1
HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL SERIKAT BURUH DALAM AKSI MOGOK KERJA PROSEDURAL TERHADAP KECEMASAN RESIKO KEHILANGAN KERJA
SKRIPSI
Mochammad Ferdiansyah 201110230311259
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016
2
HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL SERIKAT BURUH DALAM AKSI MOGOK KERJA PROSEDURAL TERHADAP KECEMASAN RESIKO KEHILANGAN KERJA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Salah satu persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Mochammad Ferdiansyah 201110230311259
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016
3
HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL SERIKAT BURUH DALAM AKSI MOGOK KERJA PROSEDURAL TERHADAP KECEMASAN RESIKO KEHILANGAN KERJA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Salah satu persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Mochammad Ferdiansyah 201110230311259
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016
4
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi : Hubungan Dukungan Sosial Serikat Buruh Dalam Aksi Mogok Kerja Prosedural Terhadap Kecemasan Resiko Kehilangan Kerja
1. 2. 3. 4. 5.
Nama Peneliti NIM Fakultas Perguruan Tinggi Waktu Penelitian
: Mochammad Ferdiansyah : 201110230311259 : Psikologi : Universitas Muhammadiyah Malang : 8-20 Januari 2016
Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji pada tanggal Dewan Penguji :
Ketua Penguji
:
Anggota Penguji : 1.
( )
(
)
2.
(
)
3.
(
)
Pembimbing I
Pembimbing II
Yudi Suharsono, S.Psi, M.Si
Ari Firmanto, S.Psi, M.Si
ii
5
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Mochammad Ferdiansyah
NIM
: 201110230311259
Fakultas
: Psikologi
Perguruan Tinggi
: Universitas Muhammadiyah Malang
Menyatakan bahwa skripsi/ karya ilmiah yang berjudul : Hubungan Dukungan Sosial Serikat Buruh Dalam Aksi Mogok Kerja Prosedural Terhadap Kecemasan Kehilangan Kerja
1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya. 2. Hasil tulisan karya ilmiah/skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan Hak bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
Mengetahui
Malang, 23 April 2016
Ketua Program Studi
Yang menyatakan
iii
6
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohim Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur atas karunia Allah SWT yang selalu senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua dalam menjalankan tugas kekhalifahan serta penghambaan tiada henti dimuka bumi ini. Sehingga penulis dapat menyusun skripsi dengan judul Hubungan Dukungan Sosial Serikat buruh dalam akssi mogok kerja terhadap kecemasan resiko kehilangan kerja, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan dukungan, bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih yang mendalam kepada:
1. Ibu Dra. Tri Dayakisni, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. 2. Bapak Yudi Suharsono, S.Psi, M.Si, dan Bapak Ari Firmanto, S.Psi, M.Si, selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu dan kesabaran untuk memberikan bimbingan dan arahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 3. Bapak Ari Firmanto, S.Psi, M.Si selaku dosen wali yang telah memberikan motivasi, arahan serta senyuman penuh semangat sejak awal perkuliahan sampai selesainya skripsi ini. 4. Kepada seluruh Dosen, staf Tata Usaha, staf laboratorium dan asisten laboratorium Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan serta pengalaman tersendiri sejak awal sampai selesainya skripsi ini. 5. Kepada kedua orang tuaku, bapak Hariani dan ibu Sriana yang siang malam bekerja keras untuk ku, bersimpuh dalam doa setiap pagi dan malam untuk penulis mendapatkan yang terbaik, penulis ucapkan terima kasih atas pengorbanan yang tak pernah bisa penulis membalasnya, terima kasih atas kesabaran selama menunggu penulis selama masa study di Malang, semoga ilmu dan amalku menjadi amal untuk bapak dan ibu yang takkan pernah putus. 6. Kepada Paman Rustamaji (ALM) dan keluarga yang menjadi sahabat dan keluargaku selama di Malang, yang hingga akhir hayatnya masih menyempaatkan untuk perhatian dan memberi bantuan, terima kasih sudah memperkenalkan dan mengantarku di kota Malang. Engkau adalah sahabaat yang baik, bapak yang penyayang, dan suami yang romantis, saya ucapkan terima kasih dan salam rinduku atas kenangan yang sulit untuk dilupakan. iv
7
7.
Kepada yang terkasih Luluk Atika, terima kasih atas pengertian dan dukungan tiada henti, setiap senyum dan tawa yang menjadi spirit untuk berjuang menatap masa depan bersama .Terima kasih sudah sangat sabar dan setia menunggu proses menuju hari depan yang diidamkan.Semoga Tuhan menguatkan satu sama lain untuk tabah dan kuat menapaki rangkain proses yang kita jalani. 8. Kepada para pejuang yang membuatku berdiri terhormat dalam barisan, saudarakusaudariku di Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Malang, khususnya komisariat Psikologi korkom UMM terima kasih atas segalanya bantuan moril dan materiil dari kakanda Ansori, Kakanda Dinar, Yaunda Alifah Nabilah Matsurah, Ayunda Ulin Nuha kanda Nanang, kanda Daliful, bang Aziz rekan-rekan yang membuatku tiada henti dibanjiri inspirasi dan semangat Abdul Hafidz Ahmad, Diana, Ipunk, dan Agus Salim serta Dhio Galuh Mahardika yang menjadi kawan diskusi dari pagi hingga ketemu pagi, semoga persahabatan kita tetap kental dan pekat!. Kepada adinda Aldo, Umam, Ovi, Aba, Budi Agustian , Waid,Budi Laksono,Fud,Kimed dan seluruh kader HMI Cabang Malang korkom UMM yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu penulis ucapkan terima kasih. YAKUSA. 9. Terima kasih Kepada Bung Toha Pimpinan Federasi Persatuan Perjuangan Buruh Indonesia (FPPBI) beserta istri yang membantu proses penelitian. Teruskan perjuangan mu bung! Hidupkan solidaritas buruh di Mojokerto. Kalian berdua memang intelektual organik yang membuatku bangga bisa mengenal kalian. Semoga perlawananmu menjadi mimpi buruk bagi mereka yang semena-mena meneruskan wasiat Marx yang menyerukan “KAUM BURUH SEDUNIA BERSATULAH!”. 10. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis berdo’a semoga Allah SWT memberikan limpahan Rahmat dan Hidayah, serta petunjuk selalu atas peranan dan pengorbanan baik waktu, pikiran, perasaan yang telah diberikan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, berkenan dengan itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan, semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak, Amin.
Billahittaufiq Walhidayah Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Malang, 30 Maret 2016 Penulis,
Mochammad Ferdiansyah v
8
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................... LEMBAR PENGESAHAN .........................................................................................
i
SURAT PERNYATAAN ............................................................................................ ii KATA PENGANTAR ................................................................................................. iii DAFTAR ISI ................................................................................................................ v DAFTAR TABEL ........................................................................................................ vi DAFTAR GRAFIK ..................................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... viii
ABSTRAK .................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1 Kecemasan ..................................................................................................................... 4 Aspek Kecemasan .......................................................................................................... 4 Faktor Penyebab Kecemasan.......................................................................................... 5 Dukungan Sosial ............................................................................................................ 5 Aspek Dukungan Sosial ................................................................................................. 5 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kecemaan Kehilangan Kerja .................. 6 Hipotesa ......................................................................................................................... 6 METODOLOGI PENEITIAN ................................................................................... 7 Rancangan Penelitian .................................................................................................... 7 vi
9
Subyek Penelitian .......................................................................................................... 7 Variabel dan Instrumen Penelitian ................................................................................ 7 Prosedur dan Analisa Data ............................................................................................ 8 HASIL PENELITIAN ................................................................................................. 9 DISKUSI ...................................................................................................................... 12 SIMPULAN & IMPLIKASI ....................................................................................... 15 REFERENSI ................................................................................................................ 15
vii
10
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Try Out Skala Dukungan Sosial Serikat Buruh ............................................... 8 Tabel 2. Try Out Skala Kecemasan Kehilangan Kerja .................................................. 8 Tabel 3. Deskripsi Subjek Penelitian ............................................................................ 9 Tabel 4. Perhitungan T- Score Dukungan Sosial Serikat Buruh .................................... 9 Tabel 5. Perhitungan T-Score Kecemasan Kehilangan Kerja ........................................ 10 Tabel 6. Hasil Analisis Korelasi Product Moment Hubungan Dukungan Sosial Serikat Buruh Dalam Aksi Mogok kerja Terhadap kecemasan Kehilangan Kerja .............................................................................................. 12
viii
11
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Perhitunga Mean Pada Aspek Dukungan Sosial ............................................. 10 Grafik 2. Perhitunga Mean Pada Aspek Kecemasan Kehilangan Kerja ........................ 11 Grafik 3. Uji Heteroskedastisitas Menggonakan Scater Plot ......................................... 11
ix
12
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Blue Print & Butir Item Dukungan Sosial (Try Out) .................................... 20 Lampiran 2 Blue Print & Butir Item Kecemasan Kehilangan Kerja (Try Out) ................ 24 Lampiran 3 Skala Try Out ................................................................................................ 27 Lampiran 4 Data Kasar (Try Out) Skala Dukungan Sosial & Data Kasar (Try Out) Skala Kecemasan Resiko Kehilangan Kerja .............. 33 Lampiran 5 Validitas & Reliabilitas Skala Dukungan Sosial .......................................... 37 Lampiran 6 Validitas & Reliabilitas Skala Kecemasan Resiko Kehilangan Kerja .......... 43 Lampiran 7 Blue Print Skala Dukungan Sosial & Kecemasan Resiko Kehilangan Kerja (Turun Lapang) .................................................................................... 48 Lampiran 8 Skala Turun Lapag (Pasca Try Out) ............................................................. 53 Lampiran 9 Data Kasar Skala Dukungan Sosial .............................................................. 58 Lampiran 10 Data Kasar Skala Kecemasan Resiko Kehilangan Kerja ............................ 62 Lampiran 11 Hasil Analisa Data ...................................................................................... 71 Lampiran 12 Perhitungan T-Score Dukungan Sosial & Kecemas
x
1
HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL SERIKAT BURUH DALAM AKSI MOGOK KERJA PROSEDURAL TERHADAP KECEMASAN RESIKO KEHILANGAN KERJA Mochammad Ferdiansyah Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (
[email protected])
Dukungan sosial merupakan hal yang sangat dibutuhkan buruh dalam serikat untuk mendapatkan hak dasarnya, salah satunya mogok kerja yang dilakukan secara prosedural. Penelitian ini adalah kuantitatif korelational dengan menggunakan skala dukungan sosial serikat buruh dan skala kecemasan resiko kehilangan kerjadengan model likert. Subjek penelitian berjumlah 155 buruh PT. Makmur Artha Cemerlang dengan menggunakan teknik pengambilan sampel berupa purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan negatif yang sangat signifikan antara Dukungan sosial serikat buruh dengan kecemasan resiko kehilangan kerja (R = -0,287; p = 0,000). Selain itu, kontribusi efektif dukungan sosial serikat buruh pada kecmasan resiko kehilangaan kerja sbesar 8,2 %. Kata kunci: Dukungan Sosial, Mogok Kerja, Kecemasan Resiko Kehilangan Kerja Social support is needed in the labour unions to get their basic rights, one of which strikes conducted procedurally. This research is a quantitative correlation with social support scale use of the trade unions and the anxiety scale working model risk losing Likert The research subject as many as 155 workers of PT. Makmur Artha Cemerlang using sampling techniques such as purposive sampling. Results revealed that there significant negative association between social support trade unions with anxiety risk of loss of employment (R = -0.287; p = 0.000).In addition, the effective contribution of social support trade unions on labor anxiety kehilangaan risk of 8.2%. Keywords: Social Support, Strike, Anxiety Risk of Losing Job
2
Dalam hubungan industrial buruh dan korporasi memiliki hubungan kerja sama. Buruh bekerja dan mendapatkan upah dan korporasi membutuhkan buruh agar proses produksi terus berjalan. Kondisi buruh di Indonesia bisa dikatakan memiliki nilai tawar yang rendah, sedangkan disisi lain korporasi yang berorientasi pada keuntungan semata mengakibatkan tidak terpenuhinya hak dasarnya seperti berserikat, kesejahteraan, perlindungan hukum dan berdampak pada pola hidup yang tidak otonom atas konsekuensi kompensasi yang rendah (Sudjana, 2005; Hendastromo, 2009; Nugraha, 2015). Kondisi psikologis buruh dalam hubungan industrial bisa dikatakan tidak dalam kondisi yang baik. Penelitian yang dilakukan Krisnawati (2013) menunjukkan bahwa lebih banyak buruh yang masuk pada kategori kesejahteraan subjektif rendah dikarenakan faktor upah yang rendah, selain itu secara afektif buruh mengalami tekanan dari atasan, kerja over time dengan upah rendah, serta rendahnya dukungan dari atasan. Hal ini menimbulkan keinginan para pekerja untuk diperlakukan sebagai individu yang dihargai di tempat kerja. (Wyatt dan Wah; 2001). Permasalahan lain juga menunjukkan tingginya kebutuhan akan rasa aman pada pekerja yang tidak tergabung dalam serikat buruh akibat tekanan kondisi kerja (Fitriani, 2014) Kondisi diatas mengharuskan buruh melakukan berbagai upaya guna hak dasarnya tercukupi. Tak jarang perundingan hubungan industrial yang dilakukan oleh buruh atau serikat buruh dengan korporasi mengalami kegagalan yang menyebabkan mogok kerja. Data yang dilansir ILO (2015) menunjukkan bahwa dari tahun 2012 hingga 2013 mogok kerja mengalami peningkatan dari 51 kali hingga 239 kali di Indonesia. Data terkait penanganan hubungan industrial yang dipaparkan Serikat Perjuangan Buruh Indonesia (SPBI) Kabupaten Malang menunjukkan tahun 2006-2010 upaya perundingan dilakukan sejumlah 28 kali dan mogok kerja sejumlah 26 kali sedangkan pada tahun 2011-2015 upaya perundingan meningkat sejumlah 32 kali dan mogok kerja sejumlah 34 kali. Menurut SPBI Upaya mogok kerja ini terus mengalami peningkatan dibandingkan upaya penyeleaian industrial lainnya yang cenderung birokratis, selain itu sumber daya buruh yang tidak terlalu mendukung menjadi penyebab mogok kerja lebih efektif karena bersentuhan langsung terhadap proses produksi yang terhenti dan berakibat pada kerugian pihak korporasi. Hal tersebutlah yang menjadikan posisi tawar buruh meningkat sebab korporasi jelas menginginkan proses produksi terus berjalan agar sirkulasi ekonomi terus berputar (Nugraha, 2015). Menurut Maimun (2007) dan Indrodewo (2012) mogok kerja merupakan tindakan buruh yang direncanakan dan dilaksanakan secara bersama-sama dan/atau oleh serikat buruh untuk menghentikan atau memperlambat pekerjaan, tujuannya adalah untuk memaksa korporasi mendengarkan dan menerima tuntutan pekerja dan/atau serikat pekerja, dengan membuat perusahaan merasakan akibat dari proses produksi yang terhenti atau melambat dan bukan untuk tindakan anarkis. Mogok kerja sendiri diatur dalam Keputusan Menteri No. 232 Pasal 2 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Mogok kerja yang dibenarkan adalah mogok yang dilakukan secara sah, tertib dan damai sebagai akibat gagalnya perundingan, serta dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Ketenagakerjaan tersebut (Sudirja, Markeling, dan Pujawan, 2013). Tyagita (2011) menyebutkan perjuangan para buruh untuk menegakkan hak-hak normatif seperti mogok kerja tidak serta merta dapat dilaksanakan, sebab dibutuhkan suatu dukungan nyata dari organisasi sebagai wadah untuk memperkokoh kedudukan pekerja. Upaya penyelesaian masalah industrial seperti pemogokan buruh tidak bisa lepas dari peran serikat
3
buruh mulai dari pengorganisasian dan penjelasan kepada setiap buruh mulai dari pemetaan masalah, penetapan tujuan dari mogok kerja, upaya propaganda, pengajuan berkas, advokasi buruh hingga bertanggung jawab pada penentuan keberhasilan mogok kerja (Nugraha, 2015). Selain itu kesejahteraan pekerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya peran serikat pekerja yang baik, dan berdampak pada perasaan buruh bahwa mereka tidak sendiri dalam memperjuangkan haknya (Eldy, Pradhanawati, dan Nugraha, 2014). Dukungan sosial secara instrumental, informatif dan emosional ditunjukkan dalam bentuk pernyataan sikap secara tertulis, advokasi dilapangan atas tindakan represif aparat dan intimidasi korprasi, pendidikan politik untuk buruh hingga slogan-slogan penguat agar buruh tetap konsisten memperjuangkan hak normatifnya (Perhimpunan Rakyat Pekerja, 2012; Ferdrasi Persatuan Perggerakan Buruh Indonesia, 2014). Dari beberapa penelitian tentang dukungan sosial menunjukkan individu dengan dukungan sosial tinggi terutama yang berasal dari orang dekat seperti keluarga, istri dan sahabat berhubungan positif terhadap konsep diri suami yang kehilangan kerja dan kecemasan kehilangan kerja selain itu pengalaman hidup yang lebih baik, harga diri yang lebih tinggi, serta pandangan hidup yang lebih positif menjadi nilai tambah dibandingkan dengan individu yang memiliki dukungan sosial yang lebih rendah (Sarason, Levine, Baasham, dan saravino, 1983; Ariyanto, 2009; Neuly dan Sihombing, 2012). Hal ini didukung oleh Hartanti (dalam Ariyanto, 2009) yang menyatakan bahwa dukungan sosial dari orang lain menjadi sangat berharga dan akan menambah ketentraman hidup. Permasalahan yang terjadi adalah fakta dilapangan menyebutkan mogok kerja yang dilakukan buruh atau serikat buruh mendapat reaksi balas dendam dari korporasi, alasan tindakan balas dendam yang dilakukan korporasi dikarenakan mogok kerja dianggap sebagai tindakan subversif yang dapat merugikan karena proses produksi yang berhenti berpengaruh terhadap keuntungan. Selain itu Perusahaan seringkali menerapkan suatu kebijakan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara sepihak sehingga sangat merugikan karyawan dan membawa akibat yang negatif pada kondisi psikologis karyawan (Ariyanto, 2009; Syahputra 2010; Ferdrasi Persatuan Perggerakan Buruh Indonesia, 2015; Nugraha, 2015; ILO, 2015). Seperti data yang dilansir oleh komisi kebebasan berserikat yang sering kali memeriksa tuduhan tindakan balas dendam yang dilakukan oleh korporasi terhadap aksi mogok kerja. Pemutusan hubungan kerja secara sepihak adalah salah satu tindakan balas dendam yang dilakukan korporasi terhadap buruh (Solidarity Center, 2010; Berdikari Online, 2011, Internasional Labour Organitation, 2011; Nugroho, Dipo, dan Wijoyo, 2014; Ferdrasi Persatuan Perggerakan Buruh Indonesia, 2015). Kondisi tersebut tak jarang membuat para buruh mempertanyakan kembali mengenai jaminan melakukan mogok kerja meskipun dalam praktiknya peran serikat buruh begitu nyata dan mogok kerja merupakan hak mendasar yang dilindungi oleh Keputusan Menteri No. 232 Pasal 2 Tahun 2003 dan dilaksanakan secara prosedural. Kecemasan pada buruh muncul ketika ancaman, diskriminasi, desakan keluar dari serikat buruh hingga pemutusan hubungan kerja yang selain berdampak pada masalah ekonomi juga berdampak secara psikologis yang dilakukan oleh korporasi (Asikin, Wahab, Husni, dan Asyhadie, 2004; Ariyanto, 2009). Jika masalah yang paling serius bagi buruh dalam hubungan kerja adalah pemutusan hubungan kerja yang berdampak pada hilangnya mata pencaharian dan awal dari kesengsaraan (Soepomo, 1981). Tetapi penelitian yamg dilakukan Eldy, Pradhanawati,
4
Nugraha (2015) menunjukkan peran serikat pekerja berpengaruh pada kesejahteraan. Apabila serikat pekerja semakin berperan dalam meciptakan suasana kerja yang nyaman dan mampu meciptakan hubungan kerja yang harmonis antara pekerja dengan korporasi maka kesejahteraan pekerja juga akan baik. Artinya Jika hubungan dukungan sosial serikat buruh pada mogok kerja positif maka tingkat kecemasan buruh harusnya rendah begitu pula sebaliknya. Dari berbagai data diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan antara dukungan sosial serikat buruh dalam aksi mogok kerja secara prosedural terhadap kecemasan resiko kehilangan kerja. Selain untuk menambah khazanah keilmuan psikologi. Penelitian ingin memberikan manfaat untuk seluruh serikat atau organisasi buruh di kabupaten Mojokerto guna menambah data ilmiah terkait masalah hubungan industrial. Serikat buruh diharapkan mampu mengukur sejauh mana upaya advokasi dan dukungan sosial yang diberikan pada buruh guna menjalankan hak-haknya dan mendapatkan kesejahteraan yang layak.
Kecemasan Kecemasan adalah suatu keadaan emosional dimana seseorang mengalami ketakutan yang tidak menyenangkan, atau suatu pertanda yang buruk akan terjadi. Kecemasan ditandai dengan kondisi gelisah, gugup, atau tegang yang tidak menyenangkan dalam menghadapi suatu situasi yang tidak pasti (Haber dan Runyon, 1984; Nevid, Rathus, dan Greene, 2005). Kondisi kecemasan awalnya dipicu oleh rangsangan yang tidak menyenangkan yang diterima oleh alat pengindraan yang berlanjut pada kondisi psikis hingga fisik seseorang (Daffidov, 1988). Pada awalnya kondisi tersebut tidak terlalu terlihat, namun seiring berjalannya waktu kecemasan akan semakin meningkat dikarenakan isu-isu spesifik seperti keluarga, masalah keuangan dan pekerjaan (Van De borne, 2006). Kecemasan resiko kehilangan kerja merupakan kondisi dimana buruh merasakan ketakutan yang ditandai oleh keadaan gelisah, gugup dan tegang akibat konsekuensi tindakan (mogok kerja) yang berdampak pada situasi yang merugikan atau membahayakan, seperti pemutusan hubungan kerja yang dilakukan korporasi.kehilangan kerja akibat pemutusan hubungan kerja ini berdampak pada hilangnya penghasilan serta ketidakjelasan masa depan (Dwiyanti, 2002). Undang Undang Nomor 13 tahun 2003 menjelaskan bahwa pemutusan hubungan kerja (PHK) adalah pengakhiran hubungan kerja yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara buruh dan pengusaha.Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) merupakan suatu hal yang sangat ditakuti oleh karyawan yang masih aktif dalam bekerja karena dengan tidak bekerja pendapatan akan terhenti yang dapat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup pada individu dan/atau keluarga yang bersangkutan (Gunawan, 2007). Kondisi inilah yang menyebabkan orang-orang yang bekerja selalu dihantui atau dibayang-bayangi oleh rasa takut, kekhawatiran, dan kecemasan yang dialaminya (Apriawal 2012 ). Aspek Kecemasan Harber dan Runyon (1984) mengemukakan empat dimensi kecemasan yaitu: 1. Aspek kognitif yaitu perasaan tidak menyenangkan yang muncul dalam pikiran seseorang sehingga ia mengalami rasa risau dan khawatir. Kekhawatiran ini dapat terbentang mulai
5
2. 3.
4.
dari tingkat khawatir yang ringan, lalu panik, cemas, dan merasa akan terjadi malapetaka, kiamat, kematian. Saat individu mengalami kondisi ini ia tidak dapat berkonsentrasi, mengambil keputusan, dan mengalami kesulitan untuk tidur. Aspek motorik yaitu perasaan tidak menyenangkan yang muncul dalam bentuk tingkah laku seperti meremas jari, menggeliat, menggigit bibir, menjentikkan kuku, dan gugup. Aspek somatis yaitu perasaan tidak menyenangkan yang muncul dalam reaksi fisik biologis seperti mulut terasa kering, kesulitan nafas, berdebar, tangan dan kaki dingin, pusing seperti hendak pingsan, banyak keringat, tekanan darah naik, otot tegang terutama kepala, leher, bahu, dan dada, serta sulit mencerna makanan. Aspek afektif yaitu perasaan tidak menyenangkan yang muncul dalam bentuk emosi, perasaan tegang karena luapan emosi yang berlebihan seperti dihadapkan pada suatu teror. Luapan emosi ini biasanya berupa kegelisahan atau kekhawatiran bahwa ia dekat dengan bahaya padahal sebenarnya tidak terjadi apa-apa.
Faktor Penyebab Kecemasan Sari dan Kuncoro (2006) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan antara lain keadaan pribadi individu, tingkat pendidikan, pengalaman yang tidak menyenangkan, dan dukungan sosial. Sedangkan menurut Nevid, Rathus, dan Greene (2005) kecemasan dipengaruhi beberapa faktor, yaitu: 1. Faktor sosial lingkungan meliputi pemaparan terhadap peristiwa yang mengancam atau traumatis, mengamati respon takut pada orang lain, dan kurangnya dukungan sosial. 2. Faktor biologis meliputi predisposisi genetis, ireguaritas dalam fungsi neurotransmiter, dan abnormalitas dalam jalur otak yang memberi sinyal bahaya atau yang menghambat tingkah laku repetitif. 3. Faktor behavioral meliputi pemasangan stimuli aversif dan stimuli yang sebelumnya netral, kelegaan dari kecemasan karena melakukan ritual kompulsif atau menghindari stimuli fobik, dan kurangnya kesempatan untuk pemunahan karena penghindaran terhadap objek atau situasi yang ditakuti. 4. Faktor kognitif dan emosional meliputi konflik pdikologis yang tidak terselesaikan (Freudian atau teori psikodinamika), faktor-faktor kognitif seperti prediksi berlebihan tentang ketakutan, keyakinan-keyakinan yang self defeating atau irasional, sensivitas berlebih terhadap ancaman, sensivitas kecemasan, salah atribusi dari sinyal sinyal tubuh, dan self efficacy yang rendah. Dukungan Sosial Serikat Buruh House (dalam Smet, 1994) menjelaskan dukungan sosial sebagai persepsi seseorang terhadap dukungan potensial yang diterima dari lingkungan, dukungan sosial tersebut mengacu pada kesenangan yang dirasakan sebagai penghargaan akan kepedulian serta pemberian bantuan dalam konteks hubungan yang akrab. Sarafino (1994) berpendapat bahwa dukungan sosial adalah suatu kesenangan, perhatian, penghargaan, ataupun bantuan yang dirasakan dari orang lain atau kelompok dalam hal ini serikat buruh. Sarafino (1994) menyatakan seseorang yang mendapatkan dukungan sosial percaya bahwa mereka dicintai dan diperhatikan, berharga dan bernilai, dan menjadi bagian dari jaringan sosial, seperti keluarga dan komunitas organisasi, yang dapat membekali kebaikan, pelayanan, dan salingmempertahankan ketika dibutuhkan. Definisi Serikat Buruh merujuk pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja/ Serikat Buruh menjelaskan bahwa Serikat pekerja/serikat buruh adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja/buruh baik di perusahaan
6
maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya. Dari penjelasan diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa dukungan sosial serikat buruh merupakan perhatian, penghargaan, bantuan baik dalam hal emosional, instrumental, serta informasi dari serikat buruh sebagai organisasi yang memperjuangkan kepentingan dan kesejahteraan buruh yang membentuk suatu persepsi bahwa buruh bernilai,diperhatikan,berharga dan dicintai oleh jaringan sosial (Sujagat, 2005) Aspek Dukungan Sosial Cohen dan Mc Kay (1984); Cohen dan Wills (1985) membedakan lima apek dukungan sosial antara lain: 1. Dukungan emosional. Aspek ini mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan. Dukungan ini menyediakan rasa nyaman, ketentraman hati, perasaan dicintai bagi seseorang yang mendapatkannya. 2. Dukungan penghargaan. Aspek ini terjadi lewat ungkapan penghargaan positif untuk individu bersangkutan, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu dan perbandingan positif individu dengan orang-orang lain. 3. Dukungan instrumental. Aspek ini mencakup bantuan langsung yang dapat berupa jasa, waktu, dan uang. 4. Dukungan informatif. Aspek ini mencakup memberi nasihat, petunjukpetunjuk, saransaran, informasi, dan umpan balik. 5. Dukungan jaringan sosial. Aspek ini mencakup perasaan keanggotaan dalam kelompok. Dukungan jaringan sosial merupakan perasaan keanggotaan dalam suatu kelompok, saling berbagi kesenangan dan aktivitas sosial. Sarason, Levine, dan Basham (1983) mengatakan bahwa individu dengan dukungan sosial tinggi memiliki pengalaman hidup yang lebih baik, harga diri yang lebih tinggi, serta pandangan hidup yang lebih positif dibandingkan dengan individu yang memiliki dukungan sosial yang lebih rendah. Coopersmith (1967) menyatakan bahwa ciri-ciri orang dengan harga diri tinggi menunjukkan perilaku-perilaku seperti mandiri, aktif, berani mengemukakan pendapat, dan percaya diri. Sedangkan seseorang dengan harga diri yang rendah menunjukkan perilaku seperti kurang percaya diri, cemas, pasif, serta menarik diri dari lingkungan. Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Kecemasan Resiko Kehilangan Kerja Pada ranah afektif buruh lebih banyak mengalami tindakan yang tidak menyenangkan dan tergolong dalam kategori subjective weel being rendah. Menurut Wyat dan Wah (2001) pekerja atau buruh menginginkan untuk diperlakukan sebagai individu yang dihargai. Untuk meningkatkan nilai tawarnya terhadap korporasi mogok kerja dipilih sebagai jalan terakhir atas gagalnya perundingan namun, mogok kerja sering kali ditanggapi dengan tindakan balas dendam seperi pemutusan hubungan kerja secara sepihak (Nugroho, 200). Hal ini memicu kecemasan muncul pada buruh yang diakibatkan terancamnya sumber penghasilan atas aksi mogok kerja yang dilakukan mesikipun dilakukan secara prosedural. Buruh yang mengalami kecemasan secara akut akan berdampak pasa aspek psikologis, kognitif, somatik, dan motorik yang berdampak pada kesulitan menjalankan aktivitas sehari-hari jika tidak segera ditangani
7
oleh individu atau bantuan orang lain (Maramis, 2013). Sari dan Kuncoro (2006) menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan antara lain keadaan pribadi individu, tingkat, pendidikan, pengalaman yang tidak menyenangkan, dan dukungan sosial. Dukungan sosial dari orang terdekat berdampak baik terhadap kecemasan pemutusan hubungan kerja (Ariyanto, 2009). Sarafino (1994) berpendapat bahwa akan ada banyak efek dari dukungan sosial karena dukungan sosial secara positif dapat memulihkan kondisi fisik dan psikis seseorang, baik secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh pada kesejahteraan. Apabila serikat pekerja semakin berperan dalam meciptakan suasana kerja yang nyaman dan mampu meciptakan hubungan kerja yang harmonis antara pekerja dengan korporasi maka kesejahteraan pekerja juga akan baik (Eldy, Pradhanawati, dan Nugraha, 2014). Artinya Jika hubungan dukungan sosial serikat buruh pada mogok kerja buruh positif maka tingkat kecemasan buruh harusnya rendah begitupula sebaliknya. Sebab serikat buruh memiliki fungsi seperti pengorganisasian dan penjelasan kepada setiap buruh mulai dari pemetaan masalah, penetapan tujuan dari mogok kerja, upaya propaganda, pengajuan berkas, advokasi buruh hingga bertanggung jawab pada penentuan keberhasilan mogok kerja (Nugraha, 2015). Hipotesa Terdapat hubungan dukungan sosial serikat buruh dalam aksi mogok kerja prosedural terhadap kecemasan resiko kehilangan kerja.Semakin tinggi dukungan sosial serikat buruh dalam aksi mogok kerja, maka diikuti dengan rendahnya kecemasan resiko kehilangan kerja pada buruh, begitupula sebaliknya. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan kuantitatif korelational karena peneliti ingin melihat hubungan antara variabel yang satu dengan lainnya. Subjek Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah buruh di PT Makmur Artha Cemerlang Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto yang berjumlah total keseluruhan 155 orang. Merujuk pada tabel penentuan jumlah sampel populasi milik Sugiono (2012) dengan taraf kesalahan 1% peneliti mementukan jumlah sampel sebanyak 154 orang. Metode sampling yang digunkan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, dimana peneliti memilih responden berdasarkan kriteria dan syarat yang sudah ditentukan (Azwar, 2007). Peneliti menentukan kriteria yang menjadi subjek dengan karakteristik laki laki yang sudah berkeluarga dengan usia 18-45 Tahun, menjadi anggota dari serikat buruh serta minimal pernah melakukan aksi mogok kerja secara prosedural lima kali dalam karier perburuhannya dan aksi terakhir minimal dalam kurun waktu satu tahun belakangan. Variabel dan Instrumen Penelitian Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dukungan sosial dari serikat buruh .. Dukungan sosial serikat buruh merupakan perhatian, penghargaan, bantuan baik dalam hal emosional, instrumental, serta informasi dari serikat buruh sebagai organisasi yang memperjuangkan kepentingan dan kesejahteraan buruh yang membentuk suatu persepsi bahwa buruh
8
bernilai,diperhatikan,berharga dan dicintai oleh jaringan sosial (Sujagat, 2005), sedangkan variabel terikatnya adalah kecemasan terhadap resiko kehilangan kerja setelah melakukan aksi mogok kerja secara prosedural. Kecemasan resiko kehilangan kerja merupakan kondisi dimana buruh merasakan ketakutan yang ditandai oleh keadaan gelisah, gugup dan tegang akibat konsekuensi tindakan (mogok kerja) yang berdampak pada situasi yang merugikan atau membahayakan, seperti pemutusan hubungan kerja yang dilakukan korporasi.kehilangan kerja akibat pemutusan hubungan kerja ini berdampak pada hilangnya penghasilan serta ketidakjelasan masa depan (Dwiyanti, 2002). Alat yang digunakan untuk mengumpulan data dalam penelitian ini adalah skala psikologi. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kecemasan kehilangan kerja dan skala dukungan serikat buruh yang akan dibuat sendiri oleh peneliti. Aspek-aspek kecemasan kehilangan kerja pasca melakukan aksi mogok kerja yang digunakan dalam skala ini terdiri dari empat aspek, yaitu aspek kognitif, somatis, motorik, dan afektif dengan menggunakan teori dari Harber dan Runyon (1984). Sedangkan aspek dukungan sosial serikat buruh yang digunakan dalam penelitian ini adalah dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dukungan informatif, dan dukungan jaringan sosial dengan menggunakan teori dari Cohen dan Mc kay (1984); Cohen dan Wills (1985). Model skala yang digunakan untuk kedua skala adalah modifikasi dari model Likert, dengan 4 pilihan jawaban, yaitu SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak Sesuai), dan STS (Sangat Tidak Sesuai). Penilaian terhadap item yang favorabel adalah SS = 4, S = 3, TS = 2, dan STS = 1. Sedangkan penilaian terhadap item yang unfavorable adalah SS = 1, S = 2, TS = 3, dan STS = 4. Berdasarkan hasil uji coba (try out) yang dilakukan pada subjek sebanyak 50 orang buruh, menunjukkan bahwa item skala dukungan sosial serikat Buruh yang semula terdiri dari 40 butir menghasilkan 25 item yang valid dan 15 item tidak valid. Skala dukungan sosial serikat buruh ini secara keseluruhan memiliki nilai validitas berkisar antara 0,339-0,830 Sedangkan indeks reabilitas 0,915 hal ini digambarkan pada tabel 1 dibawah ini : Tabel 1. Try Out Skala Dukungan Sosial Serikat Buruh Jumlah Item Jumlah Item Indeks Alat Ukur Diujikan Valid Validitas Skala Dukungan Sosial Serikat 40 25 0,339-0,830 Buruh
Indeks Reliabilitas 0,915
Selanjutnya berdasarkan hasil uji coba (try out) yang dilakukan pada subjek sebanyak 50 orang buruh, menunjukkan bahwa item skala kecemasan resiko kehilangan kerja yang semula terdiri dari 40 butir menghasilkan 14 item yang valid dan 26 item tidak valid. Skala kecemasan resiko kehilangan kerja ini secara keseluruhan memiliki nilai validitas berkisar antara 0,388-0,682 Sedangkan indeks reabilitas 0,840 hal ini digambarkan pada tabel 2 dibawah ini :
9
Tabel 2. Try Out Skala Kecemasan Kehilangan Kerja Alat Ukur
Jumlah Item Jumlah Item Indeks Diujikan Valid Validitas
Skala Kecemasan Resiko 40 kehilangan kerja
14
0,388-0,682
Indeks Reliabilitas 0,840
Prosedur dan Analisa Data Penelitian Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan analisa. Tahap persiapan diawali dengan mengkaji permasalahan penelitian beserta teori yang akan digunakan. Berikutnya, peneliti mempersiapkan instrumen penelitian berupa skala likert dukungan sosial serikat buruh dan skala likert Kecemasan resiko kehilangan kerja. Selanjutnya melakukan try out untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen penelitian pada tanggal 20 Desember 2015 - 4 Januari 2016. Tahap pelaksanaan penelitian yaitu penyebarkan skala pada Buruh PT Makmur Artha Cemerlang Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto dengan jumlah sampel sebanyak 155 orang. Tahap ketiga yaitu analisa data dengan menggunakan SPSS melalui teknik statistik korelasi regresi linier sederhana guna mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel. Sekaligus memprediksikan berapa prosentase pengaruh dari variabel dukungan sosial serikat buruh terhadap variabel kecemasan resiko kehilangan kerja. Berdasarkan perhitungan statistik yang digunakan untuk menganalisis data hubungan antara dukungan sosial serikat buruh dalam melakukan mogok dengan kecemasan resiko kehilangan kerja adalah Analisis Regresi Linear Sederhana. Tujuanya adalah untuk mengukur sejauh mana pengaruh hubungan variabel prediktor (variabel bebas) terhadap variabel terikat. Analisis ini dilakukan dengan bantuan program komputer Statistical Packages for Social Science (SPSS) Versi 20.0.
HASIL PENELITIAN Penelitian dilakukan pada subjek sebanyak 155
Buruh PT Makmur Artha Cemerlang
Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto, diperoleh hasil penelitian sebagai berikut : Tabel 3. Deskripsi Subjek Penelitian. Variabel Usia 21 -29 Tahun 30 -38 Tahun 39 - 48 Tahun
Frekuensi
Porsentasi (%)
32 81 42
21 % 52 % 27 %
10
Tabel diatas menjelaskan deskripsi subjek penelitian. Jika berdasarkan usia, yaitu dari umur 21-29 tahun sebanyak 32 orang (21 %) , 30 – 38 tahun sebanyak 81 orang ( 52 %)dan 39 – 48 tahun sebanyak 42 orang (27 %). Tabel 4. Perhitunga T-Score Dukungan Sosial Serikat Buruh. Kategori Tinggi Rendah Total
Interval T-Score ≥ 50 T-Score < 50
Frekuensi 76 79 155
Presentase 49% 51% 100%
Berdasarkan total jumlah dari 155 subjek penelitian, 76 (49%) menunjukkan tingginya dukungan sosial yang dirasakan oleh buruh dari serikat,sedangkan 79 (51%) menunjukkan buruh merasakan dukungan sosial rendah yang rendah dari serikat.Dari total subjek penelitian diketahui lebih banyak buruh yang sebenarnya merasakan dukungan sosial yang rendah dari keberadaan serikat buruh.
25 20 15 10 5
0 Emosional Penghargaan Instrumental Informatif
Jaringan Sosial
Grafik 1 . Perhitungan Mean Pada Aspek Dukungan Sosial.
Dari hasil analisis SPSS dapat diambil data nilai yang sering muncul dalam tiap aspek variable dukungan sosial serikat buruh .Pada aspek emosional menunjukkan angka 10,23, pada aspek penghargaan menunujukkan angka 12,28, pada aspek instrumental menunjukkan angka 20,28,pada aspek informatif menunjuka angka 20, 43 dan pada aspek jaringan sosial menunjukkan pada aspek 20,10.Dari data diatas dapat ditarik kesimpulan skor paling tinggi pada variabel dukungan sosial ada pada aspek informatif dan emosional sebagai aspek yang paling rendah.
11
Tabel 5. Perhitungan T-Score Kecemasan Resiko Kehilangan Kerja ]Kategori Tinggi Rendah Total
Interval T-Score ≥ 50 T-Score ≤ 50
Frekuensi 83 72 155
Presentase 53% 47% 100%
Berdasarkan total jumlah dari 155 subjek penelitian, 83 (53%) menunjukkan adanya kecemasan resiko kehilangan kerja yang tinggi, Sedangkan 72 (47%) buruh menunjukkan adanya kecemasan resiko kehilangan kerja rendah.Dari total subjek penelitian diketahui lebih banyak buruh yang sebenarnya mengalami kecemasan resiko kehilangan kerja.
20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 kognitif
motorik
somatis
afektif
Grafik 2. Perhitungan Mean Pada Aspek Kecemasan Resiko Kehilangan Kerja. Dari hasil analisis SPSS dapat dialmbil data nilai yang sering muncul dalam tiap aspek variable kecemasan resiko kehilangan kerja.Pada aspek kognitif menunjukkan angka 9,44, motorik 13,35, somatis 17,66 dan afektif 9,25.Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa mean pada aspek somatis adalah yang paling tinggi, sedangkan yang paling rendah ada pada aspek afektif.
12
Grafik 3. Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Sccater Plot. Grafik diatas menunjukkan bahwa tidak ada pola tertentu karena titik meyebar tidak beraturan di atas dan di bawah sumbu 0 pada sumbu Y. Maka dapat disimpulkan tidak terdapat gejala heteroskedastisitas.
Tabel 6 . Hasil Analisis Korelasi Product Moment Hubungan Dukungan Sosial Serikat Buruh Dalam Aksi Mogok Kerja Terhadap Kecemasan Kehilangan Kerja. Koefisien korelasi (r) -0.287
Sig
Keterangan
Kesimpulan
0,000
Sig < 0,01
Sangat Signifikan
Berdasarkan skor koefisien korelasi yang dihasilkan dari perhitungan SPSS maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara dukungan sosial serikat buruh dalam aksi mogok kerja terhadap kecemasan resiko kehilangan kerja pada tingkat signifikansi 1%.Nilai signifikansi yang ditunjukkan yaitu 0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi yang digunakan yaitu 0,01 p < 0,01 = 0,000 < 0,001)sehingga dapat dikatakan terdapat hubungan negatif yang signifikan antata dukungan sosial serikat buruh dalam aksi mogok kerja terhadap kecemasan kehilangan kerja dengan koefisien korelasi -0,287. Hal ini menunjukkan semakin tinggi dukungan sosial semakin rendah kecemasan resiko kehilngan kerja bagi buruh dalam melakukan mogok kerja secara prosedural.
13
DISKUSI Berdasarkan hasil analisis data menggunakan teknik analisis Product Moment dari Carl Pearson dengan menggunakan program SPSS 20 For Windows dapat diketahui nilai koefisien korelasi sebesar -0,287 dengan p = 0, 001 < 0,01 menunjukkan ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara dukungan sosial serikat buruh dengan kecemasan resiko kehilangan kerja. Hal ini menunjukkan semakin tinggi dukungan sosial semakin rendah kecemasan resiko kehilngan kerja bagi buruh dalam melakukan mogok kerja secara prosedural. Hasil Penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan oleh peneliti. Dari hasil analisis SPSS dapat diambil nilai yang sering muncul dalam tiap aspek variable dukungan sosial Skor paling tinggi pada variabel dukungan sosial ada pada aspek informatif (20,43) dan emosional sebagai aspek yang paling rendah (10,23). Pada variable kecemasan resiko kehilangan kerja nilai yang sering muncul skor tertinggi ada pada aspek somatis dengan perolehan skor (17,66) adalah yang paling tinggi, sedangkan yang paling rendah ada pada aspek afektif. (9,25). Jika berdasarkan usia klasifikasi buruh yang mengsis skala berkisar antara umur 21-29 tahun sebanyak 32 orang (21%) , 30 – 38 tahun sebanyak 81 orang (52%) dan 39 – 48 tahun sebanyak 42 orang(42%). Hasil ini didukung oleh penelitian dari Christina (2012) yang berjudul kecemasan pemutusan hubungan kerja karyawan mebel di Jepara ditinjau dari dukungan sosial menunjukkan bahwa adanya hubungan negatif yang sangat signifikan antara kecemasan PHK dengan dukungan sosial. Penelitian yang sama dari Germenzy dan Rutter (dalam Sari dan Kuncoro, 2006) menunjukkan bahwa adanya Dukungan yang positif berhubungan dengan kurangnya kecemasan.Pada dasarnya berbagai jenis dukungan sosial dapat membantu seseorang secara langsung menghilangkan atau setidaknya mengurangi dampak negatif dari situasi yang memicu stress salah satunya kecemasan (Sanderson, Levine, Basham, Saravino, 2004). Spielberger (Dalam Komarudin, 2011) menyebutkan bahwa situasi dan kondisi lingkunganlah yang menyebabkan tinggi rendahnya kecemasan yang dihadapi.Hal ini disebut sebagagai Astate anxiety. A-state ini adalah kondisi cemas berdasarkan situasi dan peristiwa yang dihadapi.Dalam konteks mogok kerja buruh, adanya upaya mematikan gerakan buruh lewat pemutusah hubungan kerja meski dalam prosesnya dilakukan secara prosedural sesuai Keputusan Menteri No. 232 Pasal 2 Tahun 2003 menjadi pemicu kecemasan bagi buruh, sebab pertimbangan atas kondisi perekonomian serta kelangsungan hidup buruh yang di PHK adalah situasi atau peristiwa yang menjadi momok yang ditakuti.Salah satu penyebab kecemasan kehilagan kerja pada buru sebenarnya dipengaruhi oleh self efficay yang rendah. Pengalaman keberhasilan buruh dalam melakukan mogok kerja merupakan ekspektasi efikasi yang fundamental, kegagalan dari tujuan mogok yang justru berakhir dengan pemutusan hubungan kerja akan memperlemah ekspektasi efikasi itu sendiri, sehingga gerealisasi situasi yang tidak menyenangkan akan membentuk kecemasannya untuk melakukan mogok kerja. Selain itu kondisi mudahnya korporasi melakukan pemutusan hubungan kerja ini menjadikan buruh berfikir ulang untuk melakukan mogok kerja, sebab dikhawatirkan hal yang sama akan menimpa padaa dirinya sendiri. Hali ini menurut Bandura (1993) disebut sebagai Ekspektasi efikasi, dimana motivasi buruh dalam melakukan mogok kerja dapat berubah setelah mengamati orang lain dan melihat konsekuensi positif dan negatif dari perilaku orang itu baginya.
14
Menurut King (dalam Marni dan Yuniawati 2015) dukungan sosial adalah informasi atau umpan balik dari orang lain yang menunjukkan seseorang dicintai, dan diperhatikan dihargai dan dihormati, dan dilibatkan dalam jaringan komunikasi dan kewajiban yang timbal balik. Sejalan dengan itu survey yangdilakukan di Nigeria menyebutkan bahwa hal yang sangat dibutuhkan untuk “bertahan” adalah dukungan informal yang solid dan sumber finansial yang adekuat (Asiyanbola, 2004). Bagi buruh sendiri keberadaan serikat buruh dirasa mampu memberikan dukungan sosial untuk melakukan mogok kerja buruh, dalam penelitian ini aspek dukungan sosial yang paling tinggi adalah aspek informatif. Aspek informatif mencakup memberi nasihat, petunjuk- petunjuk, saran-saran, informasi, dan umpan balik. Menurut Sudjana (2002) tindakan represif dan sewenang wenang yang dlakukan korporasi lewat tangan otoritas negara belum lagi upaya pelemahan pelemahan gerakan buruh disini harus dilawan dengan pengetahuan.Pengetahuan yang membuat buruh memiliki kesadaran hukum dan pemahaman terkait politik upah buruh di indonesia, untuk itu penting bagi buruh mendapat informasi dan pendidikan berkala dari serikat buruh. Teori belajar Koneksionisme dari Thorndike ( Dalam, Sadiah 2009) menjelaskan bahwa belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antaraperistiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan respon (R). Stimulus adalah suatuperubahan dari lingkungan eksternal yang menjadi tanda untuk mengaktifkan organismeuntuk beraksi atau berbuat sedangkan respon dari adalah sembarang tingkah laku yang dimunculkan karena adanya perangsang.Pengetahuan dari aktivitas pendidikan buruh disini dapat diartikan sebagai stimulus yang menimbulkan perilaku reaktif (respon) berdasar hukum hukum mekanistik dimana terjadi perubahan perilaku dan tindakan yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret salah satunya mogok kerja.Hal ini didukung oleh pendapat Marx (dalam Tdjakusuma, 1958) yang menjelaskan serikat buruh tidak hanya menjadi pusat pengorganisasian kekuatan buruh,tetapi lebih lanjut diterangkan bahwa, serikat buruh menjadi sekolah kelas,sekolah solidaritas dan sekolah sosialisme yang dipersiapkan guna mewujudkan tatanan masyarakat baru. Senada dengan itu Lenin (1920) mengemukakan serikat buruh merupakan sekolah dimana buruh mendapatkan pendidikan ekonomi dan politik perburuhan, serta lahan praktikum guna menarik pelajaran di dalam organisasi. Adanya dukungan informatif inilah yang membuat buruh sadar bahwa terjadi eksploitasi dan berani melakukan mogok sebab ada pemahaman yang telah terbangun terkait politik upah buruh, perundang- ungangan dan strategi pengorganisasian massa buruh, sehingga terjadi suatu aksi mogok kerja atau gerakan sosial. Baldridge dan Victor (1980) menghubungkan gerakan sosial dengan perilaku kolektif yaitu aksi yang dilakukan kelompok terorganisir untuk memformulasikan adanya perubahan sosial atau memperjuangkan ide ide perubahan. Dalam aspek perilaku kolektif, maka gerakan sosial dilihat sebagai reaksi psikologi atas situasi lingkungan sosial yang dianggap tidak adil oleh kelompok yang melakukan aksi protes dengan tujuan perubahan sosial. Dalam penelitian ini pula aspek yang kurang dirasakan oleh buruh adalah adanya dukungan emosional dari serikat buruh.Adanya penelitian ini diharapkan bisa menjadi rekomendasi bagi serikat buruh guna meningkatkan dukungan dalam berbagai aspek yang ada, sehingga kecemasan buruh terhadap resiko kecemasan kehilangan kerja dapat terminimalisir. Penelitian yang dilakukan Friedman (1998) menyebutkan bahwa Dukungan emosional yang diterima oleh pekerja yang menghadapi pensiun dapat membantunya menumbuhkan atau meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri sehingga mampu membantu seseorang untuk
15
menghasilkan pemikiran strategis yang bisa meninjau dan menilai hal-hal positif yang saat ini dimilikinya. Dukungan nyata merupakan dukungan yang paling efektif bila dihargai oleh penerimanya dengan tepat dan apabila hal itu didukung dengan perencanaan hidup yang telah berhasil dibuat maka akan semakin kecil kemungkinan terjadi kecemasan dalam menghadapi pensiun bagi pekerja atau pegawai yang menghadapinya (Neil, 2000). Upaya pemogokan buruh tidak bisa lepas dari peran serikat buruh mulai dari pengorganisasian dan penjelasan kepada setiap buruh mulai dari pemetaan masalah, penetapan tujuan dari mogok kerja, upaya propaganda, pengajuan berkas, advokasi buruh hingga bertanggung jawab pada penentuan keberhasilan mogok kerja (Nugraha, 2015). Tambunan (2005) manfaat bersama berpengaruh positif terhadap keinginan bergabung dengan serikat pekerja,hal itu dibuktikan dari tindakan saling mendukung dan rasa solidaritas dari sesama pekerja. Fitriani (2008) menambahkan mengemukakan gambaran identitass kolektf, keyakinan Subjektif, dan kelompok partisipasi dalam aksi unjuk rasa buruh yang menyatakan bahwa subjek bangga dan tidak malu menjadi bagian dari kelompok buruh, hal ini dibuktikan dengan adanya rasa persaudaraan yang kuat ,rasa saling memiliki dan rela berkorban demi kepentingan buruh.Ikatan emtional dalm serikat buruh meningkatnya harga diri. Penelitian yang dilakukan Qori’ah, Al-Musadieq, Prasetya (2015) menyebutkan bahwa serikat pekerja mampu memperjuangkan kesejahteraan dan menunjukkan fungsi sebagai penyalur aspirasi. Asmani dan mensah (2013) juga menjelaskan bahwa setiap pekerja berhak untuk membentuk atau berpartisipasi guna perlindungan hak hak ekonomi dan kepentingan sosial pekerja. Eldy,Pradhanawati, dan Nugraha (2014) peran serikat pekerja berpengaruh positif terhadap kesejahteraan buruh.Hal ini dibuktikan dengan mayoritas responden berpendapat bahwa peran serikat buruh baik, optimalnya perlindungan kepada buruh yang ada di bawah naungannya, mampu menyelesaikan perselisihan yang terjadi antara buruh dengan perusahaan maupun dengan sesama buruh. SIMPULAN & IMPLIKASI Berdasarkan hasil analisis data menggunakan teknik analisis Product Moment dari Carl Pearson dengan menggunakan program SPSS 20 For Windows dapat diketahui nilai koefisien korelasi sebesar 0, 287 dengan p = 0, 001 < 0,01 menunjukkan ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara dukungan sosial serikat buruh dengan kecemasan resiko kehilangan kerja. Hal ini menunjukkan semakin tinggi dukungan sosial semakin rendah kecemasan resiko kehilngan kerja bagi buruh dalam melakukan mogok kerja secara prosedural. Implikasi dari penelitian ini yaitu, Bagi Serikat Buruh diharapkan mampu dijadikan refrensi guna mengukur sejauh mana upaya advokasi dan dukungan sosial yang diberikan pada buruh agar dapat dijadikan landasan gerak untuk mengevaluasi dan merumuskan strategi perjuangan guna mengangkat serta mensejajarkan posisi tawar dan hak hak buruh sebagai kelas pekerja dalam dunia industrial agar mendapat kesejahteraan yang layak. Bagi buruh revolusioner diharapkan mampu menjadi aktor yang mampu mengambil inisiatif untuk memberi dukungan terhadap rekan sejawat guna membangun kesadaran kolektif dalam gerakan massa yang solid, sehingga angka pemutusan hubungan kerja sepihak dapat ditekan di indonesia.Untuk peneliti selanjutnya diharapkan mampu mencari data demografi seperti lama kerja di industri, serta status subjek dalam keluarga, sehingga didapatkan hasil penelitian yang komprehensif. Suatu hal yang paling penting adalah keberpihakan negara dan golongan
16
kelas intelektual dalam upaya penegakkan keadilan dan perlindungan hukum bagi gerakan buruh sehingga, terjalin sinergitas dan tindakan kolektif yang nyata guna melawan tindakan sewenang wenang seperti pemutusan hubungan kerja secara sepihak oleh korporasi atau pemilik modal.
REFRENSI
Apriawal, J. (2013). Resiliensi Pada Karyawan Yang Mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). EMPATHY Jurnal Fakultas Psikologi, 1(1). Ariyanto, I. (2009). Hubungan Antara Efikasi Diri dan Dukungan Sosial Dengan Kecemasan Terhadap Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta). Asikin, Z., Wahab, A., Husni, L., & Asyhedie, Z. (2004). Dasar-Dasar Hukum Perburuhan, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Asiyanbola, R. A. (2014). Social support/networks, urban condition and physical well being of the elderly in Africa: a preliminary survey in Ibadan, Nigeria. In A paper presented at the International Conference on “Rapid Ageing and the changing role of the elderly in African households”, Organized by the Union for African Population Studies UAPS/UEPA (Senegal), the HSRC in collaboration with the Department of Social Development (South Africa) (pp. 18-20). Azwar, S. (2012). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Baldrdge, J., Victor, S. (1980). A Critical Approach to power Conflict and Change, 2nd ed. New York; John Wiley and Son. Bandura, A. (1993). Perceived Self-efficacy in Cognitive Development and Function - Dalam Educational Psychologist, 28 (2), 1178. Christina, Y. (2012). Kecemasan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Karyawan Mebel di Jepara Ditinjau dari Dukungan Sosial. (Skripsi) Fakultas psikologi, Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang. Cohen, S., & McKay, G. (1984). Social support, stress, and the buffering hypothesis: A theoretical analysis. In A. Baum, J. E. Singer, & S. E. Taylor (Eds.), Handbook of psychology and health, Volume IV. Hillsdale, NJ: Erlbaum. Cohen, S., & Wills, T. A. (1985). Stress, social support and the buffering hypothesis. Psychological Bulletin, 98, 310-357. Eastern Studies, Cornell University. Coopersmith, S. (1967). The Antecedents of Self Esteem. San Francisco, California:W.H. Freemen and Co. Dwiyanti, (2002). Strategi Adaptasi Keluarga Buruh Terputus Hubungan kerja (ter; PHK) Dalam mempertahankan hidup. Tesis Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial Program Pasca Sarjana UI.
17
Eldy, Pradhanawati, & Nugraha ,(2014). Pengaruh Upah,Peran Serikat pekerja Terhadap kesejahteraan Pekerja melalui Unjuk rasa pada Serikat Pekerja Nasional PSP PT SAI APPAREAL Industries. Program Studi Administrasi Bisnis Universitas Diponegoro. Fitriani, G. (2014). Studi Korelasi mengenai Kebutuhan Akan Rasa Aman yang terdapat pada Pegawai PT Chevron Pacific Indonesia yang tidak Bergabung dalam Serikat Pekerja dan Persepsi terhadap Serikat Pekerja. Program Study Sosiologi Universitas Airlangga Friedman. (1998). Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC. Gunawan, A. (2007). Skripsi Hubungan antara Kecemasan Terhadap isu PHK dengan motivasi kerja pada karyawan tetap dan kontrak PT UNITEX Tbk Bogor.Fakultas Psikologi.Universitas Islam Negeri Sarif Hidayatullah. Jakarta. Haber, A., & Runyon, R.P. (1984). Psychology Of Adjustment. Illnois; The Dorsey Press. Hendrastomo, G. (2009). Menakar kesejahteran buruh diantara kepentingan negara dan korporasi. Yogyakarta. ILO (2015). World employment and social outlook: Trends 2015 / International Labour Office. – Geneva. Indrodewo, L.D.A. (2012). Tesis : Tinjauan Yuridis Tentang Sahnya Mogok Kerja Yang Dilakukan Oleh Pekerja PT. German Center Indonesia Menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta. Komarudin. (2011). Hubungan level kecemasan dan akurasi passing dan akurasi passing dalam permainan sepak bola.Fakultas Ilmu keolah ragaan UNY, 1- 16 . Komite Pusat Perhimpunan Rakyat Pekerja (KP PRP) (2012), Pernyataan Sikap Perhimpunan Rakyat Pekerja Nomor: 427/PS/KP-PRP/e/IX/12, Hentikan Represifitas Aparat Keamanan dan Preman terhadap Rakyat Pekerja!Mendukung Aksi Mogok Nasional: Jakarta. Komite Pusat Perhimpunan Rakyat Pekerja (KP PRP) (2012), Pernyataan Sikap Perhimpunan Rakyat Pekerja Nomor: 427/PS/KP-PRP/e/IX/12, Hentikan Represifitas Aparat Keamanan dan Preman terhadap Rakyat Pekerja!Mendukung Aksi Mogok Nasional! : Jakarta. Krisnawati, R. (2013). Kesejahteraan Subjective(subjective well being) buruh pabrik(study deskriptif pada buruh PT. Laksana Tekhnik makmur Kabupaten Bogor). Skripsi Jurusan Psikologi FIP UPI, Bandung. Lebbaeus, A & Mensah, A.O. (2013). The Effect of Unionisation on Employees’ Job Satisfaction and Organisational Commitment in the Cape Coast and Takoradi Metropolis of Ghana. European Journal of Business and Management, 5 (19) 186 195.
18
Lenin, V.I. (1920). Der” Radikalismus,” die kinderkrantkheit des Komuni Kommunismus. Franck. Maimun. (2007). Hukum ketenaga kerjaan suatu pengantar. Jakarta: Pradnya Paramita. Maramis, F. (2013). Hukum Pidana Umum dan Tertulis di Indonesia. Jakarta : PT . Raja Grafindo Persada. Marni, A., & Yuniawati, R. (2015). Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Penerimaan Diri Pada Lansia Di Panti Wredha Budhi Dharma Yogyakarta. EMPATHY Jurnal Fakultas Psikologi, 3(1), 1-7. Nauly, M. & Sihombing, R. (2012). Hubungan dukungan-sosial yang diberikan isteri dengan konsep-diri suami yang kehilangan pekerjaan. Psikologia-online, 7(1), 41-47. Neil, Niven (2000). Psikologi kesehatan: pengantar untuk perawat dan professional kesehatan yang lain. Edisi 2. Jakarta: EGC. Nevid, J.S., Rathus, S.A., & Greene, B. (2005). Psikologi Abnormal Edisi Kelima Jilid 1. Terjemahan: Tim Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Jakarta: Erlangga. Nugraha, E. P. (2015). Peranan Serikat Pekerja Dalam Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Melalui Upaya Mogok Kerja (Studi Di Komite Pusat Serikat Pekerja/Serikat Buruh Solidaritas Perjuangan Buruh Indonesia/SPBI Kabupaten Malang). Jurnal Mahasiswa Fakultas Hukum, 4(2). Nugroho, K. (2006). Protes Sosial Buruh Sebagai Alternatif Perumusan Kebijakan Publik. Jurnal Masyarakat Kebudayaan dan Politik. Nugroho, M.A.A., Dipo, M.I.L., & Wijoyo, S. (2014). Jaminan Hukum Mogok Kerja di Indonesia. Surakarta: Jurnal Serambi Hukum Universitas Islan Negeri Surakarta. Pimpinan Pusat Federasi Persatuan Pergerakan Buruh Indonesia (PP-FPPBI) (2014), Nomor 112/IV- Eks/PP-FPPBI/III/2015 Permohonan Bipartite I dan Klarifikasi: Mojokerto Pimpinan Pusat Federasi Persatuan Pergerakan Buruh Indonesia (PP-FPPBI) (2015)Nomor :97/II- Eks/PP FPPBIIX/2013 Kronologis Kejadian Perselisihan Hak dan Perselisihan PHK antara Perusahaan Kecap,Petis, dan Saos RATU dengan Buruh Perusahaan RATU yang Tergabung dalam SBTK FPPBI Perusahaan Ratu: Mojokerto Qori’ah, R.A., Al-Musadieq, M., & Prasetya, A. Pengaruh Fungsi Serikat Pekerja terhadap Kepuasan Kerja dan Motivasi Kerja (Studi pada Karyawan Tetap Bagian Produksi PT. Berlina Tbk. Pandaan). Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang. Sadiyah, A. (2009). Implementasi Prinsip Belajar Law Of Exercise Perspektif Edward Lee Thorndike Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas X-11 Pada Pembelajaran Al-Islam Di Sma Muhammadiyah 2 Sidoarjo (Doctoral Dissertation, Uin Sunan Ampel Surabaya). Sanderson, C. A. 2004. Healt psychology.New Jersey; John Wiley- Sons, Inc
19
Sarafino, E.P. (1994). Health Psychology: Biopsychological Interaction. Kanada: John Wiley & Sons, Inc. Sarason, I.G., Levine, H.M., Basham, R.B., & Saravino, B.R. (1983). Assesing social support: the social support questionnaire. Journal of Personality and Social Psychology. 44 (1), 127-139. Sarason, I.G., Levine, H.M., Basham, R.B., & Saravino, B.R. (1983). Assesing social support: the social support questionnaire. Journal of Personality and Social Psychology. 44 (1), 127-139. Sarason, I.G., Levine, H.M., Basham, R.B., & Saravino, B.R. (1983). Assesing social support: the social support questionnaire. Journal of Personality and Social Psychology. 44 (1), 127-139. Sari, E.D., & Kuncoro, J. (2006). Kecemasan dalam menghadapi masa pensiun ditinjau dari dukungan sosial pada pt semen gresik (persero) tbk. Jurnal Psikologi Proyeksi. 1 (1), 37-45. Smet, B. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta: Gramedia. Solidarity Center. (2010). Survey Pelanggaran Disektor Formal, hak-hak dasar buruh di Indonesia. Jakarta. Special Action Programme to Combat Forced Labour (SAP-FL)2012 USA Sudirja, S.P., Markeling, K.I., & Pujawan M.I. (2013). Mogok Kerja yang Mengakibatkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Massal Pada Hotel Patra Jasa Bali. Bali. Fakultas Hukum Universitas Udayana. Sudjana, E .(2005). Nasib dan Perjuangan buruh di Indonesia. Jakarta: Renaisan Sudjana, E. (2002). Buruh Menggugat Perspektif Islam. Jakarta: Sinar harapan. Sugiono. (2012). Memahami penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta. Syahputra, G. (2010). Peranan serikat buruh dalam memperjuangkah hak dan politik (study kasus; serikat buruh medan independent. Universitas Sumatra Utara, Medan.) Tambunan, M. (2005). Faktor faktor yang mempengaruhi keinginan pekerja bergabung dengan serikat pekerja.(Tesis) Program study magister Manajemen Universitas diponegoro Semarang Tedjakusuma, I. (1958). Watak Politik Gerakan Serikat Buruh Indonesia. Tedjasukmana, I., Djoen, O. H., & Tjandra, S. (2008). Watak politik gerakan serikat buruh Indonesia. Trade Union Rights Centre. Tyagita, A. (2011). Prinsip Kebebasan Berserikat Dalam Serikat Buruh Sebagai Upaya Perlindungan & Penegakan Hak Normatif Pekerja. Yuridika, 26(1). van den Born, J., Pisa, B., Bakker, M. A., Celie, J. W., Straatman, C., Thomas, S., ... & Berden, J. H. (2006). No change in glomerular heparan sulfate structure in early
20
human and experimental diabetic Chemistry, 281(40), 29606-29613.
nephropathy. Journal
of
Biological
Wyatt, T. & Wah, C.Y. (2001). Perception of QWL : a Study of Singaporean Employees Development. Management Memo. p.8‐17 www.berdikarionline.com/tak-berkategori/20110713/buruh-pt-glopac-indonesiake-komisi-ix-dpr.html (Diakes 26 April 2015)
mengadu-
21
Lampiran 1 Blue Print & Butir Item Dukungan Sosial (Try Out)
22
Blue Print
Indikator
Nomor Item Favorable
Unfavorable
Total
Dukungan emosional.
1,11,21,31
6,16,26,36
8 Item
Dukungan penghargaan.
2,12,22,32
7,17,27,37
8 Item
Dukungan instrumental.
3,13,23,33
8,18,28,38
8 Item
Dukungan informatif.
4,14,24,34
9,19,29,39
8 item
Dukungan jaringan sosial.
5,15,25,35
10,20,30,40
8 Item
20
40 Item
Jumlah
20
Butir Item No
Pernyataan
1
serikat buruh mampu melindungi dan memberikan rasa aman terhada buruh yang melakukan mogok kerja secara prosedural.
2
Serikat buruh mampu memberika dorongan dan penghargaan atas keberanian buruh dalam memperjuangkan hak dari pabrik tempat bekerja.
3
Serikat buruh mampu memberikan pendampingan dan advokasi kepada buruh yang bermasalah dengan pabrik.
4
Pendidikan politik yang dilakukan buruh berdampak postif bagi diri saya.
5
Serikat buruh memiliki jaringan solidaritas yang kuat di kota Mojokerto.
6
Serikat buruh tidak mampu berempati terhadap kondisi yang dialami buruh yang diterpa masalah keuangan.
7
Serikat buruh tidak mampu memberikan dorongan terhadap buruh untuk
23
berani menyampaikan aspirasinya. 8
Advokasi yang dilakukan serikat buruh terkesan bagi saya setengah setengah.
9
Saran saran dari serikat buruh guna mengadapi diskriminasi didalam pabrik tidak terlalu membantu saya.
10
Serikat buruh tidak menambah jaringan pertemanan saya diluar pabrik tempat saya bekerja.
11
Saya merasa tidak sendiri dalam memperjuangkan hak saya sebagai buruh sebab saya berserikat.
12
keberadaan saya dalam serikat buruh sangat dihargai meskipun banyak hal yang saya masih belum ketahui.
13
Serikat buruh siap dihubungi kapan saja sewaktu waktu buruh membutuhkan pertolongan dan dukungan.
14
Serikat buruh memberikan informasi tentang hal hal yang berkaitan dengan perjuangan buruh didalam atau luar negri.
15
Seluruh buruh akan ikut mogok jika serikat buru yang mengajak.
16
Saya tetap merasa cemas dalam melakukan aksi mogok kerja sebab serikat buruh tidak mampu menjamin keamanaan posisi saya dipabrik.
17
Apa yang saya suarakan tidak terlalu diperhatikan serikat burh sebab jenjang pendidikan saya hanya SMA.
18
Saya merasa pendampingan serikat buruh sangat lemah posisinya dibandingkan para pemilik pabrik.
19
Pendidikan politik yang diberikan serikat buruh nyatanya tidak mampu meningkatkan nilai tawar buruh.
20
Serikat buruh tidak bisa dijadikan tempat untuk berkeluh kesah tentang kondisi saya.
21
serikat buruh memperhatikan dan meiliki kepedulian terhadap kesejahteraan buruh yang menjadi anggota serikat.
22
Serikat buruh mampu memahami gagasan saya untuk mensejahterakan nasib buruh.
23
Pengorganisasian yang dilakukan serikat buruh sangat membantu buruh dalam memperjuangkan haknya.
24
setiap ada informasi baru terkait perburuhan serikat buruh selalu menginfromasikannya terhadap saya.
25
Jika ada mogok kerja dipabrik seerikat buruh mampu mengajak buruh diparik lain untuk bersolidaritas.
24
26
Saya merasa tidak menjadi bagian dari serikat buruh yang ada dipabrik tempat saya bekerja.
27
Saya merasa tidak ada bedanya antara tergabung dalam serikat buruh dan tidak tergabung.
28
Ketika melakukan perundingan dengan pihak pabrik serikat buruh memiliki posisi tawar yang rendah sebab jumlah anggota yang mengenyam pendidikan perguruan tinggi sangat sedikit.
29
Pengetahuan tentang strategi perjuangan buruh hingga tokoh toktoh penggerak buruh yang diberikan oleh serikat buruh tidak berpengaruh terhadap semangat dalam menyuarakan keadilan untuk buruh.
30
Serikat buruh tidak mampu menggerakkan seluruh buruh dalam suatu pabrik ketika ada satu buruh yang di PHK sepihak.
31
Saya tidak cemas atas resiko PHK pada aksi mogok kerja secara prosedural sebab dukungan dari serikat buruh mampu mententramkan hati saya.
32
Dukungan dari serikat buruh membuat saya merasa menjadi pribadi yang lebih positif dan berguna untuk orang lain.
33
Uang Kas serikat buruh bisa dipinjam sewaktu waktu saya membutuhkan.
34
Serikat buruh memberikan Setiap informasi tentang perburuhan yang saya butuhkan..
35
Aktivitas berbagi yang dilakukan serikat buruh sangat membantu kondisi saya.
36
Saya merasa tidak nyaman dengan serikat buruh yang melakukan advokasi pada buruh diparik tempat saya bekerja
37
Saya merasa tidak ada penghargaan yang diberikan serikat buruh ketika saya berkontribusi untuk serikat.
38
Saya tidak yakin bantuan advokasi yang diberika serikat buruh mampu menolong saya dari ancaman PHK.
39
Tidak banyak hal yang saya ketahui tentang kondisi perburuhan meskipun saya terdaftar menjadi anggota serikat buruh.
40
Saya merasa anggota serikat buruh tidak akan terlalu membantu konflik antara saya dan pemilik pabrik.
25
Lampiran 2 Blue Print & Butir Item Kecemasan Resiko Kehilangan Kerja(Try Out)
26
Blue Print
Indikator
Nomor Item Favorable
Unfavorable
Total
Kognitif
1,9,17,25,33
5,13,21,29,37
10 Item
Motorik.
2,10,18,26,34
6,14,22,30,38
10 Item
Somatis.
3,11,19,27,35
7,15,23,31,39
10 Item
Afektif.
4,12,20,28,36
8,16,24,32,40
10 item
20
40 Item
Jumlah
20
Butir Item
No. Pernyataan 1 Saya tetap bekerja dengan tenang , walaupun mendengar rencana PHK dari pabrik 2 Membayangkan sulitnya mencukupi kebutuhan sehari hari akibat di PHK, tubuh saya menggeliat tidak terkontrol 3 Kepala saya terasa pusing ketika ada pengumuman PHK dari pabrik. 4 Saya sulit tidur karena memikirkan PHK yang berdampak buruk pada sumber penghasilan 5 mogok kerja yang saya lakukan berdampak buruk pada masa depan. 6 tidak ada reaksi berlebihan pada tubuh, meskipun status kerja saya rawan di PHK 7 Saya mampu mengatur nafas ketika mengetahui teman sekerja di PHK akibat mogok kerja tanpa pesangon. 8 Saya tidur dengan nyenyak, meskipun beberapa hari sebelumnya beberapa buruh dipabrik tempat bekerja di PHK 9 Pekerjaan saya tidak sesuai target,saat mengetahui teman yang mogok kerja di PHK secara sepihak 10 Telapak tangan saya berkeringat ketika melakukan kesalahan yang beresiko pada PHK 11 Perut terasa mulas memikirkan resiko PHK yang mungkin terjadi pada diri saya sendiri 12 Kekhawatiran terhadap kondisi perekonomian keluarga muncul saat mendengar kata PHK 13 Saya mampu mengontrol kepanikan ketika pabrik menginformasikan akan ada yang di PHK. 14 Telapak tangan saya tidak berkeringat saat mengetahui ada teman sekerja yang di PHK.
27
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Saya merasa tidak mengalami gangguan pernafasan mesikpun posisi sebagai buruh rawan akan PHK Saya baik baik saja ketika teman sekerja membicarakan nama nama orang yang di PHK Saya berfikir PHK bukan akhir dari segalanya Mendengar kata PHK membuat seluruh badan saya terasa gemetar Saya mampu mengontrol kepanikan ketika pabrik menginformasikan akan ada yang di PHK Saya merasa gelisah memikirkan dampak buruk dari PHK Mogok kerja yang sah tetap menjadi awal dari malapetaka. Saya tidak khawatir atas dampak buruh PHK Fisik saya baik baik saja mendengar PHK massal berdampak pada menurunnya pendapatan buruh Saya merasa biasa saja melihat berita tentang buruh yang di PHK secara sepihak. saya mampu bersikap tenang mesikipun posisi sebagai buruh rawan akan PHK Bibir terasa kaku ketika membicarakan dampak dari PHK Badan saya gemetar memikirkan penghasilan yang terhenti sebagai dampak buruk PHK Harga kebutuhan yang semakin tinggi membuat saya khawatir jika sewaktu waktu di PHK mendengar issue PHK saya teringat pada kelangsungan biaya pendidikan anak . saya bebas berkata apa saja bergerak saat menyarakan tuntutan dalam mogok kerja Ketika memikirkan dampak PHK saya merasa semua akan baik baik saja Saya merasa biasa saja mengetahui berita teman sekerja yang di PHK sepihak saya merasa mudah untuk mencari kerja ditempat lain ketika terancam di PHK Saya meremas-remas tangan mendengar terdapat buruh yang kesulitan menyekolahkan anak sebagai dampak PHK Perut terasa mulas jika mengingat Posisi buruh yang rawan terkena PHK Saya menghindar ketika kawan sesama buruh membicarakan tentang dampak buruk di PHK. Saya menjadi susah tidur saat mendengar adanya PHK di pabrik saya bekerja Mengetahui dampak buruk PHK tidak membuat tubuh saya menggeliat Otot otot tubuh saya tetap relaks meski teman sekerja kesulitan ekonomi akibat PHK Saya tidak menghawatirkan dampak buruk dari resiko PHK
28
Lampiran 3 Skala Try Out
29
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH MALANG FAKULTAS PSIKOLOGI Jl. Raya Tlogomas no. 246 Tlp. 464318 Malang
Assalamualaikum Saya Muhammad Ferdiansyah (NIM : 201130311259) adalah mahasiswa fakultas psikologi Universitas Muhammadyah Malang yang sedang dalam proses penyelesaian tugas akhir skripsi. Sehubungan dengan hal tersebut, saya meminta bantuan saudara/saudari untuk mengisi skala berikut.Besar harapan saya saudara/saudari mengisi dengan sebenar benarnya dan sungguh sungguh, sebab jawaban yang diberikan akan berpengaruh terhadap kualitas dari penelitian ini.Jawaban yang anda sampaikan bukan merupakan suatu test sehingga tidak ada jawaban yang salah, semua jawaban adalah benar bila sesuai dengan keadaan diri anda sendiri . Jawaban anda merupakan rahasia pribadi anda dan saya menjamin kerahasiaan tersebut.Agar leluasa memberikan tanggapan maka silahkan anda menuliskan nama samaran atau inisial pada data pribadi yang tersedia.Atas kerjasamanya dalam pengisian skala ini saya ucapkan terima kasih yang sebesar besarnya. Dengan saya,
Muhammad Ferdiansyah Petunjuk Pengisian 1. Plihlah salah satu jawaban untuk menyatakan kesetujuan atau ketidak setujuan diri anda dengan setiap pernyataan didalam skala dengan cara memberi tanda ( x ) pada alternatif jawaban yang tersedia. SS : Sangat Setuju. S : Setuju. TS : Tidak Setuju. STS : Sangat Tidak Setuju. 2. Pilihlah alternative jawaban sesuai dengan keadaan /kenyataan diri anda saat ini bukan apa yang seharusnya. 3. Diharapkan tidak ada satu nomorpun yang terlewatkan. Identitas Nama :................................................................................................................. Usia
:..................................................................................................................
30 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Pernyataan serikat memberikan rasa aman pada buruh yang melakukan mogok kerja. Serikat mendorong keberanian dalam memperjuangkan hak dari pabrik . Serikat memberikan pembelaan pada buruh yang bermasalah dengan pabrik. Pendidikan politik yang dilakukan serikat berdampak positif bagi diri saya. jaringan solidaritas serikat membuat pabrik berfikir dua kali melakukan PHK sepihak. Serikat tidak mampu memahami kondisi yang saya alami saat diperlakukan tidak adil oleh pihak pabrik. Serikat tidak memberikan dorongan terhadap buruh dalam menyampaikan aspirasinya. Serikat tidak maksimal dalam melakukan pembelaan. Saran dari serikat berguna mengadapi tindakan semena- mena dari pabrik. Serikat bukan tempat yang cocok untuk berkeluh kesah tentang kondisi yang saya alami Tergabung dalam serikat membut saya merasa tidak sendiri dalam memperjuangkan hak saya. Gagasan saya sangat dihargai oleh pengurus dan anggota lainnya serikat. Serikat buruh siap dihubungi kapan saja saya membutuhkan pertolongan dan dukungan. Serikat buruh memberikanpetunjuk guna pelaksanaan mogok kerja yang kondusif. Ajakan serikat untuk melakukan mogok kerja membuat buruh lebih berani Kegelisahan terjadi saat buruh tidak mampu menjamin keamanaan posisi saya dipabrik Jenjang pendidikan yang rendah membuat saya kurang diperhatikan serikat Saya merasa pendampingan serikat buruh sangat lemah ketika dihadapkan dengan para pemilik pabrik. Pendidikan politik yang diberikan serikat tidak mampu meningkatkan nilai tawar buruh. Serikat bukan tempat yang cocok untuk berkeluh kesah tentang kondisi yang saya alami serikat memiliki kepedulian pada kesejahteraan buruh yang menjadi anggota serikat. Serikat memahami gagasan saya dalam perumusan tuntutan mogok kerja. Pengorganisasian yang dilakukan serikat sangat membantu buruh dalam memperjuangkan haknya. Serikat menginformasikan perundingan dengan pihak pabrik pasca mogok kerja.
SS
S
TS STS
31
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Serikat mempengaruhi keterlibatan buruh pabrik lain bersolidaritas dalam mogok kerja. Keterlibatan dalam serikat tidak menjamin perubahan apa apa pada saya. Serikat tidak mempengaruhi semangat memperjuangkan hak buruh. Perundingan yang gagal terjadi karena lemahnya pembelaan serikat. Pendidikan advokasi serikat tidak mempengaruhi semangat memperjuangkan hak. Serikat tidak mampu menggerakkan seluruh buruh dalam suatu pabrik ketika ada satu buruh yang di PHK sepihak. serikat mampu menentramkan hati terhadap resiko PHK sepihak akibat mogok kerja. Dukungan serikat membuat saya berani dalam melakukan mogok kerja. Bantuan serikat membuat saya antusias dalam melakukan mogok kerja Arahan dari serikat mempengaruhi tercapainya tuntutan mogok kerja. Ketika ada buruh yang di PHK sepihak serikat mampu mengkondisikan seluruh buruh untuk mogok. Ajakan mogok kerja serikat yang beresiko pada PHK membuat saya merasa tidak nyaman. Kurangnya serikat memberikan penghargaan membuat saya tidak berani memperjuangkan hak saya sebagai buruh Pembelaan yang diberikan serikat saat mogok kerja mampu menolong saya dari ancaman PHK Keanggotaan di dalam serikat tidak mempengaruhi pengetahuan saya tentang perburuhan. Keanggotaan saya dalam serikat tidak membantu penyelesaian konflik dengan pabrik.
Skala II 1 2 3 4 5
Saya tetap bekerja dengan tenang , walaupun mendengar rencana PHK dari pabrik Membayangkan sulitnya mencukupi kebutuhan sehari hari akibat di PHK, tubuh saya menggeliat tidak terkontrol Kepala saya terasa pusing ketika ada pengumuman PHK dari pabrik. Saya sulit tidur karena memikirkan PHK yang berdampak buruk pada sumber penghasilan mogok kerja yang saya lakukan berdampak buruk pada masa depan.
32
17
tidak ada reaksi berlebihan pada tubuh, meskipun status kerja saya rawan di PHK Saya mampu mengatur nafas ketika mengetahui teman sekerja di PHK akibat mogok kerja tanpa pesangon. Saya tidur dengan nyenyak, meskipun beberapa hari sebelumnya beberapa buruh dipabrik tempat bekerja di PHK Pekerjaan saya tidak sesuai target,saat mengetahui teman yang mogok kerja di PHK secara sepihak Telapak tangan saya berkeringat ketika melakukan kesalahan yang beresiko pada PHK Perut terasa mulas memikirkan resiko PHK yang mungkin terjadi pada diri saya sendiri Kekhawatiran terhadap kondisi perekonomian keluarga muncul saat mendengar kata PHK Saya mampu mengontrol kepanikan ketika pabrik menginformasikan akan ada yang di PHK. Telapak tangan saya tidak berkeringat saat mengetahui ada teman sekerja yang di PHK. Saya merasa tidak mengalami gangguan pernafasan mesikpun posisi sebagai buruh rawan akan PHK Saya baik baik saja ketika teman sekerja membicarakan nama nama orang yang di PHK Saya berfikir PHK bukan akhir dari segalanya
18
Mendengar kata PHK membuat seluruh badan saya terasa gemetar
19 20
Saya mampu mengontrol kepanikan ketika pabrik menginformasikan akan ada yang di PHK Saya merasa gelisah memikirkan dampak buruk dari PHK
21
Mogok kerja yang sah tetap menjadi awal dari malapetaka.
22
Saya tidak khawatir atas dampak buruh PHK
23
Fisik saya baik baik saja mendengar PHK massal berdampak pada menurunnya pendapatan buruh Saya merasa biasa saja melihat berita tentang buruh yang di PHK secara sepihak. saya mampu bersikap tenang mesikipun posisi sebagai buruh rawan akan PHK Bibir terasa kaku ketika membicarakan dampak dari PHK
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
24 25 26 27 28 29 30
Badan saya gemetar memikirkan penghasilan yang terhenti sebagai dampak buruk PHK Harga kebutuhan yang semakin tinggi membuat saya khawatir jika sewaktu waktu di PHK mendengar issue PHK saya teringat pada kelangsungan biaya pendidikan anak . saya bebas berkata apa saja bergerak saat menyarakan tuntutan dalam mogok kerja
33
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Ketika memikirkan dampak PHK saya merasa semua akan baik baik saja Saya merasa biasa saja mengetahui berita teman sekerja yang di PHK sepihak saya merasa mudah untuk mencari kerja ditempat lain ketika terancam di PHK Saya meremas-remas tangan mendengar terdapat buruh yang kesulitan menyekolahkan anak sebagai dampak PHK Perut terasa mulas jika mengingat Posisi buruh yang rawan terkena PHK Saya menghindar ketika kawan sesama buruh membicarakan tentang dampak buruk di PHK. Saya menjadi susah tidur saat mendengar adanya PHK di pabrik saya bekerja Mengetahui dampak buruk PHK tidak membuat tubuh saya menggeliat Otot otot tubuh saya tetap relaks meski teman sekerja kesulitan ekonomi akibat PHK Saya tidak menghawatirkan dampak buruk dari resiko PHK
34
Lampiran 4 Data kasar (Try Out) Skala Dukungan Sosial
35
36
Lampiran 4 Data kasar (Try Out) Skala Kecemasan Resiko Kehilangan Kerja
37
38
Lampiran 5 Validitas & Reliabilitas Skala Dukungan Sosial
39
Tahap 1. Validitas dan Reliabilitas Dukungan Sosial Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance if
Corrected Item-
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
Squared Multiple Cronbach's Alpha Correlation
if Item Deleted
item1
125,96
132,243
,082
.
,751
item2
125,86
132,858
,032
.
,752
item3
125,90
133,071
,011
.
,752
item4
125,86
134,327
-,096
.
,755
item5
125,86
136,572
-,301
.
,759
item6
126,28
122,410
,636
.
,731
item7
126,30
124,582
,617
.
,735
item8
126,22
123,359
,561
.
,734
item9
127,48
137,561
-,247
.
,765
item10
126,42
126,698
,375
.
,741
item11
126,00
130,449
,186
.
,748
item12
125,54
96,498
,208
.
,849
item13
125,92
126,116
,482
.
,739
item14
126,22
126,175
,447
.
,739
item15
126,22
128,420
,314
.
,744
item16
127,62
140,485
-,399
.
,770
item17
126,12
131,700
,108
.
,750
item18
126,26
123,217
,741
.
,731
item19
126,30
122,378
,784
.
,730
item20
126,22
129,155
,248
.
,746
item21
125,94
131,690
,131
.
,750
item22
126,18
129,865
,307
.
,746
item23
126,06
128,833
,381
.
,743
item24
126,36
123,704
,427
.
,737
item25
126,18
127,334
,404
.
,741
item26
126,20
128,041
,380
.
,742
item27
126,22
128,951
,339
.
,744
item28
126,34
125,127
,445
.
,738
item29
126,16
124,709
,591
.
,735
item30
126,30
122,745
,680
.
,731
item31
126,38
125,669
,425
.
,739
item32
126,16
128,749
,370
.
,743
item33
126,12
128,026
,424
.
,742
item34
126,22
126,175
,531
.
,738
item35
126,18
126,314
,508
.
,739
item36
127,46
136,376
-,202
.
,761
40
item37
126,62
124,281
,424
.
,737
item38
127,56
129,190
,188
.
,748
item39
126,32
126,385
,366
.
,741
item40
125,76
125,982
,573
.
,738
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
N of Items
on Standardized Items
,911
,915
25
Tahap 2. Validitas dan Reliabilitas Dukungan Sosial Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance if
Corrected Item-
Squared Multiple
Cronbach's Alpha if Item
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Deleted
item6
79,04
80,733
,637
.
,906
item7
79,06
82,425
,625
.
,906
item8
78,98
81,408
,567
.
,907
item10
79,18
83,824
,403
.
,910
item13
78,68
83,732
,484
.
,909
item14
78,98
83,734
,452
.
,909
item15
78,98
85,326
,339
.
,911
item18
79,02
80,918
,790
.
,903
item19
79,06
80,262
,830
.
,902
item23
78,82
86,314
,345
.
,911
item24
79,12
81,128
,464
.
,910
item25
78,94
85,282
,356
.
,911
item26
78,96
84,080
,499
.
,908
item27
78,98
84,836
,466
.
,909
item28
79,10
81,684
,537
.
,908
item29
78,92
81,830
,663
.
,905
item30
79,06
80,180
,753
.
,903
item31
79,14
83,960
,380
.
,911
item32
78,92
86,075
,354
.
,911
item33
78,88
85,047
,453
.
,909
item34
78,98
83,449
,567
.
,907
item35
78,94
83,364
,562
.
,907
41
item37
79,38
81,261
,485
.
,909
item39
79,08
82,810
,448
.
,910
78,52
82,908
,651
.
,906
item40
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha
N of Items
Based on Standardized Items ,911
,915
25
Tahap 3. Validitas dan Reliabilitas Dukungan Sosial Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance if
Corrected Item-
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
Squared Multiple Cronbach's Alpha Correlation
if Item Deleted
item6
79,04
80,733
,637
.
,906
item7
79,06
82,425
,625
.
,906
item8
78,98
81,408
,567
.
,907
item10
79,18
83,824
,403
.
,910
item13
78,68
83,732
,484
.
,909
item14
78,98
83,734
,452
.
,909
item15
78,98
85,326
,339
.
,911
item18
79,02
80,918
,790
.
,903
item19
79,06
80,262
,830
.
,902
item23
78,82
86,314
,345
.
,911
item24
79,12
81,128
,464
.
,910
item25
78,94
85,282
,356
.
,911
item26
78,96
84,080
,499
.
,908
item27
78,98
84,836
,466
.
,909
item28
79,10
81,684
,537
.
,908
item29
78,92
81,830
,663
.
,905
item30
79,06
80,180
,753
.
,903
item31
79,14
83,960
,380
.
,911
item32
78,92
86,075
,354
.
,911
item33
78,88
85,047
,453
.
,909
item34
78,98
83,449
,567
.
,907
item35
78,94
83,364
,562
.
,907
42
item37
79,38
81,261
,485
.
,909
item39
79,08
82,810
,448
.
,910
item40
78,52
82,908
,651
.
,906
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha
N of Items
Based on Standardized Items
,911
,915
25
Tahap 4. Validitas dan Reliabilitas Dukungan Sosial Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance if
Corrected Item-
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
Squared Multiple Cronbach's Alpha Correlation
if Item Deleted
item6
79,04
80,733
,637
.
,906
item7
79,06
82,425
,625
.
,906
item8
78,98
81,408
,567
.
,907
item10
79,18
83,824
,403
.
,910
item13
78,68
83,732
,484
.
,909
item14
78,98
83,734
,452
.
,909
item15
78,98
85,326
,339
.
,911
item18
79,02
80,918
,790
.
,903
item19
79,06
80,262
,830
.
,902
item23
78,82
86,314
,345
.
,911
item24
79,12
81,128
,464
.
,910
item25
78,94
85,282
,356
.
,911
item26
78,96
84,080
,499
.
,908
item27
78,98
84,836
,466
.
,909
item28
79,10
81,684
,537
.
,908
item29
78,92
81,830
,663
.
,905
item30
79,06
80,180
,753
.
,903
item31
79,14
83,960
,380
.
,911
item32
78,92
86,075
,354
.
,911
item33
78,88
85,047
,453
.
,909
item34
78,98
83,449
,567
.
,907
item35
78,94
83,364
,562
.
,907
item37
79,38
81,261
,485
.
,909
item39
79,08
82,810
,448
.
,910
43
item40
78,52
82,908
,651
.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha
N of Items
Based on Standardized Items ,911
,915
25
,906
44
Lampiran 6 Validitas & Reliabilitas Kecemasan Resiko Kehilangan Kerja
45
Tahap 1 Validitas dan Reliabiltas Kecemasan Resiko Kehilangan kerja Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance if
Corrected Item-
Cronbach's Alpha
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
if Item Deleted
item1
95,59
89,580
-,162
,765
item2
96,22
81,636
,369
,743
item3
96,69
82,675
,337
,745
item4
96,35
78,106
,663
,729
item5
96,39
79,451
,520
,735
item6
97,06
83,684
,351
,746
item7
96,98
82,979
,361
,745
item8
96,29
80,583
,418
,740
item9
96,92
84,035
,267
,749
item10
96,14
82,167
,374
,743
item11
96,84
79,556
,518
,736
item12
95,78
86,178
,076
,757
item13
97,16
83,431
,415
,744
item14
96,88
83,026
,331
,746
item15
96,96
80,582
,545
,737
item16
95,98
85,104
,138
,755
item17
97,04
83,373
,344
,746
item18
96,18
79,403
,512
,735
item19
95,76
84,064
,235
,750
item20
95,78
86,844
,055
,757
item21
95,61
93,242
-,471
,775
item22
95,86
91,292
-,297
,770
item23
96,96
82,832
,383
,744
item24
95,69
90,717
-,289
,767
item25
96,51
91,422
-,244
,775
item26
97,04
81,790
,506
,740
item27
96,82
79,653
,487
,737
item28
95,80
88,374
-,067
,763
item29
97,18
89,236
-,137
,764
item30
95,88
91,818
-,294
,773
item31
97,00
84,167
,291
,748
item32
95,73
88,116
-,048
,762
item33
96,20
87,791
-,046
,768
item34
96,65
85,856
,105
,756
item35
96,98
80,937
,463
,739
item36
97,06
83,475
,328
,746
46
item37
96,37
78,987
,553
,734
item38
96,33
80,016
,468
,738
item39
96,92
82,577
,348
,745
item40
96,24
78,230
,563
,732
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
,755
40
Tahap 2 Validitas dan Reliabiltas Kecemasan Resiko Kehilangan kerja Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance if
Corrected Item-
Cronbach's Alpha
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
if Item Deleted
item1
95,59
89,580
-,162
,765
item2
96,22
81,636
,369
,743
item3
96,69
82,675
,337
,745
item4
96,35
78,106
,663
,729
item5
96,39
79,451
,520
,735
item6
97,06
83,684
,351
,746
item7
96,98
82,979
,361
,745
item8
96,29
80,583
,418
,740
item9
96,92
84,035
,267
,749
item10
96,14
82,167
,374
,743
item11
96,84
79,556
,518
,736
item12
95,78
86,178
,076
,757
item13
97,16
83,431
,415
,744
item14
96,88
83,026
,331
,746
item15
96,96
80,582
,545
,737
item16
95,98
85,104
,138
,755
item17
97,04
83,373
,344
,746
item18
96,18
79,403
,512
,735
item19
95,76
84,064
,235
,750
item20
95,78
86,844
,055
,757
item21
95,61
93,242
-,471
,775
item22
95,86
91,292
-,297
,770
item23
96,96
82,832
,383
,744
item24
95,69
90,717
-,289
,767
item25
96,51
91,422
-,244
,775
47
item26
97,04
81,790
,506
,740
item27
96,82
79,653
,487
,737
item28
95,80
88,374
-,067
,763
item29
97,18
89,236
-,137
,764
item30
95,88
91,818
-,294
,773
item31
97,00
84,167
,291
,748
item32
95,73
88,116
-,048
,762
item33
96,20
87,791
-,046
,768
item34
96,65
85,856
,105
,756
item35
96,98
80,937
,463
,739
item36
97,06
83,475
,328
,746
item37
96,37
78,987
,553
,734
item38
96,33
80,016
,468
,738
item39
96,92
82,577
,348
,745
item40
96,24
78,230
,563
,732
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
,892
24
Tahap 3 Validitas dan Reliabiltas Kecemasan Resiko Kehilangan kerja Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance if
Corrected Item-
Cronbach's Alpha
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
if Item Deleted
item2
50,62
90,404
,310
,892
item3
51,08
87,993
,517
,887
item4
50,74
86,360
,623
,884
item5
50,78
87,971
,470
,888
item6
51,44
89,802
,493
,888
item7
51,38
89,179
,498
,887
item8
50,68
88,304
,425
,889
item10
50,56
92,782
,181
,895
item11
51,24
85,900
,616
,884
item13
51,56
90,537
,493
,888
item14
51,26
89,502
,429
,889
item15
51,34
87,453
,606
,885
item17
51,44
90,088
,443
,889
item18
50,60
88,571
,418
,889
48
item23
51,34
89,004
,510
,887
item26
51,44
88,537
,604
,885
item27
51,22
85,971
,584
,885
item31
51,38
90,240
,436
,889
item35
51,38
87,710
,540
,886
item36
51,46
89,886
,450
,888
item37
50,76
87,411
,508
,887
item38
50,72
89,104
,384
,890
item39
51,30
87,929
,523
,887
item40
50,64
86,602
,523
,887
Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,895
N of Items 23
49
Lampiran 7 Bule Print Skala Dukungan Sosial & Kecemasan Resiko kehilangan Kerja (Turun Lapang).
50
1. Blue Print Skala Dukungan Sosial
Indikator
Nomor Item Favorable
Unfavorable
Total
Dukungan emosional.
31
6,26
3 item
Dukungan penghargaan.
32
7,27,37
4 item
Dukungan instrumental.
13
8, 18 , 28
4 item
Dukungan informatif.
14
19,29, 39,
4 item
Dukungan jaringan sosial.
15,25,35
10, 30, 40 6 item
Jumlah
7
14
2. Butir Item Skala Dukungan Sosial A. Favorable NO
ITEM
31
serikat mampu menentramkan hati terhadap resiko PHK sepihak akibat mogok kerja.
32
Dukungan serikat membuat saya berani dalam melakukan mogok kerja.
13
Serikat buruh siap dihubungi kapan saja saya membutuhkan pertolongan dan dukungan.
23
Pengorganisasian yang dilakukan serikat sangat membantu buruh dalam memperjuangkan haknya.
33
Bantuan serikat membuat saya antusias dalam melakukan mogok kerja
14
Serikat buruh memberikanpetunjuk guna pelaksanaan mogok kerja yang kondusif.
24
Serikat menginformasikan perundingan dengan pihak pabrik pasca mogok kerja.
34
Arahan dari serikat mempengaruhi tercapainya tuntutan mogok kerja.
15
Ajakan serikat untuk melakukan mogok kerja membuat buruh lebih berani
25
Serikat mempengaruhi keterlibatan buruh pabrik lain bersolidaritas dalam mogok kerja.
35
Ketika ada buruh yang di PHK sepihak serikat mampu mengkondisikan seluruh buruh untuk mogok.
51
B. Unfavorable NO ITEM 6
Serikat tidak mampu memahami kondisi yang saya alami saat diperlakukan tidak adil oleh pihak pabrik.
26
Keterlibatan dalam serikat tidak menjamin perubahan apa apa pada saya.
7
Serikat tidak memberikan dorongan terhadap buruh dalam menyampaikan aspirasinya.
27
Serikat tidak mempengaruhi semangat memperjuangkan hak buruh.
37
Kurangnya serikat memberikan penghargaan membuat saya tidak berani memperjuangkan hak saya sebagai buruh
8
Serikat tidak maksimal dalam melakukan pembelaan.
18
Saya merasa pendampingan serikat buruh sangat lemah ketika dihadapkan dengan para pemilik pabrik.
28
Perundingan yang gagal terjadi karena lemahnya pembelaan serikat
19
Pendidikan politik yang diberikan serikat tidak mampu meningkatkan nilai tawar buruh.
29
Pendidikan advokasi serikat tidak mempengaruhi semangat memperjuangkan hak.
39
Keanggotaan di dalam serikat tidak mempengaruhi pengetahuan saya tentang perburuhan.
10
Serikat bukan tempat yang cocok untuk berkeluh kesah tentang kondisi yang saya alami
30
Serikat tidak mampu menggerakkan seluruh buruh dalam suatu pabrik ketika ada satu buruh yang di PHK sepihak.
40
Keanggotaan saya dalam serikat tidak membantu penyelesaian konflik dengan pabrik.
52
3. Blue Print Kecemasan Resiko Kehilangan Kerja
Indikator
Nomor Item Favorable
Unfavorable
Total
Kognitif
17
5,13,37
5 Item
Motorik.
2,18,26
6,14,38
6 Item
Somatis.
3,11,27,35
7,15,23,31,39
9 Item
Afektif.
4,36
8,40
4 item
Jumlah
10
15
25 Item
4. Butir Item A. Favorable NO
ITEM
17
Saya berfikir PHK bukan akhir dari segalanya
2
Membayangkan sulitnya mencukupi kebutuhan sehari hari akibat di PHK, tubuh saya menggeliat tidak terkontrol
18
Mendengar kata PHK membuat seluruh badan saya terasa gemetar
26
Bibir terasa kaku ketika membicarakan dampak dari PHK
3
Kepala saya terasa pusing ketika ada pengumuman PHK dari pabrik.
11
Perut terasa mulas memikirkan resiko PHK yang mungkin terjadi pada diri saya sendiri
27
Badan saya gemetar memikirkan penghasilan yang terhenti sebagai dampak buruk PHK
35
Perut terasa mulas jika mengingat Posisi buruh yang rawan terkena PHK
4
Saya sulit tidur karena memikirkan PHK yang berdampak buruk pada sumber penghasilan
36
Saya menghindar ketika kawan sesama buruh membicarakan tentang dampak buruk di PHK.
53
B. Unfavorable NO
ITEM
5
mogok kerja yang saya lakukan berdampak buruk pada masa depan.
13
Saya mampu mengontrol kepanikan ketika pabrik menginformasikan akan ada yang di PHK.
37
Saya menjadi susah tidur saat mendengar adanya PHK di pabrik saya bekerja
6
tidak ada reaksi berlebihan pada tubuh, meskipun status kerja saya rawan di PHK
14
Telapak tangan saya tidak berkeringat saat mengetahui ada teman sekerja yang di PHK.
38
Mengetahui dampak buruk PHK tidak membuat tubuh saya menggeliat
7
Saya mampu mengatur nafas ketika mengetahui teman sekerja di PHK akibat mogok kerja tanpa pesangon.
15
Saya merasa tidak mengalami gangguan pernafasan mesikpun posisi sebagai buruh rawan akan PHK
23
Fisik saya baik baik saja mendengar PHK massal berdampak pada menurunnya pendapatan buruh
31
Ketika memikirkan dampak PHK saya merasa semua akan baik baik saja
39
Otot otot tubuh saya tetap relaks meski teman sekerja kesulitan ekonomi akibat PHK
8
Saya tidur dengan nyenyak, meskipun beberapa hari sebelumnya beberapa buruh dipabrik tempat bekerja di PHK
40
Saya tidak menghawatirkan dampak buruk dari resiko PHK
54
Lampiran 8 Skala Turun Lapang (Pasca Try out)
55
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH MALANG FAKULTAS PSIKOLOGI Jl. Raya Tlogomas no. 246 Tlp. 464318 Malang
Assalamualaikum Saya Muhammad Ferdiansyah (NIM : 201130311259) adalah mahasiswa fakultas psikologi Universitas Muhammadyah Malang yang sedang dalam proses penyelesaian tugas akhir skripsi. Sehubungan dengan hal tersebut, saya meminta bantuan saudara/saudari untuk mengisi skala berikut.Besar harapan saya saudara/saudari mengisi dengan sebenar benarnya dan sungguh sungguh, sebab jawaban yang diberikan akan berpengaruh terhadap kualitas dari penelitian ini.Jawaban yang anda sampaikan bukan merupakan suatu test sehingga tidak ada jawaban yang salah, semua jawaban adalah benar bila sesuai dengan keadaan diri anda sendiri . Jawaban anda merupakan rahasia pribadi anda dan saya menjamin kerahasiaan tersebut.Agar leluasa memberikan tanggapan maka silahkan anda menuliskan nama samaran atau inisial pada data pribadi yang tersedia.Atas kerjasamanya dalam pengisian skala ini saya ucapkan terima kasih yang sebesar besarnya. Dengan saya,
Muhammad Ferdiansyah Petunjuk Pengisian 1. Plihlah salah satu jawaban untuk menyatakan kesetujuan atau ketidak setujuan diri anda dengan setiap pernyataan didalam skala dengan cara memberi tanda ( x ) pada alternatif jawaban yang tersedia. SS : Sangat Setuju. S : Setuju. TS : Tidak Setuju. STS : Sangat Tidak Setuju. 2. Pilihlah alternative jawaban sesuai dengan keadaan /kenyataan diri anda saat ini bukan apa yang seharusnya. 3. Diharapkan tidak ada satu nomorpun yang terlewatkan. Identitas Nama :.................................................................................................................
Usia
:..............................................................................................................
56
Skala I No 1
Pernyataan
2
Serikat tidak memberikan dorongan terhadap buruh dalam menyampaikan aspirasinya. Serikat tidak maksimal dalam melakukan pembelaan. Serikat bukan tempat yang cocok untuk berkeluh kesah tentang kondisi yang saya alami Serikat buruh siap dihubungi kapan saja saya membutuhkan pertolongan dan dukungan. Serikat buruh memberikanpetunjuk guna pelaksanaan mogok kerja yang kondusif. Ajakan serikat untuk melakukan mogok kerja membuat buruh lebih berani Saya merasa pendampingan serikat buruh sangat lemah ketika dihadapkan dengan para pemilik pabrik. Pendidikan politik yang diberikan serikat tidak mampu meningkatkan nilai tawar buruh. Pengorganisasian yang dilakukan serikat sangat membantu buruh dalam memperjuangkan haknya. Serikat menginformasikan perundingan dengan pihak pabrik pasca mogok kerja. Serikat mempengaruhi keterlibatan buruh pabrik lain bersolidaritas dalam mogok kerja. Keterlibatan dalam serikat tidak menjamin perubahan apa apa pada saya. Serikat tidak mempengaruhi semangat memperjuangkan hak buruh. Ajakan serikat untuk melakukan mogok kerja membuat buruh lebih berani Pendidikan advokasi serikat tidak mempengaruhi semangat memperjuangkan hak. Serikat tidak mampu menggerakkan seluruh buruh dalam suatu pabrik ketika ada satu buruh yang di PHK sepihak. Serikat mampu menentramkan hati terhadap resiko PHK sepihak akibat mogok kerja. Dukungan serikat membuat saya berani dalam melakukan mogok kerja. Bantuan serikat membuat saya antusias dalam melakukan mogok kerja Arahan dari serikat mempengaruhi tercapainya tuntutan mogok kerja. Ketika ada buruh yang di PHK sepihak serikat mampu mengkondisikan seluruh buruh untuk mogok.
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Serikat tidak mampu memahami kondisi yang saya alami diperlakukan tidak adil oleh pihak pabrik.
saat
SS
S
TS
STS
57
23 24 25
Kurangnya serikat memberikan penghargaan membuat saya tidak berani memperjuangkan hak saya sebagai buruh Serikat menginformasikan perundingan dengan pihak pabrik pasca mogok kerja Keanggotaan saya dalam serikat tidak membantu penyelesaian konflik dengan pabrik.
Skala II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Pernyataan SS Membayangkan sulitnya mencukupi kebutuhan sehari hari akibat di PHK, tubuh saya menggeliat tidak terkontrol Kepala saya terasa pusing ketika ada pengumuman PHK dari pabrik. Saya sulit tidur karena memikirkan PHK yang berdampak buruk pada sumber penghasilan Mogok kerja yang saya lakukan berdampak buruk pada masa depan. Tidak ada reaksi berlebihan pada tubuh, meskipun status kerja saya rawan di PHK Saya mampu mengatur nafas ketika mengetahui teman sekerja di PHK akibat mogok kerja tanpa pesangon. Saya tidur dengan nyenyak, meskipun beberapa hari sebelumnya beberapa buruh dipabrik tempat bekerja di PHK Perut terasa mulas memikirkan resiko PHK yang mungkin terjadi pada diri saya sendiri Saya mampu mengontrol kepanikan ketika pabrik menginformasikan akan ada yang di PHK. Telapak tangan saya tidak berkeringat saat mengetahui ada teman sekerja yang di PHK. Saya merasa tidak mengalami gangguan pernafasan mesikpun posisi sebagai buruh rawan akan PHK Saya berfikir PHK bukan akhir dari segalanya Mendengar kata PHK membuat seluruh badan saya terasa gemetar Fisik saya baik baik saja mendengar PHK massal berdampak pada menurunnya pendapatan buruh Bibir terasa kaku ketika membicarakan dampak dari PHK Badan saya gemetar memikirkan penghasilan yang terhenti sebagai dampak buruk PHK Ketika memikirkan dampak PHK saya merasa semua akan baik baik saja Perut terasa mulas jika mengingat Posisi buruh yang rawan terkena PHK Saya menghindar ketika kawan sesama buruh membicarakan tentang dampak buruk di PHK. Saya menjadi susah tidur saat mendengar adanya PHK di pabrik
S
TS
STS
58
21 22 23
saya bekerja Mengetahui dampak buruk PHK tidak membuat tubuh saya menggeliat Otot otot tubuh saya tetap relaks meski teman sekerja kesulitan ekonomi akibat PHK Saya tidak menghawatirkan dampak buruk dari resiko PHK
59
Lampiran 9 Data Kasar Skala Dukungan Sosial
60
61
62
63
Lampiran 10 Data Kasar Skala Kecemasan Resiko Kehilangan Kerja
64
No
1 2 3 4
1 2
Usi a 27 30
2 3 2 2 2 2 1 1
5 6 7 8 9 1 0 1 2 3 1 1 2 2 2 3 2 1 2
1 1 1 2
1 2 3 1
1 3 4 3
1 4 2 2
1 5 2 1
1 6 2 2
1 7 2 2
1 8 1 2
1 9 1 1
2 0 2 1
2 1 2 2
2 2 2 2
2 3 3 2
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
23 22 22 35 25 21 32 39 29 34 24 34 38 48 32 27 34 27 35 38 26 28 29 39 40 38 42 39 36 34 36 44 45 35 30
2 2 2 3 3 3 2 2 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 2 3 2 2 3 3 3 3 2 4 4 2 2 2 2
2 2 2 3 3 3 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 3 2 3 1 2 3 2 2 1 2 1 3 2 2 2
2 2 2 3 3 3 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 4 2 3 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 3 3 3
2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 1 2 2 2 2
2 2 2 2 2 3 2 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 1 3 4 3 3 3 3
2 2 2 3 3 3 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 1 3 3 3 3
2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 1 2 3 2 2 2 1 2 2 3 3 3
3 3 2 2 2 2 2 3 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 1 4 3 2 2 1 2 3 2 2 2 1 2 2 4 4 4
2 2 2 3 3 3 2 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3
2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 3 3 2 2 1 2 3 3 3 3
3 3 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 3 1 2 3 2 2 2 3 4 3 3 3 3
2 2 2 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 2 2 2 4 3 3 3 2 1 3 4 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 3 2 2 1 1 1 2 3 3 3
2 3 2 3 3 3 2 2 4 4 3 4 3 4 2 4 4 2 3 4 3 3 3 2 2 3 2 3 1 4 4 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 3 1 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 3 1 2 3 2 2 2 3 4 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 3 1 2 3 2 2 2 3 4 3 3 3 3
3 3 3 2 2 3 3 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 1 2 3 2 2 1 2 1 1 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 2 3 1 2 3 2 2 1 3 3 3 3 3 3
2 2 2 2 2 4 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 1 2 4 2 3 2 1 2 3 2 2 2 2 1 2 3 3 3
2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 1 2 2 2 2
2 3 3 3 3 3 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 3 2 4 2 3 2 2 1 2 1 3 3 3 3
65
38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80
30 34 37 23 40 41 30 28 31 28 27 32 37 22 40 31 39 32 40 33 45 30 29 30 31 37 40 38 47 41 27 33 30 34 25 40 31 39 32 40 33 45 31
1 2 1 2 3 3 2 2 4 2 4 2 3 4 1 2 1 4 3 2 2 2 1 2 3 1 2 1 4 1 2 1 4 3 2 4 4 2 1 2 4 1 2
1 2 1 2 2 2 2 2 3 3 4 3 3 2 1 2 1 4 2 2 2 2 1 2 2 2 3 1 2 1 2 1 4 2 2 2 3 2 1 3 2 1 2
1 1 1 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 1 2 1 4 2 2 2 2 1 2 1 1 3 1 2 1 2 1 4 2 2 2 3 2 1 3 2 1 2
1 1 1 2 2 2 2 4 2 3 1 2 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 2 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 2 3 3 4 4 3
1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 3
1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 3 2 1 2 3 2 2 2 2 1 2 3 3 2 2 3 3 2 2
1 2 1 1 2 2 2 2 1 3 3 3 1 4 2 2 2 3 1 2 1 2 2 3 3 1 3 2 4 2 2 2 3 1 2 4 3 2 2 3 4 2 2
1 2 1 1 2 2 2 3 4 2 3 2 4 1 1 2 1 2 2 2 1 3 1 2 1 2 3 2 1 1 2 1 2 2 2 1 3 2 2 3 1 1 2
1 2 1 1 2 2 2 2 1 1 3 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 1 2 3 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2
1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2
1 2 1 1 2 2 2 2 3 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 1 3 2 1 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 3 1 2 2
1 2 1 1 2 2 2 2 1 1 3 3 4 4 2 3 2 3 3 1 3 1 4 3 4 2 3 1 4 2 3 2 3 3 1 4 1 3 1 2 4 2 3
1 1 1 2 3 3 2 2 3 1 4 2 3 1 2 2 1 2 1 3 1 3 4 1 1 2 3 1 1 2 2 1 2 1 3 1 2 3 1 3 1 2 2
1 1 1 1 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 3 2 2 1 3 4 4 2 1 3 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2
1 1 1 1 2 2 2 2 3 2 3 2 3 1 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 4 2 1 3 1 2 2
1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 4 1 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 4 3 1 4 1 2 2
1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 3 1 4 3 2 3 1 2 2
1 1 1 2 2 2 2 2 4 1 3 2 4 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 3 1 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 1 3 2 1 2
1 2 1 2 2 2 2 2 3 1 4 2 3 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2
1 1 1 2 2 2 2 3 2 3 1 2 4 4 4 3 2 2 3 2 3 3 4 1 1 3 2 4 4 4 3 2 2 3 2 4 3 2 4 2 4 4 3
1 2 1 1 2 2 2 3 3 2 1 2 2 4 1 3 3 2 2 2 1 1 2 1 1 1 3 2 4 1 3 3 2 2 2 4 1 2 2 3 4 1 3
1 2 1 1 2 2 2 3 3 2 3 3 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 1 2
1 1 1 1 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2
66
81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 10 0 10 1 10 2 10 3 10 4 10 5 10 6 10 7 10 8 10 9 11 0 11 1 11 2 11
39 32 40 33 45 22 40 31 39 32 40 33 45 30 29 38 32 37 34 38
1 4 3 2 2 2 1 2 4 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2
36
1 4 2 2 2 2 1 2 4 2 2 2 2 1 2 3 2 3 3 3
1 4 2 2 2 2 1 2 4 2 2 2 2 1 2 2 1 3 3 3
4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 2 1 3 3 3
2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2
2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 3 3 3
2 3 1 2 1 2 2 3 3 1 2 1 2 2 3 3 3 3 3 3
1 2 2 2 1 3 1 2 2 2 2 1 3 1 2 1 2 2 2 2
1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 1 1 2 2 2
1 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3
2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2
2 3 3 1 3 1 4 3 3 3 1 3 1 4 3 3 1 2 2 2
1 2 1 3 1 3 4 1 2 1 3 1 3 4 1 4 3 2 2 2
2 3 2 2 1 3 4 4 3 2 2 1 3 4 4 2 2 2 2 2
2 2 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 2
2 2 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 2 3 3 2
2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2
2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2
2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 3 3 2
2 2 3 2 3 3 4 1 2 3 2 3 3 4 1 2 1 3 3 3
3 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2
2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 3 3 3
2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 1 2 1 3 2 2 3 2
3 3 3 3
3 2 3 2 2 3
3
2
2
3
2
2
3
2
2
3
3
3
3
41
3 3 3 3
3 2 3 2 2 3
3
2
2
3
2
2
3
2
2
3
3
3
3
31
3 3 3 3
3 3 3 4 3 3
3
3
3
3
2
2
3
2
2
3
3
3
3
37
2 3 2 2
2 3 3 2 2 2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
32
2 3 2 2
2 2 2 2 2 2
2
2
3
2
2
3
2
2
2
2
3
2
2
36
3 2 3 3
2 2 3 2 2 2
2
2
3
1
2
2
1
1
1
3
4
2
4
34
4 1 4 4
1 1 4 1 1 1
1
1
4
1
1
1
1
1
1
4
4
1
4
39
3 2 3 3
2 2 3 2 2 2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
3
3
2
3
32
4 1 4 4
1 1 4 2 1 1
1
1
4
2
1
1
1
2
2
4
3
2
4
40
4 1 3 3
1 1 4 2 2 2
2
2
4
2
2
2
2
2
2
3
3
2
3
32
3 2 3 3
2 2 3 2 2 2
2
2
3
1
2
2
1
1
1
3
4
2
4
34
3 1 3 3
2 2 3 1 1 1
1
1
3
2
2
2
1
1
1
3
3
1
2
40
3 2 3 3
1 1 4 1 2 2
2
2
3
1
1
1
1
1
1
3
3
1
4
67
3 11 4 11 5 11 6 11 7 11 8 11 9 12 0 12 1 12 2 12 3 12 4 12 5 12 6 12 7 12 8 12 9 13 0 13 1 13 2 13 3 13 4 13 5 13 6 13
40
3 2 3 3
1 1 4 1 2 2
2
2
3
1
2
2
1
1
1
3
3
1
4
33
4 1 3 3
2 2 3 1 1 1
1
1
3
2
1
1
1
1
1
3
3
1
2
34
4 2 4 4
2 2 3 2 2 2
2
2
4
1
1
1
2
2
2
4
4
1
3
30
4 1 3 3
2 2 4 4 1 1
4
1
4
1
1
4
4
2
3
3
4
1
4
29
2 2 2 2
3 3 3 2 2 2
2
2
3
2
2
3
2
2
2
2
2
2
3
22
3 2 2 2
2 2 2 3 2 3
3
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
34
2 3 3 3
3 2 3 2 2 2
2
2
3
3
2
2
2
2
2
3
2
2
3
31
2 1 1 1
1 1 1 1 2 4
2
2
3
2
1
1
2
1
1
1
4
2
2
39
3 2 2 2
2 2 2 2 2 2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
32
3 3 3 3
3 3 3 3 3 3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
32
3 2 2 2
2 2 2 2 2 2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
3
2
2
33
3 2 2 2
2 2 2 2 2 2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
45
2 2 2 2
1 1 1 2 1 1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
1
1
1
30
4 2 3 3
2 2 3 2 2 2
2
2
3
2
1
1
2
1
1
3
3
1
4
29
4 2 4 4
1 1 3 1 1 1
2
1
4
1
2
2
2
2
2
4
4
1
4
37
2 3 3 3
3 1 3 2 2 3
2
2
3
3
2
2
2
3
2
3
3
2
3
34
2 3 3 3
2 3 3 3 2 3
3
2
3
3
3
4
3
3
2
3
3
3
3
37
2 3 3 3
2 3 3 3 2 3
3
2
3
3
3
4
3
3
2
3
3
3
3
41
2 3 3 3
2 3 3 3 2 3
3
2
3
3
3
4
3
3
2
3
3
3
3
38
1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
48
2 2 1 1
2 2 2 2 2 2
2
2
1
1
1
1
2
1
2
1
2
2
1
41
1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
27
2 3 2 2
1 2 3 1 1 2
1
3
4
2
2
2
2
1
1
2
2
2
3
33
2 2 1 1
2 2 3 2 1 2
2
1
3
2
1
2
2
2
1
1
2
2
2
68
7 13 8 13 9 14 0 14 1 14 2 14 3 14 4 14 5 14 6 14 7 14 8 14 9 15 0 15 1 15 2 15 3 15 4 15 5
30
2 3 3 3
2 3 3 2 2 2
2
2
2
2
2
3
2
2
3
3
2
3
2
34
2 3 3 3
2 3 3 2 2 3
2
2
2
2
2
3
2
2
3
3
2
3
3
25
2 3 3 3
2 3 3 2 2 3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
3
2
29
3 3 3 3
3 2 3 2 2 3
3
2
2
3
2
2
3
2
2
3
3
3
3
22
3 3 3 3
3 2 3 2 2 3
3
2
2
3
2
2
3
2
2
3
3
3
3
40
3 3 3 3
3 3 3 4 3 3
3
3
3
3
2
2
3
2
2
3
3
3
3
31
2 3 2 2
2 3 3 2 2 2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
39
2 3 2 2
2 2 2 2 2 2
2
2
3
2
2
3
2
2
2
2
3
2
2
32
3 2 3 3
2 2 3 2 2 2
2
2
3
1
2
2
1
1
1
3
4
2
4
40
4 1 4 4
1 1 4 1 1 1
1
1
4
1
1
1
1
1
1
4
4
1
4
33
3 2 3 3
2 2 3 2 2 2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
3
3
2
3
45
4 1 4 4
1 1 4 2 1 1
1
1
4
2
1
1
1
2
2
4
3
2
4
30
4 1 3 3
1 1 4 2 2 2
2
2
4
2
2
2
2
2
2
3
3
2
3
29
3 2 3 3
2 2 3 2 2 2
2
2
3
1
2
2
1
1
1
3
4
2
4
28
3 1 3 3
2 2 3 1 1 1
1
1
3
2
2
2
1
1
1
3
3
1
2
31
3 2 3 3
1 1 4 1 2 2
2
2
3
1
1
1
1
1
1
3
3
1
4
37
3 2 3 3
1 1 4 1 2 2
2
2
3
1
2
2
1
1
1
3
3
1
4
34
4 1 3 3
2 2 3 1 1 1
1
1
3
2
1
1
1
1
1
3
3
1
2
69
Lampiran 11 Hasil Analisi Data
70
Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
kognitif
155
4
15
9,44
2,055
motorik
155
6
18
13,35
2,628
somatis
155
9
28
17,66
4,687
afektif
155
4
14
9,25
2,456
emotional
155
5
12
10,23
1,183
penghargaan
155
7
16
12,83
1,368
instrumental
155
10
24
20,28
2,261
informasi
155
10
24
20,43
2,117
jaringan sosial
155
13
24
20,10
2,028
Valid N (listwise)
155
Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Dukungan sosial
155
51
100
83,86
6,886
kecemasan kehilangan kerja
155
23
67
49,70
8,779
Valid N (listwise)
155
Correlations kecemasan
Dukungan
kehilangan
sosial
kerja kecemasan kehilangan kerja
1,000
-,287
Dukungan sosial
-,287
1,000
.
,000
Dukungan sosial
,000
.
kecemasan kehilangan kerja
155
155
Dukungan sosial
155
155
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
kecemasan kehilangan kerja
N
71
Lampiran 12 Perhitungan T-Score Dukungan sosial & Kecemasan Kehilangan Kerja
72
kategori kecemasan Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
1
83
53,5
53,5
53,5
2
72
46,5
46,5
100,0
155
100,0
100,0
Total
kategori dukungan sosial Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
1
76
49,0
49,0
49,0
2
79
51,0
51,0
100,0
155
100,0
100,0
Total