HUBUNGAN FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL KESIAPAN SEKOLAH ANAK KELAS 1 PADA MADRASAH IBTIDAIYAH PEMBANGUNAN UIN JAKARTA TERHADAP NILAI AKADEMIK Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN
OLEH:
Mellia Wida Masita NIM 1113103000041
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2016 M
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji dan syukur kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan rahmat dan ridho-Nya sehingga laporan penelitian ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang selalu menjadi panutan kehidupan. Penulis menyadari laporan penelitian ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. dr. Achmad Zaki, Sp.OT, M.Epid selaku Ketua Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter yang telah membimbing saya selama menjalani pendidikan di Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Riset Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter angkatan 2013 yang selalu mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan penelitian ini. 4.
dr. Riva Auda, Sp. A. M. Kes.selaku Pembimbing 1 yang telah meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga serta memberi motivasi untuk membimbing penulis baik dalam pengambilan data, penyusunan laporan, hingga laporan ini dapat terselesaikan.
5. dr. Marita Fadhilah, Ph. D selaku Pembimbing II yang terus memberikan bimbingan, arahan, dan saran-saran yang sangat membangun dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan laporan penelitian. 6. Bapak dan Ibu yang tercinta, Santosa Wahyu Widodo dan Umi Mashithoh serta kakak kandung penulis Heveadi Luthfi Perdana yang memberikan dukungan terus menerus, semangat yang tak pernah hangus, dan lantunan do’a yang tak pernah putus untuk penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
v
7. Mbak Pipit selaku admin yang telah memberikan surat izin penelitian, serta Pak Iyon selaku Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta dan wali kelas 1 A hingga H yang turut membantu dalam pengambilan data penelitian. 8. Seluruh responden penelitian yang telah bersedia menjadi sampel penelitian sehingga penulis bisa mendapatkan ilmu yang baru dari hasil penelitian ini. 9. Clarissa Maharani Putri dan Putri Anggereini, teman-teman seperjuangan dalam penelitian ini yang terus berjalan bersama, menghabiskan waktu, tenaga, pikiran dan semangat bersama dalam menyelesaikan penelitian ini. 10. Teman-teman PSKPD 2013 yang terus mengingatkan, menemani dan memberikan semangatnya kepada penulis untuk menyelesaikan penelitian ini. 11. Seluruh pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan baik langsung maupun tak langsung yang tentunya tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak dalam mewujudkan laporan penelitian yang jauh lebih baik. Hasil laporan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk semua pihak. Semoga penelitian yang telah dilakukan ini mendapat barokah dan Ridho dari Allah SWT, Aamiin. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Ciputat, 14 Oktober 2016
Penulis
vi
ABSTRAK Mellia Wida Masita. Hubungan Faktor Eksternal dan Internal Kesiapan Sekolah Anak Kelas 1 pada Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta terhadap Nilai Akademik. Latar Belakang: Pendidikan adalah hal yang wajib bagi seorang anak, yaitu Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dibutuhkan berbagai persiapan seorang anak untuk masuk SD agar kesiapan sekolahnya baik sehingga nilai akademiknya juga akan baik. Tujuan: Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan faktor eksternal dan internal kesiapan sekolah terhadap nilai akademik. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian potong lintang dengan teknik pengambilan sampel cluster random sampling dengan jumlah responden sebanyak 96. Data diolah dengan aplikasi SPSS Statistics 22. Hasil: Pada seluruh faktor yang diteliti baik faktor internal dan eksternal didapatkan hasil yang tidak bermakna (p>0,05) karena populasi yang diteliti homogen sehingga hasil dari jawaban tidak bervariasi. Simpulan: Tidak adanya hubungan faktor eksternal dan internal kesiapan sekolah yang diteliti yang mempengaruhi nilai akademik. Kata Kunci: Kesiapan sekolah, nilai akademik, tumbuh kembang ABSTRACT Mellia Wida Masita. The Relation between External and Internal Factors of Children's School Readiness Class 1 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta on Academic Score.
Background: Education is a mandatory for a child, the elementary school (SD) and Junior High School (SMP). It takes a variety of preparations of a child to enter elementary because good school readiness will make good academic scores. Objective: to investigate the relation between external and internal factors of school readiness on academic score. Methods: This study use cross sectional design and use cluster random sampling technique, consist of 96 subjects. Data will be process by SPSS Statistics 22. Result: All external and internal factors have no significance (p>0,05) because the population is homogen so the answers have no variation. Conclusion: there is no relation between external and internal factors of school readiness on academic score. Key: School readiness, academic score, and growth and development
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL .............................................................................................. i LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................... ii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................iii LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iv KATA PENGANTAR ....................................................................................... v ABSTRAK ....................................................................................................... vii DAFTAR ISI ...................................................................................................viii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................xiii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1 1.1.Latar Belakang .............................................................................................. 1 1.2.Rumusan Masalah ......................................................................................... 2 1.3.Hipotesis........................................................................................................ 3 1.4.Tujuan Penelitian .......................................................................................... 3 1.4.1.Tujuan Umum ..................................................................................... 3 1.4.2.Tujuan Khusus .................................................................................... 3 1.5.Manfaat Penelitian ........................................................................................ 3 1.5.1.Bagi Mahasiswa Kedokteran................................................................3 1.5 2 Bagi Penelitian .................................................................................... 4 1.5.3.Bagi Peneliti ........................................................................................ 4 1.5.4.Bagi Masyarakat................................................................................... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 5 2.1.Landasan Teori .............................................................................................. 5 2.1.1.Perkembangan Anak ............................................................................ 5 2.1.1.1 Masa Neonatus....................................................................... 5 2.1.1.2 Masa Bayi............................................................................... 6 2.1.1.3 Masa Prasekolah/Anak Awal..................................................7 2.1.2. Perkembangan Otak ............................................................................ 9 2.1.2.1. Perkembangan korteks serebri .............................................. 10 2.1.2.2. Perkembangan struktur lain di otak....................................... 10 2.1.3.Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak ..................... 11 2.1.4. School Readiness...............................................................................13 2.1.4.1.Manfaat .................................................................................. 17 2.1.4.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan sekolah ........... 18 2.1.5.Keterlambatan Perkembangan ........................................................... 20 2.1.6 Nilai Akademik .................................................................................. 23 2.1.7 Pediatri Sosial ..................................................................................... 24 2.2.Kerangka Teori............................................................................................ 27 2.3.Kerangka Konsep ........................................................................................ 28 2.4.Definisi Operasional.................................................................................... 29
viii
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 31 3.1.Desain penelitian ......................................................................................... 31 3.2.Lokasi dan waktu penelitian........................................................................ 31 3.3.Populasi dan sampel .................................................................................... 31 3.3.1.Populasi dan sampel yang diteliti...................................................... 31 3.3.2.Jumlah Sampel ................................................................................. 31 3.3.3.Variabel yang diteliti ......................................................................... 32 3.4.Cara kerja Penelitian ................................................................................... 32 3.4.1.Alur penelitian .................................................................................. 32 3.4.2 Kriteria Sampel ................................................................................. 32 3.5. Manajemen data ......................................................................................... 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 34 4.1.Hasil uji validitas dan reliabilitas ................................................................ 34 4.1.1.Uji validitas ....................................................................................... 34 4.1.2.Uji reliabilitas.................................................................................... 40 4.2.Analisis univariat ........................................................................................ 40 4.3.Analisi bivariat ............................................................................................ 42 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 47 5.1.Kesimpulan ................................................................................................. 47 5.2.Saran ............................................................................................................ 48 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 49 LAMPIRAN ..................................................................................................... 51
ix
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1.Regulasi hormon ........................................................................... 13
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kemampuan Anak Usia 1 dan 2 Tahun.................................................6 Tabel 2.2 Perkembangan Motorik Kasar dan Halus pada Usia 61-72 bulan.........8 Tabel 2.3 School Readiness Skills.........................................................................14 Tabel 4.1 Hasil Validasi Aspek Kemampuan Sosial.............................................34 Tabel 4.2 Hasil Validasi Aspek Lingkungan dan Keluarga..................................35 Tabel 4.3 Hasil Validasi Aspek Kesehatan...........................................................35 Tabel 4.4 Hasil Validasi Aspek Perkembangan dan Kognitif...............................36 Tabel 4.5 Hasil Validasi Aspek Afek/Motivasi.....................................................37 Tabel 4.6 Hasil Validasi Aspek Motorik dan Koordinasi.....................................38 Tabel 4.7 Hasil Validasi Aspek Sensori................................................................38 Tabel 4.8 Hasil Validasi Aspek Self-Care Skills...................................................39 Tabel 4.9.Hasil Uji Reabilitas................................................................................40 Tabel 4.10 Hasil Analisis Univariat Karakteristik Responden..............................40 Tabel 4.11 Hasil Analisis Univariat Faktor Eksternal dan Internal.......................41 Tabel 4.12 Hasil analisis bivariat...........................................................................42
xi
DAFTAR SINGKATAN
KBBI SD cm kg GH IGF-1 TSH WHO ASI SECPTAN TK PPDB AAMD ICD IQ GPPH ADHD MRI ESSOP BKIA MI UIN
: Kamus Besar Bahasa Indonesia : Sekolah Dasar : centi meter : kilogram : Growth Hormone : Insulin like Growth Factor : Thyroid Stimulating Hormone : World Health Organization : Air Susu Ibu : State Early Childhood Politechnical Assistance Network : Taman Kanak-Kanak : Penerimaan Peserta Didik Baru : American Association on Mental Deficiency : International Classification of Disease : Intelligence Quotient : Gangguan Pemusatan Perhatian/Hiperaktivitas : Attention Deficit/Hyperactivity Disorder : Magnetic Resonance Imaging : European Society of Social Pediatrics and Child Health : Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak : Madrasah Ibtidaiyah : Universitas Islam Negeri
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar surat persetujuan responden ............................................. 51 Lampiran 2 Kuesioner penelitian ...................................................................... 52 Lampiran 3 Hasil uji validitas............................................................................67 Lampiran 4 Hasil uji reliabilitas.........................................................................72 Lampiran 5 Hasil uji univariat...…………………….……………………........76 Lampiran 6 Hasil uji bivariat..............................................................................79 Lampiran 7 Dokumentasi ………………………………………………....…...86 Lampiran 8 Riwayat penulis .......................................................................... ...87
xiii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah suatu hal yang wajib bagi seorang anak sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 tahun 2008 tentang wajib belajar Pasal 12 “Setiap warga negara Indonesia usia wajib belajar wajib mengikuti program wajib belajar.”. (KBBI), sekolah didefinisikan
1
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
bangunan atau lembaga untuk belajar dan
mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran; waktu atau pertemuan ketika murid diberi pelajaran; usaha menuntut kepandaian (ilmu pengetahuan). 2 “Kesiapan
sekolah
atau
School
Readiness
merupakan
status
perkembangan anak, yaitu milestones tumbuh kembang anak pada usia dini pada tahap mana anak sudah siap untuk mengikuti perubahan /transisi kegiatan dari rumah ke sekolah.”. 3 Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesiapan sekolah menurut penelitian Hair E yaitu perkembangan yang komprehensif, sosial dan emosional, kesehatan, kemampuan kognitif, dan sosioekonomi.
4
Dan yang paling
mempengaruhi yaitu kemampuan kognitif dan perkembangan sosioemosional. Menurut penelitian Naneida dan Krista5 keluarga dan keadaan sosioekonomi mempengaruhi kesiapan sekolah, sedangkan menurut Halimah N faktor pendidikan di Taman Kanak-Kanak (TK) juga berpengaruh.
6
Faktor internal
mencakup perkembangan komprehensif, sosial dan emosional, kesehatan, kemampuan kognitif, sedangkan faktor eksternal yaitu keadaan sosioekonomi, lingkungan dan keluarga, dan pendidikan. 4,5,6 Pada penelitian Halimah N disebutkan bahwa kesiapan sekolah adalah hal penting karena anak yang telah memiliki kesiapan sekolah akan memperoleh keuntungan dan kemajuan dalam perkembangan selanjutnya.
6
Sementara itu,
pada anak yang tidak siap sekolah akan menimbulkan frustasi bila ditempatkan di lingkungan akademis, contohnya yaitu menarik diri dari lingkungan dan 1
2
menunjukkan gejala-gejala fisik. Untuk itu, diperlukan kesiapan berupa fisik dan psikologis, termasuk sosial dan emosional. Untuk itu penelitian ini dilakukan untuk menilai kesiapan sekolah dari hasil nilai akademik dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian Naneida dan Krista menyatakan bahwa kesehatan fisik, usia, kecerdasan, dan motivasi merupakan faktor internal yang mempengaruhi kesiapan sekolah. 5 Penelitian Novitawati mengatakan faktor usia sangat penting untuk menentukan kesiapan seorang anak masuk sekolah dasar. Usia 6 tahun adalah usia yang cukup matang untuk seorang anak bersekolah. Pada usia ini umumnya anak telah memiliki kata-kata yang cukup banyak, memiliki kemampuan mengemukakan secara verbal ide dalam pikirannya, sehingga perlu adanya rekomendasi dari psikolog jika anak belum berusia 6 tahun untuk masuk sekolah. 7
Faktor lain yang mempengaruhi school readiness menurut Naneida dan Krista adalah keluarga. Pengaruh pada orangtua tunggal yaitu berkurangnya interaksi dengan anak sehingga anak tersebut memiliki risiko tinggi pada keterlambatan perkembangan sosial dan akademik.
5
Selain itu, lingkungan di
sekolahpun ikut mempengaruhi kesiapan seorang anak. Ada tiga komponen dari school readiness yaitu kesiapan anak sendiri contohnya kemampuan sosial. Dapat menerima teman, dan dukungan dari keluarga.
4
Masalah yang akan diteliti dalam karya tulis ini ialah hubungan faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi anak ketika masuk sekolah terhadap nilai akademik. Penelitian ini dilakukan karena belum banyaknya penelitian tentang pediatrik sosial khususnya kesiapan sekolah pada anak. Pendekatan yang akan digunakan menggunakan potong lintang.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
3
Apakah terdapat hubungan faktor eksternal dan internal kesiapan sekolah pada anak terhadap nilai akademik?
1.3 Hipotesis Terdapat hubungan faktor internal maupun eksternal terhadap kesiapan anak sekolah, yaitu: - Kesehatan fisik yang baik akan membuat anak memiliki kesiapan sekolah yang baik sehingga nilai akademiknya juga akan baik - Kemampuan sosial yang baik akan membuat anak memiliki kesiapan sekolah yang baik sehingga nilai akademiknya juga akan baik - Kemampuan kognitif yang baik akan membuat anak memiliki kesiapan sekolah yang baik sehingga nilai akademiknya juga akan baik - Usia yang cukup matang akan membuat anak memiliki kesiapan sekolah yang baik sehingga nilai akademiknya juga akan baik - Lingkungan keluarga dan sekitar yang baik akan membuat anak memiliki kesiapan sekolah yang baik sehingga nilai akademiknya juga akan baik
1.4 Tujuan 1.4.1 Tujuan Umum Dari penelitian ini dapat diketahui adanya hubungan faktor internal dan eksternal kesiapan anak sekolah terhadap nilai akademik. 1.4.2 Tujuan Khusus Untuk melihat bagaimana faktor internal dan eksternal kesiapan anak sekolah mempengaruhi nilai akademik.
1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Mahasiswa Kedokteran Penelitian ini bermanfaat dalam menambah wawasan mahasiswa mengenai hubungan faktor internal dan eksternal kesiapan anak sekolah terhadap nilai akademik.
4
1.5.2 Penelitian Sebagai rujukan pengembangan penelitian 1.5.3 Peneliti Sebagai sarana penambah wawasan peneliti tentang pediatrik sosial dan membantu peneliti untuk menyelesaikan studi preklinik. 1.5.4 Masyarakat a. Untuk menambah wawasan kepada masyarakat tentang perlunya berbagai kesiapan untuk masuk Sekolah Dasar(SD) b. Untuk memberikan kesiapan kepada anak saat masuk SD oleh orang tua. c. Untuk menghindari faktor-faktor risiko yang membuat anak tidak siap sekolah
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Landasan Teori 2.1.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Pertumbuhan adalah bertambah besar dalam aspek fisik akibat multiplikasi sel dan bertambahnya jumlah zat interseluler. Pertumbuhan dapat diukur dalam sentimeter atau inch dan dalam kilogram atau pound dan dapat diukur juga dengan keseimbangan metabolik yaitu retensi kalsium dan nitrogen. Perkembangan digunakan untuk menunjukkan bertambahnya keterampilan dan fungsi yang kompleks. Berikut ini adalah tahapan tumbuh kembang anak: 8 Tahap pertumbuhan anak: Pertumbuhan yang cepat dalam tahun pertama dan berkurang perlahan sampai umur 3-4 tahun Pertumbuhan berjalan lamban dan teratur sampai masa akil balik Pertumbuhan cepat masa akil balik Pertumbuhan yang berkurang perlahan sampai usia 18 tahun Untuk menentukan panjang anak dari umur 3 tahun adalah: Panjang badan= 80+5n cm n=jumlah umur dalam tahun Untuk menentukan berat badan adalah: Berat badan=2n+8 kg n=jumlah umur dalam tahun 8 2.1.1.1 Masa Neonatus(0-1 bulan) Penyesuaian sirkulasi dengan keadaan lingkungan seperti bernapas dan lainnya. Berat badan turun 10% pada minggu pertama kehidupan. 8 Di antara perubahan yang terjadi dari fetus ke neonatus yaitu:
Saat lahir, paru kolaps dan terisi cairan lalu terisi udara
Ketika paru mengembang, sirkulasi jantung berubah, duktus arteriosus dan foramen ovale menutup 5
6
Metabolic rate pada neonatus lebih tinggi 2 kali (heart rate 120-140 kali/menit dan respiratory rate 30 kali/menit). 8
2.1.1.2 Masa Bayi (1 bulan-2 tahun) Nutrisi sebelum dan 1 tahun pertama setelah kelahiran dapat berdampak serius terhadap perkembangan otak dan dapat berakibat pada gangguan neurologis dan perilaku sehingga menimbulkan kecacatan dalam pembelajaran dan retardasi mental. Terdapat pengaruh pada bayi yang mendapatkan nutrisi baik dan stimulasi psikososial yang baik memiliki fungsi otak yang lebih baik dibandingkan stimulus yang lebih sedikit. 9 Stres dapat mempengaruhi fungsi, pembelajaran, dan ingatan secara permanen. Dari hasil penelitian didapatkan jika anak memiliki pengalaman stres yang sangat tinggi pada masa awal kehidupan dapat memiliki risiko yang tinggi terhadap kognitif, perilaku, dan emosional. 9 Umur 1 bulan-1 tahun pertumbuhan dan perkembangannya cepat, fungsi alat tubuh bertambah terutama saraf. Umur 1 tahun-2 tahun pertumbuhaan menurun, kemajuan berjalan, dan aktivitas motorik dan fungsi ekskresi. 8 Tabel 2.1 Kemampuan Anak Usia 1 dan 2 Tahun 10 Anak 1 tahun
Anak 2 tahun
Malu atau gugup dengan orang asing
Lebih mandiri Dapat
orang tua
takutnya
ketika
dengan teman-temannya
Menangis ketika ditinggal Dapat
Bersemangat
menunjukkan dalam
situasi
tertentu
berbicara
suatu
kalimat dengan 2-4 kata Dapat
mengulangi
percakapan
Mengulangi suara atau
Mengetahui nama orang-
gerakan untuk mendapat
orang disekitarnya dan
perhatian
anggota tubuh Mulai dapat mengurutkan bentuk dan warna
7
Tabel 2.1 Kemampuan Anak Usia 1 dan 2 Tahun 10 (lanjutan) (sambungan) Anak 1 tahun Dapat
Anak 2 tahun
menggelengkan
kepala atau melambaikan
Dapat membangun 4 atau lebih balok Dapat mengikuti 2 tahap
tangan Dapat berkata “mama”
Dapat menendang bola
atau “dada” Berusaha
instruksi
mengikuti
Mulai berlari Naik turun tangga dengan
ucapan orang Mengikuti gesture
berpegangan
Dapat mengikuti perintah
Melempar bola
yang mudah Duduk tanpa bantuan Berdiri
dan
berjalan
dengan berpegangan pada kursi Dapat berjalan beberapa langkah Sumber: CDC Milestones, 2012.
2.1.1.3 Masa Prasekolah/Anak Awal Masa awal anak-anak adalah masa perkembangan yang paling cepat. Sejak pembuahan dalam kandungan hingga lahir sampai usia 8 tahun pertama kehidupan adalah masa kritis untuk pertumbuhan fisik, perkembangan kognitif, dan emosi yang sehat. Setelah lahir, pematangan otak, dan neural pathway dan koneksinya berkembang pesat pada masa anak-anak. Sementara, pada masa anak-anak awal lingkungan memiliki efek yang penting dalam menentukan tumbuh dan kembang otak dan sistem saraf pusat. Lingkungan berpengaruh pada jumlah sel otak, dan koneksinya. Lalu, perkembagannya akan berlanjut pada masa remaja. 9 Otak mencapai berat separuhnya sekitar pada usia 6 bulan dan 90% selesai pada usia 8 tahun. Hal ini dicerminkan pada kemampuan dan apa yang mereka lakukan, meskipun setiap anak itu adalah unik dan kecepatan dan pola perkembangan berbeda. Mengukur perkembangan motorik anak dengan cara tes Denver Developmental Screening Test II. Metode ini
8
sederhana dan tidak mahal, dan cepat untuk mendiagnosis gangguan perkembangan anak-anak sejak lahir hingga usia 6 tahun. Tes dilakukan secara individual meliputi penilaian terpisah motorik kasar dan halus, bahasa dan keterampilan pribadi dan sosial. Di antara keterampilan motorik kasar yang diukur adalah kemampuan untuk duduk, berjalan, lompat jauh, mengayuh sepeda roda tiga, melempar tinggi bola, menangkap bola yang memantul, melompat dengan satu kaki, dan menyeimbangkan dengan satu kaki keterampilan motorik halus yang diujikan yaitu menumpuk kubus, menjangkau objek, dan menggambar orang. 9 Pada masa ini yaitu early childhood anak berada dalam stadium perkembangan kepribadian dari segi psikososial yaitu stadium autonomy vs shame berdasarkan klasifikasi Erickson. Dalam stadium ini terdapat 2 hal penting yaitu motilitas dan kontrol fungsi tubuh. Anak akan mulai mengeksplorasi dunia dengan aktivitas motorik dan mendapatkan pelajaran untuk mengontrol dorongan impulsifnya untuk bertindak. Konflik dapat terjadi jika orang tua menghalangi aktivitas anak. Bersamaan dengan itu, biasanya terjadi masalah dalam toilet training, hal ini dapat terjadi jika anak mendapatkan toilet training yang terlalu dini yaitu belum sesuai dengan usia anak yang mampu mengatur sfingter dan anak akan dihukum sehingga akan timbul 2 reaksi pada anak yaitu menjadi takut pada orang tua atau ia marah pada orang tua. 8 Tabel 2.2 Perkembangan Motorik Kasar dan Halus pada Usia 61-72 bulan9 Motorik Kasar 61-72 Bulan
Motorik Halus 61-72 Bulan
Melempar bola (setinggi 13 meter untuk anak laki-laki dan 8 meter untuk anak perempuan)
7 kg
bergulir
kertas
menjadi
setengah atau seperempat Menggambar
mengikuti
bentuk tangan
Mengangkat objek seberat Menendang
Melipat
Menggambar
segiempat,
lingkaran, bujur sangkar, bola
yang
dan segitiga Menggunting interior dari kertas
hiasan
9
Tabel 2.2 Perkembangan Motorik Kasar dan Halus pada Usia 61-72 bulan9 (lanjutan) Motorik Kasar 61-72 Bulan Meloncat
dengan
Motorik Halus 61-72 Bulan kaki
secara bergantian
Membuat objek tanah liat
Melompat tali
dengan bagian kecil bola
untuk
dikenakan ke sebuah objek
krayon
dengan tepat
Bersepatu roda Menendang
Menggunakan
Menulis kembali huruf Menyalin dua kata singkat
Naik sepeda dengan roda bantu Sumber: Santrock JW, 2011.
2.1.2 Perkembangan Otak Pada periode prenatal, neuron embrio diproduksi oleh neural tube. Pada awalnya bermigrasi untuk membentuk bagian utama otak. Ketika neuron sudah berada di suatu tempat, neuron akan berdiferensiasi dan memanjangkan seratnya untuk membentuk sinaps. Saat bayi dan anak, serat saraf meningkat sangat cepat. Terdapat mekanisme kematian sel terprogram yang membuat jarak antar struktur penghubung. 11 Neuron yang mendapat stimulasi dari sekitarnya lalu akan membentuk sinaps, bentuk sistem komunikasi. Pertama, stimulasi menghasilkan sinaps yang sangat banyak yang menghasilan banyak fungsi identik sehingga anak akan memperoleh kemampuan motorik, kognitif, dan sosial yang diperlukan untuk bertahan hidup. Sekitar 40% sinaps akan hilang saat anak dan remaja sehingga perlu stimulasi pada otak anak karena pembentukan sinaps pada masa puncaknya. Sekitar setengah dari volume otak terdiri dari sel glia yang berperan dalam mielinasi, yaitu membungkus serat saraf dengan mielin untuk meningkatkan efisiensi transport pesan. Sel glia sangat cepat memperbanyak dari usia 4 bulan kehamilan sampai tahun kedua kehidupan. Penambahan serat saraf dan mielinasi sangat berperan menambah ukuran otak (30% dari berat orang dewasa, 70% usia 2 tahun, dan 90% usia 6 tahun). 11
10
2.1.2.1 Perkembangan Koterks Serebri Usia 2 tahun, korteks prefrontal berfungsi lebih efektif dan mengalami mielinasi yang cepat dan pembentukan serta penghilangan sinaps saat masa sekolah dan sebelum sekolah dan diikuti pertumbuhan yang cepat saat remaja. 11 Lateralisasi—hemisfer kiri lebih baik fungsinya dalam verbal dan emosional, sedangkan hemisfer kanan lebih khusus untuk kemampuan spasial seperti membaca peta dan regulasi emosi yang negatif. Otak yang lateralisasi memungkinkan telah terjadi evolusi karena manusia bisa lebih mudah mengatasi perubahan lingkungan. 11 2.1.2.2 Perkembangan struktur lain di otak Cerebellum berfungsi menjaga keseimbangan dan mengontrol pergerakan tubuh. Serat yang menghubungkan cerebellum ke korteks serebri tumbuh dan bermielin dari lahir sampai usia sekolah dan berkontribusi untuk koordinasi motorik. Cerebellum dan cerebri yang terhubung juga berfungsi untuk berpikir. Anak yang mengalami kerusakan cerebellum akan mengalami gangguan pada kognitf dan motorik termasuk memori, perencanaan, dan bahasa. 11 Reticular formation struktur di batang otak yang menjaga kesadaran dan alertness, menghasilkan impuls dan mielin dari awal masa anakanak hingga remaja. Neuron dari sini mengirimkan seratnya ke area lain di otak, contohnya ke lobus prefrontal di korteks cerebri. 11 Hipokampus berfungsi untuk memori. Setelah usia pra sekolah dan sekolah dasar, hipokampus dan sekitarnya akan terus berkembang dengan cepat dan berkoneksi dengan korteks prefrontal dan yang lainnya. Selain itu berfungsi untuk memori dan pemahaman spasial. 11 Amygdala berfungsi memproses emosi dan sangat sensitif dengan ekspresi dari emosi di wajah khusunya rasa takut dan juga meningkatkan
memori
untuk
emosi
yang
menonjol.
Fungsi
pembelajaraan emosi akan muncul saat awal masa anak-anak. 11 Corpus callosum kumpulan serat yang menghubungkan dua hemisfer pada cerebri. Produksi sinaps dan mielin dari corpus callosum
11
meningkat saat usia satu tahun, puncaknya antara usia 3-6 tahun, dan melambat saat usia pertengahan anak-anak dan remaja. Corpus callosum juga berfungsi untuk koordinasi motorik halus dan integrasi persepsi, atensi, memori, bahasa, dan pemecahan masalah. Semakin kompleks yang dikerjakan, semakin essensial komunikasi
antar
hemisfer. 11 2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik, yaitu: a)
Hormon Perubahan fisik dikontrol oleh kelenjar endokrin. Hormon yang paling penting untuk pertumbuhan disekresi oleh kelenjar hipofisis, yang berada di bawah otak dekat hipotalamus, ketika hipofisis mensekresikan hormon ke peredaran darah, hormon tersebut akan langsung menuju jaringan dan menginduksi pertumbuhan atau menstimulasi hormon lain di tubuh. Hipotalamus memiliki reseptor khusus untuk mendeteksi kadar hormon dalam peredaran darah dan menjaga kadar agar tetap normal dengan mekanisme umpan balik. 11 Growth Hormone (GH), hormon yang disekresi secara kontinu oleh hipofisis yang mempengaruhi perkembangan jaringan kecuali sistem saraf pusat dan genital. Produksi GH menjadi dua kali lipat saat pubertas yang berperan untuk meningkatkan ukuran tubuh dan akan berkurang setelah tinggi badan dewasa tercapai. GH bekerja langsung di tubuh dan menstimulasi hati dan epifisis di tulang untuk merilis hormon lain seperti Insulin like Growth Factor (IGF-1) yang menstimulasi penggandaan sel khususnya tulang, otot, saraf, sumsum tulang, hati, ginjal, kulit, dan paru. Meskipun GH tidak terlihat seperti mempengaruhi pertumbuhan prenatal, tapi GH masih dibutuhkan untuk pertumbuhan fisik sejak lahir. 11 Hormon kedua yaitu Thyroid Stimulating Hormone (TSH) stimulasi pegeluaran tiroksin pada kelenjar tiroid di leher
12
yang diperlukan untuk perkembangan otak dan untuk GH agar berefek sempurna pada badan. Pada bayi yang lahir dengan defisiensi tiroksin akan mengalami retardasi mental. Ketika perkembangan otak sudah sempurna, defisiensi tiroksin tidak akan berefek ke sistem saraf pusat tapi masih dapat membuat pertumbuhan anak lebih lambat dari ratarata. Dengan penanganan yang benar, pertumbuhan dapat mencapai normal. 11 Maturasi seksual dikontrol oleh hormon seks yang dirilis oleh hipofisis. Pada laki-laki dan perempuan akan sama didapatkan estrogen dan androgen tetapi dalam jumlah yang berbeda. Testis laki-laki mensekresi banyak androgen yaitu testosteron yang menstimulasi pertumbuhan otot, badan, rambut wajah, dan karakteristik seks laki-laki. Androgen khususnya testosteron pada laki-laki, berpengaruh pada GH karena efeknya baik untuk pertumbuhan tubuh. Testis juga mensekresi estrogen dengan jumlah sedikit sehingga pada 50% laki-laki terjadi pembesaran payudara sementara. Pada laki-laki dan perempuan, estrogen meningkatkan pertumbuhan,
sekresi dan
GH,
dengan
menambah androgen
lonjakan
menstimulasi
peningkatan kepadatan tulang yang berperan pada awal dewasa. 11 Estrogen dirilis oleh ovarium dan berefek pada pematangan payudara, uterus, vagina, feminisasi, dan akumulasi lemak. Estrogen juga berkontribusi meregulasi siklus menstruasi. Androgen adrenal dirilis dari kelenjar adrenal yang berada di atas ginjal, mempengaruhi tinggi yang melonjak pada perempuan dan rambut ketiak serta pubis. 11
13
Gambar 2.1 Regulasi Hormon 11 Sumber: Berk, LE., 2012.
b) Genetik Selama tidak ada pengaruh negatif dari lingkungan seperti kekurangan nutrisi atau penyakit yang parah, pertumbuhan anak akan dipengaruhi genetik. Gen mempengaruhi pertumbuhan dengan mengontrol produksi dan sensitivitas terhadap hormon. Mutasi dapat merusak proses ini sehingga ukuran tubuh akan mengecil. 11 c) Nutrisi Nutrisi sangat penting di segala usia untuk pertumbuhan, tetapi sangat penting diusia 2 tahun pertama karena otak dan tubuhnya berkembang sangat cepat. Energi yang dibutuhkan bayi lebih banyak 2 kali dari dewasa. 25% total asupan pertumbuhan
dan
perlu
tambahan
bayi dibutuhkan untuk kalori
untuk
menjaga
perkembangan organ dengan fungsi yang sebenarnya. World Health Organization (WHO) merekomedasikan ASI selama 2 tahun ditambah makanan padat sejak usia 6 bulan. 11 2.1.4 School Readiness Kesiapan
sekolah
atau
School
Readiness
merupakan
status
perkembangan anak, yaitu milestones tumbuh kembang anak pada usia dini
14
pada tahap mana anak sudah siap untuk mengikuti perubahan /transisi kegiatan dari rumah ke sekolah. Definisi dan pengertian School Readiness menurut National Education Goals Panel dan dipublikasi oleh SECPTAN (State Early Childhood Politechnical Assistance Network) tahun 2004, meliputi 5 dimensi yaitu: a. Kesehatan fisik dan perkembangan motorik b. Perkembangan sosial dan emosional c. Perkembangan bahasa d. Pendekatan untuk belajar e. Kognitif dan pengetahuan umum 3 Kesehatan
fisik
dan
perkembangan
motorik
adalah
utama
dibandingkan ada tidaknya penyakit. Perkembangan motorik dapat dilihat dari perkembangan motorik kasar seperti berlari dan motorik halus seperti memegang pensil. Kematangan emosional anak dapat dilihat salah satunya saat sedang mengikuti pelajaran anak tidak mengajak bicara teman di sebelahnya. Perkembangan sosial yaitu dapat berinteraksi dengan orang lain secara efektif. Pada awal sekolah terdapat dua aspek yang keterampilan berbahasa yaitu memahami perkataan orang dan mampu komunikasi secara verbal. Pengetahuan umum dan kognitif menduduki peran yang sama pentingnya misalnya kemampuan mengatur dan menganalisis. 3 Terdapat kriteria untuk anak-anak Taman Kanak-Kanak(TK) dan kelas satu Sekoah Dasar(SD) dalam tabel berikut ini: Tabel 2.3 School Readiness Skills 3 TK Mengetahui warna
Kelas 1 SD Mengetahui tanggal
Dapat mengidentifikasi nomor 1-10 Dapat menulis nama
lahir dan alamat Mengenali huruf Mengenali bunyi dari
pertama Dapat menghitung benda
huruf Membaca kata yang
satu per satu
mudah
15
Tabel 2.3 School Readiness Skills 3 (lanjutan) TK Bermain
Kelas 1 SD dengan
kooperatif
Dapat
bekerjasama
dengan anak lain
Sumber: Narendra, MB, Moerhadi D, 2007.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menilai kesiapan akademik seorang anak, yaitu: a.
Tidak adanya pengalaman stimulasi sehingga anak tidak dapat pengalaman keterampilan sejak dini. Hal ini bisa dikarenakan stres, ekonomi keluarga yang rendah, dan kekerasan. Anak-anak yang tidak mempunyai buku tidak akan memperoleh dasar preakademik.
b.
Ketidakmampuan kognitif khusus Misalnya anak yang memiliki masalah pada motorik mulut akan sulit untuk mengekspresikan apa yang ia ketahui.
c.
Masalah sosioemosional Sebagian anak-anak yang belum siap masuk sekolah karena adanya masalah emosional. Ketidakmampuan anak menjalani tugas sekolah dan terbatasnya toleransi anak-anak untuk mengikuti aturan sekolah memungkinkan adanya masalah dalam keluarga, stres, atau hal lainnya.
d.
Imaturitas Keluarga dan sekolah khawatir anak berperilaku lebih muda dari usianya dan belum siap masuk sekolah. Dokter perlu memperhatikan perilaku anak sebelum memasukkan ke golongan imaturitas karena ada kemungkinan anak tersebut hanya ingin mendapatkan perhatian.
e.
Malu Anak yang malu membutuhkan intervensi dan tim yang mendukung untuk mengatasi tahap transisinya.
f.
School refusal (menolak sekolah) Ada beberapa faktor yang berpengaruh diantaranya yaitu adanya rasa cemas berpisah dengan keluarganya sehingga tidak berhasil mengikuti seluruh kegiatan sekolah, ingin tetap di rumah karena lingkungannya yang tidak nyaman, dan ketertarikan anak terhadap hal lain. 3
16
Kesiapan sekolah perlu keterlibatan anak, keluarga, lingkungan, sekolah, dan komunitas. Kemampuan dan perkembangan seorang anak dipengaruhi keluarga, dan
interaksi dengan orang, lingkungan sebelum
masuk sekolah. 12 Kesiapan sekolah memerlukan: - Seluruh keluarga memerlukan akses untuk memberikan pembelajaran agar dapat memberikan pengalaman kepada anaknya - Pendidikan yang berkualitas baik diperlukan untuk membangun kesiapan sekolah dan berhak didapatkan setiap anak - Intervensi lebih awal kepada anak mencegah anak untuk gagal dalam sekolah 12 Kesiapan sekolah juga perlu fleksibilitas karena setiap anak berkembang dengan cara yang berbeda dan waktu yang berbeda.12 Kesiapan sekolah ditentukan oleh dua karakteristik dalam tiga ruang dimensi. Karakteristiknya adalah transisi dan menambah kemampuan dan dimensi adalah kesiapan anak untuk sekolah, kesiapan sekolah untuk anak, dan kesiapan lingkungan dan keluarga untuk sekolah.13 Ketiga dimensi itu adalah - kesiapan anak yang berfokus pada pembelajaran dan perkembangan anak - kesiapan sekolah, yang berfokus pada lingkungan untuk mendukung masa transisi anak ke sekolah dasar - kesiapan keluarga, berfokus pada perilaku orangtua dan keterlibatannya pada pembelajaran awal 13 Ketiga dimensi tersebut sangat penting dan harus bisa saling bekerjasama karena
kesiapan sekolah
adalah masa transisi
yang
membutuhkan individu, keluarga, dan sistem yang saling bekerjasama. Transisi yang dimaksud adalah tahap anak berpindah ke lingkungan belajar yang baru, sebuah keluarga belajar untuk bekerja dengan sistem sosiokultural seperti pendidikan, dan sekolah membuat ketentuan untuk anak-anak baru agar dapat diakui dalam sebuah sistem, mewakili individu dan keseragaman sosial. Dalam kesiapan sekolah, tiga dimensi yang saling terkait, membangun kompetensi dan kesiapan anak-anak, sekolah, dan keluarga. 13
17
Hal-hal yang dapat mempengaruhi ketiga dimensi dari kesiapan sekolah salah satunya adalah kebijakan publik suatu negara. Kebijakan sosial seperti tentang kesehatan dan pendidikan dipandu oleh kebijakan sektor sehingga terkait secara langsung untuk pengembangan anak usia dini serta pendidikannya sehinga dapat dipersiapkan program yang terstandar, pelatihan staf, dan sumberdaya. Fokus terpenting dari kesiapan sekolah ialah untuk berhasil di sekolah, memperoleh kompetensi, dan dapat berinteraksi dengan yang lain. 13 2.1.4.1 Manfaat Manfaat dibagi dua yaitu intrinsik dan instrumental a)
Manfaat intrinsik Yaitu pada diri anak itu sendiri. Ada beberapa manfaat yang diperoleh jika kesiapan sekolah seorang anak berjalan baik, manfaat ini akan diperoleh saat transisi ke sekolah dasar, sekitar kelas 3 atau usia 8 tahun, remaja, dan dewasa. Salah satu contoh manfaat di sekolah dasar yaitu mengurangi jumlah drop out dan meningkatkan prestasi akademik. 13 Pengaruh saat remaja atau di sekolah menengah dari kesiapan sekolah yang buruk
saat sekolah dasar dapat
mempengaruhi pembelajaran di sekolah menengah sehingga buruk juga dan dapat mempengaruhi kelulusan. Hal ini karena dipengaruhi oleh masalah perilaku yang buruk seperti kesulitan bersosialisasi, sehingga kurang mampu mendapat manfaat pembelajaran. 13 Manfaat saat dewasa pada anak dengan kesiapan sekolah yang baik lebih banyak yang dipekerjakan dengan
baik. Pada
penelitian, terdapat efek jangka panjang pada produktivitas ekonomi dan kesehatan saat dewasa terkait kesiapan sekolah. Penelitian pada anak-anak Afrika-Amerika dari keluarga yang berpendapatan rendah dan berisiko tinggi gagal sekolah yang mendapatkan intervensi kesiapan sekolah yang baik menunjukkan terhindar dari kemiskinan dan merupakan cara efektif untuk menghentikan kemiskinan yang turun temurun. 13
18
b)
Manfaat instrumental Yaitu tercapainya kesamaan sosial dan perkembangan ekonomi yang baik dari kesiapan sekolah. Investasi pada kesiapan sekolah berkaitan dengan efisiensi biaya pendidikan sekolah dasar. Peran anak dengan kesiapan sekolah yang baik yaitu memiliki peluang besar untuk berhasil di sekolah dan tidak mengulang kelas sehingga tidak memerlukan pembelajaran khusus sehingga mengurangi biaya pendidikan. 13 Kesiapan memperoleh
sekolah
yang
baik
pendidikan
yang
tinggi
memungkinkan sehingga
untuk
memeroleh
pendapatan yang tinggi dan dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi negara. 2.1.4.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan sekolah: 1)
Kemampuan kognitif Aspek kognitif yang baik berupa membaca, menulis, dan berhitung berpengaruh terhadap kesiapan anak sekolah. Anak mulai aktif bertanya tentang apa yang tidak diketahuinya sehingga dapat mencapai prestasi di sekolah. Anak juga membandingkan dirinya dengan temannya sehingga ia memiliki rasa takut untuk gagal dan tetap bersemangat. 14
2)
Kemampuan sosial Kemampuan sosial anak yaitu ikut serta dalam kegiatan dan bergaul dalam lingkungan yang lebih luas akan menambah pengalamannya, pengalaman baru tersebut akan menambah pengetahuan anak sehingga anak tersebut berada dalam keadaan siap sekolah. Kemapuan lain yang dibutuhkan oleh anak yaitu kemampuan berbahasa agar anak mampu memahami dan berkomunikasi dengan orang lain.
7
Berdasarkan penelitian
sebelumnya, kemampuan anak dalam mengendalikan emosi dan sosial juga diperlukan agar anak merasa nyaman dapat membuat pertemanan dengan teman-temannya, sehingga jika aspek ini terpenuhi dengan baik anak dapat mencapai kemandiriannya dalam
19
mengerjakan tugas di sekolah dan memiliki peluang untuk dapat mengembangkan rasa kepekaannya dan rasa kebersamaan dengan orang lain. 4,15 3)
Lingkungan keluarga dan sekitar Pengaruh keluarga terhadap kondisi emosional dan kesehatan anak terlihat baik saat komunikasi di keluarga dengan satu bahasa dan mempunyai risiko saat dalam satu rumah ada 2 biologis atau angkat. Anak dengan risiko yang kurang baik pada kesehatan dan emosional juga akan mempengaruhi ekonomi sehingga kurang baik juga serta memiliki orangtua yang pendidikan terbatas, pendapatan rendah. Keluarga dengan kemiskinan akan lebih mengalami stres dibandingkan keluarga kelas menengah dan anak mereka akan lebih banyak mengalami pengalaman yang merugikan saat masa kanak-kanak. Selain lingkungan di rumah, lingkungan di sekolahpun ikut mempengaruhi kesiapan seorang anak. 4,6
4)
Usia Menteri Pendidikan Nasional bersama dengan Menteri Agama tentang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) No. 04/VI/PB/2011 dan MA/111/2011 mengatur tentang persyaratan usia masuk siswa baru. Usia untuk siswa baru sekolah dasar yaitu 712 tahun wajib diterima. Batas usia minimalnya adalah 6 tahun. Jika berusia kurang dari 6 tahun, dapat dipertimbangkan asalkan ada rekomendasi
dari
Psikolog
Profesional.
Pemerintah
telah
memutuskan
usia masuk sekolah dasar yaitu 7 tahun, hal ini
dikarenakan secara mental emosional sudah cukup matang untuk menerima pelajaran di sekolah dan kemampuan yang dibutuhkan untuk di sekolah dasar sudah dimiliki. 7 5)
Kesehatan fisik dan mental Seorang anak yang melakukan imunisasi dengan lengkap lebih berpeluang untuk sehat sehingga ketika akan masuk sekolah kondisi anak siap. Selain itu dapat dilihat dari laju pertumbuhan dan
20
ada tidaknya penyakit kronik. Adanya penyakit pada seorang anak dapat berpengaruh pada pembelajaran sehingga performanya buruk dan akibat lebih lanjutnya anak tersebut bisa saja mengulang kelas. Anak dengan penyakit kronik lebih banyak melewatkan hari sekolahnya di rumah dibandingkan dengan anak yang sehat sehingga performa akademiknya buruk. 4 2.1.5 Keterlambatan Perkembangan a.
Retardasi mental Retardasi mental adalah penurunan fungsi intelektual yang menyeluruh secara bermakna dan secara langsung menyebabkan gangguan
adaptasi
sosial,
dan
bermanifestasi
selama
masa
perkembangan. American Association on Mental Deficiency (AAMD) membuat definisi retardasi mental yang kemudian direvisi oleh Rick Heber sebagai suatu penurunan fungsi intelektual secara menyeluruh yang terjadi pada masa perkembangan dan dihubungkan dengan gangguan adaptasi sosial. Ada 3 hal penting yaitu penurunan fungsi intelektual, adaptasi sosial, dan masa perkembangan. Penurunan fungsi intelektual menurut Rick Heber diukur berdasarkan tes intelegensia standar paling sedikit satu deviasi standar (1 SD) di bawah rata-rata. Periode perkembangan mental dimulai dari lahir sampai 16 tahun. Gangguan adaptasi sosial dihubungkan dengan adanya penurunan fungsi intelektual. 16 Berdasarkan The ICD-10 Classification of Mental and Behavioural Disorders, WHO, Geneva tahun 1994, retardasi mental dibagi menjadi 4 yaitu : - Mild retardation (retardasi mental ringan), IQ 50-69 - Moderate retardation (retardasi mental sedang), IQ 35-49 -Severe retardation (retardasi mental berat), IQ 20-34 -Profound retardation (retardasi mental sangat berat), IQ <20 16 b.
Gangguan Belajar Kesulitan
belajar
sering
dihubungkan
dengan
profil
neurodevelopmental seorang anak yaitu kemampuan perhatian seorang
21
anak, memori, bahasa, temporal sequential ordering, spatial ordering, fungsi neuromotor, higher cognition, dan social cognition. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangannya adalah kultur sosial, lingkungan rumah, ekonomi, keadaan kritis saat hidup, pendidikan, emosi, status neurologis, dan pola asuh. Adanya gangguan tersebut dapat mengakibatkan anak tersebut mengalami kesulitan belajar. 17 Gangguan neurodevelopmental dapat menyebabkan gangguan akademik dan non akademik. Gangguan akademik yaitu gangguan membaca (disleksia), gangguan bicara, gangguan menulis (disgrafia), dan matematika (diskalkulia), sedangkan gangguan non akademik diakibatkan dari gangguan akademik seperti frustasi, depresi, dan lainnya. Etiologi disfungsi neurodevelopmental yang diketahui sampai saat ini adalah genetik. Dalam beberapa penelitian disebutkan adanya pola keluarga dalam gangguan membaca dan bicara, keracunan logam berat, meningitis, perdarahan intrakranial, gangguan nutrisi, dan gangguan sosiokultural. Gangguan yang paling serig ditemukan yaitu gangguan membaca (80%). Kemampuan dalam membaca tergantung dari kecepatan, ketepatan, dan kelancaran pengenalan serta pengucapan kata-kata. 17 Apabila prestasi akademik seorang anak tidak sesuai dengan kemampuan intelektualnya, anak dapat dicurigai mengalami gangguan belajar. Anak mungkin mengalami gangguan membaca, menulis, mengeja,
berbicara,
mendengarkan,
berpikir,
atau
melakukan
perhitungan matematika. 18 Anak yang mengalami gangguan belajar perlu mengerahkan usaha yang sangat keras untuk belajar, sehingga menyebabkan lelah, yang mungkin muncul dalam bentuk bosan sekolah, rasa cemas atau takut bersekolah. Perilaku yang mengganggu kegiatan belajar seperti bercanda berlebihan atau mengganggu teman, dan membutuhkan waktu lebih banyak untuk menyelesaikan tugas dibandingkan teman-temannya. 18 Bila keadaan di atas berlarut, anak akan jatuh ke dalam fase school distress yaitu anak sering mendapat nilai jelek, sering absen, sering
22
mendapat hukuman mulai dari ringan hingga diskors, menarik diri dari pergaulan, dan mungkin berperilaku agresif hingga bullying. Anak yang mengalami gangguan belajar yang tidak tertangani terancam mengalami kegagalan sekolah, yaitu bila anak sampai tidak naik kelas, dikeluarkan dari sekolah, atau putus sekolah (drop out). Beberapa bentuk gangguan belajar: -
Disleksia atau kesulitan membaca (dapat berakibatkan anak juga kesulitan menulis) adalah gangguan belajar tersering. Umumnya disleksia kesulitan memenggal kata (memecah suatu kata menjadi suku-suku kata) dan mengenali bunyi yang tepat dari kombinasi huruf tertentu. Akibatnya, anak seperti membaca terbalik-balik (misal: pesawat dibaca eswapat, matahari dibaca atmarahi).
-
Disgrafia adalah kesulitan berekspresi dalam bentuk tulisan, termasuk
kesulitan
dalam
menulis
tangan,
mengeja,
dan
mengorganisasikan pikiran. -
Diskalkulia adalah kesulitan dalam mempelajari konsep-konsep matematika dasar (misal jumlah, nilai, dan waktu), menghafal angka-angka, mengorganisasikan angka, dan memahami sistem penomoran.
-
Gangguan
pemusatan
perhatian/hiperaktivitas
(GPPH)
atau
attention deficit/hyperactivity disorder (ADHD) dahulu dianggap sebagai salah satu bentuk gangguan belajar. Saat ini anggapan tersebut sudah tidak dipakai. Walaupun anak GPPH sulit duduk diam, sebagian besar dapat belajar secara normal terutama bila GPPH sudah mendapat terapi yang memadai. Penanganan anak dengan gangguan belajar melibatkan tim seperti dokter spesialis anak, psikolog, atau psikiater anak. Anak mungkin membutuhkan tutor khusus. Bersama anak, terapis akan membuat rencana belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan anak. 18 Pada sebuah penelitian dengan Magnetic Resonance Imaging (MRI) pada anak yang mengalami kesulitan belajar didapatkan adanya:
23
1. penurunan aktivasi korteks lobus parietal kiri dan korteks temporal superior selama mendeteksi nada untuk menilai kemampuan dalam mendengar dan pembentukan kata-kata. 2. gangguan fungsi jalur penglihatan sentral. 3. gangguan pada talamus yang seharusnya berfungsi untuk perhatian dan perencanaan. 17 2.1.6 Nilai Akademik Menurut penelitian
Meenudev
ada beberapa faktor
yang dapat
mempengaruhi prestasi akademik, yaitu: 19 1. Gender Pada penelitian dengan jumlah responden 110 orang menunjukkan hasil bahwa nilai rata-rata laki-laki di bawah perempuan sehingga perempuan memiliki nilai akademik yang lebih baik. 2. Lingkungan rumah Pengaruhnya yaitu pada kondisi yang tidak kondusif dapat mengurangi kapabilitas pembelajaran. 3. Ketertarikan Dari hasil penelitian nilai yang tinggi diikuti oleh ketertarikan yang tinggi. 19 4. Aktivitas fisik Aktivitas fisik dapat meningkatkan prestasi akademik dengan mekanisme meningkatkan aliran darah di otak, aktivitas neurotransmitter di otak, dan mengurangi rasa tertekan, cemas, dan stres. 20 Menurut CDC pengaruh aktivitas fisik terhadap prestasi akademik, yaitu:
Anak yang aktif secara fisiknya akan memperoleh nilai, kehadiran, dan kognitif yang baik.
Aktivitas fisik yang lebih tinggi akan meningkatkan kemampuan kognitif seperti konsentrasi dan memori.
Partisipasi di kelas yang aktif akan meningkatkan nilai dan perilaku di kelas yang baik.
24
Partisipasi pada ekstrakurikuler dengan jenis aktivitas fisik menurunkan angkan drop out dan menurukan angka ketidakdisiplinan.
Peningkatan waktu untuk pembelajaran aktivitas fisik tidak akan menimbulkan efek negatif pada prestasi akademik. 21
2.1.7 Pediatri Sosial Di Eropa European Society of Social Pediatrics and Child Health (ESSOP) didirikan di Swedia pada tahun 1977 karena ketertarikan dokter anak mengenai aspek sosial pada kesehatan anak dan penyakitnya. ESSOP mendefinisikan pediatri sosial adalah pendekatan global, holistik, dan multidisiplin terhadap kesehatan anak; menganggap kesehatan anak dalam masyarakat, lingkungan, sekolah, dan keluarga, mengintegrasikan fisik, mental, dan sosial dalam perkembangan anak serta perawatan, pencegahan dan promosi kesehatan dan kualitas hidup. Lingkup pediatrik sosial ada 3, yaitu: kesehatan anak dengan penyebab sosial, masalah kesehatan anak dengan konsekuensi sosial, dan perawatan kesehatan anak dalam masyarakat (mencakup empat bidang perawatan kesehatan anak, yaitu kuratif, promosi kesehatan, pencegahan penyakit, dan rehabilitasi). 22 Di negara Kanada, pediatri sosial cenderung digabungkan ke agenda 'kemiskinan', mengingat besarnya kemiskinan anak di Kanada. Literatur mengenai kesehatan sosioekonomi menjelaskan bahwa hampir setiap masalah kesehatan, anak-anak yang rentan berada pada seluruh kelompok sosioekonomi. Sejalan dengan penurunan masukan keluarga juga akan meningkatkan masalah kesehatan. Masalah kesehatan akan lebih sering muncul pada keluarga miskin dan lebih sedikit pada keluarga yang makmur. Untuk itu, fokus terhadap pediatri sosial diperlukan untuk mempromosikan pendekatan universal untuk seluruh keluarga baik dengan risiko maupun tidak dengan risiko. 26 Di Indonesia, lapangan pediatri menjadi lebih luas setelah para dokter anak bekerja di luar rumah sakit karena persoalan anak tidak hanya dapat diselesaikan di rumah sakit. Pelayanan kesehatan anak dilakukan di Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak (BKIA) dan dilakukan pemeriksan kesehatan
25
anak, pendidikan, penerangan dalam makanan, kesehatan, dan imunisasi, serta dilakukan kunjungan ke rumah untuk menilai lingkungan anak. Tahun 1968 BKIA FKUI digunakan juga sebagai balai pengobatan sehingga perhatian tidak hanya dituju pada anak. Terdapat aspek-aspek untuk peningkatan kesehatan, kuratif, preventif, dan rehabilitasi. Oleh karena itu, terbentuklah cabang baru, yaitu pediatri sosial. 8 Menurut Ryle, pediatri sosial adalah pediatri yaang diterapkan di dinas kesehatan anak dan seorang anak dianggap sebagai socius, fellow human being (karena untuk pertumbuhan dan perkembangan, seorang anak memerlukan orang lain sebagai teman), menghilangkan faktor-faktor yang kiranya dapat menghambat kesehatan dan tidak hanya meringankan atau menghilangkan suatu penyakit. 8 Pediatri sosial mempelajari: Pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani, dan sosial. Keperluan anak pada umur tertentu agar pertumbuhan dan perkembangan berjalan baik. Lingkungan dan usaha memperbaiki lingkungan anak agar pertumbuhan dan perkembangan berjalan baik. 8 Aspek pediatri sosial meliputi: 1. Etiologi dari penyakit anak. Pemikiran sosial terhadap cara merawat anak, norma kebersihan, dan lingkungan terhadap tumbuh kembang anak. 2. Kepercayaan, sikap, dan tindakan masyarakat mengenai masalah anak. Mencakup pemikiran mengenai keadaan anak saat sehat maupun sakit, kepercayaan penyebab penyakit, sikap kepada dokter, dan pengertian penyakit anak dalam masyarakat. 3. Penilaian sosial terhadap bagian ilmu kesehatan anak. Beberapa faktor sosial berpengaruh pada kesehatan. 4. Keterampilan dan kebijaksanaan menghubungi orang tua dan memberikan pendidikan dan penerangan kesehatan. 5. Usaha sub-bagian pediatri sosial dalam menganjurkan Keluarga Berencana.
26
6. Social science and social pediatrics Social medicine mencakup hal sosial dalam bidang kedokteran lain seperti geriatri dan ilmu bedah. Social science adalah pengetahuan dasar dalam kedokteran sehingga harus dipelajari. 8
27
2. 2 Kerangka Teori Faktor Internal dan Eksternal
Usia (6-7 tahun)
Kemampuan
Kesehatan fisik
Kemampuan mental emosional dan motorik kognitif cukup baik
Anak sehat
Performa baik
Emosi dan sosial
Motorik
Kenyamanan ditinggal orangtua
Fokus belajar
Kemampuan kognitif
Duduk, menulis, berjalan
Lingkungan keluarga dan sekitar
Kecerdasan dan pengamatan
berbahasa
Reseptif
Membuat pertemanan Dibutuhkan untuk kegiatan belajar
Ekspresif
Dasar untuk baca tulis
Membaca, menulis, berhitung baik
Keluarga berkecukupan
Stress kecil
Kesiapan sekolah baik Dapat dilihat nilai akademik baik
28
2. 3 Kerangka Konsep
Siswa MI Pembangunan UIN Jakarta kelas 1
Pertama kali masuk Sekolah dasar
Usia
Kesehatan fisik
Kemampuan sosial
Kesiapan sekolah
Nilai Akademik
Kemampuan kognitif
Lingkungan keluarga dan sekitar
29
2. 4 Definisi Operasional Beikut ini adalah variabel dependen No
Variabel
Definisi operasional
1
Nilai Akademik
Perolehan
Skala
Kategori
hasil Nominal 1=
belajar berupa angka
bawah rata-
yang didapat selama 1
rata kelas
semester
2= Di atas rata-rata kelas
Beikut ini adalah variabel independen
No
Variabel
Definisi operasional
1
Kesehatan
Suatu
fisik
lengkap,
Skala
keadaan
Kategori
yang Nominal 1=buruk meliputi
2=baik
kesejahteraan fisik, bukan semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan. 23
2
Kemampuan
Kesanggupan
sosial
kecakapan sosial,
atau Nominal 1=buruk
dari
aspek
emosional,
keikutsertaan
2=baik
dan
anak
di
kegiatan sekolah 3
Di
Kemampuan
Hasil
kognitif
pengetahuan anak yang dimiliki
pemerolehan Nominal 1=buruk
ketika
akan
masuk
sekolah
dasar,
seperti
membaca
menulis
dan
2=baik
30
(sambungan) No
Variabel
Definisi Operasional
4
Usia
Umur dihitung sejak lahir Nominal 1= 5 tahun hingga
masuk
Skala
sekolah
dasar
Kategori
2=
6-7
tahun 3= 8 tahun
5
Lingkungan
Kekuatan keluarga dan Nominal 1=buruk
keluarga dan masyarakat sekitar serta sekitar
2=baik
berbagai sistem norma di sekitar
individu
atau
kelompok manusia yang mempengaruhi kesiapan sekolah 6
Afek
/ Perubahan
motivasi
Nominal 1=buruk
perasaan/emosi
karena
tanggapan
dalam
kesadaran
seseorang
2=baik
seperti marah 7
Motorik dan Kemampuan anak dalam Nominal 1=buruk koordinasi
melakukan
sesuatu
2=baik
dengan organ fisiknya, seperti berjalan, berlari 8
Sensori
Kemampuan anak untuk Nominal 1=buruk beradaptasi
dengan
lingkungan
yang
berhubungan
2=baik
dengan
fungsi sensorik 9
Self skills
care Kemampuan melakukan
anak Nominal 1=buruk perawatan
dasar pada diri sendiri seperti sendiri
memakai
baju
2=baik
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan metode pengumpulan data secara potong lintang. Penelitian ini meliputi pengambilan data dengan kuesioner kepada responden, analisis data, dan interpretasi hasil penelitian. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 19 September 2015 sampai Oktober 2016. Pengambilan data dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Pembangunan UIN Jakarta pada 4 Februari 2016 sampai 31 Maret 2016. 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi dan Sampel yang Diteliti
Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh siswa Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta
Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 1 MI Pembangunan UIN Jakarta tahun ajaran 2015-2016.
Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah cluster random sampling. Cara melakukan pengambilan sampel: 1.
Mendapatkan data nama kelas 1
2.
Membuat urutan nomor 1-28
3.
Pengocokan sampai 20 nomor
4.
Mencocokkan dengan data nama sesuai absen
5.
Mendapatkan 20 anak dalam 1 kelas
6.
Mengulangi urutan no.3-5 untuk kelas berikutnya
7.
Mendapatkan sampel
3.3.2 Jumlah Sampel Untuk menentukan besarnya sampel pada penelitian ini digunakan rumus Rule of Thumbs 31
32
(5-20)x Jumlah Variabel 20x5= 100 sampel
3.3.3 Variabel yang Diteliti 3.3.3.1 Variabel Bebas Kesehatan fisik Kemampuan sosial Kemampuan kognitif Usia Lingkungan keluarga dan sekitar 3.3.3.2 Variabel Terikat Nilai akademik 3.4 Cara Kerja 3.4.1 Alur Penelitian 1.
Pembuatan kuesioner Kuesioner diambil dari Children’s Health Council dan dilakukan beberapa modifikasi , penelitian Lia Kurniasari
14
, dan penelitian
Elizabeth Hair dkk. 4 2.
Validasi kuesioner dilakukan di MI Pembangunan UIN Jakarta pada kelas 1 A dan C
3.
Pengambilan sampel dengan cluster random sampling dari populasi yang ditentukan
4.
Pembagian kuesioner
5.
Responden mengisi formulir persetujuan penelitian
6.
Responden mengisi formulir identitas
7.
Responden mengisi kuesioner kesiapan sekolah yaitu orangtua
8.
Pengumpulan dan pengolahan data dengan SPSS
3.4.2 Kriteria Sampel a. Kriteria inklusi Siswa kelas 1 MI Pembangunan UIN Jakarta
33
Bersedia mengisi kuesioner b. Kriteria Eksklusi Siswa kelas 1 MI Pembangunan UIN Jakarta yang mengisi kuesioner dengan tidak lengkap 3.5 Manajemen Data Proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan selama bulan Februari-Maret 2016. Data diperoleh dari data primer siswa Kelas 1 MI Pembangunan UIN Jakarta tahun ajaran 2015-2016 dengan mengisi kuesioner oleh orangtuanya dan melihat hasil nilai akademik raport. Data yang telah dikumpulkan oleh peneliti dari responden akan diolah dengan menggunakan program komputer dengan alat bantu perangkat komputer software SPSS Statistics 22. Tahapannya yaitu: -
Analisis univariat Analisis univariat mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti, bergantung jenis data, untuk penelitian ini yaitu dengan data kategorik digunakan distribusi frekuensi. 24
-
Analisis bivariat Analisis bivariat digunakan untuk menilai hubungan antara variabel bebas dan terikat. Untuk itu digunakan uji Chi-square. Pada penelitian ini juga digunakan uji Fisher karena tidak memenuhi syarat uji Chi Square yaitu nilai expected count <5 berjumlah <20%. Hasil uji akhir statistik adalah untuk mengetahui apakah Ho ditolak atau Ho diterima. Ketentuannya adalah p value < α (0,05), maka Ho ditolak atau tidak adanya hubungan yang bermakna antar variabel. 25
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Uji Validitas dan Reabilitas Uji instrumen dilakukan pada 30 responden yang merupakan orangtua dari murid kelas 1 A dan C MI Pembangunan UIN Jakarta. Kuesioner yang digunakan berasal dari Children’s Health Council yang kemudian dimodifikasi untuk kepentingan penelitian, penelitian Kurniasari L14, dan penelitian Hair E dkk. 4 Uji validitas dan reabilitas dilakukan menggunakan kuesioner yang diisi responden untuk menilai sudah layak atau belum untuk digunakan untuk mengambil data. 4.1.1 Uji Validitas Uji validitas dilakukan untuk mengetahui ketepatan instrumen sebagai alat ukur. Suatu item dikatakan validitas baik jika nilai r hitung lebih besar dari r tabel. Dalam penelitian ini didapatkan r tabel yaitu 0,312 diperoleh melalui tabel r product moment pearson dengan df (degree of freedom)= n-2 dengan sig 5%, yaitu df=30-2= 28, sehingga r tabel 0,312. 26 Tabel 4.1 Hasil Validasi Aspek Kemampuan Sosial No 1
Item pertanyaan Apa yang anak anda lakukan di waktu luangnya?
Nilai r hitung 0,241
Nilai r tabel 0,312
keterangan Validitas kurang baik
2
Aktivitas apa yang anak anda ikuti?
0,626
0,312
Validitas baik
3
Jika bergabung, bagaimana perasaan mereka selama mengikutinya?
a
0,312
Validitas kurang baik
4
Bagaimana perasaan anak anda pergi sekolah?
-,042
0,312
Validitas kurang baik
5
Apakah anak anda pernah mengalami stress? (Misalkan ketika pindah rumah sehingga pindah sekolah, perceraian, sakit, kematian)
0,149
0,312
Validitas kurang baik
34
35
Dari 5 pertanyaan dari aspek kemampuan sosial, didapatkan 1 pertanyaan yang hasil validasinya baik, sedangkan ke empat pertanyaan lainnya hasil validasiny kurang baik. Hal ini bisa dikarenakan jumlah responden yang kurang banyak sehingga hasil jawabannya kurang bervariasi. Keempat pertanyaan yang hasil validasinya kurang baik tetap akan digunakan dalam kuesioner namun akan mengalami sedikit perubahan pada pilihan jawabannya sehingga hasilnya juga akan bervariasi. Lingkungan dan Keluarga Tabel 4.2 Hasil Validasi Aspek Lingkugan dan Keluarga No 1
Item pertanyaan Berapa penghasilan ayah dan ibu?
2
3
4
5
6
Nilai r hitung 0,349
Nilai r tabel 0,312
keterangan Validitas kurang baik
Seberapa sering anda berinteraksi dengan anak anda dalam sehari? Seberapa sering anda mengajarkan anak untuk membantunya belajar? Apakah anak selalu meminta untuk ditunggu hingga sekolah selesai? Apakah anak senang bermain dengan teman-temannya?
0,396
0,312
Validitas baik
0,810
0,312
Validitas baik
a
0,312
Validitas kurang baik
a
0,312
Validitas kurang baik
Bagaimana penilaian anak saat waktu TK?
0,349
0,312
Validitas kurang baik
rata-rata
Dari 6 pertanyaan dari aspek lingkungan dan keluarga, didapatkan 2 pertanyaan yang hasil validasinya baik, sedangkan ke empat pertanyaan lainnya kurang baik hasil validasinya. Hal ini bisa dikarenakan jumlah responden yang kurang banyak sehingga hasil jawabannya kurang bervariasi. Keempat pertanyaan yang hasil validasinya kurang baik tetap akan digunakan dalam kuesioner namun akan mengalami sedikit perubahan pada pilihan jawabannya sehingga hasilnya juga akan bervariasi.
Kesehatan Tabel 4.3 Hasil Validasi Aspek Kesehatan No 1
Item pertanyaan Apakah anak selalu sarapan jika hendak bersekolah?
Nilai r hitung 0,034
Nilai r tabel 0,312
keterangan Validitas kurang baik
36
Tabel 4.3 Hasil Validasi Aspek Kesehatan (lanjutan) No
Item pertanyaan
Nilai r hitung
Nilai r tabel
keterangan
2
Apakah anak selalu tercukupi kebutuhan makanannya?
a
0,312
Validitas kurang baik
3
Seberapa sering anak melakukan aktivitas fisik atau berolahraga? Seberapa sering anak jatuh sakit?
0,685
0,312
Validitas baik
0,187
0,312
Validitas kurang baik
5
Apakah anak anda menjalani imunisasi dengan lengkap?
0,289
0,312
Validitas kurang baik
6
Seberapa sering anak anda menjalani pemeriksaan rutin ke dokter? Apakah anak anda saat ini sedang mengonsumsi obatobatan tertentu?
0,595
0,312
Validitas baik
0,416
0,312
Validitas baik
4
7
Pada aspek kesehatan terdiri dari 7 pertanyaan dan didapatkan 3 pertanyaan yang hasil validasinya baik, sedangkan ke empat pertanyaan lainnya kurang valid. Hal ini bisa dikarenakan jumlah responden yang kurang banyak sehingga hasil jawabannya kurang bervariasi. Keempat pertanyaan yang hasil validasinya kurang baik tetap akan digunakan dalam kuesioner namun akan mengalami sedikit perubahan pada pilihan jawabannya dan penggunaan kata sehingga hasilnya juga akan bervariasi dan tidak ada salah persepsi.
Perkembangan dan Kognitif Tabel 4.4 Hasil Validasi Aspek Perkembangan dan Kognitif No.
Item Pertanyaan
1
Apakah anak senang berpartisipasi dalam permainan kelompok? Apakah anak anada mudah lelah dalam setiap aktivitasnya? Apakah anak sudah dapat memegang pensil dan dapat menggunakannya? Apakah anak sudah bisa menulis pada satu garis lurus? Apakah anak dalam berbicara menggunakan kalimat yang tidak nyambung?
2 3
4 5
6 7
Bagaimana tingkatan kosa kata anak anda? Apakah anak anda bisa membaca?
Nilai r hitung a
Nilai tabel 0,312
r
Keterangan
0,695
0,312
Validitas baik
a
0,312
Validitas kurang baik
a
0,312
Validitas kurang baik
a
0,312
Validitas kurang baik
a
0,312
Validitas kurang baik
a
0,312
Validitas kurang baik
Validitas kurang baik
37
Pada aspek perkembangan kognitif terdiri dari 7 pertanyaan dan didapatkan 1 pertanyaan yang hasil validasinya baik, sedangkan ke enam pertanyaan lainnya kurang baik hasil validasinya. Hal ini bisa dikarenakan jumlah responden yang kurang banyak sehingga hasil jawabannya kurang bervariasi. Keenam pertanyaan yang hasil validasinya kurang baik tetap akan digunakan dalam kuesioner namun akan mengalami sedikit perubahan pada pilihan jawabannya dan penggunaan kata sehingga hasilnya juga akan bervariasi dan tidak ada salah persepsi.
Afek/Motivasi Tabel 4.5 Hasil Validasi Aspek Afek/Motivasi No
Item pertanyaan
1
Apakah anak mudah frustasi?
Nilai hitung 0,757
2
Apakah anak mudah marah?
3 4
Nilair tabel 0,312
keterangan
0,657
0,312
Validitas baik
Apakah anak mudah marah?
0,439
0,312
Validitas baik
0,710
0,312
Validitas baik
5
Apakah anak anda memiliki motivasi yang terbatas? Apakah anak anda sering cemas?
0,259
0,312
Validitas kurang baik
6
Apakah anak anda hiperaktif?
0,147
0,312
Validitas kurang baik
7
Apakah anak anda memiliki ketakutan yang tidak wajar? Apakah anak anda merasa putus asa? Apakah anak anda mudah bingung?
0,470
0,312
Validitas baik
b
0,312
Validitas kurang baik
b
0,312
Validitas kurang baik
8 9
r
Validitas baik
Pada aspek afek/motivasi terdiri dari 9 pertanyaan dan didapatkan 5 pertanyaan yang hasil validasinya baik, sedangkan ke empat pertanyaan lainnya kurang valid. Hal ini bisa dikarenakan jumlah responden yang kurang banyak sehingga hasil jawabannya kurang bervariasi. Keempat pertanyaan yang hasil validasinya kurang baik tetap akan digunakan dalam kuesioner namun akan mengalami sedikit perubahan pada pilihan jawabannya dan penggunaan kata sehingga hasilnya juga akan bervariasi dan tidak ada salah persepsi.
38
Motorik dan Koordinasi Tabel 4.6 Hasil Validasi Aspek Motorik dan Koordinasi No
Item pertanyaan
1
Apakah tulisan anak anda dapat terbaca? Apakah anak anda menunjukkan kelemahan fisiknya?
2
Nilai hitung a
r
Nilai tabel 0,312
r
keterangan Validitas kurang baik
a
0,312
Validitas kurang baik
Apakah anak anda memiliki ketegangan otot? Apakah anak anda merasa kesulitan belajar dengan perpindahan yang baru?
0,222
0,312
Validitas kurang baik
0,547
0,312
Validitas baik
5
Apakah anak anda menjatuhkan barang-barang lebih banyak dari anak lainnya?
0,539
0,312
Validitas baik
6
Apakah anak anda memiliki kelainan saat berjalan? Apakah anak anda dapat berjalan naik turun tangga seperti anak seusianya? Apakah anak anda dapat berjalan naik turun tangga seperti anak seusianya? Apakah anak anda terlihat canggung?
a
0,312
Validitas kurang baik
0,319
0,312
Validitas kurang baik
a
0,312
Validitas kurang baik
0,777
0,312
Validitas baik
3 4
7
8
9
Pada aspek motorik dan koordinasi terdiri dari 9 pertanyaan dan didapatkan 3 pertanyaan yang hasil validasinya baik, sedangkan ke enam pertanyaan lainnya kurang baik hasil validasinya. Hal ini bisa dikarenakan jumlah responden yang kurang banyak sehingga hasil jawabannya kurang bervariasi. Keenam pertanyaan yang hasil validasinya kurang baik tetap akan digunakan dalam kuesioner namun akan mengalami sedikit perubahan pada pilihan jawabannya dan penggunaan kata sehingga hasilnya juga akan bervariasi dan tidak ada salah persepsi.
Sensori Tabel 4.7 Hasil Validasi Aspek Sensori No. 1
Item Pertanyaan Apakah anak anda memiliki gerakan yang tidak biasa?
Nilai r hitung a
Nilai r tabel 0,312
Keterangan Validitas kurang baik
2
Apakah anak anda sensitive terhadap cahaya, suara, sentuhan?
0,450
0,312
Validitas baik
39
Tabel 4.7 Hasil Validasi Aspek Sensori (lanjutan) No.
Item Pertanyaan
Nilai r hitung
Nilai r tabel
Keterangan
3
Apakah anak anda tidak mempedulikan ketika tangan dan muka kotor?
0,197
0,312
Validitas kurang baik
4
Apakah anak anda cenderung untuk menabrakkan bendabenda?
a
0,312
Validitas kurang baik
5
Apakah anak anda kesulitan menyikat gigi?
0,315
0,312
Validitas kurang baik
6
Apakah anak anda tidak suka tekstur beberapa makanan?
0,656
0,312
Validitas baik
Pada aspek sensori terdiri dari 6 pertanyaan dan didapatkan 2 pertanyaan yang hasil validasinya baik, sedangkan ke empat pertanyaan lainnya kurang baik hasil validasinya. Hal ini bisa dikarenakan jumlah responden yang kurang banyak sehingga hasil jawabannya kurang bervariasi. Keempat pertanyaan yang hasil validasinya kurang baik tetap akan digunakan dalam kuesioner namun akan mengalami sedikit perubahan pada pilihan jawabannya dan penggunaan kata sehingga hasilnya juga akan bervariasi dan tidak ada salah persepsi.
Self-Care Skills Tabel 4.8 Hasil Validasi Aspek Self-Care Skills No.
Item Pertanyaan
Nilai r hitung
Nilai r tabel
Keterangan
1
Apakah anak anda memiliki masalah dalam berpakaian?
0,413
0,312
Validitas baik
2
Apakah anak anda makan dengan tidak rapi?
0,754
0,312
Validitas baik
3
Apakah anak anda makan dengan tidak rapi?
0,880
0,312
Validitas baik
4
Apakah anak anda dapat cuci tangan sendiri?
a
0,312
Validitas kurang baik
5
Apakah anak anda terbiasa ke toilet sendiri?
a
0,312
Validitas kurang baik
Pada aspek self care skills terdiri dari 5 pertanyaan dan didapatkan 3 pertanyaan yang hasil validasinya baik, sedangkan kedua pertanyaan lainnya kurang valid. Hal ini bisa dikarenakan jumlah responden yang kurang banyak sehingga hasil jawabannya kurang bervariasi. Kedua pertanyaan yang hasil validasinya kurang baik tetap akan digunakan dalam kuesioner namun akan mengalami sedikit
40
perubahan pada pilihan jawabannya dan penggunaan kata sehingga hasilnya juga akan bervariasi dan tidak ada salah persepsi. 4.1.2 Uji Reabilitas Uji reabilitas dilakukan untuk mengetahui kehandalan instrumen menghasilkan hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali. Suatu instrumen dikatakan memiliki reabilitas baik jika 23 -
Kurang reliabel: Cronbach’s α alpha 0,00-0,20
-
Agak reliabel: Cronbach’s α alpha 0,21-0,40
-
Cukup reliabel: Cronbach’s α alpha 0,41-0,60
-
Reliabel: Cronbach’s α alpha 0,61-0,80
-
Sangat reliabel: Cronbach’s α alpha 0,81-1,00
Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas No
Item
Reabilitas
1
Kemampuan
0,447-0,633
2
Lingkungan dan keluarga
0,442-0,633
3
Kesehatan
0,419-0,595
4
Perkembangan dan kognitif
0,583
5
Afek/motivasi
0,582-0,648
6
Motorik dan koordinasi
0,472-0,621
7
Sensori
0,364-0,546
8
Self care skills
0,532-0,728
4.2 Analisis Univariat Pada MI Pembangunan UIN Jakarta terdapat 8 kelas 1 mulai dari kelas A hingga H, namun pada penelitian ini yang digunakan ialah kelas 1 B, D, E, F, G, H. Jumlah murid pada masing-masing kelas berkisar 28 orang dan setiap kelasnya diambil 20 responden dengan metode cluster random sampling. Dari penelitian yang dilakukan didapatkan sebanyak 96 responden karena ada beberapa kuesioner yang tidak kembali. Tabel 4.10 Hasil Analisis Univariat Karakteristik Responden No 1
Variabel Jenis kelamin
Kategori Laki-laki Perempuan
n 48 48
Jumlah Persentase 50% 50%
41
Tabel 4.10 Hasil Analisis Univariat Karakteristik Responden (lanjutan) No
Variabel
2
Usia
3
Status orang tua
4
Usia ayah
5
Usia ibu
Kategori n 1 94 1 2 1 93 49 35 10 2 75 20 1
5 tahun 6-7 tahun 8 tahun Cerai Meninggal Lengkap Usia muda Usia menengah Usia tua Meninggal Usia muda Usia menengah Usia tua
Jumlah Persentase 1% 97,9% 1% 2,1% 1% 96,9% 51% 36,5% 10,4% 2,1% 78,1% 20,8% 1%
Berdasarkan tabel didapatkan bahwa jumlah responden murid laki-laki sebesar 48 orang (50%) dan responden murid perempuan sebesar 48 orang (50%). Didapatkan anak yang berusia 5 tahun sebanyak 1 orang (1%) dan berusia 8 tahun sebanyak 1 orang (1%). Jumlah orangtua murid yang berpisah karena perceraian sebanyak 2 orang (2,1%) dan yang berpisah karena meninggal 1 orang (1%). Didapatkan data usia ayah tergolong tua yaitu 10 orang (10,4%),dan yang sudah meninggal 2 orang (2,1%). Usia ibu yang tergolong usia tua berjumlah 1 orang (1%). Tabel 4.11 Hasil Analisis Univariat Faktor Eksternal dan Internal No
Variabel
1
Kemampuan
2
Lingkungan dan keluarga
3
Kesehatan
4
Perkembangan kognitif
5
Afek/motivasi
6
Motorik dan koordinasi
7
Sensori
8
Self care skills
Kategori
Baik Buruk Baik Buruk Baik Buruk Baik Buruk Baik Buruk Baik Buruk Baik Buruk Baik Buruk
Jumlah n
Persentase
83 13 96 0 96 0 95 1 94 2 96 0 93 3 95 1
86,5% 13,5% 100% 0% 100% 0% 99% 1% 97,9% 2,1% 100% 0% 96,9% 3,1% 99% 1%
Dari hasil analisis univariat, didapatkan hasil anak dengan kemampuan buruk sebanyak 13 orang (13,5%). Faktor lingkungan dan keluarga didapatkan
42
baik pada seluruh anak yaitu 96 orang (100%). Faktor kesehatan didapatkan baik pada seluruh anak yaitu 96 orang (100%). Pada perkembangan kognitif didapatkan yang masih buruk sebanyak 1 orang. Didapatkan hasil anak yang memiliki afek/motivasi buruk 2 orang. Pada penelitian, didapatkan anak dengan motorik koordinasi sudah tergolong baik 96 orang (100%). Anak dengan fungsi sensori yang yang buruk sebanyak 3 orang (3,1%). Anak memiliki self care skills atau kemampuan perawatan diri yang buruk sebanyak 1 orang. Pada aspek lingkungan dan keluarga, kesehatan, dan motorik dan koordinasi tidak didapatkan anak yang masih tergolong buruk, hal ini dapat disebabkan oleh Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan yaitu termasuk salah satu sekolah swasta dan pada umumnya sekolah swasta memiliki murid yang berada di perekonomian keluarga yang menengah ke atas sehingga berada dalam lingkungan dan keluarga yang baik, serta kebutuhan akan kesehatan dan pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) terpenuhi dengan baik karena pada penelitian sebelumnya di Indonesia menunjukkan bawa anak-anak yang telah menempuh pendidikan TK terlebih dahulu memiliki kesiapan sekolah yang lebih baik dibandingkan dengan yang tidak karena pada pembelajaran di TK anak akan dilatih untuk kemampuan motoriknya, sosial, bahasa, dan lainnya sehingga ketika masuk sekolah dasar anak tersebut memiliki aspek-aspek yang tergolong sudah baik.4 4.3 Analisis Bivariat Pada penelitian ini dilakukan analisis bivariat. Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui korelasi antara variabel independen dan dependen. Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square, bila memenuhi syaratnya. Syarat dari uji Chi Square yaitu sel yang mempunyai nilai expected <5, maksimal 20% dari jumlah sel. Hasil dari uji Chi Square dinyatakan bermakna apabila p value<0,05. Alternatif dari uji Chi Square tabel 2x2 yang dipakai pada penelitian ini yaitu Uji Fisher. Uji Fisher dikatakan bermakna apabila nilai p<0,05. Tabel 4.12 Hasil Analisis Bivariat Aspek
Kemampuan
Baik
Nilai Raport Di atas rata-rata kelas Di bawah rata-rata kelas 65 18
p-value
0,291
43
Tabel 4.12 Hasil Analisis Bivariat (lanjutan) Aspek
Lingkungan dan keluarga Kesehatan Perkembangan kognitif Afek/motivasi Motorik dan koordinasi Sensori Self care skills Usia
Buruk Baik Buruk Baik Buruk Baik Buruk Baik Buruk Baik Buruk Baik Buruk Baik Buruk Baik Buruk
Nilai Raport Di atas rata-rata kelas Di bawah rata-rata kelas 8 5 72 23 1 0 73 23 0 0 73 22 0 1 71 23 2 0 73 23 0 0 72 21 1 2 72 23 1 0 71 23 2 0
p-value
1,000 a 0,240 1,000 a 0,142 1,000 1,000
Dari hasil penelitian pada aspek kemampuan, lingkungan dan keluarga, dan perkembangan dan kognitif, didapatkan 1 expected count <5 (25%) sehingga tidak memenuhi syarat uji Chi Square dan digunakan uji alternatifnya yaitu Uji Fisher. Pada aspek afek/motivasi, sensori, self care skills, dan usia didapatkan 2 expected count <5 (50%) sehingga tidak memenuhi syarat uji Chi Square dan digunakan uji alternatifnya yaitu Uji Fisher, sedangkan pada aspek kesehatan dan motorik dan koordinasi tidak adanya nilai expected count <5(0%) sehingga digunakan uji Chi Square. Novitawati mendapatkan pada aspek kemampuan, anak yang ikut serta dalam kegiatan dan bergaul dalam lingkungan yang lebih luas akan menambah pengalamannya, pengalaman baru tersebut akan menambah pengetahuan anak sehingga anak tersebut berada dalam keadaan siap sekolah. 7
Kemampuan
anak dalam mengendalikan emosi dan sosial juga diperlukan agar anak merasa nyaman dapat membuat pertemanan dengan teman-temannya, sehingga jika aspek ini terpenuhi dengan baik anak dapat mencapai kemandiriannya dalam mengerjakan tugas di sekolah dan memiliki peluang untuk dapat mengembangkan rasa kepekaannya dan rasa kebersamaan dengan orang lain. 4,15
Hasil pada aspek lingkungan dan keluarga bertentangan dengan pernyataan Pamela bahwa keluarga memiliki kontribusi dalam kesiapan sekolah anak karena sebagai guru pertama seorang anak seharusnya orangtua
44
membantu anak dalam belajar dan seorang anak berhak mendapatkan perawatan kesehatan dan nutrisi yang baik dari ibunya.
15
Pengaruh pada
orangtua tunggal yaitu berkurangnya interaksi dengan anak sehingga anak tersebut memiliki risiko tinggi pada keterlambatan perkembangan sosial dan akademik. 6 Pada penelitian aspek kesehatan sebelumnya Hair E dkk, mengungkapkan anak dengan kesehatan yang baik akan memiliki performa yang baik sehingga memiliki nilai yang baik juga. 4 Kesehatan yang baik dengan asupan gizi yang seimbang dibutuhkan untuk menunjang kesiapan masuk sekolah, sehingga anak yang sehat akan akan lebih mudah mencerna pengetahuan yang diajarkan, bersosialisasi baik, dan tampil bersemangat. 5 Pada penelitian sebelumnya Kurniasari L yaitu aspek kognitif yang baik berupa membaca, menulis, dan berhitung berpengaruh terhadap kesiapan anak sekolah. Anak mulai aktif bertanya tentang apa yang tidak diketahuinya sehingga dapat mencapai prestasi di sekolah. 14 Kemampuan berbahasa yang baik juga diperlukan baik reseptif maupun ekspresif untuk dapat mengerti ucapan dan dapat berkomunikasi dengan orang lain sehingga dapat berkomunikasi di lingkungan sekolah. 27 Pada penelitian sebelumnya Halimah N menyebutkan bahwa motivasi yang berkaitan dengan kebutuhan, minat, serta tujuan individu diperlukan untuk mempertahankan dan mengembangkan diri sehingga mempengaruhi kesiapan anak. Selain itu, afek dan motivasi seorang anak yang baik yaitu anak merasa bahagia biasanya motivasinya baik untuk melakukan suatu kegiatan sehingga akan menghasilkan keberhasilan dan juga diiringi oleh pemberian stimulasi yang baik. 5 Dalam penelitian Kurniasari L mendapatkan kemampuan motorik diperlukan untuk melakukan kegiatan-kegiatan di sekolah seperti duduk lama, menulis, menggambar, berjalan, meloncat, dan lainnya. Motorik kasar dan halus pada anak usia 6 tahun sudah memiliki keseimbangan yang baik, seperti sudah bisa memegang alat tulis dengan tepat sehingga gerakannya terlihat fleksibel dan nyaman, sehingga sangat penting dalam kesiapan anak sekolah.15 Selain itu,
terdapat pengaruh juga dari dari kegiatan di taman kanak-
45
kanak/preschool , kegiatan yang merangsang motorik dengan baik akan membuat anak lebih baik kemampuan motoriknya saat masuk sekolah dasar.14 Dalam penelitian sebelumnya Novitawati mendapatkan self care skills dimasukkan ke dalam aspek motorik, namun dalam penelitian ini tidak digabungkan karena mengacu pada kuesioner yang dipakai. Kemampuan anak untuk self care dan sensori yang sudah seharusnya dimiliki pada usia 6 tahun adalah mampu memakai pakaiannya sendiri, menyikat gigi sendiri, memperhatikan kebersihan saat makan, dan mandi sendiri , hal inilah yang diperlukan untuk menunjang kesiapan anak sekolah yang baik. 7 Dalam peraturan pemerintah batas usia minimal seorang anak untuk masuk sekolah dasar yaitu 6-7 tahun karena secara mental emosional sudah cukup matang sehingga jika anak berumur kurang dari 6 tahun perlu rekomendasi dari psikolog. 7 Pada semua aspek terlihat hasil yang berbeda dengan penelitian sebelumnya, hal ini dapat dipengaruhi oleh sampel yang homogen dalam populasi tersebut sehingga kurang heterogen walaupun sudah digunakan teknik cluster random sampling. Selain itu, hal ini dapat dimungkinkan oleh Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan yaitu termasuk salah satu sekolah swasta dan pada umumnya sekolah swasta memiliki murid yang berada di perekonomian keluarga yang menengah ke atas sehingga kebutuhan akan kesehatan dan pendidikan termasuk pendidikan anak sebelum masuk sekolah dasar seperti Taman Kanak-Kanak (TK) terpenuhi dengan baik. Penelitian Halimah N menunjukkan bahwa anak-anak yang telah menempuh pendidikan TK terlebih dahulu memiliki kesiapan sekolah yang lebih baik dibandingkan dengan yang tidak karena pada pembelajaran di TK anak akan dilatih untuk kemampuan motoriknya, sosial, bahasa, dan lainnya sehingga ketika masuk sekolah dasar anak tersebut memiliki kesiapan sekolah yang lebih baik.
5
Pada penelitian ini lebih baik digunakan total sampling
sehingga akan lebih banyak jumlah sampel dan menghasilkan variasi jawaban yang lebih banyak dan terhindar dari chance. Keterbatasan penelitian ini juga menjadi kendala dalam mengumpulkan sampel karena kuesioner yang dititipkan untuk orang tua murid tersebut banyak yang tidak kembali. Hal ini
46
juga dapat menimbulkan bias. Selain itu, teknik pengisian yang dilakukan dengan sendiri bukan dari hasil wawancara dengan orangtua. Kuesioner ini juga hanya divalidasi satu kali sehingga membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk validasi kuesioner dan tidak semua pertanyaan pada kuesioner asli diikutsertakan pada penelitian ini. Kelebihan pada penelitian ini yaitu penelitian ini pertama kali dilakukan di MI Pembangunan UIN Jakarta dan belum banyak orang yang melakukan penelitian pediatri sosial sehingga dapat dijadikan salah satu rujukan untuk pediatri sosial.
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan Simpulan pada penelitian ini, yaitu: Jumlah responden murid laki-laki sebesar 48 orang (50%) dan responden murid perempuan sebesar 48 orang (50%). Anak yang berusia 5 tahun sebanyak 1 orang (1%) dan berusia 8 tahun sebanyak 1 orang (1%). Jumlah orangtua murid yang berpisah karena perceraian sebanyak 2 orang (2,1%) dan yang berpisah karena meninggal 1 orang (1%). Usia ayah tergolong tua yaitu 10 orang (10,4%),dan yang sudah meninggal 2 orang (2,1%). Usia ibu yang tergolong usia tua berjumlah 1 orang (1%). Anak dengan kemampuan buruk sebanyak 13 orang (13,5%). Faktor lingkungan dan keluarga didapatkan baik pada seluruh anak yaitu 100%. Faktor kesehatan didapatkan baik pada seluruh anak yaitu 100%. Pada perkembangan kognitif didapatkan yang masih buruk sebanyak 1 orang. Anak yang memiliki afek/motivasi buruk 2 orang (2,1%). Anak dengan motorik koordinasi sudah tergolong baik 96 orang (100%). Anak dengan fungsi sensori yang yang buruk sebanyak 3 orang (3,1%). Anak memiliki self care skills atau kemampuan perawatan diri yang buruk sebanyak 1 orang. Tidak adanya hubungan yang bermakna antara seluruh variabel yang diteliti yaitu kemampuan, lingkungan dan keluarga, kesehatan fisik dan mental, kemampuan kognitif, dan usia terhadap nilai akademik.
47
48
5.2 Saran Saran untuk penelitian ini, yaitu: 1. Perlunya pendampingan orangtua dalam pematangan aspek-aspek yang menunjang kesiapan sekolah anak. 2. Diperlukan jumlah sampel yang lebih banyak sehingga hasilnya tidak homogen. 3. Perlunya antisipasi jika terjadi bias ataupun chance.
DAFTAR PUSTAKA
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 47 tahun 2008 tentang Wajib Belajar. 2. KBBI. Sekolah. [diakses pada 28 November 2015]. Tersedia di: kbbi.web.id/sekolah 3. Narendra MB, Moerhadi D. School readiness (kesiapan sekolah). Sari Pediatri. 2007;8:85-93. 4. Hair E, Halle T, Humen ET, Lavell B, Calkins J. Children’s school readiness in the ECLS-K: Predictions to academic, health, and social outcomes in first grade. Early Childhood Research Quarterly 21. 2006:431-54. 5. Halimah N, Kawuryan F. Kesiapan memasuki sekolah dasar pada anak yang mengikuti pendidikan TK dengan tidak mengikuti pendidikan TK di Kabupaten Kudus. Jurnal Psikologi Universitas Muria Kudus. 2010;1. 6. Alcala NRL, Schumacher KS. Oklahoma school readiness reach by risk report 2014. Oklahoma Department of Human Services Office of Planning, Research and Statistics. 2014:4-5, 17, 20-3. 7. Novitawati. Kesiapan sekolah anak taman kanak kanak berbasis model pembelajaran sentra. Jurnal Pendidikan Usia Dini. 2013;7. 8. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: FKUI; 2007. h. 41-7,145-59. 9. Santrock JW. Masa Perkembangan Anak. Jakarta: Salemba Humanika; 2011. h. 16-21. 10. CDC. CDC milestones. 2012 [diakses tanggal 4 Oktober 2016]. Tersedia di: http://www.cdc.gov/ncbddd/actearly/pdf/checklists/all_checklists.pdf 11. Berk LE. Child development. USA: Pearson; 2012. h. 174-96. 12. National Association for the Education of Young Children. Where we stand on school readiness. 2009. 13. Britto PR. School readiness: a conceptual framework. New York: UNICEF; 2012. h. 6-21.
49
50
14. Kurniasari L. The school readiness differences of child who will be entering the elementery school in Samarinda. International Journal of Technology Enhancements and Emerging Engineering Research, 2015;3. 15. High PC. School readiness. American Academy of Pediatrics. 2008;121. 16. Sularyo TS dan Kadim M. Retardasi Mental. Sari Pediatri. 2000;2:170-7. 17. Pudjiadi AH, et al. Pedoman pelayanan medis ikatan dokter anak indonesia edisi II. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2011:98104. 18. Soebandi A. Kesulitan belajar. 2013 [diakses tanggal 20 September 2016]. Tersedia di: http://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/kesulitanbelajar 19. Meenudev. Factors affecting the academic achievement: a study of elementary school students of NCR delhi, india. Journal of Education and Practice. 2016;7:70-4. 20. Sayers BME, Farley RS, Fuller DK, Morga DW, Caputo JL. Physical fitness and academic achievment in elementary school children. Journal of Physical Activity and Health. 2009;6:99-105. 21. National Center of Chronic Disease Prevention and Health Promotion. Health and academic achievement. 2014 [diakses tanggal 21 Oktober 2016]. Tersedia di: www.cdc.gov 22. Jones ELF, WilliamsR, Bertrand J. Social paediatrics and early child development: part 1. Paediatr Child Health. 2008;13:755-8. 23. WHO. WHO definition of health. [diakses tanggal 25 September 2016]. Tersedia di: http://www.who.int/about/definition/en/print.html 24. Hastono P, Sutanto. Analisis data kesehatan. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat; 2007. 25. Dahlan MS. Besar sampel dan cara pengambilan sampel dalam penelitian kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Salemba Medika; 2010:101-5. 26. Sujarweni VW. SPSS untuk penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press; 2015:192-9. 27. Supartini E. Pengukuran kesiapan sekolah. Jurnal Pendidikan Khusus, 2006;2.
LAMPIRAN 1. Lembar surat persetujuan responden LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN PENELITIAN Assalamualaikum Wr. Wb. Kepada Bapak/Ibu orang tua peserta didik Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta, saya ucapkan terimakasih banyak atas waktu yang sudah diluangkan untuk membantu penelitian saya. Perkenalkan saya Mellia Wida Masita, mahasiswi semester 5 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta, Jurusan Pendidikan Dokter Angkatan 2013. Saat ini saya melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Faktor Internal dan Eksternal terhadap Kesiapan Sekolah Peserta Didik Kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta” untuk menyelesaikan pendidikan S1 Kedokteran. Berikut nomor telepon yang bisa dihubungi 08128615918. Oleh karena itu saya berharap Bapak/Ibu bersedia untuk membantu saya, dengan mengisi kuesioner ini dengan keadaan yang sebenarnya. Data yang Bapak/Ibu berikan akan saya jaga kerahasiannya. Kurang lebihnya saya mohon maaf. Wassalamualaikum Wr. Wb.
Responden
Peneliti
....................................
Mellia Wida Masita
51
52
2. Kuesioner KUESIONER Informasi anak Nama Anak
:
Tanggal lahir
:
Jenis Kelamin
:
Berat badan (kg)
:
Tinggi badan (cm)
:
Alamat
:
Nomor Telepon
:
Informasi orang tua Nama Ayah
:
Usia Ayah
:
Nama Ibu
:
Usia Ibu
:
Pekerjaan Ayah
:
Pekerjaan Ibu
:
Orang tua
:
Lengkap Tidak lengkap:
cerai, meninggal
Jawablah semua pertanyaan dengan melingkari atau memberi tanda silang (X) pada salah satu dari a, b, atau c yang mewakili anak Bapak/Ibu
Kemampuan 1. Apa yang anak anda lakukan di waktu luangnya? a. Bermain dengan teman-teman b. Belajar/menyendiri
53
c. Tidak tahu 2. Aktivitas apa yang anak anda ikuti? a. Pramuka b. Klub olahraga c. Klub seni d. Lainnya, sebutkan........ e. Tidak mengikui kegiatan No. Pertanyaan 3
4
5
Tidak pernah
Jarang
Kadangkadang
Sering
Selalu
Jika bergabung, apakah perasaan mereka senang selama mengikutinya? Apakah perasaan anak anda senang ketika pergi sekolah? Apakah anak anda pernah mengalami stress? (Misalkan ketika pindah rumah sehingga pindah sekolah, perceraian, sakit, kematian)
Lingkungan dan Keluarga 1. Berapa penghasilan rata-rata ayah dan ibu? a. 500.000-1.000.000 b. 1.000.000-3.000.000 c. >3.000.000 2. Seberapa sering anda berinteraksi dengan anak anda dalam sehari? a. < 90 menit b. ≥ 90 menit 3. Seberapa sering anda mengajarkan anak untuk membantunya belajar? a. < 1 jam b. > 1 jam
54
No. Pertanyaan 4
5
6
Tidak pernah
Jarang
Kadangkadang
Sering
Selalu
Apakah anak meminta untuk ditunggu hingga sekolah selesai? Apakah anak senang bermain dengan temantemannya? Apakah saat TK anak dapat berinteraksi dengan teman-teman dan lingkungannya?
Kesehatan 1. Seberapa sering anak melakukan aktivitas fisik atau berolahraga? a. Setiap hari, dengan intensitas sedang seperti berjalan, bersepeda b. Seminggu 3 kali, dengan intensitas berat seperti berlari, berenang, sepak bola, basket 2. Seberapa sering anak anda menjalani pemeriksaan rutin ke dokter? a. Sering, untuk berobat karena sakit b. Tidak sering, hanya untuk imunisasi/check up 3. Apakah anak anda saat ini sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu? a. Ya, sebutkan…… b. Tidak No. Pertanyaan Tidak Jarang Kadang- Sering Selalu pernah kadang 4 Apakah anak sarapan jika hendak bersekolah? 5
Apakah anak tercukupi kebutuhan makanannya?
6
Seberapa sering anak jatuh sakit?
55
7
Apakah anak anda selalu menjalani imunisasi dengan lengkap?
Perkembangan dan Kognitif 1. Apakah anak anda mudah lelah dalam setiap aktivitasnya? a. Ya b. Tidak
No.
Pertanyaan
2
Apakah anak senang berpartisipasi dalam permainan kelompok?
3
Apakah anak dapat memegang pensil dan dapat menggunakannya?
4
Apakah anak bisa menulis pada satu garis lurus?
5
Apakah anak dalam berbicara menggunakan kalimat yang tidak nyambung?
6
Apakah anak anda bisa membaca?
Tidak pernah
Afek/Motivasi 1. Apakah anak mudah frustasi? a. Ya
Jarang
Kadangkadang
Sering
Selalu
56
b. Tidak 2. Apakah anak mudah marah? a. Ya b. Tidak 3. Apakah anak anda memiliki motivasi yang terbatas? a. Ya b. Tidak 4. Apakah anak anda sering cemas? a. Ya b. Tidak 5. Apakah anak anda sering menangis? a. Ya b. Tidak No. Pertanyaan 6
Apakah anak anda hiperaktif?
7
Apakah anak anda memiliki ketakutan yang tidak wajar? Apakah anak anda merasa putus asa?
8
9
Tidak pernah
Jarang
Kadangkadang
Sering
Selalu
Apakah anak anda mudah bingung?
Motorik dan Koordinasi 1. Apakah anak anda merasa kesulitan belajar dengan perpindahan yang baru? a. Ya b. Tidak 2. Apakah anak anda menjatuhkan barang-barang lebih banyak dari anak lainnya? a. Ya b. Tidak 3. Apakah anak anda terlihat canggung? a. Ya
57
b. Tidak No.
Pertanyaan
4
Apakah tulisan anak anda dapat terbaca? Apakah anak anda menunjukkan kelemahan fisiknya? Apakah anak anda memiliki ketegangan otot? Apakah anak anda memiliki kelainan saat berjalan? Apakah anak anda dapat berjalan naik turun tangga? Apakah anak anda suka jatuh dari kursi?
5
6
7
8
9
Tidak pernah
Jarang
Kadangkadang
Sering
Selalu
Sensori 1. Apakah anak anda sensitive terhadap cahaya, suara, sentuhan? a. Ya b. Tidak 2. Apakah anak anda tidak suka tekstur beberapa makanan? a. Ya b. Tidak No.
Pertanyaan
3
Apakah anak anda mempunyai gerakan yang tidak biasa? Apakah anak anda tidak mempedulikan
4
Tidak pernah
Jarang
Kadangkadang
Sering
Selalu
58
tangan dan mukanya ketika kotor? Apakah anak anda cenderung untuk menabrakkan benda-benda? Apakah anak anda mempunyai kesulitan saat menyikat giginya?
5
6
Self-Care Skills 1. Apakah anak anda memiliki masalah dalam berpakaian? a. Ya b. Tidak 2. Apakah anak anda makan dengan tidak rapi? a. Ya b. Tidak 3. Apakah anak anda bisa tetap duduk saat makan? a. Ya b. Tidak No.
Pertanyaan
4
Apakah anak anda cuci tangan dengan sendiri? Apakah anak anda terbiasa ke toilet sendiri?
5
Tidak pernah
Jarang
Kadangkadang
Terima kasih atas Partisipasi Bapak/Ibu
Sering
Selalu
59
60
61
62
63
64
65
66
67
3. Hasil Uji Validitas a. Kemampuan
b. Lingkungan dan Keluarga
68
c. Kesehatan
d. Perkembangan dan Kognitif
69
e. Afek/Motivasi
70
f. Motorik dan Koordinasi
71
g. Sensori
h. Self-Care Skills
72
4. Hasil Uji Reabilitas a. Kemampuan Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Alpha if Item
Item Deleted
if Item Deleted
Total Correlation
Deleted
n1
11,79
1,737
,134
,607
n2
10,04
1,346
,332
,542
n3
11,67
1,971
,000
,611
n4
11,71
1,955
-,044
,633
n5
11,79
1,389
,587
,447
6,33
,493
1,000
-,055a
total
b. Lingkungan dan Keluarga
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Alpha if Item
Item Deleted
if Item Deleted
Total Correlation
Deleted
n1
12,03
1,677
,221
,608
n2
14,03
1,677
,221
,608
n3
14,28
1,064
,624
,442
n4
13,97
1,892
,000
,633
n5
13,97
1,892
,000
,633
n6
14,03
1,677
,221
,608
7,48
,473
1,000
,131
total
a. The value is negative due to a negative average covariance among items. This violates reliability model assumptions. You may want to check item codings.
73
c. Kesehatan Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Alpha if Item
Item Deleted
if Item Deleted
Total Correlation
Deleted
n1
13,17
1,449
,043
,595
n2
13,08
1,558
,000
,575
n3
12,83
,928
,510
,419
n4
13,12
1,418
,201
,551
n5
13,12
1,418
,201
,551
n6
13,08
1,558
,000
,575
n7
13,12
1,418
,201
,551
7,04
,389
1,000
-,033a
total
a. The value is negative due to a negative average covariance among items. This violates reliability model assumptions. You may want to check item codings.
d. Perkembangan dan Kognitif Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Alpha if Item
Item Deleted
if Item Deleted
Total Correlation
Deleted
n19
12,93
,138
,000
,583
n20
12,97
,034
1,000
-1,296E-13a
n21
12,93
,138
,000
,583
n22
12,93
,138
,000
,583
n23
12,93
,138
,000
,583
n24
12,93
,138
,000
,583
n25
12,93
,138
,000
,583
total
6,97
,034
1,000
-8,047E-16a
a. The value is negative due to a negative average covariance among items. This violates reliability model assumptions. You may want to check item codings.
74
e. Afek/Motivasi Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Alpha if Item
Item Deleted
if Item Deleted
Total Correlation
Deleted
no26
15,24
3,690
,525
,600
no27
15,55
3,042
,488
,562
no28
15,28
3,707
,327
,612
no29
15,31
3,436
,493
,581
no30
15,41
3,608
,204
,630
no31
15,24
3,975
,120
,638
no32
15,31
3,865
,113
,642
no33
15,21
4,099
,000
,643
no34
15,21
4,099
,000
,643
total
8,10
1,025
1,000
,322
f. Motorik dan Koordinasi Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Alpha if Item
Item Deleted
if Item Deleted
Total Correlation
Deleted
no35
16,40
1,421
,000
,615
no36
16,40
1,421
,000
,615
no37
16,43
1,357
,070
,619
no38
16,47
1,154
,371
,560
no39
16,43
1,220
,416
,562
no40
16,40
1,421
,000
,615
no41
16,47
1,292
,112
,621
no42
16,40
1,421
,000
,615
no43
16,50
,948
,638
,472
total
8,70
,355
1,000
,211
75
g. Sensori Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Alpha if Item
Item Deleted
if Item Deleted
Total Correlation
Deleted
no44
9,13
1,637
,000
,480
no45
9,33
1,333
,147
,466
no46
9,27
1,582
-,074
,546
no47
9,13
1,637
,000
,480
no48
9,17
1,523
,179
,453
no49
9,70
1,045
,328
,364
total
5,07
,409
1,000
-,479a
a. The value is negative due to a negative average covariance among items. This violates reliability model assumptions. You may want to check item codings.
h. Self-Care Skills
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Alpha if Item
Item Deleted
if Item Deleted
Total Correlation
Deleted
no50
8,27
1,857
,253
,704
no51
8,37
1,413
,600
,602
no52
8,37
1,275
,792
,532
no53
8,20
2,097
,000
,728
no54
8,20
2,097
,000
,728
total
4,60
,524
1,000
,411
76
5. Hasil Uji Univariat
Jenis Kelamin Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Laki-laki
48
50,0
50,0
50,0
Perempuan
48
50,0
50,0
100,0
Total
96
100,0
100,0
Usia Cumulative Frequency Valid
5 tahun 6-7 tahun 8 tahun Total
Percent
Valid Percent
Percent
1
1,0
1,0
1,0
94
97,9
97,9
99,0
1
1,0
1,0
100,0
96
100,0
100,0
Status Orang Tua Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Cerai
2
2,1
2,1
2,1
Meninggal
1
1,0
1,0
3,1
Lengkap
93
96,9
96,9
100,0
Total
96
100,0
100,0
77
Usia Ayah Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Usia muda
49
51,0
51,0
51,0
Usia menengah
35
36,5
36,5
87,5
Usia tua
10
10,4
10,4
97,9
2
2,1
2,1
100,0
96
100,0
100,0
Meninggal Total
Usia Ibu Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Usia muda
75
78,1
78,1
78,1
Usia menengah
20
20,8
20,8
99,0
1
1,0
1,0
100,0
96
100,0
100,0
Usia tua Total
Kemampuan Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Buruk
13
13,5
13,5
13,5
Baik
83
86,5
86,5
100,0
Total
96
100,0
100,0
Lingkungan dan keluarga Cumulative Frequency Valid
Baik
96
Percent 100,0
Valid Percent 100,0
Percent 100,0
78
Kesehatan Cumulative Frequency Valid
Baik
Percent
96
Valid Percent
100,0
100,0
Percent 100,0
Perkembangan Kognitif Cumulative Frequency Valid
Buruk
Percent
Valid Percent
Percent
1
1,0
1,0
1,0
Baik
95
99,0
99,0
100,0
Total
96
100,0
100,0
Afek/Motivasi Cumulative Frequency Valid
Buruk
Percent
Valid Percent
Percent
2
2,1
2,1
2,1
Baik
94
97,9
97,9
100,0
Total
96
100,0
100,0
Motorik dan Koordinasi Cumulative Frequency Valid
Baik
Percent
96
100,0
Valid Percent 100,0
Percent 100,0
Sensori Cumulative Frequency Valid
Buruk
Percent
Valid Percent
Percent
3
3,1
3,1
3,1
Baik
93
96,9
96,9
100,0
Total
96
100,0
100,0
79
Self Care Skills Cumulative Frequency Valid
Buruk
Percent
Valid Percent
Percent
1
1,0
1,0
1,0
Baik
95
99,0
99,0
100,0
Total
96
100,0
100,0
6. Hasil Uji Bivariat a. Kemampuan Crosstab Nilai Raport
Kemampuan
Buruk
Baik
Di bawah rata-
Di atas rata-rata
rata kelas
kelas
Count
5
8
13
Expected Count
3,1
9,9
13,0
Count
18
65
83
19,9
63,1
83,0
23
73
96
23,0
73,0
96,0
Expected Count Total
Total
Count Expected Count
Chi-Square Tests
Value Pearson Chi-Square Continuity
Correctionb
Likelihood Ratio
df
Asymp. Sig. (2-
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
1,736a
1
,188
,937
1
,333
1,588
1
,208
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
,291 1,718
1
,190
96
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,11. b. Computed only for a 2x2 table
,165
80
b. Lingkungan dan keluarga Crosstab Nilai Raport
Lingkungan dan keluarga
Buruk
Baik
Di bawah rata-
Di atas rata-rata
rata kelas
kelas
Count
0
1
1
Expected Count
,2
,8
1,0
Count
23
72
95
22,8
72,2
95,0
23
73
96
23,0
73,0
96,0
Expected Count Total
Total
Count Expected Count
Chi-Square Tests
Value
Asymp. Sig. (2-
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
df
,318a
1
,573
Continuity Correctionb
,000
1
1,000
Likelihood Ratio
,551
1
,458
Pearson Chi-Square
Fisher's Exact Test
1,000
Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
,315
1
,575
96
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,24. b. Computed only for a 2x2 table
c. Kesehatan Crosstab Nilai Raport
Kesehatan
Baik
Count Expected Count
Total
Count Expected Count
Di bawah rata-
Di atas rata-rata
rata kelas
kelas
Total
23
73
96
23,0
73,0
96,0
23
73
96
23,0
73,0
96,0
,760
81
Chi-Square Tests Value .a
Pearson Chi-Square N of Valid Cases
96
a. No statistics are computed because Kesehatan is a constant.
d. Perkembangan dan kognitif Crosstab Nilai Raport
Perkembangan dan Kognitif
Buruk
Baik
Di bawah rata-
Di atas rata-rata
rata kelas
kelas
Count
1
0
1
Expected Count
,2
,8
1,0
Count
22
73
95
22,8
72,2
95,0
23
73
96
23,0
73,0
96,0
Expected Count Total
Total
Count Expected Count
Chi-Square Tests
Value Pearson Chi-Square Continuity
Correctionb
Likelihood Ratio
df
Asymp. Sig. (2-
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
3,207a
1
,073
,376
1
,540
2,891
1
,089
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
,240 3,174
1
,075
96
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,24. b. Computed only for a 2x2 table
,240
82
e. Afek/motivasi Crosstab Nilai Raport
Afek/Motivasi
Buruk
Baik
Di bawah rata-
Di atas rata-rata
rata kelas
kelas
Count
0
2
2
Expected Count
,5
1,5
2,0
Count
23
71
94
22,5
71,5
94,0
23
73
96
23,0
73,0
96,0
Expected Count Total
Total
Count Expected Count
Chi-Square Tests
Value
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
df
,644a
1
,422
,000
1
1,000
1,109
1
,292
Pearson Chi-Square Continuity Correctionb Likelihood Ratio
Asymp. Sig. (2-
Fisher's Exact Test
1,000
Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
,637
1
,576
,425
96
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,48. b. Computed only for a 2x2 table
f. Motorik dan koordinasi Crosstab Nilai Raport
Motorik dan Koordinasi
Baik
Count Expected Count
Total
Count Expected Count
Di bawah rata-
Di atas rata-rata
rata kelas
kelas
Total
23
73
96
23,0
73,0
96,0
23
73
96
23,0
73,0
96,0
83
Chi-Square Tests Value .a
Pearson Chi-Square N of Valid Cases
96
a. No statistics are computed because Motorik dan Koordinasi is a constant.
g. Sensori Crosstab Nilai Raport
Sensori
Buruk
Baik
Di bawah rata-
Di atas rata-rata
rata kelas
kelas
Count
2
1
3
Expected Count
,7
2,3
3,0
Count
21
72
93
22,3
70,7
93,0
23
73
96
23,0
73,0
96,0
Expected Count Total
Total
Count Expected Count
Chi-Square Tests
Value
df
Asymp. Sig. (2-
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
3,100a
1
,078
Continuity Correctionb
1,153
1
,283
Likelihood Ratio
2,542
1
,111
Pearson Chi-Square
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
,142 3,068
1
,080
96
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,72. b. Computed only for a 2x2 table
,142
84
h. Self care skills Crosstab Nilai Raport
Self Care Skills
Buruk
Baik
Di bawah rata-
Di atas rata-rata
rata kelas
kelas
Count
0
1
1
Expected Count
,2
,8
1,0
Count
23
72
95
22,8
72,2
95,0
23
73
96
23,0
73,0
96,0
Expected Count Total
Total
Count Expected Count
Chi-Square Tests
Value
Asymp. Sig. (2-
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
df
,318a
1
,573
Continuity Correctionb
,000
1
1,000
Likelihood Ratio
,551
1
,458
Pearson Chi-Square
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
1,000 ,315
1
,760
,575
96
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,24. b. Computed only for a 2x2 table
i. Usia Crosstab Nilai Raport
Usia
<6 tahun atau >7 tahun
6-7 tahun
Di atas rata-rata
rata kelas
kelas
Total
Count
0
2
2
Expected Count
,5
1,5
2,0
Count
23
71
94
22,5
71,5
94,0
23
73
96
23,0
73,0
96,0
Expected Count Total
Di bawah rata-
Count Expected Count
85
Chi-Square Tests
Value Pearson Chi-Square Continuity
Correctionb
Likelihood Ratio
df
Asymp. Sig. (2-
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
,644a
1
,422
,000
1
1,000
1,109
1
,292
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
1,000 ,637
1
,425
96
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,48. b. Computed only for a 2x2 table
,576
86
7. Dokumentasi
87
8. Riwayat Penulis DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Mellia Wida Masita
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat Tanggal Lahir
: Bandung, 21 Januari 1995
Agama
: Islam
Alamat
: Kemang Pratama 3 Jl. Akalipa C 10/11 Bekasi
No. Telepon/HP
: 08128615918
Email
:
[email protected]
Riwayat Pendidikan 1.
SD Islam Al-Azhar 9 Kemang Pratama Bekasi(2001-2007)
2.
SMP Islam Al-Azhar 8 Kemang Pratama Bekasi(2007-2010)
3.
SMA Islam Al-Azhar 4 Kemang Pratama Bekasi(2010-2013)
4.
Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2013-sekarang)