HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN JENIS GASTRITIS PADA PASIEN YANG BEROBAT JALAN DI PUSKESMAS BONE-BONE KECAMATAN BONE-BONE KABUPATEN LUWU UTARA Abdul Rahman ABSTARAK Pada tahun 2007 penyakit gastritis menempati urutan yang ke 9 dari 50 peringkat utama pasien rawat jalan di seluruh rumah sakit di Indonesia dengan jumlah kasus 218.500 serta survey yang dilakukan pada masyarakat Jakarta pada tahun 2010 yang melibatkan 1.645 responden mendapatkan bahwa pasien dengan masalah gastritis ini mencapai 60% artinya masalah gastritis ini memang ada di masyarakat dan tentunya harus menjadi perhatian kita semua. Penelitian dilakukan di Puskesmas Bone-Bone Kecamatan Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola makan dengan jenis gastritis pada pasien yang berobat jalan di Puskesmas Bone-Bone. Jenis penelitian adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel adalah sebagian pasien yang berobat jalan di Puskesmas Bone-Bone Kecamatan Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara. Jumlah sampel sebanyak 40 pasien. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan data diolah dengan menggunakan spss. Hasil penelitian menunjukan Pasien yang berobat jalan di Puskesmas Bone-Bone sebagian besar pola makannya tidak teratur (80%), dan setengahnya (20%) pola makannya teratur tentang jenis gastritis. Pasien yang berobat jalan di Puskesmas Bone-Bone lebih banyak menderita gastritis akut sebagian besar (57%), dan setengahnya (42%), menderita gastritis kronis. Tidak ada hubungan antara pola makan dengan jenis gastritis dengan nilai p (0,107) > α (0,05).
ABSTRACT THE CORRELATION BETWEEN DIET AND GASTRITIS TYPES ON PATIENTS IN BONE-BONE PRIMARY HEALT CARE NORT LUWU REGENCY
1
Suradi Efendi1, Ilham Syam1, Abdul Rahman1 School of Health Sciences (STIK) Makassar, Indonesia
Introductio: In 2007 gastritis disease ranks 9th outpatients acroos hospital in Indonesia with.218.500 cases.
out
of
50
major
rankings
Research Objectives: To determine the correlation between diet and gastritis Types on patients in Bone Bone Primary Health Care. Research Methods: This research is analytical research with cross sectional approach. The sample is 40 patients. Sampling was done by accidental sampling, collecting primary data using questionnaires and the data processed using SPSS. Research Results: Most patients have irragular diet ( 80% ) and the half ( 20% ) have a regular diet on gastritis types. Most patients suffer more acute gastritis ( 57% ) and the halt ( 42% ) suffering from chronic gastritis. There is no correlation between diet and gastritis types p (0,107 ) > α (0,05 ). Conclusion: There is no correlation between diet and gastritis types. However, the society should keep their diet. Keywords: Diet, Gastritis Types
I.
PENDAHULUAN Saat ini dengan moderennya zaman, semakin juga banyak penyakit yang timbul akibat gaya hidup manusia dan penularan bakteri. Salah satunya penyakit gastritis, yang terjadi karena inflamasi yang terjadi pada lapisan lambung yang menjadikan sering menjadikan sering merasa nyeri pada bagian perut. Penyakit ini tidak bisa menular tapi biasanya bakteri Helycobacteri pylori masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan. Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung. Secara histopastologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltarsi selsel radang pada daerah tersebut. Gastritis merupakan salah satu penyakit yang banyak dijumpai di klinik atau ruangan penyakit dalam pada umumnya. Kejadian gastritis meningkat 5 – 6 tahun ini bisa menyerang semua jenis kelamin karena pola makan yang buruk (Tati, 2010). Gastritis di bagi 2 yaitu gastritis akut dan gastritis kronis. Gastritis akut adalah kelainan klinis akut yang jelas penyebabnya dengan tanda dan gejala yang khas, biasanya ditemukan sel inflamasi akut dan neutrofil. Sedangkan gastritis kronis merupakan suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang menahun yang disebabkan oleh ulkus dan berhubungan dengan bakteri. Jumlah kasus gastritis sekitar 1,82,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahunnya di Dunia dan umumnya terjadi pada penduduk yang berusia lebih. dari 60 tahun. Sedangkan di Asia Tenggara, insiden terjadi gastritis sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Prevalensi gastritis yang dikonfirmasi melalui endoskopi
pada populasi di Shanghai sekitar 17,2% yang secara substantial lebih tinggi dari pada populasi di Barat yang berkisar 4,1% (Setiawan, 2009). Pada tahun 2007 penyakit gastritis menempati urutan yang ke 9 dari 50 peringkat utama pasien rawat jalan di seluruh rumah sakit di Indonesia dengan jumlah kasus 218.500 serta survey yang dilakukan pada masyarakat Jakarta pada tahun 2010 yang melibatkan 1.645 responden mendapatkan bahwa pasien dengan masalah gastritis ini mencapai 60% artinya masalah gastritis ini memang ada di masyarakat dan tentunya harus menjadi perhatian kita semua (Okviani, 2011). Menurut data dari Dinas Kesehatan Kota Makassar, gastritis termasuk dalam 10 penyakit utama di Kota Makassar. Pada tahun 2010 tercatat sebanyak 43.547 kasus.Dan pada tahun 2011 tercatat sebanyak 46.939 kasus (Dinkes Makassar, 2011). Berdasarkan data awal yang diperoleh di Puskesmas Bone-Bone Kecamatan Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara pasien yang berobat jalan dan menderita gastritis pada tahun 2011 tercatat sebanyak 928 kasus, pada tahun 2012 tercatat 1.891 kasus. Sakit gastritis sering kita abaikan dengan cara minum obat tanpa konsultasi ke dokter karena dianggap gangguan kecil. Gastritis kebanyakan di sebabkan dari pola makan yang tidak teratur maupun jenis makanan, frekuensi makan dan jumlah makannya. Untuk mengurangisakit gastritis, minumlah air putih hangat pada saat bangun tidur, makan lebih baik 3 sampai 6 kali dalam porsi kecil dari pada 1 kali dalam porsi berlebihan dan pertimbangan keterbatasan daya tampung lambung, biasakan makan pagi
dan jangan menahan lapar hanyak karena kesibukan atau karena bukan saat jam makan, dan jangan makan tergesa-gesa, beri jarak antara saat menyantap satu makanan ke makanan berikutnya. Pola makan pada penderita gastritis adalah makan sedikit-dikit, tidak kenyang juga tidak lapar. Hindari makan makanan yang merangsang pengeluaran asam lambung. Penderita gastritis tidak boleh menunda waktu makan, namun jika tidak sempat makan maka makanlah kue untuk menetralkan asam lambung (Okviani, 2011). Dengan melihat latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai” Hubungan Antara Pola Makan Dengan Jenis Gastritis Pada Pasien Yang Berobat Jalan Di Puskesmas Bone-Bone Kecamatan Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara. II. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei analitik yang merupakan suatu penelitian yang melihat hubungan antara variabel Independen dengan variabel Dependen. Desain penelitian ini yang digunakan adalah Cross sectional. Cross sectional merupakan rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan. B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1) Lokasi penelitian Lokasi penelitian di Puskesmas Bone-Bone Kecamatan Bone-Bon Kabupaten Luwu Utara. 2) Waktu penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada 21 Juni - 4 Juli 2013.
A.
Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah semua penderita gastritis yang memeriksakan dirinya ke Puskesmas Bone-Bone Kecamatan Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara, pada bulan Januari 109 kasus dan bulan Maret 138 kasus tahun 2013. 2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang menderita gastritis yang berobat jalan di Puskesmas Bone-Bone. a. Kriteria inklusi 1) Penderita gastritis yang memeriksakan kesehatannya di Puskesmas Bone-Bone Kecamatan Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara. 2) Pasien gastritis yang siap menjadi responden. b. Kriteria eksklusi 1) Pasien tidak bersedia menjadi responden. 2) Pasien tidak terdiagnosa gastritis akut maupun kronis. 1. Sampling Tehnik pengambilan sampel dengan cara accidental sampling adalah pengambilan sampel yang dilakukan dengan kebetulan bertemu. III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian mengenai Hubungan Antara Pola Makan Dengan Jenis Gastritis Pada Pasien Yang Berobat Jalan Di Puskesmas Bone-Bone
Kecamatan Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara 2013, dilakukan selama 12 hari mulai dari tanggal 21 Juni 2013 sampai 4 Juli 2013. Cara pengambilan data dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada pasien yang telah terdiagnosa gastritis oleh dokter, yang datang memeriksakan dirinya di Puskesmas Bone-Bone Kecamatan Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara. Responden mengisi sendiri kuesioner yang diberikan sambil mengajukan beberapa pertayaan jika tidak ada yang di pahammi dalam kuesioner. 1. Karakteristik Responden Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas BoneBone Kecamatan Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara dengan 40 responden diperoleh data sebagai berikut : a. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 1 26 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Di puskesmas Bone-Bone Kecamatan Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara Jenis f % Kelamin Perempuan 30 75,0 Laki-Laki 10 25,0 Jumlah 40 100,0 Sumber: Data Primer, 2013 Pada table 1 distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin pada penderita gastritis menunjukan jumlah responden untuk penderita gastritis lebih banyak perempuan dibandingkan dengan laki-laki
yaitu perempuan sebanyak 30 orang (75%) sedangkan laki-laki 10 orang (25%). b. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Di puskesmas Bone-Bone Kecamatan Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara Umur (Tahun) 5-15 16-18 19-37 38-59
f
%
3 1 19 10
7,5 2,5 47,5 25,0
60-94 7 17,5 Jumlah 40 100,0 Sumber : Data Primer, 2013 . Tabel 2 menunjukan jumlah responden terbanyak berumur 19-37 tahun yaitu 19 orang (47,5%) sedangkan jumlah responden yang sedikit berumur 16-18 tahun yaitu 1 orang (2,5%). 2. Analisis Univariat Analisa univariat dilakukan terhadap tiap-tiap variabel penelitian. Pada analisa ini akan menghasilkan distribusi frekuensi dari tiap variabel-variabel yang berhubungan. Adapun variabelvariabel yang dianalisis yaitu: a. Pola Makan Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pola Makan Di puskesmas Bone-Bone Kecamatan Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara
Pola F % Makan Tidak 32 80,0 Teratur Teratur 8 20,0 Jumlah 40 100,0 Sumber : Data Primer, 2013 Tabel 3 menunjukan bahwa responden yang mempunyai pola makan yang tidak teratur terhadap jenis gastritis berjumlah 32 orang (80%) dan responden yang mempunyai pola makan yang teratur terhadap jenis gastritis berjumlah 8 orang (20%). b. Jenis Gastritis Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Gastritis Di puskesmas Bone-Bone Kecamatan Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara Jenis f % Gastritis Kronis 17 42,5 Akut 23 57,5 Jumlah 40 100,0 Sumber : Data Primer, 2013 Tabel 4 menunjukan bahwa responden yang menderita gastritis kronis berjumlah 17 orang (42,5%) dan responden yang menderita gastritis akut berjumlah 23 orang (57,5%). 3. Analisis Bivariat Analisis bivariat pada penelitian Hubungan Antara Pola Makan Dengan Jenis Gastritis Pada Pasien Yang Berobat Jalan Di Puskesmas Bone-Bone Kecamatan Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara, diuji dengan hasilnya sebagai berikut: Tabel 5
Hubungan Antara Pola Makan Dengan Jenis Gastritis Pada Pasien Yang Berobat Jalan Di Puskesmas Bone-Bone Kecamatan Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara Pola Makan
Jenis Gastritis Kronis Akut f % f %
Tidak 16 Teratur Teratur 1 Jumlah 17
50 12,5 42,5
16
50
7 87,5 23 57,5
Jumlah f
%
32
100,0
8 40
100,0 100,0
Sumber : Data Primer, 2013 Tabel 5 menunjukan bahwa dari 32 (100%) responden menurut pola makan tidak teratur sebanyak 16 responden (50%) yang menderita gastritis kronis dan 16 responden (50%) menderita gastritis akut. Sedangkan dari 8 (100%) responden menurut pola makan teratur sebanyak 1 responden (12,5%) yang menderita gastritis kronis dan 7 responden (87,5%) menderita gastritis akut. Dari hasil analisis dengan meggunakan uji Fisher Exact diperoleh nilai 𝜌 (0,107) > α (0,05). Dengan demikian maka hipotesis penelitian ditolak. Hal ini berarti tidak ada hubungan antara pola makan dengan jenis gastritis pada pasien yang berobat jalan di Puskesmas Bone-Bone Kecamatan Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara. A. Pembahasan 1. Karakteristik Responden Jenis kelamin perempuan lebih banyak yang menderita gastritis yaitu 30 orang (75%) di bandingkan dengan laki-laki yaitu sebanyak 10 orang (25%). Dan di liat dari segi umur yang menderita gastritis lebih banyak terjadi pada kelompok umur 19-37 tahun yaitu
P Value
0,107
sebanyak 19 orang (47,5%) dan terendah terjadi pada kelompok umur 16-18 tahun yaitu sebanyak 1 orang (2,5%). 2. Hubungan Antara Pola Makan Dengan Jenis Gastritis Dari 32 (100%) responden menurut pola makan tidak teratur sebanyak 16 responden (50%) yang menderita gastritis kronis dan 16 responden (50%) menderita gastritis akut. Sedangkan dari 8 (100%) responden menurut pola makan teratur sebanyak 1 responden (12,5%) yang menderita gastritis kronis dan 7 responden (87,5%) menderita gastritis akut. Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan maksud tertentu seperti mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit. Pola makan sehari-hari merupakan pola makan seseorang yang berhubungan dengan kebiasaan makan setiap harinya (Husada, 2009). Sakit gastritis sering kita abaikan dengan cara minum obat tanpa konsultasi ke dokter karena dianggap gangguan kecil. Gastritis kebanyakan di sebabkan dari pola makan yang tidak teratur maupun jenis makanan, frekuensi makan dan jumlah makannya. Pola makan pada penderita gastritis adalah makan sedikit-dikit, tidak kenyang juga tidak lapar. Hindari makan makanan yang merangsang pengeluaran asam lambung. Penderita gastritis tidak boleh menunda waktu makan, namun jika tidak sempat makan maka makanlah kue untuk menetralkan asam lambung (Okviani, 2011). Yang di maksud pola makan yang tidak teratur dalam penelitian ini adalah
jika makan < 3 kali sehari dalam sehari dan penjegahan agar penyakit gastritis tidak kambuh adalah makan tiga kali sehari pagi, siang, malam dan hindari makanan yang dapat merangsang peningkatan asam lambung yaitu terlalu pedis dan asam. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Fisher Exact di peroleh nilai p (0,107) > α (0,05). Dengan demikian maka hipotesis penelitian ditolak. Hal ini berarti tidak ada hubungan antara pola makan dengan jenis gastritis pada pasien yang berobat jalan di Puskesmas Bone-Bone Kecamatan Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Nurminda Erna (2008) di Falkutas Kedokteran Universitas Andalas Padang yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pola makan dengan jenis gastritis pada remaja di SMKN 06 terhadap kejadian gastritis dapat dikarenakan adanya pola makan yang baik pada remaja telah mengetahui manfaat dari pola makan yang baik dan benar serta bahayanya apabila terserang penyakit gastritis. Berdasarkan analisis bivariat dapat diketahui bahwa ada responden yang pola makannya teratur tetapi menderita gastritis kronis dan ada responden yang pola makannya teratur menderita gastritis akut. Hal ini di sebabkan masih adanya pasien yang sudah menderita gastritis tetapi masik juga pola makanya tidak teratur. Pola makan yang tidak teratur bisa menderita jenis gastritis kronis 50% dan gastritis akut 50%. Karena lebih banyak pasien yang menderita gastritis akut dari pada pasien yang menderita gastritis kronis yang didapat dari hasil penelitian di Puskesmas Bone-Bone Kecamatan Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara.
Sehingga penelitian ini hasilnya tidak berhubungan. IV. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan : 1. Pasien yang berobat jalan di Puskesmas Bone-Bone sebagian besar pola makannya tidak teratur (80%), dan setengahnya (20%) pola makanya teratur tentang jenis gastritis. 2. Pasien yang berobat jalan di Puskesmas Bone-Bone lebih banyak menderita gastritis akut sebagian besar (57%), dan setengahnya (42%), menderita gastritis kronis. 3. Tidak ada hubungan antara pola makan dengan jenis gastritis dengan nilai p (0,107) > α (0,05). B. Saran 1. Di harapkan kepada petugas kesehatan Puskesmas Bone-Bone Kecamatan Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara agar terus meningkatkan penanganan gastritis yang bersifat segera, tepat dan komprehensif terutama dalam memberikan pelayanan keperawatan. 2. Bagi institusi pendidikan, perlu dilaksanakan penelitian lebih lanjut tentang hubungan pola makan dengan jenis gastritis 33 dengan jumlah sampel yang lebih besar, metode penilitian yang lain, serta mengikutsertakan variabelvariabel lain yang belum diteliti untuk memperoleh hasil yang lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA Bare Smeltzer, dkk. 2002, Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 , EGC, Jakarta. Dinkes. Makassar, 2011, Sepuluh penyakit Utama Di Kota Makassar, (http://www.dinkesmakassar.net/index .php/berita/details/65/Data Penyakit Utama Di Kota Makassar Di 3 Tahun Makassar, diakses 15 Maret 2013). Depdiknas, 2001, Pengertian Pola Makan (http://forbetterhealth .wordpress. com /2008/0 /19/ pola-makan/, diakses 29 Agustus 2013). Edy Utomo, 2009, Dua Rahasia Mengatasi Sakit Maag Secara Permaneni, (http://www.edyutomo.com/kesehatan/ sakit-maag-dipicu-oleh-meningkatnyaasam-lambung), diakses 20 Maret 2013). Hidayat Alimul Aziz, 2008, Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah, Salemba Medika, jakarta. Hidayat Alimul Aziz, 2009, Metode Penelitian Keperawatan dan Analisis Data, Salemba Medika, Jakarta. Husada Syakira, 2009, Pola Makan, (http://puskesmas-oke.com, diakses 2 Maret 2013). Maulidiyah, 2006, Hubungan Antara Stres dan Kebiasaan Makan dengan Kejadian Gastritis, (http://digilip.unimus.ac.id/files/disk1/ 132/jtp, diakses 15 Januari 2013). Nurminda Erna, 2008, Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Gastritis pada Remaja di SMKN 06 Padang, Fakultas Kedokteran. :
(http://repository.unand.ac.id/id/eprint/
14843, diakses 30 Maret 2013). Okviani Wati, 2011, Hubungan Pola Makan Dengan Gastritis, (http://www.library.upnvj.ac.id./pdf/3k eperawatanpdf/207312041/bab1.pdf diakses 12 Maret 2013). Sudoyo W. Aru, dkk. 2009, Ilmu Penyakit Dalam, Internal Publishing, Jakarta. Syadam Gouzali, 2011, Memahami Berbagai Penyakit Pernapasan dan GangguanPencernaan, Alfabeta, Bandung. Shanty Meita, 2011, Penyakit Saluran Pencernaan, Kata Hati, Jogjakarta.
Setiawan Habibi, 2009, Hubungan Minum Teh dengan Gastritis, (http://www.scribd.com/doc/41621704 , diakses 14 Maret 2013). Tati Onsiana, 2010, Hubungan Antara Pola Makan dengan Kejadian Gastritis, (http://www.slideshare.net/interdihati, diakses 15 Februari 2013). Uripi Vera, 2004, Menu Untuk Penderita Hepatitis dan GC, Jakarta. Gangguan Saluran pencernaan, Puspa Swara, Jakarta. Puji E, dkk. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi Edisi 9, Makassar.
SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN JENIS GASTRITIS PADA PASIEN YANG BEROBAT JALAN DI PUSKESMAS BONE-BONE KECAMATAN BONE-BONE KABUPATEN LUWU UTARA
ABDUL RAHMAN 20906054
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR MAKASSAR 2013