1
HUBUNGAN DAYA LEDAK TUNGKAI DAN KELENTUKAN TOGOK KEBELAKANG TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH PADA MURID SD NEGERI KALUKUANG 1 MAKASSAR Wahyudin Program Studi Ilmu Keolahragaan FIK Universitas Negeri Makassar Jln. Wijaya Kusuma Raya No.14, Kampus Banta-bantaeng Kode Pos 90222, Tlp. (0411) 872602.
Abstract: Hubungan Daya Ledak Tungkai dan Kelentukan Togok Kebelakang Terhadap Kemampuan Lompat Jauh pada Murid SD Negeri Kalukuang 1 Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara daya ledak tungkai dan kelentukan togok kebelakang terhadap kemampuan lompat jauh pada murid SD Negeri. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh murid SD Negeri Kalukuang 1 Kota Makassar dengan jumlah sampel 40 orang putera yang dipilih secara random sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis korelasi dan regresi dengan menggunakan system SPSS versi 15.00 pada taraf signifikan 95% atau α = 0.05 Bertolak dari hasil analisis data, maka penelitian ini menyimpulkan bahwa: 1. Ada hubungan yang signifikan daya ledak tungkai dengan kemampuan lompat jauh pada murid SD Negeri Kalukuang 1 Kota Makassar dengan nilai ρ sebesar 0.821 (P < 0.05). 2. Ada hubungan yang signifikan kelentukan togok kebelakang dengan kemampuan lompat jauh pada murid SD Negeri Kalukuang 1 Kota Makassar dengan nilai ρ sebesar 0.897 (P < 0.05) 3. Ada hubungan yang signifikan daya ledak tungkai dan kelentukan togok kebelakang secara bersama-sama dengan kemampuan lompat jauh murid SD Negeri Kalukuang 1 Kota Makassar dengan nilai R sebesar 0.897 dan R Square 0.804 dengan nilai F hitung 76.076 (P < 0.05). Kata kunci: daya ledak tungkai, kelentukan togok kebelakang, lompat jauh.
Perkembangan olahraga di Indonesia boleh dikatakan sedikit demi sedikit mengalami kemajuan. ini dapat dilihat pada beberapa cabang olahraga yang telah mengukir prestasi baik di tingkat Nasional maupun di tingkat Internasional, salah satunya adalah cabang olahraga Atletik pada nomor Lompat Jauh. Prestasi lompat jauh dalam kurung waktu lima tahun terakhir belum dapat memberikan sumbangsih yang menggembirakan, namun perlu terus dikembangkan secara optimal untuk mengharumkan dan menaikkan derajat bangsa. OIeh karena itu perlu ada usaha atau upaya yang berkesinambungan untuk meningkatkan presrasi olahraga, khususnya cahang Atletik pada nomor Lompat Jauh. Lompat jauh khususnya di Sulawesi selatan belum menunjukkan harapan yang besar dibandingkan dengan Provinsi lainnya yang ada di Indonesia diduga karena keadaan teknik dasar dan kondisi kondisi fisik yang belum memadai, teknik dasar yang dimaksudkan adalah kemampuan melakukan lompat jauh yang akurat dan sempurna. Kurang akuratnya melakukan
lompatan sehingga untuk memperoleh lompatan yang sejauh-jauhnya itu tidak terwujud yang membuat terjadinya kekalahan. Sehingga dalam penelitian ini yang menjadi fokus perhatian adalah kemampuan lompat jauh. Sedangkan kondisi fisik yang dimaksudkan adalah daya ledak tungkai tungkai, dan kelentukan togok ke belakang togok ke belakang masih perlu ditingkatkan dan merupakan kendala tersendiri dalam peningkatan prestasi Atlet di Sulawesi Selatan. Keberadaan teknik dasar melakukan lompat jauh dan kondisi fisik berupa daya ledak tungkai tungkai, dan kelentukan togok ke belakang togok ke belakang pada hakekatnya menentukan efektifitas pola gerak pada lompat jauh. Dimana Atlet yang memiliki teknik dasar yang baik tanpa ditunjang dengan kemampuan kondisi fisik yang baik pula, maka peningatan prestasi lompat jauh tidak akan meningkat. Sebaliknya apabila kondisi fisik yang baik tanpa ditunjang teknik dasar yang baik, maka tidak akan dapat meningkatkan prestasi atlet.
87
Wahyudin, Hubungan Daya Ledak Tungkai dan Kelentukan Togok Kebelakang Terhadap 88 Jurnal ILARA, Volume III, Nomor 1, Januari-Juni 2012, hlm. 87 – 94 Kemampuan Lompat Jauh
Pada saat melakukan lompatan pada lompat jauh, daya ledak tungkai tungkai diperlukan untuk gerakan lonjatan tungkai pada saat bertumpu. Untuk menunjang tenaga secara utuh, daya ledak tungkai tungkai turut memberikan daya lonjatan, sehingga massa badan menambah daya untuk melompat. Pada saat bertumpu, kaki yang digunakan adalah kaki terkuat untuk memperoleh daya ledak tungkai yang maksimal dengan bantuan kecepatan lompat jauh yang dimiliki oleh atlet, Kelentukan togok ke belakang merupakan motor agility yang sangat penting disebuah cabang olahraga, khususnya pada lompat jangkit. Dapat dikatakan bahwa sernua cabang olahraga, termasuk lompatan pada lompat jauh membutuhkan kelentukan togok ke belakang. Oleh karena itu, kelentukan togok ke belakang merupakan kualitas yang rnenunjukkan suatu sekmen persediaan maupun otot dan sekelompok otot untuk bergerak sernaksimal menurut kemungkinan otot untuk memanjang dan memendek serta memanfaatkan ruang gerak persediaan secara maksimal. Permasalahan yang timbul bahwa murid SD yang tidak terlatih secara khusus Lidak mampu rnengembangkan seluruh potensi tubuh seperti kekuatan daya ledak tungkai tungkai dan kelentukan togok ke belakang togok ke belakang untuk mencapai hasil optimal dalam lompat jauh. Murid yang tidak terlatih, otot-otot tungkainya belum dikernbangkan secara khusus untuk kemampuan lompat jauh. Peranan kekuatan daya ledak tungkai tungkai dan kelentukan togok ke belakang togok ke belakang akan dibahas dalam penelitian ini. Inilah yang mendorong peneliti untuk mengadakan suatu penelitian dengan judul “Hubungan antara Daya ledak tungkai Tungkai dan Kelentukan togok ke belakang Togok Kebelakang terhadap Kemampuan Lompat Jauh pada Murid SD Negeri. Penelitian akan dilaksanakan di SD, dimana Murid tersebut mengikuti mata pelajaran untuk memperoleh ilmu yang lebih dalam dan mencari bibit untuk atlet Sulawesi Selatan. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka timbul beberapa permasalahan. Adapun permasalahan tersebut dapat disusun atau dirumuskan masalah dalam penelitian
88
sebagai berikut: “Apakah ada hubungan antara daya ledak tungkai tungkai dan kelentukan togok ke belakang dengan kemampuan lompat jauh pada Murid SD Negeri ?” METODE Lompat jauh adalah salah satu nomor lompat dan cabang olahraga atletik. Sebagai salah satu nomor lompat, lompat jauh terdiri dan beberapa rangkaian gerakan yang dimulai dari awalan, tumpuan, melayang di udara dan mendarat (Aip Syarifuddin, 1992:90). Rangkaian gerakan ini tidak terlepas dad pengaruh komponen, fisik baik yang berkaitan dengan kecepatan awalan, kekuatan tolakan, sikap badan di udara dan posisi tubuh pada saat mendarat. Bahwa unsur kekuatan dan kecepatan mempunyai peranan penting, oleh karena besarnya sudut tolakan yang dihasilkan tergantung pada berapa besar pengaruh kecepatan horizontal dan kecepatan vertikal. Agar dapat memperoleh suatu hasil lompatan yang optimal dalam nomor lompat jauh, perlu didukung oleh gerakangerakan yang terdapat dalam lompat jauh, yang mana gerakan tersebut sedapat mungkin terkoordinasi dengan baik sehingga menampakkan suatu gerakan rangkaian yang dapat memberikan dukungan terhadap gerakan selanjutnya guna mencapai lompatan yang optimal. Dalam upaya mencapai gerakan, gerakan dalam lompat jauh yang berkesinambungan perlu ditunjang oleh proses belajar yang teratur, kontinyu, mntensif dan terencana yang pada akhimya akan tercipta suatu bentuk rangkaian gerakan yang sempurna, cepat, tepat, luwes dan lancar. Tujuan dari lompat jauh adalah mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. Oleh karena itu, ada empat hal yang perlu diperhatikan untuk mencapai jarak lompatan optimal diantaranya awalan, tolakan, sikap badan diudara dan sikap mendarat (Ballesteros, 1979; Bernhard, 1993). Untuk Iebih memperjelas pemahaman tentang tahap-tahap gerakan yang terdapat pada lompat jauh, maka akan diuraikan setiap tahap sebagai berikut: Awalan adalah gerakan permulaan dalam bentuk lari yang bertujuan untuk
Wahyudin, Hubungan Daya Ledak Tungkai dan Kelentukan Togok Kebelakang Terhadap Kemampuan Lompat Jauh
mendapatkan kecepatan pada waktu akan melakukan tolakan. Kecepatan yang diperoleh dan hasil awalan disebut kecepatan horizontal, yang sangat, berguna untuk membantu kekuatan pada waktu melakukan tolakan ke atas ke depan. Agar dapat menghasilkan daya tolakan yang besar, maka langkah yang harus dilakukan dengan mantap dan menghentak-hentak (dinamis-step). Tolakan adalah perubahan atau perpindahan gerakan Iari gerakan horizintal ke gerakan vertikal yang dilakukan secara cepat. Dimana sebelumnya si pelompat sudah mempersiapkan diri untuk melakukan tolakan sekuat-kuatnya pada Iangkah yang terakhir, sehingga tubuh terangkat ke atas melayang di udara. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa melakukan tolakan berarti pula merubah kecepatan horizontal menjadi kecepatan vertikal. Pada waktu melakukan tolakan, yang perlu diperhatikan antara lain bersamaan dengan menolakkan kaki tolak yang sekuatkuatnya ke atas ke depan tepat pada papan tolakan, kaki belakang diayunkan sekuatkuatnya ke atas ke depan lurus dibantu dengan mengayunkan kedua tangan dari belakang ke depan ke atas. Sikap badan di udara (action in the air). Sikap dan gerakan badan di udara sangat erat kaitannya dengan kecepatan awalan dan kekuatan tolakan, karena pada waktu lepas dan papan tolakan, badan si pelompat dipengaruhi oleh suatu kekuatan yang disebut daya tarik bumi (gravitasi). Ada beberapa gaya yang sering dipergunakan oleh atlet lompat jauh seperti gaya jongkok (tuck style), gaya lenting atau menggantung (hang style) dan gaya berjalan di udara (walking in the air style) (Gerhardt Schmolinsky, 1983). Ketiga gaya tersebut, hanya mempunyai perbedaan yaitu di saat melayang di udara. Tujuan dari ketiga gaya tersebut adalah untuk mencapai jarak lompatan yang sejauhjauhnya. Di samping itu, dan ketiga gaya tersebut adalah untuk membawa dan mempertahankan titik berat badan setinggi dan selama mungkin di udara sesudah melakukan awalan dan tolakan. Jika tepat melakukan tumpuan pada papan tolakan atau lompatannya batal, maka untuk dapat menjadi pelompat yang berprestasi atau
89
menghasilkan lompatan yang jauh dituntut melakukan latihan yang terpadu, terprogram serta ber kesinambungan. Sebab tanpa latihan yang kontinyu prestasi yang diharapkan tidak mungkin tercapai. Sikap mendarat (landing). Pada waktu akan mendarat kedua kaki dibawah jauh lurus ke depan dengan jalan mengangkat paha ke atas, badan dibungkukkan ke depan, kedua tangan ke depan. Kemudian mendarat pada kedua tumit terlebih dahulu dan mengeper, dengan kedua lutut ditekuk, berat badan dibawa ke depan supaya tidak jatuh ke belakang, kepala ditundukkan, kedua tangan ke depan. Untuk teknik lompat jauh mulai dari awalan sampai dengan mendarat dapat disimpulkan sebagal berikut: Pada waktu melakukan lari awalan harus dilakukakan dengan Iangkah yang dinamis dan secepat mungkin, sehingga pada saat melakukan tolakan mendapatkan kekuatan dan kecepatan yang semaksimal mungkin. Pada waktu melakukan Iari awalan kecepatan harus terpelihara dan terkontrol dengan baik, yaltu mulai dan permulaan melakukan awalan sampai pada saat melakukan tolakan kaki yang akan dipergunakan untuk menolak (kaki tolak) harus tepat pada papan tolakan. Si pelompat hams sudah siap-siap memusatkan perhatiannya untuk Iebih emempercepat lari pada 4 - 5 langkah terakhir. Kaki yang dipergunakan untuk menolak, bertumpu pada papan tolakan mendahului badan. Daya ledak tungkai dapat diartikan sebagai kemampuan mentransformasikan energi fisik ke dalam kekuatan dengan cepat yang tergantung pada produksi ATP perunit waktu. Misalnya pada lompat jauh, lompat jangkit, lompat jauh dan berbagai aktivitas yang memerlukan pengarahan daya ledak tungkai dengan kontraksi otot maksimal secara bersamaan dalam tempo waktu yang relative singkat atau biasa disebut kontraksi otot secara anaerob. Dalam kaitannya dengan energi, kerja, dan daya, Fox (1984:10) mengemukakan bahwa “energy is deseribed as the capacity or ability to perform work”. Selanjutnya “Mecanical work is the prioduct of a force acting through a distance”. Serta “Power is work per unit time”. Energi merupakan
90 Jurnal ILARA, Volume III, Nomor 1, Januari-Juni 2012, hlm. 87Terhadap – 94 Kemampuan Lompat Jauh Wahyudin, Hubungan Daya Ledak Tungkai dan Kelentukan Togok Kebelakang
kemampuan melakukan kerja. Kerja adalah pemakaian kekuatan atau force melalui jarak tertentu. Daya ledak tungkai adalah keja maksimal per unit waktu, yang dinyatakan dalam formula P = w/t= (F x d) / t, Tenaga eksplosif= force kali jarak per unit waktu. Daya ledak tungkai dapat pula diartikan sebagai suatu bentuk kemampuan kondisi fisik yang memaksa tubuh untuk mengarahkan tenaga secara maksimal dalam suatu gerakan. Terdapat dua unsur penting dalam daya ledak tungkai otot yaitu (a) kekuatan otot. dan (b) kecepatan otot dalam mengarahkan tenaga maksimal untuk mengatasi tahanan. Memperbesar latihan biasa dengan beban tetap. Kecepatan mengerjakan ditambah. Bisa juga kecepatan gerakan tetap tetapi beban tahanan ditambah, serta recorvery diperpendek dan setnya ditambah pula. Latihan ini harus mencakup pengembangan maksimum strength dan endurance. Atlet lompat jauh tidak cukup sekedar latihan untuk meningkatkan kekuatan saja ataupun kecepatan saja. Akan tetapi kekuatan tersebut harus ditingkatkan menjadi apa yang disebut daya ledak tungkai otot. Menurut Harsono (1988 : 199) bahwa “power lebih diperlukan oleh semua cabang olahraga. Karena didalam power, selain ada strength terdapat pula kecepatan. Pendapat Wilmore yang dikemukakan oleh Harsono (1988 :199) bahwa “power adalah product of force and velocity.” Kelentuan merupakan motor agility yang sangat penting disebuah cabang olahraga, khususnya pada lompat jauh. Dapat dikatan bahwa semua cabang olahraga, termasuk lompatan pada lompat jauh membutuhkan kelentukan togok ke belakang. Oleh karena itu, kelentukan togok ke belakang merupakan kualitas yang menunjukkan suatu sekmen persediaan maupun otot dan sekelompok otot untuk bergerak semaksimal menurut kemungkinan otot untuk meinanjang dan memendek serta memanfaatkan ruang gerak persediaan secara maksimal. Kualitas kelentukan togok ke belakang memungkinkan memanfaatkan ruang gerak persediaan secara maksimal. Menurut Rani Abd Adib 1954;45 Mengemukakan bahwa Flexibility adalah suatu kemampuan
90
seseorang melakukan gerakan dengan kemampuan gerak persediaan yang luas. Sedangkan menurut Harsono 1988; 163 mengemukakan bahwa; „Kelentukan togok ke belakang adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi kecuali oleh ruang gerak sendi, kelentukan togok ke belakang juga ditentukan oleh elastis tidaknya otot-otot, tendo, dan ligamen. Berdasarkan teori dari pendapat yang telah dikemukakan pada tinjauan pustaka, sehubungan dengan rumusan masalah penelitian, maka dapat dikemukakan kerangka berpikir sebagai berikut : Jika seorang atlet atau murid mempunyai daya ledak tungkai tungkai yang baik maka diprediksikan akan memiliki kemampuan lompatan yang lebih jauh, Jika seorang atlet atau murid mempunyai kelentukan togok ke belakang togok ke belakang yang elastis maka diprediksikan akan memilki kemampuan lompat jauh yang lebih baik, Jika seorang atlet atau murid memiliki daya ledak tungkai tungkai dan kelentukan togok ke belakang togok ke belakang yang lebih baik, maka diprediksikan akan memiliki kemampuan ompatan yang lebih sempurna dan akurat. Hipotesis sebagai jawaban sementara atas permasalahan yang telah dirumuskan dan disusun berdasarkan tinjauan pustaka atau kerangka berpikir. Dalam penelitian ini hipotesisi yang akan diuji kebenarannya adalah Ada hubungan yang signifikan antara daya ledak tungkai tungkai dengan kemampuan lompat jauh murid SD Negeri. Ada hubungan yang signifikan antara kelentukan togok ke belakang togok ke belakang dengan kemampuan lompat jauh murid SD Negeri. Ada hubungan yang signifikan antara daya ledak tungkai tungkai dan kelentukan togok ke belakang togok ke belakang dengan kemampuan lompat jauh murid SD Negeri. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Data empiris yang diperoleh dan hasil tes dan pengukuran yang terdiri atas: Daya ledak tungkai, kelentukan togok ke belakang dan kemampuan lompat jauh pada
Wahyudin, Hubungan Daya Ledak Tungkai dan Kelentukan Togok Kebelakang Terhadap Kemampuan Lompat Jauh
muris SD Negeri Kalukuang 1 Kota Makassar dahulu diadakan tabulasi data untuk memudahkan proses pengujian nantinya. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis dengan teknik statistik deskriptif dan statistik infrensial. Adapun analisis data secara deskriptif dimaksudkan agar mendapatkan gambaran umum data setiap variable. Sedangkan statistik infrensial dimaksudkan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Namun sebelum dilakukan analisis untuk menguji hipotesis dilakukan pengujian persyaratan analisis yaitu uji normalitas data. Untuk pengujian hipotesis, jika ternyata data berdistribusi normal, maka akan digunakan uji statistik parametrik, yaitu teknik korelasional dan uji regresi. Analisis deskriptif data penelitian yang terdiri dan nilai tes daya ledak tungkai tungkai dan kelentukan togok ke belakang Nilai statistic
Daya ledak tungkai
N 40 Mean 1.4653 Std. Deviation 0.21657 Range 0.79 Minimum 1.10 Maximum 1.89 Sum 58.61 Pengujian persyaratan analisis. Suatu data penelitian yang akan dianalisis secara statistik harus memenuhi syaratsyarat analisis. Untuk itu setelah data daya ledak tungkai tungkai dan kelentukan togok ke belakang dengan kemampuan lompat jauh dalam penelitian ini terkumpul, maka sebelum dilakukan analisis statistic untuk pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan yaitu normalitas dengan uji Kolmogorov-smirnov. Dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov Test yang dilakukan, diperoleh hasil sebagaimana yang terlampir. Hasil pengujian normalitas data pada tiap-tiap variabel penelitian, dapat diuraikan sebagai berikut: Dalam pengujian normalitas data daya ledak tungkai diperoleh nilai Kolmogrov Smirnov Z = 0.567 dengan probabilitas ( P ) = 0.3905 lebih besar dari pada nilai 0,05. Dengan demikian data daya ledak tungkai tungkai yang diperoleh berdistribusi normal. Dalam pengujian normalitas data
91
dengan kemampuan lompat jauh dapat dilihat dalam rangkuman hasil analisis deskriptif yang tercantum pada tabel, Berdasarkan rangkuman hasil analisis deskriptif data pada tabel di maka dapat diuraikan sebagai berikut: Untuk data daya ledak tungkai dari 40 jumlah sampel diperoleh nilai rata-rata sebesar 1.4653, dengan standar deviasi sebesar 0.21657, nilai range sebesar 0.79. Untuk data kelentukan togok ke belakang dari 40 murid jumlah sample diperoleh nilai ratarata sebesar 28.6750, standard diviasi 5.17086, range 20.00, nilai terendah 18.00 dan nilai tertinggi 38.00. Untuk data kemampuan lompat jauh, dari 40 jumlah sampel diperoleh nilai rata-rata (mean) sebesar 2.5460, dengan hasil standar deviasi sebesar 0.29867, nilai tengah (range) sebesar 1.15, terendah (minimal) sebesar 2.12 dan nilai tertinggi (maksimal) sebesar 3.27. Kelentukan togok ke Kemampuan Lompat belakang Jauh 40 40 28.6750 2.5460 5.17086 0.29867 20.00 1.15 18.00 2.12 38.00 3.27 1147.00 101.84 kelentukan togok ke belakang diperoleh nilai Kolmogrov Smirnov Z = 0.803 dengan probabilitas ( P ) = 0.539 lebih besar dari pada nilai 0.05. Dengan demikian data kelentukan togok ke belakang yang diperoleh berdistribusi normal. Dalam pengujian normalitas data kemampuan lompat jauh diperoleh nilai Kolmogrov-Sinirnov Z = 0.879 probabilitas (P) = 0.422 lebih besar dari pada nilai 0,05. Dengan demikian data kemampuan lompat jauh yang diperoleh berdistribusi normal. Analisis Korelasi. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini perlu diuji dan dibuktikan melalui data empiris yang diperoleh di lapangan melalui tes dan pengukuran dengan variabel yang diteliti, selanjutnya data tersebut akan diolah secara statistik. Karena data penelitian mengikuti sebaran normal maka untuk menguji hipotesis penelitian ini digunakan analisis statistik parametrik. Untuk pengujian
92 Jurnal ILARA, Volume III, Nomor 1, Januari-Juni 2012, hlm. 87Terhadap – 94 Kemampuan Lompat Jauh Wahyudin, Hubungan Daya Ledak Tungkai dan Kelentukan Togok Kebelakang
hipotesis tersebut maka dilakukan uji korelasi dan regresi data daya ledak tungkai dan kelentukan togok ke belakang,
92
dengan kemampuan lompat jauh dengan menggunakan teknik regresi.
Kelentukan togok ke Kemampuan Lompat Jauh belakang N 40 40 40 Absolute 0.090 0.127 0.139 Positive 0.090 0.127 0.139 Negative -0.070 -.099 -0.085 Kolmo-smirnov Z 0.567 0.803 1.879 Asymp. sig 0.3905 0.539 0.422 Analisis korelasi dan regresi daya hitung diperoleh = 0.445 (P < 0,05) berarti ledak tungkai dengan kemampuan lompat ada hubungan yang signifikan daya ledak jauh pada SD Negeri Kalukuang 1 Kota tungkai dengan kemampuan lompat jauh Makssar. Untuk mengetahui besarnya pada murid SD Negeri Kalukuang 1 Kota hubungan daya ledak tungkai dengan Makassar. Dengan demikian jika seorang kemampuan lompat jauh pada murid SD murid memiliki daya ledak tungkai yang Negeri Kalukuang 1 Kota Makassar, maka baik maka akan diikuti kemampuan lompat dilakukan analisis korelasi dan regresi. jauh yang baik pula. Hasil perhitungan korelasi diperoleh nilal r Variabel N ρ P Keterangan Nilai statistic
Daya ledak tungkai
Daya ledak tungkai (X1) Kemampuan lompat jauh (Y) Analisis korelasi dan regresi kelentukan togok ke belakang dengan kemampuan lompat jauh pada murid SD Negeri 1 Kalukuang Kota Makassar. Untuk mengetahui besarnya hubungan kelentukan togok ke belakang dengan kemampuan lompat jauh pada murid SD Negeri 1 Kalukuang Kota Makassar, maka dilakukan analisis dengan menggunakan analisis regresi. Hasil perhitungan korelasi dan regresi, diperoleh nilai r hitung diperoieh = 0.450 (P < 0,05) berarti ada Variabel N Kelentukan togok ke belakang (X2) 40 Kec.Lompat jauh 60M (Y) Analisis korelasi dan regresi dilakukan untuk mengetahui hubungan ketiga variabel bebas dengan variabel terikat secara bersama-sama yaitu mengetahui besarnya daya ledak tungkai dan kelentukan togok ke belakang dengan kemampuan lompat jauh pada murid SD Negeri 1 Kalukuang Kota Makssar. hasil perhitungan regresi dengan menggunakan uji regresi dikemukakan sebagai berikut; nilai R hitung (Ro) diperoleh = 0.547 (P < 0,05) setelah dilakukan uji signifikan atau keberartian regresi dengan menggunakan
40
0.445
0.004
Signifikan
hubungan yang signifikan kelentukan togok ke belakang dengan kemampuan lompat jauh pada murid SD Negeri Kalukuang 1 Kota Makassar. Dengan demikian jika seorang murid memiliki kelentukan togok ke belakang yang baik maka akan diikuti pula kemampuan lompat jauh yang baik pula. Anailsis regresi daya ledak tungkai dan kelentukan togok ke belakang secara bersama-sama dengan kemampuan lompat jauh pada murid SD Negeri 1 Kalukuang Kota Makassar. ρ P Keterangan 0.450
0.004
Signifikan
uji F regresi diperoleh Fhitung = 7.896 (P < 0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima, dengan demikian ada hubungan yang sangat signifikan daya ledak tungkai dan kelentukan togok ke belakang dengan kemampuan lompat jauh pada murid SD Negeri Kalukuang 1 Kota Makassar dengan nilai koefisien deterininasi (R Square) diperoleh nilai 0.299 yang berarti bahwa 29.9% kemampuan lompat jauh dijelaskan oleh daya ledak tungkai dan kelentukan togok ke belakang, sedangkan sisanya 70.1% dijelaskan oleh variabel lain yang
Wahyudin, Hubungan Daya Ledak Tungkai dan Kelentukan Togok Kebelakang Terhadap Kemampuan Lompat Jauh
tidak diamati dalam penelitian ini. Dengan demikian jika seorang murid atau atlet memiliki daya ledak tungkai dan Variabel Kes (X1), dan PT(X2) Kemampuan Lompat Jauh (Y) Pembahasan Hasil analisis data dan uji hipotesis yang telah dikemukakan sebelumnya, menunjukkan bahwa dari tiga hipotesis yang diajukan, semuanya diterima dan menunjukkan ada hubungan yang signifikan. Dari hasil tersebut, tentang hubungan daya ledak tungkai dan kelentukan togok ke belakang dengan kemampuan lompat jauh pada penelitian ini relevan dengan kerangka berpikir yang telah dikembangkan berdasarkan teori-teori yang mendukung penelitian ini. Hasil analisis data melalui teknik statistik diperlukan pembahasan secara teoritis berdasarkan teori-teori dan kerangka berpikir yang mendasari penelitian adalah sebagai berikut: Ada hubungan yang signifikan daya ledak tungkai dengan kemampuan lompat jauh pada murid SD Negeri Kalukuang 1 Kota Makassar. Apabila hasil penelitian ini dikaitkan dengan teori dan kerangka berpikir yang mendasarinya, maka pada dasarnya hasil penelitian ini mendukung dan memperkuat teori yang sudah ada. Faktor daya ledak tungkai berperan dalam melakukan lompat jauh dalam cabang olahraga atletik, dimana pada saat akan melakukan lompat jauh faktor daya ledak tungkai berperan sebagai penentu kemampuan lompat jauh, oleh karenanya orang yang memiliki daya ledak tungkai yang baik akan dapat melakukan lompat jauh yang baik pula dalam cabang olahraga atletik. Ada hubungan yang signifikan kelentukan togok ke belakang dengan kemampuan lompat jauh murid SD Negeri Kalukuang 1 Kota Makassar. Apabila hasil penelitian ini dikaitkan dengan teori dan kerangka berpikir yang mendasarinya, maka pada dasarnya hasil penelitian ini mendukung, dan memperkuat teori yang sudah ada. Fakta menunjukkan bahwa orang yang memiliki kelentukan togok belakang tentu memiliki ruang gerak yang
93
kelentukan togok ke belakang yang baik secara bersama-sama, maka akan diikuti kemampuan lompat jauh yang baik pula. N R P Keterangan 40
0.547
0.001
Signifikan
lebih luas bila dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki kelentukan togok ke belakang. Ada hubungan yang signifikan daya ledak tungkai dan kelentukan togok ke belakang secara bersama-sama dengan kemampuan lompat jauh pada murid SD Negeri Kalukuang 1 Kota Makassar. Apabila hasil penelitian ini dikaitkan dengan teori dan kerangka berpikir yang mendasarinya, maka pada dasarnya hasil penelitian ini mendukung dan memperkuat teori yang sudah ada. Apabila seseorang memiliki daya ledak tungkai dan kelentukan togok ke belakang secara bersama-sama, maka seseorang atlet lompat jauh akan mampu melakukan seluruh rangkaian gerakan lompat jauh dalam cabang olahraga atletik dengan baik dan mendapatkan hasil lompatan yang jauh. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan landasan teori dan hasil analisis data yang telah dikemukakan pada bab-bab terdahulu, Maka akhimya dalam penulisan ini dapat disimpulkan sebagai berikut: Ada hubungan yang signifikan daya ledak tungkai dengan kemampuan lompat jauh murid SD Negeri 1 Kalukuang Kota Makassar.. Ada hubungan yang signiflkan kelentukan togok ke belakang dengan kemampuan lompat jauh pada murid SD Negeri 1 Kalukuang Kota Makassar. Ada hubungan yang signifikan secara bersama-sama daya ledak tungkai dan kelentukan togok ke belakang dengan kemampuan lompat jauh pada murid SD Negeri 1 Kalukuang Kota Makassar. Saran Sesuai dengan kesimpulan di atas, maka dikemukakan saran-saran sebagai benikut: Kemampuan lompat jauh perlu didukung oleh faktor daya ledak tungkai
94 Jurnal ILARA, Volume III, Nomor 1, Januari-Juni 2012, hlm. 87Terhadap – 94 Kemampuan Lompat Jauh Wahyudin, Hubungan Daya Ledak Tungkai dan Kelentukan Togok Kebelakang
dan kelentukan togok ke belakang, karena adanya kedua faktor tersebut maka keberhasilan lompat jauh dalam cabang olahraga atletik akan lebih baik sehingga pencapaian prestasi akan lebih mudah diraih. Perlu adanya usaha yang serius dari segenap pengurus dan pemerhati olahraga tentang perkembangan olahraga atletik khususnya lompat jauh ke arah depan agar dapat lebih baik dari masa-masa sebelumnya. Disarankan kepada para pelatih dan pembina olahraga khususnya cabang olahraga atletik pada lompat jauh agar memperhatikan daya ledak tungkai dan kelentukan togok ke belakang murid untuk menjadi atlet yang berprestasi nantinya.. DAFTAR RUJUKAN Ateng, Abdul Kadir, 1992, Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani, Dirjen Dikti, Jakarta. Fox, E.L., Bower, R.W., Foss, M.L., 1988, The Physiologycal Basif Physical Education dan Athietecs, Saunders College Publishing, New York. Hadi, Sutrisno, 1989, Statistik Jilid 2, Andi Offset, Yogyakarta. Halim, Nur Ichsan, 2009. Tes Dan Pengukuran Kesegaran Jasmani. Badan Penerbit UNM Makassar. Harre, D., 1982, Coaching of Sport Training Introduction to Theory and Methode of Training. Sport Verlag, Berlin.
94
Harsono, 1988, Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching, CV. Tambak Kusuma. Jakarta. Jansen, C.R.,Cardon., and engester,B.L., 1983, Aplied Kinesiology and Biomechancs, 3rd, Mc Graw Hill Book Company, New York. Nossek, J., 1982, General Theory of Training, Pan African Press Ltd, Lagos. Rani. Abd. Adib, 1989, Pengaruh Strategi Biomekanika Terhadap Prestasi Belajar Keterampilan Sepak Bola, ditinjau dari Beberapa Tingkat Kemampuan Fisik & Kinestesis, Bagi Murid Sekolah Lanjutan Atas di Kotamadya Ujung Pandang, Disertasi, Fakultas Pascasarjana IKIP Jakarta. Sajoto, Mochamad, 1988, Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. FPOK IKIP Semarang. Singer, R.N., 1988, Motor Learning and Human Performance an Application to Motor Skills and Movement, The Florida State University, Mc Milan Pubiihing Co. mc, New York. Soebroto, Moeh., 1959, Tuntunan Mengajar Atletik, Proyek Pemassalan dan Pembibitan Olahraga. Jakarta. Sugiyono, 1995. Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung. Syarifuddin. Aib. 1992. Atletik, Dirjen Dikti, Jakarta.