perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN MOTIVASI IBU PESERTA KELUARGA BERENCANA DENGAN PERSEPSI KESUBURAN SETELAH MELAHIRKAN DI PUSKESMAS KLATEN UTARA
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Kesehatan PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KELUARGA MINAT UTAMA PENDIDIKAN PROFESI KESEHATAN
Oleh : YUDA YULIA KRISTIARINI
S 450809032
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN MOTIVASI IBU PESERTA KELUARGA BERENCANA DENGAN PERSEPSI KESUBURAN SETELAH MELAHIRKAN DI PUSKESMAS KLATEN UTARA oleh :
YUDA YULIA KRISTIARINI NIM.S540809032 Telah disetujui Tim Penguji Pada tanggal ......................
Ketua
: Prof.DR.Dr.Didik Tamtomo,PAK,MM,MKes ………………….. …
Sekretaris :
DR. Nunuk Suryani ,MPd
Anggota :1. Prof.DR.Dr.Ambar Mudigdo,Sp.PA(K)
2. Dr. Isdaryanto.MARS
…………………......
............................. .....
...................................
Mengetahui
Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Prof.DR.Dr.Didik Tamtomo,PAK,MM,MKes NIP.194803131976101001
Direktur Program Pascasarjana
Prof.Drs.Suranto,M.Sc.Ph.D NIP.1957080201985031004
commit to user xiii
..................
.....................
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO Bukan karena hidup bahagia lalu “ kamu tersenyum” tapi karena kamu tersenyum maka “ hidup jadi bahagia “....... Bukan semua orang bersahabat lalu “ Kamu tersenyum” tapi karena kamu tersenyum maka ” semua orang jadi bersabat”..... Bukan karena pekerjaan menyenangkan lalu “ kamu tersenyum ‘ tapi karena kamu tersenyum maka pekerjaan terasa menyenangkan. Bukan dunia yang membuat “ kamu tersenyum “ ,tapi senyumanmulah yang membuat dunia jadi tersenyum. Maka tersenyumlah dengan iklas dan suka cita .....................................
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Karunia dan kasih hanya milik Tuhan YME yang telah memberikan kasih dan karunia Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan tesis yang bejudul ”Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dan Motivas Ibu Peserta Keluarga Berencana Dengan Persepsi Kesuburan Setelah Melahirkan di Puskesmas Klaten Utara Tahun 2010”. Tesis ini diajukan sebagai salah satu syarat mencapai derajat Megister Program Studi Kedokteran Keluarga. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam menyelesakan tesis ini, diantaranya kepada yang terhormat : 1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan kesempatan mengikuti program Magister di Program Pasca Sarjana Universitas sebelas Maret. 2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret surakarta, Prof.Drs.Suranto,M.Sc.Ph.D yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program magister di program pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Prof.DR.dr. Didik Tamtomo,PAK,MM,M.Kes yang telah meberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program Magister di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Ketua Minat Pendidikan profesi kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, dr.P.Murdani K,MHPEd telah memberikan kesempatan kepada
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penulis untuk mengikuti program Magister di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 5. Pembimbing tesis I, Prof .DR.dr. Ambar Mudigdo,Sp,PA (K) yang telah membimbing penulis secara tulus, sehingga sangat memperlancar proses penulisan usulan teses ini. Dengan segala hormat saya mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kepeduliannya serta segala fasilitas yang telah diberikan kepada penulis, agar penulis dapat lulus sesuai dengan waktu yang tersedia. 6. Pembimbing tesis II, Dr. Isdaryanto , MARS. Yang telah membimbing penulis dengan tulus sehingga sangat memperlancar proses penulisan usulan tesis ini. dengan segala hormat penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungan serta segala fasilitas yang telah diberikan kepada penulis, agar dapat lulus sesuai dengan waktu yang tersedia. 7. Semua dosen di Program Studi Magister Kedokteran keluarga, PPS UNS, terimakasih atas bekal ilmu yang telah diberikan semoga menjadi bagian dan amal baiknya yang senantiasa di berkati Tuhan . 8. Suamiku Tercinta Dr. Mintono, Sp.B Finacs, dan anak-anakku yang selalu memberi dukungan terhadap penulis dalam menyelesaikan pendidikan di Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, PPS UNS. 9 Semua pihak yang telah mendukung hingga terselesainya usulan penelitian ini. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu masukan ,kritik, dan saran sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan tesis ini.
Surakarta, Desember 2010 Penulis.
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL………………………………..………………………….
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING… ..…
……………………..
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI ............................................................
iii
MOTTO.................................................................................................................
iv
KATA PENGANTAR…………………………………… ……………….…...
v
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….
vii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………
x
DAFTAR TABEL……………………………………………………………….
xi
DAFTAR SINGKATAN......................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................
xiii
ABSTRAK………..…………………………………………………………….
xv
ABSTRACT……………………………………………………………………..
xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang…………………………………………………………
1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………..
5
C. Tujuan penelitian……………………………………………………....
5
D. Manfaat Penelitian……………………………………………………
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 2. Tingkat Pengetahuan…………………………………………..
commit to user xiii
7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Motivasi....................................................................................
10
4. Persepsi kesuburan setelah melahirkan……………………….
13
5. Kontrasepsi Post Partum……………………………………..
16
B. Penelitian yang relevan………………………………………….........
26
C. Kerangka Teori penelitian…..………………………………………..
28
D. Hipotesis………………………………………………………………
30
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian……………………………………..
31
B. Lokasi Penelitian……………………………………………………..
32
C. Pengambilan sample Penelitian………………………………………
33
D. Besar Sampel…………………………………………………………
33
E. Definisi Operasional………………………………………………….
34
F. Instrumen Penelitian…………………………………………………
37
G. Uji Validitas dan Reliabilitas………………………………………...
38
H. Cara Analisa data…………………………………………………….
40
I. Uji Hipotesis………………………………………………………….
42
J. Etika Penelitian……………………………………………………….
44
K. Hasil Uji Validitas dan Reliabelitas ………………………………….
44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Tempat Penelitian................................................................
47
B. Karakteristik Responden......................................................................
47
C. Hasi Penelitian ....................................................................................
48
D. Pembahasan ........................................................................................
57
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
E. KETERBATASAN PENELITIAN .............................................
66
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………………………….
67
B. Implikasi…………………………………………………………….
68
C. Saran………………………………………………………………….. 69 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… 71 LAMPIRAN
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian.................................................
28
Gambar 3.1 Rancangan Penelitian .......................................................
31
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1: Hasil uji validitas kuesioner Tingkat Pengetahuan ibu peserta keluarga Berencana di wilayah Puskesmas Klaten Utara.......................................................................... .. 44 Tabel 3.2: Hasil uji validitas kuesioner motivasi ibu peserta Keluarga Berencana di wilayah puskesmas Klaten Utara............................................................................
45
Tabel 3.3: Hasil uji validitas persepsi kesuburan setelah melahirkan di wilayah Puskesmas Klaten Utara........................................
46
Tabel 4.1: Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan................................
49
Tabel 4.2: Distribusi frekuensi Motivasi..................................................
49
Tabel 4.3: Distibusi persepsi kesuburan setelah melahirkan. ..................
50
Tabel 4.4: Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan dengan persepsi Kesuburan setelah melahirkan..............................................
50
Tabel 4.5: Distribusi frekuensi motivasi dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan.................................................................
51
Tabel 4.6: Uji Normalitas........................................................................
52
Tabel 4.7: Hasil analisa data regresi linear berganda ..............................
54
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1
: Pernyataan Kesediaan Sebagai Responden...................
74
Lampiran 2
: Halaman Informed Consent ..........................................
75
Lampiran 3
: Kisi-kisi Kuesioner........................................................
76
Lampiran 4
: Kuesioner Karakteristik Responden..............................
77
Lampiran 5
: Kuesioner Pengetahuan Ibu ...........................................
78
Lampiran 6
: Kuesioner Motivasi Ibu Peserta KB............................................. 79
Lampiran 7
: Kuesioner Persepsi Kesuburan setelah Melahirkan.....................................................................
81
Lampiran 8
: Jadwal Penelitian……………………………………..
83
Lampiran 9
: Hasil Rekapitulasi Data Tingkat Pengetahuan ………..
84
Lampiran 10 : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas tingkat Pengetahuan………………………………………………85 Lampiran 11 : Hasil Rekapitulasi Data Motivasi ibu peserta KB……… 86 Lampiran 12
: Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Motivasi Ibu Peserta KB……………………………………………….. 87
Lampiran 13
: Hasil Rekapitulasi Data Persepsi kesuburan setelah Melahirkan …………………………………………….. 88
Lampiran 14
: Hasil uji Validitas dan Reliabilitas Persepsi Kesuburan Setelah Melahirkan…………………………… 89
Lampiran 15 : Rekapitulasi hasil data kuesioner tingkat pengetahuan …. 90 Lampiran 16
: Rekapitulasi hasil data kuesioner motivasi ibu.
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
peserta Keluarga Berencana………………………………... Lampiran 17
92
: Rekapitulasi hasil data kuesioner persepsi kesuburan setelah melahirkan ………………………………………….
94
Lampiran 18 :.Pengolahan Data Uji Normalitas..............................................
96
Lampiran 19 : Pengolahan Data uji linieritas persepsi * pengetahuan ...........
97
Lampiran 20 : Pengolahan Data uji linearitas persepsi * motivasi..................
98
Lampiran 21 : Pengolahan data uji Regresi......................................................... 99 Lampiran 22 : Hasil pengolahan Data Frekuensi.............................................. 101 Lampiran 23
: Hasil Pengolahan data Crosstab................................................ 102
Lampiran 24
: Surat Permohonan Ijin Penelitian ............................................ 104
Lampiran 25 : Surat Penelitian ......................................................................... 105 Lampiran 26 : Lembar Konsultasi.................................................................... 106
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR SINGKATAN
BKKBN
: Badan Koordinasi Keluarga Berencana nasional
BPS
: Bidan Praktek Swasta
KB
: Keluarga Berencana
SDKI
:Standart derajat kesehatan Indonesia
WHO
: World Health Organisation
BPS
: Badan Pusat statistik
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
YUDA YULIA KRISTIARINI. Relationship Between Knowledge and motivation level of family planning with maternal Participants perception Fertility after Childbirth In Klaten Health Center North.. Thesis. Surakarta : Graduate Program Sebelas Maret University Surakarta, 2010.
The purpose of this study is to investigate the relationship: a) the level of maternal knowledge of participants of Family Planning (FP) by the perception of fertility after childbirth in the area of Public Health Center North Klaten. b). Motivation participant mothers Family Planning (FP) by the perception of fertility after childbirth in the Health Center of North Klaten. c). Knowledge level of participants Mother And Motivation Family Planning (FP) by the perception of fertility after Childbirth in the Northern Territory health center Klaten in 2010. Design research is observation with cross sectional research design (cross sectional) and using a quantitative approach. Its population is 617 people and poith are 100 peple with a sample of 80 people were taken by simple random sampling. Data collected by questionnaire, and the results of research are stated with a par with the scale interval and can be continued Regression double then Correlation double. Based on the results: mother's level of knowledge and motivation of family planning participants' perceptions significantly affect the fertility of women after delivery (multiple regression) got value Sig = 0.000
Keywords: Level of Knowledge, Motivation, Perception of Fertility after Childbirth
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
YUDA YULIA KRISTIARINI. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dan Motivasi ibu Peserta Keluarga Berencana dengan persepsi Kesuburan setelah Melahirkan Di Puskesmas Klaten Utara . Tesis. Surakarta : Program pasca sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta , 2010.
Tujuan : Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan :a) Tingkat pengetahuan ibu peserta Keluarga Berencana(KB) dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan di wilayah Puskesmas Klaten Utara .b). Motivasi ibu peserta Keluarga Berencana (KB) dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan di wilayah Puskesmas Klaten Utara . c). Tingkat Pengetahuan Dan Motivasi Ibu peserta Keluarga Berencana (KB) dengan persepsi kesuburan setelah Melahirkan di Wilayah Puskesmas Klaten Utara tahun 2010. Metode : Desain penelitian yang digunakan adalah observasi dengan rancangan penelitian potong lintang ( Cross sectional analytic ) dan menggunakan pendekatan kuantitatif .Populasinya adalah 617 orang dengan sasaran 100 orang sample 80 orang diambil secara simpel random sampling/ Acak sederhana . Data dikumpulkan dengan lembar kuesioner , serta hasil penelitian dinyatakan dengan skala interval dan rasio dengan Korelasi ganda dapat dilanjut Regresi ganda . Hasil : Penelitian didapatkan tingkat pengetahuan dan Motivasi ibu peserta Keluarga Berencana berpengaruh secara significan terhadap persepsi kesuburan ibu setelah melahirkan ( Regresi ganda ) didapatkan nilai Sig = 0,000< alpha 0,05 , maka Ho ditolak . Hal ini disebabkan motivasi akan timbul apabila didasari dengan tingkat pengetahuan tentang persepsi kesuburan setelah melahirkan lebih paham sehingga akan memantapkan ibu untuk menjadi peserta KB baru. Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dan motivasi ibu peserta keluarga berencana dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan .
Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan , Motivasi , Persepsi Kesuburan setelah Melahirkan
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I ¶ PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia masih terdapat 8 % kehamilan dengan resiko tinggi karena jarak kehamilan kurang dari 24 bulan. Jarak kehamilan tersebut dapat menyebabkan terjadinya resiko mortalitas anak sebesar 2,2 kali dibandingkan dengan jarak kehamilan lebih dari 24 bulan ( BKKBN,et al 2003). Analisa data dari SDKI 2002-2003 menegaskan bahwa semakin dekat jarak kelahiran maka resiko mortalitas anak akan semakin meningkat. Di Kecamatan Klaten Utara sasaran ibu nifas tahun 2009 ada 617 orang, tahun 2008 ada 586 orang, tahun 2007 ada 553 orang. Pengalaman yang berkaitan dengan kelahiran, terutama kelahiran yang mengalami komplikasi, menyebabkan ibu postpartum lebih membutuhkan cara atau alat untuk mencegah kehamilan. Kehamilan yang terjadi pada periode postpartum merupakan kehamilan yang beresiko tinggi, karena memiliki jarak yang dekat dengan kehamilan sebelumnya (SDKI,2003). WHO (2005) menganjurkan jarak kehamilan adalah minimal 2-3 tahun. Berbagai penelitian diatas juga menunjukkan bahwa jarak minimal 2 tahun sangat bermanfaat terhadap status kesehatan ibu dan anak serta kelangsungan hidup anak. Menurut Wilopo (2004) jarak kelahiran optimal juga dapat meningkatkan derajat hidup anak dengan tercukupinya pangan, sandang, papan, perumahan, dan pendidikan. Pencegahan kehamilan setelah melahirkan dapat di peroleh melalui 2 cara, yaitu sexual abstinence dan belum kembalinya kesuburan setelah melahirkan. Data SDKI menunjukkan bahwa sebagian sexual abstinence hanya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
berlangsung sampai 2 bulan setelah melahirkan (BPS et al.2003). Selanjutnya belum kembalinya kesuburan setelah melahirkan merupakan faktor yang sangat penting dalam melanjutkan keberhasilan perlindungan terjadinya kehamilan setelah melahirkan merupakan proses fertilitas yang sulit dipahami. Masih banyak wanita yang tidak memahami proses fertilitas pada periode postpartum (Evans,2005). Rendahnya pemahaman tersebut membuat ibu postpartum menganggap bahwa hubungan sexual tidak beresiko hamil apabila menstruasi belum datang. Melihat data diatas sangat bermanfaat bagi ibu postpartum segera mamakai kontrasepsi secepatnya untuk mencapai jarak kehamilan yang ideal (aross et al 1989). Menyatakan inisiasi pemakaian kontrasepsi secepat mungkin telah
melahirkan
masih
diperdebatkan
sebagai
pilihan
yang
tepat.
(Sarwono,2003). Berdasarkan uraian diatas keputusan untuk mulai memakai kontrasepsi pada periode postpartum merupakan perilaku yang harus dipertimbangkan berdasarkan faktor tertentu. Dimana alasan ibu yang mau menerima kontrasepsi karena adanya keinginan tidak ingin memiliki anak lagi dan puas terhadap metode yang sebelumnya, sedang alasan yang menolak karena faktor suami dan keinginan menunda pemakaian kontrasepsi sampai periode postpartum berakhir (Romeo Gutierrez et al,2003). Sedang motivasi ibu menggunakan kontrasepsi dipengaruhi oleh jumlah anak ideal yang diinginkan, pengetahuan tentang tentang kesuburan pada periode postpartum, niat dan kesadaran untuk menggunakan metode kontrasepsi postpartum dan implementasi penggunaan kontrasepsi postpartum. Keinginan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
untuk tidak punya anak lagi atau ingin menunda kehamilan berikutnya paling tidak 1 tahun yang akan datang menyebabkan 96% ibu berminat menggunakan kontrasepsi meskipun belum pasti menggunakan metode kontrasepsinya. Dilihat dari pengetahuan mengenahi hubungan antara menyusui dengan kembalinya menstruasi dan kesuburan pada periode postpartum ternyata 40% mengatakan tidak tahu. Meskipun demikian mereka mempercayai manfaat kontrasepsi dari aktivitas menyusui (Bulut dan turan, 1995). Pada penelitian afifi (2007) perlindungan ganda tersebut terjadi pada 12% ibu postpartum yang dapat memenuhi kriteria metode aminorea laktasi (MAL). Keputusan ibu postpartum untuk memulai pemakaian kontrasepsi diambil berdasarkan status aminorea dan menyusui, atau pertimbangan yang lain pada tahap pertumbuhan anak dan kembalinya aktivitas di dalam maupun di luar rumah dan ketika anak sudah dapat dirawat oleh orang lain (Winikoff dan Mensch1991). Efek menyusui telah lama diketahui dapat mencegah kehamilan, bahkan dalam masyarakat tradisional metode ini sejak lama sudah digunakan sebagai metode kontrasepsi. Efektifitas menyusui dalam mencegah kehamilan dapat mencapai 98% untuk 6 bulan pertama apabila dilaksanakan dengan benar dan tepat. Kriteria yang terdapat pada MAL.hal ini untuk menjaga ketidaksuburan fungsi reproduksi ibu pasca persalinan karena belum terjadi ovulasi. Secara fisiologi pemberian asi esklusif menjadi faktor penentu terhadap lamanya aminorea. Berakhirnya aminorea merupakan indikasi kembalinya aktivitas ovarium untuk menghasilkan sel telur. Pembatasan MAL untuk jangka 6 bulan postpartum berkaitan dengan pemberian makanan pendamping ASI yang dianjurkan mulai 6 bulan keatas. Dampak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
pemberian makanan pendamping ASI adalah berkurangnya durasi dan frekuensi menyusui sehingga akan memperpendek aminorea. Dengan memahami MAL responden akan berfikir bahwa praktek menyusui tidak dapat dilakukan sesuai kriteria MAL maka kesuburan akan datang lebih cepat. Berdasarkan pemahaman pemakaian kontrasepsi MAL maka pemakaian kontrasepsi postpartum lebih baik dan segera dapat dilakukan. Karena pemahaman mengenai kembalinya masa subur dengan memberikan informasi tentang MAL sangat berpengaruh terhadap penggunaan kontrasepsi postpartum (BKKBN,2010). Berdasarkan uraian diatas bahwa dengan adanya tingkat pengetahuan dan motivasi ibu berKB yang dihubungkan dengan persepsi ibu postpartum tentang kesuburannya sehingga untuk memulai memakai kontrasepsi lebih baik apabila didasarkan pada pemahaman yang baik mengenai kesuburan setelah melahirkan sehingga akan menimbulkan suatu motivasi yang tinggi. Sementara konsep mengenai kesuburan setelah melahirkan serta cara pemilihan metode kontrasepsi yang tepat. Hanya pemberian ASI yang memenuhi tiga kriteria dalam metode MAL yang mampu memberi efek kontrasepsi.tiga kriteria tersebut adalah usia bayi tidak lebih dari 6 bulan, amenorea dan menyusui secara penuh.bagi ibu yang tidak memenuhi tiga kriteria tersebut sebaiknya pemakaiann kontrasepsi libih cepat. Selain waktu, juga jenis kontrasepsi yang digunakan harus dipertimbangkan terutama bagi ibu yang masih menyusui (BKKBN,2010).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
B.Rumusan Masalah Persepsi
ibu
postpartum
mengenai
kesuburan
dalam
pemakaian
kontrasepsi adalah keputusan dan tindakan dalam menentukan waktu kapan memulai pemakaian kontrasepsi dan jenis kontrasepsi. Keputusan tersebut hendaknya didasarkan pada kondisi kesuburan ibu postpartum. Pertimbangan tersebut dapat dilakukan bila ibu postpartum memahami dengan baik mengenai konsep kesuburan setelah melahirkan dan adanya pengetahuan dan motivasi dari ibu sendiri tentang KB. Sesuai dengan uraian diatas maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini antara lain: 1.Adakah hubungan antara tingkat pengetahuan ibu peserta KB dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan ? 2.Adakah hubungan antara motivasi ibu peserta KB dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan ? 3.Adakah hubungan antara tingkat pengetahuan dan motivasi ibu peserta KB dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan ? C.Tujuan Penelitian 1.Tujuan umum Mengetahui adakah hubungan antara tingkat pengetahuan dan motivasi ibu peserta KB dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan di wilayah Puskesmas Klaten utara.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui adakah hubungan antara tingkat pengetahuan ibu peserta KB dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan di wilayah Puskesmas Klaten utara b.Untuk mengetahui adakah hubungan antara motivasi ibu peserta KB dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan di wilayah Puskesmas Klaten utara. D.Manfaat Penelitian 1 . Manfaat Teoritis Diharapkan Sebagai masukan dalam bidang pelayanan maupun pendidikan dalam mengembangkan konsep yang berkaitan dengan pelayanan KB setelah melahirkan. 2. Manfaat praktis a.
Bagi masyarakat : Diharapkan untuk meningkatkan pengetahuan dan
motivasi dalam menentukan keputusan yang berkaitan dengan KB postpartum ( setelah melahirkan ) sesuai dengan keadaan dirinya. b. Bagi petugas Kesehatan : Diharapkan sebagai masukan bagi pembuat kebijakan dan petugas kesehatan mengenai intervensi dan kualitas pelayanan dalam program
dalam rangka meningkatkan pelayanan KB setelah
melahirkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tingkat Pengetahuan a.Pengertian Pengetahuan adalah Suatu informasi dapat menambah pengetahuan yang dapat merubah sikap. Dimana sikap seseorang dapat terlihat dari perilaku cara mengubah ketidaktahuan serta sikap dan perilaku itu antara lain melalui pendidikan (Suryaningrat ,2005). Informasi yang representative dan eskalatif pada hakekatnya adalah edukasi. Suatu proses belajar informal yang sangat efektif untuk mengubah sikap dan perilaku khususnya dalam alat kontrasepsi. b.Tingkatan pengetahuan Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 (enam) tingkatan, yaitu : 1).Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya. Dalam hal ini ibu setelah melahirkan mampu mengingat serta ada kemauan untuk mengikuti program
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
KB saat mereka memahami bahwa post partum untuk 2 bulan pertama merupakan saat yang tepat untuk menjadi akseptor KB karena belum kembali subur. 2).Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan
contoh,
menyimpulkan,
meramalkan,
dan
sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Ibu akseptor KB baru setelah mendapat penyuluhan atau konseling tentang KB diharapkan mampu untuk mengetahui kegunaan KB bagi dirinya serta manfaat dan efek samping serta cara kerja jenis kontrasepsi yang dipakainya. 3).Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riel (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Ibu akseptor KB mampu sebagai pengguna jenis KB yang di anggap cocok bagi diri dan pasangannya. 4).Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya. Ibu setelah melahirkan mampu dan mengerti alasan kapan mereka yang tepat untuk menjadi akseptor KB setelah mereka memahami makna kesuburan selah melahirkan sehingga akan menimbulkan suatu kesadaran yang meningkatkan suatu motivasi tinggi untuk menjadi peserta KB. 5). Sintesis (synthesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. Ibu peserta KB tersebut diharapkan mampu untuk menyusun atau dan memahami fungsi daripada KB sehingga dapat menceritakan kembali urutan cara dan fungsi sebagai akseptor KB. 6). Evaluasi (evaluation). Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2003). Dalam hal ini ibu peserta keluarga berencana mampu menilai tentang keberhasilan dan manfaat menjadi akseptor
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
KB yang tepat yaitu 2 bulan pertama setelah melahirkan karena belum ada proses ovulasi (BPS,2003). 2. Motivasi a. Pengertian Motivasi Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektif dan reaksi untuk mencapai tujuan (Mc Donald dalam Oemar H 1992). Pengertian lain dari motivasi atau disebut juga dorongan oleh Ngalim P (2004) adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan atau perangsang. Motivasi terbentuk oleh tenaga-tenaga yang bersumber dari dalam dan dari luar individu (Nana Syaodin S, 2003). Pada umumnya motivasi terbentuk oleh tenaga - tenaga yang bersumber dari dalam (motivasi intrinsik) dan dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Motivasi instrinsik adalah motif motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Bila seseorang telah memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya, maka ia akan secara sadar melakukan sesuatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya rangsangan dari luar. Motivasi peserta KB dikatakan ekstrinsik bila akseptor KB menempatkan tujuan ber KB diluar faktor-faktor situasi paksaan.Menjadi akseptor KB karena hendak mencapai tujuan diluar hal yang diketahui misal : untuk mencapai hidup yang sejahtera . Motivasi ekstrinsik diperlukan agar akseptor KB mau belajar (Syaiful Bahri D, 2002).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
Istilah motivasi berasal dari bahasa latin movere yang berarti menggerakkan (to move). Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas - aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Dengan demikian motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi internal dan berawal dari motif maka motifasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif pada saat saat tertentu terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan mendesak. Motivasi adalah dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku belajar karena dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku individu (koeswara,1989) yang dikutip di Dimyati dan Mudjiono (2002:80). Motivasi adalah proses proses psikologikal yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya dan terjadinya persistensi kegiatan - kegiatan sukarela (volunteer) yang diarahkan pada tujuan tertentu (michell,1982,dalam winardi J,2001). Motivasi dapat dibedakan 2 jenis yaitu : 1).Motivasi Primer Motivasi yang didasarkan pada motif - motif primer dasar. Motif - motif dasar tersebut pada umumnya berasal dari segi biologis atau jasmani manusia.
Manusia
adalah
makhluk
jasmani,
sehingga
perilakunya
terpengaruh oleh insting atau kebutuhan jasmaniahnya. Insting yang penting adalah
memelihara, mencari makan,
melarikan diri, berkelompok,
mempertahankan diri, rasa ingin tahu, membangun dan kawin.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
2).Motivasi sekunder Disebut juga motivasi sosial merupakan perkembangan dari motif primer, adalah motivasi yang dipelajari berkembang karena belajar dan pengalaman. Motivasi sekunder digolong - golongkan menjadi keinginan - keinginan untuk memperoleh pengalaman baru, untuk mendapat respons, memperoleh pengakuan, dan memperoleh rasa aman. Perilaku motif sekunder dipengaruhi oleh sikap dan emosi (Nana Syaodin S, 2003 ; Dimyati dan mujiono, 2002). Menurut Abraham Maslow dalam Nana Syaodin S (2003) membagi keseluruhan motif yang mendorong perbuatan individu menjadi 5 kategori yang membentuk suatu hierarki atau tangga motif dari yang terendah sampai tertinggi, yaitu : a).Motif fisiologi yaitu dorongan-dorongan untuk memenuhi kebutuhan jasmaniah, seperti kebutuhan akan makan, minum, bernafas, bergerak dan lain-lain. b).Motif pengamanan yaitu dorongan-dorongan untuk menjaga atau melindungi diri dari gangguan, baik gangguan alam, binatang, iklim maupun penilaian manusia. c).Motif persaudaraan atau kasih sayang yaitu motif untuk membina hubungan baik, kasih sayang, persaudaraan baik dengan jenis kelamin sama maupun berbeda. d).Motif harga diri yaitu untuk mendapatkan pengakuan, penghargaan, dan penghormatan dari orang lain.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
e).Motif aktualisasi diri. Manusia memiliki potensi-potensi yang dibawa dari kelahirannya dan kodratnya sebagai manusia. Potensi dan kodrat ini perlu diaktualisasikan atau dinyatakan dalam berbagai bentuk, sifat, kemampuan dan kecakapan nyata. Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang terhadap suatu aktivitas akan memperlihatkan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang. 3. Persepsi kesuburan setelah melahirkan a. Persepsi Persepsi
merupakan
aktivitas
seorang
individu
dalam
mengorganisasikan serta kemudian menginterprestasikan stimulus objek tertentu (Robbins,1996;Walgito,1997). Persepsi merupakan suatu keadaan yang integrated dari individu terhadap stimulus yang diterimanya sehingga pengetahuan, pengalaman, keyakinan, kepentingan, perhatian
dan faktor
faktor lain akan sangat berpengaruh terhadap persepsi individu. Konsep tersebut sangat relevan dengan adanya perbedaan persepsi antar individu meskipun stimulus yang diterima sama. Persepsi merupakan proses pengorganisasian
dan
penafsiran
pola
stimulus
dalam
lingkungan.
Terbentuknya persepsi dalam diri seseorang terjadi apabila stimuli yang sangat komplek masuk kedalam otak dan setelah melalui proses yang sangat rumit akan menghasilkan makna serta arti atau tafsiran terhadap stimulus tersebut. Hal sama dinyatakan oleh desiderato (Dalam Rakhmat,1996) menyatakan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang obyek peristiwa atau hubungan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi berarti memberi makna pada stimulus sensori (Atkinson dan Hilgard,1991). Dalam kajian psikologi yang disebut persepsi sosial yang bermakna pandangan seseorang terhadap orang lain. Dalam hal ini terdpat 3 domensi yang membentuk persepsi seseorang yaitu pengetahuan tentang pribadi orang lain, harapan kepada orang tersebut dan evaluasi yang berisi kesimpulan tentang pribadi tersebut (cahoun dan Acocella, 1990). Persepsi kesuburan setelah melahirkan meliputi aspek pengetahuan tentang kesuburan melahirkan, harapan dan manfaat yang diinginkan, resiko dan evaluasi yang berasil disimpulkan memiliki 4 aspek yaitu : 1).Hal yang diamati dari suatu stimulus bervariasi tergantung dari pola menyeluruh dimana stimulus yang bersangkutan menjadi bagiannya . 2). Persepsi bervariasi antar individu dan antar waktu . 3).Persepsi bervariasi tergantung pada arah atau fokus dari panca indera yang menerimanya. 4).Persepsi cenderung berkembang kearah tertentu dan kecenderungan tersebut pada umumnya akan menetap . Persepsi merupakan hasil pengamatan yang dilakukan oleh seseorang yang dipengaruhi oleh pengalaman, proses belajar, wawasan berfikir, dan pengetahuan (Berlyne dalam sarwono, 1998). Persepsi seseorang terhadap obyek tertentu ditentukan oleh kecenderungan untuk memberikan kesan tertentu dan sejauh mana objek tersebut bernilai bagi dirinya. Persepsi sesorang terhadap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
suatu obyek yang sama dapat berbeda dengan persepsi yang dimiliki orang lain, hal ini dipengaruhi oleh perbedaan perhatian, pengalaman, dan kondisi fisik panca indera pada masing masing individu (Sarafino ,1994). b. Kesuburan setelah melahirkan Kesuburan setelah melahirkan merupakan kembalinya keseimbangan antara fungsi kelenjar hypothalamus anterior dan sekresi gonadrophin. Meskipun merupakan suatu proses yang kompleks tetapi konsep mengenai penekanan ovulasi dan siklus menstruasi melalui aktivitas pemberian ASI sudah dipahami. Frekuansi menyusu yang menghasil prolaktin berhubungan erat dengan perubahan sekresi LH dan
aminorea. Secara klinis pengukuran
kesuburan dilakukan saat kembalinya menstruasi setelah melahirkan dan tergantung pada durasi dan frekuansi menyusui (Egbuonu et al, 2005). Kesuburan setelah melahirkan merupakan fungsi fisiologis ketika aktivitas menyusui tidak mampu lagi menekan datangnya ovulasi. Fenomena penurunan prevalensi pemberian ASI esklusif akan menyebabkan kesuburan setelah melhirkan datang lebih cepat. Penurunan ekologi menyusu menyebabkan rata rata jarak kelahiran yang semula 2 tahun menjadi 1 tahun. Karena meliputi ekologi sebagai berikut: Bayi hanya diberikan ASI 6 bulan pertama, ASI diberikan sesuai dengan kebutuhan bayi siang dan malam hari, pengenalan makanan terbatas berangsur angsur setelah usia 6 bulan, dan dilanjutkan makanan utama diatas 1 tahun atau lebih (Jakcson, 1998). Menyusu dapat menekan datangnya kesuburan dengan waktu yang bervariasi. Cara bayi menyusu atau menghisap sangat menentukan periode
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
datangnya kembali kesuburan yang tertekan oleh aktivitas menyusui. Rangsangan pada puting oleh isapan bayi menghasilkan 3 respon: Pelepasan hormon oksitosin dan kelenjar posterior untuk melepaskan ASI kepada bayi, melepaskan hormon prolaktin yang sangat diperlukan untuk memproduksi ASI sebagai makanan bayi, dan penekanan sekresi gonadhotropin yang akan menekan aktivitas ovarium (Mcneilly,1996). 4. Kontrasepsi setelah melahirkan ( Postpartum) a. Kontrasepsi setelah melahirkan ( Postpartum) Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau melawan dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sperma sebagai awal terjadinya kehamilan. Berdasarkan definisi tersebut pemakaian kontrasepsi ditujukan untuk mencegah terjadinya pertemuan antara sperma dan sel telur sehingga tidak terjadi kehamilan. Kontrasepsi dalam mencegah kehamilan memiliki dua cara kerja yaitu kontrasepsi sederhana dan kontrasepsi modern. Kontrasepsi sederhana meliputi senggama terputus, pantang berkala, kondom, diafragma atau cup, cream, jelly, vagina tablet. Kontrasepsi modern meliputi pil, IUD, suntikan, implant, dan sterilisasi baik pada wanita atau pria. Postpartum diasumsikan sebagai waktu beristirahat, peningkatan gizi bagi ibu dan bayinya, perlindungan dari penyakit dan berhubungan dengan kondisi yang selalu higienis serta peningkatan asupan gizi postpartum bertujuan untuk meningkatkan Mensch,1991).
commit to user
pada ibu
produksi ASI (Winikoff dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
Kontrasepsi postpartum merupakan inisiasi atau penggunaan metode keluarga berencana pada 4 minggu pertama setelah melahirkan untuk mencegah kehamilan yang tidak direncanakan terutama dalam waktu 1-2 tahun setelah melahirkan. Hal ini terutama disebabkan bahwa kehamilan berikutnya dapat membahayakan kesehatan ibu dan bayi serta mengurangi kualitas pemberian ASI (Bulut dan turan,1995). b. Metode Kontrasepsi setelah melahirkan ( Postpartum) Pertimbangan pemilihan metode kontrasepsi dapat dibedakan bagi ibu yang menyusui atau tidak menyusui. Bagi ibu yang tidak menyusui ovulasi pertama terjadi rata rata 45 hari setelah melahirkan, sehingga kontrasepsi perlu dipertimbangkan mulai sekitar 4 minggu postpartum meskipun masih bersifat sementara. Pemilihan metode bagi wanita yang tidak menyusui relatif lebih leluasa sesuai dengan pilihan metode yang tersedia dan diinginkan (Kennedy ,1996). Tujuan pemakaian kontrasepsi merupakan salah satu pertimbangan yang harus diperhatikan. Masing masing kontrasepsi membawa implikasi yang dapat menunjang pencapaian tujuan karena kontrasepsi meiliki reversibilitas dan si umum, serta efektifitas yang berbeda. Reversibilitas adalah kemampuan suatu jenis alat kontrasepsi untuk mengembalikan kesuburan setelah pemakain dihentikan. Efektifitas berkaitan dengan kemampuan suatu alat kontrasepsi dalam mencegah terjadinya kehamilan. Pada umumnya pasangan yang menggunakan kontrasepsi dilandasi dengan keinginan yang jelas dalam perencanaan keluarga, apakah untuk menunda kelahiran anak pertama,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
menjarangkan atau pengaturan kelahiran atau membatasi jumlah anak yang diinginkan (Wilopo,2006). Untuk tujuan, mengatur kehamilan, kontrasepsi yang diperlukan memerlukan reversibilitas dan efektifitas tinggi serta dapat diatur jangka waktu pemakaiannya. Sedang untuk tujuan mengakhiri kehamilannya maka hanya efektifitas tinggi yang diperlukan antara lain dengan metode Kontap. Sedangkan pertimbangan pemilihan jenis kontrasepsi bagi ibu menyusui terdiri dari 3 tingkatan menurut minimalitas pengaruh terhadap pemberian ASI. Pemilihan yang baik apabila kontrasepsi yang digunakan tidak memberikan efek negatif pada pemberian ASI. Dimana ke 3 jenis kontrasepsi tersebut antar lain : 1). Metode non Hormonal Metode ini merupakan metode yang paling direkomendasikan karena sama sekali tidak berpengaruh terhadap pemberian ASI. Penggunaannya didasarkan pada tingkat penerimaan klien KB dengan memperhatikan kontra indikasi klien yang bersangkutan terhadap suatu jenis kontrasepsi. Kontrasepsi non hormonal meliputi: a). MOW Metode operasi wanita merupakan kontrasepsi yang bersifat permanen dan ditujukan pada ibu postpartum yang tidak ingin memiliki anak lagi. Kontrasepsi ini sangat efektif dengan kejadian kehamilan kurang dari 1 per 100 wanita atau 5 per 1000 setelah 1 tahun prosedur sterilisasi dilaksanakan. Artinya terdapat 995 dari 1000 penggunaan telah lebih dari 10 tahun maka
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
efektivitas akan menurun menjadi 2 kehamilan per 100 atau 18-19 kehamilan per 1000 (WHO et al ,2007). Menurut saifuddin (2003) wanita yang dapat memilih kontrasepsi MOW adalah: (1).Telah memiliki anak lebih dari 2 dan keluarga besar telah sesuai dengan yang dikehendaki. (2). Usia lebih dari 26 tahun. (3). Apabila hamil kembali akan menimbulkan resiko penyakit yang serius. (4). Memahami kelebihan dan kelemahan metode ini beserta prosedurnya. (5). Persetujuan secara sukarela dengan persetujuan suami. Cara kerja metode kontrasepsi ini adalah menghambat perjalanan ovum agar tidak dapat dibuahi oleh seperma. Keuntungan metode ini adalah permanen dan efektif dan tidak ada efek samping jangka panjang, tidak mempengaruhi pemberian ASI, tidak mengganggu hubungan seksual dan mempengaruhi resiko kanker ovarium. Sedang keterbatasan metode ini adalah ada kemungkinan penyesalan karena bersifat permanen, harus dilakukan petugas terlatih terhadap resiko komplikasi meskipun kecil namun akan mengingat
jika
dilakukan
anestesi
umum,
serta
rasa
sakit
atau
ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan. b). IUD ( Intra Uterus Device). Merupakan
salah satu jenis alat kontrasepsi jangka panjang yang
berfungsi untuk mencegah terjadinya kehamilan. Cara kerja metode IUD adalah menghambat pertemuan antara sperma dan ovum dan menghambat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
kemampuan spermatozoa untuk masuk ke kavum uteri. Tetapi juga IUD mempunyai angka kegagalan dalam mencegah terjadinya kehamilan yaitu kurang dari 1 kehamilan per 100 perempuan dalam satu tahun pertama (Saifuddin, 2003). Keuntungan kontrasepsi ini bagi ibu postpartum adalah tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI dan dapat segera dipasang setelah melahirkan selama masih kurang dari 48 jam. Pemasangan IUD juga dilakukan pada waktu lebih dari 4 minggu setelah melahirkan dengan memastikan ibu postpartum tidak dalam keadaan hamil. Bagi ibu yang masih aminorhoe dapat dipasang kapan saja, sedang bagi ibu yang sudah mendapatkan menstruasi IUD dapat dipasang dalam 12 hari pertama siklus menstruasi dan tidak diperlukan perlindungan tambahan. Keuntungan IUD yang lain adalah ekonomis,efektivitas tinggi, metode penggunaan jangka panjang tidak mempengaruhi hubungan seksualitas dan kesuburan segera kembali bila IUD dilepas. 2) Metode hormonal yang mengandung progesteron saja . Metode hormonal memiliki cara kerja menghambat sekresi gonadotropin melalui efeknya pada pusat hipofisis dan hipotalamus. Hormon ini yang menekan sekresi hormon LH (luteinizing hormone) dan selanjutnya mencegah terjadinya ovulasi ( Speroff dan darney,2001) meliputi: a) Pil progestin. Jenis pil yang mengandung hormon progesti saja adalah exluton atau mini pil (BKKBN,2002). Cara kerja kontrasepsi ini adalah menekan sekresi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
gonadotropin dan melemahkan sintesis steroid seks di ovarium, endometrium mengalami tranformasi lebih awal sehingga menghambat penetrasi sperma dan mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu. Efektivitas cara ini cukup tinggi apabila digunakan setiap hari secara tepat waktu dan konsistenbagi ibu yang menyusui kehamilan yang terjadi 1 per 100 wanita yang menggunakan pil ini dalam 1 tahun. Kontrasepsi ini dapat digunakan oleh ibu postpartum yang menyusui karena tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Bagi ibu postpartum yang menyusui, maka pil progestin dapat digunakan kapan saja pada masa 6 minggu sampai 6 bulan apabila belum menstruasi. Apabila menstruasi telah kembali maka pil progestin dapat dimulai pada hari ke 5 pertama siklus menstruasi dan tidak perlu tambahan kontrasepsi lain. Bagi ibu yang tidak menyusui, pil progestin direkomendasikan mulai digunakan pada masa kurang dari 21 hari setelah melahirkan tanpa diperlukan perlindungan tambahan. Pil progestin dapat digunakan kapan saja dengan memastikan tidak hamil, tetapi apabila digunakan sesudah hari ke-5 siklus menstruasi maka harus pantang senggama atau memakai perlindungan dengan kontrasepsi tambahan untuk 2 hari berikutnya ( Wilopo,2008). b) Suntikan progestin Suntikan ini tersedia dalam 2 jenis yaitu DMPA (Depo Medroksi Progesteron Asetat) dan NET EN (Noretisteron Enantat). Cara kerja kontrasepsi ini adalah mencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma, menipiskan selaput lendir rahim
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
menjadi tipis dan atrofi serta menghambat trasportasi gamet oleh tuba (Saifudin ,2003). Kontrasepsi ini cukup efektif apabila dilakukan tepat waktu dimana kehamilan yang terjadi 1 dari 100 wanita (3 per 100 wanita) dalam 1 tahun. Keuntungan kontrasepsi ini tidak berpengaruh terhadap ASI sehingga dapat dengan aman digunakan oleh ibu yang menyusui. Maka suntikan progestin dapat digunakan kapan saja pada masa 6 minggu sampai 6 bulan setelah melahirkan apabila menstruasi belum kembali. Sedang mentruasi sudah kembali maka pil progestin dapat dimulai digunakan pada 7 hari pertama menstruasi dan tidak diperlukan kontrasepsi tambahan. Suntikan ini dapat digunakan kapan saja dengan memastikan tidak hamil, tetapi apabila digunakan sesudah 7 hari siklus menstruasi maka harus pantang senggama atau memakai perlindungan dengan kontrasepsi tambahan untuk 7 hari berikutnya (Wilopo , 2008). Tetapi bagi ibu yang tidak menyusui kontrasepsi ini direkomendasikan mulai digunakan pada mas kurang dari 21 hari setelah melahirkan tanpa diperlukan tambahan. Apabila digunakan lebih dari 21 harisetelah melahirkan dan menstruasi belum kembali maka harus dipastikan tidak hamil dan diperlukan pantang senggama atau perlindungan kontrasepsi tambahan selama 7 hari berikutnya. Apabila menstruasi telah kembali maka suntikan progestin dapat dimulai dan digunakan pada 7 hari pertama siklus menstruasi dan tidak memerlukan kontrasepsi tambahan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
c) Implant Merupakan alat kontrasepsi yang berupa batang silastik dan dipasang di bawah kulit pada lengan atas. Implant merupakan jenis alat kontrasepsi yang mengandung progestin sehingga dapat dipakai oleh ibu menyusui wanita (Affandi et al,2007; Saifudin ,2003). Keuntungan lain implant adalah perlindungan jangka panjang, kesuburan segera kembali setelah dilepas, tidak memerlukan pemeriksaan dalam, tidak mengganggu hubungan seksual . Cara kerja implant adalah mengentalkan lendir serviks, mengganggu proses
pembentukan
endometrium sehingga
sulit
terjadi
implantasi,
mengurangi transportasi sperma dan menekan ovulasi. Sekarang hanya tersedia indoplant terdiri dari 2 batang dengan lama kerja 3 tahun (Saifudin ,2003). Bagi ibu yang tidak menyusui indoplant direkomendasikan mulai digunakan pada masa kurang dari 21 hari setelah melahirkan tanpa diperlukan perlindungan kontrasepsi tambahan. Apabila digunakanlebih dari 21 hari setelah melahirkan dan menstruasi belum kembali maka harus dipastikan tidak hamil, dan diperlukan pantang senggama atau perlindungan kontrasepsi tambahan selama 7 hari berikutnya (Wilopo , 2008). 3).Kontrasepsi yang mengandung hormon Kombinasi progestin dan estrogen Metode hormonal yang mengandung estrogen tidak direkomendasikan bagi ibu yang menyusui karena akan mempengaruhi berkurangnya produk ASI dan komposisi ASI, Kontrasepsi ini terdiri dari 2 macam: a).Pil kombinasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
Pil kombinasi merupakan kontrasepsi yang berisi dosis rendah hormon progestin dan hormon estrogen. Pil kombinasi terdiri dari 3 jenis antara lain : (1).Monosik adalah pil tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/ progestin (E/P) dalam dosis yang sama dengan 7 tablettanpa hormon aktif. (2).Bifasik adalah pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/ progesteron ( E/p) dengan dosis yang berbeda, dengan 7tablet tanpa hormon aktif. (3).Trifasik adalah pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung
hormon aktif estrogen/ progesteron dengan 3 dosis yang berbeda dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. Cara kerja pil kombinasi ini adalah menekan ovulasi mencegah implantasi, mengentalkan lendir serviks sehingga sulit silalui sperma dan mengganggu pergerakan tuba sehingga transportasi telur akan terganggu pula .efektifitas kontrasepsi ini cukup tinggi apabial dilakukan secara tepat waktu setiap hari, yaitu 1 kehamilan per 1000 pengguna dalam tahun pertama penggunaan (Saifudin,2003). b). Suntikan kombinasi Merupakan kontrasepsi suntikan yang mengandung hormon estrogen dan progestin. Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg depo medroksiprogesteron asetat dan 5 mg estradiol sipionat yang diberikan sebulan sekali. Jenis yang lain adalah 50 mg noretindron enantat dan 5 estradiol valerat juga diberikan sebulan sekali. efektivitas kontrasepsi ini cukup tinggi apabila diberikan tepat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
waktu dan konsisten, yaitu 0,1 – 0,4 kehamilan per 100 wanita selama tahun pertama penggunaan (Saifuddin,2003). Cara kerja suntikan kombinasi adalah menekan ovulasi mengentalkan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi terganggu dan menghambat transportasi gamet oleh tuba. Kontrasepsi ini tidak direkomendasikan untuk ibu menyusui
tetapi bila kontrasepsi lain tidak tersedia suntikan dapat
digunakan untuk ibu postpartum setelam melahirkan lebih dari 6 bulan. Apabila menstruasi belum kembali maka suntikan kombinasi dapat dilakukan kapan saja setelah dipastikan tidak hamil. Dan diperlukan pantang senggama atau kontrasepsi tambahan selama 7 hari berikutnya. Apabila menstruasi telah kembali maka pil kombinasi dapat mulai digunakan pada 7 hari pertama siklus menstruasi dan tidak diperlukan perlukan kontrasepsi tambahan. Dan dapat digunakan kapan saja setelah dipastikan tidak hamil ,tetapi apabila digunakan sesudah 7 hari siklus menstruasi maka harus pantang senggama atau memakai perlindungan dengan kontrasepsi tambahan untuk 7 hari berikutnya (Wilopo.2008). c. Landasan Teori Keputusan dalam memakai atau tidak memakai kontrasepsi setelah melahirkan merupakan suatu kesadaran ibu dalam mengambil keputusan untuk menjadi akseptor KB yang dipengaruhi oleh suatu persepsi ibu tentang kesuburan post partum (setelah melahirkan) sehingga ibu akan menentukan pilihannya tergantung dari persepsi yeng ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan motivasi ibu peserta KB. Dimana aspek individu yang sangat berpengaruh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
dalam perubahan tingkah laku adalah persepsi, motivasi dan emosi (Sarwono,1998). Kesuburan setelah melahirkan merupakan kembalinya keseimbangan antara fungsi
kelenjar hypothalamus - anterior dan sekresi
gonadhotrophin sehingga terjadi ovulasi. Resiko akan terjadi bila ibu postpartum tidak dilindungi kontrasepsi sudah aktif secara seksual. Kembalinya mentruasi merupakan tanda yang jelas bagi ibu postpartum bahwa dirinya telah kembali subur, tetapi ovulasi tidak selalu ditandai dengan datangnya mentruasi. B. Penelitian yang Relevan. 1.Penelitian yang relevan dari Rini Prasetyaningsih dengan judul : ” Hubungan Pengetahuan dan Sikap Cara Menyusui Dengan Praktek Menyusui Ibu Post Partum Primipara di Rumah Sakit PKU Muhammadyah delanggu” Tahun 2007.Hasil penelitian menunjukkan Sikap tentang cara menyusui ibu post partum Primipara ,dari uji F hitung variabel pengetahuan dan praktek = 4.049 dengan tingkat signifikan 0.000, F hitung dari hubungan variabel sikap dengan praktek sebesar 2.825 dengan tingkat signifikan 0.012 dari hubungan variabel sikap dan pengetahuan sebesar 2.958 dengan tingkat signifikan 0.011. Berdasarkan statistik disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan an cukup kuat antara pengetahuan tentang cara menyusui dengan praktek menyusui ibu postpartum primipara. 2.Penelitian yang relevan dari Dwi Purnawati dengan judul : ” Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur Tentang Kesehatan Reproduksi Terhadap Penundaan Kehamilan. Hasil Penelitian didapatkan pengetahuan dan sikap berpengaruh secara signifikan terhadap penundaan kehamilan ( regresi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
logistik didapatkan = 0.000 < alpha ( 0,05 ), Ho ditolak . Kesimpulan adalah ada hubungan antara pengetahuan dan sikap pasangan usia subur tentang kesehatan reproduksi terhadap penundaan kehamilan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
C. Kerangka teori Penelitian Ibu/ wanita setelah melahirkan ( Postpartum)
Tingkat pengetahuan : KB, Kegunaan, efek samping, cara kerja
Motivasi ibu peserta Keluarga Berencana
Faktor luar yang berpengaruh : Umur ibu , status ekonomi, Pendidikan, Dukungan Suami , Paritas.
Tempat pelayanan Keluarga Berencana
Ibu setelah melahirkan yang berada di wilayah puskesmas Klaten Utara
Kesadaran ibu untuk melaksanakan KB
: Yang tidak dieliti : Yang di Teliti
Gambar 2.1 Kerangka teori penelitian.
commit to user
Persepsi kesuburan setelah melahirkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
1. Ada hubungan positif dan signifikan antara tingkat pengetahuan ibu peserta KB dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan. Dengan adanya pengetahuan ibu tentang keluarga berencana yang dikuatkan ibu terhadap pemahaman
kesuburan
setelah
melahirkan
diharapkan
akan
lebih
memantapkan ibu untuk menjadi akseptor keluarga berencana secara dini. Meskipun juga dipengaruhi oleh faktor luar. 2. Ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi ibu peserta KB dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan. Dengan adanya pemahaman yang kuat tentang kesuburan setelah melahirkan bahwa paling aman dalam memutuskan untuk mengikuti keluarga berencana dimana saat masa nifas tidak didapatkan suatu proses reproduksi yang aktif serta tidak terdapat penyakit yang konta indikasi terhadap pemilihan salah satu jenis KB maka akan meningkatkan motivasi seorang ibu untuk segera menjadi akseptor KB. Meskipun tidak lepas dipengaruhi oleh faktor luar. 3. Ada hubungan positip dan signifikan antara tingkat pengetahuan dan motivasi ibu peserta KB dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan. Dengan kuatnya seorang ibu mengetahui kesuburan setelah melahirkan dengan pasti maka akan lebih mantap dengan adanya tingkat pengetahuan ibu terhadap macam-macam keluarga berencana dan cara kerjanya sehingga akan menimbulkan suatu motivasi yang kuat dari dalam diri ibu untuk memilih atau menjadi akseptor KB dapat juga menimbulkan suatu kesadaran untuk segera menjadi dan memilih akseptor keluarga berencana. Dan juga dapat diperkuat dengan adanya faktor luar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
D. Hipotesis 1. Ada hubungan positip antara tingkat pengetahuan ibu peserta KB dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan. 2. Ada hubungan positip antara motivasi ibu peserta KB dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan 3. Ada hubungan positip antara tingkat pengetahuan dan motivasi ibu peserta KB dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan penelitian potong lintang (cross sectional analytic) dan menggunakan pendekatan kuantitatif. Rancangan ini merupakan penelitian yang melakukan pengukuran variabel bebas dan variabel terikat secara bersamaan dalam satu waktu selama penelitian. Berdasarkan rancangan studi tersebut maka akan mengamati Hubungan antara tingkat pengetahuan dan motivasi ibu berKB sehubungan dengan persepsi kesuburan ibu postpartum (setelah melahirkan). Alur penelitian akan terlihat pada gambar dibawah ini : Ibu setelah melahirkan di wilayah Puskesmas Klaten Utara N =100
Tingkat pengetahuan ibu dan motivasi ibu peserta KB (+)
Persepsi kesuburan setelah melahirkan (+)
Ibu menikah usia 15-40 th, memiliki anak usia 0-6 bulan, tinggal di Puskesmas Klaten Utara. Bersedia menjadi responden N = 78 Persepsi kesuburan setelah melahirkan (-)
Tingkat pengetahuan dan motivasi ibu peserta KB (-)
Persepsi kesuburan setelah melahirkan (+)
Korelasi Ganda Gambar 3.1 Skema studi cross sectional (Murti ,2003).
commit to user
Persepsi kesuburan setelah melahirkan (-)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
B. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah Puskesmas Klaten Utara, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten. Pertimbangannya dimana wilayah tersebut sudah ada basis data yang lengkap dan dari segi sosial budaya dalam masyarakat sudah terbangun mengenahi tingkat pengetahuan dan motivasi. 1. Subyek penelitian a. Populasi penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu setelah melahirkan (post partum) di wilayah Puskesmas Klaten utara Kabupaten Klaten dengan rentang waktu maksimal 6 bulan setelah melahirkan. Pada tahun 2009 populasi 617 orang dengan sasaran 100 0rang. b. Subyek penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah ibu postpartum yang kriteria inklusi dan ekslusi sebagai berikut : 1) Kriteria inklusi : (a) Ibu menikah usia 20 – 40 tahun. (b) Memiliki anak usia 0- 6 bulan. (c) Berdomisili di wilayah puskesmas Klaten Utara. (d) Bersedia menjadi responden. 2) Kriteria Eklusi : (a) Sedang hamil tua pada saat penelitian .
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
C. Pengambilan Sampel Penelitian Sampel penelitian akan diambil secara acak sederhana (simple random sampling) dari data kelahiran di posyandu maupun di Bidan Praktek Swasta, rentang waktu kelahiran adalah maksimal 6 bulan dari kelahiran hingga saat penelitian dilakukan. Penelusuran sampel akan dilakukan di wilayah Puskesmas Klaten Utara yang masuk kategari perkotaan. Dipilih sebagai dasar penentuan sampel karena selain tersedia data kelahiran juga pemakaian alat kontrasepsi. D.
Besar sampel
Pengambilan sampel dalam menentukan sampel dari populasi tertentu yang dikembangkan dari Isaac dan Michael untuk tingkat kesalahan 1%, 5 %, 10%. Rumus yang dipakai untuk menghitung sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya adalah: λ². N. P. Q S
= d² (N-1) + λ². P.Q
λ² = dengan dk =1, taraf kesalahan bisa 1%,5%,10% P= Q=0,5
d= 0,05
S = Jumlah sampel Bila populasi kami ambil 100 (N: 100) besar sample nya ada 78 dengan taraf kesalahan 5%.
( Sugiyono, 2010:131)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
E.
Definisi Operasional
Adalah suatu definisi yang dinyatakan dalam kriteria atau operasional yang dapat diuji secara khusus. Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah variabel terikat, variabel bebas. 1. Variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan dan motivasi ibu peserta KB yang definisinya sebagai tindakan atau keputusan ibu untuk ikut program KB berkaitan dengan pemakaian alat untuk mencegah terjadinya kehamilan dalam jangka waktu 6 bulan pertama setelah melahirkan. Hasil pengukuran dikategorikan menjadi data interval itu tingkat pengetahuan ibu dan motivasi ibu tinggi atau rendah. 2. Varibel terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah persepsi kesuburan setelah melahirkan (postpartum) yaitu suatu pandangan tentang kembalinya kesuburan ibu setelah melahirkan. Pengukuran akan dilakukan dari aspek pengertian manfaat, resiko, dan kesimpulan
mengenahi
kesuburan
setelah
melahirkan.
Persepsi
dikatakan tidak baik apabila tidak dapat menjawab pertanyaan mengenahi pengertian, manfaat, resiko, dan kesimpulan dengan baik. Hasil Pengukuran dikategorikan menjadi data nominal. 3. Metode penelitian dengan menggunakan angket kuesioner. 4. Untuk menjawab hipotesis penelitian ini menggunakan analisa :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
a. Uji korelasi product moment untuk mengetahui ada hubungan positip dan signifikan antara tingkat pengetahuan dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan . b.Uji korelasi product moment untuk mengetahui ada hubungan positip dan signifikan antara motivasi ibu peserta keluarga berencana dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan . c.Uji korelasi ganda untuk mengetahui ada hubungan positip dan signifikan antara tingkat pengetahuan dan motivasi ibu peserta keluarga berencana dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan . 5. Faktor lain. Faktor luar yang dapat mempengaruhi dalam penelitian ini meliputi : umur ibu, paritas, akses kontrasepsi status ekonomi, pendidikan, dukungan suami. a. Umur Ibu Umur ibu merupakan jumlah tahun sampai dengan ulang tahun terakhir ibu pada saat penelitian dilakukan. Data dikategorikan menjadi data nominal yaitu umur < 25 tahun, umur 25 – 34 tahun, dan umur > 34 tahun (Becker dan ahmad, 2001). b.Pendidikan Pendidikan merupakan tingkat pendidikan tertinggi yang berhasil diselesaikan ibu. Data dikategorikan menjadi data nominal tinggi dan rendah dan berdasarkan program wajib belajar 9 tahun
(BPS et
al, 2003). Pendidikan dikatakan tinggi apabila berhasil tamat SMA atau lebih dan dikatakan rendah apabila tidak berhasil menamatkan SMA.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
c. Paritas Paritas merupakan jumlah anak yang pernah dilahirkan sampai dengan waktu penelitian dilakukan, baik hidup atau mati. Data dikategorikan menjadi data nominal yaitu ≤ 2 dan paritas >2 (BPS et al, 2003). d. Status Ekonomi Status ekonomi merupakan tingkat kesejahteraan keluarga dimana ibu postpartum tinggal.pengukuran akan terlihat dasar kepemilikan barang berharga dalam keluarga dengan mengelompokkan atau tingkatan sosio – ekonomi dari terendah ke tinggi (Ariawan, 2006). e. Akses Kontrasepsi Akses kontrasepsi merupakan kemampuan untuk menjangkau tempat pelayanan kontrasepsi dan mendapatkan pelayanan kontrasepsi. Pengukuran dilakukan berdasarkan mengenai jarak tempat pelayanan dan biaya pelayanan. Hasil penelitian akan dikategorikan menjadi data nominal akses tinggi dan rendah. Akses kontrasepsi tinggi apabila jarak pelayanan dekat dan biaya murah sedang akses kontrasepsi rendah apabila jarak palayanan kontrasepsi jauh dan biaya mahal. f. Dukungan Suami Dukungan suami adalah suatu dukungan yang baik terhadap istri dalam membuat keputusan atau tindakan yang berkaitan dengan KB postpartum. Pengukuran ini akan dilakukan dengan aspek diskusi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
tentang kontrasepsi, persetujuan dan keterlibatan suami. Hasil dikategorikan menjadi data nominal yaitu mendukung dan tidak mendukung. Dikatakan mendukung apabila suami ikut andil dalam menentukan pilihan dan persetujuan dalam pelayanan kontrasepsi. Dikatan tidak mendukung apabila suami tidak terlibat dalam pemilihan jenis kontrasepsi serta tidak memberikan persetujuan dalam pelayanan kontrasepsi F. Intrumen Penelitian Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner yaitu pertanyaan terstruktur untuk mendapatkan data primer dari responden. Kuesioner disusun dengan melakukan modifikasi pertanyaan yang berasal dari survei demografi dan kesehatan Indonesia (BPS et al, 2003). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiono, 2010). Variabel variabel penelitian yang dibutuhkan antara lain : 1. Data umum responden/identitas responden.mengenai 7 pertanyaan yaitu No RM .nama, umur, alamat, pendidikan, dan paritas. Data ini merupakan data umum yang tidak dinilai dan diukur 2. Alat ukur Tingkat Pengetahuan Ibu peserta ber KB dengan menggunakan
kuesioner,
instrumen
yang
digunakan
menggunakan jawaban : Benar Salah
diberi skor : 1
commit to user
diberi skor : 0
dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
3. Alat ukur Motivasi Ibu ber KB dengan menggunakan kuesioner dimana instrumen yang digunakan dengan skala likert dengan menggunakan jawaban : Sangat Setuju
= SS
diberi skor : 5
Setuju
= S
diberi skor: 4
Ragu ragu
= RG
diberi skor: 3
Tidak Setuju
= TS
diberi skor: 2
Sangat tidak setuju
= STS
diberi skor: 1
4. Alat ukur Persepsi Kesuburan pertanyaan.
setelah melahirkan
meliputi 20
Data yang diperlukan berupa data interval dikotomi
dengan jawaban benar dan salah. Setuju
diberi skor : 1
Tidak Setuju
diberi skor : 0 G. Uji validitas dan Reliabilitas
Sebelum digunakan kuesioner dilakukan pengujiaan validitas dan reliabilitas untuk mengetahui layak atau tidaknya digunakan dalam penelitian. 1. Validitas Validitas adalah ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam dalam mengukur suatu data (Ancok, 1987). Menyatakan bahwa validitas adalah indeks yang menunjukkan kemampuan suatu alat ukur (Kuesioner) sehingga
dapat mengukur variabel yang akan
diukur. Validitas suatu instrumen akan dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor totalnya, yang merupakan jumlah tiap skor butir. Dalam analisa item ini Masrun
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
(1979) menyatakan “tehnik Korelasi untuk menentukan validitas item ini sampai sekarang merupakan tehnik yang paling banyak digunakan. Item yang mempunyai korelasi positip dengan kriterium serta korelasi yang tinggi menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas tinggi pula. Syarat minimum yang dianggap memenuhi adalah r = 0,3. Jika korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 dianggap tidak valid ( sugiono, 2010:134).Dengan menggunakan Pearson product Moment:
r xy =
(∑
∑ x2
xy
)(∑
y2
)
ryx1 =
korelasi product moment antara x1 dengan y
ryx2
korelasi product moment antara x2 dengan y
=
Keterangan: r ∑X
: koefisien korelasi antara skor item dengan skor total. : Jumlah skor item.
∑Y: Jumlah skor total .
(Sugiono,2010: 183) 2. Reliabilitas Reliabilitas
adalah suatu ukuran yang menunjukkan hasil
pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih (Ancok, 1987). Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan kemampuan dan kepercayaan suatu alat ukur. Hal ini dengan tehnik belah dua yang dianalisa dengan rumus Spearman Brown atau dapat juga dengan Alpha Cronbach’s. Untuk keperluan ini maka instrumen
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
dibelah menjadi dua kelompok genap dan kelompok ganjil.tiap kelompok
disusun
sendiri
menghasilkan skor total
serta
skor
butir
dijumlah yang
sehingga dikorelasikan. Kuesioner
dikatakan reliabel apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan selalu konsisten apabila diulang. Untuk menguji consisten internal antar item peryataan dengan batas nilai lebih besar dari 0,60 ( Anzwar S,2009: 185). Dan rumus korelasi tersebut :
ri = 2.rb 1 + rb
Dimana : ri = reliabilitas internal seluruh instrumen rb = Korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua.
(Sugiono , 2010:131)
H. Cara Analisis Data 1.Pengolahan Data dengan menggunakan langkah sebagai berikut : a.Editing /Edit data. Data yang sudah ada dikoreksi kelengkapannya. Apabila ditemukan kesalahan maka dilakukan konfirmasi ke lapangan untuk memperoleh data yang benar. b.Coding /Pemberian kode. Data diklasifikasikan menurut masing masing kategori setiap kategori jawaban yang berbeda diberi kode yang berbeda untuk memudahkan pengolahan data. c.Entry /memasukkan data Memasukakan data ke dalam komputer
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
d.Clearing /pengecekan. Pengecekan data yang sudah dimasukkan guna memastikan bahwa data telah bersih dari kesalahan. 2.Setelah data dinyatakan lengkap maka selanjutnya dilakukan analisa dengan tahapan sebagai berikut dilanjutkan dengan uji koefisien Kontingensi a.Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu peserta KB dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan. Ditinjau dari hubungan : Korelasi Ditinjau dari skala data : Tingkat pengetahuan interval, persepsi kesuburan setelah melahirkan nominal Uji : Korelasi Product Moment b.Hubungan antara motivasi ibu peserta KB dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan. Ditinjau dari Hubungan : Korelasi Ditinjau dari skala data : motivasi nominal, persepsi kesuburan setelah melahirkan interval. Uji: Korelasi product moment c.Hubungan antara tingkat pengetahuan dan motivasi ibu pserta KB dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan . Ditinjau dari hubungan
: Korelasi
Ditinjau dari skala data :Tingkat pengetahuan interval dan motivasi nominal, persepsi kesuburan setelah melahirkan interval Uji : Korelasi ganda, parsial dilanjut regresi ganda .
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
I. Uji Hepotesis. 1.Rumusan untuk menguji 2 variabel menggunakan produk moment: menggunakan Pearson product Moment :
r xy =
(∑
ryx1 = ryx2
=
∑ x2
xy
)(∑
y2
)
korelasi product moment antara x1 dengan y korelasi product moment antara x2 dengan y
Keterangan: r
: koefisien korelasi antara skor item dengan skor total.
∑X
: Jumlah skor item.
∑Y: Jumlah skor total
(Sugiono,2010: 183)
2.Rumusan korelasi product moment ganda Rumus ini digunakan untuk menguji hipotesa dengan 3 variabel :
Ryx1 x2 =
r 2 yx1 + r 2 yx2 − 2ryx1 ryx2 rx1 x2 1 − r 2 x1 x2
Keterangan : Ryx1x2
: Korelasi antara variabel X1, dengan X2 secara bersamasama dengan variabel Y
ryx1
: Korelasi Product Moment antara X1 dengan Y
ryx2
: Korelasi Product Moment antara X2 dengan Y
rx1x2
: Korelasi Product Moment antara X1 dengan X2
3.Untuk mengetahui apakah koefisien korelasi itu dapat digeneralisasikan atau tidak, maka di uji dengan rumus F tabel:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
R2 / k Fh = 1 − R 2 / (n − k − 1)
(
)
Keterangan : R
: Koefisien korelasi ganda
k
: Jumlah variabel independen
n
: Jumlah anggota sampel
Pada korelasi ganda dapat dilanjutkan dengan regresi ganda, dengan rumus : Y` = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3
Keterangan : Y`
: Nilai yang diprediksikan
a
: Konstanta atau bila harga X = 0
b
: Koefisien regresi
X
: Nilai variabel independent
(Sugiono, 2010:191)
4.Apabila akan sekaligus menghitung persamaan regresi maka rumus yang digunakan adalah :
rxy =
n∑xi yi −(∑xi )(∑ yi )
{n∑x
}{
−(∑xi ) n∑ yi −(∑ yi )
2
2
i
2
2
}
Secara umum persamaan regresi sederhana (dengan satu prediktor) dapat dirumuskan sebagai berikut : Y` = a + b X Keterangan : Y`
: Nilai yang diprediksikan
a
: Konstanta atau bila harga X = 0
b
: Koefisien regresi
X
: Nilai variabel independen
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
J . Etika Penelitian Penelitian dilakukan dengan memberikan Informed choice dan informed consent. Respoden diberikan informasi mengenai tujuan, manfaat dan cara penelitian. Serta responden diberi lembaran persetujuan menjadi responden dalam penelitian ini yang bersedia diberi lembar persetujuan yang ditandatangani . K. Hasil uji Validitas dan Reliabelitas 1. Hasil uji validitas dan reliabelitas pada tingkat pengetahuan
a) Validitas Item Pertanyaan Pengetahuan Tabel 3.1 Hasil uji validitas kuesioner tingkat pengetahuan tentang persepsi kesuburan setelah melahirkan di wilayah puskesmas Klaten Utara tahun 2010.
Tabel 3.1 Validitas Item Pertanyaan Pengetahuan No Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Total correlation sbg r hitung P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15
.567 .914 .567 .772 .914 .634 .914 .545 .613 .732 .772 .467 .588 .634 .681
commit to user
r table 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444
Keputusan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
Berdasarkan Tabel 3.1 diatas diketahui dari 15 pertanyaan didapat semua item memiliki r hitung lebih dari 0,444 sehingga dapat dikatakan semua item tingkat pengetahuan ibu peserta KB tentang persepsi kesuburan setelah melahirkan valid. Dengan melihat hasil corelasi reliabititasnya terdapat corelasi sebesar 0,891. b). Uji validitas dan reliabilitas motivasi ibu peserta KB Tabel 3.2. Hasil uji validitas kuesioneir motivasi ibu peserta KB di wilayah Puskesmas Klaten Utara Tahhun 2010. Tabel 3.2 Validitas Item Pertanyaan Motivasi No
ITEM
Total correlation sbg r hitung
R tabel
Keputusan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M10 M11 M12 M13 M14 M15
.783
0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
.586 .777 .520 .576 .460 .610 .457 .498 .620 .557 .660 .471 .631 .551
Berdasarkan hasil analisa table 3.2 dari 15 pertanyaan motivasi di ketahui r hitung lebih besar daru r table 0,444 maka dapat dikatakan bahwa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
semua item motivasi valid .Hasil corelasi reliabilitas variabel ini terdapat 0,775. c). Validitas dan reliabilitas persepsi kesuburan setelah melahirkan. Tabel 3,3. Hasil uji validitas kuesioneir persepsi kessuburan setelah melahirkan di wilayah Puskesmas Klaten Utara Tahhun 2010. Table 3.3 Validitas Item Pernyataan Variabel Persepsi No item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16 K17 K18 K19 K20
Total correlation sbg r r tabel hitung .492 0.444 .515 0.444 .460 0.444 .581 0.444 .581 0.444 .460 0.444 .566 0.444 .568 0.444 .468 0.444 .548 0.444 .908 0.444 .923 0.444 .720 0.444 .508 0.444 .845 0.444 .908 0,444 .772 0,444 .681 0,444 .850 0,444 .468 0,444
Keputusan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan hasil analisa table 3.3 dari 20 pertanyaan persepsi di ketahui r hitung lebih besar daru r table 0,444 maka dapat dikatakan bahwa semua item motivasi valid . Hasil corelasi variabel ini menunjukkan hasil 0,652.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Tempat Penelitian. Adapun wilayah Puskesmas Klaten Utara terdiri dari 8 desa binaan antara lain desa Gergunung, Jebugan, Jonggrangan. Belang Wetan, Ketandan, Sekarsuli, Bareng Lor, Karang anom. Desa yang terdapat Poliklinik Kesehatan Desa ( PKD) antara lain : Sekarsuli, gergunung, Belang Wetan, Jonggrangan, Ketandan. Serta memiliki 1 Puskesmas Pembantu di Jebugan. Serta terdapat BPS 3 unit, RB 3 serta rumah sakit 1. Dimana terdapat posyandu sejumlah 48 dengan kader 215 orang kader. Penelitian ini dilakukan di wilayah Puskesmas Klaten Utara, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten. Pertimbangannya dimana wilayah tersebut sudah ada basis data yang lengkap dan dari segi sosial budaya dalam masyarakat sudah terbangun mengenahi tingkat pengetahuan dan motivasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu setelah melahirkan (postpartum) di wilayah Puskesmas Klaten utara Kabupaten Klaten dengan rentang waktu maksimal 6 bulan setelah melahirkan. Sedangkan berdasarkan rumus sampel yang diambil sebanyak 80 responden. B. Karakteristik Responden Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan penelitian potong lintang (cross sectional analytic) dan menggunakan pendekatan kuantitatif. Rancangan ini merupakan penelitian yang melakukan pengukuran variabel bebas dan variabel terikat secara bersamaan dalam satu waktu selama
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
penelitian. Sampel penelitian akan diambil secara acak sederhana (simple random sampling) dari data kelahiran di posyandu maupun di Bidan Praktek Swasta, rentang waktu kelahiran adalah maksimal 6 bulan dari kelahiran hingga saat penelitian dilakukan. Pada bab ini akan dibahas mengenahi hasil penelitian yang meliputi 3 variabel : tingkat pengetahuan ibu tentang peserta KB, motivasi ibu peserta kb serta persepsi
kesuburan setelah melahirkan. Dimana di wilayah
Puskesmas Klaten Utara ada sekitar 617 orang sebagai ibu setelah melahirkan dalam setahun, tetapi sasaran dalam penelitian hanya diambil 100 sampel dimana 20 untuk uji validitas dan 80 sebagai sampel penelitian. Data dapat diperoleh dengan menggunakan penyebaran kuesioner yang dibagikan kemudian dilakukan pengolahan data. Data yang sudah di peroleh maka dilakukan pengolahan dengan spss 16, serta perlu juga adanya pembahasan yang didukung adanya distribusi responden berdasarkan tingkat pengetahuan ibu, motivasi ibu peserta KB, persepasi kesuburan setelah melahirkan. C. Untuk
Hasil Penelitian
analisis data dalam rangka pembuktian terhadap hipotesis dan
masalah yang diteliti dengan menggunakan program SPSS 16, maka digunakan analsis univariat dan analisis bivariat. Adapun data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner, berikut ini beberapa penjelasan mengenai kedua analisis tersebut. Tujuan analisa univariat ini untuk mendeskripsikan keterkaitan antara variabel independen dengan variabel dependen berdasarkan fenomena masingmasing variabel dengan menampilkan distribusi frekuensi responden berdasarkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
variabel yang diteliti, yaitu mengetahui gambaran distribusi tingkat pengetahuan, motivasi dan persepsi kesuburan. 1.UJI HIPOTESIS. Analisis univariat a.
Distribusi Frekuensi Variabel Tingkat Pengetahuan . Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan. Kategori
Frekuensi
Persentase
Tinggi
46
57,50
Rendah
34
42,50
TOTAL
80
100,0
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa, sebagian besar responden mempunyai tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 46 responden dengan persentase 57,50 %. b. Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi . Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Motivasi. Kategori
Frekuensi
Persentase
Tinggi
43
53,80
Rendah
37
46,20
TOTAL
80
100,0
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa, sebagian besar responden mempunyai motivasi
tinggi sebanyak 43 responden dengan persentase
53,80 %.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
c. Distribusi Frekuensi Variabel Persepsi kesuburan setelah melahirkan Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Persepsi kesuburan setelah melahirkan Kategori
Frekuensi
Persentase
Baik
46
57,50
Tidak Baik
34
43,50
TOTAL
80
100,0
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa, sebagian besar responden mempunyai persepsi
baik sebanyak 46 responden dengan persentase
57,50 %. d. Distribusi Frekuensi tingkat Pengetahuan dengan Persepsi Kesuburan Setelah melahirkan Tabel 4.4 Distribus Frekuensi tingkat Pengetahuan dengan Persepsi Kesuburan ibu setelah melahirkan.
Persepsi Tidak Baik Tingkat Pengetahuan Rendah
Jumlah % Total
Tinggi
Jumlah % Total
Total
Jumlah % Total
Baik
Total
24
10
34
30.0%
12.5%
42.5%
10
36
46
12.5%
45.0%
57.5%
34
46
80
42.5%
57.5%
100.0%
Berdasarkan tabel 4.4 di atas tingkat pengetahuan rendah dengan persepsi kesuburan ibu setelah melahirkan (postpartum) tidak baik sebanyak 24 orang (30%), baik sebanyak 10 orang (12,5%). Sedangkan pengetahuan tinggi dengan persepsi kesuburan ibu postpartum tidak baik sebanyak 10 orang (12,5%) dam baik sebanyak 36 orang (45%). Hasil r x1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
y = 0.660 dengan hasil chi square diperoleh χ² = 19,090 dengan p value = 0.000. Sehingga disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan
dengan persepsi kesuburan ibu setelah melahirkan
(postpartum). e. Distribusi Frekuensi Motivasi
dengan Persepsi Kesuburan Ibu setelah
melahirkan Tabel 4.5 Distribus Frekuensi motivasi dengan Persepsi Kesuburan Ibu setelah melahirkan.
Persepsi Tidak Baik Motivasi
Rendah
Jumlah % Total
Tinggi
Jumlah % Total
Total
Jumlah % Total
Baik
Total
25
12
37
31.3%
15.0%
46.3%
9
34
43
11.3%
42.5%
53.8%
34
46
80
42.5%
57.5%
100.0%
Berdasarkan tabel 4.5 di atas motivasi rendah dengan persepsi kesuburan ibu postpartum tidak baik sebanyak 25 orang (313%), baik sebanyak 12 orang (15%). Sedangkan motivasi tinggi dengan persepsi kesuburan ibu postpartum tidak baik sebanyak 10 orang (12,5%) dam baik sebanyak 34 orang (42,5%). Hasil rx2y = 0,741 dengan hasil chi square diperoleh χ² = 17,701 dengan p value = 0.000. Sehingga disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara motivasi dengan persepsi kesuburan ibu setelah melahirkan (postpartum).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52
Analisis bivariat digunakan untuk menganalisa hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam hal ini variabel bebas adalah motivasi dan tingkat pengetahuan, sedangkan variabel terikat adalah persepsi kesuburan ibu setelah melahirkan (postpartum), maka uji statistik yang digunakan adalah regresi berganda dengan taraf signifikansi 95%. b.Uji Prasyarat 1).Normalitas Uji normalitas data sebaiknya dilakukan sebelum data diolah berdasarkan model-model penelitian. Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat nilai p-value dari Kolmogorov - Smirnov. Hasil Uji normalitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini: c. Analisis bivariat Tabel 4.6. Uji Normalitas.
Pengetahuan N a,,b Normal Parameters Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (p-value)
commit to user
80 11.78 2.327 .126 .083 -.126 1.124 .160
Motivasi 80 57.13 5.338 .120 .096 -.120 1.072 .201
Persepsi 80 14.19 3.894 .104 .096 -.104 .932 .350
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa p-value (Asymp. Sig.) > 0,05, maka data dari variabel independen dan variable dependen dalam penelitian dapat dikatakan berdistribusi normal. d. Uji Linieritas Uji linieritas diperoleh untuk mendeteksi adanya hubungan linier antara variabel X dan Y. Jika F hitung < F tabel atau p-value > 0,05 (α) maka dapat disimpulkan bahwa korelasinya linier, dan apabila F hitung > F tabel atau p-value < 0,05 (α) maka korelasinya tidak linier. Dari perhitungan (pada lampiran ) hasil uji Linearitas adalah Ha diterima, sebab pada variabel tingkat pengetahuan (X1) dengan persepsi kesuburan ibu postpartum (Y) didapat F hitung sebesar 1,330 dengan p-value (0,249) > 0,05. Jadi model regresi antara motivasi (X2) terhadap persepsi kesuburan ibu setelah melahirkan (postpartum) (Y) adalah linear. Sedangkan untuk variabel tingkat pengetahuan (X1) dengan persepsi kesuburan ibu postpartum (Y) didapat F hitung sebesar 1,505 dengan p-value 0,115 > 0,05. Jadi model regresi antara motivasi (X2) terhadap persepsi kesuburan ibu setelah melahirkan (postpartum) (Y) adalah linear. e.Analisa Regresi Berganda. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dan pengaruh tingkat pengetahuan dan motivasi dengan persepsi kesuburan ibu setelah melahirkan (postpartum)
maka digunakan fungsi linear yaitu regresi berganda yang
dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
Dimana : Y = Persepsi kesuburan ibu postpartum. .a = Konstanta .b1 = Koefisien regresi dari Tingkat Pengetahuan (X1) .X1 = Pengetahuan .b2 = Koefisien regresi dari Motivasi (X2) X2 = Motivasi Dari hasil analisis regresi berganda dengan menggunakan program SPSS dapat ditabulasikan sebagai berikut: Tabel 4.7 Hasil Analisis Data Regresi Linear Berganda Variabel
Koefisien Regresi t hitung
t tabel
p-value
Pengetahuan
0,671
5,445
1,960
0,000
Motivasi
0,403
7,510
1,960
0,000
Constanta
-16,758
Adj. R square
0,665
R square
0,674
F hitung
79,583
Sumber: data primer yang diolah 2010 Berdasarkan hasil uji pengolahan data tabel IV.7 diatas, maka dapat diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Y = -16,758 + 0,665X1 + 0,674X2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
Berdasarkan persamaan linier berganda di atas dapat diuraikan sebagai
berikut:
1). Nilai konstanta (-16,758) Konstanta bernilai negatif menunjukkan bahwa apabila tidak ada faktor tingkat pengetahuan (X1) dan motivasi (X2) maka persepsi kesuburan ibu setelah melahirkan (postpartum) (Y) turun sebesar 16,758. 2). Koefisien regresi variabel Tingkat pengetahuan. Nilai positif menunjukkan bahwa adanya hubungan searah pengetahuan
terhadap
persepsi
kesuburan
ibu
setelah
antara
melahirkan
(postpartum), artinya apabila pengetahuan responden semakin tinggi, maka persepsi kesuburan ibu postpartum semakin baik. 3). Koefisien regresi variabel motivasi. Koefisien regresi pada variabel motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap persepsi kesuburan ibu setelah melahirkan (postpartum), artinya apabila motivasi semakin tinggi maka persepsi kesuburan ibu setelah melahirkan (postpartum) semakin baik. 4). Analisis Uji t (Secara Parsial) a). Hubungan variabel pengetahuan terhadap persepsi kesuburan ibu postpartum. Pada taraf signifikan 0,05 diperoleh t hitung sebesar 5,445 > t tabel 1,960 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara variabel tingkat pengetahuan (X1) dengan persepasi kesuburan ibu setelah melahirkan (postpartum) (Y) . b).Hubungan variabel motivasi terhadap persepsi kesuburan ibu setelah melahirkan (postpartum).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
Pada taraf signifikan 0,05 diperoleh t hitung sebesar 7,510 > t tabel 1,960 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara variabel motivasi (X2) dengan persepsi kesuburan ibu setelah melahirkan (postpartum). c). Analisis Uji F (Secara Simultan) Uji F digunakan untuk menguji apakah variabel tingkat pengetahuan dan motivasi secara simultan mempunyai hubungan yang signifikan terhadap persepsi kesuburan ibu postpartum. Dengan menggunakan α 5% dan tingkat keyakinan sebesar 95%. Bedasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan diketahui F hitung sebesar 79,583 dengan p-value 0,000 maka dapat diambil kesimpulan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa variabel Tingkat pengetahuan dan motivasi dengan persepsi kesuburan ibu setelah melahirkan (postpartum) secara simultan berhubungan signifikan. 5). Uji Determinasi (R square) Uji ini bertujuan untuk menentukan proporsi atau persentase total variasi dalam variabel dependent yang diterangkan oleh variabel independent secara bersama-sama, dan besarnya pengaruh yang disebabkan oleh variabel lain tidak dapat dijelaskan. Hasil dari perhitungan R square adalah 0,674 dan koefisien determinasi yang disesuaikan (adjusted R square) sebesar 0,665 hal ini berarti 66,50% persepsi kesuburan ibu estela melahirkan (postpartum) dipengaruhi oleh factor tingkat pengetahuan dan motivasi sedangkan sisanya sebesar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57
34,50% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. D. Pembahasan Pada bagian ini akan dibahas secara rinci hasil penelitian yang dikaitkan dengan landasan teori yang di pakai dan hipotesis yang ada. Hasil penelitian melalui analisa univariabel yang dilakukan dapat memberikan gambaran Dari tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa, sebagian besar responden mempunyai tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 46 responden dengan persentase 57,50 %. Untuk variabel motivasi terlihat Dari tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa, sebagian besar responden mempunyai motivasi tinggi sebanyak 43 responden dengan persentase 53,80 %. Sedang pada variabel persepsi kesuburan setelah melahirkan terlihat pada Dari tabel 4.3 menunjukkan bahwa, sebagian besar responden mempunyai persepsi
baik sebanyak 43 responden dengan
persentase 57,50%. Untuk hasil analisa bivariabel antara lain ; Berdasarkan tabel 4.4 di atas tingkat pengetahuan rendah dengan persepsi kesuburan ibu setelah melahirkan (postpartum) tidak baik sebanyak 24 orang (30%), baik sebanyak 10 orang (12,5%). Sedangkan pengetahuan tinggi dengan persepsi kesuburan ibu postpartum tidak baik sebanyak 10 orang (12,5%) dan baik sebanyak 36 orang (45%). Hasil rx1y = 0,660 dan chi square diperoleh χ² = 19,090 dengan p value = 0.000. Sehingga disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan persepsi kesuburan ibu setelah melahirkan
(postpartum). Berdasarkan tabel 4.5 di atas motivasi rendah
dengan persepsi kesuburan ibu postpartum tidak baik sebanyak 25 orang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58
(313%), baik sebanyak 12 orang (15%). Sedangkan motivasi tinggi dengan persepsi kesuburan ibu postpartum tidak baik sebanyak 10 orang (12,5%) dan baik sebanyak 34 orang (42,5%). Hasil rx2y = 0,741 dan hasil chi square diperoleh χ² = 17,701 dengan p value = 0.000. Sehingga disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara motivasi dengan persepsi kesuburan ibu setelah melahirkan (postpartum). Berdasarkan tabel 4.5 di atas motivasi rendah dengan persepsi kesuburan ibu postpartum tidak baik sebanyak 25 orang (313%), baik sebanyak 12 orang (15%). Sedangkan motivasi tinggi dengan persepsi kesuburan ibu postpartum tidak baik sebanyak 10 orang (12,5%) dan baik sebanyak 34 orang (42,5%). Hasil chi square diperoleh χ² = 17,701 dengan p value = 0.000. Sehingga disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara motivasi dengan persepsi kesuburan ibu setelah melahirkan (postpartum). 1).Nilai konstanta (-16,758) Konstanta bernilai negatif menunjukkan bahwa apabila tidak ada faktor tingkat pengetahuan (X1) dan motivasi (X2) maka persepsi kesuburan ibu setelah melahirkan (postpartum) (Y) turun sebesar 16,758. 2). Koefisien regresi variabel Tingkat pengetahuan. Nilai positif menunjukkan bahwa adanya hubungan searah pengetahuan
terhadap
persepsi
kesuburan
ibu
setelah
antara
melahirkan
(postpartum), artinya apabila pengetahuan responden semakin tinggi, maka persepsi kesuburan ibu postpartum semakin baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59
3). Koefisien regresi variabel motivasi. Koefisien regresi pada variabel motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap persepsi kesuburan ibu setelah melahirkan (postpartum), artinya apabila motivasi semakin tinggi maka persepsi kesuburan ibu setelah melahirkan (postpartum) semakin baik. Analisis bivariat digunakan untuk menganalisa hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam hal ini variabel bebas adalah motivasi dan tingkat pengetahuan, sedangkan variabel terikat adalah persepsi kesuburan ibu setelah melahirkan (postpartum), maka uji statistik yang digunakan adalah regresi berganda dengan taraf signifikansi 95%. Uji linieritas diperoleh untuk mendeteksi adanya hubungan linier antara variabel X dan Y. Jika F hitung < F tabel atau p-value > 0,05 (α) maka
dapat
disimpulkan bahwa korelasinya linier dan apabila F hitung > F tabel atau pvalue < 0,05 (α) maka korelasinya tidak linier. Dari perhitungan (pada lampiran ) hasil
uji Linearitas adalah Ha diterima, sebab pada variabel
tingkat pengetahuan (X1) dengan persepsi kesuburan ibu postpartum (Y) didapat F hitung sebesar 1,330 dengan p-value (0,249) > 0,05. Jadi model regresi antara motivasi (X2) terhadap persepsi kesuburan ibu setelah melahirkan (postpartum) (Y) adalah linear. Sedangkan untuk variabel tingkat pengetahuan (X1) dengan persepsi kesuburan ibu postpartum (Y) didapat F hitung sebesar 1,505 dengan p-value 0,115 > 0,05. Jadi model regresi antara motivasi (X2) terhadap persepsi kesuburan ibu setelah melahirkan (postpartum) (Y) adalah linear. Bahwa dalam konsep ini
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60
seseorang akan tinggi motivasi sebagai peserta keluarga berencana apabila mereka kaum wanita terutama tahu dan mengerti akan konsep kesuburan setelah melahirkan serta tentang keluarga berencana akan menumbuhkan kesadaran terhadap mereka sehingga diharapkan akan menimbulkan suatu motivasi yang tinggi terhadap ibu untuk menjadi akseptor KB. Meskipun juga tingkat pengetahuan seseorang tinggi (status pendidikan tinggi) belum menjadi jaminan mempunyai motivasi tinggi sebagai akseptor KB apabila mereka belum paham terhadap pengetahuan tentang kesuburan setelah melahirkan. Tetapi bila mereka paham tentang pengetahuan kesuburan setelah melahirkan akan lebih menimbulkan motivasi menjadi akseptor KB meskipun status pendidikan tidak tinggi. Meskipun dalam proses tersebut terkadang dipengaruhi oleh faktor luar seperti umur ibu, status ekonomi, pendidikan, dukungan suami serta paritas ibu, meskipun faktor ini tidak peneliti teliti tetapi sangat berpengaruh. Juga motivasi ibu peserta KB ini juga dapat terpengaruh terhadap tempat pelayanan KB. Tetapi faktor luar ini dapat terkendali apabila kita sebagai tenaga kesehatan memberikan konseling informasi dan edukasi terhadap ibu masa nifas terutama untuk lebih mantap dan jelas sehingga ibu tersebut tidak menyimpan suatu kekuawatiran tentang alat kontrasepsi maupun metodenya. Dalam hal ini akan didukung berdasarkan hasil uji hipotesis yang di pakai di lihat dari t hitung variabel tingkat pengetahuan 5,445. Dengan tingkat significan 0.000, variable motivasi 7.510 dengan tingkat significan 0.000 dan hasil simultan terdapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61
uji F hitung 79.583.dengan significan 0.000,dengan p < 0,05 .dengan penjabaran dibawah ini. Dalam analisa variabel tingkat pengetahuan terdapat 46 respnden yang dikategorikan pengetahuan tinggi ada 57,5 % dan 34 yang dikategorikan tingkat pengetahuan rendah ada 42,5 %. Hipotesis 1 Terdapat hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan dengan persepsi kesuburan ibu setelah melahirkan (postpartum), terbukti kebenarannya. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda yang telah dilakukan, diketahui bahwa tingkat pengetahuan berpengaruh terhadap motivasi pemilihan kontrasepsi setelah melahirkan (postpartum) secara parsial. Hal ini dapat dilihat pada nilai t hitung dengan pvalue 0,000 < 0,05. Menurut Suryaningrat (2005) suatu informasi dapat menambah pengetahuan yang dapat merubah sikap, dimana sikap seseorang dapat terlihat dari prilaku cara mengubah ketidaktahuan serta sikap dan perilaku itu antara lain melalui pendidikan. Sedangkan menurut Budiningsih, (2005) pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan yang terus-menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-pemahaman baru. Dengan adanya pengetahuan ibu tentang keluarga berencana yang dikuatkan ibu terhadap pemahaman kesuburan setelah melahirkan diharapkan akan lebih memantapkan ibu untuk menjadi aseptor keluarga berencana secara dini.Sejalan dengan hasil penelitian Rini Prasetyaningsih dengan judul : ” Hubungan Pengetahuan dan Sikap Cara Menyusui Dengan Praktek Menyusui Ibu Post Partum Primipara di Rumah Sakit PKU Muhammadyah delanggu” Tahun 2007. Hasil penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62
menunjukkan Sikap tentang cara menyusui ibu postpartum Primipara ,dari uji F
hitung variabel pengetahuan dan praktek = 4.049 dengan tingkat
signifikan 0.000, F hitung dari hubungan variabel sikap dengan praktek sebesar 2.825 dengan tingkat signifikan 0.012 dari hubungan variabel sikap dan pengetahuan sebesar 2.958 dengan tingkat signifikan 0.011. Berdasarkan statistik disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan cukup kuat antara pengetahuan tentang cara menyusui dengan praktek menyusui ibu post partum primipara. Dwi Purnawati dengan judul : ” Hubungan Antara Pengetahuan dn Sikap pasangan Usia Subur tentang Kesehatan Reproduksi terhadap penundaan Kehamilan. Hasil Penelitian didapatkan Pengetahuan dan sikap berpengaruh secara signifikan terhadap penundaan kehamilan ( regresi logistik didapatkan = 0.000 < alpha ( 0,05 ), Ho ditolak. Kesimpulan adalah Ada hubungan antara Pengetahuan dan sikap pasangan usia subur tentang kesehatan reproduksi terhadap penundaan kehamilan .Sesuai dengan pendapat Mary Rowland ,MD. (2005) Bahwa ibu menyusui atau post partum paling baik dapat segera menjadi akseptor KB baru. Pada Hipotesis yang ke 2 Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dengan persepsi kesuburan ibu setelah melahirkan (postpartum), terbukti kebenarannya. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda yang telah dilakukan, diketahui bahwa
motivasi
berhubungan dengan persepsi
kesuburan ibu setelah melahirkan (postpartum) secara parsial. Hal ini dapat dilihat pada nilai t hitung dengan p-value 0,000 < 0,05. Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63
efektif dan reaksi untuk mencapai tujuan. Menurut Ngalim P (2004) pengertian lain dari motivasi disebut dorongan sedangkan Nana Syaodin S, (2003) berpendapat bahwa motivasi adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan atau perangsang. motivasi terbentuk oleh tenaga-tenaga yang bersumber dari dalam dan dari luar individu. Dengan demikian motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi internal dan berawal dari motif maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif pada saat saat tertentu terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan mendesak. Dengan adanya pemahaman yang kuat tentang kesuburan setelah melahirkan bahwa paling aman dalam memutuskan untuk mengikuti keluarga berencana dimana saat masa nifas tidak didapatkan suatu proses reproduksi yang aktif serta tidak terdapat penyakit yang kontra indikasi terhadap pemilihan salah satu jenis KB maka akan meningkatkan motivasi seorang ibu untuk segera menjadi aseptor KB. Sesuai pendapat Ilene s speizer (2009) bahwa motivasi kuat pada seorang wanita untuk tidak hamil memutuskan untuk memilih metode kontrasepsi. Pada Hipotesis yang ke 3 Terdapat hubungan yang signifikan antara Tingkat pengetahuan dan motivasi dengan persepsi kesuburan ibu setelah melahirkan (postpartum), terbukti kebenarannya. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda yang telah dilakukan, diketahui bahwa tingkat pengetahuan dan motivasi secara simultan berhubungan dengan perilaku pemilihan kontrasepsi, hal dapat dilihat dari nilai F hitung dengan p-value 0,000 < 0,05.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64
Persepsi merupakan suatu keadaan yang integrated dari individu terhadap stimulus yang diterimanya sehingga pengetahuan, pengalaman, keyakinan, kepentingan, perhatian
dan faktor faktor lain akan sangat berpengaruh
terhadap persepsi individu. Konsep tersebut sangat relevan dengan adanya perbedaan persepsi antar individu meskipun stimulus yang diterima sama. Persepsi merupakan proses pengorganisasian dan penafsiran pola stimulus dalam lingkungan .terbentuknya persepsi dalam diri seseorang terjadi apabila stimuli yang sangat komplek masuk kedalam otak dan setelah melalui proses yang sangat rumit akan menghasilkan makna serta arti atau tafsiran terhadap stimulus tersebut. Persepsi kesuburan setelah melahirkan meliputi aspek pengetahuan tentang kesuburan melahirkan, harapan dan manfaat yang diinginkan, resiko dan evaluasi yang berhasil disimpulkan. Kesuburan setelah melahirkan merupakan kembalinya keseimbangan antara fungsi kelenjar hypothalamus anterior dan sekresi gonadrophin. Meskipun merupakan suatu proses yang kompleks tetapi konsep mengenai penekanan ovulasi dan siklus menstruasi melalui aktivitas pemberian ASI sudah dipahami. Frekuansi menyusu yang menghasil prolaktin berhubungan erat dengan perubahan sekresi LH dan aminorea. Secara klinis pengukuran kesuburan dilakukan saat kembalinya menstruasi setelah melahirkan dan tergantung pada durasi dan frekuansi menyusui (Egbuonu et al, 2005). Kesuburan setelah melahirkan merupakan fungsi fisiologis ketika aktivitas menyusui tidak mampu lagi menekan datangnya ovulasi. Fenomena penurunan prevalensi pemberian ASI esklusif akan menyebabkan kesuburan setelah melhirkan datang lebih cepat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65
Penurunan ekologi menyusu menyebabkan rata rata jarak kelahiran yang semula 2 tahun menjadi 1 tahun. Karena meliputi ekologi sebagai berikut: Bayi hanya diberikan ASI 6 bulan pertama, ASI diberikan sesuai dengan kebutuhan bayi siang dan malam hari, pengenalan makanan terbatas berangsur angsur setelah usia 6 bulan, Dan dilanjutkan makanan utama diatas 1 tahun atau lebih (jakcson, 1998). Menyusui dapat menekan datangnya kesuburan dengan waktu yang bervariasi. Cara bayi menyusu atau menghisap sangat menentukan periode datangnya kembali kesuburan yang tertekan oleh aktivitas menyusui. Rangsangan pada puting oleh isapan bayi menghasilkan 3 respon: Pelepasan hormon oksitosin dan kelenjar posterior untuk melepaskan ASI kepada bayi, Melepaskan hormon prolaktin yang sangat diperlukan untuk memproduksi ASI sebagai makanan bayi, dan penekanan sekresi gonadhotropin yang akan menekan aktivitas ovarium (Mcneilly,1996). Kesuburan setelah melahirkan merupakan kembalinya keseimbangan antara fungsi kelenjar hypothalamus anterior dan sekresi gonadhotrophin sehingga terjadi ovulasi. Resiko akan terjadi bila ibu postpartum tidak dilindungi kontrasepsi sudah aktif secara seksual. Kembalinya mentruasi merupakan tanda yang jelas bagi ibu postpartum bahwa dirinya telah kembali subur, tetapi ovulasi tidak selalu ditandai dengan datangnya mentruasi. Dengan kuatnya seorang ibu mengetahui kesuburan setelah melahirkan dengan pasti maka akan lebih mantap dengan adanya tingkat pengetahuan ibu terhadap macam macam keluarga berencana dan cara kerjanya sehingga akan menimbulkan suatu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66
motivasi yang kuat dari dalam diri ibu untuk memilih atau menjadi akseptor KB dapat juga menimbulkan suatu kesadaran untuk segera menjadi dan memilih akseptor keluarga berencana (Mcneilly,1996). Kesuburan setelah melahirkan merupakan kembalinya keseimbangan antara fungsi
kelenjar
hypothalamus - anterior dan sekresi gonadhotrophin sehingga terjadi ovulasi. Resiko akan terjadi bila ibu postpartum tidak dilindungi kontrasepsi sudah aktif secara seksual. Kembalinya mentruasi merupakan tanda yang jelas bagi ibu postpartum bahwa dirinya telah kembali subur, tetapi ovulasi tidak selalu ditandai dengan datangnya mentruasi. Dengan kuatnya seorang ibu mengetahui kesuburan setelah melahirkan dengan pasti maka akan lebih mantap dengan adanya tingkat pengetahuan ibu terhadap macam macam keluarga berencana dan cara kerjanya sehingga akan menimbulkan suatu motivasi yang kuat dari dalam diri ibu untuk memilih atau menjadi akseptor KB dapat juga menimbulkan suatu kesadaran untuk segera menjadi dan memilih akseptor keluarga berencana. E.Keterbatasan penelitian Dalam pelaksanaan penelitian ini ada suatu keterbatasan yang menjadi suatu kendala antara lain : Adanya keterbatasan tenaga, pikiran, waktu ,serta dana dalam pelaksanaan penelitian sehingga masih perlu adanya inovasi .
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V
digilib.uns.ac.id
PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan hasil analisis data mengenai analisis hubungan antara pengetahuan dan motivasi dengan persepsi kesuburan ibu setelah melahirkan (postpartum), dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan yang signifikan antara Tingkat pengetahuan dengan persepsi kesuburan ibu setelah melahirkan. Dapat dibuktikan dengan melihat Hasil rx1y = 0,660 chi square diperoleh χ² = 19,090 dengan p value = 0.000. Sehingga disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan persepsi kesuburan ibu setelah melahirkan (postpartum). 2. Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi ibu peserta keluarga berencana (KB) dengan persepsi kesuburan ibu setelah melahirkan. Dapat dibuktikan dengan melihat hasil rx2y = 0,741 chi square diperoleh χ² = 17,701 dengan p value = 0.000. Sehingga disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara motivasi
dengan persepsi kesuburan ibu setelah melahirkan
(postpartum). 3. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan motivasi ibu peserta keluarga berencana (KB) dengan persepsi kesuburan ibu setelah melahirkan. Dengan menggunakan α 5% dan tingkat keyakinan sebesar 95%. Bedasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan diketahui F hitung sebesar 79,583 dengan p-value 0,000.
commit to user
68
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id B. Implikasi
1. Implikasi Teoritis Hasil penelitian menyimpulkan ada hubungan yang bermakna tingkat pengetahuan dan motivasi ibu peserta keluarga berencana (KB) dengan persepsi kesuburan ibu setelah melahirkan. Dengan adanya hubungan tersebut, maka implikasi teoritisnya adalah ibu setelah melahirkan yang mempunyai tingkat pengetahuan dan motivasi yang tinggi akan mempunyai persepsi yang baik tentang tingkat kesuburan ibu setelah melahirkan sehingga akan lebih mantap untuk menjadi peserta Keluarga Berencana (KB). Meskipun dalam peningkatan motivasi tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor luar antara lain umur ibu, status ekonomi, pendidikan, paritas serta adanya dukungan suami dan yang tidak bisa terlepas adalah dengan adanya tingkat pengetahuan yang tinggi (KIE) konseling informasi edukasi tentang persepsi kesuburan setelah melahirkan serta tentang keluarga berencana maka akan menimbulkan suatu kesadaran yang tinggi pula maka terwujud adanya suatu motivasi untuk menjadi akseptor KB.
2. Implikasi Praktis Dengan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dan motivasi ibu peserta keluarga berencana dengan persepsi kesuburan ibu setelah melahirkan (postpartum), membuktikan bahwa tingkat pengetahuan dan motivasi, sangat bermanfaat dalam menentukan ibu untuk lebih sadar
commit to user
69
menjadi peserta keluarga berencana (KB). Sehingga tingkat pengetahuan dan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id motivasi diyakini dapat meningkatkan persepsi yang baik dalam menentukan ibu menjadi akseptor KB. Dan perlu juga adanya dukungan dari sebuah adanya konseling informasi edukasi (KIE ) terhadap ibu setelah melahirkan tentang KB akan lebih mantab meskipun ada pengaruh dari faktor luar meskipun tentang suku, agama dan ras. Dan Hal ini pun akan dapat di laksanakan pada daerah yang hampir sama demografinya dengan wilayah puskesmas Klaten utara.
C. Saran 1. Bagi Institusi / tempat pelayanan Hendaknya memberikan motivasi kepada ibu setelah melahirkan (postpartum) yang akan menjadi akseptor KB dan terlebih dahulu memberikan penyuluhan yang jelas tentang pengetahuan mengenai kesuburan ibu setelah melahirkan (postpartum). Perlunya perlindungan atau kebijakan khusus dalam pelayanan KB bagi tempat atau tenaga medis secara umum guna menghindari penyalah gunaan kontrasepsi oleh akseptor KB . 2. Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini memiliki sejumlah keterbatasan diantaranya kesulitan yang ditemukan dalam penelitian ini adalah pengambilan responden harus didasarkan pada penelusuran data, serta wawancara memerlukan waktu
commit to user
70
relatif lama. Kelemahan penelitian adalah kemungkinan terjadinya recall bias perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id karena responden harus menjawab pertanyaan mengenahi kejadian 6 bulan pertama setelah melahirkan sehinga responden lupa mengenahi informasi tertentu. Untuk memperbaiki kelemahan dalam peneltian ini maka diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk memperpendek angka kejadian bulan pertama setelah melahirkan, dan menambah variabel lain yang berhubungan
dengan
persepsi
kesuburan
(postpartum).
commit to user
ibu
setelah
melahirkan