HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN INDEKS MASSA TUBUH PADA REMAJA PUTRI DI MADRASAH ALIYAH ALMUKMIN SUKOHARJO
Diajukan sebagai pedoman pelaksanaan penelitian studi akhir pada Program Studi Gizi FIK UMS
Disusun Oleh: DIENI NUR AZIZAH J310 090 030
PROGRAM STUDI S1 GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014 1
2
PROGRAM STUDI S1 GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI ABSTRAK DIENI NUR AZIZAH. J 310 090 030 HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN INDEKS MASSA TUBUH PADA REMAJA PUTRI DI MADRASAH ALIYAH AL MUKMIN SUKOHARJO Latar Belakang : Perubahan gaya hidup mengakibatkan terjadinya perubahan pola makan masyarakat yang merujuk pada pola makan tinggi kalori, lemak dan kolesterol dan tidak diimbangi dengan aktivitas fisik, hal itu dapat menimbulkan masalah gizi lebih. Remaja putri memiliki kesempatan lebih besar untuk mengalami gizi lebih karena remaja putri mengalami perubahan komposisi tubuh, terutama komposisi lemak. Tujuan : Mengetahui hubungan antara asupan energi dan aktivitas fisik dengan Indeks Massa Tubuh pada remaja putri di Madrasah Aliyah Al Mukmin. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Besar populasi adalah 186 remaja putri. Sampel berjumlah 37 responden yaitu remaja putri kelas X dan XI Madrasah Aliyah Al Mukmin yang dipilih menggunakan metode proporsional random sampling. Data yang dikumpulkan meliputi identitas responden yang diperoleh dari hasil pengisian kuisioner, asupan energi yang dikonsumsi diperoleh dari recall 3x24 jam dan aktivitas fisik yang dilakuan sehari-hari yang diperoleh dari hasil recall aktivitas fisik 3x24 jam . Analisis statistik menggunakan uji Korelasi Rank Spearman Hasil Penelitian : Sebagian besar sampel (40,5%) berumur 16 tahun. 48,6% sampel memiliki status gizi normal dan 35,1% memiliki status gizi overweight. 54,1% sampel memiliki aktivitas fisik sedang. Tidak ada hubungan antara asupan energi dengan Indeks Massa Tubuh dengan nilai p > 0,05 (p=0,537). Aktivitas fisik ada hubungan dengan Indeks Massa Tubuh (p= 0,000) Kesimpulan : Ada hubungan antara aktivitas fisik dengan Indeks Massa Tubuh Saran : Bagi pihak sekolah adalah agar dapat memberikan informasi dan penyuluhan tentang pentingnya menjaga status gizi. Kata Kunci : Aktivitas Fisik, Asupan Energi, Indeks Massa Tubuh
Daftar Pustaka : 54 ( 1986 – 2013)
1
NUTRITION SCIENCE DEPARTMENT FACULTY OF HEALTH SCIENCE MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF SURAKARTA BACHELOR THESIS ABSTRACT DIENI NUR AZIZAH. J 310 090 030 THE RELATIONSHIP BETWEEN ENERGY INTAKE, PHYSICAL ACTIVITY AND BODY MASS INDEX OF ADOLESCENT GIRLS IN MADRASAH ALIYAH AL MUKMIN SUKOHARJO Background : Lifestyle changes result in changes in the diet of people who refer to a diet high in calories, fat and cholesterol while not compensated with physical activity it. can lead to problems of overweight. Young women have greater chance of having more nutrition therefore they experience changes in body composition, especially fat composition. Objective : To determine the relationship between energy intake, physical activity and body mass index of adolescent girls in Madrasah Aliyah Al Mukmin. Methods : This study was an observational study with cross sectional approach. Number of population is 186. The sample totaled 37 respondents i.e. girls of class X and XI Madrasah Aliyah Al Mukmin which were chosen using proportional random sampling method. Data collected include the identity of the respondents which were obtained from the questionnaire, while energy intake derived from 3x24-hour recall and physical activity was obtained from the 3x24 hour physical activity recall. Analysis of statistics was done using Spearman Rank Correlation test. Results : The majority of the sample (40.5%) aged 16 years. 48.6% of the sample had a normal nutritional status and 35,1% of the sample had a overweight. 54.1% of the sample had moderate physical activity. There is no relationship between energy intake and body mass index with value of p> 0.05 (p = 0.537). There is significant relationship between physical activity and Body Mass Index p <0.05 (p = 0.000). Conclusion : There is relationship between physical activity with body mass index. Suggestion: For school is to provide information and counseling in term of importance of nutritional status. Keywords : Physical Activity, Energy Intake, Body Mass Index Bibliography : 54 (1986-2013)
2
% meningkat dibanding tahun 2010
PENDAHULUAN Remaja
merupakan
masa
yang hanya 0,7%.
transisi dari anak-anak menuju dewasa,
Remaja
selama remaja perubahan hormonal
kesempatan
mempercepat pertumbuhan, ditandai
untuk
remaja
putri.
tubuh,
akan
lemak
Apabila
yang mengalami kelebihan
jauh
lebih
meningkat
Dari
kelebihan berat badan. Berdasarkan (2013)
uraian
diatas,
tertarik
untuk
meneliti
asupan
energi
dan
penulis
hubungan
aktivitas
fisik
dengan indeks massa tubuh pada siswi
didapatkan
SMA. Penulis memilih Madrasah Aliyah
prevalensi overweight untuk tingkat
Al-Mukmin Sukoharjo sebagai lokasi
Propinsi Jawa Tengah menunjukkan 6
penelitian dikarenakan indeks massa 3
dengan
(Oktaviani, 2012).
hanya sebesar 1,4% remaja mengalami
Riskesdas
dikendalikan
pada kejadian berat badan berlebih
dibandingkan pada tahun 2010 yang
data
tidak
benar akan membawa remaja putri
berat badan yaitu 7,3% yang terdiri dari
ini
dengan
panggul, payudara dan lengan atas.
berdasarkan data Riskesdas (2013)
hasil
ditambah
lemak biasa terjadi di daerah sekitar
nasional
overweight dan 1,6% obesitas,
tubuh
usia sebelum menarche, penimbunan
pada remaja saat ini dibuktikan dengan
5,7%
lemak.
simpanan lemak yang berlebih pada
Kejadian berat badan berlebih
remaja
komposisi
dimana terjadi peningkatan komposisi
yang akan datang (Febry dkk, 2013).
prevalensi
terutama
dua kali lebih besar dari remaja putra,
mempengaruhi kualitas remaja di masa
adanya
untuk
Komposisi lemak tubuh remaja putri
remaja, apabila tidak ada upaya untuk maka
besar
putri mengalami perubahan komposisi
Perubahan dapat terjadi pada gizi
memperbaikinya,
lebih
memiliki
mengalami gizi lebih karena remaja
dengan berfungsinya reproduksi seperti menstruasi
putri
tubuh yang lebih di Madrasah Aliyah Al-
yang
Mukmin Sukoharjo mencapai 16,2%
pertumbuhan.
atau sama dengan 34 siswi dari total
penelitian
ini
mempercepat
proses
2. Indeks Massa Tubuh
siswi kelas 1 dan 2 sebanyak 209 siswi. Tujuan
dapat
Indeks
adalah
Massa
Tubuh
merupakan metode yang digunakan
menganalisis hubungan asupan energi
dalam
dan aktivitas fisik dengan indeks massa
seseorang. Diantara klasifikasi Indeks
tubuh pada remaja putri di Madrasah
Massa Tubuh, yang dilihat sebagai
Aliyah Al Mukmin Sukoharjo.
masalah adalah gizi lebih yang meliputi
penentuan
status
gizi
TINJAUAN PUSTAKA
overweight.
A. LANDASAN TEORITIS
keadaan yang ditandai dengan berat
1. Remaja Putri
badan
Remaja penerus
merupakan
bangsa,
dimana
Overweight
yang
relatif
adalah
berlebihan
bila
generasi
dibandingkan dengan usia atau tinggi
terjadi
badan remaja sebaya,sebagai akibat
peralihan dari masa kanak – kanak
terjadinya
menjadi
berlebihan dalam jaringan lemak tubuh
dewasa,
ditandai
dengan
perubahan fisik dan mental. Pada masa
penimbunan
lemak
yang
(Hariyani, 2011).
remaja pertumbuhan fisik terjadi sangat
3. Asupan Energi
cepat, perubahan fisik ditandai dengan
Energi adalah suatu zat gizi yang
berfungsinya
dibutuhkan
reproduksi
seperti
tubuh,
dimana
jumlah
menstruasi untuk remaja putri (Febry
energi
dkk, 2013). Menurut Proverawati dan
tergantung pada usia, jenis kelamin,
Wati (2010) remaja merupakan masa
berat
transisi anak dan dewasa, selama
Nurrachmah, 2001). Energi dibutuhkan
remaja terjadi perubahan hormonal
oleh manusia untuk mempertahankan
yang
badan
dibutuhkan
dan
seseorang
bentuk
tubuh(
hidup, menunjang pertumbuhan dan 4
Asupan
kegiatan yang membutuhkan gerakan
energi dapat diperoleh dari bahan
dan mengeluarkan energi. Aktivitas fisik
makan yang mengandung karbohidrat,
meliputi aktivitas fisik ringan, sedang,
protein dan lemak (Almatsier, 2004).
dan berat.Kegiatan fisik menggunakan
Berdasarkan data Riskesdas rata-rata
lebih banyak energi, daripada hanya
konsumsi energi penduduk pada usia
beristirahat.
16-18 tahun adalah 69,5%-84,3% dan
menjadi 4 derajat yaitu : kegiatan
sebesar 54,5 % remaja mengkonsumsi
ringan,
energi
berat,
melakukan
aktivitas
dibawah
fisik.
kebutuhan
minimal
kegiatan dan
fisik
sedang,
kegiatan
dibagi
kegiatan
sangat
berat.
(Riskesdas, 2010). Metode pengukuran
Pengukuran aktivitas fisik dilakukan
asupan energi dilakukan menggunakan
dengan cara recall 3x 24 jam dengan
metode
tingkat
perhitungan sesuai dengan Physical
dihitung
Activity Level(PAL). PAL ditentukan
recall
konsumsi
zat
3x24 gizi
jam, dapat
menggunakan rumus :
dengan menggunakan rumus :
% tingkat asupan zat gizi=
PAL = Վ (PAR x w)
asupan zat gizi x 100%
24 jam
kebutuhan zat gizi individu
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan
4. Aktivitas Fisik Beberapa
pakar
penelitian
mempunyai
observasional
dengan
pengertian tentang aktivitas fisik, antara
pendekatan cross sectional. Penelitian
lain
ini dilakukan di Madrasah Aliyah Al
menurut
Almaitser
(2003)
mengatakan bahwa aktivitas fisik dapat
Mukmin
didefinisikan sebagai gerakan fisik yang
dimulai bulan Oktober 2013 – Juni
dilakukan oleh otot tubuh dan sistem
2014.
penunjanganya.
Arisman
pendahuluan didapatkan hasil 34 siswi
(2007) aktivitas fisik merupakan suatu
(16,2%) dari 209 siswi kelas 1 dan 2
Menurut
5
Kegiatan
Sukoharjo.
Penelitian
Berdasarkan
ini
survey
mengalami
overweight.
jam. Data tinggi badan dan berat badan
Populasi
penelitian ini adalah remaja putri kelas
diperoleh
dengan
pengukuran
1 dan 2 Madrasah Aliyah Al-Mukmin
penimbangan langsung pada resonden.
yang berjumlah 186 remaja yang sudah
HASIL DAN PEMBAHASAN
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
A. Karakteristik Subjek Penelitian Menurut Umur
Besar
sampel
minimal
dan
dihitung Hasil
olah
data
yang
telah
berdasarkan rumus sampel menurut dilaksanakan
diperoleh
karakterisitk
Lameshow dan diperoleh 37 sampel remaja putri berdasarkan umur sebagai yang ditentukan dengan menggunakan berikut. metode
Proporsional
Random Tabel 1. Distribusi Remaja Putri Menurut Umur
Sampling. Sampel diambil dari 7 kelas, masing- masing 3 kelas X dan 4 kelas
Umur XI.
Pemilihan siswi tiap kelas yang
diikutsertakan
menjadi
15 16 17 18 Jumlah
sampel
diperoleh melalui rumus proporsi yaitu
Frekuensi (N) 7 15 10 5 37
Persentase(%) 18,9 40,5 27,0 13,5 100
16 siswi kelas X dan 21 siswi kelas XI. Subjek
Instrumen dalam penelitian ini
ini
sesuai
subjek
dengan kriteria inklusi dan eksklusi
penelitian digunakan untuk mengetahui
didapatkan sebanyak 37 siswi dari
data
subjek
kelas X dan XI. Karakteristik subjek
penelitian yang meliputi :nama, umur,
penelitian berdasarkan rata -rata usia
alamat, hasil penimbangan berat badan
yaitu 16,35 ± 0,94, untuk usia minimal
dan tinggi badan. Sementara untuk
subjek penelitian 15 tahun dan usia
data asupan energi dan aktivitas fisik
maksimal 18 tahun. Subjek penelitian
diperoleh berdasarkan formulir food
yang memiliki frekuensi paling besar
adalah
formulir
tentang
identitas
karakteristik
recall dan formulir recall aktivitas 3 x 24 6
penelitian
yakni usia 16 tahun ada 15 remaja putri
menutupi pengeluaran energi apabila
(40,5%).
seseorang
memiliki
komposisi
tubuh
Kategori anak remaja adalah 12
dengan
dan tingkat
– 19 tahun dimana terjadi peralihan dari
aktivitas fisik yang sesuai dengan
masa kanak – kanak menjadi dewasa,
kesehatan (Almatsier, 2009). Untuk
pada masa remaja pertumbuhan fisik
mengetahui tingkat konsumsi energi
terjadi
seseorang
sangat
cepat.
Dalam
usia
dapat
menggunakan
tersebut laju pertumbuhan remaja putri
metode recall selama 3 hari dengan
mengalami perubahan ditandai dengan
menanyakan kepada subjek penelitian
perubahan fisik dan mental. Perubahan
makanan/minuman
fisik
berfungsinya
dikonsumsi 24 jam sebelumnya, yang
reproduksi seperti menstruasi untuk
kemudian dilakukan perhitungan rata-
remaja putri, percepatan pertumbuhan
rata konsumsi zat gizi subjek penelitian
yang
remaja
perhari dan di bandingkan dengan
mempengaruhi peningkatan kebutuhan
angka kecukupan gizi (AKG) untuk
gizi untuk pertumbuhan (Febry dkk,
orang
2013).
Distribusi tingkat asupan makan remaja
ditandai
yang
dengan
dialami
B. Karakteristik
oleh
Subjek
Asupan
makan
karbohidrat,
dalam lemak
saja
golongan
yang
remaja.
Tabel 2. Tingkat Asupan Energi Remaja Putri juga
dapat
diartikan sebagai jumlah makanan yang dinyatakan
Indonesia
apa
putri dapat dilihat di Tabel 2.
Penelitian
Menurut Asupan Energi
bentuk dan
energi, protein
(Sediaoetama 2010). Asupan energi adalah konsumsi energi yang berasal dari makanan yang diperlukan untuk 7
ukuran
Kategori Tingkat Asupan Energi Defisit Normal Lebih
Jumlah
Persentase (%)
18 19 0
48,6% 51,4 % 0
Total
37
100
Hasil data yang telah diolah
C. Karakteristik
dapat dilihat bahwa asupan energi
Subjek
Penelitian
Menurut Aktivitas Fisik
remaja yang paling besar sebanyak 19
Aktivitas fisik subjek penelitian
orang (51,4%) memiliki asupan energi
memunjukkan bahwa nilai rata-rata
yang baik. Kebutuhan manusia akan
aktivitas fisiknya 1,73 ± 0,12, dengan
energi dan zat gizi lainnya sangat
nilai minimum 1,53 dan nilai maximum
bervariasi
faktor-faktor
1,98. Aktivitas fisik disini digolongkan
seperti tinggi badan, jenis kelamin,
menjadi 3 yaitu ringan, sedang dan
macam kegiatan dan faktor lainnya
berat, ringan jika nilainya < 1,70,
sudah diperhitungkan. Jumlah zat gizi
sedang apabila nilainya 1,70 – 1,99,
yang
dan berat jika nilainya > 2,00. Distribusi
meskipun
dibutuhkan
dapat
tergantung
pada kualitas makan dan efisiensi
aktivitas fisik dapat dilihat di Tabel 3.
penyerapan dan penggunaan zat gizi
Tabel 3. Distribusi Aktivitas Fisik Remaja Putri
oleh tubuh dipengaruhi oleh komposisi dan
keadaan
makanan
Kategori Aktivitas Fisik Ringan Sedang Berat Jumlah
secara
keseluruhan (Suhardjo 2003). Pada
remaja
terjadi
Jumlah
Persentase (%)
17 20 0 37
45,9 54,1 0 100
pertumbuhan fisik dan pematangan organ
yang
cepat
sehingga
untuk
Berdasarkan Tabel 3, diketahui
memenuhinya diperlukan zat-zat gizi
bahwa
aktivitas
yang
banyak
yang
cukup,
baik
jumlah
maupun
remaja
termasuk
putri
kedalam
macamnya. Zat gizi terutama energi
kategori aktivitas fisik sedang yaitu
dibutuhkan
sebesar 20 remaja putri (54,1%) hal ini
seseorang
mempertahankan
hidup,
untuk menunjang
sejalan
dengan
pendapat
Helven
pertumbuhan dan melakukan aktivitas
(2008) aktivitas fisik dibagi menjadi
fisik (Almatsier 2004).
aktivitas ringan, sedang dan berat, 8
fisik
aktivitas yang dilakukan oleh anak
pakaian, mencuci piring dan menyetrika
sekolah
aktivitas
akan tetapi dengan durasi waktu yang
sedang, hal itu disebabkan karena
tidak lama, sekitar 5-30 menit dengan
aktivitas yang dilakukan oleh anak
frekuensi 2-3 kali/sepekan.
tergolong
kepada
sekolah lebih banyak berada di sekolah dengan
aktivitas
membaca,
duduk,
berdiri
dan
D. Karakteristik
menulis,
Penelitian
Menurut Status Gizi Berdasarkan pengumpulan dan
berjalan.
Aktivitas yang dilakukan oleh tubuh
analisis
membutuhkan energi yang dikeluarkan,
status gizi remaja putri yang diketahui
begitupun sebaliknya apabila aktivitas
dengan
fisik berkurang maka lebih banyak
tubuh (IMT) dengan cara mengukur
energi yang tersimpan didalam tubuh
antropometri yang meliputi pengukuran
(Who, 2011)
tinggi badan dan penimbangan berat
data
diperoleh
menghitung
gambaran
indeks
massa
recall
badan menurut Departemen Kesehatan
aktivitas fisik 3x24 jam, aktivitas fisik
(2005) dengan pengkategorian sebagai
pada remaja putri tidak ada yang
berikut: underweight < 18,5, status gizi
memiliki
ini
normal ditunjukkan dengan nilai IMT
disebabkan karena aktivitas fisik yang
18,5 - 24,9, dan status gizi overweight
dilakukan remaja putri lebih banyak
> 25,00. Hasil yang diperoleh sebagian
yang masuk dalam kategori aktivitas
besar remaja putri memiliki status gizi
fisik sedang dan ringan, aktivitas fisik
normal sebanyak 48,6%, dan berturut-
yang
turut
Berdasarkan
aktivitas
dilakukan
hasil
berat.
oleh
Hal
remaja
putri
underweight dan
dan
35,1%.
overweight
diantaranya adalah duduk, membaca,
16,2%
menulis, dan mengobrol ketika berada
berdasarkan nilai IMT nilai rata-rata
di sekolah, sedangkan kegiatan yang
sebanyak 21,21 ± 25,1, dengan nilai
biasa dilakukan di asrama mencuci
minimal IMT sebesar 16,8 dan nilai 9
Subjek
Status
gizi
Karakteristik
lansia, yang akan gizi lebih itu sendiri
remaja putri menurut status gizi dapat
merupakan salah satu faktor risiko
dilihat pada tabel 4.
terjadinya penyakit degeneratif seperti
maximal sebesar 26,10.
Tabel 4. Karakteristik Remaja Putri menurut Status Gizi
jantung dan diabetes (Soegih dan
Status Gizi
Kesehatan
(2010)
mengungkapkan
terdapat
Wiramihardja,
Indeks Massa Tubuh Jumlah Persentase (n) (%) Overweight 13 35,1 Normal 18 48,6 Underweight 6 16,2 Jumlah 37 100
penelitian
2009).
yang
Departemen juga sebuah
menunjukkan
seseorang yang mengalami overweight maupun obesitas pada saat remaja
Berdasarkan Tabel 4,
memiliki risiko 3-4 kali mengalami
didapatkan bahwa proporsi remaja putri
penyakit jantung yang berujung pada
dengan status gizi normal lebih banyak kematian, yakni
48,6%
dibandinkan
dengan
status gizi lebih yakni 35,1%. Overweight
adalah
serta
berisiko
2-3
kali
memiliki penyakit kanker kolon dan penyakit pernafasan seperti asma.
keadaan E. Hubungan Antara Asupan Energi
yang ditandai dengan berat badan yang dengan Indeks Massa Tubuh relatif
berlebihan
bila
dibandingkan
dengan usia atau tinggi badan remaja sebaya,
sebagai
akibat
terjadinya
Hasil hubungan asupan energi dengan
Indeks
menunjukkan bahwa
Massa
Tubuh
dari 37 remaja
penimbunan lemak yang berlebihan putri diketahui bahwa remaja yang dalam jaringan lemak tubuh (Hariyani, 2011). Gizi lebih pada remaja perlu
memiliki asupan energi normal dengan status gizi overweight tidak lebih besar
mendapatkan perhatian lebih karena 42,1% dibandingkan dengan remaja gizi lebih pada remaja cenderung akan berlanjut pada saat dewasa hingga 10
yang memiliki status gizi normal 42,1%.
Berdasarkan hasil uji korelasi Rank
aktivitas fisik, lingkungan, kebiasaan
spearman diperoleh nilai p = 0,573,
makan dan asupan energi (Nurmalina
karena nilai p >0,05 berarti, Ho diterima
,2011). Perubahan
sehingga tidak ada hubungan antara
masa
anak
asupan energi dengan indeks massa
menuju masa dewasa akan melewati
tubuh. Hal ini di sebabkan karena
masa remaja terlebih dahulu, yang
asupan energi remaja putri Madrasah
mana
Aliyah Al Mukmin lebih banyak memiliki
berkembang, begitupun aspek sosial
asupan energi yang normal dan tidak
dan psikologisnya, perubahan ini akan
berlebih, makanan yang dikonsumsi
berpengaruh
remaja
perilaku
putri
Madrasah
Mukmin
hanya
tersedia
di
menambah
sebatas
dapur, asupan
dan
Aliyah
Al
pada
dan
masa
ini
terhadap
fisik
gaya
pengalaman
terus
hidup
terhadap
apa
yang
pemilihan makanan. hal terakhir inilah
jika
ingin
yang akan berpengaruh pada keadaan
makan
hanya
gizi
seorang
remaja
(Proverawati,
diperbolehkan untuk membeli apa yang
2010). Remaja yang mengkonsumsi
sudah ada di kantin dan koperasi
beraneka ragam makanan sangatlah
pondok, tidak adanya hubungan antara
jarang, kebanyakan dari remaja yang
asupan
kejadian
masih dalam usia sekolah memiliki
overweight tidak hanya dipengaruhi
kebiasaan yang sulit untuk ditinggalkan
oleh asupan makan melainkan juga
yakni
faktor lain seperti faktor genetikdan
jajanan.
makan
dengan
ini
faktor-faktor
diteliti.
Gizi
tersebut
lebih
tidak
sendiri
ikut dapat
kebiasaan
makan
makanan
Asupan energi dipengaruhi oleh
status sosial ekonomi yang di penelitian
beberapa
faktor
yakni
usia,
berat
badan, tinggi badan, pola makan dan
disebabkan beberapa faktor risiko yaitu
juga
faktor genetik, status sosial ekonomi,
(Kartasapoetra dan Marsetyo, 2010).
11
dari
status
sosial
ekonomi
Menurut
Departemen
Kesehatan (1997) faktor-faktor yang mempengaruhi
kecukupan
zat
gizi
diantaranya adalah jenis kelamin, berat
tinggi mempengaruhi kejadian berat badan berlebih. F. Hubungan
Aktivitas
Fisik
dengan Indeks Massa Tubuh Hasil
badan, tinggi badan, kegiatan sehari-
penelitian
ini
menunjukkan bahwa remaja dengan
hari dan keadaan tertentu. sejalan
nilai IMT yang mengarah ke status gizi
dengan penelitian yang dilakukan oleh
overweight dengan aktivitas fisik ringan
Mardatillah (2008) yang menunjukkan
58,8%
tidak ada hubungan antara asupan
dengan
energi dengan kejadian berat badan
normal dengan aktivitas fisik ringan
berlebih yang di buktikan dengan nilai
41,2%. Aktivitas yang dilakukan oleh
statistik p > 0,05 yaitu p = 0,748. Hal ini
remaja putri yang overweight sama
sama dengan penelitian yang dilakukan
dengan dengan remaja putri yang
Friska (2008) yang menunjukkan tidak
memiliki berat badan normal, hanya
adanya hubungan antara konsumsi
durasi
makan dengan status gizi remaja
membedakan pada saat beraktivitas.
Hasil
Penelitian
Sedangkan dilakukan
oleh
ini
penelitian Virgianto
besar
remaja
dan
di
bandingkan
dengan
nilai
frekuensi
Remaja
yang (2005)
lebih
putri
IMT
yang
dengan
aktivitas fisik ringan memiliki jumlah
berbanding terbalik dengan penelitian
3x
lipat
yang dilakukan oleh Mardatillah (2008)
mengalami overweight dibandingkan
yang menunjukkan adanya hubungan
dengan remaja putri yang memiliki
yang lemah dan arah hubungan yang
aktivitas
positif, yang artinya semakin tinggi total
membuktikan bahwa remaja putri
asupan energi maka akan semakin
yang
12
lebih
banyak
sedang,
memiliki
memiliki
Antara
3x
hal
aktivitas
resiko
lebih
yang
itu
ringan besar
terkena
overweight
aktivitas fisik yang dilakukan pada saat
dibandingkan
dengan remaja putri yang memiliki
hari
aktivitas
aktivitas fisik yang biasa dilakukan
fisik
sedang.
Hal
ini
libur
dibuktikan dengan hasil uji statistik
meliputi,
karena
mengobrol.
data
berdistribusi
tidak
tidur,
ringan
membaca
Remaja
yang
karena
dan kurang
normal maka uji yang digunakan
melakukan aktivitas fisik sehari-hari
adalah uji Rank spearman diperoleh
menyebabkan
nilai
mengeluarkan
p
yaitu
0,000.
Nilai
p
tubuhnya energi,
jika
yang berarti ada hubungan antara
aktivitas fisik yang seimbang maka
aktivitas fisik dengan IMT, dengan
remaja mudah mengalami kelebihan
nilai koefisien korelasi -0,557 arah
berat badan. Aktivitas
berarti
semakin
intensitas
aktivitas
dilakukan
maka
fisik
diimbangi
merupakan
gerakan tubuh untuk mengeluarkan
ringan
fisik
tanpa
asupan
energi
yang
berlebih
kurang
menunjukkan <0,05 maka Ho ditolak
koefisien korelasi bernilai negatif
energi,
yang
aktivitas
yang
dilakukan
berpengaruh
bergantung pada intensitas, curahan
terhadap IMT overweight bahkan
waktu dan juga frekuensi (Almeida dan
obes.
Bleir, 2002). Menurut novikasari (2003) Aktivitas fisik yang dilakukan
aktivitas fisik yang memiliki pengaruh
oleh remaja putri di Madrasah Aliyah Al
yang cukup besar terhadap kestabilan
Mukmin tergolong kedalam aktivitas
berat badan. Semakin aktif seseorang
fisik sedang, karena sebagian besar
dalam melakukan aktivias fisik maka
aktivitas fisik yang dilakukan yakni
semakin
berada dalam sekolah selama 7 jam
dibutuhkan. Tubuh yang besar akan
yang
memerlukan energi yang juga lebih
meliputi
membaca
dan
kegiatan duduk.
menulis, Sedangkan 13
tergolong
banyak
energi
yang
besar dibandingkan dengan tubuh yang
(2013) berdasarkan hasil uji chi square
kecil.
menunjukkan bahwa aktifitas fisik tidak sejalan
ada hubungan yang bermakna dengan
dengan penelitian yang dilakukan Mujur
kejadian gizi lebih (p=0,06). Pada
(2011),
aktivitas
Hasil
penelitian
yang
hasil
ini
penelitiannya
didapatkan
hasil
menunjukkan tingkat signifikasi p =
penelitian menunjukkan sebagian besar
0,000 dengan uji pearson chi-square
responden memiliki aktivitas fisik yang
dengan
95%
ringan (57,6%). Selama melakukan
confidence interval 1.639 – 10.384
aktivitas fisik otot membutuhkan energi
yang artinya, aktivitas fisik merupakan
diluar metabolisme untuk bergerak,
faktor risiko dari kejadian overweight,
maka
dimana anak yang beraktivitas fisik
dibutuhkan bergantung pada berapa
ringan maka memiliki rasio prevalensi
banyak otot yang bergerak, berapa
4.125 untuk memiliki berat badan lebih
lama dan seberapa berat pekerjaan
dan
yang dilakukan (WHO, 2013).
OR
menurut
4.125
dengan
statistik
terdapat
banyaknya
hubungan bermakna antara aktivitas
KESIMPULAN
fisik dengan kejadian berat badan
1.
berlebih.
asupan
Hasil penelitian ini tidak sejalan
energi
yang
Tidak ada hubungan antara energi
dengan
Indeks
Massa Tubuh nilai p = 0,537.
dengan penelitian yang dilakukan oleh
2.
Novy Afdal (2011) yang menunjukkan
aktivitas
tidak ada hubungan yang signifikan
Indeks Massa Tubuh dengan nilai p
antara aktivitas fisik remaja dengan
= 0,000.
kejadian overweight. Hasil penelitian ini
SARAN
juga tidak sejalan dengan penelitian
Memberikan
yang dilakukan oleh Widyantara dkk
pemberian
14
fisik
Ada fisik
hubungan
antara
dengan
kejadian
pengetahuan informasi
dari
atau pihak
sekolah tentang pentingnya menjaga
11. Novikasari M. 2003. Perubahan Berat Badan dan Status Gizi Mahasiswa Putra Jalur USMI Tahun 2002 pada Empat Bulan Pertama di IPB. [Skripsi]. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor 12. Novy Afdal, 2011. Hubungan Pengetahuan Tentang Gizi, Aktivitas Fisik dan Durasi Tidur dengan Kelebihan Berat Badan Remaja di SMPN 1 Sawahlunto. [Skripsi]. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas.Medan 13. Oktaviani, W.D., Saraswati, L.D., Rahfiludin, M.Z. 2012. Hubungan Kebiasaan Konsumsi Fast Food, Aktivitas Fisik, Pola Konsumsi, Karakteristik 14. RisKesDas. 2013. Pedoman Pengisian Kuesioner. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan DepKes RI. Jakarta 15. Suhardjo. 2003. Perencanaan Pangan dan Gizi. Bumi Aksara. Jakarta. 16. Sediaoetama, A D. 2010, Ilmu Gizi untuk mahasiswa dan profesi. Jakarta, Dian Rakyat 17. Soegih RR dan Wiramihardja KK, 2009. Obesitas, Permasalahan dan Terapi Praktis. Jakarta : Sagung Seto 18. WHO, 2003. Diet, Nutrition and the Preventive of Chronic Disease. WHO Thecnical Report Series.
berat badan agar terhindar dari berat badan berlebih yang berdampak buruk bagi kesehatan di masa yang akan datang. DAFTAR PUSTAKA 1. Almaeida MJ, Blair SN. 2002. Hand Book of International and Food : Energy Assesment (Physical Activity) (Editied : C. D. Bardanier) . CRC Press. USA 2. Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta 3. Arisman. 2007. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Buku Kedokteran EGC.Jakarta 4. Departemen Kesehatan. 1997. Pedoman Umum Gizi Seimbang untuk Remaja. Direktorat Bidang Gizi Masyarakat. Jakarta 5. Febry, A.B., Pujiastuti, N., dan Fajar, I. 2013. Ilmu Gizi untuk Praktisi Kesehatan. Graha Ilmu. Yogyakarta. 6. Hariyani, S. 2011. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Graha Ilmu: Yogyakarta. 7. Helven, S.2008. Pola Makan dan Aktivitas Orang Dewasa yang Mengalami Obesitas dari Keluarga Miskin di Desa Marendal 2008. Skripsi FKM USU 8. Kartasapoetra G, Marsetyo H. 2010. Ilmu Gizi : Korelasi Gizi, Kesehatan dan Produktivitas Kerja. Rineka Cipta. Jakarta 9. Mujur, A. 2011. Hubungan Antara Pola Makan dan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Berat Badan Lebih pada Remaja. (Online). (http://eprints.undip.ac.id). 10. Nurmalina, R. 2011. Pencegahan dan manajemen obesitas. Elex. Bandung 15