, social ekonomi, minat dan kesamaan bakat dan kemampuan (Sunarto dan Hartono, 2002).
41
Kecenderungan kuatnya minat pribadi yang dimiliki remaja dapat disebabkan oleh kesadaran remaja bahwa dukungan sosial sangat dipengaruhi oleh penampilan diri dan juga penilaian kelompok sosial berdasarkan benda yang dimiliki, kemandirian, sekolah, keanggotaan sosial, serta banyaknya uang yang dibelanjakan oleh remaja. Oleh karena itu perkembangan psikososial yang utama pada remaja adalah mendapatkan dukungan sosial atas minat pribadinya (Hurlock, 1980).
2.3.3 Tugas-tugas Perkembangan Remaja Havighurst (dalam Hurlock, 1996) menyebutkan tugas-tugas perkembangan pada masa remaja adalah sebagai berikut: 1. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita. 2.
Mencapai peran sosial pria dan wanita.
3. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif. 4. Mengharap dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab. 5. Mempersiapkan karier ekonomi. 6. Mempersiapkan perkawinan dalam keluarga.
42
2.4
Kerangka Berfikir
Remaja adalah salah satu periode perkembangan transisi di mana dari masa kanak-kanak berubah menjadi masa dewasa yang tentunya akan mempunyai tanggung jawab yang lebih berat. Saat-saat remaja adalah saat-saat yang menentukan perkembangan selanjutnya yaitu dewasa awal, oleh sebab itu pada periode remaja ini sedang mengalami pertumbuhan secara pesat baik fisik maupun psikis.
Di zaman era globalisasi yang sangat modern saat ini, internet adalah hal yang sudah menjadi kebutuhan sehari-hari. Media-media tersebut sangat berarti bagi perkembangan sosial remaja di dunia luar khususbya kebutuhan untuk memperoleh informasi. Masa remaja merupakan masa di mana sangat membutuhkan media yang luas dan mudah untuk dijelajahi demi mendapatkan dan berbagi informasi dengan teman-temannya. Remaja biasanya sangat ingin berinteraksi dengan teman-temannya yang menjadi orang terdekat setelah keluarga. Salah satu media yang sedang melonjak penggunanya saat ini dan dapat menunjang aktifitas-aktifitas berhubungan dengan dunia luar tersebut adalah situs jejaring sosial seperti facebook.
Meskipun facebook dapat bermanfaat, namun media-media tersebut terkadang dapat mengganggu aktifitas belajar siswa di sekolah dan di rumah. Terkadang siswa menjadi lupa akan pekerjaan rumahnya (PR), dan tugastugas lainya. Siswa akan menjadi lupa akan kegiatan yang seharusnya mereka kerjakan lebih penting daripada mengakses facebook. 43
Seperti sebuah penelitian terbaru dari Aryn Karpinski (2007), peneliti dari Ohio State University, menunjukkan bahwa para mahasiswa pengguna facebook ternyata mempunyai nilai yang lebih rendah daripada para mahasiswa non pengguna facebook. Hal tersebut menjadi fakta yang mencengangkan di dunia pendidikan saat ini.
Mengakses facebook saat ini menjadi pilihan yang utama bagi para siswa baik itu saat jam pelajaran, maupun di rumah. Terlebih lagi sekolah sangat menunjang dengan disediakanya fasilitas on-line di dalam madrasah dan dibuka di saat jam pelajaran dimulai. Tanpa dipantau langsung oleh para guru. Disamping itu media HP (Hand Phone) saat ini telah menjadi hal yang lumrah untuk mengakses jejaring sosial facebook. Disamping dampakdampak buruk ada juga dampak baiknya dari situs jejaring sosial ini, yaitu dengan facebook semua orang termasuk para siswa dapat bertukar pikiran dengan sangat mudah. Pertukaran informasi difasilitasi dengan sangat bagus oleh facebook selain itu siswa/i mempunyai wawasan yang cukup luas mengenai berbagai informasi yang diup-date melalui situs jejaring sosial ini.
Prokontra mengenai manfaat dan dampak negatif, khususnya terhadap motivasi belajar siswa menarik diteliti; diduga, siswa yang memiliki intensitas mengakses facebook yang tinggi akan memiliki motivasi belajar yang rendah. karena itu peneliti ingin mencari apakah ada hubungan intensitas mengakses facebook dengan motivasi belajar siswa MAN 13 Jakarta. 44
Bagan 2.2 Bagan Kerangka Berpikir Hubungan intensitas mengakses facebook dengan motivasi belajar siswa MAN 13 Jakarta.
Intensitas mengakses facebook yang tinggi
Motivasi belajar yang rendah
Ada hubungan yang signifikan antara intensitas mengakses facebook dengan motivasi belajar siswa MAN 13 Jakarta.
Remaja
Motivasi belajar yang tinggi
Intensitas mengakses facebook yang rendah
45
2.5
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir teori yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dikemukakan hipotesis penelitian sebagai berikut:
H1: Ada hubungan negative yang signifikan antara intensitas mengakses facebook dengan motivasi belajar siswa MAN 13 jakarta. Ho: Tidak ada hubungan negative yang signifikan antara intensitas mengakses facebook dengan motivasi belajar siswa MAN 13 jakarta.
46
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dimana penelitian ini mengkuantifikasikan skor intensitas mengakses facebook dengan skor motivasi belajar. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional yang menghubungkan dua variable karena tujuan dari penelitian ini adalah menguji hubungan intensitas mengakses facebook dengan motivasi belajar siswa MAN 13 Jakarta. Menurut Anastasi (2003), korelasi adalah menyatakan derajat kesesuaian atau hubungan antara dua perangkat skor.
3.2 Variabel Penelitian 3.2.1 Variabel Penelitian: Sevilla (1993), variabel adalah karakteristik yang memiliki dua atau lebih nilai atau sifat yang berdiri sendiri. Variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Independent variable : Intensitas Mengakses Facebook 2. Dependent variable : Motivasi Belajar
47
3.2.2.1 Definisi Variabel Definisi konseptual dari masing-masing variabel adalah:
1. Intensitas mengakses facebook. Suatu ukuran kuantitatif dari suatu penginderaan untuk mengukur frekuensi dan durasi serta ukuran fisik dari energi atau data indera dalam mengakses situs jejaring sosial facebook. 2. Motivasi belajar Motivasi adalah daya penggerak dari dalam diri individu untuk melakukan kegiatan belajar dan menambah pengetahuan dan juga pengalaman pada diri seseorang.
3.2.2.2 Devinisi Operasional Adapun definisi operasional masing-masing variabel adalah:
1. Intensitas bermain Facebook adalah skor yang diperoleh dari jawaban responden terhadap instrumen berdasarkan aspek yang diambil dari frekuensi dan durasi mengakses facebook, dan skala intensitas yang berjumlah 2 item berdasarkan aspek frekuensi dan durasi siswa dalam mengakses facebook melalui internet, baik mengenai waktu dan lamanya mengakses facebook (berapa jam dalam sehari, berapa menit dalm sejam, berapa hari dalam seminggu, berapa minggu dalam 48
sebulan) dalam mengakses facebook yang diungkap dengan menggunakan skala intensitas mengakses facebook. 2. Motivasi belajar adalah skor yang diperoleh dari jawaban responden terhadap instrumen yang mengukur motivasi belajar yang disusun berdasarkan teori aspek-aspek motivasi belajar menurut Frandsen (1989) yang meliputi aspek adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas, aspek adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju, aspek adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru dan teman-teman, aspek adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan kooperasi maupun
dengan
kompetisi,
aspek
adanya
keinginan
untuk
mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran, aspek keinginan memperoleh ganjaran atau mengikuti hukuman sebagai akhir daripada belajar.
3.3
Populasi Dan Sampel
3.3.1 Populasi
Gay dalam Sevilla (1993) mendefinisikan populasi sebagai kelompok dimana peneliti akan menggeneralisasikan hasil penelitiannya. Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi penelitian adalah siswa pengguna facebook yang aktif belajar pada semester ganjil tahun akademik 2009/2010 di MAN 13 Jakarta yang berjumlah 960 siswa.
49
Tabel 3.1 Populasi siswa MAN 13 Jakarta kelas X, XI, XII 2010-2011
Siswa MAN 13 Jakarta
Ukuran Populasi
Kelas X
352
Kelas XI
335
Kelas xii
253
Jumlah
960
(Sumber: Tata Usaha Bagian Akademik MAN 13 Jakarta, Agustus 2010)
3.3.2
Sampel
Sampel menurut Ferguson dalam Sevilla (1993) adalah beberapa bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dalam populasi. Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu dan memiliki karakteristik sesuai subjek penelitian. Sampel dalam penelitian ini diambil 30% dari jumlah populasi sebesar 81 sampel yang terdiri dari siswa kelas X, XI, dan XII di MAN 13 Jakarta yang didapatkan melalui rumus Slovin (dalam Sevilla, 2006).
3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dalam penelitian ini sebanyak 81 orang, dan menggunakan teknik purpossive sampling dimana sampel yang diambil adalah sampel yang memiliki ciri-ciri spesifik yang peneliti tentukan. Teknik ini tergolong dalam non-probability sampling yang berarti tidak semua 50
anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi subjek penelitian, dengan teknik pengambilan sampling purposive peneliti dapat mengidentifikasikan kumpulan karakteristik penting dari populasi dan kemudian memilih sampel yang diinginkan dengan kategori yang sama Vockell dalam sevilla (1993). Karakteristik subjek penelitian ini adalah:
1. Remaja pertengahan (middle adolescence) yaitu remaja yang berusia antara 15-18 tahun. 2. Memiliki account facebook.
3.4
Pengumpulan Data
3.4.1
Teknik Pengambilan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode skala untuk memperoleh jawaban responden. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala model Likert. Peneliti menyebar langsung skala kepada subjek penelitian.
(1). Skala Motivasi Belajar Untuk variabel motivasi belajar bentuk alat ukur berupa skala likert yang terdiri dari 31 item, dengan pernyataan positif (favorable) dan pernyataan negatif (unfavorable). Subjek diminta untuk memilih salah satu kategori dari 4 kategori jawaban yang mewakili dirinya yaitu, “sangat setuju” (SS), “setuju” (S), “tidak setuju” (TS), dan “sangat tidak setuju” (STS). Penskoran tertinggi diberikan pada pilihan sangat setuju 51
dan terendah untuk pernyataan sangat tidak setuju untuk pernyataan favorable. Selanjutnya penskoran tertinggi untuk pernyataan unfavorable diberikan pada pilihan jawaban sangat tidak setuju dan skor terendah diberikan untuk pilihan sangat setuju. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.2 sebagai beriku:
Tabel 3.2 Penskoran Skala motivasi belajar Kategori Favorable Unfavorable
SS 4 1
S 3 2
TS 2 3
STS 1 4
Untuk item favorable pilihan jawaban sangat setuju (SS) akan diberikan skor 4, pilihan jawaban setuju (S) akan diberikan skor 3, pilihan jawaban tidak setuju (TS) akan diberikan skor 2 dan pilihan jawaban sangat tidak setuju (STS) akan diberikan skor 1. Sedangkan untuk item unfavorable pilihan jawaban sangat setuju (SS) akan diberikan skor 1, pilihan jawaban setuju (S) akan diberikan skor 2, pilihan jawaban tidak setuju (TS) akan diberikan skor 3 dan pilihan jawaban sangat tidak setuju (STS) akan diberikan nilai skor 4.
(2). Skala Intensitas Mengakses Facebook. Sedangkan untuk variabel intensitas mengakses facebook bentuk alat ukur berupa skala likert yang terdiri dari 2 item yang keseluruhannya berbentuk pernyataan favorable, Tidak ada item yang berbentuk 52
unfavorable, sehingga tidak ada item yang diberi penilaian secara terbalik. Subjek diminta untuk memilih salah satu kategori dari 4 kategori jawaban yang mewakili dirinya yaitu, dengan cara meng check list, pengkategorisasian pada batas tertinggi untuk skor jawaban tertinggi yaitu 4. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.3 sebagai berikut:
Tabel 3.3 Penskoran Skala Intensitas Mengakses Facebook Jawaban Favorable
A 4
B 3
C 2
D 1
Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa item favorable untuk pilihan jawaban (A) akan diberikan nilai skor 4, untuk pilihan jawaban (B) akan diberikan nilai skor 3, untuk pilihan jawaban (C) akan diberikan nilai skor 2, dan untuk pilihan jawaban (D) akan diberikan nilai skor 1.
(3) Data Diri Subjek Data diri subjek berisi karakteristik diri pribadi subjek yang ditulis pada alat ukur. Data diri tersebut terdiri dari: nama (inisial), jenis kelamin, umur, kelas.
53
3.4.2
Instrumen Penelitian
Alat untuk pengumpul data yang akan digunakan dalam penelitain ini adalah dengan menggunakan metode skala model Likert. Skala yang akan digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu, skala intensitas mengakses facebook dan skala motivasi belajar.
1. Skala motivasi belajar Untuk mengukur variabel motivasi belajar digunakan skala yang peneliti buat sendiri berdasarkan sumber-sumber pengetahuan akan diri sendiri dalam mengukur motivasi belajar yang disusun berdasarkan teori aspek-aspek motivasi belajar menurut Frandsen (1989) yang meliputi aspek adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas, aspek adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju, aspek adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru dan teman-teman, aspek adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan kooperasi maupun
dengan
kompetisi,
aspek
adanya
keinginan
untuk
mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran, aspek adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar. Adapun skala motivasi belajar adalah sebagai berikut:
54
Tabel 3.4 Blue Print Skala Motivasi Belajar
No.
1
2
3
4
5
6
Aspek-aspek
Indikator
Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju
a. Dorongan akan belajar disekolah b. Dorongan untuk lebih maju a. Mengerjakan tugas dengan segera b. Memperbaiki ulangan sesegera mungkin a. Tujuan untuk masa depan b. Mengerjakan tugas tepat waktu
Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas
Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan kooperasi maupun dengan kompetisi Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan teman-teman. Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar
a. Adanya rasa tanggung jawab atas pelajaran b. Siap dalam bersaing
a. Pujian dari teman b. Pujian dari guru c. Pujian dari orang tua a. Hukuman b. Ganjaran
Jumlah Keterangan: *= item yang tidak valid
55
favorebel
unfavorebel
jumlah
1*, 4, 17, 3, 18*, 21
2, 8, 12, 23*, 36*, 37
12
7*, 30, 35
11, 19, 29
6
13, 27, 41, 26, 31, 38
5, 28, 34, 9, 14, 20
12
6, 22, 33, 25, 42,
39*, 40, 4, 15*, 51*
10
50, 52*, 53, 46, 48, 60*
43, 47, 57, 58
10
54, 56, 59*, 24*, 32, 49*
45, 55, 10*, 16
10
33
28
60
2.
Skala intensitas mengakses facebook
Untuk mengukur variabel intensitas mengakses facebook digunakan skala yang peneliti buat sendiri berdasarkan sumber-sumber intensitas yaitu dari frekuensi dan durasi mengakses facebook
yang peneliti buat sendiri,
berdasarkan aspek frekuensi dan durasi siswa dalam mengakses facebook melalui internet. Adapun skala intensitas mengakses facebook adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5 Blue Print Skala Intensitas Mengakses Facebook
Aspek Frekuansi mengakses facebook
Durasi mengakses facebook
a. b. c. d. a. b. c. d.
Kualifikasi Selalu Sering Jarang Tidak pernah Sangat Lama Lama Cukup lama Tidak lama
Indikator Setiap hari Dalam seminggu 3-4 kali Dalam seminggu 1-2 kali 0 >3-5 jam 2-<3 jam 1-<2 jam <1 jam
3.5 Uji Instrumen Penelitian Data yang diperoleh dari pelaksanaan uji coba kemudian diolah secara statistik dengan menggunakan program SPSS 11.5 untuk mengetahui reliabilitas dan validitas pada masing-masing skala. Pengukuran uji validitas ini menggunakan rumus Pearson product moment dan pengukuran reliabilitas menggunakan teknik Cronbach Alpha. Suatu penelitian yang reliabel, hasil yang diperoleh akan tetap sama apabila diukur pada waktu 56
yang berbeda. Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan reliabel bila memiliki nilai Cronbach alpha > 0,60 atau mendekati satu.
3.5.1
Uji Reliabilitas Skala
Berdasarkan uji reliabilitas dan uji validitas melalui SPSS 11.5 didapatkan nilai koefisien cronbach alpha dari skala motivasi belajar sebesar 0.899. Dengan begitu alat ukur ini dapat dikatakan reliabel untuk mengukur variebel motivasi belajar. Sedangkan uji reliabilitas untuk skala intensitas mengakses facebook melalui SPSS 11.5 didapatkan nilai koefisien cronbach alpha sebesar 0,887. Dengan begitu alat ukur ini juga cukup reliabel untuk mengukur variabel intensitas mengakses facebook.
3.5.2
Uji validitas Skala
Validitas adalah derajat ketepatan suatu alat ukur tentang pokok isi atau arti sebenarnya yang diukur (Sevilla, 2003). Secara singkat validitas dapat diartikan sebagai sejauh mana suatu alat ukur mengukur variabel yang hendak diukur. Suatu item dikatakan valid bila korelasi Pearson-nya didapatkan ≥ 0,3. Berdasarkan uji validitas yang dilakukan ditemukan dari 60 item yang diujicoba hanya 31 item yang valid, dengan begitu terdapat 29 item yang belum mengukur dari motivasi belajar.
57
3.6. Prosedur Penelitian 3.6.1 Persiapan Uji Coba Alat Ukur
Uji coba alat ukur dilakukan pada tanggal 16 agustus 2010 dengan responden siswa MAN 13 Jakarta yang memiliki karakteristik yang telah ditentukan. Langkah-langkah dalam mempersiapkan alat ukur untuk diuji coba, yaitu: a. Peneliti membuat alat ukur intensitas mengakses facebook berdasarkan aspek-aspek dari frekuensi dan durasi sedangkan alat ukur motivasi belajar berdasarkan aspek-aspek yang dipaparkan oleh Frandsen (1989). b. Mengklasifikasikan alat ukur intensitas mengakses facebook ke dalam 2 aspek. Hal itu dilakukan karena di dalam alat ukur intensitas mengakses facebook tidak disebutkan pengelompokkan item-item ke dalam aspek-aspek intensitas dan durasi. c. Meminta expert jugdement, yaitu dua orang dosen, yang dianggap ahli untuk menilai apakah pengklasifikasian item-item yang dilakukan sudah benar dan tepat berdasarkan teori yang telah dipaparkan. d. Menyusun alat ukur yang akan disebarkan kepada responden penelitian. Penyusunan terdiri dari, pengaturan tampilan huruf dan halaman kuesioner, penulisan pengantar dan petunjuk pengisian, serta pengelompokkan pertanyaan menjadi 3 bagian (bagian data diri subjek skala intensitas mengakses facebook, dan motivasi belajar).
58
3.6.2. Pelaksanaan Uji Coba Alat Ukur a. Untuk mengetahui apakah calon responden termasuk ke dalam karakteristik sampel penelitian, mereka ditanya terlebih dahulu mengenai informasi yang terkait dengan dirinya seperti kelas dan memiliki account Facebook. b. Jika calon responden termasuk ke dalam karakteristik sampel penelitian, mereka dimintai kesediaannya untuk mengisi alat ukur yang telah disiapkan. c. Mengulangi langkah yang sama pada langkah a dan b hingga tercapai target jumlah responden uji coba. d. Setelah dibuat perhitungan melalui SPSS 11.5 untuk uji validitas dan reliabilitas. 3.6.3. Persiapan Pengambilan data a. Mengatur tampilan skala dengan membuang item-tem yang tidak valid. b. Memperbanyak jumlah kuesioner untuk pengambilan data. 3.6.4 Pelaksanaan Pengambilan Data a. Calon responden didapat dengan cara mendatangi mereka ke dalam kelas mereka pada saat jam istirahat. b. Untuk mengetahui apakah calon responden termasuk ke dalam karakteristik sampel penelitian, mereka ditanya terlebih dahulu mengenai informasi yang terkait dengan dirinya, seperti usia, kelas, dan lama mempunyai account facebook. 59
c. Jika calon responden termasuk ke dalam karakteristik sampel penelitian,
mereka
dimintai
kesediaannya
untuk
mengisi
kuesioner yang telah disiapkan.
3.6.5 Pelaksanaan pengambilan data Field Study Pelaksanaan pengambilan data dilakukan pada tanggal 6-7 September. Ada beberapa hal yang dilakukan penelitian pada tahap ini, yaitu : a. Calon responden didapat dengan cara mendatangi mereka ke sekolah dan masuk kedalam kelas masing-masing dari kelas X, XII, dan XII. b. Untuk mengetahui apakah calon responden termasuk ke dalam karakteristik sampel penelitian, mereka ditanya terlebih dahulu mengenai informasi yang terkait dengan dirinya, seperti usia, kelas, dan lama mempunyai account facebook. c. Jika calon responden termasuk ke dalam karakteristik sampel penelitian, mereka dimintai kesediaannya untuk mengisi kuesioner yang telah disiapkan. d. Mengulangi langkah yang sama pada nomor 1 dan 2 hingga tercapai target jumlah responden penelitian.
60
3.7 Teknik Analisa Data Pengolahan data dilakukan dengan analisa statistik yang meliputi :
1. Análisis Deskriptif, digunakan untuk mengolah gambaran umum subjek. 2. Untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan utama penelitian, apakah terdapat hubungan yang signifikan antara intensitas mengakses facebook dengan motivasi belajar siswa MAN 13 Jakarta digunakan metode korelasi (Pearson Correlation) pada taraf signifikansi 0,05 pada two tailed test yang penghitungannya menggunakan bantuan SPSS 11,5 for Windows.
61
BAB 4 ANALISA DATA
Bab ini membahas mengenai presentasi dan analisis data meliputi gambaran umum responden, analisis deskriptif, dan hasil uji hipotesis.
4.1
Gambaran Umum Responden
Berikut ini akan diuraikan gambaran responden berdasarkan jenis kelamin, usia dan kelas. Responden penelitian berjumlah dari 81 siswa-siswi MAN 13 Jakarta yang terdiri dari kelas X, XI, dan XII. Pada Tabel 4.1 berikut ini digambarkan banyaknya responden penelitian berdasarkan jenis kelamin, umur, dan kelas.
Tabel 4.1 Gambaran Umum Responden
No
Latar Belakang
1
Jenis Kelamin
2
Usia
3
Kelas
Frekuansi
a. Laki-laki b. Perempuan Jumlah a. 15 tahun b. 16 tahun c. 17 tahun d. 18 tahun Jumlah a. Kelas X b. Kelas XI c. Kelas XII Jumlah
62
40 siswa 41 siswa 81 siswa 2 siswa 30 siswa 26 siswa 23 siswa 81 siswa 30 30 21 81 siswa
Persentase 49.4 % 50.6 % 100 % 2.5 % 37 % 32 % 28.5 % 100 % 37 % 37 % 26 % 100 %
Dari tabel 4.1 diatas dapat disimpulkan bahwa dari 81 siswa yang diteliti, terdapat 40 siswa berjenis kelamin laki-laki dengan persentase 49.4% dan 41 siswa berjenis kelamin perempuan dengan persentase 50.6%. Sedangkan siswa yang berusia 15 tahun terdapat 2 siswa dengan persentase 2.5 %, siswa yang berusia 16 tahun ada 30 siswa dengan persentase 37 %, siswa yang berusia 17 tahun ada 26 siswa dengan persentase 32 % dan terdapat 23 siswa yang berumur 18 tahun dengan persentase 28.5 %. Sedangkan latar belakang siswa pada rantangan kelas antara kelas X sampai kelas XII yaitu terdapat 30 siswa kelas X dengan persentase 37%, 30 siswa kelas XII dengan persentase 37 %, dan 21 siswa kelas XII dengan persentase 26 %.
Sedangkan latar belakang siswa pada berdasarkan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan yaitu, terlihat bahwa jumlah antara responden laki-laki dan perempuan hampir sama yaitu laki-laki sebayak 40 orang siswa dengan persentase 49.4 % dan wanita sedikit lebih banyak yaitu 41 orang siswi dengan persentase 50.6 %. Sedangkan pada usia subjek paling banyak berumur 16 tahun yaitu sebanyak 30 siswa atau 37 %.
63
4.2
Analisis Deskriptif
Berikut ini diuraikan penggolongan kategorik dan penyebaran intensitas mengakses facebook. Peneliti membagi kategori pada variabel intensitas mengakses facebook menjadi empat yaitu tidak pernah, jarang, sering, selalu. Adapun acuan yang dijadikan peneliti untuk membagi kateori tersebut adalah melalui rentang skor.
Untuk mendapatkan rentang skor pertama dicari nilai terkecil dan terbesar yang paling mungkin didapat responden. Karena jumlah item yang ada berjumlah 2 dengan pilihan jawaban terentang antara 1 – 4, maka nilai terkecil yang bisa didapat responden adalah sebesar 4 dan nilai tertinggi sebesar 8. Jarak ini kemudian dibagi tiga sesuai dengan jumlah kategori yang peneliti kehendaki yang hasilnya sebesar 1,3. Kemudian mencari mean dan standar deviasinya dengan menggunakan SPSS Hasil penghitungan kategori sebagai berikut:
Tabel 4.2 Kategorik mean dan st.deviasi skala intesnitas mengakses facebook
Intensitas Mengakses Facebook
Mean
Std. Deviation
N
6.4691
1.14112
81
64
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa mean dari skala intensitas mengakses facebook sebesar 6.4691 sedangkan standar deviasi sebesar 1.14112 dengan N responden 81 siswa. Setelah itu peneliti membuat norma skor untuk motivasi belajar. Untuk lebih jelasnya Tabel 4.3 dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.3 Norma skor Intensitas Mengakses Facebook Interpretasi
Interval skor 6,6 - 8
Frekuensi 37
Persentase 46%
SEDANG
5,3 – 6,5
31
38%
RENDAH
4 - 5,2
13
16%
81
100 %
TINGGI
Total
Berdasarkan penggolongan kategori di atas, diketahui bahwa sebagian besar (46%) memiliki tingkat intensitas mengakses facebook yang tinggi sebesar 37 orang siswa; siswa dengan intensitas mengakses facebook sedang berjumlah 31 orang siswa dengan persentase 38%. Sedangkan untuk kategori siswa yang termasuk rendah dalam mengakses facebook berjumlah 13 orang siswa dengan persentase
16%. Data ini lebih jelas terlihat pada grafik
berikut:
65
Grafik 4.1 Intensitas Mengakses Facebook
Keterangan: Tinggi
= 37 orang siswa
Sedang
= 31 orang siswa
Rendah
= 13 orang siswa
Berdasarkan grafik intensitas mengakses facebook di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa MAN 13 Jakarta mempunyai intensitas mengakses facebook yang tinggi dan sedang.
66
Pengkategorian pada variabel motivasi belajar dapat dibedakan menjadi 3 kategori, tinggi, sedang, dan rendah. Untuk mendapatkan skor dari masing-masing kategori peneliti mencari terlebih dahulu standar deviasi dan mean, untuk lebih jelasnya Tabel 4.4 dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel. 4.4 Kategorik mean dan st.deviasi skala motivasi belajar
Motivasi Belajar
Mean
Std. Deviation
N
99.6420
8.41622
81
Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa mean dari skala motivasi belajar sebesar 99.6420 sedangkan standar deviasi sebesar 8.41622 dengan N responden 81 siswa. Setelah itu peneliti membuat norma skor untuk motivasi belajar. Untuk lebih jelasnya Tabel 4.5 dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.5 Norma skor Motivasi Belajar Norma X < 91 91 < T < 108 108 < T
Interpretasi Frekuensi
Persentase
Χ < ( μ − 1σ )
RENDAH
13
16.05 %
( μ − 1σ ) ≤ Χ < ( μ + 1σ )
SEDANG
53
65.43 %
( μ + 1σ ) ≤ Χ
TINGGI
15
18.52 %
81
100.00%
Total
67
Berdasarkan penggolongan kategorik di atas dapat diketahui bahwa ditemukan subjek dengan tingkat motivasi belajar rendah sebanyak 13 orang dengan persentase 16.05 %. Disamping itu juga diketahui jumlah subjek dengan tingkat motivasi belajar sedang ditemukan sebesar 53 orang dengan 65.43 %. Sedangkan motivasi belajar berada pada kategori tinggi yaitu 15 orang dengan persentase sebesar 18.52 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat daftar grafik dapat berikut ini:
Grafik 4.2 Grafik Motivasi Belajar 60 50 40 30 20 10 0 TINGGI
Keterangan: TINGGI
= 15 orang siswa
RENDAH
= 53 ORANG SISWA
RENDAH
= 13 ORANG SISWA
SEDANG
RENDAH
Berdasarkan grafik motivasi belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa MAN 13 Jakarta mempunyai motivasi belajar yang sedang.
68
4.3
Uji Hipotetis
Pengujian hipotesis penelitian menggunakan rumus korelasi Pearson untuk mengetahui hubungan antara intensitas mengakses facebook dengan motivasi belajar. Lalu peneliti menggunakan analisi regresi untuk mengetahui lebih jauh hubungan antar variabel dengan cara mencari nilai koefisien R Square (R2). Dalam perhitungannya peneliti menggunakan SPSS versi 11.5. Tabel 4.6 menggambarkan hasil perhitungan korelasi sebagai berikut:
Tabel 4.6 Tabel Correlations
Motivasi Belajar Motivasi Belajar
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed)
.266* .017
N Intensitas Mengakses Facebook
Intensitas Mengakses Facebook
81
81
Pearson Correlation
.266*
1
Sig. (2-tailed)
.017
N
81
81
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Dari tabel 4.5 di atas dapat disimpulkan bahwa hasil uji korelasi dengan menggunakan Pearson’s product moment didapat nilai r hitung sebesar 0.266 dengan p value sebesar 0.017. Sementara nilai t tabel pada taraf signifikansi 5% dengan N 81 adalah sebesar 0.220. Karena nilai r hitung yang didapat (0.266) > r tabel (0.220) (p value < 0.05), maka hipotesis nihil (H0) yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan negatif yang signifikan antara Intensitas Mengakses Facebook dengan Motivasi Belajar ditolak. 69
Dengan demikian hipotesis alternatif (H1) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara Intensitas Mengakses Facebook dengan Motivasi Belajar siswa MAN 13 Jakarta diterima. Artinya meningkatnya intensitas mengakses facebook diikuti oleh menurunnya motivasi belajar siswa MAN 13. Untuk melihat peran atau kontribusi dari intensitas mengakses facebook terhadap motivasi belajar dapat dilihat Tabel 4.4 dibawah ini:
Tabel 4.4 Model Summary
Model 1
R .266a
Adjusted R Square
R Square .071
Std. Error of the Estimate
.059
8.20208
a. Predictors: (Constant), Intensitas Mengakses Facebook
Berdasarkan data yang diperoleh melalui tabel 4.4 di atas terlihat koefisien R Square (R2) menunjukkan nilai sebesar 0.071 atau 7.1%. Hal ini berarti berubahnya variable IV yaitu tingkat intensitas mengakses facebook dapat dijelaskan oleh variable DV yaitu tingkat motivasi belajar. Sedangkan sisanya yaitu 92.9% dijelaskan oleh faktor-faktor lainya yang tidak diukur pada penelitian ini.
70
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN
Dalam bab ini, akan diuraikan mengenai kesimpulan berdasarkan analisa hasil penelitian, serta diskusi dan saran yang dapat diberikan sehubungan dengan hasil penelitian ini.
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data menggunakan perhitungan Pearson Correlation didapatkan indeks korelasi sebesar koefesien r (0.266) dengan pvalue sebesar (0.017), maka disimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan intensitas mengakses facebook dengan motivasi belajar. Artinya meningkatnya intensitas mengakses facebook diikuti dengan menurunnya motivasi belajar siswa MAN 13 Jakarta.
5.2
Diskusi
Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan intensitas mengkases facebook dengan motivasi belajar pada remaja. Adapun hasil yang diperoleh adalah terdapat hubungan negatif yang signifikan intensitas mengkases facebook dengan motivasi belajar siswa MAN 13 Jakarta.
71
Hasil uji korelasi dengan menggunakan Pearson’s product moment didapat nilai r hitung sebesar 0.266 dengan p value sebesar 0.017. Sementara nilai t tabel pada taraf signifikansi 5% dengan N 81 adalah sebesar 0.220. Karena nilai r hitung yang didapat (0.266) > r tabel (0.220) (p value < 0.05), maka hipotesis nihil (H0) yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan negatif yang signifikan antara Intensitas Mengakses Facebook dengan Motivasi Belajar ditolak. Dengan demikian hipotesis alternatif (H1) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara Intensitas Mengakses Facebook dengan Motivasi Belajar diterima.
Hal tersebut dapat dipahami sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Aryn Karpinski (2007), peneliti dari Ohio State University, menunjukkan
bahwa
para
mahasiswa
pengguna
facebook
ternyata
mempunyai nilai yang lebih rendah daripada para mahasiswa non pengguna facebook. Dari 219 mahasiswa yang diteliti, 148 mahasiswa pengguna facebook memiliki nilai yang lebih rendah daripada mahasiswa non pengguna facebook. Aryn Karpinski mendapatkan bahwa 68% mahasiswa yang menggunakan facebook secara signifikan memiliki IPK lebih rendah dibandingkan yang tidak mau terlibat menggunakan situs tersebut. Diduga facebook telah menyebabkan waktu belajar para siswa tersita menjelajahi situs jaring sosial facebook.
72
Alasan mengapa intensitas mengakses facebook yang tinggi pada siswa adalah karena mereka difasilitasi oleh internet disekolah mereka dan dibuka dari pagi hingga malam, serta saat jam pelajaran dimulai. Selain itu juga mereka telah difasilitasi oleh telepon genggam atau hand phone yang dapat memudahkan mereka untuk mengakses jaringan facebook tersebut. Para siswa tersebut mengatakan bahwa mereka menjadi candu akan situs facebook ini sehingga untuk sehari saja mereka bisa mengakses situs tersebut setiap saat bahkan sampai beberapa jam dalam sehari.
Jika mereka tidak mengakses facebook dalam sehari saja maka mereka akan tertinggal akan info atau ada sesuatu yang ‘kurang’ menurut mereka, sehingga jika para siswa ini ada yang tidak mengakses situs jejaring sosial ini maka akan terlihat ‘ketinggala zaman’ didepan teman-temanya. Menurut pendapat mereka masih ada situs jejaring sosial lainya yang dapat membuat mereka ‘candu’, yaitu Twitter. Tetapi mereka lebih banyak mengakses facebook ketimbang situs Twitter yang baru keluar dan marak diikuti oleh sebagian pelajar dan mahasiswa ini.
Kemudian untuk tingkat motivasi belajar siswa MAN 13 yang sedang adalah karena kurangnya jam belajar atau terganggunya waktu belajar baik dirumah maupun disekolah, sehingga motivasi belajar mereka menjadi turun. Mereka mengakui bahwa semenjak ada situs jejaring facebook jam belajar mereka menjadi terganggu dan juga untuk mengerjakan tugas dirumah
73
menjadi malas dan terbengkalai. Akibatnya pun nilai prestasi mereka pun sedikit menurun.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan mengenai hasil penelitian ini bahwa intensitas mengakses facebook memberikan pengaruh negatif secara signifikan motivasi belajar para siswa MAN 13 Jakarta. Hal tersebut dapat dilihat pada uji F hitung sebesar 5.999 dengan signifikansi sebesar 0.017 atau lebih kecil dari alpha = 5%. Maka dapat dikatakan bahwa intensitas mengakses facebook berpengaruh negatif terhadap motivasi belajar siswa MAN 13 Jakarta.
5.3 Saran Dalam
pelaksanaan
penelitian
masih
banyak
terdapat
kekurangan
dikarenakan adanya beberapa rintangan dan hambatan. Untuk itu, peneliti mengerjakan beberapa saran yang bisa menjadi bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya serta beberapa saran teoritis dan saran praktis sebagai berikut:
74
5.3.1
Saran Teoritis
1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk memperbanyak variabel pendukung sehingga didapat hasil yang lebih jelas. Disamping itu penelitian selanjutnya juga dapat menggunakan teori yang dikemukakan oleh tokoh lain yang mungkin saja hasil penelitian yang diperoleh dapat berbeda dengam hasil penelitian ini, serta mengadakan penelitian pada fase perkembangan yang lain, seperti orang dewasa. Untuk penelitian selanjutnya mengenai motivasi belajar juga, ada baiknya meneliti variabel lain yang berkaitan dengan motivasi belajar seperti prestasi belajar siswa, budaya, status sosial ekonomi maupun pola asuh orang tua. 2. Penulis menyadari sekali dalam penelitian ini masih banyak kekurangan terutama dalam proses penelitian, karena peneliti tidak memberi batasan seperti prestasi belajar siswa yang sebaiknya dimasukkan ke dalam faktor-faktor tertentu, maka bagi peneliti selajutnya yang berkeinginan untuk melakukan penelitian dengan topik yang sama, disarankan untuk menambahkan prestasi belajar siswa tersebut. 3.
Untuk penelitian selanjutnya mengenai facebook agar penelitian dapat meneliti lebih lanjut mengenai fitur-fitur lain yang ada di dalam facebook yang berkaitan dengan keadaan psikologis seperti pengungkapan diri melalui status updates, notes, maupun wall dan intensitas menggunakan facebook terhadap dampak-dampak psikologis yang lain.
4. Mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan dalam penelitian dengan semaksimal mungkin, baik materi, teori, waktu, dan instrumen yang digunakan. 75
5.3.2 Saran Praktis Saran praktis, berdasarkan penelitian ini diharapkan agar : 1. Remaja agar mampu menguatkan regulasi diri dengan menguatkan nilai-nilai atau norma yang berlaku dan agama sehingga ia mampu memahami
fungsi
belajar
yang
sesungguhnya
dan
dapat
menggunakan waktu sebaik-baiknya untuk mencapai prestasi dimasa remaja ini. Untuk itu diperlukan suatu bimbingan bagi para remaja siswa tersebut agar mereka lebih dapat mengembangkan motivasi belajar yang tinggi dengan lebih sungguh-sungguh. Namun begitu, diperlukan pengawasan terhadap siswa remaja yang mana pada tahap ini
remaja
cenderung
mengikuti
perkembangan
trend
yang
menyebabkan berkembangnya konsep diri yang kurang baik pada remaja sehingga dapat menyeret pada perilaku dan pergaulan yang kurang baik. 2. Guru dapat membimbing dan mengawasi anak, melindunginya dari perilaku
yang
berlebihan
dengan
cara
menanamkan
dan
mengembangkan nilai-nilai dan norma agama di dalam lingkungan sekolah dan mengajarkan pendidikan remaja yang tepat kepada anak didiknya.
76
DAFTAR PUSTAKA
Abror, Abd Rachman. (1993). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: PT Tiara. Wacana.
Adnani Hariza, Widowati Citra. (2010). Motivasi belajar dan sumber-sumber informasi tentang Kesehatan reproduksi dengan perilaku seksual remaja di Smun 2 banguntapan bantul. Jurnal Kesehatan surya Medika Yogyakarta.
Arifin, Hasnul. (2009). Nongkrong Asyik di Internet Dengan Facebook. Jakarta: PT Buku Kita.
Azwar, S. (2006). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Relajar
Azwar, S., 1995. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya (Edisi 2) Cetakan IV. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Bembenutty, Hefer. (2010). A Latent Class Analysis of Teacher Candidates’ Goal Orientation, Perception of Classroom Structure, Motivation, and Self-regulation. A paper presented at the annual meeting of the American Educational Research Association, Denver, CO.
Siew Lian, Chua. St. Andrew’s. Angela F. L. Wong & Der-Thanq Chen. 2009. Associations between Chinese Language classroom environments and students’ motivation to learn the language. Australian Journal of
Educational & Developmental Psychology. Vol 9, 2009, pp 53-64. Chinese Language Classrooms And Student Motivation – Chua Et Al.
Chaplin, J. P. (2008). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Cecco, John P. De. (1968). Educational Psychology. New Jersey: PrenticeHall, Inc.
Darajat, Zakiah. (2003). Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang.
Daly, Laura. Susan Sharko. (2010). Motivating Students To Write Through The Use Of Children’s Literature. An Action Research Project. Saint Xavier University Master of Arts Teaching and Leadership Program Chicago, Illinois.
Dariyo, Agoes. (2007). Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama. Bandung: Refika Aditama.
Dichter, Ernest. (1971). Motivating Human Behavior. New York: McGRAWHILL BOOK COMPANY.
Djamarah, Syaiful Bahri. (200)8. Psikologi Belajar Edisi 2. Jakarta: Rineka Cipta.
Ellison, NB, Steinfield, C., & Lampe, C. (2007). The benefits of Facebook "friends:" Social capital and college students' use of online social network sites. Journal of Computer-Mediated Communication , 12 (4), article 1. http://jcmc.indiana.edu/vol12/issue4/ellison.html Manfaat dari Facebook "teman:" dan mahasiswa penggunaan online 'sosial jaringan Journal.
Geen, Russell G. (1995). Human Motivation A Social Psychology Approach. California: Brooks/Cole Publishing Company.
Greenhow, Christine. (2009). Tapping the Wealth of Social Networks for Professional Development. Journal ISTE (International Society for Technology in Education). U.S. & Canada.
Iskandar, (2009). Psikologi Pendidikan (sebuah orienntasi baru).CipayungCiputat: Gaung Persada (GP) Press.
Hasan, Purwakania. (2006). Psikologi Perkembangan Islami (Menyingkap Rentang
Kehidupan
Manusia
dari
Prakelahiran
Hingga
Pascakematian. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Jung, John. (1978). Understanding Human Motivation (A Cognitive Approach). New York: Macmillan Publishing Co., Inc.
Kalat, James W. (2002). Introduction to Psychology sixth edition. America: Wadsword Thomson Learning.
Karpinski, Aryn. C. Paul, A. Kirschener. (2007). Journal Of Facebook and Academic Performance, Computers in Human Behavior. Proceedings of the National Academies of Science (PNAS). Elsevier Science Publishers B. V. Amsterdam, The Netherlands.
Kartono, Kartini, Gulo, Dali. (2003). Kamus Psikologi. Bandung: Pionir Jaya.
Kountur, R. (2005). Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta : PPM
Magill, Richard. A. (2007). Motor Learning and control. America: McGraw-Hill Company.
Najati, Muhammad Utsman. (2000). Psikologi Dalam Tinjauan Hadits Nabi. Jakarta: Buku Islami Mustakim. Papalia, D.E., & Olds, S.W. (1994). Human development. (6th ed.). New York : McGraw-Hill, Inc.
Sabri, M. Alisuf. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.
Sarwono, Sarlito Wirawan. (2005). Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Santrock, John. W. (2004). Educational Psychology 2nd EDITION. University of Texas at Dallas: McGraw-Hill Company.
Santrock, Jhon W. (2002). Life-Span Development (Perkembangan Masa Hidup). Jakarta: Erlangga.
Sardiman, 2000. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Pers
Schunk, Dale H, Pintrich. Paul R, Meece Judith L. (2002). Motivation In Education (Theory, Research, and Applications). Colombus, Ohio. Merrill Prentice Hall.
Sevilla Consuelo G, dkk. (1993). Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-PRESS).
Soemanto, Wasty. (1987). Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pimpinan Pendidikan). Jakarta: PT Bina Aksara.
Stephens, John M. (1965). The Psychology of Classroom Learning. United States of America: Holt, Rinehart and Winston, Inc.
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2003). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sunarto. Hartono, Agung. (2002). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.
Suryabrata, Sumadi. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Uno, Hamzah B. (2008). Teori Motivai dan pengukuranya. Jakarta: Bumi Aksara.
Winkel, W. S. (1996).
Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Woolfolk, Anita. (2009). Educational Pychology Active Learning Edition, Edisi Kesepuluh. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Field Study Item pernyataan skala Motivasi Belajar No. Pernyataan 1 Saya tidak berniat untuk belajar bersama teman, karena saya malas untuk belajar. 2 Menjadi juara kelas merupakan salah satu niat saya dalam belajar. 3 Saya berangkat kesekolah dengan niat untuk memperoleh ilmu yang banyak. 4 Menurut saya, menjadi juara kelas merupakan hal yang tidak akan pernah saya capai. 5 Saya tidak berniat belajar saat liburan sekolah karena waktu bermain saya menjadi terganggu. 6 Saya masa bodo terhadap pelajaran yang tidak saya sukai. 7 Saya menjadi tidak berniat belajar dirumah karena sudah cukup waktu belajar disekolah. 8 Saya akan belajar dengan tekun demi mendapatkan nilai yang bagus. 9 Saya merasa tidak senang dan malas saat guru memberikan saya tugas pelajaran. 10 Saya hanya akan belajar jika mata pelajaran mendapatkan nilai jelek maka mendapatkan hukuman. 11 Saya berniat mengerjakan soal yang susah terlebih dahulu karena soal-soal tersebut membuat saya tertantang. 12 Bila saya merasa kesulitan dalam mengerjakan tugas maka akan saya biarkan saja menunggu teman saya menyelesaikanya untuk saya contek. 13 Saya merasa capai dan malas mengerjakan tugas pelajaran dirumah. 14 Saya sangat senang dan antusias bila mendapat tugas-tugas dari sekolah, karena membuat saya menjadi semakin pintar. 15 Demi masa depan saya yang cemerlang maka saya akan belajar dengan sungguh-sungguh. 16 Saya kurang menyukai pelajaran matematika. 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Ketika saya mendapat soal yang sulit maka saya akan mencontek dengan teman yang lebih pintar dari saya. Bila nilai ulangan saya jelek, maka saya akan mencari tahu jawabannya yang benar. Saat jam istirahat lebih baik saya membaca buku pelajaran selanjutnya dari pada mengobrol dengan teman sebangku. Saya akan belajar lebih giat lagi supaya saya mendapat rangking pertama. Saat ada beberapa materi pelajaran yang tidak saya mengerti maka saya langsung bertanya kepada guru dikelas. Belajar bukanlah hal yang paling utama saya niatkan karena menurut saya pengalaman adalah yang paling utama. Saya merasa senang bila guru memberikan saya tugas karena membuat saya menjadi lebih pintar. Saya belajar disekolah dan dirumah hanya ingin dilihat pintar oleh orang-orang disekitar saya. Saya akan belajar jika ada orang tua saya. Teguran dari orang tua saya membuat saya menjadi serius untuk belajar. Hukuman apapun membuat saya tidak termotivasi dengan belajar. Saya pura-pura belajar supaya dilihat pintar oleh teman-teman saya. Menurut teman-teman saya, saya adalah siswa yang pintar, dan saya semakin termotivasi untuk belajar lebih giat. Pujian dari teman membuat saya menjadi takut untuk gagal. Saya akan belajar bila disuruh oleh orang tua saya.
SS S TS STS
Skala Intensitas Mengakses Facebook ITEM
SUBJEK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1
2
4 3 3 3 2 3 4 3 2 4 4 3 4 2 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 1 3 3 4 4 3
3 4 3 3 2 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
Jumlah
mean
st dev
kategori
7
6.47
1.14
TINGGI
7
TINGGI
6
SEDANG
6
SEDANG
4
RENDAH
7
TINGGI
7
TINGGI
7
TINGGI
5
RENDAH
8
TINGGI
8
TINGGI
6
SEDANG
8
TINGGI
5
RENDAH
7
TINGGI
8
TINGGI
7
TINGGI
8
TINGGI
8
TINGGI
6
SEDANG
6
SEDANG
8
TINGGI
6
SEDANG
7
TINGGI
6
SEDANG
7
TINGGI
6
SEDANG
6
SEDANG
6
SEDANG
8
TINGGI
6
SEDANG
6
SEDANG
7
TINGGI
8
TINGGI
5
RENDAH
7
TINGGI
7
TINGGI
8
TINGGI
8
TINGGI
7
TINGGI
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81
3 4 3 2 3 4 4 4 3 3 3 3 2 1 3 3 4 1 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 1 3 3 4
3 4 3 2 3 4 4 4 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4
6
SEDANG
8
TINGGI
6
SEDANG
4
RENDAH
6
SEDANG
8
TINGGI
8
TINGGI
8
TINGGI
6
SEDANG
6
SEDANG
7
TINGGI
6
SEDANG
4
RENDAH
4
RENDAH
6
SEDANG
6
SEDANG
8
TINGGI
4
RENDAH
6
SEDANG
6
SEDANG
6
SEDANG
6
SEDANG
6
SEDANG
8
TINGGI
7
TINGGI
6
SEDANG
8
TINGGI
6
SEDANG
5
RENDAH
6
SEDANG
7
TINGGI
6
SEDANG
5
RENDAH
5
RENDAH
6
SEDANG
6
SEDANG
5
RENDAH
5
RENDAH
7
TINGGI
7
TINGGI
8
TINGGI
Skala Intensitas Mengakses Facebook
No
Kualifikasi
Pernyataan a. Setiap hari selama seminggu
Frekuensi mengakses 1
facebook dalam 1 minggu
b. 3-4 hari dalam seminggu c. 1-2 hari dalam seminggu d. Tidak pernah mengakses selama seminggu a. 3-5 jam
Durasi mengakses 2
facebook dalam sekali main
b. 2-3 jam c. 1-2 jam d. Kurang dari 1 jam
Ya
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y
Statistics for SCALE
Mean 173.5250
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P H A)
N of Variables 60
Variance 156.0247
Std Dev 12.4910
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
Alpha if Item Deleted
170.2000 170.0500 169.9250 169.7750 170.0625 170.7750 171.6375 170.7250 170.4375 171.0000 170.4750 170.7500 170.1125 170.5000 171.0125 170.4125 170.8500 170.2250 170.6000 170.8250 170.8375 170.4625 170.4375 171.6750 170.2875 170.6875 170.0375 171.0500 170.9000 170.3125 171.1750 170.0625 170.7500 170.6375 170.5500 170.2500 170.9500 170.6750 171.2625 170.4000 171.0375 170.3750 170.4750 170.3750
150.5544 150.2000 148.6272 149.6196 149.6796 150.9741 162.0315 142.9614 150.9074 154.6835 140.7335 146.5696 146.6834 150.0506 152.8986 152.1441 148.0532 153.1133 144.9519 148.0449 136.9859 152.3910 157.9707 160.3234 150.2707 148.0150 146.7201 149.6177 148.0152 149.8378 150.3487 146.3125 148.5696 150.1581 150.0228 156.7975 148.4025 147.4120 156.1960 149.5595 150.1631 150.9335 146.7842 150.7690
.3698 .3477 .4930 .5830 .3461 .3928 -.3855 .6211 .3026 .0379 .6167 .5198 .4775 .3575 .1307 .2303 .3640 .1504 .5136 .4995 .3416 .6237 -.1348 -.2775 .3610 .4680 .5585 .2898 .4064 .3894 .3491 .6056 .2396 .2826 .3357 -.0756 .2620 .4219 -.0357 .3293 .2389 .3170 .6721 .3482
.8087 .8049 .8022 .8026 .8047 .8083 .8206 .7962 .8083 .8124 .7946 .8003 .8010 .8047 .8100 .8074 .8037 .8092 .7993 .8017 .8083 .8099 .8162 .8186 .8089 .8020 .8000 .8058 .8029 .8042 .8050 .7992 .8099 .8060 .8050 .8135 .8068 .8023 .8128 .8049 .8072 .8097 .7992 .8052
Item-total Statistics
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030 VAR00031 VAR00032 VAR00033 VAR00034 VAR00035 VAR00036 VAR00037 VAR00038 VAR00039 VAR00040 VAR00041 VAR00042 VAR00043 VAR00044
VAR00045 VAR00046 VAR00047 VAR00048 VAR00049 VAR00050 VAR00051 VAR00052 VAR00053 VAR00054 VAR00055 VAR00056 VAR00057 VAR00058 VAR00059 VAR00060
170.3500 170.3125 170.2625 170.6875 171.5625 170.9125 171.5750 170.1875 170.4000 170.8750 170.4875 170.5875 170.7125 170.6500 170.9500 171.4500
Reliability Coefficients N of Cases = 80.0 Alpha = .8100
147.5215 150.7366 149.9176 145.9391 159.1859 149.2201 155.0829 164.3821 151.0532 151.5411 151.3163 150.6252 150.2328 147.9266 156.5797 165.8709
.5279 .2912 .3987 .5226 -.2251 .3382 .0036 -.3877 .2603 .2535 .2187 .3158 .3443 .4466 -.0596 -.4157
N of Items = 60
.8010 .8109 .8041 .7998 .8168 .8046 .8146 .8260 .8067 .8094 .8101 .8056 .8099 .8022 .8142 .8288
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables SCALE 105.1375 141.8669 11.9108 31 Item-total Statistics
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00008 VAR00009 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00016 VAR00017 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030 VAR00031 VAR00032 VAR00033 VAR00034 VAR00035 VAR00037 VAR00038 VAR00040 VAR00041 VAR00042 VAR00043 VAR00044 VAR00045 VAR00046 VAR00047 VAR00048 VAR00050 VAR00053 VAR00054 VAR00055 VAR00056 VAR00057 VAR00058
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
170.2000 101.6625 101.5375 101.3875 101.6750 170.7750 102.3375 170.4375 102.0875 102.3625 101.7250 102.1125 102.0250 102.4625 102.2125 102.4375 170.8375 170.4625 170.2875 102.3000 101.6500 102.6625 102.5125 101.9250 102.7875 101.6750 170.7500 102.2500 102.1625 102.5625 102.2875 102.0125 102.6500 170.3750 102.0875 101.9875 101.9625 170.3125 101.8750 102.3000 102.5250 102.0125 170.8750 170.4875 102.2000 170.7125 102.2625
150.5544 136.3783 135.7201 136.0125 134.7032 150.9741 127.8214 150.9074 126.5112 132.6644 133.0880 136.1011 137.7968 134.3530 130.4986 133.7429 136.9859 152.3910 150.2707 132.5924 132.9646 135.1378 133.1644 135.3108 136.2201 132.2728 148.5696 134.3924 136.3910 135.0593 132.3847 134.7973 136.4329 150.9335 132.4859 137.0505 133.3783 150.7366 135.9589 132.3392 136.2019 138.2910 151.5411 151.3163 136.9975 150.2328 134.2720
Corrected ItemTotal Correlation .3698 .3423 .4244 .5573 .4158 .3928 .7090 .3026 .6533 .5309 .4691 .3613 .2551 .3582 .5567 .5355 .3416 .6237 .3610 .5772 .5601 .3220 .4684 .4358 .3648 .6289 .2396 .3896 .3187 .2406 .4936 .3822 .2296 .3170 .7186 .3326 .5542 .2912 .4042 .5166 .2893 .1873 .2535 .2187 .2959 .3443 .4377
Alpha if Item Deleted .8087 .8983 .8972 .8963 .8972 .8083 .8918 .8083 .8925 .8954 .8963 .8980 .8995 .8984 .8947 .8956 .8083 .8099 .8089 .8948 .8951 .8990 .8964 .8970 .8980 .8942 .8099 .8977 .8987 .9020 .8959 .8978 .9010 .8097 .8936 .8984 .8953 .8109 .8975 .8955 .8994 .9008 .8094 .8101 .8990 .8099 .8969
Reliability Coefficients N of Cases = 80.0 Alpha = .8997
N of Items = 31
Reliability Notes Output Created
17-AUG-2010 17:40:28
Comments Input
Data
C:\Documents and Settings\Ari\My Documents\Data Uji Coba\Skala Motivasi 81.sav
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data File Syntax
Resources
Elapsed Time
81 RELIABILITY /VARIABLES=var00002 var00003 var00004 var00005 var00008 var00011 var00012 var00013 var00014 var00016 var00017 var00019 var00020 var00026 var00027 var00028 var00029 var00030 var00031 var00032 var00034 var00035 var00037 var00038 var00040 var00041 var00043 var00044 var00045 var00047 var00048 var00050 var00056 var00058 /FORMAT=NOLABELS /SCALE(ALPHA)=ALL/MODEL=ALPH A /STATISTICS=SCALE /SUMMARY=TOTAL . 0:00:00.02
TRY OUT Item pernyataan skala Motivasi Belajar No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29.
Pernyataan Saya berniat mengikuti ajakan teman saya untuk mengerjakan tugas rumah bersama-sama. Saya tidak berniat untuk belajar bersama teman, karena saya malas untuk belajar. Menjadi juara kelas merupakan salah satu niat saya dalam belajar. Saya berangkat kesekolah dengan niat untuk memperoleh ilmu yang banyak. Menurut saya, menjadi juara kelas merupakan hal yang tidak akan pernah saya capai. Hadiah dari guru membuat saya termotivasi agar nilai saya menjadi lebih baik Ketika ada soal dari PR yang sulit maka saya berusaha mencari dari beberapa buku yang berkaitan. Saya tidak berniat belajar saat liburan sekolah karena waktu bermain saya menjadi terganggu. Saya lebih senang bergosip dari pada membaca buku di dalam perpustakaan. Menurut saya, hukuman tidak berpengaruh untuk motivasi belajar saya. Saya masa bodo terhadap pelajaran yang tidak saya sukai. Saya menjadi tidak berniat belajar dirumah karena sudah cukup waktu belajar disekolah. Saya akan belajar dengan tekun demi mendapatkan nilai yang bagus. Saya merasa tidak senang dan malas saat guru memberikan saya tugas pelajaran. Menurut saya, guru memberikan hadiah merupakan suatu hal yang biasa. Saya hanya akan belajar jika mata pelajaran mendapatkan nilai jelek maka mendapatkan hukuman. Saya berniat mengerjakan soal yang susah terlebih dahulu karena soal-soal tersebut membuat saya tertantang. Saya berniat untuk mengikuti ajakan teman untuk belajar bersama. Bila saya merasa kesulitan dalam mengerjakan tugas maka akan saya biarkan saja menunggu teman saya menyelesaikanya untuk saya contek. Saya merasa capai dan malas mengerjakan tugas pelajaran dirumah. Saya sangat berminat dengan buku-buku pelajaran yang berbau ilmu alam Jika saya menjadi juara kelas maka saya akan senang bila diberikan hadiah oleh orang tua saya. Saya tidak berniat belajar sejarah, karena saya tidak menyukai pelajaran sejarah Saya belajar karena ingin menghindari hukuman. Bila saya mendapat nilai yang baik, maka guru merasa senang dengan saya. Saya sangat senang dan antusias bila mendapat tugas-tugas dari sekolah, karena membuat saya menjadi semakin pintar. Demi masa depan saya yang cemerlang maka saya akan belajar dengan sungguh-sungguh. Saya kurang menyukai pelajaran matematika. Ketika saya mendapat soal yang sulit maka saya akan mencontek dengan teman yang lebih pintar dari saya.
SS
S
TS STS
30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60.
Bila nilai ulangan saya jelek, maka saya akan mencari tahu jawabannya yang benar. Saat jam istirahat lebih baik saya membaca buku pelajaran selanjutnya dari pada mengobrol dengan teman sebangku. Saya akan belajar lebih giat lagi supaya saya mendapat rangking pertama. Pujian dari orang tua membuat saya malu untuk mendapatkan kegagalan. Saya malas untuk mengerjakan tugas yang sulit karena saya tidak mampu mengerjakanya. Saat ada beberapa materi pelajaran yang tidak saya mengerti maka saya langsung bertanya kepada guru dikelas. Saya tidak berniat belajar bahasa indonesia lagi karena nilai-nilai saya sudah cukup baik. Belajar bukanlah hal yang paling utama saya niatkan karena menurut saya pengalaman adalah yang paling utama. Saya merasa senang bila guru memberikan saya tugas karena membuat saya menjadi lebih pintar. Hadiah tidak mempengaruhi saya dalam belajar. Saya belajar disekolah dan dirumah hanya ingin dilihat pintar oleh orang-orang disekitar saya. Saya sangat senang dengan mata pelajaran matematika. Bila saya mengerjakan tugas, maka guru tidak akan menghukum saya. Saya akan belajar jika ada orang tua saya. Teguran dari orang tua saya membuat saya menjadi serius untuk belajar. Hukuman apapun membuat saya tidak termotivasi dengan belajar. Saya merasa gengsi jika saya mendapatkan nilai ulangan saya jelek. Saya pura-pura belajar supaya dilihat pintar oleh teman-teman saya. Menurut teman-teman saya, saya adalah siswa yang pintar, dan saya semakin termotivasi untuk belajar lebih giat. Saya belajar karena ingin menghindari omelan dari orang tua. Pujian dari teman membuat saya menjadi takut untuk gagal. Saya akan datang lebih pagi kesekolah supaya saya tidak dikuncikan pintu gerbang oleh satpam. Saya merasa gengsi dan malu pada teman karena saya tidak naik kelas. Jika saya berada diantara teman-teman yang sedang belajar maka saya merasa malu jika tidak ikut belajar. Saya takut akan mendapatkan hukuman oleh guru ketika nilai ulangan saya jelek. Saya bersikap biasa saya ketika saya mendapatkan hukumansebagai akibat mendapat nilai ujian yang jelek. Saya akan mengerjakan tugas supaya saya tidak mendapat hukuman oleh guru. Saya ingin belajar dengan giat supaya dilihat pintar oleh pacar saya. Saya akan belajar bila disuruh oleh orang tua saya. Saya akan mendapatkan hukuman dari orang tua jika nilai saya jelek. Saya ingin belajar dengan giat karena ingin dipuji oleh pacar saya.
Correlations Descriptive Statistics Mean Motivasi Belajar Intensitas Mengakses Facebook
Std. Deviation
99.8148 6.4691
N
8.45445 1.14112
81 81
Correlations Intensitas Mengakses Facebook
Motivasi Belajar Motivasi Belajar
Pearson Correlation
.266*
1
Sig. (2-tailed)
.017
N Intensitas Mengakses Facebook
81
81
Pearson Correlation
.266*
1
Sig. (2-tailed)
.017
N
81
81
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Regression Descriptive Statistics Mean Motivasi Belajar Intensitas Mengakses Facebook
99.8148 6.4691
Std. Deviation
N
8.45445 1.14112
81 81
Correlations Intensitas Mengakses Facebook
Motivasi Belajar Pearson Correlation
Motivasi Belajar
1.000
.266
.266
1.000
.
.008
.008
.
Motivasi Belajar
81
81
Intensitas Mengakses Facebook
81
81
Intensitas Mengakses Facebook Sig. (1-tailed)
Motivasi Belajar Intensitas Mengakses Facebook
N
Model Summary Model 1
R
Adjusted R Square
R Square
.266a
.071
Std. Error of the Estimate
.059
8.20208
a. Predictors: (Constant), Intensitas Mengakses Facebook
ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
403.562
1
403.562
Residual
5314.660
79
67.274
Total
5718.222
80
F
Sig.
5.999
.017a
a. Predictors: (Constant), Intensitas Mengakses Facebook b. Dependent Variable: Motivasi Belajar
Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Model 1
(Constant)
Intensitas Mengakses Facebook a Dependent Variable: Motivasi Belajar
Standardized Coefficients
B 95.814
Std. Error 5.375
.074
.103
t
Beta
.081
Sig.
17.825
.000
.723
.472